Handout Dasar-Dasar Ilmu Tanah

2/26/2014

BAB XII
KLASIFIKASI TANAH
OLEH:

DR. IR. TETI ARABIA, M.S.
DR. IR. SYAKUR, M.P.
IR. MANFARIZAH, M.SI.

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Baldwin & Kellog (1938)

Padanan nama-nama tanah menurut Dudal &
Soepraptohardjo (1957) dengan sistem-sistem
Pusat Penelitian Tanah (1982), FAO/UNESCO
(1974), Soil Taxonomy USDA (1975) --- Lht
Tabel.


Dudal – Supraptohardjo
(1957)
Supraptohardjo (1961)

Perkembangan Sistem
Klasifikasi Tanah di
Indonesia

PENDAHULUAN
klasifikasi tanah yang berasal Pusat
Penelitian Tanah (PPT) Bogor dan tlah banyak
dikenal di Indonesia adalah sistem Dudal dan
Soepraptohardjo (1957).
 Sistem ini mirip dengan sistem Amerika
Serikat trdahalu (Baldwin, Kellog, dan Thorp,
1938).
 Dengan dikenalnya sistem FAO/UNESCO
(1974) dan sistem Amerika Serikat yang
baru/Soil Taxonomy USDA (Soil Survey

Staff, 1975), sistem tersebut telah pula
mengalami penyempurnaan yang masih terus
dilakukan sampai sekarang.
 Sistem

Sistem Klasifikasi Tanah
Nasional 1979
PPT, 1981

PPT, 1982
Kongres V HITI,
di Medan Soil
1989
Soil Taxonomy (USDA)

Tansaran – Pantan Empan

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt


• PPT (1982)
: Sistem Klasifikasi Tanah Nasional
• FAO/UNESCO (1974):Satuan Peta Tanah Dunia
• USDA (1975)
: Soil Taxonomy
Padanan Penamaan Orde Tanah
No

Dudal Modifikasi*)
Soepraptohardjo
1978/1982
(1957-1961)
(PPT)
1 Aluvial
Aluvial

Sistem Klasifikasi
Tanah yang Dikenal
Di Indonesia Saat

ini

Lewat Simp. Kenawat

2 Andosol
3 Brown Forest
Soil
4 Grumosol
5 Latosol

6
7
8
9
10
11
12
13
14
15


Litosol
Mediteran
Organosol
Podsol
PMK
Podsolik Coklat
PC Kelabu
Regosol
Renzina
Hidromorf
kelabu
16 Planosol

FAO/UNESCO
(1974)

Andosol
Kambisol


Andosol
Cambisol

USDA
Soil Taxonomy
(1975)
Entisol,
Inceptisol
Andisol
Inceptisol

Grumusol
Kambisol,
Latosol
Laterik
Litosol
Mediteran
Organosol
Podsol
Podsolik

kambisol
Podsolik
Regosol
Renzina
Podsolik Gleiik

Vertisol
Kambisol,
Nitosol,
Ferralsol
litosol
Luvisol
Histosol
Podsol
Acrisol
Cambisol
Acrisol
Regosol
Renzina
Gleyic Acrisol


Vertisol
Inceptisol,
Ultisol,
Oxisol
Entisol
Alfisol
Histosol
Spodosol
Ultisol
Inceptisol
Ultisol
Entisol
Rendoll
Aquults

Planosol

Planosol


Aqualf

Fuvisol

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Penyebaran Tanah Utama dan Bahan Induk di Indonesia Dudal dan
Soepraptohardjo (1957) melaporkan 11 (great grup) tanah penting
dan penyebarannya di Indonesia, yaitu :
No Great Group Tanah Lokasi
1. Gambut (organosol) Kalimantan, Sumatera, Irian Barat
2. Alluvial

