Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Berbantuan Alat Peraga terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Segiempat Oleh: Amalia Fitri Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan Abstract - Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Berban
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
26
Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Berbantuan Alat Peraga terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Segiempat
Oleh:
Amalia Fitri
Pendidikan Matematika FKIP
Universitas Pekalongan
Abstract
The research was aimed at first investigating the problem solving of
students who were taught with the CIRC method especially within the
material of quadrilateral, and second investigating wether the students
could reach the competence expected. The results of the research
showed that the students taught with CIRC model were better in
achieving in competence. In conclusion this model of teaching could be
used to improve student’s problem solving skills both for the material of
quadrilateral and for other materials having similiar characteristics.
Keywords : CIRC type of cooperative learning model, problem solving
skill.
.
mereka dalam mengerjakan matematika,
PENDAHULUAN
Matematika merupakan hal yang
menjadi
seorang
pemecah
masalah
tidak pernah lepas dari kehidupan kita.
matematika, serta dapat belajar bernalar
Hal ini terlihat dari hal yang sederhana
dan berkomunikasi secara matematika.
seperti berhitung yang dibutuhkan dalam
Kemampuan pemecahan masalah sebagai
kegiatan sehari-hari sampai matematika
salah
yang dibutuhkan dalam berbagai disiplin
diperoleh
ilmu.
matematika hendaknya dapat diajarkan
Menurut
banyak
ilmu
Suherman
yang
pengembangannya
(2003:25)
pembelajaran
matematika
melalui
yang
dapat
pembelajaran
sejak dini mengingat dalam dunia kerja,
pada
kemampuan pecahan masalah merupakan
demikian
salah satu aspek yang diperhitungkan.
disadari
Namun demikian sampai saat ini masih
tergantung
Dengan
kemampuan
dan
penemuan
matematika.
satu
banyak guru yang masih merasa kesulitan
sebagai hal yang penting.
Simon,1994:71)
dalam mengajarkan pemecahan masalah
menyatakan bahwa tujuan pembelajaran
dalam matematika. Hal ini terlihat pada
matematika adalah agar para siswa dapat
hasil belajar yang diperoleh siswa masih
mempelajari
kurang memuaskan.
NCTM
(dalam
nilai-nilai
matematika,
menjadi percaya diri dengan kemampuan
Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
Hasil belajar matematika di SMP N
(3)
menyelesaikan
27
masalah
sesuai
1 Tirto menunjukkan hasil belajar yang
rencana, dan (4) melakukan pengecekan
terhitung masih kurang. Hal ini terlihat
kembali terhadap semua langkah yang
dari rata-rata hasil belajar matematika
telah dikerjakan.
sebesar 5,8.. Salah satu penyebab yang
Hasil wawancara dengan guru SMP
dirasakan guru adalah model yang kurang
N 1 Tirto menunjukkan bahwa kesulitan
tepat dalam mengajarkan matematika.
yang dialami siswa dalam menyelesaikan
Selama ini masih banyak guru yang
masalah adalah pada proses memahami
menggunakan model pembelajaran yang
masalah. Kebanyakan siswa kesulitan
menekankan
dalam
guru
sebagai
pusat
menafsirkan
soal
cerita
dan
informasi dan siswa sebagai penerima
menyusun model matematika dari soal
informasi. Pembelajaran ini dilakukan
tersebut. Untuk mengatasi permasalahan
dengan
tersebut, peneliti menawarkan model
tahap-tahap
pembukaan,
penyajian, dan penutup. Pada kegiatan
pembelajaran
pembelajaran
Reading
ini,
guru
cenderung
Cooperative
and
Integrated
(CIRC)
Composition
menggunakan metode ceramah dengan
berbantuan
alat
sedikit disertai tanya jawab. Dalam
pembelajaran
kooperatif
proses pembelajaran pun materi diberikan
memang diperuntukkan menyelesaikan
dalam bentuk jadi sehingga tidak ada
kesulitan siswa saat menghadapi soal
proses
cerita.
penanaman
konsep
yang
Pada
peraga.
model
Model
tipe
CIRC
pembelajaran
mengakibatkan siswa kurang menguasai
kooperatif tipe CIRC berbantuan alat
konsep dasar dan cenderung kebingungan
peraga ini, diawali pemberian materi oleh
saat dihadapkan pada soal kemampuan
guru dengan bantuan alat peraga yang
pemecahan masalah.
bertujuan agar siswa dapat membangun
Untuk
menyelesaikan
masalah
pengetahuan sendiri dan lebih menguasai
matematika diperlukan langkah-langkah
konsep
serta kegiatan mental atau penalaran yang
dikelompokkan dan secara bersama-sama
tinggi.
menerjemahkan
Proses
penyelesaian
masalah
dasarnya.
soal
Kemudian
serta
siswa
mencoba
menurut Polya (1957) dalam Suherman
meyelesaikan soal tersebut yang diakhiri
(2003:
pemecahan
dengan presentasi jawaban di depan
masalah memuat empat langkah fase
kelas. Dengan model pembelajaran ini
penyelesaian
memahami
diharapkan siswa dapat lebih memahami
masalah, (2) merencanakan penyelesaian,
materi, bekerja sama dan berkomunikasi
91),
solusi
yaitu:
soal
(1)
Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
dengan teman lain, serta siswa akan lebih
Segiempat”
yang
berani dalam mengemukakan pendapat.
mengetahui:
(1)
bertujuan
28
untuk
apakah kemampuan
(dalam
pemecahan masalah matematika pada
Suyitno, 2005: 4) menyebutkan kelebihan
materi segiempat untuk siswa kelas VII
model
SMP N 1 Tirto yang diajar menggunakan
Secara
khusus
pembelajaran
Slavin
kooperatif
tipe
CIRC adalah sebagai berikut.
