Pengaruh Good Corporate Governance, Earnings Quality, Rasio Profitabilitas dan Aktivitas terhadap Kinerja Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Kinerja Perusahaan

Kinerja perusahaan adalah suatu gambaran hasil dari proses yang telah dilalui perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan. Kinerja perusahaan akan sangat mempengaruhi dan menentukan banyak hal. Kita tidak sedang membahas apa yang dipengaruhi, tetapi hendak menilai, mengukur dan menganalisis hal apa saja yang memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Suatu kinerja perusahaan merupakan suatu hal yang sangat penting dan menarik untuk dibahas. Kinerja perusahaan tidak hanya perlu diukur oleh pihak internal perusahaan, tetapi sangat penting juga diukur oleh pihak eksternal seperti pasar Pasar memiliki peranan penting bagi suatu perusahaan. Terkait dengan kinerja perusahaan, apresiasi pasar terhadap perusahaan tersebut merupakan salah satu kunci penting yang tidak bisa dianggap sepele untuk dipertimbangkan. Bahkan, apresiasi pasar ini akan memberikan keyakinan yang semakin kuat mengenai kinerja perusahaan karena dengan apresiasi pasar yang tinggi dianggap bahwa perusahaan memberikan keyakinan bahwa perusahaan sudah berjalan dengan baik dan bersaing serta memiliki prospek baik ke depan sehingga mampu


(2)

diukur juga berdasarkan harga saham yang melonjak naik sebagai puncak dari keseluruhan kinerja perusahaan yang baik. Maka, untuk mengukur kinerja perusahaan, peneliti menggunakan rasio P/E atau PER (Price Earning Ratio). PER adalah salah satu rasio penilaian yang menunjukkan perbandingan harga pasar per lembar saham terhadap laba per lembar saham. Semakin tinggi PER, maka semakin tinggi pula tingkat pertumbuhan laba yang diharapkan, sehingga semakin tinggi tingkat keyakinan dan kepercayaan investor terhadap prospek perusahaan. PER ini memiliki formula sebagai berikut :

PER = Harga pasar per saham biasa Laba per saham

2.1.2. Good Corporate Governance

Good Corporate Governance merupakan suatu model yang diharapkan mampu menjawab dan mengatasi permasalahan buruknya tata kelola suatu perusahaan. Dampak dari buruknya tata kelola perusahaan ini sangat mengancam kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan yang buruk tata kelolanya cenderung memiliki kinerja perusahaan yang buruk. Hal ini tentu menjadi isu penting bahwa kinerja perusahaan sangat perlu untuk diperhatikan karena memiliki pengaruh luas dalam berbagai bagian perusahaan dan melihat apa pengaruh dari GCG terhadap kinerja perusahaan.


(3)

Esensi corporate governance adalah peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau pemantauan kinerja manajemen dan adanya akuntabilitas manajemen terhadap shareholders dan pemangku kepentingan lainnya, berdasarkan kerangka aturan dan peraturan yang berlaku (Tri Gunarsih, 2003). Menurut Boediono (2005), mekanisme corporate governance merupakan suatu sistem yang mampu mengendalikan dan mengarahkan kegiatan operasional perusahaan serta pihak-pihak yang terlibat didalamnya, sehingga dapat digunakan untuk menekan terjadinya masalah keagenan.

Pada penelitian ini, peneliti hendak secara khusus menguji dewan komisaris dan dewan direksi sebagai pemegang peranan penting dalam menciptakan tata kelola perusahaan yang baik. Berikut akan dijelaskan beberapa teori terkait yang dibutuhkan sebagai literatur yang melandasinya.

Berikut ini penjelasan mengenai Dewan Komisaris dan Dewan Direksi akan diperoleh dari Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia yang dibuat oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) pada tahun 2006.

