Sisteminformasiakuntansi Pengeluaran Dan Penerimaan Kas Pada PT.Bank Sumut Kantor Pusat Imam Bonjol

(1)

IMAM BONJOL

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh: MERLINTA SEMBIRING

112101160

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NAMA : MERLINTA SEMBIRING

NIM : 112101160

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

JUDUL : SISTEMINFORMASIAKUNTANSI PENGELUARAN

DAN PENERIMAAN KAS PADA PT.BANK SUMUT KANTOR PUSAT IMAM BONJOL

Tanggal : ……….2014 DOSEN PEMBIMBING

Dra.Nurzaimah,MM.Ak NIP.19581114 198703 2 001

Tanggal : ……...2014 KETUA PROGRAM STUDI

DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

Dr.Yeni Absah, SE, M.Si NIP. 19741123 200012 2 001

Tanggal : ……….2014 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


(3)

Syalom,

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih dan karunia dans pertolonganNya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan judul “SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGELUARAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BANK SUMUT KANTOR PUSAT IMAM BONJOL”.Karya tulis ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Karya tulis ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan, bimbingan dan arahan semua pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

a. Bapak Prof.Dr.Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak ,CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

b. Ibu Dr.Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi DIII Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

c. Ibu Drs.Nurzaimah, MM.Ak selaku dosen pembimbing saya dalam mengerjakan tugas akhir ini.

d. Seluruh Staff dan karyawan di Bank Sumut Kantor Pusat Imam Bonjol Medan yang telah memberikan data dan keterangan selama penulisan Tugas Akhir ini.

e. Kedua orang tua AyahdanIbu, kakak saya, serta teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Medan,...2014 Penulis


(4)

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR... iii

DAFTAR LAMPIRAN... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian... 2

D. Manfaat Penelitian... 2

E. Metodologi Penelitian... 3

F. Sistematika Penelitian... 4

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ... 5

A. Sejarah Berdirinya Perusahaan... 5

B. Struktur Organisasi ... 11

C. Uraian Tugas ... 12

BAB III PEMBAHASAN... 18

A. Sistem ... 18

B. Sistem Informasi... 19

C. Sistem Informasi penerimaan dan pengeluaran kas ... 20

D. Sistem Informasi Akuntansi... 22

E. Kompenen Sistem Informasi Akuntansi ... 32

F. Sistem informasi yang digunakan pada PT.Bank Sumut Kantor Pusat Imam Bonjol... 33

G. Prosedur penerimaan dan pengeluaran kas ... 34

H. Resiko Strategis dan Operasional... 46

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

A. Kesimpulan ... 52

B. Saran ... 52 DAFTAR PUSTAKA


(5)

A. Latar Belakang

Setiap perusahaan baik yang bergerak dalam bidang usaha maupun di bidang manufaktur bertujuan untuk mendapatkan laba yang optimal dan tercapainya kontinuitas usaha.Bagi setiap perusahaan informasi itu sangatlah penting, karena setiap perusahaan membutuhkan informasi sebagai sumber daya bisnis yang vital bagi kelangsungan hidup perusahaan. Informasi juga berguna untuk mengarahkan dan memperlancar kegiataan perusahaan dalam membentuk pihak manajemen untuk mengambil keputusan dalam mendapatkan informasi yang akurat, maka diperlukan kerja sama yang baik antara pihak yang berkepentingan untuk mengetahui sejauh mana target yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut.

Kas adalah salah satu harta benda yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk melancarkan pekerjaan rutin dan sebagai modal kerja usaha untuk menghasilkan suatu laba.Kas meliputi saldo uang tunai dan saldo rekening giro bank yang dimiliki perusahaan, serta elemen-elemen lainnya yang dapat dipersamakan dengan kas.Sistem akuntansi sangat berperan dalam suatu perusahaan karena akuntansi dapat memberikan informasi yang diperlukan manajemen.Disamping itu dapat memberikan bantuan dalam menyajikan suatu pertanggung jawaban keuangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam suatu perusahaan, melalui laporan keuangan antara lainnya neraca dan perhitungan laba rugi. Berdasarkan informasi yang diberikan akuntansi, manajemen dapat mengambil keputusan dan kebijakan serta pengawasan perusahaanuntuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Agar informasi yang


(6)

dimaksud benar dan tepat penyajiannya, maka syaratnya adalah menyusun prosedur akuntansi yang baik.

Berdasarkan hal tersebut, penulis perlu menguji keefektifan sistem informasi akuntansi pada penerimaan dan pengeluaran kas dalam perusahaan ini. Maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dan menyajikannya dengan judul “ Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Dan Penerimaan Kas Pada “ PT. Bank SumutKantor Pusat Imam Bonjol“.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, maka penulis mencoba merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana penerapan sistem pengeluaran dan penerimaan kas pada PT.Bank SumutKantor Pusat Imam Bonjol.

C. Tujuan Penelitian

Adanya tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk memahami bagaimana pelaksanaan sistem pengeluaran dan penerimaan kas pada PT. Bank Sumut Kantor Pusat Imam Bonjol.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian iniadalah : a) Bagi Peneliti

Sebagai bahan masukan jika sewaktu-waktu peneliti diminta memberikan penjelasan dan masukan mengenai sistem informasi akuntansi Pengeluaran dan Penerimaan kas pada PT.Bank Sumut Kantor Pusat Imam Bonjol.

b) Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan pada PT.Bank SumutKantor Pusat Imam Bonjol.


(7)

c) Bagi peneliti lain

Sebagai bahan masukan untuk melakukan penelitian yang sejenis dimasa yang akan datang.

E. Metodologi Penelitian

Pada bab ini penulis menyajikan uraian mengenai suatu kerangka umum penelitian, yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian. Penelitan adalah suatu proses, yaitu suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap pertamyaan-pertanyaan tertentu.Adanya metodologi penelitian ini adalah : lokasi penelitian, objek penelitian, sumber penelitian,teknik pengumpulan data,sistematika penelitian.

I. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan pada PT.Bank Sumut Kantor Pusat Imam Bonjol.

II. Objek Penelitian

Objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah “ Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran dan Penerimaan Kas pada PT.Bank Sumut Kantor Pusat Imam Bonjol ”.

III. Data Penelitian

Data penelitian ini diperoleh secara langsung dari sumber asli ( tanpa melalui media perantara ) baik dari individu maupun perorangan seperti sejarah singkat perusahaan,struktur organisasi, hasil observasi dan wawancara yang biasa dilakukan Penulis dan data penelitian ini diperoleh secara tidak langsung ( melalui media perantara ) untuk diolah lebih lanjut dan disajikan.


(8)

IV. Teknik Pengumpulan data

Untuk memperoleh data informasi yang akurat yang mengarah kepada kebenaran yang diperlukan dalam pembuktian penelitian ini maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti,melakukan tanya jawab atau wawancara kepala bagian dan karyawan yang bersangkutan untuk memperoleh informasi.

F. Sistematika Penelitian 1. Laporan Penelitian

Laporan penelitian terdiri dari empat bab yaitu, bab pendahuluan, profil perusahaan, pembahasan dan penutup.

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, sistematika penSelitian.

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai sejarah ringkasperusahaan, struktur organisasi,uraian tugas, kinerja usaha terkini.

BAB III : PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian mengenai Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran dan Penerimaan kas pada PT.Bank SumutKantor Pusat Imam Bonjol.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan yang dirangkum dari hasil penelitian terhadap PT.Bank Sumut Imam Bonjoldan juga saran yang ditujukan bagi perusahaan sebagai bahan masukan dan dianggap perlu bagi kelangsungan hidup perusahaan.


(9)

A. Sejarah Berdirinya PT.BANK SUMUT

PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara disingkat BPDSU didirikan di Medan Pada tanggal 04 November 1961 dalam bentuk Perusahaan Daerah (PD) berdasarkan Akta Notaris Rusli Nomor 22 dengan sebutan BPDSU.

Pada tahun 1962 tentang ketentuan pokok Bank Pembangunan Daerah dan sesuai dengan Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara No.5 tahun 1965 bentuk usaha diubah menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Modal dasar pada saat itu sebesar Rp.100 Juta dan sahamnya dimiliki oleh Daerah Tingkat I Sumatera Utara dan Pemerintah Daerah Tingkat II Sumatera Utara dan Pemerintah Daerah Tingkat II Sumatera Utara.

Sejalan dengan program Rekapitulasi, bentuk hukum BPDSU tersebut harus diubah dari Perseroan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT) agar saham Pemerintah Pusat dapat masuk untuk mengembangkan dan di kemudian hari saham pihak ketiga dimungkinkan dapat masuk atas persetujuan DPRD Tingkat I Sumatera Utara, sehingga berdasarkan hal tersebut maka pada Tahun 1999, bentuk hokum BPDSU diubah kembali menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT.Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara atau disingkat PT.Bank Sumut yang berkedudukan dan berkantor pusat di Medan, Jl.Imam Bonjol No.18 yang didirikan berdasarkan Akta No. 38 tanggal 16 April 1999 dibuat dihadapan Alina Hanum, SH, Notaris di Medan yang telah mendapat pengesahan dari Departemen Kehakiman Republik Indonesia No. C-8224 HT.01.01.TH99 tanggal 05 Mei 1999.


(10)

Modal Dasar pada saat itu ditetapkan sebesar Rp.400 Miliar. Dan Karena pertimbangan kebutuhan proyeksi pertumbuhan bank, maka pada tanggal 15 Desember 1999 melalui Akta No.31, modal dasar ditingkatkan menjadi Rp. 500 miliar.Sesuai dengan Akta No.39 tanggal 10 Juni 2008 yang dibuat dihadapan H.Marwansyah Nasution,SH, Notaris di Medan berkaitan dengan Akta Penegasan No.05, tanggal 10 November 2008 dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam surat Keputusan Nomor AHU-87927. AH.01.02 tahun 2008 tanggal 20 November 2008 dan telah beberapa kali mengalami perubahan.Dan telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.10 tanggal 3 Februari 2009, maka modal dasar ditambah dari 500 miliar menjadi Rp.1 trilyun.

