Perancangan Green Deli Oasis Expo and Convention Centre (Arsitektur Hemat Energi)

(1)

(2)

DAFTAR PUSTAKA

Alles, Alfred, (1973).Exhibition: Universal Marketing Tools.New York.John Wiley & Sons.

Archdaily.2013. Brisbane Convention and Exhibition Centre Expansion / Cox Rayner Architects. http://www.archdaily.com/401628/brisbane-convention-and-exhibition-centre-expansion-cox-rayner-architects diakses pada tanggal 11 Maret 2016

Arsitekperadaban.2010. Pegertian, Kaidah, dan Konsep Arsitektur Berkelanjutan. https://rezaprimawanhudrita.wordpress.com/2010/01/25/pengertian-kaidah-dan-konsep-arsitektur-berkelanjutan/ diakses pada tanggal 27 Februari 2016

Carmel, James H., (1962).Exhibition Techniques Traveling and Temporary.New York.Reinhold.

Benjamin, Andrew, ( 2010). Writing Art and Architecture. Australia.Prahran Ching, Francis D.K., (2009).Bentuk, Ruang, dan Tatanan.Jakarta.Erlangga. Goldsmith, Selwyn, (2000). Universal Design

Groat, Linda and Wang, David, (2013). Architecture Research Methods. Edisi ke-2.New Jersey.John Willey & Sons,inc.

Heritage.kereta-api.2014.Stasiun KA Medan Dilestarikan. http://heritage.kereta-api.co.id/?p=3118 diakses pada tanggal 28 Februari 2016

Is, M. Santamour, (2006).Environmental Design of Urban Buildings.London.Earthscan.


(3)

Jurnal-sdm.2010.Jurnal Manajemen, Bahan Kuliah Manejemen. http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2009/08/mice-meeting-incentive-converence.html diakses pada tanggal 25 Februari 2016

Kahn, Matthew E, (2006). Green Cities Urban Growthand the Environment.

Washington, D.C.Brookings Institution Press.

Lawson, Fred.(2000).Congress, convention and exhibition facilities: planing, design and management.Oxford.Architectural Press

Msae ,Jimmy S Juwana, (2005).Sistem Bangunan Tinggi.Jakarta.Erlangga.

Materi arsitektur.2016.Arsitektur Hemat Energi & Energi Listrik

http://materiarsitektur.blogspot.co.id/2015/02/arsitektur-hemat-energi-energi-listrik.html diakses pada tanggal 25 Maret 2016

Mebidangro : Peraturan presiden nomor 52 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo.

Meyer, William T., (1976).Energy Economics And Building Design, .New York.McGraw-Hill.

Neufret, Ernst, (2002).Data Arsitek. jilid 1.edisi ke-33.Jakarta.Erlangga. Neufret, Ernst, (2002).Data Arsitek. jilid 2.edisi ke-33.Jakarta.Erlangga.

Royen, Harold J., (1985).Construction Material for Arhitecture. New York.John Wiley & Sons.

RUTRK Kota Medan Tahun 2008-2028

Stake Robert E, (2010). Qualitative Research.London

Sediadi, Eka, (2009).Listrik Tenaga Surya (Photovoltaic) dalam Perancangan Arsitektur.Jakarta.Universitas Trisakti.


(4)

BAB III

METODE PENDEKATAN PERANCANGAN

Metode pendekatan perancangan menjelaskan tahapan-tahapan yang dilakukan selama proses pra-perancangan, dimulai dari menentukan kawasan, melakukan diskusi dan asistensi, melakukan studi lapangan dan studi pustaka, hingga akhirnya dapat menentukan lokasi site perancangan dan menentukan fungsi bangunan yang dirancang. Berikut ini dijelaskan mengenai metode pendekatan perancangan secara lebih rinci.

3.1. Tahap 1 (Menentukan Kawasan Proyek)

Tabel 3.1 Tahap 1 (Menentukan Kawasan Proyek)

Tanggal Keterangan

Senin, 22 Februari 2016 Briefing dan diskusi bersama tim kerja dan dosen pembimbing mengenai program kerja dan penentuan lokasi proyek.

Selasa, 23 Februari 2016 Diskusi bersama tim kerja dan dosen pembimbing mengenai lokasi pasti proyek dan pengarahan untuk survei lokasi (survei lapangan).

(Sumber:Olah data pribadi)

Pada tahap ini kawasan proyek pertama yang diajukan oleh tim kerja adalah kawasan Sei Mangke, Kab. Simalungun dan kawasan Kuala Namu. Namun pada saat diskusi dan briefing dengan dosen pembimbing, kami mendapatkan pengarah yang lebih baik lagi dalam menentukan kawasan proyek. Banyak hal yang menjadi pertimbangan dalam menentukan kawasan proyek mulai dari isu Mebidangro, kawasan bersejarah, kota Medan yang tumbuh menjadi ‘kota ruko’


(5)

Akhirnya dengan berbagai masukan dan pertimbangan yang matang diputuskanlah lokasi proyek berada di kawasan bersejarah Bengkel Pulo Brayan Medan yang merupakan kawasan pengembangan Mebidangro.

3.2. Tahap 2 (Survei Lokasi)

Tabel 3.2 Tahap 2 (Survei Lokasi)

Tanggal Keterangan

Rabu, 24 Februari 2016 Survei lokasi di Bengkel Pulo Brayan, mengumpulkan dan mencatat data-data lokasi.

Kamis, 25 Februari 2016 Membahas hasil data survei. Mengasistensikan dan mendiskusikannya bersama dengan tim kerja dan dosen pembimbing.

Jum’at. 26 Februari 2016

Menganalisa site kawasan bersama dengan tim kerja dan dosen pembimbing. Dimulai dengan peraturan yang diterapkan pada kawasan perancangan, pemilihan tema perancangan kawasan dan membuat sketsa cepat mengenai rencana perancangan kawasan.

(Sumber:Olah data pribadi)

Survei bertujuan untuk mengumpulkan data fisik kawasan perancangan dan mengetahui apa yang harus dilakukan pada kawasan tersebut. Keputusan yang didapat setelah melakukan survei adalah melakukan renewal development

dengan menambahkan fungsi-fungsi bangunan yang dapat memfasilitasi kegiatan masyarakat sekitar dan masyarakat yang berada diluar kawasan. Hal ini bertujuan untuk menjadikan kawasan ini sebagai daerah yang menjanjikan dan memberikan masukan dalan perkembangan bagi kota Medan dan daerah perencanaan Mebidangro.


(6)

Gambar 3.1 Bangunan bersejarah yang terdapat dikawasan Pulo Brayan (Sumber: Olah data pribadi)

3.3. Tahap 3 (Survei Lapangan dan Mencari Data Kepustakaan)

Tabel 3.3 Tahap 3 (Survei Lapangan dan Mencari Data Kepustakaan)

Tanggal Keterangan

Selasa, 01 Maret 2016 • Survei tim kerja ke Kantor PT. KAI di Jl. Jawa untuk menyampaikan surat izin wawancara dengan pihak PT. KAI perihal perencanaan kawasan pada tanah milik PT. KAI.

• Survei tim kerja ke BWS (Badan Warisan Sumatera), namun belum ada hasil.

Kamis, 03 Maret 2016 • Survei tim kerja dan dosen pembimbing ke kantor PT. KAI menanyakan surat balasan untuk izin wawancara, namun belum mendapatkan surat


(7)

• Survei tim kerja ke Perpustakaan Daerah untuk mencari data sejarah Kota Medan.

Jum’at, 04 Maret 2016 • Survei kembali tim kerja ke Perpustakaan Daerah untuk mencari data sejarah kawasan Pulo Brayan. • Survei kembali tim kerja ke BWS (Badan

Warisan Sumatera) dan bertemu dengan beberapa narasumber. Survei ini mendapatkan hasil informasi mengenai data sejarah kota Medan, sejarah kawasan Pulo Brayan dan sejarah mengenai kereta api di Kota Medan.

(Sumber: Olah data pribadi)

Setelah mendapatkan data pendukung untuk melakukan proyek perencanaan kawasan, maka langkah selanjutnya adalah membuat desain renewal development kawasan Bengkel Pulo Brayan berdasarkan hasil analisa data lokasi dan data pendukung. Perencanaan kawasaan ini memegang konsep mempertahankan nilai sejarah dengan tema sustainable (arsitektur berkelanjutan). Untuk lebih menguatkan kegiatan perancangan proyek ini, tim kerja dan dosen pembimbing masih menunggu surat balasan dari PT. KAI untuk melakukan wawancara.

3.4. Tahap 4 (Mendesain Rancangan Kawasan)

Merancang Masterplan Kawasan Pulo Brayan dengan fungsi-fungsi bangunan yang diperlukan. Hasil rancangan kemudian didiskusikan kembali dengan dosen pembimbing. Hal yang perlu diingat dalam merencanakan perancanan kawasan ini adalah diharapkan kawasan ini dapat menarik minat masyarakat diluar kota Medan bahkan wisatawan asing untuk berkunjung ke Kota


(8)

Tabel 3.4 Tahap 4 (Mendesain Rancangan Kawasan)

Tanggal Keterangan

Sabtu - Senin, 05 - 07 Maret 2016

Mengerjakan rancangan Masterplan Kawasan Pulo Brayan bersama dengan tim kerja.

Selasa, 08 Maret 2016 Mendiskusikan hasil rancangan Masterplan Kawasan Pulo Brayan bersama tim kerja dan dosen pembimbing.

Rabu - Jum’at, 09 - 11 Maret 2016

Mengerjakan maket kawasan eksisting.

(Sumber: Olah data pribadi)

Gambar 3.2 Rancangan masterplan kawasan awal

(Sumber:Olah data pribadi)

Gambar 3.3 Maket kawasan eksisting (Sumber:Olah data pribadi)


(9)

3.5. Tahap 5 (Mengerjakan Revisi Perancangan Kawasan)

Setelah tahap 4 dilakukan, diperoleh beberapa revisi-revisi yang harus dilakukan dalam perancangan Kawasan Bengkel Pulo Brayan. Kemudian hasil revisi di diskusikan kembali dengan dosen pembimbing. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil akhir terbaik dari perancangan kawasan. Hal yang harus dilakukan adalah, mengkaji kembali desain rancangan, memperbaiki kesalahan dan kekurangan.

Dari diskusi dengan tersebut maka menghasikan sebuah desain baru mengenai peletakan fungsi bangunan yang lebih sesuai terhadap peruntukan dan guna lahan pada kawasan perancangan.


(10)

3.6. Tahap 6 (Mendapatkan Hasil Rancangan Kawasan)

Hasil akhir rancangan Masterplan Renewal Pulo Brayan yang kami beri berjudul GreenDeli Oasis dengan fungsi bangunan yang akan dirancang oleh masing-masing tim kerja adalah sebagai berikut :

a. Apartemen, dengan tema Hi-Tech,

b. Concert hall, dengan tema Arsitektur Futuristik

c. Expo and Convention Centre , dengan tema Arsitektur Hemat Energi,

d. Youth center, dengan tema Green Arsitektur,

e. Museum Sejarah Kota Medan dengan tema Arsitektur Neo-Vernakular,

f. Pusat Industri Kreatif, dengan tema Arsitektur Industrial g. Stasiun KA, dengan tema Hi-Tech.

Dengan peletakan fungsi bangunan yang sudah lebih disesuai dengan peruntukan dan tata guna lahan.

