SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA
PROPOSAL PENELITIAN
“PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI
METODE BERCERITA dengan MEMBACAKAN BUKU CERITA ANAK
(KELOMPOK B di TK BHAYANGKARI WANGON, BANYUMAS)”
Diajukan untuk Memenuhi Nilai UTS
Dosen : Waway Tiswaya, M.Hum.
Disusun Oleh:
Laeli Amalia Putri Pradani
180110150067
SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS PADJADJARAN
TAHUN AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kekuatan dan semangat kepada saya untuk menyelesaikan proposal penelitian yang saya
susun yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Metode Bercerita
dengan Membacakan Buku Cerita Anak( Kelompok
B di TK Bhayangkari Wangon,
Banyumas)” dengan tepat waktu dan sesuai harapan.
Adapun maksud dibuatnya proposal ini, tidak lain adalah untuk memenuhi nilai Ujian
Tengah Semester mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah yang ditugaskan kepada saya selaku
penyusun makalah ini.
Saya selaku penulis menyadari bahwa proposal yang saya buat ini masih jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu, saya berharap kritik dan saran dari para pembaca kepada
proposal saya sebagai penyemangat saya dan agar saya dapat berusaha untuk lebih baik dan
belajar lebih giat. Dan sebelumnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh
pembaca terutama Bapak Waway Tiswaya, M.Hum. Selaku dosen mata kuliah Tata Tulis
Karya Ilmiah Universitas Padjadjaran sekaligus penilai proposal ini jika ada kesalahan arti
atau kata yang kurang baku atau kurang dapat dimengerti.
Saya harap proposal yang saya buat dapat memberikan manfaat kepada seluruh
pembaca baik di dalam maupun di luar lingkungan Universitas Padjadjaran.
Jatinangor, 28 April
2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan merupakan suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup
dengan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan
gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Ciri-ciri
pertumbuhan dan perkembangan anak antara lain, menimbulkan perubahan, berkolerasi
dengan pertumbuhan, memiliki tahap yang berurutan dan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan berbicara dan menulis merupakan suatu proses yang menggunakan
bahasa ekspresif dalam membentuk arti. Perkembangan berbicara pada awal dari anak
yaitu menggumam maupun membeo. Menurut pendapat Dyson bahwa perkembangan
berbicara terkadang individu dapat menyesuaikan dengan keinginannya sendiri, hal ini
tidak sama dengan menulis.
Seorang bayi dari hari ke hari akan mengalami perkembangan bahasa dan
kemampuan bicara, namun tentunya tiap anak tidak sama persis pencapaiannya, ada yang
cepat berbicara ada pula yang membutuhkan waktu agak lama. Untuk membantu
perkembangannya ibu dapat membantu memberikan stimulasi yang disesuaikan dengan
keunikan masing-masing anak. Sejalan dengan perkembangan kemampuan serta
kematangan jasmani terutama yang bertalian dengan proses bicara, komunikasi tersebut
makin meningkat dan meluas, misalnya dengan orang di sekitarnya lingkungan dan
berkembang dengan orang lain yang baru dikenal dan bersahabat dengannya.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengertian bahasa dan berbicara. Bahasa
mencakup segala bentuk komunikasi, baik yang diutarakan dalam bentuk lisan, tulisan,
bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, ekspresi wajah pantomim atau seni. Sedangkan
bicara adalah bahasa lisan yang merupakan bentuk yang paling efektif untuk
berkomunikasi, dan paling penting serta paling banyak dipergunakan. Perkembangan
bahasa tersebut selalu meningkat sesuai dengan meningkatnya usia anak. Orangtua
sebaiknya selalu memperhatikan perkembangan tersebut sebab pada masa ini, sangat
menentukan proses belajar. Hal ini dapat. dilakukan dengan memberi contoh yang baik,
memberikan motivasi pada anak untuk belajar dan sebagainya.
Mengacu pada persoalan tersebut dan dalam rangka menghadapi era globalisasi,
program pendidikan harus mampu memberikan bekal kepada peserta didik untuk
memiliki daya saing yang tinggi dan tangguh, sehingga dapat menyesuaikan perubahanperubahan yang terjadi di berbagai bidang kehidupan di masyarakat, terutama
kemampuan membaca.