(a) CIRC
sangat
model
kooperatif
tipe
untuk
CIRC berbantuan alat peraga lebih baik
meningkatkan keterampilan siswa
dibandingkan siswa yang diajar dengan
dalam menyelesaikan soal cerita
model pembelajaran lain yang biasa
(b) Dominasi
tepat
pembelajaran
guru
dalam
proses
pembelajaran berkurang
digunakan
di
kelas?
kemampuan
(2)
apakah
pemecahan
masalah
(c) Pelaksanaan program sederhana
matematika pada materi segiempat untuk
(d) Siswa termotivasi pada hasil secara
siswa kelas VII SMP N 1 Tirto yang
teliti karena bekerja dalam kelompok
(e) Para siswa dapat memahami makna
soal
dan
saling
mengecek
diajar
dengan
kooperatif
model
tipe
pembelajaran
CIRC
mencapai
ketuntasan.
pekerjaannya
(f) Mengurangi perilaku siswa yang
METODE PENELITIAN
mengganggu
Penelitian ini merupakan penelitian
(g) Mengurangi konflik antar pribadi
eksperimental semu karena peneliti tidak
(h) Membantu siswa yang lemah
mungkin mengontrol semua variabel
(i) Meningkatkan hasil belajar siswa
yang terkait dengan penelitian.
khususnya dalam menyelesaikan soal
cerita.
dalam
penelitian
ini
adalah semua siswa kelas VII SMP N 1
Beberapa permasalahan yang ada di
lapangan
Populasi
Pekalongan
pada
tahun
pelajaran 2007/2008. Pada pengambilan
kelebihan model pembelajaran kooperatif
sampel, peneliti menggunakan teknik
tipe
random
mendorong
melihat
Kab.
beberapa
CIRC
serta
Tirto
berbantuan
peraga
penelitian
sampling.
Sampel
diambil
yang
sebanyak dua kelas yaitu kelas VII E
Model
sebagai kelas eksperimen dan kelas VII
Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC
F sebagai kelas kontrol. Pada kelas
Berbantuan
eksperimen
berjudul
adanya
alat
“Keefektifan
Alat
Peraga
terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Materi
pembelajaran
diterapkan
kooperatif
Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983
model
tipe
CIRC
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
berbantuan Alat Peraga, sedangkan pada
digunakan
kelas
pengumpulan data sebagai berikut.
kontrol
diterapkan
model
pembelajaran yang biasa digunakan di
tiga
macam
29
metode
a. Metode Tes
SMP N 1 Tirto.
Metode tes digunakan untuk
Variabel yang digunakan dalam
memperoleh data tentang kemampuan
penelitian ini dijelaskan sebagai berikut.
pemecahan masalah siswa. Data ini
a. Variabel
untuk
independen
yaitu
model
mengetahui
apakah
ada
pembelajaran kooperatif tipe CIRC
perbedaan
berbantuan alat peraga.
pemecahan masalah antara kelompok
b. Variabel dependen yaitu kemampuan
pemecahan masalah.
rancangan ini adalah sebagai berikut.
kemampuan
eksperimen dan kelompok kontrol dan
apakah
Adapun langkah-langkah dari pola
rata-rata
kemampuan
pemecahan
masalah siswa mencapai ketuntasan.
b. Metode Dokumentasi
a. Membuat perangkat tes yang akan
diuji cobakan.
Metode ini digunakan untuk
mencatat data tentang nama-nama
b. Melakukan uji coba apakah kelas
siswa yang akan menjadi populasi
ekperimen dan kelas kontrol berangkat
penelitian dan daftar nama-nama siswa
dari titik awal yang sama.
yang akan menjadi responden dalam
c. Melakukan uji coba perangkat tes
uji coba instrumen. Selain itu, metode
kepada kelas selain kelas eksperimen
ini digunakan untuk mendapat data
dan kelas kontrol.
nilai
d. Memberikan
perlakuan
kelompok
model
kelas eksperimen dan kelas kontrol
pembelajaran
pada keadaan awal sebelum perlakuan.
c. Metode Observasi
Metode
e. Memberikan tes kepada kelas kontrol
proses
mengukur
dengan
pemecahan
masalah siswa.
observasi
digunakan
untuk memperoleh informasi tentang
dan eksperimen bertujuan untuk untuk
pengelolaan
pembelajaran
penerapan
model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC
Adapun untuk memperoleh data
lengkap
yang
dengan
peraga.
yang
siswa
digunakan untuk menguji kesetaraan
kooperatif tipe CIRC berbantuan alat
kemampuan
semester
pada
eksperimen
menggunakan
mid
dalam
penelitian
ini
berbantuan
alat
peraga
yang
berlangsung di kelas eksperimen dan
Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
keaktifan siswa selama mengikuti
Instrumen dalam penelitian ini
menggunakan
Analisis data awal dilakukan untuk
menunjukkan
pembelajaran.
materi
segiempat
dan
30
bahwa
antara
kelas
eksperimen dan kelas kontrol mempunyai
kemampuan
yang
sama,
artinya
bentuk soal yang digunakan dalam tes
kemampuannya tidak berbeda signifikan.
akhir
Langkah
Data yang digunakan adalah nilai mid
penyusunan instrumen dijelaskan sebagai
semester kelas VII E dan VII F SMP
berikut.
Negeri 1 Tirto. Analiasis data yang
a. Menentukan materi
digunakan adalah uji normalitas, uji
b. Menentukan kisi-kisi soal
kesamaan dua varians (homogenitas), dan
berbentuk
c. Menentukan
uraian.
jumlah
waktu
yang
digunakan
uji kesamaan rata-rata.
Analisis data akhir dilakukan untuk
d. Menentukan tipe soal
mengetahui
e. Menentukan komposisi jenjang.
kemampuan pemecahan masalah kelas
Sebelum
instrumen
tersebut
apakah
ada
perbedaan
eksperimen dan kelas kontrol dan untuk
digunakan, dilakukan ujicoba perangkat
mengetahui
tes terhadap siswa yang pernah mendapat
pemecahan masalah kelas eksperimen
materi segiempat (siswa masih dalam
mencapai ketuntasan. Analiasis data yang
populasi tetapi bukan sampel). Tujuannya
digunakan adalah uji normalitas, uji
untuk
item-item
kesamaan dua varians (homogenitas), uji
tersebut sudah memenuhi syarat tes yang
beda rata-rata (uji pihak kanan), dan uji
baik atau tidak. Uji coba dalam penelitian
ketuntasan.
mengetahui
apakah
apakah
kemampuan
ini dilakukan terhadap siswa SMP kelas
VIIC. Ujicoba perangkat tes tersebut
HASIL
meliputi:
PEMBAHASAN
a.
Validitas soal
Hasil Penelitian
b.
Reliabilitas
c.
Tingkat kesukaran butir
hasil uji normalitas, hasil uji kesamaan
d.
Analisis daya pembeda soal
dua varians (homogenitas), dan hasil uji
Teknik
PENELITIAN
DAN
Hasil analisis data awal meliputi
analisis
data
yang
dilakukan dalam penelitian ini meliputi
beda rata-rata akan dijelaskan sebagai
berikut.
analisis data awal dan analisis data akhir.
Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
Hasil uji normalitas data nilai mid
31
Negeri 1 Tirto dapat dilihat pada Tabel 1.
semester kelas VII E dan VII F SMP
Tabel 1. Hasil Analisis Uji Normalitas
Kelas
dk
Kontrol
Taraf signifikansi
Keterangan
7.234
4
9.49
5%
Normal
Eksperimen 7.333
4
9.49
5%
Normal
Berdasarkan data hasil analisis pada
adalah 9.49. Diperoleh 2 hotung 2 tabel .