Anggaran dasar terakhir, sesuai dengan Akta No. 16, tanggal 29 Oktober 2010 dan Akta Notaris No 3 tanggal 6 Desember 2010 mengenai pernyataan Keputusan rapat, yang dibuat dihadapan Afrizal Arsad Hakim, SH, mengenai pernyataan Keputusan Rapat PT.Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara. Perubahan anggaran dasar ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Surat Keputusan No. AHU-33566.AHU.01.02 Tahun 2011 tanggal 05 Juli 2011, dimana modal dasar mengalami perubahan dari Rp.1Trilyun menjadi Rp.2 Trilyun.

PT.BANK SUMUT awalnya merupakan Bank Non Devisa yang kantor pusatnya pertama kali beralamat di Jl. Palang Merah No.62 ( menyewa Ruko Milik Sultan Negara) Pada tahun 1962, namun Bank Indonesia telah meningkatkan status menjadi Bank Umum Devisa yang diresmikan (Launching)


(11)

Pada tanggal 7 September 2012 oleh pelaksana tugas Gubsu di Gedung Kantor Pusat Bank Sumut.

Untuk posisi Desember 2013, Bank Sumut telah memliki jaringan pelayanan sebanyak 460 unit di seluruh daerah Sumatera Utara dan Jakarta yang terdiri dari:

a. Kantor Pusat 1 Unit

b. Cabang Utama 1 Unit

c. Kantor Cabang Konvensional 30 Unit

d. Kantor Cabang Syariah 5 Unit

e. Kantor Cab.Pembantu Konvensional 103 Unit

f. Kantor Cabang Syariah 17 Unit

g. Kantor Kas 12 Unit

h. ATM 233 Unit

i. Kas Mobil 23 Unit

j. Payment Point 35 Unit

Dari tahun ke tahun PT.Bank SUMUT mengalami peningkatan asset sehingga untuk per 31 Desember 2013, Asset PT.Bank SUMUT adalah sebesar Rp. 21.459 Milyar.


(12)

Logo merupakan cerminan jiwa dan identitas bagi PT.Bank SUMUT merefleksikan visi dan misi yang telah ditetapkan serta mengandung makna yang optimis, dinamis, professional, semangat tinggi dan memiliki kemampuan antisiatif terhadap perubahan.Tujuan dari Logo PT.Bank SUMUT adalah untuk menumbuhkan semangat dan meningkatkan kinerja, sehingga dapat menampilkan citra PT.Bank SUMUT sebagai bank yang diandalkan .

Kata kunci Logo adalah “SINERGY” yaitu kerja sama yang erat sebagai langkah lanjut dalam rangka meningkatkan taraf hidup yang lebih baik, berbekal kemauan kerja keras yang didasari dengan profesionalisme dan siap memberikan pelaysanan yang terbaik. Bentuk Logo menggambarkan dua elemen dalam bentuk huruf “U” yang saling terkait bersinergi membentuk “S” yang merupakan kata awal “SUMUT”. Sebuah penggambaran Bentuk Kerja Sama Yang Erat antara Bank SUMUT dengan masyarakat Sumatera Utara sebagaimana Visi Bank SUMUT yaitu “ menjadi Bank Andalan Untuk Membantu dan Menolong Pertumbuhan Perekonomian dan Pembangunan Daerah di Segala Bidang Serta Sebagai Salah Satu Sumber Pendapatan Daerah Dalam Rangka Meningkatkan Taraf Hidup Rakyat”.

Warna Orange sebagai symbol suatu hasrat untuk terus maju dan dilakukan dengan enerjik yang dipandu dengan warna Biru yang sportif dan professional sebagaimana Misi Bank SUMUT yaitu :” Mengelola Dana Pemerintah dan Masyarakat Secara Profesional Yang Didasarkan Pada Prinsip Compliance (Prinsip-Prinsip Kepatuhan)”.

Warna Putih sebagai ungkapan Ketulusan Hati untuk melayani statemen Bank SUMUT “Memberikan Pelayanan Terbaik. Jenis huruf “Platino Bold”


(13)

sederhana dan mudah dibaca.Penulisan Bank dengan huruf kecil dan SUMUT dengan huruf kecil dan SUMUT dengan huruf capital guna lebih Mengedepankan Sumatera Utara sebagai gambaran keinginan dan dukungan untuk membangun dan membesarkan Sumatera Utara.

b) Visi dan Misi PT.Bank SUMUT 1) Visi

“Menjadi Bank andalan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah di segala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat”.

2) Misi

Misi adalah Serangkaian langkah yang bertujuan untuk mencapai sasaran jangka pendek organisasi. Misi PT.BANK SUMUT adalah mengelola dana pemerintah dan masyarakat secara professional yang didasarkan pada prinsip-prinsip Compliance .

3) Statement Budaya PT.Bank SUMUT

Memberikan “PELAYANAN TERBAIK” merupakan tekad seluruh personil PT.Bank SUMUT untuk memenuhi ekspektasi dan kepuasan nasabah atas pelayanan yang diberikan.

4) MOTTO PELAYANAN

a. Berusaha untuk selalu Terpercaya b. Enerjik dalam melakukan setiap kegiatan c. Senantiasa Bersikap Ramah


(14)

e. Menciptakan suasana Aman dan Nyaman f. Memiliki integritas tinggi

g. Komitmen penuh untuk memberikan pelayaanan terbaik c) Tujuan PT.Bank SUMUT

Adapun tujuan dari perusahaan PT.Bank SUMUT adalah: a. Menghasilkan Laba

b. Meningkatkan pertumbuhan dikuasai daerah di berbagai bidang c. Meningkatkan taraf hidup rakyat

d. Memenuhi fungsi social dengan penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat

e. Menyediakan produk dan layanan jasa yang kompetitif. d) Fungsi PT.Bank SUMUT

PT.Bank SUMUT merupakan alat kelengkapan otonomi daerah di Bidang Perbankan yang berfungsi sebagai penggerak dan pendorong laju pembangunan di daerah, bertindak sebagai pemegang kas daerah yang melaksanakan penyimpanan uang daerah serta sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah dengan melakukan kegiatan usaha sebagai Bank Umum seperti dimaksudkan pada Undang-Undang 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.

B. Struktur Organisasi PT.Bank SUMUT

Struktur organisasi merupakan gambaran skematis tentang hubungan tugas dan tanggung jawab dan kerjasama dari orang-orang yang terdapat didalam perusahaan dalam rangka secara bersama-sama mencapai tujuan.Secara


(15)

sederhana struktur organisasi menyatakan alat dan cara kerja mengatur sumber daya manusia bagi kegiatan-kegiatan kearah pencapaian tujuan. PT.Bank SUMUT memiliki struktur organisasi didalam kepengurusannya dimana struktur ini juga menunjukkan kemampuan GRdan tanggung jawab setiap pegawai secara keseluruhan yang ada di PT.Bank SUMUT.

Gambar 1.1 Sumber :PT. Bank Sumut Kantor Pusat Imam Bonjol


(16)

C. Uraian Tugas

1. Direktur Utama adalah kordinator pelaksanaanTugas Direksi dan membawahi langsung Sekretaris Direksi dan Divisi Pengawasan. Adapun yang menjadi tugas Direktur Utama adalah:

a. Menetapkan pembagian tugas diantara anggotaDireksi.

b. Menetapkan struktur organisasi perusahaanlengkap dengan rincian tugasnya setelahmendapatpersetujuan dan atau pengesahandari Dewan Komisaris atau Pemegang Saham.

c. Mengkoordinir penyusunan RJPP, RKAT danrencana-rencana lainnya untuk disampaikan kepadaKomisaris dan RUPS.

d. Mengkoordinir pelaksanaan program kegiatanDirektur Kepatuhan, Operasional, Bisnis danSyariah, dan Pemasaran yang dijabarkan dariRKAT dan RJPP.

e. Mengawasi pengalokasian tugas dan wewenangoleh masing-masingDirektur kepada Pemimpin Divisi .

f. Membawahi langsung Divisi Pengawasan danSekretaris Direksi. g. Menetapkan anggaran biaya untuk DivisiPengawasan dan

Sekretaris Direksi dalamrencana anggaran tahunan.

h. Mengendalikan program kegiatan di bidangPengawasan Umum, Bidang PengawasanTeknologi Sistem Informasi dan BidangPengawasan Kredit, dengan ketentuan danperaturan yang berlaku.


(17)

i. Mengadakan serta memimpin rapat Direksisecara berkala, untuk mengevaluasi pelaksanaanprogram kegiatan masing-masing Divisi, CabangUtama dan Cabang.

j. Mengkoordinir Direksi melakukan evaluasisecara berkala terhadap pencapaian target KeyPerformance Indicators (KPI) serta merumuskantindakan perbaikan yang diperlukan.

k. Mengkoordinir pembuatan laporan manajementriwulan, semesteran dan tahunan yang akandisampaikan kepada Dewan Komisaris danPemegang Saham.

2. Tugas Pemimpin Bidang Akuntansi I. Membantu Pemimpin Divisi dalam ;

a. Merumuskan kebijakan Bank dalam penerapan sistem administrasi keuangan yang handal dan sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku.

b. Mempersiapkan, merancang, menelaah dan menyempurnakan buku pedoman akuntansi Bank dan ketentuan intern Bank sehubungan dengan perkembangan dan perubahan di Bidang Akuntansi dan Keuangan.

c. Menyusun sistem dan prosedur akuntansi Bank dan menjabarkannya menjadi rincian tugas unit organisasi.

d. Menyelengggarakan administrasi keuangan dan akuntansi Kantor Pusat dengan menghimpun serta mengelola data seluruh transaksi keuanganBank.


