Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi-Fraksi Daun Beluntas (Pluchea indica (L.) Less.) Terhadap Bakteri Escherichia colidan Bacillus subtilis
Lampiran 1. Identifikasi Sampel
41
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Gambar tumbuhan dan simplisia daun beluntas (Pluchea indica (L.)
Less.)
Tumbuhan beluntas
Simplisia daun beluntas
42
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Gambar mikroskopik serbuk simplisia daun beluntas (Pluchea
indica (L.) Less.
1
2
3
Keterangan : 1. Stomata tipe anomositik
2. Pembuluh kayu berpenebalan spiral
3. Rambut penutup
43
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Bagan Penelitian
1. Pembuatan serbuk simplisia, karakterisasi simplisia dan skrining fitokimia
Daun Beluntas
Dicuci dari pengotor hingga bersih
Ditiriskan
Ditimbang
Dikeringkan di lemari pengering
Simplisia
Dilakukan uji makroskopik
Dihaluskan
Serbuk simplisia
Karakterisasi simplisia :
- Mikroskopik
- Penetapan kadar air
- Penetapan kadar sari
larut air
- Penetapan kadar sari
larut etanol
- Penetapan kadar abu
total
- Penetapan kadar abu
yang tidak larut asam
Skrining fitokimia :
- Pemeriksaan alkaloida
- Pemeriksaan flavonoida
- Pemeriksaan glikosida
- Pemeriksaan saponin
- Pemeriksaan tanin
- Pemeriksaan
steroid/triterpenoid
44
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. (Lanjutan)
2. Pembuatan ekstark etanol , fraksi n-heksana, fraksi etilasetat dan fraksi air
daun beluntas (Pluchea indica (L.) Less.)
Serbuk simplisia 400 g
Dimaserasi dengan etanol 96 %
Maserat
Diuapkan dengan rotary evaporator
Dikeringkan dengan freeze dryer
Ekstrak etanol kental 50,51 g
Ditimbang 30 g untuk fraksinasi
Dilarutkan dengan aquadest
Difraksinasi dengan n-heksana
Dipekatkan
Fraksi n-heksana
Uji aktivitas antibakteri
Fraksi air
Dipekatkan
Difraksinasi dengan etilasetat
Fraksi n-heksana
kental 6,80 g
Fraksi etilasetat
Dipekatkan
Fraksi etilasetat kental 6,28 g
Fraksi air (sisa)
Dipekatkan
Fraksi air kental 8,25 g
Uji aktivitas antibakteri
Hasil
45
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. (Lanjutan)
3. Pengujian aktivitas antibakteri
Biakan murni bakteri
Diambil dengan jarum ose steril
Ditanam pada media NA miring
Diinkubasi pada suhu 35 + 2oC selama 18-24 jam
Stok kultur bakteri
Diambil 1 ose
Disuspensikan ke dalam 10 ml nutrient broth
Diukur kekeruhan suspense bakteri menggunakan
spektrofotometer pada panjang gelombang 580 nm
sampai diperoleh nilai transmitan 25-27%
Inokulum bakteri
Dimasukkan 0,1 ml inokulum ke dalam cawan petri
Dituang 20 ml media NA steril ke dalam cawan petri
Dihomogenkan dan dibiarkan hingga memadat
Media padat
Diletakkan beberapa pencadang kertas yang telah
direndam dalam ekstrak dengan berbagai konsentrasi
Diinkubasi pada suhu 35 + 2oC selama 18-24 jam
Diukur diameter hambat di sekitar pencadang kertas
Hasil
46
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Perhitungan hasil penetapan kadar
a. Perhitungan penetapan kadar air
Kadar air = volume air (ml)
X 100 %
berat sampel (g)
1. Sampel 1
Berat samel
Volume air
Kadar air
2. Sampel
Berat sampel
Volume air
Kadar air
3. Sampel 3
Berat sampel
Volume air
Kadar air
Kadar air rata – rata
=5g
= 0,35 ml
= 0,35
X 100 %
5
=7%
=5g
= 0,35 ml
= 0,35
X 100 %
5
=7%
=5g
= 0,4 ml
= 0,4
X 100 %
5
=8%
= 7%+7%+8%
3
= 7,33 %
47
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. (Lanjutan)
b. Perhitungan penetapan kadar sari yang larut dalam air
Kadar sari larut dalam air =
Berat simplisia
1. Kadar sari larut dalam air I
Berat sampel
Berat sari
Kadar sari larut dalam air
Berat sari
20
X
100
X 100 %
= 5,009 g
= 0,214 g
= 0,214100
5,009 X 20 X 100 %
= 21,361 %
2. Kadar sari larut dalam air II
Berat sampel
Berat sari
Kadar sari larut dalam air
= 5,007 g
= 0,193 g
= 0,193100
X 100 %
X
5,007
20
= 19,273 %
3. Kadar sari larut dalam air III
Berat sampel
Berat sari
Kadar sari larut dalam air
= 5,042 g
= 0,214 g
= 0,214100
X 100 %
X
5,042
20
= 21,221 %
Kadar sari larut dalam air rata – rata = 21,361%+19,273%+21,221%
3
= 20,618 %
48
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. (Lanjutan)
c.