Gambar 3.5 Hasil Akhir Perancangan Kawasan (Sumber:Olah data pribadi)


(11)

Gambar 3.6 Suasana Green Deli Oasis


(12)

BAB IV

ANALISA PERANCANGAN

4.1. Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan (Eksisting)

Dengan menganalisa keadaan yang ada dilokasi perancangan dan sekitarnya kita dapat menemukan konsep yang sesuai dalam perancangan GDO-ECC, adapun hal-hal yang dapat dianalisa ialah:

4.1.1. Analisa Lokasi

Terletak di kawasan strategis IMT-GT dan metropolitan Mebidangro. Lokasi perancangan berada di kawasan Green Deli Oasis yang tepatnya berada di jalan Cemara, kecamatan Medan Timur, Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Yang merupakan bagian dari kawasan pusaka Pulo Brayan.

Masalah yang terdapat di kawasan ini adalah tidak banyak yang tahu bahwa kawasan ini merupakan salah satu kawasan bersejarah pada masa kejayaan transportasi kereta api, sehingga menghilangkan citra kawasan yang merupakan bagian dari ‘Paris Van Sumatera’ menjadi kawasan yang penuh dengan rumah toko (ruko) dan tidak terdapatnya landmark maupun focal point yang dapat menarik minat masyarakat untuk mengunjungi kawasan ini.

Solusi untuk masalah tersebut adalah dengan merancang sebuah bangunan yang dapat mengembalikan citra kawasan dalam pengembangan arsitektur berupa

landmark dan focal point yang dapat menjadi daya tarik di kawasan tersebut yang terintegrasi dengan pusat metropolitan.


(13)

Gambar 4.1 Peta Lokasi Perancangan (Sumber: Olah data pribadi)

4.1.2.Analisa Kontur

Kontur pada lokasi perancangan relatif datar (0-20%) seperti yang terlihat dari gambar dibawah ini. Hal ini dapat mempermudah dalam proses pembangunan namun tidak dapat menghasilkan kesan yang berbeda dari bangunan yang ada di sekitarnya. Solusinya adalah dengan merancang leveling sehingga menghasilkan tinggi lahan yang berbeda dari bangunan sekitarnya dan dapat memberikan kesan yang berbeda pula.

Kec.Medan Timur

Green Deli Oasis Green Deli Oasis


(14)

4.1.3.Analisa Kondisi dan Potensi Lahan

Lokasi perancangan merupakan pemukiman pegawai PT.KAI dan lahan kosong. Potensi lahan sangat baik mengingat nilai historis yang ada pada lokasi perancangan, yang mana terdapat stasiun kereta api, bangunan konservasi rumah lama para elit DSM, bengkel kereta api serta menara air yang merupakan peninggalan pada masa kejayaan kereta api tahun 1886.

Selain itu Medan Timur juga sedang mengembangkan citra dan karakteristik kawasan sebagai bagian dari pusat metropolitan dalam bidang arsitektural.

4.1.4.Analisa Peraturan

Ketentuan RUTRK Medan terhadap lokasi perancangan yang berada di jalan Cemara, kelurahan Pulo Brayan Bengkel Baru, kecamatan Medan Timur adalah sebagai berikut :

a. Fungsi bangunan yang ditentukan mix-used building (gambar 4.3) b. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) sebesar 80% (gambar 4.4) c. Ketinggian Lantai Bangunan Maks.30 lantai (gambar 4.5)

Gambar 4.3 Rencana Pola Ruang Kecamatan Medan Timur (Sumber: RUTRK Medan)


(15)

Gambar 4.4 Rencana Koefisien Dasar Bangunan Kecamatan Medan Timur (Sumber: RUTRK Medan)

Gambar 4.5 Rencana Ketinggian Lantai Kecamatan Medan Timur (Sumber: RUTRK Medan)

Dari ketentuan peraturan pembangunan tersebut bangunan yang dapat dirancang merupakan bangunan yang memiliki fungsi mix-used, yang mana bisa merancang bangunan dengan berbagai fungsi yang tersedia di dalamnya. KDB yang besar sangat menguntungkan dalam menentukan luasan dasar bangunan


(16)

4.1.5.Analisa Bangunan Sekitar

Bangunan yang ada disekitar kawasan perancangan merupakan bangunan bersejarah pada masa kejayaan transportasi kereta api. Seperti bengkel KA, rumah pejabat DSM, stasiun Pulo Brayan, mushollah, YWKA, batalyon zipur, rumah pegawai KA, menara air dan perumahan zipur. Yang mana masih bertema arsitektur kolonial dan arsitektur melayu.

Hal ini menuntut bangunan yang dirancang nantinya tidak menghalangi keberadaan bangunan-bangunan tersebut tetapi menjadikan bangunan-bangunan tersebut bersinergis dengan bangunan yang dirancang dan dapat membangkitkan kembali kawasan ini sebagai kawasan bersejarah.


(17)

4.1.6.Analisa Sarana

Sarana yang terdapat disekitar kawasan dapat menjadi salah satu faktor dalam menentukan fungsi bangunan yang dirancang dan sebagai sarana yang dapat mendukung kegiatan bangunan yang dirancang.

Sarana yang tersedia disekitar kawasan perancangan adalah sebagai berikut:

a. Sarana Pendidikan

Terdapat Yayasan Wanita Kereta Api (YWKA) dan beberapa sekolah negeri yang tersebar dikawasan Pulo Brayan.

Gambar 4.7 Sarana Pendidikan disekitar kawasan perancangan (Sumber: Olah data pribadi)

b. Sarana Kesehatan

Terdapat Rumah sakit Umum Martha Friska dijalan Yos Sudarso.


(18)

c. Sarana Ibadah

Terdapat beberapa masjid, gereja dan madrasah dikawasan Pulo Brayan.

Gambar 4.9 Sarana Ibadah di Sekitar Kawasan Perancangan (Sumber: Olah data pribadi)

4.1.7. Analisa View

View merupakan salah satu faktor dalam menentukan orientasi bangunan. Sehingga bangunan tidak menghalangi view yang ada di kawasan tersebut dan dapat menjadi satu kesatuan dengan view yang ada di sekitar kawasan perancangan. View atau pemandangan pada lokasi site ini didominasi oleh perumahan warga dan juga pertokoan yang berorientasi menghadap di Jl. Cemara.

Berikut adalah view keluar dan view kedalam site: a. View Keluar Site

View keluar site adalah permukiman penduduk, fly over Brayan, dan deretan bangunan komersil di Jl. Cemara.


(19)

Gambar 4.10View Keluar Site (Sumber: Olah data pribadi)

b. View Kedalam Site

Site yang berbatasan langsung dengan jalan memungkinkan lokasi proyek dapat dilihat dari berbagai arah oleh pengguna jalan. View

kedalam site adalah bangunan peninggalan Belanda, bangunan bekas menara air, dan permukiman penduduk.


(20)

4.1.8.Analisa Tata Guna Lahan

Tata guna lahan eksisting pada lokasi ini difungsikan sebagai perumahan deret. Namun pada perencanaannya kedepan lokasi perancangan memiliki fungsi bangunan mix-used. Maka dalam perancangan bangunan akan mengikuti peraturan yang telah dibuat, yaitu mendesain bangunan dengan fungsi mix-used. Hal ini dimaksudkan untuk membantu kota Medan dalam mencapai tujuannya sebagai kota yang ideal.

Gambar 4.12 Tata guna lahan eksisting, Kec. Medan Timur (Sumber: RUTRK Medan)

4.1.9. Analisa Sirkulasi

Sirkulasi pada jalan-jalan kawasan perancanan merupakan sirkulasi dua arah, dengan tingkat kemacetan yang tidak terlalu tinggi. Kondisi jalan pada kawasan perancangan juga sudah cukup baik. Namun penataan jalur hijau, dan kenyamanan serta keamanan bagi pejalan kaki belum diperhatikan. Hal ini terlihat dari pedestrian pada sisi jalan yang tidak terawat bahkan ada yang tidak memiliki jalur pedestrian.

Oleh sebab itu, pada perencanaan perancangan kawasan Pulo Brayan perlu diperhatikan kenyamanan dan keamanan bagi pengunjung dan penggunan jalan. Tidak hanya pengguna kendaraan bermotor, tetapi juga pengguna sepeda dan pejalan kaki. Dan pada lokasi perancangan sirkulasi harus memiliki kualitas yang


(21)

Gambar 4.13 Sirkulasi sekitar Site (Sumber: Olah data pribadi)

4.1.10.Analisa Lalu Lintas

Arus lalu lintas dari dan menuju kawasan perancangan terlihat padat lancar. Untuk yang melewati fly over kendaraan lancar, tetapi jika melewati jalan dibawah fly over (Jl. Yos Sudarso dan sekitarnya) maka arus lalu lintas terbilang macet. Hal ini dikarenakan jalan yang kecil dan adanya lintasan rel kereta api. Untuk itu pada perancangan kembali kawasan Pulo Brayan, jalan ini akan diperlebar. Ini bertujuan untuk mengurangi penumpukan kendaraan dan memberikan ruang hawa untuk bangunan yang berada dibawah fly over. Titik lampu merah pada kawasan ini ada di persimpangan Jl. Krakatau-Jl. Cemara dan persimpangan Jl. Yos Sudarso-Jl. Cemara.


(22)

Berikut adalah uraian untuk intensitas kendaraan disekitar kawasan perancangan :

Jalan Cemara : padat lancar, dengan dominasi kendaraan pribadi beroda empat, dan kendaraan berat.

Jalan Krakatau : padat lancar, dengan dominasi kendaraan pribadi beroda empat, kendaraan berat dan angkutan umum..

Fly over : lancar, dengan dominasi kendaaran pribadi beroda empat, dan kendaraan berat.

Jalan Yos Sudarso : sedikit macet, dengan dominasi angkutan umum, kendaraan pribadi roda dua dan empat.

Jalan Bengkel : lancar, sedikit yang melintas jalan ini karena daerah permukiman penduduk. Dominasi kendaraan di jalan ini adalah kendaraan roda dua.

Jalan Lampu : lancar, sedikit yang melintas jalan ini karena daerah permukiman penduduk. Dominasi kendaraan di jalan ini adalah kendaraan roda dua.

Pada lokasi perancangan direncanakan memiliki sirkulasi yang baik dengan kualitas jalan yang lebar dan panjang untuk memungkinkan kendaraan dapat mengantre didalam tapak sehingga tidak menyebabkan kemacetan pada jalan disekitar lokasi perancangan.

4.1.11.Analisa orientasi a. Iklim

 Suhu minimum 23,0º C - 24,1º C, maksimum : 30,6º C - 33,1º C  Kelembaban udara rata – rata : 78 - 82 %


(23)

 Cura hujan tertinggi ( bulan ) : agustus , september , oktober , november , desember , maret dan april15

Masalah yang dihadapi adalah tingginya curah hujan yang memungkinkan terjadinya genangan air pada tapak dan temperatur yang cukup tinggi menyebabkan ketidaknyaman termal pada bangunan.

Solusi yang dapat digunakan adalah dengan membuat drainase yang baik serta penanaman vegetasi serapan sehingga kenyamanan termal tercipta dengan baik serta melakukan perawatan ekstra pada area luar bangunan.

b. Matahari

Matahari merupakan salah satu faktor penentu orientasi bangunan. Bagaimana pencahayaan alami yang didapat dan bagaimana arah jatuh bayangan bangunan terhadap lingkungan sekitar.

