Sarinah : Ideologi Gerakan Perempuan Soekarno (Studi Analisis Wacana Buku ―Sarinah‖ Karya Soekarno)

BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1

Biografi Soekarno
Pada bab ini penulis akan menguraikan biografi Soekarno mulai dari

kelahirannya, perjuangan Soekarno dalam memerdekakan Indonesia serta penulis
juga akan menguraikan hubungan Soekarno dengan sosok pengasuhnya di masa
kecil, Sarinah, yang kemudian menjadi tokoh utama dalam buku yang ditulis
Soekarno. selanjutnya, penulis akan memaparkan identitas buku yang akan
dianalisis, yaitu buku ―Sarinah‖ karya Soekarno.
2.1.1 Soekarno : Putra Sang Fajar
Kelahiran Soekarno pada awal abad ke-20 menjadi penanda kehadiran
zaman baru. Sebagaimana disebutkan dalam sejarah bangsa Indonesia, abad ke-19
merupakan zaman kegelapan bangsa Indonesia karena mengalami penjajahan dan
penindasan yang tidak berperikemanusiaan. Saat itu, pemerintah Hindia Belanda
menerapkan sistem pemerintahan yang sangat menindas rakyat Indonesia. Bagi
bangsa Indonesia, abad ke-19 merupakan zaman yang gelap. Sebaliknya zaman
sekarang adalah zaman penuh semangat dalam pasang naiknya revolusi

kemanusiaan. Abad ke-19 adalah satu zaman munculnya bangsa-bangsa baru dan
merdeka di Benua Asia dan Afrika dan berkembangnya negara-negara sosialis

yang meliputi seribu juta manusia. Selain itu, abad ke-19 ditandai dengan
fenomena Abad Atom dan Abad Ruang Angkasa. Menurut mitologi Jawa, Mereka
yang dilahirkan dalam abad ini terikat oleh satu kewajiban untuk menjalankan
tugas-tugas kepahlawanan.33
Menurut pemaparan Cindy Adams dalam bukunya, kelahiran Soekarno
merupakan suatu hal yang istimewa. Bagaimana tidak, Soekarno dilahirkan
dengan angka serba enam, 06 Juni 1901. Soekarno juga memiliki zodiak gemini,
yang menurut pendapat Soekarno sendiri memberikan corak beraneka ragam
warna kepribadian dalam dirinya. Soekarno dilahirkan pada pagi saat fajar
menyingsing, yang menurut kepercayaan Jawa bahwa seseorang yang dilahirkan
ketika matahari terbit, memiliki nasib yang baik. 34 Itulah yang kemudian menjadi
keyakinan dalam diri Soekarno bahwa kelak dia akan menjadi seorang pemimpin.
Sedangkan menurut Benhard Dahm dalam teorinya mengatakan bahwa
Soekarno merupakan seorang ―Ratu Adil‖ di Indonesia yang dapat menghipnotis
masyarakat. Ada pula orang-orang bodoh yang melihat Soekarno sebagai satusatunya penyebab Revolusi Indonesia. Bagi kaum Reaksioner jika momok
Revolusi bisa dihilangkan, maka Revolusi Indonesia akan selesai. Pihak-pihak
Reaksioner yang dimaksud ialah Belanda. Kaum reaksioner inilah yang kemudian

membuat legenda tentang Soekarno. Mereka mengatakan bahwa Soekarno

33

Cindy Adams. 2014. Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Jakarta : Yayasan Bung Karno
Hal. 21
34
Ibid, Hal. 22

sebenarnya merupakan seorang Indo, atau mempunyai darah Belanda, sebab tanpa
ini tentu Soekarno tidak dapat melakukan kerja ―Raksasa‖nya. 35
Soekarno berasal dari keluarga priyai rendahan. Ibu Soekarno bernama Ida
Ayu Nyoman Rai yang merupakan seorang perempuan kelahiran Bali yang
berkasta Brahmana. Idayu, sapaan Ibunda Soekarno, merupakan keturunan
bangsawan. Raja Singaraja adalah paman dari Idayu. Sedangkan ayahnya,
bernama raden Soekemi Sosrodiharjo yang merupakan keturunan dari Sultan
Kediri. Kakek dan moyang Soekarno dari pihak Ibunya merupakan pejuangpejuang kemerdekaan. Moyang Soekarno gugur dalam perang Puputan, suatu
daerah di Pantai Utara Bali dimana terletak kerajaan Singaraja dan dimana telah
berkobar pertempuran sengit dan bersejarah melawan penjajah. Raja Singaraja
yang terakhir secara licik disingkirkan oleh Belanda, dan kerajaannya, harta,

istana, tanah serta semua miliknya dirampas. Keluarga Bapak Soekarno juga
merupakan patriot-patriot hebat. Nenek dari Nenek Raden Soekemi memiliki
kedudukan disetingkat bawah seorang putri yang merupakan pejuang pendamping
pahlawan besar, Dipenogoro.36
Soekarno terlahir dengan nama Kusno Sosrodiharjo. Namun pada saat
Soekarno berusia 11 tahun, Soekarno sering mengalami sakit-sakitan. Ayah
Soekarno, Raden Soekemi berpikir bahwa nama Kusno ―tidak cocok‖ untuk diri
Soekarno. Raden Soekemi merupakan seorang yang sangat mengagumi cerita

35
36

Onghokham. 2009. Sukarno Orang Kiri Revolusi & G30S 1965. Jakarta : Komunitas Bambu. Hal. 2
Op.Cit. Cindy Adams, 2014. Penyambung Lidah....... Hal. 23

klasik zaman dahulu seperti Mahabharata. Ketika Soekarno belum mencapai
umur remaja, Soekemi mengganti nama Kusno menjadi Karna. Karna adalah
salah seorang pahlawan terbesar dalam Mahabharata. Karna dan Karno sama
saja, karena dalam bahasa Jawa huruf ―A‖ dibaca ―O‖. Awalan ―Su‖ pada
kebanyakan nama dalam budaya Jawa berarti baik. Namun dalam ejaan, nama

