HASIL PENELITIAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL

HASIL PENELITIAN

KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS
GIZI PADA IBU HAMIL YANG MEMERIKSAKAN DIRI
DI PUSKESMAS ENREKANG

Ainul Mafrishah1, Ernawati AS2, Nur Adi3

Mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar
Dosen tetap Program Studi S1 Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin
Makassar
3
Dosen tetap Program Studi S1 Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin
Makassar
1
2

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN


MAKASSAR
2013
KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS
GIZI PADA IBU HAMIL YANG MEMERIKSAKAN DIRI
DI PUSKESMAS ENREKANG
ABSTRAK
Kehamilan merupakan masa kehidupan yang penting. Dimasa ini seorang ibu harus
mempersiapkan diri sebaik-sebaiknya untuk menyambut kelahiran bayinya. Ibu yang
sehat akan melahirkan bayi sehat. Salah faktor yang mempengaruhi terhadap kesehatan
ibu adalah keadaan gizi ibu yang dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dan perilaku ibu
itu sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu
hamil dengan status gizi ibu hamil yang memeriksakan diri di Puskesmas Enrekang.
Jenis Penelitian ini adalah Analitik Correlative-Asosiative dengan rancangan Cross
Sectional Study menggunakan desain uji Chi Square dengan nilai signifikan α 0.05.
Sampel berjumlah 49 orang responden yang didapatkan dengan menggunakan teknik
Pusrposive Sampling yang sesuai dengan kriteria sampel. Hasil penelitian menunjukkan
hubungan yang signifikan antara pengetahuan (p = 0.001, OR : 21.7), sikap (p = 0.000,
OR : 27.5) dan perilaku (p = 0.000, OR : 32.6) dengan status gizi ibu hamil.
Pengetahuan yang mencukupi, sikap yang positif dan perilaku yang baik akan
berdampak pada status gizi yang baik. Kesimpulan penelitian ini yaitu ada hubungan

yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan perilaku sebagai bagian dari karakteristik
ibu hamil dengan status gizi ibu hamil yang memeriksakan diri di Puskesmas Enrekang.
Kata Kunci : Status Gizi, Pengetahuan, Sikap, Perilaku

PENDAHULUAN
Kehamilan merupakan masa kehidupan yang penting. Dimasa ini harus
mempersiapkan diri sebaik – sebaiknya untuk menyambut kelahiran bayinya. Ibu yang
sehat akan melahirkan bayi sehat. Salah faktor yang mempengaruhi terhadap kesehatan
ibu adalah keadaan gizi ibu (Waryono, 2010)
Untuk bisa mencukupi dan menyeimbangkan gizi pada saat hamil dan menyusui,
komposisi zat gizi harus diperhatikan. Kalori 17%, protein 25% dan vitamin dan
mineral 20-100%. Pemberian suplemen vitamin dan mineral ternyata masih merupakan
pro dan kontra.Menurut keterangan yang bersumber dari Institute of Medicine (USA),
semua suplemen vitamin dan mineral kecuali Fe tidak ada manfaatnya. Namun tetap
saja hal itu menjadi pro dan kontra sehingga beberapa pihak dari kalangan medis masih
menjadikan suplemen vitamin dan mineral sebagai suplemen ibu hamil untuk menjamin
tercukupinya zat gizi pada ibu hamil tersebut (Dedek, 2012)
Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah,
baik pada ibu maupun janin yang dikandungnya, antara lain : anemia, perdarahan dan
berat badan ibu tidak bertambah secara normal, kurang gizi juga dapat mempengaruhi

proses persalinan dimana dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, prematur,
perdarahan selama persalinan, kurang gizi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan janin
dan dapat menimbulkan keguguran,abortus, cacat bawaan dan berat janin bayi lahir
rendah (Fajriani, 2013)
Ibu hamil yang menderita KEK (Kurang Energi Kronis) dan Anemia mempunyai
resiko kesakitan yang lebih besar terutama pada trimester III kehamilan dibandingkan
dengan ibu hamil normal.Akibatnya mereka mempunyai resiko yang lebih besar untuk
melahirkan bayi dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), kematian saat persalinan,
pendarahan, pasca persalinan yang sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan
kesehatan. Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu meredam
tekanan lingkungan yang baru, sehingga dapat berakibat pada terhambatnya
pertumbuhan dan perkembangan, bahkan dapat mengganggu kelangsungan hidupnya
(Waryono, 2010)
Data WHO (World Health Organization), UNICEF, dan Bank Dunia
menunjukkan angka kematian ibu 536.000 perempuan meninggal dunia akibat masalah
persalinan karena anemia pada ibu hamil akibat kurang gizi, lebih rendah dari jumlah
kematian ibu tahun 1990 yang sebanyak 576.000. Menurut data WHO sebanyak 99
persen kematian ibu akibat masalah persalinan terjadi di negara - negara berkembang
(Fajriani, 2013)
Tahun 2002 angka kematian ibu (AKI) di Indonesia adalah 307 per 100.000

