Pengaruh Pajak Daerah,Retribusi Daerah, Dan Dana Alokasi Umum Terhadap Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Pada Pemerintahan Kabupaten Kota Provinsi Sumatera Utara Periode 2010-2013

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Era Otonomi daerah yang secara resmi mulai diberlakukan di Indonesia sejak
1 Januari 2001 menghendaki daerah untuk berkreasi mencari sumber penerimaan
yang dapat membiayai pengeluaran pemerintah dalam rangka menyelenggarakan
pemerintahan dan pembangunan. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
merupakan landasan yang mengatur tentang otonomi daerah. Di Indonesia,
otonomi daerah sebenarnya mulai bergulir sejak keluarnya UU No.1 Tahun 1945,
kemudian UU No.2 Tahun 1984 dan UU No.5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok
pemerintahan di daerah. Semuanya berupaya menciptakan pemerintahan yang
cenderung ke arah disentralisasi. Namun pelaksanaannya mengalami pasang surut,
sampai masa reformasi bergulir. Pada masa ini keluarlah UU No.22 Tahun 1999
tentang pemerintahan daerah dan pemerintahan pusat. Sejak itu, penerapan
otonomi daerah berjalan cepat.
Paling tidak ada dua faktor yang berperan kuat dalam mendorong lahirnya
kebijakan otonomi daerah berupa UU No. 22/1999. Pertama, faktor internal yang
didorong oleh berbagai protes atas kebijakan politik sentralisme di masa lalu.

Kedua, adalah faktor eksternal yang dipengaruhi oleh dorongan internasional
terhadap kepentingan investasi terutama untuk efisiensi dari biaya investasi yang

1

tinggi sebagai akibat korupsi dan rantai birokrasi yang panjang. Selama lima
tahun pelaksanaan UU No. 22 tahun 1999, otonomi daerah telah menjadi
kebutuhan politik yang penting untuk memajukan kehidupan demokrasi. Bukan
hanya kenyataan bahwa masyarakat Indonesia sangat heterogen dari segi
perkembangan politiknya, namun juga otonomi sudah menjadi alas bagi
tumbuhnya dinamika politik yang diharapkan akan mendorong lahirnya prakarsa
dan keadilan.
Prinsip otonomi daerah adalah pemerintahan daerah diberi wewenang untuk
mengelola daerahnya sendiri. Hanya saja ada beberapa bidang yang tetap
ditangani pemerintah pusat, yaitu agama, peradilan, pertahanan, dan keamanan,
moneter/fiscal, politik luar negeri dan dalam negeri serta sejumlah kewenangan
bidang lain (meliputi perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan
secara makro, dana perimbangan keuangan, sistem administrasi Negara dan
lembaga perekonomian Negara, pembinaan sumber daya manusia, pendayagunaan
sumber daya alam serta teknologi tinggi yang strategis, dan konversi serta

standarisasi nasional).
Secara substansial, otonomi daerah mirip dengan Negara federasi. Bedanya,
federalisme berangkat dari pola bottom-up, artinya daerah-daerah dengan
kekuasaannya masing-masing, setuju untuk bergabung dalam satu pemerintahan
Negara. Dalam hal ini kedudukan antara pemerintahan pusat dan daerah
cenderung sejajar. Sementara otonomi daerah, berangkat dari pola top-down,
dimana satu pemerintahan pusat masih lebih tinggi dibanding pemerintah daerah.

2

Sejak diberlakukannya UU no 32 tahun 1999 yang kemudian disusul dengan
UU no 32 tahun 2004 mengenai Pemerintahan Daerah yang secara substansial
memberikan otonomi kepada daerah provinsi dan kabupaten serta pemerintahan
kota suatu kewenangan serta otonomi yang lebih luas dibandingkan dengan era
sebelumnya. Sesuai pasal 1 ayat 2 UU no 32 tahun 1999, yang dimaksud
Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Dan sesuai pasal 1 ayat 5 yang dimaksud

Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Sumber-sumber pembiayaan untuk pembangunan daerah (capital investment)
antara lain berasal dari pendapatan asli daerah (PAD) dan dana perimbangan yang
diterima oleh daerah-daerah dari pemerintah pusat untuk merealisasikan
pelaksanaan Otonomi Daerah maka sumber pembiayaan pemerintah daerah
tergantung pada peranan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pendapatan Asli Daerah
sebagai salah satu sumber penerimaan daerah mempunyai peranan penting dalam
pembangunan. Hal ini dapat dilihat dalam pelaksanaan Otonomi Daerah dimana
peranan PAD diharapkan dan diupayakan dapat menjadi penyangga utama dalam
membiayai kegiatan pembangunan di daerah. Oleh karena itu pemerintah daerah
harus dapat mengupayakan peningkatan penerimaan yang berasal dari daerah

3

sendiri. Dengan demikian akan memperbesar tersedianya keuangan daerah yang
dapat digunakan untuk berbagai kegiatan pembangunan yang bersifat mandiri.
Kebijakan keuangan daerah diarahkan untuk meningkatkan pendapatan asli
daerah sebagai sumber utama pendapatan daerah yang dapat dipergunakan oleh

daerah dalam rnelaksanakan pemerintahan dan pembangunan daerah sesuai
dengan kebutuhannya guna memperkecil ketergantungan dalam mendapatkan
dana dan pemerintah tingkat atas (subsidi). Dengan demikian usaha peningkatan
pendapatan asli daerah seharusnya dilihat dari perspektif yang Iebih luas tidak
hanya ditinjau dari segi daerah masing-masing tetapi daham kaitannya dengan
kesatuan perekonomian Indonesia. “Pendapatan asli daerah itu sendiri, dianggap
sebagai alternatif untuk memperoleh tambahan dana yang dapat digunakan untuk
berbagai keperluan pengeluaran yang ditentukan oleh daerah sendiri khususnya
keperluan rutin. Oleh karena itu peningkatan pendapatan tersebut merupakan hal
yang dikehendaki setiap daerah”, (Mamesah, 1995:30).
Sebagaimana telah diuraikan terlebih dahulu bahwa pendapatan daerah dalam
hal ini pendapatan asli daerah adalah salah satu sumber dana pembiayaan
pembangunan daerah pada Kenyataannya belum cukup memberikan sumbangan
bagi pertumbuhan daerah, hal ini mengharuskan pemerintah daerah menggali dan
meningkatkan pendapatan daerah terutama sumber pendapatan asli daerah.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan daerah yang
bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi Daerah, basil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah,
yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada daerah dalam menggali