Sukarno menjadi Soekarno karena mengikuti ejaan Belanda. Sejak saat itu, nama
Kusno menjadi Sukarno/Soekarno.
Walaupun Soekarno terlahir dari keluarga priyai, namun Soekarno
dilahirkan ditengah-tengah kemiskinan dan dibesarkan dalam kemiskinan bersama
kedua orangtuanya dan seorang kakak perempuannya, Sukarmini. Ayah Soekarno,
Raden Soekemi hanyalah seorang mantri guru yang hanya berpenghasilan 25
rupiah sebulan. Ketika Soekarno berumur enam tahun, Soekarno dan keluarga
pindah ke Mojokerto. Lingkungan tempat tinggal Soekarno di Mojokerto kumuh
dan keadaan para tetangga tidak berbeda dengan lingkungan itu sendiri, namun
mereka selalu memiliki sedikit uang untuk membeli pepaya dan permen. Tetapi
tidak dengan Soekarno. Bahkan karena begitu melarat kehidupan keluarga
Soekarno sehingga tidak bisa makan nasi satu kali dalam sehari, hanya memakan
ubi kayu, jagung yang ditumbuk dengan bahan makanan lain. Idayu bahkan tidak
mampu membeli beras biasa seperti yang biasa dibeli oleh penduduk desa. Idayu
hanya bisa membeli padi. Setiap pagi Idayu mengambil lesung dan Dia

menumbuk, menumbuk, dan terus menumbuk butir-butir yang mengandung
sekam itu sampai menjadi beras seperti yang dijual orang dipasar. 37
Kemelaratan yang dialami keluarga Soekarno lantas tidak membuat
Soekarno tidak bisa merasakan pendidikan yang layak baginya. Soekemi menaruh

harapan besar kepada Soekarno. Sehingga, segala jalan ditempuh olehnya demi
masa depan Soekarno. Harapan serta cita-cita Soekemi dan Idayu menjadi satu
alasan dari segala usaha yang mereka lakukan untuk masa depan Soekarno. Begitu
pula Soekarno, ia tidak pernah membuang-buang waktu dan kesempatan yang
diberikan kepadanya. Ia belajar dengan serius dan sungguh-sungguh.
Pada tahun 1916, setelah menyelesaikan dua tahun Sekolah Dasar Belanda
ELS (Europeesche Lagere School = Sekolah Dasar Eropa) di Mojokerto,
Soekarno melalui jasa teman baik

ayahnya, yaitu Haji Oemar Said

Tjokroaminoto, mendaftarkan diri pada HBS (Hoogere Burger School = Sekolah
Tinggi Warganegara atau Sekolah Menengah Belanda) di Surabaya. Selama di
Surabaya, Soekarno tinggal bersama keluarga Tjokroaminoto. Keadaan tersebut
membawa arti bagi masa depannya, karena Tjokroaminoto yang menjabat sebagai
Ketua Organisasi Massa Sarekat Islam adalah tokoh pusat Nasionalisme Indonesia
pada waktu itu. Di rumah tersebutlah Soekarno mendapatkan pengalaman
pertamanya tentang kegairahan yang mulai mengetuk hati masyarakat Indonesia

37


Ibid, Hal. 28

akan energi politik yang mulai bangkit guna mempersiapkan perlawanan
terorganisasi melawan pemerintah kolonial.38
Sebagai seorang guru, Tjokroaminoto mendidik Soekarno dengan sangat
baik, segala buku bacannya diberikan kepada Soekarno untuk dipelajari dengan
sungguh-sungguh. Lambat laun, Soekarno memiliki wawasan yang luas dan
pemikiran yang cerdas. Melalui buku, Soekarno mengenal para tokoh dunia,
seperti Thomas Jefferson, George Washington, Paul Revere, dan Abraham
Lincoln. Melalui buku yang dibacanya, Soekarno juga berkenalan dengan
pemikiran Karl Marx, Friedrich Engels, Lenin, Jean Jacques Rousseau, Voltaire,
Danton, dan lain sebagainya. Selain mendapat pelajaran dari buku-buku yang
dibacanya, Soekarno juga mendapat pelajaran tentang perjuangan dari sekolahnya.
Dalam hal ini, pelajaran tentang pengadilan rakyat dari bangsa Yunani Kuno
merupakan pelajaran yang terus melekat dalam ingatannya dan hanya ditemukan
diruang kelas.
Selama tinggal dirumah Tjokroaminoto, Soekarno banyak mendapat
pengalaman dan pengetahuan dari berbagai tokoh pergerakan. Soekarno tumbuh
dalam dunia pemikiran. Sehingga, Soekarno sangat berbeda dengan temantemannya. Disamping itu, kamar Soekarno sering menjadi kamar inap bagi tamutamu Tjokroaminoto. Pada kesempatan inilah Soekarno berdiskusi dengan para

tokoh tersebut. Sehingga, bertambah luas cakrawala pengetahuannya mengenai
38

Anwar Ilmar. Skripsi tentang Relevansi Teori Marhaenisme Dalam Menjawab Tantangan Zaman di Era
Kapitalisme Global, Universitas Sumatera Utara, 2010, lihat di repository.usu.ac.id diakses pada tanggal 19
Februari 2017 pukul 13.33 wib

