Metodologi Penelitian Kopertis XII 2012

METODOLOGI PENELITIAN
KOPERTIS XII
2012
UNTUNG SURAPATI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

PENDAHULUAN
Sesuai dengan tuntutan pembangunan nasional telah disadari bahwa peranan ilmu
pengetahuan dan teknologi semakin penting, apalagi menjelang tahun 2035 jumlah
penduduk Indonesia tidak kurang dari 300 juta orang penduduk. Tentunya bagi kita tidak ada
pilihan lain kecuali mencukupi kebutuhan dasar manusia mereka akan pangan, sandang,
papan, kesehatan, pendidikan dengan tantangan dinamika sosial ekonomi dan budaya yang
terikut di dalamnya. Dengan demikian dapat diartikan bahwa pengembangan dan penerapan
iptek tidak harus didukung oleh pembangunan infrastruktur iptek.
Fungsi utama infrastruktur iptek adalah : menyusun sasaran, menggerakkan dan
membangun iptek, menyampaikan dan memanfaatkan iptek, melatih pelaku iptek,
memberikan pelayanan pendukung iptek, termasuk informasi dan pengkajiannya,
menyususn norma pengujian iptek, melakukan alih teknologi termasuk proses perolehannya,
melaksanakan evolusi pendanaan untuk pembangunan iptek di satu sisi dan
mengaplikasikan pengetahuan keilmuan dan penguasaan teknologi di sisi yang lain.
Fungsi-fungsi infrastruktur iptek di atas ditunjang oleh 3 pilar yaitu : (1) pendidikan dan

pelatihan (education and training), (2) penelitian, pengembangan dan rekayasa (R, D and E),
dan (3) pelayanan iptek (engineering service).
Bidang dinamika sosial ekonomi dan budaya. Ruang lingkup kegiatan bidang dinamika
sosial ekonomi dan budaya diarahkan untuk dapat menjawab permasalahan yang berkaitan
dengan : pengembangan SDM dan SDS (sumber daya sosial) untuk mendukung
pengembangan berkelanjutan ; dinamika ketenagakerjaan dalam konteks industrialisasi dan
pengembangan pola pengelolaannya; pengembangan sikap jati diri bangsa dalam era
globalisasi ekonomi dan demokratisasi; otonomi daerah dan peningkatan persatuan bangsa
dalam dinamika perubahan pedesaan dan urbanisasi; peningkatan kualitas masyarakat
melalui pengembangan sistem hukum dan sistem politik yang berkeadilan. Fokus
pembahasan dan analisis temuan hasil riset diarahkan kepada upaya untuk pengembangan

ISU PENTING KAJIAN SOSIAL POLITIK DAN
BUDAYA
1. Memelihara Nasionalisme di Kepulauan Terluar Indonesia;

Kajian atas masyarakat perbatasan Indonesia Timor Leste,
Indonesia Aussie
2. Studi Indeks Perdamaian Regional Maluku


Social Distance Antar Etnis di Ambon;
Upaya harmonisasi hubungan antara warga Buton, Bone, dan
Ambon
4. Penggalian dan Revitalisasi Kearifan Lokal Bagi Mediasi dan

Transformasi Konflik di Maluku
5. Pelestarian Lingkungan Melalui Model Pewarisan Nilai Adat di Pulau

Seram
6. Institusional Kerjasama Antar Daerah Otonom Kepulauan

(Merancang model resolusi konflik desentralisasi di daerah
kepulauan)
7. Pengembangan Model Sekuritas Sosial untuk Pemberdayaan

Perempuan dari Kerawanan Sosial Ekonomi di Maluku (Studi kasus:
Kota Ambon)’
8. Pengembangan dan Implementasi Sistem Pengelolaan Pemerintah

10. Pengembanga Model Institusionalisasi Nilai Ambonesse Wisdom Sebagai


Nilai Resolusi Konflik Bagi Partai Politik Sebagai Agen Resolusi Konflik di
Maluku.
11. Model Mapping Potensi PNS dengan Metode Statis Pribadi “Spider Plot” di
Maluku
12. Model Pengembangan “Price on nonconformance/PONC” untuk penciptaan
quality improvement performance layanan administrasi kependudukan di
Maluku
13. Model Pengembanga Layanan Informasi Public Berbasis E-government
dalam Mendukung Penciptaan Efektivitas dan Peningkatan Quality Service
Performance di Maluku
14. Dinamika Kombinasi Politik atas Partisipasi dan Keterwakilan Perempuan di
Parlemen (studi kasus DPRD Prov. Maluku)
15. Analisis Pengaruh Komunikasi Kepemimpinan dan Pendidikan terhadap
Tingkat Partisipasi Masyarkat dalam Pengembangan Desa Wisata di Prov.
Maluku.
16. Pengembangan Model Kelembagaan Pekerja Wanita Pada Sektor Pertanian
dalam Rangka Peningkatan Peran Wanita Pada Pembangunan Pedesaan
17. Model Formulasi Kebijakan Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah Otonom
Baru Melalui Pemberian Pelayanan Publik yang Berwawasan Good

Government dan Clean Government
18. Strategi Peningkatan Kesetaraan dan Keadilan Gender Melalui Model….?
19. Pemahaman Nilai Etika Kepemimpinan dalam Lakon Tradisional Papa Raja:
Sosialisasi dan Implementasi kepada Masyarakat

20. Kontekstralisasi Model “Sound Public Government” dalam Perencanaan

Pembangunan Daerah untuk Meningkatkan Kinerja Penyelenggaraan
Otonomi Daerah; Studi kasus……..?
21. Model Penguatan Modal Sosial dan Akses Administrasi Daerah untuk

Pengentasan Masyarakat Miskin yang Berkelanjutan: Studi kasus…..?
22. Desentralisasi dan Sistem Pengeluaran Kinerja Pemerintah Daerah

Terhadap Implementasi Sistem…………… oleh Pemerintah Propinsi Maluku
23. Pengembangan Model Pembentukan GSK Terhadap Tingkat Penggunaan

Kondom pada PHB (Studi eksprimental dalam kerangka penanggulangan
HIV/AIDS di….)
24. Perilaku Masyarakat dalam Mencari Pelayanan Kesehatan dan Utilisasi


Penyembuhan Tradisional di Kabupaten….Propinsi Mauluku
25. “Mindstreaming” Multikulturalisme dalam Studi Agama Sebagai Upaya

Pengembangan Modal Sosial dalam Kehidupan Beragama
Secara umum, metodologi penelitian kualitatif adalah suatu upaya yang
sistematis melibatkan kaidah-kaidah maupun teknik-teknik untuk memuaskan
rasa ingin tahu manusia pada suatu fenomena sosial, atau cara untuk
memperoleh “kebenaran” dalam pengetahuan.
Ketakutan besar seorang ilmuwan ialah menghadapi kenyataan bahwa ia tidak
dapat menemukan pertanyaan-pertanyaan yang tepat yang dapat dijadikan
masalah dalam penelitian-penelitiannya.

