Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik di Obyek Wisata Religi Gunung Kemukus Kabupaten Sragen Jawa Tengah D 762013002 BAB III

BAB III
SELAYANG PANDANG OBYEK WISATA RELIGI
GUNUNG KEMUKUS

A.
1.

Geografi
Lokasi
Gunung Kemukus mempunyai luas wilayah
421,3995 ha. Luas wilayah tersebut sebagian besar terdiri
dari persawahan dan pemukiman penduduk. Obyek wisata
religi Gunung Kemukus secara geografis terletak di Desa
Pendem, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen. Secara
administratif Desa Pendem sendiri mempunyai dua dusun,
yaitu dusun Kedunguter dan dusun Gunung Sari. Di kedua
dusun tersebut terletak Sendang Ontrowulan dan Makam
Pangeran Samudro. Secara geografis, Gunung Kemukus
tidaklah pas apabila disebut sebagai gunung , mengingat
ketinggiannya hanya 300 Mdpl, lebih tepat apabila disebut
sebagai bukit yang di atas perbukitan tersebut terletak

makam Pangeran Samudro, Dewi Ontrowulan dan para
ajudannya.1
Makam Pangeran Samudro dan Dewi Ontrowulan
dijadikan sebagai ritus ritual para peziarah untuk mencari
berkah di Gunung Kemukus. Di makam tersebut
dibangunlah sebuah pendopo yang terdiri dari empat
ruangan. Ruang terdepan adalah pelataran dimana dipakai
oleh para peziarah untuk duduk-duduk sebelum maupun
sesudah ritual di makam. Ruang yang kedua adalah tempat
menunggu antrian untuk dapat berziarah di makam.
Ruang Ketiga merupakan ruangan kecil dimana lokasi
makam Pangeran Samudro dan Dewi Ontrowulan. Di

1 Diperoleh dari data wawancara dan dokumentasi dari Desa Pendem dan
Kepala UPTD Obyek Wisata Religi Gunung Kemukus, Agustus 2015.

67

68 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …


depan ruangan tersebut dijaga oleh seorang juru kunci.
Untuk masuk ke ruangan tersebut wajib melapor kepada
juru kunci dengan membawa sesajen berupa uang di
dalam amplop, dan bunga, setelah itu baru dapat masuk ke
ruangan makam Pangeran Samudro dan Dewi Ontrowulan.
Ruang keempat merupakan sebuah ruangan yang besar
dan luas, berada di samping ruang pelataran. Di dalam
ruangan ini para peziarah yang menginap, namun tidak
mempunyai cukup uang untuk menyewa kamar.
Menjelang tengah malam, di ruangan ini tampak banyak
peziarah yang mulai memasang perangkat tidurnya untuk
dapat merebahkan diri dan menunggu pagi menjelang.
Pada sisi yang lain, lokasi Gunung Kemukus
dikelilingi oleh rumah-rumah warga yang ditempati oleh
warga, maupun sudah berpindah tangan ke orang luar
daerah untuk membuka warung dan tempat penginapan.
Tempat penginapan yang ada di sekitar makam Pangeran
Samudro dijadikan sebagai tempat ritual seks yang marak
menjadi perbincangan di khalayak umum. Di sisi lain, di
halaman menuju ke makam, pada hari pasaran yaitu

malam Jumat Pon dan malam Jumat Kliwon akan berubah
menjadi pasar tiban. Di dalamnya banyak pedagang yang
menjajakan barang dan jasa, mulai dari obat-obatan
sampai dengan barang kebutuhan rumah tangga, dari
tukang urut badan sampai tukang urut kelamin.
Hal lain yang marak diperbincangan mengenai
lokasi Gunung Kemukus adalah tempat karaoke. Sebelum
Oktober 2014, di Gunung Kemukus akan banyak dijumpai
rumah-rumah yang menyediakan karaoke plus-plus.
Namun, setelah adanya pemberitaan dari Patrick Abboud
seorang wartawan Australia, terjadi penutupan besarbesaran terkait dengan karaoke plus-plus yang disangka
menjadi pemicu maraknya prostitusi di sana. Sejak
Desember 2014 sampai sekarang tempat karaoke sudah

Selayang Pandang Obyek Wisata… 69

tidak beroperasi lagi di lokasi Gunung Kemukus. Tempat
yang semula menjadi rumah karaoke sebagian beralih
fungsi menjadi warung kopi dan ada beberapa yang tutup.
Warung kopi tersebut dijadikan tempat nongkrong oleh

para peziarah sembari menunggu teman, maupun
menunggu waktu untuk pulang ke tempat asalnya.

Keterangan:
1. tempat dadakan slametan
2. tempat pameran Dinas Pariwisata
3. meja
4. meja
5. makam kerabat
6. makam kerabat
7. makam kerabat
8. jalan keluar ke arah penginapan
9. tangga
10. makam Nyai Toyib
11. makam Kiai Haji Toyib
12. makam Kiai Mustahil
13. makam tidak dikenal

14.
15.

16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.

tempat kemenyan
tempat kemenyan
tangga
kelambu
makam tidak dikenal
batu makam
payung
jam dinding
teras

tempat penjaga sepatu
teras depan
tangga

2. Batasan Wilayah
Secara administratif batas-batas desa Pendem di
mana lokasi Obyek Wisata Gunung Kemukus adalah:
Sebelah utara : Desa Ngandul, Kecamatan Sumber
Lawang

70 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …

Sebelah Selatan : Desa Soko, Kecamatan Miri
Sebelah timur : Desa Ngadiluwih, Kecamatan Sumber
Lawang
Sebelah barat : Desa Bagor, Kecamatan Miri
Apabila masuk melalui desa Bagor, Gunung
Kemukus akan berbatas dengan aliran waduk
kedungombo, dimana pada musim hujan akan melimpah
airnya dan pada musim kemarau akan surut, kemudian

akan dimanfaatkan warga untuk berladang.
3.

Aksesbilitas Lokasi
Untuk dapat mencapai lokasi Obyek Wisata Religi
Gunung Kemukus, para peziarah dari luar kota biasanya
sering melalui Solo. Para peziarah yang memanfaatkan
angkutan umum, dari terminal Solo dapat memakai
angkutan umum ke arah Purwodadi dan turun di desa
Bagor, untuk kemudian melanjutkan dengan ojek sampai
di lokasi. Sebaliknya dari arah Purwodadi, dapat
menumpang bis ke arah Solo dan juga turun di desa Bagor,
untuk kemudian dapat melanjutkan ke lokasi dengan Ojek.
Bagi peziarah yang memakai kendaraan pribadi
dapat sampai di lokasi dengan cepat sejak dibangunnya
jembatan penghubung antara desa Bagor dengan desa
Pendem. Jembatan yang baru dioperasikan sejak bulan
April 2017, sangat membantu peziarah yang memakai
kendaraan pribadi. Jembatan tersebut merupakan
pembaharuan dari jembatan yang telah ada, namun karena

dibangun sangat rendah sehingga apabila musim hujan
tidak dapat dipakai karena terendam air luapan dari
Waduk Kedungombo.
Menjelang tengah malam, akan banyak mobil
pribadi menjadi angkutan umum yang berfungsi
mengantarkan para peziarah pulang ke Solo dan
sekitarnya. Mobil-mobil tersebut merupakan mobil pribadi

Selayang Pandang Obyek Wisata… 71

maupun mobil peziarah yang dengan sengaja disewakan
untuk dapat membantu para peziarah pulang dari
kunjungannya ke Gunung Kemukus. Apabila dibandingkan
dengan angkutan umum, tarif yang dikenakan sedikit lebih
mahal dari angkutan umum. Jikalau di angkutan umum
membayar sepuluh ribu rupiah dari Solo ke desa Barong,
maka untuk angkutan pribadi dikenakan tarif lima belas
sampai lima belas ribu rupiah, bergantung dengan
transaksi tawar menawar antara peziarah dengan sang
empunya mobil. Namun, keberadaan mobil angkutan

pribadi ini mempermudah akses dari Gunung Kemukus
menuju ke Solo, mengingat setelah jam tujuh malam,
angkutan umum menuju ke Solo sudah tidak tersedia lagi.
B.
1.