Sebelum
melaksanakan
penelitian,
penggunaan
metode
maupun
model
pembelajarannya kurang menarik, sehingga proses pembelajaran yang terjadi mengalami
ketidakberhasilan dengan hasil belajar yang dicapai oleh siswa kurang maksimal, anak
cenderung bermain sendiri dan tidak memperhatikan. Karena itu penulis ingin
menemukan jalan keluarnya dengan cara melaksanakan penelitian agar dapat
diidentifikasikan permasalahan yang melatarbelakangi tidak berhasilnya proses kegiatan
belajar tersebut.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang tersebut, dalam makalah ini penulis dapat merumuskannya
menjadi beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Proses pembelajaran tidak berjalan lancar, anak-anak sibuk bermain sendiri-sendiri,
sehingga situasinya tidak kondusif.
2. Anak-anak kurang tertarik dengan pembelajaran yang disajikan oleh guru.
3. Keterlambatan dalam perkembangan berbahasa pada anak.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Meningkatkan kemampuan berbahasa anak usia dini di TK Bhayangkari Wangon,
Banyumas melalui metode bercerita dengan menggunakan buku cerita anak.
2. Meningkatkan keberanian anak dalam mengungkapkan kata-kata.
3. Meningkatkan minat anak untuk membaca buku cerita, mengamati dan menyimak.
1.4 Kegunaan Hasil Penelitian
1.4.1 Manfaat bagi anak
Meningkatkan hasil belajar anak pada kegiatan bercerita dengan media buku
cerita anak.
1.4.2 Manfaat bagi guru
a.
Meningkatkan kemampuan Guru sebagai fasilitator dan motivator.
b. Memberi gambaran pada Guru tentang cara pembelajaran metode bercerita
yang disukai anak.
1.4.3 Manfaat bagi sekolah
Meningkatkan kualitas/mutu TK yang bersangkutan, sehingga diminati oleh para
orangtua peserta didik dan masyarakat sekitarnya untuk memasukkan putraputrinya ke sekolah tersebut.
1.5 Metode dan Teknik Penelitian
1.5.1 Lokasi Penelitian
Peneliti memilih lokasi di TK Bhayangkari Wangon, Banyumas. Dengan alasan,
masyarakat di Perumahan Kotawa tersebut memiliki latar belakang sosial ekonomi,
pendidikan dan budaya yang beragam. Sehingga, peneliti tertarik untuk menggali
tentang pola asuh orang tua pada anak di perumahan tersebut.
1.5.2 Sasaran Penelitin dan Teknik Penentuan
Sasaran penelitian ini adalah anak-anak kelompok B TK Bhayangkari Wangon,
Banyumas. Teknik Penentuan informan pada penelitian ini menggunakan
Purposive Sampling. Menurut Nanang Martono (2010:19) Purposive Sampling
merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai tujuan
yang diharapkan.
1.5.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dilakukan untuk mengumpulkan,
mencari, dan memperoleh data dari responden serta informasi yang telah
ditentukan. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis menggunakan
teknik pengambilan dara melalui observasi dan wawancara. Alat pengumpulan data
sesuai dengan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah panduan observasi berupa lembar observasi atau daftar checklist dan
panduan wawancara mendalam pada narasumber.
a. Wawancara ialah teknik pengumpulan data melalui tanya jawab secara lisan
antara peneliti dengan informan secara tatap muka atau secara langsung untuk
mendapatkan informasi yang mendalam.
b. Observasi adalah suatu teknik atau metode yang dilakukan peneliti untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan dengan cara terjun langsung ke lokasi
penelitian. Dengan kata lain observasi merupakan pengamatan secara cermat
dan sistematis pada suatu objek penelitian. Biasanya peneliti akan ikut serta
dalam kegiatan di lokasi penelitian.
1.6 Kerangka Teori
Masa perkembangan bicara dan bahasa yang paling intensif pada manusia terletak
pada masa usia dini, tepatnya pada tiga tahun dari hidupnya, yakni suatu periode dimana
otak manusia berkembang dalam proses mencapai kematangan (Siti Aisyah et el, 2007:
6). Masa usia dini merupakan masa keemasan (golden age) di sepanjang rentang usia
perkembangan manusia. Montessori (Sujiono, 2009: 54) menyatakan bahwa masa
tersebut merupakan periode sensitif (sensitive period), di mana anak secara khusus
mudah menerima stimulus-stimulus dari lingkungannya.
Berdasarkan fakta sebagaimana dikemukakan oleh para ahli di atas maka harus ada
lingkungan yang kondusif, yang mengupayakan pengembangan berbahasa anak,
termasuk anak usia pra sekolah secara intensif. Pengembangan kemampuan berbahasa
anak (Direktorat Pembinaan TK dan SD, 2007: 3) dilakukan sebagai berikut:
1.