Tabel 1 diperoleh diperoleh bahwa
maka dapat disimpulkan bahwa nilai mid
semester kelas VII E dan VII F SMP
2
hitung
untuk kelas kontrol adalah 7.234
dan 2 hitung
eksperimen
Negeri 1 Tirto sehingga kelas kontrol dan
adalah 7.333. Dengan taraf signifikansi
eksperimen berdistribusi normal. Hasil
5% dan dk = 7-3 = 4, diperoleh 2 tabel
analisis uji homogenitas data dapat dilihat
untuk
kelas
pada Tabel 2.
untuk kelas kontrol dan eksperimen
Tabel 2 Hasil Analisis Uji Homogenitas
Kelas
Kontrol
α
S
Dk
Pembilang Penyebut
58.22 8.04
5%
45
45
Eksperimen 58.61 6.74
5%
45
45
Berdasarkan data hasil analisis
pada Tabel 2 diperoleh Fhitung = 1,42 dan
populasi
dengan
F
1,42
varian
yang
homogennya.
= 1,81 dengan 5% , dk
Hasil uji kesamaan dua rata-rata
penyebut = 45 dan dk pembilang = 45
nilai mid semester kelas VII E dan VII F
maka Fhitung < Ftable, dapat disimpulkan H0
SMP Negeri 1 Tirto dapat dilihat pada
diterima.
Tabel 3.
F
table
Jadi
sampel
berasal
dari
Tabel 3 Hasil Analisis Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Kelas
Kontrol
Eksperimen
58.22
58.61
S
thitung
ttabel
8.04
6.74
0,253
1,99
Hasil uji kesamaan dua rata-rata
Karena –ttable < thitung < ttable maka H0
nilai mid semester kelas VII E dan VII F
diterima berarti tidak ada perbedaan rata-
SMP Negeri 1 Tirto dengan uji t,
rata yang signifikan dari kedua kelas
diperoleh thitung = 0,253 dan ttable = 1,99.
tersebut.
Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
Berdasar analisis data tahap awal
Setelah
kedua
kelas
32
diberi
diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa
perlakuan yang berbeda, kedua kelas
kelas eksperimen dan kelas kontrol
diberi tes akhir. Hasil analisis data akhir
berdistribusi normal, mempunyai varian
meliputi hasil analisis uji normalitas, uji
yang sama (homogen) dan mempunyai
kesamaan varians, uji perbedaan dua rata-
rata-rata nilai awal yang sama. Dengan
rata, dan uji ketuntasan.
demikian penelitian ini dimulai dengan
Hasil analisis uji normalitas data
dua kelas yang mempunyai kemampuan
akhir dapat dilihat pada Tabel 4.
awal yang setara.
Tabel 4 Hasil Analisis Uji Normalitas Data Kemampuan Pemecahan Masalah
dk
Kelas
Taraf signifikansi
Keterangan
Kontrol
3.05
4
9.49
5%
Normal
Eksperimen
3.33
4
9.49
5%
Normal
kontrol dan eksperimen adalah 9,49. Jadi
Berdasarkan data hasil analisis
2 hitung < 2 tabel . Hal ini menunjukkan
pada Tabel 4 diperoleh 2 hitung untuk
bahwa kemampuan pemecahan masalah
kelas kontrol adalah 3,05 dan 2 hitung
kelas kontrol dan kelas eksperimen
untuk kelas eksperimen adalah 3,33.
berdistribusi normal.
Hasil analisis uji homogenitas
Dengan taraf signifikansi 5% dan dk = 7-
data dapat dilihat pada Tabel 5.
3 = 4, diperoleh 2 tabel untuk kelas
Tabel 5 Hasil Analisis Uji Homogenitas
Kelas
Kontrol
S
63,2
α
Dk
Pembilang Penyebut
11,91 5%
45
45
Eksperimen 68,61 12,42 5%
45
45
F
1,09
penyebut = 45 pada α=5% diperoleh
Berdasarkan data hasil analisis
harga
Ftabel =1,81. Karena Fhitung < Ftabel
pada Tabel 5 diperoleh Fhitung = 1,09.
maka Ho diterima dan H1 ditolak atau
Harga Fhitung dibandingkan dengan Ftabel
dapat
dengan dk pembilang = 45 dan dk
(homogen).
disimpulkan
Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983
varians
sama
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
33
artinya Ho ditolak dan H1 diterima atau
Hasil analisis uji perbedaan dua
rata-rata kemampuan pemecahan masalah
rata-rata data dapat dilihat pada Tabel 6.
kelas eksperimen lebih baik daripada
Tabel 6 Hasil Analisis Uji Perbedaan Dua
kelas kontrol.
Rata-rata
Hasil
analisis
uji
ketuntasan
kemampuan pemecahan masalah baik
Kelas
Kontrol
63,2
141,76
Eksperimen 68,61 154,2
kelas eksperimen dan kelas kontrol
2,13
1,68
menggunakan uji t dengan nilai 60
sebagai batas nilai ketuntasan. Hasil
ketuntasan
Berdasarkan hasil analisis pada
Tabel
6,
t hitung =2,13
diperoleh
kemampuan
pemecahan
masalah dapat dilihat pada Tabel 7.
dan
t tabel =1,68 sehingga diperoleh t hitung > t tabel
Tabel 7 Hasil Uji Ketuntasan Kemampuan Pemecahan Masalah
Kelompok
thitung
N
Mean
Eksperimen 46
68,61
60
4,7
Kontrol
63,2
60
1,82
46
ttabel
Kriteria
Tuntas
1,68
Tuntas
mid dianalisis dengan uji normalitas, uji
Berdasar hasil analisis diperoleh
homogenitas, dan uji kesamaan rata-rata.
eksperimen
Hasil analisis menunjukkan bahwa kedua
sebesar 4,7 > 1,68 yang berarti bahwa
data normal, homogen, dan tidak ada
kemampuan pemecahan masalah kelas
perbedaan
eksperimen telah mencapai ketuntasan.
demikian dapat dikatakan bahwa kedua
Nilai thitung untuk kelas kontrol sebesar
kelas berada pada kondisi yang setara.
nilai
1,82
thitung
>
untuk
1,68
kelas
yang
berarti
bahwa
yang
Setelah
signifikan.
kedua
kelas
Dengan
diketahui
kemampuan pemecahan masalah kelas
berada pada kondisi yang setara, kedua
kontrol telah mencapai ketuntasan.
kelas diberi perlakuan yang berbeda.