Demografi
Penduduk (Jumlah)
Berdasarkan data dari pemerintah desa Pendem,
jumlah penduduk Desa sebanyak 4247 jiwa, terdiri dari
2095 laki-laki dan 2152 perempuan. Penduduk yang
berusia antara 0-9 tahun berjumlah 1051 jiwa, antara 1024 tahun berjumlah 1148 jiwa, dan antara 25-39 tahun
berjumlah 810 jiwa.2 Berdasarkan usia, penduduk Desa
Pendem yang berusia antara 0-9 tahun berjumlah 1051
jiwa, 10-19 tahun berjumlah 812 orang, dan sebanyak 606
orang berusia antara 20-29 orang. Adapun usia 30-39
tahun berjumlah 540 orang, usia antara 40-49 tahun
sebanyak 481 orang. Penduduk Desa Pendem berusia 50
tahun ke atas berjumlah 882 orang, yang terdiri dari 375
orang usia antara 50-59 tahun, 292 orang berusia antara

60-69 tahun, dan sisanya sebanyak 214 orang berusia 70
tahun ke atas. Penduduk wanita yang berusia 75 tahun ke

2

Data diambil dari Kantor Desa Pendem, 23 September 2016, 10.20 WIB

72 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …

atas tidak ada, tetapi penduduk pria yang berusia 75 tahun
ke atas terdapat 38 orang. 3
Banyak pendatang yang tidak berKTP desa Pendem
tidak termasuk dalam jumlah tersebut. Pendatang yang
terbesar ada di dua dusun yang berdekatan dengan Obyek
Wisata Gunung Kemukus. Persebaran terbesar para
pendatang ada di wilayah dusun Gunungsari, di mana
dusun tersebut bertepatan dengan letak Makam Pangeran
Samudro.
2.


Struktur Sosial
Dari sisi pemerintahan, struktur sosial di Desa
Pendem dipimpin oleh Kepala Desa. Adapun gambar
struktur pemerintahan Desa Pendem adalah sebagai
berikut :

Kepala Desa yang bertanggung jawab terhadap roda
pemerintahan yang ada di Desa Pendem. Terkait dengan
keberadaan Obyek Wisata Gunung Kemukus, dua kepala
dusun dari dusun Kedunguter dan dusun Gunungsari
berkoordinasi dengan pengelola dari dinas Pariwisata
3

Ibid

Selayang Pandang Obyek Wisata… 73

bertanggungjawab terhadap berlangsungnya wisata ziarah
tersebut.
3.

Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk Desa Pendem terdiri
dari buruh tani sebanyak 614 orang, sebagai petani
sebanyak 414 orang, dan yang bekerja di bidang
pengangkutan berjumlah 162 orang. Penduduk yang
bermata pencaharian sebagai nelayan yaitu sebagai
nelayan di waduk Kedung Ombo sebanyak 115 orang.
Sebanyak 69 orang bermata pencaharian sebagai buruh
bangunan, sedangkan 43 orang bekerja sebagai pegawai
negeri sipil, dan 35 orang bekerja sebagai pedagang.
Sebanyak 27 orang bekerja sebagai buruh industri dan 21
orang sebagai pensiunan. Penduduk Desa Pendem ada
yang bekerja sebagai pengusaha sebanyak 2 orang dan
TNI/Polri sebanyak 2 orang. Sisanya sebanyak 1.680 tidak
mempunyai pekerjaan tetap, hanya diikatan bekerja lainlain.4 Masyarakat desa Pendem khususnya mendapatkan
pekerjaan sampingan ketika hari pasaran (Jumat Pon,
Jumat Kliwon, dan Malam Satu Suro) dengan berdagang,
tukang ojek dan penginapan bagi para peziarah yang
berkunjung di Obyek Wisata Gunung Kemukus. Tambahan
penghasilan dari para peziarah banyak membantu
menyejahterakan masyarakat desa Pendem.

4.

Tingkat Pendidikan
Jumlah penduduk menurut pendidikan terdiri dari
tamatan akademi atau Pendidikan Tinggi sebanyak 15
orang, tamat SMU sebanyak 90 orang, tamat SLTP
sebanyak 290 orang, dan tamat SD sebanyak 748 orang.
Sebanyak 741 orang tidak tamat SD dan 730 orang belum
4

Data diambil dari Kantor Desa Pendem, 23 September 2016, 10.20 WIB

74 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …

tamat SD. Sisanya sebanyak 999 orang tidak mengenal
bangku sekolah. Sebagai sarana pendidikan di Desa
Pendem terdapat tiga TK dengan 3 orang guru dan 80
murid. Jumlah SD 3 buah dengan jumlah guru 22 orang
dan jumlah murid 588 orang. Sarana pendidikan yang
berupa madrasah ada 1 buah dengan guru 6 orang dan
jumlah murid 92 orang.5
5.

Prosentase Agama
Data pemerintah desa menunjukkan bahwa
mayoritas penduduk desa Pendem beragama Islam.
Penduduk yang beragama Islam yaitu 4.226, yang
beragama Budha sebanyak 20 orang. Penduduk yang
beragama Katolik sebanyak 2 orang, dan 1 orang
beragama Hindu. Sarana sebagai ibadah terdapat 5 buah
masjid dan 28 buah surau.6 Di area Obyek Wisata Gunung
Kemukus sendiri terdapat dua buah surau, satu di lokasi
Sendang dan satu lagi di lokasi Makam Pangeran Samudro.

C. Psikografi
1. Adat dan Tradisi
Secara umum, masyarakat yang tinggal dan
peziarah yang berdatangan berasal dari suku Jawa. Dari
konteks sosial masyarakat yang menetap di lokasi Gunung
Kemukus mempunyai adat dan tradisi sangat njawani. Ini
sangat terlihat dari penetapan ritual yang memakai
kalender jawa. Penanggalan jawa menjadi salah satu
penunjuk waktu yang sangat penting dalam melakukan
beragam aktivitas penduduknya. Masyarakat di sekitaran
Gunung Kemukus sangat percaya dengan adat dan
tradisinya. Secara umum, masyarakat di sana tidak akan

5
6

Data diambil dari Kantor Desa Pendem, 23 September 2016, 10.25 WIB
Data diambil dari Kantor Desa Pendem, 23 September 2016, 10.20 WIB

Selayang Pandang Obyek Wisata… 75

berbelanja ketika penanggalan jawa menunjuk pada hari
Wage. Mereka mempercayai ketika hari itu membeli
barang, maka barang tersebut akan cepat rusak dan tidak
bertahan lama.7 Masyarakat di sekitaran Gunung Kemukus
masih rigid menjaga tradisi penanggalan Jawa dengan
beragam artinya.
Hal lain yang menarik adalah terpeliharanya adat
Jawa melalui tradisi liminalitas manusia. Masyarakat di
sekitaran Gunung Kemukus masih melestarikan tradisi
mitoni (Slametan di usia kandungan tujuh bulan) sampai
dengan tradisi Nyewu (slametan pada hari keseribu dari
seseorang yang meninggal). Tradisi Jawa dalam rangka
meresponi liminalitas kehidupan manusia sejak dari
dalam kandungan, sampai masuk ke kandungan bumi
diperingatinya, sambil meminta berkah dan keselamatan
kepada Yang Maha Kuasa. Tradisi ini masih terus
terpelihara dengan baik sampai sekarang.
2. Karakteristik Masyarakat
Masyarakat di lokasi Gunung Kemukus mempunyai
karakteristik seperti masyarakat Jawa pada umumnya.
Karakteristik yang akan dijumpai oleh para peziarah yang
berkunjung ke Gunung Kemukus antara lain.
a. Welcome dengan orang asing
Karakterikstik masyarakat di Gunung Kemukus yang
dapat dijumpai adalah sangat terbuka dan menerima
dengan senang hati orang asing atau orang dari luar
daerahnya. Masyarakat akan sangat terbuka dan
menyambut dengan senang hati setiap tamu yang
berkunjung ke rumahnya. Mereka akan memberikan
yang terbaik dari apa yang ia punya, sebagai bentuk
penghormatan kepada tamunya. Karakter ini yang
dikemudian hari menjadi pemicu tindakan negatif,
7

