RELEVANSI PENDIDIKAN PEREMPUAN DALAM BUKU SARINAH KARYA SOEKARNO DENGAN PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  

RELEVANSI PENDIDIKAN PEREMPUAN DALAM

BUKU SARINAH KARYA SOEKARNO DENGAN

PENDIDIKAN ISLAM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  

Oleh:

Lilik Setyowasih

NIM: 111-13-246

  

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

  MOTTO

َنيِعِشاَخْلا ىَلَع لاِإ ٌةَريِبَكَل اَهَّ نِإَو ِةلاَّصلاَو ِرْبَّصلاِب اوُنيِعَتْساَو

  

Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan

(mengerjakan) salat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh

berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk ( Qs. Al-Baqarah: 45)

  

Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan

mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa

kehilangan semangat.

  • -Winston Chuchill-

  

PERSEMBAHAN

   Kedua orang tua saya bapak Riyanto dan ibu Muji Rahayu, yang telah memberikan dukungan moril maupun doa yang tiada henti untuk kesuksesan saya. Ucapan terima kasih saja takkan pernah cukup untuk membalas kebaikan orang tua, karena itu terimalah persembahan bakti dan cintaku untuk bapak dan ibuku.

   Kakak saya Watik Ariyanti dan Ery Pitono, yang selalu memberikan motivasi yang tiada hentinya kepada saya. Semoga menjadi kakak yang terbaik dalam hidupku. Dan adik saya Ika Purdiasari, yang merupakan motivator dalam hidupku, dukungan, kasih sayang dan doa yang tiada henti.

   Sahabat-sahabat saya Ani Rufaidah, Putri Laelatul Fauziah, Ani Erfiana, dan

  Gatot Tomy Pamungkas, terima kasih atas motivasi dan bantuan semoga tetap terjalin silaturrahmi yang tak pernah putus.

   Teman-teman angkatan 2013 yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas kebersamaannya, bantuan, kritik dan saran semoga tetap terjalin

   Teman-teman PPL di MA AL-BIDAYAH, terima kasih atas kebersamaan selama

  PPL yang penuh dengan canda tawa, tangis, dan kasih sayang selama, semoga tetap terjalin silaturahmi yang tak pernah putus.

   Teman-teman KKN di Desa Sendang Rejo, terima kasih untuk canda tawa, tangis, dan kasih sayang, semoga tetap terjalin silaturahmi yang tak pernah putus.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pendidikan Perempuan menurut Soekarno” dapat diselesaikan. Sholawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, dan mudah- mudahan kita mendapat Syafa’atnya di hari kiamat. Amin.

  Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak dapat selesai tanpa kerja keras, semangat dan do’a, terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, dengan segenap ketulusan dan kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

   Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga. 

  Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga 

  Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. ketua jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.

   Ibu Dr. Lilik Sriyanti, M.Si. selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan banyak waktu dalam memberikan arahan, bimbingan kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

   Bapak Imam Mas Arum, M.Pd. selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan pengarahan dan motivasi kepada penulis

   Bapak/ibu dosen dan seluruh karyawan IAIN yang telah memberikan pelayanan kepada penulis

  

ABSTRAK

  Setyowasih, lilik. 2017. Relevansi Pendidikan Perempuan dalam Buku Sarinah

  Karya Soekarno Dengan Pendidikan Islam. Skripsi. Jurusan Pendidikan

  Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Salatiga. Pembimbing: Dr. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si. Kata Kunci: Pendidikan Perempuan, Menurut Soekarno

  Dalam sejarah, posisi perempuan berada di bawah kezaliman kaum laki-laki, tidak mendapatkan hak dan kedudukan yang sewajarnya dalam masyarakat, terutama hak untuk mendapatkan pendidikan. Masyarakat menganggap kaum perempuan adalah kaum yang lemah dan bodoh. Sehingga menjadikan pendidikan bagi perempuan menjadi terbatas. Dengan demikian, Soekarno mempunyai gagasan terhadap kaum perempuan untuk mendapatkan hak yang seharusnya diberikan, yaitu pendidikan. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahaui gagasan Soekarno terhadap pendidikan bagi perempuan. Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana pendidikan perempuan menurut Soekarno 2) Bagaimana relevansi pendidikan perempuan menurut Soekarno dengan pendidikan Islam.

  Penelitian ini bersifat Library Research yaitu penelitian yang menggunakan cara untuk mendapatkan data dan informasi dengan memanfaatkan fasilitas yang ada diperpustakaan dengan menggunaka salah satu sumber, yaitu buku. Adapun sumber data menggunakan sumber data primer

  , yaitu: buku, “Sarinah Kewajiban Wanita

  dalam Perjuangan Republik Indonesia

  ”. Dan sumber data sekunder, yaitu: buku, “Pendidikan di Mata Soekarno”. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa pada tanggal 22

  Desember 1928 Soekarno menyampaikan pendapatnya tentang hak perempuan. Hak yang sama dengan laki-laki dalam masyarakat, yaitu pendidikan. Menurut Soekarno Pendidikan perempuan adalah pendidikan yang sama dengan kaum laki-laki, tidak ada perbedaan dalam jenis kelamin, kedudukan, status, dan umur. Relevansi pendidikan perempuan menurut Soekarno dengan pendidikan Islam terbagi menjadi empat, pertama pendidikan Islam dalam politik, kedua pendidikan Islam dalam pekerjaan, ketiga pendidikan Islam dalam keluarga, keempat pendidikan Islam dalam berhias diri. Keempat pendidikan Islam tersebut sesuai dengan ajaran Islam dan ayat Al-

  Qur’an bahwa perempuan juga mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan kaum laki-laki.Maka semakin jelaslah bahwa pendidikan perempuan menurut Soekarno sesuai dalam pendidikan Islam.