Kelas eksperimen diajar dengan model
pembelajaran
Pembahasan
kooperatif
tipe
CIRC
Sebelum kelas eksperimen dan
berbantuan alat peraga dan kelas kontrol
kelas kontrol diberi perlakuan yang
diajar dengan model pembelajaran yang
berbeda, data awal yang berasal dari nilai
biasa digunakan di SMP N 1 Tirto.
Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
Pada kelas eksperimen terlihat
ini
menunjukkan
bahwa
34
dengan
bahwa siswa didorong untuk mengajukan
pembelajaran
pertanyaan, mencari informasi dalam
berbantuan alat peraga, aktivitas siswa
kelompoknya
menjadi
dan
selanjutnya
kooperatif
lebih
tipe
baik.
CIRC
Tahapan
mengungkapkan pendapatnya di depan
pembelajaran yang diterapkan menuntut
kelas. Dalam hal ini guru bertindak
siswa untuk aktif melakukan kegiatan,
sebagai pembimbing yang menyediakan
berinteraksi
bantuan. Namun siswa berusaha untuk
mengembangkan
bekerja
komunikasi.
secara
menyelesaikan
berkelompok
suatu
dalam
permasalahan.
satu
Setelah
sama
lain
dan
kemampuan
diberi
perlakuan
yang
Selanjutnya di akhir pelajaran siswa
berbeda, kedua kelas diberi tes akhir
didorong untuk menyatakan ide-idenya
untuk
secara terbuka dan bebas di depan kelas
perbedaan
dan belajar untuk menerima sanggahan
masalah. Hasil analisis menunjukkan ada
dan masukan dari kelompok lain apabila
perbedaan
pendapatnya kurang tepat.
masalah antara kelas eksperimen dan
Berdasarkan
hasil
mengetahui
ada
kemampuan
kemampuan
tidaknya
pemecahan
pemecahan
observasi
kelas kontrol dengan rata-rata kelas
aktivitas siswa pada kelas eksperimen
eksperimen sebesar 68,61 dan rata-rata
selama penerapan model pembelajaran
kelas kontrol sebesar 63,2.
CIRC berbantuan alat peraga diperoleh
data sebagai berikut.
a)
Pada
pembelajaran
Munculnya
perbedaan
ini
dikarenakan ada beberapa hal diantaranya
I
persentase
aktivitas siswa sebesar 57,5%.
penggunaan alat peraga yang dapat
membimbing
siswa
membangun
b) Pada pembelajaran II persentase
pengetahuan sehingga siswa lebih mudah
aktivitas siswa sebesar 72,5% atau
memahami konsep dasar segiempat. Ini
meningkat 15% dari pembelajaarn I.
sesuai dengan konsep dalil penyusunan
Pada pembelajaran III
(konstruksi) yang dikemukakan Bruner
c)
persentase
aktivitas siswa sebesar 80% atau
(dalam
meningkat 7,5% dari pembelajaarn
apabila dalam penyusunan ide-ide atau
II.
definisi tertentu disertai dengan bantuan
Dari data yang telah diberikan
Suherman,
benda-benda
2003:44)
kongkrit
dapat dilihat bahwa aktivitas siswa terus
mempermudah
meningkat pada setiap pembelajaran. Hal
dipelajari.
mengingat
Lebih
Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983
lanjut
akan
ide
bahwa
lebih
yang
Suherman
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
35
(2003:243) menjelaskan bahwa konsep
CIRC terbukti dapat membantu kesulitan
abstrak yang baru dipahami siswa akan
siswa dalam memecahkan masalah.
mengendap, melekat, dan tahan lama jika
siswa memahami apa yang dipelajari,
SIMPULAN DAN SARAN
bukan hanya dengan mengingat-ingat
Simpulan
Berdasarkan
fakta.
Pada pembelajaran kooperatif tipe
CIRC, adanya diskusi kelompok pada
uraian
sebelumnya
dapat disimpulkan bahwa :
a.
kemampuan
pemecahan
masalah
kelas eksperimen yang dapat memotivasi
siswa yang diajar dengan model
siswa belajar. Diskusi ini dapat berjalan
pembelajaran kooperatif tipe CIRC
dengan baik karena adanya motivasi
berbantuan alat peraga lebih baik
bahwa keberhasilan siswa dilihat dari
dibandingkan pembelajaran dengan
keberhasilan kelompok. Interaksi antar
menggunakan model pembelajaran
siswa dalam tugas-tugas pembelajaran
yang biasa digunakan di SMP N 1
akan mendorong pencapaian prestasi
Tirto pada materi segiempat,
siswa (Slavin, 2010: 38). Dengan adanya
b.
kemampuan
pemecahan
masalah
dapat
siswa yang diajar dengan model
mengajari siswa yang kurang pandai.
pembelajaran kooperatif tipe CIRC
Munculnya perbedaan pendapat antar
berbantuan alat peraga mencapai
siswa akan mendorong siswa lebih
ketuntasan.
diskusi,
siswa
yang
pandai
menggali informasi tentang konsep yang
sedang
dipelajari
sehingga
dapat
Saran
Berdasarkan hasil penelitian telah
diperoleh bahwa pembelajaran dengan
meningkatkan pemahaman siswa.
Ciri khusus pada pembelajaran
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
kooperatif tipe CIRC adalah untuk
CIRC berbantuan alat peraga efektif
menyelesaikan permasalahan pada soal
terhadap
kemampuan
pemecahan
cerita. Soal aspek pemecahan masalah
masalah
sehingga
disarankan
juga biasanya berbentuk soal cerita. Pada
menggunakan
soal ini kesulitan yang sering dihadaapi
meningkatkan kemampuan pemecahan
adalah
dan
masalah pada materi segiempat dan
menyusun model matematika berdasar
materi lain yang memiliki karakteristik
masalah.
yang sama.
memahami
Dengan
masalah
adanya
langkah-
langkah pembelajaran kooperatif tipe
Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983
model
ini
untuk
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
DAFTAR PUSTAKA
Simon, A. M. 1994. Learning
Mathematics and Learning to
Teach:
Learning
Cycles
in
Mathematics Teacher Education.
Educational
Studies
in
Mathematics. Kluwer Academic
Publishers. 26, (71-94)
Slavin, Robert E. 2010. Cooperative
Learning. Bandung: Nusa Media.
Suherman,
Erman.2003.
Strategi
Pembelajaran
Matematika
Kontemporer. Bandung: JICA
Suyitno, Amin. 2005. Mengadopsi
Pembelajaran
CIRC
dalam
Meningkatkan Keterampilan Siswa
Menyelesaikan
Soal
Cerita.