Gambar 4.14 Arah Lintasan Matahari (Sumber: Olah data pribadi)

Arah lintasan matahari dari arah timur Jalan Asrama Zipur menuju arah barat Jalan Yos Sudarso. Maka arah permukaan dinding pada arah timur dan barat harus di minimalisir atau dengan bentukkan yang tanggap


(24)

4.2. Analisa Fungsional

4.2.1.Analisa Kebutuhan Ruang dan Program Ruang a. Analisa Kebutuhan Ruang

Tabel 4.1 Kebutuhan Ruang GDO Expo and Convention Cente

Kelompok Kegitan

Pelaku/

Pengguna Kegiatan Kebutuhan Ruang 1 Penerima Penyelenggara

Peserta Pengunjung Karyawan

Peralihan Main Lobby Menunggu jadwal

Lounge/ R.Tunggu Mencari informasi Resepsionis/

R.Informasi Mendaftar Registrasi Pemeriksaan

keamanan R.Security 2 Expo/

Pameran

Penyelenggara Peserta

Pengunjung

Mengikuti Kegiatan Exhibition Hall

Persiapan kegiatan Prefungtion

Operasional R.Panitia Menyimpan barang Gudang Menerima barang Loading Dock

Ganti pakaian/

berias Dressing Room

Toilet

3 Konvensi Penyelenggara Peserta

Pengunjung Teknis Panggung

Mengikuti Kegiatan R.Konvensi Utama Mengikuti Kegiatan R.Konvensi

Medium Mengikuti Kegiatan R.Rapat Persiapan kegiatan Prefungtion

Meenunggu jadwal VIP Lounge

Toilet VIP

Toilet

Ganti pakaian/ berias

Dressing Room

Menyimpan barang Gudang Operasional R.teknis


(25)

4 Administrasi Direksi Staff

Bekerja R.Pimpinan

Bekerja R.Sekretaris

Bekerja R.Divisi Pemasaran

Bekerja R.Divisi

Operasional

Bekerja R.Divisi

Administrasi

Rapat R.Rapat

Menyimpan

dokumen R.arsip

Menunggu R.Tunggu

Toilet

5

Servis Cleaning Service Security Teknisi Bangunan

Menyimpan barang Loker Karyawan

Makan Kantin Karyawan

Menyimpan barang Gudang Pemeriksaan

keamanan Pos Keamanan Perawatan sistem

ME R.Genset R.Pompa Air R.Panel Listrik R.AHU R.CCTV Toilet 6 Pedukung Peserta

Penyelenggara Pengunjung

Makan Restoran

Menginap Hotel

Ibadah Musholla

Tarik tunai ATM Centre

Perawatan

kesehatan Medical Room

Pelayanan wisata Biro Perjalanan


(26)

b. Program Ruang

Tabel 4.2 Program Ruang GDO Expo and Convention Centre

No. Kelompo k Kegitan

Pelaku/

Pengguna Kebutuhan Ruang Jumlah Kapasitas Standar Sumber luas (m2) 1 Penerima Penyelenggara

Peserta Pengunjung Karyawan

Main Lobby 1 100 0,65 NAD 65

Lounge/ R.Tunggu 1 200 2 NAD 400

Resepsionis/ R.Informasi 1 5 11 FL 55

Registrasi 1 1 9 FL 9

R.Security 1 1 9 A 9

Jumlah 538

Sirkulasi 30% 161,4

Total 699,4

2 Expo/ Pameran

Penyelenggara Peserta

Pengunjung

Exhibition Hall 1 4000 1 FL 4000

Prefungtion 1 1/3 fungtion FL 1333,33

R.Panitia 1 30 4 NAD 120

Gudang 1 0,05 hall FL 200

Loading Dock 1 0,10 hall A 400

Dressing Room 2 7 2 NAD 28

Toilet 2 7 2 NAD 28

Jumlah 6109,33

Sirkulasi 30% 1832,8

Total 7942,13


(27)

No. Kelompo k Kegitan

Pelaku/

Pengguna Kebutuhan Ruang Jumlah Kapasitas Standar Sumber luas (m2) 3 Konvensi Penyelenggara

Peserta Pengunjung Teknis Panggung

R.Konvensi Utama 2 800 1 FL 1600

R.Konvensi Medium 14 200 1 FL 2800

R.Rapat 16 50 2 FL 1600

Prefungtion 1

1/3

fungtion FL 266,667

VIP Lounge 1 10 3,6 FL 36

Toilet VIP 2 1 2 NAD 4

Toilet 2 7 2 NAD 28

Dressing Room 3 7 2 NAD 42

Gudang 2 0,05 hall FL 40

R.teknis 2 5 4 NAD 40

Jumlah 6456,67

Sirkulasi 30% 1937

Total 8393,67


(28)

No. Kelompok Kegitan

Pelaku/

Pengguna Kebutuhan Ruang Jumlah Kapasitas Standar Sumber luas (m2) 4 Administrasi Direksi

Staff

R.Pimpinan 1 1 40 NAD 40

R.Sekretaris 1 3 4 NAD 12

R.Divisi Pemasaran 1 10 4 NAD 40

R.Divisi Operasional 1 10 4 NAD 40

R.Divisi Administrasi 1 10 4 NAD 40

R.Rapat 1 10 4 NAD 40

R.arsip 1 3 10 NAD 30

R.Tunggu 1 7 2 NAD 14

Toilet 2 2 2 NAD 8

Jumlah 264

Sirkulasi 30% 79,2

Total 343,2


(29)

(Sumber: Olah data pribadi)

No. Kelompok Kegitan

Pelaku/

Pengguna Kebutuhan Ruang Jumlah Kapasitas Standar Sumber luas (m2) 5 Servis Cleaning

Service Security Teknisi Bangunan

Loker Karyawan 2 15 2 A 60

Kantin Karyawan 1 15 2 NAD `

Gudang 1 3 20 NAD 60

Pos Keamanan 2 4 2 TS 16

R.Genset 1 50 A 50

R.Pompa Air 1 50 A 50

R.Panel Listrik 1 50 A 50

R.AHU 1 50 A 50

R.CCTV 1 1 9 A 9

Toilet 2 2 2 NAD 8

Jumlah 353

Sirkulasi 30% 105,9


(30)

No. Kelompok Kegitan

Pelaku/

Pengguna Kebutuhan Ruang Jumlah Kapasitas Standar Sumber luas (m2) 6 Pedukung Peserta

Penyelenggara Pengunjung

Restoran 2 400 2 NAD 1600

Hotel 1 400 24 SBT 9600

Musholla 1 40 0,85 NAD 34

ATM Centre 10 1 A 10

Medical Room 1 5 3 A 15

Biro Perjalanan 1 4 4 NAD 16

Jumlah 11275

Sirkulasi 30% 3382,5

Total 14657,5

(Sumber: Olah data pribadi)

FL = Fred Lawson (1886)

NAD = Neufert Architecture Data TSS = Time Saver Standard SBT = Sistem Bangunan Tinggi A = Asumsi


(31)

Tabel 4.3 Besaran Kelompok Kegiatan GDOExpo and Convention Centre

No. Kelompok Kegiatan Luas (m2)

1 Penerima 699,4

2 Expo/Pameran 7942,13

3 Konvensi 8393,67

4 Administrasi 343,2

5 Service 458,9

6 Pendukung 14657,5

Total 32494,8

(Sumber: Olah data pribadi)

4.2.2.Analisa Suasana Ruang

Ruang yang digunakan untuk exhibition ataupun convention sebaiknya adalah ruang yang fleksible yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan tersebut. Penyusunan ruang juga sangat mempengaruhi kualitas ruang itu sendiri, cara terbaik adalah mengkelompokan ruang-ruang tersebut dalam zona yang sama sehingga lebih efektif dalam penggunaannya. Contohnya ruang-ruang yang memiliki fungsi yang sama disusun sejajar dan hanya dibatasi operable wall yang dapat dibuka-tutup sehingga ruangan tersebut dapat digunakan dalam berbagai kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan.


(32)

4.2.3.Analisa Bentuk

Bentuk dasar bagunan disesuaikan dengan karakteristik bangunan. Penyesuaian bentuk dasar dengan karakteristik bangunan harus disesuaikan dengan sifat bentuk. Adapun sifat-sifat bentuk ialah :

a. Bentuk terpusat

Merupakan suatu organisasi ruang yang mempunyai suatu ruang pusat yang cukup besar yang juga berfungsi sebagai patokan untuk penyusunan dan pengumpulan ruang–ruang sekunder yang ada di sekitarnya.

Gambar 4.16 Bentuk Bangunan Terpusat (Sumber: Olah data pribadi)

b. Bentuk linier

Merupakan organisasi ruang yang terdiri dari sederetan ruang– ruang yang berulang. Organisasi semacam ini mempunyai beberapa kelebihan yaitu bentuknya yang cukup fleksibel sehingga dapat disesuaikan dengan bermacam–macam kondisi tapak, organisasi linear juga dapat menghubungkan dirinya dengan ruang–ruang yang lain di luar organisasi ruangnya menurut arah panjang organisasi linear, dapat dijadikan sebagai pemisah antara dua kawasan yang berbeda.


(33)

c. Bentuk radial

Merupakan penggabungan dari organisasi ruang terpusat dengan organisasi ruang linear. Komposisi dari organisasi radial adalah organisasi radial mempunyai satu ruang pusat yang dominan dan dikelilingi oleh ruang-ruang linear yang berkembang mengikuti arah jari-jarinya. Organisasi ruang radial mempunyai beberapa kesamaan dengan organisasi ruang terpusat yaitu kedua organisasi ruang ini mempunyai satu ruang pusat yang menjadi dasar atau patokan untuk mengembangkan ruang-ruang lain yang ada disekitarnya.

Gambar 4.18 Bentuk Bangunan Radial (Sumber: Olah data pribadi)

d. Bentuk cluster

Perletakan ruang–ruang untuk menghubungkan ruang yang satu dengan ruang yang lain. Perletakan itu dapat dipisahkan lagi menjadi tiga bagian menurut bentuk ruang, letak pengelompokan ruang dan orientasi atau kondisi ruang.


(34)

e. Bentuk grid

Merupakan organisasi ruang yang pola dan letak dari sebuah ruang diatur oleh pola grid. Kekuatan pola grid dalam visualisasi akan terlihat jelas apabila mepunyai tata letak yang teratur. Dalam penyusunan ruang menurut pola grid juga biasanya terbentuk ruang–ruang positif dan juga ruang–ruang negatif.

Gambar 4.20 Bentuk Bangunan Grid (Sumber: Olah data pribadi)

Dari kegiatan analisa bentuk didapatlah bentuk bangunan oval sebagai bentuk dasar bangunan yang responsif terhadap view bangunan sekitar.

Gambar 4.21 Bentuk Massa Bangunan (Sumber: Olah data pribadi)


(35)

4.3. Analisa Teknologi

4.3.1. Analisa Struktur

Secara umum struktur GDO Expo and Convention Centre memiliki karakter bangunan yang memerlukan ruang yang luas untuk mewadahi kegiatan pameran dan konferensi, sehingga penggunaan struktur yang sesuai adalah struktur bentang lebar.

Berdasarkan bagian dan fungsinya struktur dibagi menjadi 3 bagian, yaitu : a. Struktur bagian atas

Merupakan bagian bangunan yang terletak di atas bangunan atau sebagai penutup bangunan.

Pertimbangan perencanaan struktur atap, yaitu:  Pemilihan bentuk atap

 Penutup atap yang digunakan  Konstruksi atap yang digunakan  Faktor estetika

b. Struktur bagian tengah atau badan bangunan

Merupakan bagian bangunan yang digunakan bangunan. Pertimbangan perencanaan struktur bagian badan bangunan, yaitu :  Karakteristik kegiatan dalam ruang

 Bentuk/massa bangunan  Bentuk dan tatanan ruang

 Material atau bahan yang digunakan c. Struktur bagian bawah

Bagian yang berhubungan langsung dengan tanah dan sebagai penerus beban ke tanah pendukung. Pertimbangan perencanaan, yaitu :  Kondisi dan karakteristik tanah

 Daya dukung tanah  Beban bangunan


(36)

Atas beberapa pertimbangan diatas struktur yang digunakan pada GDO Expo and Convention Centre adalah struktur bentang lebar. Struktur atap bentang lebar pada atap yang digunakan berupa rangka batang. Struktur yang digunakan pada badan bangunan GDO Expo and Convention Centre adalah struktur rangka batang. Struktur rangka batang terdiri dari kolom dan balok yang berfungsi untuk menyalurkan beban dan gaya ke tanah, serta menerima beban horizontal yang diteruskan ke kolom.