26. Model pengembangan sosial – Ekonomi komunitas nelayan miskin Berbasis

Perempuan (Studi pada komunitas nelayan di Pantai Timur P. Seram,
Maluku).
27. Pengembangan dan pemberdayaan Dosen untuk meningkatkan

produktifitas kerja Dosen Fisip di kota Ambon.

28. Kajian histeris terhadap situs kota …., kecamatan ….., kabupaten….,

Maluku.
29. Inventarisasi sistem simbol dan nilai dalam adat Perkawinan

masyarakat……
30. Model revitalisasi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) untuk

meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan di kabupaten
……, P. Buru, Maluku.
31. Model formulasi kebijakan penataan ruang untuk mewujudkan

pembangunan perkotaan yang berdimensi spatial, integral, dan
berkelanjutan di kota……
32. Pengembangan model kerjasama pemimpin formal-informal sebagai upaya

meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan Desa pada
Desa-Desa terbelakang di P. Buru, Maluku.
33. Identifikasi dan pelestarian situs sejarah budaya dalam pengembangan


ilmu dan kepariwisataan di P. Banda, Maluku.
34. Mencari pola baru dalam penanggulangan kekerasan terhadap istri yang

mandiri secara ekonomi menurut prespektif postfenisme.
35. Analisis kondisi dan strategi pengembangan desa tertinggal dalam

36. Pemberdayaan musik daerah (….) menjadi terapi musik untuk penurunan

depresi pasien smake.
37. Model pengembangan pariwisata berbasis budaya lokal, Analisis Sosio-

kultural terhadap Branding Pariwisata “Molluccas the spirit of Indonesia”.
38. Peran sexual script dalam komunikasi seksual suami-istri. Kajian personal

sexual idiom pada etnis Maluku, Bugis, Tionghoa, dan Arab di Ambon.
39. Pengembangan model teknik retorika berbasis Trustworthiness dan

Attractiveness bagi para pendeta/penginjil untuk mencapai komunikasi
khotbah yang efektif.
40. Revitalisasi nilai-nilai sosial masyarakat berbasis kearifan lokal dalam era


globalisasi dan modernisasi di Maluku.
41. Perubahan sosial di daerah pedesaan (suatu kajian proses dan dampak

konflik SARA di kecamatan……., kabupaten……).
42. Sumbangan nilai-nilai luhur budaya tradisional Maluku terhadap

pembangunan nasional.
43. Implementasi nilai-nilai filosofis “……….” sebagai media pembentuk budi

pekerti anak.
44. Pengembangan buku pedoman ritual pertanian.
45. Bentuk-bentuk respons dan strategi adaptasi masyarakat pedesaan dalam

menghadapi krisis dilihat dari perpektif sejarah.
46. Pemberdayaan masyarakat adat sebagai basis penataan penyelenggaraan

pemerintah di desa Maluku.

47. Potensi E-learning melalui sistem On-line dalam meningkatkan kualitas


pembelajaran di Prodi Sosiologi, Fisip, Univ. Pattimura.
48. Identifikasi dan Estimasi Kerawanan Pekerja Anak di Propinsi Maluku dan

Solusi kebijakan.
49. Penyusunan model resolusi antar desa dan antar kampung melalui

pembangunan modal sosial pada masyarakat pedesaan pantai ……..di
propinsi Maluku.
50. Modal sosial dan pengembangan model transmisi modal sosial dalam

upaya peningkatan kesejahteraan keluarga (studi pada 2 komunitas
masyarakat).
51. Model perencanaan pembangunan partisipatif pemerintah kabupaten…..
52. Pemetaan penulis dan pusat-pusat penulisan naskah-naskah (?) pada

masyarakat di propinsi Maluku.
53. Civil Society dalam kepemimpinan lokal di Maluku (Analisis terhadap

perjuangan hak-hak warga dalam surveillance Negara dan Desa Adat yang

ketat di era reformasi.
54. Pluralisme Agama : studi pemikiran dan gerakan di Maluku.
55. Kampung multikultural sebagai strategi alternatif penguatan integrasi

nasional dan harmoni di…………….

Penelitian dasar
(Fundamental
Research)
“memperkaya khazanah ilmu
pengetahuan (Body of knowledge)
sebagai jawaban atas pertanyaan
mengapa (why)

Hibah Bersaing
“Jenis penelitian yang terealisasikan”
A. Pengembangan institusi
1. Latihan meneliti (peneliti : Yunior)
2. Penelitian level S1/S2
3. Memperkaya ilmu pengetahuan

B. Inovasi / Terobosan
4. Latihan meneliti (Peneliti : Senior)
5. Penelitian Level S3
6. Kerjasama penelitian dengan institusi di luar PT.
C. Penanggulangan masalah pembangunan
7. Aplikasi teknologi
8. Pemantauan
9. Penanggulangan masalah pembangunan

Luaran Hibah Bersaing
Proses dan produk ipteks
Potensi HAKI
Artikel ilmiah (nasional/internasional) terakreditasi
Memperkaya bahan ajar, laporan penelitian
Teknologi tepat guna
Produk: 1. Metoda / cara

2. Prototipe / model
3. System
4. Blue print
5. Policy

Hibah Pekerti


Melalui program hibah pekerti, diharapkan kesenjangan akses terhadap
sarana penelitian yang lengkap dan baik dapat diatasi dengan memberikan
kesempatan kepada peneliti yang belum berkembang untuk dimanfaatkan
keahlian, budaya, dan peralatan yang baik dan lengkap dari laboratorium
penelitian pergunaan yang telah maju, melalui kerjasama penelitian antara
Tim Peneliti Pengusul (TPP) dan Tim Peneliti Mitra (TPM). Target dari
program ini adalah terjadinya kerjsama yang harmonis antar perguruan
tinggi pada bidang ilmu sejenis yang mampu memaju inovasi IPTEKS



Peningkatan kemampuan meneliti tim TPP dan berkembangnya program
penelitian yang baik di TPP setelah pekerti berakhir
TPP = ketua dan maks. 2 anggota
TPM = ketua dan satu anggota

TPP

PTN / PTS

a.

