Perancangan Green Deli Oasis Expo and Convention Centre (Arsitektur Hemat Energi)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Terminologi Judul
a. Pengertian judul Green Deli Oasis Expo and Convention Centre, adalah :




Green Deli Oasis adalah nama renawal kawasan Pulo Brayan yang
merupakan lokasi perancangan.
Pengertian Expo
- Expo atau yang lebih dikenal dengan Exhibition merupakan
kegiatan pameran yang bertujuan menyebarluaskan informasi dan
promosi suatu produk, baik berupa gagasan maupun barang.
- Fokus utama kegiatan ini adalah menciptakan hubungan antara
bisnis

–business

to


business

relationship–

baik

untuk

mempromosikan produk baru maupun untuk mendapatkan klien


baru. 1
Convention merupakan suatu kegiatan berupa pertemuan sekelompok
orang (negarawan, usahawan, cendikiawan dan sebagainya) untuk
membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan



bersama. 2

Centre adalah pusat/sentral dimana menjadi suatu tempat sebagai
pemusatan pusat kegiatan.

Jadi pengertian GDO Expo and Convention Centre adalah sebuah
bangunan yang menjadi wadah pusat koordinasi kegiatan yang
berhubungan dengan pameran dan konvensi (MICE) yang berada di Green
Deli Oasis renewal kawasan Pulo Brayan Medan dalam skala pelayanan
Internasional.

1

Fenich, 2005; Jurisevic, 2002 dalam Seebaluck et al., 2013
Surat Keputusan Menparpostel RI nomor KM.108/HM/MPPPT-91, bab 1 pasal 1c

2

9
Universitas Sumatera Utara

Kegiatan MICE melibatkan berbagai sektor transportasi, perjalanan,

rekreasi, akomodasi, makanan, minuman, tempat penyelenggaraan acara,
teknologi informasi, perdagangan dan keuangan sehingga wisata MICE
dapat digambarkan sebagai industri multifase. 3

b. Istilah dalam wisata MICE memiliki arti yang berbeda-beda, yaitu:

• Meeting, dalam MICE dapat didefinisikan sebagai salah satu acara
terstruktur yang dapat menyatukan sekumpulan orang secara kolektif
untuk mendiskusikan topik yang menjadi kepentingan bersama. 4

• Incentive, suatu kegiatan perjalanan yang diselenggarakan oleh suatu
perusahaan untuk para karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan
penghargaan atas prestasi mereka dalam kaitan penyelenggaraan
konvensi yang membahas perkembangan kegiatan perusahaan yang
bersangkutan. 5

• Conference, suatu pertemuan partisipasi yang dirancang terutama
untuk tujuan diskusi, mencari dan berbagi informasi, memecahkan
masalah dan konsultasi. Terdapat dua tujuan utama yang menjadi
alasan bagi seseorang untuk menghadiri conference. Yang pertama

adalah menghadiri konferensi itu sendiri dan yang kedua adalah
memanfaatkan semaksimal mungkin destinasi atau tempat dimana
konferensi tersebut dilaksanakan.

• Exhibition, memiliki arti pameran, dalam kaitannya dengan industri
pariwisata, pameran termasuk dalam bisnis wisata konvensi. Pameran
merupakan suatu kegiatan untuk menyebar luaskan informasi dan
promosi yang ada hubungannya dengan penyelenggaraan konvensi
atau yang ada kaitannya dengan pariwisata. 6

3

Dwyer dan Mistilis, 2000; Getz, 2008 dalam Seebaluck et al., 2013
Seebaluck et al., 2013
5
Undang-undang No.9 tahun 1990
6
Surat Keputusan Menparpostel RI Nomor KM. 108 / HM. 703 / MPPT-91, Bab I, Pasal 1c

4


10
Universitas Sumatera Utara

2.2. Lokasi
Sebuah tempat yang baik akan menghasilkan sesuatu yang baik pula.
Mengapa demikian, ini dikarenakan tempat yang baik akan memberikan atmosfir
yang positif selama kegiatan MICE berlangsung sehingga mempengaruhi
keputusan yang akan diambil.

2.2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi
Dalam memilih lokasi perancangan yang baik terdapat beberapa kriteria
yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Tinjauan terhadap struktur kota
Dalam pemilihan lokasi perancangan untuk GDO Expo and
Convention Centre perlu untuk memperhatikan Rencana Umum Tata
Ruang Kota Medan (RUTRK). Pemilihan lokasi haruslah sesuai dengan
kebijakan pemerintah terhadap peruntukan lahan itu sendiri.
Tabel 2.1 Rencana Sistem Pusat Pemukiman Kawasan Perkotaan Mebidangro
No


Kawasan

Pusat Kegiatan

1

Kawasan

a. Pusat pemerintahan provinsi;

Perkotaan

b. Pusat pemerintahan Kota dan/atau kecamatan;

Inti Medan

c. Pusat perdagangan dan jasa skala internasiona, nasional
dan regional;
d. Pusat pelayanan pendidikan tinggi

e. Pusat pelayanan olah raga skala internasional, nasional
dan regional;
f. Pusat pelayanan kesehatan skala internasional, nasional
dan regional;
g. Pusat kegiatan industri kreatif
h. Pusat kegiatan industri manufaktur;
i. Pusat kegiatan industri hilir pengelolaan hasil sektor
unggulan perkebunan, perikanan dan kehutanan;
j. Pusat pelayanan sistem angkutan umum penumpang

