juknis evaluasi pkbg 2011
KATA SAMBUTAN
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Nonformal dan Informal
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa setiap
orang berhak memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas
tanpa memandang usia, jenis kelamin, ras, golongan ataupun agama
tertentu. Pendidikan sebagai bagian dari hak asasi manusia dengan
demikian harus ditujukan ke arah pengembangan pribadi seutuhnya
yang mempertebal penghargaan terhadap kebebasan hakiki,
menumbuhkan dan menggalakkan sikap saling pengertian, toleransi,
persahabatan, dan perdamaian.
Pendidikan Masyarakat sebagai bagian penting dari pendidikan
orang dewasa yang melayani Pendidikan Keaksaraan, Pendidikan
Kecakapan Hidup dan Kewirausahaan, Peningkatan Budaya Baca
Masyarakat, Pendidikan Perempuan dan Pengarusutamaan Gender,
dan Pendidikan Keorangtuaan, harus dipandang dalam kerangka
pemenuhan hak asasi manusia dan prinsip-prisip inklusi untuk
pembangunan manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan dari Pendidikan
untuk Semua (PUS). Pengakuan terhadap pentingnya pendidikan
masyarakat ditunjukkan secara implisit dalam pemaknaan pendidikan
sebagai hak asasi yang harus diperoleh semua orang dan memiliki
peran yang penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sejak tahun 2010 berbagai upaya telah dilaksanakan untuk
meningkatkan mutu layanan pendidikan masyarakat melalui inisiatif
beragam program yang lebih menyentuh langsung sisi pemberdayaan
dan kesejahteraan masyarakat dalam berbagai aspeknya sebagai
program terpadu yang dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat. Berbagai program tersebut difokuskan pada
masyarakat yang belum beruntung seperti masyarakat yang tinggal
di kawasan adat terpencil, di kawasan tertinggal/terluar/perbatasan,
kawasan padat buta aksara, masyarakat marjinal perkotaan, lansia,
perempuan dan anak-anak marjinal.
PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER (PKBG)
TAHUN 2011
i
Saya menyambut baik diterbitkannya petunjuk teknis ini sebagai
upaya untuk meningkatkan layanan pendidikan orang dewasa dengan
memperluas ketersediaan, keterjangkauan dan kualitas layanan
pendidikan masyarakat secara terarah dan terpadu. Melalui berbagai
inisiatif program ini diharapkan investasi pendidikan nasional bagi
pemenuhan hak warga negara terhadap akses pendidikan yang bermutu
dapat benar-benar dirasakan dan dilihat hasilnya oleh seluruh
masyarakat.
Saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan kontribusinya dalam penyusunan
petunjuk teknis ini. Saya mengharapkan petunjuk ini benar-benar
dapat dijadikan pedoman oleh semua pihak dalam melaksanakan
program pendidikan masyarakat secara tertib dan tepat sasaran.
Semoga, dan selamat bekerja.
Jakarta, Januari 2011
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Nonformal, dan Informal
Hamid Muhammad, Ph.D.
NIP 195905121983111001
KATA PENGANTAR
Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat
Pendidikan masyarakat merupakan suatu proses dimana upaya
pendidikan yang diprakarsai pemerintah diwujudkan secara terpadu
dengan upaya penduduk setempat untuk meningkatkan kondisi sosial,
ekonomi, dan budaya yang lebih bermanfaat dan memberdayakan
masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan masyarakat berbasis
pada kerangka kerja “Aksara Membangun Peradaban” dalam program
Aksara Agar Berdaya (AKRAB!). Dengan demikian ukuran capaian
kompetensi keberaksaraan masyarakat berubah dari membaca, menulis,
dan berhitung teknis ke kemampuan memanfaatkan keberaksaraan
untuk meningkatkan kualitas hidup diri dan lingkungannya. Tujuan
Aksara Agar Berdaya (AKRAB!) adalah meningkatkan keberaksaraan
penduduk dewasa yang masih mempunyai keterbatasan keaksaraan
atau masih melek aksara parsial. Tingkat keberaksaraan yang memadai
dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk mengakses informasi
yang dapat digunakan untuk beradaptasi dan mengatasi berbagai
masalah ekonomi, sosial, dan budaya.
Saat ini masyarakat ditingkatkan keberaksaraannya dan diarahkan
untuk menguasai ragam keaksaraan melalui program Keaksaraan
Dasar, Keaksaraan Usaha Mandiri, Aksara Kewirausahaan, Keaksaraan
Keluarga, dan Keaksaraan Bencana. Peningkatan budaya tulis
dikembangkan melalui Koran Ibu, dan peningkatan budaya baca
dilaksanakan melalui Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Sejalan
dengan program-program tersebut juga dilaksanakan sejumlah program
pendidikan pemberdayaan perempuan dan partisipasi anak untuk
meningkatkan harkat, martabat dan kualitas perempuan dan anak
melalui program kecakapan hidup perempuan dan anak, program
pencegahan tindak pidana perdagangan orang, serta program kesetaraan
dan keadilan gender.
ii
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER (PKBG)
TAHUN 2011
iii
Untuk memastikan kelayakan layanan pendidikan masyarakat
bagi seluruh lapisan masyarakat, peningkatan keberaksaraan penduduk
dewasa ini disertai dengan pelaksanaan misi kesetaraan yang tidak
mendiskriminasikan para pihak, sehingga terjamin kepastian
memperoleh layanan pendidikan untuk semua. Di dunia terdapat 796
juta orang penduduk buta aksara, sebanyak 8,3 juta orang terdapat di
Indonesia. Sebanyak 65% penduduk buta aksara di Indonesia adalah
perempuan. Hal ini menunjukkan adanya ketidaksetaraan gender
untuk pendidikan orang dewasa. Walau keaksaraan bukan tujuan
eksplisit pencapaian tujuan pembangunan millennium (MDG’s), tetapi
keaksaraan menunjukkan dasar dari pencapaian pendidikan dasar
universal. Keaksaraan terutama bagi perempuan dapat meningkatkan
mata pencaharian, perbaikan kesehatan ibu dan anak, mengurangi
risiko tertular HIV dan AIDS, dan mempermudah akses perempuan
generasi berikutnya terhadap pendidikan sehingga dapat mengurangi
kemiskinan, menunda usia perkawinan, mengurangi tingkat kesuburan,
dan meningkatkan harkat dan martabat perempuan.
Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada berbagai
pihak atas kontribusi dan perannya dalam penyusunan Petunjuk Teknis
Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender (PKBG) ini. Akhirnya
semoga petunjuk teknis yang disusun dengan kesungguhan, komitmen,
dan keikhlasan ini dapat bermanfaat untuk kita semua, dengan harapan
semoga Allah SWT memberikan rakhmat dan hidayah-Nya kepada
kita semua. Amin.
Jakarta, Januari 2011
Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat
DAFTAR ISI
SAMBUTAN DIRJEN PAUDNI
......................................... i
PENGANTAR DIREKTUR PEMBINAAN
PENDIDIKAN MASYARAKAT
..................................... iii
DAFTAR ISI
............................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
.............................................
A. Latar Belakang
.........................................................
B. Dasar Hukum
..............................................................
C. Tujuan Petunjuk Teknis
..............................................
1
1
5
6
BAB II PROGRAM PENDIDIKAN KELUARGA
BERWAWASAN GENDER
.....................................
A. Pengertian
...................................................................
B. Sasaran Program
..........................................................
C. Tujuan Program
.....................................................
D. Hasil yang Diharapkan
...............................................
E. Deskripsi Kegiatan
.................................................
F. Alokasi dan Rincian Penggunaan Bantuan ........................
7
7
7
8
8
9
18
Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D
NIP. 195804091984022001
iv
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER (PKBG)
TAHUN 2011
v
BAB III PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENYALURAN
BANTUAN
................................................
A. Penerima Bantuan
................................................
B. Persyaratan Penerima Bantuan
.....................................
C. Tatacara Pengajuan Bantuan
.....................................
D. Proses Penyaluran Bantuan
.....................................
E. Catatan Khusus
................................................
20
20
20
21
21
24
BAB IV PEMANTAUAN, EVALUASI
DAN PELAPORAN
.................................................. 25
A. Pemantauan dan Evaluasi
......................................... 25
B. Pelaporan
........................................................ 25
BAB V PENUTUP
..................................................... 28
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Format Akad Kerjasama
............................................
2. Format Cover Proposal
.........................................
3. Format Rekomendasi Proposal
...................................
4. Format Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak ..........
5. Format Acuan Sistematika Penyusunan Proposal ...........
6. Format Profil Rinci Lembaga/Organisasi
....................
7. Format Acuan Rincian Rencana Penggunaan Dana ........
8. Format Laporan Awal Pelaksanaan Program
…….....…
9. Format Laporan Akhir Pelaksanaan Program
….........…
10. Format Contoh Rekapitulasi Rincian Penggunaan Dana ....
vi
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
29
34
35
36
37
38
42
44
45
46
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejalan dengan Prakarsa Keaksaraan untuk Pemberdayaan
(LIFE) UNESCO-UNLD, Kementerian Pendidikan Nasional
melalui Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal
sejak tahun 2009 melakukan diversifikasi layanan program
pendidikan keaksaraan, baik keaksaraan dasar yang merupakan
program pemberantasan buta aksara maupun keaksaraan usaha
mandiri atau menu ragam keaksaraan lainnya yang merupakan
program pemeliharan dan peningkatan kemampuan keaksaraan.
Hal ini dilakukan karena terdapat kecenderungan para aksarawan
baru atau penduduk dewasa yang berkeaksaraan rendah lainnya
kembali buta aksara, apabila kemampuan keaksaraannya tidak
dipergunakan secara fungsional dan berkelanjutan.
Aksara merupakan suatu sarana yang menghantar cakrawala
pengetahuan dan peradaban suatu bangsa karena aksara membentuk
wacana yang dapat dikenali, dipahami, diterapkan, dan diwariskan
dari satu generasi ke generasi berikutnya. Untuk mewujudkan
aksara yang membangun peradaban diperlukan kemampuan ragam
keaksaraan yang memberdayakan.
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk mengubah
dan membentuk kehidupan masyarakat. Pemberdayaan akan
meningkatkan kemampuan anggota masyarakatnya agar dapat
mengarahkan, mengendalikan, membentuk dan mengelola
hidupnya. Pemberdayaan masyarakat juga akan meningkatkan
kemampuan seseorang untuk dapat mengelola hidupnya secara
mandiri sebagai indikator pemberdayaan meliputi kemampuan:
i) Memahami masalah; ii) Menilai tujuan hidupnya; iii) Membentuk
strategi; iv) Mengelola sumber daya; v) Bertindak dan berbuat.
PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER (PKBG)
TAHUN 2011
1
Selanjutnya pembangunan masyarakat merupakan suatu proses
yang berkelanjutan dengan pendekatan holistik atau menyeluruh
sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kemudian menerapkan
pemberdayaan yang berpengaruh, melibatkan, dan mendidik;
menjamin keseimbangan lingkungan; memastikan keberlanjutan
dan kebertahanan, serta menggunakan kemitraan untuk membuka
akses untuk sumber daya dan dana.
Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat menerapkan
kerangka kerja Aksara Membangun Peradaban dengan menerapkan
lima misi kerja Kementerian Pendidikan Nasional yaitu
Ketersediaan, Keterjangkauan, dan peningkatan Kualitas serta
misi kesetaraan pendidikan yang nondiskriminatif dan keterjaminan
memperoleh layanan pendidikan. Program aksara membangun
peradaban antara lain pendidikan keaksaraan, aksara kewirausahaan,
pendidikan pemberdayaan perempuan, pengarusutamaan gender
dan anak, peningkatan budaya baca masyarakat serta penguatan
kelembagaan pendidikan masyarakat.
Pelaksanaan progam-program pendidikan masyarakat tersebut
perlu terus dikembangkan dan diperbaharui, melalui pemikiran
kreatif dan inovatif, khususnya dalam diversifikasi layanan yang
berpihak pada keluasan dan keragaman cakupan sasaran dengan
menerapkan unsur-unsur pemberdayaan masyarakat berikut:
• Swamanajemen;
• Lingkungan sepanjang hayat;
• Menghargai norma, nilai dan budaya;
• Program berbasis kebutuhan;
• Masyarakat berperan dalam pengendalian dan pengawasan
program;
• Pemberdayan sebagai ciri utama;
• Berakar pada nilai-nilai sosial;
• Berbasis pengalaman;
• Partisipatif dan demokratis;
• Berbasis kecakapan hidup.
2
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
Atas dasar itu, pada tahun 2011 Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat menyediakan berbagai layanan program,
antara lain meliputi pendidikan keaksaraan dasar, keaksaraan
usaha mandiri, keaksaraan keluarga, keaksaraan berbasis cerita
rakyat, aksara kewirausahaan, dan keaksaraan berbasis seni budaya
lokal. Program-program tersebut didukung dengan bantuan Taman
Bacaan Masyarakat (TBM) Rintisan, TBM Penguatan Keaksaraan
dan TBM Ruang Publik, serta program-program pendidikan
pemberdayaan perempuan, seperti pendidikan kecakapan hidup
perempuan, peningkatan budaya tulis melalui koran ibu, pendidikan
pemberdayaan perempuan untuk pembangunan berkelanjutan,
pendidikan keluarga berwawasan gender, dan program sejenis
lainnya.
