Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Assets (ROA) Teradap Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Umum Syariah Tahun 2009-2014

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Bank Syariah
2.1.1.1 Pengertian dan Peranan Bank Syariah
Berdasarkan undang-undang No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah
mendefenisikan bank syariah sebagai berikut:
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat.
Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan Prinsip Syariah dan Menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum
Syariah dan Bank Permbiayaan Rakyat Syariah.
Bank unum syariah adalah bank Syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank Syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Menurut Muhammad (2002:13) bank Islam atau selanjutnya disebut dengan bank
syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan

dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang
pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip Islam. Bank syariah adalah bank
yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga.Bank Islam atau biasa
disebut dengan bank tanpa bunga, adalah lembaga keuangan/perbankan yang
operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Quran dan
Hadits Nabi SAW.Dengan kata lain, bank Islam adalah lembaga keuangan yang

Universitas Sumatera Utara

usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas
pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan
Syariat Islam (Muhammad, 2005:1 dalam Hardjanto, 2010)

2.1.1.2 Pembiayaan Berdasarkan Bagi Hasil Bank Syariah
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (Pasal 1)
disebutkan bahwa:
“Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang
dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka

waktu dengan imbalan atau bagi hasil.”
Menurut Rivai dan Arifin (2010:800), bagi hasil adalah bentuk return(perolehan
aktivitas usaha) dari kontrak investasi, dari waktu ke waktu, tidak pasti dan tidak
tetap pada bank Islam. Besar kecilnya perolehan kembali itu tergantung pada hasil
usaha yang benar-benar diperoleh bank Islam.
Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil adalah penyediaan dana berdasarkan
kesepakatan antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak lain yang dibiayai
untuk mengembalikan uang tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan
imbalan atau bagi hasil (Rachmadi, 2003:236 dalam Hardjanto, 2010).
Adanya sistem bagi hasil pada bank syariah akan menjadi perbedaan dengan
sistem yang diterapkan oleh bank konvensional yang berbasis bunga. Proses
penentuan bagi hasil hampir sama penghitungan tingkat bunga, hanya saja tingkat
bagi hasil pada bank syariah berbasiskan pendapatan, sedangkan bank
konvensional berbasiskan bunga (Rivai dan Arifin, 2010:799). Penentuan tingkat

Universitas Sumatera Utara

bagi hasil ini berdasarkan hasil usaha yang dilakukan oleh mudharibselaku
pengelola modal.
2.1.2


Pembiayaan Mudharabah

Berdasarkan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) 105 tentang
akuntansi mudharabah mendefenisikan mudharabah sebagai:
“Akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik
dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana)
bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi diantara mereka sesuai
kesepakatam sedamgkan kerugian finansial hanya ditanggung oleh pemilik
dana”.
Menurut Karim (2004:103) mudharabah adalah bentuk kerjasama antara dua
pihak atau lebih pihak dimana pemilik modal (shahibulmaal) mempercayakan
uangnya

kepada

pengelola

(mudharib)


dengan

suatu

perjanjian

keuntungan.Pembiayaan mudharabah merupakan pembiayaan dengan risiko yang
sangat besar.Hal ini dikarenakan pemilik modal mempercayakan modal kepada
pengelola yang telah dipilih berdasarkan kriteria tanpa ada jaminan atau kekuatan
hukum.
Pada prinsipnya dalam akad mudharabah tidak boleh ada jaminan atas modal,
namun demikian agar pengelola dana tidak melakukan penyimpangan, pemilik
dana dapat meminta jaminan dari pengelola dana atau pihak ketiga (Nurhayati dan
Wasilah, 2012:121).
2.1.2.1

Rukun

dan


Ketentuan

Syariah

Pembiayaan

Mudharabah
Menurut Nurhayati dan Wasilah (2012:124-125) rukun mudharabah ada empat,
yaitu:

Universitas Sumatera Utara

1)
2)
3)
4)

Pelaku, terdiri atas: pemilik dana dan pengelola dana
Objek mudharabah, berupa: modal dan kerja
Ijab Kabul/serah terima

