Dampak Program Pisew Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Stabat Baru Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Pembangunan adalah karya terstruktur yang mempunyai implikasi luas
terhadap kualitas hidup manusia. Hal ini karena konstruksi pembangunan terdiri atas
serangkaian aktivitas yang direncanakan untuk memajukan kondisi kehidupan
manusia. Analogi ini menyiratkan bahwa karya terstruktur yang dilakukan melalui
pembangunan dalam berbagai bidang kehidupan selama ini, ternyata telah
mengantarkan bangsa Indonesia memasuki milenium ketiga dengan berbagai
konsekuensinya. Pembangunan kesejahteraan sosial sebagai bagian tak terpisahkan
dari pembangunan nasional, juga mengambil peran aktif dalam meningkatkan
kualitas hidup bangsa Indonesia. Terdapat indikasi bahwa selama empat tahun
belakangan ini, Indonesia ternyata berhasil menata dan meningkatkan kualitas hidup
rakyat setahap lebih maju dari tatanan kehidupan yang diwarisi menjelang akhir
melienium yang lalu.
Seiring dengan kemajuan di bidang kesejahteraan sosial yang dicapai dalam
kurun waktu empat tahun terakhir ini, disadari pula bahwa keberhasilan bangsa
Indonesia ternyata masih diwarnai aneka permasalahan sosial yang belum
terselesaikan. Memasuki tahun 2005, bangsa Indonesia masih tetap dihadapkan pada
permasalahan, baik masalah yang bersifat primer maupun akibat/dampak non sosial.
yang belum sepenuhnya terjangkau oleh proses pembangunan kesejahteraan sosial.
Dwi Heru Sukoco (1991) mendefinisikan kesejahteraan sosial sebagai
kegiatan-kegiatan yang terorganisasi dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan dari
segi sosial melalui pemberian bantuan kepada orang untuk memenuhi kebutuhankebutuhan di dalam beberapa bidang seperti kehidupan keluarga dan anak,
kesehatan,penyesuaian sosial, waktu senggang, standar-standar kehidupan, dan
hubungan-hubungan sosial. Pelayanan kesejahteraan sosial memberi perhatian utama
terhadap
individu-individu,
kelompok-kelompok,
komunitas-komunitas,
dan
kesatuan-kesatuan penduduk yang lebih luas pelayanan ini mencakup pemeliharaan
atau perawatan, penyembuhan dan pencegahan.
Pendapat lain tentang kesejahteraan sosial diungkapkan pula oleh Friedlander
dalam Dwi Heru Sukoco(1991) bahwa kesejahteraan sosial merupakan suatu sistem
yang terorganisasi dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-lembaga, yang
bermaksud untuk membantu individu-individu dan kelompok agar mencapai standar
kehidupan dan kesehatan yang memuaskan, serta hubungan perorangan dan sosial
yang
memungkinkan
mereka
mengembangkan
segenap
kemampuan
dan
meningkatkan kesejahteraan mereka selaras dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga
maupun masyarakat.
Definisi diatas menunjukkan konsep kesejahteraan sosial sebagai suatu sistem
yang berintikan lembaga-lembaga dan pelayanan sosial. Tujuan sistem adalah untuk
mencapai tingkat kehidupan yang sejahtera dalam arti tingkat kebutuhan pokok dan
juga relasi-relasi sosial dengan lingkungannya. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan
cara meningkatkan kemampuan individu baik dalam memecahkan masalah maupun
dalam memenuhi kebutuhannya, untuk itu pengertian kesejahteraan sosial adalah
suatu aktifitas yang terorganisasi yang ditujukan untuk membantu tercapainya suatu
penyesuaian timbal balik antara individu dengan lingkungan sosialnya. Pekerjaan
sosial sendiri berada diposisi sebagai profesi yang bertugas menyelenggarakan serta
membantu
manusia
menggunakan
program-program/pelayanan-pelayanan
kesejahteraan sosial.