Wawancara dengan STN, sesepuh desa Pendem, 7 Desember 2016

76 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …

dengan menyuguhkan tubuhnya untuk dapat
dipakai oleh para peziarah.
b. Andhap Asor
Ciri ini sangat melekat di dalam kehidupan
masyarakat Jawa pada umumnya. Strata yang
dipunyai oleh bahasa Jawa memberikan habitualisasi
menghormati orang yang lebih tua, maupun tamu
yang berkunjung ke rumahnya. Karakter ini juga akan
dijumpai ketika masuk di kawasan Gunung Kemukus.
Masyarakat di sekitaran Gunung Kemukus akan
mempunyai karakter ngajeni8 dengan orang lain,
apalagi dengan orang yang usianya lebih tua.
c. Nrimo ing pandum
Karakteristik ini juga merupakan dasariah dari
masyarakat jawa umumnya. Ketika masuk di wilayah
Gunung Kemukus, akan dijumpai masyarakat yang
mempunyai karakteristik seperti ini. Karakter ini
menggambarkan sikap hidup yang serba pasrah
dengan segala keputusan yang ditentukan oleh Tuhan.
Mereka sangat menyakini bahwa kehidupan ini ada
yang mengatur dan tidak dapat ditentang begitu
saja. Setiap hal yang terjadi dalam kehidupan ini
adalah sesuai dengan kehendak sang pengatur hidup,
sehingga tidak dapat mengelak, apalagi melawan
semua itu. Inilah yang dikatakan sebagai nasib.
Masyarakat di Gunung Kemukus memahami betul
kondisi tersebut, sehingga mereka yakin bahwa
Tuhan telah mengatur segalanya. Jadi dalam
kepercayaannya, mereka di tempatkan di Gunung
Kemukus dengan segala situasi dan kondisinya
merupakan sebuah suratan takdir dari Sang Pengatur
hidup.
8

Ngajeni merupakan sebuah sikap yang menghargai dan menghormati orang lain.

Selayang Pandang Obyek Wisata… 77

d. Urip ora ngoyo
Karakter ini membuat masyarakat di Gunung
Kemukus sangat menikmati hidupnya. Mereka tidak
terlalu berambisi untuk menjadikan dirinya kaya atau
sukses. Dalam benaknya, hidup itu sudah ada
koridornya tersendiri, jadi jangan terlalu dibuat
ngoyo, dinikmati apa yang ada dan pasti besok akan
ada sesuatu yang berbeda juga untuk melanjutkan
kehidupan. Konsep berpikirnya, dalam hidup sudah
ada yang mengatur, jika mengingini lebih dengan
ngoyo, maka akan ada sesuatu yang buruk menimpa
hidupnya. Karakter ini sangat kental di masyarakat
Gunung Kemukus, dan terlihat jelas dari waktu ke
waktu usaha serta kehidupannya berjalan apa adanya,
bahkan terlihat tidak ada peningkatan.
e. Gotong Royong
Karakter ini sangat jelas terlihat ketika ada salah satu
warga kesusahan, maka dengan cepat akan saling
membantu. Baik kesusahan karena sakit penyakit,
maupun kesusahan karena membangun rumah,
maupun hal lainnya. Jadi tidak heran, ketika ada
pendatang yang bermasalah dengan salah satu
warganya, mereka akan dengan cepat campur
tangan untuk membela warganya.
Beberapa karakteristik ini sangat kental apabila
pendatang masuk di kawasan obyek wisata religi Gunung
Kemukus. Karakteristik masyarakat ini juga yang
membuat para peziarah nyaman untuk tinggal berlama–
lama di Gunung Kemukus.9 Tidak heran apabila dijumpai
beberapa peziarah menginap sampai satu minggu di sana.

9 Wawancara dengan Hsn, peziarah yang berasal dari Bandung, Desember 2016,
di Pendopo Gunung Kemukus 23.20 WIB.

78 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …

3. Kepercayaan
Kepercayaan yang ada di masyarakat Gunung
Kemukus merupakan sebuah konsep kearifan lokalnya.
Kearifan lokal yang ada di masyarakat, lambat laun
memaksa dan mengkondisikan peziarah untuk dapat
menyesuaikan dengan mereka. Kearifan lokal yang ada
dan dihidupi oleh masyarakat Gunung Kemukus pada
dasarnya berasal dari budaya Jawa. Adapun kearifan lokal
yang ada pada masyarakat di lokasi Gunung Kemukus
adalah :
a. Perilaku tepo slira lan biso rumangsa
Dalam nilai ini, konsep yang dikembangkan adalah
bagaimana dapat mempercantik dunia yang cantik,
dengan perilaku diri sendiri. Menurut Pranoto,10
dalam nilai luhur yang dikembangkan oleh budaya
Jawa, terdapat tiga hubungan sekaligus yang harus
dilakukan secara bersamaan oleh masing-masing
manusia. Ketiga hal itu adalah :
- Gegayutan ing manungsa karo manungsa . Dalam
hal ini sewajarnya terdapat hubungan yang
harmonis antar manusia dalam masyarakat
majemuk. Ditanamkan rasa tenggang rasa yang
tinggi, menghormati perbedaan, dan mencari
kesamaan dalam rangka menggalang persatuan
dan kesatuan, serta tidak memaksakan kehendak
satu dengan yang lain.
- Gegayuting manungsa karo alam, nilai luhur yang
tertanam dalam diri orang jawa adalah memberi
kesejahteraan pada manusia melalui alam
semesta. Nilai ini menyadari bahwa alam
merupakan ciptaan Tuhan. Dengan berdamai dan

10

Tjaroko Pranoto, Budi Pekerti Luhur, (Yogyakarta : Kuntul Press, 2009), 13

Selayang Pandang Obyek Wisata… 79

merawat alam, maka Tuhan akan memperhatikan
kehidupan manusia melalui alam pula.
- Gegayuting manungsa karo Gusti Kang Murbeng
Dumadi, nilai ini mengajarkan tentang perilaku
manusia yang seharusnya mengkuti setiap aturan
yang ditetapkan oleh Tuhan. Kehidupan manusia
akan sehat sentosa ketika mengikuti aturan yang
ditetapkan oleh Tuhan.
Perilaku tepa slira lan bisa rumangsa merupakan
sebuah nilai yang bersifat sangat humanis. Tepa slira
yang mempunyai pengertian mampu mengukur diri
sendiri, sehingga mau menghormati orang lain. Bisa
rumangsa merupakan sebuah ungkapan yang berarti
mampu merasakan hal-hal yang dirasakan oleh pihak
lain. Penerapan nilai ini merupakan sebuah tugas bagi
manusia untuk mengolah diri sendiri, sebelum
berinteraksi dengan orang lain. Ketika orang lain
tersakiti (batin), maka diri sendiri belum pandai
melakukan laku tepa slira lan bisa rumangsa.
Manakala perilaku ini pudar di tengah masyarakat,
maka hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
dapat semakin keruh. Ini dikarenakan kepentingan
diri sendiri lebih ditonjolkan dari pada kepentingan
publik. Oleh sebab itu, dalam nilai ini barometer
dalam kehidupan bersama bukanlah kepuasan diri
sendiri, melainkan kenyamanan pihak lain.
b. Perilaku karyenak tyasing sesama
Secara ringkas, nilai luhur yang disanjung di
dalamnya
adalah
perilaku
yang
berusaha
menyenangkan pihak lain. Hal ini bukan berarti
mudah untuk disuap, dimanipulasi, akan tetapi
merupakan sebuah nilai yang menjunjung tinggi
kepentingan bersama, daripada kepentingan diri
sendiri. Dalam kehidupan bersama, kepentingan