4.3.2.Analisa Konstruksi

Konstruksi merupakan komponen atau bagian bangunan yang berfungsi untuk mewujudkan bentuk bangunan yang diinginkan, merupakan proses pembentukan hubungan antara dua jenis bahan atau lebih menjadi satu kesatuan yang utuh dan kokoh. Pertimbangan perencanaan konstruksi, yaitu kekuatan dan daya tahan terhadap kondisi alam, efektifitas bahan yang digunakan, mewujudkan bentuk yang diinginkan, karakteristik dan sifat bahan yang digunakan, kekuatan dan daya tahan terhadap gaya-gaya yang bekerja

Expo and convention centre memiliki berbagai fungsi yang mengharuskan fleksibilitas pada ruang-ruangnya. Secara karakteristik bangunan ini merupakan bangunan bentang lebar. Bangunan bentang lebar merupakan bangunan yang memungkinkan penggunaan ruang bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Bangunan yang memiliki panjang ≥ 30 meter diwajibkan menggunakan dilatasi. Dari beberapa pertimbangan konstruksi yang paling memungkinkan adalah konstruksi rangka yang dibagi atas :

a. Rangka bidang

Terdiri dari batang vertikal dan horizontal yang menerima gaya tekan serta batang diagonal yang menahan gaya tarik.

b. Rangka ruang

Terbentuk dari komposisi batang tunggal yang memikul gaya tekan dan tarik yang dihubungkan satu sama lain dalam sistem tiga dimensi.


(37)

Berdasarkan kondisi tapak yang relatif datar karakteristik bangunan yang merupakan bangunan bentang lebar tingkat lanjut, maka alternatif pondasi yang digunakan adalah pondasi setempat dan tiang pancang atau bored pile. Dengan konstruksi yang digunakan yaitu konstruksi baja, beton dan beton bertuang.

4.3.3.Analisa Utilitas

a. Analisa Sistem Jaringan Listrik

Sistem jaringan listrik pada kecamatan Medan Timur adalah PLN, merupakan Perusahaan Listrik Negara yang menjadi sumber utama dalam jaringan listrik dikawasan ini.

GDO Expo and Convention Centre adalah bangunan komesil yang dikunjungi banyak orang maka sistem jaringan listrik yang digunakan tidak hanya mengandalkan pasokan listrik dari PLN tetapi juga harus bersiap ketika ada pemadaman, yaitu dengan menggunakan generator atau genset

yang secara otomatis akan bekerja jika terjadi pemadaman listrik.

Salah satu cara menerapkan konsep hemat energi adalah menggunakan sun solar panel yang menyerap energi panas matahari yang kemudian dirubah menjadi energi listrik tambahan pada bangunan.

Gambar 4.22 Rencana Jaringan Listrik Pulo Brayan (Sumber: RUTRK Medan)


(38)

b. Analisa Sistem Jaringan Air Bersih

Sistem jaringan air bersih kecamatan Medan Timur didistribusikan oleh PDAM, perusahaan air minum daerah. Sebagai bangunan yang menerapkan konsep hemat energi ada bebebrapa alternatif untuk mendapatkan sumber air bersih, yaitu :

 Sumur buatan, cadangan sumber air bersih selain PAM.

Rain Harvest, menampung dan menyalurkan air hujan yang dapat digunakan kembali sebagai irigasi, penggunaan air pada MCK serta untuk keperluan sistem pendingin ruangan.

Gambar 4.23 Rencana jaringan Air Bersih Pulo Brayan (Sumber: RUTRK Medan)

c. Analisa Sistem Jaringan Air Kotor

Pada sistem jaringan air kotor terdapat beberapa jenis limbah air kotor, yaitu:

 Air kotor yang padat,  Air kotor cair, dan

 Air kotor sisa cucian (lemak/zat kimia)

Pada umumnya semua air kotor berwujud cair akan langsung dialirkan ke riol kota dan yang padat akan di tampung di septictank. Namun pada bangunan ini diterapkan beberapa sistem pengolahan air kotor seperti pada sistem drainase yang berada di atap disalurkan ke talang yang nantinya akan dikumpulkan di rain harvest. Air kotor cair disalurkan langsung ke riol kota. Sedangkan air kotor padat dan sisa cucian diarahkan ke proses


(39)

d. Analisa Sistem Jaringan Telekomunikasi

Sistem telekomunikasi kecamatan Medan Timur adalah jaringan telepon konvensional dari perusahaan pemerintah.

Namum dengan pesatnya perkembangan zaman ada beberapa tuntutan pada bangunan komersial yaitu tersedianya layanan internet maka dari kenyataan itu sistem jaringan telekomunikasi yang digunakan di GDO Expo and Convention Centre adalah jaringan telepon dan jaringan internet. Jaringan telepon menggunakan nomor telepon induk yang memungkinkan operator akan menjawab segala telepon yang masuk dan akan di ekstansi ke ruang-ruang lainnya. Sedangkan untuk jaringan internet akan menggunakan server sebagai induk utama sumber daya internet tersebut yang nantinya terdapat router atau sinyal wi-fi.

e. Analisa Sistem Jaringan Tata Suara

Sistem tata suara pada GDO Expo and Convention Centre nantinya akan diberikan sound sistem sebagai pendukung kegiatan mengingat kondisi fisik ruangan yang besar membutuhkan pengeras suara sebagai alat bantu untuk berkomunikasi dalam kegiatannya dan sebagai peringatan jika terjadi keadaan darurat (alarm).

f. Analisa Sistem Jaringan Fire Protection

Sistem penanggulangan bahaya kebakaran dapat dikelompokkan menjadi:

 Sistem deteksi:

- Heat detector digunakan sebagai alat deteksi apabila panas pada

ruangan mengalami kenaikan yang drastis dan cenderung bahaya. Standart kebutuhan alat 1unit/75 m².

- Smoke detector digunakan sebagai alat deteksi apabila pada


(40)

- Fire alarm adalah alarm peringatan yang akan berbunyi apabila

ada kebakaran ataupun asap yang melebihi standart yang dideteksi oleh heat detector dan smoke detector. Standart kebutuhan 1 unit/225 m².

 Alat yang digunakan yaitu:

- Fire hydran merupakan pilar-pilar yang dipasang pada

tempat-tempat yang strategis diluar bangunan saluran yang berhubungan dengan sumber air dengan jangkauan standar sekitar 800 m².

- Automatic sprinkler system merupakan alat pemadam api

otomatis yang terpasang pada plafond yang menyemprot air sesuai dengan suhu ruangan yang memanas. Standart sprinkler

sistem 1 unit/25 m².

Usaha untuk menyelamatkan penghuni dari bahaya kebakaran yang terjadi, yaitu:

- Merancang tangga darurat. - Pintu-pintu darurat.

g. Analisa Sistem Jaringan Sistem Keamanan

Sistem keamanan menjadi salah satu faktor penting dalam perancangan GDO Expo and Convention Centre untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pelaku yang berada di bangunan tersebut. Sistem keamanan yang dipakai, yaitu :

 Penggunaan CCTV sebagai kamera keamanan yang dapat mengawasi segala aktivitas yang terjadi di dalam bangunan.

 Penggunaan keamanan seperti pintu berkode dan jendela anti-maling dapat meminimalisir pencurian yang mungkin akan terjadi.


(41)

4.4. Kesimpulan

Dalam perancangan bangunan harus memperhatikan kondisi sekitar, agar bangunan selaras dan menjaga lingkungan sekitar. Setelah dianalisa lebih dalam fungsi bangunan yang terpilih adalah perancangan GDO Expo and Convention Centre. Merupakan bangunan dengan fungsi mix-used dengan ketinggian bangunan yang tidak lebih dari 30 lantai. Orientasi bangunan diputar sejauh 40o untuk mendapatkan view yang baik dan pemanfaatan energi yang ada pada lokasi perancangan. Bentuk oval merupakan salah satu bentuk bangunan yang memiliki sifat bangunan yang responsif terhadap lingkungan sekitarnya. Dalam pemilihan teknologi harus disesuaikan dengan tapak perancangan dan fungsi bangunan itu sendiri, bangunan dibagi beberapa zona dalam perancangannya, hal ini dilakukan untuk menjaga keefisiensian struktur dan konstruksi yang digunakan. Utilitas bangunan menjadi salah satu faktor dalam penerapan tema hemat energi, dengan menggunakan energi yang ada di sekitar site menjadikan bangunan lebih mandiri dalam penggunaan energinya.


(42)

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

5.1. Konsep Dasar

Kawasan mengambil konsep bentuk seperti kelopak pucuk daun tembakau. Bentuk kelopak pucuk daun tembakau dipilih karena menggambarkan identitas dari sejarah kawasan ini, mengingat pada zaman dahulu tembakau menjadi salah satu sumber penghasilan terbesar di daerah Deli. Selain itu kawasan juga mengusung konsep walkable yang ramah terhadap pejalan kaki dan pesepeda, menghidupkan kembali stasiun KA Pulo Brayan sebagai transportasi umum, menyediakan lahan hijau sebesar 60% pada kawasan serta membangun bangunan yang dapat melayani berbagai jenis kegiatan dan bersifat kultural.

Gambar 5.1 Masterplan perancangan kawasan Green Deli Oasis

(Sumber : Olah data pribadi)

Konsep dasar perancangan GDO Expo and Convention Centre adalah untuk mengumpulkan individu/kelompok pada waktu dan tempat yang sama dalam kegiatan MICE, serta bersinergi terhadap konsep kawasan perancangan


(43)

5.2. Konsep Massa Bangunan

Konsep massa bangunan GDO-ECC adalah bangunan yang responsif terhadap konteks lahan. Bentuk oval merupakan bentuk yang dipilih karena dianggap mampu untuk mempresentasikan bangunan yang responsif tersebut. Untuk lebih menarik, massa bangunan di split menjadi 2 bagian namun masih menjadi satu kesatuan.

Gambar 5.2 Bentuk dasar bangunan (Sumber : Olah data pribadi)

Posisi bangunan memanjang dari arah utara ke selatan merupakan posisi yang kurang baik, karena dapat menyebabkan bangunan mendapatkan sinar matahari langsung dalam frekuensi besar dan dapat mengganggu kenyamanan termal. Untuk menghindari paparan sinar matahari langsung pada bangunan di putarlah orientasi bangunan sejauh 40o ke arah barat.

Hal ini juga untuk memaksimalkan udara yang masuk kedalam bangunan sehingga menciptakan penghawaan alami dan mengurangi penggunaan alat pendingin ruangan.


(44)

Pada posisi ini bangunan juga menjadi responsif terhadap bangunan sekitar karena dapat menikmati view yang ada dikawasan GDO dan tidak menghali view dari luar kedalam kawasan GDO.

5.3. Konsep Ruang Dalam

Bangunan dibagi atas 3 zoning utama yang mempengaruhi peletakan fungsi ruang yang ada di dalamnya. Peletakkan ruang ditata sedemikian rupa agar dapat mendukung konsep hemat energi.

Gambar 5.4 Penzoning berdasarkan fungsi (Sumber : Olah data pribadi)

Pada lantai 1 difungsikan sebagai ruang pameran, auditorium, kantor pengelola dan beberapa sarana pendukung. Penempatan ruang ini bertujuan agar pengunjung dalam skala besar dapat dengan mudah mencapai ruangan yang dituju.