Seminar Nasional FMIPA UNNES.
Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983
36
26
Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Berbantuan Alat Peraga terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Segiempat
Oleh:
Amalia Fitri
Pendidikan Matematika FKIP
Universitas Pekalongan
Abstract
The research was aimed at first investigating the problem solving of
students who were taught with the CIRC method especially within the
material of quadrilateral, and second investigating wether the students
could reach the competence expected. The results of the research
showed that the students taught with CIRC model were better in
achieving in competence. In conclusion this model of teaching could be
used to improve student’s problem solving skills both for the material of
quadrilateral and for other materials having similiar characteristics.
Keywords : CIRC type of cooperative learning model, problem solving
skill.
.
mereka dalam mengerjakan matematika,
PENDAHULUAN
Matematika merupakan hal yang
menjadi
seorang
pemecah
masalah
tidak pernah lepas dari kehidupan kita.
matematika, serta dapat belajar bernalar
Hal ini terlihat dari hal yang sederhana
dan berkomunikasi secara matematika.
seperti berhitung yang dibutuhkan dalam
Kemampuan pemecahan masalah sebagai
kegiatan sehari-hari sampai matematika
salah
yang dibutuhkan dalam berbagai disiplin
diperoleh
ilmu.
matematika hendaknya dapat diajarkan
Menurut
banyak
ilmu
Suherman
yang
pengembangannya
(2003:25)
pembelajaran
matematika
melalui
yang
dapat
pembelajaran
sejak dini mengingat dalam dunia kerja,
pada
kemampuan pecahan masalah merupakan
demikian
salah satu aspek yang diperhitungkan.
disadari
Namun demikian sampai saat ini masih
tergantung
Dengan
kemampuan
dan
penemuan
matematika.
satu
banyak guru yang masih merasa kesulitan
sebagai hal yang penting.
Simon,1994:71)
dalam mengajarkan pemecahan masalah
menyatakan bahwa tujuan pembelajaran
dalam matematika. Hal ini terlihat pada
matematika adalah agar para siswa dapat
hasil belajar yang diperoleh siswa masih
mempelajari
kurang memuaskan.
NCTM
(dalam
nilai-nilai
matematika,
menjadi percaya diri dengan kemampuan
Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
Hasil belajar matematika di SMP N
(3)
menyelesaikan
27
masalah
sesuai
1 Tirto menunjukkan hasil belajar yang
rencana, dan (4) melakukan pengecekan
terhitung masih kurang. Hal ini terlihat
kembali terhadap semua langkah yang
dari rata-rata hasil belajar matematika
telah dikerjakan.
sebesar 5,8.. Salah satu penyebab yang
Hasil wawancara dengan guru SMP
dirasakan guru adalah model yang kurang
N 1 Tirto menunjukkan bahwa kesulitan
tepat dalam mengajarkan matematika.
yang dialami siswa dalam menyelesaikan
Selama ini masih banyak guru yang
masalah adalah pada proses memahami
menggunakan model pembelajaran yang
masalah. Kebanyakan siswa kesulitan
menekankan
dalam
guru
sebagai
pusat
menafsirkan
soal
cerita
dan
informasi dan siswa sebagai penerima
menyusun model matematika dari soal
informasi. Pembelajaran ini dilakukan
tersebut. Untuk mengatasi permasalahan
dengan
tersebut, peneliti menawarkan model
tahap-tahap
pembukaan,
penyajian, dan penutup. Pada kegiatan
pembelajaran
pembelajaran
Reading
ini,
guru
cenderung
Cooperative
and
Integrated
(CIRC)
Composition
menggunakan metode ceramah dengan
berbantuan
alat
sedikit disertai tanya jawab. Dalam
pembelajaran
kooperatif
proses pembelajaran pun materi diberikan
memang diperuntukkan menyelesaikan
dalam bentuk jadi sehingga tidak ada
kesulitan siswa saat menghadapi soal
proses
cerita.
penanaman
konsep
yang
Pada
peraga.
model
Model
tipe
CIRC
pembelajaran
mengakibatkan siswa kurang menguasai
kooperatif tipe CIRC berbantuan alat
konsep dasar dan cenderung kebingungan
peraga ini, diawali pemberian materi oleh
saat dihadapkan pada soal kemampuan
guru dengan bantuan alat peraga yang
pemecahan masalah.
bertujuan agar siswa dapat membangun
Untuk
menyelesaikan
masalah
pengetahuan sendiri dan lebih menguasai
matematika diperlukan langkah-langkah
konsep
serta kegiatan mental atau penalaran yang
dikelompokkan dan secara bersama-sama
tinggi.
menerjemahkan
Proses
penyelesaian
masalah
dasarnya.
soal
Kemudian
serta
siswa
mencoba
menurut Polya (1957) dalam Suherman
meyelesaikan soal tersebut yang diakhiri
(2003:
pemecahan
dengan presentasi jawaban di depan
masalah memuat empat langkah fase
kelas. Dengan model pembelajaran ini
penyelesaian
memahami
diharapkan siswa dapat lebih memahami
masalah, (2) merencanakan penyelesaian,
materi, bekerja sama dan berkomunikasi
91),
solusi
yaitu:
soal
(1)
Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
dengan teman lain, serta siswa akan lebih
Segiempat”
yang
berani dalam mengemukakan pendapat.
mengetahui:
(1)
bertujuan
28
untuk
apakah kemampuan
(dalam
pemecahan masalah matematika pada
Suyitno, 2005: 4) menyebutkan kelebihan
materi segiempat untuk siswa kelas VII
model
SMP N 1 Tirto yang diajar menggunakan
Secara
khusus
pembelajaran
Slavin
kooperatif
tipe
CIRC adalah sebagai berikut.
(a) CIRC
sangat
model
kooperatif
tipe
untuk
CIRC berbantuan alat peraga lebih baik
meningkatkan keterampilan siswa
dibandingkan siswa yang diajar dengan
dalam menyelesaikan soal cerita
model pembelajaran lain yang biasa
(b) Dominasi
tepat
pembelajaran
guru
dalam
proses
pembelajaran berkurang
digunakan
di
kelas?
kemampuan
(2)
apakah
pemecahan
masalah
(c) Pelaksanaan program sederhana
matematika pada materi segiempat untuk
(d) Siswa termotivasi pada hasil secara
siswa kelas VII SMP N 1 Tirto yang
teliti karena bekerja dalam kelompok
(e) Para siswa dapat memahami makna
soal
dan
saling
mengecek
diajar
dengan
kooperatif
model
tipe
pembelajaran
CIRC
mencapai
ketuntasan.
pekerjaannya
(f) Mengurangi perilaku siswa yang
METODE PENELITIAN
mengganggu
Penelitian ini merupakan penelitian
(g) Mengurangi konflik antar pribadi
eksperimental semu karena peneliti tidak
(h) Membantu siswa yang lemah
mungkin mengontrol semua variabel
(i) Meningkatkan hasil belajar siswa
yang terkait dengan penelitian.
khususnya dalam menyelesaikan soal
cerita.
dalam
penelitian
ini
adalah semua siswa kelas VII SMP N 1
Beberapa permasalahan yang ada di
lapangan
Populasi
Pekalongan
pada
tahun
pelajaran 2007/2008. Pada pengambilan
kelebihan model pembelajaran kooperatif
sampel, peneliti menggunakan teknik
tipe
random
mendorong
melihat
Kab.
beberapa
CIRC
serta
Tirto
berbantuan
peraga
penelitian
sampling.