80 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …

orang lain selalu diutamakan dan mengerjakannya
dengan sepenuh hati. Dalam artian berusaha untuk
tidak menyakitkan orang lain, tanpa pamrih, dan
senang mendukung orang lain. Untuk dapat
melakukannya, nilai ini acapkali disandingkan dengan
kehidupan spiritual dari seseorang. Apabila
kehidupan spiritualnya baik, maka kehidupan dengan
orang lain akan baik pula. Oleh sebab itu, perlu
didasari dengan kehidupan ritual yang baik dengan
Tuhan. Orang yang percaya dan selalu menjunjung
tinggi terhadap Tuhan, dengan sendirinya akan
mempunyai hubungan yang harmonis dengan
sesamanya. Karena yang dikedepankan adalah nilai
kebersamaan dengan sesama, demi terciptanya
kesejahteraan umat.
c. Perilaku sepi ing pamrih
Pamrih diterjemahkan dalam dunia pikir orang Jawa
sebagai nafsu, yang sebagian besar berbentuk
kepuasan individu atau golongan. Nafsu inilah yang
hendak dikikis dalam menciptakan dunia yang lebih
baik dan dapat hidup berdampingan dengan yang lain.
Sepi ing pamrih merupakan sebuah tindakan yang
bekerja untuk diri dan orang lain tanpa
mengharapkan imbalan, dengan sebuah tujuan untuk
kesejahteraan bersama. Di dalamnya memuat tekad
kerelaan untuk tidak lagi mengejar kepentingankepentingan sendiri tanpa perhatian terhadap
masyarakat. Apabila nafsu untuk memuaskan
kepentinan diri telah dapat dikelola dengan baik,
kehidupan bersama pasti akan menjadi lebih baik lagi.
d. Perilaku eling lan waspada
Nilai ini menegaskan tentang kepekaan akan situasi
sosial dimana dan kapan seseorang berada. Sikap etis
dalam budaya Jawa memandang sifat dan sikap di

Selayang Pandang Obyek Wisata… 81

masing-masing tempat mempunyai kekhasan dan
kekhususannya sendiri. Bukan apa yang dianggap
baik, berguna, ataupun sebagai tuntutan suara hati
oleh masing-masing orang itulah yang menentukan,
tetapi yang dituntut daripadanya di tempatnya di
mana ia berada. Jadi etika yang ditonjolkan dalam hal
ini bersifat relatif terhadap tempat. Relativitas
terhadap tempat memunculkan kesadaran diri, agar
selalu bertindak hati-hati, penuh perhitungan dan
mengingat kesejahteraan bersama. Nilai ini
mengingatkan bahwa setiap hal yang dilakukan oleh
seseorang sewajarnya perlu dipertimbangkan dengan
seksama, agar jangan merugikan, menyinggung dan
menyakiti pihak lain. Dalam kehidupan bersama, hal
ini perlu dilestarikan dan ditumbuh kembangkan agar
selalu mawas diri dan berhati-hati dalam bersikap di
manapun berada.
Keempat nilai dasar inilah yang menjadi
kepercayaan di masyarakat dan yang ditemui di Gunung
Kemukus. Prinsip ini dipegang teguh oleh masyarakat
yang kemudian dari waktu ke waktu ditularkan kepada
setiap peziarah.
4. Bahasa dan Simbol
Gunung Kemukus mempunyai latar belakang
masyarakat jawa, dalam kesehariannya bahasa dan simbol
yang digunakan banyak mengadopsi budaya jawa. Dari
segi kebahasaan, masyarakat di sekitaran Gunung
Kemukus memakai bahasa Jawa sebagai alat
komunikasinya. Bahasa jawa yang dipakaipun sesuai
dengan tata aturan (pitutur) Jawa tradisional. Bahasa
bertingkat mulai dari ngoko sampai kromo inggil
digunakan untuk berkomunikasi sesuai dengan strata
sosial masyarakat.

82 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …

Dari sisi dialek, masyarakat di sekitar Gunung
Kemukus mempunyai dialek khas seperti warga di
sekitaran keraton Surakarta. Dari kekhasan dialek
tersebut, akan dapat dengan mudah mengenali warga desa
di sekitar Gunung Kemukus, dengan pendatang di desa
tersebut. Dialek Jawa tradisional masih kental dan lekat
dalam cara mereka berkomunikasi. Dari sudut pandang
kekinian, dialek tersebut biasa dikenal orang dengan
sebutan dialek medok dengan penyebutan dan bahasa
yang dipakainya.
Berkenaan
dengan
budaya
simbol
yang
berkembang di dalam masyarakat, secara umum
mempunyai kesamaan dengan masyarakat Jawa pada
umumnya. Dimulai simbolisasi dari persiapan masa
liminalitas kehidupan, sampai dengan penghargaan
terhadap roh leluhur. Simbolisasi tersebut merupakan
sebuah visualisasi dari apa yang dipercayainya. Sejak dari
dalam kandungan, masyarakat di Gunung Kemukus
percaya dengan adanya kekuatan di luar dirinya, sehingga
mereka memakai peniti untuk menangkal kekuatan jahat
yang dapat merasuki janinnya. Simbol peniti dipakai
sebagai sarana untuk menangkal roh jahat yang dipercaya
akan membawa bencana bagi janinnya.
Budaya simbol yang dikembangkan berdasarkan
kearifan dan kepercayaan akan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Untuk menghormati dan menghargai Tuhan dipakailah
simbolisasi kenduren sebagai sarana mendekatkan diri
kepada Tuhan dan kepada sesama. Di dalam ritual
tersebut ada slametan sebagai bentuk penghargaan
kepada Tuhan atas berkahnya kepada masyarakat
setempat. Biasanya di dalam slametan terdapat tumpeng
yang disertai dengan beragam lauk pauk. Simbol-simbol
akan banyak dijumpai di dalam setiap ritual yang
diadakan. Budaya simbol yang berkembang, dan sangat

Selayang Pandang Obyek Wisata… 83

mempengaruhi dalam aktivitas ziarah di Gunung
Kemukus.
Simbol lainnya yang berkembang di masyarakat
Gunung Kemukus adalah sakralisasi kultus sendang dan
makam. Ada dua sendang yang dikultuskan dan dipakai
sebagai syarat untuk menjalankan ritualnya di Gunung
Kemukus. Air yang bersumber dari sendang dinilai
memiliki tuah untuk dapat membawa berkah bagi para
peziarah yang mandi, cuci muka, minum, maupun
membawa pulang ke rumahnya. Di sisi lain, beberapa
makam yang ada di lokasi Gunung Kemukus dijadikan
simbol untuk meminta berkah kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa. Bagi para peziarah, beberapa makam akan
diberikan sesaji sebagai perantara menjawab doa-doanya.
Menurut penuturan peziarah, simbolisasi makam ini bagi
para ziarah sangat membantu mendekatkan kepada Tuhan
Yang Maha Kuasa.11
Beragam sesaji juga dijadikan sebagai simbol dalam
ritual di Gunung Kemukus. Setiap sesaji mempunyai
makna simbolisasi tersendiri, yang sangat dipercaya dan
diyakini oleh para peziarah. Bunga Kantil dipakai sebagai
simbolisasi untuk menarik berkah dari Pangeran Samudro,
supaya tetap kantil sampai di rumah dan di aktivitas
kesehariannya.
Kemenyan
dipakainya
untuk
mengunjukkan persembahannya kepada junjungannya.
Simbolisasi yang berkembang merupakan sebuah
visualisasi yang dipakai untuk menarik berkah dari
Pangeran
Samudro.
Simbolisasi
tersebut
tetap
dikonstruksi dan tetap dirawat serta dipercayai oleh
penyelenggara dan pelaku peziarah di Gunung Kemukus.