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN BERLOGO ...................................................................................... ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................ v

MOTTO ................................................................................................................. vi

PERSEMBAHASAAN......................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii

ABSTRAK ............................................................................................................ x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiii

  

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 7 D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 7 E. Kajian Pustaka yang Relevan ..................................................................... 9 F. Definisi Operasional ..................................................................................... 10 G. Metodologi Penelitian ................................................................................ 13 H. Sistematika Penulisan ................................................................................ 16

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Gambar Cover Buku Sarinah 2. Lembar Konsultasi Pembimbing 3. Daftar Riwayat Hidup 4. Surat Keterangan Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, dapat dikatakan bahwa sejarah adalah milik kaum laki-laki. Tema-tema sentral dalam sejarah dipenuhi dengan tema sejarah politik dan militer

  yang erat kaitannya dengan masalah kekuasaan dan keperkasaan, yang dapat dikatakan milik kaum laki-laki. Corak sejarah yang androsentris seperti ini menempatkan perempuan hanya sebagai figuran. Keadaan ini memang tidak adil karena sesungguhnya perempuan dapat dipandang sebagai pribadi yang mandiri, yang bisa menggerakkan sejarah (Astuti, 2013: 138).

  Perjalanan sejarah banyak meninggalkan kesan fakta jika perempuan mempunyai peran penting. Peningkatan derajat kaum perempuan merupakan salah satu pokok dalam masalah kesejahteraan umum dan perkembangan kecerdasan penduduk Indonesia tidaklah kuat dan cepat apabila pendidikan kaum perempuannya diabaikan (Kartodirjo, 1977: 244). Apalagi pendidikan mempunyai peran penting dalam menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat termasuk memajukan peradapan suatu bangsa. Melalui pendidikan, manusia akan lebih mengenal diri, lingkungan dan perubahan yang terjadi disekitar. Jadi, dengan pendidikan manusia akan jauh lebih peduli dengan apa yang telah terjadi dan apa yang seharusnya terjadi.

  Pendidikan perempuan adalah suatu proses ditransfer ilmu kepada perempuan. Dimana pendidikan perempuan harus sama dengan pendidikan laki- laki. Tidak ada perbedaan antara kaya dan miskin, jenis kelamin laki-laki maupun perempuan, semua memiliki hak yang sama untuk belajar, belajar merupakan suatu kewajiban yang diwajibkan oleh Islam atas setiap muslim laki-laki dan wanita (Al-Abrasyi, 1970:6).

  Pada zaman dulu, kaum perempuan selalu berada di bawah kezaliman kaum laki-laki, tidak memperoleh hak-hak menurut undang-undang dan tidak mendapatkan kedudukan dalam masyarakatsebagaimana yang sewajarnya diberikan kepada mereka. Perempuan sama sekali tidak mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan, perempuan harus tinggal dirumah dan tidak mempunyai andil dalam kehidupan masyarakat, dipaksa kawin dan bertindak, diwarisi dan tidak mewarisi, dikuasai dan tidak pernah menguasai (Nizar, 2011: 207). Perempuan Indonesia haruslah bersyukur kepada Allah Swt, karena jaman sekarang banyak perempuan Indonesia memiliki hak yang sama dengan laki-laki, dimana kaum perempuan diperbolehkan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi dan mencapai kebebasan untuk berkarir dalam bidang apapun, baik dalam dunia bisnis maupun pemerintahan. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang beranggotakan perempuan Indonesia tidak mendekam di rumah, tetapi bekerja di luar rumah, seperti kantor-kantor, pabrik-pabrik, guru, dokter, wartawandan sebagainya.

  Bahkan saat ini banyak perempuan-perempuan Indonesia tidak ingin kalah dengan kaum laki-laki, agar mereka tidak dianggap sebagai kaum yang lemah dan tidak mempunyai keahlian seperti yang dimiliki laki-laki. Tetapi, disisi lain perempuan juga tidak lupa untuk mengemban tugas perannya sebagai pengurus rumah tangga.

  Berbeda dengan masa lalu, dimana pendidikan menjadi suatu hal yang tidak penting bagi perempuan Indonesia. Hanya perempuan yang dari keluarga terhormat yang dapat mengenyam pendidikan, bukan cuma pendidikan saja yang dibatasi tetapi juga pekerjaan. Dulu, perempuan tidak diperbolehkan untuk bekerja diluar rumah, mereka harus melakukan pekerjaan rumah, seperti memasak, mencuci, dan membersihkan rumah. Menurut Nurani Soyomukti mengatakan, jaman dulu kaum laki-laki selalu diutamakan daripada kaum perempuan karena kaum laki-laki dianggap mempunyai kemampuan berpikir yang baik dan dianggap lebih layak untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan tenaga dan pikirannya. Sedangkan perempuan hanya dianggap sebagai budak, sehingga menyebabkan mereka harus terkurung dan terkucilkan (Soyomukti, 2009: 9). Semua itu diperkuat dengan adanya budaya feodalisme yang menempatkan perempuan sebagai manusia kedua yang layak ditempatkan sebagai pelengkap, dimana perempuan dijadikan sebagai selir dan pembantu istana pada para tuan tanah, raja, dan bangsawan. Cara pandang feodal ini, tentunya juga pada penindasan perempuan yang memalukan, para perempuan yang diserahkan kehormatannya pada penguasa-penguasa dan tentara-tentaranya. Bisa dilihat pada zaman penjajahan Jepang perempuan diperbudak untuk melampiaskan nafsu tentara Jepang dengan kerja romusha yang memakan banyak korban, darah, dan air mata). Apalagi dengan adanya budaya patriaki, yang menempatkan posisi laki- laki lebih superior dibandingkan dengan perempuan, akhirnya telah menempatkan kaum perempuan pada situasi yang tidak menguntungkan. Dalam kondisi sepereti itu muncullah Soekarno untuk menyerukan perlunya persamaan hak dan adanya kesetaraan gender, juga mengajak kaum perempuan untuk mempejuangkan nasib mereka. Soekarno mengungkapkan didalam bukunya yang berjudul Sarinah, yaitu:

  “Berjuanglah, bangkitlah sehebat-hebatnya, sebab tiada orang lain dapat menolong wanita, melainkan wanita sendiri!” (Soekarno, 2010: 332).