Sampel
diambil
yang
sebanyak dua kelas yaitu kelas VII E
Model
sebagai kelas eksperimen dan kelas VII
Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC
F sebagai kelas kontrol. Pada kelas
Berbantuan
eksperimen
berjudul
adanya
alat
“Keefektifan
Alat
Peraga
terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Materi
pembelajaran
diterapkan
kooperatif
Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983
model
tipe
CIRC
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
berbantuan Alat Peraga, sedangkan pada
digunakan
kelas
pengumpulan data sebagai berikut.
kontrol
diterapkan
model
pembelajaran yang biasa digunakan di
tiga
macam
29
metode
a. Metode Tes
SMP N 1 Tirto.
Metode tes digunakan untuk
Variabel yang digunakan dalam
memperoleh data tentang kemampuan
penelitian ini dijelaskan sebagai berikut.
pemecahan masalah siswa. Data ini
a. Variabel
untuk
independen
yaitu
model
mengetahui
apakah
ada
pembelajaran kooperatif tipe CIRC
perbedaan
berbantuan alat peraga.
pemecahan masalah antara kelompok
b. Variabel dependen yaitu kemampuan
pemecahan masalah.
rancangan ini adalah sebagai berikut.
kemampuan
eksperimen dan kelompok kontrol dan
apakah
Adapun langkah-langkah dari pola
rata-rata
kemampuan
pemecahan
masalah siswa mencapai ketuntasan.
b. Metode Dokumentasi
a. Membuat perangkat tes yang akan
diuji cobakan.
Metode ini digunakan untuk
mencatat data tentang nama-nama
b. Melakukan uji coba apakah kelas
siswa yang akan menjadi populasi
ekperimen dan kelas kontrol berangkat
penelitian dan daftar nama-nama siswa
dari titik awal yang sama.
yang akan menjadi responden dalam
c. Melakukan uji coba perangkat tes
uji coba instrumen. Selain itu, metode
kepada kelas selain kelas eksperimen
ini digunakan untuk mendapat data
dan kelas kontrol.
nilai
d. Memberikan
perlakuan
kelompok
model
kelas eksperimen dan kelas kontrol
pembelajaran
pada keadaan awal sebelum perlakuan.
c. Metode Observasi
Metode
e. Memberikan tes kepada kelas kontrol
proses
mengukur
dengan
pemecahan
masalah siswa.
observasi
digunakan
untuk memperoleh informasi tentang
dan eksperimen bertujuan untuk untuk
pengelolaan
pembelajaran
penerapan
model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC
Adapun untuk memperoleh data
lengkap
yang
dengan
peraga.
yang
siswa
digunakan untuk menguji kesetaraan
kooperatif tipe CIRC berbantuan alat
kemampuan
semester
pada
eksperimen
menggunakan
mid
dalam
penelitian
ini
berbantuan
alat
peraga
yang
berlangsung di kelas eksperimen dan
Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
keaktifan siswa selama mengikuti
Instrumen dalam penelitian ini
menggunakan
Analisis data awal dilakukan untuk
menunjukkan
pembelajaran.
materi
segiempat
dan
30
bahwa
antara
kelas
eksperimen dan kelas kontrol mempunyai
kemampuan
yang
sama,
artinya
bentuk soal yang digunakan dalam tes
kemampuannya tidak berbeda signifikan.
akhir
Langkah
Data yang digunakan adalah nilai mid
penyusunan instrumen dijelaskan sebagai
semester kelas VII E dan VII F SMP
berikut.
Negeri 1 Tirto. Analiasis data yang
a. Menentukan materi
digunakan adalah uji normalitas, uji
b. Menentukan kisi-kisi soal
kesamaan dua varians (homogenitas), dan
berbentuk
c. Menentukan
uraian.
jumlah
waktu
yang
digunakan
uji kesamaan rata-rata.
Analisis data akhir dilakukan untuk
d. Menentukan tipe soal
mengetahui
e. Menentukan komposisi jenjang.
kemampuan pemecahan masalah kelas
Sebelum
instrumen
tersebut
apakah
ada
perbedaan
eksperimen dan kelas kontrol dan untuk
digunakan, dilakukan ujicoba perangkat
mengetahui
tes terhadap siswa yang pernah mendapat
pemecahan masalah kelas eksperimen
materi segiempat (siswa masih dalam
mencapai ketuntasan. Analiasis data yang
populasi tetapi bukan sampel). Tujuannya
digunakan adalah uji normalitas, uji
untuk
item-item
kesamaan dua varians (homogenitas), uji
tersebut sudah memenuhi syarat tes yang
beda rata-rata (uji pihak kanan), dan uji
baik atau tidak. Uji coba dalam penelitian
ketuntasan.
mengetahui
apakah
apakah
kemampuan
ini dilakukan terhadap siswa SMP kelas
VIIC. Ujicoba perangkat tes tersebut
HASIL
meliputi:
PEMBAHASAN
a.
Validitas soal
Hasil Penelitian
b.
Reliabilitas
c.
Tingkat kesukaran butir
hasil uji normalitas, hasil uji kesamaan
d.
Analisis daya pembeda soal
dua varians (homogenitas), dan hasil uji
Teknik
PENELITIAN
DAN
Hasil analisis data awal meliputi
analisis
data
yang
dilakukan dalam penelitian ini meliputi
beda rata-rata akan dijelaskan sebagai
berikut.
analisis data awal dan analisis data akhir.
Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
Hasil uji normalitas data nilai mid
31
Negeri 1 Tirto dapat dilihat pada Tabel 1.
semester kelas VII E dan VII F SMP
Tabel 1. Hasil Analisis Uji Normalitas
Kelas
dk
Kontrol
Taraf signifikansi
Keterangan
7.234
4
9.49
5%
Normal
Eksperimen 7.333
4
9.49
5%
Normal
Berdasarkan data hasil analisis pada
adalah 9.49. Diperoleh 2 hotung 2 tabel .