11 Wawancara dengan SR Perziarah dari Kota Pati di Pendopo Makam Pangeran
Samudro, 24 November 2016, 20.34 WIB.

84 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …

5. Pola Hubungan Sosial
Dengan berlatar belakang masyarakat dan budaya
Jawa, masyarakat di sekitar Gunung Kemukus mempunyai
pola hubungan sosial yang tidak jauh dari pola budaya
Jawa. Masyarakat yang masih memelihara kearifan lokal
budayanya, pola hubungan sosial yang dikembangkan
merujuk ke masyarakat tradisional. Pola sosial yang
tenggang rasa dan masih menjaga hubungan relasional
dengan sesama maupun dengan alam. Keramah tamahan
masyarakat tradisional Jawa akan dirasakan ketika
memasuki kawasan Gunung Kemukus. Keramah tamahan
inilah yang menjadi salah satu daya tarik wisata untuk
dapat betah dan tinggal berlama-lama di sekitar Gunung
kemukus.
Warga Gunung Kemukus yang ramah berimbas
pada penyambutan para peziarah yang nyaman. Pola
hubungan sosial yang ramah, akhirnya mengilhami para
peziarah untuk bersikap ramah pula dengan peziarah yang
lain. Pola hubungan keramah-tamahan yang terjadi di
Gunung Kemukus menjadikan sebuah pemantik terjadinya
hubungan sosial yan harmonis di kalangan para peziarah.
Dalam masyarakat tradisional, pola hubungan yang
hirarkis ada di dalam masyarakat di Gunung Kemukus.
Orang yang dituakan sangat dihormati dan disegani oleh
warga masyarakat yang lain. Ketika sesepuh memberikan
mandat maupun petuah, masyarakat akan menurutinya.
Pola strukturisasi dalam masyarakat membuat alur
pemerintahan menjadi ringan, karena sesepuh yang sedikit
banyak mengatur pemerintahan dan harmonisasi di dalam
masyarakat.
Sesepuh dan pinisepuh sangat dihormati di
masyarakat sekitar Gunung Kemukus. Masyarakat akan
lebih mendengarkan dan melakukan titah dari sesepuh
daripada aparat pemerintah yang ada. Pola struktur sosial

Selayang Pandang Obyek Wisata… 85

di dalam masyarakat inilah yang kemudian dapat dipakai
aparat pemerintah untuk menyosialisasikan program
maupun kebijakannya bagi masyarakat. Ketika pemerintah
dapat memberikan pemahaman yang baik tentang
kebijakannya kepada sesepuh setempat, maka program
dari pemerintah akan dapat berjalan dengan baik. Pola
struktur sosial yang masih kental inilah yang menjadi ciri
khas masyarakat Gunung Kemukus.
Di sisi lain, pola hubungan sosial kekerabatan
sangat khas apabila masuk di wilayah Gunung Kemukus.
Kekerabatan yang erat menjadikan masyarakat ringan
tangan untuk saling membantu. Apabila ada warganya
yang sedang terkena musibah, baik sakit maupun
meninggal, mereka akan rela meninggalkan pekerjaannya
untuk membantu warga lainnya. Kekerabatan inilah yang
kerapkali dapat membantu maupun melemahkan
kemajuan di dalam masyarakat. Keterikatan sosial yang
sangat kuat nampak ketika ada salah seorang dari
masyarakat terkena masalah hukum, warga yang lain akan
bersama-sama menutupi dan menyembunyikan warganya.
Pun demikian, apabila ada warganya yang maju, warga
yang lain juga akan terkena kemajuannya.
Sistem kekerabatan yang kuat inilah yang
selanjutnya menjadi pola dalam ritual di Gunung
Kemukus. Ada sebuah syarat yang turun temurun
dipercaya, bahwa kalau ada peziarah yang sukses dan
berhasil karena ritualnya. Ia harus berbagi kesuksesannya
kepada pasangannya. Di samping itu, ia juga diwajibkan
untuk mengadakan syukuran dengan melibatkan warga
sekitar, dengan sebuah alasan yaitu iso ngicipi
keberkahane (dapat ikut merasakan berkatnya). Pola
dalam ritual ini merupakan sebuah refleksi dari pola
kekerabatan yang kuat di dalam masyarakat Gunung
Kemukus.

86 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …

D.
1.

Sejarah Gunung Kemukus
Dokumentasi
a. Majalah Kedjawen 1942
Dari penuturan Kepala Seksi Pariwisata
Kabupaten Sragen, yang membidangi Gunung
Kemukus, Majalah Kedjawen 1942 merupakan
dokumentasi yang paling awal dan terlacak oleh Dinas
Pariwisata. Dari informasi di majalah tersebut
mengkisahkan tentang sejarah dan kejadian yang ada
di Gunung Kemukus. Pangeran Samudro adalah
seorang putra raja Majapahit terakhir, bernama
Brawijaya V yang terlahir dari ibu selir Ontrowulan.
Ketika kerajaan Majapahit runtuh, Pangeran Samudro
tidak ikut melarikan diri, akan tetapi beliau bersama
ibunya ikut diboyong ke kerajaan Demak. Selama di
Demak ia mendapat bimbingan ilmu dari Sunan
Kalijaga.
Dirasa
cukup,
Pangeran
Samudro
diperintahkan untuk berguru kepada Kyai Gugur
dengan ditemani dua abdi. Selain itu ia juga
diperintahkan
untuk
menyatukan
saudarasaudaranya yang telah hilang. Selama berguru,
Pangeran Samudro tidak mengetahui bahwa Kyai
Gugur adalah kakaknya. Setelah menguasai ilmu yang
diajarkan, barulah Kyai Gugur menceritakan jati
dirinya.
Pangeran Samudro terkejut mendengar akan
hal itu, dan akhirnya Kyai Gugur bersedia
dipersatukan kembali dan ikut ke Demak. Setelah itu
Pangeran Samudro kembali ke Demak. Mereka
berjalan ke arah barat dan dan dalam perjalanan ini
Pangeran Samudro terserang sakit. Perjalananpun
diteruskan, akan tetapi sakitnya semakin parah.
Kamudian Pangeran Samudro memerintahan salah
seorang abdinya untuk mengabarkan kondisi

Selayang Pandang Obyek Wisata… 87

Pangeran Samudro pada Sultan Patah. Setelah
mendengar kabar itu, Sultan memerintahkan pada
abdi tersebut untuk kembali ke tempat Pangeran
Samudro, akan tetapi Pangeran Samudro telah
meninggal. Selanjutnya atas petunjuk dari Sultan,
maka jasad Pangeran Samudro dimakamkan disebuah
perbukitan tak jauh dari tempat meninggalnya
Pangeran Samudro.12
b. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Sragen
Dinas Pariwisata yang menaungi dan
mengelola Obyek Wisata Gunung Kemukus
mengisahkan13 bahwa Pangeran Samudro adalah
salah satu anak penguasa terakhir kerajaan Majapahit,
sebuah kerajaan Hindu terbesar di Asia Tenggara
pada abad ke-13. Kerajaan yang berpusat di Jawa
Timur itu wilayah kekuasaannya meliputi kepulauan
Indonesia dan membentang hingga bagian selatan
India.
Tak lama setelah Islam masuk ke Indonesia,
Majapahit pun runtuh. Samudro, pemuda umur 18
tahun - waktu itu, enggan melarikan diri sebagaimana
dilakukan banyak kerabatnya. Ia justru menanggalkan
pangkat dan memilih menjadi pandita. Berguru
tentang agama yang baru datang ke tanah Jawa yaitu
Islam, kepada Sunan Kalijaga, ulama besar yang
tinggal di Kesultanan Demak. Usai berlajar di bawah
bimbingan wali penyebar Islam itu, Samudro
melanglang negeri turut menyiarkan risalah Islam.
Selain menyebarkan agama Islam, Samudro juga
12 Ditulis oleh dari penuturan UPTD Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen dan dari
Un kolektor majalah kuno di Solo, 12 Desember 2015, 15.15 WIB.
13 Diakses dari http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=103, 12 Juli 2016,
20.20 WIB.