Tdpt hmpr di stp Pulau penting diIndonesia

3. Regosol

Jawa, Sumatera, Halmahera

4. Rendzina


Maluku

5. Andosol

Jawa, Sulawesi, Sumatera

6. Mediteran

Jawa, Sulawesi

7. Latosol

Tdpt disemua p diIndonesia, kecuali Maluku

8. Podsolik Merah
Kuning

Sumatera, Kalimantan, Sumlawesi, Irian
Barat, Halmahera


9. Podsolik Merah
Coklat

Papua Barat,Halmahera,Maluku, Sumatera,
Sulawesi

10 Podsol

Kalimantan

11 Grumosol

Jawa Tengah
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

1

2/26/2014

Dudal dan Soepraptohardjo (1957) mengemukakan
bahwa untuk keperluan survai tanah Indonesia telah
dikembangkan system klasifikasi tanah berdasarkan
konsep Baldwin et al. (1938) yang dimuat dalam buku:
Soil and Men dan konsep-konsep lain yang
dikemukakan dlm Soil Survey Manual (USDA,1951).
Dasar-dasar klasifikasi tanah tsb adalah sbb:
1.Dasar kriteria utk klasifikasi adlh sft morfologi tnh.
2.Klasifikasi dilakukan pada tingkat kategori yang
berbeda-beda.
3.Satuan peta tanah dapat terdiri dari beberapa
satuan tanah untuk peta berskala kecil.
4.Klasifikasi tanah harus dikaitkan dengan kgunaannya
untuk survai tanah.
5.Korelasi yang sistematik dan terus-menerus
merupakan kegiatan terpadu antara klasifikasi tanah
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
dan survai tanah.

1. Dudal dan Soepraptohardjo (1957) :
2. Tidak menjelasakan kategori apa yang dikembangkan
dalam sistem klasifikasinya,
3. Hanya dikemukakan jenis-jenis tanah tanah (Soil group)
yang ditemukan di Indonesia berikut sifat-sifat
pencirinya. Soepraptohardjo (1961) :
-Mnjelaskn scr rinci sistem klasifikasi ada 6 kategori:
1. Golongan (ordo), Kumpulan (subordo), Jenis (great soil
group), Macam (subgrup), Rupa (famili) & Seri.
2. Jumlah kategori mirip klasifikasi Baldwin et al. (1938)
dan Thorp dan Smith (1949), tetapi dasar pbagian dlm
kategori ordo & subordo adlh berbeda.
3. Dalam kategori, tanah tidak dibagi menjadi tanah zonal,
intrazonal, dan azonal, tetapi dibagi atas dasar
perkembangan profil, yaitu tanpa pkembangan dan ada
perkembangan.
4. Dalam subordo, tanah bukan dibagi berdasarkan atas
jenis hutan atau tipe iklim, tetapi dibagi berdasarkan
susunan horison utama(Lihat Tab 11).Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Golongan (Ordo)

Kumpulan (Subordo)

Simbol Jenis (Great group)

Nama

I.Tanpa perkembangan
II.Dengan
perkembangan

1.C-organik
2.C-anorganik
1.AC
2.A(B)C
3.ABC
4.OABC
5.ACG
6.ABCG

O
Li
Re
A
Rz
G
C
An
NC
BF
Pr
RYM
GBP
RYP
Lt
L
Sn
Sd
BP
P
HG
LHG
PL
Sk
GWP
GH
GWL

Organosol
Lithosol
Regosol
Alluvial
Rendzina
Grumosol
Chernozem
Andosol
( Noncalcic Brown)
( Brown Forest)

Cara Determinasi --- Lihat Tabel.

A-rawang
Tebal 50 cm, teguh aneka
Tebal 50 cm, lepas-pasir
Tebal 50 cm, lepas-liat?
A-prominen, fragipan kapur
A-prominen, konkresi kapur
A-cernozem, konkresi kapur
A-prominen, basa tinggi
B-warna, basa tinggi
B-warna, fragmen kapur
B-warna/tekstur, horison kapur
B-warna/tekstur, basa tinggi
B-warna/tekstur, basa sedang
B-warna/tekstur, basa rendah
B-warna/tekstur,penuh konkresi
B-latosol
B-tiang/prisma, Na tinggi
B-tiang/prisma, Na rendah
B-podsol, warna lemah
B-podsol, warna kuat
Glei, bahan-organ sedang-tinggi
Glei, bahan-organik rendah
Glei, peralihan tekstur nyata
Glei, garam tinggi
Glei, B-podsol
Glei, B-warna/tekstur
Glei, B-latosol

Prairie Soil
Mediteran merah kuning
Podsolik kelabu coklat
Podsolik merah kuning
Lateritik
Latosol
Solonetz
Solodi
Podsolik coklat
Podsol
Glei humik
Glei humik rendah
Planosol
Solonchak
Podsol air tanah
Hidromorf kelabu
Laterit air tanah

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

KLASIFIKASI
TANAH
FAO/UNESCO

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Jenis-jenis Tanah menurut DudalSupraptohardjo (1957)
Modifikasi Dudal-Supraptohardjo; Lihat Tabel

