T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Tata Guna Lahan Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Maluku Tenggara: studi kasus : Kantor Lingkungan Hidup T1 Full text

Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Tata Guna
Lahan Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Maluku
Tenggara
(Studi kasus : Kantor Lingkungan Hidup)

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi

Peneliti :
Ontario Nahusona (682006003)
Dr. S. Yulianto J. P., S.Si., M.Kom.
Rudy Latuperissa, SE., M.Cs.

Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Januari 2015


I

II

III

IV

V

VI

Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Pemetaan
Varietas Pohon pada Kantor Lingkungan Hidup
Kabupaten Maluku Tenggara
Ontario Nahusona 1, Sri Yulianto J. Prasetyo 2, Rudy Latuperissa3
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

E-mail: imanuel.nahusona@gmail.com1, sri.yulianto@staff.uksw.edu2,
rudy_latu@yahoo.co.id3
Abstract

With facilities owned, and the uneven experts in these areas, making surveillance
strategy in this case the Environmental Impact Assessment (EIA) have not reached a
satisfactory words, this makes it inhibits in improving the well-being of the region, on the
other carried his efforts have according to what people want. Office of Environment (MoE)
Southeast Maluku in providing services to the community as well as data on KLH
pemerintah.Pengolahan still use a simple program. So that the irregular data storage, and to
obtain the information needed sometimes have to look one by one. Based on the above
phenomenon it is necessary to conduct research on appropriate information systems
applicable to KLH Southeast Maluku District. This research resulted in a plan to build a
web-based geographic information system that serves for visualization land use, for the
Office of the Environment Southeast Maluku District.

Keywords: Geographic Information System, Southeast Maluku District
Abstrak
Dengan fasilitas yang dimiliki, dan belum meratanya tenaga ahli di daerah-daerah,
membuat strategi pengawasan dalam hal ini Analisa Dampak Lingkungan (AMDAL) belum

sampai pada kata memuaskan, ini menjadikan hal menghambat dalam meningkatkan
kesejahteraan daerah, di lain usaha-usahanya yang dilakukan telah sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh masyarakat. Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Maluku Tenggara dalam
memberikan layanannya kepada Masyarakat Maupun Pemerintah.Pengolahan data pada
KLH selama ini masih menggunakan program sederhana. Sehingga penyimpanan data tidak
teratur, dan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan terkadang harus mencarinya satu
persatu. Berdasarkan fenomena tersebut diatas maka dipandang perlu melakukan penelitian
mengenai sistem informasi yang sesuai diterapakan pada KLH Kabupaten Maluku Tenggara.
Penelitian ini menghasilkan sebuah rancang bangun sistem informasi geografis berbasis web
yang berfungsi untuk visualisasi tata guna lahan, bagi Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten
Maluku Tenggara.
Kata Kunci: Sistem Informasi Geografis, Kabupaten Maluku Tenggara
1

Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen
Satya Wacana Salatiga
2
Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

VII


1

1.

Pendahuluan

Kini semakin pesatnya perkembangan Teknologi Informasi (TI) di dunia
hingga semakin banyak pula aspek kehidupan yang bergantung TI. Fungsi-fungsi
layanan yang disediakan pun semakin beragam. Oleh karena itu TI kini bukan saja
hanya dimiliki, dipakai, dan dimanfaatkan oleh kalangan tertentu, namun lebih
meluas kepada pemerintahan, atau organisasi lainnya. Dalam kaitannya dengan
pengolahan data menjadi informasi maka diperlukan suatu desain infratruktur TI dan
Software yang mendukung tujuan dan kebutuhan organisasi.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Nasional dan Undang-undang 32 tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah serta Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata cara
Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
serta Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup, maka diperlukan perencanaan yang cermat dan tepat yang disusun dalam

