Hal yang Penting Diketahui Sebelum Menga
Masalah yang telah dipilih sebaiknya dianalisis terlebih dahulu, agar hasil
penelitian dapat dilakukan dengan baik, dari segi proses ataupun tujuannya. Analisis
itu dapat dilihat dalam perspektif substansi, teori dan metode juga proses penelitian
dan manfaat penelitian. Disamping itu, agar hasil penelitian benar-benar berarti dan
bermakna (fungsional) sesuai dengan jenis dan tujuan penelitian itu sendiri.
Ada beberapa bentuk analisis yang perlu diperhatikan :
Analisis Substansi Masalah
Analisis substansi masalah itu sendiri. Masalah yang dipilih memiliki
relevansi akademik dalam arti termasuk bidang keilmuan apa; misalnya sosiologi,
antropologi, filologi, manajemen, teologi dan sebagainya. Dengan mengetahui
kedudukan masalah dalam konteks keilmuan yang ada, peneliti dapat menelusuri dan
mendalami permasalahan itu dan menempatkannya dalam pokok bahasan atau sub
pokok bahasan bidang ilmu tersebut. Dengan cara ini peneliti dengan mantap
memiliki pangkal tolak dan sudut pandang keilmuan yang ada.
Kerlinger mengatakan dalam Imam Suprayogo bahwa ”jika hendak
memecahkan masalah, kita harus secara umum mengetahui apa masalahnya. Analisis
substansi masalah penelitian, dengan demikian, dapat memantapkan kedudukan
kepakaran peneliti sesuai dengan bidang keilmuan yang menjadi konsentrasi dan
keahliannya. Dengan melakukan penelitian untuk tesis, misalnya, seorang peneliti
akan memiliki keahlian dalam masalah yang diteliti.
Analis Teori Dan Metode
Peneliti hendaknya senantiasa menyadari bahwa perumusan masalah dalam
penelitiannya didasarkan atas upaya menemukan teori dari dasar sebagai acuan
utama. Oleh karena itu, setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau
landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Maka, perlu
disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok
pikiran untuk memberikan
gambaran atau batasan-batasan tentang teori-teori yang akan dipakai sebagai landasan
penelitian yang akan digunakan.
Uraian dalam menganalisis teori merupakan hasil berpikir rasional yang
dituangkan secara tertulis meliputi aspek-aspek yang terdapat di dalam masalah atau
sub masalah yang akan diteliti. Masalah yang diteliti hendaknya dapat dicari rujukan
kepustakaan, perspektif teoritik dan metodenya. Dengan pertimbangan ini dapat
ditelusuri
kajian kepustakaan baik berupa buku jurnal maupun hasil penelitian
terdahulu, penelitian semakin tajam dan terarah dalam memfokuskan penelitiannya.
Perspektif teoritik bermanfaat bagi peneliti agar penelitian yang dilakukan memiliki
starting point dan point of view yang jelas sehingga peneliti akan semakin peka dan
kritis dalam mencermati setiap fenomena.
Analis Institusional
Jenis, bobot dan tujuan penelitian hendaknya disesuaikan dengan institusi
mana peneliti memperpersembahkan penelitiannya. Penelitian untuk persyaratan
memperoleh gelar akademik tentu berbeda dengan penelitian pesanan atau penelitian
tindakan (action research). Penelitian untuk skripsi tentu memiliki kulalifikasi yang
berbeda dengan tesis atau disertasi. Perbedaan bisa terletak pada substansinya, seperti
kedalaman, keluasan, keaslian, kejelasan, keutuhan masalah yang diangkat; atau pada
metodologinya seperti perspektif teoritik dan analisisnya; maupun pada teknik
penulisan atau pelaporannya.
Analisis Metodologis
Masalah yang diangkat hendaknya terjangkau, baik dari aspek metode
pengumpulan data maupun datanya itu sendiri. Penelitian yang melibatkan para elite
biasanya lebih sulit dilakukan daripada masyarakat awam, maupun agama, lebih
sedikit jumlahnya. Penelitian tentang keuangan biasanya juga lebih sedikit karena
datanya sulit dicari.
Masalah Yang Diangkat Hendaklah Aktual Disamping Berarti Dan Bermakna.
Meneliti adalah pekerjaan yang tidak mudah, yang membutuhkan tenaga,
waktu dan biaya. Untuk itu, Peneliti hendaknya menghindari masalah-masalah yang
sudah banyak diteliti. Masalah-masalah yang sepertinya menarik tetapi tidak
fungsional, baik bagi peneliti, institusi, masyarakat maupun pengembangan ilmu,
sebaiknya ditinggalkan. Penelitian tentang peranan kiai dalam pembinaan masyarakat
atau penelitian tentang pengaruh wanita karier terhadap keharmonisan keluarga.,
misalnya, sudah terasa jenuh.
Agar penelitian dapat berarti dan bermakna, maka seorang peneliti harus
memperhatikan beberapa kegunaan penelitian, yaitu:
Untuk kepentingan ilmu yang relevan dengan penelitian ini, mungkin untuk verifikasi
teori, mungkin untuk aplikasi teori atau untuk menemukan teori yang sama sekali
baru.
Bagi masyarakat, sebagai sumbangan bila diperlukan di dalam memecahkan masalahmasalah yang relevan, dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.
Referensi Makalah
Kepustakaan:
Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2002. Hadari
Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1998.