kapitalisme dan hak-hak rakyat Indonesia yang dikuasai oleh penjajah. Adapun
tokoh politik dan pergerakan radikal sosial yang pernah ditemui oleh Soekarno,
antara lain seperti Alimin, Musso, Dharsono, Haji Agus Salim, Coos Hartogh
(Guru Bahasa Jermannya saat di HBS), Henk Sneevliet, serta Asser Baars, dan
semua anggota dari perkumpulan kecil yang sangat militan, yaitu Perkumpulan
Sosial-Demokrat Hindia (ISDV).39
Pada saat bersekolah di HBS, naluri politik Soekarno sudah terlihat ketika
dia berusia 16 tahun. Pada masa itu, Soekarno aktif pada suatu perkumpulan
politik yang bernama Tri Koro Darmo yang berarti ―Tiga Tujuan Suci‖ dan
melambangkan kemerdekaan politik, ekonomi dan sosial. Organisasi tersebut
merupakan bagian dari organisasi Budi Utomo dan merupakan cikal bakal dari
organisasi Jong Java. Sementara Jong Java menjadi langkah kedua Soekarno
karena mengandung cita-cita dan tujuan yang lebih luas, berupa kegiatan-kegiatan

sosial yang diadakan oleh masyarakat. Keaktifan Soekarno sebagai anggota Jong
Java cabang Surabaya pada 1915 membuatnya dikenal oleh banyak orang.
Baginya, Jong Java yang bersifat Jawa sentris dan hanya memikirkan kebudayaan
saja mendapat tantangan yang besar dalam memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia.40 Meskipun Soekarno sibuk dalam organisasi, namun Soekarno tetap
menuangkan pemikirannya dalam bentuk tulisan. Soekarno menjadi penulis
disebuah koran dalam harian bernama Oetoesan Hindia milik Tjokroaminoto.

39
40

Op.cit, S.Wisnuwardhana,2015, Sarinah.... Hal. 63
Ibid, Hal. 64-65

Pada tanggal 10 Juni 1921 Soekarno lulus dari HBS. Setelah kelulusan
tersebut, Soekarno berniat untuk melanjutkan pendidikan tinggi ke Negeri
Belanda. Namun, rencana yang sudah disusun oleh Soekarno untuk masa
depannya gagal total. Hal ini dikarenakan Idayu tidak menyetujui Soekarno untuk
melanjutkan kesekolah di Belanda. Idayu berkata ―Tidak. Sama sekali tidak !
Anakku tidak boleh pergi ke Negeri Belanda,‖41 Sesudah menamatkan pendidikan

HBS di Surabaya, Soekarno sejak tahun 1920 pindah ke Bandung untuk
mengikuti kuliah di Sekolah Tinggi Teknik Bandung yang terletak di wilayah
Dago. THS memang baru saja dibuka dan diresmikan pada tanggal 3 Juli 1920
atau yang sekarang bernama Institut Teknologi Bandung (ITB). Sesudah melalui
perjuangan berat selama lima tahun Bung Karno dapat menyelesaikan pelajaran di
THS pada tahun 1925. Bung Karno dapat lulus sesudah membuat skripsi tentang
perencanaan sebuah pelabuhan. Sejak saat itu nama resminya menjadi
Ir.Soekarno.42
2.1.2 Soekarno : Sang Proklamator
Pada tahun 1923, kalangan organisasi pemuda melakukan studi yang
mendalam tentang kolonialisme serta dampaknya bagi masyarakat Hindia
Belanda. Hal itu dilakukan karena terpicu oleh gerakan antiimperialisme oleh
komunisme internasional. Situasi tersebut memberi pengaruh yang signifikan

41

Op.Cit, Cindy Adams, 2014. Penyambung Lidah..... Hal. 59
Farah Annisa Harahap. Skripsi tentang Analisis wacana Kritis Terhadap Pidato Kenegaraan Presiden
Soekarno Pada Tanggal 17 Agustus 1966, Universitas Sumatera Utara, 2015, lihat di repository.usu.ac.id
diakses pada tanggal 23 Februari 2017 pukul 08.50 wib


42

terhadap kematangan pemikiran Soekarno tentang politik dan perjuangan
nasional. Selain itu, pemikiran politik Soekarno juga diilhami oleh seorang petani
miskin yang ditemuinya di areal pertanian di bagian selatan kota Bandung.
Perhatian Soekarno tertuju pada seorang petani yang sedang mencangkul ditanah
miliknya. Pakaian yang dikenakan petani tersebut sangat lesu. Gambaran yang
khas untuk melambangkan rakyat Indonesia. Sejenak Soekarno memperhatikan
petani itu dan mendekatinya.
―Siapa pemilik tanah yang kau garap ini? Dia menjawab ― Saya, Juragan.‖ Kataku,
―Apakah engkau memiliki tanah ini bersama-sama dengan orang lain?‖ ―O, tidak,
gan. Saya memilikinya sendiri.‖ Tanyaku lagi ―Apakah kau membeli tanah ini?‖
jawabnya ― Tidak. Itu turun-temurun diwariskan dari orang tua kepada anaknya.‖
Ketika ia terus menggali, akupun mulai menggali...secara mental. Aku berpikir
mengenai teoriku. Dan semakin keras aku berpikir, pertanyaanku semakin banyak.
―Semua ini milikmu?‖ ―ya, ‗gan‖. Kemudian aku menanyakan nama petani muda
itu. Dia menyebut nama-nya Marhaen. Disaat itu cahaya ilham melintas di otakku.
Aku akan memakai nama itu untuk menamai semua orang Indonesia yang bernasib
malang seperti dia! Semenjak itu kunamakan rakyatku Marhaen.‖ 43