tahapan yang sistematis, konsisten, berkelanjutan, efektifitas dan efisiensi sehingga
keberadaan Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kabupaten Maluku Tenggara memiliki
makna bagi publik.
Berdasarkan laporan Balai BPDAS Waeapu Batu Merah-Ambon, tahun 2004,
luas lahan kritis di Kabupaten Maluku Tenggara seluas 63.192 Ha (61,62 %) dari
luas daratan seluas 102.543 Ha. Lahan kritis terdiri; areal sangat kritis seluas 649 Ha
(0,63 %); dan areal kritis seluas 62.543 Ha (60,99 %). Pertambahan luas lahan kritis
seluas 2.200 Ha setiap tahun, hal ini menimbulkan erosi dan pencemaran lingkungan
di wilayah pesisir dan laut, serta turunnya potensi sumberdaya air dan daya dukung
lingkungan pada umumnya. Kemampuan rehabilitasi rata-rata per tahun baru
mencapai 1.500 – 2.000 Ha per tahun (3,2 %) dari areal kritis seluas 63.192 Ha.
Berarti kejaran rehabilitasi belum dapat menuntaskan lahan kritis yang ada.
Pembangunan bidang lingkungan hidup di Kabupaten Maluku Tenggara,
memprioritaskan pemulihan areal kritis pada wilayah tangkapan air di luar kawasan
hutan. Pada 5 (lima) tahun kedepan kegiatan rehabilitasi diarahkan untuk areal
tangkapan air di luar kawasan hutan.
Agar dicapai kelestarian dan pertambahan area dan hasil hutan, maka
diperlukan kesinambungan antara kegiatan produksi dan ketersediaan sumber daya
hutan. Untuk itu diperlukan data dan informasi melalui kegiatan inventarisasi pohon
dan membuat peta penyebarannya. Hasilnya dapat dipergunakan untuk memudahkan

pengawasan/pembinaan terhadap kelestarian dan area tangkapan air hutan sehingga
dapat memonitor atau melakukan analisa dampak lingkungan (AMDAL) dan
perkembangannya dimasa yang akan datang.
Jenis-jenis komersial pohon yang dominan meliputi meranti (Shorea sp),
nyatoh (Palaquium spp), matoa (Pometia spp), merbau (Intsia spp), nanari (Canarium
sivetre), kenari (Canarium commune), pulai (Alstonia spp), durian (Durio spp),
torem (Manilkara kanosiensis H.j. L. et B. M.), binuang (Octomeles sumatrana Miq),

2

bintangur (Calophyllum spp), samama (Anthocephalus spp), ketapang (Terminalia
catappa), gijawas hutan (Parastemon vresteeghii). Jenis lainnya meliputi kayu burung
(Elaeoucarpus ganitrus), makila (Letsea angulata), pulaka (Octomeles sp), kayu
merah (Eugenia spp), eucalyptus (Eucalyptus spp), lasi (Adinauclea fagifolia Ridsd),
rengas (Gluta spp), uhun (Eucalyptus papuana), jambu hutan (Eugenia spp), sengon
(Albizzia falcataria), linggua (Pterocarpus indicus Willd), eboni (Diospyros sp),
melur (Podocarpus spp), dahu (Dracontomelon spp), batu (Irvingia malayana Oliv),
mersawa (Anisoptera spp), medang (Cinnamomum spp), simpur (Dillenia obovata),
jambu hutan (Eugenia spp), mangga hutan (Mangifera spp) dan jenis komersial
lainnya.

Untuk menerapkan tindakan operasional tersebut diperlukan informasi berupa
model prediksi atau peramalan di pada tiap area penyebaran varietas tanaman.
Peramalan itu mencakup suatu kegiatan yang diarahkan untuk memprediksi
penyebaran varietas tanaman. Tidak hanya itu, peramalan juga bertujuan untuk
memprediksi kemungkinan penyebaran dalam ruang dan waktu tertentu.
Berdasarkan fenomena tersebut diatas maka dipandang perlu melakukan
penelitian mengenai sistem informasi yang sesuai diterapakan pada KLH Kabupaten
Maluku Tenggara. Dengan mengedepankan efektifitas dan efisiensi dari segi tenaga,
biaya dan keamanan data, serta dari segi kebutuhan, baik sekarang maupun
pengembangan dimasa yang akan datang dengan mengambil judul tentang :
“Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Tata Guna Lahan (Studi Kasus:
Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Maluku Tenggara)”.
2.

