Pengaruh Penerapan Analisis Rantai Nilai (Value Chain Analysis) Terhadap Laba Usaha Home Industry Al-Barokah

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Laba atau rugi merupakan suatu ukuran bagi sebuah perusahaan apakah bisnisnya berjalan lancar atau tidak. Terutama bagi perusahaan pemula yang baru memulai bisnisnya. Pada tahun-tahun awal, biasanya perusahaan-perusahaan tersebut belum dapat melakukan efisiensi biaya sehingga laba yang diperoleh akan kecil atau bahkan mengalami kerugian. Akan tetapi bukan berarti perusahaan-perusahan yang telah berdiri sejak belasan atau bahkan puluhan tahun lamanya hanya akan mendapatkan laba di setiap periodenya tanpa pernah mengalami kerugian. Kerugian maupun keuntungan tersebut dilaporkan ke dalam sebuah laporan yang dinamakan Laporan Laba Rugi. Selain dapat mengukur kelancaran sebuah bisnis, Farland (1985:68) menyatakan bahwa “laporan laba rugi merupakan pedoman/cermin bagi sebuah perusahaan dengan segala aktivitasnya dalam menjalani periode selanjutnya untuk meningkatkan keuangannya. Apabila sebuah perusahaan telah mengalami kerugian, maka perusahaan dalam periode yang selanjutnya akan berdaya upaya agar kerugian tersebut tidak terulang kembali”.

Berbeda dengan Laporan Posisi Keuangan (Balance Sheet) yang melaporkan bagian-bagian harta kekayaaan yang menjadi milik suatu perusahaan sebagai hasil dan atau yang terlibat dalam kegiatan usaha, Laporan Laba Rugi (Income Statement) lebih menekankan tentang jerih payah perusahaan pada suatu


(2)

2 periode tertentu hingga tercapai laba/keuntungan atau sebaliknya yaitu menderita kerugian. Kemudian perusahaan akan melakukan upaya perubahan untuk periode selanjutnya. Tetapi bukan berarti upaya perubahan tersebut hanya dilakukan apabila perusahaan mengalami kerugian saja, bahkan saat perusahaan mengalami laba/keuntungan pun perusahaan tetap akan melakukan upaya perubahan guna mencapai laba/keuntungan yang lebih besar lagi. Salah satu upaya tersebut dapat dilakukan dengan melakukan Analisis Rantai Nilai (Value Chain Analysis).

Rantai nilai banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan khususnya bergerak di sektor industri. Karena pada umumnya biaya yang dapat diturunkan secara signifikan adalah biaya yang berkaitan langsung dengan proses produksi. Tetapi bukan berarti tidak memungkinkan untuk sektor non industri tidak dapat meminimalisasi biaya. Apabila sebuah perusahaan melakukan analisis rantai nilai, maka sebuah perusahaan akan mampu mengidentifikasi di mana keunggulan (advantage) atau kelemahan (disadvantage) biaya rendah yang ada di sepanjang rantai nilai mulai dari bahan mentah yang dipasok dari pemasok (supplier) sampai aktivitas layanan konsumen. Begitu pula di perusahaan Home Industry Al-Barokah. Analisis rantai nilai memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi secara lebih baik kekuatan dan kelemahannya sendiri, khususnya bila dibandingkan dengan rantai nilai pesaing dan data mereka sendiri yang diteliti dari waktu ke waktu.

Perusahaan Home Industry Al-Barokah itu sendiri bergerak di sektor industri pengolahan makanan ringan yang sudah berdiri kurang lebih 4 tahun. Pada awal berdirinya perusahaan ini, perusahaan dihadapkan pada persaingan


(3)

3 dengan produk serupa dalam satu lingkungan yang berdekatan. Banyak perusahaan dengan produk serupa yang sudah terlebih dahulu berdiri dibandingkan dengan perusahaan ini. Tentu tidak mudah untuk mengatasi permasalahan ini. Selain dihadapkan dengan para pesaing yang sudah lebih handal dengan pemasaran produk mereka, perusahaan ini juga dihadapkan pada internal kontrol yang masih belum memiliki banyak pengalaman, baik itu dalam efisiensi pengolahan produk, pengrekrutan tenaga kerja, hingga mencari pelanggan untuk memasarkan produk perusahaan ini agar sampai ke konsumen akhir.