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Sistem ini dibuat dalam rangka
pemetaan tanah dunia skala 1 :
5.000.000 oleh FAO/UNESCO.
Tanah diklasifikasi dalm 2 kategori:
■ Kategori pertama kurang lebih
setara dengan kategori great
group,
■ Kategori kedua mirip dengan
subgrup dalam sistem taksonomi
tanah USDA. Sedangkan kategori
yang lebih tinggi dan lebih rendah
tidak dikembangkan.
Untuk pengklasifikasian tanah,
digunakan horison-horison penciri :
■ Sebagian diambil dari kriteriakriteria horison penciri pada
taksonomi tanah USDA,
■ Sebagian lagi dari sistem
klasifikasi tanah ini.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

2

2/26/2014

Nama-nama tanh diambil dari namanama tanah klasik yang sudah dikenal
di beberapa negara, seperti : Rusia,
Eropa Barat, Kanada, Amerika
Serikat, dan beberapa nama baru
yang khusus dikembangkan untuk
tujuan klasifikasi sistem
FAO/UNESCO ini (misalnya Luvisol &
Acrisol).
Kelihatannya sistem ini merupakan
sistem klasifikasi tanah kompromi dr
berbagai sistem yang dikembangkan
masing-masing negera. Tujuannya
agar dapat dterima oleh smua pihak.
Sistem ini lebih tepat disebut sbg
sistem satuan tanah, bukan sistem
klasifikasi tanah, karena tidak
disertai dgn pembagian kategori yg
lebih terperinci.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Beberapa horison dan sifat-sifat penciri untuk klasifikasi FAO/UNESCO,
selain yang telah didefinisikan dalam Taksonomi Tanah antara lain :
Tabel.Horison dan Sifat Penciri yang Digunakan dalam Klasifikasi Tanah
menurut FAO/UNESCO
Eutrik pH ≥ 5.5; distrik pH < 5.5

1. Epipedon histik

2. Epipedon okhrik,Okrik (1) BO < 1 % bila nisbah pasir/liat pada 40 cm teratas ≤
sangat lemah
1; atau < 0.5 % bila nisbah tersebut ≥ 13; atau 0.5 - <
1 % bila nisbah tersebut 1-13. (2) Bila kedalaman tanah
18-40 cm, maka BO pada (1) adalah < 1.2-0.6 % pada
lapisan 18 cm teratas.
3. Okrik lemah

Kadar BO antara kadar BO okrik sangat lemah dan
epipedon molik menurut taksonomi tanah

4. Epipedon plagen,
antropik, sombrik &
agrik

Tidak digunakan

5. Duripan, fragipan,
horison petrokalsik &
petrogipsik
Padas besi tipis

Tidak digunakan sebagai horison penciri tetapi digunakan
sebagai fase dalam peta tanah

Horizon Penciri
Tabel menunjukkan horizon penciri yang digunakan dalam klasifikasi tanah sistem
FAO/UNESCO dan padanannya dengan sistem Klasifikasi tanah sistem Taksonomi
Tanah USDA .
Tabel.Horison-horison Penciri untuk Unit Tanah FAO/UNESCO dan Padanannya
Menurut Taksonomi Tanah USDA
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.

FAO/UNESCO
Horison A melanik
Horison A nyata (sombrik)
Horison A lemah (palid)
Horison A bergambut (peaty)
Horison B natrik
Horison B argilluvik
Horison B planik
Horison B glossik
Horison plintik
Horison B kambik (tidak termasuk gley)
Horison gleyik
Horison B spodik
Horison B oksik
Horison kalsik
Horison gipsik
Horison salik
Horison gibsitik

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

6. Smeary (licin)

8. Sifat ferik

2. Lithosol
3. Vertisol

Uraian singkat
Tanah yang mempunyai horison O histik dengan
ketebalan mulai dari permukaan atau kumulatif
dalam 80 cm teratas: (a) ≥ 40 cm; atau (b) ≥ 60
cm jika terdiri dari lumut sphagnum, atau BD < 0.1;
atau (c) < 40 cm jika terletak di atas hamparan
batuan.
Yunani,lithos=batu Kedalaman sampai ke batuan < 10 cm.
Latin,verto =
Sesudah 20 cm tanah teratas tercampur mempunyai
campur aduk,
≥ 30 % liat pada seluruh horison sampai kedalaman
berubah, terba- ≥ 50 cm, dengan lebar retakan ≥ 1 cm pada
lik, bila kering
kedalaman 50 cm untuk beberapa lama pada
retak,
kebanyakan tahun kecuali diari; dan mempunyai
mengembang,
gilgai; atau bidang kilir yang saling berpotongan
lekat, tanah atas (struktur baji/belah ketupat) pada kedalaman 20 –
masuk ke lapisan 100 cm.
bawah melalui
retakn
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

