Kajian Yuridis Terhadap Prosedur Transmigrasi di Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 Tentang Ketransmigrasian

8

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemerintah adalah salah satu bentuk organisasi, yang memiliki tugas
utama untuk memberikan pelayanan terjadap masyarakat. pemeriintah menjadi
salah satu badan, yang juga menjamin atas kesejahteraan rakyat. Sehingga,
pemerintah diberikan

kewenangan

langsung oleh

undang-undang untuk

membentuk berbagai jenis kebijakan, dengan tujuan untuk mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur.
Pemerintah yang merupakan perpanjangan tangan dari rakyat, memiliki
tugas dan kewajiban untuk menjalankan tugasnya, dalam berbagai bidang
pemerintahan. Aktivitas pemerintahan tersebut merupakan salah satu bentuk

aktivitas yang dilakukan semata-mata demi kemakmuran rakyat. Akan tetapi,
pemerintah dalam konsep negara hukum, setiap kegiatan pemerintah tersebut
haruslah memiliki dasar hukum dalam bertindak.
Pemerintah

sebagai

lembaga

eksekutif,

menjalankan

tugas-tugas

pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan juga
dapat melakukan tugas-tugas pemerintahan dengan dasar diskresi, namun diskresi
tersebut tidak boleh bertentangan dengan undang-undang.
Dalam suatu negara, pemerintah bukan satu-satunya unsur terpenting
dalam hal suatu negara tersebut. Unsur wilayah dan rakyat juga menjadi syarat

utama terjadinya suatu negara. Namun, pemerintah diberikan kekuasaan oleh
rakyat untuk bertindak mengatur dan membuat berbagai bentuk kebijakan untuk

Universitas Sumatera Utara

9

mengatur wilayah dan suatu masyarakat yang tinggal pada daerah territorial
tersebut.
Salah satu bentuk kebijakan yang dibentuk oleh pemerintah dalam rangka
menata kehidupan rakyat serta menata kefektifan suatu wilayah di Indonesia
adalah kebijakan mengenai transmigrasi. Kebijakan transmigrasi di Indonesia
diatur berdasarkan

Undang-undang Nomor 29 Tahun

2009

Tentang


Ketransmigrasian. Ada 3 (tiga) hal pokok yang menjadi tujuan dilaksanakannya
Transmigrasi yaitu :
1. Ikut serta dalam penanggulangan kemiskinan yang disebabkan oleh
ketidakberdayaan penduduk untuk memperoleh tempat tinggal yang layak,
2. Memberi peluang berusaha dan kesempatan kerja kepada masyarakat
3. Memfasilitasi pemerintah daerah dan masyarakat untuk melaksanakan
perpindahan penduduk dan mendukung pemberdayaan potensi sumberdaya
wilayah, kawasan dan lokasi yang pemanfaatannya kurang optimal agar
berkembang lebih produktif.
Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 29 Tahun 20099
Tentang Ketransmigrasian, Ketransmigrasian adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan penyelenggaraan transmigrasi. Sedangkan pada Pasal 1 angka 2
Undang-undang Nomor 29 Tahun 2009 mendefinisikan transmigrasi sebagai
perpindahan penduduk secara sukarela untuk meningkatkan kesejahteraan dan
menetap di kawasan transmigrasi yang diselenggarakan oleh Pemerintah.
Pengertian

transmigrasi

menurut


H.J.Heeren,

transmigrasi

ialah

perpindahan, dalam hal ini memindahkan orang dari daerah yang padat ke daerah

Universitas Sumatera Utara

10

yang jarang penduduknya dalam batas negara dalam rangka kebibbjaksanaan
nasional untuk tercapainya penyebaran penduduk yang lebih seimbang. 1
Transmigrasi di Indonesia sangat efektif. Melihat luas wilayah Indonesia
yang sangat besar dengan angka 5.455.675,220 Km2 yang terdiri dari pulaupulau 2, dan dengan jumlah penduduk sebesar 254,9 Juta jiwa. 3 Berdasarkan hasil
sensus penduduk, distribusi penduduk, yang mencakup mereka yang bertempat
tinggal di daerah perkotaan sebanyak 118.320.256 jiwa (49,79 persen) dan di
daerah perdesaan sebanyak 119.321.070 Jiwa (50,21%). 4

