Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik di Obyek Wisata Religi Gunung Kemukus Kabupaten Sragen Jawa Tengah D 762013002 BAB IV

BAB IV
REKONSTRUKSI RITUAL
PASCA KONFLIK PENUTUPAN DI GUNUNG KEMUKUS

A.

Ritual Sebagai Tindakan Sosial dalam Liminalitas
Kehidupan
Praktik ritual tidak dapat dilepaskan di dalam
kehidupan masyarakat. Praktik ritual sendiri dikemas dalam
wujud agama. Kehidupan agama yang didalamnya terdapat
tindakan ritual sangat bertautan erat dengan kehidupan
masyarakat. Agama yang mendapat campur tangan dari
pemegang kuasa dan ditunggangi oleh kepentingan ekonomi
menyebabkan hilangnya esensi agama, sebagai penyelamat dan
penyembuh luka batin manusia. Para sosiolog klasik
memberikan sebuah pemahaman tentang agama secara
fungsional. Salah satu diantaranya adalah Karl Marx.
Dalam kajiannya, Marx menawarkan sebuah pemikiran
bahwa agama telah memberikan proyeksi dan ilusi tentang
realitas kehidupan manusia.1 Di tengah realitas hidup manusia

yang terhimpit, agama menawarkan sebuah ilusi untuk
melepaskan diri dari tekanan kehidupan menuju tempat yang
disebut dengan surga. Oleh Marx, agama disebut dengan candu,
karena di dalamnya akan didapati ilusi untuk membawa keluar
sementara dari realitas hidupnya. Menilik kembali tentang
ritual ngalab berkah yang ada di Gunung Kemukus, akan sangat
kontras apabila disandingkan dengan pemikiran dari Marx.
Ritual ngalab berkah di Gunung Kemukus menjanjikan
sebuah ketenangan batin dan keberhasilan dalam mengatasi
permasalahan kehidupan. Tekanan kehidupan dari para
peziarah mengantarkan mereka melakukan ritual di Gunung

1 Lihat keterangan lebih lanjut di dalam Inger Furseth, An Introduction to the
sociology of religion, (Burlington USA: Ashgate Publishing Limited, 2006), 29-32

143

144 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …

Kemukus. Mitos yang diyakini memberikan sebuah ilusi

ketenangan batin dan jalan keluar dari tekanan hidup di dunia
nyata. Story telling dari Juru Kunci juga memberikan angin
surga bagi para peziarah, untuk menambahkan proyeksi dan
khasiat setelah melakukan ritual ngalab berkah di Gunung
Kemukus. Cerita yang terkonstruksi dibumbui dengan story
telling dari Juru Kunci menjadikan ritual ngalab berkah candu
bagi para peziarah. Beberapa peziarah berpendapat yang sama
bahwa dengan yaroh (ziarah) ke Eyang Samudro memberikan
ketenangan dalam batin dan memberikan keberhasilan di
dalam usahanya. Apabila lupa berziarah, maka merasa ada
sesuatu yang kurang dan tidak lengkap, akan timbul
kegelisahan dalam hidup dan kemalangan di dalam
pekerjaannya .2 Pernyataan tersebut menegaskan bahwa para
peziarah sudah kecanduan dengan ritual ngalab berkah di
Gunung Kemukus.
Pertanyaan selanjutnya adalah mengapa para peziarah
datang untuk menikmati candu ritual ngalab berkah di Gunung
Kemukus? Apabila meminjam pemikiran Victor Turner, ritual
dilakukan dalam rangka menghadapi liminalitas di dalam
kehidupan.3 Merunut dalam kerangka berpikir Turner, proses

ritual mempunyai dimensi sampai kepada kondisi liminalitas
kehidupan. Liminal state adalah sebuah kondisi yang terdapat
dalam suatu peralihan/tranformasi, di mana terdapat
disorientasi,
ambiguitas,
keterbukaan,
dan
4
ketidakpastian (indeterminancy).
Dalam liminal state inilah maka dimungkinkan
terjadinya
perubahan-perubahan,
misalnya:
status
sosial, personality value atau identitas pribadi. Jadi dengan kata
2 Hasil wawancara dengan para peziarah dengan purpose sampling di antara
bulan Juni 2015 – Desember 2016 di Obyek Wisata Religi Gunung Kemukus.
3 Lihat kerangka berpikir Victor Turner dalam Bab II tentang ritual dan
liminalitas kehidupan.
4 Lihat uraian lengkap tentang Victor Turner dalam Bab II tentang ritual dan

liminalitas kehidupan.

Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik Penutupan… 145

lain, liminality adalah suatu periode transisi dimana pikiran
normal, self-understanding dan tingkah laku dalam kondisi
rileks, terbuka dan receptive untuk menerima perubahan.
Dalam keadaan liminal inilah ritual berfungsi untuk
memberikan kestabilan di dalam kehidupan masyarakat.5
Fakta obyektif para peziarah di Gunung Kemukus,
melakukan ritual disebabkan karena terjadi liminalitas di
dalam kehidupannya. Kondisi obyektif para peziarah di
Gunung Kemukus terdapat beberapa kondisi liminal di dalam
kehidupannya. Jikalau dikelompokan dalam beberapa kondisi
liminalnya meliputi :
1. Permasalahan Ekonomi (hutang, dagangan sepi)
Tekanan ekonomi menjadikan momok tersendiri di
kalangan para peziarah. Tersohornya Gunung Kemukus
perihal pesugihan membuat para peziarah berbondongbondong datang ketika mengalami himpitan ekonomi.
Salah seorang pengelola Gunung Kemukus yang telah

mengabdikan diri selama 35 tahun menyatakan bahwa
kondisi ekonomi Indonesia dapat dilihat berdasarkan
tingkat keramaian pengunjung Gunung Kemukus. Ketika
ekonomi memburuk, krisis moneter maka banyak orang
dari berbagai tempat datang ke Gunung Kemukus, dan
juga sebaliknya. Dengan kata lain, kondisi ekonomi
masyarakat Indonesia dapat dilihat dari pengunjung
Gunung Kemukus.6 Senada dengan hal tersebut, rata-rata
peziarah mengaku bahwa yaroh (ziarah) ke Eyang
Samudro dikarenakan kesulitan ekonomi, kebutuhan
mendesak, terjerat hutang dan dagangan yang sepi.7 Ritual
ngalab berkah dijadikan sebagai salah satu cara untuk
5 Lihat kerangka berpikir Victor Turner dalam Bab II tentang ritual dan
liminalitas kehidupan.
6 Wawancara dengan Dsn, pengelola Gunung Kemukus di pelataran makam
Pangeran Samudro, 16 Februari 2017, 18.10 WIB.
7 Hasil wawancara dengan para peziarah dengan purpose sampling di antara
bulan Juni 2015 – Desember 2016 di Obyek Wisata Religi Gunung Kemukus.

146 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …


2.

3.

keluar dari masalahnya, dan digunakan untuk
memberikan kestabilan dalam kondisi hidupnya.
Jabatan (ada beberapa pejabat dan mobil pelat Merah yang
terparkir rapi di Gunung Kemukus)
Apabila menilik lebih dalam, ada beberapa peziarah
merupakan seorang pejabat pemerintah, kepala daerah,
dan ada pula pejabat di perusahaan. Tidak jarang akan
ditemukan kendaraan pelat merah terparkir di sela-sela
kendaraan yang lain. Menjelang pemilihan pejabat daerah
di tahun 2017, didapati beberapa calon kepala daerah di
daerah pemilihan Jawa Timur, Jawa Tengah dan
Kalimantan datang untuk ritual di Gunung Kemukus.
Penanggung jawab Obyek Wisata Gunung Kemukus
mengaminkan hal tersebut, bahwa setiap menjelang
pemilihan kepala daerah, pemilihan calon legislatif

maupun calon presiden, banyak tim sukses ataupun orang
yang bersangkutan datang sendiri meminta berkah kepada
Pangeran Samudro.8 Ada pula beberapa peziarah yang
bukan berasal dari kalangan pemerintah datang meminta
berkah, untuk dapat dibantu dinaikkan jabatannya di
perusahannya.9 Mereka percaya bahwa ritual ngalab
berkah di Gunung Kemukus dapat membantunya memiliki
jabatan, ataupun menaikkan jabatannya.
Pekerjaan (belum dapat pekerjaan, mencari pekerjaan
baru)
Peziarah yang masih di usia produktif, beberapa
dari mereka menuturkan bahwa kunjungannya ke
Pangeran Samudro meminta berkah untuk dipermudah
mendapat pekerjaan. Beberapa dari mereka menuturkan,
bahwa sudah lama kesulitan mencari pekerjaan, lantas

8 Ibid, diperkuat dengan pernyataan pengelola (Subdin) Obyek Wisata Gunung
Kemukus MSpn, di Kantor Dinas Pariwisata Gunung Kemukus, 16 Februari 2017, 19.04
WIB.
9 Hasil wawancara dengan para peziarah dengan purpose sampling di antara

bulan Juni 2015 – Desember 2016 di Obyek Wisata Religi Gunung Kemukus.

Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik Penutupan… 147

4.

mendapatkan informasi bahwa melalui ritual ngalab
berkah di Gunung Kemukus segala apa yang diinginkan
dapat dikabulkan.10 Dalam keadaan tekanan mendapatkan
pekerjaan, ritual ngalab berkah menjadi salah satu
pilihannya untuk dapat memberi ketenangan di dalam
hidupnya. Didapati beberapa dari para peziarah yang
mendapatkan pekerjaan seusai melakukan ritual ngalab
berkah di Gunung Kemukus. Dibuktikan dengan
diadakannya selametan di makam Pangeran Samudro.
Cerita inilah yang kemudian menguatkan peziarah lain
untuk melakukan ritual ngalab berkah ketika mengalami
kesulitan mendapatkan pekerjaan.
Keluarga (tuntutan berkeluarga, identitas dan gengsi
keluarga)

Ada pula dari para peziarah yang tertekan, karena
di usianya yang ke 30an belum juga mendapatkan jodoh.
Mereka berkeyakinan bahwa Pangeran Samudro akan
memberikan kemudahan dalam mendapatkan pasangan
hidup.11 Para peziarah yang memohon berkah pasangan
hidup rata-rata berjenis kelamin laki-laki. Ketika mencoba
menelisik hal lebih privat terkait ritual tidur dengan
perempuan, rata-rata mereka langsung tersenyum dan
mengalihkan pembicaraan, karena enggan menjawab hal
tersebut. Berdasarkan amatan peneliti, ada beberapa dari
mereka yang secara serius memohon berkah kepada
Pangeran Samudro dan tidak tidur dengan perempuan.
Namun, ada beberapa remaja dan pemuda yang datang
meminta berkah jodoh, serta mencari pengalaman
bersama dengan PSK. Tekanan kehidupan terkait dengan
membangun keluarga membuat para peziarah memilih
ritual ngalab berkah sebagai jalan keluarnya.