kelahiran hidup. Dari lima juta kelahiran hidup Indonesia setiap tahunnya, diperkirakan
20.000 ibu meniggal akibat komplikasi kehamilan atau persalinan, ini merupakan
dampak dari anemia dan kekurangan energi kronik pada ibu hamil akibat status gizi
yang tidak normal (Fajriani, 2013)
Menurut data tahun 2008 di Indonesia setiap ibu meninggal setiap jamnya akibat
komplikasi kehamilan. Sebagai perbandingan, kematian ibu di Filipina adalah sekitar
1.900, di Thailand sekitar 420, dan di Malaysia hanya sekita 240 tiap tahunnya.
Berdasarkan hasil survey, data yangdidapatkan di Puskesmas Kota Enrekang
bahwa jumlah ibu hamil dengan periode Januari-Juni 2013 sebanyak 95 orang..

Sebanyak 46 orang ibu hamil mengalami Kurang Energi kronis (KEK) dan diperkirakan
akan melahirkan bayi dengan Berat Badan lahir Rendah (BBLR). Ibu hamil dengan
KEK pada batas Lingkar Lengan Atas (LILA) 23 cm beresiko 2,0087 kali untuk
melahirkan bayi dengan BBLR dibandingkan ibu yang mempunyai LILA lebih dari 23
cm (Data Puskesmas Enrekang)
Eklampsia, pendarahan, serta penyakit infeksi dianggap sebagai penyebab
kematian yang umum.Ketiga kondisi ini terkait erat, baik langsung maupun tidak
langsung, dengan status gizi ibu. Pendarahan pascapartum (Hemorrhagic Post
Partum/HPP) dan plasenta previa, misalnya kerap menyengsarakan penderita anemia
defisiensi gizi (Arisman, 2010)

Berdasarkan data – data di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti
karakteristik ibu hamil yang berhubungan dengan status gizi pada ibu hamil yang
memeriksakan diri di Puskemas Enrekang.
BAHAN DAN METODE
Jenis Penelitian, Lokasi Penelitian, Populasi dan Sampel
Jenis penelitian ini adalah Analitik Correlative-Asosiative, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengkaji hubungan maupun pengaruh antar variabel tanpa intervensi
langsung dari peneliti. Penelitian ini menggunakan rancangan Cross Sectional Study
yaitu rancangan penelitian yang menekankan waktu pengukuran/ observasi data variabel
independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat.
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Enrekang Kabupaten Enrekang pada tanggal 11
sampai dengan tanggal 24 Juli 2013.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang memeriksakan diri di
Puskesmas Enrekang sebanyak 95 orang dengan jumlah sampel sebanyak 49 orang
responden yang sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditetapkan yaitu :
1. Kritreria inklusi :
a. Ibu hamil yang tercatat telah memeriksakan diri di Puskesmas Enrekang
b. Ibu hamil yang bersedia menjadi responden hingga penelitian ini berakhir
2. Kriteria eksklusi :
a. Ibu hamil yang bersedia menjadi responden tapi buta huruf.

b. Ibu yang pada saat penelitian ini berlangsung tidak ada di lokasi penelitian
c. Ibu yang menolak untuk melanjutkan penelitian
Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari
beberapa pertanyaan yang telah disediakan oleh peniliti kepada
responden.Pengumpulan data melalui kuesioner di maksudkan untuk mengetahui
bagaimana hubungan antara pengetahuan, sikap, perilaku dengan Status Gizi Pada
Ibu Hamil, sehingga dapat dipertanggung jawabkan.
2. Data Sekunder
Data sekunder juga digunakan sebagai data pelengkap untuk data primer
yang berhubungan dengan masalah yang diteliti seperti jumlah keseluruhan ibu
hamil yang memeriksakan diri di Puskesmas Kota Enrekang periode Januari 2011 –
Desember 2012.

Langkah Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan secara manual (dengan mengisi kuesioner yang
disediakan). Adapaun langkah – langkah pengolahan data yaitu sebagai berikut :
1. Selecting
Selecting merupakan pemilihan untuk mengklasifikasikan data menurut

kategori.
2. Editing
Editing dilakukan untuk meneliti setiap daftar pertanyaan yang sudah diisi,
meliputi kelengkapan pengisian, kesalahan pengisian dan konsistensi dari setiap
jawaban.
3. Koding
Koding merupakan tahap selanjutnya yaitu dengan memberi kode pada
jawaban responden.
4. Tabulasi Data
Setelah dilakukan editing dankoding dilanjutkan dengan pengolahan data
kedalam suatu tabel menurut sifat – sifat yang dimiliki sesuai dengan tujuan
penelitian.
Setelah data ditabulasi, selanjutnya dilakukan analisa data yaitu sebagai
berikut :
a. Analisa Univariat
Dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum dengan cara
mendeskripsikan tiap variabel yang digunakan dalam penelitian dengan melihat
distribusi frekuensi, mean, median dan modus.
b. Analisa Bivariat
Dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel bebas secara sendiri