Nisbah keuntungan

Ketentuan syariah adalah sebagai berikut,
1) Pelaku
a) Pelaku harus cakap hukum dan baligh
b) Pelaku akad mudharabah dapat dilakukan sesama atau dengan
nonmuslim
c) Pemilik dana tidak boleh ikut campur dalam pengelolaan usaha tetapi ia
boleh mengawasi
2) Objek mudharabah (modal dan kerja)
Objek mudharabah merupakan konsekuensi logis dengan dilakukannya akad
mudharabah
a) Modal
i. Modal yang diserahkan dapat berbentuk uang atau asset lainnya
(dinilai sebesar nilai wajar), harus jelas jumlah dan jenisnya.
ii. Modal harus tunai dan tidak hutang. Tanpa adanya setoran modal,
berarti pemilik dana tidak memberikan kontribusi apa pun padahal
pengelola dana harus bekerja.
iii. Modal harus diketahui dengan jelas jumlahnya sehingga dapat
dibedakan dari keuntungan.

iv. Pengelola dana tidak diperkenankan untuk memudharabahkan
kembali modal mudharabah, dan apabila terjadi maka dianggap
terjadi pelanggaran kecuali atas seizin pemilik dana.
v. Pengelola dana tidak diperbolehkan untuk meminjamkan modal
kepada orang lain dan apabila terjadi maka dianggap terjadi
pelanggaran kecuali atas seizin pemilik dana
vi. Pengelola dana memiliki kebebasan untuk mengatur modal menurut
kebijaksanaan dan pemikirannya sendiri, selama tidak dilarang
syariah.
b) Kerja
i. Kontribusi pengelola dana dapat berbentuk keahlian, keterampilan,
selling skill, managementskill, dan lain-lain
ii. Kerja adalah hak pengelola dana dan tidak boleh diintervensi oleh
pemilik dana
iii. Pengelola dana harus menjalankan usaha sesuai dengan syariah.
iv. Pengelola dana harus mematuhi semua ketetapan yang ada dalam
kontrak.
v.

Dalam hal pemilik dana tidak melakukan kewajiban atau melakukan

pelanggaran terhadap kesepakatan, pengelola dana sudah menerima
modal dan sudah bekerja maka pengelola dana berhak mendapatkan
imbalan/ganti rugi/upah.

Universitas Sumatera Utara

vi.

Ijab Kabul adalah pernyataan dan ekspresi saling rida/rela di antara
pihak-pihak pelaku akad yang dilakukan secara verbal, tertulis,
melalui korenspondensi atau menggunakan cara-cara komunikasi
modern.
3) Nisbah Keuntungan
a) Nisbah adalah besaran yang digunakan untuk pembagian keuntungan,
mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua belah pihak
yang bermudharabah atas keuntungan yang diperoleh.
b) Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.
c) Pemilik dana tidak boleh meminta pembagian keuntungan dengan
menyatakan nilai nominal tertentu karena dapat menimbulkan riba.
Menurut Ascarya (2011:64) tentang pembagian keuntungan pada pembiayaan

mudharabah:
“Untuk validitas mudharabah diperlukan bahwa para pihak sepakat, pada
awal kontrak, pada proporsi tertentu dari keuntungan nyata yang menjadi
bagian masing-masing.Tidak ada proporsi tertentu yang ditetapkan oleh
syariah, melainkan diberi kebebasan bagi mereka dengan kesepakatan
bersama. Mereka dapat membagi dengan proporsi yang sama. Mereka juga
dapat membagi keuntungan dengan proporsi berbeda untuk mudharib dan
shahibul maal.Namun demikian, mereka tidak boleh mengalokasikan
keuntungan secara lumsum unuk siapa saja dan mereka juga tidak boleh
mengalokasikan keuntungan dengan tingkat persentase tertentu dari modal.”