Perhitungan penetapan kadar sari yang larut dalam etanol
Kadar sari larut dalam etanol =
Berat simplisia
20
Berat sari100
X
X 100 %
1. Kadar sari larut dalam etanol I
Berat Cawan
= 49,700 g
Berat Sampel
= 5,015 g
Berat sari
= 0,176 g
Kadar sari larut dalam etanol
= 0,176100
X 100 %
5,015 X 20
=
,
,
x
x 100%
= 17,547 %
2. Kadar sari larut dalam etanol II
Berat Sampel
= 5,069 g
Berat sari
= 0,143 g
Kadar sari larut dalam etanol
= 0,143100
5,069
20
= 14,105 %
3. Kadar sari larut dalam etanol III
Berat Sampel
= 5,009 g
Berat sari
= 0,173 g
Kadar sari larut dalam etanol
= 0,173100
X
X 100 %
5,009
20
= 17,268 %
Kadar sari larut dalam etanol rata-rata
= 17,54%+14,105%+17,268%
3
= 16,3067 %
49
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. (Lanjutan)
d. Perhitungan penetapan kadar abu total
Kadar abu total= Berat abu total
Berat simplisia
1. Sampel I
Berat simplisia
Berat abu
Kadar abu total
=
,
,
x 100%
2. Sampel II
Berat simplisia
Berat abu
Kadar abu total
=
,
,
x100%
3.Sampel III
Berat simplisia
Berat abu
Kadar abu total
Kadar abu total rata-rata
X 100 %
= 2,0035 g
= 0,1272 g
= 0,1272
X 100 %
2,0035
= 6,3489 %
= 2,0282 g
= 0,1397g
= 0,1397
X 100 %
2,0282
= 6,8879 %
= 2,0091 g
= 0,1412 g
= 0,1412
X 100 %
2,0091
= 7,0282 %
= 6,389%+6,8879%+7,028%
3
= 6,7459 %
50
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. (Lanjutan)
e.