Strategi
pembangunan
di
Indonesia adalah
peningkatan
pemerataan
pembngunan beserta hasil-hasilnya melalui arah kebijakan pembangunan sektoral dan
kinerja masyarakat terutama dipedesaan. Pembangunan desa merupakan sebagai
subjek pembangunan, dan sebagai gerakan masyarakat dalam melaksanaan
pembangunan yang dilandasi oleh kesadaran untuk meningkatkan kehidupan yang
lebih baik . diketahui bahwa hampir semua penduduk Indonesia bertempat tinggal
dipedesaan. Dengan jumlah penduduk yang dan komponen alam yang potensial akan
mendapatkan asset melalui alokasi dana desa (ADD) berdasarkan perda pasal 211
ayat 5 pengelolaan keuangan desa tentang anggaran desa dan lembaga desa dilakukan
oleh kepala desa
tentang anggaran dan pendapatan
serta belanja daerah, ini
diharapkan kesejahteraan dan pembangunan didesa dapat menjadi kenyataan . apabila
alokaisi dana desa diaktifkan secara intensif dan efektif untuk meningkatkan taraf
hidup dan kesejahteraan masyrakat desa. maka pembangunan pedesaan sebagai
sasaran pembangunan, guna untuk mengurangi berbagai kesenjangan desa dan kota
akan dapat lebih diwujudkan.
Alokasi dana desa (ADD) akan mendorong terlaksananya otonomi desa,
sekaligus sebagai upaya
pemberdayaan pemerintah desa
dan masyarakat desa.
pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten sebagai fasilitator, memfasilitasi
masyrakat desa agar mampu melaksanakan pembangunan desanya.
Merealisasikan tujuan pembangunan tersebut, maka segenap potensi alam
harus digali, dikembanagkan dan dimanfaatkan sebaik mungkin. begitu pula dengan
potensi manusia berupa penduduk yang banyak jumlahnya maka pengetahuan dan
keterampilannya, harus ditingkatkan sehingga mampu menggali, mengembangkan
dan memanfaatkan potensi sistem secara maksimal, dan pelaksanaan program
pembangunan tercapai.Ekonomi Daerah seperti yang telah rencanakan oleh
pemerintah di terapkan dapat mempercepat pertumbuhan dan pembangunan didesa.
Otonomi Desa secar umum memiliki arti bahwa desa mampu berinisiatif dan
berkreatifitas untuk menjalankan pemerintahannya sendiri menumbuhkan kinerja
masyarakat dalam pembangunan. sehingga desa memiliki ruang gerak yang luas
dalam melaksansakan pembangunan, karena tidak lagi terbebani program – program
pembangunan pemerintah kabupaten/ kota, provinsi maupun pemerintah pusat. Desa
dalam undang –undang Nomor 32 tahun 2004 memiliki arti bahwa:
“Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang adalah
pemerintah desa untuk mengatur dan mngurus kepentingan masyarkat setempat,
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam
system pemrintahan Negara kesatuan republik Indonesia”
Keikutsertaan masyarakat desa dalam pembangunan adalah kesadaran yang
tidak muncul dengan sendirinya. kesadaran tersebut harus dibimbing dan diarahkan
sampai mereka bisa mencapai kemandiriannya sendiri. dengan adanya keterlibatan
secara mental dan emosional mulai dari keterlibatan perumusan kebijakan ,
pelakssanaan tanggung jawab sampai pemanfaatan pembangunan akan bisa dirasakan
secara merata oleh masyarakat dan tidak hanya diserap oleh pihak-pihak tertentu.
Pemberdayaan masyarakat desa adalah peningkatan kemampuan dan
kemandirian masyarakat dan meningkatkan taraf hidupnya. pemberdayaan sendiri
merupakan suatu proses
yang berjalan terus-menerus.pemberdayaan masyarakat
antara lain dilakukan melalui kinerja masyarakat. Menurut Widjaja (2002:76) kinerja
masyarakat dalam pelaksanaan otonomi daerah memiliki hubungan yang sangat erat
satu sama lain.keberhasilan otonomi didesa disatu pihak membutuhkan kinerja
masyarakat yang tinggi, di lain pihak, proses otonomi dapat memeberikan
kesempatan dalam menempatkan kekuatan dan sumber daya menjadi lebih dekat, dan
lebih jelas, sehingga mudah diatur
oleh pemerintahan desa. dalam
lingkungan
dimana budaya masyarakat sangat rendah, otonomi dapat menjadi langkah awal
dalam menciptakan kesempatan yang bersifat rutin dan teratur bagi interaksi
masyarakat.