2.1.2.2

Dasar Hukum Pembiayaan Mudharabah

Sumber hukum pada pembiayaan menurut Nurhayati dan Wasilah (2012:123-124)
adalah sebagai berikut:
1) Al-Quran
“apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu dimuka bumi dan
carilah karunia Allah SWT”. (QS 62:10)

“… maka, jika sebagian kamu memercayai sebagian yang lain, hendaklah
yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa
kepada Allah Tuhannya…” (QS 2:283)
2) As-Sunah
Dari Shalih Bin Suaib r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda, “tiga hal yang di
dalamnya
terdapat
keberkatan:
jual
beli
secara
tangguh,
muqaradah(mudharabah), dan mencampuradukkan dengan tepung untuk
keperluan rumah bukan untuk dijual.” (HR. Ibnu Majah)
“Abbas Bin Abdul Muthalib jika menyerahkan harta sebagai mudharabah, ia
mensyaratkan kepada pengelola dananya agar tidak mengarungi lautan dan

Universitas Sumatera Utara

tidak menuruni lembah serta tidak membeli hewan ternak. Jika persyaratan

itu dilanggar, ia (pengelola dana) harus menganggung risikonya. Ketika
persyaratan yang ditetapkan Abbas didengar Rasulullah SAW beliau
membenarkannya.” (HR. Tabrani dari Ibnu Abbas)
Pembiayaan mudharabah dapat dirumuskan sebagai berikut (Giannini,
2013):
Pembiayaan Mudharabah = Total Pembiayaan Mudharabah

2.1.3

Dana Pihak Ketiga

Dana masyarakat atau dana pihak ketiga adalah dana-dana yang berasal dari
masyarakat, baik perorangan maupun badan usaha, yang diperoleh bank dengan
menggunakan berbagai instrumen produk simpanan yang dimiliki oleh bank
(Kuncoro dan Suhardjono, 2011:140)
Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 mei 2004 dana pihak
ketiga adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank dapat berupa
giro, tabungan, dan deposito. Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah
pembayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuan.Tabungan adalah simpanan
yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang
disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya
yang dipersamakan dengan itu.Dan deposito adalah simpanan yang penarikannya
hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah
penyimpan dengan bank.

Universitas Sumatera Utara

Uang ditinjau dari perspektif syariah bukanlah barang komoditi yang mana
fisiknya dapat “diperjualbelikan” antara uang dengan uang, melainkan sebagai
alat yang digunakan untuk memberi nilai tambah ekonomi (economic value
added).
Dari tinjauan tersebut dapat dikatakan bahwa bank syariah menghimpun dana
(dana pihak ketiga) dari masyarakat dalam bentuk (Arifin, 2007:48 dalam
Hardjanto, 2010):
1) Titipan (wadiah) simpanan yang dijamin keamanan dan pengembaliannya
tetapi tanpa memperoleh imbalan atau keuntungan. Titipan (wadiah) adalah
akad penitipan uang/barang kepada pihak yang menerima titipan dengan
catatan kapan pun titipan diambil pihak penerima titipan wajib menyerahkan
kembali uang/barang titipan tersebut dan yang dititipi menjadi penjamin
pengembalian barang titipan (Sri Nurhayati dan wasilah, 2012:248). Dalam
hal ini penerima titipan dilarang untuk meminta kepada pemilik barang atas
jasa titipan yang diberikan. Akan tetapi, apabila pemilik barang memberikan
imbalan atau penggunaan barang titipan atas jasa titipan tersebut maka hal
tersebut tidak dilarang.
2) Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi resiko untuk investasi umum
dimana bank akan membayar bagian keuntungan secara proporsional dengan
portofolio yang didanai dengan modal tersebut.
3) Investasi khusus (Special Investment Account/mudharabah Muqayyadah)
dimana bank bertindak sebagai manajer investasi untuk memperoleh fee. Jadi
bank tidak ikut berinvestasi sedangkan investor sepenuhnya mengambil risiko
atas investasi.
Dana Pihak Ketiga (DPK) dapat dirumuskan sebagai berikut: (Pratin dan Akhyar,
2005):
DPK = Giro + Tabungan + Deposito

2.1.4 Capital Adequacy Ratio (CAR)
Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2011:519) Capital Adequacy Ratio adalah
rasio

kecukupan

modal

yang

menunjukkan

kemampuan

bank

dalam

Universitas Sumatera Utara

mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank
dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko
yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank.
Bank yang memiliki tingkat kecukupan modal baik menunjukkan indikator
sebagai bank yang sehat. Tingkat kecukupan modal dapat diukur dengan cara
membandingkan modal dengan aktiva berisiko (Muhammad, 2002:214).