(18)

e. Merumuskan bentuk laporan berdasarkan sistem yang berlaku untuk keperluan intern maupun ekstern sesuai dengan kebutuhan ataupun ketentuan yang berlaku.

II. Membuat dan melaksanakan program kerja yang berhubungan dengan Bidang Akuntansi.

a. Mengurus dan menyelesaikan perhitungan pajak penghasilan Bank.

b. Menyelesaikan selisih rekening atas kantor pusat dengan kantor cabang.

c. Menyusun laporan keuangan, berupa neraca, rincian laba rugi kantor pusat dan gabungan Bank sesuai sistem yang berlaku baik untuk keperluan intern maupun ekstern dan menyusun serta menyampaikan laporan neraca publikasi bulanan dan triwulan ke Bank Indonesia.

d. Mempersiapkan bahan-bahan yang berhubungan dengan laporan keuangan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Bank setiap tahunnya.

e. Melakukan pemantauan dan pembinaan atas pos-pos neraca laba rugi seluruh unit kerja Bank.

f. Membuat laporan neraca laba rugi Kantor Pusat dan konsolidasi, baik secara berkala atau tahunan, sesuai dengan bentuk dan prosedur yang ditetapkan.


(19)

g. Menyusun dan menyampaikan laporan ke Bank Indonesia menurut bentuk dan prosedur yang ditetapkan Bank Indonesia.

h. Memimpin, mengarahkan, membimbing, memantau dan mengevaluasi kepatuhan staf dan pegawai terhadap pelaksanaan Standar Opersional Prosedur dilingkungan Bidang Akuntansi.

i. Memimpin, mengarahkan, membimbing, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tata kelola perusahaan dilingkungan Bidang Akuntansi.

j. Memimpin, mengarahkan, membimbing, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan standar pelayanan Bank Sumut dilingkungan staf dan pegawai Bidang Akuntansi.

k. Melakukan koordinasi dengan Pemimpin Bidang lain di Divisi Teknologi Informasi & Akuntansi maupun bidang / unit kerja lain dalam pelaksanaan tugasnya.

l. Melakukan supervisi atas pekerjaan yang dilakukan oleh staf dan pegawai dilingkungan Bidang Akuntansi.

m. Membuat dan membimbing staf dan pegawai dibidangnya guna meningkatkan pengetahuan , keterampilan kerja dan integritas.

n. Membuat memorandum, konsep surat dan laporan yang akan ditandatangani Pemimpin Divisi.


(20)

o. Melaksanakan tugas – tugas lain sesuai dfungsi Bidang Akuntasi.

III. Wewenang Pemimpin Bidang Akuntansi

a. Menilai manajemen kinerja staf dan pergawai Bidang Akuntansi.

b. Memberi rekomendasi kepada Pemimpin Divisi atas izin permisi, izin cuti, izin menikah, istirahat melahirkan dan izin melanjutkan pendidikan staf dan pegawai Bidang Akuntansi. c. Menandatangani atau memaraf surat-surat, memo dan

laporan-laporan lain sesuai ketentuan yang berlaku.

d. Mengusulkan kepada Pemimpin Divisi terhadap pendidikan dan latihan yang dibutuhkan staf dan pegawai dilingkungan Bidang Akuntansi.

e. Melaksanakasn wewenang lain sesuai ketentuan yang berlaku.

IV. Tanggung Jawab Pemimpin Bidang Akuntansi 1. Bertanggung jawab atas :

a. Pelaksanaan tugas dan wewenang Bidang Akuntansi kepada Pemimpin Divisi.

b. Kebenaran laporan – laporan yang diterbitkan oleh Bidang Akuntansi.

c. Penerapan standar operasional dan prosedur dilingkunganBidang Akuntansi.


(21)

d. Penerapan tata kelola perusahaan dilingkungan Bidang Akuntansi.

e. Keberhasilan pelaksanaan standar pelayanan Bank Sumut dilingkungan Bidang Akuntansi.

f. Disiplin kerja staf dan pegawai dilingkungan Bidang Akuntansi.

g. Keselamatan dokumen, arsip serta seluruh perlengkapan inventaris yang berada dilingkungan Bidang Akuntansi. 2. Memegang teguh rahasia jabatan dan rahasia.


(22)

A. Sistem

Istilah sistem paling sering digunakan untuk menunjukkan pengertian metode atau cara dan sesuatu himpunan unsur atau kompenen yang saling berhubungan satu sama lain menjadi satu kesatuan yang utuh. Jadi dengan kata lain sistem adalah sekelompok elemen – elemen lain yaang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan organisasi.

Sistem menurut Mulyadi ( 2001 : 5 ) mendefinisikan tentang sistem adalah Suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Dari pengertian diatas menunjukkan sudut pandang yang berbeda. Pengertian sistem itu sendiri terdiri dari subsistem yang secara keseluruhan bertujuan untuk mencapai tujuan – tujuan tertentu dan lebih ditekankan lagi pada sistem yang melaksanakan aktivitasnya dalam suatu perusahaan. Sebuah sistem harus melayani setidaknya satu tujuan, tetapi dapat juga melayani beberapa tujuan. Sementara itu, sistem berkaitan erat dengan prosedur dalam sistem akuntansi. Untuk itu perlu dibedakan antara sistem dan prosedur. Menurut Mulyadi ( 2001 : 5 ) merumuskan bahwa : “ prosedur adalah urutan kegiatan klerikasl, biasanya melibatkan orang dalam suatu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara transaksi perusahaan yang terjadi berulang – ulang “ . Maka intinya, sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai sebuah tujuan.


(23)

B. Sistem Informasi

Sistem Informasi menurut Mulyadi ( 2001 : 11 ) adalah suatu sistem yang digunakan oleh manajemen dalam mengelola perusahaan. Sistem menurut Mulyadi (2001 : 5 ) mendefinisikan tentang sistem adalah Suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Definisi umum untuk informasi adalah seperti yang dikemukakan oleh Davis ( 2001 : 24 ), bahwa : “ Informasi adalah kata yang telah diubah menjadi suatu bentuk yang penting bagi sipenerimanya dan mempunyai nilai nyata yang dapat dirasakan manfaatnya didalam pengambilan keputusan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang”.

a. Sistem informasi harus dapat menghasilkan laporan mengenai kegiatan usaha kondisi keuangan, penerapan manajemen resiko dan pemenuhan ketentuan yang mendukung pelaksanaan tugas Dewan Komisaris dan Direksi.

b. Sistem pengendalian intern yang efektif sekurang – kurangnya menyediakan data/informasi internal yang cukup dan peraturan yang berlaku, informasi pasar ( kondisi eksternal ) dan setiap kejadian serta kondisi yang diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan yang tepat dan dapat dipertanggung jawabkan.

c. Sistem pengendalian intern sekurang – kurangnya menyediakan sistem informasi yang dapat dipercaya mengenai seluruh akivitas fungsional Bank, terutama aktivitas fungsional yang signifikan dan memiliki potensi resiko tinggi. Sistem informasi tersebut, termasuk sistem penyimpanan dna


(24)

penggunaan data elektronik, harus dijamin keamanannya, dipantau oleh pihak yang independen ( Divisi Pengawasan ) dan didukung oleh program kontijensi yang memadai.

d. Bank sekurang-kurangnya mengorganisasikan suatu rencana pemulihan darurat dan sistem back-upuntuk mencegah kegagalan usaha yang beresiko tinggi. Prosedur, proses, dan sistem back-up harus didokumentasikan dan dinilai kembali efektivitasnya secara berkala.

e. Bank sekurang-kurangnya memiliki dan memelihara sistem informasi manajemen yang diselenggarakan, baik dalam sistem informasi elektronik maupun bukan elektronik. Mengingat bahwa sistem informasi elektronik dan penggunaan teknologi informasi tersebut mempunyai dampak resiko, maka Bank harus mengendalikannya secara efektif guna menghindari adanya gangguan usaha dan kemungkinan timbulnya kerugian Bank yang signifikan.

C. Sistem Informasi Pengeluaran dan Penerimaan Kas

Sistem Informasi pengeluaran dan penerimaan kas merupakan hal penting dalam mengidentifikasi, mengelompokkan, menghimpun, mencatat, dan melaporkan khususnya di bagian kasir. Penerapan sistem informasi akuntansi tersusun dengan sangat baik, sehingga unsur organisasi, otorisasi, dan prosedur pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas berjalan dengan sangat baik.


(25)

Dari gambar diatas merupakan siklus PT. Bank Sumut Kantor Pusat Imam Bonjol. Dapat disimpulkan bahwa transaksi di proses buku besar lalu dimuat kedalam laporan keuangan.

1. Pengeluaran Kas

Sudah dapat dimaklumi bahwa kegiatan usaha untuk mendapatkan suatu hasil selalu akan berdampak terhadap timbulnya biaya disisi lain. Untuk kegiatan jasa – jasa bank ini juga diperlukan berbagai macam biaya baik bersifat langsun maupun tidak langsung tergantung dari jenis kegiatan yang ada. Adapun berbagai macam biaya yang mungkin timbul di dalam penilaian pelayanan jasa – jasa kepada para nasabahnya antara lain : bunga yang dibayar , hadiah , provisi dan komisi fee yang dibayar untuk mendapatkan dana, koreksi pendapatan dana, beban umum dan administrasi, beban personallia (gaji karyawan), kerugian penurunan nilai aktiva produktif, beban lain – lain, beban non-operasional.