Semakin melembaganya kinerja masyarakat desa dalam pembangunan akan
bermuara pada swakelola desa secara mandiri. meskipun, sekedar menempatkan
kemampuan masyarakat
desa untuk membiayai pembangunan. dalam
konteks
pembangunan desa secara mandiri atau keswadayaan mengandung arti yang lebih
luas daripada sekedar perimbangan tanggung jawab pembiayaan pembangunan.
Memberdayakan masyarakat desa, selain dilakukan reorientasi peran
pemerintah pusat, juga secara sistematis dan konsisten melakukan penyadaran
terhadap mesyarakat desa melalui isu-isu lokal yang sesuai dengan kebutuhan dan
kepentingan mereka. Upaya yang dilakukan lebih berifat partisipatoris sehingga
mampu membutuhkan kemampuan masyarakat lokal. stategis lain adalah melakukan
tekanan secara politik terhadap institusi-institusi lokal seperti eksekutif, legislatif,
dan yudikatif khususnya yang menyangkut fungsional kinerja mereka. tekanan ini
dilaakukan untuk, mendorong perbaikan pada kinerja institusi – institusi formal
tersebut untuk merespon, merencanakan, dan melaksanakan aspirasi yang
berkembang dikalangan masyarakat .
Aparatur pemerintah harus mampu bekerja secara optimal dalam menyikapi
perubahan tatanan ynag ada untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang prima,
pemberdayaan, peningkatan produktivitas dan kapasitas masyarakat. Aparatur
pemerintah sebagai abdi Negara dan abdi masyarakat memberikan konsekuensi
untuk melaksanakan pelayanan secara professional kepada maysakat, sebab telah
terjadi pergeseran paradigma
pembangunan
dimana aparatur pemerintah sebagai
agen
yang akan lebih berperan sebagai fasilitator dan motivator dalam
proses pembangunan.Upaya pemerintah yang dilakukan selama ini tampaknya belum
begitu memuaskan banyak pihak , misalnya dalam pemenuhan kebutuhan dan hal –
hal yang terkait dengan
sarana
dan prasarana diberbagai daerah di Indonesia
termasuk juga di desa .
Sejak tahun 2008 PNPM Mandiri diperluas dengan melibatkan Program
Pengembangan
Infrastruktur
Sosial
Ekonomi
Wilayah
(PISEW)
untuk
mengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan daerah sekitarnya.
PNPM Mandiri diperkuat dengan berbagai program pemberdayaan masyarakat yang
dilaksanakan oleh berbagai kementerian/sektor dan pemerintah daerah. Pelaksanaan
Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) sejak 2008
juga dilakukan pada desa-desa tertinggal. Dengan pengintegrasian berbagai program
pemberdayaan masyarakat ke dalam kerangka kebijakan Program Pengembangan
Infrastruktur
Sosial
Ekonomi
Wilayah
(PISEW),
kemiskinan diharapkan dapat efektif dan efisien.
cakupan
penanggulangan
Pemerintah mencanangkan proses pemberdayaan dalam program PISEW
dilaksanakan sekurang-kurangnya hingga tahun 2015. Hal ini sejalan dengan target
waktu pencapaian tujuan pembangunan milenium atau Millennium Development
Goals (MDGs). Pelaksanaan PISEW yang berdasar pada indikator-indikator
keberhasilan yang terukur akan membantu Indonesia mewujudkan pencapaian targettarget MDGs tersebut.
