Tanggungjawab Sosial Perusahaan Dalam Rangka Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Perbankan (Studi Pada Pt. Bank Sumut Kantor Pusat Imam Bonjol Medan)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan nasional pada hakekatnya adalah rangkaian perubahan yang
dilakukan secara menyeluruh terarah dan berencana dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang dicita-citakan yaitu masyarakat yang memiliki keseimbangan
antara kebutuhan lahiriah dan bathiniah. Tujuan pembangunan nasional Indonesia
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia baik materiil maupun
spiritual, yaitu dengan tersedianya kebutuhan pokok sandang (pakaian), pangan
(makanan), dan papan (rumah) yang layak. 1 Pembangunan nasional mesti
mengacu pada konsep pembangunan yang utuh menyeluruh dan melibatkan peran
aktif masyarakat. Tanpa peran aktif masyarakat, maka pembangunan nasional
akan mengalami hambatan dan bahkan kegagalan.
Pengalaman membangun pada masa yang lalu dan timbulnya krisis yang
berkepanjangan dapat digunakan sebagai pelajaran bahwa disamping keberhasilan
mencapai

tujuan

pembangunan,


proses

dan

cara

mewujudkan

tujuan

pembangunan ekonomi tersebut tidak kalah pentingnya. Pembangunan pada
bidang

ekonomi

merupakan

penggerak

utama


pembangunan,

namun

pembangunan ekonomi ini harus disertai upaya saling memperkuat, terkait, serta
terpadu dengan pembangunan bidang lainnya. 2 Secara normatif, untuk
membangun perekonomian yang kuat, sehat dan berkeadilan, pembangunan

1

Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006,

hal.1
2

Johannes Ibrahim, Lindawati Sewu, Hukum Bisnis Dalam Perspektif Manusia Modern,
Penerbit Refika Adi Tama, Bandung, 2007, hal.23

Universitas Sumatera Utara


ekonomi harus dilaksanakan berlandaskan aturan main yang jelas, etika dan moral
yang baik, serta nilai-nilai yang menjungjung tinggi hak asasi manusia serta
persamaan derajat, hak dan kewajiban warga negara setiap rakyat Indonesia.
Titik berat pembangunan di Negara Indonesia apabila dikaji adalah di
bidang ekonomi, dengan maksud apabila pembangunan ekonomi berhasil, maka
akan berakibat kepada bidang-bidang pembangunan lainnya. Menjamin adanya
pembangunan ekonomi yang baik maka diperlukan adanya aturan hukum yang
jelas, dan untuk mewujudkan hal tersebut maka sudah sepantasnya para ahli
hukum diajak secara aktif integrative untuk merumuskan berbagai kebijakan di
segala bidang pembangunan. 3
Berkembangnya perekonomian dalam suatu negara sangat ditunjang oleh
kemajuan yang dialami oleh suatu perusahaan yang ada di negara tersebut, oleh
karena itu organisasi dalam sebuah perusahaan merupakan komponen yang sangat
menunjang untuk tercapainya visi dan misi perusahaan dalam menghadapi dan
mengantisipasi berbagai persaingan, baik ditingkat lokal maupun global. 4
Berkembangnya berbagai perusahaan tersebut berdasarkan kepada konsep
ekonomi

yaitu


mencari

keuntungan

yang

sebanyak-banyaknya

dengan

pengeluaran yang serendah-rendahnya. Sejak lama dunia usaha percaya bahwa
satu-satunya tanggung jawab mereka adalah membuat keuntungan bagi
pemodalnya, banyak anggota masyarakat ataupun pemerintah yang mendirikan
perusahaan hanya mengejar target mencari keuntungan, dan mengabaikan aspek-

3

Habib Adjie, Status Badan Hukum, Prinsip-Prinsip dan Tanggung Jawab Sosial
Perseroan Terbatas, Penerbit Mandar Maju, Bandung, 2008, hal.53

4
Johannes Ibrahim, Hukum Organisasi Perusahaan Pola Kemitraan dan Badan Hukum,
Penerbit Refika Adi Tama, Bandung, 2006, hal.1