2.1.2.1 Ukuran Dewan Komisaris

Dalam (KNKG, 2006 : 13), dijelaskan bahwa :

Dewan Komisaris sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggungjawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi serta memastikan bahwa Perusahaan melaksanakan


(4)

GCG. Namun demikian, Dewan Komisaris tidak boleh turut serta dalam mengambil keputusan operasional. Kedudukan masing-masing anggota Dewan Komisaris termasuk Komisaris Utama adalah setara. Tugas Komisaris Utama sebagai primus inter pares adalah mengkoordinasikan kegiatan Dewan Komisaris. Agar pelaksanaan tugas Dewan Komisaris dapat berjalan secara efektif, perlu dipenuhi prinsip-prinsip berikut: 1. Komposisi Dewan Komisaris harus memungkinkan

pengambilan keputusan secara efektif, tepat dan cepat, serta dapat bertindak independen.

2. Anggota Dewan Komisaris harus profesional, yaitu berintegritas dan memiliki kemampuan sehingga dapat menjalankan fungsinya dengan baik termasuk memastikan bahwa Direksi telah memperhatikan kepentingan semua pemangku kepentingan.

3. Fungsi pengawasan dan pemberian nasihat Dewan Komisaris mencakup tindakan pencegahan, perbaikan, sampai kepada pemberhentian sementara.

Jumlah anggota Dewan Komisaris harus disesuaikan dengan kompleksitas perusahaan dengan tetap memperhatikan efektivitas dalam pengambilan keputusan. Dewan Komisaris dapat terdiri dari Komisaris yang tidak berasal dari pihak terafiliasi yang dikenal sebagai Komisaris Independen dan Komisaris yang terafiliasi. Yang dimaksud dengan terafiliasi adalah pihak yang mempunyai hubungan bisnis dan kekeluargaan dengan pemegang saham pengendali, anggota Direksi dan Dewan Komisaris lain, serta dengan perusahaan itu sendiri. Mantan anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang terafiliasi serta karyawan perusahaan, untuk jangka waktu tertentu termasuk dalam kategori terafiliasi. Jumlah Komisaris Independen harus dapat menjamin agar mekanisme pengawasan berjalan secara efektif dan sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Salah satu dari Komisaris Independen harus mempunyai latar belakang akuntansi atau keuangan.

Berikut adalah beberapa pertanggungjawaban Dewan Komisaris :

a) Dewan Komisaris dalam fungsinya sebagai pengawas, menyampaikan laporan pertanggung- jawaban pengawasan atas pengelolaan perusahaan oleh Direksi. Laporan pengawasan Dewan


(5)

Komisaris merupakan bagian dari laporan tahunan yang disampaikan kepada RUPS untuk memperoleh persetujuan.

b) Dengan diberikannya persetujuan atas laporan tahunan dan pengesahan atas laporan keuangan, berarti RUPS telah memberikan pembebasan dan pelunasan tanggung jawab kepada masing-masing anggota Dewan Komisaris sejauh hal hal tersebut tercermin dari laporan tahunan, dengan tidak mengurangi tanggung jawab masing-masing anggota Dewan Komisaris dalam hal terjadi tindak pidana atau kesalahan dan atau kelalaian yang menimbulkan kerugian bagi pihak ketiga yang tidak dapat dipenuhi dengan aset perusahaan.

c) Pertanggungjawaban Dewan Komisaris kepada RUPS merupakan perwujudan akuntabilitas pengawasan atas pengelolaan perusahaan dalam rangka pelaksanaan asas GCG.

Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti melihat bahwa peranan Dewan Komisaris sangat vital sehingga peneliti hendak melihat pula seberapa besar pengaruh ukuran Dewan Komisaris terhadap kinerja perusahaan.