Gambar 5.5 Denah Lantai 1

AUDITORIUM

RUANGAPAMERAN


(45)

Lantai 2-4 bangunan ini digunakan sebagai ruang pameran, ruang konvensi, ruang rapat dan sarana pendukung yang mana hanya menggunakan sebagian dari bentuk bangunan. Hal ini dimaksudkan untuk mengefisiensikan struktur bangunan yang digunakan. Letak ruangan pada lantai ini berada antara

void dan selasar yang menjadikan ruangan pada setiap lantai ini mendapatkan kenyamanan termal secara maksimal dan dapat mengurangi penggunaan penghawaan udara buatan.

Gambar 5.6 Denah Lantai 2 (Sumber : Olah data pribadi)

Gambar 5.7 Denah Lantai 3 (Sumber : Olah data pribadi)


(46)

Gambar 5.8 Denah Lantai 4 (Sumber : Olah data pribadi)

Parkir kendaraan diletakan di basement agar tidak mengurangi nilai estetika dari bangunan tersebut.

Gambar 5.9 Denah Basement 1 (Sumber : Olah data pribadi)

Gambar 5.10 Denah Basement 2 (Sumber : Olah data pribadi)


(47)

5.4. Konsep Ruang Luar

Dalam perancangan GDO-ECC bukan hanya tentang massa bangunannya saja tetapi juga tentang penataan ruang luar yang baik sehingga dapat mendukung tema bangunan itu sendiri. Salah satu caranya adalah membuat kolam di ruang luar tapak yang difungsikan sebagai rain harvest dan pendingin bangunan dari luar secara alami. Salah satu faktor yang dapat menunjang orang untuk datang adalah aksesibilitas masuk-keluar dari jalan kedalam bangunan yang dapat dengan mudah ditemukan.

Gambar 5.11 Groundplan GDO-ECC (Sumber : Olah data pribadi)

5.5. Konsep Non-Struktural Bangunan

a. Lantai

Material lantai penutup terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan jenis rungannya. Untuk jalur sirkulasi menggunakan lantai marmer ukuran 80x80, sedangkan didalam ruangan menggunakan karpet sebagai penutup lantainya.


(48)

b. Dinding

Material dinding yang digunakan berupa material bata hebel dan penggunaan operabel wall dapat menjadikan ruangan lebih fungsional. c. Pintu

Pintu menggunakan material kayu. Material kayu merupakan material yang banyak terdapat di Indonesia. Ukuran pintu memiliki skala yang besar agar ketika orang masuk ke dalam bangunan merasa diterima dengan baik.

5.6. Konsep Struktural Bangunan

a. Stuktur Pondasi

Struktur bawah menggunakan struktur pondasi telapak dan tiang pancang/bor pile.

b. Stuktur Badan Bangunan

Pada bagian badan bangunan dibagi menjadi 3 zona sebagai pembagian struktur utama :

• Zona ruang konvensi/auditorium, menggunakan struktur bentang lebar sederhana.

• Zona entrance dan lobby, menggunakan struktur bangunan tinggi. • Zona ruang expo/pameran, menggunakan struktur bentang lebar yang

lebih kompleks. c. Stuktur Atap

Struktur atap menggunakan struktur bentang lebar rangka batang dan penutup kaca.


(49)

Gambar 5.12 Potongan GDO-ECC (Sumber : Olah data pribadi)

Gambar 5.13 Potongan Struktural (Sumber : Olah data pribadi)


(50)

5.7. Konsep Utilitas

a. Sistem Jaringan Listrik

Listrik pada bangunan ini dipasok oleh PLN, namun untuk mengurangi penggunaan listrik yang bersumber dari PLN digunakanlah sun solar panel

sebagai sumber listrik alternatif. Menzoningkan kebutuhan listrik sesuai dengan fungsi yang digunakkan.

Gambar 5.14 Skematik Rencana Elektrikal (Sumber : Olah data pribadi)


(51)

b. Sistem Tata Udara

Sistem penghawaan pada bangunan ini menggunakan penghawaan alami dan buatan. Penghawaan alami menggunakan bukaaan sebagai alat untuk udara dapat mengalir (keluar-masuk) pada bangunan. Penghawaan buatan menggunakan FCU dan air conditioner (AC) split. FCU digunakan pada ruangan yang besar dan di zoning kan lagi berdasarkan waktu dari kegiatan yang ada. AC split digunakan pada ruangan yang lebih kecil dan waktu kegiatannya lebih fleksible. Pada saat ruangan terdapat aktivitas didalamnya sistem tata udara buatan digunakan, sebaliknya jika ruangan tidak terdapat aktivitas sistem udara tidak digunakan. Hal ini agar sistem tata udara dapat digunakan seefisien mungkin dan dapat menjadi cara dalam penerapan tema arsitektur hemat energi.


(52)

c. Sistem Fire Protection

Penanganan kebakaran pada bangunan menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan, sebagai bangunan yang dapat dikunjungi banyak orang haruslah memberi rasa nyaman kepada pengguna terutama saat terjadi bencana kebakaran. Dalam mempersiapkan penangan tersebut disediakanlah tangga kebakaran dan lift kebakaran sebagai jalur efakuasi vertikal. Terdapat smoke detector dan head detector yang dapat mendeteksi sumber api, fire alarm sebagai tanda peringatan saat sumber api terdeteksi, Fire hydran sebagai alat pemadam api manual serta automatic sprinkler system

merupakan alat pemadam api otomatis saat sumber api terdeteksi.


(53)

d. Sistem Jaringan Telepon

Menggunakan jaringan telepon konvensional dari perusahaan pemerintah yang hubungkan ke semua ruang yang terdapat didalam bangunan dan menyediakan jaringan internet.

Jaringan telepon menggunakan nomor telepon induk yang memungkinkan operator akan menjawab semua telepon yang masuk dan akan di ekstansi ke ruang-ruang lainnya. Sedangkan untuk jaringan internet akan menggunakan server sebagai induk utama sumber daya internet tersebut yang nantinya terdapat router atau sinyal wi-fi.

Gambar 5.17 Skematik Rencana Telepon (Sumber : Olah data pribadi)


(54)

e. Sistem Jaringan Air Bersih

Sumber air bersih yang terdapat pada bangunan ini berasal dari PDAM dan alternatif untuk mendapatkan sumber air bersih lainnya, yaitu :

• Sumur buatan, cadangan sumber air bersih selain PDAM.

Rain Harvest, menampung dan menyalurkan air hujan yang dapat digunakan kembali sebagai irigasi, penggunaan air pada MCK serta untuk keperluan sistem pendingin ruangan.

• Air sisa pakai (limbah), sebelumnya sudah di treatment agar layak dipakai.

Air-air tersebut tersebut akan dikumpulkan dalam satu wadah untuk di

traetment terlebih dahulu sebelum digunakan.


(55)

f. Sistem Jaringan Air Kotor

Air kotor berwujud cair akan langsung dialirkan ke riol kota dan yang padat akan di tampung di septictank. Namun pada bangunan ini diterapkan beberapa sistem pengolahan air kotor seperti pada sistem drainase yang berada di atap disalurkan ke talang yang nantinya akan dikumpulkan di

rain harvest. Air kotor cair disalurkan langsung ke riol kota. Sedangkan air kotor padat dan sisa cucian diarahkan ke proses masing-masing yaitu bak kontrol, septictank, dan bak penangkap lemak, yang nantinya akan disalurkan ke sumur resapan.


(56)

BAB VI

PERANCANGAN ARSITEKTUR

Hasil rancangan GDO Expo and Convention Centre yang berada di kawasan Green Deli Oasis dalam perancangan arsitektur 6 berupa gambar, seperti berikut ini:

a. Suasana Green Deli Oasis

Green Deli Oasis dirancang untuk menarik minat masyarakat sebagai tujuan investasi dan wisata. Terdapat menara air peninggalan zaman Belanda yang disekelilingnya terdapat dancing water, sebagai sebuah pertunjukan yang menarik untuk disaksikan. Terletak ditengah kawasan sebagai landmark Green Deli Oasis.

Gambar 6.1 Sketsa suasana disekitar menara air Green Deli Oasis


(57)

Terdapat halte bus sebagai salah satu sarana transportasi yang ada di

Green Deli Oasis bertujuan untuk memudahkan wisatawan mencapai kawasan GDO.

Gambar 6.2 Sketsa suasana disekitar halte bus Green Deli Oasis

(Sumber: Olah data tim)

Suasana di Green Deli Oasis dirancang untuk memberikan kesan aman dan nyaman bagi masyarakat yang tinggal maupun pengunjung yang datang.


(58)

Untuk mengurangi penggunaan kendaraan bermotor di kawasan Green Deli Oasis dirancanglah jalur pejalan kaki yang nyaman dimana pada sisi-sisinya terdapat jalaur hijau dan tidak lupa pula menyediakan jalur sepeda yang terpisah dari jalur kendaraan bermotor untuk memberikan kesan aman bagi pesepeda.

Gambar 6.4 Sketsa suasana pedestrian Green Deli Oasis

(Sumber: Olah data tim)

Terdapat Ruang Terbuka Hijau berupa taman untuk orang-orang bersosialisasi dan sebagai penyumbang RTH kota.


(59)

Gambar 6.6 Sketsa suasana jalan Green Deli Oasis


(60)

b. Gambar Kerja GDO Expo and Convention Centre (Gambar terlampir)

c. Suasana GDO Expo and Convention Centre

Gambar 6.8 Sketsa suasana GDO Expo and Convention Centre

(Sumber: Olah data pribadi)

Gambar 6.9 Sketsa suasana GDO Expo and Convention Centre


(61)

Gambar 6.11 Sketsa suasana GDO Expo and Convention Centre

(Sumber: Olah data pribadi)

Gambar 6.12 Sketsa suasana GDO Expo and Convention Centre


(62)

d. Sketsa Interior GDO Expo and Convention Centre

Gambar 6.14 Sketsa interior auditorium GDO Expo and Convention Centre

(Sumber: Olah data pribadi)

Gambar 6.15 Sketsa interior ruang pameran GDO Expo and Convention Centre


(63)

e. Foto Maket

Gambar 6.17 Maket kawasan Green Deli Oasis (Sumber: Olah data pribadi)


(64)

Gambar 6.19 Maket GDO Expo and Convention Centre

(Sumber: Olah data pribadi)

Gambar 6.20 Maket GDO Expo and Convention Centre


(65)

KESIMPULAN

Ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil selama proses perencanaan kawasan Green Deli Oasis dan perancangan GDO Expo and Convention Centre, antara lain sebagai berikut:

Green Deli Oasis adalah renewal kawasan Pulo Brayan di bagian utara kota Medan yang menjadi ‘magnet’ untuk menarik masyarakat agar berpindah dari inti kota Medan. Memiliki beberapa fungsi bangunan sebagai generator aktifitas masyarakat seperti Stasiun Kereta Api, Concert Hall, Apartemen, Museum, Expo and Convention Centre, Pusat Industri,

Youth Centre serta Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebagai plaza dan penyumbang RTH kota.

Sustainable merupakan tema yang dipilih dalam perencanaan kawasan

Green Deli Oasis, bertujuan agar kawasan ini dapat mandiri dalam pengelolaan energi dan tidak bergantung terhadap hal-hal lain yang bersifat mengganggu keberlangsungan kawasan ini.

• GDO didesain dengan membuat banyak taman sebagai RTH yang digunakan untuk orang berkumpul serta ramah terhadap pejalan kaki dan pesepeda. Hal ini bertujuan mengurangi polusi yang disebabkan oleh kendaraan bermotor dan menjadikan masyarakat menjadi lebih sehat. • Konsep perancangan GDO Expo and Convention Centre yang

mempresentasikan tempat untuk orang-orang berkumpul dalam kegiatan MICE.