Perhitungan Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Dalam Asam
Kadar abu tidak larut dalam asam =
1. Sampel I
Berat simplisia
Berat abu
Kadar abu total
2. Sampel II
Berat simplisia
Berat abu
Kadar abu total
3.Sampel III
Berat simplisia
Berat abu
Kadar abu total
Berat abu
Berat simplisia X 100 %
= 2,0041 g
= 0,0199 g
= 0,0199
X 100 %
2,0041
= 0,99 %
= 2,0051 g
= 0,0210 g
= 0,0210
X 100 %
2,0051
= 1,04 %
= 2,0011 g
= 0,0205 g
= 0,0205 X 100 %
2,0011
= 1,02%
Kadar abu tidal larut asam rata-rata = 0,99%+1,04%+1,02%
3
= 1,017 %
51
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun beluntas
terhadap bakteri Eschericia coli
500
400
200
100
75
300
50
25
Blanko
52
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun beluntas
terhadap bakteri Bacillus subtilis
500
400
200
300
100
75
50
25
Blanko
53
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etilasetat daun beluntas
terhadap bakteri Eschericia coli
500
200
400
300
100
75
50
25
Blanko
54
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etilasetat daun beluntas
terhadap bakteri Bacillus subtilis
500
400
200
300
100
75
50
25
Blanko
55
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. iGambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi n-heksana daun
beluntas terhadap bakteri Eschericia coli
500
400
100
200
Blanko
300
56
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11. iGambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi n-heksana daun
beluntas terhadap bakteri Bacillus subtilis
500
400
200
300
100
Blanko
57
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12.iGambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi air daun beluntas
terhadap bakteri Eschericia coli
500
400
200
100
Blanko
300
58
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13.iGambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi air daun beluntas
terhadap bakteri Bacillus subtilis
500
400
200
100
Blanko
300
59
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol DaunBeluntas dan Fraksinya Terhadap Bakteri Escherichia coli
Kons.
mg/ml
Diameter Daerah Hambatan (mm)
D1
Ekstrak etanol
D2
D3
D*
D1
Fraksi n- heksana
D2
D3
D*
D1
Fraksi etilasetat
D2
D3
D*
D1
Fraksi air
D2
D3
D*
500
16
16
16,05
16
10,25
12
11,10
11,11
17,75
18
19,50
18,41
12
12,10
12,20
12,10
400
14,05
14,75
14,35
14,38
10
10,25
9,30
9,85
17,10
17,75
17,80
17,55
11,50
11
10,75
11,08
300
13,95
12,95
13,25
13,38
9
8,75
8,90
8,88
17,10
17,50
17,20
17,26
10
9,75
9,75
9,83
200
12
12,35
12,75
12,36
8,75
8
8,50
8,41
17,50
17
17
17,16
9
9
8,75
8,92
100
11,70
11
10,55
11,08
8,40
8,30
8
8,23
15,25
15
16
15,42
8,25
8
7,75
8
75
10
9,50
10
9,83
-
-
-
-
12,30
12
12,50
12,27
-
-
-
-
50
8,75
9
8
8,58
-
-
-
-
11,50
11
10,25
10,92
-
-
-
-
25
8
8
8
8
-
-
-
-
8
9,50
9
8,83
-
-
-
-
Blanko
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Keterangan : D*
= diameter rata-rata
(-)
= tidak ada daya hambat
Blanko = dimethyl sulfoxide (DMSO)
60
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 15. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Beluntas dan Fraksinya Terhadap Bakteri Bacillus subtilis
Kons.
mg/ml
Diameter Daerah Hambatan (mm)
D1
Ekstrak etanol
D2
D3
D*
D1
Fraksi n- heksana
D2
D3
D*
D1
Fraksi etilasetat
D2
D3
D*
D1
Fraksi air
D2
D3
D*
500
17,70
17,10
17,15
17,31
11
10,50
10,20
10,56
18,10
18
18
18,03
9,10
8,75
8,75
8,87
400
14,05
14,75
14,35
15,05
10,10
10,20
9,10
9,80
17,50
17,50
17,75
17,50
8,50
7,50
7,50
7,83
300
13,95
12,95
13,25
14,47
9,5
9,75
9,70
9,55
17
17,75
17,25
17,33
7,25
7,50
7,50
7,41
200
12
12,35
12,75
12,76
9
9,30
9,50
9,26
16,20
16
17
16,40
7,10
7,25
7,25
7,38
100
11,70
11
10,55
10,43
8
8,20
8,30
8,16
14,10
14,20
14
14,10
7
7,05
7,05
7,03
75
10
9,50
10
9,13
-
-
-
-
11,30
12,50
11,25
11,68
-
-
-
-
50
8,75
9
8
8,5
-
-
-
-
10
9,50
11,25
10,25
-
-
-
-
25
8
8
8
8
-
-
-
-
8,65
9
9
8,88
-
-
-
-
Blanko
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Keterangan : D*
= diameter rata-rata
(-)
= tidak ada daya hambat
Blanko = dimethyl sulfoxide (DMSO)
61
Universitas Sumatera Utara
41
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Gambar tumbuhan dan simplisia daun beluntas (Pluchea indica (L.)