Seorang Marhaen adalah orang yang memiliki alat-alat yang sedikit, orang
kecil dengan milik kecil, dengan alat-alat kecil, sekadar cukup untuk dirinya
sendiri. Seiring berjalannya waktu, kata Marhaen yang sering disebut oleh
Soekarno mengalami perluasan kata dan menjadi paham marhaenisme yang
mengandung arti sebagai sosialisme Indonesia dalam praktik. Marhaenisme bagi
Soekarno merupakan suatu lambang penemuam kembali kepribadian nasional dari
rakyat Indonesia. Dengan Marhaenisme, Soekarno menyusun agenda besar
perjuangan

nasional

untuk

mencapai

kemerdekaan

Indonesia.

konsep

Marhaenisme tidak hanya berlaku diatas kepentingan salah satu kelompok saja,
43

Op.Cit, Cindy Adams, 2014. Penyambung Lidah..... Hal. 74-75

tetapi juga kepentingan seluruh rakyat Indonesia. soekarno memasukkan
sebanyak-banyaknya kepentingan rakyat guna disatukan dibawah pengertian
Marhaenisme.
Pada Kongres Partai Indonesia (PARTINDO) di Jogyakarta pada bulan
November 1932 salah satu keputusannya adalah mendefinisikan Marhaen yaitu
Kaum Proletar Indonesia, Kaum Tani Indonesia yang melarat dan Kaum yang
melarat Indonesia yang lain-lain. Lalu kemudian, dalam konferensi di Kota
Malang, PARTINDO mengambil sebuah keputusan tentang Marhaen dan
Marhaenisme, yang point-pointnya antara lain sebagai berikut :
1. Marhaenisme, yaitu sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi.
2. Marhaenisme, yaitu kaum proletar Indonesia, kaum tani Indonesia yang
melarat dan kaum melarat Indonesia yang lain-lain.
3. Partindo memakai perkataan Marhaen, dan tidak proletar, oleh karena
perkataan proletar sudah termaksud dalam perkataan Marhaen, dan oleh
karena perkataan itu bisa juga diartikan bahwa kaum tani dan lain-lain
kaum yang melarat tidak termaksud didalamnya.
4. Karena Partindo berkeyakinan, bahwa didalam perjuangan, kaum
melarat Indonesia lain-lain itu yang harus menjadi elemen-elemennya
(bagian-bagiannya), maka Partindo memakai perkataan Marhaen itu.
5. Di dalam perjuangan Marhaen itu maka Partindo berkeyakinan, bahwa
kaum proletar mengambil bagian yang paling besar.

6. Marhaenisme adalah azas yang menghendaki susunan masyarakat dan
susunan negeri yang didalam segala halnya menyelamatkan Marhaen.
7. Marhaenisme adalah pula cara perjuangan untuk mencapai susunan
masyarakat dan susunan negeri yang demikian itu, yang oleh karenanya,
harus suatu cara perjuangan yang revolusioner.
8. Jadi Marhaenisme adalah: cara perjuangan dan azas yang menghendaki
hilangnya tiap-tiap kapitalisme dan imperialisme.
9. Marhaenis adalah tiap-tiap orang bangsa Indonesia, yang menjalankan
Marhaenisme.44
Melalui caranya sendiri Soekarno merumuskan dan mengumpulkan ide-ide
atau aliran-aliran yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, kemudian
diolahnya sendiri menjadi ide baru yang dianggapnya bisa diterima oleh semua
pihak. Begitu pula saat Soekarno merumuskan konsep Marhaenisme. Kata
Marhaen dicetuskan oleh Soekarno dalam rangka mempersatukan seluruh
kalangan masyarakat Indonesia yang pada saat itu terkotak-kotak pada berbagai
jenis identitas, baik dari segi pekerjaan, ras, agama, suku, golongan, asalkan
mereka tersebut miskin dan sengsara. Maka mereka adalah kaum Marhaen yang
ditindas oleh sistem Kapitalisme dan Imperialisme.
Pada tahun 1926 merupakan tahun dimana Soekarno memperoleh
kematangan dalam dimensi berpikirnya. Dimensi yang dimaksud tersebut adalah

44

Ir. Sukarno. 2014. Pokok-Pokok Ajaran Marhaenisme Menurut Bung Karno. Yogyakarta: Media Presindo.
Hal. 29

ketuhanan. Soekarno banyak berbicara dan berpikir tentang Tuhan. Sekalipun di
negeri ini sebagian besar rakyatnya beragama Islam, namun konsep Soekarno
tidak disandarkan semata-mata pada Tuhannya orang Islam. Bahkan selagi
Soekarno melangkah ragu pada awal jalan yang menuju kepada Ketuhanan,
Soekarno tidak melihat Yang Maha Kuasa sebagai Tuhan seseorang. Menurut
jalan pikiran Soekarno, kemerdekaan bagi

kemanusiaan meliputi juga

kemerdekaan beragama. Ketika konsep keagamaan Soekarno meluas, ideologi
dari Tjokroaminoto dalam pandangan Soekarno menjadi semakin sempit.
Pandangan Tjokroaminoto tentang kemerdekaan untuk tanah air terasa kaku
karena ditinjau dari lensa mikroskop agama Islam. Soekarno tidak lagi pergi
kepadanya untuk belajar. Dan juga teman-teman Tjokroaminoto tidak lagi
menjadi guru Soekarno.
Soekarno adalah seorang yang Nasionalis dalam bidang politik. Dalam
bidang keagamaan Soekarno seseorang yang percaya pada Tuhan. Tetapi
Soekarno menjadi pengikut dari tiga pemikiran. Dibidang ideologi Soekarno
merupakan seorang Sosialis, bukan Komunis. Bahkan Soekarno pernah berkata:
―Aku tidak akan menjadi Komunis. Aku tidak akan menjadi seorang simpatisan
Komunis. Masih saja ada orang yang berpikir bahwa Sosialisme sama dengan
Komunisme. Mendengar kata Sosialis mereka tidak dapat tidur. Mereka melompat
dan berteriak, ―Aha, aku tahu! Bung Karno seorang Komunis!‖ Tidak, aku bukan
Komunis. Aku seorang Sosialis. Aku seseorang yang beraliran kiri‖. 45