S2 dan / atau S3

b.

Dari kelompok peneliti yang baru berkembang

c.

Tidak sedang memangku jabatan struktural

d.

Tidak sedang mengikuti pascasarjana

e.

Tidak sedang terikat untuk penelitian lainnya

TPM
TPM yang sama hanya diperbolehkan sebagai mitra untuk 2 usulan termasuk
penelitian pekerti yang sedang berlangsung.

Ada 10 langkah yang dapat dipakai dalam
pegangan ajaran seseorang agar lebih mudah
menemukan masalah :
1.

Carilah keanehan-keanehan yang menyimpang dari keteraturan yang biasa
diamati.

2.

Dengarlah keterangan orang mengenai pemenuhan itu, bukan untuk
langsung dianggap benar, melainkan untuk dipakai sebagai sumber
bertanya-tanya.

3.

Kumpulkan data melalui pengamatan-pengamatan pendahuluan untuk
membantu mempertajam pertanyaan-pertanyaan yang kemudian akan
dipakai menyusun pendapat sementara mengenai permasalahan yang
dihadapi itu.

4.

Uraikanlah permasalahan itu menjadi golongan-golongan permasalahan,
sehingga penanganan permasalahan dapat dilakukan bertahap.

5.

Tegarkanlah diri membuat hipotesis yang berani melalui perumusan yang
berani pula.

6.

Upayakan menemukan penjelasan yang wajar saja atas keanehankeanehan yang ditemukan dan akan menjadi pengetahuan baru.

7.

Tolaklah mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku kalau terasa bahwa aturanaturan itu mengekang kreasi

8.

Selalulah bertanya “Apa sebabnya” apabila menghadapi suatu
pengetahuan lama.

KARAKTERISTIK METODE KUANTITATIF DAN
KUALITATIF
Metode Kuantitatif

Metode Kualitatif

A.
1.
2.
3.

Desain
Spesifik, jelas, rinci
Ditentukan secara mantap sejak awal
Menjadi pegangan langkah demi
langkah

A.
1.
2.
3.

Desain
Umum
Fleksibilats
Berkembang dan muncul dalam proses
penelitian

B.
1.
2.
3.

Tujuan
Menunjukkan hubungan untuk variabel
Menguji teori
Mencari generalisasi yang mempunyai
nilai prediktif

B. Tujuan
1. Menemukan pola hubungan yang
bersifat interaktif
2. Menggambarkan realitas yang
kompleks
3. Memperoleh pemahaman makna
4. Menemukan teori

C.
1.
2.
3.

Teknik Penelitian
Teknik penelitian
Koesioner
Observasi yang telah terstandar

C.
1.
2.
3.
4.

Teknik Penelitian
Participant observation
In depth interview
Dokumentasi
Tringulasi

D. Instrumen Penelitian
1. Test, angket, wawancara terstruktur
2. Instrumen yang telah terstandar

D. Instrumen Penelitian
1. Peneliti sebagai instrument (human
instrument)
2. Buku catatan, tape recorder, camera,
handycam dll

E. Data
1. Kuantitatif
2. Hasil pengukuran variable yang
dioperasionalkan dengan
menggunakan instrument

E. Data
1. Deskriptif
2. Dokumen pribadi, catan lapangan,
ucapan dan tindakan responden,
dokumen dll

Metode Kuantitatif

Metode Kualitatif

F. Sampel
1. Besar
2. Representatif
3. Sedapat mungkin random
4. Ditentukan sejak awal

F. Sampel
1. Kecil
2. Tidak representatif
3. “Purpose”, “Snowball”
4. Berkembang selama proses penelitian

G. Analisis
1. Setelah selesai pengumpulan data
2. Deduktif
3. Menggunakan statistik

G. Analisis
1. Terus menerus sejak awal sampai akhir
penelitian
2. Induktif
3. Mencari pola, model, tema teori
H. Hubungan dengan responden
1. Empati dan akrab
2. Kedudukan sama bahkan sebagai guru, konsultan
3. Jangka lama

H. Hubungan dengan responden
1. Berjarak, bahkan sering tanpa kontak
2. Peneliti merasa telah unggul
3. Jangka pendek
I. Usulan Desain
1. Luas dan rinci
2. Literatur yang berhubungan dengan masalah,
dan varabel yang diteliti
3. Prosedur yang spesifik dan rinci langkah-langkah
4. Masalah dirumuskan dengan spesifik dan jelas
5. Hipotesis dirumuskan dengan jelas
6. Ditulis secara rinci dan jelas sebelum terjun ke
lapangan

I. Usulan Desain
1. Singkat
2. Literatur yang digunakan bersifat sementara,
tidak menjadi pegangan utama
3. Prosedur bersifat umum, seperti akan
merencanakan piknik
4. Masalah bersifat sementara dan anak ditemukan
setelah studi pendahuluan
5. Tidak dirumuskan hipotesis karena justru akan
menemukan hipotesis
6. Fokus penelitian ditetapkan setelah diperoleh
data awal dari lapangan

J. Kapan penelitian dianggap selesai
- Selesai semua data yang direncanakan dapat
terkumpul

J. Kapan penelitian dianggap selesai
• Setelah tidak ada data yang dianggap baru/jenuh

K. Kepercayaan terhadap hasil penelitian
- Pengujian validitas dan realibilitas instrumen

K. Kepercayaan terhadap hasil penelitian
• Pengujian kredibilitas, depenabilitas, proses dan
hasil penelitian

1.PENELITIAN TEORITIK
DIDASARKAN ATAS TEORI BAKU
UNTUK MENDAPATKAN INFORMASI SUATU SISTIM
SISTIM DISUSUN BERDASARKAN TEORI
LANGKAH-LANGKAH :
Identifikasi masalah
Penentuan landasan analisis atau kerangka studi
Rumusan masalah
Perhitungan/penyelesaian matematik Penafsiran dan evaluasi hasil
2. PENELITIAN EKSPERIMENTAL