2. Penerimaan Kas

Seperti halnya kegiatan usaha liannya, di bank selalu membawa dampak kepada pendapatan di satu pihak dan timbulnya beban biaya di pihak lain. Mengingat jasa – jasa bank saat ini mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan perbankan. Pendapatan dari jasa – jasa bank atau yang lebih dikenal fee base income.

Ada beberapa bentuk pendapatan yang diperoleh dari proses pemberian jasa-jasa bank kepada para nasabahnya antara lain : Bunga yang diperoleh, Provisi dan komisi yang diterima selain dari kredit, hasil ongkos


(26)

administrasi, hasil deviden atau penyertaan, hasil operasional lainnya, hasil jasa komunikasi, koreksi atas CKPN dan penyisihan penghapusan, pendapatan non operasional.

D. Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Deddi Nordiawan ( 2007 : 1 ) Akuntansi merupakan proses mengenali, mengukur dan mengkomunikasikan informasi ekonomi untuk memperoleh pertimbangan dan keputusan yang tepat oleh pemakai informasi yang bersangkutan. Untuk itu Mulyadi ( 2001 : 3 ) mendefinisikan tentang sistem akuntansi adalah sebagai berikut : “Sistem Informasi Akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan”.

Dari definisi Sistem Informasi Akuntansi tersebut, unsur suatu sistem akuntansi pokoknya adalah formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar dan buku pembantu, serta laporan. Berikut ini diuraikan lebih lanjut pengertian masing – masing unsur sistem informasi akuntansi tersebut :

1. Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen, karena dengan formulir ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam ( didokumentasikan) diatas secarik kertas. Formulir sering pula disebut dengan istilah media, karena formulir merupakan media untuk mencatat peristiwa yang terjadi dalam organisasi ke dalam catatan. Dengan formulir ini data yang bersangkutan dengan transaksi direkam pertama kalinya


(27)

sebagai dasar pencatatan dalam catatan. Contoh formulir adalah : faktur penjualan, bukti kas keluar, dan cek. Dalam sistem informasi akuntansi secara manual ( manual system ), media yang digunakan untuk merekam pertama kali data transaksi keuangan adalah formulir yang dibuat dari kertas ( paper form ). Dalam sistem informasi dengan komputer ( computerized system ) digunakan berbagai macam media untuk memasukkan data ke dalam sistem pengolahan data seperti: papan ketik ( keyboard), optical and magnetic characters and code, mice, voice, touch sensors, dancats.

2. Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data lalinnya. Seperti telah disebutkan di atas, sumber informasi pencatatan dalam jurnal ini adalah formulir. Dalam jurnal ini data keuangan untuk pertama kalinya diklasifikasikan menurut penggolongan yang sesuai dengan informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Dalam jurnal ini pula terdapat kegiatan peringkasan data, yang hasil peringkasannya ( berupa jumlah rupiah transaksi tertentu )kemudian di – posting ke rekening yang bersangkutan dalam buku besar.

3. Buku besar ( general ledger) terdiri dari reking – rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal. Rekening – rekening dalam buku besar ini disediakan sesuai dengan unsur – unsur informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Rekening buku besar ini di satu pihak dapat dipandang sebagai wadah untuk


(28)

menggolongkan data keuangan, di pihak lain dapat dipandang pula sebagai sumber informasi keuangan untuk penyajian laporan keuangan.

4. Buku pembantu ini terdiri dari rekening – rekening pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar. Buku besar dan buku pembantu merupakan catatan akuntansi akhir ( books of final entry ), yang berarti tidak ada catatan akuntansi lain lagi sesudah data akuntansi diringkas dan digolongkan dalam rekening buku besar dan buku pembantu. Buku besar dan buku pembantu disebut sebagai catatan akuntansi akhir juga karena setelah data akuntansi keuangan dicatat dalam buku – buku tersebut, proses akuntansi selanjutnya adalah penyajian laporan keuangan, bukan pencatatan lagi ke dalam catatan akuntansi.

5. Laporan, hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat berupa neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan laba yang ditahan, laporan biaya pemasaran, daftar umur piutang, daftar utang yang akan dibayar. Laporan yang berisi informasi yang merupakan keluaran sistem akuntansi. Laporan dapat berbentuk hasil cetak komputer dan tayangan pada layar monitor komputer. Dengan kata lain sistem informasi akuntansi dikemukakn oleh Nafarin data dapat diartikan juga sebagai kumpulan karakter, fakta dari jumlah – jumlah yang merupakan masukan bagi semua sitem informasi.

6. Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa data yang berupa fakta atau transaksi – transaksi perusahaan baru merupakan masukan. Oleh karena itu, perlu sebuah sistem yang selanjutnya berfungsi untuk mengelola data


(29)

menjadi sebuah informasi. Adapun sistem informasi akuntansi masuk kedalam bidang fungsional khusus organisasi. Dengan istilah – istilah sebagai berikut :

a. Sistem informasi Akuntansi Manual

Menurut James M. Reeve ( 2009 : 224 ) sistem akuntansi dapat dilakukan secara manual atau menggunakan peranti lunak komputer (komputerisasian). Memahami sistem akuntansi manual dapat membantu dalam mengenali hubungan antara data akuntansi dengan laporan akuntansi. Pengelolaan data yang dilakukan secara manual dan untuk penyimpanan digunakan arsip – arsip yang banyak menghasilkan tempat informasi akuntansi dihasilkan melalui suatu siklus akuntansi yang dimulai dengan bukti transaksi dicatat dalam jurnal dan di posting kebuku besar yang sesuai pada akhir akuntansi secara periosik ( bulanan, caturwulan, tahunan ) dibuat di jurnal penyesuaian kemudian disusun laporan keuangan.

b. Sistem Informasi Akuntansi Komputer

Istilah sistem informasi akuntansi berbasis komputer manual setelah adanya penggunaan secara luas dalam sistem akuntansi dengan munculnya sebagai alat bantu dalam pemerosesan data, masalah ketepatan perhitungan konsisten dan motivasi dalam pemerosesan data dalam sistem informasi manual dapat teratasi.

c. Pembagian dan Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Adanya pembagian sistem informasi akuntansi sebagai berikut :


(30)

1. Sistem informasi keuangan ( penerimaan dan pengerluaran ) 2. Sistem informasi akuntansi manajemen

3. Sistem informasi akuntansi biaya

Adapun karakteristik sistem informasi akuntansi sebagai berikut : 1. Melaksanakan tugas yang diperlukan

2. Berpegang pada prosedur yang relatif standar 3. Menangani data yang rinci

4. Terutama berfokus historis

5. Menyediakan informasi pemecahan yang minimal. d. Tujuan dan ciri – ciri sistem informasi akuntansi

I. Tujuan sistem informasi akuntansi

Adapun tujuan umum pembangunan sistem informasi akuntansi menurut Mulyadi ( 2001 : 19 ) adalah sebagai berikut :

a) Untuk menyediakan informasi akuntansi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru. Kebutuhan sistem perkembangan sistem akuntansi terjadi jika perusahaan baru didirikan atau suatu perusahaan menciptakan usaha baru yang berbeda dengan usaha yang telah dijalankan selama ini.

b) Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasinya.

c) Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu untuk memeprbaiki tingkat kendala (


(31)

reliability)informasi akuntansi dan untukk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggung jawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan.

II. Ciri- ciri sistem informasi akuntansi

Untuk mengetahuui sesuatu itu sistem atau bukan, antara lain dapay dilihat dari ciri-cirinya. Ada beberapa rumusan mengenai ciri-ciri sistem, yang pada dasarnya satu sama lain saling melengkapi.Pada umumnya ciri-ciri sistem tersebut adalah :

1. Menurut Elias M. Awad

a) Terbuka

Sistem bersifat terbuka, atau pada umumnya bersifat terbuka. Boleh dikatakan dalam kenyataanya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup. Suatu sistem dikatakan terbuka jika berintegrasi dengan lingkungan dan sebaliknya dikatakan tertutup jika mengisolasi diri dari pengaruh apapun dari lingkungannya.

b) Tertutup

Sistem bersifat tertutup jika mengisolasi diri dari pengaruh adapun dari lingkungannya.

c) Subsistem

Suatu sistem terdiri dari dua atau lebih subsistem. Yang setiap subsistemnya terdiri dari subsistem yang lebih kecil begitu seterusnya.


(32)

d) Saling ketergantungan

Diantara subsistem-subsistem itu terdapat saling ketergantungan satu sama lain saling memerlukan. Satu subsistem memerlukan masukan (input) yang diperolehnya dari subsistem yang lain. Dengan kata lain keluaran (output) satu subsistem diperlukan sebagai masukan bagi subsistem yang lain. Dalam penyajian informasi perlu dilihat kebutuhan apa saja yang diinginkan, sehingga informasi tersebut menjadi betul-betul berguna bagi sipemakai ataupun sipenerima. Informasi erat hubungannya dengan data, informasi berasal dari data. Data merupakan bentuk jamak dari datum yang berarti kenyataan atau catatan.

Pentingnya keterangan-keterangan yang relavan dan tepat waktu bagi manajer perusahaan sebagai sarana untuk membuat keputusan dan pengawasan efektif. Dengan tersedianya informasi yang relevan dengan masalah yang dihadapi akan memberikan kemudahan bagi manajer untuk membuat atau mengambil keputusan yang tepat. Informasi adalah data yang diolah menjadi suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih mempunyai arti, sedangkan informasi merupakan hasil dari pengolahan data, yang


(33)

dapat berfungsi untuk suatu tujuan tertentu atau untuk analisa dan pengambilan keputusan.