GDO Expo and Convention Centre memiliki tema Arsitektur Hemat Energi yaitu merancang bangunan yang fungsional, menarik secara visual


(66)

• Penerapan tema hemat energi mengambil konsep reuse-reduse-recycle

yaitu dengan memanfaatkan matahari sebagai penerangan alami dan sumber energi listrik alternatif dalam hal ini menggunankan media sun solar panel, mengurangi pemakaian alat penghawaan udara dengan membuat bukaan dan penempatan ruang yang baik agar angin dapat bergerak ke dalam bangunan dan menciptakan kenyamanan termal, terakhir adalah dengan membuat kolam sebagai penampungan air hujan dan air bekas pakai untuk di treatment sebelum dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan air pada bangunan.

GDO Expo and Convention Centre bangunan dengan fungsi MICE pertama yang dapat dikunjungi sampai 8000 orang perkegiatan.

• Menyediakan jalur sirkulasi masuk-keluar bangunan yang jelas, jalur sirkulasi dibuat lebar dan panjang agar kendaraan dapat masuk dan mengatre didalam site bukan diluar site yang dapat menyebabkan kemacetan dijalan yang ada sekitar site, serta menyediakan tempat parkir yang memadai dalam perancangan tempat parkir tersedia dilantai basement.

• Dalam perancangan fungsi bangunan MICE ruang yang fleksible sangat menentukan fungsional atau tidaknya ruangan yang ada. Operable wall

menjadi salah satu solusi untuk menciptakan ruang yang fleksible.

• Sistem struktur yang digunakan dalam perancangan GDO Expo and Convention Centre adalah struktur bentang lebar sederhana, struktur bangunan tinggi dan struktur bentang lebar yang kompleks pada ruang pemeran.


(67)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Terminologi Judul

a. Pengertian judul Green Deli Oasis Expo and Convention Centre, adalah : • Green Deli Oasis adalah nama renawal kawasan Pulo Brayan yang

merupakan lokasi perancangan. • Pengertian Expo

- Expo atau yang lebih dikenal dengan Exhibition merupakan kegiatan pameran yang bertujuan menyebarluaskan informasi dan promosi suatu produk, baik berupa gagasan maupun barang.

- Fokus utama kegiatan ini adalah menciptakan hubungan antara bisnis –business to business relationship– baik untuk mempromosikan produk baru maupun untuk mendapatkan klien baru.1

Convention merupakan suatu kegiatan berupa pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan, cendikiawan dan sebagainya) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama.2

Centre adalah pusat/sentral dimana menjadi suatu tempat sebagai pemusatan pusat kegiatan.

Jadi pengertian GDO Expo and Convention Centre adalah sebuah bangunan yang menjadi wadah pusat koordinasi kegiatan yang berhubungan dengan pameran dan konvensi (MICE) yang berada di Green Deli Oasis renewal kawasan Pulo Brayan Medan dalam skala pelayanan Internasional.


(68)

Kegiatan MICE melibatkan berbagai sektor transportasi, perjalanan, rekreasi, akomodasi, makanan, minuman, tempat penyelenggaraan acara, teknologi informasi, perdagangan dan keuangan sehingga wisata MICE dapat digambarkan sebagai industri multifase.3

b. Istilah dalam wisata MICE memiliki arti yang berbeda-beda, yaitu:

Meeting, dalam MICE dapat didefinisikan sebagai salah satu acara terstruktur yang dapat menyatukan sekumpulan orang secara kolektif untuk mendiskusikan topik yang menjadi kepentingan bersama.4 • Incentive, suatu kegiatan perjalanan yang diselenggarakan oleh suatu

perusahaan untuk para karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan penghargaan atas prestasi mereka dalam kaitan penyelenggaraan konvensi yang membahas perkembangan kegiatan perusahaan yang bersangkutan.5

Conference, suatu pertemuan partisipasi yang dirancang terutama untuk tujuan diskusi, mencari dan berbagi informasi, memecahkan masalah dan konsultasi. Terdapat dua tujuan utama yang menjadi alasan bagi seseorang untuk menghadiri conference. Yang pertama adalah menghadiri konferensi itu sendiri dan yang kedua adalah memanfaatkan semaksimal mungkin destinasi atau tempat dimana konferensi tersebut dilaksanakan.

Exhibition, memiliki arti pameran, dalam kaitannya dengan industri pariwisata, pameran termasuk dalam bisnis wisata konvensi. Pameran merupakan suatu kegiatan untuk menyebar luaskan informasi dan promosi yang ada hubungannya dengan penyelenggaraan konvensi atau yang ada kaitannya dengan pariwisata. 6


(69)

2.2. Lokasi

Sebuah tempat yang baik akan menghasilkan sesuatu yang baik pula. Mengapa demikian, ini dikarenakan tempat yang baik akan memberikan atmosfir yang positif selama kegiatan MICE berlangsung sehingga mempengaruhi keputusan yang akan diambil.

2.2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi

Dalam memilih lokasi perancangan yang baik terdapat beberapa kriteria yang harus diperhatikan, yaitu :

a. Tinjauan terhadap struktur kota

Dalam pemilihan lokasi perancangan untuk GDO Expo and Convention Centre perlu untuk memperhatikan Rencana Umum Tata Ruang Kota Medan (RUTRK). Pemilihan lokasi haruslah sesuai dengan kebijakan pemerintah terhadap peruntukan lahan itu sendiri.

Tabel 2.1 Rencana Sistem Pusat Pemukiman Kawasan Perkotaan Mebidangro No Kawasan Pusat Kegiatan

1 Kawasan Perkotaan Inti Medan

a. Pusat pemerintahan provinsi;

b. Pusat pemerintahan Kota dan/atau kecamatan;

c. Pusat perdagangan dan jasa skala internasiona, nasional dan regional;

d. Pusat pelayanan pendidikan tinggi

e. Pusat pelayanan olah raga skala internasional, nasional dan regional;

f. Pusat pelayanan kesehatan skala internasional, nasional dan regional;

g. Pusat kegiatan industri kreatif h. Pusat kegiatan industri manufaktur;


(70)

dan angkutan barang regional;

k. Pusat pelayanan transportasi laut internasional dan nasional;

l. Pusat pelayanan transportasi udara internasional dan nasional;

m.Pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara;

n. Pusat kegiatan pariwisata; dan

o. Pusat kegiatan pertemuan, pameran dan sosial budaya.

(Sumber: Mebidangro, 2011)

Tabel 2.2 Potensi Pengembangan Wilayah Kota Medan WPP Cakupan Kecamatan Pusat

Pengembangan

Sasaran Peruntukan A 1. Kec. Medan Belawan

2. Kec. Medan Marelan 3. Kec. Medan Labuhan

Belawan Pelabuhan, industri, pemukiman, rekreasi, maritim, usaha kegiatan pembangunan jalan baru, jaringan air minum, septic tank, sarana pendidikan.

B Kec. Medan Deli Tanjung Mulia Kawasan perkantoran, perdagangan, rekreasi

indoor, pemukiman, pembangunan jalan baru, jaringan air minum, pembuangan sampah dan sarana pendidikan.


(71)

C 1. Kec. Medan Timur

2. Kec. Medan Perjuangan 3. Kec. Medan Tembung 4. Kec. Medan Area 5. Kec. Medan Denai 6. Kec. Medan Amplas

Aksara Pemukiman,

perdagangan dan rekreasi, kegiatan pembangunan

sambungan air minum,

septic tank, jalan baru, rumah permanen, serta pendidikan kesehatan. D 1. Kec. Medan Johor

2. Kec. Medan Kota 3. Kec. Medan Baru 4. Kec. Medan Maimoon 5. Kec. Medan Polonia

Inti Kota Kawasan perdagangan, perkantoran, rekreasi

indoor dan pemukiman,

dengan program kegiatan pembangunan perumahan permanen, penanganan sampah dan sarana pendidikan. E 1. Kec. Medan Barat

2. Kec. Medan Petisah 3. Kec. Medan Sunggal 4. Kec. Medan Selayang 5. Kec. Medan Tuntungan

Sei Sikambing Kawasan pemukiman, perdagangan dan rekreasi, dengan program kegiatan pembangunan

sambungan air minum,

septick tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan.


(72)

b. Pencapaian

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pencapaian sebuah bangunan komersil yang menjadi tujuan orang banyak, antara lain:

• Mudah diakses

Dapat dicapai menggunakan transportasi pribadi maupun transportasi umum, sebaiknya dapat dicapai dengan berjalan kaki dari sarana umum seperti terminal, stasiun, bandara, pelabuhan dan lainnya.

• Berada di jalan arteri primer Mebidangro

Mengingat perancangan bangunan memiliki skala pelayanan Internasional, nasional dan regional, jalan menuju ke lokasi perancangan haruslah mudah ditemukan dan kondisi jalan yang baik. Adapun jarak pencapaian dan waktu tempuh (menggunakan kendaraan pribadi) menuju GDO-ECC :

• Lapangan merdeka Medan – Pulo Brayan =5,1km = 15 menit • Pulo Brayan - Tol Belmera = 2,4 km = 5 menit

• Pulo Brayan – Kualanamu International Airport = 42km = 42 menit • Pulo Brayan – Belawan = 19km = 23 menit

• Binjai - Pulo Brayan = 23km = 47menit

c. Area pelayanan

GDO-ECC mencakup kawasan Pulo Brayan, yang meliputi Kecamatan Medan Timur, Kecamatan Medan Barat dan Kecamatan Medan Deli serta berkelanjutan hingga skala Internasional.

d. Persyaratan Lain

Status kepemilikan tanah, kondisi eksisting (lahan kosong atau tidak), hal ini berkaitan dengan mudah atau tidaknya pembebasan lahan, harga lahan, posisi lahan dan nilai historis lahan. Hal yang terpenting adalah


(73)

2.2.2. Kondisi Eksisting Lokasi Perancangan a. Lokasi I

• Lokasi : Jl. Cemara (dibawah jalan keluar fly over Brayan) yang merupakan jalan arteri primer.

• Luas Lahan : 3 Ha

• Status kepemilikan : Dimiliki oleh PT.Kereta Api Indonesia (PT.KAI) • Bangunan eksisting : Pemukiman

• Batas-batas :

Utara : Perguruan Yayasan Wanita Kereta Api (YWKA) Medan

Timur : Pemukiman

Selatan : Rumah peninggalan bersejarah karyawan dan para petinggi Deli Sumatera Maatschappij (DSM) Barat : Jalan Cemara, perdagangan dan jasa deret (ruko).

Gambar 2.1 lokasi I (Sumber: Olah data pribadi)

• Posisi terhadap struktur ruang kota : - Berada di kecamatan Medan Timur

- Berdasarkan Rencana Sistem Pusat Pemukiman Kawasan Perkotaan Mebidangro, Kawasan Perkotaan Inti Medan sebagai pusat kegiatan pariwisata dan pusat kegiatan pertemuan, pameran dan sosial budaya.


(74)

sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, serta pendidikan kesehatan.

- Heritage stasiun berada di Utara Kecamatan Medan Timur, Kota Medan (kel.Pulo Brayan sekitar Stasiun KA), dengan elemen-elemen ruang yang dikembangkan, adalah :

o Pusat komersial pelayanan Medan Timur sekaligus Medan bagian utara jasa perhotelan dan perkantoran.

o Pusat pelayanan trasportasi (Stasiun KA Pulo Brayan). o Ruang Terbuka Hijau Taman Kota.