(a) mempunyai karatan kasar dengan hue lebih merah dari 7.5 YR atau
kroma > 5, atau keduanya; atau (b) nodul/ konkresi berdiameter
sampai 2 cm, dan bagian luarnya dilapisi Fe berwarna lebih merah atau
berkroma lebih tinggi daripada bagian dalam nodul; atau (c) KTK NH4Cl
< 24 me/100 g liat paling sedikit pada beberapa bagian horison argilik.

9. Salinitas tinggi
(1) dalam 125 cm tanah teratas bila tekstur kasar; atau (2) dalam 90
a. Daya hantar
cm teratas bila tekstur sedang; atau (3) dalam 75 cm teratas bila
listrik(DHL)
tekstur halus; atau
> 15 dS/m pada 25°C
b. DHL > 4 dS/m
pada 25°C dalam 25
cm teratas

Bila pH H2O (1:1) > 8.5

10 Sifat takarik

Tekstur tanah berat, tanah retak-retak bila kering, membentuk kerak
di permukaan tanah, pipih dan masif

11 Sifat hidromorfik

Jenuh air tanah, terdapat horison O histik, warna tanah dominan
dengan hue N atau lebih biru dari 10 Y, sewaktu-waktu jenuh air
dengan gejala reduksi, atau reduksi dan segregasi (tanda-tanda gejala
reduksi untuk masing-masing tanah berbeda).

= horison plakik

No Jenis tanah Asal kata/bahasa
1. Histosol
Yunani, histos =
jaringan, tanah
berasal dari
tanaman jaringan.

= tiksotropi (sifat tanah yang bila dipirid dengan jari-jari terasa licin
seperti menuju ke fase cair, tetapi bila piridan dilepaskan kembali ke
fase padat.
Mempunyai KTK NH4Cl < 24 me/100 g liat.

7. Sifat feralik

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Great Group
Nama-nama tanah menurut sistem FAO/UNESCO (1974) dan asal kata masingmasing dan sifat-sifat tanah dalam tingkat great group disajikan pada Tabel 13.
Tabel 13.Jenis Tanah, asal kata, dan sifat masing-masing Tanah Menurut
FAO/UNESCO

Taksonomi Tanah
Epipedon molik
Epipedon umbrik
Epipedon okhrik
Epipedon histik
Horison natrik
Horison argilik
Perubahan tekstur tiba-tiba (nyata)
Batas horison bentuk lidah (tongued)
Plintit
Horison kambik
Horison yang banyak dipengaruhi air
Horison spodik
Horison oksik
Horison kalsik
Horison gipsik
Horison salik
Horison yang mengandung gibsit ≥ 30%

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

No. Jenis tanah Asal kata/bahasa
Uraian singkat
4. Fluvisol
Latin, fluvius =
Berkembang dari bahan iluvial baru dan tidak mempunyai
banjir, sungai,
horison penciri lain (kecuali tertimbun ≥ 50 cm oleh bahan
alluvial sungai
baru) selain okrik, umbrik, histik, atau sulfurik
5. Soloncak

Rusia, sol = garam, Salinitas tinggi; dan tidak mempunyai horison penciri lain
tanah bergaram
(kecuali tertimbun ≥ 50 cm oleh bahan baru) selain horison
A, histik, kambik, kalsik, atau gipsik.

6. Gleysol

Rusia, gley = tanah Mempunyai sifat hidromorfik pada kedalaman ≤ 50; dan
basah, rawa, selalu tidak mempunyai horison lain (kecuali tertimbun ≥ 50 cm
jenuh air.
oleh bahan baru) selain horison A, histik, kambik, kalsik,
atau gipsik.