Tinjauan Pustaka

Salah satu penelitian yang membahas pentingnya sistem informasi geografis
dilakukan di bidang konservasi fauna dan flora dai Taman Nasional Merapi Jawa
Tengah. Penanganan data yang masih menggunakan sisttem manual membuat data
antara region satu dengan yang lain tidak dapat didistribusikan sehingga muncul

masalah dalam pengelolaan perijinan dan informasi tentang fauna dan flora yang
berbeda-beda dari tiap-tiap sistem terdistribusi dengan teknik region. penelitian
dilakukan untuk membangun sebuah sistem terdistribusi dengan teknik manipulasi
data yang terdistribusi serta memanfaatkan Google Maps untuk memetakan
persebaran fauna dan flora di Taman Nasional Merapi Jawa Tengah. sehingga
sehingga perijinan dan tentang fauna dan flora dapat didistribusikan dari region satu
ke region yang lain kenampakan dan persebaran yang jelas dari Google Maps,
dimana data yang didistribusikan adalah kumpulan dari seluruh region yang ada [1].
Penelitian selanjutnya berjudul “Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan
Dan Analisa Daerah Pertanian Di Kabupaten Ponorogo”. Pada penelitian ini aplikasi
yang dibangun dengan mengemukakan informasi daerah pertanian berserta atributatribut geografisnya dalam bentuk website. Aplikasi tersebut menganalisa tentang
lahan basah, lahan kering, Dan lahan pertanian tanaman tahunan. Dalam penyajian
data, sistem ini sudah menjawab kebutuhan dari masyarakat untuk mengelempokkan
berbagai jenis lahan. Tetapi aplikasi ini, hanya menyediakan informasi tentang jenis

3

lahan saja. Belum menyediakan ketersediaan informasi-informasi pendukung lainnya
seperti pemupukan dan hasil produksi (hasil panen) untuk berbagiai jenis lahan
tersebut [2].

Berdasarkan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan tentang pentingnya
sistem informasi geografis (SIG), dan pemanfaatan Google Maps untuk menunjukan
lokasi tempat, area, atau region, maka dilakukan penelitian untuk merancang SIG
yang dapat membantu pihak KLH dalam pengolahan data dan pengambilan
keputusan.
Perbedaan dengan sistem yang akan dibuat adalah penggunaan Google Maps
tidak hanya digunakan untuk menunjukan lokasi suatu tempat melainkan juga untuk
menampilkan luas area tanam dan prediksi data untuk membantu dalam pengambilan
keputusan, dan disajikan dalam bentuk grafik.
Sistem adalah suatu kesatuan utuh yang terdiri dari beberapa bagian yang
saling berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Sebuah sistem
terdiri dari berbagai unsur yang saling melengkapi dalam mencapai tujuan atau
sasaran.
Unsur-unsur terdapat dalam sistem itulah yang disebut dengan nama subsistem. Subsistem-subsistem tersebut harus selalu berhubungan dan berinteraksi
melalui komunikasi yang relevan sehingga sistem dapat bekerja secara efektif dan
efesien. Sebuah sistem juga mempunyai sesuatu yang lebih besar ruang lingkupnya
yang disebut dengan supra sistem. Sebagai contoh, jika sekolah dipandang sebagai
sistem, pendidikan adalah supra sistemnya dan siswa adalah sub-sistemnya. “Sistem
adalah suatu kesatuan yang terdiri dari interaksi subsistem yang berusaha untuk
mencapai tujuan yang sama” [3]. “Sistem merupakan seperangkat unsur yang saling

terikat dalam suatu relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan” [4].
”Sistem merupakan sekelompok elemen yang berinteraksi dengan maksud yang sama
untuk mencapai suatu tujuan” [5]. ” Sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri
dari satu atau lebih komponen atau sub-sistem yang berinteraksi untuk mencapai
tujuan” [6]. Masing-masing sub-sistem dapat terdiri dari subsistem-subsistem yang
lebih kecil lagi yang saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk suatu
kesatuan sehingga tujuan atau sasaran dapat tercapai”. Sebagai contoh sistem
komputer dapat terdiri dari sub-sistem perangkat keras sebagai hardware dan subsistem perangakat lunak software. Sub-sistem perangkat keras dapat terdiri dari alat
masukan, alat pemproses dan alat simpanan. Dari beberapa pendapat ahli diatas,
maka dapat disimpulan bahwa sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang saling
berkaitan dan terpadu yang menangani pemprosesan tertentu sehingga menghasilkan
produk yang tertentu pula.
Informasi merupakan hal yang sangat vital dalam suatu organisasi. Jika
informasi tesebut dapat memberikan arti bagi penerimanya, maka informasi itu
mempengaruhi suatu keputusan yang telah diambil sebelumnya sehingga dapat
memberi suatu nilai tertentu. Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk
yang lebih berguna bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan
baik saat ini atau mendatang [7].