Less.)
Tumbuhan beluntas
Simplisia daun beluntas
42
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Gambar mikroskopik serbuk simplisia daun beluntas (Pluchea
indica (L.) Less.
1
2
3
Keterangan : 1. Stomata tipe anomositik
2. Pembuluh kayu berpenebalan spiral
3. Rambut penutup
43
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Bagan Penelitian
1. Pembuatan serbuk simplisia, karakterisasi simplisia dan skrining fitokimia
Daun Beluntas
Dicuci dari pengotor hingga bersih
Ditiriskan
Ditimbang
Dikeringkan di lemari pengering
Simplisia
Dilakukan uji makroskopik
Dihaluskan
Serbuk simplisia
Karakterisasi simplisia :
- Mikroskopik
- Penetapan kadar air
- Penetapan kadar sari
larut air
- Penetapan kadar sari
larut etanol
- Penetapan kadar abu
total
- Penetapan kadar abu
yang tidak larut asam
Skrining fitokimia :
- Pemeriksaan alkaloida
- Pemeriksaan flavonoida
- Pemeriksaan glikosida
- Pemeriksaan saponin
- Pemeriksaan tanin
- Pemeriksaan
steroid/triterpenoid
44
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. (Lanjutan)
2. Pembuatan ekstark etanol , fraksi n-heksana, fraksi etilasetat dan fraksi air
daun beluntas (Pluchea indica (L.) Less.)
Serbuk simplisia 400 g
Dimaserasi dengan etanol 96 %
Maserat
Diuapkan dengan rotary evaporator
Dikeringkan dengan freeze dryer
Ekstrak etanol kental 50,51 g
Ditimbang 30 g untuk fraksinasi
Dilarutkan dengan aquadest
Difraksinasi dengan n-heksana
Dipekatkan
Fraksi n-heksana
Uji aktivitas antibakteri
Fraksi air
Dipekatkan
Difraksinasi dengan etilasetat
Fraksi n-heksana
kental 6,80 g
Fraksi etilasetat
Dipekatkan
Fraksi etilasetat kental 6,28 g
Fraksi air (sisa)
Dipekatkan
Fraksi air kental 8,25 g
Uji aktivitas antibakteri
Hasil
45
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. (Lanjutan)
3. Pengujian aktivitas antibakteri
Biakan murni bakteri
Diambil dengan jarum ose steril
Ditanam pada media NA miring
Diinkubasi pada suhu 35 + 2oC selama 18-24 jam
Stok kultur bakteri
Diambil 1 ose
Disuspensikan ke dalam 10 ml nutrient broth
Diukur kekeruhan suspense bakteri menggunakan
spektrofotometer pada panjang gelombang 580 nm
sampai diperoleh nilai transmitan 25-27%
Inokulum bakteri
Dimasukkan 0,1 ml inokulum ke dalam cawan petri
Dituang 20 ml media NA steril ke dalam cawan petri
Dihomogenkan dan dibiarkan hingga memadat
Media padat
Diletakkan beberapa pencadang kertas yang telah
direndam dalam ekstrak dengan berbagai konsentrasi
Diinkubasi pada suhu 35 + 2oC selama 18-24 jam
Diukur diameter hambat di sekitar pencadang kertas
Hasil
46
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Perhitungan hasil penetapan kadar
a. Perhitungan penetapan kadar air
Kadar air = volume air (ml)
X 100 %
berat sampel (g)
1. Sampel 1
Berat samel
Volume air
Kadar air
2. Sampel
Berat sampel
Volume air
Kadar air
3. Sampel 3
Berat sampel
Volume air
Kadar air
Kadar air rata – rata
=5g
= 0,35 ml
= 0,35
X 100 %
5
=7%
=5g
= 0,35 ml
= 0,35
X 100 %
5
=7%
=5g
= 0,4 ml
= 0,4
X 100 %
5
=8%
= 7%+7%+8%
3
= 7,33 %
47
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. (Lanjutan)
b. Perhitungan penetapan kadar sari yang larut dalam air
Kadar sari larut dalam air =
Berat simplisia
1. Kadar sari larut dalam air I
Berat sampel
Berat sari
Kadar sari larut dalam air
Berat sari
20
X
100
X 100 %
= 5,009 g
= 0,214 g
= 0,214100
5,009 X 20 X 100 %
= 21,361 %
2. Kadar sari larut dalam air II
Berat sampel
Berat sari
Kadar sari larut dalam air
= 5,007 g
= 0,193 g
= 0,193100
X 100 %
X
5,007
20
= 19,273 %
3. Kadar sari larut dalam air III
Berat sampel
Berat sari
Kadar sari larut dalam air
= 5,042 g
= 0,214 g
= 0,214100
X 100 %
X
5,042
20
= 21,221 %
Kadar sari larut dalam air rata – rata = 21,361%+19,273%+21,221%
3
= 20,618 %
48
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. (Lanjutan)
c.