Ibid
Hasil wawancara dengan para peziarah dengan purpose sampling di antara

bulan Juni 2015 – Desember 2016 di Obyek Wisata Religi Gunung Kemukus.
10
11

148 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …

5.

Prestasi (prestasi di Pekerjaan, prestasi di sekolah)
Para peziarah meyakini bahwa banyak berkah yang
dapat diberikan oleh Pangeran Samudro. Salah satu
berkah yang dapat diberikan adalah prestasi. Beberapa
dari peziarah didapati meminta kemudahan dalam
berprestasi, baik di pekerjaan maupun di studinya. Salah
seorang juru kunci makam menuturkan, ada beberapa
mahasiswa yang sengaja meminta berkah dari Kanjeng
Pangeran perihal prestasi di kampusnya. Mereka meminta
kelancaran dalam studi, serta nilai yang tinggi untuk
menunjang masa depannya.12 Penuturan dari Juru Kunci
ini diamini oleh beberapa peziarah yang menyatakan diri

bahwa kunjungan ke Eyang Samudro dengan maksud
untuk meminta berkah supaya dapat berprestasi di
Kampus maupun di pekerjaannya.13 Tekanan untuk
berprestasi menjadikan ritual ngalab berkah digunakan
sebagai cara memberikan kestabilan di dalam hidupnya.
Ritual Ngalab Berkah di Gunung Kemukus dijadikan
sebagai sebuah solusi praktis untuk dapat memberi kestabilan
di dalam liminalitas hidupnya. Para peziarah mendapatkan
ketenangan dan merasa nyaman setelah melakukan ritual.
Ritual dijadikan sebagai tindakan sosial untuk dapat mengatasi
liminalitas kehidupan peziarah di Gunung Kemukus.
B.

Ritualization di Gunung Kemukus
Di dalam kerangka teori yang ditawarkan oleh Bell,
setiap masyarakat mempunyai sense of ritual yang unik. Sense
of ritual tersebut muncul ketika berhadapan dengan situasi dan
kondisi sosial khusus, sehingga memunculkan tindakan yang
di luar kewajaran . Dengan kata lain, ritual lebih merupakan

12 Wawancara dengan Juru Kunci Makam Pangeran Samudro Dw, di Pelataran
Makam, 16 Februari 17, 17.30 WIB.
13 Wawancara dengan peziarah dengan purpose sampling dalam kurun waktu
Oktober 2016 – Maret 2017. Peziarah Swn, Rhm, Evn merupakan peziarah yang
bekerja dan kuliah, bermaksud dimudahkan dalam berprestasi di keduanya.

Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik Penutupan… 149

sebuah strategi tentang cara bertindak dalam situasi sosial
khusus yang disebut dengan istilah ritualization.14 Strategi
ritualisasi tersebut berakar pada the social body, yakni
lingkungannya. Menurutnya, tubuh atau bangunan sosial
berhubungan dengan pengalaman kosmologi masyarakat,
sehingga ritual memiliki peran dalam membangun tubuh
sosial. Oleh sebab itu, untuk memahami ritual mau tak mau
mesti memahami konteks tindakan ritual , yakni konteks
sosial atau lingkungannya.
Bell
berpendapat,
bahwa
ritualisasi
yang
dikembangkan oleh suatu masyarakat tidak dapat lepas dari
dimensi sosial dan sejarah. Ritual dikonstruksi oleh
masyarakat yang berfungsi sebagai mekanisme kontrol sosial
di tengah perubahan yang sedang atau telah dihadapinya.15
Terkait dengan konteks sosialnya, ritual tidak dapat dilepaskan
juga dari konteks politik yang sedang berkembang di
masyarakat. Hegemoni kekuasaan yang terpantul dalam
praktik kekerasan dengan ideologinya, dan politik identitas
yang ditawarkan oleh penguasa politik menjadi amatan yang
perlu dikaji dalam menelisik ritual secara mendalam. Dominasi
politik yang berkembang memberikan sedikit gambaran
berkenaan dengan praktik kekuasaan, segmentasi di dalam
masyarakat, manipulasi sistem sosial sampai dengan resistensi
di dalam masyarakat. Perkembangan ritual sangat dipengaruhi
oleh situasi dan kondisi tersebut, dan sangat rentan dijadikan
sebagai kendaraan kekuasaan untuk dimanipulasi sebagai alat
kontrol kekuasaan.16 Ritual berhubungan erat dengan
keragaman politik, kolonialisme, perjumpaan dengan budaya
Lihat Kerangka Teori Bell yang telah dibahas di dalam Bab 2 tulisan ini.
Lihat juga pemikiran Durkheim dalam The Elementary Forms of the Religious
Life, yang menyatakan pula bahwa ritual dipakai sebagai kontrol sosial di dalam
masyarakat. Pemikiran Max Weber juga senada dengan hal ini, bahwa ritual (agama)
mempengaruhi gerak dan laju masyarakat terhadap perubahan yang dihadapinya.
16 Lihat konteks perkembangan keberagamaan dalam Karl Marx, The Economic
and Philosophic Manuscripts, dalam Robert C. Tucker (ed), The Marx Engels Reader
(London: W.W. Norton & Company, 1978), 66-200
14