11
Universitas Sumatera Utara

dan angkutan barang regional;
k. Pusat pelayanan transportasi laut internasional dan
nasional;
l. Pusat pelayanan transportasi udara internasional dan
nasional;
m. Pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara;
n. Pusat kegiatan pariwisata; dan

o. Pusat kegiatan pertemuan, pameran dan sosial budaya.
(Sumber: Mebidangro, 2011)

Tabel 2.2 Potensi Pengembangan Wilayah Kota Medan
WPP

Cakupan Kecamatan

Pusat

Sasaran Peruntukan

Pengembangan
A

1. Kec. Medan Belawan

Belawan

Pelabuhan,


industri,

2. Kec. Medan Marelan

pemukiman,

rekreasi,

3. Kec. Medan Labuhan

maritim, usaha kegiatan
pembangunan
baru,
minum,

jalan

jaringan


air

septic

tank,

sarana pendidikan.
B

Kec. Medan Deli

Tanjung Mulia

Kawasan

perkantoran,

perdagangan,
indoor,


rekreasi

pemukiman,

pembangunan
baru,

jaringan

jalan
air

minum,

pembuangan

sampah

dan

sarana

pendidikan.

12
Universitas Sumatera Utara

C

1. Kec. Medan Timur

Aksara

Pemukiman,

2. Kec. Medan Perjuangan

perdagangan

dan

3. Kec. Medan Tembung

rekreasi,

4. Kec. Medan Area

pembangunan

5. Kec. Medan Denai

sambungan air minum,

6. Kec. Medan Amplas

septic tank, jalan baru,

kegiatan

rumah permanen, serta
pendidikan kesehatan.
D

1. Kec. Medan Johor

Inti Kota

Kawasan perdagangan,

2. Kec. Medan Kota

perkantoran,

rekreasi

3. Kec. Medan Baru

indoor dan pemukiman,

4. Kec. Medan Maimoon

dengan

5. Kec. Medan Polonia

kegiatan pembangunan

program

perumahan

permanen,

penanganan

sampah

dan sarana pendidikan.
E

1. Kec. Medan Barat

Sei Sikambing

Kawasan

pemukiman,

2. Kec. Medan Petisah

perdagangan

3. Kec. Medan Sunggal

rekreasi,

dengan

4. Kec. Medan Selayang

program

kegiatan

5. Kec. Medan Tuntungan

pembangunan

dan

sambungan air minum,
septick tank, jalan baru,
rumah

permanen,

sarana pendidikan dan
kesehatan.
(Sumber: RUTRK, wilayah Kotamadya Daerah tingkat II Medan)

13
Universitas Sumatera Utara

b. Pencapaian
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pencapaian sebuah
bangunan komersil yang menjadi tujuan orang banyak, antara lain:


Mudah diakses
Dapat dicapai menggunakan transportasi pribadi maupun transportasi
umum, sebaiknya dapat dicapai dengan berjalan kaki dari sarana



umum seperti terminal, stasiun, bandara, pelabuhan dan lainnya.
Berada di jalan arteri primer Mebidangro
Mengingat

perancangan

bangunan

memiliki

skala

pelayanan

Internasional, nasional dan regional, jalan menuju ke lokasi
perancangan haruslah mudah ditemukan dan kondisi jalan yang baik.

Adapun jarak pencapaian dan waktu tempuh (menggunakan kendaraan
pribadi) menuju GDO-ECC :




Lapangan merdeka Medan – Pulo Brayan =5,1km = 15 menit



Pulo Brayan – Kualanamu International Airport = 42km = 42 menit





Pulo Brayan - Tol Belmera = 2,4 km = 5 menit

Pulo Brayan – Belawan = 19km = 23 menit
Binjai - Pulo Brayan = 23km = 47menit

c. Area pelayanan
GDO-ECC

mencakup

kawasan

Pulo

Brayan,

yang

meliputi

Kecamatan Medan Timur, Kecamatan Medan Barat dan Kecamatan
Medan Deli serta berkelanjutan hingga skala Internasional.

d. Persyaratan Lain
Status kepemilikan tanah, kondisi eksisting (lahan kosong atau tidak),
hal ini berkaitan dengan mudah atau tidaknya pembebasan lahan, harga
lahan, posisi lahan dan nilai historis lahan. Hal yang terpenting adalah
pemilihan lokasi perancangan haruslah sesuai dengan Peraturan Tata
Ruang Kota (RTRK) yang sudah ditetapkan.
14
Universitas Sumatera Utara

2.2.2. Kondisi Eksisting Lokasi Perancangan
a. Lokasi I

• Lokasi

: Jl. Cemara (dibawah jalan keluar fly over Brayan)

• Luas Lahan

yang merupakan jalan arteri primer.
: 3 Ha

• Status kepemilikan : Dimiliki oleh PT.Kereta Api Indonesia (PT.KAI)
• Bangunan eksisting : Pemukiman

• Batas-batas :

Utara : Perguruan Yayasan Wanita Kereta Api (YWKA)
Medan
Timur : Pemukiman
Selatan : Rumah peninggalan bersejarah karyawan dan para
petinggi Deli Sumatera Maatschappij (DSM)
Barat

: Jalan Cemara, perdagangan dan jasa deret (ruko).