Salah satu bentuk program layanan Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat 2011 adalah melaksanakan program
Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender (PKBG) yang
merupakan program upaya untuk mewujudkan keadilan dan
kesetaran gender di dalam keluarga. Program ini didasarkan atas
kenyataan bahwa selama ini masih ada kecenderungan bahwa
partisipasi perempuan dalam berbagai aspek pembangunan masih
relatif tertinggal dibandingkan dengan laki-laki. Faktor penyebab
utama dari kondisi ini adalah masih adanya stereotipe (pelabelan
negatif) yang didasarkan atas jenis kelamin, dimana perempuan
dianggap memiliki ruang gerak yang lebih terbatas dibandingkan
dengan laki-laki, terlebih pada kelompok masyarakat yang secara
ekonomi miskin. Kondisi inilah yang disebut sebagai bias gender.
Bias gender diawali dengan perilaku ketimpangan yang terjadi
di dalam keluarga yang akhirnya berdampak perilaku bias interaksi
sosial di masyarakat yang lebih luas. Perilaku bias gender di dalam
keluarga dapat dilihat dari; pengambilan keputusan dalam keluarga,
pembagian peran, prioritas dalam memperoleh pendidikan, akses
terhadap sumber-sumber ekonomi dan teknologi, serta pada
berbagai interaksi lainnya. Kondisi tersebut diperkuat dengan
legitimasi budaya yang meninggikan salah satu jenis kelamin dan
merendahkan jenis kelamin lainnya.
PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER (PKBG)
TAHUN 2011
3
Demikian strategisnya peran keluarga dalam membentuk pola
prilaku individu, maka Direktorat Pembinaan Pendidikan
Masyarakat sejak tahun 2005 terus berupaya memberikan fasilitasi
kepada lembaga/organisasi mitra dalam melaksanakan dan
mengembangkan program pendidikan keluarga berwawasan gender
(PKBG). PKBG dilaksanakan oleh masyarakat dengan tujuan
untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan bias gender di
masyarakat, salah satunya adalah melalui penyadaran anggota
keluarga tentang keadilan dan kesetaraan gender dalam keluarga.
Melalui program PKBG diharapkan secara simultan dapat
meningkatkan kemampuan dan kualitas hidup keluarga dan
masyarakat yang didasarkan atas hubungan yang adil dan setara
gender. Dalam jangka panjang relasi yang adil dan setara gender
dalam keluarga akan memberikan dampak terhadap relasi yang
adil dan setara gender dalam masyarakat.
Di samping itu, keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam
masyarakat menjadi dasar bagi pembentukan karakter anak yang
menempatkan orang tua sebagai guru utama dalam keluarga. Orang
tua juga menjadi model bagi anak, sehingga melalui perantaraan
orang tua inilah anak belajar tentang etika, moral, sosial, kesehatan,
dan sebagainya. Oleh karena itu orang tua diharapkan memiliki
kecakapan keorangtuaan yaitu kecakapan untuk melakukan
pendidikan karakter, melindungi kesehatan ibu dan anak, mencegah
kematian ibu melahirkan dan bayi, mencegah penelantaran dan
kekerasan terhadap anak, dan memberikan perlindungan terhadap
anak marjinal, terlantar, dan penanganan anak bermasalah dengan
hukum.
Untuk memberikan rambu-rambu dan panduan bagi para
penyelenggara program PKBG dan pihak-pihak lain yang terkait
dalam pengajuan dan pengelolaan dana bantuan program keaksaraan
berbasis seni budaya lokal tahun 2011, maka disusunlah ”Petunjuk
Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan Penyelenggaraan
Program Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender (PKBG)”.
4
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Ratifikasi
Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap
Wanita;
3. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Perdagangan Orang;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional
Pendidikan;
5. Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2010 tentang perubahan
atas peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta
Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian
Negara;
6. Instruksi Presiden nomor 9 tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam seluruh bidang pembangunan;
7. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan
Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan
Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNPPWB/PBA);
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2006
tentang Petunjuk teknis Pelaksanaan Gerakan Nasional
Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar
Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNPPWB/PBA);
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 84 tahun 2008
tentang Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan;
10.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 36 Tahun 2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan
Nasional;
PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER (PKBG)
TAHUN 2011
5
11.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 48 tahun 2010
tentang Rencana Strategis Pembangunan Pendidikan Nasional
Tahun 2010 – 2014;
12.Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat
Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Tahun
2011.
C. Tujuan Petunjuk Teknis
Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan
Penyelenggaraan Program Pendidikan Keluarga Berwawasan
Gender (PKBG) bertujuan:
1. Sebagai panduan bagi para lembaga/organisasi calon
penyelenggara program PKBG untuk menyusun dan
mengajukan proposal dalam rangka mendapatkan bantuan,
dan menyelenggarakan dan melaksanakan program kegiatan,
serta mengelola dan mempertanggungjawabkan pemanfaatan
bantuan dana secara akuntabel dan transparan.
2. Sebagai panduan bagi petugas teknis Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat dalam menilai dan menyeleksi proposal,
menetapkan lembaga/organisasi penerima bantuan
penyelenggaraan program, menyalurkan dana, serta melakukan
pembinaan dan pemantauan terhadap lembaga/organisasi
penyelenggara program.
6
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
BAB II
PROGRAM PENDIDIKAN KELUARGA
BERWAWASAN GENDER
A. Pengertian
1. Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender (PKBG) merupakan
kemampuan memberdayakan keluarga melalui upaya
penyadaran dalam memahami hak, kewajiban, peran laki-laki
dan perempuan yang diintegrasikan melalui pendidikan
kecakapan hidup, sehingga terwujud keadilan dan kesetaraan
gender dalam keluarga.
2. Bantuan Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender (PKBG)
adalah bantuan yang diberikan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan
Masyarakat kepada lembaga/organisasi sebagai penyelenggara program
PKBG yang digunakan sebagai biaya operasional
penyelenggaraan program pendidikan keluarga berwawasan
gender yang terintegrasi dengan pendidikan kecakapan hidup.
B. Sasaran Program
Sasaran program atau penerima manfaat penyelenggaraan program
PKBG ini adalah keluarga, dengan kriteria:
1. keluarga miskin, prioritas bagi keluarga muda (memiliki anakanak yang masih relatif kecil);
2. berada di perdesaan atau pinggir perkotaan;
3. berpotensi rawan ketidakadilan gender;
4. memiliki anak usia sekolah;
5. bersedia mengikuti program sampai dengan selesai.
PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER (PKBG)
TAHUN 2011
7
C. Tujuan Program
Penyelenggaraan program PKBG ini bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan/pemahaman/wawasan, kesadaran, kecakapan hidup,
dan komitmen keluarga (khususnya para orang tua) dalam berbagai
hal, antara lain meliputi:
1. perilaku adil dan setara gender dalam pengasuhan anak;
2. saling menghormati perbedaan dalam keberagaman, dan
menyelesaikan berbagai persoalan rumah tangga melalui dialog;
3. hak-hak dasar anak (perempuan dan laki-laki) khususnya dalam
bidang pendidikan;
4. pendidikan karakter, melindungi kesehatan ibu dan anak,
mencegah kematian ibu melahirkan dan bayi, mencegah
penelantaran dan kekerasan terhadap anak, dan memberikan
perlindungan terhadap anak (marjinal, terlantar, dan bermasalah
dengan hukum);
5. mencari alternatif pemecahan masalah pelanggaran HAM;
6. penguatan kesejahteraan keluarga melalui pengelolaan ekonomi
keluarga;
D. Hasil yang diharapkan
Hasil yang diharapkan melalui penyelenggaraan program PKBG
ini adalah meningkatnya pengetahuan/pemahaman/wawasan,
kesadaran, kecakapan hidup, dan komitmen keluarga (khususnya
para orang tua) dalam berbagai hal, antara lain ditunjukkan dengan:
1. terwujudnya perilaku adil dan setara gender dalam pengasuhan
anak;
2. meningkatnya kesadaran saling menghormati perbedaan dalam
keberagaman, dan diperolehnya solusi dalam menangani
berbagai persoalan rumah tangga atau pelanggaran HAM
melalui dialog;
3. diperolehnya hak-hak dasar anak (perempuan dan laki-laki)
khususnya adanya peningkatan partisipasi anak laki-laki dan
perempuan dalam kegiatan pendidikan, baik formal maupun
nonformal;
4. meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan wawasan di
bidang pendidikan karakter, perlindungan terhadap kesehatan
ibu dan anak, pencegahan kematian ibu melahirkan dan bayi,
8
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
pencegahan penelantaran dan kekerasan terhadap anak, dan
perlindungan terhadap anak (marjinal, terlantar, dan bermasalah
dengan hukum);
5. meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan keluarga melalui
pengelolaan ekonomi keluarga, dan adanya tabungan pendidikan
keluarga untuk mendukung keberlanjutan pendidikan anak.
E. Deskripsi Kegiatan
Adapun gambaran pelaksanaan atau tahapan kegiatan yang perlu
dilakukan oleh lembaga/organisasi penyelenggara program PKBG,
adalah sebagai berikut:
1. Persiapan
a. Sosialisasi Program
Tahapan pertama yang perlu dilaksanakan oleh
lembaga/organisasi penyelenggara program PKBG adalah
melakukan sosialisasi program kepada aparat pemerintah,
tokoh agama/masyarakat, serta masyarakat setempat
(dimana lokasi program diselenggarakan).
Sosialisasi dimaksudkan untuk menginformasikan
tentang program dan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Sosialisasi dapat dilakukan secara langsung atau melalui
surat edaran, pamflet/leaflet atau melalui siaran radio
komunitas setempat.
b. Identifikasi Sasaran Program:
1) Identifikasi lokasi program
Identifikasi dan seleksi terhadap lokasi program
perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi objektif dan
perancangan pelaksanaan program. Lokasi program
sebaiknya dikonsentrasikan pada suatu desa atau
kelurahan tertentu, dengan maksud untuk memudahkan
penyelenggaraan program. Pemilihan dan penentuan
desa atau kelurahan sebagai lokasi program, harus
didasarkan pada banyaknya jumlah keluarga sesuai
dengan kriteria sasaran program seperti yang disebutkan
di atas (Bab II butir B). Berarti di desa atau kelurahan
tersebut, terdapat minimal 15 keluarga yang kategorikan
sebagai sasaran program.
PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER (PKBG)
TAHUN 2011
9
2) Identifikasi dan seleksi keluarga sebagai calon peserta
program
Setelah mendapat kepastian tentang desa atau
kelurahan sebagai lokasi program, kemudian dilakukan
identifikasi dan seleksi terhadap keluarga yang
dicalonkan sebagai peserta program. Jika di desa atau
kelurahan tersebut terdapat sejumlah keluarga yang
memenuhi syarat tetapi melebihi dari kuota yang
ditentukan, maka pemilihan dan penentuan keluarga
sebagai peserta program, harus didasarkan pada skala
prioritas. Pada saat pelaksanaan identifikasi dan seleksi
keluarga, sekurang-kurangnya harus mengumpulkan
informasi tentang: nama (kepala keluarga, ibu, anakanaknya), usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
dan alamat jelas.
Berdasarkan hasil identifikasi dan seleksi calon peserta
program tersebut, kemudian dicatat ke dalam contoh
tabel berikut:
No
Nama
Suami
Jumlah Anak
Umur
Istri Laki- laki Perempuan Suami Istri
Pendidikan Pekerjaan Alamat
Suami Istri
Suami Istri
3) Identifikasi dan seleksi calon tutor/pelatih/narasumber
teknis
Dalam melakukan identifikasi dan seleksi terhadap
calon tutor/pelatih/narasumber teknis, harus memenuhi
persyaratan berikut:
memiliki pengalaman dan keahlian dibidang
pemberdayaan keluarga sesuai tujuan program dan
hasil yang diharapkan;
bersedia membelajarkan dan melatih peserta program
sampai selesai;
bersedia memfasilitasi dan melatih peserta program
sesuai kecakapan hidup dan keterampilan praktis
yang dibutuhkan
10
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
Hasil seleksi calon tutor/pelatih/narasumber
teknis, kemudian dicatat ke dalam contoh tabel
berikut:
No Nama
Jenis kelamin Umur Pendidikan Pekerjaan Keahlian Alamat
c. Merumuskan Program Pembelajaran dan Pelatihan
Dalam merancang dan merumuskan program
pembelajaran dan pelatihan, sebaiknya dilakukan melalui
proses partisipatif dengan melibatkan calon peserta program.
Program pembelajaran dan pelatihan yang dirumuskan
sekurang-kurangnya memuat kompetensi dasar, tujuan,
materi, metoda, dan media yang dibutuhkan serta alat
pengujian kompetensi. Lembaga/organisasi penyelenggara
program harus mengembangkan pesan standar ke dalam
materi pembelajaran dan pelatihan yang terintegrasi dengan
potensi dan kearifan lokal pada masing-masing lokasi
program.