Berdasarkan pada latar belakang tersebut, PISEW sebagai salah satu program
pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan, maka perlu dilakukan penelitian
tentang bagaimana Pengaruh Program PISEW terhadap Kesejahteraan Masyarakat di
salah satu tempat di Indonesia. Penelitian tersebut akan dititikberatkan pada sampai
sejauhmana dampak program tersebut, sebab masyarakat dalam program ini bukan
lagi sebagai obyek penanggulangan kemiskinan, sebaliknya harus menjadi subyek
upaya penanggulangan kemiskinan di daerahnya.
Berdasarkan latar belakang pemikiran tersebut maka peneliti merasa tertarik
untuk mengadakan penelitian dengan judul “Dampak Sosial Ekonomi Program
Pengembangan
Kehidupan
Infrastruktur
Ekonomi
Wilayah
(PISEW)
Dalam
Masyarakat Desa Stabat Baru Kecamatan Wampu, Kabupaten
Langkat.
1.2.
Sosial
Rumusan Masalah
Dari deskripsi yang telah dipaparkan pada bagian latar belakang di atas, maka
untuk mempermudah proses penelitian guna menghindari pembahasan yang terlalu
meluas diperlukan adanya perumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana dampak
Program PISEW terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Stabat Baru
Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat?
1.3.
Tujuan Penelitian
1.
Untuk dapat mengetahui dan menganalisis dampak Program PISEW terhadap
Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Stabat Baru Kecamatan Wampu, Kabupaten
Langkat
2.
Untuk mengetahui hambatan pelaksanaan Program PISEW terhadap Sosial
Ekonomi Masyarakat Desa Stabat Baru Kecamatan Wampu, Kabupaten
Langkat.
1.4.
Kegunaan Penelitian
1.
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi para peneliti lain
dalam melengkapi kajian yang mengarah pada pengembangan ilmu
pengetahuan terutama yang menyangkut peran Program PISEW dalam
meningkatkan kesejahteraan sosial Masyarakat Desa Stabat Baru Kecamatan
Wampu, Kabupaten Langkat
2.
Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak dan
sebagai bahan acuan bagi pemerintah Desa dalam penetapan kebijakan untuk
menigkatkan pembangunan Desa.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Pembangunan adalah karya terstruktur yang mempunyai implikasi luas
terhadap kualitas hidup manusia. Hal ini karena konstruksi pembangunan terdiri atas
serangkaian aktivitas yang direncanakan untuk memajukan kondisi kehidupan
manusia. Analogi ini menyiratkan bahwa karya terstruktur yang dilakukan melalui
pembangunan dalam berbagai bidang kehidupan selama ini, ternyata telah
mengantarkan bangsa Indonesia memasuki milenium ketiga dengan berbagai
konsekuensinya. Pembangunan kesejahteraan sosial sebagai bagian tak terpisahkan
dari pembangunan nasional, juga mengambil peran aktif dalam meningkatkan
kualitas hidup bangsa Indonesia. Terdapat indikasi bahwa selama empat tahun
belakangan ini, Indonesia ternyata berhasil menata dan meningkatkan kualitas hidup
rakyat setahap lebih maju dari tatanan kehidupan yang diwarisi menjelang akhir
melienium yang lalu.
Seiring dengan kemajuan di bidang kesejahteraan sosial yang dicapai dalam
kurun waktu empat tahun terakhir ini, disadari pula bahwa keberhasilan bangsa
Indonesia ternyata masih diwarnai aneka permasalahan sosial yang belum
terselesaikan. Memasuki tahun 2005, bangsa Indonesia masih tetap dihadapkan pada
permasalahan, baik masalah yang bersifat primer maupun akibat/dampak non sosial.
yang belum sepenuhnya terjangkau oleh proses pembangunan kesejahteraan sosial.
Dwi Heru Sukoco (1991) mendefinisikan kesejahteraan sosial sebagai
kegiatan-kegiatan yang terorganisasi dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan dari
segi sosial melalui pemberian bantuan kepada orang untuk memenuhi kebutuhankebutuhan di dalam beberapa bidang seperti kehidupan keluarga dan anak,
kesehatan,penyesuaian sosial, waktu senggang, standar-standar kehidupan, dan
hubungan-hubungan sosial. Pelayanan kesejahteraan sosial memberi perhatian utama
terhadap
individu-individu,
kelompok-kelompok,
komunitas-komunitas,
dan
kesatuan-kesatuan penduduk yang lebih luas pelayanan ini mencakup pemeliharaan
atau perawatan, penyembuhan dan pencegahan.