Gambar 2.1 lokasi I
(Sumber: Olah data pribadi)

• Posisi terhadap struktur ruang kota :
-

Berada di kecamatan Medan Timur

-

Berdasarkan Rencana Sistem Pusat Pemukiman Kawasan
Perkotaan Mebidangro, Kawasan Perkotaan Inti Medan sebagai
pusat kegiatan pariwisata dan pusat kegiatan pertemuan,
pameran dan sosial budaya.

-

Berdasarkan WPP C yang memiliki sasaran pembangunan
pemukiman, perdagangan dan rekreasi, kegiatan pembangunan

15
Universitas Sumatera Utara

sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen,
serta pendidikan kesehatan.
-

Heritage stasiun berada di Utara Kecamatan Medan Timur,
Kota Medan (kel.Pulo Brayan sekitar Stasiun KA), dengan
elemen-elemen ruang yang dikembangkan, adalah :
o Pusat komersial pelayanan Medan Timur sekaligus Medan
bagian utara jasa perhotelan dan perkantoran.
o Pusat pelayanan trasportasi (Stasiun KA Pulo Brayan).
o Ruang Terbuka Hijau Taman Kota.
Prospek pengembangan arsitektur kawasan yaitu berkaitan
dengan focal point. Pengembangan landmark dan focal point
dilakukan melalui pengembangan arsitektur bangunan tertentu
yang menjadi pusat perhatian dan daya tarik di Kecamatan
Medan Timur, terutama pada bagian kawasan yang terintegrasi
dengan pusat metropolitan. 7

• Rencana Umum Tata Ruang (RUTRK) Kecamatan Medan Barat :
-

KDB : 80%

-

KLB : 8

-

GSB : 15 meter

-

Ketinggian bangunan : 30 Lantai

• Keistimewaan site :

Lokasi perancangan berada tepat di samping kawasan pemukiman
karyawan dan para petinggi Deli Sumatera Maatschappij (DSM) pada
tahun 80-an, yang mana disekitarnya terdapat menara air dan
perbengkelan kereta api.

7

Mebidangro : Metropolitan Mebidangro Visi 2027 hal.73,2011

16
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.2 Jaringan jalan Kecamatan Medan Timur
(Sumber: RUTRK Kota Medan)

b. Lokasi II

• Lokasi

: Jl. Yos Sudarso (dibawah fly over Brayan)

• Luas Lahan

merupakan jalan kolektor sekunder.

• Status kepemilikan

: 3 Ha

• Batas-batas :

: Bangunan pemerintahan

• Bangunan existing

: Aset Pemerintahan Kota (PEMKO) Medan

Utara

: Perdagangan dan jasa deret

Timur

: Jalan Yos Sudarso

Selatan : Perdagangan dan jasa deret
Barat

: Pemukiman

17
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.3 lokasi II
(Sumber: Olah data pribadi)

• Posisi terhadap struktur ruang Kota :
-

Berada di kecamatan Medan Barat.

-

Berdasarkan Rencana Sistem Pusat Pemukiman Kawasan
Perkotaan Mebidangro Kawasan Perkotaan Inti Medan sebagai
pusat kegiatan pariwisata dan pusat kegiatan pertemuan,
pameran dan sosial budaya.

-

Berdasarkan WPP E yang memiliki sasaran pembangunan
pemukiman, perdagangan dan rekreasi, kegiatan pembangunan
sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen,
serta pendidikan kesehatan.

• Rencana Umum Tata Ruang (RUTRK) Kecamatan Medan Barat :
-

KDB : 75%

-

KLB : 4

-

GSB : 8 meter

-

Ketinggian bangunan : 10 Lantai

• Keistimewaan site :

Lokasi perancangan berada di sepanjang jalur linear perdagangan
dan jasa deret serta stasiun kereta api Pulo Brayan

18
Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.3 Analisa Penetapan Lokasi

No.

KRITERIA SITE

Lokasi I
JL.Cemara

Lokasi II
JL.Yos Sudarso

1

Posisi terhadap struktur ruang Kota

3

3

2

Tingkat jalan

3

2

3

Aksesbilitas
• Kendaraan pribadi
• Kendaraan umum
• Pejalan kaki
Luas lahan ± 3 Ha

3
3
1
3

2
3
1
3

2

1

6

Lahan kosong (mudah pembebasan
lahan)
Fungsi eksisting

2

1

7

Status kepemilikan

3

2

8

Kontur

3

3

9

Fasilitas sosial dan fasilitas umum

3

3

10

Keistimewaan site

3

2

11

Kesesuaian dengan RUTRK Medan
• KDB
• KLB
• GSB
• Ketinggian bangunan

3
3
3
3

3
3
3
3

Jumlah

45

38

4
5

(Sumber : Olah data pribadi)

Penilaian terhadap lokasi terpilih didasaskan atas niai 3 (sangat baik), 2
(baik) dan 1 (kurang baik).
Maka berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa area yang tepat
untuk perancangan GDO Exhibition and Convention Centre adalah lokasi I yang
terletak di Jalan Cemara.