MENDAPATKAN PENGETAHUAN ATAU INFORMASI TENTANG SUATU
SISTEM MELALUI EKSPERIMEN. INFORMASI YANG DIMAKSUD
MENYANGKUT HUBUNGAN/INTERAKSI ANTAR KOMPONEN DALAM
SISTIM, SERTA HUBUNGAN ANTARA SIFAT-SIFAT KOMPONEN
DENGAN PERILAKU SISTIM SECARA KESELURUHAN

Dunia
Nyata

Inferensi : cakupan
keandalan
Abstraksi

Eksperi
men

TEORI

Konsep variabel
Konfirmasi

Pengetah
uan
Penelitian Eksprimental
(Sutrisno, 1992)

Hasil

3. PENELITIAN REKAYASA
Suatu kegiatan perancangan yang tidak rutin, sehingga di dalamnya
terdapat kontribusi baru baik dalam bentuk proses maupun produk/prototif
Kegiatan Rekayasa
1.Perancangan produk
2.Perancangan proses
3.Perancangan rekayasa
Ciri-ciri Kegiatan Rekayasa
4.Merupakan kegiatan kreatif yang dilandasi oleh pemahaman yang baik atas
bidang keilmuan
5.Merupakan optimasi atas tujuan tertentu dalam berbagai kendala yang ada
6.Mengandung tahapan-tahapan utama sebagai berikut :
1) Kejelasan rencana/tugas
2) Rancangan konseptual
3) Susunan rancangan
4) Rancangan detil
5) Pembuatan prototipe/model
6) Pengujian

4. PENELITIAN KUALITATIF
Untuk
keteknikan

Pengkajian
wilayah dan kota
arsitektur
Secara umum, metodologi penelitian kualitatif adalah
suatu upaya yang sistimatis melibatkan kaidah-kaidah
maupun teknik-teknik untuk memuaskan rasa ingin tahu
manusia pada suatu fenomena social atau cara untuk
memperoleh “kebenaran” dalam memperoleh pengetahuan
a. Proses Penelitian
Induksi
Generalisasi
empiris
Penelitian

b. Motivasi penelitian

Teo
ri

Deduks
i
Hipote
sis
Penelit
ian

Observa
si
Peneliti
menguji suatu hipotesis
an

eksplorasi suatu minat
c. Struktur Penelitian

penelitian deskriptif

penelitian eksplorasi
penelitian eksplanatori
d. Operasional penelitian
e. Sampling
f. Survey peneliti

MASALAH :
1.Kesenjangan antara kondisi yang ideal dengan kondisi yang nyata
2.Celah yang nampak antara apa yang diinginkan/diharapkan dengan apa yang
tersedia.
 
KEADAAN YANG DAPAT MENIMBULKAN MASALAH:
3.Ada informasi yang mengakibatkan adanya kesenjangan dalam pengetahuan kita
4.Ada hasil-hasil penelitian yang bertentangan
5.Ada suatu kenyataan yang menarik dan kita bermaksud menjelaskan melalui
penelitian
 
LANGKAH-LANGKAH :
a)Mengidentifikasi, memilih dan merumuskan masalah penelitian
b) Penelusuran kepustakaan untuk menelaah masalah tersebut, dari segi teori

ataupenemuan yang relevan, serta berbagai alternatif pemecahan masalah
serupa oleh peneliti lain
c)Merumuskan dan mengemukakan hipotesis
d)Merancang cara pengumpulan data/informasi
e)Mengumpulkan data/informasi
f) Menyusun, mengolah dan menganalisis data/informasi yang diperoleh dalam
rangka menguji hipotesis
g)Membuat laporan hasil penelitian dan mempublikasikannya

KESULITAN-KESULITAN DALAM MENGHADAPI
MASALAH
1. Kurang tahu caranya memecahkan masalah
2. Kekurangan fakt-fakta yang sehubungan
dengan masalah
Kekurangan formal atau
metodologik
Kekurangan material
Cara yang ditempuh untuk memikirkan pemecahan
suatu masalah
1. Cara berpikir analitik
2. Cara berpikir sintetik

Berdasarkan dasar-dasar pengetahuan yang umum, dari proposisiproposisi yang berlaku secara umum dan meneliti persoalanpersoalan khusus dari segi dasar-dasar pengetahuan yang umum itu.
Kesimpulan ditarik secara DEDUKTIF. Pembuktian kebenarannya
bersifat A PRIORI
Berlandaskan pada pengetahuan-pengetahuan yang khsus, faktafakta yang unik kemudian merangkainya menjadi suatu pemecahan
yang bersifat umum. Kesimpulan ditarik secara INDUKTIF. Pembuktian
kebenarannya bersifat POSTERIORI

METODE PENELITIAN
Tindakan
pikiran pola
kerja
Tata langkah
Cara Teknis

PROSEDUR
MENCAKUP:

TEKNOLOGI

PENGETAHUAN BARU
MENGEMBANGKAN
PENGETAHUAN
BUKAN MENCARI STRUKTUR SUATU GEJALA
YANG ADA

MEMBENTUK STRUKTUR GEJALA
BARU
TERCIPTANYA BENDA
Atau
PROSES DENGAN FUNGSI YANG
DIKEHENDAKI

Bidang pengetahuan
analist
Teori

Hipotesis

Penyimpanan ekstern disobidik
Cuplikan – system bocor – system
alami
Penyimpanan Lingk.
eksprimen
- Buatan
- Alami

Penyimpanan Inst. Observasi
dan Pengambilan Data

Pengolahan data dan
Interpretasi
Gejala baru

Desiminasi

Dugaan dari pengalaman dari
observasi dari literature atau dari
produksi gejala baru

A. Dua belas syarat yang harus dipenuhi
seseorang untuk menjadi peneliti;
1.

Intelegence, seorang peneliti harus cerdas dan pintar.

2.

Interest, punya perhatian dan keingintahuan. Biasanya spesifik dalam
bidang yang lebih dikuasai.

3.

Imagination, peneliti harus mempunyai daya khayal.

4.

Initiative, berinisiatif atau mempunyai gagasan dan kemauan.

5.

Information, jangan bosan membaca pustaka untuk mengumpulkan
informasi dan perkembangan ilmu pengetahuan.