4


Gambar 1 Subsistem Sistem Informasi Geografis [8]

Secara umum pengertian SIG adalah suatu komponen yang terdiri dari
perangkat keras, perangkat lunak, data geografis, dan sumber daya manusia
(SDM), yang bekerja bersama secara efektif untuk: memasukkan, menyimpan,
memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan,
menganalisis, dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis [8]
Agar prediksi yang dibuat cukup akurat, perlu dilakukan deskripsi, dan
pengembangan model peramalan. Kegiatan itu menerangkan metode peramalan
tersebut menggunakan model runtun waktu, yaitu menyelidiki pola dalam deret data
historis atau data masa lalu dan mengekstrapolasikannya ke masa depan. Metode
tersebut hanya menggunakan satu variabel, yaitu WMA. Metode peramalan yang
berusaha memperkirakan permintaan dan penggunaan produk sehingga produkproduk itu dapat dibuat dalam kuantitas yang tepat [9]. Dengan demikian peramalan
merupakan suatu dugaan terhadap permintaan yang akan datang berdasarkan pada
beberapa variable peramal, sering berdasarkan data deret waktu histori.
Perhitungan pada metode WMA dimana data terakhir memiliki bobot yang
lebih besar nilainya dibandingkan harga-harga sebelumnya. Pembobotan nilai pada
WMA akan tergantung pada panjang periode yang kita tetapkan. Semakin panjang
periode yang ditetapkan, maka semakin besar pula pembobotan yang diberikan pada
data terbaru. Dalam bentuk matematis, WMA dirumuskan sebagai berikut:
WMA

3.

Metode dan Perancangan Sistem

Metode yang dipakai dalam rekayasa peranti lunak dalam penelitian ini
adalah Sekuensi Linier atau juga disebut metode Waterfall merupakan metode klasik
atau paradigma rekayasa perangkat lunak yang dimulai pada tingkat kemajuan sistem
pada seluruh analisa, disain, kode pengujian, dan pemeliharaan[10]. Metode
waterfall merupakan metode paling populer pada saat sistem informasi berkembang.

5

Sekarang ini perangkat lunak yang tidak terlalu komplek kebanyakan menggunakan
metode ini karena pada waterfall model proses terbagi menjadi tahap-tahap yang
mengikuti pola yang teratur dan dilakukan secara topdown, seperti diasosiasi dengan
penamaannya. Intinya jika terjadi kesalahan cukup kembali ke tahap sebelumnya dan
begitu seterusnya sampai menemukan kesalahan yang terjadi. Apabila kesalahan
sudah ditemukan maka akan dilanjutkan ke tahap berikutnya. gambaran umum
metode waterfall ditunjukan pada Gambar 2. [10]

Gambar 2 Metode Waterfall (Pressman, 2001)