19
Universitas Sumatera Utara

2.3. Tinjauan Umum Proyek
2.3.1. Perkembangan Kota
Kota Medan merupakan kota metropolitan Mebidangro. Kebijakan Tata
Ruang Nasional menempatkan Metropolitan Mebidangro sebagai Pusat Kegiatan
Nasional (PKN) sekaligus sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) dengan
fokus pengembangan kegiatan ekonomi. Metropolitan Mebidangro berada di
posisi strategis Segitiga Ekonomi Regional Indonesia-Malaysia-Thailand (IMTGT). Menanggapi kenyataan tersebut Metropolitan Mebidangro dikembangkan
sebagai pusat pelayanan ekonomi berskala regional, nasional dan Internasional.
a. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2011 tentang Perencanaan Tata
Ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro (Medan, Binjai, Deli Serdang dan
Karo),

menyatakan

bahwa

penataan

ruang

Kawasan

Perkotaan

Mebidangro bertujuan untuk mewujudkan:

• Kawasan Perkotaan Mebidangro yang aman, nyaman, produktif,
berdaya saing secara Internasional dan berkelanjutan sebagai pusat
kegiatan nasional dibagian utara Pulau Sumatera.

• Lingkungan perkotaan yang berkualitas dan keseimbangan DAS
(daerah aliran sungai).

• Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan, dan

• Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional
di Kawasan Perkotaan Mebidangro.
b. Pada bagian Utara Kecamatan Medan Timur terdapat potensi yang
menjadi salah satu pengembangan Metropolitan Mebidangro, yaitu Stasiun
KA Pulo Brayan Kota Medan dan lingkungan sekitar Stasiun KA yang
memiliki nilai heritage, dalam buku panduan Mebidangro terdapat
elemen-elemen ruang yang dikembangkan, yaitu:

• Pusat komersial pelayanan Medan Timur sekaligus Medan bagian utara,
jasa perhotelan, perkantoran.

• Pusat pelayanan transportasi (Stasiun KA Pulo Brayan).

• Ruang Terbuka Hijau Taman Kota.

20
Universitas Sumatera Utara

2.3.2. Kebijakan Pembangunan
Tujuan penataan ruang wilayah Kota Medan mencerminkan keterpaduan
pembangunan antar sektor, antar kecamatan, dan antar pemangku kepentingan
yang tidak terlepas dari peran, fungsi, dan kedudukannya dalam lingkup wilayah
yang lebih luas. Kebijakan dan strategi pengembangan kota Medan yang akan
dituju, adalah:
“Terciptanya wilayah kota Medan yang aman, nyaman, produktif dan
berkelanjutan serta mempunyai daya saing dan daya tarik sebagai daerah
tujuan investasi”
Tujuan pembangunan kota Medan Tahun 2008-2028 berdasarkan RTRW :
a. Terwujudnya pemanfaatan ruang kota Medan yang sesuai dengan fungsi
kota Medan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan kota
Metropolitan serta tanggap terhadap dinamika perkembangan kota yang
pesat;
b. Merangsang dan mendorong pengembangan sektor-sektor kegiatan
ekonomi di kawasan utara dan pusat kota yang diperkirakan mempunyai
skala pelayanan lokal, regional dan Internasional, sehingga diharapkan
terbina hubungan saling ketergantungan yang saling menguntungkan antar
kawasan utara Medan dengan kawasan pusat kota maupun daerah
belakangnya;
c. Penataan Ruang Kota Medan harus berwawasan lingkungan dengan
mengikuti kaidah-kaidah dan norma-norma perencanaan yang tepat
dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi
dalam proses perencanaan dan implementasinya;
d. Tersedianya Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota yang memadai;
e. Melindungi kawasan sosial-budaya (bersejarah) yang merefleksikan
elemen-elemen dari unit historis, sejarah pembangunan kota, arsitektur,
arkeologi, teknologi dan budaya melalui pelestarian kawasan sosialbudaya dan bangunan bersejarah;

21
Universitas Sumatera Utara

2.3.3. Deskripsi Proyek
Menanggapi dari perkembangan kota Medan sebagai kota Metropolitan
Mebidangro diusulkanlah proyek renewal kawasan Pulo Brayan yang berada di
jalan Cemara, kelurahan Pulau Brayan Bengkel Baru, kecamatan Medan Timur
sebagai bagian dari perkembangan kota Medan.
GDO Expo and Convention Centre adalah sebuah bangunan yang dapat
menampung seluruh kegiatan industri wisata MICE (Meeting, Incentive,
Convention and Exhibition) dalam skala internasional. MICE merupakan kegiatan
wisata yang juga mengaitkan hubungan diplomasi antar negara yang mencakup
kegiatan kongres, konferensi dan pameran. Salah satu syarat membangun MICE
adalah dekat dengan layanan transportasi umum. Dan lokasi perancangan MICE
ini berada dekat dengan Stasiun KA Pulo Brayan yang sudah memiliki
perencanaan proyek MRT (Mass Rapid Transit) untuk kedepannya.
Meningkatnya intensitas warga negara asing berkunjung ke Indonesia
melalui kegiatan konferensi maupun pameran, menjadi salah satu hal positif
berkembangnya industri wisata MICE. Kegiatan MICE dapat memberikan
manfaat langsung pada ekonomi masyarakat seperti akomodasi, usaha kuliner,
cinderamata, guide, hingga transportasi lokal, sehingga diharapkan dapat
memberikan dampak positif bagi kawasan perancangan seperti lapangan kerja,
pertumbuhan ekonomi yang baik, dan lebih mengenalkan kota Medan dimata
dunia.