6.

Inventative, punya daya cipta.

7.

Industrious, giat dan berusaha serta segan menggunakan dua tangan dan
bagian tubuh lainnya.

8.

Intense observation, melakukan pengamatan secara intensif.

9.

Integrity, kejujuran mutlak diperlukan dan jangan membohongi diri sendiri.

10.

Infectious entusiasm, peneliti memiliki antusias yang meluap-luap.

11.

Indefagitable writer, penulis yang tidak mudah putus asa. Hasil penelitian
baru menjadi ilmu pengetahuan jika hasil sudah dipublikasikan. Untuk
mencapai ini diusahakan supaya semua penelitian yang dihasilkan ditulis
dan dipublikasikan secara luas.

12.

Incentive, pahala, nikmati dan cintai hasil penelitian. Dari sana diperoleh
insentif untuk memenuhi kebutuhan dan biaya penelitian yang lebih lanjut.

B. Beda "simple", "stratified" dan "cluster"
random sampling
Uraian
1.

Penggunaan

Simple Random
Sampling
1. Penyebaran populasi
tidak terlalu meluas
menurut area

2. Penyebaran sifat
populasi lebih kurang
homogen
3. Daftar satuan
elementer dapat
diperoleh

2. Kebaikan

3. Keburukan

Stratified Random
Sampling
1. Bila populasi dapat
dibedakan atas
lapisan yang nyata,
dengan catatan
satuan elementer
dalalm lapisan sifat
yang akan diuji
(strata) lebih kurang
homogen
2. Bila diinginkan
estimate yang lebih
tepat pada lapisan
tertentu dari populasi
3. Jumlah satuan
elementer setiap
lapisan dapat
diperoleh

Cluster Random
Sampling
1. Bila populasi
menyebar sangat luas
dan dapat dibedakan
atas kelompok
dengan catatan suatu
elementer dalam
kelompok lebih
kurang heterogen
seperti halnya
populasi
2. Bila biaya penelitian
sangat terbatas
3. Tidak diperoleh frame
populasi

1. Mean sampel
merupakan estimate
tidak bias dari mean
populasi
2. Metode estimasi
mudah dan sederhana

1. Stratifikasi dapat
menambah presisi
estimate
2. Mudah dari segi
administrasi

1. Tidak diperlukan
frame populasi

1. Biaya lebih mahal
karena kadangkadang sampel
menyebar
2. Membutuhkan frame

1. Biaya juga lebih tinggi
apalagi kalau daerah
penelitian cukup luas
2. Membutuhkan frame
strata

1. Prosedur estimasi
lebih sulit

2. Biaya lebih murah

2. Biaya analisis lebih
besar

C. Metode Penelitian
Kriteria

Metode
Sensus

Metode Survei

Metode Data
Sekunder

Metode Studi
Kasus

Penggunaan
metode

Umum berlaku
untuk semua
populasi

Daerah
penelitian yang
cukup luas.
Populasi
tersebar
menurut daerah

Tergantung
pada objek
yang akan
diteliti biasanya
lebih banyak
digunakan
untuk
menganalisis
kebijakan dan
pertumbuhan

Terbatas pada
populasi,
tempat, dan
waktu tertentu

Biaya penelitian

Sangat mahal,
butuh biaya,
tenaga, dan
waktu yang
sangat banyak

Lebih murah
dibanding
sensus, lebih
mahal dari
metode data
sekunder atau
studi kasus

Sangat murah,
hanya butuh
biaya
perbanyakan
(foto copy) dan
sedikit
transportasi

Antara biaya
yang
dibutuhkan
untuk metode
studi kasus
dengan metode
data sekunder

Teknis
penelitian

Lebih mudah
karena tidak
butuh
pengambilan
sampel, alat
analis

Cukup rumit
terutama dalam
menentukan
sampel dan alat
analisis yang
digunakan

Mudah

Cukup mudah,
kadangkala
hampir mirip
survei

D. Pradigma Penelitian
PARADIGMA

TEKNIK UTAMA

DEFINISI
KEBENARAN

CONTOH

Logis

Analisis

Demonstrable

Matematika,
filsafat

Positivistik

Eksperimen

Confimable

Fisika, Biologi

Naturalistik

Studi Lapangan

Inclutable

Etnografi,
Anthropologi

Judgemental

Pengindraan

Recognizable

Musik, Seni rupa,
Arsitektur,
Perfomances

Adversarial

Eksaminasi silang, Energent
triangulasi

Hukum, Jurnalistik

Modus Operandi

Uji Sekuenes

Trackable

Diagnosis Medis,
Metodologi
forensik

Demographic

Indikator

Macroscopically
determinable

Demografi,
Ekonomi, Geografi

E.Pendekatan Penelitian
Qualitative Paradigm

Quantitative Paradigm

Advocates the use of qualitative
methods

Advocates the use quantitative
methods

Phenomenologism and verstehen
concerned with understanding human
behavior from the actor’s own frame
of reference.

Logical-positivism; “seeks the facts or
causes of sosial phenomena with little
regard for the subjective states of
individuals”.

Naturalistic and uncontrolled
observation.

Obtrusive and controlled
measurement.

Subjevtive.

Objective.

Close to the data; the “inside:”
perspective.

Removed from the data; the “outsider” perspective.

Grounded, discovery-oriented,
exploratory, expansionist, descriptive,
and inductive.

Ungrounded, verivication-oriented,
confirmatory, reductionist, inferential
and hypothetico-deductive.

Process-oriented.

Outcome-oriented.

Valid; “real”, “rich”, and “deep” data.

Reliable, “hard”, and replicable data.

Ungeneralizable; single case studies.

Generalizable; multiple case studies.

Holistic.

Particularistic.

Assumes a dynamic reality.

Assumes a stable reality.