Tak hanya itu saja, ternyata perusahaan juga dihadapkan dengan keadaan eksternal yang memungkinkan produknya kurang diminati karena musim tertentu. Sebagai contoh, ketika musim panas biasanya perusahaan mengalami penurunan omset penjualan yang mengakibatkan terganggunya keadaan internal perusahaan. Setelah diteliti ternyata kebanyakan para konsumen lebih memilih untuk mengkonsumsi makanan segar seperti buah atau makanan yang didinginkan. Untuk itu, perusahaan terkadang harus memberhentikan proses produksi sementara agar tidak menimbulkan kerugian. Tak hanya itu, akibat pemberhentian proses produksi yang sementara ini, sebagian para tenaga kerja memutuskan untuk berhenti dan bekerja di tempat lain. Akibatnya ketika proses produksi dilanjutkan kembali, pemilik perusahaan mengalami kesulitan untuk mencari tenaga kerja yang sudah mahir dalam proses produksi ini. Akibatnya proses produksi tidak berjalan secara efektif, dan akhirnya malah akan menghambat proses produksi.


(4)

4 Selain itu, tak hanya masalah ketenagakerjaan yang harus dihadapi oleh pemilik perusahaan, tetapi masalah terhadap inventory yang ada di gudangpun juga terjadi. Meskipun pada umumnya inventory yang tesisa di gudang bisa bertahan sampai hingga 2 bulan, tetapi ada sebagian kecil inventory akan mengalami kerusakan dan akhirnya tidak layak untuk dijual lagi. Meskipun jumlahnya tidak banyak, tetapi tentu akan mengakibatkan kerugian yang cukup material juga. Guna mencegah agar hal ini tidak sampai terjadi, perusahaan terkadang mengeluarkan biaya lagi yang nantinya akan menurunkan laba atas penjualan produknya juga.

Tak hanya itu saja, pemilihan pemasok bahan baku (supplier) pun juga berpengaruh terhadap keberlangsungan produksi perusahaan. Pada saat-saat tertentu seperti contoh di atas yang membuat omset penjualan menjadi turun, biasanya para pelanggan (agen) tidak bisa membayar secara tunai, sehingga pemilik perusahaan akan mengalami kesulitan membeli bahan baku secara tunai juga. Untuk itu pemasok bahan baku (supplier) yang siap dan mampu dalam kondisi seperti ini sangat berperan penting dalam keberlangsungan produksi perusahaan.

Selain itu, pemilahan pelanggan (agen) juga sangat berperan penting dalam keberlangsungan hidup perusahaan. Piutang yang sudah jatuh tempo dapat dijadikan ukuran bagi perusahaan dalam memilah pelanggan (agen). Ada beberapa pelanggan (agen) yang mengelak pembayaran piutang pada saat jatuh tempo terjadi. Hal ini tentu akan berdampak buruk bagi keberlangsungan hidup perusahaan jika tidak ada tindakan dari perusahaan.


(5)

5 Selain dari para pemasok bahan baku (supplier) dan pelanggan (agen), tentu para pesaing juga berperan penting untuk menjadi tolak ukur perusahaan. Saat ini, pelaku bisnis dalam sektor industri semakin tumbuh dari waktu ke waktu. Semakin banyaknya pelaku industri ini menyebabkan persaingan semakin ketat dan kompetitif pula. Para pesaing tak hanya bersaing dengan pesaing produk serupa saja. Bahkan dengan produk yang berbeda sekalipun bisa bersaing untuk konsumen yang sama dalam persaingan bisnis ini. Sehingga fitur produk yang ditawarkan pun bermacam-macam. Ada produk yang memiliki kualitas yang sangat bagus tetapi konsumen harus membayarnya dengan harga yang relatif mahal, ada juga produk yang ditawarkan dengan harga yang relatif murah tetapi dengan kualitas yang biasa saja, dan bahkan ada produk yang ditawarkan dengan harga yang relatif murah tetapi memiliki kualitas yang tak kalah bagus dengan produk yang mahal.