7. Andosol

Jepang,ando=tanah Mempunyai epipedon molik umbrik, atau okrik di atas horison
kelam/gelap/hitam kambik; dan tidak mempunyai horison lain (kecuali tertimbun
≥ 50 cm oleh bahan baru); dan sampai kedalaman ≥ 35 cm
mempunyai 1 atau ke 2 sifat berikut: (1) BD 1/3 bar fraksi
tanah halus (< 2 mm) < 0.85 g/cm3 & kompleks jerapan
didominasi oleh bahan-bahan amorf; dan/atau ≥ 60 % bahan
volkan vitrik, sinder, atau bahan-bahan piroklastik lain
dalam fraksi debu, pasir, dan kerikil.
Bertekstur kasar mengandung bahan albik sampai kedalaman
Latin, arena =
pasir, tanah pasir ≥ 50 cm; dan tidak mempunyai horison penciri lain (kecuali
tertimbun ≥ 50 cm oleh bahan baru) selain epipedon okrik.

8. Arenosol

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

3

2/26/2014

No.

Jenis
tanah
9. Regosol

Asal kata/bahasa

Uraian singkat

Yunani, rhegos = selimut Tanpa horison penciri lain (kecuali tertimbun ≥
bahan lepas
50 cm oleh bahan baru) selain epipedon okrik.

10. Ranker

Austria, rank= lereng
curam, horison tipis

Dengan epipedon umbrik setebal ≤ 25 cm; dan
tidak
mempunyai
horison
lain
(kecuali
tertimbun ≥ 50 cm oleh bahan baru).

11. Rendzina

Polandia, rendzic =
gemersik, bila diolah
berisik karena kapur

Dengan epipedon molik berkadar CaCO3 setara
≥ 40 %; atau berada di atas bahan berkadar
CaCO3 setara ≥ 40 %.

12. Podzol
13. Ferralsol
14. Planosol

Rusia, pod = pucat
Latin, ferrum= Fe & Al
Latin, planus = datar,
tanah di daerah datar,
berdrainase jelek.

15. Solonetz
16. Greyzem

Rusia, sol & netz = Na
Inggris, grey = kelabu,
tanah brwarna kelabu

Dengan horison spodik
Dengan horison oksik
Dengan horison albik yang terletak di atas
horison dengan permeabilitas lambat pada
kedalaman ≤ 125 cm; dan ciri hidromorfik
paling sedikit pada sebagian horison albik.
Dengan horison natrik.
Dengan epipedon molik, kroma lembab ≤ 2
sampai kedalaman ≥ 15 cm; dan warna pucat
(bleached) pada permukaan bongkah.

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

No. Jenis tanah
Asal kata/bahasa
Uraian singkat
23. Nitosol
Latin, nitidus = warna cerah, Horison argilik & kadar liat tidak menurun sampai 20
berkilap, tanah dengan
% dari kadar maksimum sampai kedalaman 150 cm;
bongkah struktur mengkilap dan tidak ada plintit sampai kedalaman 125 cm; dan
karena selaput liat
tidak ada sifat vertik & ferik.
24. Acrisol

Latin, acris = sangat masam, Horison argilik; dan KB NH4OAc < 50 % paling
KB rendah
sedikit pada beberapa bagian dari argilik pada
kedalaman ≤ 125 cm.

25. Luvisol

Latin, luvi = pencucian dan
penimbunan liat
Latin,cambiere = berubah
warna,struktur dan konsist

26. Cambisol

No. Jenis tanah
17. Chernozem

Asal kata/bahasa
Rusia, chern = hitam,
zemlia = tanah

Uraian singkat
(a) Epipedon molik dengan kroma lembam ≤ 2 sampai
kedalaman ≥ 15 cm; dan (b) ada ≥ 1 sifat berikut:
horison kalsik atau gipsik; kapur lunak pada kedalaman ≤
125 cm bila bertekstur kasar, atau ≤ 90 cm bila
bertekstur sedang, atau ≤ bila bertekstur halus.

18. Kastanozem Rusia,kastaneo=chesnut Epipedon molik, kroma lembab > 2 samapai kedalaman ≥
,warna seperti chesnut 15 cm; dan idem 17 b.
19. Phaeozem

Yunani, phaeos =
berdebu

Di stepe gurun, akumulasi kuat BO di permukaan tetapi
CaCO3 tercuci.

20. Podzoluvisol Lihat Podzol dan Luvisol Batas horison tidak rata atau terputus akibat: (a)
pelidahan horison albik ke argilik; atau (b) pembentukan
nodul (diameter 2-30 cm) pada bagian luarnya diperkaya
dan dilapisi/ diperkeras oleh Fe & mempunyai hue lebih
merah & kroma lebih tinggi dari bagian dalamnya.
21. Xerasol

Yunani, xeros = kering, Dengan epipedon okrik lemah & regim kelembaban aridik;
tanah daerah kering
dan tidak mempunyai permafrost sampai kdalamn 200 cm.