Pendapat lain tentang kesejahteraan sosial diungkapkan pula oleh Friedlander
dalam Dwi Heru Sukoco(1991) bahwa kesejahteraan sosial merupakan suatu sistem
yang terorganisasi dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-lembaga, yang
bermaksud untuk membantu individu-individu dan kelompok agar mencapai standar
kehidupan dan kesehatan yang memuaskan, serta hubungan perorangan dan sosial
yang
memungkinkan
mereka
mengembangkan
segenap
kemampuan
dan
meningkatkan kesejahteraan mereka selaras dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga
maupun masyarakat.
Definisi diatas menunjukkan konsep kesejahteraan sosial sebagai suatu sistem
yang berintikan lembaga-lembaga dan pelayanan sosial. Tujuan sistem adalah untuk
mencapai tingkat kehidupan yang sejahtera dalam arti tingkat kebutuhan pokok dan
juga relasi-relasi sosial dengan lingkungannya. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan
cara meningkatkan kemampuan individu baik dalam memecahkan masalah maupun
dalam memenuhi kebutuhannya, untuk itu pengertian kesejahteraan sosial adalah
suatu aktifitas yang terorganisasi yang ditujukan untuk membantu tercapainya suatu
penyesuaian timbal balik antara individu dengan lingkungan sosialnya. Pekerjaan
sosial sendiri berada diposisi sebagai profesi yang bertugas menyelenggarakan serta
membantu
manusia
menggunakan
program-program/pelayanan-pelayanan
kesejahteraan sosial.
Strategi
pembangunan
di
Indonesia adalah
peningkatan
pemerataan
pembngunan beserta hasil-hasilnya melalui arah kebijakan pembangunan sektoral dan
kinerja masyarakat terutama dipedesaan. Pembangunan desa merupakan sebagai
subjek pembangunan, dan sebagai gerakan masyarakat dalam melaksanaan
pembangunan yang dilandasi oleh kesadaran untuk meningkatkan kehidupan yang
lebih baik . diketahui bahwa hampir semua penduduk Indonesia bertempat tinggal
dipedesaan. Dengan jumlah penduduk yang dan komponen alam yang potensial akan
mendapatkan asset melalui alokasi dana desa (ADD) berdasarkan perda pasal 211
ayat 5 pengelolaan keuangan desa tentang anggaran desa dan lembaga desa dilakukan
oleh kepala desa
tentang anggaran dan pendapatan
serta belanja daerah, ini
diharapkan kesejahteraan dan pembangunan didesa dapat menjadi kenyataan . apabila
alokaisi dana desa diaktifkan secara intensif dan efektif untuk meningkatkan taraf
hidup dan kesejahteraan masyrakat desa. maka pembangunan pedesaan sebagai
sasaran pembangunan, guna untuk mengurangi berbagai kesenjangan desa dan kota
akan dapat lebih diwujudkan.
Alokasi dana desa (ADD) akan mendorong terlaksananya otonomi desa,
sekaligus sebagai upaya
pemberdayaan pemerintah desa
dan masyarakat desa.
pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten sebagai fasilitator, memfasilitasi
masyrakat desa agar mampu melaksanakan pembangunan desanya.
Merealisasikan tujuan pembangunan tersebut, maka segenap potensi alam
harus digali, dikembanagkan dan dimanfaatkan sebaik mungkin. begitu pula dengan
potensi manusia berupa penduduk yang banyak jumlahnya maka pengetahuan dan
keterampilannya, harus ditingkatkan sehingga mampu menggali, mengembangkan
dan memanfaatkan potensi sistem secara maksimal, dan pelaksanaan program
pembangunan tercapai.Ekonomi Daerah seperti yang telah rencanakan oleh
pemerintah di terapkan dapat mempercepat pertumbuhan dan pembangunan didesa.