F. Proses Penelitian Isipol
Teori dan
Hipotesis

Problemasi

Spesifikasi
unit dan
variabel

operasionalis
asi

Interpretasi
hasil

Pengumpul
an data

Analisa
data

G. Aplikasi Kuantitatif dalam Ilmu-Ilmu Sosial
1. Analysis of Variance

12.Analysis of Covariance

2. Operation Research Methods

13.Introduction to Factor Analysis

3. Causal Modeling
4. Tests of Significance
5. Cohort Analysis
6. Canonical Analysis and

Factor Comparison
7. Analysis of Nominal Data
8. Analysis of Ordinal Data
9. Time Series Analysis
10.Ecological Inference
11.Multidimensional Scaling

14.Factor Analysis
15.Multiple Indicators
16.Exploratory Data Analysis
17.Reliability and Validity

Assessment
18.Analyzing Panel Data
19.Discriminant Analysis
20.Log-Linear Model
21.Interrupted Time Series
Analysis
22.Applied Regression

H.Topik Penelitian Berbasis Teologi
1. Departures from Conventional religion: The Nominally Religious, the Non-

religious, and the Alternatively Religious;

2. Images of God and Their Social Meanings;
3. Quantitative Approaches to Sect Classification and the Study of Sect

Development;

4. Ethic Variations in Religious Commitment;
5. Status Inconsistency and Religious Commitment;
6. The Religious Factor and Delinquency; Another Look at the Hellfire

Hypotheses;

7. Religious Commitment, Affiliation, and Marriage Dissolution;
8. Religious Affiliation and Socioeconomic Achievement;
9. The Blending of Catholic Reproductive Behavior;
10.The Effects of Residential Migration on Church Attendance in Indonesia;
11.A Crisis in the Moral Order; The Effects of “Musim Berbohong” upon

Confidence in Social Institutions;

12.Sovereign Groups, Subsistence, and the Presence of a High God in Primitive

Societies;

13.Moral Climates of Nations; Measurement and Calassification;
14.Spirituals, Jazz, Blues, and Soul Music; The Role of Elaborated and Retricted

Codes in the Maintenance of Social Solidarity.

I. Metode RRA (rapid rural appraisal)
Keunggulan Metode RRA

Kelemahan Metode RRA

1. Waktu cepat, biaya murah, dan hasil tidak
bias

1. Metode sampling diabaikan

2. Dapat melayani policy makers yang ingin
memutuskan suatu hal dengan segera dan
mereka memerlukan informasi terakhir
sebelum keputusan tersebut diambil

2. Reliabilitas dan validitas informasi
dikumpulkan secara cepat. Yang lebih
menonjol adalah expert judgerment
peneliti

3. Mampu memonitor dan mengevaluasi
proyek atau program pembangunan

3. Tidak mampu mengungkapkan data
kuantitatif

4. Mampu melakukan identifikasi dan
mendiagnosis masalah atau isu baik di
bidang penelitian maupun perencanaan

4. Banyak mengambil kebijakan lebih tertrik
dengan data konkret, misalnya sautu
teknologi telah diadopsi masyarakat
sebesar 70%, daripada informasi tentang
adopsi teknologi meningkat.

5. Dapat membantu dalam pemecahan cara
penyebaran teknologi (terutama karena
kendala sosial dan ekonomi), dan
bagaimana mengakomodasi keinginan
masyarakat sebagai pengguna teknologi
6. Mampu memahami suatu permasalahan
atau isu dengan perspektif lintas disiplin
ilmu
7. Dapat membantu dalam
menginterprestasikan data kuantitatif yang
telah dikumpulkan sebelumnya. Jumlah
data yang banyak dan sulit dihubungkan

J. Beda RRA dan PRA (parcipatory
rural appraisal)
Kriteria

RRA

PRA

Priode pengembangan

Akhir 70-an dan 80-an

Akhir 80-an dan 90-an

Penemu utama

Universitas dan
Lembaga penelitian

Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM)

Pengguna utama

Lembaga donor,
universitas, dan
lembaga penelitian

LSM dan pemerintah
lokal yang bergerak di
lapangan

Tujuan ideal

Belajar dari luar

Kekuatan masyarakat

Sumber yang sering
terlupakan

Pengetahuan
masyarakat setempat

Kemampuan dan
pemberdayaan
masyarakat

Fokus utama

Penggalian (extractive)

Peran serta
(participatory)

Hasil akhir jangka
panjang

Perencanaan, proyek,
dan publikasi

Aksi masyarakat yang
berlanjut, termasuk
kelembagaan

PENYUSUNAN USUL
PENELITIAN DAN KRITERIA
PENELITIAN
 
OLEH
UNTUNG SURAPATI
(JURUSAN HAMA DAN
PENYAKIT TUMBUHAN,
UNIVERSITAS HASANUDDIN)
 

TOPIK PENELITIAN
Pemilihan topik penelitian dalam upaya penulisan atau
pembuatan suatu rencana penelitian sering tidak dihayati atau
didalami oleh para peneliti. Suatu topik penelitian yang baik
berasal dari kemampuan menemukan masalah. Hal ini akan
tercapai jika masalah penelitian yang ada, dipilih dengan cermat
sehingga cukup memberikan peluang untuk melakukan
penelitian sejati dengan persoalan ilmiah murni sehingga
menghasilkan kesimpulan yang positif dan belum masuk
khasanah pengetahuan.
Ketakutan terbesar seorang ilmuan ialah menghadapi
kenyataan bahwa ia tidak dapat menemukan pertanyaanpertanyaan yang tepat yang dapat dijadikan masalah dalam
penelitian-penelitiannya.

MASALAH PENELITIAN
Masalah merupakan inspirasi terjadinya suatu penelitian. Menemukan suatu
masalah serta memahaminya secara baik, merupakan hal yang tidak mudah,
dan yang harus dikuasai serta dilatihkan pada para peneliti.
Beberapa sumber untuk memberikan inspirasi dalam mencari masalah
penelitian dapat disebutkan antara lain ; pengalaman dan pengamatan pribadi,
diskusi, seminar, simposium, studi kepustakaan, pemegang otoritas dan
perasaan instuitif peneliti itu sendiri. Keadaan yang dapat menimbulkan
masalah, (1) ada yang mengakibatkan adanya kesenjangan dalam
pengetahuan kita, (2) ada hasil-hasil penelitian yang bertentangan dan (3) ada
suatu kenyataan yang menarik dan kita bermaksud menjelaskan melalui
penelitian.
Tentunya tidak semua masalah cukup bernilai untuk diteliti, mana masalah
yang baik untuk diteliti dan mana yang tidak, tergantung pada sejauhmana
masalah penelitian itu memiliki kemungkinan untuk diteliti dari berbagai segi,
baik dari segi teori, keahlian maupun segi lain seperti dana, waktu dan
seterusnya.