22. Yermosol

Spanyol, yermo= gurun, Sama dengan Xerosol tapi dengan epipedon okrik sangat
tanah daerah gurun
sangat lemah.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

KLASIFIKASI TANAH USDA
(Soil Taxonomy )

Terdapat horison B argilik dengan basa medium-tinggi
Dengan horison kambik; atau epipedon umbrik setebal
> 25 cm.

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Sistem Taksonomi Tanah diterbitkan oleh USDA tahun 1975,
judul :Soil Taxonomy a Basic System of Soil Classification for
Making and Interpreting Soil Surveys” (Soil Survey Staff,
1975), sistem klasifikasi tanh ini banyak dikenal di seluruh dunia.
Tujuan pembuatan sistem Taksonomi Tanah adalah untuk
membuat sistem dasar klasifikasi tanah yang dapat digunakan
untuk melakukan berbagai jenis survai tanah (detil, tinjau,
eksplorasi, dan lain-lain), dan dapat juga digunakan untuk
melakukan interpretasi potensi tanah untuk berbagai jenis
penggunaan lahan.
Banyak negara menggunakan sistem klasifikasi tanah-nya msg2.
Soil Taxonomy tetap dipelajari, bahkan dijadikan bahan
pembanding untuk mengkorelasikan dengan jenis-jenis tanah yang
dimilikinya.
Saat ini merupakan suatu kebiasaan untuk memberi padanan
dengan nama-nama menurut Soil Taxonomy bagi tanah-tanah
yang diklasifikasikan menurut sistem tanah masing-masing
negara, seperti halnya memberikan nama Latin bagi tumbuhtumbuhan disebut dengan nama daerah.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Riwayat
Sistem klasifikasi tanah Taksonomi Tanah (USDA, 1975)
merupakan penyempurnaan: The Comprehensive System of
Soil Classification 7th Approximation” (USDA, 1960).
Taksonomi Tanah disusun atas dasar pengetahuan dan
pengalaman selama 67 tahun melakukan survai tanah di AS.
Sistem ini pasti (precise), sistematik, dan logik. Konsepkonsep baru seperti pedon dan horison penciri ( diagnostic
horizon) diperkenalkan.
Definisi berbagai kategori (kelas) dari tanah-tanah yang
berbeda ditentukan dengan sifat-sifat yang diukur
(fakta), bukan oleh faktor pembentuk tanah atau
proses pembentukan tanah (teori). Tatanama baru telah
disusun dengan menggunakan kata-kata Yunani atau Latin.
Penemuan-penemuan baru setelah diterbitkannya Soil
Taxonomy (1975), diterbitkan lagi dalam bentuk “ Keys to
Soil Taxonomy” (USDA, 1983, 1987, 1990, 1992, 1994,
1996, 1998).
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

4

2/26/2014

Tahun 1999 semua hasil perbaikan tersebut secara resmi
diterbitkan dalam edisi : Soil Taxonomy baru (Soil Survey Staff,
1999), lalu tahun 2003 dan terakhir 2006 diterbitkan :
Keys to Soil Taxonomy, edisi ke- 10 (Soil Survey Staff, 2006).
Penyusun sistem Taksonomi Tanah sadar, pengetahuan tentang
tanah tropika seperti Indonesia, belum sejauh pengetahuan tanahtanah di daerah beriklim sedang seperti AS dan Eropa. Keuntungan
sistem ini adalah kemungkinan tersebut telah diperhitungkan dan
disediakan wadah untuk menampungnya, sehingga adanya perubahan
atau penambahan2 tidak harus mengubah sistemnya sendiri.
Kesulitan yang dihadapi dalam menggunakan sistem Taksonomi
Tanah bagi Negara-negara berkembang adalah tidak cukupnya data
yang diperlukan untuk klasifikasi tersebut. Sistem klasifikasi tanah
memerlukan data-data sifat-sifat fisika, kimia, dan mineralogi
tanah yang kuantitatif.
Walaupun sulit, sistem ini merupakan sistem yang sangat baik,
karena didefinisikan dengan pasti, sistematika klasifikasi jelas, dan
tatanama informatif (nama-nama tanah menunjukkan sifat-sifat
tanah masing-masing kategori). Berdasarkan definisi yang pasti
tersebut, maka dapat dihindari mengklasifikasikan tanah yang sama
ke dalam kelas yang berbeda.

