STUDI TENTANG TATA CARA MASYARAKAT TO KAILI RAI DALAM MEMPERTAHANKAN BUDAYA DAN ADAT MELALUI UPACARA NOGUNTI VO DI KELURAHAN BAIYA KECAMATAN PALU UTARA DITINJAU DARI NILAI-NILAI PANCASILA | Sakti | EDU CIVIC 6178 20447 1 PB

STUDI TENTANG TATA CARA MASYARAKAT TO KAILI RAI DALAM
MEMPERTAHANKAN BUDAYA DAN ADAT MELALUI UPACARA NOGUNTI VO DI
KELURAHAN BAIYA KECAMATAN PALU UTARA
DITINJAU DARI NILAI-NILAI PANCASILA
Oleh:
Rivzal Putra Sakti
Mahasiswa Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
Abstrak: Tujuan penelitian ini yaitu; 1) Mendeskripsikan makna simbol-simbol dan nilai- nilai
yang terkandung dalam upacara Nogunti Vo pada masyarakat to Kaili Rai di Kelurahan Baiya
Kecamatan Palu Utara, ditinjau dari nilai-nilai Pancasila, dan 2) Mendeskripsikan upaya
masyarakat to Kaili Rai di Kelurahan Baiya Kecamatan Palu Utara dalam mempertahankan adat
atau budaya upacara Nogunti Vo. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif
dan pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian, menunjukkan: 1) Simbol simbol yang digunakan pada upacara Nogunti Vo yang
dilakukan oleh masyarakat to Kaili Rai Kelurahan Baiya Kecamatan Palu Utara yaitu; Kelapa,
pakaian warna kuning, gunting, telur, beras kuning, beras putih, daun siranindi, lilin, pinang dan
sirih, serta Al-Quran dan 2) Nilai-nilai Pancasila pada upacara Nogunti Vo yaitu; a) Sila
Ketuhanan Yang Maha Esa mencerminkan nilai keimanan, ketaqwaan dan keselarasan; b) Sila
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab mencerminkan nilai Keselarasan dan Keberadaban; c) Sila
Persatuan Indonesia mencerminkan nilai Kebersamaan dan nilai persatuan dan kesatuan; d) Sila

Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
mencerminkan nilai kedamaian, musyawarah untuk mencapai mufakat, dan kebijaksanaan; dan
e) Sila Keadilan Sosial Bagi seluruh Rakyat Indonesia mencerminkan nilai keadilan dan
kesejahteraan. Selanjutnya, upaya yang untuk mempertahankan dan melestarikan adat atau
budaya yaitu melaksanaan upacara adat Nogunti Vo secara turun temurun sesuai tata cara, kaidah
pelaksanaan dan persyaratan simbol-simbol yang digunakan.
Kesimpulan yang diperoleh yaitu upacara adat Nogunti Vo merupakan ucapan selamat kedua,
pemberian nama melalui pengurbanan hewan, dan ungkapan rasa syukur atas karunia Allah SWT
yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila.
Kata kunci: Masyarakat Kaili, Upacara No Gunti Vo, Nilai-nilai Pancasila
Pendahuluan
Kebudayaan sebagai warisan menurut penulis, merupakan keharusan sistem yang telah di
kembangkan oleh para leluhur selama berabad-abad yang lalu, yang di dalamnya mengandung
banyak ilmu pengetahuan yang perlu diresapi dan dilestarikan serta dijadikan acuan dalam
merancang suatu bentuk kerangka kehidupan, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang baik
yang bernorma.
Rivzal Putra Sakti: Studi tentang Tata Cara To Kaili Rai dalam Mempertahankan ……………….. Page 1

Sebagai bangsa yang memiliki warisan budaya yang timbul dan berkembang dalam
ratusan suku bangsa dengan ciri khas tersendiri, maka sewajarnyalah jika sebagai bangsa

Indonesia selalu berusaha menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur dari budaya segenap suku
bangsa tersebut, sebagai bagian yang sangat penting dari kebudayaan nasional. Selain
menjalankan salah satu dari syariat agama, nogunti Vo adalah salah satu unsur budaya yang
perlu dilestarikan keberadaannya dan sampai saat ini masih eksis dilakukan.
Semua aspek budaya suku Kaili di dikaji lebih dalam dan dilestarikan berdasarkan nilainilai pancasila yang harus di lestarikan, sebagai upaya pelestarian dan pengembangan. Adat atau
budaya daerah merupakan aset kebudayaan nasional yang tidak lepas dari peranan masyarakat
sebagai pendukung kebudayaan tersebut. Oleh karena itu, kesadaran masyarakat mempunyai arti
penting dalam kelestarian kebudayaan suatu daerah. Salah satu contohnya adalah pelaksanaan
upacara adat Nogunti Vo (gunting rambut) oleh masyarakat to Kaili di Kelurahan Baiyah
Kecamatan Palu Utara. Upacara adat Nogunti Vo (gunting rambut) adalah salah satu budaya atau
tata cara/adat istiadat yang diwariskan oleh para leluhur yang dianggap salah satu tradisi yang
patut dilestarikan karena dianggap sebagai kewajiban bagi orang tua yang mempunyai anak
(bayi), yang dilakukan berdasarkan syarat-syarat tertentu dan berdasarkan syariat agama Islam.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas mendorong peneliti untuk mengkaji salah satu
aspek yaitu berkaitan dengan tata cara masyarakat to Kaili Rai Kelurahan Baiyah Kecamatan
Palu Utara dalam mempertahankan budaya dan adat di ditinjau dari nilai-nilai Pancasila dengan
melakukan penelitian yang berjudul “Studi Tentang Tata Cara Masyarakat to Kaili Rai dalam
Mempertahankan Budaya dan Adat melalui Upacara Nogunti Vo di Kelurahan Baiyah
Kecamatan Palu Utara ditinjau dari Nilai-Nilai Pancasila”.
Metode Penelitian

Berdasarkan pada masalah, tujuan dan manfaat penelitian, maka penelitian ini
menggunakan pendekatan deskriptif yang menggambarkan masalah-masalah yang berhubungan
dengan kajian penelitian ini dengan memberi penjelasan yang lengkap tantang tata cara
masyarakat to Kaili dalam mempertahankan budaya dan adat di Kelurahan Baiyah Kecamatan
Palu Utara ditinjau dari nilai-nilai Pancasia. Jenis penelitian yang digunakan adalah Interaktif
dan Partisipatoris yang melibatkan beberapa sumber informasi, termasuk tokoh adat dan
masyarakat di Kelurahan Baiya Kecamatan Palu Utara.

Rivzal Putra Sakti: Studi tentang Tata Cara To Kaili Rai dalam Mempertahankan ……………….. Page 2

Analisis data dilakukan selama dan setelah penelitian karena penelitian ini adalah
kualitatif. Data yang terkumpul akan dianalisis melalui tiga tahap, yaitu: reduksi, penyajian,
kemudian penyimpulan data dan diinterpresentasikan. Ketiga tahapan analisis data tersebut, oleh
I.G.A.K. Wardani, dkk. (2006:2.31).
Hasil Penelitian
Gambaran Umum Pemerintahan Tanah Kaili
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dalam rangkah studi tentang tata cara masyarakat
To Kaili Rai dalam mempertahankan budaya dan adat melalui upacara Nogunti Vo di Kelurahan
Baiyah Kecamatan Palu Utara ditinjau dari nilai Pancasila”.
Selanjutnya Nur Djarudin Abdullah (1976:10 ) menyatakan bahwa Nogunti Vo merupakan

upacara adat kedua bagi seorang bayi. Dalam upacara adat ini, sekaligus dilakukan pemberian
nama kepada Bayi melalui pemotongan kambing yang disebut Aqiqah. Segala persiapan
dilakukan sebagaimana mestinya.
Berdasarkan tata cara pelaksanaan upacara No Gunti Vo tersebut, maka berikut di
paparkan hasil penelitian berdasarkan hasil observasi tentang nilai-nilai yang terkandung dalam
upacara adat No Gunti Vo.
a. Hasil Observasi Upacara Adat Nogunti Vo
Berdasarkan hasil observasi pada pelaksanaan upacara adat Nogunti Vo, nilai-nilai
Pancasila tercermin dari segala aktivitas yang berlangsung. Nilai-nilai yang dimaksud seperti
sebelas nilai yang dipaparkan oleh Amiruddin Umar Said (2009:10) yaitu nilai kedamaian,
keimanan, ketakwaan, keadilan, kesetaraan, keselarasan, kebeberdaban, persatuan dan kesatuan,
musyawarah untuk mencapai mufakat, kebijaksanaan dan kesejahteraan. Nilai-nilai tersebut
merupakan cerminan nilai-nilai Pancasila yaitu:
1) Sila Pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa”
Nilai-nilai yang merupakan cerminan dari sila “Ketuhanan Yang Maha Esa” yaitu: Nilai
Keimanan. Pelaksanaan upacara adat Nogunti Vo melibatkan unsur-unsur keagamaan atau
adanya pembacaan ayat-ayat suci Al- Quran dan pembacaan do’a.
2. Sila Kedua “ Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”
Nilai- nilai yang merupakan cerminan dari sila “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”
yaitu: Keselarasan merupakan keadaan yang menggambarkan keteraturan, ketertiban dan

Rivzal Putra Sakti: Studi tentang Tata Cara To Kaili Rai dalam Mempertahankan ……………….. Page 3

ketaatan, karena setiap mahkluk melaksanakan peran dan fungsinya secara tepat dan porposional,
sehingga timbul suasana harmoni, tentram, dan damai.
3. Sila Ketiga “Persatuan Indonesia”
Nilai- nilai yang merupakan cerminan dari sila “Persatuan Indonesia” yaitu: Kebersamaan.
Kerja sama dan gotong royong dalam pelaksanaan upacara adat Nogunti Vo meruapakan hal
yang paling penting agar upacara adat dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan
ketentuan serta syarat yang ditetapkan dan Persatuan dan kesatuan. Pelaksanaan upacara
adat Nogunti Vo dilakukan bagi agama Islam merupakan sunnah Rasul yang wajib dilakukan.
4. Sila

Keempat

“Kerakyatan

yang

Dipimpin


oleh

Hikmat

Kebijaksanaan

dalam

Permusyawaratan/Perwakilan”
Nilai yang merupakan cerminan dari sila “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan” yaitu: kedamaian.

Dalam pelaksanaan

upacara adat Nogunti Vo tidak terdapat konflik atau kekerasan. Sikap sosial yang dilaksanakan
secara selaras, serasi dan seimbang menimbulkan keteraturan, ketertiban, dan ketentraman.
Semua unsur yang terlibat memiliki pengendalian diri yang tinggi tidak ada perebutan
kepentingan. Musyawarah untuk mencapai mufakat, Setiap keputusan yang diambil merupakan
menggambarkan hasil olah pikir dan olah rasa yang bersumber dari hati nurani dan bersendi pada
kebenaran, keadilan dan keutamaan dan memberi ketentraman.

5. Sila Kelima “ Keadilan Sosial basi seluruh Rakyat Indonesia”
Nilai yang merupakan cerminan dari sila “ Keadilan Sosial basi seluruh Rakyat Indonesia”
yaitu: Keadilan. Dalam upacara adat Nogunti Vo, nilai-nilai keadilan tercermin dalam suatu sikap
yang tidak membeda-bedakan. Semua kalangan masyarakat yang melaksanakan upacara adat
Nogunti Vo mendapat perlakuan yang sama dan menerima sikap sosial yang sama dari setiap
unsur dalam masyarakat. Keadilan merupakan hal yang paling utama dalam upacara adat
Nogunti Vo.
Hasil Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap dua belas informan yang sudah ditetapkan. Wawancara
dilakukan untuk memperoleh penjelasan pembanding dengan temuan peneliti berdasarkan hasil
observasi, memperkuat validitas hasil observasi.

Rivzal Putra Sakti: Studi tentang Tata Cara To Kaili Rai dalam Mempertahankan ……………….. Page 4

1. Simbol-simbol dalam upacara Nogunti Vo tersebut yaitu: Kelapa,Pakaian adat warna kuning,
Gunting, Telur, Beras Kuning, Beras Putih, Daun Siranindi, Lilin, Pinang dan Sirih, AlQuran.
2. Masyarakat to Kaili Rai melaksanakan upacara adat Nogunti Vo selain sebagai budaya yang
dilakukan secara turun temurun warisan leluhur atau nenek moyang juga dilakukan sebagai
ungkapan rasa syukur orang tua dikaruniai seorang anak baik laki-laki maupun perempuan.
3. Masyarakat Kaili Kelurahan Baiyah Kecamatan Palu Utara mengganggap upacara adat

Nogunti Vo sebagai salah satu upaya menjaga dan melestarikan budaya. Alasan yang
mendasari pernyataan tersebut menurut salah satu informan, bahwa upacara adat Nogunti Vo
sebagai salah satu upaya menjaga dan melestarikan budaya karena jika tidak dilestarikan
maka akan berdampak lunturnya nilai-nilai atau adat-istiadat.
4. Apakah upacara adat Nogunti Vo dilakukan oleh masyarakat to kaili Rai tanpa kecuali?
pertanyaan tersebut mempunyai perolehan jawaban yang yang sama, yang menyatakan “ya”
memberikan alasan bahwa adat tersebut harus dilaksanakan tanpa terkecuali, karena apabila
tidak dilaksanakan berarti tidak melaksanakan salah satu syariat agama dan tidak menghargai
dan ikut melestarikan budaya bangsa yang diwariskan oleh nenek moyang kita.
5. Apakah orang akan menderita beban mental apabila tidak melaksanakan Nogunti Vo? Alasan
informan menjawab “ya” karena jika tidak dilakukan orang tua akan terus menerus merasa
tidak menyelesaikan kewajibannya sebagai orang tua.
6. Apakah semua syarat harus dipenuhi ketika melakukan upacara adat Nogunti Vo? yang
menjawab “ya” memberikan alasan bahwa jika tidak memenuhi semua persyaratan menurut
adat istiadat setempat, pelaksanaan upacara tidak tidak dapat dilaksanakan.
7. Apakah upacara adat Nogunti Vo memberikan dampak yang tidak baik jika tidak dilakukan
sesuai dengan tata cara pelaksanaannya, tidak memenuhi semua persyaratan yang ditentukan,
atau tidak dilaksanakan sama sekali. Jawaban “ya” disertai alasan alasan yaitu dampak yang
tidak baik jika dilakukan upacara tidak sesuai dengan tata cara pelaksanaannya yaitu
memungkinkan dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.

8. Apakah semua masyarakat To Kaili Rai melakukan upacara adat Nogunti Vo? “ya” informan
memberikan alasan bahwa jika tidak melakukan adat istiadat setempat maka masyarakat
memiliki filterisasi sehingga tidak mudah terpengaruh dan salah menafsirkan perkembangan

Rivzal Putra Sakti: Studi tentang Tata Cara To Kaili Rai dalam Mempertahankan ……………….. Page 5

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sehingga dapat terkontaminasi dengan budaya luar sebagai
salah satu dampak globalisasi.
9. Apakah masyarakat To Kaili Rai merasakan manfaat upacara adat Nogunti Vo? Semua
informan memberikan jawaban “ya”. Pernyataan tersebut disertai alasan bahwa suatu upacara
adat adalah kewajiban yang harus dilakukan untuk melestarikan budaya yang diwariskan
nenek moyang atau para leluhur.
10. Apakah ada upaya lain yang dilakukan masyarakat To Kaili Rai ditinjau dari nilai-nilai
pancasila selain melestarikan upacara adat Nogunti Vo? Semua informan menjawab “Ya”.
Alasannya sama, Sebelum pada tahapan Nogunti Vo, dilakukan upacara ketika bayi dalam
kandungan “Nilama/Nolengga, setelah lahir; Nikama, Nisawiraka, dan Patampuluh, dan
berikutnya barulah Nogunti Vo.
11. Apakah ada sanksi dari ketua adat jika ada masyarakat To Kaili Rai yang tidak melakukan
upacara adat Nogunti Vo? Semua instrumen menjawab ya, dengan alasan yang sama bahwa
jika tidak melaksanakan upacara adat Nogunti Vo, maka akan diberi teguran dan merasa

dikucilkan dalam lingkungan masyarakat setempat.
I.

PEMBAHASAN
Penelitian melalui observasi dan wawancara dilakukan oleh peneliti sebagai untuk

menetapkan sumber informasi tentang tata cara masyarakat to Kaili Rai dalam mempertahankan
budaya dan adat melalui upacara Nogunti Vo di Kelurahan Baiyah Kecamatan Palu Utara
ditinjau dari Nilai-nilai Pancasila. Sebagaimana hasil penelitian yang dikemukakan di atas, hasil
tersebut akan dibahas untuk mengetahui

bagaimana keterkaitan antara teori-teori serta

penafsiran dan penjelasan dengan temuan atau teori yang terungkap di lapangan.
Berikutnya nilai-nilai Pancasila yang tercermin dalam pelaksanaan upacara adat Nogunti
Vo, dijelaskan dalam pembahasan berikut.
1. Sila Pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Nilai keimanan, ketaqwaan dan keselarasan
tercermin dalam pelaksanaan upacara adat Nogunti Vo sebagai salah satu unsur kebudayaan
bangsa. Pembacaan ayat-ayat suci AL- Quran dan pembacaan do’a menunjukkan suatu sikap
yang menggambarkan keyakinan akan adanya kekuatan transedental yang disebut Tuhan

Yang Maha Esa. Upacara adat Nogunti Vo, merupakan bagian dari wujud keimanan serta doa
yang dipanjatkan hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Rivzal Putra Sakti: Studi tentang Tata Cara To Kaili Rai dalam Mempertahankan ……………….. Page 6

2. Sila Kedua “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”. Nilai Keselarasan dan Keberadaban
tercermin dalam pelaksanaan upacara adat Nogunti Vo. Demi menuju keselarasan hidup,
maka dalam behubungan dengan orang lain telah dikembangklan sikap dan perilaku
“pengendalian diri” keselarasan merupakan keadaan yang menggambarkan keteraturan,
ketertiban dan ketaatan. Setiap mahkluk melaksanakan peran dan fungsinya secara tepat dan
porposional, agar tercipta suasana keharmonisan, ketentraman, dan kedamaian.
3. Sila Ketiga “Persatuan Indonesia”. Nilai Kebersamaan dan Nilai Persatuan dan kesatuan
tercermin dalam pelaksanaan upacara adat Nogunti Vo. Kerja sama dan gotong royong dalam
pelaksanaan upacara adat Nogunti Vo meruapakan hal yang paling penting agar upacara adat
dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan ketentuan dan syarat yang ditetapkan.
4. Sila

Keempat

“Kerakyatan

yang

Dipimpin

oleh

Hikmat

Kebijaksanaan

dalam

Permusyawaratan/Perwakilan”. Nilai kedamaian, Musyawarah untuk mencapai mufakat, dan
Kebijaksanaan

tercermin dalam

sila “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat

Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan”. Dalam pelaksanaan upacara adat
Nogunti Vo tidak terdapat konflik atau kekerasan, yang ada hanyalah suatu sikap sosial yang
dilaksanakan secara selaras, serasi dan seimbang sehingga menimbulkan keteraturan,
keterlibatan, dan ketentraman. Nilai yang terkandung pada sila ini adalah menutamakan
kepentingan bangsa dan negara dengan cara bermusyawarah untuk mencapai kata mufakat
(Ruliana Kuswartinah, 2009: 14). 1
5. Sila Kelima “ Keadilan Sosial basi seluruh Rakyat Indonesia”. Nilai Keadilan dan
Kesejahteraan merupakan cerminan dari sila “ Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat
Indonesia”. Dalam upacara adat Nogunti Vo, nilai keadilan tercermin dalam suatu sikap yang
tidak membeda-bedakan. Semua kalangan masyarakat yang melaksanakan upacara adat
Nogunti Vo mendapat perlakuan yang sama dan menerima sikap sosial yang sama dari setiap
unsur dalam masyarakat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan sepuluh butir pertanyaan yang diajukan oleh peneliti
kepada, beberapa alasan yang mendasari jawaban pertanyaan. Alasan penjasan tersebut
diantaranya:

1

Ruliana Kuswartinah, 2009. Ayo Belajar Kewarganegaraan. Solo: Penerbit PT. Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri, hal 14.

Rivzal Putra Sakti: Studi tentang Tata Cara To Kaili Rai dalam Mempertahankan ……………….. Page 7

1. Upacara adat Nogunti vo menggunakan simbol-simbol dan yang mempunyai manfaat dan
makna yang sangat tinggi. Simbol simbol tersebut yaitu:
a. Kelapa; agar anak yang digunting rambutnya akan menjadi anak yang berguna bagi orang
tua dan keluarganya sesuai dengan kegunaan kelapa. Manfaatnya adalah digunakan
sebagai tempat untuk menyimpan rambut.
b. Pakaian adat warna kuning; Melambangkan warna Emas (kerajaan)
c. (dahulunya hanya digunakan oleh keturunan raja, namun demi sekarang sudah digunakan
untuk

semua kalangan) untuk menjaga kelestarian dari syarat ini, saat ini sudah

digunakan

oleh semua kalangan, yang melambangkan tidak adanya perbedaan.

Manfaatnya lambang kebesaran.
d. Artinya semua manusia diciptakan sama sebagai mahkluk yang paling mulai di atas
semua mahkluk dan mempunyai kedudukan yang sama dihadapan Tuhan Yang Maha
Esa.
e. Gunting untuk menggunting rambut.
f. Telur; melambangkan keselamatan bayi. Sebagai simbol keselamatan.
g. Beras Kuning melambangkan keselamatan bayi sebagai simbol keselamatan.
h. Beras Putih; agar makanan yang dimakan kelak dapat membuat anak sehat dan tumbuh
besar. Manfaatnya sebagai simbol kesehatan dan pertumbuhan.
i. Daun Siranindi; agar anak tersebut keberadaanya di tengah keluarga dapat menjejukkan.
Manfaatnya sebagai simbol kesejukkan.
j. Lilin; agar masa depan anak akan terang seperti nyala lilin. Manfaatnya sebagai simbol
terang.
k. Pinang dan Sirih; agar anak tersebut mulus perjalanan hidupnya dan kuat, seperti pinang
dan sirih. Manfaatnya sebagai sibol perjalanan hidu yang kuat dan kokoh.
l. Al-Quran; agar anak tersebut kelak dapat menjadi anak yang saleh dan saleha serta dapat
membaca Al-Quran dengan baik dan lancar. Manfaatnya sebagai simbol keagamaan.
2. Masyarakat to Kaili Rai melaksanakan upacara adat Nogunti Vo selain sebagai budaya yang
dilakukan secara turun temurun warisan leluhur atau nenek moyang juga dilakukan sebagai
ungkapan rasa syukur orang tua dikaruniai seorang anak baik laki-laki maupun perempuan.
Oleh karena itu, rasa syukur tersebut diwujudkan dengan melaksanakan aqiqah yang seperti
yang disunnatkan oleh Nabi Muhammad dan dilakukan berdasarkan syariat agama Islam.
Rivzal Putra Sakti: Studi tentang Tata Cara To Kaili Rai dalam Mempertahankan ……………….. Page 8

3. Masyarakat Kaili Kelurahan Baiyah Kecamatan Palu Utara mengganggap upacara adat
Nogunti Vo sebagai salah satu upaya menjaga dan melestarikan budaya. Alasan yang
mendasari pernyataan tersebut menurut salah satu informan, bahwa upacara adat Nogunti Vo
sebagai salah satu upaya menjaga dan melestarikan budaya karena jika tidak dilestarikan
maka akan berdampak lunturnya nilai-nilai atau adat-istiadat yang menanamkan

nilai

keagamaan dan dapat memberikan peluang kepada generasi kita menerima budaya lain yang
tidak sesuai dengan tradisi atau budaya kita yang memiliki pola atau kaidah berdasasarkan
syariat agama Islam.
4. Apakah upacara adat Nogunti Vo dilakukan oleh masyarakat to kaili Rai tanpa kecuali?
pertanyaan tersebut mempunyai perolehan jawaban yang yang sama, yang menyatakan “ya”
memberikan alasan bahwa adat tersebut harus dilaksanakan tanpa terkecuali, karena apabila
tidak dilaksanakan berarti tidak melaksanakan salah satu syariat agama dan tidak menghargai
dan ikut melestarikan budaya bangsa yang diwariskan oleh nenek moyang kita.
5. Apakah orang akan menderita beban mental apabila tidak melaksanakan Nogunti Vo? Alasan
informan menjawab “ya” karena jika tidak dilakukan orang tua akan terus menerus merasa
tidak menyelesaikan kewajibannya sebagai orang tua. Dan adat dapat memberikan
kepribadian yang baik kepada anak.
6. Apakah semua syarat harus dipenuhi ketika melakukan upacara adat Nogunti Vo? yang
menjawab “ya” memberikan alasan bahwa jika tidak memenuhi semua persyaratan menurut
adat istiadat setempat, pelaksanaan upacara tidak tidak dapat dilaksanakan. Oleh karena itu
harus memerlukan kesiapan secara rohani maupun secara material.
7. Apakah upacara adat Nogunti Vo memberikan dampak yang tidak baik jika tidak dilakukan
sesuai dengan tata cara pelaksanaannya, tidak memenuhi semua persyaratan yang ditentukan,
atau tidak dilaksanakan sama sekali. Jawaban “ya” disertai alasan alasan yaitu dampak yang
tidak baik jika dilakukan upacara tidak sesuai dengan tata cara pelaksanaannya yaitu
memungkinkan dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya si tidak menurut
atau patuh pada orang tua.
8. Apakah semua masyarakat To Kaili Rai melakukan upacara adat Nogunti Vo? “ya” informan
memberikan alasan bahwa jika tidak melakukan adat istiadat setempat maka masyarakat
memiliki filterisasi sehingga tidak mudah terpengaruh dan salah menafsirkan perkembangan

Rivzal Putra Sakti: Studi tentang Tata Cara To Kaili Rai dalam Mempertahankan ……………….. Page 9

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sehingga dapat terkontaminasi dengan budaya luar sebagai
salah satu dampak globalisasi.
9. Apakah masyarakat To Kaili Rai merasakan manfaat upacara adat Nogunti Vo? Semua
informan memberikan jawaban “ya”. Pernyataan tersebut disertai alasan bahwa suatu upacara
adat adalah kewajiban yang harus dilakukan untuk melestarikan budaya yang diwariskan
nenek moyang atau para leluhur.
10. Apakah ada upaya lain yang dilakukan masyarakat To Kaili Rai ditinjau dari nilai-nilai
pancasila selain melestarikan upacara adat Nogunti Vo? Semua informan menjawab “Ya”.
Alasannya sama, banyak upaya yang dilakukan ditinjau dari nilai Pancasila selain upacara
adat Nogunti Vo. Sebelum pada tahapan Nogunti Vo, dilakukan upacara ketika bayi dalam
kandungan “Nilama/Nolengga, setelah lahir; Nikama, Nisawiraka, dan Patampuluh, dan
berikutnya barulah Nogunti Vo.
11. Apakah ada sanksi dari ketua adat jika ada masyarakat To Kaili Rai yang tidak melakukan
upacara adat Nogunti Vo? Semua instrumen menjawab ya, dengan alasan yang sama bahwa
jika tidak melaksanakan upacara adat Nogunti Vo, maka akan diberi teguran dan merasa
dikucilkan dalam lingkungan masyarakat setempat.
II. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa upacara adat
Nogunti vo adalah ucapan selamat kedua sekaligus pemberian nama melalui pengurbanan hewan
dan ungkapan rasa syukur atas karunia Allah SWT, kemudian nilai-nilai yang terkandung dalam
upacara Nogunti Vo di Kelurahan Baiyah Kecamatan Palu Utara, dan keterkaitannya dengan
dengan nilai-nilai Pancasila adalah nilai kedamaian, keimanan, ketaqwaan, keadilan, kesetaraan,
keselarasan, keberadaban, persatuan dan kesatuan, musyawarah untuk mencapai mufakat, serta
kebijaksanaan dan kesejahteraan serta upaya masyarakat To Kaili Rai di Kelurahan Baiyah
Kecamatan Palu Utara dalam mempertahankan dan melestarikan adat atau budaya Upacara
Nogunti Vo adalah melakukan upacara adat secara turun temurun sesuai dengan tata cara
pelaksanaan, persyaratan dan alat atau bahan yang digunakan.

Adapun saran-saran yang diajukkan yaitu: Hendaknya kita menyadari bahwa sebagai
bagian dari suku bangsa dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dalam diri
tertanam nilai-nilai Pancasila yang penerapannya dapat dilihat dari nilai kedamaian, keimanan,
Rivzal Putra Sakti: Studi tentang Tata Cara To Kaili Rai dalam Mempertahankan ……………….. Page 10

ketaqwaan, keadilan, kesetaraan, keselarasan, keberadaban, persatuan dan kesatuan, musyawarah
untuk mencapai mufakat, serta kebijaksanaan dan kesejahteraan. Sebagai bagian dari
keberagaman Suku Bangsa dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), kita
dapat melaksanakan, memelihara dan melestarikan adat istiadat atau budaya daerah setempat
terutama adat istiadat atau budaya yang di dalammnya terdapat nilai-nilai Pancasila dan hasil
penelitian ini dapat dijadikan sumber inspirasi untuk mengkaji keberagaman yang merupakan
ciri khas dan karakteristik Bangsa Indonesia ditinjau dari nilai-nilai Pancasila.

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin Umar Said, 2009 Buku Ajar Pendidikan Kewarganegaraan (berlaku di lingkungan
sendiri), Palu; Sulawesi Tengah.
Nur Djarudin Abdullah, 1976. Hukum Adat Kaili, Palu; Sulawesi Tengah.
Ruliana Kuswartinah, 2009. Ayo Belajar Kewarganegaraan. Solo: Penerbit PT. Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri.
Wardani, I.G.A.K. Dkk. 2006 Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta; Penerbit Departemen
Pendidikan Nasional, Universitas Terbuka.

Rivzal Putra Sakti: Studi tentang Tata Cara To Kaili Rai dalam Mempertahankan ……………….. Page 11

Dokumen yang terkait

POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM UPACARA ADAT SEREN TAUN : Studi Kasus Pada Masyarakat Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan.

2 7 33

PROSES PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA DALAM UPACARA ADAT SEREN TAUN : Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan.

0 5 41

Upaya Masyarakat Kaili Dalam Melestarikan Adat Perkawinan Di Kelurahan Kayumalue Ngapa Kecamatan Palu Utara Di Tinjau Dari Nilai Pancasila | Ferdi | EDU CIVIC 6202 20528 1 PB

0 1 14

Pelaksanaan Upacara Adat Perkawinan Suku Kulawi Ditinjau dari Aspek Pendidikan Kewarganegaraan | Mardiana | EDU CIVIC 6199 20516 1 PB

0 0 14

Pelaksanaan Upacara Adat Perkawinan Suku Kulawi Ditinjau dari Aspek Pendidikan Kewarganegaraan | Mardiana | EDU CIVIC 6207 20548 1 PB

0 1 14

PERMAINAN TRADISIONAL NOGARATA TO KAILI SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN PKn DALAM MEMBANGUN NILAI KARAKTER KEWARGANEGARAAN SISWA SMP NEGERI 13 PALU | Fath | EDU CIVIC 6166 20405 1 PB

0 0 10

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DI SMA NEGERI 4 PALU | Safrul | EDU CIVIC 7294 24317 1 PB

0 0 15

STUDI TENTANG INTERAKSI SOSIAL ANTARA ETNIS KAILI DAN ETNIS BUGIS DITINJAU DARI ASPEK CIVIC RESPONSIBILITY DI DESA SILAMPAYANG KECAMATAN KASIMBAR KABUPATEN PARIGI MOUTONG | Mamma | EDU CIVIC 8884 29162 1 PB

0 0 8

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI DEMOKRASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN PKn (STUDI PADA SMA NEGERI 6 PALU) | Bio | EDU CIVIC 8882 29152 1 PB

0 0 12

NILAI SOSIAL BUDAYA DALAM UPACARA ADAT TETAKEN (Studi Deskriptif Upacara Adat Tetaken di Desa Mantren, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan)

0 1 18