2.1.4.1 Membandingkan Modal dengan Aktiva Berisiko
Peraturan Bank Indonesia Nomor: 10/15/ PBI/2008 Tentang Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Bab I Pasal 2 menyatakan bahwa bank
wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% (delapan persen) dari Aset
Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).
Modal bank dibagi kedalam modal inti dan modal pelengkap (Muhammad,
2002:215-217):
1) Modal Inti
Modal inti terdiri dari:
i. Modal setor, yaitu modal yang disetor secara efektif oleh pemilik.
Bagi bank milik koperasi modal setor terdiri dari simpanan pokok
dan simpanan wajib para anggotanya.
ii. Agio saham, yaitu selisih lebih dari harga saham dengan nilai
nominal saham.
iii. Modal sumbangan, yaitu modal diperoleh kembali dari sumbangan
saham, termasuk selisih nilai yang tercatat dengan harga.
iv. Cadangan umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba
yang ditahan dengan persetujuan RUPS.
v. Cadangan tujuan, yaitu bagian laba setelah pajak yang disisihkan
untuk tujuan tertentu atas persetujuan RUPS.
vi. Laba ditahan, yaitu saldo laba bersih setelah pajak yang oleh RUPS
diputuskan untuk tidak dibagikan.
vii. Laba tahun lalu setelah pajak, yang belum ditetapkan
penggunaannya oleh RUPS. Jumlah laba tahun lalu hanya
diperhitungkan sebesar 50% sebagai modal inti. Bila tahun lalu rugi
harus dikurangkan terhadap modal inti.

Universitas Sumatera Utara

viii.

Laba tahun berjalan, yaitu laba sebelum pajak yang diperoleh dalam
tahun berjalan
ix. Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya
dikonsolidasikan, yaitu modal inti anak perusahaan setelah
dikompensasikan dengan penyertaan bank pada anak perusahaan
tersebut.
2) Modal Pelengkap
Modal Pelengkap dirinci bebagai berikut:
i. Cadangan revaluasi aktiva tetap
ii. Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan
iii. Modal pinjaman yang mempunyai ciri-ciri:
1) Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan dipersamakan
dengan modal dan telah dibayar penuh
2) Tidak dapat dilunasi atas inisiatif pemilik, tanpa persetujuan BI
3) Mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal
memikul kerugian bank
4) Pembayaran bunga dapat ditangguhkan bila bank dalam keadaan
rugi
iv. Pinjaman subordinasi yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1) Ada perjanjian tertulis antara pemberi pinjaman dengan bank
2) Mendapat persetujuan dari BI
3) Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan
4) Minimal berjangka waktu 5 tahun
5) Pelunasan pinjaman harus dengan persetujuan BI
6) Hak tagih dalam hal terjadi likuidasi berlaku paling akhir
3) Aktiva tertimbang Menurut Risiko
Perhitungan ATMR mencakup baik aktiva yang tercantum dalam neraca
maupun aktiva yang bersifat administratif sebagaimana tercermin dalam
kewajiban yang masih bersifat kontingen dan atau komitmen yang disediakan bagi
pihak ketiga.
Rumus yang digunakan dalam mengukur Capital Adequacy Ratio (CAR),
sebagai berikut

CAR =

Modal
× 100%
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ( ATMR )

Universitas Sumatera Utara

2.1.5 Return On Assets (ROA)
Menurut Isna dan Sunaryo (2012) Return On Assets (ROA) adalah rasio yang
menggambarkan kemampuan bank dalam mengelola dana yang diinvestasikan
dalam keseluruhan aktiva yang menghasilkan keuntungan. Semakin tinggi ROA
maka akan menunjukkan semakin efisien operasional dari suatu perusahaan,
begitupun sebaliknya rendahnya ROA dapat disebabkan oleh banyaknya aset
perusahaan yang menganggur.
Menurut Simorangkir (2004) dalam Pradana dan Sampurno (2013) tingkat
profitabilitas yang tinggi tercermin dalam nilai ROA membuat bank mendapat
kepercayaan dari masyarakat yang memungkinkan bank untuk menghimpun
modal lebih banyak sehingga bank memperoleh kesempatan untuk melakukan
ekspansi kredit yang lebih luas. Pengukuran tingkat kesehatan terdapat perbedaan
antara ROA secara teoretis dan ROA yang diperhitungkan berdasarkan ketentuan
Bank Indonesia. Rumus yang digunakan berdasarkan Surat Edaran Bank
Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 mei 2004 adalah sebagai berikut:

ROA =

2.1.6

Laba Sebelum Pajak
× 100%
Total Aset

Penelitian Terdahulu

Giannini (2013) meneliti tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pembiayaan Mudharabah pada Bank Umum Syariah Di Indonesia.Tujuan dari
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan dan tingkat bagi hasil

Universitas Sumatera Utara

terhadap pembiayaan mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia.Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa FDR, NPF, ROA, CAR, dan tingkat bagi hasil
secara simultan berpengaruh terhadap pembiayaan mudharabah.Secara parsial,
Variabel FDR berpengaruh negatif terhadap pembiayaan mudharabah.Variabel
NPF tidak berpengaruh terhadap pembiayaan mudharabah.Sedangkan untuk
variabel ROA, CAR, dan tingkat bagi hasil berpengaruh positif terhadap
pembiayaan mudharabah.
Siswati (2013) meneliti tentang Analisis Penyaluran Dana Bank Syariah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan karakteristik Dana Pihak
Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), Sertifikat Wadiah Bank
Indonesia (SWBI), dan penyaluran dana Bank Syariah Mega Indonesia. Hasil
penelitian menunjukan bahwa DPK, NPF, dan Bonus SWBI berpengaruh secara
simultan terhadap penyaluran dana yang dilakukan oleh bank Syariah Mega
Indonesia sebesar 99,2% dan sisanya 0.8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
diungkap. Secara parsial DPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap
penyaluran dana Bank Syariah Mega Indonesia sebesar 98,65%, sedangkan NPF
dan Bonus SWBI tidak signifikan berpengaruh secara parsial terhadap penyaluran
dana yang dilakukan oleh Bank Syariah Mega Indonesia.
Pauzi (2011) meneliti tentang Analisis Dana Pihak Ketiga, Non
Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, dan Loan to Deposit Ratio terhadap
Return On Assets serta implikasinya terhadap penyaluran kredit pada Bank
Persero. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh Dana Pihak
Ketiga, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, dan Loan to Deposit

Universitas Sumatera Utara

Ratio terhadap Return On Assets serta implikasinya terhadap penyaluran kredit
pada Bank Persero. Hasil penelitian yang dicapai adalah pada pengujian
substruktur I menunjukkan bahwa variabel Non Performing Loan (NPL), Capital
Adequacy Ratio (CAR), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh signifikan
terhadap Return On Assets (ROA) Bank Persero. Sedangkan pengujian
substruktur II menunjukkan bahwa variabel Dana Pihak Ketiga (DPK), Non
Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio
(LDR), dan Return On Assets (ROA) berpengaruh signifikan terhadap penyaluran
kredit.
Hardjanto (2010) meneliti tentang analisis pengaruh dana pihak ketiga
(DPK) dan Non Performing Financing (NPF) terhadapat pembiayaan yang
disalurkan serta implikasinya pada Return On Assets (ROA) di Bank Muamalat
Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh Dana
Pihak Ketiga (DPK) dan Non Performing Financing (NPF) terhadap pembiayaan
yang disalurkan serta implikasinya pada Return On Assets (ROA) di Bank
Muamalat Indonesia. Hasil penelitian pada substruktur I menunjukan bahwa
variabel DPK, dan NPF berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan yang
disalurkan.Pengujian substruktur II menunjukkan bahwa variabel DPK, NPF, dan
pembiayaan yang disalurkan berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Pratin dan Adnan (2005) meneliti tentang Analisis Hubungan Simpanan,
Modal Sendiri, NPL, Prosentase Bagi Hasil dan Markup Keuntungan Terhadap
Pembiayaan pada Perbankan Syariah Studi Kasus Pada Bank Muamalat Indonesia
(BMI).Tujuan penelitin ini adalah untuk mengetahui sejauh mana hubungan