88 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …

menemui sisa-sisa dinasti Majapahit yang tercerai
berai, mengajak mereka bergabung ke dalam payung
Kesultanan Demak.
Namun, di tengah ekspedisi tersebut, Pangeran
Samudro mendadak jatuh sakit dan meninggal.
Pangeran Samudro akhirnya dimakamkan di sebuah
bukit yang terletak tak jauh dari lokasi ia wafat. Oleh
pengikutnya, tempat Pangeran Samudro meninggal
didirikan sebuah desa dan dinamakan Dukuh
Samudro.
Konon, terjadi fenomena alam yang aneh
sepeninggal Pangeran Samudro. Asap hitam (dalam
bahasa Jawa diistilahkan kukus) menyelimuti bukit
tempat makam Pangeran Samudro. Fenomena itu
terjadi setiap menjelang pergantian musim. Oleh
penduduk dan pengikut Pangeran Samudro, bukit itu
lalu dinamakan Gunung Kemukus.
Syahdan, ibu Pangeran Samudro, Raden Ayu
Ontrowulan sangat bersedih mendengar kematian
putra semata wayangnya. Ia pun menyusul ke
Kemukus dan mensucikan diri dengan air dari telaga
kecil yang letaknya tak jauh dari makam. Ontrowulan
lalu berdoa tanpa henti agar dapat dipertemukan
dengan Pangeran Samudro. Menurut legenda yang
dipercaya penduduk setempat, tubuh Ontrowulan
tiba-tiba
saja
menghilang
tanpa
jejak.
Penduduk percaya hal tersebut disebabkan
Ontrowulan berdoa dengan sepenuh hati diserta jiwa
raga yang sudah suci. Orang Jawa menyebut kejadian
itu sebagai muksa. Telaga tempat muksa itu lalu
dinamakan sendang Ontrowulan. Cerita tersebut yang
disebarluaskan oleh Dinas Pariwisata kepada para
pengunjung yang bertanya kepada pengelola.

Selayang Pandang Obyek Wisata… 89

2.

Mitos
a. Pemerintah
Pemerintah
Daerah
Kabupaten
Sragen
memandang perlu menerbitkan buku sebagai
pedoman bagi para peziarah tentang mitos Pangeran
Samudro di Gunung Kemukus. Buku ini dikeluarkan
oleh Dinas Pariwisata Daerah Kabupaten Sragen.
Pemerintah memandang perlu meluruskan kisah
Pangeran Samudro dikarenakan kisah yang selama ini
diyakini oleh peziarah dan masyarakat setempat itu
tidak benar dan terlihat menyimpang. Di samping itu,
diharapan para pengunjung dan peziarah tidak salah
pengertian dan salah langkah dalam melaksanakan
ziarah. Kisah yang dibuat pemerintah adalah sebagai
berikut14 :
Pada waktu Kerajaan Majapahit runtuh pada
tahun 1478, berdirilah Kerajaan Demak dan yang
menjadi raja adalah Raden Patah, putra raja Majapahit
terakhir yang lahir dari istri selir. Menjelang jatuhnya
Kerajaan Majapahit, keluarga putra-putra raja banyak
yang melarikan diri keluar dari istana. Pangeran
Samudro beserta ibunya yang bernama Raden Ajeng
Ontrowulan (R.A Kenter) tidak ikut melarikan diri.
Mereka berdua diboyong oleh Raden Patah ke Demak.
Pangeran Samudro adalah salah seorang pemuda
yang baik hati, cerdas, ramah, pendamai, dan penuh
tanggung jawab.Sifat-sifat ini diketahui oleh Raden
Patah dan beliau ingin memanfaatkan adiknya itu
untuk kepentingan Kerajaan Demak. Pada suatu hari
Pangeran Samudro dipanggil oleh Raden Patah dan
diberi mandat, yakni Pangeran Samudro diutus

14 Diakses dari http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=103, 12 Juli 2016,
20.30 WIB.

90 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …

mencari dan menemui saudara-saudaranya yang telah
melarikan diri dan belum diketahui dimana mereka
bersembunyi untuk disadarkan, mengakui Kerajaan
Demak, dan tidak memusuhinya.
Maksud Raden Patah dapat dibenarkan oleh
Pangeran Samudro.Perintahnya diterima dengan
senang hati dan dilaksanakannya sekalipun sangat
sulit dan berat. Dapat dibayangkan mencari orang
yang tersebar letaknya dan tidak diketahui
keberadaannya serta harus melewati hutan,gunung,
bukit, lembah. Setelah mendapat petunjuk dari Raden
Patah dan restu dari ibunya, berangkatlah Pangeran
Samudro dengan diikuti oleh dua orang abdi yang
setia. Dalam melakukan tugas mulia itu, terdapat
banyak sekali rintangan, halangan, ancaman, dan
lainnya. Ia sering kepayahan, tidur di hutan, istirahat
di rumah penduduk. Hingga saat ini tempat yang
dipakai Pangeran Samudro beristirahat diberi nama
sesuai dengan peristiwa yang dialami Pangeran
Samudro.
Misalnya, Punden Pondok yang dipakai
mondok Pangeran Samudro, Punden Salahan yang
ketika itu Pangeran Samudro melakukan kesalahan,
Bagorame,
dan
sebagainya.
Pencarian
dan
penggembaraan itu berjalan bertahun-tahun dan
berkat kegigihan Pangeran Samudro tugas tersebut
berhasil
dilaksanakan.
Saudara-saudaranya
bersembunyi diberbagai tempat, mereka saling
berjauhan
tetapi
dapat
ditemui
dan
didamaikan.Saudara-saudaranya
lalu
mengakui
bahwa Raden Patahlah yang menjadi Raja di Kerajaan
Demak.
Setelah usahanya dirasa berhasil dan sudah
meninggalkan ibunya di Demak, Pangeran Samudro

Selayang Pandang Obyek Wisata… 91

pun kembali ke Demak dengan tujuan untuk memberi
laporan kepada kakaknya yaitu Raden Patah dan terus
menghadap ibunya yang ia hormati dan ia sayangi.
Tetapi dalam perjalanan pulang, Pangeran Samudro
jatuh sakit. Sampai di Dusun Barong sakitnya
bertambah parah dan tidak lagi bisa melanjutkan
perjalanan ke Demak. Kemudian Pangeran Samudro
mondok di Dukuh tersebut, dan ia memberi perintah
kepada dua abdinya supaya melanjutkan perjalanan
ke Demak dan melaporkan hasil tugasnya dan
memberitahukan keadaan Pangeran Samudro yang
sedang jatuh sakit. Dalam keadaan sakit, Pangeran
Samudro dirawat oleh penduduk setempat. Akan
tetapi penyakitnya makin parah dan Pangeran
Samudro merasa bahwa ajalnya makin dekat.
Pangeran Samudro memberi pesan kepada penduduk
setempat, kalau ia meninggal supaya dimakamkan di
puncak Gunung Kemukus di sebelah barat Dusun
Barong.
Ontrowulan yang telah bertahun-tahun tidak
bertemu dengan puteranya mendapat laporan bahwa
puteranya sakit keras dan berada ditempat yang jauh.
Begitu mendapat laporan, hatinya menjadi hancur dan
sangat kuatir, maka dengan hati yang hancur
berangkatlah Ontrowulan bersama dengan dua abdi
Pangeran Samudro tersebut ke Dusun Barong dengan
harapan bertemu dengan puteranya. Setelah sampai
di dusun Barong, Ontrowulan mendapat kabar bahwa
Pangeran Samudro meninggal dan dimakamkan di
puncak Gunung Kemukus. Sebelum Ontrowulan
mendaki Gunung Kemukus, dengan rasa sedih ia
menyucikan dirinya di sendang yang digunakan untuk
memandikan jenasah Pangeran Samudro. Setelah
menyucikan dirinya, naiklah ia ke puncak Gunung