2.1.2.2 Ukuran Dewan Direksi

Dalam (KNKG, 2006 : 17), juga dijelaskan bahwa :

Direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggungjawab secara kolegial dalam mengelola perusahaan. Masing-masing anggota Direksi dapat melaksanakan tugas dan mengambil keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan wewenangnya. Namun, pelaksanaan tugas oleh masing-masing anggota Direksi tetap merupakan tanggung jawab bersama. Kedudukan masing-masing anggota Direksi termasuk Direktur Utama adalah setara. Tugas Direktur Utama sebagai primus inter pares adalah mengkoordinasikan kegiatan


(6)

Direksi. Agar pelaksanaan tugas Direksi dapat berjalan secara efektif, perlu dipenuhi prinsip-prinsip berikut: 1. Komposisi Direksi harus sedemikian rupa sehingga

memungkinkan pengambilan keputusan secara efektif, tepat dan cepat, serta dapat bertindak independen.

2. Direksi harus profesional yaitu berintegritas dan memiliki pengalaman serta kecakapan yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya.

3. Direksi bertanggung jawab terhadap pengelolaan perusahaan agar dapat menghasilkan keuntungan (profitability) dan memastikan kesinambungan usaha perusahaan.

4. Direksi memberikan pertanggungjawaban atas kepengurusannya dalam RUPS sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Fungsi pengelolaan perusahaan oleh Direksi mencakup 5 (lima) tugas utama yaitu kepengurusan, manajemen risiko, pengendalian internal, komunikasi, dan tanggung jawab sosial. Berikut ini pertanggungjawaban Dewan Direksi :

a) Direksi harus menyusun pertanggungjawaban pengelolaan perusahaan dalam bentuk laporan tahunan yang memuat antara lain laporan keuangan, laporan kegiatan perusahaan, dan laporan pelaksanaan GCG.

b) Laporan tahunan harus memperoleh persetujuan RUPS, dan khusus untuk laporan keuangan harus memperoleh pengesahan RUPS.

c) Laporan tahunan harus telah tersedia sebelum RUPS diselenggarakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk memungkinkan pemegang saham melakukan penilaian.

Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti melihat bahwa peranan Dewan Direksi juga sangat vital sehingga peneliti hendak


(7)

melihat pula seberapa besar pengaruh ukuran Dewan Direksi terhadap kinerja perusahaan.

2.1.3. Earnings Quality

Bellovary et al. (2005) mendefinisikan kualitas laba sebagai “kemampuan laba dalam merefleksikan kebenaran laba perusahaan dan membantu memprediksi laba mendatang, dengan mempertimbangkan stabilitas dan persistensi laba”. Kualitas laba memiliki keterkaitan antara hubungan laba dalam mengukur tingkat kinerja suatu perusahaan. Istilah “ earnings quality” juga memiliki beberapa definisi dalam hal yang berbeda, antara lain sebagai berikut :

1. Based on earnings stability: The more sustainable the earnings, the higher the quality of earnings (Tapia and Fernández, 2007).

2. Based on the level of accruals: We can define the earnings quality based on the degree of the closeness of a company’s earnings to the amount of cash flow. In other words, the less the level of accruals, the more the quality of earnings (Bao and Bao, 2004).

3. Based on information content: Kirschenheiter and Melumad (2004) recognized an earnings quality as earnings that are closer to the value of a company over a long-term period and that include more information. The focus of this research is on the second definition.

4. By considering all these definitions, we should expect to have various approaches regarding earnings quality resulting in different assessments (Abdelghany, 1995).

Menurut Abdelghany (2005), ada beberapa cara atau pendekatan untuk mengukur kualitas laba, antara lain :


(8)

Tabel 2.1.