Tabel 1 diperoleh diperoleh bahwa
maka dapat disimpulkan bahwa nilai mid
semester kelas VII E dan VII F SMP
2
hitung
untuk kelas kontrol adalah 7.234
dan 2 hitung
eksperimen
Negeri 1 Tirto sehingga kelas kontrol dan
adalah 7.333. Dengan taraf signifikansi
eksperimen berdistribusi normal. Hasil
5% dan dk = 7-3 = 4, diperoleh 2 tabel
analisis uji homogenitas data dapat dilihat
untuk
kelas
pada Tabel 2.
untuk kelas kontrol dan eksperimen
Tabel 2 Hasil Analisis Uji Homogenitas
Kelas
Kontrol
α
S
Dk
Pembilang Penyebut
58.22 8.04
5%
45
45
Eksperimen 58.61 6.74
5%
45
45
Berdasarkan data hasil analisis
pada Tabel 2 diperoleh Fhitung = 1,42 dan
populasi
dengan
F
1,42
varian
yang
homogennya.
= 1,81 dengan 5% , dk
Hasil uji kesamaan dua rata-rata
penyebut = 45 dan dk pembilang = 45
nilai mid semester kelas VII E dan VII F
maka Fhitung < Ftable, dapat disimpulkan H0
SMP Negeri 1 Tirto dapat dilihat pada
diterima.
Tabel 3.
F
table
Jadi
sampel
berasal
dari
Tabel 3 Hasil Analisis Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Kelas
Kontrol
Eksperimen
58.22
58.61
S
thitung
ttabel
8.04
6.74
0,253
1,99
Hasil uji kesamaan dua rata-rata
Karena –ttable < thitung < ttable maka H0
nilai mid semester kelas VII E dan VII F
diterima berarti tidak ada perbedaan rata-
SMP Negeri 1 Tirto dengan uji t,
rata yang signifikan dari kedua kelas
diperoleh thitung = 0,253 dan ttable = 1,99.
tersebut.
Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
Berdasar analisis data tahap awal
Setelah
kedua
kelas
32
diberi
diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa
perlakuan yang berbeda, kedua kelas
kelas eksperimen dan kelas kontrol
diberi tes akhir. Hasil analisis data akhir
berdistribusi normal, mempunyai varian
meliputi hasil analisis uji normalitas, uji
yang sama (homogen) dan mempunyai
kesamaan varians, uji perbedaan dua rata-
rata-rata nilai awal yang sama. Dengan
rata, dan uji ketuntasan.
demikian penelitian ini dimulai dengan
Hasil analisis uji normalitas data
dua kelas yang mempunyai kemampuan
akhir dapat dilihat pada Tabel 4.
awal yang setara.
Tabel 4 Hasil Analisis Uji Normalitas Data Kemampuan Pemecahan Masalah
dk
Kelas
Taraf signifikansi
Keterangan
Kontrol
3.05
4
9.49
5%
Normal
Eksperimen
3.33
4
9.49
5%
Normal
kontrol dan eksperimen adalah 9,49. Jadi
Berdasarkan data hasil analisis
2 hitung < 2 tabel . Hal ini menunjukkan
pada Tabel 4 diperoleh 2 hitung untuk
bahwa kemampuan pemecahan masalah
kelas kontrol adalah 3,05 dan 2 hitung
kelas kontrol dan kelas eksperimen
untuk kelas eksperimen adalah 3,33.
berdistribusi normal.
Hasil analisis uji homogenitas
Dengan taraf signifikansi 5% dan dk = 7-
data dapat dilihat pada Tabel 5.
3 = 4, diperoleh 2 tabel untuk kelas
Tabel 5 Hasil Analisis Uji Homogenitas
Kelas
Kontrol
S
63,2
α
Dk
Pembilang Penyebut
11,91 5%
45
45
Eksperimen 68,61 12,42 5%
45
45
F
1,09
penyebut = 45 pada α=5% diperoleh
Berdasarkan data hasil analisis
harga
Ftabel =1,81. Karena Fhitung < Ftabel
pada Tabel 5 diperoleh Fhitung = 1,09.
maka Ho diterima dan H1 ditolak atau
Harga Fhitung dibandingkan dengan Ftabel
dapat
dengan dk pembilang = 45 dan dk
(homogen).
disimpulkan
Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983
varians
sama
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
33
artinya Ho ditolak dan H1 diterima atau
Hasil analisis uji perbedaan dua
rata-rata kemampuan pemecahan masalah
rata-rata data dapat dilihat pada Tabel 6.
kelas eksperimen lebih baik daripada
Tabel 6 Hasil Analisis Uji Perbedaan Dua
kelas kontrol.
Rata-rata
Hasil
analisis
uji
ketuntasan
kemampuan pemecahan masalah baik
Kelas
Kontrol
63,2
141,76
Eksperimen 68,61 154,2
kelas eksperimen dan kelas kontrol
2,13
1,68
menggunakan uji t dengan nilai 60
sebagai batas nilai ketuntasan. Hasil
ketuntasan
Berdasarkan hasil analisis pada
Tabel
6,
t hitung =2,13
diperoleh
kemampuan
pemecahan
masalah dapat dilihat pada Tabel 7.
dan
t tabel =1,68 sehingga diperoleh t hitung > t tabel
Tabel 7 Hasil Uji Ketuntasan Kemampuan Pemecahan Masalah
Kelompok
thitung
N
Mean
Eksperimen 46
68,61
60
4,7
Kontrol
63,2
60
1,82
46
ttabel
Kriteria
Tuntas
1,68
Tuntas
mid dianalisis dengan uji normalitas, uji
Berdasar hasil analisis diperoleh
homogenitas, dan uji kesamaan rata-rata.
eksperimen
Hasil analisis menunjukkan bahwa kedua
sebesar 4,7 > 1,68 yang berarti bahwa
data normal, homogen, dan tidak ada
kemampuan pemecahan masalah kelas
perbedaan
eksperimen telah mencapai ketuntasan.
demikian dapat dikatakan bahwa kedua
Nilai thitung untuk kelas kontrol sebesar
kelas berada pada kondisi yang setara.
nilai
1,82
thitung
>
untuk
1,68
kelas
yang
berarti
bahwa
yang
Setelah
signifikan.
kedua
kelas
Dengan
diketahui
kemampuan pemecahan masalah kelas
berada pada kondisi yang setara, kedua
kontrol telah mencapai ketuntasan.
kelas diberi perlakuan yang berbeda.