Pada tanggal 4 Juli 1927, Soekarno bersama keenam temannya mendirikan
sebuah partai beraliran Nasionalis yang merupakan cikal bakal dari Algemeene
45

Op.Cit, Cindy Adams, 2014. Penyambung Lidah..... Hal. 89

Studieclub.46 Pendirian Partai Nasionalis Indonesia (PNI) bagi Soekarno
merupakan jawaban bagi tawaran kerjasama dengan pihak Belanda. Pada waktu
itu, pergerakan Indonesia dalam keadaan yang sangat suram. Sejak bangkitnya
pergerakan, perpecahannya di dalam dan tekanan dari luar telah merusaknya.
Keanekaragaman masyarakat Indonesia, Sukuisme dan agama-agama, aliranaliran dan isme-isme serta konflik-konflik sosial yang menggoncangkan
pergerakan ini.47
Setelah membentuk partai yang berasaskan Nasionalisme, selanjutnya
pada Desember 1928 Soekarno mendirikan sebuah federasi dari PNI dengan
semua partai utama yang berhaluan kebangsaan, Permufakatan PerhimpunanPerhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI). Dengan terbentuknya
PPPKI ini, memungkinkan Soekarno dan para pendiri bangsa yang lainnya
bergerak dengan kekuatan yang lebih besar daripada yang pernah terjadi
sebelumnya. Sebagai ketua, Soekarno menghadapi resiko yang lebih besar pula.
Pada saat itu, pemerintah Hindia Belanda mulai mengadakan pengawasan yang
keras terhadap PNI dan PPPKI. Pengaruh dari ucapan-ucapan Soekarno yang
sanggup menggerakkan massa dianggap sebagai ancaman nyata bagi Belanda.
Ancaman penangkapan selalu membayangi Soekarno dan para petinggi PNI.

46

Algemeene Studieclub merupakan perkumpulan dimana para intelektual muda Bangsa Indonesia bergabung
didalamnya, yang kebanyakan merupakan pemuda lulusan dari Negeri Belanda dengan membawa ijazah
akademis yang cemerlang dan istimewa. Pertukaran pemikiran yang aktif dalam bidang politik adalah
kegiatan utama pada perkumpulan ini. Cabang-cabang dari Studieclub ini terbentuk di Solo, Surabaya dan
kota besar lainnya di Jawa. Selain itu, studieclub ini juga menerbitkan sebuah majalah perkumpulan, Suluh
Indonesia Muda, dan Soekarno adalah penyumbang tulisan yang utama.
47
Op.cit, Farah Annisa Harahap. 2015. Skripsi tentang Analisis wacana Kritis.....

Karena perkembangan PPPKI sangat pesat, Soekarno menjadi orang yang selalu
diawasi dan dicurigai.
Pada tahun 1930 diadakan razia besar terhadap PNI, dan pada saat itu
untuk pertama kalinya Soekarno ditangkap dan ditahan dipenjara Banceuy dengan
tuduhan Kolonialisme dan Imperialisme. Setelah delapan bulan Soekarno berada
didalam sel tahanan, tepatnya pada tanggal 18 Agustus 1930 perkara yang
menimpa Soekarno tersebut dibawa ke pengadilan. Soekarno dituduh melanggar
pasal 169 serta pasal 161, 171, dan 153 dari KUHP. 48 Dalam pengadilan inilah
Soekarno membacakan pembelaan terhadap dirinya yang kemudian dikenal
dengan judul Indonesia Menggugat yang seraca rinci mengungkapkan penderitaan
dimana rakyat Indonesia terjerumus sebagai akibat pengisapan selama tiga
setengah abad dibawah penjajahan Belanda. Tesis tentang Kolonialisme ini, yang
kemudian diterbitkan dalam belasan bahasa di seluruh dunia dan dimunculkan
dengan kata yang berapi-api. Namun, bukan mendapat hukuman yang lebih
ringan, pembacaan Pledoi tersebut justru menetapkan Soekarno ditahan selama
dua tahun di penjara Sukamiskin. Setelah keluar dari penjara Sukamiskin, pada
tanggal 31 Desember 1931 Soekarno kembali menghirup udara segar.
Pada tanggal 28 Mei 1945, dengan bantuan Jepang, kaum Nasionalis
Indonesia berkumpul untuk merencanakan suatu negara merdeka. Pada tanggal itu
juga, BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) resmi
dibentuk dengan 26 anggota. Pembentukan BPUPKI itu bertujuan untuk
48

Op.Cit, Cindy Adams, 2014. Penyambung Lidah..... Hal. 125

membicarakan persoalan-persoalan konstitusional dan ideologi. Setelah bersidang
selama tiga hari, yang dimana membahas manifesto-manifesto ideologis, BPUPKI
membentuk suatu Sub-komite yang terdiri dari tujuh orang anggota dibawah
pimpinan Soekarno untuk menyelesaikan persoalan agama yang rumit. 49

Di

dalam Badan Penyelidik di Jakarta, Soekarno mendesak agar versinya tentang
Nasionalisme yang bebas dari agama disetujui. Karena konsep ini merupakan
satu-satunya dasar yang dapat disepakati pemimpin-pemimpin lainnya, maka
menanglah Soekarno.
Pada pidatonya pada tanggal 1 Juni, Ia mengemukakan doktrin
Pancasilanya, lima dasar, yang akan menjadi falsafah resmi dari Indonesia
merdeka, yaitu ketuhanan, kebangsaan, perikemanusiaan, kesejahteraan dan
demokrasi. Walaupun dasar-dasar ini pada umumnya diterima oleh anggotaanggota Badan Penyelidik, tetapi para pemimpin Islam tampakanya tidak akan
memainkan peranan yang istimewa. Akhirnya mereka menyetujui suatu
kompromi yang disebut Piagam Jakarta yang menyebutkan bahwa negara akan
didasarkan pada ―ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya‖. Implikasi Piagam Jakarta terhadap hubungan antara
syariat Islam dan negara menjadi sumber pertentangan-pertentangan sengit di
tahun-tahun mendatang.