Pendekatan Pengukuran Kualitas Laba

s s

Sumber : Abdelghany (2005)

Earnings dapat dikatakan berkualitas tinggi apabila earnings yang dilaporkan dapat digunakan oleh para pengguna (users) untuk membuat keputusan yang terbaik, dan dapat digunakan untuk menjelaskan atau memprediksi harga dan return saham (Bernard dan Stober, 1998). Dalam perkembangannya, cukup banyak penelitian yang dilakukan untuk menganalisis kualitas laba bahkan hingga sekarang masih terus dilakukan karena melihat betapa pentingnya menganalisis laba suatu perusahaan guna membantu untuk memberikan informasi yang lebih akurat dan tepat terkhusus dalam penelitian ini untuk melihat seberapa besar pengaruh kualitas laba terhadap penilaian kinerja perusahaan. Pada penelitian ini, saya akan menggunakan pendekatan penman (2002) untuk mengukur besarnya kualitas laba suatu perusahaan karena saya memandang bahwa akan semakin baik melihat kas yang benar benar berasal dari operasi

Pendekatan Lenz et al. (2003)

Pendekatan Barton dan Simko (2001)

Pendekatan Penman (2002) Kualitas laba diukur

dengan variabilitas laba yang sama dengan standar deviasi dari pendapatan operasi dibagi dengan standar deviasi dari arus kas operasi. Semakin kecil rasio maka semakin rendah kualitas laba.

Kualitas laba diukur dengan indikator kekagetan laba yang merupakan rasio saldo awal dari aset operasi relative bersih terhadap penjualan. Semakin kecil rasio ini maka semakin tinggi kualitas laba.

Kualitas laba diukur dengan rasio dari arus kas operasi dibagi dengan laba bersih. Semakin rendah rasio maka semakin tinggi kualitas laba


(9)

perusahaan karena memang secara hampir menyeluruh diharapkan kas memang diperoleh dari aktivitas/ kegiatan operasi perusahaan sebagai cara perusahaan mencapai tujuan perusahaan dalam mencapai laba, sehingga untuk mempermudahnya saya membuat ke dalam bentuk rumus sebagai berikut :

Kualitas Laba = Arus Kas Operasi

Laba Bersih

2.1.4. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah rasio yang hendak mengukur atau membandingkan bagaimana kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Rasio ini menjadi salah satu rasio yang penting meskipun sudah sering dan awam digunakan karena rasio ini dapat pula membantu untuk memprediksi kemampuan perusahaan ke depan dalam rangka menghasilkan laba. Salah satu rasio profitabilitas adalah Return on Assets (ROA). Dengan menggunakan ROA, diharapkan dapat memberikan informasi tambahan yang berasal dari intrepretasi atas analisis tersebut. ROA menunjukkan seberapa besar pemanfaatan aktiva dalam menghasilkan laba dan seberapa besar kemampuan perusahaan ke depan dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba. ROA berkaitan denga laba sehingga sederhananya menyangkut dengan kinerja perusahaan, namun dengan melakukan analisis perhitungan ini akan


(10)

diperoleh secara akurat ( menggunakan angka) informasi yang dibutuhkan, sehingga kinerja tidak serta merta langsung di lihat saja dari besar laba tetapi juga dilihat asal usul laba dan kemampuan perusahaan sesungguhnya menghasilkan laba apakah sudah maksimal dan optimal. Berikut ini rumus dari ROA :

ROA = Laba bersih setelah pajak

Total aktiva

2.1.5. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas (Sugiyarso dan Winarni, 2005) menunjukkan bagaimana sumber daya telah dimanfaatkan secara optimal dengan cara membandingkan rasio aktivitas dengan standar industri dapat diketahui tingkat efisiensi perusahaan dalam industri. Menurut Rangkuti (2004), rasio aktivitas bertujuan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktivitas perusahaan dalam menggunakan dana-dananya secara efektif dan efisien.

Rasio ini membantu menggambarkan seberapa efektif dan efisienkah kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yakni salah satunya memperoleh laba dengan kinerja perusahaan yang baik. Maka dari itu, salah satu bagian dari rasio aktivitas ini yang hendak digunakan adalah perputaran total aktiva. Aktiva adalah salah satu sumber daya yang dimiliki perusahaan baik siap digunakan dalam aktivitas operasi, pendanaan dan investasi. Penggunaan aktiva


(11)

perusahaan sangat penting untuk diketahui apakah sudah efektif dan efisien digunakan, terlebih lagi ingin melihat apakah ketika aktiva sudah digunakan secara efektif dan efisien, maka berpengaruh terhadap kinerja perusahaan tersebut.