Fase-fase dalam tahap perancangan menggunakan waterfall model menurut
referensi Pressman, yaitu bagaimana menerjemahkan kebutuhan software dan sistem
yang dibuat adalah sebagai berikut: (1) Analisa Kebutuhan dan Defenisi Persyaratan:
Pelayanan, batasan, dan tujuan sistem ditentukan melalui pencarian data-data, dan
konsultasi dengan User dan Admin (pegawai). Sehingga memahami sifat program
yang dibangun, domain informasi, tingkah laku, dan interface. Analisa dilakukan
dengan wawancara maupun dengan menyebarkan kuisioner baik kepada pegawai,
maupun masyarakat umum dan berbagai kalangan. (2) Design Sistem dan Software :
Berfokus pada empat atribut sebuah program yang berbeda, yaitu struktur data,
arsitektur perangkat lunak, representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural,
dan menerjemah kebutuhan dalan representasi software. Melibatkan identifikasi dan
deskripsi abstraksi sistem perangkat lunak yang mendasar dan hubunganhubungannya. (3)Implementasi dan Pengujian Unit: Pada tahap ini, perancangan
software direalisasikan sebagai serangkaian program atau unit program [11]
Pengujian unit melibatkan verifikasi bahwa setiap unit telah memenuhi
spesifikasinya sehingga sistem yang dibangun dapat memberikan informasi tentang
Lokasi hutan yang ada di daerah Kabupaten Maluku Tenggara melalui media
interNet. Obyek lahan ini dikelola oleh Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten
Maluku Tenggara. Lokasi divisualisasikan dalam bentuk peta yang terdiri dari data
wilayah hutan dalam bentuk poligon, dan direpresentasikan dengan layer sehingga
memudahkan User untuk melihat lokasi hutan secara detail. Terdapat dua metode
dalam pengujian perangkat lunak, yaitu pengujian white box dan pengujian black
box. Pengujian white box adalah metode disain test case yang menggunakan struktur
kontrol disain prosedural untuk memperoleh test case. Sedangkan pengujian black
box adalah pengujian yang berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak.
Tahap pengujian pada tugas akhir ini menggunakan metode black box yaitu hanya

6

difokuskan pada fungsionalitas perangkat lunak tanpa mengetahui struktur internal
program. (4) Tahap Integrasi dan Pengujian Sistem: Unit program atau program
individual diintegrasikan dan diuji sebagai sistem yang lengkap untuk menjamin
bahwa persyaratan sistem telah dipenuhi. setelah pengujian sistem, perangkat lunak
dikirim kepada pelanggan. Meminta User (masyarakat baik di dalam maupun di luar
kabupaten maluku tenggara) untuk menjalankan/testing aplikasi tersebut. aplikasi
akan dievaluasi apabila terjadi error , kurang user friendly, dan kesalahan-kesalahan
yang fatal. Namun pada tahap ini sebenarnya tidak dilakukan karena sistem
manajemen di tempat penelitian dilakukan masih dilakukan secara manual.
Pengujian software dilakukan untuk memastikan bahwa software yang dibuat telah
sesuai dengan designnya dan semua fungsi dapat dipergunakan dengan baik tanpa
ada kesalahan. Pengujian perangkat lunak adalah elemen kritis dari jaminan kualitas
perangkat lunak. (5) Pengoperasian dan Perawatan: Tahap terakhir, bagaimana
mengoperasikan sistem aplikasi yang telah dibangun dan kemudian akan melakukan
pereawatan serta harus dilakukan evaluasi untuk mencari kelemahan-kelemahan
yang ada.
Metode perancangan sistem menggunakan Unified Modeling Languange
(UML). UML merupakan bahasa sederhana yang digunakan sebagai awal pembuatan
desain yang berdasarkan pada Pemrograman Berorientasi Obyek.
Lihat Peta



Atur Data

Lihat Produksi
User


Admin



Login


Lihat Grafik Luas Tanam

Hapus
Tambah
Ubah

Gambar 3 Use Case Diagram Sistem

Pada Gambar 3 ditunjukkan 2 aktor, User dan Admin. Admin memiliki peran
yaitu login dan memanipulasi (insert, update, dan delete) semua isi content aplikasi
web SIG wilayah lahan kritis. User berperan untuk melihat Informasi mengenai luas
lahan kritis dan peningkatan Lahan Hijau.

7

Gambar 4 Activity Diagram untuk User

Gambar 5 Activity Diagram untuk
Administrator

Pada Gambar 4 ditunjukkan bahwa User dapat langsung menentukan pilihan.
User dapat memilih untuk cari data, lihat informasi, dan lihat peta, setelah itu user
mendapat informasi yang dicari. apabila user sudah tidak memiliki kepentingan
maka user dapat keluar dari sistem.
Sequence Diagram menggambarkan bagaimana suatu objek berinteraksi
dengan objek lain melalui sebuah pesan pada eksekusi Use Case atau operasi.
Sequence Diagram mengilustrasikan bagaimana pesan-pesan tersebut dikirim dan
diterima antara objek-objek tersebut dan berada pada urutan ke berapa
Ambler(2005:81). Sebuah objek dan diagram Collaboration menyorot pada prinsip
objek yang diambil dari masalah utama dan arsitektur mereka Collaboration
Diagram juga menggambarkan relasi antar obyek seperti Sequence Diagram, tetapi
lebih menekankan pada peran masing-masing obyek dan bukan pada waktu
penyampaian message. Diagram Collaboration dan Sequence membantu
mengidentifikasi dan mendokumentasi perilaku yang diharapkan dari objek dalah
masalah utama. Admin membuat peta dan atribut pada kelas pembuat di web ini, dan
memberikan hasilnya ke program utama, kemudian akan menghasilkan sistem
aplikasi yang diharapkan oleh pengguna seperti pada Gambar 6