49

Anthony J.S Reid. 1996. Revolusi Nasional Indonesia. Dilihat dalam Farah Annisa Harahap, Skripsi
tentang Analisis wacana Kritis Terhadap Pidato Kenegaraan Presiden Soekarno Pada Tanggal 17 Agustus
1966, Universitas Sumatera Utara, 2015, lihat di repository.usu.ac.id diakses pada tanggal 23 Februari 2017
pukul 08.50 wib

Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat. Hal ini
dikarenakan 2 kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki di bom oleh Sekutu.
Dengan situasi seperti ini, kemudian para tokoh Nasionalis, Soekarno dan kawankawan segera mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Tepatnya pada tanggal 17
agustus 1945, Soekarno dengan didampingi oleh Hatta memproklamasikan
Indonesia pada pukul 10.00 wib di Jalan Pegangsaan Timur, dan untuk pertama
kalinya Bendera Merah Putih yang dijahit oleh Fatmawati dikibarkan.
2.2

Soekarno & Sarinah
Sarinah merupakan sosok wanita yang sangat dihormati Soekarno semasa

hidupnya. Sarinah merupakan perempuan desa yang menjadi pengasuh Soekarno
pada masa kecilnya. Sarinah merupakan wanita desa yang hidup menumpang pada
orang tua Soekarno, Raden Soekemi dan Idayu Nyoman Rai. Selama menjadi
pembantu dikeluarga Soekarno, Sarinah tidak pernah digaji sama sekali. Dia
tinggal dan makan bersama keluarga itu. Sarinah juga seorang perempuan yang
tidak menikah dan tidak memiliki keturunan. Saksi hidup bahwa Sarinah pernah
menjadi pengasuh masa kecil Soekarno adalah kedua orangtua Soekarno sendiri.
Sejak berusia enam tahun, Sarinah telah menjadi pengasuh Soekarno.
Selama menjadi pembantu di rumah keluarga Soekarno, Sarinah tidak
pernah mendapat perlakuan yang berbeda dari kedua orangtua Soekarno. Setiap
hari, Sarinah melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab sebagaimana
kewajiban yang dilakukan oleh setiap anggota keluarga. Sementara itu, menurut

John Ledge, Soekarno bertemu dengan Sarinah ketika Soekarno dan keluarganya
pindah ke Mojokerto, tepatnya saat Soekarno masuk ke Ongkoloro, tempat
ayahnya mengajar. Tidak ada hal yang istimewa dari riwayat hidup Sarinah,
namun Sarinah memiliki tempat istimewa dalam hati dan ingatan Soekarno.
Sebagai seorang pengasuh, Sarinah telah mengajarkan rasa cinta dan kasih
sayang kepada Soekarno. Bagi Soekarno, Sarinah bagai guru agung dalam hal
menghargai rasa cinta dan kasih sayang. Walaupun Sarinah tidak lama menjadi
pengasuh Soekarno, namun ketiadaan Sarinah dalam kehidupan Soekarno tidak
serta merta menghapus nama sarinah dalam sejarah hidup dan ingatan Soekarno.
Sarinah hidup bersama kebijaksanaan dan cinta yang ia pelajari dari alam dan
lingkungan masyarakat. Sehingga saat menjadi pengasuh Soekarno, Sarinah
senantiasa mendampingi Soekarno dengan penuh rasa cinta dan kasih. Dalam
autobiografinya, Soekarno menyebutkan kekagumannya kepada Sarinah sebagai
berikut :
― Sarinah mengajarku untuk mencintai rakyat, yakni rakyat kecil. Selagi dia
memasak di gubuk kecil dekat rumah, aku duduk disampingnya dan dia memberi
nasehat, ―Karno diatas segalanya engkau harus mencintai ibumu. Tapi berikutnya,
engkau harus mencintai rakyat kecil. Engkau harus mencintai umat manusia‖ 50

Sarinah

adalah

perempuan

yang

disiplin

dan

tekun.

Sifat

dan

kepribadiannya diteladani oleh Soekarno. Begitu pula dengan ketelatenan Sarinah
saat mengasuh Soekarno. Sarinah bukan hanya pengasuh, melainkan seorang
guru tanpa tanda jasa. Sarinah yang memiliki kesibukkan mengurus pekerjaan

