Model Rantai Suplai Pada Permintaan Non Stasioner.

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Perusahaan manufakturing sedang memperkenalkan produk-produk baru pada
frekuensi yang tinggi. Siklus peredaran produk baru tersebut terjadi pada waktu
yang sangat singkat. Hal ini mengakibatkan sangat sulit untuk menyesuaikan persediaan dengan permintaan. Masalah utama adalah proses permintaan meningkat
melebihi jumlah produk yang beredar atau sebaliknya. Hal ini sering disebut dengan istilah permintaan tidak stasioner.
Masa peredaran produk baru pada dasarnya terdiri atas 4 fase yaitu
1. Fase peluncuran produk dimana produk diperkenalkan ke pasar;
2. Fase landai permintaan dimana tingkat permintaan meningkat dengan cepat;
3. Fase permintaan maksimum dimana produk yang terjual pada tingkat maksimum dan
4. Fase akhir peredaran dimana permintaan produk menurun sehingga harus
diambil kembali dari pasar.
Penelitian ini menguji masalah penempatan stok pengaman pada rantai suplai dengan cara menghitung ketidakpastian proses permintaan non stasioner.
Pada masalah pemodelan proses permintaan non stasioner, pendekatan pragmatis memenuhi aproksimasi. Hal ini menggunakan model kerangka Graves dan
Willems (2000) dan memperkenalkan model permintaan non stasioner. Akan ditunjukkan bahwa optimisasi penempatan stok pengaman mengacu ke permintaan
non stasioner. Akan ditunjukkan asumsi kunci pemodelan rantai suplai dan permintaan non stasionernya.
Morton dan Pentico (1995), Bollapragada dan Morton (1999) fokus pada
tata cara kebijakan inventori untuk single stage menghadapi proses permintaan
non stasioner penanganan proposional dan harga backorder. Jika jumlah pesanan

nol, kebijakan stok pokok pada waktu tetap menjadi optimal. Untuk nilai pesanan
1

Universitas Sumatera Utara

2
bukan nol, kebijakan waktu tidak tetap adalah optimal. Penelitian ini mengembangkan batas atas dan bawah secara efisien pada kebijakan optimalnya. Untuk
produk dengan siklus edar singkat, permasalahan pada perkiraan permintaan secara akurat sama-sama penting dalam penentuan kebijakan inventori. Kurawarwala dan Matsuo (1996) mengembangkan langkah-langkah yang dipadukan pada
peramalan dan manajemen inventori produk siklus edar singkat. Pendekatan ini
memperkirakan parameter-parameter pada model trend pertumbuhan musiman
dan menggunakannya sebagai masukan pada model inventori stokastik terbatas.
Permintaan non stasioner dapat juga dimodelkan sebagai proses permintaan Markov yang dimodulasikan dengan distribusi Poisson. Contohnya, Chen
dan Song (2001) menunjukkan keoptimalan kebijakan stok pokok eselon dengan
adanya batas persediaan maksimum dan minimum pada jaringan serial (pokok).
Contoh kedua adalah Abhyankar dan Graves (2001) menentukan posisi optimal
pada pembatasan inventori pada rantai suplai tingkatan serial yang mengikuti
Markov dimodulasikan dengan permintaan stage.
Dengan literatur Bullwhip, sebagian tulisan mengembangkan model permintaan non stasioner. Tulisan ini secara umum mengasumsikan setiap stage
mengikuti kebijakan stok adaptif kemudian menganalisa pengaruh teknik peramalan berbeda dan menyesuaikan distribusi permintaan menggunakan syarat inventori pada setiap stage. Dalam hal ini, Lee et al., (1997) mendemonstrasikan
penyesuaian adanya batas persediaan maksimum dan minimum pada retailer

(pedagang eceran) yang menjelaskan variansi sinyal pesanan pedagang eceran melengkapi manufakturer. Dua contoh lainnya adalah Graves (1999) dan Chen et
al., (2000).
Akhirnya, ada sebuah satuan penelitian yang muncul pada pemodelan rantai
suplai mengenai permintaan non stasioner. Beyer dan Ward (2000) menggunakan
simulasi untuk membuat model yang akurat pada pemenuhan inventori rantai
suplai 2 eselon dan menggunakan 2 cara distribusi dan menjadi subjek pada permintaan non stasioner. Jonson dan Anderson (2000) menjelaskan keuntungankeuntungan penundaan rantai suplai yang memperkenalkan produk multiple dengan produk masa edar singkat.

Universitas Sumatera Utara

3
Ettl et al., (2000) meminimumkan total inventori pada sistem inventori multistage dimana pokok masalahnya adalah mengaproksimasikan penambahan tenggang waktu pada rantai suplai. Pada model permintaan non stasioner, akan dipisahkan rentang perencanaan ke fase himpunan stasioner.
1.2 Perumusan Masalah
Pada produk dengan siklus edar singkat, peningkatan permintaan sangat sulit
diperkirakan. Sehingga permintaan tidak pernah stasioner karena tingkat permintaan meningkat melebihi arus produk yang tersedia atau sebaliknya persediaan
tidak bisa memenuhi permintaan.

1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperluas model permintaan stasioner ke permintaan non stasioner yang mungkin terjadi pada produk dengan siklus edar
singkat dan memperluas secara langsung model permintaan untuk menentukan
stok pengaman dimana permintaan bersifat non stasioner pada kebijakan waktu

layanan tetap.

1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk memperluas model permintaan stasioner ke permintaan non stasioner yang terjadi pada produk dengan siklus edar singkat dan
memposisikan stok pengaman rantai suplai ke permintaan non stasioner sehingga
model ini sangat membantu untuk menyesuaikan persediaan dengan permintaan
untuk mendapatkan hasil maksimum dengan biaya minimum.

1.5 Metode Penelitian
Metode penelitian ini bersifat literatur dan kepustakaan. Untuk memperoleh
model penempatan inventori pada rantai suplai dengan permintaan non stasioner
adalah langkah-langkah yang akan dilakukan:

Universitas Sumatera Utara

4
1. Mengumpulkan informasi dari literatur-literatur mengenai rantai suplai dengan permintaan non stasioner;
2. Mempelajari teori-teori yang terkait dengan model rantai suplai dan proses
permintaan stasioner kemudian perluasannya ke permintaan non stasioner;
3. Merancang model penempatan inventori rantai suplai dengan permintaan non stasioner dengan tahapan mengajukan asumsi awal, memaparkan

masalah secara konseptual, membuat model penempatan inventori pada
rantai suplai dengan permintaan non stasioner.

Universitas Sumatera Utara