dengan variabel terikat dengan menggunakan uji statistik Chi-Square dengan
tingkat signifikansi α 0.05 penilaian antara lain sebagai berikut :
1) Dikatakan tidak ada hubungan jika ρ ≥ α 0,05
2) Dikatakan ada hubungan jika ρ ≤ α 0,05
HASIL PENELITIAN
1. Analisis Univariat
Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur di Puskesmas Enrekang
Tahun 2013
Umur
Frekuensi (n)
Persentase (%)
20 s/d 29 Tahun
29
59.2
30 s/d 39 Tahun
18
36.7
≥ 40 Tahun
2

4.1
Total
49
100
Sumber : Data Primer Juli 2013
Berdasarkan Tabel 5.1, dari total 49 orang responden, maka diketahui bahwa
kelompok umur paling banyak adalah 20 s/d 29 tahun dengan jumlah responden 29

orang (59.2%) sedangkan kelompok umur paling sedikit adalah ≥ 40 Tahun dengan
jumlah responden 2 orang (4.1%).
Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Puskesmas Enrekang Tahun
2013
Pekerjaan
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Pegawai Negeri Sipil
6
12.2
Ibu Rumah Tangga

35
71.4
Swasta
2
4.1
Lain-Lain
6
12.2
Total
49
100
Sumber : Data Primer Juli 2013
Berdasarkan Tabel 5.2, dari total 49 orang responden maka diketahui bahwa
pekerjaan responden paling banyak adalah ibu rumah tangga dengan jumlah
responden 35 orang (71.4%) sedangkan pekerjaan responden paling sedikit adalah
swasta dengan jumlah responden 2 orang (4.1%).
Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir di Puskesmas
Enrekang Tahun 2013
Pendidikan Terakhir

Frekuensi (n)
Persentase (%)
SD
5
10.2
SMP
3
6.1
SMA
29
59.2
D3/ Sarjana
12
24.5
Total
49
100
Sumber : Data Primer Juli 2013
Berdasarkan Tabel 5.3, dari total 49 orang responden maka diketahui bahwa
pendidikan terakhir responden yang paling banyak adalah SMA dengan jumlah 29
orang (59.2%) sedangkan pendidikan terakhir responden paling sedikit adalah SMP
dengan jumlah 3 orang (6.1%).
Tabel 5.4
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Puskesmas Enrekang
Tahun 2013
Pengetahuan
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Cukup
41
83.7
Kurang
8
16.3
Total
49
100
Sumber : Data Primer Juli 2013
Berdasarkan Tabel 5.4, dari total 49 orang responden maka diketahui bahwa
pengetahuan responden kategori cukup sebanyak 41 orang (83.7%) sedangkan
pengetahuan responden kategori kurang sebanyak 8 orang (16.3%).

Tabel 5.5
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap di Puskesmas Enrekang Tahun 2013
Sikap
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Positif
40
81.6
Negatif
9
18.4
Total
49
100
Sumber : Data Primer Juli 2013
Berdasarkan Tabel 5.5, dari total 49 orang responden maka diketahui bahwa
sikap responden kategori positif sebanyak 40 orang (81.6%) sedangkan sikap
responden kategori negative sebanyak 9 orang (18.4%).
Tabel 5.6
Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku di Puskesmas Enrekang Tahun
2013
Perilaku
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Baik
31
63.3
Buruk
18
36.7
Total
49
100
Sumber : Data Primer Juli 2013
Berdasarkan Tabel 5.6, dari total 49 orang responden maka diketahui bahwa
perilaku responden kategori baik sebanyak 31 orang (63.3%) sedangkan perilaku
responden kategori buruk sebanyak 18 orang (36.7%).
Tabel 5.7
Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi Ibu Hamil di Puskesmas
Enrekang Tahun 2013
Status Gizi
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Normal
32
65.3
Tidak Normal
17
34.7
Total
49
100
Sumber : Data Primer Juli 2013
Berdasarkan Tabel 5.7, dari total 49 orang responden maka diketahui bahwa
status gizi ibu hamil kategori normal sebanyak 32 orang responden (65.3%)
sedangkan status gizi ibu hamil kategori tidak normal sebanyak 17 orang responden
(34.7%).