22
Universitas Sumatera Utara

2.3.4. Prinsip Perencanaan dan Perancangan Proyek
Berikut ini merupakan prinsip perencanaan sebuah bangunan dengan
fungsi Expo and Convention Centre :
a. Menciptakan satu bangunan dengan fungsi konvensi dan eksibisi yang
dapat menampung kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention and
Exhibition).
b. Perancangan tersebut memiliki standar yang harus dipenuhi, yaitu
aksebilitas, tempat-tempat destinasi yang menarik, fasilitas akodomasi,
fasilitas pameran, dan citra destinasi.
c. Merancang sebuah bangunan yang tidak hanya bersifat fungsional dan
menarik secara visual tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan dengan
memanfaatkan energi yang ada dengan baik dan bijak.
d. Merencanakan akses menuju lokasi perancangan yang aman dan nyaman
bagi pengendara dan pejalan kaki.

2.3.5. Klasifikasi/Jenis MICE
Tabel 2.4 Tabel Jenis (klasifikasi) Exhibition Centre
Roles (peran)
Cultural





Visitors centers



Art galleries



Visitors centers



Commercial-cultural

Commercial

Types of centers









Museum

Science center

Private collections

Design centers
Trade centers
Display centers



Types of exhibits



National collections



Local collections



Company sponsored



Designed exhibitions



Leased space








Regional collections

Private collections

Privatly operated

Company display

Featured exhibitions

(Sumber : Congress, Convention, and exhibition facilities, Fred Lawson)

23
Universitas Sumatera Utara

2.4. Tinjauan Fungsi
Adapun fungsi GDO Expo and Convention Centre ialah sebuah bangunan
yang dapat mewadahi kegiatan MICE (meeting, incentive, conference and
exhibition) di kawasan Green Deli Oasis hingga skala Internasional.
2.4.1. Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan
a. Tinjauan terhadap pengguna yang dapat dikelompokan sebagai berikut:




Pihak pengelola
Merupakan pihak yang mengelola kegiatan administratif bangunan.
Pihak penyewa tempat
Merupakan pihak yang menyewa tempat untuk menyelenggarakan



suatu kegiatan.
Pengunjung
Merupakan pihak yang menghadiri kegiatan tanpa harus menyewa
tempat. Yang berkegiatan sebagai pengunjung pameran, peserta
seminar/meeting/insentif



dan

pengunjung

fasilitas

komersil

pendukung.
Penyewa fasilitas komersil
Merupakan pihak yang menyewa fasilitas-fasilitas komersil untuk
layanan publik dan pendukung fungsi utama bangunan.

b. Kegiatan yang terjadi di dalam bangunan dikelompokan menjadi empat
kegiatan, antara lain:








Kegiatan Pengelola Bangunan
Kegiatan Service
Kegiatan Pengunjung
Kegiatan Pendukung

24
Universitas Sumatera Utara

c. Kegiatan yang terdapat di Exhibition and Convention Centre menurut Fred
Lawson dalam bukunya Congress, Convention and Exhibition Facilities,
antara lain:


Kegiatan exhibition and trade fair
-

Trade show and fair, pameran yang mengumpulkan penjual dan
pembeli produk, barang dan jasa bersama-sama dalam sektor
industri tertentu.

-

Consumer show or fair, pameran terbuka untuk masyarakat
umum.

-

Trade-consumer

show

or

fair, pameran

terbuka untuk

masyarakat umum pada hari-hari tertentu.
-

Privat exhibition, pameran tunggal perusahaan atau lembaga
untuk menampilkan produk yang mereka pilih atau ciptakan ke
masyarakat umum.

-

Peluncuran produk, pameran yang memperkenalkan barang baru
dan layanan yang ditampilkan dalam perdagangan, pameran



pribadi atau keduanya.
Kegiatan Convention and Congres
-

Kongres, pertemuan untuk mendiskusikan atau menetapkan
penyelesaian sejumlah permasalahan.

-

Konvensi, pertemuan sejumlah orang untuk suatu objek umum
atau untuk bertukar pikiran/pandangan dalam kelompok.

-

Konferensi, sesi umum face to face kelompok dengan partisipan
yang tinggi terutama terhadap perencanaan, mendapatkan fakta
informasi, ataupun menyelesaikan masalah.

-

Seminar, kegiatan tatap muka berbagi pengalaman tentang fakta
yang dipimpin oleh pemimpin diskusi. Jumlah peserta lebih dari
30 orang.

-

Workshop, terdiri dari sesi umum bersamaan dengan seminar
untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan wawasan.
Jumlah peserta lebih dari 35 orang.

25
Universitas Sumatera Utara

-

Simposium, diskus panel yang menitik beratkan permasalahan
pada materi pemaparan ahli.

-

Forum, diskusi panel yang bertolak belakang dengan simposium.

-

Kuliah umum, presentasi dari seorang ahli yang diikuti dengan
sesi tanya jawab.

-

Panel, dua atau lebih pembicara yang dipimpin oleh moderator.

-

Colloqium, program penentuan masalah oleh peserta yang
kemudian didiskusikan, diskusi ini memiliki penekanan yang
sama antara diskusi dan intruksinya.

