juknis evaluasi pkbm sentra tki 2011

KATA SAMBUTAN
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Nonformal dan Informal

Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa setiap
orang berhak memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas
tanpa memandang usia, jenis kelamin, ras, golongan ataupun agama
tertentu. Pendidikan sebagai bagian dari hak asasi manusia dengan
demikian harus ditujukan ke arah pengembangan pribadi seutuhnya
yang mempertebal penghargaan terhadap kebebasan hakiki,
menumbuhkan dan menggalakkan sikap saling pengertian, toleransi,
persahabatan, dan perdamaian.
Pendidikan Masyarakat sebagai bagian penting dari pendidikan
orang dewasa yang melayani Pendidikan Keaksaraan, Pendidikan
Kecakapan Hidup dan Kewirausahaan, Peningkatan Budaya Baca
Masyarakat, Pendidikan Perempuan dan Pengarusutamaan Gender,
dan Pendidikan Keorangtuaan, harus dipandang dalam kerangka
pemenuhan hak asasi manusia dan prinsip-prisip inklusi untuk
pembangunan manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan dari Pendidikan
untuk Semua (PUS). Pengakuan terhadap pentingnya pendidikan
masyarakat ditunjukkan secara implisit dalam pemaknaan pendidikan

sebagai hak asasi yang harus diperoleh semua orang dan memiliki
peran yang penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sejak tahun 2010 berbagai upaya telah dilaksanakan untuk
meningkatkan mutu layanan pendidikan masyarakat melalui inisiatif
beragam program yang lebih menyentuh langsung sisi pemberdayaan
dan kesejahteraan masyarakat dalam berbagai aspeknya sebagai
program terpadu yang dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat. Berbagai program tersebut difokuskan pada
masyarakat yang belum beruntung seperti masyarakat yang tinggal
di kawasan adat terpencil, di kawasan tertinggal/terluar/perbatasan,
kawasan padat buta aksara, masyarakat marjinal perkotaan, lansia,
perempuan dan anak-anak marjinal.

PROGRAM RINTISAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR
MASYARAKAT (PKBM) SENTRA TENAGA KERJA INDONESIA (TKI)

i

Saya menyambut baik diterbitkannya petunjuk teknis ini sebagai
upaya untuk meningkatkan layanan pendidikan orang dewasa dengan

memperluas ketersediaan, keterjangkauan dan kualitas layanan
pendidikan masyarakat secara terarah dan terpadu. Melalui berbagai
inisiatif program ini diharapkan investasi pendidikan nasional bagi
pemenuhan hak warga negara terhadap akses pendidikan yang bermutu
dapat benar-benar dirasakan dan dilihat hasilnya oleh seluruh
masyarakat.
Saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan kontribusinya dalam penyusunan
petunjuk teknis ini. Saya mengharapkan petunjuk ini benar-benar
dapat dijadikan pedoman oleh semua pihak dalam melaksanakan
program pendidikan masyarakat secara tertib dan tepat sasaran.
Semoga, dan selamat bekerja.

Jakarta, Januari 2011
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Nonformal, dan Informal

Hamid Muhammad, Ph.D.
NIP 195905121983111001


ii

Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan

KATA PENGANTAR
Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat

Pendidikan masyarakat merupakan suatu proses dimana upaya
pendidikan yang diprakarsai pemerintah diwujudkan secara terpadu
dengan upaya penduduk setempat untuk meningkatkan kondisi sosial,
ekonomi, dan budaya yang lebih bermanfaat dan memberdayakan
masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan masyarakat berbasis
pada kerangka kerja “Aksara Membangun Peradaban” dalam program
Aksara Agar Berdaya (AKRAB!). Dengan demikian ukuran capaian
kompetensi keberaksaraan masyarakat berubah dari membaca, menulis,
dan berhitung teknis ke kemampuan memanfaatkan keberaksaraan
untuk meningkatkan kualitas hidup diri dan lingkungannya. Tujuan
Aksara Agar Berdaya (AKRAB!) adalah meningkatkan keberaksaraan
penduduk dewasa yang masih mempunyai keterbatasan keaksaraan

atau masih melek aksara parsial. Tingkat keberaksaraan yang memadai
dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk mengakses informasi
yang dapat digunakan untuk beradaptasi dan mengatasi berbagai
masalah ekonomi, sosial, dan budaya.
Saat ini masyarakat ditingkatkan keberaksaraannya dan diarahkan
untuk menguasai ragam keaksaraan melalui program Keaksaraan
Dasar, Keaksaraan Usaha Mandiri, Aksara Kewirausahaan, Keaksaraan
Keluarga, dan Keaksaraan Bencana. Peningkatan budaya tulis
dikembangkan melalui Koran Ibu, dan peningkatan budaya baca
dilaksanakan melalui Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Sejalan
dengan program-program tersebut juga dilaksanakan sejumlah program
pendidikan pemberdayaan perempuan dan partisipasi anak untuk
meningkatkan harkat, martabat dan kualitas perempuan dan anak
melalui program kecakapan hidup perempuan dan anak, program
pencegahan tindak pidana perdagangan orang, serta program kesetaraan
dan keadilan gender.

PROGRAM RINTISAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR
MASYARAKAT (PKBM) SENTRA TENAGA KERJA INDONESIA (TKI)


iii

Untuk memastikan kelayakan layanan pendidikan masyarakat
bagi seluruh lapisan masyarakat, peningkatan keberaksaraan penduduk
dewasa ini disertai dengan pelaksanaan misi kesetaraan yang tidak
mendiskriminasikan para pihak, sehingga terjamin kepastian
memperoleh layanan pendidikan untuk semua. Di dunia terdapat 796
juta orang penduduk buta aksara, sebanyak 8,3 juta orang terdapat di
Indonesia. Sebanyak 65% penduduk buta aksara di Indonesia adalah
perempuan. Hal ini menunjukkan adanya ketidaksetaraan gender
untuk pendidikan orang dewasa. Walau keaksaraan bukan tujuan
eksplisit pencapaian tujuan pembangunan millennium (MDG’s), tetapi
keaksaraan menunjukkan dasar dari pencapaian pendidikan dasar
universal. Keaksaraan terutama bagi perempuan dapat meningkatkan
mata pencaharian, perbaikan kesehatan ibu dan anak, mengurangi
risiko tertular HIV dan AIDS, dan mempermudah akses perempuan
generasi berikutnya terhadap pendidikan sehingga dapat mengurangi
kemiskinan, menunda usia perkawinan, mengurangi tingkat kesuburan,
dan meningkatkan harkat dan martabat perempuan.
Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada berbagai

pihak atas kontribusi dan perannya dalam penyusunan Petunjuk Teknis
Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan Penyelenggaraan Program
Rintisan Program Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Sentra
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ini. Akhirnya semoga petunjuk teknis
yang disusun dengan kesungguhan, komitmen, dan keikhlasan ini
dapat bermanfaat untuk kita semua, dengan harapan semoga Allah
SWT memberikan rakhmat dan hidayah-Nya kepada kita semua.
Amin.
Jakarta, Januari 2011
Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat

DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN
KATA PENGANTAR

..........................................................
.......................................................

i

iii

.......................................................................

v

BAB I PENDAHULUAN
..................................................
A. Latar Belakang .................................................................
B. Dasar Hukum
................................................
C. Tujuan Petunjuk Teknis
.................................................