2. Analisa Bivariat
Tabel 5.8
Hubungan Pengetahuan dengan Status Gizi Ibu Hamil yang Memeriksakan
Diri di Puskesmas Enrekang Tahun 2013
Status Gizi
Total
Tdk.
Pengetahuan
Normal
p
OR
Normal
n
%
n
%
n
%
Cukup
31 63.3 10 20.4 41
83.7
Kurang
1
2
7
14.3
8
16.3
0.001 21.7
Total
32 65.3 17 34.7 49
100
Sumber : Data Primer Juli 2013
Berdasarkan Tabel 5.8, dari total 49 orang responden maka diketahui bahwa
total 41 orang responden (83.7%) pada kategori pengetahuan yang cukup,
didapatkan 31 orang responden (63.3%) pada status gizi yang normal dan 10 orang
lainnya (20.4%0 pada status gizi yang tidak normal. Sedangkan total 8 orang
responden (16.3%) pada kategori pengetahuan yang kurang, didapatkan 1 orang
responden (2%) pada status gizi yang normal dan 7 orang lainnya (14.3%) pada
status gizi yang tidak normal.
Setelah dilakukan analisis uji statistic menggunakan uji Chi Square, maka
berdasarkan nilai Fisher’s Exatc Test didapatkan nilai p = 0.001 dimana p < α 0.05,
maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara pengetahuan dengan status gizi ibu hamil yang memeriksakan diri di
Puskesmas Enrekang.
Dari nilai Odds Ratio, menunjukkan bahwa responden yang dalam kategori
pengetahuan yang cukup berpeluang 21.7 kali berada pada status gizi yang normal
jika dibandingkan dengan responden yang dalam kategori pengtahuan yang kurang.
Tabel 5.9
Hubungan Sikap dengan Status Gizi Ibu Hamil yang Memeriksakan Diri di
Puskesmas Enrekang Tahun 2013
Status Gizi
Total
p
OR
Tdk.
Sikap
Normal
Normal
n
%
n
%
n
%
Positif
31 63.3
9
18.4 40
81.6
Negatif
1
2
8
16.3
9
18.4
0.000 27.5
Total
32 65.3 17 34.7 49
100
Sumber : Data Primer Juli 2013
Berdasarkan Tabel 5.9, dari total 49 orang responden, maka diketahui bahwa
total 40 orang responden (81.6%) pada kategori sikap yang positif, didapatkan 31
orang responden (63.3%) pada status gizi yang normal dan 9 orang lainnya (18.4%)
pada status gizi yang tidak normal. Sedangkan total 9 orang responden (18.4%) pada
kategori sikap yang negative, didapatkan 1 orang responden (2%) pada status gizi
yang normal dan 8 orang lainnya (16.3%) pada status gizi yang tidak normal.

Setelah dilakukan analisis uji statistic menggunakan uji Chi Square, maka
berdasarkan nilai Fisher’s Exatc Test didapatkan nilai p = 0.000 dimana p < α 0.05,
maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara sikap dengan status gizi ibu hamil yang memeriksakan diri di Puskesmas
Enrekang.
Dari nilai Odds Ratio, menunjukkan bahwa responden yang dalam kategori
sikap yang positif berpeluang 27.5 kali berada pada status gizi yang normal jika
dibandingkan dengan responden yang dalam kategori sikap yang negative.
Tabel 5.10
Hubungan Perilaku dengan Status Gizi Ibu Hamil yang Memeriksakan Diri di
Puskesmas Enrekang Tahun 2013
Status Gizi
Total
p
OR
Tdk.
Perilaku
Normal
Normal
n
%
n
%
n
%
Baik
28 57.1
3
6.1
31
63.3
Buruk
4
8.2
14 28.6 18
36.7
0.000 32.6
Total
32 65.3 17 34.7 49
100
Sumber : Data Primer Juli 2013
Berdasarkan Tabel 5.10, dari total 49 orang responden maka diketahui bahwa
total 31 orang responden (63.3%) pada kategori perilaku yang baik, didapatkan 28
orang responden (57.1%) pada status gizi yang normal dan 3 orang lainnya (6.1%)
pada status gizi yang tidak normal. Sedangkan total 18 orang responden (36.7%)
pada kategori perilaku yang buruk, didapatkan 4 orang responden (8.2%) pada status
gizi yang normal dan 14 orang lainnya (28.6%) pada status gizi yang tidak normal.
Setelah dilakukan analisis uji statistic menggunakan uji Chi Square, maka
berdasarkan nilai Fisher’s Exatc Test didapatkan nilai p = 0.000 dimana p < α 0.05,
maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara perilaku dengan status gizi ibu hamil yang memeriksakan diri di Puskesmas
Enrekang.
Dari nilai Odds Ratio, menunjukkan bahwa responden yang dalam kategori
perilaku yang baik berpeluang 32.6 kali berada pada status gizi yang normal jika
dibandingkan dengan responden yang dalam kategori perilaku yang buruk.
PEMBAHASAN
1. Hubungan Pengetahuan dengan Status Gizi Ibu Hamil yang Memeriksakan Diri di
Puskesmas Enrekang.
Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui yang diperoleh dari
persentuhan panca indera terhadap objek tertentu. Pengetahuan pada dasarnya
merupakan hasil dari proses melihat, mendengar, merasakan, dan berfikir yang
menjadi dasar manusia dan bersikap dan bertindak (Shahibul, 2012).
Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki
pengetahuan yang cukup yaitu berjumlah 41 orang (83.7%), sedangkan sebagian
kecil responden memiliki pengetahuan yang kurang yaitu berjumlah 8 orang
(16.3%). Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan yang baik harus sejalan dengan
status gizi yang baik ataupun normal, karena semakin baik pengetahuan seseorang