Informasi terdiri dari data yang terpilih, tergantung dan disusun sesuai dengan kebutuhan pemakai data, masalah, waktu tempat dan fungsinya. Informasi merupakan unsur penting dalam suatu usaha baik untuk operasional mapun dalam pengambilan keputusan. Informasi akuntansi juga digunakanuntuk mengetahui apakah kegiatan dilaksanakan telah sesuai dengan rencana dan tujuan perusahaan, sistem informasi sering kali dinyatakan berdasarkan sumber daya adalah sistem informasi yang didominasikan oleh sumber daya manusia dikenal sebagai sistem informasu manual.

e) Self–adjustment

Suatu sistem mempunyai kemampuan untuk dengan sendirinya menyesuaikan diri dengan lingkungannya ( self -adjustment ). Kegiatan inti dimungkinkan karena adanya sistem umpan balik atau balikan ( feed back).

f) Self-regulation

Sistem ini juga mempunyai kemampuan untuk mengatur diri sendiri ( self-regulation ). Hal ini berkaitan erat dengan kemampuan di atas.

2. Menurut A. Shrode serta dan voich jr


(34)

Sistem harus mempunyai tujuan sehingga perilaku atau kegiatan mengarah pada tujuan tersebut. Istilah mereka “purposiv behavior”.

b) Suatu sistem merupakan suatu “keseluruhan yang bulat dan utuh”. Istilah mereka sistem memiliki “wholisme”.

c) Sistem itu memiliki sifat “terbuka”

Sistem saling berinteraksi dengan sistem yang lebih luas/besar, yang biasa dinamakan lingkungan sistem.

d) Transformasi

Transformasi adalah suatu sistem yang mempunyai atau yang melakukan kegiatan transformasi, kegiatan mengubah sesuatu menjadi yang lalin, jelas sistem men-transformasi-kan atau mengubah sumber – sumber (masukan/input) menjadi keluaran (output) untuk mencapai tujuannnya.

e) Mekanisme kontrol

Didalam sistem ada kekuatan pemersatu sehingga sistem itu terpadu satu sama lain terkait jadi satu dan sistem pun mampu mengatur dirinya sendiri.

e. Kebijakan dan peranan sistem informasi akuntansi Adapun kebijakan praktek informasi akuntansi meliputi :


(35)

2. Kepedulian terhadap status ekonomi orang lain dalam bentuk penata pelayanan dan pertanggung jawaban.

3. Kepekaan terhadap nilai kerja sana dan konflik dengan mendahului konflik dan menghasilkan kerjasama yang ramah melalui penggunaan teknik akuntansi manajemen.

4. Karakter akuntansi yang komunikatif dengan menyampaikan pengalaman ekonomik melalui ungkapan akuntansi.

5. Penyebaran informasi ekonomi dengan menyediakan informai ekonomik bagi pembuatan keputusan.

Adapun peranan sistem informasi akuntansi dalam pemecahan masalah sebagai berikut :

1. Sistem informasi akuntansi menghasilkan beberapa output informasi dalam bentuk laporan akuntansi standar, laporan ini sangat berharga dalam era keuangan dan pada tingkat manajemen puncak.

2. Sistem informasi akuntansi menyediakan database yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah.

Pengelolaan data merupakan dasar bagi sistem – sitem pemecahan masalah, langkah pertama dalam menyediakan dukungan komputer bagi pemecahan masalah untuk manejer adalah menerapkan sistem informasi akuntansi yang baik. Konsep batas sistem ini akan lebih

MASUKAN (Input)

PROSES KELUARAN


(36)

jelas jika digambarkan dalam sebuah model. Segala sesuatu yang berasal dari sekitar sistem ( lingkungan ) masuk ke sistem.

E. Kompenen Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi merupakan sebuah susunan yang terdiri dari beberapa komponen seperti orang, aktivitas, data, perangkat keras, perangkat lunak, dan jaringan yang terintegrasi yang berfungsi untuk mendukung dan meningkatkan operasi sehari – hari sebuah bisnis, juga menyediakan kebutuhan informasi untuk pemecah masalah dan pengambilan keputusan oleh manajer.

1. Orang ( people)

Semua pihak yang bertanggung jawab dalam hal penyokong atau sponsor sistem informasi ( system owner ), pengguna sistem ( system user), perancang sistem ( system designer), dan pengembangan sistem informasi ( system development).

2. Aktivitas

Sekumpulan aturan atau tahapan untuk membuat, memakai, memproses, dan mengolah sistem informasi ataupun hasil keluaran dari sistem informasi tersebut.

3. Data

Secara konseptual, data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktivitas, dan transaksi yang tidak mempunyai makna dan tidak berpengaruh langsung kepada pemakai atau disebut juga sebagai kumpulan fakta mentah dalam isolasi.


(37)

4. Perangkat Keras ( Hardware)

Mencakup peranti – peranti fisik seperti komputer, printer, monitor, hardisk, dll.

5. Perangkat Lunak ( Software)

Sekumpulan instruksi-instruksi atau perintah-perintah yang memungkinkan perangkat keras bisa digunakan untuk memproses data, atau sering disebut program.

6. Jaringan ( Network)

Sistem penghubung yang memungkinkan suatu sumber dipakai secara bersama-sama, baik pada waktu dan tempat bersamaan ataupun berbeda.

F. Sistem Informasi yang digunakan PT.Bank Sumut

Seiring dengan perkembangan usaha yang dijalankan oleh PT. Bank Sumut menuntut sistem informasi yang meningkat pola peranan sistem pencatatan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan untuk menjalankan operasi sangatlah penting. Didalam menyajikan laporan – laporan keuangan pada PT. Bank Sumut menggunakan aplikasi OLIB’s ( Online Integrated Banking System ) yang dirancang secara cermat untuk membantu penerimaan dan pengeluaran kas itu sendiri. OLIB’s merupakan suatu solusi core banking system bersifat parameterized dan costomisbale yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan bank terutama yang terkait dengan perubahan business process yang bersumber pada perubahan regulasi, ketentuan, maupun kebijakan lainnya. OLIB’s dikembangkan oleh tim senior Collega yang selalu mengikuti ketentuan dan peraturan Bank Indonesia mauoun ketentuan internal baik pengguna seperti penomoran rekening,


(38)

biaya, pelaporan dan sebagainya serta trend teknologi perbankan. OLIB’s juga sudah mendukung untuk transaksi berbasis single currency maupun multi currency. Setiap lini dalam perusahaan memiliki tanggung jawab masing – masing dalam aplikasi OLIB’s sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Dimana Sistem aplikasi OLIB’s terdapat organisasi Fungsi &Pengguna. Bank Sumut memfasilitasi akses informasi data perusahaan kepada publik melalui : website perusahaan:www.banksumut.com, media massa, mailing list, dan melalui kantor cabang Bank Sumut.

G. Prosedur Pengeluaran dan Penerimaan Kas Pada PT. Bank Sumut Kantor Pusat Imam Bonjol

Pada umumnya prosedur yang terdapat dalam suatu perusahaan dirancang sedemikian rupa. Perancangan prosedur memerlukan penelitian yang seksama. Sebelum merancang prosedur itu sendiri, termasuk tingkat kecermatan, penyajian dan waktu. Rancangan prosedur yang telah disepakati dengan persetujuan pimpinan perusahaan akan diuraikan dalam satu pedoman prosedur, berupa kalimat – kalimat maupun arus dokumen, penerapan rancangan prosedur harus disertai rencana penetapan yang meliputi aspek : akuntansi yang dipakai, formulir – formulir, letak dan susunan suatu benda, pendidikan dan pelatihan pemakain prosedur, koordinasi antar departemen serta jadwal penerapan prosedur. Menurut Mulyadi (2001 : 5 ) “Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang -ulang.

I. Prosedur Pengeluaran kas

Adapun prosedur pengeluaran kas menurut Marshall B. Romney & Paul Jhon Steinbart ( 2005 : 74 ) Pengeluaran kas adalah rangkasian kegiatan


(39)

bisnis dan operasional data terkait yang berhubungan demgan pembelian serta pembayaran barang dan jasa.

Menurut Mulyadi ( 2001 : 509 ), Pengeluaran kas dalam perusahaan dilakukan dengan menggunakan cek. Pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan dengan cek (biasanya karena jumlahnya relatif kecil).

Pengeluaran kas dengan cek memiliki kebaikan ditinjau dari pengendalian intern berikut ini :

a. Dengan digunakannya cek atas nama, pengeluaran cek akan dapat diterima oleh pihak yang namanya sesuai dengan yang ditulisnpada formulir cek. Dengan demikian pengeluaran kas dan cek menjamin diterimanya cek tersebut oleh pihak yang dimaksud oleh pihak pembayar.

b. Dilibatkannya pihak luar, dalam hal ini bank, dalam pencatatan transaksi pengeluaran kas perusahaan. Dengan digunakannya cek dalam setiap pengeluaran kas perusahaan, transaksi pengeluaran kas direkam juga oleh bank, yang secara periodik mengirimkan rekening koran bank kepada perusahaan nasabahnya. Rekening koran bank inilah yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengecek ketelitian catatan transaksi kas perusahaan yang direkam di dalam jurnal penerimaan dan pengeluaran kas.

c. Jika sistem perbankan mengembalikan cancelled check kepada check issuer, pengeluaran kas dengan cek memberikan manfaat tambahan bagi perusahaan yang mengeluarkan cek dengan dapat digunakannya

cancelled check sebagai tanda terima kas dari pihak yang menerima pembayaran. Dengan digunakannya cek dalam pengeluaran kas, check


(40)

issuerakan secara otomatis menerima tanda penerimaan kas dari pihak yang menerima pembayaran. Cancelled check sebagai tanda terima pembayaran lebih andal karena di dalam endorsement terkait pihak bank yang merupakan pihak yang independen bagi pembayar maupun bagi penerima pembayaran.Didalam PT. Bank Sumut Kantor Pusat Imam Bonjol memiliki prosedur pengeluaran sebagai berikut :