Prospek pengembangan arsitektur kawasan yaitu berkaitan dengan focal point. Pengembangan landmark dan focal point

dilakukan melalui pengembangan arsitektur bangunan tertentu yang menjadi pusat perhatian dan daya tarik di Kecamatan Medan Timur, terutama pada bagian kawasan yang terintegrasi dengan pusat metropolitan.7

• Rencana Umum Tata Ruang (RUTRK) Kecamatan Medan Barat : - KDB : 80%

- KLB : 8

- GSB : 15 meter

- Ketinggian bangunan : 30 Lantai • Keistimewaan site :

Lokasi perancangan berada tepat di samping kawasan pemukiman karyawan dan para petinggi Deli Sumatera Maatschappij (DSM) pada tahun 80-an, yang mana disekitarnya terdapat menara air dan perbengkelan kereta api.


(75)

Gambar 2.2 Jaringan jalan Kecamatan Medan Timur

(Sumber: RUTRK Kota Medan)

b. Lokasi II

• Lokasi : Jl. Yos Sudarso (dibawah fly over Brayan) merupakan jalan kolektor sekunder.

• Luas Lahan : 3 Ha

• Status kepemilikan : Aset Pemerintahan Kota (PEMKO) Medan • Bangunan existing : Bangunan pemerintahan

• Batas-batas :

Utara : Perdagangan dan jasa deret Timur : Jalan Yos Sudarso


(76)

Gambar 2.3 lokasi II (Sumber: Olah data pribadi)

• Posisi terhadap struktur ruang Kota : - Berada di kecamatan Medan Barat.

- Berdasarkan Rencana Sistem Pusat Pemukiman Kawasan Perkotaan Mebidangro Kawasan Perkotaan Inti Medan sebagai pusat kegiatan pariwisata dan pusat kegiatan pertemuan, pameran dan sosial budaya.

- Berdasarkan WPP E yang memiliki sasaran pembangunan pemukiman, perdagangan dan rekreasi, kegiatan pembangunan sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, serta pendidikan kesehatan.

• Rencana Umum Tata Ruang (RUTRK) Kecamatan Medan Barat : - KDB : 75%

- KLB : 4 - GSB : 8 meter

- Ketinggian bangunan : 10 Lantai • Keistimewaan site :

Lokasi perancangan berada di sepanjang jalur linear perdagangan dan jasa deret serta stasiun kereta api Pulo Brayan


(77)

Tabel 2.3 Analisa Penetapan Lokasi

(Sumber : Olah data pribadi)

Penilaian terhadap lokasi terpilih didasaskan atas niai 3 (sangat baik), 2 (baik) dan 1 (kurang baik).

Maka berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa area yang tepat untuk perancangan GDO Exhibition and Convention Centre adalah lokasi I yang terletak di Jalan Cemara.

No. KRITERIA SITE

Lokasi I JL.Cemara

Lokasi II JL.Yos Sudarso 1 Posisi terhadap struktur ruang Kota 3 3

2 Tingkat jalan 3 2

3 Aksesbilitas

• Kendaraan pribadi • Kendaraan umum • Pejalan kaki

3 3 1 2 3 1

4 Luas lahan ± 3 Ha 3 3

5 Lahan kosong (mudah pembebasan lahan)

2 1

6 Fungsi eksisting 2 1

7 Status kepemilikan 3 2

8 Kontur 3 3

9 Fasilitas sosial dan fasilitas umum 3 3

10 Keistimewaan site 3 2

11 Kesesuaian dengan RUTRK Medan

• KDB

• KLB

• GSB

• Ketinggian bangunan

3 3 3 3 3 3 3 3


(78)

2.3. Tinjauan Umum Proyek

2.3.1. Perkembangan Kota

Kota Medan merupakan kota metropolitan Mebidangro. Kebijakan Tata Ruang Nasional menempatkan Metropolitan Mebidangro sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) sekaligus sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) dengan fokus pengembangan kegiatan ekonomi. Metropolitan Mebidangro berada di posisi strategis Segitiga Ekonomi Regional Indonesia-Malaysia-Thailand (IMT-GT). Menanggapi kenyataan tersebut Metropolitan Mebidangro dikembangkan sebagai pusat pelayanan ekonomi berskala regional, nasional dan Internasional.

a. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2011 tentang Perencanaan Tata Ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro (Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo), menyatakan bahwa penataan ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro bertujuan untuk mewujudkan:

• Kawasan Perkotaan Mebidangro yang aman, nyaman, produktif, berdaya saing secara Internasional dan berkelanjutan sebagai pusat kegiatan nasional dibagian utara Pulau Sumatera.

• Lingkungan perkotaan yang berkualitas dan keseimbangan DAS (daerah aliran sungai).

• Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan, dan

• Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional di Kawasan Perkotaan Mebidangro.

b. Pada bagian Utara Kecamatan Medan Timur terdapat potensi yang menjadi salah satu pengembangan Metropolitan Mebidangro, yaitu Stasiun KA Pulo Brayan Kota Medan dan lingkungan sekitar Stasiun KA yang memiliki nilai heritage, dalam buku panduan Mebidangro terdapat elemen-elemen ruang yang dikembangkan, yaitu:

• Pusat komersial pelayanan Medan Timur sekaligus Medan bagian utara, jasa perhotelan, perkantoran.


(79)

2.3.2. Kebijakan Pembangunan

Tujuan penataan ruang wilayah Kota Medan mencerminkan keterpaduan pembangunan antar sektor, antar kecamatan, dan antar pemangku kepentingan yang tidak terlepas dari peran, fungsi, dan kedudukannya dalam lingkup wilayah yang lebih luas. Kebijakan dan strategi pengembangan kota Medan yang akan dituju, adalah:

“Terciptanya wilayah kota Medan yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan serta mempunyai daya saing dan daya tarik sebagai daerah tujuan investasi”

Tujuan pembangunan kota Medan Tahun 2008-2028 berdasarkan RTRW :

a. Terwujudnya pemanfaatan ruang kota Medan yang sesuai dengan fungsi kota Medan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan kota Metropolitan serta tanggap terhadap dinamika perkembangan kota yang pesat;

b. Merangsang dan mendorong pengembangan sektor-sektor kegiatan ekonomi di kawasan utara dan pusat kota yang diperkirakan mempunyai skala pelayanan lokal, regional dan Internasional, sehingga diharapkan terbina hubungan saling ketergantungan yang saling menguntungkan antar kawasan utara Medan dengan kawasan pusat kota maupun daerah belakangnya;

c. Penataan Ruang Kota Medan harus berwawasan lingkungan dengan mengikuti kaidah-kaidah dan norma-norma perencanaan yang tepat dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses perencanaan dan implementasinya;

d. Tersedianya Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota yang memadai;

e. Melindungi kawasan sosial-budaya (bersejarah) yang merefleksikan elemen-elemen dari unit historis, sejarah pembangunan kota, arsitektur,


(80)

2.3.3. Deskripsi Proyek

Menanggapi dari perkembangan kota Medan sebagai kota Metropolitan Mebidangro diusulkanlah proyek renewal kawasan Pulo Brayan yang berada di jalan Cemara, kelurahan Pulau Brayan Bengkel Baru, kecamatan Medan Timur sebagai bagian dari perkembangan kota Medan.

GDO Expo and Convention Centre adalah sebuah bangunan yang dapat menampung seluruh kegiatan industri wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition) dalam skala internasional. MICE merupakan kegiatan wisata yang juga mengaitkan hubungan diplomasi antar negara yang mencakup kegiatan kongres, konferensi dan pameran. Salah satu syarat membangun MICE adalah dekat dengan layanan transportasi umum. Dan lokasi perancangan MICE ini berada dekat dengan Stasiun KA Pulo Brayan yang sudah memiliki perencanaan proyek MRT (Mass Rapid Transit) untuk kedepannya.

Meningkatnya intensitas warga negara asing berkunjung ke Indonesia melalui kegiatan konferensi maupun pameran, menjadi salah satu hal positif berkembangnya industri wisata MICE. Kegiatan MICE dapat memberikan manfaat langsung pada ekonomi masyarakat seperti akomodasi, usaha kuliner, cinderamata, guide, hingga transportasi lokal, sehingga diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kawasan perancangan seperti lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi yang baik, dan lebih mengenalkan kota Medan dimata dunia.


(81)

2.3.4. Prinsip Perencanaan dan Perancangan Proyek

Berikut ini merupakan prinsip perencanaan sebuah bangunan dengan fungsi Expo and Convention Centre :

a. Menciptakan satu bangunan dengan fungsi konvensi dan eksibisi yang dapat menampung kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition).

b. Perancangan tersebut memiliki standar yang harus dipenuhi, yaitu aksebilitas, tempat-tempat destinasi yang menarik, fasilitas akodomasi, fasilitas pameran, dan citra destinasi.

c. Merancang sebuah bangunan yang tidak hanya bersifat fungsional dan menarik secara visual tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan dengan memanfaatkan energi yang ada dengan baik dan bijak.

d. Merencanakan akses menuju lokasi perancangan yang aman dan nyaman bagi pengendara dan pejalan kaki.

2.3.5. Klasifikasi/Jenis MICE

Tabel 2.4 Tabel Jenis (klasifikasi) Exhibition Centre

Roles (peran) Types of centers Types of exhibits

Cultural Visitors centers

Museum

Art galleries

Science center

National collections

Regional collections

Local collections

Private collections Commercial-cultural Visitors centers

Private collections

Company sponsored

Privatly operated

Designed exhibitions

Commercial Design centers

Company display


(82)

2.4. Tinjauan Fungsi

Adapun fungsi GDO Expo and Convention Centre ialah sebuah bangunan yang dapat mewadahi kegiatan MICE (meeting, incentive, conference and exhibition) di kawasan Green Deli Oasis hingga skala Internasional.

2.4.1. Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan

a. Tinjauan terhadap pengguna yang dapat dikelompokan sebagai berikut: • Pihak pengelola

Merupakan pihak yang mengelola kegiatan administratif bangunan. • Pihak penyewa tempat

Merupakan pihak yang menyewa tempat untuk menyelenggarakan suatu kegiatan.

• Pengunjung

Merupakan pihak yang menghadiri kegiatan tanpa harus menyewa tempat. Yang berkegiatan sebagai pengunjung pameran, peserta seminar/meeting/insentif dan pengunjung fasilitas komersil pendukung.

• Penyewa fasilitas komersil

Merupakan pihak yang menyewa fasilitas-fasilitas komersil untuk layanan publik dan pendukung fungsi utama bangunan.

b. Kegiatan yang terjadi di dalam bangunan dikelompokan menjadi empat kegiatan, antara lain:

• Kegiatan Pengelola Bangunan • Kegiatan Service

• Kegiatan Pengunjung • Kegiatan Pendukung


(83)

c. Kegiatan yang terdapat di Exhibition and Convention Centre menurut Fred Lawson dalam bukunya Congress, Convention and Exhibition Facilities, antara lain:

• Kegiatan exhibition and trade fair

- Trade show and fair, pameran yang mengumpulkan penjual dan pembeli produk, barang dan jasa bersama-sama dalam sektor industri tertentu.

- Consumer show or fair, pameran terbuka untuk masyarakat umum.

- Trade-consumer show or fair, pameran terbuka untuk masyarakat umum pada hari-hari tertentu.

- Privat exhibition, pameran tunggal perusahaan atau lembaga untuk menampilkan produk yang mereka pilih atau ciptakan ke masyarakat umum.

- Peluncuran produk, pameran yang memperkenalkan barang baru dan layanan yang ditampilkan dalam perdagangan, pameran pribadi atau keduanya.

• Kegiatan Convention and Congres

- Kongres, pertemuan untuk mendiskusikan atau menetapkan penyelesaian sejumlah permasalahan.