Perputaran Total Aktiva = Penjualan Bersih x 1 Kali

Total Aktiva

2.2. Tinjauan Peneliti Terdahulu

Tabel 2.2.

Tinjauan Peneliti Terdahulu

No

Peneliti (Tahun)

Judul Variabel Alat

Analisis Hasil Penelitian

1. Hasnida

(2013) Pengaruh Good Corpora te Governance Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Variabel dependen: Kinerja Keuangan Variabel independen: Kepemilikan Publik, Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Direksi, Ukuran

Komite Audit, Struktur Kepemilikan

Regresi Linear Berganda

Secara parsial terdapat dua variabel independen yang berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan yaitu ukuran dewan komisaris dan ukuran dewan direksi sedangkan ketiga variabel lainnya yaitu kepemilikan publik, komite audit dan struktur kepemilikan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Sedangkan secara simultan kelima variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kinerja keuangan


(12)

No

Peneliti (Tahun)

Judul Variabel Alat

Analisis Hasil Penelitian

2. Tanjung

(2011) Pengaruh Rasio Leverage, Aktivitas Dan Profitabilitas Terhadap Penilaian Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Sektor Keuangan Non Bank Yang Terdaftar Di BEI Variabel dependen: Price Earning Ratio (PER) Variabel independen: Debt to Equity Ratio ( DER),

Total Asset

Turnover (TAT), Return

on Equity

(ROE)

Regresi Linear Berganda

Rasio leverage (debt to equity ratio), mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap price earning ratio perusahaan sektor keuangan non bank. Sedangkan rasio aktivitas (total a sset

turnover), dan rasio

profitabilitas (return on equity) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap price earning ratio

saham perusahaan

manufaktur

3. Alhamdi

(2012) Pengaruh Good Corpora te Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Property Dan Rea l Esta te Yang

Terdaftar Di

Bursa Efek

Indonesia

Tahun

2008-2010 Variabel dependen: Kinerja Perusahaan Variabel independen: Dewan Komisaris, Komisaris Independen, Proporsi Dewan Direksi, Jumlah Komite Audit.

Seluruh variabel independen tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan baik secara parsial maupun secara simultan.


(13)

No

Peneliti (Tahun)

Judul Variabel Alat

Analisis Hasil Penelitian

4. Nababan

(2012)

Pengaruh Mekanisme Good Corpora te Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Variabel dependen: Kinerja Keuangan Variabel independen: Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Direksi, Komisaris Independen

Hasil analisis menemukan bahwa ukuran dewan direksi dan juga ukuran dewan komisaris menunjukan hubungan yang positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja perbankan. Kedua, ukuran dewan komisaris independen menunjukan hubungan yang negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja perbankan.

2.3. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu gambaran hubungan atau kaitan antara beberapa variabel yang hendak diteliti dan dilandasi oleh hubungan antara berbagai konsep yang mendukung. Tujuan dari kerangka konseptual ini adalah mencoba mencocokkan teori, konsep dengan apa yang terjadi dalam prakteknya. Dalam penelitian ini, terdapat beberapa variabel independen seperti ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, kualitas laba ( earnings quality), pengembalian atas aset (ROA), dan perputaran total aktiva (TATO).