Gambar 2.1 Sumber :PT. Bank Sumut Kantor Pusat Imam Bonjol

MULAI

MESIN ABSENSI

PETUGAS ABSENSI

DOWNLOAD ABSENSI

APLIKASI ABSENSI

DATA ABSENSI

PETUGAS ABSENSI

UPLOAD Data ke HRISSUMUT

HRISSUMUT

PETUGAS ABSENSI


(41)

Penjelasan :

1. Petugas Absensi melakukan download data absensi dari mesin absensi dengan melakukan secure time attendance System atau Fingertec TCMS V2 dengan cara berikut :

a. Tekan start pada desktop komputer

b. Pilih All program > secure time attendance system c. Pilih secure attendance retrieve

2. Petugas absensi mengupload hasil data ke aplikasi HRISSUMUT dengan cara berikut :

a. Pilih menu Absensi

b. Pilih menu Import Data > file mesin. Cari file yang akan diupload dengan menekan tombol browser kemudian tekan open untuk membuka file

c. Untuk melakukan konfirmasi tekan tombol submit

3. Petugas absensi mecetak daftar pembayaran uang makan setiap minggu dari HRISSUMUT dengancara sebagai berikut :

a. Pilih menu absensi

b. Pilih menu laporan > uang makan c. Entry tanggal mulai

d. Entry tanggal selesai e. Entry tanggal pengurang

4. Petugas absensi melakukan simulasi perhitungan uang lembur dari HRISSUMUT dengan cara sebagai berikut :


(42)

a. Pilih menu payroll

b. Pilih main menu simulasi > lembur simulasi

c. Entry dengan bulan lembur yang akan disimulasikan d. Entry tahun bulan lembur yang akan disimulasikan

e. Tekan tombol “simulasi” untuk men-simulasikan lembur, hasilnya dapat dilihat di sub menu berikutnya yaitu persetujuan

f. Entry dengan bulan rekap lembur pegawai/calon pegawai/pegawai honorer

g. Entry dengan tahun rekap lembur pegawai/pegawai honorer h. Tekan tombol “ SETUJU “ untuk menyetujui rekap lembur.

5. Petugas absensi mencetak daftar pembayaran uang lembur bulanan dari HRRISSUMUT dengan cara sebagai berikut :

a. Pilih menu absensi

b. Pilih menu laporan > rekap lembur c. Entry bulan yang diinginkan d. Entry tahun yang diinginkan

6. Petugas absensi mencetak rekapitulasi absensi dari pegawai / calon pegawai / pegawai honorer perunit kerja untuk setiap bulan dari HRISSUMUT dengan cara sebagai berikut :

a. Pilih menu absensi

b. Pilih main menu laporan > rekap per-unit c. Entry bulan yang diinginkan


(43)

e. Entry unti kerja yang diinginkan

7. Petugas absensi melakukan penarikan sisa data absensi dari mesin absensi ke aplikasi absensi dua hari kerja sebelum tanggal pembayaran gaji.

II. Prosedur Penerimaan Kas

Adapun uraian prosedur penerimaan kas menurut Mulyadi (2001:209) sebagai berikut : prosedur penerimaan dokumen, departemen penerimaan kas, departemen piutang, departemen buku besar.

a. Prosedur Penerimaan Dokumen

Penerimaan dokumen menerima cek dari pelanggan bersama dengan bukti pembayaran. Dokumen ini bersifat informasi kunci yang diperlukan untuk keperluan transaksi rekening pelanggan. Dokumemn ini merupakan bagian dari dokumen tagihan, yang pada saat pembayaran dilaksanakn pelanggan merobek bagian bukti pembayaran dan dikembalikan ke penjual bersama dengan pembayaran tunai.

b. Departemen Kas

Departemen ini mencocokkan kebenaran dan kelengkapan cek serta bukti pembayaran. Setelah proses pencocokan, maka kasir mencatat penerimaan kas pada jurnal penerimaan kas termasuk penjualan tunai. Penerimaan tunai lainnya dan penerimaan atas rekening tunai dicatat dalam jurnal penerimaan kas.


(44)

c. Departemen piutang

Departemen melakukan posting bukti pembayarab pada rekening dibuku besar pembantu piutang, setelah itu bukti diarsipkan untuk jejak audit. Pada akhir hari, departemen piutang meringkas buku pembantu piutang dan menyerahkannya kedepartemen buku besar umum.

d. Departemen buku besar

Departemen melakukan posting dari dokumen jurnal kekontrol piutang dan kontrol kas, mencocokkan kontrol piutang dengan ringkasan pembantu piutang dan arsip dari dokumen jurnal.

Adapun Prosedur Penerimaan kas (transaksi rekening tabungan penyetoran tunai) pada PT. Bank Sumut Kantor Pusat Imam Bonjol, yaitu :

1. Nasabah

a. Mengisi slip / bukti setoran #2 dan ditanda tangani oleh nasabah.

b. Menyerahkan slip / bukti setoran bersama dengan uang dan buku tabungan kepada teller.

2. Teller

a. Terima slip / bukti setoran #2 dan buku tabungan dari nasabah, kemudian diperiksa kembali kebenaran pengisiannya.

b. Hal- hal yang perlu diperiksa seperti : 1. Jumlah nominal dan terbilang 2. Tanggal penyetoran


(45)

3. Nomor rekening tabungan 4. Nama pemegang rekening

c. Terima dan hitung jumlah uang yang disetorkan Nasabah didepan Nasabah yang bersangkutan. Bila dianggap perlu dapat menggunakan alat deteksi dan mesin penghitung uang. d. Beri tanda check ( √ ), pada slip / bukti #2, bila uang yang

disetorkan telah sesuai kemudian disimpan yang telah disediakan. Jika jumlah yang tidak sesuai beri penjelaan / tanyakan kepada nasabah.

e. Posting pada aplikasi OLIB’s dengan cara sebagai berikut : 1. Pilih menu transaksi

2. Pilih sub menu transaksi

3. Pilih field kode cabang, pilih cabang sendiri sesuai dengan slip / bukti setoran

4. Pilih field kode aplikasi “02” atau ”TABUNGAN” 5. Pilih field kkode TX ”201” atau ”SETORAN TUNAI” 6. Entry No. Rekening sesuai Slip / bukti setoran / buku

tabungan

7. Nomor warkat terisi otomatis terisi dari sistem

8. Keterangan TW “SET TUNAI” otomatis tampil dari sistem


(46)

10. Setelah selesai melakukan cetak buku atau validasi pada slip / bukti setoran dan buku tabungan kemudian keluar. f. Jika nilai transaksi diatas kewenangan Teller, maka harus

diauthorisasi oleh Head Teller dan difia bayar oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

g. Bubuhkan parah pada akhir validasi serta diparaf fan stempel Bank pada slip / bukti setoran #2, serta diparaaf pada buku tabungannya.

h. Teller menyerahkan buku tabungandan slip / bukti setoran #2 kepada nasabah.

i. Slip / bukti setorran #1 diteruskan kepada pelaksana versifikasi/ checker untuk diversifikasi dengan terlebih dahulu disetujui pleh PinSi / PinBag pelayanan nasabah / PinSi OPS pada Capem kelas II serta Wapim pada Capem kelas

3. Nasabah

a. Menerima buku tabungan dan Slip / bukti setoran #2 yang telah divalidasi dari teller

4. Pelaksana Versifikasi / Checker

a. Terima slip / bukti setoran #1 dari teller

b. Slip / bukti setoran #1 diversifikasi dengan aplikasi OLIB’s dengan cara :

1) Pilih menu kewenangan administrator pembukuan 2) Pilih main menu versifikasi


(47)

3) Pilih sub menu versifikasi transaksi keuangan 4) Pilih kode cabang sesuai slip / bukti setoran #1 5) Pilih kode aplikasi “02” atau “TABUNGAN” 6) Entry nomor rekening sesuai slip / bukti setoran 7) Pilih field D/K dan pilih “KREDIT”

8) Enty jumlah transaksi sesuai slip / bukti setoransetelah yakin dienter dan dipilih “Y” pada layar konfirmasi, bila berhasil maka akan tampil informasi :“Versifikasi Transaksi Berhasil”

9) Pada akhir hari melakukan pencetakan laporan Hasil versifikasi

c. Dokumen finansial ( transaksi keuangan ) setiap haridireuskan kepada Kontrol Intern

d. Baik dalam finansial maupun dokumen administrasi sebelum diteruskan kepada Kontrol Intern harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari PinBag/PinSi Operasional/PinSi Akuntansi.

5. Kontrol Intern

a. Terima dokumen finansial ( transaksi keuangan ) seluruh transaksi setiap harinya bersama laporannya dari pelaksana versifikasi / checker yang telah versifikasi.


(48)

b. Melakukan pemerikasaan secara umum terhadap dokumen-dokumen tersebut dengan membandingkan hasil proses aplikasi OLIB’s dengan ketentuan intern yang berlaku.

c. Hasil pemeriksaan kontrol intern setiap hari dilaporkan kepada pemimpin cabang sedangkan temuan hasil pemerikasaaan dibuatkan memo intern kepada bagian / seksi terkait untuk dilakukan tindak lanjut perbaikan dan dilakukan monitoring. d. Setelah pemeriksaan dan pelaporan selesai dilakukan maka

dokumen – dokumen seluruh hasil transaksi setiap harinya dikembalikan kepada pelaksana versifikasi / checker untuk difile.

e. Teruskan hasil temuan ( memo intern ) kepada bagian / seksi terkait.

f. Laporan kontrol intern diteruskan ke divisi pengawasan dengan tembusan Pemimpin Cabang.

g. Bubuhi paraf pada dokumen – dokumen tersebut sebagai persetujuan telah dilakukan pemeriksaan.