tentang status gizi, maka akan semakin baik pula status gizi itu. Dari hasil analisa
bivariat, maka berdasarkan nilai Fisher’s Exact Test didapatkan nilai p = 0.001
dimana p < α 0.05. Maka hipotesa alternative yang disajikan oleh peneliti diterima
karena ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan status gizi ibu
hamil yang memeriksakan diri di Puskesmas Enrekang.
Pengetahuan merupakan terminology generic yang mencakup seluruh hal
yang diketahui manusia. Dengan demikian pengetahuan adalah kemampuan
manusia, seperti perasaan, pikiran, pengalaman, pengamatan, dan intuisi yang
mampu menangkap alam dan kehidupannya serta mengabstraksikannya untuk
mencapai suatu tujuan (Bambang, 2013).
Menurut Apriadji (2008) menyatakan bahwa keadaan gizi meliputi proses
penyediaan dan penggunaan gizi untuk pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan
dan aktivitas. Kurang gizi dapat terjadi dari beberapa akibat yaitu
ketidakseimbangan asupan zat-zat gizi, faktor penyakit pencernaan, absorpsi dan
penyakit infeksi. Disamping itu tingkat pendidikan juga mempunyai hubungan yang
eksponensial dengan tingkat kesehatan. Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin
mudah menerima konsep hidup sehat secara mandiri, kreatif dan berkesinambungan.
Latar belakang pendidikan seseorang berhubungan dengan tingkat pengetahuan, jika
tingkat pengetahuan gizi ibu baik maka diharapkan status gizi ibu dan balitanya juga
baik, sebab dari gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan tentang gizi atau
kemampuan meningkatkan pengetahuan gizi masyarakat.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh pendapat yang dikemukakan oleh
Marsianto (2010) yang menyatakan bahwa Dengan pengetahuan gizi yang cukup
diharapkan seseorang dapat mengubah perilaku yang kurang benar sehingga dapat
memilih bahan makanan bergizi serta menyusun menu seimbang sesuai dengan
kebutuhan dan selera serta akan mengetahui akibat adanya kurang gizi. Pemberian
pengetahuan gizi yang baik diharapkan dapat mengubah kebiasaan makan yang
semula kurang menjadi lebih baik. Karena yang mempengaruhi status gizi ibu
hamil adalah pengetahuannya mengenai makanan yang harus dikonsumsinya selama
hamil sehingga dapat mencegah terjadinya kekurangan gizi.
Hal senada juga diungkapakn oleh Yuli (2008) yang menyatakn bahwa
tingkat pendidikan itu sangat mempengaruhi kemampuan penerimaan informasi
gizi. Masyarakat dengan tingkat pendidikan yang rendah akan lebih baik
mempertahankan tradisi-tradisi yang berhubungan dengan makanan, sehingga sulit
menerima informasi baru bidang gizi. Tingkat pendidikan ikut menentukan atau
mempengaruhi mudah tidaknya seseorang menerima suatu pengetahuan, semakin
tinggi pendidikan maka seseorang akan lebih mudah menerima informasi informasi
gizi. Dengan pendidikan gizi tersebut diharapkan tercipta pola kebiasaan makan
yang baik dan sehat, sehingga dapat mengetahui kandungan gizi, sanitasi dan
pengetahuan yang terkait dengan pola makan lainnya.
Hasil penelitian ini juga relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Mutalazimah (2008) yang dalam penelitiannya berjudul “Hubungan Pengetahuan
dan Pendidikan Ibu dengan Status Gizi Ibu Hamil yang Memeriksakan Diri di
RSUD DR. Moewardi Surakarta” yang dalam penelitiannya menyatakan bahwa
Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Rank Spearman pada taraf
kesalahan 5% disimpulkan adanya hubungan antara pengetahuan gizi ibu dengan
berat bayi lahir nilai p sebesar 0,014. Pengetahuan seseorang banyak menentukan
pemilihan makanan. Dengan pengetahuan gizi yang cukup diharapkan seseorang