Selain kegiatan diatas exhibition and convention centre juga
difungsikan untuk konser, show, pesta pernikahan serta fasilitas olah raga.
2.4.2. Deskripsi Perilaku
a. Pengelola
Datang

Isoma

Bekerja

Parkir

Pulang
Diagram 2.1 Diagram Perilaku Pengelola
(Sumber: Olah data pribadi)

b. Penyewa tempat
Datang

Mengurus Administrasi penyewaan tempat

Isoma

Mengadakan pameran/konvensi

Parkir

Pulang
Diagram 2.2 Diagram Perilaku Penyewa Tempat
(Sumber: Olah data pribadi)

26
Universitas Sumatera Utara

c. Penyewa fasilitas pendukung
Datang

Isoma

Berdagang

Parkir

Pulang
Diagram 2.3 Diagram Perilaku Penyewa Fasilitas Komersil
(Sumber: Olah data pribadi)

d. Pengunjung
Datang

Menghadiri

Maka

Sholat

Parkir

pameran/konvensi

Pulang
Diagram 2.4 Diagram Perilaku Pengunjung Pameran
(Sumber: Olah data pribadi)

Datang

Check In

Parkir
Menghadiri rapat,
konferensi dan kongres

Menginap

Check Out

Pulang

Diagram 2.5 Diagram Perilaku Peserta Konferensi
(Sumber: Olah data pribadi)

27
Universitas Sumatera Utara

2.4.3. Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang
Tabel 2.5 Persyaratan Fasilitas Exhibition and Convention Centre
Aspek

Checklist

Public accsess

Sarana transportasi, ruang tunggu, fasilitas parkir

Sensitive areas

Perlindungan

terhadap

perusakan

dan

kerusakan.

Penggabungan dalam susunan(halaman, konservatori kaca)
Security generally Pengendalian jalur akses sistem pengawasan
Flood light

Pencahayaan bangunan dan outdoor pameran (sistem
pecahayaan lokasi)

Maintenance

Ground maintanance, building fabric, window cleaning

Emergency access Lokasi keluar/tempat berkumpul jelas. Akses kendaraan
and egress

jelas, tersedia hidran air dan pencahayaan darurat.

Tecnical plant

Plant room requirements, location, limitation of noise,
vibration, effuvia, storage and safety requirements

Exhibitis and

Loading dock requirements, dimensional clearances,

other deliveries

handling equipment, security control, weather protection

(Sumber : Congress, Convention and Exhibition Facilities, Fred Lawson )

Tabel 2.6 Fasilitas Penunjang MICE
Meeting/Pertemuan
conference

Exhibits/Pameran

Purpose

Excecutive

centres, Visitor

centres,

art

desain

congress/convention/conference

galleries,

museums,

centres, multi-use auditoria

sciece/life

centres,

exhibition

centres,

convention centres
Adaptable use

Convention hotel, function rooms, Sport halls, hotel ball
theatres, concert halls, public halls, rooms,
universities, colleges, arenas

Occasional use Libraries, art galleries, museums

public

concourses, foyers
Open air ground

(Sumber : Congress, Convention and Exhibition Facilities, Fred Lawson)

28
Universitas Sumatera Utara

2.4.4. Studi Banding Arsitektur Fungsi Sejenis
a. Jogja Expo Center

Gambar 2.4 Tampak Depan JEC
(Sumber : http://www.jogjaexpocenter.com/)

JEC merupakan bangunan tunggal yang dibangun pemerintah
Yogyakarta untuk memfasilitasi kegiatan MICE dalam satu bangunan. Sejak
diresmikan Jogja Expo Centre ini digunakan untuk acara nasional dan
internasional.
Berdasarkan situs resmi JEC dikunjungi 5000 hingga 10000 orang per
kegiatan, yang mana pengunjungnya berasal dari dalam maupun luar negeri.
Parkir JEC luas terdapat landasan helikopter dan loading dock untuk dua
puluh truk. Dengan luas bangunan 17.000 m2. Jenis-jenis ruang :




Bima Hall, luas 8.640 m2 (144×60)



Arjuna Hall, luas 1.260 m2 (60×21)



Hanoman Room, luas 144 m2 (8×18)



Yudhistira Hall, luas 882 m2 (42×21)



Nakula-Sadewa VIP Room, 90 m2 (6×15)



Prefunction Room, luas 1.404 m2 (156×9)





Area parkir, tersedia untuk 300 mobil dan dapat dikembangkan
sampai 600 mobil, 40 bus dan sepeda motor.
Outdoor exhibition, luas 1.200 m2 (20×60)
Dan ruangan tambahan lainnya.

29
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.5 Denah lantai 1 JEC dan Besaran Ruang
(Sumber : http://www.jogjaexpocenter.com/)

Gambar 2.6 Denah lantai 2a JEC dan Besaran Ruang
(Sumber : http://www.jogjaexpocenter.com/)

30
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.7 Denah lantai 2b JEC dan Besaran Ruang
(Sumber : http://www.jogjaexpocenter.com/)

Gambar 2.8 Denah lapangan JEC dan Besaran Ruang
(Sumber : http://www.jogjaexpocenter.com/)

Fasilitas penunjang :






Listrik, 690 KVA dipasok oleh PLN dan 1000 KVA dari genset.
Air, 5 ltr/dtk dipasok oleh PDAM dan 20 ltr/dtk dari sumur.
Telepon, 48 saluran telepon yg didistribusikan melalui PABX.

31
Universitas Sumatera Utara

b. Brisbane Convention and Exhibition Centre.