Anak dapat mengolah kata secara komprehensif
2.
Anak dapat mengekspresikan kata-kata dalam bahasa tubuh yang dapat dipahami
oleh orang lain.
3. Anak mengerti setiap kata yang didengar dan diucapkan, mengartikan dan
menyampaikan secara utuh kepada orang lain.
4.
Anak dapat berargumentasi, meyakinkan orang melalui kata-kata yang
diucapkannya.
1.7 Sumber Data
1.7.1 Data Primer
Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif. Menurut S. Nasution data primer
adalah data yang dapat di peroleh langsung dari lapangan atau tempat penelitian.
Sedangkan menurut Lofland bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif
ialah kata-kata dan tindakan. Kata-kata dan tindakan merupakan sumber daya yang
di peroleh dari lapangan dengan mengamati atau mewawancarai. Sumber data
primer di peroleh dari sejumlah narasumber yang merupakan warga di lingkungan
perumahan.
1.7.2
Data Sekunder
Sedangkan data sekunder penulis dapatkan yaitu data pendukung berupa dokumen,
hasil studi pustaka literatur, atau foto yang berkaitan dengan permasalahan
penelitian. Jadi, data yang didapat tidak secara langsung dari responden atau bisa
juga didapatkan melalui dokumen.
1.8 Sumber Pustaka
Allen, K. Eileen. 2010. Profil Perkembangan Anak : Prakelahiran Hingga Usia 12
Tahun. (Penterjemah: Valentino). Jakarta: PT Indeks
Direktorat Pembinaan TK dan SD. 2007. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan
Bahasa di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kemendiknas
Patilima, Hamid. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Cetakan kedua. Bandung: Alfabeta
Siti Aisyah dkk. (2007) Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia
Dini. Jakarta: Universitas Terbuka
Sujiono, Yuliani Nurani. (2009) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT
Indeks
Pustaka yang diakses dari internet:
Pane, Eli Tohonan Tua. (2009) “Implementasi Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini.”
Tersedia pada: http://www.bpplsp-reg-1.go.id/buletin/.html. (Diakses pada tanggal 28
April 2016).
“PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI
METODE BERCERITA dengan MEMBACAKAN BUKU CERITA ANAK
(KELOMPOK B di TK BHAYANGKARI WANGON, BANYUMAS)”
Diajukan untuk Memenuhi Nilai UTS
Dosen : Waway Tiswaya, M.Hum.
Disusun Oleh:
Laeli Amalia Putri Pradani
180110150067
SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS PADJADJARAN
TAHUN AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kekuatan dan semangat kepada saya untuk menyelesaikan proposal penelitian yang saya
susun yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Metode Bercerita
dengan Membacakan Buku Cerita Anak( Kelompok
B di TK Bhayangkari Wangon,
Banyumas)” dengan tepat waktu dan sesuai harapan.
Adapun maksud dibuatnya proposal ini, tidak lain adalah untuk memenuhi nilai Ujian
Tengah Semester mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah yang ditugaskan kepada saya selaku
penyusun makalah ini.
Saya selaku penulis menyadari bahwa proposal yang saya buat ini masih jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu, saya berharap kritik dan saran dari para pembaca kepada
proposal saya sebagai penyemangat saya dan agar saya dapat berusaha untuk lebih baik dan
belajar lebih giat. Dan sebelumnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh
pembaca terutama Bapak Waway Tiswaya, M.Hum. Selaku dosen mata kuliah Tata Tulis
Karya Ilmiah Universitas Padjadjaran sekaligus penilai proposal ini jika ada kesalahan arti
atau kata yang kurang baku atau kurang dapat dimengerti.
Saya harap proposal yang saya buat dapat memberikan manfaat kepada seluruh
pembaca baik di dalam maupun di luar lingkungan Universitas Padjadjaran.
Jatinangor, 28 April
2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan merupakan suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup
dengan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan
gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Ciri-ciri
pertumbuhan dan perkembangan anak antara lain, menimbulkan perubahan, berkolerasi
dengan pertumbuhan, memiliki tahap yang berurutan dan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan berbicara dan menulis merupakan suatu proses yang menggunakan
bahasa ekspresif dalam membentuk arti. Perkembangan berbicara pada awal dari anak
yaitu menggumam maupun membeo. Menurut pendapat Dyson bahwa perkembangan
berbicara terkadang individu dapat menyesuaikan dengan keinginannya sendiri, hal ini
tidak sama dengan menulis.