92 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …

Kemukus untuk melihat jenasah puteranya. Begitu
sampai di atas dan dilihatnya wajah puteranya yang
sudah berada di liang kubur bergejolaklah hatinya
dan ia berkata bahwa ia ingin mati juga dan
dikuburkan satu liang dengan puteranya. Maka saat
itu juga berhentilah jantungnya dan ia meninggal di
sisi jenasah puteranya. Sesuai dengan pesannya,
Ontrowulan dikubur di satu liang dengan Pangeran
Samudro.
Kedua pengikutnya dengan setia menunggui
makam tersebut dan mereka bernazar bahwa kelak
ketika mereka meninggal, mereka juga ingin
dimakamkan berdampingan dengan makam Pangeran
Samudro sebagai bukti kesetiaannya dan niat itu
terwujud, mereka dimakamkan dekat makam
Pangeran Samudro. Keajaiban terjadi yaitu di tempat
tersebut dengan tumbuhnya pohon-pohon besar yang
menjadikan makam tersebut menjadi sejuk dan
rindang serta mempunyai pemandangan yang indah,
sehingga tempat tersebut dinamakan Gunung
Kemukus dan sendangnya diberi nama sendang
Ontrowulan.
Dari cerita di atas, muncul penafsiran tentang
Pangeran Samudro yang begitu dihormati karena ada
semacam kepercayaan bahwa makam dari bangsawan
yang berjasa untuk Negara mempunyai pengaruh
yang sangat baik bagi peziarah yang datang ke sana,
karena Pangeran Samudro adalah sosok pribadi yang
bertakwa kepada Tuhan, menghormati orang tua,
loyal kepada pemimpin, bertanggung jawab, tidak
takut bahaya. Para peziarah mengenang kembali
keistimewaan Pangeran Samudro.

Selayang Pandang Obyek Wisata… 93

b. Masyarakat
Dalam versi masyarakat setempat, Pangeran
Samudro melarikan diri dari serbuan balatentara
Kerajaan
Demak
dan
dia
melambangkan
kesengsaraan serta ketertindasan masyarakat yang
mengalami
perubahan
besar-besaran
setelah
15
Kerajaan Majapahit runtuh. Menurut informasi dari
penduduk sekitar, Pangeran Samudro adalah putera
tertua dari istri resmi Prabu Brawijoyo dari Kerajaan
Majapahit. Ketika menginjak remaja,ia dilepaskan ke
dunia luar dengan tujuan untuk mengumpulkan
pengalaman yang akan berguna di kemudian hari.
Setelah beberapa tahun, ia pulang dan jatuh cinta
kepada R. A. Ontrowulan salah seorang selir ayahnya.
Cinta ini diterima dengan sangat antusias oleh
Ontrowulan. Ketika Prabu Brawijoyo mengetahuinya
beliau sangat marah dan mengusir mereka berdua.
Sebelum menetap di Gunung Kemukus mereka
mengembara di daerah Sumber Lawang dan mereka
menamai beberapa tempat.
Di Gunung Kemukus tinggallah mereka dengan
bahagia sebagai suami istri. Tempat yang menjadi
kesenangan Ontrowulan adalah disebuah sumber air
yang terletak di kaki gunung dan saat ini dikenal
orang sebagai sendang Ontrowulan. Di sendang
tersebut, ia melakukan meditasi selama berhari-hari.
Diceritakan
pula
jika
setiap
Ontrowulan
15 Tema ini mirip beberapa kisah lainnya di Jawa Tengah, dimana terdapat
mitosmitos yang entah mengapa menggunakan runtuhnya Kerajaan Majapahit sebagai
titik tolak kembangnya mitos.Misalnya, runtuhnya Majapahit dianggap sebagai tonggak
mitos Ki Ajar Daka dan Ki Ajar Windusana yang tumbuh subur di lereng Gunung
Merapi dan Gunung Merbabu.Kedua tokoh tersebut adalah pelarian dari serbuan
Kerajaan Demak yang membawah wayang sakti ke pedesaan di lereng gunung
tersebut. Setiap tanggal 15 Sapar dan Lebaran hari kedua masyarakat di Kedakan dan
Windusabrang mempertunjukan wayang-wayang sakral yang kunon peninggalan dari
Kerajaan Majapahit.

94 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …

menggoyangkan rambutnya yang panjang dan diikat
dengan bunga, bunga yang jatuh dari rambutnya
tumbuh pohon-pohon yang tinggi dan membentuk
hutan.
Pada suatu ketika, Ontrowulan pergi
bermeditasi di suatu tempat, Pangeran Samudro jatuh
sakit dan meninggal dunia. Oleh penduduk desa
Blorong, jenasahnya dimandikan disendang dan
dimakamkan. Ontrowulan tidak mengetahui hal
tersebut. Ketika ia pulang dan mandi disendang untuk
kembali menemui suaminya, namun yang dijumpai
adalah orang-orang desa yang berkerumun untuk
menguburkan Pangeran Samudro, maka sangat
sedihlah ia dan Ontrowulan meninggal saat itu juga.
Pada suatu hari setelah kejadian ini
berlangsung, Pangeran Samudro mendatangi orang
tertua di desa dalam suatu penglihatan. Pangeran
Samudro mengatakan bahwa ia akan memenuhi
semua keinginan setiap orang yang datang
kekuburnya dengan membawa bunga. Syaratnya ialah
bahwa orang yang datang itu harus memberikan
kesan telah mempunyai pacar. 16
c. Juru Kunci
Dari penuturan Juru Kunci,17 Pangeran
Samudro jatuh cinta dengan ibu tirinya Dewi
Ontrowulan, sehingga memaksa mereka kabur dari
kerajaannya. Ada salah seorang juru kunci
menyebutkan Pangeran Samudro tidak kabur dari
Kerajaan Majapahit, tetapi diusir oleh raja, karena
Sang Raja marah terhadap kelakuan dari Pangeran
Wawancara dengan ketua RT, 11 Agustus 2016
Juru Kunci terbagi menjadi dua, Juru Kunci Sendang Ontrowulan dan Makam
Pangeran Samudro. Setiap juru kunci mempunyai pemahaman mitosnya tersendiri.
Namun, dalam hal ini akan disarikan benang merah pemahaman mitos dari Juru Kunci
berdasarkan pemahaman mereka masing-masing.
16
17

Selayang Pandang Obyek Wisata… 95

Samudro. Dalam perjalanannya Pangeran Samudro
mengalami sakit parah. Melihat kondisinya tersebut,
salah satu dari abdi Pangeran Samudro melaporkan
keadaan sakitnya ke kerajaan. Dewi Ontrowulan
kemudian menyusul untuk menjumpai Pangeran
Samudro yang tergolek lemas karena sakit parah.
Setelah melalui perjalanan panjang, sebelum
menemui Pangeran Samudro, Dewi Ontrowulan
bermaksud membersihkan diri di sendang yang ada di
bawah perbukitan tempat Pangeran Samudro berada.
Ketika mandi di sendang, rambut Dewi Ontrowulan
dikibas-kibaskan, sehingga bunga yang menghiasi
rambut sang dewi terjatuh, lalu tumbuhlah pohon
nogosari yang sampai sekarang dapat ditemui di
sekitar sendang. Itulah mengapa sendang tersebut
sampai sekarang dikenal dengan sebutan sendang
Ontrowulan.
Setelah mandi, Dewi Ontrowulan naik ke atas
bukit tempat Pangeran Samudro berada. Namun,
sesampainya di puncak bukit tersebut didapati bahwa
Pangeran Samudro telah meninggal. Akibat
kesedihannya yang sangat dalam, Dewi Ontrowulan
terjatuh sakit hingga menemui ajalnya di tempat
tersebut. Sebelum meninggal, Dewi Ontrowulan
sempat berpesan kepada para pengawalnya untuk
dimakamkan satu liang lahad dengan Pangeran
Samudro, oleh sebab itu sampai sekarang hanya
ditemukan satu petilasan makam di puncak bukit
tersebut. Makam di puncak bukit tersebut merupakan
makam Pangeran Samudro dan Dewi Ontrowulan
yang dimakamkan dalam satu liang oleh para
pengawal dibantu dengan penduduk setempat.
Setelah beberapa hari wafat, arwah Pangeran
Samudro menjumpai sesepuh desa yaitu Mbah Haji