dapat mengubah perilaku yang kurang benar sehingga dapat memilih bahan
makanan bergizi serta menyusun menu seimbang sesuai dengan kebutuhan ibu
hamil dan dapat berpengaruh terhadap peningkatan status gizi ibu yang pada
akhirnya berhubungan dengan bayi yang akan dilahirkan.
Juga penelitian yang dilakukan oleh Budiani (2009) yang dalam
penelitiannya berjudul “Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Dengan
Status Gizi Ibu Hamil Trimester III Di Puskesmas Colomadu II Karanganyar” yang
dalam penelitiannya menyatakan bahwa hasil penelitian hubungan antara
pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil diperoleh hasil
penghitungan menggunakan chi square dengan nilai p = 0.003 (p < 0,05) sehingga
hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi pada
kehamilan trimester III adalah signifikan (bermakna). Nilai koefisien kontingensi
0,415 maka hubungan ini bersifat cukup kuat. Pengetahuan gizi merupakan
pengetahuan tentang hubungan konsumsi makanan dengan kesehatan tubuh. Ibu
hamil dengan pengetahuan gizi baik dapat memilih asupan makanan yang bernilai
gizi baik dan seimbang.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti berasumsi bahwa
pengetahuan yang baik harus sejalan dengan status gizi yang baik ataupun normal,
karena semakin baik pengetahuan seseorang tentang status gizi, maka akan semakin
baik pula status gizi itu.
2. Hubungan Sikap dengan Status Gizi Ibu Hamil yang Memeriksakan Diri di
Puskesmas Enrekang.
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap
suatu stimulus atau obyek. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk
bertindak, bukan merupakan pelaksanan motif tertentu. Sikap belum merupakan
suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi adalah merupakan predisposisi tindakan
atau perilaku. Sikap masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi
terbuka.
Dari hasil penelitian maka diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki sikap yang positif yaitu berjumlah 40 orang (81.6%) sedangkan sebagian
kecil responden memiliki sikap yang negative yaitu berjumlah 9 orang (18.4%). Hal
ini menunjukkan bahwa sikap yang baik akan sejalan dengan status gizi yang baik
ataupun normal, karena sikap merupakan predisposisi tindakan seseorang, dalam hal
ini adalah tindakan untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu yang sedang hamil. Sorang
ibu yang memiliki landasan sikap yang positif akan cenderung untuk memperbaiki
status gizi pada saat hamil. Dari hasil analisa bivariat, maka berdasarkan nilai
Fisher’s Exact Test didapatkan nilai p = 0.000 dimana p < α 0.05. Maka hipotesa
alternative yang disajikan oleh peneliti diterima karena ada hubungan yang
signifikan antara sikap dengan status gizi ibu hamil yang memeriksakan diri di
Puskesmas Enrekang.
Sikap merupakan suatu bentuk evaluasi dan reaksi terhadap suatu obyek,
memihak ataupun tidak memihak yang merupakan keteraturan tertentu dalam hal
perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan predisposisi tindakan (konasi)
seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya (Saifudin, 2009).
Menurut Khomsan (2012) menyatakan bahwa sikap gizi merupakan tahapan
lebih lanjut dari pengetahuan gizi. Seseorang yang berpengetahuan gizi baik akan
mengembangkan sikap gizi yang baik. Pembentukan sikap gizi akan lebih banyak
dipengaruhi oleh kebiasaan/sosial budaya yang ada di masyarakat. Status gizi ibu