  Perempuan adalah salah satu agent of change yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Keberadaannya sangat menentukan peradapan suatu bangsa. Baik buruknya perempuan menjadi cerminan baik buruknya suatu bangsa. Sejarah pun telah mencatat nama-nama agung perempuan yang pernah dilahirkan di dunia ini. Hampir setiap negara memiliki perempuan-perempuan agung yang mampu menjadi perubahan bagi masyarakatnya, tidak terkecuali negara Indonesia (Astuti, 2013: 138). Tampilnya perempuan Indonesia disebabkan karena keresahannya melihat kondisi sosial disekitarnya yang tidak adil. Ketidakadilan dan kezaliman ini terlihat jelas ketika Indonesia berada dibawah cengkeraman penjajah, baik Portugis, Belanda, dan Jepang. Rakyat yang tertindas, kemiskinan yang merajalela, dan pembantaian semena-mena sehingga menyebabkan tampilnya perempuan-perempuan agung ke ranah publik.

  Sebagai seorang pemikir dan aktivis, Soekarno memiliki perhatian luas terhadap permasalahan-permasalahan bangsa, salah satunya adalah masalah perempuan, terutama dalam bidang pendidikan. Memang sejak lama Soekarno memiliki perhatian khusus terhadap masalah perempuan. Ketika Soekarno Pidato dalam Kongres Kaum Ibu pada tanggal 22 Desember 1928, kemudian ia mengambil kesempatan ini untuk mengemukakan pendapatnya tentang perempuan. Kongres tersebut sangat penting dan merupakan satu-satunya kongres yang membahas persoalan perempuan, yang menyatakan bahwa pentingnya kesetaraan hak antara perempuan dan laki-laki untuk mewujudkan persatunan nasional. Soekarno menungkapkan didalam bukunya yang berjudul

  Sarinah , yaitu:

  “Hak dan kewajiban kaum laki-laki dan perempuan adalah sama, jika kaum laki-laki selalu ambil bagian dalam setiap aktivitas sosial kemasyarakatan, maka kaum perempuan juga memiliki hak dan kewajiban yang sama pula untuk ambil bagian di dalamnya, untuk mengangkat harkat dan derajat kaum perempuan, maka yang sangat krusial untuk dilakukan adalah pemberdayaan perempuan di segala aspek kehidupan, dan terutama adalah di bidang pendidikan

  ” (Soekarno, 2010: 196). Rendahnya akses kaum perempuan ke dunia pendidikan, antara lain disebabkan oleh masih berkembangnya anggapan bahwa laki-laki adalah tulang punggung keluarga, dan merekalah yang lebih memperoleh pendidikan agar kelak mendapat pekerjaan yang layak. Sementara perempuan tidak memiliki tanggung jawab sebesar laki-laki dalam hal memperoleh pekerjaan dan memberikan nafkah kepada keluarga.

  Pada tahun 1946 ibu kota Indonesia pindah di Yogyakarta, Soekarno memberikan beberapa kursus-kursus informal bagi kader-kader politik Indonesia tentang topik perempuan. Materi-materi yang disampaikan dalam kursus-kursus politik itulah yang kemudian dijadikan buku yang berjudul Sarinah, Kewadjiban

  

Wanita dalam Perdjoangan Republik Indonesia . Sarinah merupakan nama

  seorang perempuan yang menjadi pembantu di keluarga Soekarno. Tetapi, Soekarno tidak memperlakukannya sebagai pembantu dan dimatanya Sarinah adalah orang yang sangat berjasa bagi pembentukan jiwa dan kepribadian dirinya, itulah sebabnya Soekarno sangat mengagumi sosok perempuan yang bernama Sarinah (Kurniawan, 2009: 153). Penghormatan Soekarno terhadap seorang Sarinah, menuntunnya pada satu cita-cita untuk memperjuangkan hak- hak kaum perempuan. Jadi, Soekarno ingin mengenang perempuan yang telah berjasa dalam merawatnya sejak kecil dengan melekatkan nama perempuan itu menjadi judul buku tersebut.

  Soekarno bukanlah seorang pemikir yang memfokuskan perhatian pada masalah perempuan. Namun, lewat pemikirannya yang tertuang dalam buku , Soekarno berhasil meyakinkan rakyat bahwa dia adalah orang yang

  Sarinah berpihak pada perempuan, terutama peran perempuan dalam kehidupan bangsa.

  Soekarno adalah tokoh masa lalu yang mampu berbicara banyak hal tentang situasi kehidupan sosial-politik yang tengah dihadapinya dan dihadapi negaranya, yaitu terutama rakyatnya.

  Berdasarkan latar belakang diatas, kemudian mendorong saya untuk meneliti pemikiran Soekarno tentang perempuan. Perempuan adalah ciptaan Tuhan yang dianugerahi potensi dan kemampuan untuk berperan dan bekerja sebagaimana laki-laki. Pendidikan sangat penting untuk perempuan agar mendapat kesempatan mengembangkan jiwanya, mendapat pendidikan sekolah dan bekerja diluar rumah dalam bidang-bidang yang sesuai dengan bakatnya.

  Sehingga saya tertarik untuk meneliti lebih lanjut melalui skripsi ini yang berjudul

  “RELEVANSI PENDIDIKAN PEREMPUAN DALAM BUKU SARINAH KARYA SOEKARNO DENGAN PENDIDIKAN ISLAM ”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penulisan skripsi ini dapat saya rumuskan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana Pendidikan Perempuan menurut Ir. Soekarno? 2.

  Bagaimana Relevansi Pendidikan Perempuan menurut Soekarno dengan Pendidikan Islam? C.