Mengingat kegiatan pembelajaran dan pelatihan harus
bersifat terintegrasi, maka pesan standar jangan dipandang
sebagai mata pelajaran atau materi pelatihan, tetapi harus
lebih merupakan pesan-pesan untuk mencapai keadilan
dan kesetaraan gender, serta kecakapan keorangtuaan.
Program PKBG harus dikemas dalam kerangka pendidikan
untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender dan
pemberian keterampilan tertentu.
Dengan mengacu pada tujuan program dan hasil yang
diharapkan, maka penyelenggara program PKBG dalam
menyusun program pembelajaran dan pelatihan harus
mengintegrasikan dengan: a) penguatan ekonomi keluarga;
b) kecakapan hidup anggota keluarga; dan c) kegiatan lain
yang bermuara pada perwujudan keadilan dan kesetaraan
PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER (PKBG)
TAHUN 2011
11
gender dalam keluarga. Namun demikian, karena tujuan
utama program ini adalah untuk mencapai keadilan dan
kesetaraan gender dalam keluarga, maka kecakapan hidup
yang diberikan sifatnya hanya sebagai strategi atau
pendekatan pembelajaran/pelatihan.
Untuk memandu para penyelenggara dan pengelola
program dalam merumuskan materi pembelajaran dan
pelatihan, perlu dikembangkan materi program yang
didasarkan pada pesan standar sebagai berikut:
Kosep Dasar
Materi Utama
Kehidupan dalam keberagaman
Hak Azasi
Demokrasi
Musyawarah dan mufakat
Dialog
Menghargai pendapat orang lain
HAM
Pelanggaran HAM
Hak Anak
Pola asuh anak
Hak Perempuan
Penghapusan diskriminasi
terhadap perempuan
Kesetaraan dan
Konsep Gender
Gender dan jenis kelamin
Keadilan
Bias Gender
Stereotype laki-laki/perempuan
Gender
Hidup/ Lifeskills
Pengelolaan usaha keluarga
(Akademik,
Pengelolaan keuangan keluarga
Personal, sosial, Kelestarian dan
Sanitasi
dan vokasional) Kesehatan
Lingkungan
Pelestarian lingkungan
12
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
Pergaulan bertetangga antar keluarga
Berkebun tanaman sehat
Keorangtuaan
Keterampilan
(Vocational)
Keterampilan yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan dasar
keluarga, sesuai potensi setempat
Pemeliharaan
kesehatan anggota
keluarga
Kecakapan yang berkaitan dengan
pemeliharaan kesehatan ibu dan
anak, mencegah kematian ibu
melahirkan dan bayi
Pendidikan
Karakter
Kecakapan tentang perilaku yang
dapat memperkuat kepribadian
secara positif
Perlindungan
Pemeliharaan dan penghindaran
anggota keluarga dari penelantaran
dan kekerasan terhadap anak
Perlindungan terhadap anak
marjinal, terlantar, dan bermasalah
dengan hukum
Berdasarkan hasil rumusan program pembelajaran dan
pelatihan tersebut, kemudian dijabarkan ke dalam contoh
tabel berikut:
Subordinasi dan marjinalisasi
Ekonomi Keluarga Kewirausahaan
Psikologis
Penanganan awal penyakit
Keadilan dan
Kesetaraan Gender Akses-kesempatan pendidikan
Kecakapan
Hubungan antara anggota keluarga
Gizi dan Kesehatan Pola makan dan minum bergizi
Topik
Demokrasi, dan Pluralisme
Kehidupan Sosial
No
Pokok
Bahasan
Tujuan
Materi
pembelajaran/
pelatihan
Metode
Media/
pembelajaran/ sarana yang
pelatihan
digunakan
Evaluasi
PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER (PKBG)
TAHUN 2011
13
d. Menyiapkan Sarana dan Prasarana Pembelajaran dan
Pelatihan
Pelaksanaan pembelajaran dan pelatihan harus didukung
dengan tersedianya sarana dan prasarana yang sesuai dengan
kebutuhan pencapaian kompetensi yang diharapkan. Oleh
sebab itu, lembaga/organisasi penyelenggara harus
menyediakan sarana dan prasarana yang dapat dibeli dari
bantuan program ini. Apabila masih ada sarana dan
prasarana yang belum dapat dibeli, maka lembaga/organisasi
penyelenggara dapat melakukan kerja sama dengan lembaga
lain. Berbagai jenis sarana dan prasarana atau bahan dan
media pembelajaran dan pelatihan yang harus disiapkan
untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan pembelajaran
dan pelatihan, antara lain: buku pegangan, alat-alat tulis,
gambar/poster, peralatan, dan lain-lain yang diperlukan
sesuai kebutuhan. Kegiatan pembelajaran dan pelatihan
dapat dilaksanakan di balai desa atau sarana umum yang
tersedia di lokasi program, atau di rumah peserta program
secara bergantian.
e. Menyiapkan rencana dan waktu pembelajaran/pelatihan
Materi kegiatan pembelajaran dan pelatihan disusun
dalam bentuk bahan ajar yang simpel, menggunakan bahasa
yang sederhana, mudah dipahami, disertai dengan ilustrasi
dan contoh-contoh.
Lama waktu pembelajaran dan pelatihan sangat
tergantung pada kedalaman materi yang akan dipelajari
dan dilatihkan, sesuai dengan jenis keterampilan yang
diprogramkan.
Misalnya, jika waktu pembelajaran dan pelatihan
membutuhkan waktu selama 66 jam @ 60 menit, dan jika
pertemuan dilakukan 6 jam per minggu, maka program ini
dapat dilaksanakan selama 3 bulan.
2. Pelaksanaan Pembelajaran dan Pelatihan
Pembelajaran dilakukan dengan pendekatan saling
membelajarkan dan partisipatif dengan prinsip kesetaraan.
Proporsi praktek harus lebih banyak dibanding dengan teori,
14
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
sehingga peserta program mendapatkan pengalaman belajar
yang konkrit. Untuk memastikan proses pembelajaran dan
pelatihan berlangsung sesuai rencana, perlu adanya dukungan
dan ketersediaan berbagai komponen pembelajaran dan
pelatihan yang harus dipersiapkan secara baik.
Komponen-komponen pendukung pembelajaran dan
pelatihan tersebut dapat disiapkan dan dilakukan secara parsial
maupun terintegrasi, yaitu:
a. Peserta program
Mengingat peserta program ini umumnya adalah para
orang tua yang mungkin memiliki kesibukan yang tinggi
dalam pekerjaan untuk mencari nafkah, maka perlu
ditumbuhkembangkan motivasi dan kesungguhan mereka
untuk rajin belajar, berlatih dan memberdayakan dirinya
melalui aktifitas pembelajaran dan pelatihan keterampilan
yang diselenggarakan untuk kepentingan bersama.
b. Bahan Belajar
Berbagai potensi sumber daya di bidang keterampilan
setempat dapat dijadikan sebagai bahan belajar dalam
program pembelajaran dan pelatihan. Oleh karena itu,
sangat dianjurkan agar penyediaan bahan belajar dapat
menggunakan berbagai potensi yang tersedia di lingkungan
setempat yang sesuai dengan kondisi setempat dan
memberikan manfaat langsung bagi peserta program.
c. Tutor/pelatih/nara sumber teknis
Tutor/pelatih/nara sumber teknis program
pembelajaran/pelatihan, memiliki peran yang sangat sentral.
Idealnya adalah seseorang yang menguasai teknik
membelajarkan orang dewasa, memahami karakteristik
pendidikan orang dewasa, dan memahami konsep
pemberdayaan keluarga dan pelatihan keterampilan sesuai
kebutuhan.
d. Kelompok Belajar
Untuk mengefektifkan proses pembelajaran dan
pelatihan, penyelenggara program, dapat mengelompokkan
peserta program dalam dua atau tiga kelompok belajar.
PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER (PKBG)
TAHUN 2011
15
e.
f.
g.
h.
16
Pengelompokan ini dimaksudkan untuk mempermudah
pengelolaan, dan memelihara semangat belajar bersama.
Oleh karena itu, agar pembelajaran dan pelatihan dapat
berjalan secara efektif, efisien, dan memberikan hasil yang
maksimal, sangat memerlukan kiat-kiat dan motivasi
pembelajaran.
Fasilitas/Sarana Belajar
Ketersediaan sarana dan fasilitas belajar berupa alatalat keterampilan mutlak diperlukan dalam pelaksanaan
pembelajaran dan pelatihan. Pemilihan alat-alat keterampilan
harus disesuaikan dengan kebutuhan jenis keterampilan
yang diprogramkan. Namun demikian tidak berarti harus
yang serba bagus dan mahal. Inovasi dalam penyediaan
sarana belajar yang sesuai dengan kebutuhan sangat
diperlukan.
Dana Belajar
Biaya pembelajaran dan pelatihan yang disediakan
pemerintah harus diperhitungkan dengan cermat sesuai
peruntukkannya. Dana sebesar Rp 25.000.000,- (dua puluh
lima juta rupiah) per lembaga, harus dikelola sesuai rincian
penggunaan dana yang ditentukan, dengan tetap
memperhatikan penyesuaian dengan kebutuhan setempat.
Lembaga/organisasi penyelenggara program diharapkan
dapat menggali sumber dana lain sebagai pendamping dana
subsidi pemerintah untuk memaksimalkan penyelenggaraan
program.
Tempat Belajar/Berlatih
Tempat pembelajaran dan pelatihan dapat dilakukan
dimana saja, yang penting menyenangkan dan kondusif
bagi peserta program untuk belajar meningkatkan
kemampuan dan keterampilannya. Kecermatan dalam
memilih tempat pembelajaran/pelatihan, sangat diperlukan
agar tercipta suasana yang mencerahkan dan
memberdayakan peserta program.
Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dan Pelatihan
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan pelatihan harus
mengacu pada standar kompetensi yang disebutkan di atas,
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
namun tetap menyesuaikan pada kedalaman materi yang
harus dipelajari dan dilatihkan sesuai jenis keterampilan
yang diprogramkan. Terbuka kesempatan untuk melakukan
inovasi, sehingga peluang peserta program untuk mencapai
kompetensi yang dipersyaratkan dapat terwujud dengan
baik. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan
pelatihan dilakukan secara partisipatif, dialogis, tidak
diskriminatif, dan menyenangkan. Oleh karena itu
diperlukan interaksi antara tutor/pelatih/nara sumber teknis
dengan peserta program.
Kegiatan pembelajaran dan pelatihan dilaksanakan
paling lambat 2 (dua) minggu setelah bantuan dana diterima
oleh lembaga/organisasi penyelenggara program. Untuk
kelancaran pelaksanaan program pembelajaran dan
pelatihan, perlu disusun jadwal pertemuan seperti pada
contoh tabel berikut:
Hari/tanggal
Pukul
Tempat
Pokok Bahasan
Pertemuan ke
Dalam setiap pertemuan, pengelola program harus membuat
daftar hadir peserta dan daftar hadir tutor/pelatih/nara
sumber teknis, serta melakukan evaluasi hasil pembelajaran
dan pelatihan. Semua dokumen pembelajaran dan pelatihan,
agar diarsipkan secara tertib dan teratur.
3. Penilaian
Pada setiap tahapan kegiatan pembelajaran dan penilaian,
perlu dilakukan penilaian adalah untuk mengukur ketercapaian
tujuan yang telah ditetapkan. Penilaian dapat dilaksanakan
melalui pendekatan lisan maupun tulisan. Alat penilaian disusun
sesuai dengan kebutuhan. Untuk uji kompetensi sebaiknya
pengujian dilakukan melalui alat uji kompetensi dalam bentuk
PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER (PKBG)
TAHUN 2011
17
tes, sementara untuk penilaian pengelolaan program dapat
dilakukan dengan nontes (angket, wawancara, diskusi, dan
lainnya).
Penilaian terhadap pengelolaan program dapat dilakukan
melalui diskusi yang melibatkan pengelola, peserta program
serta pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan. Sedangkan
penilaian kompetensi peserta program dilakukan melalui
pengujian kompetensi secara langsung. Hasil penilaian harus
memberikan makna untuk perbaikan program. Oleh karena
itu pengelola diharapkan menjadikan hasil evaluasi sebagai
bahan untuk perbaikan dan penyempurnaan program
selanjutnya.
F. Alokasi dan Rincian Penggunaan Bantuan
1. Alokasi Dana
Alokasi pemberian bantuan dana penyelenggaraan program
PKBG pada tahun 2011 ini hanya tersedia di Direktorat
Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal
Kementerian Pendidikan Nasional sebesar Rp 3.000.000.000.(tiga milyar rupiah) dengan sasaran sebanyak 120 lembaga
yang terpilih berdasarkan kompetisi proposal. Kepada setiap
lembaga/organisasi penyelenggara program pendidikan keluarga
berwawasan gender yang terpilih, akan diberikan bantuan dana
yang digunakan untuk mendukung penyelenggaraan program
kegiatan, yaitu sebesar Rp. 25.000.000 (dua puluh lima puluh
juta rupiah).
