2 3.Analisis Penetrasi Pasar dan Distrib
Hubungan Penetrasi Pasar Dengan Kinerja Keuangan BPR Di Pulau Sumatra
Fenomena :
Rata-rata Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Pulau Sumatra cukup tinggi, namun
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Garis Kemiskinan, Indeks Kedalaman
Kemiskinan , dan Indeks Keparahan Kemiskinan juga masih tinggi. Menurut data BPS di
Pulau Sumatra terdapat usaha mikro kecil yang tidak berbadan hukum terbanyak di
Indonesia. Dari segi pendapatan tercatat bahwa PDRB di pulau ini juga cukup rendah
dibanding kawasan lain di Indonesia.
Populasi dan sampel :
Populasi penelitian ini adalah provinsi-provinsi yang ada di Sumatra.
Sampel penelitian adalah seluruh anggota populasi karena jumlah provinsi di Sumatra hanya
berjumlah 10 provinsi.
Kegagalan perbankan antara lain disebabkan oleh kredit bermasalah dan hal ini memberi
dampak yang sangat serius bagi bank, jika tidak ditangani dengan baik maka kredit
bermasalah ini merupakan sumber kerugian yang berpotensi bagi bank.( Anggadini, 2010).
Variable hutang gagal bayar (NPL) terbukti menjadi indicator dari penurunan laba usaha bank
(Walujadi,2012). Setiap usaha pasti memiliki risiko. Menurut peraturan Bank Indonesia,
salah satu risiko usaha bank adalah risiko kredit, yang didefinisikan
risiko yang timbulsebagai akibat kegagalan debitur untuk memenuhi kewajiban. Karena
berbagai sebab, debitur mungkin saja tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada
bank seperti pembayaran pokok pinjaman pembayaran bunga dan lain-lain. Tidak
terpenuhinya kewajiban nasabah kepada bank menyebabkan bank menderita kerugian. Risiko usaha
bank dapat diukur dengan rasio Non Performing Loan yang menunjukkan besarnya kredit
bermasalah suatu bank. (Walujadi,2012).
Menurut BI aspek manajemen dalam CAMEL lazim dipakai untuk memenuhi
penilaian faktor kualitatif. Sehingga diambil empat rasio yang mewakili penilaian
pada empat aspek yang dapat diukur secara kuantitatif sebagaimana model
penelitian yang diambil. Keempat rasio tersebut yaitu :
NPL sebagai ukuran kualitas asset(aktiva)
ROA sebagai ukuran kualitas earning
LDR sebagai ukuran kualitas likuiditas
CAR sebagai ukuran kualitas modal
Variable penelitian :
1
= penetrasi pasar
2
= NPL
3
= LDR
4
= ROA
5
= CAR
Metode penelitian :
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan metode
menganalisis data adalah metode analisis deskriptif.
yang
digunakan
dalam
Pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan software Stata 10.0, SPSS 15.0, dan Microsoft Office Excell 2007. Penetrasi
pasar dihitung menggunakan (Herfindahl Hirschman Index) HHI. Kemudian menghitung
NPL, ROA, LDR, dan CAR. Lalu dilakukan uji normalitas dan uji korelasi pada antara
variable HHI, NPL, ROA, LDR, dan CAR.
Teknik pengumpulan data
Data yang dibutuhkan adalah total kredit BPR-BPR di Pulau Sumatra. Penelitian ini
mengambil data sekunder yang ada pada laporan Blue Print Bank Perkreditan Rakyat
(BPR), Bank Indonesia , Statistik Perbankan Indonesia (SPI), Badan Pusat Statistik(BPS)
dan referensi lain yang relevan.
Kerangka Berfikir
CRLNHBKSP erau engb demku it nre ag n sa t ian s ai n t a r a k o n s e n t r a s i p a s a r d e n g a n
kAODPHUd aiLeMmIn sm eKau roMmj ag r ka e f u a n g a n
RA
Perhitungan alat analisis HHI :
Perhitungan HHI yaitu dengan menjumlahkan masing-masing kuadrat market share dari
provinsi-provinsi di Sumatra.
HHI
=
Market share provinsi1
Market share provinsi2
¿
¿
+
+
¿
¿
¿
¿
…..+
Market share provinsi10
¿
¿
¿
di mana s i adalah pangsa pasar perusahaan i di pasar, dan N adalah jumlah
perusahaan. Dengan demikian, di pasar dengan dua perusahaan yang masing-masing
memiliki pangsa pasar 50 persen, indeks Herfindahl dihitung sebagai berikut
0,50 2 0,50 2 = 1/2.
Indeks Herfindahl (H) berkisar dari 1 / N satu, di mana N adalah jumlah perusahaan di
pasar. Ekuivalen, jika persen digunakan sebagai angka keseluruhan, seperti pada 75
bukannya 0,75, indeks dapat berkisar hingga 100 2, atau 10.000.
a. Sebuah indeks HHI di bawah 0,01 (atau 100) menunjukkan indeks yang sangat
kompetitif.
b. Sebuah indeks HHI di bawah 0,15 (atau 1.500) menunjukkan indeks
terkonsentrasi.
c. Sebuah indeks HHI antara 0,15-0,25 (atau 1.500 sampai 2.500) menunjukkan
konsentrasi moderat.
d. Sebuah indeks HHI di atas 0,25 (di atas 2.500) menunjukkan konsentrasi yang
tinggi.
Sebuah indeks kecil menunjukkan industri yang kompetitif dengan tidak ada pemain
dominan. Jika semua perusahaan memiliki bagian yang sama kebalikan dari indeks
menunjukkan jumlah perusahaan dalam industri.