Untuk itu, agar perusahaan tidak mengalami kerugian secara terus menerus karena fenomena-fenomena yang dialami tersebut, melakukan analisis rantai nilai merupakan hal yang tepat. Analisis dapat dilakukan disepanjang rantai nilai perusahaan yaitu dari rantai nilai pemasok bahan baku, kemudian dilanjutkan dengan rantai nilai proses produksi, dan yang terakhir yaitu pada rantai nilai pelanggan.

Melakukan analisis rantai nilai tentu dapat mempengaruhi laba, baik dilakukan dari segi kepemimpinan biaya ataupun dari strategi differensiasi. Hansen (2010:373) mengatakan bahwa “analisis rantai nilai mengidentifikasi hubungan internal dan eksternal yang dihasilkan dalam pencapaian perusahaan


(6)

6 baik kepemimpinan biaya atau strategi differensiasi (manapun yang ditentukan akan membentuk keunggulan bersaing yang dapat bertahan)”. Jadi dapat disimpulkan bahwa perusahaan harus memilih terlebih dahulu keunggulan bersaingnya, kepemimpinan biaya atau strategi differensiasi. Kemudian barulah perusahaan mengidentifikasi hubungan eksternal dan internalnya untuk melakukan analisis rantai nilainya.

Sebagai contoh sebuah perusahaan memakai keunggulan bersaing dalam strategi differensiasi. Perusahaan melakukan analisis rantai nilai dengan mengidentifikasi hubungan eksternal dan internalnya sendiri. Setelah perusahaan mengidentifikasi hubungan eksternal dan internalnya, ternyata perusahaan menemukan bahwa para pelanggan semakin kurang tertarik dengan produk perusahaan dikarenakan ada perusahaan lain yang meniru produk mereka bahkan dengan harga yang lebih murah. Perusahaan memutuskan mengambil langkah untuk memperbarui produknya dengan menambah fitur yang belum pernah ada sebelumnya. Kemudian perusahaan berusaha memenuhi tantangan dan mengambil keuntungan dari peluang yang baru. Perusahaan berencana untuk menaikkan penjualannya dengan meluncurkan produk dengan fitur baru. Fokus utama strategi differensiasi ini menurut Anthony (2008:77) adalah “melakukan differensiasi penawaran produk yang dihasilkan oleh unit bisnis, sehingga menciptakan sesuatu yang dipandang oleh pelanggan sebagai sesuatu yang unik”. Biasanya konsumen yang membeli produk yang terdifferensiasi ini tidak mementingkan harga dikarenakan produknya yang unik. Maka dengan strategi ini perusahaan


(7)

7 diharapkan mampu meningkatkan penjualannya sehingga akan mempengaruhi labanya juga.

Contoh lain yaitu apabila perusahaan menggunakan kepemimpinan biaya atau yang sering disebut strategi biaya rendah. Anthony (2008:77) mengatakan bahwa “kepemimpinan biaya dapat diperoleh melalui beberapa pendekatan seperti skala ekonomis dalam produksi, dampak kurva belajar, pengendalian biaya yang ketat, dan meminimalisasi biaya (dalam beberapa area seperti penelitian dan pengembangan, jasa, tenaga penjualan, atau periklanan)”. Sama seperti strategi differensiasi, perusahaan melakukan analisis rantai nilai dengan mengidentifikasi hubungan eksternal dan internalnya. Setelah dilakukan identifikasi hubungan eksternal dan internalnya, ternyata perusahaan menemukan biaya produksi yang bisa diminimalisasi dengan mengurangi komponen bahan baku produk tanpa harus mengurangi kualitas produk. Kemudian perusahaan mengambil langkah untuk mengurangi biaya produksi dengan mengurangi komponen bahan baku sehingga biaya produksi akan semakin rendah dan akan berdampak ke laba.

