PROSES PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA DALAM UPACARA ADAT SEREN TAUN : Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan.

(1)

No. Daftar FPIPS: 1707 / UN. 40.2.2 / PL /2013

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PROSES PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA DAN

KARAKTER BANGSA DALAM UPACARA ADAT SEREN

TAUN

(Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh Desi Fujiastuti

0901503

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


(2)

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2013

PROSES PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA DALAM UPACARA ADAT SEREN TAUN

(Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Oleh

DESI FUJIASTUTI

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© DESI FUJIASTUTI 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DESI FUJIASTUTI

PROSES PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA DALAM UPACARA ADAT SEREN TAUN

(Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan) DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Dasim Budimansyah, M.Si NIP. 19620316 198803 1 003

Pembimbing II

Prof. Dr. Endang Sumantri, M.Ed NIP. 19410715 196703 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed NIP. 19630820 198803 1 001


(4)

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

DESI FUJIASTUTI (0901503), “PROSES PENANAMAN NILAI-NILAI

BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA DALAM UPACARA ADAT SEREN

TAUN” (Studi Kasus Pada Masyarakat Kecamatan Cigugur Kuningan) yang

bertempat di Desa Cigugur yang melibatkan tokoh adat dan masyarakat adat sekitar. Proses penanaman nilai-nilai budaya dan karakter bangsa ditanamkan sejak kecil, karena nilai-nilai yang terkandung di dalam Upacara Seren Taun merupakan nilai yang harus dicontoh dan diaktualisasikan kedalam kehidupan sehari-hari, dan dengan adanya nilai-nilai tersebut menjadi suatu patokan dan pegangan hidup masyarakat dalam bertingkah laku yang sesuai dengan nilai-nilai yang ada, juga dengan proses penanaman nilai-nilai budaya tersebut membentuk suatu karakter masyarakat yang baik untuk mewujudkan karakter bangsa yang berperilaku positif. Teori yang digunakan untuk memahami masalah tersebut menggunakan teori dari Dr. K. Kupper (dalam Idianto 2005: 108) bahwa kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok sehingga bisa membentuk suatu karakter masyarakat yang baik guna mewujudkan karakter bangsa yang baik pula. Dalam penelitian ini diuraikan beberapa rumusan masalah yaitu diantaranya: 1) nilai apa saja yang terkandung dalam pelaksanaan Seren Taun?; 2) Bagaimana partisipasi dan kontribusi masyarakat sekitar dalam pelaksanaan upacara adat Seren Taun?; 3) Kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh masyarakat sekitar dalam mempertahankan upacara adat yang mereka miliki dan bagaimana upaya-upaya yang dilakukan untuk mempertahankannya?; 4) Bagaimana proses penanaman nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang terdapat dalam upacara adat Seren Taun?; 5) Nilai-nilai apa saja yang kongkret dalam upacara Seren Taun tersebut yang tampak dan bermanfaat bagi masyarakat?; 6) Bagaimana dampak pelaksanaan upacara Seren Taun terhadap perilaku warga masyarakat? Dalam menjawab pertanyaan menggunakan data observasi, wawancara, dan studi dokumentasi yang dianalisis menggunakan data reduksi, data display, dan kesimpulan dengan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus. Hasil dari penelitian tersebut yaitu;1) nilai religius, gotongroyong, kekeluargaan, dan keindahan merupakan nilai yang terkandung didalam upacara Seren Taun; 2) tingkat partisipasi masyarakat sekitar semakin meningkat dengan besarnya dan banyaknya kontribusi yang diberikan; 3) kendala yang dihadapi adalah kurangnya sosialisasi pemerintah setempat dalam mengenalkan budaya yang mereka miliki; 4) proses penanaman nilai-nilai budaya diaktualisasikan kedalam kehidupan sehari-hari yang merupakan suatu pegangan hidup masyarakat adat sekitar untuk membentuk karakter masyarakat yang baik guna menunjukkan proses penanaman nilai-nilainya; 5) nilai yang kongkret dalam Seren Taun yaitu nilai religius, nilai gotong royong, dan niai keindahan; 6) dampak adanya Seren Taun membuat masyarakat adat sekitar menjadi lebih dekat dengan Tuhan YME, dan lebih mengenal kebersamaan.


(5)

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

DESI FUJIASTUTI (0901503), "INVESTMENT PROCESS CULTURAL VALUES AND CHARACTER OF INDIGENOUS PEOPLE IN SEREN TAUN CEREMONY " (Case Study Of Society at Kecamatan Cigugur Kuningan) is located in the village Cigugur involving traditional leaders and indigenous communities . The process of planting the cultural values and national character instilled since childhood , because the values contained in the Seren Taun ceremony is the value that should be emulated and actualized into everyday life , and in the presence of those values into a standard and a handle on life community in behaving in accordance with the existing values , also with the process of planting the cultural values form a good character to realize the character of the nation that behaves positive . Theory is used to understand the problem using the theory of Dr . K. Kupper ( in Idianto 2005: 108 ) that culture is a system of ideas that guide and director for human in attitude and behavior , both individually and collectively so that the people can form a good character in order to realize the good character of the nation as well . In this study the formulation of the problem outlined some of them: 1) the value of what is contained in the implementation of the Seren Taun ? ; 2) How does the participation and contribution of local communities in the implementation of the Seren Taun ceremony ? ; 3) what are the constraints faced by the public around in maintaining their traditional ceremonies and how efforts are made to maintain it ? ; 4) how does the process of planting the cultural values and national character contained in the Seren Taun ceremony ? ; 5) what values are concrete in the ceremony Seren Taun -looking and useful for the community ? ; 6) How Seren Taun ceremony impacts of implementing the behavior of citizens ? In answering questions using observational data , interviews , and documentation are analyzed using the data reduction , the data display , and conclusion with a qualitative approach and case study method . Results of the study were: 1) religious value , gotongroyong , familial , and beauty is the value contained in the Seren Taun ceremony ; 2) the level of participation of local communities by increasing the amount and number of contributions made ; 3) constraints encountered is the lack of socialization local government in introducing their culture ; 4) the process of planting actualized cultural values into everyday life which is a matter of life of indigenous peoples around the community to form a good character in order to show the process of planting their values ; 5) the value of the concrete Seren Taun in the religious value , the value of mutual cooperation , and niai beauty ; 6) the impact of the Seren Taun make indigenous communities become closer to God Almighty , and more about togetherness .


(6)

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN

ABSTRAK……… ... i

KATA PENGANTAR………..... ii

UCAPAN TERIMA KASIH……… iii

DAFTAR ISI……… vii

DAFTAR TABEL……… . x

DAFTAR GAMBAR……….. xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian………... .. 1

B. Rumusan Masalah……… ... 5

C. Tujuan Penelitian………. . 6

1. Tujuan Umum………... .. 6

2. Tujuan Khusus……….. .. 6

D. Metode Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data ………... 6

E. Manfaat Penelitian……….. .. 7

1. Secara Teoritis……… . 7

2. Secara Praktis………. . 8

F. Definisi Operasional ……….. 8

G. Struktur Organisasi Skripsi………... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Kebudayaan………... ... 11

1. Hakikat Kebudayaan……… ... 11


(7)

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Sifat-Sifat Budaya……… ... 17

4. Fungsi Kebudayaan Bagi Masyarakat……… . 18

B. Kajian Tentang Nilai-Nilai Budaya………. . 19

1. Hakikat Nilai Budaya ………... 19

2. Fungsi Nilai Budaya……….. 23

C. Kajian Tentang Karakter Bangsa……… ... 24

1. Hakikat Karakter……….... ... 24

2. Konsep Karakter Bangsa……….. ... 28

D. Kajian Tentang Upacara Adat Seren Taun .………... 32

1. Konsep Upacara Adat……… ... 32

2. Konsep Seren Taun……….. ... 34

3. Ritual Upacara ……… ... 36

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian……… ... 38

B. Pendekatan dan Metode Penelitian……….. . 38

C. Definisi Konseptual……… 41

D. Instrumen Penelitian……….. 43

E. Teknik Pengumpulan Data……….. ... 44

1. Observasi …………..……… 44

2. Wawancara……… 45

3. Studi Literatur……… 46

4. Studi Dokumentasi ……… 46

5. Catatan Penelitian ………. 47

F. Teknik Analisis Data………. .... 47

G. Subjek Penelitian….……… 49

H. Validitas dan Realibilitas ……… 49


(8)

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum ………... .. 53

1. Sejarah Kuningan ………. 53

2. Upacara Adat Seren Taun ………. 60

1) Sejarah Seren Taun ………. 74

2) Ritual Upacara ………. 62

B. Deskripsi Hasil Penelitian ……… 69

1. Nilai-nilai yang terkadung dalam Seren Taun ………... 86

2. Partisipasi dan kontribusi masyarakat ……… 71

3. Kendala dan usaha dalam mempertahankan Seren Taun ……….. 72

4. Proses penanaman nilai dan karakter dalam Seren Taun ……….. 74

5. Nilai-nilai konkret yang bermanfaat bagi masyarakat ……….. 74

6. Dampak Seren Taun terhadap perilaku masyarakat ……….. 76

C. Pembahasan Hasil Penelitian ………... 77

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan……… ... . 95

1. Kesimpulan Umum ……… 95

2. Kesimpulan Khusus……… 95

B. Rekomendasi ……… 97


(9)

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

No Judul Tabel Hal 2.1 Kerangka Kluckhon mengenai lima dasar masalah ... .. 22 4.1 Daftar Nama Kecamatan di Kabupaten Kuningan ……… 57 4.2 Daftar Nama Seni dan Budaya di Kabupaten Kuningan ……….. 59


(10)

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

No Judul Tabel Hal 4.1 Lambang Kabupaten Kuningan……….……… 56 4.2 Denah Lokasi Kabupaten Kuningan ……… 57


(11)

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu dapat dikenali dari keanekaragaman budaya, adat, suku, ras, bahasa, maupun agama. Kemajemukan budaya menjadi kekayaan yang sangat berharga dalam memperkaya kebudayaan nasional. Bangsa Indonesia kaya akan adat istiadat yang masih tersimpan dan terjaga dengan baik. Macam-macam kebudayaan yang ada di Indonesia merupakan kekayaan yang sangat berharga yang harus di jaga dan dilestarikan agar tidak hilang dan tidak pudar.

Kebudayaan adalah pencerminan karakteristik dari suatu masyarakat, sehingga masyarakat dan kebudayaan sangatlah erat kaitannya, karena tidak ada satupun masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan, maka masyarakat dalam menjalankan aktivitas kehidupannya terdorong untuk menghasilkan suatu karya cipta dan memiliki nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya yang harus di lestarikan dan dijaga. Karena nilai-nilai budaya itu tumbuh dari masyarakat itu sendiri. Nilai dan masyarakat merupakan dua komponen yang tidak bisa dipisahkan dan saling terkait satu sama lain.

Budaya daerah memegang peranan penting bagi kelangsungan kebudayaan nasional. Oleh karena itu, budaya daerah sudah seharusnya dipelihara dan dijaga agar tetap eksis dan menonjol dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Salah satunya dengan mengangkat budaya daerah dan mempelajari secara mendalam, sehingga keberadaan kebudayaan atau budaya daerah tersebut dapat dikenali dan diteruskan oleh generasi penerus bangsa serta menerapkan nilia-nilai yang terkandung dalam budaya tersebut dalam berbagai aspek kehidupan.


(12)

2

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Hal ini telah diakui oleh pemerintah yang tertuang dalam UUD 1945 Negara Republik Indonesia Pasal 32 ayat 1, bahwa “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya”. Seperti dalam penjelasan pasal 32 UUD 1945, bahwa:

Kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budinya rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak di daerah-daerah di seluruh Indonesia terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju kearah kemajuan adab, budaya, dan persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.

Kebudayaan mencakup semuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Budaya harus selalu dipertahankan oleh setiap suku bangsa, karena budaya dapat mencerminkan karakter suatu bangsa, sehingga masyarakat secara global dapat menilai dan membedakan ciri khas dari setiap budaya yang ada di setiap masing-masing suku bangsa.

Suatu sistem nilai budaya biasanya berfungsi sebagai pedoman tinggi bagi kelakuan manusia. Oleh sistem masyarakat, sistem nilai budaya ini dianggap sebagai peraturan-peraturan yang bernilai tinggi, karena dalam sistem nilai budaya ini mengandung ide-ide yang mengkonsepsikan segala sesuatu yang paling berharga dalam kehidupan masyarakat.

Koentjaraningrat (2009: 131) mengemukakan bahwa manusia dalam kehidupannya tidak akan pernah lepas berurusan dengan hasil-hasil budaya. Dengan pernyataan Koentjaraningrat tersebut bahwa hubungan antara manusia dan budaya tidak dapat dipisahkan, artinya tidak ada orang yang hidup bersama yang tidak mempunyai kebudayaan, demikian sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah pendukungnya. Aturan adat biasanya selalu diteruskan dari generasi ke generasi berikutnya dan umumnya masih dipegang oleh sebagian besar masyarakat desa. Hal ini dapat terlihat dari berbagai macam budaya adat yang


(13)

3

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan adat seperti upacara-upacara adat yang dilakukan secara turun temurun.

Dalam adat istiadat yang ada di dalam ruang lingkup masyarakat, keikutsertaan atau partisipasi sangatlah penting untuk menjaga keutuhan tradisi yang sudah ada sejak turun temurun agar tidak pudar begitu saja. Dengan adanya peran masyarakat dalam partisipasi untuk menjaga keutuhan tradisi yang sudah melekat di masyarakat, semakin kuat pula nilai-nilai budaya yang melekat, karena dalam setiap tradisi adat istiadat, nilai-nilai budaya itu merupakan bagian yang terpenting yang tidak boleh dilupakan.

Penulis mengemukakan bahwa dengan adanya jaman modernisasi dan globalisasi, masyarakat yang tinggal dalam suatu ikatan adat istiadat atau tradisi tidak mengubah atau menggoyahkan keteguhan dari aturan adat istiadat tersebut. Karena adat istiadat atau tradisi tersebut merupakan warisan nenek moyang yang secara turun temurun diwariskam kepada penerusnya agar tetap menjaga dan melestarikannya.

Dalam perkembangan zaman yang semakin modern ini, upacara tradisional/upacara adat sebagai warisan budaya leluhur boleh dikatakan masih memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Kita menyadari bahwa upacara tradisional yang didalamnya mengandung norma-norma atau aturan-aturan dalam hidup bermasyarakat sampai sekarang masih dipatuhi oleh masyarakat pendukungnya.

Penulis melanjutkan pula bahwa tidak mudah melestarikan kebudayaan melalui berbagai bentuk upacara adat yang tesebar diseluruh kepulauan Indonesia yang didiami oleh ratusan suku bangsa dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda. Daripada itu, untuk menjaga dan melestarikannya haruslah menanamkan nilai-nilai budaya yang terkandung didalamnya. Penanaman sikap dan keterampilan pada anggota warga masyarakat memang diperlukan oleh seseorang yang nantinya akan memainkan peranan sesuai dengan kedudukan sosial dalam masyarakat. Hal tersebut merupakan salah satu usaha untuk melestarikan nilai-nilai budaya dari unsur-unsur kebudayaan.


(14)

4

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Untuk lebih menjaga pelestarian kebudayaan dan adat istiadat yang ada di Indonesia, peran masyarakat sangatlah berpengaruh. Tanpa adanya masyarakat yang terlibat dalam pelestarian kebudayaan agar tidak pudar dengan seiringnya zaman, kebudayaan dan adat istiadat tersebut akan memudar. Oleh karena itu peran masyarakat sangat diperlukan untuk melestarikan kebudayaan kita yang merupakan kekayaan dan ciri khas dari negara kita.

Apabila tingkat partisipasi yang terjadi sangat rendah dalam membantu pelestarian budaya dan adat istiadat itu akan cepat memudar dan hilang seiring dengan banyaknya faktor-faktor dari luar yang masuk dan terbawa ke dalam kehidupan mereka, sehingga dengan mudahnya kebudayaan yang harusnya mereka lestarikan menjadi tercampur dan terkontaminasi.

Dalam adat istiadat terdapat nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Dimana, nilai-nilai yang terkandung didalamnya itu dapat membentuk suatu karakter masyarakat itu sendiri. Karakter masyarakat itu sendiri biasanya yang sering tejadi dan terbentuk dalam adat istiadat adalah gotong royong. Dimana disitu gotong royong yang dimaksud adalah gotong royong secara bersama-sama untuk menjaga dan melestarikan demi keutuhan budaya dan adat istiadat yang ada di dalam lingkungan tempat tinggal mereka sendiri.

Salah satu upacara adat yang ada adalah Seren Taun. Upacara adat seren taun dilaksanakan di Kabupaten Kuningan tepatnya di Kecamatan Cigugur yang dilaksanakan pada bulan Rayagung. Dimana setiap pelaksanaan seren taun tidak ada perubahan dari susunan acara karena dari tahun ketahun acara seren taun tidak ada yang berubah kecuali tema dari perayaannya yang berubah. Namun, diluar dari itu semua tidak menghilangkan budaya seren taun itu sendiri dari jaman nenek moyang mereka.

Dalam referensi artikel yang berjudul Seren Taun (Syukuran Masyarakat Agraris Sunda) yang diterbitkan oleh Yayasan Pendidikan Tri Mulya mengatakan bahwa Seren Taun merupakan gelar budaya tradisional masyarakat Agraris Sunda yang masih ada dan biasa dilaksanakan satu tahun sekali di Kelurahan Cigugur.


(15)

5

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pelaksanaan seren taun dapat dilihat dari seberapa besar peran serta masyarakat sekitar dalam pelestarian budaya nya. Masyarakat sekitar masih mempertahankan budaya dan nilai-nilai yang ada dalam adat mereka sebagai pola dari tingkah laku mereka untuk membentuk suatu karakter. Dari nilai-nilai yang ada atau terkandung dalam pelaksanaan upacara adat seren taun disitu dapat diaktualisasikan oleh masyarakat karakter seperti apa yang terdapat dari nilai-nilai yang terkandung dari pelaksanaan upacara adat seren taun.

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam terhadap partisipasi masyarakat Cigugur dalam proses seren taun sehingga peneliti mengambil judul: “Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Masyarakat Di Kecamatan Cigugur Kuningan)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka peneliti menguraikan masalah pokok didalam penelitian ini yaitu “Bagaimana proses penanaman nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dalam upacara adat Seren Taun?”

Berdasarkan masalah pokok tersebut, selanjutnya dirumuskan pertanyaan-pertanyaan kedalam sub masalah sebagai berikut:

1. Nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam upacara adat Seren Taun? 2. Bagaimana partisipasi dan kontribusi masyarakat sekitar dalam

pelaksanaan upacara adat Seren Taun?

3. Bagaimana proses penanaman nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang terdapat dalam upacara adat Seren Taun?

4. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh masyarakat sekitar dalam mempertahankan upacara adat yang mereka miliki dan bagaimana upaya-upaya yang dilakukan untuk mempertahankannya?


(16)

6

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

5. Nilai-nilai apa saja yang kongkret dalam upacara Seren Taun tersebut yang tampak dan bermanfaat bagi masyarakat?

6. Bagaimana dampak pelaksanaan upacara Seren Taun terhadap perilaku warga masyarakat?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan penilitian ini adalah untuk mengetahui dan memperoleh informasi mengenai proses penanaman nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dalam upacara adat Seren Taun di Kecamatan Cigugur.

2. Tujuan Khusus

Selain tujuan umum, penelitian ini juga memiliki tujuan yang lebih khusus, peneliti ingin:

a. Memperoleh informasi mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam upacara adat Seren Taun yang dilakukan masyarakat Cigugur

b. Mengetahui sejauh mana partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam pelaksanaan upacara adat Seren Taun.

c. Mengidentifikasi upaya-upaya yang telah dilakukan oleh masyarakat Cigugur dalam memelihara dan mempertahankan upacara adat Seren Taun dan kendala yang dialami dalam mempertahankan adat yang dimiliki

d. Memperoleh informasi tentang penanaman nilai-nilai budaya dan karakter dalam upacara adat Seren Taun.

e. Mengetahui nilai-nilai yang kongkret dalam upacara Seren Taun dan manfaat dari nilai-nilai tersebut bagi masyarakat.

f. Memperoleh informasi mengenai dampak pelaksanaan upacara Seren Taun terhadap perilaku warga masyarakat.


(17)

7

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu D. Metode penelitian dan Teknik pengumpulan data

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan pada sebelumnya, pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Peneliti mengambil pendekatan kualitatif didasarkan pada permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya. Dalam penelitian kulaitatif, penulis sebagai penelitian

“key instrument” atau alat peneliti utama. Peneliti mengadakan sendiri pengamatan

atau wawancara tak berstruktur sehingga dapat menyelami dan memahami makna interaksi agar manusia secara mendalam dengan dibantu oleh wawancara dan observasi.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus. Penelitian studi kasus menurut Dedi Mulyana (2006: 204) menyangkut telaah atas seseorang, kelompok atau suatu lembaga secara cermat dan intensif. Kasus disini juga berarti jamak, dalam pengertian studi yang dilakukan menggunakan atau dilengkapi dengan kasus-kasus. Kasus-kasus pelengkap ini biasanya dihasilkan berdasarkan wawancara mendalam dan dilengkapi dengan observasi.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2009: 62).

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Kegunaan teoritis dalam penelitian ini adalah untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahun dalam Pendidikan Kewarganegaraan bagi peneliti khususnya, dan berbagai pihak yang berkepentingan secara langsung maupun tidak langsung. Dalam


(18)

8

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pemahaman mengenai upacara adat Seren Taun itu sendiri.

2. Manfaat Praktis

a. Diharapkan dalam penelitian ini dapat memberikan masukan kepada masyarakat sekitar untuk tetap menjaga dan melestarikan upacara adat yang telah turun temurun dan telah diwarisi oleh para leluhur dengan keikutserataan dalam kegiatan tersebut sehingga terjaga dari kepudaran dan kepunahan serta mampu mengambil nilai-nilai dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan masyarakat.

b. Bagi masyarakat luas, penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu acuan untuk meneliti lebih jauh budaya adat yang terdapat di daerah Jawa Barat agar dapat dikenali oleh masyarakat luas demi memperkokoh kebudayaan-kebudayaan nasional.

c. Bagi penulis, manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah dapat mengambil nilai-nilai yang berharga dalam kehidupan di masa yang akan datang.

F. Definisi Operasional

Supaya dalam penelitian terdapat kesesuaian antara penulis dan pembaca, maka akan dijelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam judul, yaitu sebagai berikut:

a. Proses penanaman adalah menanamkan sesuatu untuk menumbuhkan sesuatu.

b. Adat adalah suatu kebiasaan atau perilaku masyarakat yang selalu terjadi secara berulang kali yang didalamnya terdapat aturan-aturan dan


(19)

nilai-9

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

nilai yang terkandung yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh masyarakat dan menjadi tradisi dalam kelompok masyarakat tersebut. c. Upacara adat adalah serangkaian proses ritual yang dilakukan oleh

masyarakat adat untuk mengungkapkan rasa syukur.

d. Seren Taun adalah salah satu tradisi yang dimiliki oleh masyarakat agraris Sunda sebagai ungkapan rasa syukur pada pemberian Tuhan yang melimpah melalui tanah yang subur dan hasil yang melimpah.

e. Nilai adalah sesuatu yang berharga yang dapat dinilai dimana mengacu pada pertimbangan terhadap suatu tindakan, benda, cara untuk mengambil keputusan apakah sesuatu yang bernilai itu benar (mempunyai nilai kebenaran), indah (nilai keindahan/estetik) dan religius (nilai ketuhanan). f. Nilai budaya merupakan nilai-nilai yang disepakati dan tertanam dalam

suatu masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan, simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan perilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi.

g. Karakter diartikan sebagai sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain, tabiat atau watak.

G. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika yang akan dimasukan dan disusun kedalam sebuah laporan skripsi adalah BAB I Pendahuluan yang didalamnya memuat sub-sub bab yang terdiri dari Latar Belakang Penelitian yang menjadi suatu alasan penulis mengambil judul yang dipilih sehingga tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang ditujukan untuk bahan penulisan skripsi, sub bab lainnya adalah rumusan masalah yang di uraikan kedalam beberapa pertanyaan penelitian yang akan dikaji lebih dalam oleh penulis. Selanjutnya tujuan peneltian yang menjadi tujuan penulisan dari penelitian tersebut,


(20)

10

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

manfaat penelitan, metode penelitian, definisi operasional serta sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini.

BAB II Kajian Pustaka, dikemukakan secara jelas mengenai sumber-sumber yang digunakan seperti buku-buku atau bahan-bahan rujukan utama yang relevan dengan masalah yang dikaji oleh peneliti. Dalam kajian pustaka dapat menjadi suatu acuan untuk membantu dan menjelaskan istilah-istilah secara jelas dan terperinci dalam penelitian.

BAB III Metode Penelitian, dijelaskan mengenai langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan oleh penulis terkait dengan penulisan skripsi ini. Dimana dalam metode penelitian ini mencakup lokasi, subjek, instrument hingga teknik pengumpulan data untuk mempermudah dalam pengolahan dan analisis data yang diperoleh.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dipaparkan mengenai pembahasan dari hasil penelitian yang telah diteliti oleh peneliti. Dimana dalam hasil penelitian berupa informasi dan data-data yang telah diperoleh sesuai dengan lapangan dalam rangka penulisan skripsi tentang partisipasi masyarakat dalam upacara adat Seren Taun yang didalamnya memuat nilai-nilai yang membentuk suatu karakter masyarakat. Dalam hasil penelitian ini penulis mendeskripsikan secara terurai agar memperoleh keterangan yang jelas. Dalam bab ini berisi mengenai seluruh jawaban-jawaban dari rumusan masalah dalam penelitian.

Bab V Kesimpulan, merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi ini dimana dalam bab ini penulis menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian atau pembahasan yang telah di uraikan pada bab sebelumnya. Dalam bab ini selain kesimpulan terdapat juga saran-saran yang diajukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.


(21)

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi dalam penelitian skripsi ini bertempat di Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan. Karena hanya ditempat tersebutlah memiliki budaya dan adat istiadat yang menjadi suatu cirri khas dari Kabupaten Kuningan yang menjadi suatu tradisi yang masih ada. Dimana lokasi yang akan menjadi tempat proses penelitian adalah di Kantor Paseban yang terletak di Jalan Cigugur dan di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan yang terletak di Jalan Ciloa Kabupaten Kuningan. Kedua lokasi tersebut mudah dijangkau untuk melakukan penelitian dan mengambil data.

Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah sebagian masyarakat desa Cigugur dan tokoh-tokoh adat yang berada di lokasi, di Desa Cigugur dan juga lembaga yang berkaitan. Peneliti membagi subjek tersebut dikarenakan tokoh tersebut dapat mewakili masyarakat luas dan lebih berfariasi dalam mengumpulkan data sehingga mendapatkan data yang valid. Guna memudahkan analisis dan memperhatikan keterbatasan waktu, tenaga dan dana yang tersedia, sampel yang ditentukan adalah sample random (acak).

B. Pendekatan dan Metode Penelitian

Taylor (Dedi Mulyana, 2006: 145) mengartikan bahwa metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati problem dan mencari masalah. Hal ini serupa dengan yang dikemukakan oleh Silverman (Dedi Mulyana, 2006: 145) bahwa metodologi itu adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian. Dapat disimpulkan dari pendapat-pendapat diatas bahwa metodologi penelitian itu merupakan cara-cara yang digunakan peneliti dalam mencari jawaban terhadap rumusan masalah berkaitan dengan penelitian.


(22)

39

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini yang pendekatan digunakan adalah pendekatan kualitatif. Moleong (2007: 6), mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai berikut :

Penelitian kualitatif adalah menelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

David William (Moleong 2007: 5) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah. Pendapat lain Jane Richie dalam Lexy Moleong menguraikan bahwa penellitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikan dunia sosial, dan perspektifnya didalam dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia yang diteliti. Pada definisi ini dikemukakan tentang peranan penting dari apa yang seharusnya diteliti yaitu konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia yang diteliti.

Sugiyono (2012: 15) mengartikan bahwa suatu penelitian kualitatif itu adalah Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpotivisme, digunakan untuk meneliti pada konisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi

Tujuan dari penelitian kualitatif ini untuk memahami fenomena-fenoma sosial dari sudut atau perspektif partisipan. Dimana partisipan adalah orang-orang yang diajak berwawancara, diobservasi, diminta memberikan data, pendapat, pemikiran, dan persepsinya. Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti memasuki situasi sosial tertentu, melakukan observasi, serta wawancara. Wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi sosial tertentu. Penentuan sumber data pada orang yang


(23)

40

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

diwawancarai dilakuukan secara purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu

Mardalis (2009: 98) metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic (utuh). Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi kedalam variabel atau hipotesis tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.

Alasan penulis menggunakan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan teori dan data yang ada dilapangan yang sesuai dengan fenomena yang diteliti.

Moleong (2007: 7) menguraikan penelitian kualitatif dimanfaatkan untuk keperluan:

1. Pada penelitian awal dimana subjek penelitian tidak didefinisikan secara baik dan kurang dipahami

2. Pada upaya pemahaman penelitian perilaku dan penelitian motivasional 3. Memahami isu-isu rumit sesuatu proses

4. Untuk memahami isu-isu yang sensitive 5. Untuk keperluan evaluasi

6. Meneliti latar belakang fenomena yang tidak dapat diteliti melalui penelitian kuantitatif

7. Meneliti tentang hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang subjek penelitian

8. Lebih dapat memahami setiap fenomena yang sampai sekarang belum banyak diketahui

9. Meneliti sesuatu secara mendalam

10.Dimanfaatkan oleh peneliti yang ingin meneliti sesuatu dari segi prosesnya Dari yang dikemukakan oleh Moleong diatas dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian kualitatif ini dimaksudkan untuk mencari, memperoleh, dan mengolah data-data dari suatu permasalahan yang diteliti yang belum banyak diketahui oleh masyarakat secara umum.


(24)

41

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Adapun peneliti disini juga menggunakan metode studi kasus, dimana metode studi kasus menurut Mulyana (2006: 204) menyangkut telaah atas seseorang, kelompok atau suatu lembaga secara cermat dan intensif. Kasus disini juga berarti jamak, dalam pengertian studi yang dilakukan menggunakan atau dilengkapi dengan kasus-kasus. Kasus-kasus pelengkap ini biasanya dihasilkan berdasarkan wawancara mendalam dan dilengkapi dengan observasi.

Pelaksanaan upacara adat Seren Taun memerlukan tafsiran-tafsiran kualitatif untuk memberikan gambaran secara umum. Dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif ini akan mempermudah peneliti dalam mengungkap hal-hal yang menjadi tujuan penelitian. Selain itu, peneliti juga dapat mengumpulkan data atau informasi dari narasumber mengenai persoalan tentang penanaman nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dalam pelaksanaan upacara adat Seren Taun tersebut sehingga peneliti dapat memahami situasi sosial secara mendalam dalam permasalahan tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan sendiri pengamatan atau wawancara tak berstruktur sehingga dapat menyelami dan memahami makna interaksi antar manusia secara mendalam dengan dibantu oleh pedoman wawancara, dan observasi. Hasil dari observasi dan wawancara yang telah dilakukan itu dianalisis terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat dan sesuai dengan kajian yang diteliti.

C. Definisi Konseptual

Adapun istilah-istilah yang perlu didiefinisikan secara konseptual adalah sebagai berikut:

a) Nilai

Menurut Milton Rokeah dalam Djahiri (1985: 20) menyatakan bahwa nilai adalah suatu kepercayaan/keyakinan (belief) yang bersumber pada sistem nilai seseorang, mengenai apa yang berharga dan apa yang tidak berharga.


(25)

42

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu b) Budaya

E.B Taylor dalam Ely dkk (2010: 27) budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

c) Nilai Budaya

Merupakan nilai-nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan, simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan perilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi

d) Karakter

Karakter diartikan sebagai sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain, tabiat atau watak.

e) Bangsa

Menurut Badriatim (Winarno, 2010) bangsa alam pengertian sosiologis dan antropologis adalah persekutuan hidup masyarakat yang berdiri sendiri yang masing-masing anggota persekutuan hidup tersebut merasa satu kesatuan, ras, bahasa, agama, dan adat istiadar.

f) Upacara adat

Serangkaian proses ritual yang dilakukan oleh masyarakat adat untuk mengungkapkan rasa syukur

g) Seren Taun adalah salah satu tradisi yang dimiliki oleh masyarakat agraris Sunda sebagai ungkapan rasa syukur pada pemberian Tuhan yang melimpah melalui tanah yang subur dan hasil yang melimpah.


(26)

43

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrument utama. Peneliti yang menjadi instrument utama dengan secara langsung untuk memperoleh data yang diinginkan dibantu oleh alat pedoman observasi dan pedoman wawancara. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah kualitatif yang berupa deskripsi tentang gambaran suatu peristiwa yang diambil, maka dibutuhkan ketelitian dari seorang peneliti untuk dapat melakukan penelitian yang teliti mengenai apa yang akan diteliti. Oleh karena itu peranan peneliti sangat menentukan sebagai instrument utama dalam penelitian.

Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpuan atas semuanya.

Nasution dalam Sugiyono (2012: 306) menyatakan:

Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrument penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semua tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

Sehingga, dalam penelitian kualitatif pada awalnya suatu permasalahan belum pasti dan jelas, maka peneliti itu sendiri yang menjadi instrument nya. Tetapi setelah jelas dari suatu permasalahan yang diteliti maka dapat dikembangkan menjadi suatu instrument dan peneliti dapat memperoleh data dan informasi untuk hasil penelitian yang lebih mendalam.

Dengan demikian, instrument penelitian menjadi sumber pegangan dalam melakukan observasi dan wawancara agar mendapatkan hasil yang akurat dan valid


(27)

44

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

untuk di analisis dan diolah kembali untuk mendapatkan suatu kesimpulan dari permasalahan yang di teliti oleh peneliti.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2012: 308).

Adapun teknik pengumpulan data yang akan peneliti lakukan adalah: 1. Observasi

Dalam penelitian, observasi dimaksudkan agar peneliti melakukan pengamatan secara telaah dan secara langsung terhadap apa yang peneliti teliti untuk mendapatkan suatu gambaran secara konkrit. Nasution dalam Sugiyono (2012: 310) menyatakan bahwa, “observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi”. Oleh karena itu dalam observasi dibutuhkan untuk mendapatkan data yang konkrit yang sesuai dengan lapangan.

Observasi digunakan untuk menyimpulkan data tentang tinjauan langsung upacara adat Seren Taun dalam kaitannya dengan penanaman nilai-nilai budaya yang terkandung didalamnya untuk membentuk suatu karakter bangsa. Pelaksanaan observasi dalam penelitian ini menggunakan observasi pasif dimana dalam hal ini peneliti hanya datang ke lokasi yang menjadi tempat untuk meneliti dengan hanya melakukan pengamatan dengan menggunakan bantuan alat pengamatan. Yang menjadi alat dalam observasi ini adalah pedoman observasi. Alat bantu yang diperlukan dalam proses penelitian diantaranya adalah alat pemotret atau kamera, dan alat perekam suara untuk mencari data dari lapangan.


(28)

45

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2. Wawancara (interview)

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab. Hal ini sejalan dengan pendapat Basrowi dan Suwandi (2008: 127) “wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) sebagai pemberi pertanyaan dan yang di wawancarai (interviewee) sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu”. Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 2010: 198).

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Wawancara mempunyai keunikan yang menguntungkan, yaitu tidak memerlukan kesimpulan tetapi memerlukan kelanjutan.

Wawancara ini memiliki tujuan untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya tentang dunia, yaitu hal-hal secara mendalam, yang tidak dapat kita ketahui melalui observasi. Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Susan Stainback dalam Sugiyono (2012: 318) bahwa “interviewing provide the researcher a means to gain a deeper understanding of how the participant interept a situation or phenomenon than can be gained through observation alon”. Jadi dengan wawancara peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara yang terstruktur (structured interview) dan terbuka dengan terlebih dahulu peneliti menjelaskan maksud dari wawancara tersebut untuk memperoleh keterangan yang mendalam terhadap fokus masalah yang telah dirumuskan terlebih dahulu. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama.


(29)

46

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Peneliti juga melakukan kegiatan wawancara untuk memperoleh dan mengumpulkan data mengenai penanaman nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dalam upacara adat Seren Taun. Adapun pihak yang akan diwawancarai adalah tokoh masyarakat yang berada di sekitar lingkungan Cigugur (sesepuh dan tokoh agama), kepala kantor paseban, aparat pemerintah daerah setempat dan masyarakat sekitar lingkungan Cigugur.

Hasil dari wawancara hendaknya segera dituangkan dalam bentuk laporan sewaktu masih segar dalam ingatan. Kemudian baru peneliti dapat melakukan wawancara berikutnya. Dengan demikian inti dari wawancara itu adalah interaksi antara dua orang dimana peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai stimulus dan yang diwawancarai member uraian atau keterangan sebagai respon. 3. Studi Literatur

Studi literatur adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku sumber untuk mendapatkan data dan informasi teoritis yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Teknik ini memperkuat landasan peneliti juga melengkapi hasil penelitian yang peneliti lakukan.

Peneliti berusaha mencari data berupa teori-teori, pengertian-pengertian dan uraian-uraian yang dikemukakan oleh para ahli sebagai landasan teoritis, khususnya mengenai masalah-masalah yang sejalan dengan penelitian ini agar dapat dijadikan kerangka pemikiran juga dijadikan landasan di dalam penelitian ini. Dengan demikian, studi literature digunakan untuk mempermudah pengolahan data karena bersumber dan berpegang kepada teori-teori yang ada dan berlandaskan pada sumber-sumber buku yang relevan.

4. Studi Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen


(30)

47

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Dokumen diperlukan untuk mengunkap peristiwa sosial yang pernah terjadi pada masa lampau, berdasarkan data yang dibutuhkan dalam menganalisis peristiwa sosial. Studi dokumentasi merupakan salah satu sumber data penelitian kualitatif, banyak hal sebagai dokumen sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahkan meramalkam sebagaimana dijelaskan Moleong, (2000: 161) bahwa “…dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan dan untuk meramalkan”. Ditambahkan oleh pendapat lain Arikunto (2010: 274) menjelaskan bahwa “…metode dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati”.

Dokumen ini sangat penting untuk membantu melengkapi data yang telah dikumpulkan diantaranya data lokasi, kondisi geografis serta pelaksanaan upacara adat Seren taun di dokumentasi yang ada di kantor Paseban Cigugur. Dengan demikian, studi dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lain yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan.

5. Fieldnote atau catatan penelitian

Fieldnote atau catatan penelitian digunakan untuk mendapatkan data yang penting berkaitan dengan penelitian. Catatan tersebut sangat diperlukan untuk mereduksi data dari lapangan dalam pengolahan dan analisis data. Maksud peneliti menggunakan fieldnote ini adalah untuk mencatat hasil wawancara dan informasi yang dikemukakan oleh informan, temuan-temuan yang didapatkan peneliti di lapangan dan juga catatan tentang tafsiran peneliti terhadap informasi yang diberikan oleh responden.


(31)

48

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012: 334), mengemukakan bahwa “The most serious and central difficulty in the use of qualitative data is the methods of analysis are not well formulate”. Yang paling serius dan sulit dalam analisis data kualitatif adalah karena, metode analisis belum dirumuskan dengan baik.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Dalam hal ini Nasution dalam Sugiyono (2012: 336) menyatakan analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangn, dan langsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Aktifitas dalam analisis data meliputi data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya banyak, maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Karena semakin lama peneliti di lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks, dan rumit. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

b. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dengan mendisplaykan data, maka peneliti akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami peneliti. Dengan mendisplaykan data, maka akan


(32)

49

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Semua informasi yang telah terkumpul disusun secara sistematis dan jelas.

c. Conclusion Drawing/Verification

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Akan tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

G. Subyek Penelitian

Menurut Nasution (1996: 32), yang dimaksud dengan subyek penelitian adalah sumber yang dapat memberikan informasi yang dipilih secara purposive. Arikunto (2010: 173) mengemukakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian Populasi pada penelitian ini adalah seluruh masyarakat Cigugur dimana jumlahnya tidak tercatat karena adanya mobilitas yang tinggi. Namun dari populasi tersebut yang diteliti hanya sebagian dari populasi yang disebut sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Guna memudahkan analisis dan memperhatikan keterbatasan waktu, tenaga dan dana yang tersedia, sampel yang ditentukan adalah sampel acak dimana dengan memilah dan memilih subjek dengan tidak terstruktur.

H. Validitas dan Reliabilitas

Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya


(33)

50

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

terjadi pada objek yang diteliti. Hasil penelitian kualitatif seringkali diragukan keabsahan datanya karena dianggap tidak memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Terdapat beberapa cara yang dilakukan agar kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya dalam penelitian. Cara yang dilakukan menurut Sugiyono (2010: 270) adalah:

1) Perpanjangan pengamatan

Dengan perpanjangan pengamatan ini, peneliti mengecek kembali apakah data yang telah diberikan selama ini merupakan data yang sudah benar atau tidak. Apabila data yang diperoleh selama ini setelah dicek kembali pada sumber data asli atau sumber data lain ternyata tidak benar, maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas dan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenerannya.

2) Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.

3) Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Hal ini dilakukan untuk mengecek atau membandingkan data penelitian yang dilakukan terhadap informasi yang diberikan.

4) Menggunakan bahan referensi

Bahan referensi yang dimaksud adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Dalam laporan penelitian, sebaiknya data-data yang dikemukakan perlu dilengkapi dengan foto-foto atau dokumen-dokumen autentik, sehingga menjadi lebih dapat dipercaya.


(34)

51

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Member check merupakan proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan dari membercheck ini adalah agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.

I. Prosedur Penelitian

Secara umum prosedur yang peneliti tempuh dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu:

1. Tahap Pra Penelitian

Pada tahap ini yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi masalah-masalah yang akan diteliti untuk dijadikan sebagai usulan penelitian sementara, karena penelitian dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan keadaan di lapangan sebagaiman penelitian kualitatif pada umumnya.

b. Menentukan lokasi penelitian dengan cara mencari informasi dari pihak setempat di Kabupaten Kuningan

c. Mengurus perijinan dari pihak kampus UPI (Jurusan, Fakulitas ke Pembantu Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan melalui Direktur Akademik), Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan dan Kantor Paseban Kecamatan Cigugur Kuningan.

d. Menyiapkan atau menyusun instrument penelitian yang berupa pedoman wawancara sebagai alat bantu peneliti untuk mendapatkan informasi dan data yang dibutuhkan.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Setelah tahap pra penelitian selesai dilakukan, peneliti mulai ke lapangan untuk melakukan penelitian dengan berpedoman pada instrument yang sudah ditentukan sebelumnya. Setelah dilakukan wawancara dan observasi baik itu


(35)

52

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dari hasil pengamatan maupun dari dokumen dan studi literature maka data dan informasi yang telah diteerima kemudian disusun dan dideskripsikan dalam bentuk catatan yang kemudian dianalisia.

3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Setelah penelitian, diperoleh data-data dari hasil penelitian. Data-data yang diperoleh tersebut kemudian diolah dann di analisis untuk mengdapatkan hasil yang valid yang sesuai peneliti inginkan.


(36)

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa Upacara Seren Taun memiliki nilai-nilai yang terkandung didalamnya yang menjadi suatu pegangan dan tingkah laku hidup masyarakat sekitar dalam berperilaku secara sosial dengan masyarakat satu dengan yang lainnya. Dengan adanya nilai-nilai yang menjadi suatu batasan kehidupan msayarakat sekitar dalam bertingkah laku membuat kehidupan anggota masyarakat menjadi lebih tertata dan lebih teratur karena adanya aturan yang berlaku dalam lingkungan mereka baik aturan dari adat mereka sendiri yang sudah lama menjadi tatanan hidup mereka. Nilai-nilai yang khas yang terkandung dalam Upacara Seren Taun seperti nilai gotong royong, nilai religius, nilai keindahan dan nilai kekeluargaan merupakan nilai yang menimbulkan kebiasaaan yang dilakukan oleh masyarakat hingga melahirkan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat dan dalam proses penanaman nilai-nilai budayanya diterapkan juga untuk selalu hidup bergotong royong dan beragama antar agama lain karena dapat membentuk suatu karakter masyarakat yang baik yang berguna bagi bangsa dan negara dalam membangun bangsa yang berdampak pula terhadap pola tingkah laku kehidupan masyarakat Cigugur untuk menunjukkan sikap positif sebagai warga negara yang baik.

2. Kesimpulan Khusus

Disamping kesimpulan umum di atas, diuraikan kesimpulan khusus, yakni: a. Nilai-nilai yang terdapat dalam upacara Seren Taun adalah nilai religius,

nilai gotong royong, nilai ekonomi, nilai kekeluargaan, dan nilai keindahan, dan dengan nilai yang terkandung di dalam proses pelaksanaan Seren Taun menjadi suatu pedoman hidup dan tingkah laku bagi masyarakat adat sekitar.


(37)

96

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

b. Partisipasi masyarakat yang semakin tinggi dan peran masyarakat dalam memberikan kontribusi yang dilakukan sangat berperan penting dalam pelaksnaan upacara Seren Taun tersebut, karena mereka sendiri yang meciptakannya maka mereka sendiri pula yang harus melestarikan budaya yang mereka miliki.

c. Kurangnya sosialisasi pada masyarakat membuat sebagian besar masyarakat tidak mengenal adanya budaya Seren Taun yang selalu diadakan setiap setahun sekali, tetapi dengan adanya tingkat kesadaran yang tinggi akan adanya adat kebudayaan yang mereka miliki sehingga upaya yang dilakukannya adalah dengan terus menjaga nilai-nilai budaya yang ada dan dengan memperkanalkan budaya mereka ke masyarakat luias.

d. Dalam menanamkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang terdapat didalam upacara Seren Taun dengan mengaktualisasikannya ke kehidupan sehari-hari sesuai dengan nilai yang terkandung karena dengan tingkah laku yang berdasarkan nilai-nilai tersebut menciptkan suatu karakter masyarakat yang baik.

e. Nilai konkret yang tampak dan bermanfaat adalah nilai gotomg royong, nilai ekonomi, dan nilai religius, dan nlai-nilai tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar karena menjadikan mereka sebagai warga negara yang baik dengan tingkah laku yang postif.

f. Dengan adanya upacara adat Seren Taun berdampak terhadap perilaku warga masyarakat sekitar menjadi lebiih dekat dengan Tuhan Yang Maha Esa dengan nilai religius yang tinggi dan masyarakat sekitar bisa lebih saling membantu dan saling kasih mengasihi dimana makna dari upacara Seren Taun tersebut mengajarkan tentang saling membantu dan cinta kasih sesama umat manusia beragama.


(38)

97

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan dan temuan pada penelitian ini maka dapat direkomendasikan sebagai berikut:

1. Bagi Masyarakat Umum

Kebudayaan Seren Taun yang belum tahu sepenuhnya mengenai proses pelaksaanaannya harus lebih peduli dan menghargai kebudayaan yang mereka miliki untuk menjaga keutuhan kebudayaan yang dimiliki dengan terus menanamkan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.

2. Bagi Masyarakat Adat Seren Taun

Banyaknya budaya-budaya luar yang masuk yang berdampak bergesernya kebudayaan yang dimiliki harus bisa lebih disaring dan diambil sisi positifnya saja. Masyarakat adat Seren Taun harus lebih berperan aktif dalam menanamkan nilai-nilai budaya yang tercipta agar karakter masing-masing individu dapat membentuk suatu karakter masyarakat yang baik dan berguna bagi bangsa. Masyarakat adat sekitar harus lebih menjaga kelestarian budaya yang mereka miliki dengan tetap mempertahankan nilai-nilai yang terkandung di dalam nya. 3. Bagi Pemerintah Daerah (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten

Kuningan)

Pemerintah pusat ataupun daerah harus lebih memperhatikan budaya yang ada dengan terus memperkenalkan budaya yang dimiliki kepada kebudayaan yang lain. Pihak pemerintah juga harus lebih berperan aktif dalam mewariskan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam Seren Taun melalui publikasi pada berbagai alat media tentang proses pelaksanaannya dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya sehingga bisa membentuk karakter dari masyarakat pada umumnya. Pemerintah setempat juga harus lebih peduli pada pelaksanaan Seren Taun yang tidak hanya memfokuskan pada pariwisata lainnya.


(39)

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Budimansyah, Dasim. (2010). Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press

Darwis, Ranidar. (2008). Hukum Adat. Bandung: CV Yasindo Multi Aspek

Ekadjati, Edi S. (2001). Sejarah Kuningan dari Prasejarah Hingga Terbentuknya Kabupaten. Bandung: Jurusan Sejarah Sastra Unpad

Koentjaraningrat. (2000). Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta

Kosasih Djahiri, Ahmad. (1985). Strategi Pengajaran Afektif Nilai-Moral-VCT dan Games dalam VCT. Bandung: Granesia

Kusumohamidjojo.(2000). Manusia dan Kebudayaan. Jakarta: PT. Gravika Perkasa Malihah, Elly dan Kolip Usman. (2011). Pengantar Antropologi. Bandung: CV

Maulana Media Grafika

Mardalis. (2009). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Menanti dan Pelly. (1994). Teori-teori Sosial Budaya. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Moleong, Lexy J. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Mu’in, Idianto. (2004). Pengantar Sosiologi. Jakarta: PT. Grafindo Utama Mu’in, Idianto. (2004). Pengantar Sosiologi. Jakarta: PT. Grafindo Utama

Mulyana, Dedi. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya


(40)

99

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Munandar, Sulaeman M. (2010). Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar. Bandung: PT. Refika Aditama

Narbukp, Cholid dan Achmadi, Abu. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara

Nasution. (1996). Penelitian Naturalistik. Bandung: Tarsito

Poerwanto, Hari. (2010). Kebudayaan dan Lingkungan Dakam Perspektif Antropologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Raga Maran, Rafael. (2009). Manusia dan Kebudayaan Dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Rineka Cipta

Raga Maran, Rafael. (2000). Manusia dan Kebudayaan Dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Rineka Cipta

Ranjabar, Jacobus. (2006). Sistem Sosial Budaya Indonesia Suatu Pengantar. Bogor: Ghalia Indonesia

Setiadi, M., Hakam Kama, dan Effendi Ridwan. (2010). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Soekanto, Soerjono. (2010). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta CV

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta

Wuryan, Sri dan Syaifullah. (2009). Ilmu Kewarganegaraan (Civic). Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan


(41)

100

Desi Fujiastuti, 2013

Proses Penanaman Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa Dalam Upacara Adat Seren Taun (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Skripsi atau Tesis Terdahulu

Hakim, Lukman. (2010). Pengaruh Mata Pelajaran PKn dalam Membangun Karakter Peserta Didik di Era Globlalisasi. Skripsi pada FPIPS UPI. Bandung: Tidak diterbitkan

Rusdiyana Munggaran, Devi. (2012). Model Pengembangan Karakter Bangsa di Kota Bandung. Skripsi pada FPIPS UPI. Bandung: Tidak diterbitkan

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945

Internet

Firmansyah. (2009). Partisipasi Masyarakat dalam Kehidupan Modern. [Online].

Tersedia:http://sacafirmansyah.wordpress.com/2009/06/05/partisipasi-masyarakat.[15 Oktober 2012]

Muswandi, Agus. (2006). Kebudayaan dalam Masyarakat Indonesia. [Online] Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Nilai-nilai_budaya. [19 November 2012]


(1)

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa Upacara Seren Taun memiliki nilai-nilai yang terkandung didalamnya yang menjadi suatu pegangan dan tingkah laku hidup masyarakat sekitar dalam berperilaku secara sosial dengan masyarakat satu dengan yang lainnya. Dengan adanya nilai-nilai yang menjadi suatu batasan kehidupan msayarakat sekitar dalam bertingkah laku membuat kehidupan anggota masyarakat menjadi lebih tertata dan lebih teratur karena adanya aturan yang berlaku dalam lingkungan mereka baik aturan dari adat mereka sendiri yang sudah lama menjadi tatanan hidup mereka. Nilai-nilai yang khas yang terkandung dalam Upacara Seren Taun seperti nilai gotong royong, nilai religius, nilai keindahan dan nilai kekeluargaan merupakan nilai yang menimbulkan kebiasaaan yang dilakukan oleh masyarakat hingga melahirkan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat dan dalam proses penanaman nilai-nilai budayanya diterapkan juga untuk selalu hidup bergotong royong dan beragama antar agama lain karena dapat membentuk suatu karakter masyarakat yang baik yang berguna bagi bangsa dan negara dalam membangun bangsa yang berdampak pula terhadap pola tingkah laku kehidupan masyarakat Cigugur untuk menunjukkan sikap positif sebagai warga negara yang baik.

2. Kesimpulan Khusus

Disamping kesimpulan umum di atas, diuraikan kesimpulan khusus, yakni: a. Nilai-nilai yang terdapat dalam upacara Seren Taun adalah nilai religius,

nilai gotong royong, nilai ekonomi, nilai kekeluargaan, dan nilai keindahan, dan dengan nilai yang terkandung di dalam proses pelaksanaan Seren Taun menjadi suatu pedoman hidup dan tingkah laku bagi


(2)

Desi Fujiastuti, 2013

b. Partisipasi masyarakat yang semakin tinggi dan peran masyarakat dalam memberikan kontribusi yang dilakukan sangat berperan penting dalam pelaksnaan upacara Seren Taun tersebut, karena mereka sendiri yang meciptakannya maka mereka sendiri pula yang harus melestarikan budaya yang mereka miliki.

c. Kurangnya sosialisasi pada masyarakat membuat sebagian besar masyarakat tidak mengenal adanya budaya Seren Taun yang selalu diadakan setiap setahun sekali, tetapi dengan adanya tingkat kesadaran yang tinggi akan adanya adat kebudayaan yang mereka miliki sehingga upaya yang dilakukannya adalah dengan terus menjaga nilai-nilai budaya yang ada dan dengan memperkanalkan budaya mereka ke masyarakat luias.

d. Dalam menanamkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang terdapat didalam upacara Seren Taun dengan mengaktualisasikannya ke kehidupan sehari-hari sesuai dengan nilai yang terkandung karena dengan tingkah laku yang berdasarkan nilai-nilai tersebut menciptkan suatu karakter masyarakat yang baik.

e. Nilai konkret yang tampak dan bermanfaat adalah nilai gotomg royong, nilai ekonomi, dan nilai religius, dan nlai-nilai tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar karena menjadikan mereka sebagai warga negara yang baik dengan tingkah laku yang postif.

f. Dengan adanya upacara adat Seren Taun berdampak terhadap perilaku warga masyarakat sekitar menjadi lebiih dekat dengan Tuhan Yang Maha Esa dengan nilai religius yang tinggi dan masyarakat sekitar bisa lebih saling membantu dan saling kasih mengasihi dimana makna dari upacara Seren Taun tersebut mengajarkan tentang saling membantu dan cinta kasih sesama umat manusia beragama.


(3)

97

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan dan temuan pada penelitian ini maka dapat direkomendasikan sebagai berikut:

1. Bagi Masyarakat Umum

Kebudayaan Seren Taun yang belum tahu sepenuhnya mengenai proses pelaksaanaannya harus lebih peduli dan menghargai kebudayaan yang mereka miliki untuk menjaga keutuhan kebudayaan yang dimiliki dengan terus menanamkan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.

2. Bagi Masyarakat Adat Seren Taun

Banyaknya budaya-budaya luar yang masuk yang berdampak bergesernya kebudayaan yang dimiliki harus bisa lebih disaring dan diambil sisi positifnya saja. Masyarakat adat Seren Taun harus lebih berperan aktif dalam menanamkan nilai-nilai budaya yang tercipta agar karakter masing-masing individu dapat membentuk suatu karakter masyarakat yang baik dan berguna bagi bangsa. Masyarakat adat sekitar harus lebih menjaga kelestarian budaya yang mereka miliki dengan tetap mempertahankan nilai-nilai yang terkandung di dalam nya.

3. Bagi Pemerintah Daerah (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten

Kuningan)

Pemerintah pusat ataupun daerah harus lebih memperhatikan budaya yang ada dengan terus memperkenalkan budaya yang dimiliki kepada kebudayaan yang lain. Pihak pemerintah juga harus lebih berperan aktif dalam mewariskan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam Seren Taun melalui publikasi pada berbagai alat media tentang proses pelaksanaannya dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya sehingga bisa membentuk karakter dari masyarakat pada umumnya. Pemerintah setempat juga harus lebih peduli pada pelaksanaan Seren Taun yang tidak hanya memfokuskan pada pariwisata lainnya.


(4)

Desi Fujiastuti, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Budimansyah, Dasim. (2010). Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk

Membangun Karakter Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press

Darwis, Ranidar. (2008). Hukum Adat. Bandung: CV Yasindo Multi Aspek

Ekadjati, Edi S. (2001). Sejarah Kuningan dari Prasejarah Hingga Terbentuknya Kabupaten. Bandung: Jurusan Sejarah Sastra Unpad

Koentjaraningrat. (2000). Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta

Kosasih Djahiri, Ahmad. (1985). Strategi Pengajaran Afektif Nilai-Moral-VCT dan

Games dalam VCT. Bandung: Granesia

Kusumohamidjojo.(2000). Manusia dan Kebudayaan. Jakarta: PT. Gravika Perkasa Malihah, Elly dan Kolip Usman. (2011). Pengantar Antropologi. Bandung: CV

Maulana Media Grafika

Mardalis. (2009). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Menanti dan Pelly. (1994). Teori-teori Sosial Budaya. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Moleong, Lexy J. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Mu’in, Idianto. (2004). Pengantar Sosiologi. Jakarta: PT. Grafindo Utama Mu’in, Idianto. (2004). Pengantar Sosiologi. Jakarta: PT. Grafindo Utama

Mulyana, Dedi. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu


(5)

99

Munandar, Sulaeman M. (2010). Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar. Bandung: PT. Refika Aditama

Narbukp, Cholid dan Achmadi, Abu. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara

Nasution. (1996). Penelitian Naturalistik. Bandung: Tarsito

Poerwanto, Hari. (2010). Kebudayaan dan Lingkungan Dakam Perspektif

Antropologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Raga Maran, Rafael. (2009). Manusia dan Kebudayaan Dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Rineka Cipta

Raga Maran, Rafael. (2000). Manusia dan Kebudayaan Dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Rineka Cipta

Ranjabar, Jacobus. (2006). Sistem Sosial Budaya Indonesia Suatu Pengantar. Bogor: Ghalia Indonesia

Setiadi, M., Hakam Kama, dan Effendi Ridwan. (2010). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Soekanto, Soerjono. (2010). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta CV

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta

Wuryan, Sri dan Syaifullah. (2009). Ilmu Kewarganegaraan (Civic). Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan


(6)

Desi Fujiastuti, 2013

Skripsi atau Tesis Terdahulu

Hakim, Lukman. (2010). Pengaruh Mata Pelajaran PKn dalam Membangun

Karakter Peserta Didik di Era Globlalisasi. Skripsi pada FPIPS UPI. Bandung: Tidak diterbitkan

Rusdiyana Munggaran, Devi. (2012). Model Pengembangan Karakter Bangsa di Kota Bandung. Skripsi pada FPIPS UPI. Bandung: Tidak diterbitkan

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945

Internet

Firmansyah. (2009). Partisipasi Masyarakat dalam Kehidupan Modern. [Online].

Tersedia:http://sacafirmansyah.wordpress.com/2009/06/05/partisipasi-masyarakat.[15 Oktober 2012]

Muswandi, Agus. (2006). Kebudayaan dalam Masyarakat Indonesia. [Online] Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Nilai-nilai_budaya. [19 November 2012]