2. Rincian Penggunaan Dana
Adapun rincian alokasi penggunaan dana, mengacu pada
prosentase yang tertera pada tabel sebagai berikut:
18
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
No Komponen
Pembiayaan
1. Identifikasi dan
seleksi sasaran
program
2. ATK
penyelenggaraan
Rincian Pembiayaan
Lokasi program
Peserta program
Tutor/pelatih/nara sumber teknis
Jenis keterampilan
Pensil, pulpen, penghapus,
buku tulis, modul, poster/leaflet,
dan lain-lain
Prosen
tase
5%
25%
3. Pengadaan alat dan
bahan pembelajaran
dan bahan
keterampilan
Pengadaan alat dan
bahan pembelajaran
Pengadaan alat dan
30%
4. Penyelenggaraan
program
Transport tutor/pelatih/nara
sumber teknis
Transport penyelenggara/
pengelola program
30%
5. Manajemen
program
Monitoring, penilaian dan
evaluasi program, serta
pelaporan
10%
PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER (PKBG)
TAHUN 2011
19
BAB III
PROSEDUR PENGAJUAN DAN
PENYALURAN BANTUAN
A. Penerima Bantuan
Penerima bantuan dana penyelenggaraan program Pendidikan
Keluarga Berwawasan Gender (PKBG) ini adalah
lembaga/organisasi seperti Pusat Studi Wanita/Gender (PSW/G),
organisasi wanita, yayasan/organisasi masyarakat, satuan
pendidikan nonformal, dan lembaga/organisasi lainnya yang
memiliki legalitas, kapasitas, dan integritas dalam
menyelenggarakan program pendidikan keluarga berwawasan
gender terintegrasi dengan pendidikan kecakapan hidup.
Setiap lembaga/organisasi penyelenggara program PKBG ini
harus membelajarkan dan melatih peserta program yaitu keluarga
sebanyak minimal 15 (lima belas) keluarga.
B. Persyaratan Penerima Bantuan
Persyaratan lembaga/organisasi sebagai penerima bantuan
dana penyelenggaraan program PKBG ini, adalah sebagai berikut:
1. memiliki akte notaris pendirian lembaga atau ijin pendirian
lembaga dari instansi berwenang, dengan alamat yang jelas;
2. memiliki rekening bank atas nama lembaga/organisasi;
3. memiliki struktur organisasi kepengurusan dan uraian tugas
pengurus;
4. diutamakan yang telah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP) atas nama lembaga;
5. memiliki sarana dan prasarana pembelajaran/pelatihan untuk
melaksanakan program PKBG;
6. m e m i l i k i k e m a m p u a n d a n p e n g a l a m a n d a l a m
menyelenggarakan program PKBG;
7. memperoleh rekomendasi dari Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota setempat;
8. dapat menyediakan tenaga Tutor/pelatih/nara sumber teknis,
sesuai dengan substansi program dan jenis keterampilan praktis
(kecakapan hidup) yang akan dilaksanakan.
20
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
C. Tata Cara Pengajuan Bantuan
1. Penyusunan Proposal
Untuk memperoleh bantuan dana penyelenggaraan program
PKBG, lembaga/organisasi harus menyusun proposal sesuai
dengan sistematika penyusunan proposal seperti yang tertera
dalam lampiran petunjuk teknis ini (lengkap dengan lampiran
proposal seperti: Rekomendasi Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota, Akte Notaris Lembaga, Profil lembaga,
fotocopy rekening bank atas nama lembaga yang masih aktif,
fotocopy NPWP lembaga, Surat pernyataan kesanggupan
melaksanakan program, dan lain-lain yang diperlukan).
2. Pengiriman Proposal
Proposal yang telah disusun, kemudian dikirim kepada:
Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal
Kementerian Pendidikan Nasional u.p. Kasubag Tata Usaha,
dengan alamat: Kompleks Kemdiknas, Gedung E Lantai 6,
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270, dengan
ketentuan:
a. Proposal dikirim selambat-lambatnya pada 31 Juli 2011,
dengan catatan apabila sampai dengan batas waktu tersebut
masih tersedia dana bantuan yang belum tersalurkan, maka
waktu pengajuan proposal dapat diperpanjang sampai
dengan tersalurnya semua alokasi bantuan yang masih
tersedia.
b. Proposal asli dikirim kepada Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat sebanyak rangkap 2 (dua), dan
tembusannya (berupa fotocopy) dikirim kepada Dinas
Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
setempat (masing-masing rangkap satu).
D. Proses Penyaluran Bantuan
1. Penilaian Proposal
Setiap proposal yang diajukan kepada Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat, akan dinilai oleh Tim Penilai Proposal
(independen) yang diangkat dan ditetapkan dengan Surat
Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen pada Direktorat
Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal
Kementerian Pendidikan Nasional.
PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER (PKBG)
TAHUN 2011
21
Penilaian proposal dilakukan melalui dua tahap, yaitu:
a. Tahap pertama, penilaian administratif:
1) Proposal yang tidak lolos seleksi administratif
dinyatakan gugur.
2) Proposal yang lolos seleksi administrasi, akan
dilanjutkan pada penilaian tahap kedua.
b. Tahap kedua, penilaian subtansi/isi:
1) Proposal dinilai berdasarkan bobot penilaian (score)
oleh tim penilai.
2) Tim penilai melakukan ranking menurut bobot penilaian
dari yang terbesar sampai yang terkecil, sehingga
diperoleh daftar lembaga/organisasi yang dianggap
layak sebagai nominasi calon penerima dana.
2. Verifikasi Proposal
Untuk membuktikan kebenaran data dan informasi yang
disusun dalam proposal, serta untuk memperkuat hasil penilaian
tim penilai proposal, maka bagi proposal yang dinilai telah
memenuhi syarat dalam penilaian proposal, perlu dilakukan
verifikasi terhadap lembaga/organisasi sebagai calon
penyelenggara program PKBG. Hal ini dimaksudkan untuk
memastikan dan meyakinkan bahwa keberadaan, kelayakan
dan kredibilitas lembaga yang bersangkutan telah sesuai dengan
kriteria yang ditentukan.
Verifikasi proposal dapat dilakukan dengan cara:
a. Mengundang lembaga/organisasi yang terpilih sebagai
nominasi calon penerima bantuan dana untuk
mempresentasikan program yang diusulkan pada pertemuan
yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat.
b. Melakukan visitasi atau kunjungan lapangan (sesuai
ketersediaan anggaran) terhadap lembaga/organisasi yang
dianggap perlu dikunjungi untuk memastikan kebenaran
(objektifitas) kondisi dan keberadaan lembaga.
c. Klarifikasi dan konfirmasi tentang kebenaran dokumen
dalam proposal melalui surat atau telepon kepada
lembaga/organisasi calon penerima bantuan dana atau
kepada Dinas Pendidikan setempat.
22
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
3. Penetapan lembaga/organisasi sebagai penerima bantuan
Berdasarkan hasil penilaian proposal dan verifikasi terhadap
lembaga/organisasi sebagai calon penerima bantuan dana,
kemudian Pejabat Pembuat Komitmen pada Direktorat
Pembinaan Pendidikan Masyarakat mengajukan daftar nominasi
calon lembaga/organisasi penerima bantuan dana kepada
Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat untuk memperoleh
persetujuan.
Berdasarkan persetujuan Direktur Pembinaan Pendidikan
Masyarakat, selanjutnya Pejabat Pembuat Komitmen pada
Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat dapat
menetapkan lembaga/organisasi penerima bantuan dana dengan
menerbitkan Surat Keputusan tentang daftar lembaga/organisasi
penerima bantuan dana. Direktorat Pembinaan Pendidikan
Masyarakat dapat mengirimkaan surat keputusan tersebut
kepada Dinas Pendidikan Provinsi setempat, untuk digunakan
sebagai bahan pembinaan terhadap lembaga/organisasi penerima
bantuan dana tersebut.
4. Penandatanganan Akad Kerjasama
Berdasarkan Surat Keputusan tentang penetapan
lembaga/organisasi penerima bantuan dana, kemudian dilakukan
penandatanganan akad kerjasama antara Pihak Pertama
(Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat) dan Pihak
Kedua (lembaga/organisasi penerima bantuan dana sebagai
penyelenggara program), sesuai dengan konsep akad kerjasama
terlampir.
Bersamaan dengan penandatanganan akad kerjasama
tersebut, Pihak Kedua juga menandatangani kuitansi penerimaan
dana, dan dokumen lain yang diperlukan untuk proses pencairan
dana.
5. Penyaluran Bantuan Dana
Berdasarkan dokumen yang telah ditandatangan seperti
disebutkan di atas, kemudian Direktorat Pembinaan Pendidikan
Masyarakat memproses penyaluran bantuan dana kepada
lembaga/organisasi (penerima bantuan dana sebagai
penyelenggara program), melalui mekanisme sebagai berikut:
PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER (PKBG)
TAHUN 2011
23
a. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat mengajukan
usulan penyaluran dana kepada Biro Keuangan Kementerian
Pendidikan Nasional untuk memperoleh Surat Perintah
Membayar (SPM).
b. Biro Keuangan Kemdiknas mengajukan SPM ke Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta III
untuk proses penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana
(SP2D).
c. KPPN Jakarta III meminta bank penyalur untuk mentransfer
dana ke rekening lembaga/organisasi sesuai daftar yang
tercantum dalam surat keputusan tentang penetapan
l e m b a g a / o rg a n i s a s i p e n e r i m a b a n t u a n d a n a .
d. Pengambilan dana harus dilakukan oleh ketua
lembaga/organisasi yang namanya tercantum dalam surat
keputusan tentang penetapan lembaga/ organisasi penerima
bantuan dana.
E. Catatan Khusus
1. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal
Kementerian Pendidikan Nasional beserta jajarannya, tidak
memungut biaya apapun untuk proses penetapan dan pencairan
dana bantuan penyelenggaraan program pendidikan masyarakat.
2. Lembaga/organisasi yang ditetapkan sebagai penerima bantuan
dana harus:
a. menggunakan dan mengadministrasikan dana secara tertib
dan teratur sesuai ketentuan yang berlaku;
b. mempertanggungjawabkan penggunaan dana secara
akuntabel dan transparan, sesuai dengan Akad Kerjasama
dan peraturan yang berlaku.
3. Lembaga/organisasi penerima bantuan dana penyelenggaraan
program pendidikan masyarakat (pada tahun yang lalu dan
sebelumnya) yang tidak menyampaikan laporan hasil
pelaksanaan kegiatannya, tidak akan diikutsertakan dalam
proses penilaian (kompetisi) proposal untuk memperoleh dana
bantuan penyelenggaraan program pendidikan masyarakat.
4. Setiap lembaga/organisasi penerima bantuan dana
penyelenggaraan program, agar berkoordinasi dengan instansi
perpajakan setempat untuk memenuhi ketentuan yang berkaitan
dengan perpajakan.
24
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
BAB IV
PEMANTAUAN DAN PELAPORAN
A. Pemantauan dan Evaluasi
Untuk memastikan pelaksanaan program berjalan dengan baik
sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka:
1. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat beserta
jajarannya, memiliki kewenangan untuk melakukan pemantauan
pelaksanaan program secara berkala terhadap penerima bantuan
dana penyelenggaraan program.
2. Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota, diharapkan dapat melakukan pemantauan
terhadap penerima bantuan dana penyelenggaraan program
secara berjenjang.
3. Penilik yang membidangi Pendidikan Nonformal (PAUDNI)
di tingkat kecamatan, diharapkan melakukan pembinaan secara
terus menerus terhadap lembaga/organisasi penerima bantuan
dana penyelenggaraan program.
Untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan pelaksanaan program
sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka evaluasi program
dapat dilakukan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat
dan pihak-pihak terkait.
B. Pelaporan
Setiap lembaga/organisasi penerima bantuan dana penyelenggaraan
program, wajib menyusun dan membuat laporan untuk memenuhi
persyaratan administrasi dan sebagai bukti pertanggungjawaban
dan akuntabilitas pengelolaan dana bantuan yang telah diterima.
Pelaporan dilakukan dengan dua tahap, yaitu:
1. Pertama; laporan awal, yang memuat tentang pemberitahuan
bahwa dana telah diterima, dan menjelaskan secara singkat
rencana dan jadwal pelaksanaan kegiatan. Format laporan
awal, terlampir.
PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER (PKBG)
TAHUN 2011
25
Laporan awal harus disampaikan kepada Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat paling lambat 1 (satu) minggu setelah
menerima bantuan dana.
2. Kedua; laporan akhir (laporan lengkap), yang memuat tentang
hasil pelaksanaan kegiatan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi serta tindak lanjut program.
Laporan akhir pelaksanaan kegiatan disusun sesuai dengan
kondisi obyektif di lapangan (mengacu pada format laporan
akhir terlampir), antara lain memuat tentang:
1) uraian tentang persiapan pelaksanaan kegiatan;
2) jadwal pelaksanaan kegiatan;
3) peserta didik yang mengikuti program pembelajaran dan
pelatihan dari awal sampai akhir program (persentase);
4) tutor/pelatih/narasumber teknis yang mendukung
pelaksanaan program;
5) s a r a n a / t e m p a t , f a s i l i t a s , a l a t d a n b a h a n
pembelajaran/pelatihan yang digunakan;
6) dukungan yang diperoleh dari pihak-pihal terkait dalam
pelaksanaan program;
7) hambatan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
program;
8) hasil yang dicapai dalam pelaksanaan program, dan rencana
tindaklanjut kegiatan pasca program
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Nonformal dan Informal
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa setiap
orang berhak memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas
tanpa memandang usia, jenis kelamin, ras, golongan ataupun agama
tertentu. Pendidikan sebagai bagian dari hak asasi manusia dengan
demikian harus ditujukan ke arah pengembangan pribadi seutuhnya
yang mempertebal penghargaan terhadap kebebasan hakiki,
menumbuhkan dan menggalakkan sikap saling pengertian, toleransi,
persahabatan, dan perdamaian.