15

150 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …

baru dan dominasi ekonomi. Oleh sebab itu, situasi sosial
dalam perkembangan ritual perlu ditelisik lebih dalam, untuk
dapat melihat konstruksi sosial terhadap ritual yang ada.
Menilik kembali tentang ritual ngalab berkah di Gunung
Kemukus, sense of ritual di dalam masyarakat muncul kembali
setelah menghadapi situasi khusus, terkait dengan penutupan
dari pemerintah. Dua dimensi yaitu sejarah dan sosial tidak
dapat terlepas dari ritualisasi di dalam masyarakat. Dimensi
sejarah perlu dilihat secara mendalam terkait dengan
ritualisasi di dalam masyarakat. Pasca penutupan oleh
pemerintah, masyarakat Gunung Kemukus kembali mengingat
awal mula terjadinya ritual di tempat tersebut. Pemerintah
dalam hal ini dinas pariwisata Kabupaten Sragen menyerukan
kembali untuk memaknai ritual dengan semangat
spiritualitasnya. Pihak pemerintah memberikan pemahaman
bahwa ritual yang ada sekarang sudah terkhamiri oleh
globalisasi, sehingga ritual yang seharusnya sangat erat dengan
hal yang sakral dan spiritual, disalahgunakan untuk menutupi
praktek prostitusi. Lebih lanjut, dari dimensi sejarah, pihak
pemerintah berusaha mengembalikan arti wejangan dari
Pangeran Samudro terkait dengan kata demenan yang selama
ini diartikan sebagai selingkuhan, dikembalikan ke arti yang
sebenarnya adalah sesuatu yang sangat dicintainya.17
Pemaknaan kembali ini dilakukan untuk memberikan
pembelajaran para pengunjung dan peziarah supaya tidak
lepas dari sejarah yang ada. Tag line yang diusungnya adalah
Kemukus Baru, dengan mengembalikan Gunung Kemukus
menjadi obyek wisata religius yang kental dengan
spiritualitasnya.18
Dimensi sejarah tidak dapat dilepaskan dalam
kaitannya dengan ritualisasi di Gunung Kemukus. Sejarah
17 Wawancara dengan Az, Kepala Seksi Dinas Pariwisata Kab. Sragen, di
Pelataran Sendang Ontrowulan, 5 Mei 2017, 15.30 WIB
18 Ibid

Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik Penutupan… 151

munculnya ritual ngalab berkah menjadi penguat dalam
mengembalikan
sifat
spiritualitasnya.
Ritual
yang
dikembangkannya pun berusaha mengeliminir pelengkappelengkap ritual dari hasil konstruksi mazhab sebelumnya.
Praktek ritual seks mulai dikebiri dengan peraturan melarang
rumah karaoke beroperasi di kawasan makam, sampai dengan
peraturan menunjukkan
karcis
masuk, ketika hendak
memasuki kawasan makam Pangeran Samudro. Rekonstruksi
ritual dengan berbasis dimensi sejarah dikembangkan oleh
pihak pemerintah guna membangun kembali obyek wisata
religi di Gunung Kemukus.
Dimensi sosial juga tak lepas dari ritualisasi di Gunung
Kemukus. Berdasarkan amatan dari Koentjoro, seorang guru
besar dari Universitas Gadjah Mada menuturkan bahwa
penutupan Gunung Kemukus oleh Gubernur Jawa Tengah ada
kaitannya
dengan
permasalahan
politik
identitas.
Permasalahan penutupan Gunung Kemukus sangat berdekatan
dengan penutupan lokalisasi Dolly di Jawa Timur dan lokalisasi
Kalijodo di DKI Jakarta. Jawa Tengah tidak mau ketinggalan,
akhirnya menjadikan Gunung Kemukus sebagai sasarannya,
sebagai tandingan dari kedua lokalisasi yang ditutup oleh
kedua daerah tersebut. Menurut analisanya, politik identitas
terjadi untuk memberikan pembuktikan kepada masyarakat
bahwa pemerintah daerah berkomitmen kuat untuk
memberantas praktik prostitusi.19 Hegemoni kekuasaan sangat
kental bermain di dalamnya, sehingga penutupan Gunung
Kemukus terkesan tanpa sosialisasi kepada masyarakat.
Dimensi sosial lain yang berkaitan erat dengan
ritualisasi di Gunung Kemukus adalah resistensi di kalangan
masyarakat. Penutupan yang dilakukan oleh pemerintah
sangat dikecam oleh masyarakat yang tinggal di kawasan