Penyebaran penduduk menurut pulau-pulau besar adalah: pulau Sumatera
yang luasnya 25,2 persen dari luas seluruh wilayah Indonesia dihuni oleh 21,3
persen penduduk, Jawa yang luasnya 6,8 persen dihuni oleh 57,5 persen
penduduk, Kalimantan yang luasnya 28,5 persen dihuni oleh 5,8 persen penduduk,
Sulawesi yang luasnya 9,9 persen dihuni oleh 7,3 persen penduduk, Maluku yang
luasnya 4,1 persen dihuni oleh 1,1 persen penduduk, dan Papua yang luasnya 21,8
persen dihuni oleh 1,5 persen penduduk. 5
Berdasarkan Data yang disebutkan di atas, dapat dilihat bahwa jumlah
penduduk di kota-kota pada Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi, memiliki
kepadatan yang lebih rendah dibandingkan dengan penduduk yang berada di

1

H.J. Heeren, Transmigrasi Di Indonesia : Hubungan Transmigran Dan Penduduk Asli,
Dengan Titik Berat Sumatera Selatan Dan Tengah, Gramedia : Jakarta, 1979. Hal.6
2
Muhammad Ramdhan dan Taslim Arifin, Jurnal Hasil Penelitian “Aplikasi Sistem
Informasi Geografis Dalam Penilaian Proporsi Luas Laut Indonesia” , Jakarta, Dipublikasi Pada
Tanggal 21 November 2013, Hal. 141-142.
3

Ibid. Hal. 145
4
http://www.seocontoh.com/2016/01/data-jumlah-sensus-penduduk-update-2016.html.
Diakses Pada Tanggal 6 Oktober 2016, Pukul 14:09 WIB
5
Ibid

Universitas Sumatera Utara

11

Pulau Jawa. Sehingga, hal ini dapat menyebabkan terjadinya ketimpangan
pembangunan suatu daerah antara suatu pulau dengan pulau lainnya.
Hal inilah yang menjadi dasar pertimbangan pemerintah untuk membuat
kebijakan transmigrasi, agar terjadi pemerataan penduduk, serta pemerataan
pembangunan daerah.
Pembangunan adalah rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang
terencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara, dan pemerintah
menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa. Pembangunan nasional ini
mencakup seluruh aspek kehidupan bangsa, seperti asppek politik, ekonomi,

sosial, pertahanan, keamanan dan budaya, serta terkhusus di bidang administrasi
negara. 6
Upaya pembangunan nasional sebenarnya merupakan salah satu bentuk
tugas dari pemerintah, dan juga merupakan tanggungjawab dari pemerintah.
Pembangunan nasional pada dasarnya menjadi sebuh aktivitas untuk memberikan
kemakmuran terhadap seluruh bangsa Indonesia. Upaya pembangunan ini juga
tidak terlepas dari peranan pemerintah sebagai perpanjangan

tangan rakyat,

sehingga pemerintah melakukan upaya pembangunan dengan tujuan untuk
menciptakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Kebijakan transmigrasi ini, dibuat oleh pemerintah untuk mengantisipasi
adanya ketimpangan jumlah penduduk disuatu wiilayah. Hanya saja, apabila
dilihat dari Undang-undang Nomor 29 Tahun 2009 Tentang Ketransmigrasian,

6

Sondang P. Siahaan, Administrasi Pembangunan Konsep Dimensi dan Strategi, Gunung
Agung : Jakarta, 1990. Hal. 39


Universitas Sumatera Utara

12

pemerintah tidak mengatur secara eksplisit apa yang menjadi syarat serta prosedur
transmigrasi tersebut.
Berdasarkan permasalahan yang muncul dari latar belakang di atas, maka
penulis akan membahas secara cermat dan lengkap permasalahan tersebut dalam
sebuah

skripsi

yang

berjudul

“Kajian

Yuridis


Terhadap

Prosedur

Transmigrasi Berdasarkan Undang-undang Nomor 29 Tahun 2009 Tentang
Ketransmigrasian”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaturan mengenai transmigrasi di Indonesia ?
2. Bagaimana pengaruh kebijakan transmigrasi terhadap pembangunan daerah
?
3. Bagaimana prosedur transmigrasi di Indonesia berdasarkan Undang-undang
Nomor 29 Tahun 2009 Tentang Ketransmigrasian.
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Berdasarkan pada permasalahan tersebut, maka yang dijadikan tujuan dan
manfaat penulisan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui substansi yang diatur dalam peraturan perundangundanga mengenai ketransmigrasian
2. Untuk

mengetahui


pengaruh

kebijakan

transmigrasi

terhadap

pembangunan daerah
3. Untuk mengetahui prosedur transmigrasi di Indonesia berdasarkan
Undang-undang Nomor 29 Tahun 2009 Tentang Ketransmigrasian.