Gambar 2.9 Denah lapangan JEC dan Besaran Ruang
(Sumber : http://www.archdaily.com/401628/brisbane-convention-and-exhibition-centreexpansion-cox-rayner-architects)

Arsitek : Cox Rayner Architects
Lokasi : Brisbane, Australia
Klient : South Bank Corporation
BCEC di Grey Street adalah ekspansi besar dari Brisbane Convention
dan Exhibition Centre (1996 ), tetapi juga penyelesaian konsep bangunan
aslinya yang dihentikan pada tahun 1996.
Dengan panjang sekitar 200 meter dan lebar hanya 30 meter.
Bangunan ini berada di Grey Street yang mana pada jalanan ini sangat minim
bangunan yang memiliki nilai arsitektur yang baik, maka dengan
dibangunnya BCEC ini diharapkan dapat memeriahkan Grey Street,
bangunan ini menghubungkan stasiun kereta bersejarah yang menghadap
pusat komersial dan hotel South Bank.
Tujuan utama bangunan ini adalah untuk mencerminkan era baru
konvensi yang telah mereka menangkan pada 1990-an, dan untuk
menghidupkan Grey Street dengan bangunan arsitektural. Konsep bangunan
adalah menciptakan bangunan fungsional dan responsif terhadap Grey Street
yaitu dengan mendesain bangunan yang transparan.

32
Universitas Sumatera Utara

Tujuan kedua adalah memanipulasi bangunan yang sangat panjang
dan sempit (200m x 30m) dengan urutan skala atap bergelombang dan
serangkaian artikulasi elevasi, seperti alunan musik. Memberika kesan visual
yang menarik.
BCEC di Grey Street telah membantu ‘menyelamatkan’ sebuah jalan
penting yang menghubungkan pusat budaya kota dengan pusat South Bank.
Hal ini secara signifikan meningkatkan keselamatan publik dari jalan (seperti
yang dibuktikan oleh tetangga QPAC) melalui aksesibilitas dan transparansi.
Hal yang diciptakan adalah membuat sebuah jalur kereta api South Bank ke
West End yang mana jalur tersebut menembus parkiran bangunan asli. Hal ini
menjadikan BCEC memiliki akses transportasi yang baik yang dapat
dijangkau dari kota di Australia lainnya.

Tabel 2.17 Ukuran dan kapasitas ruang BCEC

33
Universitas Sumatera Utara

(Sumber : http://www.bcec.com.au/organise/rooms-spaces/)

Bangunan dapat diakses melalui tangga, eskalator dan lift. Pintu masuk
utama ke BCEC di Merivale Street terletak di sudut Merivale & Glenelg Street,
South Brisbane, dan dapat diakses melalui tangga atau lift berdekatan dengan
tangga di sisi kiri .
Pintu masuk utama ke BCEC di Grey Street diakses melalui tangga atau
jalan. Russell walk adalah jalan terdekat yang memungkinkan akses ke tempat
parkir mobil 3.

Gambar 2.10 Zoning Fungsi Ruang BECC
(Sumber : http://www.archdaily.com/401628/brisbane-convention-and-exhibition-centreexpansion-cox-rayner-architects)

34
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.11 Denah Lantai 1 BECC
(Sumber : http://www.archdaily.com/401628/brisbane-convention-and-exhibition-centreexpansion-cox-rayner-architects)

Gambar 2.12 Denah Lantai 2 BECC
(Sumber : http://www.archdaily.com/401628/brisbane-convention-and-exhibition-centreexpansion-cox-rayner-architects)

Gambar 2.13 Denah Lantai 3 BECC
(Sumber : http://www.archdaily.com/401628/brisbane-convention-and-exhibition-centreexpansion-cox-rayner-architects)

Gambar 2.14 Denah Lantai 4 BECC
(Sumber : http://www.archdaily.com/401628/brisbane-convention-and-exhibition-centreexpansion-cox-rayner-architects)

35
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.15 Denah Lantai 5 BECC
(Sumber : http://www.archdaily.com/401628/brisbane-convention-and-exhibition-centreexpansion-cox-rayner-architects)

Gambar 2.16 Potongan BECC
(Sumber : http://www.archdaily.com/401628/brisbane-convention-and-exhibition-centreexpansion-cox-rayner-architects)

c. Kesimpulan




Bangunan

Expo

and

Convention

Centre

harusnya

memiliki

aksesbilitas dan pencapaian yang baik.
Lokasi MICE haruslah dekat dengan kawasan wisata dan fasilitas
pendukung yang menunjang fungsi bangunan Expo and Convention



Centre.
Fleksibilitas ruang dapat membantu fungsional bangunan.