Universitas Sumatera Utara

simpanan, modal sendiri, NPL, Prosentase Bagi Hasil dan Markup Keuntungan
terhadap besarnya pembiayaan. Hasil penelitian ini adalah simpanan mempunyai
hubungan positif dan signifikan terhadap pembiayaan sementara variabel yang
lain tidak mempunyai hubungan yang signifikan.
Penelitian terdahulu diatas di sajikan kembali secara komprehensif pada
tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama
Peneliti
dan
Tahun
Giannini
(2013)

Siswati
(2013)

Judul
Penelitian

Variabel X
dan Y

Faktor yang
• Financing to
Deposit
Mempengaruhi
Ratio (FDR)
Pembiayaan
(X1)
Mudharabah
• Non
pada Bank
Performing
Umum Syariah
Financing
di Indonesia
(NPF)(X2)
• Return On
Assets
(ROA)(X3)
• Capital
Adequacy
Ratio
(CAR)(X4)
• Tingkat Bagi
Hasil(X5)
• Pembiayaan
Mudharabah
(Y)
Analisis
Penyaluran
Dana Bank
Syariah

• Dana Pihak
Ketiga
(DPK) (X1)
• Non
Performing
Financing
(NPF) (X2)

Metode
Penelitian

Metode
Analisis
Regresi
Berganda

Metode
Analisis
Regresi
Berganda

Hasil Penelitian

Secara simultan FDR,
NPF, ROA, CAR, dan
tingkat bagi hasil
berpengaruh terhadap
pembiayaan
mudharabah. Secara
parsial FDR
berpengaruh negatif
terhadap pembiayaan
mudharabah, NPF tidak
berpengaruh terhadap
pembiayaan
mudharabah,
sedangkan ROA, CAR,
dan tingkat bagi hasil
berpengaruh positif
terhadap pembiayaan
mudharabah.
• Secara simultan DPK,
NPF, dan bonus
SWBI berpengaruh
terhadap Penyaluran
Dana Bank Syariah
Mega Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

Tabel Lanjutan

Nama
Peneliti
Dan Tahun

Pauzi (2011)

Hardjanto

Judul

Variabel X

Penelitian

Dan Y

• Sertifikat
Wadiah Bank
Indonesia
(SWBI) (X3)
• Penyaluran
Dana (Y)

Metode

Hasil

Penelitian Penelitian

• Secara parsial,
total DPK
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
Penyaluran
Dana yang
dilakukan Bank
Mega Syariah
Indonesia.
• Secara Persial
NPF dan Bonus
SWBI
berpengaruh
namun tidak
signifikan
terhadap
Penyaluran
Dana yag
dilakukan Bank
Mega Syariah
Indonesia.
Metode
• Dana Pihak
• Pengujian
Analisis Dana
Analisis
Ketiga
(DPK)
substruktur I
Pihak Ketiga,
Jalur
(X1)
menunjukkan
Non Performing
Metode
bahwa NPL,

Non
Performing
Loan, Capital
Dekomposi
CAR, dan LDR
Loan
(NPL)
Adequacy Ratio,
si
berpengaruh
(X2)
dan Loan to
signifikan
• Capital
Deposit Ratio
terhadap ROA
Adequacy Ratio
terhadap Return
• Pengujian
(CAR) (X3)
On Assets serta • Loan to Deposit
Substruktur II
Implikasinya
menunjukkan
Ratio (LDR)
terhadap
bahwa DPK,
(X4)
Penyaluran
NPL, CAR,
• Return On
LDR, dan ROA
Kredit pada
Assets (ROA)
berpengaruh
Bank Persero
(Y1)
signifikan
• Penyaluran
terhadap
Kredit (Y2)
penyaluran
kredit
Metode
• Dana Pihak
Analisis
• Hasil penelitian

Universitas Sumatera Utara

(2010)

ketiga (DPK)
Pengaruh Dana
(X1)
Pihak Ketiga
• Non Performing
(DPK) dan
Financing
Non
(NPF) (X2)
Performing
• Pembiayaan
(Y1)
Financing

