Pengaruh Penyemprotan Rebusan Daun Sirih dan Larutan Sodium Hipoklorit pada Cetakan Elastomer Terhadap Perubahan Dimensi Model Fisiologis

Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Prostodonsia
Tahun 2016

Sarah Devina
Pengaruh Penyemprotan Rebusan Daun Sirih dan Larutan Sodium Hipoklorit
pada Cetakan Elastomer Terhadap Perubahan Dimensi Model Fisiologis
xii + 71 halaman
Akurasi dan stabilitas dimensi pada hasil cetakan merupakan hal yang penting
dalam keberhasilan pembuatan gigi tiruan selanjutnya. Dalam kedokteran gigi bahan
cetak elastomer terutama polivinil siloksan (silikon adisi) merupakan bahan yang
sering digunakan untuk membuat cetakan yang akurat terutama dalam pembuatan
gigi tiruan cekat. Menurut American Dental Association (ADA) hasil cetakan
seharusnya dicuci terlebih dahulu dengan air mengalir untuk menghilangkan saliva
dan darah yang melekat pada hasil cetakan, kemudian didesinfeksi untuk menghindari
terjadinya infeksi silang sebelum dikirim ke laboratorium. Bahan kimiawi yang paling
sering digunakan sebagai desinfektan adalah sodium hipoklorit. Bahan tradisional
dari tanaman Indonesia juga sudah banyak digunakan sebagai desinfektan salah
satunya adalah daun sirih. Salah satu metode efektif untuk mendesinfeksi hasil
cetakan adalah dengan teknik penyemprotan, yang mempunyai aktivitas antimikrobial
yang sama namun menghasilkan perubahan dimensi bahan cetak yang lebih kecil

dibanding teknik perendaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penyemprotan rebusan daun sirih 25% dan larutan sodium hipoklorit 0,5% pada
cetakan elastomer terhadap perubahan dimensi model fisiologis. Rancangan
penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan sampel hasil cetakan elastomer
yang telah diisi dental stone tipe IV yang diperoleh dari pencetakan pada model induk
yang terbuat dari stainless steel berbentuk 2 mahkota yang telah dipreparasi dengan
ukuran tinggi/okluso gingival 8,02 mm, diameter/buko lingual 6,33 mm, jarak antara
2 abutment/inter preparasi 28,25 mm) sebanyak 30 buah yang dibagi atas 3 kelompok

Universitas Sumatera Utara

perlakuan dengan masing-masing 10 buah sampel. Setiap sampel dilakukan
pengukuran dengan kaliper digital, kemudian dianalisis dengan uji t tidak
berpasangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh penyemprotan
rebusan daun sirih 25% dan larutan sodium hipoklorit 0,5% pada cetakan elastomer
terhadap perubahan dimensi model fisiologis namun perubahan dimensi yang terjadi
masih dalam batasan yang dapat ditolerir dengan nilai p dilihat dari buko lingual,
okluso gingival dan interpreparasi adalah p = 0,0001 (p < 0,05), dan persentase
perubahan dimensi dibandingkan dengan model induk kurang dari 0,5%. Penelitian
ini juga menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara penyemprotan

rebusan daun sirih 25% dan larutan sodium hipoklorit 0,5% pada cetakan elastomer
terhadap perubahan dimensi model fisiologis dengan nilai p dilihat dari buko lingual
adalah p = 0,897 (p > 0,05), dilihat dari okluso gingival nilai p = 0,723 (p > 0,05) dan
dilihat dari interpreparasi nilai p = 0,448 (p > 0,05). Dari hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa perubahan dimensi yang terjadi masih dalam batas yang dapat
ditolerir pada cetakan elastomer yang dilakukan desinfeksi dengan penyemprotan
rebusan daun sirih 25% maupun larutan sodium hipoklorit 0,5% sehingga keduanya
bisa digunakan sebagai alternatif bahan desinfeksi untuk bahan cetak elastomer.
Daftar Rujukan : 54 (2000- 2015)

Universitas Sumatera Utara