6. Pelaksana Versifikasi / Checker

a. Terima kembali dokumen yang telah diperiksa Kontrol Intern. b. Kemudian Filekan dikumen – dokumen tersebut pada tempat

yang telah ditentukan.

Seperti halnya kegiatan usaha lainnya, Bank selalu membawa dampak pendapatan di satu pihak dan timbulnya beban biaya di pihak lain. Bank Sumut


(49)

sendiri menawarkan produk dan jasa kepada nasabah. Adapun jenis – jenis produk yang tergolong kedalam penerimaan Bank Sumut antaralain :

1. Tabungan Martabe terdiri dari berbagai segmen yaitu : a. Tabungan martabe umum diperuntukkan untuk umum.

b. Tabungan martabe gaji diperuntukkan untuk pensiunan pegawai dan pensiunan dari Instansi Pemerintah/swasta/BUMN/BUMD.

c. Tabungan Martabe KPE diperuntukkan khusus untuk PNS/CPNS atau pun pensiunan PNS.

d. Tabungan Martabe Mahasiswa khusus untuk mahasiswa.

e. Tabungan Martabe SUMUT Sejahtera khusus untuk Nasabah Debitur Kredit Usaha Mikro.

f. Tabungan Martabe Bina Siswa Mandiri (BSM) khusus untuk siswa/siswi yang kurang mampu.

g. Tabungan Martabe Valas adalah simpanan dalam mata uang asing. 2. TabunganKU merupakan jenis tabungan yang digunakan untuk

menumbuhkan budaya menabung.

a. Tabungan Simpeda (Simpanan Pembangunan Daerah) merupakan produk tabungan bersama yang diterbitkan secara bersama oleh Bank Pembangunan Daerah (BPD) seluruh Indonesia.

Layanan Jasa Bank SUMUT yang ada saat ini adalah :ATM Bersama, Safe Deposit Box, Mobile ATM, Payment Teller, Transaksi Antar Kantor, MPN Prima, Layanan Setoran Uang Kuliah USU, Aplikasi Kas Daerah, Western Union, BPD Net Online, Referensi Bank, SMS Banking, Siskohat Haji,


(50)

H. Risiko Strategis dan Risiko Operasional I. Resiko Strategis

1. Bank SUMUT telah memiliki kebijakan dan prosedur terkait pelaksanaan manajemen risiko, dimana :

a. Kebijakan dan prosedur tersebut telah didesain dan di implementasikan dengan memperhatikan karakterisktik dan kompleksitas kegiatan usaha, tingkat risiko yang akan diambil dan toleransi risiko, profil risiko serta peraturan yang ditetapkan bank Indonesia dan praktek perbankan yang sehat. b. Prosedur dan proses manajemen risiko tersebut dituangkan

dalam pedoman pelaksanaan yang telah direview dan dikinikan secara berkala untuk mengakomodasi perubahan yang terjadi. c. Kebijakan dan prosedur manajemen risiko dimaksud telah

didokumentasikan secara memadai dan telah dikomunikasikan kepada seluruh pegawai baik dengan cara mengirimkan/ menyampaikan dokumentasi pedoman dimaksud ke suluruh unit kerja maupun melalui sosialisasi, pengarahan, dan himbauan.

2. Bank telah memiliki limit risiko yang sesuai dengan tingkat risiko yang akan diambil, toleransi risiko, dan strategi bank secara keseluruhan dengan memperhatikan kemampuan modal Bank untuk dapatmenyerap eksposur risiko atau kerugian yang timbul berdasarkan pengalaman kerugian di masa lalu, kemampuan


(51)

sumber daya manusia, dan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku.

3. Limit tersebut telah dikomunikasikan dengan baik kepada seluruh pegawai dalam bentuk ketentuan Direksi baik berupa Surat Keputusan maupun Surat Edaran dengan tujuan agar seluruh pegawai mengetahui dan memahami batasan – batasan yang diizinkan dalam melaksanakan kegiatan operasional tersebut. Untuk mendukung seluruh proses manajemen risiko dimaksud, Bank SUMUT telah menggunakan sistem aplikasi Risk Management System Bank SUMUT ( RMS ) Bank SUMUT sebagai sistem informasi manajemen risiko. Dengan menggunakan sistem ini, seluruh proses manajemen risiko dilakukan secara sistematis oleh sistem, sehingga menghemat waktu dan menghasilkan informasi yang akurat dan terpercaya.

4. Bank SUMUT telah memiliki mekanisme persetujuan apabila terjadi pelampauan limit. Besaran limit diusulkan oleh satuan kerja operasional terkait, selanjutnya direkomendasikan kepada unit kerja yang bertanggung jawab untuk mendapat persetujuan Direksi atau Dewan Komisaris sesuai dengan kewenangannya masing – masing yang diatur dalam kebijakan internal Bank dan besaran limit tersebut direview secara berkala untuk menyesuaikan terhadap perubahan kondisi yang terjadi.


(52)

5. Limit tersebut secara berkala direview oleh Direksi dan Satuan Kerja Manajemen Risiko untuk menyesuaikan terhadap perubahan kondisi yang terjadi.

II. Risiko Operasional

Risiko Opersional adalah Risiko yang tidak kecukupan dan tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan adanya kejadian – kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional bank lemahnya sistem operasional dapat menyebabkan bank mengalami kerugian, meningkatnya biaya operasional dan pada akhirnya mengurangi laba usaha serta akan mengakibatkan terganggunya kelancaran operasional dan mutu pelayanan yang akhirnya dapat menurunkan kinerja dan daya saing bank.

Organisasi manajemen risiko operasioanal Bank Sumut berada pada seluruh lini bisnis Bank dengan pemimpin unit kerja sebagai penanggung jawabnya. Selain itu, untuk mengawasi jalannya kegiatan operasional pada unit kerja Bank Sumut telah ditempatkan Kontrol Internal yang merupakan perpanjangan tangan Divisi Pengawasan yang bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan operasional sehari-hari sehingga risiko operasional dapat diminimumkan. Selain itu, secara berkala Divisi pengawasan melakukan audit kepada seluruh unit kerja operasional guna memeriksa pelaksanaan kegiatan operasional pada seluruh unit kerja Bank Sumut.


(53)

Mekanisme yang digunakan Bank untuk mengidentifikasi dan mengukur risiko operasional. Identifikasi dan pengukuran risiko operasional dilakukan dengan menggunakan software manajemen risiko dengan mengelompokkan seluruh kejadian risiko operasional dalam 7 katagori sesuai dengan item yang diharuskan oleh Basel – 2, yaitu : 1. Kecurangan Internal

2. Kejahatan Eksternal

3. Praktek ketenagakerjaan dan keselamatan tempat kerja 4. Klien, produk, dan praktek bisnis

5. Kerusakan aset fisik

6. Gangguan bisnis dan kegagalan sistem

7. Eksekusi, pengiriman, dan manajemen proses.

Selanjutnya unit kerja operasional menginput data kejadian risiko operasional yang terjadi pada masing – masing unit kerjanya pada software Risk Management System ( RMS ) Bank Sumut. Data hasil identifikasi dimaksud kemudian dikirimkan secara reguler kepada satuan kerja manajemen risiko. Setelah semua data terkumpul, sistem secara otomatis akan memproses data tersebut sesuai dengan proses manajemen risiko yang untuk selanjutnya data dimaksud digunakan untuk monitoring dan mitigasi risiko yang mungkin ditimbulkan.

Mekanisme untuk memitigasi risiko operasional. Untuk mitigasi risiko operasional, Bank Sumut melakukan langkah-langkah sebagai berikut:


(54)

a. Melakukan proses identifikasi terhadap setiap event yang berpotensi menimbulkan risiko dari setiap kegiatan operasional Bank sebagaimana dijelaskan sebelumnya.

b. Melakukan pengukuran seberapa besar dampak risiko operasional yang ditimbulkan oleh event tersebut dan sekaligus melakukan pemantauan seberapa besar pengaruh risiko operasional tersebut dapat mempengaruhi kelangsungan usaha Bank.

c. Melakukan pengendalian / mitigasi terhadap risiko operasional tersebut sehingga dampak risiko dapat diminimalisasi sedemikian rupa.

Untuk pengelolaan risiko operasional, Bank telah melakukan antara lain :

1) Menyusun kebijakan dan prosedur yang cukup untuk mengidentifikasi sumber – sumber risiko.

2) Menggunakan sistem informasi yang dimiliki saat ini dimana dinilai telah mampu untuk memantau kondisi risiko operasional setiap saat diperlukan dengan menggunakan

software manajemen risiko.

3) Mengikutsertakan pejabat / pegawai Bank SUMUT pada program – program pendidikan, pelatihan, maupun seminar yang berhubungan dengan bidang tugas dan tanggung jawabnya untuk peningkatan kompetensinya.


(55)

4) Melakukan review secara berkala terhadap seluruh kebijakan dan prosedur untuk menilai apakah kebijakan dan prosedur tersebut masik layak digunakan atau perlu dilakukan revisi / perbaikan.

5) Melakukan reviewterhadap kehandalan sistem informasi yang baik core maupun non core sehingga sistem tersebut dapat diandalkan dan mengurangi kemungkinan adanya ncaman terhadap sistem informasi akibat kesalahan prosedur yang dilakukan oleh system.

6) Menanamkan kepada seluruh pegawai / pejabat pada Bank SUMUT mengenai pentingnya budaya risiko ( risk culture ) sehingga seluruh pegawai / pejabat Bank SUMUT dapat melakukan upaya mitigasi risiko operasional yang dihadapinya dalam pekerjaan sehari – hari.