Return
On
(NPF)
Assets (ROA)
terhadap
(Y2)
Pembiayaan
yang
Disalurkan
serta
Implikasinya
pada Return
On Assets
(ROA) di Bank
Mumalat
Indonesia

Pratin dan
Adnan
(2005)

Analisis
Hubungan
Simpanan,
Modal Sendiri,
NPL,
Prosentase
Bagi Hasil dan
Markup
Keuntungan
Terhadap
Pembiayaan
pada
Perbankan
Syariah Studi
Kasus pada
Bank
Muamalat
Indonesia
(BMI)

• Simpanan
(X1)
• Modal Sendiri
(X2)
• NPL (X3)
• Prosentase
Bagi Hasil
(X4)
• Markup
Keuntungan
(X5)
• Pembiayaan
(Y)

Analisis
Jalur dengan
Model
Dekomposisi

Metode
Analisis
Least
Square
Method

pada
substruktur I
menunjukan
bahwa variabel
DPK, dan NPF
berpengaruh
signifikan
terhadap
pembiayaan
yang
disalurkan
• Pengujian
substruktur II
menunjukkan
bahwa variabel
DPK, NPF, dan
pembiayaan
yang
disalurkan
berpengaruh
signifikan
terhadap ROA.
• Secara parsial
variabel DPK
mempunyai
hubungan
positif secara
signifikan
terhadap
pembiayaan.
• Secara parsial
variabel ekuitas
mempunyai
hubungan
positif secara
tidak signifikan
terhadap
pembiayaan.

Universitas Sumatera Utara

Tabel Lanjutan
Nama
Peneliti

Judul

Variabel X

Metode

Hasil

Penelitian

Dan Y

Penelitian

Penelitian

dan Tahun

• Secara parsial
variabel NPL
mempunyai
hubungan
positif tidak
signifikan
terhadap
pembiayaan.

• Secara
parsial
variabel
margin
keuntungan
dan
prosentase
bagi hasil
mempunyai
hubungan
negatif tidak
signifikan
terhadap
pembiayaan.

2.2

Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran (teoretis) adalah hubungan secara teoretis antar variabel
penelitian, yakni variabel bebas dan variabel terikat (Erlina dan Mulyani, 2007:28
dalam Hutasuhut, 2009).Kerangka pemikiran dalam penelitian ini berlandaskan

Universitas Sumatera Utara

pada tinjauan pustaka berupa jurnal, buku, skripsi serta tesis dan penelitianpenelitian terdahulu.
Pembiayaan mudharabah merupakan salah satu produk penyaluran dana bank
syariah yang dikenal dengan sistem bagi hasil. Sama halnya dengan pemberian
kredit pada bank konvensional, hanya saja bentuk return yang dihasilkan oleh
bank konvensional dalam bentuk bunga sedangkan dalam bank syariah berupa
bagi hasil usaha (profit atau revenue) sesuai nisbah keuntungan yang disepakati di
awal akad.
Bank syariah dalam memberikan pembiayaan mudharabah memperhatikan
faktor-faktor yang mendukung ketika mengambil keputusan untuk menyalurkan
pembiayaan mudharabah. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan
mudharabah

pada

penelitan

ini

adalah

Dana

Pihak

Ketiga

(DPK),

CapitalAdequacy Ratio (CAR), dan Return On Assets (ROA).
Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 mei 2004 dana pihak
ketiga adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank dapat berupa
giro, tabungan, dan deposito. Penelitian yang dilakukan oleh Siswati (2013)
meneliti tentang Analisis Penyaluran Dana Bank Syariah. Hasil penelitian
menunjukan bahwa DPK berpengaruh positif terhadap penyaluran dana yang
dilakukan oleh bank Syariah.
Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan salah satu faktor yang menjadi landasan
pengambilan keputusan bagi bank syariah dalam menyalurkan dana dalam bentuk
pembiayaan mudharabah. Semakin tinggi dana yang tersedia untuk disalurkan