(14)

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual Penelitian

Dari gambar 2.1 dapat dilihat ada kerangka konseptual yang menciptakan beberapa hipotesis yang hendak diuji dalam penelitian ini. Pertama-tama, akan dilihat pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen. Lalu, akan dilihat pula pengaruh semua variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian adalah ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, earnings quality, rasio profitabilitas yang diukur menggunakan ROA, dan rasio aktivitas yang diukur

(X3) Kualitas Laba (Earnings Quality)

(X4) Pengembalian atas Aset (ROA)

(Y) KINERJA PERUSAHAAN (X1) Ukuran Dewan Komisaris

(X5) Perputaran Total Aktiva (TATO)

(X2) Ukuran Dewan Direksi

H1

H2

H3

H4

H5


(15)

menggunakan TATO. Sehingga, dalam penelitian ini akan muncul sebanyak 6 (enam) hipotesis yang akan diuraikan dalam bagian selanjutnya.

2.4. Hipotesis

Adapun yang menjadi hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut : H1 : Dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan

makanan dan minuman

H2 : Dewan direksi berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan makanan dan minuman

H3 : Earning quality berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan makanan dan minuman

H4 : Pengembalian atas aset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan makanan dan minuman

H5 : Perputaran total aktiva (TATO) berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan makanan dan minuman

H6 : Ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, earnings quality, ROA dan TATO secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan makanan dan minuman


(1)

diperoleh secara akurat ( menggunakan angka) informasi yang dibutuhkan, sehingga kinerja tidak serta merta langsung di lihat saja dari besar laba tetapi juga dilihat asal usul laba dan kemampuan perusahaan sesungguhnya menghasilkan laba apakah sudah maksimal dan optimal. Berikut ini rumus dari ROA :

ROA = Laba bersih setelah pajak

Total aktiva

2.1.5. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas (Sugiyarso dan Winarni, 2005) menunjukkan bagaimana sumber daya telah dimanfaatkan secara optimal dengan cara membandingkan rasio aktivitas dengan standar industri dapat diketahui tingkat efisiensi perusahaan dalam industri. Menurut Rangkuti (2004), rasio aktivitas bertujuan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktivitas perusahaan dalam menggunakan dana-dananya secara efektif dan efisien.

Rasio ini membantu menggambarkan seberapa efektif dan efisienkah kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yakni salah satunya memperoleh laba dengan kinerja perusahaan yang baik. Maka dari itu, salah satu bagian dari rasio aktivitas ini yang hendak digunakan adalah perputaran total aktiva. Aktiva adalah salah satu sumber daya yang dimiliki perusahaan baik siap digunakan dalam aktivitas operasi, pendanaan dan investasi. Penggunaan aktiva


(2)

perusahaan sangat penting untuk diketahui apakah sudah efektif dan efisien digunakan, terlebih lagi ingin melihat apakah ketika aktiva sudah digunakan secara efektif dan efisien, maka berpengaruh terhadap kinerja perusahaan tersebut.

Perputaran Total Aktiva = Penjualan Bersih x 1 Kali Total Aktiva

2.2. Tinjauan Peneliti Terdahulu

Tabel 2.2.

Tinjauan Peneliti Terdahulu

No

Peneliti (Tahun)

Judul Variabel Alat

Analisis Hasil Penelitian

1. Hasnida (2013)

Pengaruh Good Corpora te Governance Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Variabel dependen: Kinerja Keuangan Variabel independen: Kepemilikan Publik,

Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Direksi, Ukuran

Komite Audit, Struktur Kepemilikan

Regresi Linear Berganda

Secara parsial terdapat dua variabel independen yang berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan yaitu ukuran dewan komisaris dan ukuran dewan direksi sedangkan ketiga variabel lainnya yaitu kepemilikan publik, komite audit dan struktur kepemilikan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Sedangkan secara simultan kelima variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kinerja keuangan


(3)

No

Peneliti (Tahun)

Judul Variabel Alat

Analisis Hasil Penelitian

2. Tanjung (2011) Pengaruh Rasio Leverage, Aktivitas Dan Profitabilitas Terhadap Penilaian Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Sektor Keuangan Non Bank Yang Terdaftar Di BEI Variabel dependen: Price Earning Ratio (PER) Variabel independen: Debt to Equity Ratio ( DER), Total Asset Turnover (TAT), Return on Equity (ROE)