Universitas Sumatera Utara

aspek lain yang sebenarnya sangat vital bagi perusahaan terkadang diabaikan,
misalnya hak-hak karyawan perusahaan, upah karyawan yang murah dijadikan
alasan untuk mendirikan perusahaan, sumber daya alam yang melimpah diolah
tanpa memperhatikan aspek-aspek lingkungan hidup. Dengan mengabaikan
berbagai aspek tersebut perusahaan bisa meraih keuntungan yang maksimal,
artinya tanggung jawab ekonomi dari perusahaan dapat dikatakan berhasil.
Menjaga kesinambungan hidup perusahaan, perlu diterapkan prinsip Good
Corporate Governance (GCG) yaitu seperangkat aturan yang dijadikan acuan
manajemen perusahaan dalam mengelola perusahaan secara baik, benar, dan
penuh integritas, serta membina hubungan dengan para stakeholders, guna
mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan, baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang, yang menekankan pada prinsip
akuntabilitas


(accountability),

kemandirian

(independency)

transparansi

(transparansy), pertanggungjawaban (responsibility) dan kewajaran(fairness),
karena dengan tercapainya GCG perusahaan dapat menciptakan lingkungan
kondusif terhadap pertumbuhan usahanya yang efesien dan berkesinambungan. 5
Sebagaimana diketahui bahwa, memasuki abad ke-21, tuntutan untuk
pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance,/GCG)
dalam pengelolaan perbankan, termasuk perbankan syariah sangat penting segera
dilakukan. Pemicu utama berkembangnya tuntutan ini diakibatkan oleh krisis
yang terjadi di sektor perbankan yang umumnya didominasi oleh perbankan
konvensional pada pertengahan tahun 1997 yang terus berlangsung sampai tahun

5


Ibid. hal.70

Universitas Sumatera Utara

2000. Usaha mengembalikan kepercayaan kepada dunia perbankan Indonesia
melalui restrukturisasi dan rekapitalisasi hanya dapat mempunyai dampak jangka
panjang dan mendasar apabila disertai tiga tindakan penting lain yaitu :
1. Ketaatan terhadap prinsip kehati-hatian.
2. Pelaksanaan good corporate governance.
3. Pengawasan yang efektif dari otoritas pengawas bank.
Secara global, tuntutan pelaksanaan CGC semakin menguat setelah
runtuhnya beberapa raksasa bisnis dunia seperti Enron dan Worldcom di AS, serta
tragedy jatuhnya HIH dan One-tel di Australia. Berdasarkan beberapa hasil
penelitian dan laporan dari Bank Dunia dan ADB krisis perbankan yang terjadi di
Indonesia dan keruntuhan perusahaan-perusahaan besar dunia disebabkan oleh
karena buruknya pelaksanaan praktik-praktik GCG. Perkembangan yang begitu
pesat

akhir-akhir


ini

dari

aktivitas

perbankan

menuntut

segera

diimplementasikannya praktik-praktik GCG dalam pengelolaan perbankan agar
dapat memberikan perlindungan yang maksimum kepada semua pihak yang
berkepentingan dalam stakeholder terutama nasabah atau deposan. Disamping itu
penerapan GCG dapat membantu bank meminimalisasi kualitas pembiayaan yang
tidak baik, meningkatkan akurasi penilaian bank, infrastruktur, kualitas
pengambilan keputusan bisnis, dan mempunyai sistem deteksi dini terhadap high
risk business area, product, dan services.
Secara yuridis prinsip-prinsip GCG yang telah ditetapkan oleh BI dalam

Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/4/PBI/2006 dan diubah dalam Peraturan
Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good corporate