Pendidikan Masyarakat sebagai bagian penting dari pendidikan
orang dewasa yang melayani Pendidikan Keaksaraan, Pendidikan
Kecakapan Hidup dan Kewirausahaan, Peningkatan Budaya Baca
Masyarakat, Pendidikan Perempuan dan Pengarusutamaan Gender,
dan Pendidikan Keorangtuaan, harus dipandang dalam kerangka
pemenuhan hak asasi manusia dan prinsip-prisip inklusi untuk
pembangunan manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan dari Pendidikan
untuk Semua (PUS). Pengakuan terhadap pentingnya pendidikan
masyarakat ditunjukkan secara implisit dalam pemaknaan pendidikan
sebagai hak asasi yang harus diperoleh semua orang dan memiliki
peran yang penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sejak tahun 2010 berbagai upaya telah dilaksanakan untuk
meningkatkan mutu layanan pendidikan masyarakat melalui inisiatif
beragam program yang lebih menyentuh langsung sisi pemberdayaan
dan kesejahteraan masyarakat dalam berbagai aspeknya sebagai
program terpadu yang dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat. Berbagai program tersebut difokuskan pada
masyarakat yang belum beruntung seperti masyarakat yang tinggal
di kawasan adat terpencil, di kawasan tertinggal/terluar/perbatasan,
kawasan padat buta aksara, masyarakat marjinal perkotaan, lansia,
perempuan dan anak-anak marjinal.
PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER (PKBG)
TAHUN 2011
i
Saya menyambut baik diterbitkannya petunjuk teknis ini sebagai
upaya untuk meningkatkan layanan pendidikan orang dewasa dengan
memperluas ketersediaan, keterjangkauan dan kualitas layanan
pendidikan masyarakat secara terarah dan terpadu. Melalui berbagai
inisiatif program ini diharapkan investasi pendidikan nasional bagi
pemenuhan hak warga negara terhadap akses pendidikan yang bermutu
dapat benar-benar dirasakan dan dilihat hasilnya oleh seluruh
masyarakat.
Saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan kontribusinya dalam penyusunan
petunjuk teknis ini. Saya mengharapkan petunjuk ini benar-benar
dapat dijadikan pedoman oleh semua pihak dalam melaksanakan
program pendidikan masyarakat secara tertib dan tepat sasaran.
Semoga, dan selamat bekerja.
Jakarta, Januari 2011
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Nonformal, dan Informal
Hamid Muhammad, Ph.D.
NIP 195905121983111001
KATA PENGANTAR
Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat
Pendidikan masyarakat merupakan suatu proses dimana upaya
pendidikan yang diprakarsai pemerintah diwujudkan secara terpadu
dengan upaya penduduk setempat untuk meningkatkan kondisi sosial,
ekonomi, dan budaya yang lebih bermanfaat dan memberdayakan
masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan masyarakat berbasis
pada kerangka kerja “Aksara Membangun Peradaban” dalam program
Aksara Agar Berdaya (AKRAB!). Dengan demikian ukuran capaian
kompetensi keberaksaraan masyarakat berubah dari membaca, menulis,
dan berhitung teknis ke kemampuan memanfaatkan keberaksaraan
untuk meningkatkan kualitas hidup diri dan lingkungannya. Tujuan
Aksara Agar Berdaya (AKRAB!) adalah meningkatkan keberaksaraan
penduduk dewasa yang masih mempunyai keterbatasan keaksaraan
atau masih melek aksara parsial. Tingkat keberaksaraan yang memadai
dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk mengakses informasi
yang dapat digunakan untuk beradaptasi dan mengatasi berbagai
masalah ekonomi, sosial, dan budaya.
Saat ini masyarakat ditingkatkan keberaksaraannya dan diarahkan
untuk menguasai ragam keaksaraan melalui program Keaksaraan
Dasar, Keaksaraan Usaha Mandiri, Aksara Kewirausahaan, Keaksaraan
Keluarga, dan Keaksaraan Bencana. Peningkatan budaya tulis
dikembangkan melalui Koran Ibu, dan peningkatan budaya baca
dilaksanakan melalui Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Sejalan
dengan program-program tersebut juga dilaksanakan sejumlah program
pendidikan pemberdayaan perempuan dan partisipasi anak untuk
meningkatkan harkat, martabat dan kualitas perempuan dan anak
melalui program kecakapan hidup perempuan dan anak, program
pencegahan tindak pidana perdagangan orang, serta program kesetaraan
dan keadilan gender.
ii
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER (PKBG)
TAHUN 2011
iii
Untuk memastikan kelayakan layanan pendidikan masyarakat
bagi seluruh lapisan masyarakat, peningkatan keberaksaraan penduduk
dewasa ini disertai dengan pelaksanaan misi kesetaraan yang tidak
mendiskriminasikan para pihak, sehingga terjamin kepastian
memperoleh layanan pendidikan untuk semua. Di dunia terdapat 796
juta orang penduduk buta aksara, sebanyak 8,3 juta orang terdapat di
Indonesia. Sebanyak 65% penduduk buta aksara di Indonesia adalah
perempuan. Hal ini menunjukkan adanya ketidaksetaraan gender
untuk pendidikan orang dewasa. Walau keaksaraan bukan tujuan
eksplisit pencapaian tujuan pembangunan millennium (MDG’s), tetapi
keaksaraan menunjukkan dasar dari pencapaian pendidikan dasar
universal. Keaksaraan terutama bagi perempuan dapat meningkatkan
mata pencaharian, perbaikan kesehatan ibu dan anak, mengurangi
risiko tertular HIV dan AIDS, dan mempermudah akses perempuan
generasi berikutnya terhadap pendidikan sehingga dapat mengurangi
kemiskinan, menunda usia perkawinan, mengurangi tingkat kesuburan,
dan meningkatkan harkat dan martabat perempuan.
Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada berbagai
pihak atas kontribusi dan perannya dalam penyusunan Petunjuk Teknis
Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender (PKBG) ini. Akhirnya
semoga petunjuk teknis yang disusun dengan kesungguhan, komitmen,
dan keikhlasan ini dapat bermanfaat untuk kita semua, dengan harapan
semoga Allah SWT memberikan rakhmat dan hidayah-Nya kepada
kita semua. Amin.
Jakarta, Januari 2011
Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat
DAFTAR ISI
SAMBUTAN DIRJEN PAUDNI
......................................... i
PENGANTAR DIREKTUR PEMBINAAN
PENDIDIKAN MASYARAKAT
..................................... iii
DAFTAR ISI
............................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
.............................................
A. Latar Belakang
.........................................................
B. Dasar Hukum
..............................................................
C. Tujuan Petunjuk Teknis
..............................................
1
1
5
6
BAB II PROGRAM PENDIDIKAN KELUARGA
BERWAWASAN GENDER
.....................................
A. Pengertian
...................................................................
B. Sasaran Program
..........................................................
C. Tujuan Program
.....................................................
D. Hasil yang Diharapkan
...............................................
E. Deskripsi Kegiatan
.................................................
F. Alokasi dan Rincian Penggunaan Bantuan ........................
7
7
7
8
8
9
18
Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D
NIP. 195804091984022001
iv
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER (PKBG)
TAHUN 2011
v
BAB III PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENYALURAN
BANTUAN
................................................
A. Penerima Bantuan
................................................
B. Persyaratan Penerima Bantuan
.....................................
C. Tatacara Pengajuan Bantuan
.....................................
D. Proses Penyaluran Bantuan
.....................................
E. Catatan Khusus
................................................
20
20
20
21
21
24
BAB IV PEMANTAUAN, EVALUASI
DAN PELAPORAN
.................................................. 25
A. Pemantauan dan Evaluasi
......................................... 25
B. Pelaporan
........................................................ 25
BAB V PENUTUP
..................................................... 28
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Format Akad Kerjasama
............................................
2. Format Cover Proposal
.........................................
3. Format Rekomendasi Proposal
...................................
4. Format Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak ..........
5. Format Acuan Sistematika Penyusunan Proposal ...........
6. Format Profil Rinci Lembaga/Organisasi
....................
7. Format Acuan Rincian Rencana Penggunaan Dana ........
8. Format Laporan Awal Pelaksanaan Program
…….....…
9. Format Laporan Akhir Pelaksanaan Program
….........…
10. Format Contoh Rekapitulasi Rincian Penggunaan Dana ....
vi
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
29
34
35
36
37
38
42
44
45
46
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejalan dengan Prakarsa Keaksaraan untuk Pemberdayaan
(LIFE) UNESCO-UNLD, Kementerian Pendidikan Nasional
melalui Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal
sejak tahun 2009 melakukan diversifikasi layanan program
pendidikan keaksaraan, baik keaksaraan dasar yang merupakan
program pemberantasan buta aksara maupun keaksaraan usaha
mandiri atau menu ragam keaksaraan lainnya yang merupakan
program pemeliharan dan peningkatan kemampuan keaksaraan.
Hal ini dilakukan karena terdapat kecenderungan para aksarawan
baru atau penduduk dewasa yang berkeaksaraan rendah lainnya
kembali buta aksara, apabila kemampuan keaksaraannya tidak
dipergunakan secara fungsional dan berkelanjutan.
Aksara merupakan suatu sarana yang menghantar cakrawala
pengetahuan dan peradaban suatu bangsa karena aksara membentuk
wacana yang dapat dikenali, dipahami, diterapkan, dan diwariskan
dari satu generasi ke generasi berikutnya. Untuk mewujudkan
aksara yang membangun peradaban diperlukan kemampuan ragam
keaksaraan yang memberdayakan.
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk mengubah
dan membentuk kehidupan masyarakat. Pemberdayaan akan
meningkatkan kemampuan anggota masyarakatnya agar dapat
mengarahkan, mengendalikan, membentuk dan mengelola
hidupnya. Pemberdayaan masyarakat juga akan meningkatkan
kemampuan seseorang untuk dapat mengelola hidupnya secara
mandiri sebagai indikator pemberdayaan meliputi kemampuan:
i) Memahami masalah; ii) Menilai tujuan hidupnya; iii) Membentuk
strategi; iv) Mengelola sumber daya; v) Bertindak dan berbuat.
PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER (PKBG)
TAHUN 2011
1
Selanjutnya pembangunan masyarakat merupakan suatu proses
yang berkelanjutan dengan pendekatan holistik atau menyeluruh
sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kemudian menerapkan
pemberdayaan yang berpengaruh, melibatkan, dan mendidik;
menjamin keseimbangan lingkungan; memastikan keberlanjutan
dan kebertahanan, serta menggunakan kemitraan untuk membuka
akses untuk sumber daya dan dana.
Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat menerapkan
kerangka kerja Aksara Membangun Peradaban dengan menerapkan
lima misi kerja Kementerian Pendidikan Nasional yaitu
Ketersediaan, Keterjangkauan, dan peningkatan Kualitas serta
misi kesetaraan pendidikan yang nondiskriminatif dan keterjaminan
memperoleh layanan pendidikan. Program aksara membangun
peradaban antara lain pendidikan keaksaraan, aksara kewirausahaan,
pendidikan pemberdayaan perempuan, pengarusutamaan gender
dan anak, peningkatan budaya baca masyarakat serta penguatan
kelembagaan pendidikan masyarakat.
Pelaksanaan progam-program pendidikan masyarakat tersebut
perlu terus dikembangkan dan diperbaharui, melalui pemikiran
kreatif dan inovatif, khususnya dalam diversifikasi layanan yang
berpihak pada keluasan dan keragaman cakupan sasaran dengan
menerapkan unsur-unsur pemberdayaan masyarakat berikut:
• Swamanajemen;
• Lingkungan sepanjang hayat;
• Menghargai norma, nilai dan budaya;
• Program berbasis kebutuhan;
• Masyarakat berperan dalam pengendalian dan pengawasan
program;
• Pemberdayan sebagai ciri utama;
• Berakar pada nilai-nilai sosial;
• Berbasis pengalaman;
• Partisipatif dan demokratis;
• Berbasis kecakapan hidup.
2
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
Atas dasar itu, pada tahun 2011 Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat menyediakan berbagai layanan program,
antara lain meliputi pendidikan keaksaraan dasar, keaksaraan
usaha mandiri, keaksaraan keluarga, keaksaraan berbasis cerita
rakyat, aksara kewirausahaan, dan keaksaraan berbasis seni budaya
lokal. Program-program tersebut didukung dengan bantuan Taman
Bacaan Masyarakat (TBM) Rintisan, TBM Penguatan Keaksaraan
dan TBM Ruang Publik, serta program-program pendidikan
pemberdayaan perempuan, seperti pendidikan kecakapan hidup
perempuan, peningkatan budaya tulis melalui koran ibu, pendidikan
pemberdayaan perempuan untuk pembangunan berkelanjutan,
pendidikan keluarga berwawasan gender, dan program sejenis
lainnya.