Perhitungan penetapan kadar sari yang larut dalam etanol
Kadar sari larut dalam etanol =
Berat simplisia
20
Berat sari100
X
X 100 %
1. Kadar sari larut dalam etanol I
Berat Cawan
= 49,700 g
Berat Sampel
= 5,015 g
Berat sari
= 0,176 g
Kadar sari larut dalam etanol
= 0,176100
X 100 %
5,015 X 20
=
,
,
x
x 100%
= 17,547 %
2. Kadar sari larut dalam etanol II
Berat Sampel
= 5,069 g
Berat sari
= 0,143 g
Kadar sari larut dalam etanol
= 0,143100
5,069
20
= 14,105 %
3. Kadar sari larut dalam etanol III
Berat Sampel
= 5,009 g
Berat sari
= 0,173 g
Kadar sari larut dalam etanol
= 0,173100
X
X 100 %
5,009
20
= 17,268 %
Kadar sari larut dalam etanol rata-rata
= 17,54%+14,105%+17,268%
3
= 16,3067 %
49
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. (Lanjutan)
d. Perhitungan penetapan kadar abu total
Kadar abu total= Berat abu total
Berat simplisia
1. Sampel I
Berat simplisia
Berat abu
Kadar abu total
=
,
,
x 100%
2. Sampel II
Berat simplisia
Berat abu
Kadar abu total
=
,
,
x100%
3.Sampel III
Berat simplisia
Berat abu
Kadar abu total
Kadar abu total rata-rata
X 100 %
= 2,0035 g
= 0,1272 g
= 0,1272
X 100 %
2,0035
= 6,3489 %
= 2,0282 g
= 0,1397g
= 0,1397
X 100 %
2,0282
= 6,8879 %
= 2,0091 g
= 0,1412 g
= 0,1412
X 100 %
2,0091
= 7,0282 %
= 6,389%+6,8879%+7,028%
3
= 6,7459 %
50
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. (Lanjutan)
e.
Perhitungan Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Dalam Asam
Kadar abu tidak larut dalam asam =
1. Sampel I
Berat simplisia
Berat abu
Kadar abu total
2. Sampel II
Berat simplisia
Berat abu
Kadar abu total
3.Sampel III
Berat simplisia
Berat abu
Kadar abu total
Berat abu
Berat simplisia X 100 %
= 2,0041 g
= 0,0199 g
= 0,0199
X 100 %
2,0041
= 0,99 %
= 2,0051 g
= 0,0210 g
= 0,0210
X 100 %
2,0051
= 1,04 %
= 2,0011 g
= 0,0205 g
= 0,0205 X 100 %
2,0011
= 1,02%
Kadar abu tidal larut asam rata-rata = 0,99%+1,04%+1,02%
3
= 1,017 %
51
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun beluntas
terhadap bakteri Eschericia coli
500
400
200
100
75
300
50
25
Blanko
52
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun beluntas
terhadap bakteri Bacillus subtilis
500
400
200
300
100
75
50
25
Blanko
53
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etilasetat daun beluntas
terhadap bakteri Eschericia coli
500
200
400
300
100
75
50
25
Blanko
54
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. Gambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etilasetat daun beluntas
terhadap bakteri Bacillus subtilis
500
400
200
300
100
75
50
25
Blanko
55
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. iGambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi n-heksana daun
beluntas terhadap bakteri Eschericia coli
500
400
100
200
Blanko
300
56
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11. iGambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi n-heksana daun
beluntas terhadap bakteri Bacillus subtilis
500
400
200
300
100
Blanko
57
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12.iGambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi air daun beluntas
terhadap bakteri Eschericia coli
500
400
200
100
Blanko
300
58
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13.iGambar hasil uji aktivitas antibakteri fraksi air daun beluntas
terhadap bakteri Bacillus subtilis
500
400
200
100
Blanko
300
59
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol DaunBeluntas dan Fraksinya Terhadap Bakteri Escherichia coli
Kons.