4

pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai mewujudan asas
desentralisasi. (Penjelasan UU No.33 Tahun 2004).
DAU dialokasikan berdasarkan persentase tertentu dari pendapatan dalam
negeri neto yang ditetapkan dalam APBN. DAU untuk suatu daerah ditetapkan
berdasarkan kriteria tertentu yang menekankan pada aspek pemerataan dan
keadilan yang selaras dengan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang formula
dan penghitungan DAU-nya ditetapkan sesuai Undang-Undang.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian
dalam bentuk skripsi dengan judul : ”Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah
dan Dana Alokasi Umum Terhadap Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Pemerintahan
Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara.”

1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat pengaruh Pajak Daerah terhadap Tingkat Pertumbuhan
Ekonomi Tahun 2011-2014 pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Provinsi
Sumatera Utara?

2. Apakah

terdapat

Pertumbuhan

pengaruh

Ekonomi

Retribusi
Tahun

Daerah

2010-2013

terhadap
pada


Tingkat

Pemerintahan

Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara?

5

3. Apakah terdapat pengaruh Dana Alokasi Umum terhadap Tingkat
Pertumbuhan

Ekonomi

Tahun

2010-2013

pada

Pemerintahan


Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara?
4. Apakah pajak daerah, retribusi daerah, dan dana alokasi umum baik secara
parsial maupun simultan berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan
ekonomi pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara?

1.3. Batasan Penelitian
Adapun batasan yang diberikan oleh penulis dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel independent yang diteliti adalah pajak daerah, retribusi daerah,
dana

alokasi

umum

dan

tingkat

pertumbuhan


ekonomi

pada

kabupaten/kota.
b. Objek penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara.
c. Data tahun yang digunakan adalah antara tahun 2010 sampai 2013 yang
merupakan data time series tahun terakhir yang dapat direkap, sehingga
dianggap sebagai data yang resprentif semenjak adanya otonomi daerah.

1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah yang telah
diuraikan sebelumnya, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk :
1. Untuk menguji dan mengetahui pengaruh Pajak Daerah terhadap Tingkat
Pertumbuhan Ekonomi Pada Peemerintahan Kabupaten/Kota Provinsi
Sumatera Utara Periode 2010-2013.

6


2. Untuk menguji dan mengetahui Pengaruh Retribusi Daerah terhadap
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Pada Peemerintahan Kabupaten/Kota
Provinsi Sumatera Utara Periode 2010-2013.
3. Untuk menguji dan mengetahui Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota
Provinsi Sumatera Utara Periode 2010-2013.
4. Untuk menguji dan mengetahui Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah
dan Dana Alokasi Umum secara Simultan Terhadap Tingkat Pertumbuhan
Ekonomi Pada Peemerintahan Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara
Periode 2010-2013.

1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis, penelitian ini merupakan pelatihan intelektual yang diharapkan
mampu meningkatkan pemahaman terkait dengan Pajak Daerah (PD),
Retribusi Daerah (RD), dan Dana Alokasi Umum (DAU).
2. Memberikan masukan kepada pihak yang berwenang di dalam pengambilan
kebijakan pemerintahan di era otonomi.
3. Bagi pembaca dan peneliti selanjutnya diharapkan hasil penelitian ini dapat
dijadikan bahan referensi serta masukan guna penelitian selanjutnya.


7

Dokumen yang terkait

Pengaruh Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Upaya Pajak Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/ Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 37 110

Pengaruh Pajak Daerah,Retribusi Daerah, Dan Dana Alokasi Umum Terhadap Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Periode 2010-2013

0 4 79

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Alokasi Umum terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

3 9 112

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Alokasi Umum terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah pada Pemerintahan Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara

0 0 12

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Alokasi Umum terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah pada Pemerintahan Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara

0 0 2

Pengaruh Pajak Daerah,Retribusi Daerah, Dan Dana Alokasi Umum Terhadap Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Pada Pemerintahan Kabupaten Kota Provinsi Sumatera Utara Periode 2010-2013

0 0 11

Pengaruh Pajak Daerah,Retribusi Daerah, Dan Dana Alokasi Umum Terhadap Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Pada Pemerintahan Kabupaten Kota Provinsi Sumatera Utara Periode 2010-2013

0 0 2

Pengaruh Pajak Daerah,Retribusi Daerah, Dan Dana Alokasi Umum Terhadap Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Pada Pemerintahan Kabupaten Kota Provinsi Sumatera Utara Periode 2010-2013

0 0 17

Pengaruh Pajak Daerah,Retribusi Daerah, Dan Dana Alokasi Umum Terhadap Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Pada Pemerintahan Kabupaten Kota Provinsi Sumatera Utara Periode 2010-2013

0 0 2

Pengaruh Pajak Daerah,Retribusi Daerah, Dan Dana Alokasi Umum Terhadap Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Pada Pemerintahan Kabupaten Kota Provinsi Sumatera Utara Periode 2010-2013

0 0 8