Penelitian ini mengacu pada variabel penelitian yang dilakukan oleh Mesriani Haloho (2006), Surya Wulan Dani (2006), dan Kumala Vera Dewi (2010). Mesriani Haloho (2006) meneliti tentang analisis pengaruh biaya produksi dan biaya kualitas terhadap laba pada PT INALUM. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa biaya produksi berpengaruh negatif terhadap laba, sedangkan biaya kualitas berpengaruh positif terhadap laba. Tetapi secara bersama-sama biaya produksi dan biaya kualitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap laba. Surya Wulan Dani (2006) meneliti tentang analisis


(8)

8 pengaruh biaya produksi dan penjualan air bersih terhadap laba kotor pada PDAM Tirtanadi. Pada penelitian tersebut memperoleh hasil bahwa biaya produksi berpengaruh negatif terhadap laba, sedangkan biaya penjualan air bersih berpengaruh positif terhadap laba. Kumala Vera Dewi (2010) meneliti tentang pengaruh efisiensi biaya produksi terhadap laba bersih pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa secara simultan biaya produksi yang terdiri dari efisiensi tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba, sedangkan secara parsial biaya produksi yang terdiri dari efisiensi tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba dimana efisiensi tenaga kerja langsung adalah yang paling dominan berpengaruh positif terhadap laba.

Dari ketiga peneliti terdahulu tersebut, peneliti lebih mengacu pada Kumala Vera Dewi (2010). Pada penelitian tersebut, biaya produksi yang telah dilakukan efisiensi yang terdiri atas tenaga kerja langsung dan biaya overhead dijelaskan bahwa biaya-biaya tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap laba. Tetapi peneliti sebelumnya tersebut tidak membahas bagaimana perusahaan yang diteliti melakukan efisiensi atas biaya produksi tersebut apakah perusahaan menggunakan alat analisis seperti Research and Development atau menggunakan alat analisis yang lain. Penelitian yang dilakukan oleh Kumala memiliki variabel dependen yang sama, yaitu laba. Untuk variabel independennya sedikit berbeda dengan peneliti saat ini yaitu efisiensi biaya produksi yaitu yang berkaitan dengan internal perusahaan, sedangkan hubungan dengan eksternal perusahaan tidak ada.


(9)

9 Untuk itu peneliti tertarik menambahkan variabel yang lain yaitu variabel yang berkenaan dengan eksternal perusahaan. Pada penelitian yang terdahulu juga memilih tempat penelitian pada perusahaan yang besar dan go public, dikarenakan peneliti menambahkan variabel yang belum pernah diambil oleh peneliti sebelumnya, maka peneliti memilih meneliti di perusahaan yang kecil dan akhirnya peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Analisis Rantai Nilai (Value Chain Analysis) terhadap Laba Usaha Home Industry Al-Barokah.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah penerapan analisis rantai nilai pada keterkaitan eksternal yaitu supplier berpengaruh terhadap laba usaha Home Industry Al-Barokah? 2. Apakah penerapan analisis rantai nilai pada keterkaitan eksternal yaitu

pelanggan berpengaruh terhadap laba usaha Home Industry Al-Barokah? 3. Apakah penerapan analisis rantai nilai pada keterkaitan internal yaitu

proses produksi berpengaruh terhadap laba usaha Home Industry Al-Barokah?

4. Apakah penerapan analisis rantai nilai pada keterkaitan eksternal dan internal secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap laba usaha Home Industry Al-Barokah?


(10)

10 1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan beberapa masalah yang yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dari penelitian ini dilakukan sebagai berikut :

1. Untuk menguji apakah penerapan analisis rantai nilai pada keterkaitan eksternal yaitu supplier berpengaruh terhadap laba usaha Home Industry Al-Barokah.

2. Untuk menguji apakah penerapan analisis rantai nilai pada keterkaitan eksternal yaitu pelanggan berpengaruh terhadap laba usaha Home Industry Al-Barokah.

3. Untuk menguji apakah penerapan analisis rantai nilai pada keterkaitan internal yaitu proses produksi berpengaruh terhadap laba usaha Home Industry Al-Barokah.

4. Untuk menguji apakah penerapan analisis rantai nilai pada keterkaitan eksternal dan internal secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap laba usaha Home Industry Al-Barokah.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian ini nantinya diharapkan akan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi peneliti untuk memahami ilmu yang berkaitan dengan analisis rantai nilai baik pada keterkaitan eksternal maupun pada keterkaitan internal pada Home Industry Al-Barokah.


(11)

11 2. Perusahaan, penelitian ini kedepannya diharapkan akan dapat menjadi

tambahan sumber informasi bagi Home Industry Al-Barokah yang nantinya akan digunakan oleh perusahaan ini dan diharapkan juga akan mampu lebih bersaing dengan pesaing-pesaingnya dalam persaingan yang semakin ketat dan kompetitif baik itu dalam keterkaitan eksternal yaitu supplier, pelanggan maupun pada keterkaitan internal yaitu pada proses produksi.

3. Peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan informasi untuk dapat dikembangkan dan menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya di masa yang akan datang.


(1)

6 baik kepemimpinan biaya atau strategi differensiasi (manapun yang ditentukan akan membentuk keunggulan bersaing yang dapat bertahan)”. Jadi dapat disimpulkan bahwa perusahaan harus memilih terlebih dahulu keunggulan bersaingnya, kepemimpinan biaya atau strategi differensiasi. Kemudian barulah perusahaan mengidentifikasi hubungan eksternal dan internalnya untuk melakukan analisis rantai nilainya.

Sebagai contoh sebuah perusahaan memakai keunggulan bersaing dalam strategi differensiasi. Perusahaan melakukan analisis rantai nilai dengan mengidentifikasi hubungan eksternal dan internalnya sendiri. Setelah perusahaan mengidentifikasi hubungan eksternal dan internalnya, ternyata perusahaan menemukan bahwa para pelanggan semakin kurang tertarik dengan produk perusahaan dikarenakan ada perusahaan lain yang meniru produk mereka bahkan dengan harga yang lebih murah. Perusahaan memutuskan mengambil langkah untuk memperbarui produknya dengan menambah fitur yang belum pernah ada sebelumnya. Kemudian perusahaan berusaha memenuhi tantangan dan mengambil keuntungan dari peluang yang baru. Perusahaan berencana untuk menaikkan penjualannya dengan meluncurkan produk dengan fitur baru. Fokus utama strategi differensiasi ini menurut Anthony (2008:77) adalah “melakukan differensiasi penawaran produk yang dihasilkan oleh unit bisnis, sehingga menciptakan sesuatu yang dipandang oleh pelanggan sebagai sesuatu yang unik”. Biasanya konsumen yang membeli produk yang terdifferensiasi ini tidak mementingkan harga dikarenakan produknya yang unik. Maka dengan strategi ini perusahaan


(2)

7 diharapkan mampu meningkatkan penjualannya sehingga akan mempengaruhi labanya juga.

Contoh lain yaitu apabila perusahaan menggunakan kepemimpinan biaya atau yang sering disebut strategi biaya rendah. Anthony (2008:77) mengatakan bahwa “kepemimpinan biaya dapat diperoleh melalui beberapa pendekatan seperti skala ekonomis dalam produksi, dampak kurva belajar, pengendalian biaya yang ketat, dan meminimalisasi biaya (dalam beberapa area seperti penelitian dan pengembangan, jasa, tenaga penjualan, atau periklanan)”. Sama seperti strategi differensiasi, perusahaan melakukan analisis rantai nilai dengan mengidentifikasi hubungan eksternal dan internalnya. Setelah dilakukan identifikasi hubungan eksternal dan internalnya, ternyata perusahaan menemukan biaya produksi yang bisa diminimalisasi dengan mengurangi komponen bahan baku produk tanpa harus mengurangi kualitas produk. Kemudian perusahaan mengambil langkah untuk mengurangi biaya produksi dengan mengurangi komponen bahan baku sehingga biaya produksi akan semakin rendah dan akan berdampak ke laba.

Penelitian ini mengacu pada variabel penelitian yang dilakukan oleh Mesriani Haloho (2006), Surya Wulan Dani (2006), dan Kumala Vera Dewi (2010). Mesriani Haloho (2006) meneliti tentang analisis pengaruh biaya produksi dan biaya kualitas terhadap laba pada PT INALUM. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa biaya produksi berpengaruh negatif terhadap laba, sedangkan biaya kualitas berpengaruh positif terhadap laba. Tetapi secara bersama-sama biaya produksi dan biaya kualitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap laba. Surya Wulan Dani (2006) meneliti tentang analisis


(3)

8 pengaruh biaya produksi dan penjualan air bersih terhadap laba kotor pada PDAM Tirtanadi. Pada penelitian tersebut memperoleh hasil bahwa biaya produksi berpengaruh negatif terhadap laba, sedangkan biaya penjualan air bersih berpengaruh positif terhadap laba. Kumala Vera Dewi (2010) meneliti tentang pengaruh efisiensi biaya produksi terhadap laba bersih pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa secara simultan biaya produksi yang terdiri dari efisiensi tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba, sedangkan secara parsial biaya produksi yang terdiri dari efisiensi tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba dimana efisiensi tenaga kerja langsung adalah yang paling dominan berpengaruh positif terhadap laba.