(56)

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya mengenai Sistem Informasi Pengeluaran dan Penerimaan Kas Pada PT. Bank Sumut Kantor Pusat Imam Bonjol dapat dikatakan sudah efektif karena :

1) PT. Bank Sumut Kantor Pusat Imam Bonjol menggunakan sistem aplikasi OLIB’s ( Online Integrated Banking System ) yang dirancang secara cermat untuk membantu transaksi pengeluaran dan penerimaan kas. Setiap Devisi dalam perusahaan memiliki pertanggung jawaban masing – masing dalam aplikasi OLIB’s sesuai prosedur yang ditetapkan.

2) PT. Bank Sumut Kantor Pusat Imam Bonjol telah menggunakan sistem aplikasi OLIB’s sebagai sistem informasi pengeluaran dan penerimaan kas. Karena dengan menggunakan sistem ini seluruh proses transaksi dilakukan dengan secara sistematis oleh sistem, sehingga menghemat waktu dan menghasilkan informasi yang akurat dan terpercaya.

B. Saran

Setelah dikemukakan beberapa kesimpulan, berikut ini ada beberapa saran yang mungkin dapat sebagai masukan bagi perusahaan. Adapun saran – saran tersebut adalah sebagai berikut :

1. Aplikasi OLIB’s ( Online Integrated Banking System ) supaya tetap dipertahankan jika memungkinkan ditingkatkan sesuai dengan perkembangan kegiatan perusahaan.

2. Melakukan review secara berkala terhadap seluruh kebijakan dan prosedur untuk menilai apakah kebijakan dan prosedur tersebut masih layak


(57)

Soemarso S.R, 2004, Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Lima, Salemba Empat, Jakarta.

Romney,Marshall B. & Paul Jhon Steinbart ,2005, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Sembilan,Salemba Empat, Jakarta.

Prof. Dr. Arikunto Suharsimi , 2006, Prosedur Penelitian, Edisi Enam, Rineka Cipta, Jakarta

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Salemba Empat, Jakarta.

Hall,James A, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.

Baridwan, Zaki, 2001, Sistem Penyusunan dan Prosedur,Edisi Kelima, BPFE-UGM, Jakarta.

Reev James M. , Carel S. Warren, Jonathan E. Duchac, Ersa Tri Wahyuni, Gatot Soepriyanto, Amir Abdi Jusuf, dan Chaerul D.Djakman, 2009 , Pengantar Akuntansi , Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.

Nordiawan Deddi, Iswahyudi Sondi Putra, Maulidah Rahmawati, 2007 , Akuntansi Pemerintahan, Salemba Empat, Jakarta.


(1)

5. Limit tersebut secara berkala direview oleh Direksi dan Satuan Kerja Manajemen Risiko untuk menyesuaikan terhadap perubahan kondisi yang terjadi.

II. Risiko Operasional

Risiko Opersional adalah Risiko yang tidak kecukupan dan tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan adanya kejadian – kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional bank lemahnya sistem operasional dapat menyebabkan bank mengalami kerugian, meningkatnya biaya operasional dan pada akhirnya mengurangi laba usaha serta akan mengakibatkan terganggunya kelancaran operasional dan mutu pelayanan yang akhirnya dapat menurunkan kinerja dan daya saing bank.

Organisasi manajemen risiko operasioanal Bank Sumut berada pada seluruh lini bisnis Bank dengan pemimpin unit kerja sebagai penanggung jawabnya. Selain itu, untuk mengawasi jalannya kegiatan operasional pada unit kerja Bank Sumut telah ditempatkan Kontrol Internal yang merupakan perpanjangan tangan Divisi Pengawasan yang bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan operasional sehari-hari sehingga risiko operasional dapat diminimumkan. Selain itu, secara berkala Divisi pengawasan melakukan audit kepada seluruh unit kerja operasional guna memeriksa pelaksanaan kegiatan operasional pada seluruh unit kerja Bank Sumut.


(2)

49

Mekanisme yang digunakan Bank untuk mengidentifikasi dan mengukur risiko operasional. Identifikasi dan pengukuran risiko operasional dilakukan dengan menggunakan software manajemen risiko dengan mengelompokkan seluruh kejadian risiko operasional dalam 7 katagori sesuai dengan item yang diharuskan oleh Basel – 2, yaitu : 1. Kecurangan Internal

2. Kejahatan Eksternal

3. Praktek ketenagakerjaan dan keselamatan tempat kerja 4. Klien, produk, dan praktek bisnis

5. Kerusakan aset fisik

6. Gangguan bisnis dan kegagalan sistem

7. Eksekusi, pengiriman, dan manajemen proses.

Selanjutnya unit kerja operasional menginput data kejadian risiko operasional yang terjadi pada masing – masing unit kerjanya pada software Risk Management System ( RMS ) Bank Sumut. Data hasil identifikasi dimaksud kemudian dikirimkan secara reguler kepada satuan kerja manajemen risiko. Setelah semua data terkumpul, sistem secara otomatis akan memproses data tersebut sesuai dengan proses manajemen risiko yang untuk selanjutnya data dimaksud digunakan untuk monitoring dan mitigasi risiko yang mungkin ditimbulkan.

Mekanisme untuk memitigasi risiko operasional. Untuk mitigasi risiko operasional, Bank Sumut melakukan langkah-langkah sebagai berikut:


(3)

a. Melakukan proses identifikasi terhadap setiap event yang berpotensi menimbulkan risiko dari setiap kegiatan operasional Bank sebagaimana dijelaskan sebelumnya.

b. Melakukan pengukuran seberapa besar dampak risiko operasional yang ditimbulkan oleh event tersebut dan sekaligus melakukan pemantauan seberapa besar pengaruh risiko operasional tersebut dapat mempengaruhi kelangsungan usaha Bank.

c. Melakukan pengendalian / mitigasi terhadap risiko operasional tersebut sehingga dampak risiko dapat diminimalisasi sedemikian rupa.

Untuk pengelolaan risiko operasional, Bank telah melakukan antara lain :

1) Menyusun kebijakan dan prosedur yang cukup untuk mengidentifikasi sumber – sumber risiko.

2) Menggunakan sistem informasi yang dimiliki saat ini dimana dinilai telah mampu untuk memantau kondisi risiko operasional setiap saat diperlukan dengan menggunakan software manajemen risiko.

3) Mengikutsertakan pejabat / pegawai Bank SUMUT pada program – program pendidikan, pelatihan, maupun seminar yang berhubungan dengan bidang tugas dan tanggung jawabnya untuk peningkatan kompetensinya.


(4)

51

4) Melakukan review secara berkala terhadap seluruh kebijakan dan prosedur untuk menilai apakah kebijakan dan prosedur tersebut masik layak digunakan atau perlu dilakukan revisi / perbaikan.

5) Melakukan reviewterhadap kehandalan sistem informasi yang baik core maupun non core sehingga sistem tersebut dapat diandalkan dan mengurangi kemungkinan adanya ncaman terhadap sistem informasi akibat kesalahan prosedur yang dilakukan oleh system.

6) Menanamkan kepada seluruh pegawai / pejabat pada Bank SUMUT mengenai pentingnya budaya risiko ( risk culture ) sehingga seluruh pegawai / pejabat Bank SUMUT dapat melakukan upaya mitigasi risiko operasional yang dihadapinya dalam pekerjaan sehari – hari.


(5)

52

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya mengenai Sistem Informasi Pengeluaran dan Penerimaan Kas Pada PT. Bank Sumut Kantor Pusat Imam Bonjol dapat dikatakan sudah efektif karena :

1) PT. Bank Sumut Kantor Pusat Imam Bonjol menggunakan sistem aplikasi OLIB’s ( Online Integrated Banking System ) yang dirancang secara cermat untuk membantu transaksi pengeluaran dan penerimaan kas. Setiap Devisi dalam perusahaan memiliki pertanggung jawaban masing – masing dalam aplikasi OLIB’s sesuai prosedur yang ditetapkan.

2) PT. Bank Sumut Kantor Pusat Imam Bonjol telah menggunakan sistem aplikasi OLIB’s sebagai sistem informasi pengeluaran dan penerimaan kas. Karena dengan menggunakan sistem ini seluruh proses transaksi dilakukan dengan secara sistematis oleh sistem, sehingga menghemat waktu dan menghasilkan informasi yang akurat dan terpercaya.

B. Saran

Setelah dikemukakan beberapa kesimpulan, berikut ini ada beberapa saran yang mungkin dapat sebagai masukan bagi perusahaan. Adapun saran – saran tersebut adalah sebagai berikut :

1. Aplikasi OLIB’s ( Online Integrated Banking System ) supaya tetap dipertahankan jika memungkinkan ditingkatkan sesuai dengan perkembangan kegiatan perusahaan.

2. Melakukan review secara berkala terhadap seluruh kebijakan dan prosedur untuk menilai apakah kebijakan dan prosedur tersebut masih layak digunakan atau perlu dilakukan perbaikan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Soemarso S.R, 2004, Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Lima, Salemba Empat, Jakarta.

Romney,Marshall B. & Paul Jhon Steinbart ,2005, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Sembilan,Salemba Empat, Jakarta.

Prof. Dr. Arikunto Suharsimi , 2006, Prosedur Penelitian, Edisi Enam, Rineka Cipta, Jakarta

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Salemba Empat, Jakarta.

Hall,James A, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.

Baridwan, Zaki, 2001, Sistem Penyusunan dan Prosedur,Edisi Kelima, BPFE-UGM, Jakarta.

Reev James M. , Carel S. Warren, Jonathan E. Duchac, Ersa Tri Wahyuni, Gatot Soepriyanto, Amir Abdi Jusuf, dan Chaerul D.Djakman, 2009 , Pengantar Akuntansi , Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.

Nordiawan Deddi, Iswahyudi Sondi Putra, Maulidah Rahmawati, 2007 , Akuntansi Pemerintahan, Salemba Empat, Jakarta.