   Tujuan Penelitian

  Dalam penulisan skripsi ini, ada beberapa tujuan yang dapat diambil oleh penulis sesuai dengan rumusan masalah diatas, diantaranya:

  1. Untuk mengetahui Pendidikan Perempuan menurut Ir. Soekarno 2.

  Untuk mengetahui Relevansi Pendidikan Perempuan menurut Soekarno dengan Pendidikan Islam.

D. Manfaat Penelitian

  Dari hasil penelitian ini, diharapkan mempunyai kegunaan sebagai berikut: 1.

  Manfaat teoritik, adanya penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran serta tambahan wawasan pengetahuan pada para pembaca dalam pendidikan yang terkait dengan pendidikan perempuan menurut Soekarno

2. Manfaat praktik a.

  Untuk menjadikan anak bangsa bisa lebih bebas medapatkan pendidikan baik laki-laki maupun perempuan.

  b.

  Untuk menjadikan generasi masa depan yang unggul, inovatif, kreatif, mandiri sesuai dengan kemampuan zaman tanpa membedakan laki-laki maupun perempuan.

  c.

  Agar timbulnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan perempuan sebagaimana halnya bagi kaum laki-laki. Karena seorang perempuan mempunyai peranan yang sangat penting untuk anak dan keluarganya.

E. Kajian Pustaka yang Relevan

  Untuk menghindari kesalah pahamanan dalam mengartikan, maka penulis akan mencoba memberikan sebuah penegasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Dan akan lebih mudah setelah dijelaskan lebih lanjut secara terperinci sebagai berikut:

1. Achmad Rois Wizda tahun 2009 jurusan Syari’ah berjudul “Pemikiran

  Soekarno Tentang Kemitrasejajaran Perempuan dan Laki-laki (Studi

  ” Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Skripsi ini fokus membahas dalam kemitrasejajaran laki-laki dan perempuan dalam keluarga. Perbedaan antara skripsi ini dengan skripsi yang ditulis oleh peneliti adalah dalam skripsi ini lebih menekankan pada konsep kemitrasejajaran perempuan dan laki-laki dalam rumah tangga yang berperan dan kedudukan suami istri dalam memimpin keluarga, sedangkan dalam skripsi yang ditulis oleh peneliti lebih menekankan tentang pemikiran Soekarno terkait dengan pendidikan yang menyoroti posisi perempuan. Dimana perempuan harus diberi kebebasan dan hak yang sama dengan laki-laki agar mereka dapat mengembangkan pemikirannya dan keahlian dalam bidang apapun, dengan demikian mereka dapat menciptakan, memperdayakan diri dan berkontribusi bagi kehidupan.

2. Mahide Hayshfgal tahun 1996 jurusan Aqidah Filsafat berjuduul “Status dan

  Fungsi Wanita (Kajian atas Buku Sarinah)” Institut Agama Islam Negeri

  Sunan Kalijaga Yogyakarta. Skripsi ini membahas tentang status dan fungsi Wanita menurut Soekarno dalam keluarga. Dimana antara perempuan dan laki-laki terdapat kesetaraan, oleh karena itu perempuan dalam rumah tangga berkedudukan sebagai ibu dan berkewajiban menjalankan fungsi kodrati yang ada pada dirinya dengan penuh kemerdekaan memilih. Sedangkan, skripsi yang peneliti tulis membahas tentang pemikiran Soekarno dalam pendidikan perempuan yang harus sejajar dengan laki-laki, agar perempuan mempunyai kemampuan dan keahlian yang sama dengan laki-laki, dengan demikian perempuan-perempuan tidak dapat ditindas oleh kaum laki-laki.

  Dari beberapa literatur yang penulis temukan, belum ada penelitian pemikiran Soekarno tentang pendidikan perempuan. Soekarno yang berusaha untuk memperjuangkan hak-hak kaum perempuan dan melepaskan dari belenggu tradisi, yang atas nama agama, telah mempersempit kebebasan kaum perempuan untuk mendapatkan peluang untuk maju sebagaimana peluang yang dimiliki laki- laki. Berdasarkan hal tersebut membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang mengenai relevansi pendidikan perempuan dalam buku Sarinah karya Soekarno dengan pendidikan Islam.

F. Definisi Operasional 1. Pendidikan Pendidikan dapat diartikan sebagai Social Continuity of Life.

  Pendidikan sebagai upaya manusia dewasa dalam membimbing kepada yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan. Jadi, pendidikan dalam arti luas meliputi perbuatan atau usaha generasi tua untuk mengalihkan (melimpahkan) pengetahuan, pengalaman, kecakapan serta ketrampilannya kepada generasi muda, sebagai usaha untuk menyiapkan mereka agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah (Mansur, 2007: 199).

  Menurut (Purwanto,1998:10) Pendidikan ialah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalampertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat. Maka pendidikan dapat diartikan sebagai suatu sistem sosial yang menjadikan keluarga dan sekolah berperan penting untuk membentuk generasi muda tidak hanya dari aspek intelektual saja tetapi juga dari aspek jasmani dan rohani sehingga akan terbentuk generasi muda penerus bangsa yang dapat mempertahankan budaya dan lingkungannya.

  Dapat disimpulkan bahwa pendidikan secara umum dapat diartikan sebagai pengajaran, bimbingan, dan pembiasaan sehingga tujuan hidupnya lebih tertata. Namun, pendidikan disini juga tidak lupa menekankan arti penting moral yang tinggi sehingga akan tercipta manusia yang tidak hanya cakap namun juga beradap.

2. Perempuan

  Dalam kamus Bahasa Indonesia disebutkan, perempuan adalah orang yang mempunyai puka, dapat menstruasi, hamil, melahirkan anak dan menyusui (Alwi, 2002:856). Adapun pengertian perempuan secara etimologi berasal dari kata empu yang artinya dihargai.

  Perempuan dalam Islam diibaratkan tiang negara, oleh karena itu bila wanitanya rusak maka rusaklah suatu negara. Perempuan merupakan satu soal masyarakat yang teramat penting. Dalam hal pendidikan, Islam tidak membeda-bedakan tua maupun muda, tanpa membedakan umur, tanpa membedakan dan melihat keunikan tabiat antar laki-laki dan wanita. Oleh karena itu, perempuan perlu diaktualisasikan, dikembangkan semua potensi yang ada agar bisa menjadi manusia yang mempunyai kepribadian utuh mandiri.