Salah satu bentuk program layanan Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat 2011 adalah melaksanakan program
Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender (PKBG) yang
merupakan program upaya untuk mewujudkan keadilan dan
kesetaran gender di dalam keluarga. Program ini didasarkan atas
kenyataan bahwa selama ini masih ada kecenderungan bahwa
partisipasi perempuan dalam berbagai aspek pembangunan masih
relatif tertinggal dibandingkan dengan laki-laki. Faktor penyebab
utama dari kondisi ini adalah masih adanya stereotipe (pelabelan
negatif) yang didasarkan atas jenis kelamin, dimana perempuan
dianggap memiliki ruang gerak yang lebih terbatas dibandingkan
dengan laki-laki, terlebih pada kelompok masyarakat yang secara
ekonomi miskin. Kondisi inilah yang disebut sebagai bias gender.
Bias gender diawali dengan perilaku ketimpangan yang terjadi
di dalam keluarga yang akhirnya berdampak perilaku bias interaksi
sosial di masyarakat yang lebih luas. Perilaku bias gender di dalam
keluarga dapat dilihat dari; pengambilan keputusan dalam keluarga,
pembagian peran, prioritas dalam memperoleh pendidikan, akses
terhadap sumber-sumber ekonomi dan teknologi, serta pada
berbagai interaksi lainnya. Kondisi tersebut diperkuat dengan
legitimasi budaya yang meninggikan salah satu jenis kelamin dan
merendahkan jenis kelamin lainnya.
PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER (PKBG)
TAHUN 2011
3
Demikian strategisnya peran keluarga dalam membentuk pola
prilaku individu, maka Direktorat Pembinaan Pendidikan
Masyarakat sejak tahun 2005 terus berupaya memberikan fasilitasi
kepada lembaga/organisasi mitra dalam melaksanakan dan
mengembangkan program pendidikan keluarga berwawasan gender
(PKBG). PKBG dilaksanakan oleh masyarakat dengan tujuan
untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan bias gender di
masyarakat, salah satunya adalah melalui penyadaran anggota
keluarga tentang keadilan dan kesetaraan gender dalam keluarga.
Melalui program PKBG diharapkan secara simultan dapat
meningkatkan kemampuan dan kualitas hidup keluarga dan
masyarakat yang didasarkan atas hubungan yang adil dan setara
gender. Dalam jangka panjang relasi yang adil dan setara gender
dalam keluarga akan memberikan dampak terhadap relasi yang
adil dan setara gender dalam masyarakat.
Di samping itu, keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam
masyarakat menjadi dasar bagi pembentukan karakter anak yang
menempatkan orang tua sebagai guru utama dalam keluarga. Orang
tua juga menjadi model bagi anak, sehingga melalui perantaraan
orang tua inilah anak belajar tentang etika, moral, sosial, kesehatan,
dan sebagainya. Oleh karena itu orang tua diharapkan memiliki
kecakapan keorangtuaan yaitu kecakapan untuk melakukan
pendidikan karakter, melindungi kesehatan ibu dan anak, mencegah
kematian ibu melahirkan dan bayi, mencegah penelantaran dan
kekerasan terhadap anak, dan memberikan perlindungan terhadap
anak marjinal, terlantar, dan penanganan anak bermasalah dengan
hukum.
Untuk memberikan rambu-rambu dan panduan bagi para
penyelenggara program PKBG dan pihak-pihak lain yang terkait
dalam pengajuan dan pengelolaan dana bantuan program keaksaraan
berbasis seni budaya lokal tahun 2011, maka disusunlah ”Petunjuk
Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan Penyelenggaraan
Program Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender (PKBG)”.
4
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Ratifikasi
Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap
Wanita;
3. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Perdagangan Orang;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional
Pendidikan;
5. Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2010 tentang perubahan
atas peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta
Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian
Negara;
6. Instruksi Presiden nomor 9 tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam seluruh bidang pembangunan;
7. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan
Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan
Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNPPWB/PBA);
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2006
tentang Petunjuk teknis Pelaksanaan Gerakan Nasional
Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar
Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNPPWB/PBA);
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 84 tahun 2008
tentang Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan;
10.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 36 Tahun 2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan
Nasional;
PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER (PKBG)
TAHUN 2011
5
11.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 48 tahun 2010
tentang Rencana Strategis Pembangunan Pendidikan Nasional
Tahun 2010 – 2014;
12.Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat
Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Tahun
2011.
C. Tujuan Petunjuk Teknis
Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan
Penyelenggaraan Program Pendidikan Keluarga Berwawasan
Gender (PKBG) bertujuan:
1. Sebagai panduan bagi para lembaga/organisasi calon
penyelenggara program PKBG untuk menyusun dan
mengajukan proposal dalam rangka mendapatkan bantuan,
dan menyelenggarakan dan melaksanakan program kegiatan,
serta mengelola dan mempertanggungjawabkan pemanfaatan
bantuan dana secara akuntabel dan transparan.
2. Sebagai panduan bagi petugas teknis Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat dalam menilai dan menyeleksi proposal,
menetapkan lembaga/organisasi penerima bantuan
penyelenggaraan program, menyalurkan dana, serta melakukan
pembinaan dan pemantauan terhadap lembaga/organisasi
penyelenggara program.
6
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
BAB II
PROGRAM PENDIDIKAN KELUARGA
BERWAWASAN GENDER
A. Pengertian
1. Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender (PKBG) merupakan
kemampuan memberdayakan keluarga melalui upaya
penyadaran dalam memahami hak, kewajiban, peran laki-laki
dan perempuan yang diintegrasikan melalui pendidikan
kecakapan hidup, sehingga terwujud keadilan dan kesetaraan
gender dalam keluarga.
2. Bantuan Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender (PKBG)
adalah bantuan yang diberikan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan
Masyarakat kepada lembaga/organisasi sebagai penyelenggara program
PKBG yang digunakan sebagai biaya operasional
penyelenggaraan program pendidikan keluarga berwawasan
gender yang terintegrasi dengan pendidikan kecakapan hidup.
B. Sasaran Program
Sasaran program atau penerima manfaat penyelenggaraan program
PKBG ini adalah keluarga, dengan kriteria:
1. keluarga miskin, prioritas bagi keluarga muda (memiliki anakanak yang masih relatif kecil);
2. berada di perdesaan atau pinggir perkotaan;
3. berpotensi rawan ketidakadilan gender;
4. memiliki anak usia sekolah;
5. bersedia mengikuti program sampai dengan selesai.
PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER (PKBG)
TAHUN 2011
7
C. Tujuan Program
Penyelenggaraan program PKBG ini bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan/pemahaman/wawasan, kesadaran, kecakapan hidup,
dan komitmen keluarga (khususnya para orang tua) dalam berbagai
hal, antara lain meliputi:
1. perilaku adil dan setara gender dalam pengasuhan anak;
2. saling menghormati perbedaan dalam keberagaman, dan
menyelesaikan berbagai persoalan rumah tangga melalui dialog;
3. hak-hak dasar anak (perempuan dan laki-laki) khususnya dalam
bidang pendidikan;
4. pendidikan karakter, melindungi kesehatan ibu dan anak,
mencegah kematian ibu melahirkan dan bayi, mencegah
penelantaran dan kekerasan terhadap anak, dan memberikan
perlindungan terhadap anak (marjinal, terlantar, dan bermasalah
dengan hukum);
5. mencari alternatif pemecahan masalah pelanggaran HAM;
6. penguatan kesejahteraan keluarga melalui pengelolaan ekonomi
keluarga;
D. Hasil yang diharapkan
Hasil yang diharapkan melalui penyelenggaraan program PKBG
ini adalah meningkatnya pengetahuan/pemahaman/wawasan,
kesadaran, kecakapan hidup, dan komitmen keluarga (khususnya
para orang tua) dalam berbagai hal, antara lain ditunjukkan dengan:
1. terwujudnya perilaku adil dan setara gender dalam pengasuhan
anak;
2. meningkatnya kesadaran saling menghormati perbedaan dalam
keberagaman, dan diperolehnya solusi dalam menangani
berbagai persoalan rumah tangga atau pelanggaran HAM
melalui dialog;
3. diperolehnya hak-hak dasar anak (perempuan dan laki-laki)
khususnya adanya peningkatan partisipasi anak laki-laki dan
perempuan dalam kegiatan pendidikan, baik formal maupun
nonformal;
4. meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan wawasan di
bidang pendidikan karakter, perlindungan terhadap kesehatan
ibu dan anak, pencegahan kematian ibu melahirkan dan bayi,
8
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
pencegahan penelantaran dan kekerasan terhadap anak, dan
perlindungan terhadap anak (marjinal, terlantar, dan bermasalah
dengan hukum);
5. meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan keluarga melalui
pengelolaan ekonomi keluarga, dan adanya tabungan pendidikan
keluarga untuk mendukung keberlanjutan pendidikan anak.
E. Deskripsi Kegiatan
Adapun gambaran pelaksanaan atau tahapan kegiatan yang perlu
dilakukan oleh lembaga/organisasi penyelenggara program PKBG,
adalah sebagai berikut:
1. Persiapan
a. Sosialisasi Program
Tahapan pertama yang perlu dilaksanakan oleh
lembaga/organisasi penyelenggara program PKBG adalah
melakukan sosialisasi program kepada aparat pemerintah,
tokoh agama/masyarakat, serta masyarakat setempat
(dimana lokasi program diselenggarakan).
Sosialisasi dimaksudkan untuk menginformasikan
tentang program dan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Sosialisasi dapat dilakukan secara langsung atau melalui
surat edaran, pamflet/leaflet atau melalui siaran radio
komunitas setempat.
b. Identifikasi Sasaran Program:
1) Identifikasi lokasi program
Identifikasi dan seleksi terhadap lokasi program
perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi objektif dan
perancangan pelaksanaan program. Lokasi program
sebaiknya dikonsentrasikan pada suatu desa atau
kelurahan tertentu, dengan maksud untuk memudahkan
penyelenggaraan program. Pemilihan dan penentuan
desa atau kelurahan sebagai lokasi program, harus
didasarkan pada banyaknya jumlah keluarga sesuai
dengan kriteria sasaran program seperti yang disebutkan
di atas (Bab II butir B). Berarti di desa atau kelurahan
tersebut, terdapat minimal 15 keluarga yang kategorikan
sebagai sasaran program.
PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER (PKBG)
TAHUN 2011
9
2) Identifikasi dan seleksi keluarga sebagai calon peserta
program
Setelah mendapat kepastian tentang desa atau
kelurahan sebagai lokasi program, kemudian dilakukan
identifikasi dan seleksi terhadap keluarga yang
dicalonkan sebagai peserta program. Jika di desa atau
kelurahan tersebut terdapat sejumlah keluarga yang
memenuhi syarat tetapi melebihi dari kuota yang
ditentukan, maka pemilihan dan penentuan keluarga
sebagai peserta program, harus didasarkan pada skala
prioritas. Pada saat pelaksanaan identifikasi dan seleksi
keluarga, sekurang-kurangnya harus mengumpulkan
informasi tentang: nama (kepala keluarga, ibu, anakanaknya), usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
dan alamat jelas.
Berdasarkan hasil identifikasi dan seleksi calon peserta
program tersebut, kemudian dicatat ke dalam contoh
tabel berikut:
No
Nama
Suami
Jumlah Anak
Umur
Istri Laki- laki Perempuan Suami Istri
Pendidikan Pekerjaan Alamat
Suami Istri
Suami Istri
3) Identifikasi dan seleksi calon tutor/pelatih/narasumber
teknis
Dalam melakukan identifikasi dan seleksi terhadap
calon tutor/pelatih/narasumber teknis, harus memenuhi
persyaratan berikut:
memiliki pengalaman dan keahlian dibidang
pemberdayaan keluarga sesuai tujuan program dan
hasil yang diharapkan;
bersedia membelajarkan dan melatih peserta program
sampai selesai;
bersedia memfasilitasi dan melatih peserta program
sesuai kecakapan hidup dan keterampilan praktis
yang dibutuhkan
10
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
Hasil seleksi calon tutor/pelatih/narasumber
teknis, kemudian dicatat ke dalam contoh tabel
berikut:
No Nama
Jenis kelamin Umur Pendidikan Pekerjaan Keahlian Alamat
c. Merumuskan Program Pembelajaran dan Pelatihan
Dalam merancang dan merumuskan program
pembelajaran dan pelatihan, sebaiknya dilakukan melalui
proses partisipatif dengan melibatkan calon peserta program.
Program pembelajaran dan pelatihan yang dirumuskan
sekurang-kurangnya memuat kompetensi dasar, tujuan,
materi, metoda, dan media yang dibutuhkan serta alat
pengujian kompetensi. Lembaga/organisasi penyelenggara
program harus mengembangkan pesan standar ke dalam
materi pembelajaran dan pelatihan yang terintegrasi dengan
potensi dan kearifan lokal pada masing-masing lokasi
program.
Mengingat kegiatan pembelajaran dan pelatihan harus
bersifat terintegrasi, maka pesan standar jangan dipandang
sebagai mata pelajaran atau materi pelatihan, tetapi harus
lebih merupakan pesan-pesan untuk mencapai keadilan
dan kesetaraan gender, serta kecakapan keorangtuaan.