19 Wawancara dengan Prof. Koentjoro di kediamannya di Yogyakarta, 20 Oktober
2016, 19.10 WIB.

152 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …

tersebut. Resistensi ini akhirnya menimbulkan gejolak sosial di
dalam masyarakat. Konsolidasi dilakukan dari pihak
pemerintah dengan menggandeng tokoh masyarakat dan para
sesepuh desa guna meredam gejolak di dalam masyarakat.
Langkah tersebut diambil karena dalam sistem sosial
masyarakat di kawasan Gunung Kemukus, sesepuh desa sangat
dihargai oleh masyarakat setempat.20 Konsolidasi tersebut
terbukti efektif untuk tidak memperpanjang konflik internal
yang terjadi di Gunung Kemukus. Dari dimensi sosial tersebut
didapati bahwa sense of ritual di dalam masyarakat
berkembang dan berupaya mengembalikan ritual kepada
fungsinya yang semula, yaitu sebagai sarana berziarah ke
makam Pangeran Samudro. Titik temu dari masyarakat dan
pemerintah adalah menginginkan peningkatan jumlah
pengunjung di Gunung Kemukus, sehingga kondisi ekonominya
juga ikut meningkat. Titik temu inilah yang menjadi titik urai
dari konflik penutupan di Gunung Kemukus.
Dimensi sejarah dan dimensi sosial berperan penting
dalam perkembangan ritual di Gunung Kemukus. Kepentingan
pemerintah untuk mendapat pemasukan melalui tiket masuk
dan retribusi, serta kepentingan masyarakat melalui barang
dagangan dan jasa yang ditawarkan menjadi titik sepakat
untuk bersama-sama mengembalikan kharisma ritual di
Gunung Kemukus. Pemerintah melalui dinas pariwisata, dan
masyarakat melalui GEMPAR (pamswakarsa) bergandeng
tangan mengawal ritual ngalab berkah di Gunung Kemukus.
Penertiban rumah karaoke dan PSK dilakukan secara
serempak guna membangun ritual yang lebih spiritual, tanpa
dinodai oleh praktik prostitusi. Kerjasama antara pemerintah
dan masyarakat tersebut dalam rangka merekonstruksi ritual
ngalab berkah agar tidak ternodai dengan prostitusi, yang

20 Lihat pada Bab III terkait dengan sistem sosial di masyarakat kawasan Gunung
Kemukus.

Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik Penutupan… 153

berdampak pada penutupan dan stigma negatif oleh
masyarakat luas. Apabila melihat lebih jauh, maka ujung dari
rekonstruksi ritual tersebut adalah motif ekonomi. Pengunjung
yang ramai berdatangan akhirnya memberikan keuntungan
bagi pemerintah dan masyarakat.
Ritual yang dibangun dalam dua dimensi tersebut
diatas menghasilkan ritual yang bersifat spiritual, namun
tersirat dominasi ekonomi di dalamnya. Peraturan rumah
karaoke yang ditutup, pada akhirnya dibuka kembali oleh
pemilik modal, dan terkesan dibiarkan oleh petugas terkait.21
Rumah karaoke diijinkan beroperasi di luar malam ritual.
Lebih lanjut, para PSK mulai berimprovisasi dengan
mengadakan ritual nikah Mut ah dalam upayanya melegalisasi
prostitusinya.22 Ritual mandi suci juga dikisahkan oleh
masyarakat, supaya dagangan botolnya laku keras.23 Beragam
ritual tersebut dikonstruksi sebagai bagian menjawab
tantangan ritual yang berspiritual, tetapi juga ritual dan dapat
dijadikan sebagai komoditas. Akhirnya, dominasi ekonomi
yang tersirat dalam perkembangan ritual di Gunung Kemukus,
dengan memakai dimensi sejarah dan dimensi sosial sebagai
alat kendaranya.
C.

Bangunan Ritual Pasca Konflik di Gunung Kemukus
Merujuk pada pemikiran Bell, ia menawarkan tiga
aspek penting dalam melakukan pendekatan terhadap ritual.
Aspek tersebut meliputi
1. Ritual perlu dianalisis dan dipahami dalam konteks riilnya,
terkait dengan motif bertindak terhadap cara bertindak di
dalam budaya dan konteks sosialnya.

21 Informasi di dapat dari Ibu Srw, pedagang makanan di pelataran makam
Pangeran Samudro, 6 Juli 2017, 22.20 WIB.
22 Lihat Bab III terkait dengan Nikah Mut ah.
23 Lihat uraian tentang Mandi Suci di Bab III tulisan ini