  Jadi, pendidikan perempuan merupakan wahana untuk mengembangkan sumber daya manusia terutama bagi perempuan yang bernuansa ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta iman dan takwa (imtak), yaitu sumber daya manusia yang mampu menerapkan, mengembangkan dan menguasai iptek dengan tetap dilandasi nilai-nilai agama, moral dan budaya luhur bangsa.

3. Relevansi Pendidikan Perempuan menurut Ir. Soekarno dengan Pendidikan Islam

  Kaum perempuan harus menempatkan dirinya pada posisi yang lebih tinggi, setidaknya dalam konteks pendidikan. Ilmu pengetahuan harus dijadikan pegangan bagi kelompok perempuan karena mereka adalah guru yang paling pertama bagi anaknya kelak. Tugas perempuan yang cukup berat itulah yang mulia dimata Soekarno.

  Dengan kehadiran Islam telah dimulai satu tradisi bagi kaum perempuan dengan diberikannya kemerdekaan dan hak-hak mereka yang selama ini tidak pernah mereka dapatkan, derajat mereka terangkat sebagai manusia. Selain itu, dalam Islam terkandung unsur-unsur persamaan antara manusia, baik laki-laki dan perempuan maupun antarbangsa, suku, dan keturunannya yang merupakan tema utama sekaligus prinsip dalam ajaran Islam. Perbedaan yang diakui dalam Islam kemudian menjadi ukuran tinggi rendahnya seseorang, hanyalah nilai ibadah dan takwanya kepada Allah. kedudukan yang sama. Maka Islam juga tidak membedakan antara amal perbuatan yang dilakukan oleh laki-laki dengan perempuan.

  Dalam bidang pendidikan, Al- Qur’an dan Hadist memberikan pujian kepada siapa pun, termasuk kaum perempuan yang mampu meningkatkan prestasinya dalam ilmupengetahuan. Jelaslah bahwa perempuan juga mendapatkan pendidikan dan pengajaran sama seperti laki- laki sehingga lahirlah orang-orang yang berintelektual dari kalangan perempuan. Posisi perempuan selalu berada pada ruang yang tidak memiliki posisi tawar tinggi, setidaknya di dalam rumah tangga atau kehidupan bermasyarakat.

G. Metodologi Penelitian 1. Jenis penelitian

  Penelitian skripsi ini termasuk jenis penelitian kepustakaan atau disebut Library Research yaitu penelitian yang menggunakan cara untuk mendapatkan data dan informasi dengan memanfaatkan fasilitas yang ada di perpustakaan seperti buku, koran, majalah dan lain sebagainya (Mardalis, 1996: 28) 2.

   Sumber data

  Penelitian ini berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan (Arikunto, 1987: 135). Sedangkan data-data tersebut dibagi menjadi dua, yaitu primer dan sekunder.

a. Sumber Data Primer

  digunakan dan sesuai dengan permasalahan dalam peneliti ini. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini, yaitu: Buku, “Sarinah

  Kewajiban Wanita dalam Perjuangan Republik Indonesia”, penulis

  Soekarno b.

   Sumber Data Sekunder

  Sumber data sekunder adalah buku-buku, artikel, dan sumber data lain yang berkaitan dengan penelitian ini. Diantara sumber tersebut, yaitu: 1) Buku “Pendidikan di Mata Soekarno”, penulis Syamsul Kurniawan. 2)

  Buku “Perempuan di Mata Soekarno”, penulis Nurani Soyomukti 3)

  Buku “Dwitunggal Soekarno-Hatta Pahwalan Proklamator

  Kemerdekaan Indonesia

  ”, penulis Tugiyono Ks, Sutrisno Kutoyo dan Ratna Evy 4) Buku “Bung Karno Panglima Revolusi”, penulis Peter Kasenda.

  3. Metode Pengumpulan Data

  Data penelitian dicari dengan pendekatan Library Research, yaitu penelitian perpustakaan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a.

  Mengumpulkan buku-buku yang ada relevansinya dengan kajian permasalahan. Dalam hal ini penulis mengumpulkan buku-buku maupun data mengenai Soekarno dan Pendidikan Perempuan menurut Soekarno.

  b.

  Mengidentifikasi semua permasalahan yang berkaitan dengan penelitian.

  Setelah diperoleh data mengenai pendidikan perempuan menurut ingin dijawab oleh penulis.

  c.

  Menarik suatu kesimpulan sebagai hasil suatu penelitian tentang pokok permasalahan. Dari data-data yang telah diidentifikasi, maka penulis menarik kesimpulan mengenai pendidikan perempuan menurut Soekarno.

4. Analisis Data

  Untuk menganalisis data penulis menggunakan dua metode, yaitu: a.

  Metode Deskriptif Metode Deskriptif yaitu “perumusan filsafat tersembunyi dideskripsikan sedemikian rupa sehingga terus menerus ada referensi pada masalah konkret sedetail- detailnya” (Anton dan Achmadi, 1994: 112). Penulis melakukan analisis data dengan metode deskripsi, yaitu menggambarkan pemikiran Soekarno tentang Pendidikan Perempuan.

  b.

  Metode Analisis Metode analisis (content analysis), yaitu menganalisis semua data yang telah didapatkan sehingga nantinya akan mendapatkan data yang akurat untuk ditulis dan dapat dikombinasikan sesuai dengan materi data yang dibutuhkan. Metode content analisis adalah suatu metode untuk mengungkapkan isi pemikiran tokoh yang diteliti (Nawawi, 1995:68). Soedjono memberikaan definisi content analysis adalah usaha untuk mengungkapkan isi buku yang menggambarkan situasi penulis dan masyarakatnya pada waktu itu ditulis (Soedjono, H.