Fenomena :
Rata-rata Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Pulau Sumatra cukup tinggi, namun
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Garis Kemiskinan, Indeks Kedalaman
Kemiskinan , dan Indeks Keparahan Kemiskinan juga masih tinggi. Menurut data BPS di
Pulau Sumatra terdapat usaha mikro kecil yang tidak berbadan hukum terbanyak di
Indonesia. Dari segi pendapatan tercatat bahwa PDRB di pulau ini juga cukup rendah
dibanding kawasan lain di Indonesia.
Populasi dan sampel :
Populasi penelitian ini adalah provinsi-provinsi yang ada di Sumatra.
Sampel penelitian adalah seluruh anggota populasi karena jumlah provinsi di Sumatra hanya
berjumlah 10 provinsi.
Kegagalan perbankan antara lain disebabkan oleh kredit bermasalah dan hal ini memberi
dampak yang sangat serius bagi bank, jika tidak ditangani dengan baik maka kredit
bermasalah ini merupakan sumber kerugian yang berpotensi bagi bank.( Anggadini, 2010).
Variable hutang gagal bayar (NPL) terbukti menjadi indicator dari penurunan laba usaha bank
(Walujadi,2012). Setiap usaha pasti memiliki risiko. Menurut peraturan Bank Indonesia,
salah satu risiko usaha bank adalah risiko kredit, yang didefinisikan
risiko yang timbulsebagai akibat kegagalan debitur untuk memenuhi kewajiban. Karena
berbagai sebab, debitur mungkin saja tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada
bank seperti pembayaran pokok pinjaman pembayaran bunga dan lain-lain. Tidak
terpenuhinya kewajiban nasabah kepada bank menyebabkan bank menderita kerugian. Risiko usaha
bank dapat diukur dengan rasio Non Performing Loan yang menunjukkan besarnya kredit
bermasalah suatu bank. (Walujadi,2012).
Menurut BI aspek manajemen dalam CAMEL lazim dipakai untuk memenuhi
penilaian faktor kualitatif. Sehingga diambil empat rasio yang mewakili penilaian
pada empat aspek yang dapat diukur secara kuantitatif sebagaimana model
penelitian yang diambil. Keempat rasio tersebut yaitu :
NPL sebagai ukuran kualitas asset(aktiva)
ROA sebagai ukuran kualitas earning
LDR sebagai ukuran kualitas likuiditas
CAR sebagai ukuran kualitas modal
Variable penelitian :
1
= penetrasi pasar
2
= NPL
3
= LDR
4
= ROA
5
= CAR
Metode penelitian :
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan metode
menganalisis data adalah metode analisis deskriptif.
yang
digunakan
dalam
Pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan software Stata 10.0, SPSS 15.0, dan Microsoft Office Excell 2007. Penetrasi
pasar dihitung menggunakan (Herfindahl Hirschman Index) HHI. Kemudian menghitung
NPL, ROA, LDR, dan CAR. Lalu dilakukan uji normalitas dan uji korelasi pada antara
variable HHI, NPL, ROA, LDR, dan CAR.
Teknik pengumpulan data
Data yang dibutuhkan adalah total kredit BPR-BPR di Pulau Sumatra. Penelitian ini
mengambil data sekunder yang ada pada laporan Blue Print Bank Perkreditan Rakyat
(BPR), Bank Indonesia , Statistik Perbankan Indonesia (SPI), Badan Pusat Statistik(BPS)
dan referensi lain yang relevan.
Kerangka Berfikir
CRLNHBKSP erau engb demku it nre ag n sa t ian s ai n t a r a k o n s e n t r a s i p a s a r d e n g a n
kAODPHUd aiLeMmIn sm eKau roMmj ag r ka e f u a n g a n
RA
Perhitungan alat analisis HHI :
Perhitungan HHI yaitu dengan menjumlahkan masing-masing kuadrat market share dari
provinsi-provinsi di Sumatra.
HHI
=
Market share provinsi1
Market share provinsi2
¿
¿
+
+
¿
¿
¿
¿
…..+
Market share provinsi10
¿
¿
¿
di mana s i adalah pangsa pasar perusahaan i di pasar, dan N adalah jumlah
perusahaan. Dengan demikian, di pasar dengan dua perusahaan yang masing-masing
memiliki pangsa pasar 50 persen, indeks Herfindahl dihitung sebagai berikut
0,50 2 0,50 2 = 1/2.
Indeks Herfindahl (H) berkisar dari 1 / N satu, di mana N adalah jumlah perusahaan di
pasar. Ekuivalen, jika persen digunakan sebagai angka keseluruhan, seperti pada 75
bukannya 0,75, indeks dapat berkisar hingga 100 2, atau 10.000.
a. Sebuah indeks HHI di bawah 0,01 (atau 100) menunjukkan indeks yang sangat
kompetitif.
b. Sebuah indeks HHI di bawah 0,15 (atau 1.500) menunjukkan indeks
terkonsentrasi.
c. Sebuah indeks HHI antara 0,15-0,25 (atau 1.500 sampai 2.500) menunjukkan
konsentrasi moderat.
d. Sebuah indeks HHI di atas 0,25 (di atas 2.500) menunjukkan konsentrasi yang
tinggi.
Sebuah indeks kecil menunjukkan industri yang kompetitif dengan tidak ada pemain
dominan. Jika semua perusahaan memiliki bagian yang sama kebalikan dari indeks
menunjukkan jumlah perusahaan dalam industri.