Ada 10 langkah yang dapat dipakai dalam pegangan ajaran seseorang
lebih mudah menemukan masalah :
Carilah keanehan-keanehan yang menyimpang dari keteraturan yang biasa diamati.
Dengarlah keterangan orang mengenai pemenuhan itu, bukan untuk langsung
dianggap benar, melainkan untuk dipakai sebagai sumber bertanya-tanya.
Kumpulkan data melalui pengamatan-pengamatan pendahuluan untuk membantu
mempertajam pertanyaan-pertanyaan yang kemudian akan dipakai menyusun
pendapat sementara mengenai permasalahan yang dihadapi itu.
Uraikanlah permasalahan itu menjadi golongan-golongan permasalahan, sehingga
penanganan permasalahan dapat dilakukan bertahap.
Tegarkanlah diri membuat hipotesis yang berani melalui perumusan yang berani
pula.
Upayakan menemukan penjelasan yang wajar saja atas keanehan-keanehan yang
ditemukan dan akan menjadi pengetahuan baru.
Tolaklah mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku kalau terasa bahwa aturan-aturan itu
mengekang kreasi.
Selalulah bertanya “Apa sebabnya” apabila menghadapi suatu pengetahuan lama.
Mengkhayallah dengan bebas. Ingat bahwa suatu ciptaan adalah hasil suatu
khayalan.
Jangan takut berbuat kesalahan. Kesalahan adalah pengalaman yang
menghindarkan pembuatan kesalahan yang aman dimasa depan.

Untuk dapat merumuskan masalah dengan baik, ada
beberapa kriteria, yaitu :
Masalah tersebut harus secara eksplisit mengatakan
kaitan dua variabel atau lebih.
Masalah tersebut harus dinyatakan secara jelas dan
tidak kabur yang sebanyak mungkin dalam bentuk
pertanyaan sesuai dengan apa yang ingin diketahui
(batas ruang lingkup penelitian).
Rumusan masalah butir (1) dan (2), mensyaratkan
demikian sehingga menunjukkan kemungkinan
pengujian secara empirik. Apabila masalah tersebut
tidak menunjukkan kemungkinan untuk diuji secara
empirik, maka masalah tersebut bukan masalah
ilmiah.

Kegiatan penelitian ilmiah meliputi suatu rangkaian langkah yang tertib. Dalam
kepustakaan, metodologi ilmu; tidak ada kesatuan pendapat mengenai jumlah,
bentuk dan urutan langkah yang pasti. Sebuah prosedur dalam metode ilmiah
yang umum diketahui :
Satu
: Kenali bahwa situasi yang tak menentu ada. Ini merupakan suatu
situasi bertentangan atau kabur yang mengharuskan penyelidikan.
Dua
: Nyatakan masalah itu dalam istilah-istilah spesifik.
Tiga
: Rumuskan suatu hipotesis kerja.
Empat
: Rancang suatu metode penyelidikan yang terkendali dengan
jalan
pengamatan atau dengan jalan percobaan ataupun kedua-duanya.
Lima
: Kumpulkan data/informasi (data kasar) dan catat bahwa
pembuktian dapat dilakukan
Enam
: Alihkan data kasar ini menjadi suatu pernyataan yang mempunyai
makna dan kepentingan
Tujuh
: Tibalah pada suatu penegasan yang tampak dapat
dipertanggungjawabkan. Kalau penegasan itu betul, ramalan-ramalan dapat
dibuat.
Delapan : Satu padukan penegasan yang dapat dipertanggungjawabkan, kalau
terbukti merupakan pengetahuan baru dalam ilmu, tuangkan dalam bentuk usul
penelitian.

Adapun kesulitan-kesulitan dalam menghadapi suatu masalah ;
Kurang tahu caranya memecahkan masalah (kekurangan formal atau
metodologik).
Kekurangan fakta-fakta yang sehubungan dengan masalah
(kekurangan material).
Cara yang ditempuh untuk memikirkan pemecahan suatu
masalah :
1. Cara berfikir analitik
Berlandaskan dasar-dasar pengetahuan yang umum, dari proposisiproposisi yang berlaku secara umum dan meneliti persoalan-persoalan
khusus dari segi dasar-dasar pengetahuan yang umum itu. Kesimpulan
ditarik secara DEDUKTIF. Pembuktian kebenarannya bersifat A
PRIORI.
2. Cara berfikir sintetik
Berlandaskan pada pengetahuan-pengetahuan yang khusus, faktafakta yang unik kemudian merangkainya menjadi suatu pemecahan
yang bersifat umum. Kesimpulan ditarik secara INDUKTIF. Pembuktian
kebenarannya bersifat A POSTERIORI.

PENYUSUNAN USUL PENELITIAN
Kriteria dan takaran penelitian dosen muda (PDM) dan studi kajian
wanita (SKW) adalah sebagai berikut :
PDM :
Pembinaan bagi dosen muda, sehingga menghasilkan peneliti mandiri.
Mendorong publikasi dan meningkatkan mutu pengajaran.
Meningkatkan budaya meneliti untuk berbagai bidang ilmu.
Diperuntukkan bagi dosen bukan doctor dan belum lector kepala.
SKW :
Memahami gejala dan penyebab ketimpangan gender serta
mengembangkan alternatif bagi pemecahan masalah tersebut.
Mengangkat peran dan partisipasi wanita dalam berbagai sektor
pembangunan seperti isu pokok dalam usahanya meningkatkan
kesejahteraan dan status wanita sebagai mitra sejajar pria dan
pengarusutamaan gender.

Penyusunan usul penelitian PDM dan SKW meliputi (dapat berubah berdasarkan
kemungkinan aturan baru) :
A. Judul Penelitian
Singkat, spesifik, cukup jelas memberikan gambaran penelitian. Rumusan judul dibuat
maksimum 15-20 kata.
B. Bidang Ilmu
(Agama, Sastra/filsafat, Pendidikan, Hukum, Ekonomi, Sosial, Pertanian, MIPA/Farmasi,
Teknologi, Psikologi, Kesehatan/Olah raga, Seni/Budaya).
C. Abstrak (tidak lebih dari 2/3 halaman)
Tuliskan secara singkat dan konprehensip riset yang akan digunakan dengan menjelaskan
masalah ilmiah yang akan diteliti dan latar belakangnya, hipotesa yang akan dibuktikan
dan/atau kegunaan hasil risetnya serta metodologi yang akan dipakai untuk mengungkapkan
masalah riset.
D. Pendahuluan
Latar belakang yang mendorong atau argumentasi pentingnya dilakukan penelitian, uraian
proses mengidentifikasi masalah.
E. Rumusan Masalah
Permasalahan yang ingin diteliti dirumuskan dengan jelas. Pendekatan dan konsep untuk
menjawab masalah, hipotesis/dugaan yang akan dibuktikan diuraikan jelas. Definisi, asumsi,
lingkup penelitian bila diperlukan. Lebih baik dalam bentuk pertanyaan dan disampaikan dalam
bahasa ilmiah sesuai dengan permasalahan dan bidang ilmu pengetahuannya.