Pengertian dan Asumsi
Pengembangan Taksonomi Tanah didasarkan atas beberapa pengertian
dan asumsi sebagai berikut :
Sifat Umum
1.Taksonomi Tanah merupakan sistem multikategori.
2.Taksonomi Tanah harus memungkinkan modifikasi, karena adanya
penemuan-penemuan baru dengan tidak merusak sistemnya sendiri
(minimum of disturbance).
3.Taksonomi Tanah harus mampu mengklasifikasi semua tanah dalam
suatu landscape dimanapun ditemukan.
4.Taksonomi Tanah harus dapat digunakan untuk berbagai jenis survai
tanah. Kemampuan penggunaan Taksonomi Tanah untuk survai tanah
harus dibuktikan dari kemampuannya untuk interpretasi berbagai
penggunaan tanah.
Definisi-definisi
1.Definisi tiap taksa harus memberi pengertian yang sama bagi stiap
pemakai.
2.Definisi taksa harus terus-menerus diuji dari sifat-sifat dan fungsi
tanah tersebut.
3.Definisi-definisi harus diberikan dengan batasan-batasan yang pasti
(precise) dan kuantitatif.

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Struktur
Taksonomi Tanah terdiri dari enam
kategori (taksa) dengan sifat-sifat
faktor pembeda mulai dari kategori
tertinggi ke kategori terendah,
adalah sebagai berikut:
Ordo :Terdiri dari 12 ordo.
Faktor pembeda adalah ada
tidaknya horison penciri serta jenis
(sifat) dari horison penciri
tersebut. Di bawah ini adalah
kunci ordo tanah yang sangat
disederhanakan, hanya untuk
menduga klasifikasi suatu tanah.
Nama utama yang terdiri
dari akhiran SOL (artinya
tanah) dan suku kata
sebelum SOL menunjukkan
sifat utama dari tanah tsb.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Tabel. Kunci Ordo Tanah (Sangat Disederhanakan )
No

Ordo Tanah

Definisi

1.

Gelisol

Tanah yang mempunyai permafrost pada kedalaman ≤ 100 cm.

2.

Histosol

Tanah lain dengan kandungan bahan organik > 30 % dan tebal > 40cm

3.

Spodosol

Tanah lain yang memiliki horison spodik pada kedalaman < 2 m.

4.

Andisol

Tanah lain yang mempunyai lapisan dengan sifat andik ≥ 60 % pada
kedalaman < 60 cm

5.

Oxisol

Tanah lain yang memiliki horison oksik pada kedalaman 1.5 m dan
tidak memiliki horison kandik.

6.

Vertisol

Tanah lain yang mempunyai liat > 30 % di semua horison, tebal ≥ 25
cm, bila kering pecah-pecah sampai kedalaman 50 cm.

7.

Aridisol

Tanah lain yang kering > 6 bulan setiap tahun dan tidak mempunyai
epipedon molik.

8.

Ultisol

Tanah lain yang mempunyai horison argilik dengan KB pH 8.2 < 35 %
pada kedalaman 1.8 m.

9.

Mollisol

Tanah lain yang mempunyai epipedon molik dan KB pH 7 seluruh solum
tanah ≥ 50 %.

10

Alfisol

Tanah lain yang mempunyai horison argilik dengan KB pH 8.2 ≥ 35 %
pada kedalaman 1.8 m.

11

Enceptisol

Tanah lain yang mempunyai horison salik atau epipedon histik, molik,
plagen, atau umbrik, atau horison kambik.

12

Entisol

Tanah lain yang mempunyai epipedon okrik, atau histik, atau albik,
tetapi tidak mempunyai horison penciri lain.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Lewat Simp. Kenawat

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Subordo:Terdiri dari 65 subordo.
Faktor pembeda adalah
keseragaman genetik,
misalnya ada tidaknya sifatsifat tanah yang
berhubungan dengan
pengaruh air, rejim
kelembaban, rejim suhu,
bahan induk utama,
pengaruh vegetasi seperti
ditunjukkan oleh adanya
sifat-sifat tanah tertentu,
tingkat pelapukan bahan
organik (untuk tanah-tanah
organik).
Terdiri dari 2 suku kata.
Suku I menunjukkan sifat
dari subordo sendiri,
sedangkan suku kata II
menunjukkan nama dari ordo
yang bersangkutan.