Dari ketiga peneliti terdahulu tersebut, peneliti lebih mengacu pada Kumala Vera Dewi (2010). Pada penelitian tersebut, biaya produksi yang telah dilakukan efisiensi yang terdiri atas tenaga kerja langsung dan biaya overhead dijelaskan bahwa biaya-biaya tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap laba. Tetapi peneliti sebelumnya tersebut tidak membahas bagaimana perusahaan yang diteliti melakukan efisiensi atas biaya produksi tersebut apakah perusahaan menggunakan alat analisis seperti Research and Development atau menggunakan alat analisis yang lain. Penelitian yang dilakukan oleh Kumala memiliki variabel dependen yang sama, yaitu laba. Untuk variabel independennya sedikit berbeda dengan peneliti saat ini yaitu efisiensi biaya produksi yaitu yang berkaitan dengan internal perusahaan, sedangkan hubungan dengan eksternal perusahaan tidak ada.


(4)

9 Untuk itu peneliti tertarik menambahkan variabel yang lain yaitu variabel yang berkenaan dengan eksternal perusahaan. Pada penelitian yang terdahulu juga memilih tempat penelitian pada perusahaan yang besar dan go public, dikarenakan peneliti menambahkan variabel yang belum pernah diambil oleh peneliti sebelumnya, maka peneliti memilih meneliti di perusahaan yang kecil dan akhirnya peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Analisis Rantai Nilai (Value Chain Analysis) terhadap Laba Usaha Home Industry Al-Barokah.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah penerapan analisis rantai nilai pada keterkaitan eksternal yaitu supplier berpengaruh terhadap laba usaha Home Industry Al-Barokah? 2. Apakah penerapan analisis rantai nilai pada keterkaitan eksternal yaitu

pelanggan berpengaruh terhadap laba usaha Home Industry Al-Barokah? 3. Apakah penerapan analisis rantai nilai pada keterkaitan internal yaitu

proses produksi berpengaruh terhadap laba usaha Home Industry Al-Barokah?

4. Apakah penerapan analisis rantai nilai pada keterkaitan eksternal dan internal secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap laba usaha Home Industry Al-Barokah?


(5)

10 1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan beberapa masalah yang yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dari penelitian ini dilakukan sebagai berikut :

1. Untuk menguji apakah penerapan analisis rantai nilai pada keterkaitan eksternal yaitu supplier berpengaruh terhadap laba usaha Home Industry Al-Barokah.

2. Untuk menguji apakah penerapan analisis rantai nilai pada keterkaitan eksternal yaitu pelanggan berpengaruh terhadap laba usaha Home Industry Al-Barokah.

3. Untuk menguji apakah penerapan analisis rantai nilai pada keterkaitan internal yaitu proses produksi berpengaruh terhadap laba usaha Home Industry Al-Barokah.

4. Untuk menguji apakah penerapan analisis rantai nilai pada keterkaitan eksternal dan internal secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap laba usaha Home Industry Al-Barokah.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian ini nantinya diharapkan akan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi peneliti untuk memahami ilmu yang berkaitan dengan analisis rantai nilai baik pada keterkaitan eksternal maupun pada keterkaitan internal pada Home Industry Al-Barokah.


(6)

11 2. Perusahaan, penelitian ini kedepannya diharapkan akan dapat menjadi

tambahan sumber informasi bagi Home Industry Al-Barokah yang nantinya akan digunakan oleh perusahaan ini dan diharapkan juga akan mampu lebih bersaing dengan pesaing-pesaingnya dalam persaingan yang semakin ketat dan kompetitif baik itu dalam keterkaitan eksternal yaitu supplier, pelanggan maupun pada keterkaitan internal yaitu pada proses produksi.

3. Peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan informasi untuk dapat dikembangkan dan menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya di masa yang akan datang.