F. Tinjauan Pustaka
- Terbaru, relevan, asli dari Jurnal ilmiah.
- Kajian pustaka yang menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian
diuraikan dengan jelas.
- Teori, temuan, penelitian lain yang diperoleh dari acuan menjadi landasan
untuk menyusun kerangka/konsep yang akan digunakan dalam penelitian.
Menjelaskan dimana posisi penelitian yang akan dilakukan diantara khasanah
penelitian yang sudah ada.
G. Tujuan Penelitian
Dinyatakan dengan singkat. Dapat bertujuan untuk menjajaki, menguraikan,
menerangkan, membuktikan atau menerapkan suatu gejala, konsep atau
dugaan atau membuat suatu prototipe.
H. Kontribusi Penelitian
Jelaskan manfaat hasil riset ini misalnya untuk pembangunan nasional,
pengembangan ipteks (kategori 1), Pemecahan masalah pembangunan
(kategori 2), Pengembangan kelembagaan (kategori 3).

I. Metode Penelitian
Metode yang digunakan diuraikan rinci. Meliputi : Variabel, model, rancangan,
teknik pengumpulan data dan analisis, cara penafsiran dan penyimpulan.
Menguraikan konsep metodologi yang akan digunakan untuk membuktikan
hipotesa dan/atau memberi hasil yang berguna untuk memecahkan masalah :
Penelitian teoritik
Didasarkan atas teori baku untuk mendapatkan informasi suatu sistem. Sistem
disusun berdasarkan teori. Langkah-langkah :
Identifikasi masalah
Penentuan landasan analisis atau kerangka studi
Rumusan matematik
Perhitungan/Penyelesaian matematik
Penafsiran dan evaluasi hasil
2. Penelitian eksperimental
Mendapatkan pengetahuan atau informasi tentang suatu sistem melalui
eksperimen. Informasi yang dimaksud menyangkut hubungan/interaksi antara
komponen dalam sistem, serta hubungan antara sifat-sifat komponen dengan
prilaku sistem secara keseluruhan.

3. Penelitian rekayasa
Suatu kegiatan perancangan yang tidak rutin, sehingga didalamnya terdapat
kontribusi baru, baik dalam bentuk proses maupun produk/prototip.
Kegiatan perancangan :
Perancangan produk
Perancangan proses
Perancangan rekayasa
Ciri-ciri kegiatan perancangan :
Merupakan kegiatan kreatif yang dilandasi oleh pemahaman yang baik atas
bidang keilmuan.
Merupakan optimasi atas tujuan tertentu dalam berbagai kendala yang ada.
Mengandung tahapan-tahapan utama sebagai berikut :
Kejelasan rencana/tugas
Rancangan konseptual
Susunan rancangan
Rancangan detil
Pembuatan prototipe/model
Pengujian

4. Penelitian kualitatif
Secara umum, metodologi penelitian kualitatif adalah suatu
upaya yang sistematis melibatkan kaidah-kaidah maupun teknikteknik untuk memuaskan rasa ingin tahu manusia pada suatu
fenomena sosial, atau cara untuk memperoleh “kebenaran”
dalam memperoleh “pengetahuan”. Karakteristik penelitian
kualitatif:
1. Proses penelitian
2. Motivasi penelitian : - Menguji suatu hipoteis
- Eksplorasi suatu minat
3. Struktur penelitian : - Penelitian diskriptif
- Penelitian eksploratori
- Penelitian eksplanatori
4. Operasionalisasi penelitian
5. Sampling
6. Survei

J. Jadwal Pelaksanaan
“Bar-chart” untuk kegiatan persiapan, pelaksanaan, penyusunan
laporan dengan rinciannya mengacu pada metode (I)
K. Personalia penelitian
Uraian tentang tim peneliti yang akan melakukan riset keahlian,
tugas serta lembaga masing-masing anggota tim.
L. Perkiraan biaya penelitian
Biaya penelitian mengacu pada kegiatan penelitian dalam
metode (I). Honorarium (30 %). Bahan dan alat, perjalanan dan
lain-lain.
Lampiran
Daftar pustaka, daftar riwayat hidup.

Kegagalan suatu usul penelitian untuk disetujui dan dibiayai,
umumnya karena :
1. Kemampuan berbahasa peneliti ruwet, bertele-tele, pola fikir
yang tertuang dalam usul penelitian sulit diikuti.
2. Logika berfikir ilmiah kurang baik.
3. Masalah dan rumusan penelitian kurang jelas.
4. Kemampuan ekspresi intelektual dangkal.
5. Relevansi studi pustaka dengan topik penelitian seringkali
tidak ada.
6. Penulis proposal bukan peneliti yang akan mengerjakan
penelitian tersebut, dan sebaliknya.
7. Analisa statistik, tabulasi data dan metodologi banyak yang
kurang relevan.
8. Terdapat duplikasi/plagiat penelitian, tumpang tindih, dan
kegiatan penelitian yang tidak perlu.
9. Kesalahan redaksional, format dan sistematika penulisan.
10. Melanggar etiket (syarat administrasi, batas waktu
penyerahan dan sebagainya).

Perlukah; PEER EVALUATION ?
Umumnya usul penelitian menjadi lebih baik
bila draft usul penelitian ditunjukkan kepada :
Sejawat relevan bidang
Sejawat ahli bahasa
Jika perlu diseminarkan untuk mendapatkan
komentar, saran, kritik, perbaikan.
Apakah :
Tiap komponen usul penelitian sudah berfungsi
sempurna ?
Bahasa mudah dipahami dan benar ?
Ada yang masih perlu ditingkatkan ?