Seorang bayi dari hari ke hari akan mengalami perkembangan bahasa dan
kemampuan bicara, namun tentunya tiap anak tidak sama persis pencapaiannya, ada yang
cepat berbicara ada pula yang membutuhkan waktu agak lama. Untuk membantu
perkembangannya ibu dapat membantu memberikan stimulasi yang disesuaikan dengan
keunikan masing-masing anak. Sejalan dengan perkembangan kemampuan serta
kematangan jasmani terutama yang bertalian dengan proses bicara, komunikasi tersebut
makin meningkat dan meluas, misalnya dengan orang di sekitarnya lingkungan dan
berkembang dengan orang lain yang baru dikenal dan bersahabat dengannya.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengertian bahasa dan berbicara. Bahasa
mencakup segala bentuk komunikasi, baik yang diutarakan dalam bentuk lisan, tulisan,
bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, ekspresi wajah pantomim atau seni. Sedangkan
bicara adalah bahasa lisan yang merupakan bentuk yang paling efektif untuk
berkomunikasi, dan paling penting serta paling banyak dipergunakan. Perkembangan
bahasa tersebut selalu meningkat sesuai dengan meningkatnya usia anak. Orangtua
sebaiknya selalu memperhatikan perkembangan tersebut sebab pada masa ini, sangat
menentukan proses belajar. Hal ini dapat. dilakukan dengan memberi contoh yang baik,
memberikan motivasi pada anak untuk belajar dan sebagainya.
Mengacu pada persoalan tersebut dan dalam rangka menghadapi era globalisasi,
program pendidikan harus mampu memberikan bekal kepada peserta didik untuk
memiliki daya saing yang tinggi dan tangguh, sehingga dapat menyesuaikan perubahanperubahan yang terjadi di berbagai bidang kehidupan di masyarakat, terutama
kemampuan membaca.
Sebelum
melaksanakan
penelitian,
penggunaan
metode
maupun
model
pembelajarannya kurang menarik, sehingga proses pembelajaran yang terjadi mengalami
ketidakberhasilan dengan hasil belajar yang dicapai oleh siswa kurang maksimal, anak
cenderung bermain sendiri dan tidak memperhatikan. Karena itu penulis ingin
menemukan jalan keluarnya dengan cara melaksanakan penelitian agar dapat
diidentifikasikan permasalahan yang melatarbelakangi tidak berhasilnya proses kegiatan
belajar tersebut.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang tersebut, dalam makalah ini penulis dapat merumuskannya
menjadi beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Proses pembelajaran tidak berjalan lancar, anak-anak sibuk bermain sendiri-sendiri,
sehingga situasinya tidak kondusif.
2. Anak-anak kurang tertarik dengan pembelajaran yang disajikan oleh guru.
3. Keterlambatan dalam perkembangan berbahasa pada anak.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Meningkatkan kemampuan berbahasa anak usia dini di TK Bhayangkari Wangon,
Banyumas melalui metode bercerita dengan menggunakan buku cerita anak.
2. Meningkatkan keberanian anak dalam mengungkapkan kata-kata.
3. Meningkatkan minat anak untuk membaca buku cerita, mengamati dan menyimak.
1.4 Kegunaan Hasil Penelitian
1.4.1 Manfaat bagi anak
Meningkatkan hasil belajar anak pada kegiatan bercerita dengan media buku
cerita anak.
1.4.2 Manfaat bagi guru
a.
Meningkatkan kemampuan Guru sebagai fasilitator dan motivator.
b. Memberi gambaran pada Guru tentang cara pembelajaran metode bercerita
yang disukai anak.
1.4.3 Manfaat bagi sekolah
Meningkatkan kualitas/mutu TK yang bersangkutan, sehingga diminati oleh para
orangtua peserta didik dan masyarakat sekitarnya untuk memasukkan putraputrinya ke sekolah tersebut.
1.5 Metode dan Teknik Penelitian
1.5.1 Lokasi Penelitian
Peneliti memilih lokasi di TK Bhayangkari Wangon, Banyumas. Dengan alasan,
masyarakat di Perumahan Kotawa tersebut memiliki latar belakang sosial ekonomi,
pendidikan dan budaya yang beragam. Sehingga, peneliti tertarik untuk menggali
tentang pola asuh orang tua pada anak di perumahan tersebut.