Gambar 6 Sequence Diagram Atur

Gambar 7 Collaboration Diagram Atur

User dapat menggunakan peta, melakukan pencaian, mendapatkan informasi
setiap kecamatan, serta dapat mendapatkan data lahan, sehingga memudahkan
keputusan dalam perencanaan lahan mendatang terlihat pada Gambar 8 dan Gambar
9.

8

Gambar 10 Sequence Diagram Pengguna

Gambar 11 Collaboration Diagram
Pengguna

Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan
objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan
lain-lain pada Gambar 12.

Gambar 12 Class diagram struktur deskripsi class

4.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan perancangan sistem, dilakukan proses pengembangan sistem.
Implementasi yang dibahas pada bab ini meliputi hasil dari penerapan sistem yang
didesain sebelumnya dan implementasi aplikasi yang dideskripsikan melalui gambar
tampilan printscreen pada halaman tertentu berikut dengan pembahasannya. Data
yang diolah memiliki format sebagai struktur seperti ditunjukkan pada Gambar 14.

9

Gambar 13 Struktur Data
Gambar 13 merupakan struktur data pada tabel Hutan. Tabel tersebut berfungsi
untuk menyimpan data luas panen tiap komoditas per kecamatan, pada periode waktu
tertentu. Contoh data ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1 Contoh Data

No

Kecamatan Komoditas Tahun

1
2

Teras
KEI BESAR
SELATAN
Sambi
Ngemplak
Nogosari
KEI BESAR
SELATAN
Ngemplak
Nogosari

3
4
5
6
7
8

Bulan

Tanggal Luas

kenari
kenari

2008
2008

1
1

1
1

5
7

kenari
kenari
kenari
mahoni

2008
2008
2008
2008

1
1
1
1

1
1
1
1

25
30
13
0

mahoni
mahoni

2008
2008

1
1

1
1

0
0

Mengacu pada Gambar 14, Pada halaman ini juga terdapat peta Kabupaten
Maluku Tenggara, dan tampilan sistem informasi geografis.

10

Gambar 14 Tampilan Awal

Tampilan yang dihasilkan Web SIG ini berupa form seperti yang telah
dirancang pada bab sebelumnya. Tampilan saat pertama Web SIG dijalankan adalah
form home yang dapat dilihat pada Gambar 14. Setelah membuka halaman ini Peta
Maluku Tenggara dan lokasi area tanam akan langsung diperlihatkan oleh sistem dan
ditandai dengan sebuah marker kemudian dapat diakses untuk melihat data luas
tanam.
Pada Gambar 15 ditunjukkan grafik luas tanam dan rata-rata luas tanam pada
tiap kecamatan. Informasi yang disajikan berupa grafik. Dari grafik ini user
dimudahkan untuk melihat perbandingan luas tanam tiap tahun, sehingga nilai ratarata tanam tiap kecamatan di bawah standar akan diperhatikan lebih serius, dengan
demikian proses pengambilan keputusan jadi tepat sasaran.

11

Gambar 15 Grafik Luas Tanam dan Rata-rata Tanam

Grafik pada Gambar 15, memiliki beberapa garis yang berbeda warna. Pada grafik
luas tanam, garis berwarna biru merupakan data rencana luas tanam dan garis warna merah
merupakan realisasi luas tanam. Pada grafik rata-rata tanam, garis biru merupakan rata-rata
rencana tanam dari tahun 2005 s/d 2014, dan garis ungu merupakan rata-rata realisasi tanam
dari rentang tahun yang sama.
Pengujian yang dilakukan terhadap aplikasi sistem berupa User Acceptance Test
(UAT) untuk mengetahui sejauh mana aplikasi ini mencakup kebutuhan user, pada tahapan
ini peneliti meminta tanggapan user tentang aplikasi sistem informasi ini sebagai bahan
evaluasi. Berikut ini adalah hasil presentase dari kuesioner yang telah dibagikan pada 30
orang responden. Hasil pengujian ditunjukkan pada Tabel 2.