- Konvensi, pertemuan sejumlah orang untuk suatu objek umum atau untuk bertukar pikiran/pandangan dalam kelompok.

- Konferensi, sesi umum face to face kelompok dengan partisipan yang tinggi terutama terhadap perencanaan, mendapatkan fakta informasi, ataupun menyelesaikan masalah.

- Seminar, kegiatan tatap muka berbagi pengalaman tentang fakta yang dipimpin oleh pemimpin diskusi. Jumlah peserta lebih dari 30 orang.


(84)

- Simposium, diskus panel yang menitik beratkan permasalahan pada materi pemaparan ahli.

- Forum, diskusi panel yang bertolak belakang dengan simposium. - Kuliah umum, presentasi dari seorang ahli yang diikuti dengan

sesi tanya jawab.

- Panel, dua atau lebih pembicara yang dipimpin oleh moderator. - Colloqium, program penentuan masalah oleh peserta yang

kemudian didiskusikan, diskusi ini memiliki penekanan yang sama antara diskusi dan intruksinya.

Selain kegiatan diatas exhibition and convention centre juga difungsikan untuk konser, show, pesta pernikahan serta fasilitas olah raga. 2.4.2. Deskripsi Perilaku

a. Pengelola

Diagram 2.1 Diagram Perilaku Pengelola (Sumber: Olah data pribadi)

b. Penyewa tempat

Datang

Parkir Bekerja

Isoma

Pulang

Datang

Parkir Mengadakan pameran/konvensi

Isoma


(85)

c. Penyewa fasilitas pendukung

Diagram 2.3 Diagram Perilaku Penyewa Fasilitas Komersil (Sumber: Olah data pribadi)

d. Pengunjung

Diagram 2.4 Diagram Perilaku Pengunjung Pameran (Sumber: Olah data pribadi)

Datang

Parkir Menghadiri

pameran/konvensi Maka

Pulang Sholat

Menginap

Datang

Parkir Menghadiri rapat,

konferensi dan kongres Check In

Datang

Parkir Berdagang

Pulang Isoma


(86)

2.4.3. Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang

Tabel 2.5 Persyaratan Fasilitas Exhibition and Convention Centre

Aspek Checklist

Public accsess Sarana transportasi, ruang tunggu, fasilitas parkir

Sensitive areas Perlindungan terhadap perusakan dan kerusakan. Penggabungan dalam susunan(halaman, konservatori kaca)

Security generally Pengendalian jalur akses sistem pengawasan

Flood light Pencahayaan bangunan dan outdoor pameran (sistem pecahayaan lokasi)

Maintenance Ground maintanance, building fabric, window cleaning Emergency access

and egress

Lokasi keluar/tempat berkumpul jelas. Akses kendaraan jelas, tersedia hidran air dan pencahayaan darurat.

Tecnical plant Plant room requirements, location, limitation of noise, vibration, effuvia, storage and safety requirements

Exhibitis and other deliveries

Loading dock requirements, dimensional clearances, handling equipment, security control, weather protection (Sumber : Congress, Convention and Exhibition Facilities, Fred Lawson )

Tabel 2.6 Fasilitas Penunjang MICE

Meeting/Pertemuan Exhibits/Pameran

Purpose desain

Excecutive conference centres, congress/convention/conference centres, multi-use auditoria

Visitor centres, art galleries, museums, sciece/life centres, exhibition centres, convention centres

Adaptable use Convention hotel, function rooms, theatres, concert halls, public halls, universities, colleges, arenas

Sport halls, hotel ball

rooms, public concourses, foyers


(87)

2.4.4. Studi Banding Arsitektur Fungsi Sejenis a. Jogja Expo Center

Gambar 2.4 Tampak Depan JEC

(Sumber : http://www.jogjaexpocenter.com/)

JEC merupakan bangunan tunggal yang dibangun pemerintah Yogyakarta untuk memfasilitasi kegiatan MICE dalam satu bangunan. Sejak diresmikan Jogja Expo Centre ini digunakan untuk acara nasional dan internasional.

Berdasarkan situs resmi JEC dikunjungi 5000 hingga 10000 orang per kegiatan, yang mana pengunjungnya berasal dari dalam maupun luar negeri. Parkir JEC luas terdapat landasan helikopter dan loading dock untuk dua puluh truk. Dengan luas bangunan 17.000 m2. Jenis-jenis ruang :

• Bima Hall, luas 8.640 m2 (144×60) • Yudhistira Hall, luas 882 m2 (42×21) • Arjuna Hall, luas 1.260 m2 (60×21) • Nakula-Sadewa VIP Room, 90 m2 (6×15) • Hanoman Room, luas 144 m2 (8×18) • Prefunction Room, luas 1.404 m2 (156×9)

• Area parkir, tersedia untuk 300 mobil dan dapat dikembangkan sampai 600 mobil, 40 bus dan sepeda motor.

Outdoor exhibition, luas 1.200 m2 (20×60) •


(88)

Gambar 2.5 Denah lantai 1 JEC dan Besaran Ruang (Sumber : http://www.jogjaexpocenter.com/)

Gambar 2.6 Denah lantai 2a JEC dan Besaran Ruang (Sumber : http://www.jogjaexpocenter.com/)


(1)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lokasi I ... 15

Gambar 2.2 Jaringan Jalan Kecamatan Medan Timur ... 17

Gambar 2.3 Lokasi II ... 18

Gambar 2.4 Tampak Depan JEC ... 29

Gambar 2.5 Denah lantai 1 JEC dan Besaran Ruang ... 30

Gambar 2.6 Denah lantai 2a JEC dan Besaran Ruang ... 30

Gambar 2.7 Denah lantai 2b JEC dan Besaran Ruang ... 31

Gambar 2.8 Denah Lapangan JEC dan Besaran Ruang ... 31

Gambar 2.9 Tampak Depan BCEC ... 32

Gambar 2.10 Zoning Fungsi Ruang BCEC ... 34

Gambar 2.11 Denah lantai 1 BCEC ... 35

Gambar 2.12 Denah lantai 2 BCEC ... 35

Gambar 2.13 Denah lantai 3 BCEC ... 35

Gambar 2.14 Denah lantai 4 BCEC ... 35

Gambar 2.15 Denah lantai 5 BCEC ... 36

Gambar 2.16 Potongan BCEC ... 36


(2)

Gambar 2.18Void BECC ... 40

Gambar 2.19 Interior Hall BCEC... 40

Gambar 2.20 Detail Kaca Siku... 41

Gambar 3.1 Bangunan bersejarah yang terdapat di kawasan Pulo Brayan . 44 Gambar 3.2 Rancangan Masterplan Kawasan Awal ... 46

Gambar 3.3Maket Kawasan Eksisting ... 46

Gambar 3.4Proses Revisi Perancangan Kawasan ... 47

Gambar 3.5Hasil Akhir Perancangan Kawasan ... 48

Gambar 3.6 Suasana Green Deli Oasis ... 49

Gambar 4.1 Peta Lokasi Perancangan ... 51

Gambar 4.2 Topografi Kecamatan Medan Timur ... 51

Gambar 4.3 Rencana Pola Ruang Kecamatan Medan Timur ... 52

Gambar 4.4Rencana Koefisien Dasar Bangunan Kecamatan Medan Timur53 Gambar 4.5 Rencana Ketinggian Lantai Kecamatan Medan Timur ... 53

Gambar 4.6 Bangunan di Sekitar Lokasi Perancangan ... 54

Gambar 4.7 Sarana Pendidikan di Sekitar Kawasan Perancangan ... 55

Gambar 4.8 Sarana Kesehatan di Sekitar Kawasan Perancangan ... 55

Gambar 4.9 Sarana Ibadah di Sekitar Kawasan Perancangan... 56

Gambar 4.10 View Keluar Site ... 57

Gambar 4.11 View Kedalam Site ... 57


(3)

Gambar 4.13 Sirkulasi Sekitar Site ... 59

Gambar 4.14 Arah Lintasan Matahari ... 61

Gambar 4.15 Operable Wall ... 69

Gambar 4.16 Bentuk Bangunan Terpusat ... 70

Gambar 4.17 Bentuk Bangunan Linear ... 70

Gambar 4.18 Bentuk Bangunan Radial ... 71

Gambar 4.19 Bentuk Bangunan Cluster ... 71

Gambar 4.20 Bentuk Bangunan Grid ... 72

Gambar 4.21 Bentuk Massa Bangunan ... 72

Gambar 4.22 Rencana Jaringan Listrik Pulo Brayan ... 75

Gambar 4.23 Rencana Jaringan Air Bersih Pulo Brayan ... 76

Gambar 5.1 Masterplan Perancangan Kawasan Green Deli Oasis ... 80

Gambar 5.2 Bentuk Dasar Bangunan ... 81

Gambar 5.3 Posisi massa bangunan terhadap site ... 81

Gambar 5.4 Penzoning berdasarkan fungsi ... 82

Gambar 5.5 Denah Lantai 1 ... 82

Gambar 5.6 Denah Lantai 2 ... 83

Gambar 5.7 Denah Lantai 3 ... 83

Gambar 5.8 Denah Lantai 4 ... 84

Gambar 5.9 Denah Basement 1 ... 84


(4)

Gambar 5.11 Groundplan GDO-ECC ... 85

Gambar 5.12 Potongan GDO-ECC ... 87

Gambar 5.13 Potongan Struktural ... 87

Gambar 5.14 Skematik Rencana Elektrikal ... 88

Gambar 5.15 Skematik Rencana Tata Udara ... 89

Gambar 5.1 Skematik Rencana Fire Protection ... 90

Gambar 5.17 Skematik Rencana Telepon ... 91

Gambar 5.18 Skematik Rencana Air Bersih ... 92

Gambar 5.19 Skematik Rencana Air Kotor ... 93

Gambar 6.1 Sketsa suasana disekitar menara air Green Deli Oasis ... 94

Gambar 6.2 Sketsa suasana disekitar halte busGreen Deli Oasis ... 95

Gambar 6.3 Sketsa suasana Green Deli Oasis ... 95

Gambar 6.4 Sketsa suasana pedestrian Green Deli Oasis... 96

Gambar 6.5 Sketsa suasana ruang terbuka hijau Green Deli Oasis ... 96

Gambar 6.6 Sketsa suasana jalanGreen Deli Oasis ... 97

Gambar 6.7 Sketsa suasana Green Deli Oasis ... 97

Gambar 6.8 Sketsa suasana GDO Expo and Convention Centre ... 98

Gambar 6.9 Sketsa suasana GDO Expo and Convention Centre ... 98

Gambar 6.10 Sketsa suasana GDO Expo and Convention Centre ... 98

Gambar 6.11 Sketsa suasana GDO Expo and Convention Centre ... 99


(5)

Gambar 6.13 Sketsa suasana GDO Expo and Convention Centre ... 99

Gambar 6.14 Sketsa interior auditorium GDO Expo and Convention Centre 100 Gambar 6.15 Sketsa interior ruang pamer GDO Expo and Convention Centre100 Gambar 6.16 Sketsa interior selasar GDO Expo and Convention Centre ... 100

Gambar 6.17 Maket kawasan Green Deli Oasis ... 101

Gambar 6.18 Maket GDO Expo and Convention Centre ... 101

Gambar 6.19 Maket GDO Expo and Convention Centre ... 102

Gambar 6.20 Maket GDO Expo and Convention Centre ... 102


(6)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 2.1 Diagram Perilaku Pengelola ... 26

Diagram 2.2 Diagram Perilaku Penyewa Tempat ... 26

Diagram 2.3 Diagram Perilaku Penyewa Fasilitas Komersil ... 27

Diagram 2.4 Diagram Perilaku Pengunjung Pameran ... 27