1
1
4
5

BAB II PROGRAM RINTISAN PROGRAM PKBM

SENTRA TKI
.................................
A. Pengertian
....................................................................
B. Sasaran Program
.........................................................
C. Tujuan Program
..................................................
D. Hasil Yang Diharapkan
...........................................
E. Deskripsi Kegiatan
............................................
F. Alokasi dan Rincian Penggunaan Bantuan
....................

6
6
7
7
7

8
21

PROGRAM RINTISAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR
MASYARAKAT (PKBM) SENTRA TENAGA KERJA INDONESIA (TKI)

v

DAFTAR ISI

Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D
NIP. 195804091984022001

iv

Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan

BAB III PROSEDUR PENGAJUAN DAN
PENYALURAN BANTUAN
.........................................

A. Penerima Bantuan
..............................................
B. Persyaratan Penerima Bantuan
................................
C. Tata Cara Pengajuan Bantuan
...............................
D. Proses Penyaluran Bantuan
………….........................
E. Catatan Khusus
.................................................

23
23
23
24
25
28

BAB IV PEMANTAUAN DAN PELAPORAN
.............

A. Pemantauan dan Evaluasi
............................
B. Pelaporan
................................................

29
29
29

..............................................

32

LAMPIRAN – LAMPIRAN
1. Format Akad Kerjasama
............................
2. Format Cover Proposal
...........................
3. Format Rekomendasi Proposal
..............
4. Format Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak
.......
5. Format Acuan SistematikavPenyusunan Proposal
........
6. Format Profil Rinci Lembaga/Organisasi
....
7. Format Acuan Rincian Rencana Penggunaan Dana …….
8. Format Laporan Awal Pelaksanaan Program
…………
9. Format Laporan Akhir Pelaksanaan Program
...………
10. Format Contoh Rekapitulasi Rincian Penggunaan Dana …

33
38
39
40
41
42
46
48
49
50

BAB V PENUTUP

vi

Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal
Kementerian Pendidikan Nasional, pada tahun 2011 menyediakan
berbagai layanan program, antara lain meliputi pendidikan
keaksaraan dasar, keaksaraan usaha mandiri, keaksaraan keluarga,
keaksaraan berbasis cerita rakyat, aksara kewirausahaan, dan
keaksaraan berbasis seni budaya lokal. Program-program tersebut
didukung dengan bantuan Taman Bacaan Masyarakat (TBM)
Rintisan, TBM Penguatan Keaksaraan dan TBM Ruang Publik,
serta program-program pendidikan pemberdayaan perempuan,
seperti pendidikan kecakapan hidup perempuan, peningkatan
budaya tulis melalui koran ibu, pendidikan pemberdayaan
perempuan untuk pembangunan berkelanjutan, pendidikan keluarga
berwawasan gender, dan program sejenis lainnya.
Salah satu bentuk program pendidikan masyarakat yang akan
dilakukan pada tahun 2011 adalah Program Rintisan Program
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Sentra Tenaga Kerja
Indonesia (TKI). Indonesia merupakan negara yang mengirimkan
cukup banyak tenaga kerja ke luar negeri, sebagian besar bekerja
pada sektor informal. Mereka dikenal dengan sebutan Tenaga
Kerja Indonesia (TKI). Berdasarkan pasal 11 Undang-undang
Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri dijelaskan bahwa tenaga
kerja Indonesia adalah setiap warga negara Indonesia yang
memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan
kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah.

PROGRAM RINTISAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR
MASYARAKAT (PKBM) SENTRA TENAGA KERJA INDONESIA (TKI)

1

Ketertarikan warga negara Indonesia untuk bekerja di luar
negeri disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun
eksternal. Secara internal faktor determinatifnya adalah
meningkatnya kebutuhan hidup, sulitnya mencari pekerjaan di
dalam negeri, dan terbatasnya kemampuan bersaing untuk
mendapatkan pekerjaan dengan kecakapan tertentu. Sedangkan
secara eksternal, upah yang tinggi di negara asing menjadi faktor
determinatif yang mendorong warga negara Indonesia untuk
migrasi bekerja ke luar negeri.
Tidak semua TKI pulang dengan membawa sejumlah hasil
kerja sesuai harapan, sebagian malah pulang dengan tangan hampa,
menderita siksaan fisik dan psikologis, bahkan beberapa di
antaranya tidak dapat pulang dan berurusan dengan hukum di
negara tujuan. Di samping pada beberapa kasus terdapat tenaga
kerja yang menjadi korban dari perdagangan orang. Beberapa
penyebab utama terjadinya perlakukan tidak manusiawi tenaga
kerja Indonesia termasuk kategori perdagangan orang, di antaranya
adalah; 1) berangkat secara ilegal atau tidak dilengkapi dengan
dokumen perjalanan resmi; 2) tidak memiliki kecakapan sesuai
tuntutan di negara tujuan; 3) tidak memahami hak-haknya sebagai
pekerja; 4) tidak memahami kontak kerja, dan lain sebagainya.
Persoalan lain yang patut juga menjadi perhatian adalah pengelolaan
uang yang diperoleh dari hasil bekerja di luar negeri. Perubahan
pola hidup dan kemampuan manajemen keuangan yang rendah
menyebabkan mereka tetap tidak berdaya. Tidak sedikit dari uang
hasil kerja mereka dipergunakan untuk keperluan yang tidak jelas,
yang pada akhirnya habis tanpa meninggalkan bekal untuk hidup
secara layak. Kondisi tersebut menyebabkan sebagian dari mereka
kembali ke negara lain untuk menjadi tenaga kerja.
Menyikapi kondisi dan persoalan di atas, Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat mengembangkan program pendidikan
masyarakat yang diharapkan dapat membangun kehidupan
masyarakat yang lebih baik, yang didasarkan atas keberdayaan
diri secara optimal. Isu-isu di atas menjadi dasar bagi Direktorat
Pembinaan Pendidikan Masyarakat untuk mengembangkan
program melalui penguatan kelembagaan Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM) yang ada di daerah-daerah sentra TKI. Secara