Otonomi Desa secar umum memiliki arti bahwa desa mampu berinisiatif dan
berkreatifitas untuk menjalankan pemerintahannya sendiri menumbuhkan kinerja
masyarakat dalam pembangunan. sehingga desa memiliki ruang gerak yang luas
dalam melaksansakan pembangunan, karena tidak lagi terbebani program – program
pembangunan pemerintah kabupaten/ kota, provinsi maupun pemerintah pusat. Desa
dalam undang –undang Nomor 32 tahun 2004 memiliki arti bahwa:
“Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang adalah
pemerintah desa untuk mengatur dan mngurus kepentingan masyarkat setempat,
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam
system pemrintahan Negara kesatuan republik Indonesia”
Keikutsertaan masyarakat desa dalam pembangunan adalah kesadaran yang
tidak muncul dengan sendirinya. kesadaran tersebut harus dibimbing dan diarahkan
sampai mereka bisa mencapai kemandiriannya sendiri. dengan adanya keterlibatan
secara mental dan emosional mulai dari keterlibatan perumusan kebijakan ,
pelakssanaan tanggung jawab sampai pemanfaatan pembangunan akan bisa dirasakan
secara merata oleh masyarakat dan tidak hanya diserap oleh pihak-pihak tertentu.
Pemberdayaan masyarakat desa adalah peningkatan kemampuan dan
kemandirian masyarakat dan meningkatkan taraf hidupnya. pemberdayaan sendiri
merupakan suatu proses
yang berjalan terus-menerus.pemberdayaan masyarakat
antara lain dilakukan melalui kinerja masyarakat. Menurut Widjaja (2002:76) kinerja
masyarakat dalam pelaksanaan otonomi daerah memiliki hubungan yang sangat erat
satu sama lain.keberhasilan otonomi didesa disatu pihak membutuhkan kinerja
masyarakat yang tinggi, di lain pihak, proses otonomi dapat memeberikan
kesempatan dalam menempatkan kekuatan dan sumber daya menjadi lebih dekat, dan
lebih jelas, sehingga mudah diatur
oleh pemerintahan desa. dalam
lingkungan
dimana budaya masyarakat sangat rendah, otonomi dapat menjadi langkah awal
dalam menciptakan kesempatan yang bersifat rutin dan teratur bagi interaksi
masyarakat.
Semakin melembaganya kinerja masyarakat desa dalam pembangunan akan
bermuara pada swakelola desa secara mandiri. meskipun, sekedar menempatkan
kemampuan masyarakat
desa untuk membiayai pembangunan. dalam
konteks
pembangunan desa secara mandiri atau keswadayaan mengandung arti yang lebih
luas daripada sekedar perimbangan tanggung jawab pembiayaan pembangunan.
Memberdayakan masyarakat desa, selain dilakukan reorientasi peran
pemerintah pusat, juga secara sistematis dan konsisten melakukan penyadaran
terhadap mesyarakat desa melalui isu-isu lokal yang sesuai dengan kebutuhan dan
kepentingan mereka. Upaya yang dilakukan lebih berifat partisipatoris sehingga
mampu membutuhkan kemampuan masyarakat lokal. stategis lain adalah melakukan
tekanan secara politik terhadap institusi-institusi lokal seperti eksekutif, legislatif,
dan yudikatif khususnya yang menyangkut fungsional kinerja mereka. tekanan ini
dilaakukan untuk, mendorong perbaikan pada kinerja institusi – institusi formal
tersebut untuk merespon, merencanakan, dan melaksanakan aspirasi yang
berkembang dikalangan masyarakat .