1.5.2 Sasaran Penelitin dan Teknik Penentuan
Sasaran penelitian ini adalah anak-anak kelompok B TK Bhayangkari Wangon,
Banyumas. Teknik Penentuan informan pada penelitian ini menggunakan
Purposive Sampling. Menurut Nanang Martono (2010:19) Purposive Sampling
merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai tujuan
yang diharapkan.
1.5.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dilakukan untuk mengumpulkan,
mencari, dan memperoleh data dari responden serta informasi yang telah
ditentukan. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis menggunakan
teknik pengambilan dara melalui observasi dan wawancara. Alat pengumpulan data
sesuai dengan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah panduan observasi berupa lembar observasi atau daftar checklist dan
panduan wawancara mendalam pada narasumber.
a. Wawancara ialah teknik pengumpulan data melalui tanya jawab secara lisan
antara peneliti dengan informan secara tatap muka atau secara langsung untuk
mendapatkan informasi yang mendalam.
b. Observasi adalah suatu teknik atau metode yang dilakukan peneliti untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan dengan cara terjun langsung ke lokasi
penelitian. Dengan kata lain observasi merupakan pengamatan secara cermat
dan sistematis pada suatu objek penelitian. Biasanya peneliti akan ikut serta
dalam kegiatan di lokasi penelitian.
1.6 Kerangka Teori
Masa perkembangan bicara dan bahasa yang paling intensif pada manusia terletak
pada masa usia dini, tepatnya pada tiga tahun dari hidupnya, yakni suatu periode dimana
otak manusia berkembang dalam proses mencapai kematangan (Siti Aisyah et el, 2007:
6). Masa usia dini merupakan masa keemasan (golden age) di sepanjang rentang usia
perkembangan manusia. Montessori (Sujiono, 2009: 54) menyatakan bahwa masa
tersebut merupakan periode sensitif (sensitive period), di mana anak secara khusus
mudah menerima stimulus-stimulus dari lingkungannya.
Berdasarkan fakta sebagaimana dikemukakan oleh para ahli di atas maka harus ada
lingkungan yang kondusif, yang mengupayakan pengembangan berbahasa anak,
termasuk anak usia pra sekolah secara intensif. Pengembangan kemampuan berbahasa
anak (Direktorat Pembinaan TK dan SD, 2007: 3) dilakukan sebagai berikut:
1.
Anak dapat mengolah kata secara komprehensif
2.
Anak dapat mengekspresikan kata-kata dalam bahasa tubuh yang dapat dipahami
oleh orang lain.
3. Anak mengerti setiap kata yang didengar dan diucapkan, mengartikan dan
menyampaikan secara utuh kepada orang lain.
4.
Anak dapat berargumentasi, meyakinkan orang melalui kata-kata yang
diucapkannya.
1.7 Sumber Data
1.7.1 Data Primer
Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif. Menurut S. Nasution data primer
adalah data yang dapat di peroleh langsung dari lapangan atau tempat penelitian.
Sedangkan menurut Lofland bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif
ialah kata-kata dan tindakan. Kata-kata dan tindakan merupakan sumber daya yang
di peroleh dari lapangan dengan mengamati atau mewawancarai. Sumber data
primer di peroleh dari sejumlah narasumber yang merupakan warga di lingkungan
perumahan.
1.7.2
Data Sekunder
Sedangkan data sekunder penulis dapatkan yaitu data pendukung berupa dokumen,
hasil studi pustaka literatur, atau foto yang berkaitan dengan permasalahan
penelitian. Jadi, data yang didapat tidak secara langsung dari responden atau bisa
juga didapatkan melalui dokumen.
1.8 Sumber Pustaka
Allen, K. Eileen. 2010. Profil Perkembangan Anak : Prakelahiran Hingga Usia 12
Tahun. (Penterjemah: Valentino). Jakarta: PT Indeks
Direktorat Pembinaan TK dan SD. 2007. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan
Bahasa di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kemendiknas
Patilima, Hamid. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Cetakan kedua. Bandung: Alfabeta
Siti Aisyah dkk. (2007) Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia
Dini. Jakarta: Universitas Terbuka
Sujiono, Yuliani Nurani. (2009) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT
Indeks
Pustaka yang diakses dari internet:
Pane, Eli Tohonan Tua. (2009) “Implementasi Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini.”
Tersedia pada: http://www.bpplsp-reg-1.go.id/buletin/.html. (Diakses pada tanggal 28
April 2016).