   Sistematika Penulisan

  Dalam penyusunan skripsi ini secara menyeluruh terdapat lima bab untuk membahas Pendidikan Perempuan Menurut Soekarno. Adapun sistematika atau urutan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

  Bab 1 Pendahuluan adalah bab pertama dari skripsi, Bab yang berisi: (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) metode penelitian, (6) penegasan istilah dan (7) sistematika penulisan skripsi.

  Bab II biografi Ir. Soekarno, dalam bab ini berisi tentang, mengenai Perjalanan hidup Ir. Soekarno, masa kecil Ir. Soekarno, masa remaja Ir. Soekarno, pendidikan masa kecil Ir. Soekarno, pendidikan masa remaja Ir. Soekarno, penddikan masa dewasa Ir. Soekarno, dan gelar doctor Ir. Soekarno. Bab III deskripsi pemikiran, bab ini berisi tentang posisi perempuan pada masa Soekarno dan pendidikan perempuan menurut Soekarno dalam buku Sarinah.

  Bab IV pembahasan, Bab ini berisi tentang Relevansi Pendidikan Perempuan menurut Soekarno dalam pendidikan Islam, terdiri dari: (1) Pendidikan islam dalam politik, (2) Pendidikan islam dalam pekerjaan, (3) Pendidikan islam dalam keluarga, (4) Pendidikan islam dalam kecantikan. Bab V kesimpulan dan kritik saran, berisi kesimpulan dan kritik saran

BAB II BIOGRAFI Ir. SOEKARNO A. Perjalanan Hidup Ir. Soekarno Seokarno lahir pada Kamis Pon tanggal 18 sapar 1831 tahun saka,

  bertepatan dengan 6 juni 1901 di Lawang Sekateng Blitar, Surabaya. Saat fajar menyingsing, karena itu ia disebut sebagai Putra Sang Fajar. Hari lahirnya ditandai oleh angka serba enam, tanggal enam bulan enam. Bintangnya adalah Gemini, lambang kekembaran. Gemini adalah simbol kecerdesan dan memiliki banyak akal. Ia adalah anak kedua dari bapak dan ibunya. Kakak perempuan Soekarno adalah Sukarmini lahir dua tahun sebelumnya (Soyomukti, 2012: 13).

  Ayahnya bernama Raden Sukemi Sosrodiharjo, semasa hidupnya menjabat sebagai guru dan kepala sekolah. Ayah Bung Karno adalah keturunan raja-raja Kediri pada abad ke-12. Sosok ayah yang banyak memberikan ajaran kasih sayang dan cinta kasih terhadap sesama. Ayahnya adalah seorang pemegang teguh kearifan lokal Jawa yang berdasarkan semangat “welas asih” dan cinta kasih. Pak Sukemi adalah penganut Theosof, Beliau mengajarkan prinsip menyayangi makhluk hidup dalam perkataan “Tat Twan Asi, Tat Twam Asi” yang art inya “Dia adalah Aku dan Aku adalah Dia, Engkau adalah Aku dan Aku adalah Engkau” (Soyomukti, 2012: 15).

  Ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai lebih dikenal dengan sebutan Idayu, ibunda Soekarno merupakan keturunan bangsawan Bali yang menentang penjajahan Belanda. Raja Singaraja yang terakhir adalah paman Ibunda Bung Karno.

  Waktu kecil Soekarno diberi nama Koesnososro Soekarno. Tapi nasib malang menimpa Kusno. Ia dihadapkan pada kondisi yang sulit karena ia sering sakit-sakitan dan badannya menjadi kurus. Banyak sumber yang mengatakan bahwa Kusno terserang penyakit Thypus yang hebat sehingga kondisi kesehatannya melemah dan kondisi tersebut semakin parah saat dia menginjak usia 11 tahun. Selain itu, riwayat kesehatan Kusno saat kecil tidak hanya masalah Thypus namun tercatat penyakit lain yang dideritanya, diantaranya yaitu Malaria dan Disentri(Suseno, 2014: 15-16).

  Raden Sukemi yang menginginkan putranya menjadi seorang kesatria yang akan mengabdi tanah air. Ia mengubah nama Kusno menjadi Soekarno.

  Soekarno berasal dari Karna, yaitu seorang pahlawan terbesar dalam cerita Mahabarata, Karna adalah pejuang bagi negaranya dan seorang patriot yang sakti(Kasenda, 2014: 220).

  Soekarno memiliki Sembilan istri dan 13 anak, yaitu (1) Siti Oetari, (2) Inggit Ganarsih ibu angkat dari Ratna Djuami dan Kartika. (3) Fatmawati ibu dari Guntur Soekarnoputera, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputi, Sukmawati Soekarnoputeri dan Guruh Soekarnoputera. (4) Hartini ibu dari Muhammad Taufan Soekrnoputera, tetapi pada tahun 1986, dia telah meninggal dalam usia 30 tahun karena sakit kanker usus, dan Bayu Soekarnoputera. (5) Ratna Sari Dewi Soekarno ibu dari Karina Kartika Sari Dewi Soekarno. (6) Haryati ibu dari Ayu Gembirowati, (7) Yurike Sanger, (8) Kartini Manoppo ibu dari Totok Suryawan, (9) Heldy Djafa(Susilo, 2008: 34- 58).