Aparatur pemerintah harus mampu bekerja secara optimal dalam menyikapi
perubahan tatanan ynag ada untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang prima,
pemberdayaan, peningkatan produktivitas dan kapasitas masyarakat. Aparatur
pemerintah sebagai abdi Negara dan abdi masyarakat memberikan konsekuensi
untuk melaksanakan pelayanan secara professional kepada maysakat, sebab telah
terjadi pergeseran paradigma
pembangunan
dimana aparatur pemerintah sebagai
agen
yang akan lebih berperan sebagai fasilitator dan motivator dalam
proses pembangunan.Upaya pemerintah yang dilakukan selama ini tampaknya belum
begitu memuaskan banyak pihak , misalnya dalam pemenuhan kebutuhan dan hal –
hal yang terkait dengan
sarana
dan prasarana diberbagai daerah di Indonesia
termasuk juga di desa .
Sejak tahun 2008 PNPM Mandiri diperluas dengan melibatkan Program
Pengembangan
Infrastruktur
Sosial
Ekonomi
Wilayah
(PISEW)
untuk
mengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan daerah sekitarnya.
PNPM Mandiri diperkuat dengan berbagai program pemberdayaan masyarakat yang
dilaksanakan oleh berbagai kementerian/sektor dan pemerintah daerah. Pelaksanaan
Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) sejak 2008
juga dilakukan pada desa-desa tertinggal. Dengan pengintegrasian berbagai program
pemberdayaan masyarakat ke dalam kerangka kebijakan Program Pengembangan
Infrastruktur
Sosial
Ekonomi
Wilayah
(PISEW),
kemiskinan diharapkan dapat efektif dan efisien.
cakupan
penanggulangan
Pemerintah mencanangkan proses pemberdayaan dalam program PISEW
dilaksanakan sekurang-kurangnya hingga tahun 2015. Hal ini sejalan dengan target
waktu pencapaian tujuan pembangunan milenium atau Millennium Development
Goals (MDGs). Pelaksanaan PISEW yang berdasar pada indikator-indikator
keberhasilan yang terukur akan membantu Indonesia mewujudkan pencapaian targettarget MDGs tersebut.
Berdasarkan pada latar belakang tersebut, PISEW sebagai salah satu program
pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan, maka perlu dilakukan penelitian
tentang bagaimana Pengaruh Program PISEW terhadap Kesejahteraan Masyarakat di
salah satu tempat di Indonesia. Penelitian tersebut akan dititikberatkan pada sampai
sejauhmana dampak program tersebut, sebab masyarakat dalam program ini bukan
lagi sebagai obyek penanggulangan kemiskinan, sebaliknya harus menjadi subyek
upaya penanggulangan kemiskinan di daerahnya.
Berdasarkan latar belakang pemikiran tersebut maka peneliti merasa tertarik
untuk mengadakan penelitian dengan judul “Dampak Sosial Ekonomi Program
Pengembangan
Kehidupan
Infrastruktur
Ekonomi
Wilayah
(PISEW)
Dalam
Masyarakat Desa Stabat Baru Kecamatan Wampu, Kabupaten
Langkat.
1.2.
Sosial
Rumusan Masalah
Dari deskripsi yang telah dipaparkan pada bagian latar belakang di atas, maka
untuk mempermudah proses penelitian guna menghindari pembahasan yang terlalu
meluas diperlukan adanya perumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana dampak
Program PISEW terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Stabat Baru
Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat?
1.3.
Tujuan Penelitian
1.
Untuk dapat mengetahui dan menganalisis dampak Program PISEW terhadap
Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Stabat Baru Kecamatan Wampu, Kabupaten
Langkat
2.
Untuk mengetahui hambatan pelaksanaan Program PISEW terhadap Sosial
Ekonomi Masyarakat Desa Stabat Baru Kecamatan Wampu, Kabupaten
Langkat.
1.4.
Kegunaan Penelitian
1.
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi para peneliti lain
dalam melengkapi kajian yang mengarah pada pengembangan ilmu
pengetahuan terutama yang menyangkut peran Program PISEW dalam
meningkatkan kesejahteraan sosial Masyarakat Desa Stabat Baru Kecamatan
Wampu, Kabupaten Langkat
2.
Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak dan
sebagai bahan acuan bagi pemerintah Desa dalam penetapan kebijakan untuk
menigkatkan pembangunan Desa.