Program PKBG harus dikemas dalam kerangka pendidikan
untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender dan
pemberian keterampilan tertentu.
Dengan mengacu pada tujuan program dan hasil yang
diharapkan, maka penyelenggara program PKBG dalam
menyusun program pembelajaran dan pelatihan harus
mengintegrasikan dengan: a) penguatan ekonomi keluarga;
b) kecakapan hidup anggota keluarga; dan c) kegiatan lain
yang bermuara pada perwujudan keadilan dan kesetaraan
PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER (PKBG)
TAHUN 2011
11
gender dalam keluarga. Namun demikian, karena tujuan
utama program ini adalah untuk mencapai keadilan dan
kesetaraan gender dalam keluarga, maka kecakapan hidup
yang diberikan sifatnya hanya sebagai strategi atau
pendekatan pembelajaran/pelatihan.
Untuk memandu para penyelenggara dan pengelola
program dalam merumuskan materi pembelajaran dan
pelatihan, perlu dikembangkan materi program yang
didasarkan pada pesan standar sebagai berikut:
Kosep Dasar
Materi Utama
Kehidupan dalam keberagaman
Hak Azasi
Demokrasi
Musyawarah dan mufakat
Dialog
Menghargai pendapat orang lain
HAM
Pelanggaran HAM
Hak Anak
Pola asuh anak
Hak Perempuan
Penghapusan diskriminasi
terhadap perempuan
Kesetaraan dan
Konsep Gender
Gender dan jenis kelamin
Keadilan
Bias Gender
Stereotype laki-laki/perempuan
Gender
Hidup/ Lifeskills
Pengelolaan usaha keluarga
(Akademik,
Pengelolaan keuangan keluarga
Personal, sosial, Kelestarian dan
Sanitasi
dan vokasional) Kesehatan
Lingkungan
Pelestarian lingkungan
12
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
Pergaulan bertetangga antar keluarga
Berkebun tanaman sehat
Keorangtuaan
Keterampilan
(Vocational)
Keterampilan yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan dasar
keluarga, sesuai potensi setempat
Pemeliharaan
kesehatan anggota
keluarga
Kecakapan yang berkaitan dengan
pemeliharaan kesehatan ibu dan
anak, mencegah kematian ibu
melahirkan dan bayi
Pendidikan
Karakter
Kecakapan tentang perilaku yang
dapat memperkuat kepribadian
secara positif
Perlindungan
Pemeliharaan dan penghindaran
anggota keluarga dari penelantaran
dan kekerasan terhadap anak
Perlindungan terhadap anak
marjinal, terlantar, dan bermasalah
dengan hukum
Berdasarkan hasil rumusan program pembelajaran dan
pelatihan tersebut, kemudian dijabarkan ke dalam contoh
tabel berikut:
Subordinasi dan marjinalisasi
Ekonomi Keluarga Kewirausahaan
Psikologis
Penanganan awal penyakit
Keadilan dan
Kesetaraan Gender Akses-kesempatan pendidikan
Kecakapan
Hubungan antara anggota keluarga
Gizi dan Kesehatan Pola makan dan minum bergizi
Topik
Demokrasi, dan Pluralisme
Kehidupan Sosial
No
Pokok
Bahasan
Tujuan
Materi
pembelajaran/
pelatihan
Metode
Media/
pembelajaran/ sarana yang
pelatihan
digunakan
Evaluasi
PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER (PKBG)
TAHUN 2011
13
d. Menyiapkan Sarana dan Prasarana Pembelajaran dan
Pelatihan
Pelaksanaan pembelajaran dan pelatihan harus didukung
dengan tersedianya sarana dan prasarana yang sesuai dengan
kebutuhan pencapaian kompetensi yang diharapkan. Oleh
sebab itu, lembaga/organisasi penyelenggara harus
menyediakan sarana dan prasarana yang dapat dibeli dari
bantuan program ini. Apabila masih ada sarana dan
prasarana yang belum dapat dibeli, maka lembaga/organisasi
penyelenggara dapat melakukan kerja sama dengan lembaga
lain. Berbagai jenis sarana dan prasarana atau bahan dan
media pembelajaran dan pelatihan yang harus disiapkan
untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan pembelajaran
dan pelatihan, antara lain: buku pegangan, alat-alat tulis,
gambar/poster, peralatan, dan lain-lain yang diperlukan
sesuai kebutuhan. Kegiatan pembelajaran dan pelatihan
dapat dilaksanakan di balai desa atau sarana umum yang
tersedia di lokasi program, atau di rumah peserta program
secara bergantian.
e. Menyiapkan rencana dan waktu pembelajaran/pelatihan
Materi kegiatan pembelajaran dan pelatihan disusun
dalam bentuk bahan ajar yang simpel, menggunakan bahasa
yang sederhana, mudah dipahami, disertai dengan ilustrasi
dan contoh-contoh.
Lama waktu pembelajaran dan pelatihan sangat
tergantung pada kedalaman materi yang akan dipelajari
dan dilatihkan, sesuai dengan jenis keterampilan yang
diprogramkan.
Misalnya, jika waktu pembelajaran dan pelatihan
membutuhkan waktu selama 66 jam @ 60 menit, dan jika
pertemuan dilakukan 6 jam per minggu, maka program ini
dapat dilaksanakan selama 3 bulan.
2. Pelaksanaan Pembelajaran dan Pelatihan
Pembelajaran dilakukan dengan pendekatan saling
membelajarkan dan partisipatif dengan prinsip kesetaraan.
Proporsi praktek harus lebih banyak dibanding dengan teori,
14
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
sehingga peserta program mendapatkan pengalaman belajar
yang konkrit. Untuk memastikan proses pembelajaran dan
pelatihan berlangsung sesuai rencana, perlu adanya dukungan
dan ketersediaan berbagai komponen pembelajaran dan
pelatihan yang harus dipersiapkan secara baik.
Komponen-komponen pendukung pembelajaran dan
pelatihan tersebut dapat disiapkan dan dilakukan secara parsial
maupun terintegrasi, yaitu:
a. Peserta program
Mengingat peserta program ini umumnya adalah para
orang tua yang mungkin memiliki kesibukan yang tinggi
dalam pekerjaan untuk mencari nafkah, maka perlu
ditumbuhkembangkan motivasi dan kesungguhan mereka
untuk rajin belajar, berlatih dan memberdayakan dirinya
melalui aktifitas pembelajaran dan pelatihan keterampilan
yang diselenggarakan untuk kepentingan bersama.
b. Bahan Belajar
Berbagai potensi sumber daya di bidang keterampilan
setempat dapat dijadikan sebagai bahan belajar dalam
program pembelajaran dan pelatihan. Oleh karena itu,
sangat dianjurkan agar penyediaan bahan belajar dapat
menggunakan berbagai potensi yang tersedia di lingkungan
setempat yang sesuai dengan kondisi setempat dan
memberikan manfaat langsung bagi peserta program.
c. Tutor/pelatih/nara sumber teknis
Tutor/pelatih/nara sumber teknis program
pembelajaran/pelatihan, memiliki peran yang sangat sentral.
Idealnya adalah seseorang yang menguasai teknik
membelajarkan orang dewasa, memahami karakteristik
pendidikan orang dewasa, dan memahami konsep
pemberdayaan keluarga dan pelatihan keterampilan sesuai
kebutuhan.
d. Kelompok Belajar
Untuk mengefektifkan proses pembelajaran dan
pelatihan, penyelenggara program, dapat mengelompokkan
peserta program dalam dua atau tiga kelompok belajar.
PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER (PKBG)
TAHUN 2011
15
e.
f.
g.
h.
16
Pengelompokan ini dimaksudkan untuk mempermudah
pengelolaan, dan memelihara semangat belajar bersama.
Oleh karena itu, agar pembelajaran dan pelatihan dapat
berjalan secara efektif, efisien, dan memberikan hasil yang
maksimal, sangat memerlukan kiat-kiat dan motivasi
pembelajaran.
Fasilitas/Sarana Belajar
Ketersediaan sarana dan fasilitas belajar berupa alatalat keterampilan mutlak diperlukan dalam pelaksanaan
pembelajaran dan pelatihan. Pemilihan alat-alat keterampilan
harus disesuaikan dengan kebutuhan jenis keterampilan
yang diprogramkan. Namun demikian tidak berarti harus
yang serba bagus dan mahal. Inovasi dalam penyediaan
sarana belajar yang sesuai dengan kebutuhan sangat
diperlukan.
Dana Belajar
Biaya pembelajaran dan pelatihan yang disediakan
pemerintah harus diperhitungkan dengan cermat sesuai
peruntukkannya. Dana sebesar Rp 25.000.000,- (dua puluh
lima juta rupiah) per lembaga, harus dikelola sesuai rincian
penggunaan dana yang ditentukan, dengan tetap
memperhatikan penyesuaian dengan kebutuhan setempat.
Lembaga/organisasi penyelenggara program diharapkan
dapat menggali sumber dana lain sebagai pendamping dana
subsidi pemerintah untuk memaksimalkan penyelenggaraan
program.
Tempat Belajar/Berlatih
Tempat pembelajaran dan pelatihan dapat dilakukan
dimana saja, yang penting menyenangkan dan kondusif
bagi peserta program untuk belajar meningkatkan
kemampuan dan keterampilannya. Kecermatan dalam
memilih tempat pembelajaran/pelatihan, sangat diperlukan
agar tercipta suasana yang mencerahkan dan
memberdayakan peserta program.
Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran dan Pelatihan
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan pelatihan harus
mengacu pada standar kompetensi yang disebutkan di atas,
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
namun tetap menyesuaikan pada kedalaman materi yang
harus dipelajari dan dilatihkan sesuai jenis keterampilan
yang diprogramkan. Terbuka kesempatan untuk melakukan
inovasi, sehingga peluang peserta program untuk mencapai
kompetensi yang dipersyaratkan dapat terwujud dengan
baik. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan
pelatihan dilakukan secara partisipatif, dialogis, tidak
diskriminatif, dan menyenangkan. Oleh karena itu
diperlukan interaksi antara tutor/pelatih/nara sumber teknis
dengan peserta program.
Kegiatan pembelajaran dan pelatihan dilaksanakan
paling lambat 2 (dua) minggu setelah bantuan dana diterima
oleh lembaga/organisasi penyelenggara program. Untuk
kelancaran pelaksanaan program pembelajaran dan
pelatihan, perlu disusun jadwal pertemuan seperti pada
contoh tabel berikut:
Hari/tanggal
Pukul
Tempat
Pokok Bahasan
Pertemuan ke
Dalam setiap pertemuan, pengelola program harus membuat
daftar hadir peserta dan daftar hadir tutor/pelatih/nara
sumber teknis, serta melakukan evaluasi hasil pembelajaran
dan pelatihan. Semua dokumen pembelajaran dan pelatihan,
agar diarsipkan secara tertib dan teratur.
3. Penilaian
Pada setiap tahapan kegiatan pembelajaran dan penilaian,
perlu dilakukan penilaian adalah untuk mengukur ketercapaian
tujuan yang telah ditetapkan. Penilaian dapat dilaksanakan
melalui pendekatan lisan maupun tulisan. Alat penilaian disusun
sesuai dengan kebutuhan. Untuk uji kompetensi sebaiknya
pengujian dilakukan melalui alat uji kompetensi dalam bentuk
PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER (PKBG)
TAHUN 2011
17
tes, sementara untuk penilaian pengelolaan program dapat
dilakukan dengan nontes (angket, wawancara, diskusi, dan
lainnya).
Penilaian terhadap pengelolaan program dapat dilakukan
melalui diskusi yang melibatkan pengelola, peserta program
serta pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan. Sedangkan
penilaian kompetensi peserta program dilakukan melalui
pengujian kompetensi secara langsung. Hasil penilaian harus
memberikan makna untuk perbaikan program. Oleh karena
itu pengelola diharapkan menjadikan hasil evaluasi sebagai
bahan untuk perbaikan dan penyempurnaan program
selanjutnya.
F. Alokasi dan Rincian Penggunaan Bantuan
1. Alokasi Dana
Alokasi pemberian bantuan dana penyelenggaraan program
PKBG pada tahun 2011 ini hanya tersedia di Direktorat
Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal
Kementerian Pendidikan Nasional sebesar Rp 3.000.000.000.(tiga milyar rupiah) dengan sasaran sebanyak 120 lembaga
yang terpilih berdasarkan kompetisi proposal. Kepada setiap
lembaga/organisasi penyelenggara program pendidikan keluarga
berwawasan gender yang terpilih, akan diberikan bantuan dana
yang digunakan untuk mendukung penyelenggaraan program
kegiatan, yaitu sebesar Rp. 25.000.000 (dua puluh lima puluh
juta rupiah).