36
Universitas Sumatera Utara

2.5. Elaborasi Tema
2.5.1

Arsitektur Hemat Energi
Desain hemat energi diartikan sebagai perancangan bangunan untuk

meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi fungsi bangunan maupun
kenyamanan atau produktivitas penghuninya. “Designing building to minimize the
usage of energy without constraining the building function nor the comfort of
productivity of occupants..”. 8
Mengoptimalkan sistem tata udara dan tata cahaya, mengintegrasikan
sistem tata udara buatan-alami, sistem cahaya buatan-alami serta sinergi antara
metode pasif dan aktif dengan material dan instrumen hemat energi. Membuat
konsep form follows function menjadi form follow energy yang berdasarkan pada
prinsip hemat energi.
Perancangan sebuah bangunan yang hemat energi merupakan salah satu
aspek dalam mewujudkan arsitektur berkelanjutan, menurut Ken Yeang, 2006
“Ecological design, is bioclimatic design, design with the climate of the locality,
and low energy design.” yang menekankan perancangan pasif yang berbasis pada
integrasi kondisi ekologi setempat, iklim makro dan mikro, kondisi tapak,
program bangunan, konsep desain dan sistem yang tanggap pada iklim,
penggunan energi yang rendah.
2.5.2

Interpretasi Tema

Berikut ini adalah hal yang harus diperhatikan dalam menginterpretasikan
tema tersebut kedalam perancangan GDO-ECC :
a. Kenyamanan Termal
Bagaimana bangunan dapat mengontrol perolehan sinar matahari sesuai
dengan kebutuhannya. Pada iklim panas, harus mampu mencegah radiasi
matahari secukupnya untuk sistem penghawaan.

8

Hawkes Dean, 2002

37
Universitas Sumatera Utara

b. Kenyamanan visual
Bangunan dapat mengontrol perolehan cahaya matahari (penerangan)
sesuai dengan kebutuhannya.
c. Kontrol Lingkungan Pasif
Memanfaatkan seluruh potensi iklim setempat yang dikontrol dengan
elemen–elemen bangunan (atap, dinding, lantai, pintu, jendela, aksesoris,
lansekap) yang dirancang tanpa menggunakan energi (listrik).
d. Kontrol Lingkungan Aktif
Memanfaatkan potensi iklim yang ada dan dirancang dengan bantuan
teknologi maupun instrumen yang menggunakan energi (listrik).
e. Kontrol Lingkungan Hibrid
Mencapai kenyamanan termal maupun visual dengan kombinasi pasif dan
aktif untuk memperoleh kinerja bangunan yang maksimal.

2.5.3

Keterkaitan Tema dengan Judul
Dalam perancangan GDO Expo and Convention Centre diharapkan

menjadi bangunan yang dapat menarik individu/kelompok untuk melaksanakan
kegiatan MICE. Penggunaan tema hemat energi adalah salah satu metoda dalam
penerapan sustainable yang menjadi konsep renewal kawasan Pulo Brayan, dalam
perancangan GDO Expo and Convention Centre ini diharapkan tidak hanya
membuat bangunan yang fungsional dan menarik secara visual tetapi juga,
menjadi bangunan yang dapat menjaga, mempertahankan dan melestarikan
lingkungan secara global dengan memanfaatkan energi sebaik-baiknya.

38
Universitas Sumatera Utara

2.5.4

Studi Banding Arsitektur Tema Sejenis

a. Brisbane Convention dan Exhibition Centre
Brisbane Convention dan Exhibition Centre adalah salah satu dari dua
pusat konvensi di Australia yang mendapatkan 5 Star green star (Desain)
peringkat yang diberikan oleh Green Building Council of Australia. Ia
dirancang untuk memanfaatkan kapasitas energi yang ada Brisbane
Convention dan Exhibition Centre yaitu menggunakan limbah air yang
dihasilkan oleh sistem penghawaan sebagai kebutuhan air untuk menyirami
tumbuhan. Sistem untuk menghemat energi yang lainnya adalah penggunaan
solar panel sebagai sumber energi di pusat konvensi. Sistem penyejuk
disesuaikan dengan pengaturan ruang yang digunakan, ruang yang tidak
digunakan tidak menghidupkan penyejuk ruangan ini bertujuan untuk
meminimalisir penggunaan energi. Terdapat pula void yang besar dan banyak
didalam bangunan sebagai sistem penyaluran udara secara alami didalam
bangunan.

Gambar 2.17 Lobby BECC
(Sumber : http://www.archdaily.com/401628/brisbane-convention-and-exhibition-centreexpansion-cox-rayner-architects)

39
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.18 Void dalam BECC
(Sumber : http://www.archdaily.com/401628/brisbane-convention-and-exhibition-centreexpansion-cox-rayner-architects)

Gambar 2.19 Interior Hall BECC
(Sumber : http://www.archdaily.com/401628/brisbane-convention-and-exhibition-centreexpansion-cox-rayner-architect)

Tangki air bawah tanah yang luas memasok air non-minum, dengan
kelebihan yang digunakan untuk irigasi. Sistem fasad dirancang dengan sistem
jala anyaman berbentuk siku untuk meminimalkan paparan sinar matahari timur
dan silau, paparan matahari barat diblokir oleh BCEC dan atrium skylight yang
ada memberikan daylight yang disaring untuk masuk kedalam atrium pusat.

40
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.20 Detail Kaca Siku
(Sumber : http://www.archdaily.com/401628/brisbane-convention-and-exhibition-centreexpansion-cox-rayner-architect)

b. Kesimpulan


Bangunan Expo and Convention Centre yang menerapkan tema hemat
energi haruslah memanfaatkan energi yang ada dengan baik dan bijak,



dapat menerapkan prinsip reuse-reduse-recycle.
Penempatan void pada bangunan dapat membantu sirkulasi udara
dalam bangunan lebih baik dan dapat menghemat penggunaan energi



dalam hal penghawaan.



menyerap panas.

Memanfaatkan energi matahari sebagai penerangan alami tanpa

Rekayasa bentuk fasad dapat menjadi salah satu solusi dalam
penerapan tema.

41
Universitas Sumatera Utara