Regresi Linear Berganda

Rasio leverage (debt to equity ratio), mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap price earning ratio perusahaan sektor keuangan non bank. Sedangkan rasio aktivitas (total a sset turnover), dan rasio profitabilitas (return on equity) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap price earning ratio saham perusahaan manufaktur

3. Alhamdi (2012) Pengaruh Good Corpora te Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Property Dan Rea l Esta te Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010 Variabel dependen: Kinerja Perusahaan Variabel independen: Dewan Komisaris, Komisaris Independen, Proporsi Dewan Direksi, Jumlah Komite Audit.

Seluruh variabel independen tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan baik secara parsial maupun secara simultan.


(4)

No

Peneliti (Tahun)

Judul Variabel Alat

Analisis Hasil Penelitian

4. Nababan (2012)

Pengaruh Mekanisme Good Corpora te Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Variabel dependen: Kinerja Keuangan Variabel independen: Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Direksi, Komisaris Independen

Hasil analisis menemukan bahwa ukuran dewan direksi dan juga ukuran dewan komisaris menunjukan hubungan yang positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja perbankan. Kedua, ukuran dewan komisaris independen menunjukan hubungan yang negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja perbankan.

2.3. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu gambaran hubungan atau kaitan antara beberapa variabel yang hendak diteliti dan dilandasi oleh hubungan antara berbagai konsep yang mendukung. Tujuan dari kerangka konseptual ini adalah mencoba mencocokkan teori, konsep dengan apa yang terjadi dalam prakteknya. Dalam penelitian ini, terdapat beberapa variabel independen seperti ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, kualitas laba ( earnings quality), pengembalian atas aset (ROA), dan perputaran total aktiva (TATO).


(5)

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual Penelitian

Dari gambar 2.1 dapat dilihat ada kerangka konseptual yang menciptakan beberapa hipotesis yang hendak diuji dalam penelitian ini. Pertama-tama, akan dilihat pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen. Lalu, akan dilihat pula pengaruh semua variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian adalah ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, earnings quality, rasio profitabilitas yang diukur menggunakan ROA, dan rasio aktivitas yang diukur

(X3) Kualitas Laba (Earnings Quality)

(X4) Pengembalian atas Aset (ROA)

(Y) KINERJA PERUSAHAAN (X1) Ukuran Dewan Komisaris

(X5) Perputaran Total Aktiva (TATO)

(X2) Ukuran Dewan Direksi

H1

H2

H3

H4

H5


(6)

menggunakan TATO. Sehingga, dalam penelitian ini akan muncul sebanyak 6 (enam) hipotesis yang akan diuraikan dalam bagian selanjutnya.

2.4. Hipotesis

Adapun yang menjadi hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut : H1 : Dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan

makanan dan minuman

H2 : Dewan direksi berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan makanan dan minuman

H3 : Earning quality berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan makanan dan minuman

H4 : Pengembalian atas aset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan makanan dan minuman

H5 : Perputaran total aktiva (TATO) berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan makanan dan minuman

H6 : Ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, earnings quality, ROA dan TATO secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan makanan dan minuman


Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance, Earnings Quality, Rasio Profitabilitas dan Aktivitas terhadap Kinerja Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 35 84

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 5 81

Pengaruh Good Corporate Governance, Earnings Quality, Rasio Profitabilitas dan Aktivitas terhadap Kinerja Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Good Corporate Governance, Earnings Quality, Rasio Profitabilitas dan Aktivitas terhadap Kinerja Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Good Corporate Governance, Earnings Quality, Rasio Profitabilitas dan Aktivitas terhadap Kinerja Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Pengaruh Good Corporate Governance, Earnings Quality, Rasio Profitabilitas dan Aktivitas terhadap Kinerja Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 1

Pengaruh Good Corporate Governance, Earnings Quality, Rasio Profitabilitas dan Aktivitas terhadap Kinerja Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 6

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 8