  Selama hidupnya, Soekarno mempunyai beberapa orang terdekat yang mampu mempengaruhi kepribadian dan kemimpinannya. Di antara mereka ada yang mengajari tentang makna kasih sayang dan mengajarinya makna ketulusan sebuah persahabatan dan juga ada yang menjadi teman setia dalam perjuangan meraih kemerdekaan. Berikut beberapa orang yang terdekat Bung Karno, yaitu: (1) Sarinah, pengasuh sekaligus pembimbing: mengajari Bung Karno untuk mengenal cinta kasih tetapi bukan dalam pengertian jasmaniah dan mengajari untuk mencintai rakyat. (2) Oei Hong Kian, Dokter gigi yang murah hati: Seorang dokter gigi yang sering melayani kesehatan gigi Bung Karno dalam kondisi apapun, Oei Hong Kang selalu menunjukkan kesetiaannya pada Bung Karno, termasuk ketika ia sudah lengser dari jabatan sebagai presiden. (3) Arif, Supir Taksi dan Teman Sejati: Arif mengabdi menjadi sopir pribadi Bung Karno hingga tahun 1960-an. (4) HR. Rasuna Said, Teman pejuang kemerdekaan: Hubungan Bung Karno dengan Hajah Rangkoyo Rasuna Said dalam hal memperjuangkan kemerdekaan Indonesia sangatlah dekat. Ia mengawali kiprahnya dalam organisasi Sarekat Rakyat dan kemudian menjadi anggota Persatuan Muslim Indonesia (permi). (5) Kennedy, teman yang paling mengerti: John F. Kennedy adalah presiden Amerika Serikat pada periode 20 Januari 1961 sampai 22 November 1963. Kennedy adalah satu-satunya presiden Amerika Serikat yang dapat mengerti dan menghormati Bung Karno sebagai sosok sahabat dan pemimpin sekaligus. Keduanya juga mempunyai persamaan sifat, sama-sama gemar membaca dan menanyakan segala peristiwa. Kennedy juga memberikan bantuan kepada Indonesia berupa menyumbangkan 10 pesawat Hercules tipe B terdiri dari 8 kargo dan 2 tanker, beras 37.000 ton, dan ratusan senjata selama perang perebutan Irian Barat. Tetapi, hubungan mereka harus berakhir di tahun 1963 karena terbunuhnya kennedy. (6) Fidel Castro, kawan terbaik: Fidel Castro merupakan Presiden Kuba yang anti Amerika. Ia juga menjalin persahabatan yang hangat dengan Bung Karno. Mereka juga mempunyai kemiripan sifat, yakni tidak pernah mau didikte Amerika. Salah satu peristiwa yang sempat menunjukkan kedekatan kedunya adalah pasca terjadinya peristiwa G30S/PKI di Indonesia (Islafatun, 2013: 87-105).

1. Masa Kecil Ir. Soekarno Sejak kecil, Soekarno memiliki kegemaran membaca buku.

  Perkenalannya dengan dunia buku pertama kali adalah saat ia sudah bisa membaca di umur 6 tahun. Jika ayahnya pulang dari mengajar dan membawa buku cerita tipis tentang cerita-cerita anak belanda, sejak itu Soekarno suka sekali membaca buku. Suatu saat ayahnya mengajak ke perpustakaan di “David Copperfield” karangan Charles Dickens, buku inilah yang kemudian membawa Soekarno pada kesukaan membaca dunia sastra(Suseno, 2014: 18).

  Dalam masa kanak-kanak Soekarno hidup bersama ayah bundanya serta neneknya di Tulungagung, Jawa Timur. Ketika masih kecil Soekarno sering mendengar cerita-cerita kepahlawanan dari ibunya, sehingga berbagai kisah kepahlawanan itu ikut membina watak dan kepribadian Bung Karno.Waktu Soekarno masih kecil, ia merupakan anak yang pemberani dan suka berkelahi, tidak aneh bila sering pulang kerumah dengan muka bengkak-bengkak atau benjut karena dipukul temannya. Hebatnya lagi kalau berkelahi ia jarang kalah karena sifatnya yang pemberani. Sifat pemberaninya itu merupakan warisan dari kedua orang tuanya.

  Pada usia 10 tahun Soekarno suka bergaul dengan semua orang, bahkan di antara teman-temannya ia seakan-akan menjadi jago atau pemimpinnya.Ia adalah seorang anak yang prakarsa, sehingga ia sering menentukan permainan apa yang menjadi acara pada hari itu. Kalau Soekarno bermain jangkrik semua temannya pun juga bermain jangkrik, dalam berbagai permainan Soekarno selalu menang saat bermian seperti urusan memanjat pohon, berkelahi, mengumpulkan cap rokok dan cap cerutu. Pada umumnya Soekarno tetap seorang anak yang baik dan berjiwa pemimpin pada masa kecilnya, ia memang suka berkelahi tetapi dengan

  Salah satu kesukaan Soekarno waktu kecil adalah menonton wayang. Dalam permainan wayang yang ia sukai adalah tokoh Bima, yang dilukiskan sebagai keadilan, pembela kebenaran, dan satria sejati. Pahlawan Bima di dalam cerita wayang itu mempengaruhi jiwa Soekarno.

  Tokoh wayang Bima disebut Werkudara.

  Saat Soekarno berumur 6 tahun, ayahnya dipindahtugaskan untuk mengajar di Mojokerto, walaupun gaji ayahnya dinaikkan kehidupan ekonominya masih serba pas-pasan dan tak jauh berubah. Bahkan, dalam buku biografinya, Penyambung Lidah Rakyat, Bung Karno menamakan Mojokerto sebagai kota yang identik dengan “kesedihan di masa muda”. Ia dan orang tuanya tinggal di tempat yang kondisinya miskin. Dikisahkan, bahwa saat malam lebaran, anak-anak seusianya bergembira dengan bermain petasan, Bung Karno tidak bisa melakukan hal yang sama. Bahkan, pada saat Hari Lebaran Bung Karno hanya bisa berbaring di tempat tidurnya yang kecil, hatinya sedih karena teman-temannya diluar bersuka ria bermain petasan, sementara ia hanya berdiam diri dirumah, walaupun ia juga menginginkannya tetapi harapannya tidak terkabulkan karena kondisinya yang serba pas-pasan (Soyomukti, 2009: 58-59).

  Kehidupan Soekarno pada masa kecilnya masih serba pas-pasan, bahkan masih banyak kekurangan. Ibunda Soekarno seorang wanita yang ulet langsung membeli beras, tetapi membeli gabah. Tiap hari gabah itu ditumbuk di lesung supaya menjadi beras kemudian ditanak sampai matang. Seringkali Soekarno ikut membantu ibunya untuk menumbuk gabah, ia mengerjakkannya dengan hati yang sangat gembira.