96 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …

Muhtahad dan Mbah Haji Mujadid. Kepada dua
sesepuh desa tersebut, Pangeran Samudro berpesan
sing sapa bae anak putu kang ziarah mreneo, ngadep
aku kanti ati kang resik lan niat suci, lan kanti upaya
kang temen koyo dene marani demenane, bakal
dikabulake opo kang dadi pepinginane . (Siapa saja
yang berziarah ke sini, menghadap aku dengan hati
yang bersih dan niat yang suci, serta dengan segenap
usaha yang kuat seperti mendatangi kekasihnya, akan
dikabulkan apa saja yang menjadi keinginannya).
Setelah menjumpai sesepuh desa tersebut, makam
Pangeran Samudro yang ada di puncak bukit
mengeluarkan asap yang mirip awan kemukus. Oleh
sebab itu, bukit tersebut dikenal dengan sebutan
Gunung Kemukus.
Menurut tuturan salah seorang juru kunci,18
kata demenane ini yang kemudian disalah artikan
dengan
selingkuhan , sehingga cerita yang
berkembang bahwa jika ingin berziarah dan ingin
dikabulkan permohonannya harus datang dengan
selingkuhannya, yang kemudian berkembang lagi
menjadi berselingkuh di Gunung Kemukus. Juru Kunci
sepakat bahwa mitos yang berkembang dengan
menambahkan syarat seksual di ziarah Gunung
Kemukus merupakan konstruksi ritual yang salah.
Namun, yang sebenarnya adalah memohon doa
kepada Tuhan Yang Maha Kuasa melalui perantaraan
Pangeran Samudro, dengan kesungguhan hati,
kemurnian hati dengan niat dan semangat seperti
datang kepada orang yang disayangi. Itulah
sesungguhnya petuah dari Pangeran Samudro kepada

18 Wawancara dengan Pak Dwi, Juru Kunci Makam Pangeran Samudro, 29
Agustus 2016, 21.20 WIB.

Selayang Pandang Obyek Wisata… 97

para peziarah yang hendak datang ke Gunung
Kemukus.
d. Peziarah
Menurut penuturan peziarah,19 Pangeran
Samudro adalah putera Raden Patah yang mempunyai
karakter tidak terhormat. Ketika ia masih tinggal di
istana ayahnya, ia jatuh cinta kepada ibunya dan
cintanya tersebut diteriima oleh ibunya. Raden Patah
mengetahui hubungan tersebut dan Pangeran
Samudro dikejar sampai ke Gunung Kemukus.
Di lain pihak, Ontrowulan menjadi tergila-gila
terhadap anaknya sendiri oleh karena itu ia
meninggalkan Demak dan mencari anaknya kemudian
terjadilah suatu pertemuan yang menyedihkan.
Dengan merancang pertemuan tersembunyi, Dewi
Ontrowulan bertemu dengan Pangeran Samudro,
untuk melepas kerinduan hatinya sampai dengan
melakukan hubungan badan yang seharusnya tidak
boleh dilakukan oleh ibu dan anak. Di tengah gejolak
dan gelinjang hubungan badan, datanglah utusan
Raden Patah untuk membunuh Pangeran Samudro.
Maka terjadilah perkelahian antara Pangeran
Samudro dengan para utusan Kerajaan. Sebelum
meninggal, Pangeran Samudro berucap: sing sapa
duwe panjangka, marang samubarang kang
dikarepake bisane kelakon iku, kudu sarono pawitan
temen, manteb kanthi ati suci, aja slewing-sleweng,
kudu mung mandheng marang kang katuju, cedhakno
demene koyo dene yen arep nekani marang
panggonane dhemenane 20 yang artinya barangsiapa
mempunyai
cita-cita atau keinginan
untuk
19 Wawancara dengan peziarah secara purposif sampling, dengan menarik
benang merah pemahaman mereka tentang mitos yang ada di Gunung Kemukus.
20Data didapat dari Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen

98 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …

mendapatkannya harus dengan cara yang sungguhsungguh, mantab, teguh pendirian, dan dengan hati
yang suci. Jangan tergoda apapun, harus
berkonsentrasi pada yang dituju atau yang diinginkan.
Dekatkan apa yang menjadi kesenangannya, seperti
akan mengunjungi wanita atau pria idaman lain.
Menurut keyakinan peziarah, Pangeran
Samudro adalah orang yang mempunyai ilmu yang
tinggi. Ia mendapat kekuatan tersebut dengan cara
bertapa. Menurut keyakinan peziarah, datang ke
Gunung Kemukus sebanyak tujuh kali dan melakukan
hubungan seksual yang bukan pasangannya adalah
sebuah langkah penting untuk ngalap berkah.
Menurut pemahaman mereka, hal inilah yang
diinginkan Pangeran Samudro. Jumlah tujuh kali ini
timbul karena ada pengalaman bahwa jumlah ini
dapat membawa hasil dan rejeki tersendiri. Bahkan,
beberapa peziarah menuturkan bahwa semakin liar
untuk mengumbar nafsu di lokasi Gunung Kemukus,
maka akan semakin cepat terkabul segala hal yang
diinginkannya. Maka, ada sebagian peziarah yang
secara fulgar melakukan hubungan badan di tempat
umum dan bukan di dalam ruangan. Pemahaman
mereka inilah yang kemudian mewarnai ritual di
Gunung Kemukus.
E.
1.

Ritual di Gunung Kemukus
Ngalab Berkah
Dalam situasi dan kondisi Gunung Kumukus
sekarang ini, tidak semua orang yang datang bertujuan
untuk melakukan ritual ngalap berkah. Ada pengunjung
yang datang hanya untuk ingin tahu Gunung Kemukus, ada
yang hanya berwisata, ada yang memanfaatkan tempat
untuk berpacaran, dan ada juga yang hanya ingin

Selayang Pandang Obyek Wisata… 99

melakukan hubungan seks dengan para PSK di Gunung
Kemukus. Peziarah ngalap berkah biasanya mempunyai
ciri-ciri umum yang mudah dikenali sebagai berikut:
a. Peziarah datang selalu dengan pasangannya
b. Peziarah sudah mempersiapkan persyaratan secara
lengkap.
c. Pasangan peziarah sebelum nyekar sudah bertemu
juru kunci untuk berkonsultasi
d. Biasanya setelah nyekar, peziarah tidak langsung
pulang akan tetapi masih berada disekitar makam
untuk melakukan tirakatan
e. Jika da

Dokumen yang terkait

PERILAKU WISATA RITUAL GUNUNG KEMUKUS (Studi Diskriptif Tentang Perilaku Ritual Wisatawan Obyek Wisata Makam Pangeran Samodra “Gunung Kemukus” Di Sumber Lawang, Sragen, Jawa Tengah)

2 16 121

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ritual Ngalap Berkah Gunung Kemukus dalam Perspektif Kejawen T2 752014015 BAB I

0 1 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ritual Ngalap Berkah Gunung Kemukus dalam Perspektif Kejawen T2 752014015 BAB II

0 3 31

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ritual Ngalap Berkah Gunung Kemukus dalam Perspektif Kejawen

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Reintegrasi Sosial Pasca Konflik Maluku D 902008102 BAB III

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik di Obyek Wisata Religi Gunung Kemukus Kabupaten Sragen Jawa Tengah

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik di Obyek Wisata Religi Gunung Kemukus Kabupaten Sragen Jawa Tengah D 762013002 BAB V

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik di Obyek Wisata Religi Gunung Kemukus Kabupaten Sragen Jawa Tengah D 762013002 BAB IV

0 0 34

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik di Obyek Wisata Religi Gunung Kemukus Kabupaten Sragen Jawa Tengah D 762013002 BAB II

0 0 38

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik di Obyek Wisata Religi Gunung Kemukus Kabupaten Sragen Jawa Tengah D 762013002 BAB I

0 0 28