50

Ibid, Hal. 30

rumah, masih sempat memberikan nasihat-nasihat mulia kepada Soekarno. Semua
nasehat itu menjadi sumber pemikiran Soekarno tentang Humanisme dan
Feminisme. Pesan Sarinah kepada Soekarno seakan menjadi bom waktu yang
menyadarkannya untuk melihat kenyataan yang dialami oleh perempuan
Indonesia. Dengan pengetahuan yang luas, Soekarno mampu mewujudkan pesan
Sarinah tersebut dalam bentuk pemikiran yang besar dan gerakan kaum
perempuan. Semua hal itu menjadi cita-cita besar Soekarno dalam merebut
kemerdekaan Republik Indonesia.
Perjalanan hidup Soekarno menjadi hal yang dapat menggambarkan
bahwa ia memiliki pemikiran yang khas tentang perempuan. Semua itu tidak lain
karena kedekatannya dengan sosok Sarinah. untuk memperluas dan memperdalam
pengetahuannya, Soekarno membaca berbagai litaratur yang mendukung gagasan
besarnya tentang perempuan. Peter Kasenda menuliskan pemikiran Soekarno yang
lahir dari sosok perempuan bernama Sarinah. Menurut Peter, kekalahan Jepang
yang bersamaan dengan mendaratnya sekutu menandai dan menjadi salah satu
faktor lahirnya pemikiran besar Soekarno, sehingga Ia dapat merebut
kemerdekaan Indonesia. Ketika ibu kota negara pindah ke Daerah Istimewa
Yogyakarta, lahirlah sebuah buku berisi tuntutan untuk pergerakan perempuan
yang berjudul Sarinah.51
Pesan yang disampaikan oleh Sarinah tertanam kuat dalam pikiran
Soekarno seiring pola asuhnya yang tepat. Hal ini sebagaimana disebutkan bahwa
51

Op.cit, S.Wisnuwardhana,2015, Sarinah.... Hal. 42

Soekarno senantiasa membutuhkan rasa kasih sayang dari orang-orang
terdekatnya. Rasa cinta merupakan hal yang menyebabkan pesan dan nasihat
Sarinah mengakar kuat dalam diri Soekarno. Rasa cinta tanpa pamrih yang
diajarkan oleh Sarinah telah membentuk pendirian Soekarno, yaitu mencintai
rayat harus dilakukan tanpa pamrih pula. Soekarno membuktikan bahwa pesan
Sarinah telah menimbulkan kesadaran dalam dirinya. Sehingga ia memikirkan
rencana untuk memperjuangkan kemerdekaan rakyat jelata, khususnya para
perempuan Indonesia. Perhatian Soekarno terhadap kenyataan yang dialami oleh
kaum

perempuan

Indonesia

membawanya

untuk

mengaplikasikan

dan

mewujudkan pesan Sarinah. Perjuangannya dalam membangun Indonesia dan
gerakan perempuan pun dilakukan sejak Soekarno duduk di bangku sekolah di
Surabaya hingga kemerdekaan Indonesia tercapai. Hal ini terbukti pada saat
Soekarno tinggal di Yogyakarta, beliau mengadakan kursus bagi kaum
perempuan.
Soekarno memberi penekanan kepada kaum perempuan agar mereka tidak
membatasi gerakan hanya dalam kerangka Feminisme saja, tetapi juga gerakan
Sosialisme bersama kaum laki-laki dalam satu perjuangan nasional. Soekarno
mengidealkan bentuk perjuangan dalam mencapai kemerdekaan Indonesia yang
kekal dengan dua pola perjuangan, yaitu revolusi nasional dan revolusi sosial.
Demi mencapai keberhasilan kedua revolusi tersebut, kaum perempuan harus
hadir dalam setiap revolusi dan saling bahu-membahu dengan kaum laki-laki.
Selain itu, pemikiran Soekarno tentang perempuan berkaitan erat dengan

pemikirannya mengenai kemerdekaan Indonesia. Dalam hal ini, Soekarno
menggambarkan perjuangan tersebut melalui kehidupan marhaen. Marhaen atau
rakyat jelata merupakan pusat dari pemikiran Soekarno tentang perempuan dalam
Sarinah.
Pemikiran Soekarno tentang perempuan juga berasal dari kenyataan yang
melingkupi kehidupan kaum perempuan Indonesia pada masa itu. Soekarno
mempelajari situasi dan kondisi internal kaum perempuan Indonesia secara
mendalam dan menyeluruh. Semua itu dilakukan oleh Soekarno dengan cara
menjadikan dirinya sebaga bagian dari mereka. Soekarno melakukan berbagai
diskusi, musyawarah dan mendengarkan keluh kesah kaum perempuan. Maka dari
itu, Soekarno berani mengemukakan pendapatnya tentang peran penting
perempuan dalam perjuangan. Pemikiran Soekarno tersebut tentu tidak lahir dari
ruang kosong atau hanya sebuah imajinasi revolusi nasional dan sosial yang
utopis.
Menurut John D. Legge, Soekarno ingin segenap rakyat Indonesia
berjuang demi mencapai masyarakat yang adil di masa depan. Revolusi Nasional
yang dilakukan harus dibedakan dengan revolusi sosial. John mengatakan bahwa
terdapat pemikiran Marxis dalam tahap-tahap revolusi yang direncanakan
Soekarno. Analisis Soekarno yang menunjukkan tanda-tanda pemikiran Karl
Marx berupa pemikiran tentang kesadaran kelas yang akan menjadi bagian dari
persiapan revolusi nasional. Secara historis, Soekarno menguatkan konsep
Marxisme dalam pemikiran politiknya sejak awal 1930-an. Bagi Soekarno saat

itu, perjuangan kaum perempuan yang harus segera dilakukan adalah
menghancurkan kapitalisme. Hal itulah yang Soekarno tekankan kepada kaum
perempuan.52
Rasa cinta dan kasih yang diberikan Sarinah kepada Soekarno sangat
melekat dalam jiwanya hingga ia menjabat sebagai Presiden. Soekarno tidak
pernah melupakan jasa Sarinah. Nasihat Sarinah juga senantiasa mempengaruhi
pemikiran besar Soekarno. Soekarno benar-benar meyelami segala perkataan
Sarinah. Bahkan, Soekarno juga menghubungkan nasihat Sarinah dengan ajaran
Ghandi untuk merumuskan semangat Nasionalisme, tepatnya Nasionalisme yang
membawa Humanisme dalam kehidupan berbangsa yang merdeka sepenuhnya.
Nasihat Sarinah kepada Soekarno membawanya pada pemahaman tentang rasa
kemanusiaan yang kompleks. Sarinah juga telah mengajari Soekarno tentang cara
menghormati perempuan.
Pada tanggal 28 Desember 1959, Sarinah wafat dan dimakamkan di
pemakaman rakyat Kelurahan Kepatihan Kota Tulungagung,

Jawa Timur.