No
1

2

3

Tabel 2 Hasil Pengujian Pengguna pegawai dan masyarakat
Pertanyaan
Jumlah Presentase (%)
Apakah aplikasi sistem informasi geografis ini mudah
digunakan atau dioperasikan ?
a. mudah
. 10%
b. sedang
. 90%
c. sulit
.0 %
Apakah anda setuju jika sistem informasi geografis
memberikan informasi yang bermanfaat?
a. setuju
b. tidak setuju
c. ragu-ragum
Apakah program sistem informasi geografis ini sesuai
dengan visi dan misi Kantor Lingkungan Hidup
Kabupaten Maluku Tenggara?
a. setuju
b. tidak setuju

. 90 %
. 5%
. 5%

. 100 %
. 0%
. 0%

12

c. ragu-ragu
Bagaimana tanggapan anda terhadap tampilan aplikasi
4
sistem informasi geografis ini?
a. bagus
b. cukup
c. kurang
Bagaimana tanggapan anda terhadap keseluruhan
5
aplikasi sistem informasi geografis ini?
a. bagus
b. cukup
c. kurang
Hasil kuesioner menujukkan bahwa aplokasi sistem
sesuai dengan kebutuhan user.

5.

. 100 %
. 0%
. 0%

. 100 %
. 0%
. 0%
informasi geografis ini telah

Simpulan

Berdasarkan perancangan dan pengujian diperoleh kesimpulan yaitu: (1)
Sistem Informasi Geografis dapat dikembangkan untuk mengolah dan menyajikan
informasi tata guna lahan bagi Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Maluku
Tenggara.; (2) Sistem Informasi Geografi yang dihasilkan teruji dapat digunakan
dengan mudah dan bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Hal ini
dikarenakan sebelum proses pengembangan, dilakukan analisis kebutuhan. Saran
yang dapat diberikan untuk penelitian dan pengembangan lebih lanjut adalah: (1)
Penelitian dan pengembangan sistem dapat diarahkan untuk menganalisis kategori
lahan berdasarkan jenis tanaman yang potensial di area lahan tertentu.
6.

Daftar Pustaka

[1].

Wijaya, A. S. 2009. Sistem Infromasi Fauna dan Flora Taman Nasional
Merapi Menggunakan Sistem Terdistribusi dan Google Map. Fakultas
Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana2
Fariza, A. & others 2010. Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Dan
Analisa Daerah Pertanian Di Kabupaten Ponorogo . EEPIS Final Project
Moscove, S. A., Simkin, M. G. & Bagranoff, N. A. 1998. Core concepts of
accounting information systems. John Wiley & Sons, Inc.
Bertalanffy, L. von 1968. General system theory: Foundations, development,
applications. Braziller. New York.
Santoso, E. H. & others 2013. Pembuatan Aplikasi Sistem Informasi
Perpustakaan Pada Rumah Pintar (Rumpin) Pacitan . Speed-Indonesian
Journal on Computer Science
Jogiyanto, H. M. 2000. Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer .
Yogyakarta: BPFE Edisi ke-2
Davis, G. B. & Olson, M. H. 1984. Management information systems:
conceptual foundations, structure, and development . McGraw-Hill, Inc.
Awange, J. L. & Kiema, J. B. K. 2013. Fundamentals of GIS. In
Environmental Geoinformatics, pp. 191–200. Springer.

[2].
[3].
[4].
[5].

[6].
[7].
[8].

13

[9].

Gaspersz, V. 1998. Production Planning and Inventory Control . Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama
[10]. Pressman, R. S. & Jawadekar, W. S. 1987. Software engineering. New York
1992
[11]. Viller, S. & Sommerville, I. 2000. Ethnographically informed analysis for
software engineers. International Journal of Human-Computer Studies 53,
169–196.

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ORANG TUA MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANYA PADA USIA DINI ( Studi Deskriptif di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember)

12 105 72