selama hamil menjadi salah satu indikator kesehatan ibu hamil dan janin yang
dikandung. Secara tidak langsung sikap gizi mempengaruhi status gizi. Kesehatan
tubuh belum terjamin hanya dengan mengkonsumsi makanan yang berkualitas baik.
Hal senada juga diungkapkan oleh Atika (2011) yang menyatakan bahwa
kehamilan merupakan periode yang sangat menentukan kualitas SDM di masa
depan, karena tumbuh kembang anak sangat ditentukan oleh kondisinya saat masa
janin dalam kandungan. Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati,
menyenangi, mengharapkan objek tertentu sedangkan sikap negatif terdapat
kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai objek
tertentu, demikian pula dengan gizi pada masa kehamilan.
Faktor-faktor yang menyebabkan masalah gizi ditingkat keluarga
dipengaruhi oleh, kemampuan keluarga dalam menyediakan pangan bagi
anggotanya baik jumlah maupun jenis sesuai kebutuhan gizinya, pengetahuan, sikap
dan keterampilan keluarga, serta tersedianya pelayanan kesehatan dan gizi yang
terjangkau dan berkualitas, kemampuan dan pengetahuan keluarga dalam hal
kebersihan pribadi dan lingkungan. Apabila seseorang tidak mendapat asupan gizi
yang cukup akan mengalami kekurangan gizi dan mudah sakit. Demikian juga bila
seseorang sering sakit akan menyebabkan gangguan nafsu makan dan selanjutnya
akan mengakibatkan gizi kurang (DepKes, 2008).
Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Nadia
Mawaddah (2008) yang dalam penelitiannya berjudul “Hubungan Pengetahuan dan
Sikap dengan Tingkat Konsumsi Makanan Bergizi Pada Ibu Hamil di Kelurahan
Kramat Jati dan Kelurahan Ragunan Propinsi DKI Jakarta” yang menyatakan
bahwa semakin baik sikap seseorang maka akan memiliki akses yang lebih mudah
dalam memperoleh informasi mengenai makanan bergizi sehingga akan berada pada
status gizi yang lebih baik pula.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti berasumsi bahwa semain
positif sikap seorang ibu tentang gizi pada masa kehamilan, maka akan semakin
baik pula status gizinya.
3. Hubungan Perilaku dengan Status Gizi Ibu Hamil yang Memeriksakan Diri di
Puskesmas Enrekang.
Perilaku pemenuhan gizi adalah suatu kegiatan atau aktivitas seseorang yang
dilakukan dalam kaitannya pemenuhan kebutuhan makanan untuk memenuhi
kebutuhan gizi bagi tubuh baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak
langsung.
Dari hasil penelitian maka diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki perilaku yang baik yaitu berjumlah 31 orang (63.3%) sedangkan sebagian
kecil responden memiliki perilaku yang buruk yaitu berjumlah 18 orang (36.7%).
Perilaku merupakan disposisi atau buah dari sikap. Perilaku yang baik akan sejalan
dengan status gizi yang baik ataupun normal. Dari hasil analisa bivariat, maka
berdasarkan nilai Fisher’s Exact Test didapatkan nilai p = 0.000 dimana p < α 0.05.
Maka hipotesa alternative yang disajikan oleh peneliti diterima karena ada hubungan
yang signifikan antara perilaku dengan status gizi ibu hamil yang memeriksakan diri
di Puskesmas Enrekang.
Perilaku gizi individu meliputi segala sesuatu yang menjadi pengetahuannya
(knowledge), sikapnya (attitude), dan tindakannya (action). Dengan demikian
perilaku gizi tidak muncul dalam diri individu tersebut (internal), melainkan
merupakan hasil interaksi individu dengan lingkungannya (Khomsan, 2012).

Syafid
(2013)
menyatakan
bahwa
pada
dasarnya pemenuhan
kebutuhan nutrisi pada masyarakat umum dan pada ibu hamil dan menyusui
khususnya banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti faktor sosial, psikologis,
ekonomi, pengetahuan, perilaku, mitos, kebudayaan, dan keyakinan.
Ketidakmampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan gizi yang cukup
dapat mempengaruhi keadaan nutrisi anggota keluarganya, sehingga ibu hamil dan
menyusui dengan keluarga yang kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan gizi
yang memadai sering mempunyai risiko untuk kurang gizi dan terhadap proses
kehamilan dan persalinan. Melihat pentingnya masalah gizi baik ibu hamil dalam
melewati masa kehamilan dan menjelang menyusui maka selain memperbaiki
perilaku dan meningkatkan pengetahuan, penting bagi ibu hamil itu sendiiri untuk
mengawasi keadaan kesehatannya sendiri juga keluarga sangat berperan
sebagai pendukung dalam mempertahankan status gizi ibu hamil tetap dalam tingkat
sesuai dengan usia kehamilan.
Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat yang dikemukakan oleh Ahmad
(2011) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
perilaku yaitu tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap
perubahan sikap dan perilaku hidup sehat, tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan
memudahkan seseorang atau masyarakat untuk menyerap informasi dan
mengimplementasi dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari, khususnya dalam
kesehatan dan gizi.
Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Raini
(2009) yang dalam penelitiannya berjudul “Gambaran Perilaku Ibu Hamil dalam
Memenuhi Kebutuhan Gizi dan Tingkat Konsumsi Energi di Desa Cibeusi
Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang” yang menyatakan bahwa hasil uji
statistik terdapat hubungan bermakna antara perilaku terhadap status gizi (p = 0,02).
Perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan gizi dan tingkat konsumsi energi adalah
salah satu faktor masalah gizi pada masa kehamilan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti berasumsi bahwa semakin
baik perilaku ibu tentang pemenuhan gizi pada masa kehamilan, maka
kecenderungan pemenuhan status gizi akan semakin baik.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan tujuan penelitian tentang karakteristik ibu ahmil yang
berhubungan dengan status gizi pada ibu hamil yang memeriksakan diri di Puskesmas
Enrekang, maka dapat ditarik kesimpulan antara lain sebagai berikut :
1. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan status gizi pada ibu hamil
yang memeriksakan diri di Puskesmas Enrekang. Semakin baik pengetahuan maka
semakin baik status gizi ibu.
2. Ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan status gizi pada ibu hamil yang
memeriksakan diri di Puskesmas Enrekang. Sikap yang positif akan sejalan dengan
status gizi yang baik.
3. Ada hubungan yang signifikan antara perilaku dengan status gizi ibu hamil yang
memeriksakan diri di Puskesmas Enrekang. Semakin baik perilaku maka akan
semakin baik stauts gizi ibu.
Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan dari penelitian, maka peneliti memberikan
beberapa saran antara lain sebagai berikut :
1. Kepada semua ibu hamil yang umumnya berada di wilayah kerja Puskesmas
Enrekang, khususnya yang memeriksakan diri di Puskesmas Enrekang agar
senantiasa lebih meningkatkan lagi pengetahuan tentang gizi bu hamil, memperbaiki
sikap dan perilaku yang dapat mengganggu atau mencetuskan masalah dalam
kehamilan agar penyakit tentang kehamilan dapat dihindari sedini mungkin.
2. Kepada seluruh perawat, dokter, bidan dan tenaga kesehatan lainnya khususnya
yang berada di Puskesmas Enrekang agar lebih meningkatkan lagi pelayanan dan
informasi mengenai status gizi ibu hamil agar masalah tentang kehamilan dapat
lebih diminimalisir.
3. Kepada peneliti selanjutnya agar mengkaji lebih dalam lagi tentang karakteristik ibu
hamil yang berhubungan dengan status gizi guna kemajuan dan perkembangan ilmu
pengetahuan di masa mendatang yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Apriadji. H.W. 2008. Gizi Keluarga. PT. Penebar Swadaya : Jakarta.