Tepatnya Sarinah dimakamkan di pemakaman nenek moyang Soekarno. Makam
Sarinah ditemukan dan diperbaiki oleh Paguyuban Situs Bung Karno
Tulungagung.53 Paguyuban tersebut didirikan oleh Raden Hari Sunaryanto
bersama parasesepuh dan para pemuda yang peduli dengan ajaran Soekarno. Oleh
Paguyuban Situs Bung karno, makam Sarinah dijadikan sebagai pusat wisata

52
53

Ibid, Hal. 219
Ibid, Hal. 236

spiritual Soekarno, baik para penganut pahamnya maupun bagi seluruh rakyat
Indonesia yang memiliki jiwa Nasionalis.
Bagi Soekarno, Sarinah adalah sosok perempuan biasa namun istimewa.
Sarinah bukan hanya seorang pengasuh, melainkan perempuan yang memberi
inspirasi, gagasan besar tentang perempuan, sosial dan politik bagi Soekarno.
Karena peran Sarinah, Soekarno tumbuh menjadi pejuang yang tidak membedabedakan golongan, agama, maupun kedudukan sosial. Ada banyak hal yang
dikenang oleh Soekarno dari sosok Sarinah. Karena kehadiran Sarinah pula,
Soekarno dapat berkontribusi terhadap kemerdekaan Indonesia. Soekarno juga
dapat melihat sosok Sarinah Indonesia dengan jelas, yakni pada mereka yang
hidup dalam kemiskinan.
Nama Sarinah menjadi sangat bermakna bagi sejarah perjuangan
kemerdekan Indonesia hingga masa pembangunan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), menempati ruang-ruang sosial, politik, bahkan ekonomi di
negeri ini. Pada zaman penjajahan Belanda dan Jepang sampai Indonesia
merdeka, Sarinah hidup dalam pemikiran Soekarno. Begitu pula ketika Belanda
melakukan agregasi dan kembali menjajah Indonesia antara tahun 1945-1946.
Sarinah hadir menjelma gerakan perempuan di Yogyakarta.54 Salah satu gerakan
perempuan yang muncul pada saat itu di Yogyakarta adalah Gerakan tersebut
bernama Wanita Pembantu Perjuangan yang berdiri pada tahun 1946.

54

Ibid, Hal. 240

2.3

Profil Buku “Sarinah”
Pada subbab ini, Penulis akan memaparkan profil singkat buku yang akan

menjadi objek penelitian penulis.
Judul Buku

:

Sarinah

:

Kewajiban

Wanita

Dalam

Perjuangan Republik Indonesia
Penulis

: Ir. Sukarno

Penerbit

: Panitia Penerbit Buku-Buku Karangan
Presiden Soekarno

Cetakan

: III

Tahun Terbit

: 1963

Jumlah Halaman

: 329 Halaman

Daftar Isi
Kata Pendahuluan - 5
Bab I Soal Perempuan - 7
Bab 2 Laki-Laki dan Perempuan - 16
Bab 3 Dari Gua ke Kota - 43
Bab 4 Matriarchat dan Patriarchat - 90

Bab 5 Wanita Bergerak -144
Bab 6 Sarinah dalam Perjuangan Republik Indonesia - 246
Buku ini ditulis pada tahun 1963 dan diterbitkan untuk pertama kalinya oleh
Panitia Penerbit Buku-Buku Karangan Presiden Soekarno. Buku ini merupakan
kumpulan materi yang diberikan Soekarno pada saat memberikan kursus tentang
wanita di Yogyakarta sekitar tahun 1948-1949. Gagasan utama dari isi buku
Sarinah ini adalah gerakan perempuan yang tidak berorientasi pada hak kesamaan
seperti laki-laki, tapi di dalam buku ini Soekarno mencoba menuangkan
pemikirannya mengenai terwujudnya suatu revolusi sosial yang dimana
perempuan turut andil dalam revolusi tersebut bersama laki-laki. Selain itu, dalam
Buku ini Soekarno juga menjelaskan bahwa peran wanita masih begitu kecil di
dalam ranah perpolitikan nasional.
Buku Soekarno ini menjelaskan latar belakang Soekarno mengadakan
kursus bagi wanita pada masa itu. Soekarno merasa begitu prihatin karena ranah
pergerakan belum banyak yang menyentuh aspek wanita. Padahal Soekarno
begitu yakin bahwa tersusunnya masyarakat yang sejahtera jika masyarakat itu
juga mengerti persoalan yang ada pada wanita. Sistem patriarkat, subordinasi
terhadap perempuan, serta hukum-hukum agama yang menjadi alasan bagi wanita
sulit mengekspresikan dirinya lebih dari laki-laki. Kursus wanita tersebut yang
kemudian menjadi salah satu upaya Soekarno menyusun Republik Indonesia

seutuhnya. Dan kemudian, materi kursus tersebut dibukukan dan menjadi kitab
―Sarinah‖.
Penerbitan buku Sarinah ini juga merupakan sebagai suatu rasa kecintaan
dan terima kasih Soekarno pada sosok pengasuhnya di masa kecil, ―Mbok‖
Sarinah. Dari Sarinah Soekarno belajar mencintai ―rakyat kecil‖dengan budi yang
selalu besar. Karena pesan-pesan Sarinah yang melekat dalam ingatan Soekarno
ini lah kemudian Soekarno menjadi seorang besar yang mencintai rakyat kecil.