Universitas Sumatera Utara

governance bagi Bank Umum. Penerapan sistim GCG dalam perbankan syariah
diharapkan dapat

meningkatkan nilai tambah bagi semua pihak yang

berkepentingan (stakeholders).
Sebenarnya tanggung jawab perusahaan tidak hanya berupa tanggung
jawab ekonomi saja, akan tetapi juga mempunyai tanggung jawab sosial
(Corporate social responsibility/ CSR) yang berkaitan dengan segala aspek yang
menunjang berhasilnya perusahaan tersebut. Tanggung jawab sosial dunia usaha
telah menjadi suatu kebutuhan yang dirasakan bersama antara pemerintah,
masyarakat dan dunia usaha sendiri berdasarkan prinsip-prinsip saling
menguntungkan (kemitraan). Tanggung jawab sosial perusahaan memberikan
implikasi positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, meringankan beban
pembiayaan, pembangunan pemerintah, memperkuat investasi dunia usaha, serta

semakin kuatnya jaringan kemitraan, antara masyarakat , pemerintah, dengan
dunia usaha. 6
Konsep awal CSR secara akademisi diperkenalkan oleh Howard R. Bowen
melalui karyanya yang berjudul “Social Responsibilities of the Businessmen”
Bowen telah memberikan landasan awal bagi pengenalan kewajiban pelaku bisnis
untuk menetapkan tujuan bisnis yang selaras dengan tujuan dan nilai-nilai
masyarakat. Bowen mengacu kepada kewajiban pelaku bisnis untuk membuat dan
melaksanakan kebijakan, keputusan dan berbagai tindakan yang harus mengikuti
tujuan dan nilai- nilai dalam suatu masyarakat.7

6

Isa Wahyudi, Busyra Azheri, Corporate Social Responsibility, Intrans Publishing,
Jakarta, 2008, hal. 15
7
Ibid. hal.19

Universitas Sumatera Utara

Berkembangnya konsep awal CSR tidak terlepas dari pemikiran para

pemimpin perusahaan yang pada zaman itu menjalankan usahanya dengan
mengindahkan pada konsep Derma (charity) dan prinsip perwalian(stewardship
principle). Kemudian periode awal tahun 1970-an mencatat babak penting
perkembangan konsep CSR ketika para pimpinan perusahaan terkemuka di
Amerika Serikat membentuk Committee for Economic Development (CED).
Dalam salah satu pernyataan CED menyatakan bahwa kontrak sosial antara
masyarakat dan pelaku usaha telah mengalami perubahan yang substansial dan
penting. Pelaku bisnis dituntut untuk memikul tanggung jawab yang lebih luas
kepada masyarakat dibandingkan waktu-waktu sebelumnya serta mengindahkan
beragam nilai-nilai manusia. Perusahaan diminta untuk memberikan kontribusi
lebih besar bagi kehidupan bangsa Amerika dan bukan sekedar memasok
sejumlah barang dan jasa. 8
Krisis finansial global yang melanda dan melumpuhkan sendi-sendi
perekonomian global hampir keseluruh negara di dunia, mengakibatkan
menurunnya laju globalisasi dalam perekonomian Indonesia. Oleh karena itu
sangat penting khususnya bagi kelangsungan pembangunan perekonomian
Indonesia untuk mewujudkan suatu system perekonomian yang berpihak kepada
rakyat. Untuk ini pemerintah telah melakukan penguatan pada dasar-dasar
kebijakan, khususnya dalam bentuk peraturan di bidang ekonomi untuk menjaga
keseimbangan dunia usaha agar para pelaku usaha dapat bersaing dengan sehat
8

Ismail Solihin, Corporate Social Responsibility, from Gharity to Sustainability, Penerbit
Salemba Empat, Bandung, 2008, hal. 21