Universitas Sumatera Utara

maka semakin besar pula kemungkinan bank akan mengambil keputusan untuk
menyalurkan dana tersebut dalam bentuk pembiayaan.
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio permodalan yang menunjukkan
kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha
dan menampung risiko kerugian dana yang diakibatkan oleh kegiatan operasi
bank (Pratama, 2011 dalam Giannani, 2013). Penelitian yang dilakukan oleh
Giannini (2013) tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan
Mudharabah pada Bank Umum Syariah Di Indonesia.Menunjukkan bahwa CAR
berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan mudharabah pada Bank Umum
Syariah Di Indonesia.
Capital Adequacy Ratio (CAR) digunakan untuk mendeteksi sejauh mana bank
syariah akan mengantisipasi kerugian yang timbul akibat dari penyaluran dana
tersebut. Rasio CAR ini menunjukkan tingkat kesehatan bank syariah. Semakin
tinggi CAR bank syariah maka semakin tinggi kemungkinan dalam menyalurkan
pembiayaan mudharabah serta memungkinkan bank untuk menutupi kerugian
yang akan timbul.
Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang menujukkan kemampuan
manajemen bank dalam menghasilkan income dari pengelolaan aset yang dimiliki
(Kuncoro dan Suhardjono 2011:506). Penelitian yang dilakukan oleh Giannini
(2013) tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah pada
Bank Umum Syariah Di Indonesia.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa FDR,
NPF, ROA, CAR, dan tingakat bagi hasil secara simultan berpengaruh terhadap
pembiayaan mudharabah.Secara parsial, variabel FDR berpengaruh negatif

Universitas Sumatera Utara

terhadap pembiayaan mudharabah.Variabel NPF tidak berpengaruh terhadap
pembiayaan mudharabah.Sedangkan untuk variabel ROA, CAR, dan tingkat bagi
hasil berpengaruh positif terhadap pembiayaan mudharabah. Maka, semakin
tinggi ROA sebuah bank maka semakin tinggi kinerja suatu bank, ini tercermin
dari meningkatnya return atas pembiayaan yang disalurkan.
Berdasarkan pemikiran diatas, maka penulis menggambarkan kerangka
pemikiran sebagai berikut:
Dana Pihak Ketiga
(X)

Pembiayaan
Mudharabah

Capital Adequacy Ratio
(X))

(Y)
Return On Assets
(X)

H

Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
2.3 Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka dan penelitian terdahulu, maka peneliti
memberikan hipotesis sebagai berikut:
1) Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Return On
Assets (ROA) secara bersama-sama berpengaruhterhadap Pembiayaan
Mudharabah pada Bank Umum Syariah.

Universitas Sumatera Utara

2) Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruhterhadap Pembiayaan Mudharabah
pada Bank Umum Syariah.
3) Capital

Adequacy

Ratio

(CAR)

berpengaruh

terhadap

Pembiayaan

Mudharabah pada Bank Umum Syariah.
4) Return On Assets (ROA) berpengaruhterhadap Pembiayaan Mudharabah
pada Bank Umum Syariah.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, dan Return on Asset terhadap Penyaluran Kredit Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

1 79 118

Pengaruh capital adequacy ratio (car), non performing financing (npf), danan pohak ketiga (dpk), sertifikat bank umum syariah (sbis) terhadap penyaluran pembiayaan bank umum syariah periode 2009-2015

0 8 116

Pengaruh DPK, CAR, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap Komposisi Pembiayaan Mudharabah (Studi Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Di Indonesia)

0 5 119

Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Assets (ROA) Teradap Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Umum Syariah Tahun 2009-2014

2 21 80

Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Assets (ROA) Teradap Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Umum Syariah Tahun 2009-2014

0 1 7

Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Assets (ROA) Teradap Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Umum Syariah Tahun 2009-2014

0 0 2

Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Assets (ROA) Teradap Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Umum Syariah Tahun 2009-2014

0 0 11

Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Assets (ROA) Teradap Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Umum Syariah Tahun 2009-2014

0 0 3

Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Assets (ROA) Teradap Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Umum Syariah Tahun 2009-2014

0 0 8

Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Asset (ROA) Terahadap Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Umum Syariah Tahun 2008 - 2012

0 0 6