154 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …

Dalam kaitannya dengan ritual ngalab berkah di
Gunung Kemukus, dalam menganalisis cara bertindak
dalam kerangka budaya dan konteks sosialnya, diperlukan
pemahaman yang tepat terkait dengan motif dan perilaku
para peziarah dalam melaksanakan ritualnya. Apabila
ditelusuri secara mendalam, motif para peziarah
melakukan
ritual
di
Gunung
Kemukus
yaitu
mengharapkan berkah dari Pangeran Samudro, supaya
dikabulkan semua apa yang diinginkannya. Motif para
peziarah terbentuk dari mitos/cerita yang terbentuk
(dibentuk) oleh kombinasi dari juru kunci, pemerintah
dan masyarakat sekitar. Melalui tradisi oral, mitos/cerita
tersebut tersebar luas, sehingga menuntun orang yang
mempunyai motif mencari pesugihan datang untuk
beritual di Gunung Kemukus.
Motif dari para peziarah yang terkondisikan oleh
bangunan mitos yang ada, selanjutnya membentuk cara
bertindak selama melakukan ritual. Dalam kaitannya
dengan ritual seks sebagai tata cara ritual ngalab berkah,
para peziarah berpendapat bahwa tindakan tersebut
tidaklah salah, karena sudah sesuai dengan ajaran dan
ujaran dari Pangeran Samudro, toh nyatanya juga berhasil
dalam mewujudkan apa yang diingininya. Dalam konteks
sosial di Gunung Kemukus, cara bertindak yang demikian
bukanlah sesuatu yang salah, akan tetapi merupakan
sebuah kewajaran. Seseorang melakukan hubungan seks
dengan orang yang bukan pasangannya sudah menjadi hal
yang normal, berdasarkan konteks sosial yang ada di
Gunung Kemukus.
Menilik dari kosmologi Jawa, seks merupakan
sebuah
ritual
untuk
mendapatkan
ketenangan,
keberkahan dan kesaktian. Mitologi dari pewayangan yang
ditokohkan Arjuna menjadi dasar bagi laku seksual
sebagai kesaktian. Seks merupakan ritual tertinggi untuk

Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik Penutupan… 155

mendekat dengan Kang Gawe Urip (Yang Memberi Hidup)
dan sebagai sarana untuk melepaskan beban di alam
nyata. Dari kosmologi Jawa, seks sebagai salah satu sarana
untuk menjembatani
antara makrokosmos
dan
mikrokosmos. Apabila bercermin dari kosmologi Jawa,
maka ritual seks di Gunung Kemukus merupakan sebuah
hal yang wajar. Melalui ritual seks, peziarah mendapatkan
ketenangan hidup dan mampu melepaskan tekanan hidup
di alam nyata. Mengingat, rata-rata peziarah yang datang
ke Gunung Kemukus mengalami tekanan kehidupan.
Di sisi yang lain, peziarah di Gunung Kemukus
datang mencari berkah untuk kehidupannya. Melalui ritual
seks, para peziarah akan mendapatkan keberkahan dan
kesuburan di alam nyata. Keyakinan dalam agama Jawa,
melalui ritual seks seseorang akan mendapat keberkahan
di dalam hidupnya. Berkah yang diminta melalui Pangeran
Samudro akan ditutup dengan ritual seks sebagai puncak
ritual ngalab berkah. Dalam pandangan kosmologi Jawa,
hal tersebut adalah sesuatu yang wajar. Seks mampu
mendekatkan diri kepada dunia supranatural. Melalui
seks, beban di dunia akan terlepas (mikrokosmos) dan
mampu menarik berkah dari dunia supranatural
(makrokosmos). Oleh karena itu, ritual seks yang
dilakukan oleh para peziarah di Gunung Kemukus diyakini
dapat mendamaikan kembali mikrokosmos dan
makrokosmosnya.
Secara faktual, contoh kasus Pak Min (bukan nama
sebenarnya) seorang peziarah yang berasal dari
Yogyakarta dapat menjadi cerminan menarik tentang
Ritual di Gunung Kemukus. Dalam proses wawancara
mendalam dan pengamatan ritual yang dilakukan oleh Pak
Min, beliau telah lama ritual di Gunung Kemukus. Pak Min
menuturkan, wes ket tahun 90 an aku ngalab berkah ning
kene mas (sudah sejak tahun 1990an saya ngalab berkah

156 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …

di sini-Gunung Kemukus mas). Ketika ditanyakan kondisi
awalnya sebelum ritual di Gunung Kemukus, beliau
mengisahkan biyen aku mung buruh pasir mas, melu truk
pasir Magelangan, hasile pas-pasan, kadang balek ra gowo
duit. Awake kesel, atine kesel, uripe dadi owel. Aku
dikandani koncoku trus diajak melu ngalab berkah nang
kene. Pisanane mung melu-melu, asal mantep nglakoni.
Eh...jebule keberkahan tenanan. Pas ping 5 mrene, aku
nduwe truk pasir dewe. Saiki aku nduwe truk 8, iso nukoke
omah anaku siji-siji, anakku 4 . ( Dulu saya hanya buruh
pasir mas, ikut truk pasir dari wilayah Magelang, dan
mendapat hasil cukupan, terkadang pulang tidak bawa
uang. Badannya capek, hatinya capek dan hidupnya jadi
owel. Saya diberitahu teman, lalu diajak ikut ngalab berkah
di sini (red.Gunung Kemukus). Awalnya hanya ikut-ikutan,
asalkan mantap untuk melakukan ritual. Ternyata, benar
mendapat berkah. Sesudah lima kali ritual di sini, saya
punya truk pasir sendiri. Sekarang saya punya delapan
truk dan dapat membelikan rumah anakku satu-satu,
padahal anakku ada empat orang).
Lebih lanjut Pak Min menjelaskan laku ritual
Ngalab berkah dan keyakinannya terhadap Pangeran
Samudro. Ning kene ki percoyo ra percoyo mas, sing
penting yakin. Kanjeng Pangeran bakal ngaberkahi wong
sing temen golek berkah. Aku nglakoni seko adus nang
sendang, nyekar nang kubur trus laki nang kasur.
Keyakinanku, adus nang sendang kui ngresiki awak lan
batine seko barang olo, nang makame kanjeng Pangeran
iku wujud ngabekti marang Kang Gawe Urip, semedi lan
donga liwat Pangeran Samudro. Nek laki kui, wong Jowo
biyen kui wujude laku temen kanggo golek kaberkahan,
golek pulung. Mung salahe wong saiki laki kui nek nang
kene mergo golek wedokan sing ayu, semok wes nafsu kabeh
sing kuoso. Nek laku laki kui asline golek pulung, karo sing

Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik Penutupan… 157

di jodohke kanjeng Pengeran. Jodokene nek bar nyekar,
tenguk-tenguk nang pendopo, wong wadon sing nyedaki
opo sing nang kono kui dijodoke karo Kanjeng Pangeran.
Dadine ora ngolek nang nggon kono kui. Ora gowo dewe,
ora golek, tapi ditemoke Kanjeng Pangeran nang kene. Laki
kui suci nek ditemoke Kanjeng Pangeran, berkahe cepet
tekan. Nyatane aku dewe wes kaberkahan sampe saiki . (Di
sini itu antara percaya dan tidak percaya, yang pentin
yakin. Pangeran Samudro akan memberikan berkah orang
yang dengan sepenuh hati mencari berkah. Saya
melakukan ritual dimulai dari mandi di Sendang, berdoa
dan menabur bunga di makam, dan melakukan hubungan
seksual di bilik-bilik yang tersedia. Keyakinan saya, mandi
di sendang sebagai sarana menyucikan diri dari semua hal
yang tidak baik. Di makan Pangeran Samudro itu
merupakan wujud mengabdi kepada Sang Pemberi Hidup,
beraskese dan berdoa kepada melalui Pangeran Samudro.
Kalau berhubungan seks, orang Jawa dahulu merupakan
perwujudan ritual dengan sungguh-sungguh supaya
mendapat berkah dan kesaktian. Salahnya orang sekarang,
hubungan seks di sini karena mencari wanita yang cantik,
seksi, sehingga hawa nafsu saja yang berkuasa.
Sebenarnya, ritual seks itu perwujudan mencari berkah
dengan orang yang dijodohkan oleh Pangeran Samudro.
Dijodohkannya ketika selesai ritual di makam, duduk
santai di ruang pendopo makam, perempuan yang
mendekati dan yang ketemu di situ, itulah yang
dijodohkan oleh Pangeran. Jadi tidak mencari sendiri di
tempat lain, maupun di warung-warung penyedia jasa
perempuan. Tidak membawa sendiri, tidak mencari, tetapi
dipertemukan oleh Pangeran Samudro di pendopo
makam. Ritual seks itu suci, ketika dipertemukan oleh
Pangeran Samudro, permohonannya cepat dikabulkan.

158 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …

Realitanya saya sendiri sudah mendapat berkah sampai
sekarang).
Pak Min salah satu contoh peziarah dari sekian
banyak peziarah yang masih hidup dalam kosmologi Jawa.
Dalam pandangan dan keyakinannya, ritual seks
merupakan hal yang suci, dan dapat menarik berkah dari
dunia supranatural. Ketika ditanya perihal stigma negatif
dari ritual seks, Pak Min berkomentar wong saiki sing ra
ngerti sajatine ngalab berkah kui opo. Salahe wong saiki
laki kui cuman nggo nafsu tok, ora nglakoni temen. Sing
marai elek kui sing mrene ora ngalab berkah tapi nggo
nafsu tok . (Orang zaman sekarang tidak mengerti makna
sebenarnya tentang Ngalab Berkah. Salahnya, orang
sekarang melakukan seks itu hanya untuk pemuas nafsu
saja, tidak untuk melakukan ritual dengan sungguhsungguh. Yang membuat jelek dan negatif itu para
peziarah yang datang ke sini tidak untuk Ngalab Berkah,
tetapi hanya sebagai pemuas nafsu saja). Pernyataan dari
Pak Min yang telah lama berziarah di Gunung Kemukus
mengungkapkan esensi ritual telah memudar, sehingga
ritual seks berkembang menjadi komoditas ekonomi
semata. Esensi ritual dari kosmologi Jawa telah berubah
menjadi komoditas ekonomi semata.
Apabila dikaitkan dalam konteks sosial yang ada di
kawasan Gunung Kemukus, ritual seks yang dilakukan
bertentangan dengan kondisi sosial setempat. Budaya
Jawa telah terkhamiri oleh agamaisasi dan modernisasi
yang berkembang di Gunung Kemukus, sehingga ritual
seks tampak bertentangan dengan kondisi sosial di Makam
Pangeran Samudro. Esensi ritual yang berkembang dengan
latar kosmologi Jawa telah berubah menjadi komodifikasi
ekonomi, dan tercampuri dengan paradigma agama

Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik Penutupan… 159

2.