Universitas Sumatera Utara

dan adil tanpa menimbulkan kerugian dan kesengsaraan bagi rakyat dan
kerusakan lingkungan sekitarnya.
CSR telah diterapkan oleh sejumlah perusahaan multinasional dan nasional
di Indonesia. Umumnya kepatuhan dalam pelaksanaan CSR dikaitkan dengan
program Community Development (CD) dan dalam kerangka pembangunan yang
berkelanjutan (sustainable development). 9 Masih banyak perusahaan yang tidak
mau menjalankan CSR, hal ini disebabkan karena perusahaan-perusahaan tersebut
hanya melihatnya sebagai pengeluaran (beban) biaya. CSR dianggap tidak akan
memberikan hasil baik langsung maupun tidak langsung pada keuangan
perusahaan di masa mendatang. Disisi lain investor juga ingin agar investasinya
dan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaannya memiliki citra yang baik di
mata masyarakat umum. Oleh karena itu program CSR lebih tepat bila
digolongkan sebagai investasi dan harus menjadi strategi bisnis dari suatu
perusahaan.
Gerakan CSR yang berkembang pesat selama dua puluh tahun terakhir ini
lahir akibat desakan organisasi-organisasi masyarakat sipil dan jaringannya di
tingkat global. Keprihatinan utama yang disuarakan adalah perilaku korporasi,
demi memaksimalkan laba, lazim mempraktekkan cara-cara yang tidak fair dan
tidak etis, dan dalam banyak kasus bahkan dapat dikatagorikan sebagai kejahatan
korporasi. 10

9

Mardjono Reksodiputro, Sektor Bisnis (Corporate) Sebagai Subyek Hukum Dalam
Kaitan Dengan HAM, Penerbit Refika Aditama, Jakarta, 2005, hal. 73
10
Robert Khuana, Corporate Social Responsibility (CSR) Antara Tuntutan dan
Kenyataan, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2009, hal.2

Universitas Sumatera Utara

Secara yuridis pengaturan soal CSR secara eksplisit dalam hukum
Indonesia dimulai ketika pemerintah memberlakukan UU No.25 Tahun 2007
tentang Penanaman Modal, yang dalam Pasal 15 menyebut bahwa setiap Penanam
Modal (perseorangan atau perusahaan, berbadan hukum ataupun bukan badan
hukum) berkewajiban untuk:
1. Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
2. Melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.
Kemudian perubahan Undang-Undang No.1 Tahun 1995 menjadi UndangUndang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, telah membawa
perubahan penting bagi dunia usaha di Indonesia. Salah satu yang mendapat
perhatian lebih dari kalangan pengusaha adalah Corporate Social Responsibility
(CSR), karena CSR akhir-akhir ini telah menjadi salah satu faktor penilaian bagi
investor asing yang akan menanamkan modalnya di Indonesia. CSR menjadi salah
satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh sebuah perusahaan sesuai dengan
bunyi ketentuan Pasal 74 UUPT No.40 Tahun 2007, yang menyatakan:
(1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau
berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan.
(2) Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan
diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya
dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
(3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Universitas Sumatera Utara

Sesungguhnya

substansi

keberadaan

CSR

adalah

dalam

rangka

memperkuat keberlanjutan perusahaan itu sendiri dengan jalan membangun
kerjasama antar stakeholder yang difasilitasi perusahaan tersebut dengan
menyusun program-program pengembangan masyarakat sekitarnya.
Berdasarkan

latar

belakang

di

atas,

dipilih

judul

tentang

"Tanggungjawab Sosial Perusahaan Dalam Rangka Pelaksanaan Tata Kelola
Perusahaan Perbankan (Studi Pada PT. Bank Sumut Kantor Pusat Imam
Bonjol Medan)".

B. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi permasalahan dalam penyusunan skripsi ini adalah :
1. Bagaimana penerapan prinsip tata kelola perusahaan perbankan di PT. Bank
Sumut Kantor Pusat Imam Bonjol Medan ?
2. Bagaimana

peranan

corporate

sosial

responsibility

dalam

mengimplementasikan tata kelola perusahaan perbankan yang baik di PT.
Bank Sumut Kantor Pusat Imam Bonjol Medan ?
3. Bagaimana hambatan yang dihadapi oleh PT. Bank Sumut Kantor Pusat Imam
Bonjol Medan dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan bank yang baik ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah:
1. Untuk mengetahui penerapan prinsip tata kelola perusahaan perbankan di PT.
Bank Sumut Kantor Pusat Imam Bonjol Medan.