Universitas Sumatera Utara

13

D. Keaslian Penulisan
Setelah dilakukan penelitian di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara, belum ada terdapat tulisan yang mengangkat tentang “Kajian

Yuridis Terhadap Prosedur Transmigrasi Berdasarkan Undang-undang Nomor 29
Tahun 2009 Tentang Ketransmigrasian”. Oleh karena itu penulisan skripsi ini
dapat

dikatakan

masih

original,

sehingga

keabsahannya

dapat

dipertanggungjawabkan secara moral dan akademis.
E. Tinjauan Kepustakaan
Ketransmigrasian merupakan suatu kebijakan yang dibuat oleh pemerintah
pusat sebagai upaya untuk melakukan pemerataan penduduk di suatu negara.
transmigrasi ini merupakan perpindahan penduduk secara sukarela untuk
meningkatkan kesejahteraan dan menetap di kawasan transmigrasi yang
diselenggarakan oleh Pemerintah.
Dapat disimpulkan bahwa transmigrasi merupakan salah satu bentuk
kegiatan pemerintahan dengan tujuan untuk memberikan kemakmuran dan
kemanfaatan yang sebesar-besarnya kepada rakyat.
Transmigrasi ini diselenggarakan oleh pemerintah, hanya saja tidak ada
paksaan yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam melaksanakan kebiijakan
transmigrasi ini. Karena Berdasarkan Pasal 1 angka 2 Undang-undang Nomor 29
Tahun 2009 Tentang Ketransmigrasian, transmigrasi merupakan perpindahan
penduduk secara sukarela.
Yang menjadi salah satu alasan pemerintah menyelenggarakan kebijakan
transmigrasi ini adalah untuk memajukan suatu daerah demi pembangunan suatu

Universitas Sumatera Utara

14

daerah, dengan cara mendistribusikan penduduk pada suatu daerah yang padat
penduduk ke daerah dengan intensitas penduduk yang lebih sedikit.
Peraturan perundang-undangan terkait dengan izin usaha industri adalah
sebagai berikut :
1. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2009 Tentang Ketransmigrasian
2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan
Undang-undang Nomor 29 Tahun 2009 Tentang Ketransmigrasian
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 19 Tahun
2014 Tentang Peran Serta Badan Usaha Dalam Pelaksanaan
Transmigrasi
F. Metode Penulisan
Dalam sistematika penulisan yang baik dan benar, haruslah menggunakan
metode penelitian yang benar. Adapun penelitian yang digunakan oleh penulis
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Jenis dan Tipologi Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini disesuaikan
dengan permasalahan yang diangkat di dalamnya. Untuk mendapatkan data yang
diperlukan sesuai dengan masalah yang diteliti, maka dalam hal ini penulis
menggunakan metode penelitian yang bila dilihat dari tipologinya merupakan
penelitian hukum normatif (yuridis normative). Penelitian ini dilakukan dengan
cara menelaah berbagai peraturan perundang-undangan tertulis dan berbagai

Universitas Sumatera Utara

15

literatur yang berkaitan dengan permasalahan. Penelitian yuridis normative ini
juga disebut dengan penelitian hukum doctrinal. 7
2. Data dan Sumber Data
Data dan sumber data yang digunakan dalam menyusun skripsi ini adalah
data sekunder. Adapun data sekunder tersebut diperoleh dari :
a. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang terdiri dari semua
dokumen peraturan yang mengikat dan ditetapkan oleh pihak
berwenang, yaitu peraturan perundang-undangan. Baik di bidang
hukum perizinan, hukum yang mengatur mengenai pemerintahan
daerah, dan peraturan perundang-undangan lainnya, yang berkaitan
dengan ketransmigrasian.
b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan
penjelasan terhadap bahan hukum pimer, yakni hasil karya para ahli
hukum berupa buku-buku dan pendapat-pendapat para sarjana. Dan
juga termasuk dokumen yang merupakan informasi atau bahan kajian
perpajakan, seperti modul, majalah hukum, dan karya tulis ilmiah.
c. Bahan hukum tersier atau bahan penunjang yaitu bahan hukum yang
memberikan petunjuk atau penjelasan bermakna terhadap bahan
hukum primer dan/atau bahan hukum sekunder, yaitu kamus hukum,
ensiklopedia dan lain sebagainya.

