Identifikasi Faktor Penyebab Pengangguran di Kota Medan Kecamatan Medan Selayang dengan Menggunakan Metode Analisis Faktor

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pengangguran merupakan istilah yang tidak asing lagi, karena pada dasarnya
pengangguran adalah suatu keadaaan yang tidak terelakkan keberadaannya, baik
itu di negara berkembang maupun di negara maju sekalipun.
Tiap negara dapat memberikan definisi yang berbeda mengenai definisi
pengangguran.Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang
tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif
tidak sedang mencari pekerjaan. (Nanga, 2005: 249)
Tingginya tingkat pengangguran dalam suatu negara dapat membawa dampak
negatif terhadap perekonomian negara tersebut. Dimana, pengangguran akan
menjadi beban tersendiri, tidak hanya bagi pemerintah, namun juga berdampak
terhadap keluarga, lingkungan, dan lain sebagainya. Selain itu, tingginya tingkat
pengangguran di suatu negara, dapat pula meningkatkan jumlah kriminalitas,
menambah keresahan sosial, serta meningkatkan kemiskinan di dalam suatu
negara.
Pendidikan adalah salah satu faktor utama penyebab pengangguran, karena
dengan pendidikan yang tinggi akan menambah peluang seseorang untuk

memperoleh pekerjaan yang bisa mensejahterakan hidupnya. Dengan pendidikan
yang rendah kemungkinan seseorang untuk memperoleh pekerjaan yang layak
akan semakin berat, karena pada masa sekarang ini pendidikan yang tinggi akan
sangat menentukan kesejahteraan hidup.
Begitupun dengan besar sedikitnya lowongan pekerjaan, karena saat ini
banyak perusahaan yang berusaha untuk memperkecil biaya perusahaan dengan
cara memutus hubungan kerja terhadap karyawannya sendiri. Kriteria karyawan
perusahaan saat ini sangat tinggi sekali termasuk menyangkut umur, kecerdasan
dan keahlian para pencari kerja.Belum lagi dengan kepadatan penduduk yang
menyebabkan lowongan pekerjaan tidak sesuai dengan banyaknya para pencari

Universitas Sumatera Utara

2

kerja.Sehingga sudah sepantasnya pemerintah harus lebih memperhatikan masalah
pengangguran yang ada di Indonesia ini.
Dari uraian diatas serta pemikiran diatas, maka penulis merasa terdorong
untuk mendalami dan meneliti tentang “ Identifikasi Faktor Penyebab
Pengangguran di Kota Medan Kecamatan Medan Selayang dengan

Menggunakan Metode Analisis Faktor ”

1.2 Rumusan masalah
Perumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh persaingan melamar kerja, lowongan
pekerjaan, PHK, kurangnya informasi, karyawan perusahaan tidak sesuai jurusan,
tuntutan perusahaan, perhatian pemerintah, umur, kepadatan penduduk, kemalasan
dan penerapan kecerdasan terhadap pengangguran di Kota Medan Kecamatan
Medan Selayang.

1.3 Batasan Masalah
Untuk lebih mempermudah dan agar lebih terarah, maka penulis membatasi
ruang lingkup permasalahannya, yaitu :

1.

Populasi yang diambil dibatasi pada penduduk Kecamatan Medan Selayang
pada Tahun 2015 yang tidak memiliki pekerjaan.

2.


Penelitian ini hanya dibatasi pada 11 variabel dalam menganalisis faktorfaktor pengangguran di Kota Medan Kecamatan Medan Selayang.

1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penlitian ini adalah untuk menentukan faktor-faktor dominan yang
menjadi penyebab pengangguran di Kota Medan Kecamatan Medan Selayang
pada tahun 2015.

1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian adalah:

Universitas Sumatera Utara

3

1.

Sebagai bahan masukan atau bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam
mengambil keputusan atau menetapkan kebijakan tentang masalah
pengangguran di Kota Medan Kecamatan Medan Selayang.


2.

Semakin banyaknya penelitian akan semakin terbuka informasi dan caracara yang efektif dalam menanggulangi masalah pengangguran di Kota
Medan khususnya Kecamatan Medan Selayang.

3.

Dapat

dijadikan

kerangka

penilaian

kearah

pembangunan


dalam

memecahkan masalah pengangguran di Kota Medan Kecamatan Medan
Selayang.

1.6 TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengambilan Sampel
Ada beberapa cara pengambilan sampel penelitian yang dapat digunakan
untuk menentukan jumlah sampel penelitian. Pengambilan jumlah sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik Slovin sebagai berikut:

Keterangan:
n

�=


1 + �� 2

= Sampel


N = Populasi
e

= Perkiraan tingkat kesalahan

2. Skala LIKERT
Imam ghozali (2006) menyatakan skala yang sering dipakai dalam
penyusunan kuesinoer adalah skala ordinal atau sering disebut skala LIKERT,
yaitu skala yang berisi lima tingkat preferensi jawaban dengan pilihan jawaban
sebagai berikut:
1 = Sangat Tidak Setuju
2 = Tidak Setuju
3 = Cukup Setuju
4 = Setuju

Universitas Sumatera Utara

4


5 = Sangat Setuju
3. Uji validitas
Validitas

merupakan alat ukur untuk melihat atau mengetahui apakah

kuesioner dapat digunakan untuk mengukur keadaan responden sebenarnya.
Untuk menguji validitas keadaan responden digunakan rumus korelasi Product
Moment Pearsons, yaitu:

dimana:

�=

n(∑ XY) − (∑X∑Y)