Universitas Sumatera Utara

2. Untuk mengetahui

peranan

corporate

sosial

responsibility

dalam

mengimplementasikan tata kelola perusahaan perbankan yang baik di PT.
Bank Sumut Kantor Pusat Imam Bonjol Medan.
3. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi oleh PT. Bank Sumut Kantor
Pusat Imam Bonjol Medan dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan bank
yang baik.

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dalam skripsi ini adalah:
1. Secara teoritis untuk menambah dan memperluas wawasan ilmu pengetahuan
dan memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan ilmu
hukum

khususnya

corporate

sosial

responsibility

dalam

mengimplementasikan tata kelola perusahaan perbankan yang baik di PT.
Bank Sumut Kantor Pusat Imam Bonjol Medan.
2. Secara praktis memberikan informasi kepada masyarakat tentang corporate
sosial responsibility dalam mengimplementasikan tata kelola perusahaan
perbankan yang baik di PT. Bank Sumut Kantor Pusat Imam Bonjol Medan.

E. Keaslian Penulisan
Skripsi ini berjudul “Tanggungjawab Sosial Perusahaan Dalam Rangka
Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Perbankan (Studi Pada PT. Bank Sumut
Kantor Pusat Imam Bonjol Medan)”. Di dalam penulisan skripsi ini dimulai
dengan mengumpulkan bahan-bahan yang berkaitan dengan tanggungjawab sosial
perusahaan dalam rangka pelaksanaan tata kelola perusahaan perbankan, baik

Universitas Sumatera Utara

melalui literatur yang diperoleh dari perpustakaan maupun media cetak maupun
elektronik dan disamping itu juga diadakan penelitian. Sehubungan dengan
keaslian judul skripsi ini dilakukan pemeriksaan pada perpustakaan Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara untuk membuktikan bahwa judul skripsi
tersebut belum ada atau belum terdapat di Perpustakaan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara.
Bila dikemudian hari ternyata terdapat judul yang sama atau telah ditulis
oleh orang lain dalam bentuk skripsi sebelum skripsi ini saya buat, maka hal itu
menjadi tanggung jawab saya sendiri.

F. Metode Penelitian
1. Sifat Penelitian.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis yaitu
menggambarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dikaitkan dengan
teori-teori hukum dan pelaksanaan hukum positif yang menyangkut permasalahan
di atas. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambaran yang
akurat tentang sebuah kelompok, menggambarkan sebuah proses atau hubungan,
menggunakan informasi dasar dari suatu hubungan teknik dengan definisi tentang
penelitian ini dan berusaha menggambarkan secara lengkap 11 yaitu tentang
tanggungjawab sosial perusahaan dalam rangka pelaksanaan tata kelola
perusahaan perbankan pada PT. Bank Sumut Kantor Pusat Imam Bonjol Medan.

11

Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo Perkasa, Jakarta, 2003,

hal.16.

Universitas Sumatera Utara

2. Sifat Penelitian
Untuk menunjang diperolehnya data yang aktual dan akurat, penelitian
yang dilakukan bersifat deskriptif yaitu penelitian yang hanya menggambarkan
fakta-fakta tentang objek penelitian baik dalam kerangka sistematisasi maupun
sinkronisasi berdasarkan aspek yurisidis empiris dengan tujuan menjawab
permasalahan yang menjadi objek penelitian.
3. Sumber Data.
Data yang diharapkan dapat diperoleh di tempat penelitian maupun di luar
penelitian adalah :
a. Data primer
Data primer, adalah data yang diperoleh dari tangan pertama, dari sumber
asalnya yang belum diolah dan diuraikan orang lain. Untuk memperoleh data
primer peneliti melakukan studi lapangan, yaitu teknik pengumpulan data
dengan cara mengadakan wawancara (interview). Wawancara adalah bertanya
langsung secara bebas kepada responden dengan mempersiapkan terlebih
dahulu daftar pertanyaan secara terbuka sebagai pedoman.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti yang sebelumnya telah
diolah orang lain. Untuk memperoleh data sekunder peneliti melakukan studi
kepustakaan. Studi kepustakaan adalah penelitian terhadap bahan-bahan
pustaka yang berkaitan dengan permasalahan ini, sebagai bahan referensi
untuk menunjang keberhasilan penelitian. Studi kepustakaan/data sekunder
terdiri dari:

Universitas Sumatera Utara

1) Bahan hukum primer, terdiri dari bahan hukum dan ketentuan-ketentuan
hukum positif termasuk peraturan perundang-undangan dan website.
2) Bahan hukum sekunder atau sering dinamakan secondary data yang antara
lain mencakup di dalamnya:
a) Kepustakaan/buku literatur yang berhubungan dengan tanggungjawab
sosial perusahaan dalam rangka pelaksanaan tata kelola perusahaan
perbankan.
b) Data tertulis yang lain berupa karya ilmiah para sarjana.
c) Referensi-referensi yang relevan dengan tanggungjawab sosial
perusahaan dalam rangka pelaksanaan tata kelola perusahaan
perbankan.
3) Bahan hukum tertier yaitu bahan yang memberi petunjuk dan penjelasan
terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti kamus
hukum, ekslopedia, kamus umum dan lain sebagainya.
4. Teknik Pengumpulan Data.
Mengingat penelitian ini adalah penelitian yang bersifat yuridis normatif
yang memusatkan perhatian pada data sekunder, maka pengumpulan data utama
ditempuh dengan melakukan penelitian kepustakaan dan studi dokumen-dokumen
yang berkaitan dengan penelitian. Untuk melengkapi data yang berasal dari studi
kepustakaan tersebut, maka pada penelitian ini dilakukan wawancara terhadap
pimpinan/staf pada PT. Bank Sumut Kantor Pusat Imam Bonjol Medan.

Universitas Sumatera Utara

5. Analisis Data.
Data yang dikumpulkan dapat dipertanggung jawabkan dan dapat
menghasilkan jawaban yang tepat dari suatu permasalahan, maka perlu suatu
teknik analisa data yang tepat. Analisis data merupakan langkah selanjutnya untuk
mengolah hasil penelitian menjadi suatu laporan. 12
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian hukum ini
menggunakan pola pikir/logika induktif, yaitu pola pikir untuk menarik
kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat
umum. Pengolahan dan analisis data bergantung pada jenis datanya. Pada
penelitian hukum berjenis normatif, maka dalam mengolah dan menganalisis
bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier tidak dapat
lepas dari berbagai penafsiran hukum yang dikenal dalam ilmu hukum.
G. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan, yang menjadi sub bab terdiri dari, yaitu Latar
Belakang, Permasalahan, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, Keaslian
Penelitian, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan
BAB II : Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social
Responsibilty) meliput i : Pengertian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
(Corporate Social Responsibility), Prinsip Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
(Corporate Social Responsibility), Standard Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
(Corporate Social Responsibility), Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate
Social Responsibility) sebagai Gerakan Sosial Perusahaan.

12

Ibid, hal.18

Universitas Sumatera Utara

BAB III Tata Kelola Pada Perusahaan Perbankan meliputi : Pengertian
Tata Kelola Perusahaan Perbankan, Tujuan Tata Kelola Perusahaan Perbankan,
Prinsip Tata Kelola Perusahaan Perbankan, Penerapan Tata Kelola Perusahaan
Perbankan.
BAB IV Tanggungjawab Sosial Perusahaan Dalam Rangka Pelaksanaan
Tata Kelola Perusahaan Perbankan Pada PT. Bank Sumut Kantor Pusat Imam
Bonjol Medan meliput i : Penerapan Prinsip Tata Kelola Perusahaan Perbankan di
PT. Bank Sumut Kantor Pusat Imam Bonjol Medan, Peranan Corporate Sosial
Responsibility Dalam Mengimplementasikan Tata Kelola Perusahaan Perbankan
yang Baik di PT. Bank Sumut Kantor Pusat Imam Bonjol Medan, Hambatan yang
dihadapi oleh PT. Bank Sumut Kantor Pusat Imam Bonjol Medan dalam
Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Bank yang Baik.
BAB V Kesimpulan dan Saran.

Universitas Sumatera Utara