Kelas eksperimen diajar dengan model
pembelajaran
Pembahasan
kooperatif
tipe
CIRC
Sebelum kelas eksperimen dan
berbantuan alat peraga dan kelas kontrol
kelas kontrol diberi perlakuan yang
diajar dengan model pembelajaran yang
berbeda, data awal yang berasal dari nilai
biasa digunakan di SMP N 1 Tirto.
Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
Pada kelas eksperimen terlihat
ini
menunjukkan
bahwa
34
dengan
bahwa siswa didorong untuk mengajukan
pembelajaran
pertanyaan, mencari informasi dalam
berbantuan alat peraga, aktivitas siswa
kelompoknya
menjadi
dan
selanjutnya
kooperatif
lebih
tipe
baik.
CIRC
Tahapan
mengungkapkan pendapatnya di depan
pembelajaran yang diterapkan menuntut
kelas. Dalam hal ini guru bertindak
siswa untuk aktif melakukan kegiatan,
sebagai pembimbing yang menyediakan
berinteraksi
bantuan. Namun siswa berusaha untuk
mengembangkan
bekerja
komunikasi.
secara
menyelesaikan
berkelompok
suatu
dalam
permasalahan.
satu
Setelah
sama
lain
dan
kemampuan
diberi
perlakuan
yang
Selanjutnya di akhir pelajaran siswa
berbeda, kedua kelas diberi tes akhir
didorong untuk menyatakan ide-idenya
untuk
secara terbuka dan bebas di depan kelas
perbedaan
dan belajar untuk menerima sanggahan
masalah. Hasil analisis menunjukkan ada
dan masukan dari kelompok lain apabila
perbedaan
pendapatnya kurang tepat.
masalah antara kelas eksperimen dan
Berdasarkan
hasil
mengetahui
ada
kemampuan
kemampuan
tidaknya
pemecahan
pemecahan
observasi
kelas kontrol dengan rata-rata kelas
aktivitas siswa pada kelas eksperimen
eksperimen sebesar 68,61 dan rata-rata
selama penerapan model pembelajaran
kelas kontrol sebesar 63,2.
CIRC berbantuan alat peraga diperoleh
data sebagai berikut.
a)
Pada
pembelajaran
Munculnya
perbedaan
ini
dikarenakan ada beberapa hal diantaranya
I
persentase
aktivitas siswa sebesar 57,5%.
penggunaan alat peraga yang dapat
membimbing
siswa
membangun
b) Pada pembelajaran II persentase
pengetahuan sehingga siswa lebih mudah
aktivitas siswa sebesar 72,5% atau
memahami konsep dasar segiempat. Ini
meningkat 15% dari pembelajaarn I.
sesuai dengan konsep dalil penyusunan
Pada pembelajaran III
(konstruksi) yang dikemukakan Bruner
c)
persentase
aktivitas siswa sebesar 80% atau
(dalam
meningkat 7,5% dari pembelajaarn
apabila dalam penyusunan ide-ide atau
II.
definisi tertentu disertai dengan bantuan
Dari data yang telah diberikan
Suherman,
benda-benda
2003:44)
kongkrit
dapat dilihat bahwa aktivitas siswa terus
mempermudah
meningkat pada setiap pembelajaran. Hal
dipelajari.
mengingat
Lebih
Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983
lanjut
akan
ide
bahwa
lebih
yang
Suherman
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
35
(2003:243) menjelaskan bahwa konsep
CIRC terbukti dapat membantu kesulitan
abstrak yang baru dipahami siswa akan
siswa dalam memecahkan masalah.
mengendap, melekat, dan tahan lama jika
siswa memahami apa yang dipelajari,
SIMPULAN DAN SARAN
bukan hanya dengan mengingat-ingat
Simpulan
Berdasarkan
fakta.
Pada pembelajaran kooperatif tipe
CIRC, adanya diskusi kelompok pada
uraian
sebelumnya
dapat disimpulkan bahwa :
a.
kemampuan
pemecahan
masalah
kelas eksperimen yang dapat memotivasi
siswa yang diajar dengan model
siswa belajar. Diskusi ini dapat berjalan
pembelajaran kooperatif tipe CIRC
dengan baik karena adanya motivasi
berbantuan alat peraga lebih baik
bahwa keberhasilan siswa dilihat dari
dibandingkan pembelajaran dengan
keberhasilan kelompok. Interaksi antar
menggunakan model pembelajaran
siswa dalam tugas-tugas pembelajaran
yang biasa digunakan di SMP N 1
akan mendorong pencapaian prestasi
Tirto pada materi segiempat,
siswa (Slavin, 2010: 38). Dengan adanya
b.
kemampuan
pemecahan
masalah
dapat
siswa yang diajar dengan model
mengajari siswa yang kurang pandai.
pembelajaran kooperatif tipe CIRC
Munculnya perbedaan pendapat antar
berbantuan alat peraga mencapai
siswa akan mendorong siswa lebih
ketuntasan.
diskusi,
siswa
yang
pandai
menggali informasi tentang konsep yang
sedang
dipelajari
sehingga
dapat
Saran
Berdasarkan hasil penelitian telah
diperoleh bahwa pembelajaran dengan
meningkatkan pemahaman siswa.
Ciri khusus pada pembelajaran
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
kooperatif tipe CIRC adalah untuk
CIRC berbantuan alat peraga efektif
menyelesaikan permasalahan pada soal
terhadap
kemampuan
pemecahan
cerita. Soal aspek pemecahan masalah
masalah
sehingga
disarankan
juga biasanya berbentuk soal cerita. Pada
menggunakan
soal ini kesulitan yang sering dihadaapi
meningkatkan kemampuan pemecahan
adalah
dan
masalah pada materi segiempat dan
menyusun model matematika berdasar
materi lain yang memiliki karakteristik
masalah.
yang sama.
memahami
Dengan
masalah
adanya
langkah-
langkah pembelajaran kooperatif tipe
Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983
model
ini
untuk
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
DAFTAR PUSTAKA
Simon, A. M. 1994. Learning
Mathematics and Learning to
Teach:
Learning
Cycles
in
Mathematics Teacher Education.
Educational
Studies
in
Mathematics. Kluwer Academic
Publishers. 26, (71-94)
Slavin, Robert E. 2010. Cooperative
Learning. Bandung: Nusa Media.
Suherman,
Erman.2003.
Strategi
Pembelajaran
Matematika
Kontemporer. Bandung: JICA
Suyitno, Amin. 2005. Mengadopsi
Pembelajaran
CIRC
dalam
Meningkatkan Keterampilan Siswa
Menyelesaikan
Soal
Cerita.
Seminar Nasional FMIPA UNNES.
Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983
36