  Pada waktu kecil, Soekarno sudah akrab dengan rakyat kecil. Di rumah Soekarno lebih banyak diasuh oleh pembantu rumah tangga, bernama Mbok Sarinah. Mbok Sarinah ini mempunyai pengaruh besar pada jiwa Soekarno, ia pernah memberi nasihat pada Soekarno waktu masih kecil dengan kata-kata,

  “Karno, yang terutama harus engkau cintai adalah ibumu.

  Kemudian engkau harus pula mencintai rakyat jelata. Engkau harus mencintai manusia sesamanya” (Soyomukti, 2012: 90). Satu bagian di dalam riwayat hidup Soekarno, di zaman kanak- kanak yang menarik perhatian ialah perasaan belas kasih terhadap orang- orang yang hidup melarat, yang kemudian dinamakannya Kaum Marhaen. Ia suka bergaul dengan orang-orang yang miskin. Dari pergaulan itu ia menarik beberapa pelajaran dan kesan yang kemudian hari ternyata menentukan aliran peruangannya. Perhatian terhadap rakyat kecil ini atau Wong Cilik adalah pengaruh dari pegasuhannya yaitu Mbok Sarinah.

2. Masa Remaja Ir. Soekarno

  Pada usia 14 tahun, Soekarno telah tamat dari Europesche Lagere (ELS), kemudian ia meneruskan sekolahnya ke Hogere Burger Scool

  School

  (HBS) di Surabaya. Selama bersekolah di Surabaya, ia tinggal di rumah H.U.S Tjokroaminoto. Selama Soekarno di rumah Haji Umar Said Tjokrominoto, ia membayar uang kost sebesar 11 gulden. Di tempat kostnya, Soekarno juga hidup sederhana, kamarnya sungguh sempit, tanpa jendela, hanya ada kursi dan meja belajar dari kayu, gantungan baju dan tempat tidur sangat sederhana, lampunya juga hanya remang-remang dengan watt kecil. Orang tuanya tiap bulan hanya mengirim 12,5 gulden. Jadi, uang saku Soekarno harus berhemat sehingga tidak pernah jalan-jalan di restoran, tidak pernah hidup berfoya-foya dan berhura-hura.

  Kadang-kadang Soekarno memang menonton bioskop, biasanya ia duduk di kelas belakang layar. Bagi yang karcisnya mahal disediakan tempat duduk di depan layar, tetapi ada juga karcis kelas kambing, yaitu di belakang layar.

  Pada saat Soekarno muda, di Indonesia belum ada orang yang memiliki sepeda motor, hanya ada sepeda yang merupakan harta kekayaan berharga. Pada masa itu ia belum mempunyai sepeda, seingga ia giat untuk menabung berbulan-bulan hanya untuk membeli sepeda tersebut. Kemudian tabungannya yang berbulan-bulan sudah terkumpul berjumlah 8 Rupiah dan cukup untuk membeli sepeda baru merk Fongers yang paling bermutu pada waktu itu.

  Pada suatu hari, Harsono putera Haji Umar Said Tjokroaminoto meminjam sepeda Soekarno tanpa izin terlebih dahulu pada pemiliknya.

  Tiba-tiba Harsono mengalami nasib yang sial, ia menabrak pohon sehingga Setelah Soekarno mengetahui, bahwa Harsono yang merusakkan sepeda barunya, ia menjadi sangat marah kemudian menendang pantatnya Harsono sampai menangis karena kesakitan. Setelah itu, Soekarno menjadi iba hatinya dan menyesali kelakuannya, lalu berdiam diri dan giat menabung lagi, setelah tabungannya terkumpul ia membeli sepeda Fongers baru. Tetapi, sepeda barunya itu diberikan kepada Harsono Tjokroaminoto. Sementara sepedanya yang rusak sudah lama diperbaiki(Tugiyono, 2000: 9-10).

  Pada pertunjukkan wayang, tokoh yang menjadi idolanya adalah Bima atau Werkudara, sosok Bima merupakan pahlawan yang saleh dari tradisi Jawa. Selain Bima, Karna juga menjadi panutan Soekarno. Pada bioskop, Soekarno juga mempunyai tokoh idola, yaitu Norman Kerry. Bahkan ia juga pernah terpengaruh pada gaya sisiran rambut dan potongan kumis Norman Kerry, untuk beberapa waktu itu ia menyisir rambutnya dan membiarkan kumisnya tumbuh seperti model tokoh idolanya. Tetapi, masa puber itu hanya sebentar, ia kembali pada kepribadiannya. Rekreasi yang disukai Soekarno adalah suka berjalan kaki dan naik sepeda berkeliling kota dan masuk kampung keluar kampung, bahkan pernah bersepeda keliling Pulau Jawa pada masa mudanya(Kasenda, 2014: 219-220).

Dokumen yang terkait

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL ANAK-ANAK ANGIN KARYA BAYU ADI PERSADA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 144

KONSEP ETOS KERJA ISLAMI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 221

PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM BUKU CARA NABI MENDIDIK ANAK KARYA MUHAMMAD IBNU ABDUL HAFIDH SUWAID SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 79

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 138

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM FILM ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI KARYA DEDDY MIZWAR SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 191

PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT DALAM PERSPEKTIF ISLAM SKRIPSI Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 132

KONSEP KEBERSIHAN LINGKUNGAN DALAM PRESPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Gelar Sarjana pendidikan (S.Pd)

0 0 138

METODE PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN ANAK (KAJIAN TERHADAP BUKU SPIRITUAL TEACHING KARYA ABDULLAH MUNIR) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 93

KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 1 80

NILAI–NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SEJARAH MUHAMMAD AL FATIH SEBAGAI PENAKLUK KONSTANTINOPEL SKRIPSI Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 1 73