2. Rincian Penggunaan Dana
Adapun rincian alokasi penggunaan dana, mengacu pada
prosentase yang tertera pada tabel sebagai berikut:
18
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
No Komponen
Pembiayaan
1. Identifikasi dan
seleksi sasaran
program
2. ATK
penyelenggaraan
Rincian Pembiayaan
Lokasi program
Peserta program
Tutor/pelatih/nara sumber teknis
Jenis keterampilan
Pensil, pulpen, penghapus,
buku tulis, modul, poster/leaflet,
dan lain-lain
Prosen
tase
5%
25%
3. Pengadaan alat dan
bahan pembelajaran
dan bahan
keterampilan
Pengadaan alat dan
bahan pembelajaran
Pengadaan alat dan
30%
4. Penyelenggaraan
program
Transport tutor/pelatih/nara
sumber teknis
Transport penyelenggara/
pengelola program
30%
5. Manajemen
program
Monitoring, penilaian dan
evaluasi program, serta
pelaporan
10%
PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER (PKBG)
TAHUN 2011
19
BAB III
PROSEDUR PENGAJUAN DAN
PENYALURAN BANTUAN
A. Penerima Bantuan
Penerima bantuan dana penyelenggaraan program Pendidikan
Keluarga Berwawasan Gender (PKBG) ini adalah
lembaga/organisasi seperti Pusat Studi Wanita/Gender (PSW/G),
organisasi wanita, yayasan/organisasi masyarakat, satuan
pendidikan nonformal, dan lembaga/organisasi lainnya yang
memiliki legalitas, kapasitas, dan integritas dalam
menyelenggarakan program pendidikan keluarga berwawasan
gender terintegrasi dengan pendidikan kecakapan hidup.
Setiap lembaga/organisasi penyelenggara program PKBG ini
harus membelajarkan dan melatih peserta program yaitu keluarga
sebanyak minimal 15 (lima belas) keluarga.
B. Persyaratan Penerima Bantuan
Persyaratan lembaga/organisasi sebagai penerima bantuan
dana penyelenggaraan program PKBG ini, adalah sebagai berikut:
1. memiliki akte notaris pendirian lembaga atau ijin pendirian
lembaga dari instansi berwenang, dengan alamat yang jelas;
2. memiliki rekening bank atas nama lembaga/organisasi;
3. memiliki struktur organisasi kepengurusan dan uraian tugas
pengurus;
4. diutamakan yang telah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP) atas nama lembaga;
5. memiliki sarana dan prasarana pembelajaran/pelatihan untuk
melaksanakan program PKBG;
6. m e m i l i k i k e m a m p u a n d a n p e n g a l a m a n d a l a m
menyelenggarakan program PKBG;
7. memperoleh rekomendasi dari Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota setempat;
8. dapat menyediakan tenaga Tutor/pelatih/nara sumber teknis,
sesuai dengan substansi program dan jenis keterampilan praktis
(kecakapan hidup) yang akan dilaksanakan.
20
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
C. Tata Cara Pengajuan Bantuan
1. Penyusunan Proposal
Untuk memperoleh bantuan dana penyelenggaraan program
PKBG, lembaga/organisasi harus menyusun proposal sesuai
dengan sistematika penyusunan proposal seperti yang tertera
dalam lampiran petunjuk teknis ini (lengkap dengan lampiran
proposal seperti: Rekomendasi Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota, Akte Notaris Lembaga, Profil lembaga,
fotocopy rekening bank atas nama lembaga yang masih aktif,
fotocopy NPWP lembaga, Surat pernyataan kesanggupan
melaksanakan program, dan lain-lain yang diperlukan).
2. Pengiriman Proposal
Proposal yang telah disusun, kemudian dikirim kepada:
Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal
Kementerian Pendidikan Nasional u.p. Kasubag Tata Usaha,
dengan alamat: Kompleks Kemdiknas, Gedung E Lantai 6,
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270, dengan
ketentuan:
a. Proposal dikirim selambat-lambatnya pada 31 Juli 2011,
dengan catatan apabila sampai dengan batas waktu tersebut
masih tersedia dana bantuan yang belum tersalurkan, maka
waktu pengajuan proposal dapat diperpanjang sampai
dengan tersalurnya semua alokasi bantuan yang masih
tersedia.
b. Proposal asli dikirim kepada Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat sebanyak rangkap 2 (dua), dan
tembusannya (berupa fotocopy) dikirim kepada Dinas
Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
setempat (masing-masing rangkap satu).
D. Proses Penyaluran Bantuan
1. Penilaian Proposal
Setiap proposal yang diajukan kepada Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat, akan dinilai oleh Tim Penilai Proposal
(independen) yang diangkat dan ditetapkan dengan Surat
Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen pada Direktorat
Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal
Kementerian Pendidikan Nasional.
PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER (PKBG)
TAHUN 2011
21
Penilaian proposal dilakukan melalui dua tahap, yaitu:
a. Tahap pertama, penilaian administratif:
1) Proposal yang tidak lolos seleksi administratif
dinyatakan gugur.
2) Proposal yang lolos seleksi administrasi, akan
dilanjutkan pada penilaian tahap kedua.
b. Tahap kedua, penilaian subtansi/isi:
1) Proposal dinilai berdasarkan bobot penilaian (score)
oleh tim penilai.
2) Tim penilai melakukan ranking menurut bobot penilaian
dari yang terbesar sampai yang terkecil, sehingga
diperoleh daftar lembaga/organisasi yang dianggap
layak sebagai nominasi calon penerima dana.
2. Verifikasi Proposal
Untuk membuktikan kebenaran data dan informasi yang
disusun dalam proposal, serta untuk memperkuat hasil penilaian
tim penilai proposal, maka bagi proposal yang dinilai telah
memenuhi syarat dalam penilaian proposal, perlu dilakukan
verifikasi terhadap lembaga/organisasi sebagai calon
penyelenggara program PKBG. Hal ini dimaksudkan untuk
memastikan dan meyakinkan bahwa keberadaan, kelayakan
dan kredibilitas lembaga yang bersangkutan telah sesuai dengan
kriteria yang ditentukan.
Verifikasi proposal dapat dilakukan dengan cara:
a. Mengundang lembaga/organisasi yang terpilih sebagai
nominasi calon penerima bantuan dana untuk
mempresentasikan program yang diusulkan pada pertemuan
yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat.
b. Melakukan visitasi atau kunjungan lapangan (sesuai
ketersediaan anggaran) terhadap lembaga/organisasi yang
dianggap perlu dikunjungi untuk memastikan kebenaran
(objektifitas) kondisi dan keberadaan lembaga.
c. Klarifikasi dan konfirmasi tentang kebenaran dokumen
dalam proposal melalui surat atau telepon kepada
lembaga/organisasi calon penerima bantuan dana atau
kepada Dinas Pendidikan setempat.
22
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
3. Penetapan lembaga/organisasi sebagai penerima bantuan
Berdasarkan hasil penilaian proposal dan verifikasi terhadap
lembaga/organisasi sebagai calon penerima bantuan dana,
kemudian Pejabat Pembuat Komitmen pada Direktorat
Pembinaan Pendidikan Masyarakat mengajukan daftar nominasi
calon lembaga/organisasi penerima bantuan dana kepada
Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat untuk memperoleh
persetujuan.
Berdasarkan persetujuan Direktur Pembinaan Pendidikan
Masyarakat, selanjutnya Pejabat Pembuat Komitmen pada
Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat dapat
menetapkan lembaga/organisasi penerima bantuan dana dengan
menerbitkan Surat Keputusan tentang daftar lembaga/organisasi
penerima bantuan dana. Direktorat Pembinaan Pendidikan
Masyarakat dapat mengirimkaan surat keputusan tersebut
kepada Dinas Pendidikan Provinsi setempat, untuk digunakan
sebagai bahan pembinaan terhadap lembaga/organisasi penerima
bantuan dana tersebut.
4. Penandatanganan Akad Kerjasama
Berdasarkan Surat Keputusan tentang penetapan
lembaga/organisasi penerima bantuan dana, kemudian dilakukan
penandatanganan akad kerjasama antara Pihak Pertama
(Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat) dan Pihak
Kedua (lembaga/organisasi penerima bantuan dana sebagai
penyelenggara program), sesuai dengan konsep akad kerjasama
terlampir.
Bersamaan dengan penandatanganan akad kerjasama
tersebut, Pihak Kedua juga menandatangani kuitansi penerimaan
dana, dan dokumen lain yang diperlukan untuk proses pencairan
dana.
5. Penyaluran Bantuan Dana
Berdasarkan dokumen yang telah ditandatangan seperti
disebutkan di atas, kemudian Direktorat Pembinaan Pendidikan
Masyarakat memproses penyaluran bantuan dana kepada
lembaga/organisasi (penerima bantuan dana sebagai
penyelenggara program), melalui mekanisme sebagai berikut:
PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER (PKBG)
TAHUN 2011
23
a. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat mengajukan
usulan penyaluran dana kepada Biro Keuangan Kementerian
Pendidikan Nasional untuk memperoleh Surat Perintah
Membayar (SPM).
b. Biro Keuangan Kemdiknas mengajukan SPM ke Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta III
untuk proses penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana
(SP2D).
c. KPPN Jakarta III meminta bank penyalur untuk mentransfer
dana ke rekening lembaga/organisasi sesuai daftar yang
tercantum dalam surat keputusan tentang penetapan
l e m b a g a / o rg a n i s a s i p e n e r i m a b a n t u a n d a n a .
d. Pengambilan dana harus dilakukan oleh ketua
lembaga/organisasi yang namanya tercantum dalam surat
keputusan tentang penetapan lembaga/ organisasi penerima
bantuan dana.
E. Catatan Khusus
1. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal
Kementerian Pendidikan Nasional beserta jajarannya, tidak
memungut biaya apapun untuk proses penetapan dan pencairan
dana bantuan penyelenggaraan program pendidikan masyarakat.
2. Lembaga/organisasi yang ditetapkan sebagai penerima bantuan
dana harus:
a. menggunakan dan mengadministrasikan dana secara tertib
dan teratur sesuai ketentuan yang berlaku;
b. mempertanggungjawabkan penggunaan dana secara
akuntabel dan transparan, sesuai dengan Akad Kerjasama
dan peraturan yang berlaku.
3. Lembaga/organisasi penerima bantuan dana penyelenggaraan
program pendidikan masyarakat (pada tahun yang lalu dan
sebelumnya) yang tidak menyampaikan laporan hasil
pelaksanaan kegiatannya, tidak akan diikutsertakan dalam
proses penilaian (kompetisi) proposal untuk memperoleh dana
bantuan penyelenggaraan program pendidikan masyarakat.
4. Setiap lembaga/organisasi penerima bantuan dana
penyelenggaraan program, agar berkoordinasi dengan instansi
perpajakan setempat untuk memenuhi ketentuan yang berkaitan
dengan perpajakan.
24
Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Pengelolaan Bantuan
BAB IV
PEMANTAUAN DAN PELAPORAN
A. Pemantauan dan Evaluasi
Untuk memastikan pelaksanaan program berjalan dengan baik
sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka:
1. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat beserta
jajarannya, memiliki kewenangan untuk melakukan pemantauan
pelaksanaan program secara berkala terhadap penerima bantuan
dana penyelenggaraan program.
2. Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota, diharapkan dapat melakukan pemantauan
terhadap penerima bantuan dana penyelenggaraan program
secara berjenjang.
3. Penilik yang membidangi Pendidikan Nonformal (PAUDNI)
di tingkat kecamatan, diharapkan melakukan pembinaan secara
terus menerus terhadap lembaga/organisasi penerima bantuan
dana penyelenggaraan program.
Untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan pelaksanaan program
sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka evaluasi program
dapat dilakukan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat
dan pihak-pihak terkait.
B. Pelaporan
Setiap lembaga/organisasi penerima bantuan dana penyelenggaraan
program, wajib menyusun dan membuat laporan untuk memenuhi
persyaratan administrasi dan sebagai bukti pertanggungjawaban
dan akuntabilitas pengelolaan dana bantuan yang telah diterima.
Pelaporan dilakukan dengan dua tahap, yaitu:
1. Pertama; laporan awal, yang memuat tentang pemberitahuan
bahwa dana telah diterima, dan menjelaskan secara singkat
rencana dan jadwal pelaksanaan kegiatan. Format laporan
awal, terlampir.
PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER (PKBG)
TAHUN 2011
25
Laporan awal harus disampaikan kepada Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat paling lambat 1 (satu) minggu setelah
menerima bantuan dana.
2. Kedua; laporan akhir (laporan lengkap), yang memuat tentang
hasil pelaksanaan kegiatan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi serta tindak lanjut program.
Laporan akhir pelaksanaan kegiatan disusun sesuai dengan
kondisi obyektif di lapangan (mengacu pada format laporan
akhir terlampir), antara lain memuat tentang:
1) uraian tentang persiapan pelaksanaan kegiatan;
2) jadwal pelaksanaan kegiatan;
3) peserta didik yang mengikuti program pembelajaran dan
pelatihan dari awal sampai akhir program (persentase);
4) tutor/pelatih/narasumber teknis yang mendukung
pelaksanaan program;
5) s a r a n a / t e m p a t , f a s i l i t a s , a l a t d a n b a h a n
pembelajaran/pelatihan yang digunakan;
6) dukungan yang diperoleh dari pihak-pihal terkait dalam
pelaksanaan program;
7) hambatan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
program;
8) hasil yang dicapai dalam pelaksanaan program, dan rencana
tindaklanjut kegiatan pasca program