2

Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan

filosofis program ini tidak saja diharapkan untuk memecahkan
persoalan yang dihadapi oleh calon TKI dan TKI yang sudah
kembali ke tanah air, akan tetapi mendorong terwujudnya
masyarakat yang gemar belajar (learning society) dengan
mengedepankan filosofis belajar sepanjang hayat (lifelong learning).
Pencapaian harapan di atas hendaknya didukung oleh lembaga
pendidikan nonformal, khususnya PKBM yang handal, progresif,
inovatif yang didukung oleh sumber-sumber daya yang potensial.
Selama ini, keberadaan lembaga/organisasi masyarakat yang ada
seperti halnya PKBM, ada kecenderungan hanya menyelenggarakan
program pendidikan nonformal dan informal seperti program
pendidikan keaksaraan, pendidikan anak usia dini, pendidikan
kesetaraan, kursus, taman bacaan masyarakat, serta program
pemberdayaan masyarakat lainnya yang diselenggarakan oleh
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan
Informal (Ditjen PAUDNI). Padahal cakupan program pendidikan
masyarakat sejatinya sangat luas, tidak hanya sebatas lingkup
program pendidikan nonformal dan informal yang disebutkan di
atas, karena program pendidikan masyarakat tumbuh dan
berkembang dari kebutuhan masyarakat luas.
Dalam upaya revitalisasi lembaga sebagai penyelenggara program
pendidikan masyarakat dalam konteks yang luas, khususnya yang
terkait dengan permasalahan TKI, pemerintah memandang perlu
untuk memberikan penguatan kelembagaan dalam bentuk Rintisan
Program PKBM Sentra TKI. Program Rintisan Program PKBM
Sentra TKI ini dapat diakses oleh lembaga yang memenuhi kriteria,
untuk memberikan layanan program pendidikan masyarakat di
luar program PAUDNI yang sudah ada.
Untuk memberikan rambu-rambu dan panduan bagi para
penyelenggara program Rintisan Program PKBM Sentra TKI dan
pihak-pihak lain yang terkait dalam pengajuan dan pengelolaan
dana bantuan maka disusunlah ”Petunjuk Teknis Pengajuan dan
Pengelolaan Bantuan Penyelenggaraan Program Rintisan Program
PKBM Sentra TKI”.

PROGRAM RINTISAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR
MASYARAKAT (PKBM) SENTRA TENAGA KERJA INDONESIA (TKI)

3

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional
Pendidikan;
3. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan
Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan
Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNPPWB/PBA);
4. Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2010 tentang perubahan
atas peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta
Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian
Negara;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2006
tentang Petunjuk teknis Pelaksanaan Gerakan Nasional
Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar
Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNPPWB/PBA);
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 36 Tahun 2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan
Nasional;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 48 tahun 2010
tentang Rencana Strategis Pembangunan Pendidikan Nasional
Tahun 2010 – 2014;
8. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat
Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Tahun
2011.

4

Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan

C. Tujuan Petunjuk Teknis
Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan
Penyelenggaraan Program Rintisan Program PKBM Sentra TKI
ini bertujuan:
1. Sebagai panduan bagi para lembaga/organisasi calon
penyelenggara program rintisan program PKBM sentra TKI
untuk menyusun dan mengajukan proposal dalam rangka
mendapatkan bantuan, dan menyelenggarakan dan
melaksanakan program kegiatan, serta mengelola dan
mempertanggungjawabkan pemanfaatan bantuan dana secara
akuntabel dan transparan.
2. Sebagai panduan bagi petugas teknis Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat dalam menilai dan menyeleksi proposal,
menetapkan lembaga/organisasi penerima bantuan
penyelenggaraan program, menyalurkan dana, serta melakukan
pembinaan dan pemantauan terhadap lembaga/organisasi
penyelenggara program.

PROGRAM RINTISAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR
MASYARAKAT (PKBM) SENTRA TENAGA KERJA INDONESIA (TKI)

5

BAB II
PROGRAM RINTISAN PROGRAM
PKBM SENTRA TKI

A. Pengertian
1. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) merupakan salah
satu satuan pendidikan nonformal sebagai wadah pembelajaran
dan sumber informasi yang dibentuk dan dikelola oleh
masyarakat yang berorientasi pada pemberdayaan potensi
setempat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
sikap masyarakat dalam bidang ekonomi, sosial dan budaya.
2. Tenaga Kerja Indonesia (TKI) adalah warga negara Indonesia
yang memenuhi syarat (calon TKI) untuk bekerja di luar negeri
dalam jangka waktu tertentu dengan menerima upah, atau TKI
yang sudah pulang dari luar negeri namun belum memiliki
kemampuan untuk meningkatkan kesejahteraannya.
3. Sentra TKI adalah daerah yang selama ini dianggap “memiliki
potensi” mengirim TKI ke luar negeri.
4. Rintisan program PKBM sentra TKI merupakan peningkatan
kapasitas dan kapabilitas PKBM agar mampu memberikan
layanan pendidikan dan pelatihan kecakapan hidup serta
kesiapan bekerja sebagai calon TKI dan pelatihan
kewirausahaan pasca TKI bagi warga masyarakat yang
membutuhkannya.
5. Bantuan Rintisan Program PKBM Sentra TKI merupakan
bantuan yang diberikan kepada PKBM sebagai penyelenggara
program pendidikan nonformal di Sentra TKI untuk digunakan
sebagai biaya operasional penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan kecakapan hidup serta kesiapan bekerja sebagai calon
TKI dan pelatihan kewirausahaan bagi pasca TKI.

6

Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan

B. Sasaran Program
Sasaran kegiatan atau penerima manfaat penyelenggaraan
program rintisan program PKBM Sentra TKI adalah warga
masyarakat khususnya pemuda/i berusia produktif (prioritas usia
18 – 30 tahun) yang tidak memiliki pekerjaan tetap (pengangguran),
yang memiliki keinginan untuk bekerja di luar negeri, atau mereka
yang sudah pernah bekerja sebagai TKI di luar negeri (sudah
kembali ke tanah air) dan berkeinginan untuk belajar berwirausaha.
C. Tujuan Program
Penyelenggaraan kegiatan rintisan program PKBM Sentra TKI
ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas lembaga
PKBM dalam menyelenggarakan program kegiatan pendidikan
masyarakat dalam bentuk pembelajaran, pelatihan, pelayanan
informasi, advokasi dan konsultasi bagi:
1. Calon tenaga kerja yang akan berangkat ke luar negeri, sehingga
memiliki kecakapan, pengetahuan/keterampilan, wawasan dan
sikap mental yang memadai sebagai bekal dan persiapan untuk
bekerja di luar negeri (sesuai negara tujuan).
2. Tenaga kerja yang sudah kembali ke tanah air dengan membawa
sejumlah penghasilan selama di luar negeri, namun tidak
memiliki kemampuan dan keahlian dalam memanfaatkan dan
mengelola keuangannya, sehingga memiliki kecakapan,
pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental yang memadai
sebagai bekal untuk berwirausaha yang pada gilirannya
diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraannya.
D. Hasil Yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dari kegiatan rintisan program PKBM
Sentra TKI ini adalah tersedianya 15 (lima belas) lembaga PKBM
yang menyelenggarakan program kegiatan pendidikan masyarakat
untuk meningkatkan kapasitas calon TKI dan TKI yang sudah
kembali ke tanah air, melalui:

PROGRAM RINTISAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR
MASYARAKAT (PKBM) SENTRA TENAGA KERJA INDONESIA (TKI)

7

1. PKBM tumbuh, berkembang dan dikelola secara profesional
sebagai pusat informasi, pusat konsultasi, dan pusat pelatihan
ketenagakerjaan yang didukung oleh sarana pembelajaran yang
mendukung untuk peningkatan kapabilitas calon tenaga kerja
dan TKI yang sudah kembali ke tanah air.
2. Tersedianya layanan informasi tentang ketenagakerjaan dan
proses migrasi yang aman bagi tenaga kerja yang akan bekerja
di luar negeri.
3. Tersedianya layanan konsultasi dan advokasi terhadap calon
tenaga kerja dan TKI yang sudah kembali ke tanah air yang
didukung oleh sumber daya.
4. Terselenggaranya kegiatan pelatihan yang dapat memberikan
bekal kecakapan hidup (personal, sosial, profesional, dan
vocational) kepada calon tenaga kerja dan TKI yang sudah
kembali ke tanah air, sehingga mereka memiliki kemampuan
untuk bekerja dan berusaha dengan baik.
E. Deskripsi Kegiatan
Mengacu pada tujuan dan hasil yang diharapkan seperti
dikemukakan di atas, maka tugas dan fungsi yang dilakukan oleh
PKBM meliputi:
1. PKBM sebagai Pusat Informasi Ketenagakerjaan
Kasus-kasus ketenagakerjaan yang terjadi di luar negeri
pada umumnya disebabkan oleh ketidakpahaman tenaga kerja
terhadap sistem dan mekanisme bekerja yang aman di luar
negeri, kecakapan yang tidak sesuai dengan jenis pekerjaan
yang dilakukan, dan ketidakpahaman tentang hak dan kewajiban
sebagai tenaga kerja. Untuk mengantisipasi berbagai kejadian
atau kasus yang merugikan TKI di luar negeri tidak terulang
lagi, maka PKBM sentra TKI diharapkan menjadi sumber atau
pusat informasi tentang ketenagakerjaan yang didukung oleh
sumber-sumber data dan informasi akurat, antara lain mencakup:

8

Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan

a. negara-negara yang menjadi tujuan tenaga kerja Indonesia;
b. persyaratan administrasi dan kecakapan yang dibutuhkan;
c. sistem dan mekanisme pengurusan dokumen-dokumen
perjalanan.
Informasi tentang ketenagakerjaan tersebut disajikan dalam
berbagai bentuk dan media, seperti:
a. pamflet yang ditempelkan di PKBM atau di tempat lain
(sarana umum) yang strategis di daerah tersebut;
b. booklet yang disediakan di PKBM atau dibagikan
kepada masyarakat yang membutuhkan;
c. video (VCD) tentang informasi ketenagakerjaan yang
diputar di PKBM atau dapat dipinjamkan kepada calon
tenaga kerja di daerah tersebut;
d. media lain yang dapat diakses dengan mudah oleh
semua masyarakat;
e. informasi secara langsung dari nara sumber yang
berpengalaman atau pernah bekerja di luar negeri
(mantan TKI).
2. PKBM sebagai Pusat Konsultasi dan Advokasi
Dampak dari persoalan yang dihadapi tenaga kerja Indonesia
selama ini antara lain menyangkut aspek psikologis dan hukum.
PKBM sentra TKI diharapkan dapat memberikan layanan
konsultasi untuk mengantisipasi terjadinya gangguan psikologis
dan persoalan hukum dan memulihkan kepercayaan diri pada
pasca TKI yang bermasalah secara psikologis dan hukum.
Agar pelayanan konsultasi sesuai dengan harapan masyarakat,
pengelola PKBM diharapkan menyediakan sumber daya
manusia yang kompeten sesuai dengan persoalan yang dihadapi.
Pelayanan konsultasi ini dapat dilakukan melalui koordinasi
dengan pihak-pihak terkait di daerah yang memiliki keahlian
dan kewenangan di bidang tersebut, yaitu; 1) Dinas Kesehatan;
2) Kepolisian; 3) Dinas Ketenagakerjaan; 4) Perguruan Tinggi;

PROGRAM RINTISAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR
MASYARAKAT (PKBM) SENTRA TENAGA KERJA INDONESIA (TKI)

9

5) Tokoh Agama/Masyarakat/Adat, dan 6) Lembaga Swadaya
Masyarakat yang peduli dengan masalah TKI, serta pihakpihak lain yang dianggap relevan.
3. PKBM sebagai Pusat Pelatihan Calon TKI dan Pasca TKI
Menyikapi rendahnya kecakapan tenaga kerja yang bekerja
di luar negeri dan ketidakmampuan Pasca TKI untuk mengelola
kehidupannya yang lebih baik, maka PKBM Sentra TKI
hendaknya memberikan layanan untuk meningkatkan kecakapan
bekerja dan mengelola hidup. Kecakapan generik bagi TKI di
antaranya adalah:
a. kondisi geografis negara tujuan;
b. kemampuan berbahasa sesuai dengan negara tujuan;
c. sistem nilai, norma, dan budaya yang dianut dan berlaku
di negara tujuan;
d. pencegahan dari Tindak Pidana Perdagangan Orang
(PTPPO) dan Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT);
e. penguatan karakter, sikap, kepribadian, dan etos kerja.
Sedangkan kecakapan spesifik disesuaikan dengan jenis
pekerjaan yang akan dilakukan di negara tujuan. PKBM
Sentra TKI dalam hal ini menyelenggarakan kegiatan
pelatihan yang didukung oleh sumber daya yang berkualitas
dan sarana-prasarana yang sesuai dengan bidang keahlian
yang dibutuhkan di negara tujuan, misalnya kecakapan
untuk mengelola pekerjaan rumah tangga, mengurus lansia,
mengurus bayi dan sebagainya.
Semua kegiatan di atas dilakukan dengan menggunakan
prinsip-prinsip seperti di bawah ini:
1. Pendekatan pembelajaran yang konstruktif, yakni
kesadaran individu dan kesadaran kolektif terhadap
persoalan-persoalan yang dihadapi saat ini yang
mendorong pengalaman sebagai sumber perkembangan
belajar.

10

Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan

2. Dilakukan secara partisipatori dalam arti memberikan
peluang yang sama dalam merencanakan, mengelola,
dan mengevaluasi program.
3. Bertujuan meningkatkan keadilan dan kesetaraan gender,
dalam arti kegiatan diarahkan untuk meningkatkan
akses dan partisipasi semua jenis kelamin dalam
menguasai ilmu pengetahuan serta melakukan kontrol
terhadap penguasaan sumber-sumber daya yang dapat
meningkatkan kualitas hidup.
4. Berbasis pada kebutuhan, artinya program dirancang
dengan memperhatikan masalah dan kebutuhan dan
isu-isu yang berkembang tentang ketenagakerjaan.
5. Memakai kekuatan teknologi informasi dan komunikasi
sebagai sarana meningkatkan kualitas pembelajaran.
6. Memaksimalkan fungsi sarana publik milik pemerintah
atau swasta yang terdekat dengan lokasi PKBM.
Untuk menyelenggarakan semua kegiatan di atas,
langkah atau tahapan kegiatan yang perlu dilakukan
oleh pengelola program, antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Persiapan
a. Sosialisasi Program
Tahapan pertama yang perlu dilaksanakan oleh
PKBM sebagai lembaga penyelenggara program
adalah melakukan sosialisasi program kepada
aparat pemerintah, tokoh agama/masyarakat,
serta masyarakat setempat (dimana lokasi
program diselenggarakan).
Sosialisasi dimaksudkan untuk
menginformasikan tentang program dan kegiatan
yang akan dilaksanakan. Sosialisasi dapat
dilakukan secara langsung atau melalui surat
edaran, pamflet/leaflet atau melalui siaran radio
komunitas setempat.

PROGRAM RINTISAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR
MASYARAKAT (PKBM) SENTRA TENAGA KERJA INDONESIA (TKI)

11

b. Identifikasi Kelompok Sasaran Program:
1) Identifikasi dan seleksi calon peserta:
Identifikasi dan seleksi terhadap calon peserta
program perlu dilakukan untuk mengetahui
kondisi objektif dan kebutuhan belajar calon
sasaran baik yang memiliki minat untuk
menjadi tenaga kerja maupun mantan TKI.
Identifikasi untuk calon tenaga kerja di luar
negeri, sekurang-kurangnya mengumpulkan
informasi tentang: nama, usia, jenis kelamin,
pendidikan; dan negara yang diminati.
Sedangkan untuk mantan TKI sekurangkurangnya memuat informasi tentang: nama,
usia, jenis kelamin, pendidikan; dan
pengalaman bekerja di luar negeri.
Dalam melakukan identifikasi dan seleksi
terhadap calon peserta program, harus
mempertimbangkan persyaratan sebagai
berikut:
pemuda/i yang berusia 18 tahun ke atas,
prioritas usia produktif umur 18 – 30
tahun;
belum memiliki perkerjaan tetap atau
pengangguran;
pendidikan minimal tamatan SMP,
diutamakan lulusan Paket B, atau
Paket C;
bersedia mengikuti program sampai
dengan selesai.
Berdasarkan hasil identifikasi dan seleksi
calon peserta program tersebut, kemudian
catat ke dalam contoh tabel berikut:

12

Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan

No

Nama

Jenis kelamin Umur Pendidikan

Alamat

2) I d e n t i f i k a s i d a n s e l e k s i c a l o n
tutor/pelatih/nara sumber teknis, dengan
persyaratan:
memiliki pengalaman dan keahlian
dibidang ketenagakerjaaan khususnya
bidang pelatihan calon tenaga kerja ke
luar negeri;
bersedia membelajarkan dan melatih
peserta program sampai selesai;
bersedia memfasilitasi peserta yang telah
menyelesaikan program pembelajaran
dan pelatihan untuk bekerja di luar negeri,
atau berwirausaha.
Mencatat hasil seleksi calon tutor/pelatih/nara
sumber teknis ke dalam contoh tabel berikut:
No

Nama

Jenis kelamin Umur Pendidikan Pekerjaan

Alamat

c. Merumuskan Program Pembelajaran dan
Pelatihan
Dalam merancang dan merumuskan program
pembelajaran dan pelatihan, sebaiknya dilakukan
melalui proses partisipatif dengan melibatkan
calon peserta program. Program pembelajaran
dan pelatihan yang dirumuskan sekurangkurangnya memuat standar kompetensi dasar,
tujuan, materi, metoda, dan media yang
dibutuhkan serta alat pengujian kompetensi.
Hasil rumusan program pembelajaran dan
PROGRAM RINTISAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR
MASYARAKAT (PKBM) SENTRA TENAGA KERJA INDONESIA (TKI)

13

pelatihan, kemudian dijabarkan ke dalam contoh
tabel berikut:
No

Pokok
Bahasan

Tujuan

Materi
pembelajaran/
pelatihan

Metode
Media/
pembelajaran/ sarana yang
pelatihan
digunakan

Evaluasi

Penyusunan program pembelajaran dan pelatihan
tersebut harus mengacu pada tujuan program
dan hasil yang diharapkan seperti yang
disebutkan di atas.
d. Menyiapkan Sarana dan Prasarana Pembelajaran
dan Pelatihan
Pelaksanaan pembelajaran dan pelatihan harus
didukung dengan tersedianya sarana dan
prasarana yang sesuai dengan kebutuhan
pencapaian kompetensi. Oleh sebab itu, PKBM
harus menyediakan sarana dan prasarana yang
dapat dibeli dari bantuan program ini. Apabila
masih ada sarana dan prasarana yang belum
dapat dibeli, maka PKBM dapat melakukan
kerja sama dengan lembaga lain. Berbagai jenis
sarana dan prasarana atau bahan dan media
pembelajaran dan pelatihan yang harus disiapkan,
antara lain: buku pegangan, alat-alat tulis,
gambar/poster, peralatan, dan lain-lain yang
diperlukan sesuai kebutuhan di negara tujuan,
untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan
pembelajaran dan pelatihan.
Kegiatan pembelajaran dan pelatihan dapat
dilaksanakan di PKBM atau dapat juga
dilaksanakan di tempat lain sesuai dengan
kebutuhan program. Pelaksanaan pelatihan di
tempat lain dilakukan manakala infrastruktur
yang ada di lembaga PKBM tidak memadai.
14

Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan

e. Menyiapkan rencana dan waktu
pembelajaran/pelatihan
Materi kegiatan pembelajaran dan pelatihan
disusun dalam bentuk bahan ajar yang simpel,
menggunakan bahasa yang sederhana, mudah
dipahami, disertai dengan ilustrasi dan contohcontoh.
Nara sumber dipilih dari orang yang memiliki
kompetensi atau pengalaman yang sesuai dengan
bidang keterampilan yang dibutuhkan. Nara
sumber dapat berasal dari; 1) Perguruan Tinggi;
2) Dinas Tenaga Kerja; 3) Kepolisian; 4) Tokoh
Masyarakat; 5) Mantan TKI; atau pihak-pihak
lain yang dipandang memiliki keahlian yang
dipersyaratkan.
Lama waktu pembelajaran dan pelatihan sangat
tergantung pada kedalaman materi yang akan
dipelajari dan dilatihkan, sesuai dengan jenis
keterampilan yang diprogramkan.
Misalnya, jika waktu pembelajaran dan pelatihan
membutuhkan waktu selama 66 jam @ 60 menit,
dan jika pertemuan dilakukan 6 jam per minggu,
maka program ini dapat dilaksanakan selama 3
bulan.
2. Pelaksanaan Pembelajaran dan Pelatihan
Untuk mendukung optimalnya penyelenggaraan
program dan pelaksanaan pembelajaran/pelatihan,
diperlukan layanan informasi yang tersedia setiap
saat melalui layanan informasi interaktif, baik
melalui telepon maupun internet. Sedangkan untuk
layanan konsultasi sekurang-kurangnya dibuka
layanan konsultasi minimal sekali dalam seminggu
atau sesuai dengan kebutuhan dari peserta program
dan masyarakat sekitar.
Pembelajaran dilakukan dengan pendekatan saling
membelajarkan dan partisipatif dengan prinsip
PROGRAM RINTISAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR
MASYARAKAT (PKBM) SENTRA TENAGA KERJA INDONESIA (TKI)

15

kesetaraan. Proporsi praktek harus lebih banyak
dibanding dengan teori, sehingga peserta program
mendapatkan pengalaman belajar yang konkrit.
Untuk memastikan proses pembelajaran dan
pelatihan berlangsung sesuai rencana, perlu adanya
dukungan dan ketersediaan berbagai komponen
pembelajaran dan pelatihan yang harus dipersiapkan
secara baik.
Komponen-komponen pendukung pembelajaran
dan pelatihan tersebut dapat disiapkan dan dilakukan
secara parsial maupun terintegrasi, yaitu:
a. Peserta program
Mengingat sasaran program ini adalah warga
masyarakat setempat sebagai peserta program
yang relatif masih muda, maka perlu
ditumbuhkembangkan kesungguhan mereka
untuk terus belajar, berlatih dan memberdayakan
dirinya melalui aktifitas pembelajaran dan
pelatihan keterampilan yang diselenggarakan
untuk kepentingan bersama.
b. Bahan Belajar
Berbagai potensi sumber daya di bidang
keterampilan setempat dapat dijadikan sebagai
bahan belajar dalam program pembelajaran dan
pelatihan. Sangat dianjurkan agar bahan belajar
menggunakan berbagai potensi yang tersedia di
lingkungan setempat yang sesuai dengan kondisi
di negara tujuan agar memberi manfaat langsung
bagi peserta program.
c. Tutor/pelatih/nara sumber teknis
Tutor/pelatih/nara sumber teknis program
pembelajaran/pelatihan, memiliki peran yang
sangat sentral. Idealnya adalah seseorang yang
menguasai teknik membelajarkan orang dewasa,
memahami karakteristik pendidikan orang

16

Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan

dewasa, dan memahami konsep ketenagakerjaan
di luar negeri dan pelatihan keterampilan sesuai
kebutuhan.
d. Kelompok Belajar
Untuk mengefektifkan proses pembelajaran dan
pelatihan, penyelenggara program, dapat
mengelompokkan peserta program dalam
beberapa kelompok belajar. Pengelompokan ini
dimaksudkan untuk mempermudah pengelolaan,
dan memelihara semangat belajar bersama.
Oleh karena itu, agar pembelajaran dan pelatihan
dapat berjalan secara efektif, efisien, dan
memberikan hasil yang maksimal, sangat
memerlukan kiat-kiat dan motivasi pembelajaran.
e. Fasilitas/Sarana Belajar
Ketersediaan sarana dan fasilitas belajar berupa
alat-alat keterampilan mutlak diperlukan dalam
pelaksanaan pembelajaran dan pelatihan.
Pemilihan alat-alat keterampilan sebagai
sarana/fasilitas belajar harus disesuaikan dengan
kebutuhan keterampilan di negara tujuan. Namun
demikian tidak berarti harus yang serba bagus
dan mahal. Inovasi dalam aspek penyediaan
sarana belajar yang sesuai dengan kebutuhan di
negara tujuan sangat diperlukan.
f. Dana Belajar
Biaya pembelajaran dan pelatihan yang
disediakan pemerintah harus diperhitungkan
dengan cermat sesuai peruntukkannya. Dana
sebesar Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah)
per lembaga, harus dikelola sesuai rincian
penggunaan dana yang ditentukan, dengan tetap
memperhatikan penyesuaian dengan kebutuhan
setempat. Lembaga penyelenggara diharapkan
dapat menggali sumber dana lain sebagai

PROGRAM RINTISAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR
MASYARAKAT (PKBM) SENTRA TENAGA KERJA INDONESIA (TKI)

17

pendamping dana subsidi pemerintah untuk
memaksimalkan penyelenggaraan program.
g. Tempat Belajar/Berlatih
Tempat pembelajaran dan pelatihan dapat
dilakukan dimana saja, yang penting
menyenangkan dan kondusif bagi peserta
program untuk belajar meningkatkan
kemampuan dan keterampilannya. Kecermatan
dalam memilih tempat pembelajaran/pelatihan,
sangat diperlukan agar tercipta suasana yang
mencerahkan dan memberdayakanpeserta
program.
h. Rencana dan Jadwal Pembelajaran dan Pelatihan
Rencana pembelajaran dan pelatihan seyogianya
mengacu pada standar ketenagakerjaan yang
dibutuhkan di negara tujuan, namun tetap
menyesuaikan pada kedalaman materi yang
harus dipelajari dan dilatihkan sesuai jenis
program yang diselenggarakan. Terbuka
kesempatan untuk melakukan inovasi, sehingga
peluang peserta program untuk mencapai
kompetensi yang dipersyaratkan dapat terwujud
dengan baik.
Kegiatan pembelajaran dan pelatihan
dilaksanakan paling lambat 2 (dua) minggu
setelah bantuan dana diterima oleh PKBM
sebagai lembaga penyelenggara program.
Sebelum pembelajaran dan pelatihan dilakukan,
sebaiknya dilakukan terlebih dahulu sosialisasi
kepada tokoh-tokoh masyarakat setempat dan
pihak lain yang dianggap perlu untuk
memperoleh dukungan keberhasilan program.
Untuk kelancaran pelaksanaan program
pembelajaran dan pelatihan, perlu disusun jadwal
pertemuan seperti pada contoh tabel berikut:

18

Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan

Hari/tanggal

Pukul

Tempat

Pokok Bahasan

Pertemuan ke

Dalam setiap pertemuan, pengelola program
harus membuat daftar hadir peserta dan daftar
hadir tutor/pelatih/nara sumber teknis, serta
melakukan evaluasi hasil pembelajaran/pelatihan.
Semua dokumen pembelajaran dan pelatihan,
agar diarsipkan secara tertib dan teratur.
3. Penilaian
a. Jenis dan Bentuk Penilaian
Hasil belajar diharapkan dapat dicapai sesuai
standar kompetensi yang ditentukan, yaitu
penguasaan pengetahuan dan keterampilan
keterampilan lokal sesuai target materi
pembelajaran dan pelatihan yang dilakukan,
sehingga memungkinkan peserta program dapat
memanfaatkannya secara baik jika menjadi TKI
di luar negeri, atau bermanfaat bagi peserta
program (pasca TKI) untuk berusaha
(enterteineur) untuk pemberdayaan diri dan
lingkungannya. Oleh karena itu perlu dilakukan
penilaian hasil belajar (teori dan praktek) bagi
setiap peserta program pada akhir program,
sehingga diketahui hasil pembelajaran dan
pelatihan yang dicapai dalam penyelenggaraan
program ini.
Inovasi pembelajaran dalam program ini sangat
penting, karena terkait dengan hasil belajar atau
keluaran (output), dampak program (outcomes),
dan cara mengukur hasil pembelajaran/pelatihan.
Penilaian dilakukan dengan tujuan untuk

PROGRAM RINTISAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR
MASYARAKAT (PKBM) SENTRA TENAGA KERJA INDONESIA (TKI)

19

mengetahui keberhasilan dari pelaksanaan
program. Penilaian dilakukan pada dua area,
yaitu penilaian terhadap pengelolaan program
dan penilaian terhadap pencapaian kompetensi.
Penilaian terhadap pengelolaan program dapat
dilakukan melalui diskusi yang melibatkan
pengelola, peserta program serta pihak-pihak
yang terlibat dalam kegiatan. Sedangkan
penilaian kompetensi peserta program dilakukan
melalui pengujian kompetensi secara langsung.
b. Alat Penilaian
Alat penilaian disusun sesuai dengan kebutuhan.
Untuk uji kompetensi sebaiknya pengujian
dilakukan melalui alat uji kompetensi dalam
bentuk tes, sementara untuk penilaian
pengelolaan program dapat dilakukan dengan
nontes (angket, wawancara, diskusi, dan lainnya).
c. Waktu Penilaian
Penilaian dilakukan pada setiap tahapan program,
yaitu mulai dari persiapan, pelaksanaan, dan
akhir program. Terhadap hasil setiap tahapan
evaluasi dilakukan refeksi untuk memperbaiki
kegiatan selanjutnya.
d. Tindak Lanjut Penilaian
Hasil penilaian harus memberikan makna untuk
perbaikan program. Oleh karena itu pengelola
diharapkan menjadikan hasil evaluasi sebagai
bahan untuk perbaikan dan penyempurnaan
program selanjutnya.

20

Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan

F. Alokasi Dan Rincian Penggunaan Bantuan
1. Alokasi Dana
Alokasi pemberian bantuan dana penyelenggaraan program
rintisan program PKBM Sentra TKI pada tahun 2011 ini hanya
tersedia di Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal,
dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional sebesar Rp
3.000.000.000.- (tiga milyar rupiah) dengan sasaran sebanyak
15 lembaga PKBM yang terpilih berdasarkan kompetisi
proposal. Kepada setiap PKBM sebagai lembaga penyelenggara
program rintisan program PKBM Sentra TKI yang terpilih,
akan diberikan bantuan dana yang digunakan untuk mendukung
penyelenggaraan program kegiatan, yaitu sebesar Rp.
200.000.000 (dua ratus juta rupiah).
2. Rincian Penggunaan Dana
Adapun rincian alokasi penggunaan dana, mengacu pada
persentase yang tertera pada tabel sebagai berikut:
No Komponen Pembiayaan

Persentase

1.

Maksimal 5%

2.

Persiapan Penyelenggaraan Program:
a. Identifikasi dan seleksi calon
peserta program
b. Penyiapan rencana program
pembelajaran dan pelatihan
Penyediaan Informasi Ketenagakerjaan:
c. Jaringan Telpon dan Internet
d. Penyusunan media informasi
e. Bahan Habis Pakai
(Kertas, CD/DVD, ATK lainnya)
f. Penggandaan Media Informasi

Maksimal 10%

PROGRAM RINTISAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR
MASYARAKAT (PKBM) SENTRA TENAGA KERJA INDONESIA (TKI)

21

3.

4.

5.

Penyediaan Layanan Advokasi
dan Konsultasi:
a. Komunikasi dan Mobilisasi
b. Honorarium tenaga ahli
Pelatihan Ketenagakerjaan:
a. Koordinasi lintas sektor
(termasuk transportasi koordinasi
pelaksanaan program, dan lain-lain)
b. Penyediaan sarana prasarana
(termasuk untuk pembelian peralatan)
c. Honorarium tutor/pelatih/nar sumber
Manajemen Program dan Kelembagaan:
a. Transport penyelenggara
b. Monitoring dan Evaluasi
c. Pelaporan

Maksimal 15%

BAB III
Minimal 60%

Maksimal 10%

PROSEDUR PENGAJUAN DAN
PENYALURAN BANTUAN
A. Penerima Bantuan
Penerima bantuan dana penyelenggaraan program rintisan
program PKBM sentra TKI ini adalah Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM) yang memiliki legalitas, kapasitas, dan
integritas dalam melaksanakan program pembelajaran dan pelatihan
keterampilan di bidang ketenagakerjaan, yang berada di daerah
pengirim tenaga kerja Indonesia ke luar negeri.
Setiap PKBM penyelenggara program rintisan program PKBM
sentra TKI ini harus membelajarkan dan melatih peserta didik
sebanyak minimal 50 (lima puluh) orang.
B. Persyaratan Penerima Bantuan
Persyaratan PKBM sebagai penerima bantuan dana
penyelenggaraan program rintisan program PKBM sentra TKI
ini, adalah sebagai berikut:
1. memiliki akte notaris pendirian lembaga atau ijin pendirian
lembaga dari instansi berwenang, dengan alamat yang jelas;
2. memiliki rekening bank atas nama PKBM;
3. memiliki struktur organisasi kepengurusan dan uraian tugas
pengurus;
4. diutamakan yang telah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP) atas nama lembaga;
5. memiliki sarana dan prasarana pembelajaran/pelatihan untuk
melaksanakan program rintisan program PKBM sentra TKI;
6. m e m i l i k i k e m a m p u a n d a n p e n g a l a m a n d a l a m
menyelenggarakan program rintisan program PKBM sentra
TKI;

22

Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan

PROGRAM RINTISAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR
MASYARAKAT (PKBM) SENTRA TENAGA KERJA INDONESIA (TKI)

23

7. memperoleh rekomendasi dari Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota setempat;
8. dapat menyediakan tenaga Tutor/pelatih/nara sumber teknis,
sesuai dengan jenis keterampilan ketenagakerjaan yang
diusulkan atau diselenggarakan.
9. Melakukan kerjasama dengan lembaga mitra yang
berpengalaman dalam penanganan TKI.
C. Tata Cara Pengajuan Bantuan
1. Penyusunan Proposal
Untuk memperoleh bantuan dana penyelenggaraan program
rintisan program PKBM sentra TKI, PKBM harus menyusun
proposal sesuai dengan sistematika penyusunan proposal seperti
yang tertera dalam lampiran petunjuk teknis ini (lengkap dengan
lampiran proposal seperti: Rekomendasi Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota, Akte Notaris Lembaga, Profil lembaga, fotocopy
rekening bank atas nama lembaga yang masih aktif, fotocopy
NPWP lembaga, Surat pernyataan kesanggupan melaksanakan
program, dan lain-lain yang diperlukan).
2. Pengiriman Proposal
Proposal yang telah disusun, kemudian dikirim kepada:
Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian
Pendidikan Nasional u.p. Kasubag Tata Usaha, dengan alamat:
Kompleks Kemdiknas, Gedung E Lantai 6, Jalan Jenderal
Sudirman, Senayan, Jakarta 10270, dengan ketentuan:
a. Proposal dikirim selambat-lambatnya pada 31 Juli 2011, dengan
catatan apabila sampai dengan batas waktu tersebut masih
tersedia dana bantuan yang belum tersalurkan, maka waktu
pengajuan proposal dapat diperpanjang sampai dengan
tersalurnya semua alokasi bantuan yang masih tersedia.

24

Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan

b. Proposal asli dikirim kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan
Masyarakat sebanyak rangkap 2 (dua), dan tembusannya
(berupa fotocopy) dikirim kepada Dinas Pendidikan Provinsi
dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat (masingmasing rangkap satu).
D. Proses Penyaluran Bantuan
1. Penilaian Proposal
Setiap proposal yang diajukan kepada Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat, akan dinilai oleh Tim Penilai Proposal
(independen) yang diangkat dan ditetapkan dengan Surat
Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen pada Direktorat
Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal
Kementerian Pendidikan Nasional.
Penilaian proposal dilakukan melalui dua tahap, yaitu:
a. Tahap pertama, penilaian administratif:
1) Proposal yang tidak lolos seleksi administratif
dinyatakan gugur.
2) Proposal yang lolos seleksi administrasi, akan
dilanjutkan pada penilaian tahap kedua.
b. Tahap kedua, penilaian subtansi/isi:
1) Proposal dinilai berdasarkan bobot penilaian (score)
oleh tim penilai.
2) Tim penilai melakukan ranking menurut bobot penilaian
dari yang terbesar sampai yang terkecil, sehingga
diperoleh daftar PKBM yang dianggap layak sebagai
nominasi calon PKBM penerima dana.
2. Verifikasi Proposal
Untuk membuktikan kebenaran data dan informasi yang
disusun dalam proposal, serta untuk memperkuat hasil penilaian
tim penilai proposal, maka bagi proposal yang dinilai telah
memenuhi syarat dalam penilaian proposal, perlu dilakukan
PROGRAM RINTISAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR
MASYARAKAT (PKBM) SENTRA TENAGA KERJA INDONESIA (TKI)

25

verifikasi terhadap PKBM sebagai calon penyelenggara program
rintisan program PKBM sentra TKI. Hal ini dimaksudkan
untuk memastikan dan meyakinkan bahwa keberadaan,
kelayakan dan kredibilitas lembaga yang bersangkutan telah
sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
Verifikasi proposal dapat dilakukan dengan cara:
a. Mengundang PKBM yang terpilih sebagai nominasi calon
penerima bantuan dana untuk mempresentasikan program
yang diusulkan pada pertemuan yang diselenggarakan oleh
Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat.
b. Melakukan visitasi atau kunjungan lapangan (sesuai
ketersediaan anggaran) terhadap PKBM yang dianggap
perlu dikunjungi untuk memastikan kebenaran (objektifitas)
kondisi dan keberadaan lembaga.
c. Klarifikasi dan konfirmasi tentang kebenaran dokumen
dalam proposal melalui surat atau telepon kepada PKBM
calon penerima bantuan dana atau kepada Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota setempat.
3. Penetapan PKBM sebagai penerima bantuan
Berdasarkan hasil penilaian proposal dan verifikasi terhadap
PKBM sebagai calon penerima bantuan dana, kemudian Pejabat
Pembuat Komitmen pada Direktorat Pembinaan Pendidikan
Masyarakat mengajukan daftar nominasi calon PKBM penerima
bantuan dana kepada Direktur Pembinaan Pendidikan
Masyarakat untuk memperoleh persetujuan.
Berdasarkan persetujuan Direktur Pembinaan Pendidikan
Masyarakat, selanjutnya Pejabat Pembuat Komitmen pada
Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat dapat
menetapkan PKBM penerima bantuan dana dengan menerbitkan
Surat Keputusan tentang daftar PKBM penerima bantuan dana.
Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat dapat
mengirimkaan surat keputusan tersebut kepada Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota setempat dengan mengirimkan
tembusan kepada Dinas Pendidikan Provinsi, untuk digunakan
sebagai bahan pembinaan terhadap PKBM penerima bantuan
dana tersebut.
26

Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan

4. Penandatanganan Akad Kerjasama
Berdasarkan Surat Keputusan tentang penetapan PKBM
penerima bantuan dana, kemudian dilakukan penandatanganan
akad kerjasama antara Pihak Pertama (Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat) dan Pihak Kedua (PKBM penerima
bantuan dana sebagai penyelenggara program), sesuai dengan
konsep akad kerjasama terlampir.
Bersamaan dengan penandatanganan akad kerjasama
tersebut, Pihak Kedua juga menandatangani kuitansi penerimaan
dana, dan dokumen lain yang diperlukan untuk proses pencairan
dana.
5. Penyaluran Bantuan Dana
Berdasarkan dokumen yang telah ditandatangan seperti
disebutkan di atas, kemudian Direktorat Pembinaan Pendidikan
Masyarakat memproses penyaluran bantuan dana kepada
PKBM (penerima bantuan dana sebagai penyelenggara
program), melalui mekanisme sebagai berikut:
a. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat mengajukan
usulan penyaluran dana kepada Biro Keuangan Kementerian
Pendidikan Nasional untuk memperoleh Surat Perintah
Membayar (SPM).
b. Biro Keuangan Kemdiknas mengajukan SPM ke Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta III
untuk proses penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana
(SP2D).
c. KPPN Jakarta III meminta bank penyalur untuk mentransfer
dana ke rekening PKBM sesuai daftar yang tercantum
dalam surat keputusan tentang penetapan PKBM penerima
bantuan dana.
d. Pengambilan dana harus dilakukan oleh ketua PKBM yang
namanya tercantum dalam surat keputusan tentang
penetapan lembaga/ organisasi penerima bantuan dana.

PROGRAM RINTISAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR
MASYARAKAT (PKBM) SENTRA TENAGA KERJA INDONESIA (TKI)

27

E. Catatan Khusus
1. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal
Kementerian Pendidikan Nasional beserta jajarannya, tidak
memungut biaya apapun untuk proses penetapan dan pencairan
dana bantuan penyelenggaraan program pendidikan masyarakat.
2. PKBM yang ditetapkan sebagai penerima bantuan dana harus:
a. menggunakan dan mengadministrasikan dana secara tertib
dan teratur sesuai ketentuan yang berlaku;
b. mempertanggungjawabkan penggunaan dana secara
akuntabel dan transparan, sesuai dengan Akad Kerjasama
dan peraturan yang berlaku.
3. PKBM penerima bantuan dana penyelenggaraan program
pendidikan masyarakat (pada tahun yan