�[n∑x 2 − (∑x)2 ][n∑y 2 − (∑y)2 ]

r = Koefisien Korelasi
n = Jumlah Responden

X = Nilai pertanyaan dari variabel
Y = Jumlah Total dari nilai X

4. Analisis faktor
Analisis faktor merupakan nama umum yang menunjukkan suatu kelas
prosedur, utamanya dipergunakan untuk meringkas data-data dari variabel yang
banyak diubah menjadi sedikit variabel.
Pada awalnya teknik analisi faktor dikembangkan pada awal abad ke-20.
Teknik analisis ini dikembangkan dalam bidang psikometrik atas usaha ahli
statistika Karl Pearson, Charles Spearman, dan lainnya untuk mendefinisikan dan
mengukur intelegensi seseorang.
Analisis faktor merupakan alat pereduksi, mengekstraksi sejumlah faktor
bersama (Common Faktor) dari gugusan asal X1,X2, …,XPsehingga:
1. Banyaknya faktor lebih sedikit dari variabel asal X
2. Sebagian besar informasi variabel X tersimpan dalam faktor

Menurut Johnson dan Wichern (1982), analisis faktor merupakan teknik
analisis multivariat yang bertujuan untuk meringkas sejumlah p variabel yang
diamati menjadi sejumlah m faktor penting, dengan m < p. Misal X adalah faktor
random teramati dengan yang memiliki p komponen pada pengamatan ke-i,


Universitas Sumatera Utara

5

dengan faktor rata-rata (µ) dan matriks kovariansi (∑).Faktor X bergantung secara
linier dengan variabel F1, F2, …, Fm yang disebut faktor bersama dan sejumlah
sumber variansi dari є1, є2, …, єp yang disebut faktor spesifik.
Model analisi faktor menurut Johnson dan wichern adalah:
X1 - µ 1 = l11F1 + l12F2 + … +l1mFm + ε1
X2 - µ 2 = l21F1 + l22F2 + … +l2mFm + ε2
.
.
.

Xp - µ p = lp1F1 + lp2F2 + … +lpmFm + εp

Dengan:
Xp : Variabel ke-p
µ p : Rata-rata variabel ke-p

lpm : Bobot variabel (factor loading) ke-p pada factor ke-m
Fm : Faktor bersama (common factor) ke-m
εp : Faktor spesifik ke-p
Faktor spesifik berkorelasi dengan yang lain dan dengan common factor.
Common factor dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari variabel yang
diteliti. Dengan persamaan:
Fj = Wj1X1 + Wj2X2 + Wj3X3 + … + Wjp Xp
Dimana:
Fj : Faktor ke-j yang diestimasikan
W : Bobot atau koefisien skor faktor
Xp : Banyaknya variabel X pada faktor ke-p
p = 1, 2, …, n ;

j = 1, 2, …, n

3. Langkah-langkah Analisis Faktor
a. Tabulasi Data
Data yang telah diperoleh dari penyebaran kuesioner di tempat-tempat yang
telah ditentukan kemudian dikumpulkan serta ditabulasikan pada kolom-kolom
agar mempermudah untuk kovariansi pada software yang akan digunakan.


Universitas Sumatera Utara

6

b. Pembentukan Matriks Korelasi
Matriks ini digunakan untuk mendapatkan nilai kedekatan hubungan antara
variabel penelitian. Dalam tahap ini, ada dua hal yang perlu dilakukan agar
analisis faktor dapat dilaksanakan yaitu:
1. Menentukan nilai Barlett Test of Sphericity, yang digunakan untuk
mengetahuai apakah ada korelasi signifikan antara variabel.
2. Penetuan Keiser-Meyer-Olkin (KMO), Measure of Sampling Adequacy, yang
digunakan untuk mengukur kecukupan sampel dengan cara membandingkan
besarnya koefisien korelasi yang diamati dengan koefisien korelasi parsialnya.

c. Ekstraksi Faktor
Pada tahap ini, akan dilakukan proses inti dari analisis faktor, yaitu melakukan
ekstraksi sekumpulan variabel yang ada KMO>0.5, sehingga terbentuk satu atau
lebih faktor. Metode yang digunakan untuk maksud ini adalah Principal
Componen Analysisi (PCA) dan rotasi faktor dengan metode Varimax (bagian dari
orthogonal).

d. Rotasi Faktor
Pada rotasi faktor ditransformasikan ke dalam matriks yang lebih sederhana,
sehingga lebih mudah diinterpretasikan. Dalam analisis ini rotasi faktor dilakukan
dengan metode rotasi varimax. Hasil dari rotasi ini terlihat pada tabel Rotated
Component Matrix tidak berubah.

e. Penamaan Faktor
Pada tahap ini akan diberikan nama-nama faktor yang telah terbentuk
berdasarkan faktor Loading suatu variabel terhadap faktor terbentuknya.

1.7 METODE PENELITIAN
Metode penelitian dalam tulisan adalah sebagai berikut:
1. Menentukan lokasi penelitian dengan menggunakan sample acak (Random
Sampling) Di Kota Medan Kecamatan Medan Selayang.

Universitas Sumatera Utara

7

2. Mengumpulkan bahan-bahan yang berkaitan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi pengangguran.
3. Menentukan jumlah sampel dengan menggunakan metode Slovin.
4. Menentukan variabel penelitian dengan membuat kuesioner untuk memilih
faktor-faktor.
5. Penyebaran kuesioner.
6. Mengumpulkan data primer (nilai tiap variabel penelitian) yang bersumber
pada hasil kuesioner terhadap responden.
7. Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan
software statistika SPSS Microsoft Excel.
8. Menguji validitas data.
9. Menguji reliabitas data.
10. Menganalisis data dengan menggunakan teknik analisi faktor.
11. Menentukan ketepatan model.
12. Mengambil kesimpulan dan saran.

Universitas Sumatera Utara