Ariaman. 2010.Gizi dalam Daur Kehidupan; Buku Ajar Ilmu Gizi, Ed. 2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Atikah, 2011. Pengetahuan dan Sikap Gizi, Praktek Konsumsi Susu serta Status Gizi
Ibu Hamil. Departemen Gizi Masyarakat : IPB Bogor.
Bambang
P,
dkk.
2013.
Dasar-Dasar
Pengetahuan.
(Online)
(http://www.slideshare.net/bambangpurnama/sumber-pengetahuan, di akses
pada 21 Juli 2013).
Budiani R. 2009. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Dengan Status Gizi
Ibu Hamil Trimester III Di Puskesmas Colomadu II Karanganyar. (Online)
(http://dglib.uns.ac.id, di akses pada 22 Juli 2013).
Diah S, 2009. Gambaran Perilaku Ibu Hamil dalam Memenuhi Kebutuhan Gizi dan
Tingkat Konsumsi Energi di Desa Cibeusi Kecamatan Jatinangor
Kabupaten Sumedang. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas padjajaran.
Fajrianijeni 25. Gambaran Kejadian Status Gizi Pada Ibu hamil. (Online)
(blogspot.com/2013/01/gambaran-kejadian-status-gizi-pada-ibu.html,
diakses 20 Maret 2013).
Indrayani. 2011. Buku Ajar Asuhan Kehamilan. Jak-Tim: CV. Trans Info Media.
Khomsan, 2012. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. IPB : Bogor.
Kristiyanasari, Wi. 2010. Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika.
Marsianto, 2010. Status Gizi Ibu Hamil. Majalah Obstetri Ginekologi. Vol. 6. No. 2
September 2010.
Mutalazimah, 2008. Hubungan Pengetahuan dan Pendidikan Ibu dengan Status Gizi
Ibu Hamil yang Memeriksakan Diri di RSUD DR. Moewardi Surakarta.
Jurnal Penelitian Universitas Indonesia, No. I Seri A.
Nadia M, 2008. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Tingkat Konsumsi Makanan
Bergizi Pada Ibu Hamil di Kelurahan Kramat Jati d an Kelurahan Ragunan
Propinsi DKI Jakarta. Jurnal Penelitian Universitas Indonesia : Jakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Saifudin, Ar. 2009. Sikap Manusia. Pustaka Belajar : Yogyakarta.
Samenim.2009. Kehamilan Normal; Seri Asuhan Kebidanan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Shahibul, A.
24
Februari
2012.
Pengertian
Pengetahuan.
(Online)
(http://shahibul1628.wordpress.com/2012/02/24/pengertian-pengetahuan/, di
akses pada 21 Juli 2013).
Sopiyudin, D. 2011. Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang
Kedokteran dan Kesehatan. Salemba Medika : Jakarta.
Syafid,
2013.
Pemenuhan
Kebutuhan
Gizi
Ibu
Hamil.
(Online)
(http://safidjepara.blogspot.com/2013/03/pemenuhan-kebutuhan-gizi-ibuhamil.html, di akses pada 22 Juli 2013).
Waryono, 2010. Gizi Reproduksi. Sewon, Bantul, Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Yuli K, 2008. Pendidikan dan Pengetahuan Gizi Ibu Hamil. Informasi Kesehatan Vol. 8
No. 1 September 2008.
Yuniastuti, A. 2010. Gizi dan Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu