POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM UPACARA ADAT SEREN TAUN : Studi Kasus Pada Masyarakat Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan.

(1)

Pola Pewarisan Nilai-Nilai Sosial dan Budaya Dalam Upacara

Adat Seren Taun

(Studi Kasus Pada Masyarakat Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sosiologi

Oleh

Laela Nur Adhima Shafa

1001285

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

LAELA NUR ADHIMA SHAFA 1001285

POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM UPACARA ADAT SEREN TAUN

(Studi Kasus Pada Masyarakat Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Yadi Ruyadi, M.Si NIP. 196205161989031002

Pembimbing II

Hj. Siti Komariah, M.Si.,Ph.D NIP. 196804031991032002

Mengetahui

Ketua Prodi Pendidikan Sosiologi

Hj. Siti Komariah, M.Si.,Ph.D NIP. 196804031991032002


(3)

Skripsi ini telah diuji pada :

Hari, Tanggal : Jumat, 3 Oktober 2014

Tempat : Gedung FPIPS UPI Bandung

Panitia Ujian Terdiri dari : 1. Ketua

Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si NIP. 197008141994021001 2. Sekertaris

Hj. Siti Komariah, M.Si.,Ph.D NIP. 196804031991032002 3. Penguji 3.1

Prof. Dr. H. Dasim Budimansyah, M.Si NIP. 196203161988031003

3.2

Hj. Siti Nurbayani K, S.Pd.,M.Si NIP. 197007111994032002 3.3

Mirna Nur Alia A, S.Sos., M.Si NIP. 198303122010122008


(4)

POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM UPACARA ADAT SEREN TAUN

(Studi Kasus Pada Masyarakat Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan)

Oleh

LAELA NUR ADHIMA SHAFA

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu PengetahuanSosial

© LAELA NUR ADHIMA SHAFA 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotocopy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(5)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM UPACARA ADAT SEREN TAUN

(Studi Kasus Pada Masyarakat Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan) ABSTRAK

Abstract: Inheritance Patterns of Values of Social and Culture In Ceremony of Seren Taun. In the globalization era that still growing, enabling the proliferation values of new social and cultures to growing slowly and will shift the existing values that maintained a long time ago. In this case, the indigenous people and ordinary people who are lived in the environment that has a unique culture which is traditional Ceremonycalled Seren Taun in District Cigugur Kuningan should be able to continue to pass on social and culturevalues that already exists and continues this to still grow. This study uses a case study with a qualitative approach and data obtained from observation, interviews, document study, field notes and literature studies were analyzed by data reduction, data analysis, and conclusions. The results of the study showed that the social and cultural values in Seren Taun ceremonial are have a religious values, mutual cooperation value, and have the value of togetherness; each implementation is more festive and increasing public enthusiasm; processes or stages of Seren Taun ceremonial takes place according to the existing rules; inheritance process conducted by the indigenous people and the society people to learn this culture to a children, especially.

Keywords: Inheritance, Social and CultureValues, Seren Taun, Society People of Cigugur

Abstrak: Pola Pewarisan Nilai-Nilai Sosial dan Budaya Dalam Upacara Adat Seren Taun. Perkembangan zaman yang terus berkembang di era globalisasi saat ini memungkinkan pada maraknya nilai-nilai sosial dan budaya baru yang tumbuh secara perlahan akan menggeser nilai-nilai yang sudah ada dan terpelihara sejak dahulu. Dalam hal ini masyarakat adat, dan masyarakat biasa yang berada di lingkungan yang memiliki kebudayaan unik yakni tradisi Upacara Adat Seren Taun di Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan seharusnya dapat terus mewariskan nilai-nilai sosial dan budaya yang sudah ada dan terus berkembang. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif dan data diperoleh dari observasi, wawancara, studi dokumentasi, catatan lapangan dan studi literatur yang dianalisis dengan cara reduksi data, analisis data, dan kesimpulan. Hasil penelitian, menunjukkan bahwa nilai-nilai sosial dan budaya upacara adat seren taun adalah nilai religi, nilai gotong royong, dan nilai kebersamaan; perkembangan semakin meriah tiap pelaksanaannya dan antusiasme masyarakat yang semakin meningkat; proses atau tahapan upacara adat seren taun berlangsung sesuai dengan kebiasaan dan aturan yang berlaku ; proses pewarisan dilakukan oleh warga adat dan masyarakat khususnya kepada anak-anak.

Kata Kunci: Pewarisan, Nilai-Nilai Sosial dan Budaya, Seren Taun, Masyarakat Cigugur


(6)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN


(7)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI………. i

ABSTRAK……….. ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR... x BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... ... B. Identifikasi Masalah Penelitian... . C. Rumusan Masalah Penelitian ... D. Tujuan Penelitian ... E. Manfaat Penelitian ... F. Struktur Organisasi Skripsi ...

1 5 5 6 7 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Tentang Nilai Sosial dan Budaya

a. Pengertian Nilai ... b. Kategorisasi Nilai ... c. Nilai Sosial ... d. Nilai Budaya ... B. Kajian Tentang Kebudayaan

a. Pengertian Kebudayaan ... b. Wujud Kebudayaan ... c. Unsur Kebudayaan ... d. Hakikat Kebudayaan ... C. Kajian Tentang Pewarisan………... D. Kajian Tentang Sosialisasi

a. Pengertian Sosialisasi ... b. Proses Pelaksanaan Sosialisasi...

9 12 12 15 17 19 21 23 25 29 31


(8)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Macam-Macam Sosialisasi ... d. Media Sosialisasi... E. Penelitian Terdahulu...

36 37 40 BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian ... B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... C. Definisi Operasional ... D. Instrumen Penelitian ... E. Prosedur Penelitian ... F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ...

41 42 43 44 45 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah dan Letak administrasi Kabupaten Kuningan

1.1Sejarah Kabupaten Kuningan... 1.2Letak Administrasi Kabupaten Kuningan... 2. Sejarah dan Letak Administrasi Kecamatan Cigugur

2.1Sejarah Kecamatan Cigugur ... 2.2Letak dan Administrasi Kecamatan Cigugur ... B.Deskripsi Hasil Penelitian

1. Nilai-nilai sosial dan budaya yang terkandung dalam Upacara Adat Seren Taun... 2. Perkembangan Upacara Adat Seren Taun... 3. Proses pelaksanaan Upacara Adat Seren Taun... 4. Proses pewarisan nilai sosial dan budaya dalam Upacara Adat

Seren Taun... C.Pembahasan Hasil Penelitian

1. Nilai gotongroyong dan rasa bersyukur masyarakat merupakan nilai sosial dan budaya yang terkandung dalam Upacara Adat Seren Taun... 2. Perkembangan yang semakin meningkat dan maju dalam setiap

50 53 58 60 65 68 72 78 83


(9)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelaksanaan upacara adat Seren Taun setiap tahunnya... 3. Proses pelaksanaan Upacara Adat Seren Taun... 4. Proses pewarisan nilai sosial dan budaya dalam Upacara Adat

Seren Taun... 86 88

91

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Umum ... B. Kesimpulan Khusus ... C. Saran...

94 94 95 DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN INSTRUMEN PENELITIAN ... LAMPIRAN FOTO ... LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN ... LAMPIRAN SURAT PENELITIAN ...

97 99 133 145 146


(10)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Penduduk dan Informasi Demografi...56

Tabel 4.2 Seni dan Budaya di wilayah Kabupaten Kuningan ... 57

Tabel 4.3 Letak Geografis dan Batas Wilayah Kecamatan Cigugur...61

Tabel 4.4 Jarak Tempuh Kecamatan Cigugur...62

Tabel 4.5 Luas Wilayah Kelurahan dan Desa dalam Wilayah Kecamatan Cigugur...62

Tabel 4.6 Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin di Kecamatan Cigugur, Tahun 2014...63

Tabel 4.7 Jumlah Penduduk berdasarkan Rumah Tangga...63

Tabel 4.8 Nama Kepala Desa dan Kelurahan Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan Tahun 2014...64

Tabel 4.9 Jumlah RT, RW, Dusun di Desa/Kelurahan Kecamatan Cigugur Tahun 2014...64

Tabel 4.10 Nilai – Nilai Sosial dan Budaya dalam Upacara Adat Seren Taun...67

Tabel 4.11 Perkembangan Upacara Adat Seren Taun...71

Tabel 4.12 Tahapan Upacara Adat Seren Taun...75

Tabel 4.13 Proses Pewarisan Nilai-Nilai Sosial dan Budaya dalam Upacara Adat Seren Taun...80


(11)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Peta Wilayah Kabupaten Kuningan ...54 Gambar 4.2 Peta Wilayah Kecamatan Kuningan... 60 Gambar 4.3 Bagan Proses Pewarisan Nilai-Nilai Sosial dan Budaya dalam Seren Taun...82


(12)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat. Masyarakat berasal dari sejumlah individu yang berdiam di suatu tempat tertentu dengan sistem nilai

(value system) tertentu pula, mengatur pola-pola interaksi antar anggota masyarakat. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Koentjaraningrat (2009, hlm. 118) yang menyatakan bahwa “masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu

dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.”

Istilah masyarakat seringkali dikaitkan dengan konsep budaya, meskipun sesungguhnya keduanya memiliki perbedaan yang jelas. Berkenaan dengan keterkaitan antara konsep masyarakat dengan konsep budaya Dayakisni Tri (2008, hlm. 9) menyatakan bahwa :

Masyarakat adalah sebuah institusi sosial yang memiliki karakteristik struktur sosial yang jelas, tersusun atas anggota-anggota, diorganisir oleh administrator (pemerintahan), dan diatur oleh sekelompok peraturan atau sistem tertentu. Dalam suatu masyarakat, mereka menampilkan suatu gaya hidup tertentu yang kemudian dipahami sebagai budaya. Oleh karena itu, term masyarakat dianggap sangat dekat dengan term budaya.

Perkembangan budaya Indonesia mengalami kenaikan bahkan penurunan. Indonesia memiliki banyak peninggalan budaya dari nenek moyang kita terdahulu, hal seperti itulah yang harus dibanggakan oleh penduduk Indonesia sendiri, akan tetapi akhir-akhir ini budaya Indonesia mengalami kemunduran sosialisasi dari generasi sebelumnya kepada generasi yang akan datang. Kini telah banyak yang melupakan budaya Indonesia. Semakin majunya arus globalisasi rasa cinta terhadap budaya semakin berkurang, hal ini sangat berdampak tidak baik


(13)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagi masyarakat asli Indonesia. Terlalu banyaknnya kehidupan asing yang masuk ke Indonesia, masyarakat kini telah berkembang menjadi masyarakat modern. Namun akhir-akhir ini Indonesia semakin gencar membudidayakan sebagian budaya Indonesia. Terbukti bahwa, masyarakat luar lebih mengenal budaya Indonesia dibandingkan masyarakat Indonesia. Ini terjadi karena adanya proses perubahan social, seperti akulturasi dan asimilasi. Akulturasi adalah proses masuknya kebudayaan baru yang secara lambat laun dapat diterima dan diolah dengan kebudayaan sendiri, tanpa menghilangkan kebudayaan yang ada. Asimilasi adalah proses masuknya kebudayaan baru yang berbeda setelah mereka bergaul secara intensif, sehingga sifat khas dari unsur-unsur kebudayaan itu masing- masing berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.

Dalam era globalisasi ini informasi dan teknologi dengan mudahnya masuk kedalam masyarakat Indonesia yang sarat dengan berbagai budaya. Globalisasi dapat memberikan dampak kemajuan dan modernisasi, namun banyak diantaranya juga memberikan dampak yang negatif bagi negara. Dengan mudahnya kita melupakan tradisi dan lebih merasa bangga dengan meniru budaya asing. Globalisasi memiliki banyak penafsiran dari berbagai sudut pandang. Sebagian orang menafsirkan sebagai proses pengecilan dunia atau menjadikan dunia sebagaimana layaknya perkampungan kecil. Sebagian lainnya menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat dunia dari sisi gaya hidup, orientasi dan budaya. Pengertian lain dari globalisasi seperti yang dikatakan oleh Barker (2004) adalah bahwa globalisasi merupakan “koneksi global ekonomi, sosial, budaya, dan politik yang semakin mengarah ke berbagai arah di seluruh penjuru dunia dan merasuk ke dalam kesadaran”.

Dalam masyarakat sudah barang tentu norma-norma dan nilai kehidupan itu dipelajari melalui jalan pendidikan baik secara formal maupun non formal. Di samping itu pendidikan juga suatu bentuk sarana sosialisasi bagi warga masyarakat Indonesia, untuk mempelajari berbagai wawasan budaya bangsa diperlukan inventarisasi dan perekaman (dokumentasi) berbagai budaya bangsa seperti upacara tradisional yang tersebar di daerah-daerah serta di dukung oleh berbagai suku bangsa di Indonesia. Inventarisasi dan dokumentasi


(14)

upacara-Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

upacara adat di daerah itu tidak hanya dimaksudkan sebagai pembakuan urutan dan isi upacara yang dilakukan oleh anggota masyarakat pendukung kebudayaan bersangkutan, akan tetapi dapat pula digunakan untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat di luar suku bangsa yang bersangkutan (dalam bentuk publikasi) berbagai model-model upacara dengan segala pengertian dan pemahaman atas nilai-nilai serta gagasan vital yang terkandung di dalamnya.

Budaya daerah memegang peranan penting bagi kelangsungan kebudayaan nasional. Oleh karena itu budaya daerah sudah seharusnya dipelihara dan dijaga agar tetap eksis dan terus dipelihara sepanjang waktu oleh masyarakat di Indonesia. Dengan mengangkat budaya daerah dan mempelajari secara mendalam, maka kebudayaan daerah tersebut dapat dikenali dan diteruskan kepada generasi berikutnya sehingga dapat menerapkan nilai-nilai sosial dan budaya yang terkandung dalam setiap aspek kehidupan.

Salah satu kebudayan tradisional yang terdapat di Indonesia adalah Upacara Seren Taun yang dilakukan oleh masyarakat di Kecamatan Cigugur Kabupaten

Kuningan, dimana upacara ini adalah ungkapan rasa syukur dan do’a masyarakat

Sunda atas suka duka yang mereka alami terutama di bidang pertanian selama setahun yang telah berlalu dan tahun yang akan datang. Dilihat dari segi kebudayaan, upacara seren taun dapat memberikan banyak manfaat bagi masyarakat Cigugur, selain dari aspek sosial, budaya, juga ekonomi, tradisi ini dapat menguntungkan dari segi ekonomis, yakni dengan banyaknya wisatawan asing dan lokal yang datang mengunjungi upacara tersebut.

Penelitian terdahulu telah dilakukam oleh saudara Pera Deniawati berupa

skripsi yang berjudul “Pluralisme Dalam Bingkai Budaya Lokal Untuk

Meningkatkan Kerukunan Antar Umat Beragama (Studi Kasus di Kelurahan

Cigugur Kabupaten Kuningan)” dimana dalam penelitian yang dilakukannya dilaksanakan di tempat yang sama yaitu di Cigugur Kabupaten Kuningan, dan terdapat hal yang sama-sama terkait dengan Upacara Adat Seren Taun. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa pluralisme dalam bingkai budaya lokal secara umum mampu meningkatkan kerukunan antarumat beragama di Kelurahan Cigugur. Adanya toleransi, kerjasama, menghargai, menghormati yang tercermin


(15)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam upacara seren taun sebagai salah satu bentuk budaya lokal, telah mewujudkan pluralisme di Kelurahan Cigugur sehingga mampu meningkatkan kerukunan antar umat beragama.

Namun pada dasarnya banyak masyarakat yang kurang mengetahui nilai-nilai sosial yang diambil dari berbagai rangkaian yang dilakukan oleh tiap kegiatan yang dilakukan. Sebagai sebuah kepercayaan yang berkembang di masyarakat kala itu, norma dibentuk untuk membatasi tingkah laku manusia untuk berbuat positif dan menjauhi segala hal yang merugikan masing-masing individu. Mungkin karena saat ini sudah tidak bisa kita lihat antara kepercayaan dan tradisi, masyarakat mulai meninggalkan tradisi yang dianggap kuno dan sekedar mematuhi norma-norma di lingkungannya saja tanpa memahami nilai sosialnya. Begitu halnya dengan upacara adat seren taun mengalami pasang surut seperti diberitakan Harian Kompas pada tanggal 30 Juli 1989, yang memuat berita tentang Seren Taun dengan judul : Gugurnya Seren Taun di Cigugur – Antara Birokrasi dan Sadar Wisata. Tulisan yang dibuat wartawan senior Kompas, Rikard Bagun ini sebagai respon atas pembekuan pagelaran Upacara Seren Taun sejak tahun 1982. Selama 17 tahun acara ini dibekukan dan baru digelar kembali tahun 1999.

Jika terus seperti ini bukan tidak mungkin kita akan kehilangan kebudayaan dan tradisi masyarakat yang telah dilakukan setiap tahunnya. Tradisi yang telah lama melekat pada kepercayaan ini bisa saja punah kelak. Generasi muda yang kini berfikir realistis dan tidak percaya kepada hal-hal yang mistis dan lebih senang gaya hidup modern. Akan lebih baik jika kita memahami segala budaya yang diwariskan nenek moyang kita, agar dapat menyaring kebudayaan asing yang semakin menjarah prilaku kita. Kita bisa mengadopsi budaya dari luar negeri, namun hendaknya yang sesuai dengan karakteristik budaya bangsa kita. Karena dengan dasar budaya Indonesia yang luhur dan bernilai tinggi kita bisa menjadi bangsa yang modern namun santun dan berbudaya. Hal ini tentunya masih berpegang teguh kepada kepercayaan yang kita anut.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik mengangkat judul :


(16)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UPACARA ADAT SEREN TAUN” : (Studi Kasus Pada Masyarakat Kecamatan

Cigugur Kabupaten Kuningan)

B.Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang ditemui dalam proses pewarisan nilai-nilai sosial budaya yang terjadi di masyarakat Cigugur dalam Upacara Adat Seren Taun sebagai berikut :

1. Pasang surut yang pernah terjadi dalam upacara adat seren taun pada tanggal 30 Juli 1989, harian Kompas memuat berita tentang Seren Taun dengan judul : Gugurnya Seren Taun di Cigugur – Antara Birokrasi dan Sadar Wisata. Tulisan yang dibuat wartawan senior Kompas, Rikard Bagun ini sebagai respon atas pembekuan pagelaran Upacara Seren Taun sejak tahun 1982. Hal tersebut harus dihindari karena pada zaman sekarang yang mulai dimasuki oleh era globalisasi yang semakin maju.

2. Budaya daerah memegang peranan penting bagi kelangsungan kebudayaan nasional. Oleh karena itu budaya daerah sudah seharusnya dipelihara dan dijaga agar tetap eksis dan terus berjalan sepanjang waktu pada masyarakat di Indonesia. Dengan mengangkat budaya daerah dan mempelajari secara mendalam, maka kebudayaan daerah tersebut dapat dikenali dan diteruskan kepada generasi berikutnya serta dapat menerapkan nilai-nilai sosial dan budaya yang terkandung dalam setiap aspek kehidupan.

C.Rumusan Masalah Penelitian

Dari identifikasi masalah diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas sebagai kajian dalam skripsi ini. Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah “Bagaimana mewariskan nilai-nilai sosial budaya dalam Upacara Adat Seren Taun di Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan kepada generasi-generasi selanjutnya?”. Untuk membatasi ruang lingkup penelitian maka peneliti terfokus membuat rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :


(17)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Nilai-nilai sosial dan budaya apa saja yang terkandung dalam Upacara Adat Seren Taun di Cigugur Kabupaten Kuningan?

2. Bagaimana perkembangan Upacara Adat Seren Taun di Cigugur Kabupaten Kuningan ?

3. Bagaimana proses pelaksanaan Upacara Adat Seren Taun di Cigugur Kabupaten Kuningan ?

4. Bagaimana proses pewarisan nilai budaya dalam Upacara Adat Seren Taun di Cigugur Kabupaten Kuningan kepada generasi selanjutnya ?

D.Tujuan Penelitian

Berdasarkan kepada rumusan masalah yang ditemukan di atas maka tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui dan memperoleh gambaran secara menyeluruh bagaimana proses penanaman nilai-nilai sosial dan budaya yang terkandung Upacara Seren Taun di Cigugur Kabupaten Kuningan sehingga dapat diteruskan kepada generasi berikutnya, serta mendukung kemungkinan kemanfaatan upacara tradisional seren taun dalam rangka mewariskan nilai-nilai sosial budaya anggota masyarakat Cigugur pada umumnya.

2. Tujuan Khusus

Berdasarkan tujuan penelitian secara umum di atas penelitian ini mempunyai tujuan khusus yaitu sebagai berikut :

a) Mengetahui nilai-nilai sosial dan budaya yang terkandung Upacara Adat Seren Taun.

b) Mengetahui perkembangan yang terjadi setiap tahunnya dalam memelihara dan mempertahankan Upacara Adat Seren Taun.

c) Menguraikan tahapan-tahapan yang dilakukan pada setiap proses pelaksanaan Upacara Adat Seren Taun di Cigugur Kabupaten Kuningan. d) Menjelaskan proses pewarisan nilai-nilai sosial dan budaya yang


(18)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis pada penelitian adalah sebagai suatu cara untuk menambah wawasan dan memperkaya pengetahuan mengenai nilai-nilai sosial dan budaya yang ada dalam upacara adat Seren Taun di Cigugur baik bagi peneliti atau berbagai pihak yang berkepentingan secara langsung maupun tidak langsung.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis penelitian pada dasarnya dapat diperoleh setelah melalui kegiatan penelitian, penelitian ini memiliki kegunaan sebagai berikut :

a. Memberikan gambaran mengenai Upacara Adat Seren Taun di Cigugur Kabupaten Kuningan.

b. Memberikan informasi maupun sumbangan pemikiran bagi pihak lain untuk mengkaji lebih lanjut mengenai Upacara Adat Seren Taun di Cigugur Kabupaten Kuningan.

c. Penelitian diharapkan dapat mendokumentasikan adat seren taun di Cigugur yang semakin tergeser oleh kebudayaan modern.

d. Peneliti diharapkan dapat mengetahui bagaimana pola pewarisan nilai sosial dan budaya yang terkandung dalam upacara adat seren taun.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Agar penulisan skripsi ini tersusun secara sistematis, maka penulisan skripsi ini disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, pada bab ini, penulisan berusaha untuk memaparkan dan menjelaskan mengenai latar belakang penelitian yang menjadi alasan penulis untuk melakukan penelitian dan penulisan skripsi, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah yang menjadi beberapa permasalahan penelitian di lapangan, guna memfokuskan kajian penelitian sesuai dengan permasalahan utama, tujuan penelitian dari penelitian yang dilakukan, serta manfaat penelitian, struktur organisasi skripsi.

Bab II Kajian Pustaka, pada bab ini akan dijabarkan mengenai literatur yang dipergunakan yang dapat mendukung dalam penulisan terhadap permasalahan


(19)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dikaji. Pada bagian bab kedua, berisi mengenai suatu pengarahan dan penjelasan mengenai topik permasalahan yang penulis teliti dengan mengacu pada suatu tinjauan pustaka melalui suatu metode studi kepustakaan, sehingga penulis mengharapkan tinjauan pustaka ini bisa menjadi bahan acuan dalam penelitian yang penulis lakukan serta dapat memperjelas isi pembahasan yang kami uraikan berdasarkan data-data temuan di lapangan.

Bab III Metode Penelitian, pada bab ini dijelaskan mengenai langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan terkait dengan penulisan skripsi ini. Dimana dalam metode penelitian ini mencakup lokasi, subjek, instrumen, hingga teknik pengumpulan data. Semua prosedur serta tahapan-tahapan penelitian mulai dari persiapan hingga penelitian berakhir harus diuraikan secara rinci dalam bab ini. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam pengolahan dan analisis data yang diperoleh.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini dipaparkan mengenai pembahasan dari hasil penelitian yang telah diteliti oleh peneliti. Di dalamnya berisi keterangan-keterangan dari data-data temuan di lapangan. Data-data temuan tersebut penulis paparkan secara deskriptif untuk memperjelas maksud yang terkandung dalam data-data temuan tersebut, khususnya baik bagi penulis, dan umumnya bagi pembaca.

BAB V Simpulan dan Saran, bab terakhir ini berisi suatu kesimpulan dari pembahasan pada bab sebelumnya dan hasil analisis yang penulis lakukan merupakan kesimpulan secara menyeluruh yang menggambarkan bagaimana pewarisan nilai-nilai sosial dan budaya yang ada dalam Upacara Adat Seren Taun di Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan berdasarkan rumusan masalah yang penulis ajukan dalam penelitian ini.


(20)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Metode dan Desain Penelitian

Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Menurut Moleong (2010 hlm.6) :

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi tindakan, secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

Berdasarkan pendapat di atas, penelitian kualitatif adalah penelitian yang lebih memperhatikan fenomena yang terjadi. Atas dasar itulah peneliti memilih pendekatan ini, karena peneliti dapat mengetahui permasalahan di dalam lingkungan dan diuraikan secara deskriptif hasil penelitian yang akan dicapai disertai dengan data-data yang memperkuat temuan yang ada.

Tujuan dari penelitian kualitatif ini untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif partisipan. Dimana partisipan adalah orang-orang yang diajak berwawancara, diobservasi, diminta memberikan data, pendapat, pemikiran, dan persepsinya. Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti memasuki situasi sosial tertentu. Penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan secara purposife, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.

Moleong (2007: 7) menguraikan penelitian kualitatif dimanfaatkan untuk keperluan:

1. Pada penelitian awal dimana subjek penelitian tidak didefinisikan secara baik dan kurang dipahami;

2. Pada upaya pemahaman penelitian perilaku dan penelitian motivasional;

3. Memahami isu-isu rumit sesuatu proses; 4. Untuk memahami isu-isu yang sensitife; 5. Untuk keperluan evaluasi;

6. Meneliti latar belakang fenomena yang tidak dapat diteliti melalui penelitian kuantitatif;

7. Meneliti tentang hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang subjek penelitian;


(21)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8. Lebih dapat memahami setiap fenomena yang sampai sekarang belum banyak diketahui;

9. Meneliti sesuatu secara mendalam;

10. Dimanfaatkan oleh peneliti yang ingin meneliti sesuatu dari segi prosesnya.

Dari yang dikemukakan oleh Moleong di atas dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian kualitatif ini dimaksudkan untuk mencari, memperoleh, dan mengolah data dari suatu permasalahan yang belum banyak diketahui oleh masyarakat secara umum.

Peneliti juga menggunakan metode studi kasus, dimana metode studi kasus menurut Dedi Mulyana (2006: hlm.204) menyangkut telaah atas seseorang, kelompok atau suatu lembaga secara cermat dan intensif. Kasus di sini juga berarti jamak, dalam pengertian studi yang dilakukan menggunakan atau dilengkapi dengan kasus-kasus. Kasus-kasus pelengkap ini biasanya dihasilkan berdasarkan wawancara mendalam dan dilengkapi dengan observasi.

B.Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah di Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan Jawa Barat, dimana penentuan lokasi dilakukan secara sengaja. Pemilihan lokasi ini didasarkan atas beberapa pertimbangan, yaitu :

1. lokasi tersebut sesuai dengan topik penelitian sebab lokasi tersebut merupakan komunitas yang melakukan upacara tradisional seren taun, 2. memiliki keunikan dalam realitas sosial dimana lokasi tersebut memiliki

tantangan dalam pertahanan kultur budayanya seiring dengan banyaknya wisatawan berkunjung.

Informan penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian (Moleong 2000, hlm. 97). Dalam penelitian ini terdapat informan kunci. Informan kunci yaitu orang-orang yang sangat memahami permasalahan yang diteliti. Adapun yang dimaksud sebagai informan kunci dalam penelitian ini adalah Ketua Adat, Pelaku Upacara Adat Seren Taun, Masyarakat Kecamatan Cigugur.


(22)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah sebagian masyarakat desa Cigugur dan tokoh-tokoh adat yang berada di lokasi. Peneliti membagi subyek tersebut dikarenakan tokoh tersebut dapat mewakili masyarakat luas dan lebih bervariasi dalam mengumpulkan data sehingga mendapatkan data yang valid. Guna memudahkan analisis dan memperhatikan keterbatasan waktu, tenaga dan dana yang tersedia.

C.Definisi Operasional

Dalam penelitian ini, penulis mengambil Judul “Pola Pewarisan Nilai-Nilai Sosial dan Budaya dalam Upacara Adat Seren Taun di Masyarakat (Studi Kasus

Pada Masyarakat Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan)”. Untuk

mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang judul penelitian ini, maka penulis akan menerangkan maksud dari judul penelitian tersebut dengan menguraikan beberapa istilah yang dianggap perlu.

1. Pola Pewarisan

Pola adalah corak hubungan yang tetap atau ajeg dalam interaksi sosial yang dijadikan model bagi semua anggota masyarakat atau kelompok. Pewarisan adalah peristiwa dimana sifat suatu kelas diturunkan kepada kelas yang lain.

Pola pewarisan adalah hubungan yang tetap dalam interaksi sosial yang diturunkan dari suatu kelas kepada kelas yang lain dalam suatu kelompok.

2. Nilai – Nilai Sosial dan Budaya

Nilai-nilai sosial dan budaya adalah kumpulan sikap perasaan ataupun anggapan terhadap sesuatu hal tentang baik buruk, benar salah, patut tidak patut, hina mulia, maupun penting tidak penting dalam suatu kelompok masyarakat atas semua hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat.

3. Upacara Adat

Upacara adat merupakan kelakuan simbolis manusia yang mengharapkan keselamatan dan merupakan rangkaian tindakan yang diatur oleh adat yang berlaku dan berhubungan dengan berbagai macam peristiwa tetap yang biasanya terjadi dalam masyarakat yang bersangkutan.


(23)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salah satu tradisi yang dimiliki oleh masyarakat agraris Sunda sebagai ungkapan rasa syukur pada pemberian Tuhan yang melimpah melalui tanah yang subur dan hasil yang melimpah.

5. Masyarakat

Masyarakat adalah sekumpulan orang yang memiliki hukum adat, norma-norma dan berbagai peraturan yang siap untuk ditaati.

D.Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian

adalah peneliti itu sendiri sehingga peneliti harus “divalidasi”. Validasi terhadap peneliti, meliputi; pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian baik secara akademik maupun logikanya (Sugiono, 2009: hlm.305).

Peneliti kualitatif sebagai human instrument berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiono, 2009: hlm.306).

Peneliti sebagai instrumen atau alat peneliti karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian;

2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus ;

3. Tiap situasi merupakan keseluruhan artinya tidak ada instrumen berupa test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia;

4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia tidak dapat dipahami dengan pengetahuan semata dan untuk memahaminya, kita perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita;

5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul seketika;

6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan


(24)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau perlakuan (Sugiono 2009, hlm. 308).

E. Prosedur Penelitian

Secara umum prosedur yang peneliti tempuh dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu:

1. Tahap Pra Penelitian

Pada tahap ini yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi masalah-masalah yang akan diteliti untuk dijadikan sebagai usulan penelitian sementara, karena penelitian dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan keadaan di lapangan sebagaimana penelitian kualitatif pada umumnya.

b. Menentukan lokasi penelitian dengan cara mencari informasi dari pihak setempat di Kabupaten Kuningan.

c. Mengurus perizinan dari pihak kampus UPI (Jurusan, Fakultas ke Pembantu Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan melalui direktur Akademik) d. Menyiapkan atau menyusun instrumen penelitian yang berupa pedoman

wawancara sebagai alat bantu peneliti untuk mendapatkan informasi dan data yang dibutuhkan.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Setelah tahap pra penelitian selesai dilakukan, peneliti mulai ke lapangan untuk melakukan penelitian dengan berpedoman pada instrument yang sudah ditentukan sebelumnya. Setelah dilakukan wawancara dan observasi lapangan dari dokumen dan studi literatur maka data dan informasi yang telah diterima kemudian disusun dan dideskripsikan dalam bentuk catatan yang kemudian dianalisis.

3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Setelah melakukan penelitian secara langsung ke lapangan maka diperoleh data-data dari hasil penelitian. Data-data yang diperoleh tersebut kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan hasil yang valid.


(25)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data a. Teknik Pengumpulan Data

Dalam sebuah penelitian dibutuhkan data yang relevan dengan tujuan penelitian, oleh karena itu dibutuhkan teknik pengumpulan data yang tepat. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Observasi

Nasution (1998) menyatakan bahwa :

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan alat berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan electron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.

Observasi ini menggunakan teknik pengamatan langsung yang dilakukan oleh observer untuk melihat jalannya upacara seren taun yang dilaksanakan pada waktu yang sudah ditentukan. Observasi ini digunakan karena peneliti memusatkan pada bagaimana proses terjadinya upacara seren taun tersebut.

2. Wawancara

Endang, Danial (2009) merumuskan bahwa :

Wawancara adalah teknik mengumpul data dengan cara mengadakan dialog, tanya jawab antara peneliti dan responden secara sungguh-sungguh. Wawancara atau interview dilakukan dimana saja selama dialog ini dapat dilakukan, misalnya sambil berjalan, duduk santai di suatu tempat, di lapangan, di kantor, di kebun, atau dimana saja.

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada peneliti. Hal ini dilakukan untuk memperjelas dan memperkuat data yang telah ada dan mengungkapkan hal-hal yang belum dilakukan, pada saat wawancara digunakan daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya. Wawancara dilakukan melalui proses tanya jawab lisan secara langsung kepada berbagai pihak.

Berikut ini merupakan langkah-langkah wawancara, yaitu; (1) Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan;


(26)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(2) Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan perbincangan;

(3) Mengawali atau membuka alur wawancara; (4) Melangsungkan alur wawancara;

(5) Mengkonfirmasi ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya; (6) Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan;

(7) Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh (Sugiono,2009: hlm.322).

Dalam penelitian kualitatif data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data dari hasil wawancara. Data yang diperoleh pada umumnnya adalah data kualitatif, sehingga teknik analis data yang digunakan belum adanya pola yang jelas.

3. Studi Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Dokumen diperlukan untuk mengungkap peristiwa sosial yang pernah terjadi pada masa lampau, berdasarkan data yang dibutuhkan dalam menganalisis peristiwa sosial. Studi dokumentasi merupakan salah satu sumber data penelitian kualitatif, banyak hal sebagai dokumen sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan dan untuk meramalkan sebagaimana dijelaskan Moleong, (2010. hlm.161) bahwa “...dokumen sebagai sumber data

dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan dan untuk meramalkan”. Ditambahkan oleh pendapat lain Arikunto (2010. hlm.274) menjelaskan bahwa “...metode

dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati”. 4. Catatan Lapangan atau Fieldnote

Catatan lapangan atau fieldnote digunakan untuk mendapatkan data yang penting berkaitan dengan penelitian. Catatan tersebut sangat diperlukan untuk mereduksi data dari lapangan dalam pengolahan dan analisis data. Maksud peneliti menggunakan fieldnote ini adalah untuk mencatat hasil wawancara dan informasi yang dikemukakan oleh informan, teman-teman yang didapatkan


(27)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peneliti di lapangan dan juga catatan tentang tafsiran peneliti terhadap informasi yang diberikan oleh informan.

5. Studi Literatur

Studi literatur adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku sumber untuk mendapatkan data dan informasi teoritis, yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Teknik ini memperkuat landasan peneliti juga melengkapi hasil penelitian yang peneliti lakukan.

Peneliti berusaha mencari data berupa teori-teori, pengertian-pengertian dan uraian-uraian yang dikemukakan oleh para ahli sebagai landasan teoritis, khususnya mengenai masalah-masalah yang sejalan dengan peniliti ini agar dapat dijadikan kerangka pemikiran juga dijadikan landasan didalam penelitian ini. Dengan demikian, studi literatur digunakan untuk mempermudah pengolahan data karena bersumber dan berpegang kepada teori-teori yang ada dan berlandaskan pada sumber-sumber buku yang relevan.

b. Teknik Analisis Data

Dalam hal ini Nasution (1988) menyatakan :

“Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah,

sebelum terjun kelapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya

sampai jika mungkin, teori yang “grounded”. Namun dalam penelitian kualitatif analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan

bersamaan dengan pengumpulan data.”

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel.

Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012: 334), mengemukakan bahwa

The most serious and control difficulty in the use of qualitative data is the


(28)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

analisis data kualitatif adalah karena, metode analisis belum dirumuskan dengan baik.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Dalam hal ini Nasution dalam Sugiyono (2012: 336) menyatakan analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan langsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Aktifitas dalam analisis data meliputi data reduction, data display, dan conclusion drawing/verivication.

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya banyak, maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Karena semakin lama peneliti di lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks, dan rumit. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilh hal-hal yang pokok, dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data reduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dengan mendisplaykan data, maka peneliti akan lebih mudah untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami peneliti. Semua informasi yang telah terkumpul disusun secara sistematis dan jelas.

3. Conclusion Drawing/Verivication

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verivikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Akan tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti


(29)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.


(30)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab V ini peneliti akan menarik beberapa kesimpulan yang terdiri dari kesimpulan umum dan kesimpulan khusus. Kesimpulan tersebut diperoleh/ditarik dari hasil penelitian dan observasi dalam menjawab pertanyaan penelitian. Adapun kesimpulan tersebut, sebagai berikut :

A.Kesimpulan Umum

Berdasarkan pembahasan yang telah peneliti lakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai-nilai sosial dan budaya yakni nilai religius, nilai gotong royong, dan nilai kebersamaan yang sangat menonjol secara umum mampu meningkatkan kerukunan yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di Cigugur. Kebiasaan menerapkan nilai-nilai sosial budaya menciptakaan pewarisan kepada generasi-generasi penerusnya dapat berjalan secara otomatis dan terorganisir secara sendirinya, masyarakat pada akhirnya akan hidup berdampingan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut.

B.Kesimpulan Khusus

Adapun kesimpulan khusus yang dapat peneliti rumuskan dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebagai berikut :

1. Nilai-nilai sosial dan budaya yang terdapat dalam upacara adat seren taun adalah nilai religi, nilai gotong royong, dan nilai kebersamaan yang menjadi suatu pedoman hidup bermasyarakat dalam kehidupan sehari-hari baik bagi masyarakat adat maupun masyarakat Cigugur pada umumnya. Nilai-nilai tersebut yang pada akhirnya dapat menjadi sebuah patokan masyarakatnya agar terus mewariskan tradisi tersebut dan menjaganya agar tidak punah atau hilang seiring dengan berkembangnya zaman yang kemungkinan besar dapat menggeser nilai-nilai sosial budaya yang terdapat dalam upacara adat seren taun.


(31)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Partisipasi dan kontribusi aktif yang diberikan para masyarakat Cigugur memberikan dampak yang besar terhadap perkembangan upacara adat seren taun setiap tahunnya, sehingga menciptakan hal yang positif yang membuat tradisi ini semakin meriah pada setiap pelaksanaannya.

3. Tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan upacara adat seren taun secara umum berjalan sesuai dengan aturan dan kebiasaan yang berlaku setiap tahunnya. Dimulai dengan acara damar sewu, pesta dadung, seribu kentongan, penanaman pohon, nyiblung dan dayung buyung, helaran/pawai budaya, gondang, kidung spiritual, ngareremokeun, dan prosesi acara puncak yang didalamnya terdapat berbagai kegiatan seperti tari buyung, angklung buncis, ngajayak, dan penumbukan padi.

4. Dengan menanamkan nilai-nilai sosial budaya dalam kehidupan sehari-hari maka secara otomatis proses pewarisan yang dilakukan oleh warga adat dan masyarakat Cigugur khususnya kepada anak-anak yang dilibatkan secara langsung akan tumbuh dengan sendirinya. Kesadaran yang tumbuh dalam diri para masyarakat Cigugur membuat tradisi upacara adat seren taun akan terus berjalan dengan baik, walaupun peranan pada pihak pemerintahan dianggap kurang namun masyarakatnya tetap dapat menciptakan kondisi yang dinamis.

C.Saran

Berdasarkan kesimpulan dan temuan pada penelitian yang telah dilakukan maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut :

1. Untuk Masyarakat Umum

Masyarakat dapat memberikan kontribusi dan kepedulian yang lebih besar dalam proses pewarisan upacara adat seren taun sebagai kebudayaan yang harus di jaga dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kelestariannya tetap terjaga sampai generasi-generasi berikutnya.

2. Untuk Masyarakat Adat

Peran aktif yang diberikan oleh masyarakat adat lebih besar seiring banyaknya budaya-budaya asing yang saat ini terus berkembang sehingga


(32)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat menggeser nilai-nilai sosial dan budaya yang terdapat dalam upacara adat seren taun.

3. Untuk Pemerintahan di Kabupaten Kuningan

Pemerintah dapat memperhatikan perkembangan yang terjadi dalam upacara adat seren taun setiap pelaksanaannya, agar dapat memberikan kontribusi aktif dalam upaya untuk melestarikan nilai-nilai sosial dan budaya yang terdapat dalam upacara adat seren taun tersebut. Dalam hal ini pemerintah seharusnya dapat mengembangkan berbagai potensi yang muncul, tidak hanya dalam bidang pariwisata saja, melainkan dalam pewarisan nilai-nilai sosial dan budaya yang ada dengan mempublikasikan melalui berbagai media sehingga masyarakat luas akhirnya mengenal apa itu upacara adat seren taun yang berlangsung di Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan. Pemerintah pun diharapkan dapat memberikan tanggal khusus pada kalender setiap tahunnya untuk menetapkan kegiatan ini sebagai kegiatan yang sakral dan bermanfaat bagi masyarakat di Kabupaten Kuningan.

4. Untuk Peneliti Selanjutnya

Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengkaji lebih dalam lagi mengenai nilai-nilai lainnya yang terdapat dalam upacara adat seren taun, yang selanjutnya dapat dijadikan sumber ilmu dan wawasan dalam berbagai pengetahuan sosial.


(33)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN


(1)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

analisis data kualitatif adalah karena, metode analisis belum dirumuskan dengan baik.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Dalam hal ini Nasution dalam Sugiyono (2012: 336) menyatakan analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan langsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Aktifitas dalam analisis data

meliputi data reduction, data display, dan conclusion drawing/verivication.

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya banyak, maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Karena semakin lama peneliti di lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks, dan rumit. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilh hal-hal yang pokok, dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data reduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dengan mendisplaykan data, maka peneliti akan lebih mudah untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami peneliti. Semua informasi yang telah terkumpul disusun secara sistematis dan jelas.

3. Conclusion Drawing/Verivication

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verivikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Akan tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti


(2)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.


(3)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab V ini peneliti akan menarik beberapa kesimpulan yang terdiri dari kesimpulan umum dan kesimpulan khusus. Kesimpulan tersebut diperoleh/ditarik dari hasil penelitian dan observasi dalam menjawab pertanyaan penelitian. Adapun kesimpulan tersebut, sebagai berikut :

A.Kesimpulan Umum

Berdasarkan pembahasan yang telah peneliti lakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai-nilai sosial dan budaya yakni nilai religius, nilai gotong royong, dan nilai kebersamaan yang sangat menonjol secara umum mampu meningkatkan kerukunan yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di Cigugur. Kebiasaan menerapkan nilai-nilai sosial budaya menciptakaan pewarisan kepada generasi-generasi penerusnya dapat berjalan secara otomatis dan terorganisir secara sendirinya, masyarakat pada akhirnya akan hidup berdampingan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut.

B.Kesimpulan Khusus

Adapun kesimpulan khusus yang dapat peneliti rumuskan dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebagai berikut :

1. Nilai-nilai sosial dan budaya yang terdapat dalam upacara adat seren taun

adalah nilai religi, nilai gotong royong, dan nilai kebersamaan yang menjadi suatu pedoman hidup bermasyarakat dalam kehidupan sehari-hari baik bagi masyarakat adat maupun masyarakat Cigugur pada umumnya. Nilai-nilai tersebut yang pada akhirnya dapat menjadi sebuah patokan masyarakatnya agar terus mewariskan tradisi tersebut dan menjaganya agar tidak punah atau hilang seiring dengan berkembangnya zaman yang kemungkinan besar dapat menggeser nilai-nilai sosial budaya yang terdapat dalam upacara adat seren taun.


(4)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Partisipasi dan kontribusi aktif yang diberikan para masyarakat Cigugur

memberikan dampak yang besar terhadap perkembangan upacara adat seren taun setiap tahunnya, sehingga menciptakan hal yang positif yang membuat tradisi ini semakin meriah pada setiap pelaksanaannya.

3. Tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan upacara adat seren taun secara

umum berjalan sesuai dengan aturan dan kebiasaan yang berlaku setiap tahunnya. Dimulai dengan acara damar sewu, pesta dadung, seribu kentongan, penanaman pohon, nyiblung dan dayung buyung, helaran/pawai budaya, gondang, kidung spiritual, ngareremokeun, dan prosesi acara puncak yang didalamnya terdapat berbagai kegiatan seperti tari buyung, angklung buncis, ngajayak, dan penumbukan padi.

4. Dengan menanamkan nilai-nilai sosial budaya dalam kehidupan sehari-hari

maka secara otomatis proses pewarisan yang dilakukan oleh warga adat dan masyarakat Cigugur khususnya kepada anak-anak yang dilibatkan secara langsung akan tumbuh dengan sendirinya. Kesadaran yang tumbuh dalam diri para masyarakat Cigugur membuat tradisi upacara adat seren taun akan terus berjalan dengan baik, walaupun peranan pada pihak pemerintahan dianggap kurang namun masyarakatnya tetap dapat menciptakan kondisi yang dinamis.

C.Saran

Berdasarkan kesimpulan dan temuan pada penelitian yang telah dilakukan maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut :

1. Untuk Masyarakat Umum

Masyarakat dapat memberikan kontribusi dan kepedulian yang lebih besar dalam proses pewarisan upacara adat seren taun sebagai kebudayaan yang harus di jaga dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kelestariannya tetap terjaga sampai generasi-generasi berikutnya.

2. Untuk Masyarakat Adat

Peran aktif yang diberikan oleh masyarakat adat lebih besar seiring banyaknya budaya-budaya asing yang saat ini terus berkembang sehingga


(5)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat menggeser nilai-nilai sosial dan budaya yang terdapat dalam upacara adat seren taun.

3. Untuk Pemerintahan di Kabupaten Kuningan

Pemerintah dapat memperhatikan perkembangan yang terjadi dalam upacara adat seren taun setiap pelaksanaannya, agar dapat memberikan kontribusi aktif dalam upaya untuk melestarikan nilai-nilai sosial dan budaya yang terdapat dalam upacara adat seren taun tersebut. Dalam hal ini pemerintah seharusnya dapat mengembangkan berbagai potensi yang muncul, tidak hanya dalam bidang pariwisata saja, melainkan dalam pewarisan nilai-nilai sosial dan budaya yang ada dengan mempublikasikan melalui berbagai media sehingga masyarakat luas akhirnya mengenal apa itu upacara adat seren taun yang berlangsung di Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan. Pemerintah pun diharapkan dapat memberikan tanggal khusus pada kalender setiap tahunnya untuk menetapkan kegiatan ini sebagai kegiatan yang sakral dan bermanfaat bagi masyarakat di Kabupaten Kuningan.

4. Untuk Peneliti Selanjutnya

Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengkaji lebih dalam lagi

mengenai nilai-nilai lainnya yang terdapat dalam upacara adat seren taun, yang selanjutnya dapat dijadikan sumber ilmu dan wawasan dalam berbagai pengetahuan sosial.


(6)

Laela Nur Adhima Shafa, 2013

POLA PEWARISAN NILAI -NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


Dokumen yang terkait

ASPEK NILAI PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTERISTIK MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN TRADISI Aspek nilai pendidikan budaya dan karakteristik masyarakat dalam pelaksanaan tradisi upacara adat susuk wangan studi kasus di Desa Setren Kecamatan Slogohimo Kabupaten W

0 2 18

PEWARISAN NILAI ADAT PIKUKUH TILU DALAM KEPERCAYAAN SUNDA WIWITAN : studi kasus di kampung wage kecamatan Cigugur kabupaten Kuningan.

1 28 47

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEARIFAN EKOLOGIS DALAM BUDAYA LOKAL MASYARAKAT ADAT CIGUGUR KUNINGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS.

3 11 13

PROSES PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA DALAM UPACARA ADAT SEREN TAUN : Studi Kasus Pada Masyarakat di Kecamatan Cigugur Kuningan.

0 5 41

PENGEMBANGAN EVENT SEREN TAUN SEBAGAI DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KECAMATAN CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN.

0 2 53

PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA MASYARAKAT ADAT CIKONDANG DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI MADRASAH ALIYAH AL-HIJRAH.

0 2 58

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEARIFAN EKOLOGIS DALAM BUDAYA LOKAL MASYARAKAT ADAT CIGUGUR KUNINGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS - repository UPI T IPS 1202151 Title

0 0 4

POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM UPACARA ADAT SEREN TAUN : Studi Kasus Pada Masyarakat Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan - repository UPI S SOS 1001285 Title

0 0 4

PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS - repository UPI S SOS 1105039 Title

0 0 5

NILAI SOSIAL BUDAYA DALAM UPACARA ADAT TETAKEN (Studi Deskriptif Upacara Adat Tetaken di Desa Mantren, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan)

0 1 18