mg/ml
Diameter Daerah Hambatan (mm)
D1
Ekstrak etanol
D2
D3
D*
D1
Fraksi n- heksana
D2
D3
D*
D1
Fraksi etilasetat
D2
D3
D*
D1
Fraksi air
D2
D3
D*
500
16
16
16,05
16
10,25
12
11,10
11,11
17,75
18
19,50
18,41
12
12,10
12,20
12,10
400
14,05
14,75
14,35
14,38
10
10,25
9,30
9,85
17,10
17,75
17,80
17,55
11,50
11
10,75
11,08
300
13,95
12,95
13,25
13,38
9
8,75
8,90
8,88
17,10
17,50
17,20
17,26
10
9,75
9,75
9,83
200
12
12,35
12,75
12,36
8,75
8
8,50
8,41
17,50
17
17
17,16
9
9
8,75
8,92
100
11,70
11
10,55
11,08
8,40
8,30
8
8,23
15,25
15
16
15,42
8,25
8
7,75
8
75
10
9,50
10
9,83
-
-
-
-
12,30
12
12,50
12,27
-
-
-
-
50
8,75
9
8
8,58
-
-
-
-
11,50
11
10,25
10,92
-
-
-
-
25
8
8
8
8
-
-
-
-
8
9,50
9
8,83
-
-
-
-
Blanko
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Keterangan : D*
= diameter rata-rata
(-)
= tidak ada daya hambat
Blanko = dimethyl sulfoxide (DMSO)
60
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 15. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Beluntas dan Fraksinya Terhadap Bakteri Bacillus subtilis
Kons.
mg/ml
Diameter Daerah Hambatan (mm)
D1
Ekstrak etanol
D2
D3
D*
D1
Fraksi n- heksana
D2
D3
D*
D1
Fraksi etilasetat
D2
D3
D*
D1
Fraksi air
D2
D3
D*
500
17,70
17,10
17,15
17,31
11
10,50
10,20
10,56
18,10
18
18
18,03
9,10
8,75
8,75
8,87
400
14,05
14,75
14,35
15,05
10,10
10,20
9,10
9,80
17,50
17,50
17,75
17,50
8,50
7,50
7,50
7,83
300
13,95
12,95
13,25
14,47
9,5
9,75
9,70
9,55
17
17,75
17,25
17,33
7,25
7,50
7,50
7,41
200
12
12,35
12,75
12,76
9
9,30
9,50
9,26
16,20
16
17
16,40
7,10
7,25
7,25
7,38
100
11,70
11
10,55
10,43
8
8,20
8,30
8,16
14,10
14,20
14
14,10
7
7,05
7,05
7,03
75
10
9,50
10
9,13
-
-
-
-
11,30
12,50
11,25
11,68
-
-
-
-
50
8,75
9
8
8,5
-
-
-
-
10
9,50
11,25
10,25
-
-
-
-
25
8
8
8
8
-
-
-
-
8,65
9
9
8,88
-
-
-
-
Blanko
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Keterangan : D*
= diameter rata-rata
(-)
= tidak ada daya hambat
Blanko = dimethyl sulfoxide (DMSO)
61
Universitas Sumatera Utara