5

2/26/2014

Tansaran – Pantan Empan

Great group:Pada saat ini dikenal
322 taksa. Faktor
pembedanya adalah
kesamaan jenis, tingkat
perkembangan dan
susunan horison,
kejenuhan basa, rejim
suhu dan kelembaban,
ada tidaknya lapisanlapisan penciri, seperti
plintit, fragipan, atau
duripan.
Terdiri dari 3 suku kata.
Suku Kata I dua suku
kata terakhir mnunjukkn
nama sub ordo, sdangkn
kata di depan mnunjukkn
faktor yang mencirikan
dari great group tsb.

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Pedekok ATENG

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

: Jumlah taksa masih terus
bertambah. Faktor
pembedanya adalah: sifatsifat inti dari great group
(subgrup Typic); sifat-sifat
tanah peralihan ke great
group, subordo atau ordo lain;
sifat-sifat tanah peralihan ke
bukan tanah.
Terdiri dari 2 kata.
Kata II nama great group dan
kata I menerangkan sifat utama
dari great group ybs.
Famili : jumlah taksa dalam famili juga
masih terus bertambah. Faktor
pembedanya adalah sifat-sifat
tanah yang penting untuk
pertanian atau engineering.
Sifat-sifat tanah yang sering
digunakan sebagai faktor pembeda
untuk famili tanah antar lain,
yaitu: sebaran besar butir,
susunan mineral, rejim suhu dan
kelembaban, dan lain-lain pada
kedalaman 50 cm.

Seri

Subgrup

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Great group:Pada saat ini dikenal
322 taksa. Faktor
pembedanya adalah
kesamaan jenis, tingkat
perkembangan dan
susunan horison,
kejenuhan basa, rejim
suhu dan kelembaban,
ada tidaknya lapisanlapisan penciri, seperti
plintit, fragipan, atau
duripan.
Terdiri dari 3 suku kata. Suku
Kata I dua suku kata
terakhir menunjukkan
nama sub ordo,
sedangkan kata di depan
menujukkan faktor yang
mencirikan dari great
group tersebut.

Tatanama
Salah satu hal yang baru dalam sistem
Taksonomi Tanah adalah penggunaan
tatanama. Dalam sistem ini nama-nama
tanah selalu mempunyai arti yang umumnya
menunjukkan sifat yang penting atau sifat
utama dari tanah tersebut.
Nama-nama Ordo
Kategori ordo tanah selalu diberi akhiran
sol (solum = tanah), sedang suku kata
sebelumnya menunjukkan sifat utama dari
tanah tersebut. Untuk kategori yang
lebih rendah dari ordo akhiran sol tidak
digunakan lagi. Sebagai gantinya maka
untuk menunjukkan hubungan sifat-sifat
tanah dari kategori tinggi dengan kategori
yang lebih rendah digunakan akhiran yang
merupakan singkatan dari nama masingmasing ordo (Tabel 15).
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

: jumlah seri tanah di
Amerika saja ± 12.000.
Faktor pembedanya
adalah: jenis dan
susunan horison, warna,
tekstur, struktur,
konsistensi, reaksi
tanah dari masingmasing horison, sifatsifat kimia dan mineral
pada masing-masing
horison.
Kategori ordo sampai subgrup
disebut kategori tinggi,
sedangkan kategori famili dan
seri disebut kategori rendah.
Jenis dan jumlah faktor
pembeda meningkat dari
kategori rendah ke kategori
tinggi (principle of
accumulating differentia).

Tabel.Arti nama-nama Tanah dalam Tingkat Ordo dan
Akhiran untuk Kategori yang lebih Rendah
No. Nama
Akhiran untuk Arti asal Kata
Ordo
Kategori Lain
1. Alfisol
Alf
Pedalfer, dari Al dan Fe
2. Andisol
And
Ando, tanah hitam
3. Aridisol
Id
Aridus, sangat kering
4. Entisol
Ent
Recent, baru
5. Gelisol
El
Gelare, membeku
6. Histosol
Ist
Histos, jaringan
7. Inceptisol Ept
Inceptum, permulaan
8. Mollisol
Oll
Mollis, lunak
9. Oxisol
Ox
Oxide, oksida
10. Spodosol
Od
Spodos, abu
11. Ultisol
Ult
Ultimus, akhir
12. Vertisol
Ert
Verto, berubah
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

6