7

Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayu Media :
Surabaya, 2007. Hal. 300.

Universitas Sumatera Utara

16

3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan yang digunakan adalah studi pustaka (Library
research). Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data
sekunder dengan cara menggali sumber-sumber bahan hukum tertulis, baik dari
instansi yang terkait, maupun buku literatur yang ada relevansinya dengan
masalah penelitian yang digunakan sebagai kelengkapan penelitian.
4. Analisis Data
Analisis data dilakukan secara kualitatif yang diuraikan secara deskriptif,
rangkaian kegiatan analisis data dimulai setelah terkumpulnya data sekunder,
kemudian disusun menjadi sebuah pola dan dikelompokan secara sistematis. Lalu
dilanjutkan dengan membandingkan data sekunder terhadap untuk mendapat
penyelesaian permasalahan yang diangkat.
G. Sistematika Penulisan
Dalam menghasilkan karya ilmiah yang baik, maka pembahasannya harus
diuraikan secara sistematis. Sistematika penulisan ini dibagi dalam beberapa
tahapan yang disebut dengan bab. Dimana masing-masing bab dibagi dalam
beberapa sub bab yang masing-masing bab diuraikan masalahnya secara
tersendiri, namun masih dalam konteks yang saling berkaitan antara satu dengan
yang lainnya. Secara sistematis penulis menempatkan materi pembahasan
keseluruhan kedalam 5 (lima) bab terperinci. Adapun sistematika penulisan
skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I

:

Merupakan bab pendahuluan yang menguraikan tentang
segala hal yang bersifat umum dalam latar belakang,

Universitas Sumatera Utara

17

kemudian dilanjutkan dengan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan,
metode

penelitian,

dan

ditutup

dengan

memberikan

sistematika dari penulisan.
BAB II

:

Dalam bab ini akan diuraikan tentang Undang-undang
Ketransmigrasian, yaitu Undang-undang Nomor 29 Tahun
2009 Tentang Ketransmigrasian, Undang-undang Nomor 23
Tahun 2014 jo Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015
Tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor
3 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksana Undang-undang
Nomor 29 Tahun 2009 Tentang Ketransmigrasian dan
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigraasi
Nomor 19 Tahun 2014 Tentang Peran Serta Badan Usaha
Dalam Pelaksanaan Transmigrasi

BAB III

:

Dalam bab ini akan diuraikan tentang kebijakan pemerintah
terkait perpindahan penduduk, manfaat dan tujuan

dari

transmigrasi, dan pengaruh kebijakan transmigrasi terhadap
pembangunan nasional.
BAB IV

:

Dalam bab ini akan diuraikan tentang perlindungan hukum
terhadap transmigran di Indonesia dan apa prosedur
transmigrasi di Indonesia berdasarkan Undang-undang
Nomor 29 Tahun 2009 Tentang Ketransmigrasian.

Universitas Sumatera Utara

18

BAB V

:

Merupakan

bab

terakhir

yang

membahas

mengenai

kesimpulan dan saran. Dalam bab ini akan diuraikan tentang
kesimpulan dari seluruh penulisan yang telah diuraikan dalam
bab-bab yang sebelumnya sekaligus memberikan saran-saran
terhadap data yang ada.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Kajian Yuridis Terhadap Koperasi Apabila Berubah Menjadi Perseroan Terbatas Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

6 141 96

KAJIAN YURIDIS PENERAPAN SANKSI ADMINISTRASI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PAJAK PENGHASILAN (PPh)

0 16 71

KAJIAN YURIDIS TENTANG PRINSIP TRANSPARANSI DALAM KEGIATAN INVESTASI DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

0 4 50

KAJIAN YURIDIS TENTANG RUMAH SUSUN DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN

0 25 13

Kajian Yuridis Terhadap Prosedur Transmigrasi di Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 Tentang Ketransmigrasian

1 8 90

TINJAUAN YURIDIS PEMBERLAKUAN CYBER NOTARY DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS.

1 6 8

Kajian Yuridis Terhadap Prosedur Transmigrasi di Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 Tentang Ketransmigrasian

0 0 7

Kajian Yuridis Terhadap Prosedur Transmigrasi di Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 Tentang Ketransmigrasian

0 0 1

Kajian Yuridis Terhadap Prosedur Transmigrasi di Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 Tentang Ketransmigrasian

0 2 31

Kajian Yuridis Terhadap Prosedur Transmigrasi di Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 Tentang Ketransmigrasian

0 0 3