Mardalis, Metode Penelitian, Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta; PT. Bumi Aksara, 2006. Wardi
Bachtiar, Metodologi Penelitian Dakwah, Jakarta; Logos, 1997.
penelitian dapat dilakukan dengan baik, dari segi proses ataupun tujuannya. Analisis
itu dapat dilihat dalam perspektif substansi, teori dan metode juga proses penelitian
dan manfaat penelitian. Disamping itu, agar hasil penelitian benar-benar berarti dan
bermakna (fungsional) sesuai dengan jenis dan tujuan penelitian itu sendiri.
Ada beberapa bentuk analisis yang perlu diperhatikan :
Analisis Substansi Masalah
Analisis substansi masalah itu sendiri. Masalah yang dipilih memiliki
relevansi akademik dalam arti termasuk bidang keilmuan apa; misalnya sosiologi,
antropologi, filologi, manajemen, teologi dan sebagainya. Dengan mengetahui
kedudukan masalah dalam konteks keilmuan yang ada, peneliti dapat menelusuri dan
mendalami permasalahan itu dan menempatkannya dalam pokok bahasan atau sub
pokok bahasan bidang ilmu tersebut. Dengan cara ini peneliti dengan mantap
memiliki pangkal tolak dan sudut pandang keilmuan yang ada.
Kerlinger mengatakan dalam Imam Suprayogo bahwa ”jika hendak
memecahkan masalah, kita harus secara umum mengetahui apa masalahnya. Analisis
substansi masalah penelitian, dengan demikian, dapat memantapkan kedudukan
kepakaran peneliti sesuai dengan bidang keilmuan yang menjadi konsentrasi dan
keahliannya. Dengan melakukan penelitian untuk tesis, misalnya, seorang peneliti
akan memiliki keahlian dalam masalah yang diteliti.
Analis Teori Dan Metode
Peneliti hendaknya senantiasa menyadari bahwa perumusan masalah dalam
penelitiannya didasarkan atas upaya menemukan teori dari dasar sebagai acuan
utama. Oleh karena itu, setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau
landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Maka, perlu
disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok
pikiran untuk memberikan
gambaran atau batasan-batasan tentang teori-teori yang akan dipakai sebagai landasan
penelitian yang akan digunakan.
Uraian dalam menganalisis teori merupakan hasil berpikir rasional yang
dituangkan secara tertulis meliputi aspek-aspek yang terdapat di dalam masalah atau
sub masalah yang akan diteliti. Masalah yang diteliti hendaknya dapat dicari rujukan
kepustakaan, perspektif teoritik dan metodenya. Dengan pertimbangan ini dapat
ditelusuri
kajian kepustakaan baik berupa buku jurnal maupun hasil penelitian
terdahulu, penelitian semakin tajam dan terarah dalam memfokuskan penelitiannya.
Perspektif teoritik bermanfaat bagi peneliti agar penelitian yang dilakukan memiliki
starting point dan point of view yang jelas sehingga peneliti akan semakin peka dan
kritis dalam mencermati setiap fenomena.
Analis Institusional
Jenis, bobot dan tujuan penelitian hendaknya disesuaikan dengan institusi
mana peneliti memperpersembahkan penelitiannya. Penelitian untuk persyaratan
memperoleh gelar akademik tentu berbeda dengan penelitian pesanan atau penelitian
tindakan (action research). Penelitian untuk skripsi tentu memiliki kulalifikasi yang
berbeda dengan tesis atau disertasi. Perbedaan bisa terletak pada substansinya, seperti
kedalaman, keluasan, keaslian, kejelasan, keutuhan masalah yang diangkat; atau pada
metodologinya seperti perspektif teoritik dan analisisnya; maupun pada teknik
penulisan atau pelaporannya.
Analisis Metodologis
Masalah yang diangkat hendaknya terjangkau, baik dari aspek metode
pengumpulan data maupun datanya itu sendiri. Penelitian yang melibatkan para elite
biasanya lebih sulit dilakukan daripada masyarakat awam, maupun agama, lebih
sedikit jumlahnya. Penelitian tentang keuangan biasanya juga lebih sedikit karena
datanya sulit dicari.
Masalah Yang Diangkat Hendaklah Aktual Disamping Berarti Dan Bermakna.
Meneliti adalah pekerjaan yang tidak mudah, yang membutuhkan tenaga,
waktu dan biaya. Untuk itu, Peneliti hendaknya menghindari masalah-masalah yang
sudah banyak diteliti. Masalah-masalah yang sepertinya menarik tetapi tidak
fungsional, baik bagi peneliti, institusi, masyarakat maupun pengembangan ilmu,
sebaiknya ditinggalkan. Penelitian tentang peranan kiai dalam pembinaan masyarakat
atau penelitian tentang pengaruh wanita karier terhadap keharmonisan keluarga.,
misalnya, sudah terasa jenuh.
Agar penelitian dapat berarti dan bermakna, maka seorang peneliti harus
memperhatikan beberapa kegunaan penelitian, yaitu:
Untuk kepentingan ilmu yang relevan dengan penelitian ini, mungkin untuk verifikasi
teori, mungkin untuk aplikasi teori atau untuk menemukan teori yang sama sekali
baru.
Bagi masyarakat, sebagai sumbangan bila diperlukan di dalam memecahkan masalahmasalah yang relevan, dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.
Referensi Makalah
Kepustakaan:
Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2002. Hadari
Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1998.
Mardalis, Metode Penelitian, Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta; PT. Bumi Aksara, 2006. Wardi
Bachtiar, Metodologi Penelitian Dakwah, Jakarta; Logos, 1997.