samawi, khususnya Islam abangan.24 Ritual seks yang
dipandang sebagai kewajaran dan sesuatu yang suci,
mendapat stigma negatif karena dipandang memakai
kacamata agama. Masalah paradigma inilah yang menjadi
permasalahan stigma negatif ritual seks di Gunung
Kemukus. Perlu memakai paradigma kosmologi Jawa
dalam memandang ritual seks, guna memahami esensi,
hakiki dan lestarinya ritual di Gunung Kemukus.
Perlu dianalisis dari sisi kualitas tindakan dalam ritual
yang tampak dalam gesture dan ruang khusus yang
dikonstruksi dan berfungsi menata (kembali) nilai-nilai
lingkungannya.
Terkait dengan kualitas tindakan di dalam ritual,
para peziarah yang melakukan ritual ngalab berkah dapat
dilihat dari gesturenya ketika berada di dalam ruang juru
kunci, baik di sendang maupun di makam. Dari gesturnya,
peziarah yang menghampiri juru kunci untuk
didoakan/dibacakan doa, terlihat sangat khusuk. Di ruang
juru kunci, peziarah mengkonstruksi pikiran dan
bantinnya, guna mengunjukkan permohonannya kepada
Eyang Samudro. Gestur yang paling nampak terkait
dengan kesungguhannya menaikkan harapannya kepada
Pangeran Samudro, dapat dilihat ketika menaikkan
doanya di pusara Kanjeng Pangeran. Para peziarah
percaya, di pusara tersebut di makamkan Pangeran
Samudro dan Dewi Ontrowulan. Oleh sebab itu, di pusara
tersebut para peziarah terlihat akan lebih emosional
dalam menyampaikan doanya. Ada yang menangis sambil
memeluk pusara, ada yang diam, ada yang khusuk
menaikkan doa, ada yang menari dan ada pula yang hanya
menatapi pusara sambil sesenggukan seolah kehilangan

24 Lihat konsep Islam Abangan pada tulisan Clifford Geertz, Religion of Java,
(Chicago: University of Chicago Press, 1960), Bab 2 dan 3.

160 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …

3.

sahabat lamanya. Di ruangan tersebut sengaja diberi ruang
khusus, yang berfungsi menata hati, pikiran dan batinnya
untuk kembali kuat dalam menghadapi dunia nyata.
Hampir semua peziarah menuturkan, bahwa ketika keluar
dari pusara Pangeran Samudro, ada ketenangan,
ketegaran, kekuatan dan semangat baru yang dipercaya
diberikan oleh Kanjeng Pangeran.25
Ritual
mempromosikan
otoritas
kekuatan
bagi
pengetahuan
pelaku
ritual
untuk
mengatur
pengalamannya, sesuai dengan nilai ritualnya.
Berdasarkan fakta obyektif, otoritas kekuatan yang
termanifestasikan di dalam pengalaman ritual adalah
sebuah daya tarik dari ritual ngalab berkah di Gunung
Kemukus. Pengalaman akan kekuatan yang dihasilkan dari
ritual inilah yang menjadikan para peziarah selalu ramai
untuk berkunjung ke Gunung Kemukus. Daya magis ritual
ngalab berkah didapati dari fakta selalu adanya ritual
selametan di malam Jumat Pon. Hampir di setiap malam
Jumat Pon, selalu ada tiga sampai empat orang melakukan
ritual selametan sebagai sarana mengucapkan syukur atas
berkah yang diberikan oleh Pangeran Samudro.26
Konstruksi cerita otoritas kekuatan secara lisan dan fakta
yang dilihat di Gunung Kemukus, menambah keyakinan
para peziarah akan kekuatan magis yang didapat melalui
ritual ngalab berkah. Otoritas kekuatan dari ritual inilah
yang kemudian menjadi sebuah promosi tersendiri di
kalangan masyarakat. Pasca penutupan oleh pemerintah,
promosi yang paling efektif untuk menarik kembali para
peziarah adalah konstruksi cerita akan otoritas kekuatan
dari ritual ngalab berkah itu sendiri.

25 Wawancara dengan peziarah dengan purpose sampling dalam kurun waktu
Oktober 2016 – Maret 2017.
26 Ibid

Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik Penutupan… 161

Beberapa aspek tersebut di atas memegang peranan
penting dalam keberlangsungan ritual di Gunung Kemukus.
Ketiga aspek tersebut di atas memegang peranan penting
dalam bangunan ritual di Gunung Kemukus. Untuk melihat
lebih jauh terkait dengan ritual ngalab berkah, perlu ditilik
karakteristik dari aktivitas ritualnya. Merujuk dari pemikiran
Bell, karakteristik dalam bangunan aktivitas ritual berkembang
dinamis di dalam masyarakat. Karakteristik tersebut adalah 27 :
Pertama, aktivitas ritual bersifat formal dan/atau
diformalisasi. Aktivitas ritual sangat berlainan dengan aktivitas
harian. Aktivitas ritual akhirnya dicirikan sebagai aktivitas
formal atau diformalkan yang menjadi pembeda dengan
aktivitas kesehariannya. Aktivitas tersebut tampak melalui
gesture, tuturan, perilaku, ekspresi, yang menandakan adanya
hirarki dan ciri tradisi budaya yang ada (tradisional,
lokalitasnya). Terkadang formalitas tersebut memperkuat
status quo, mengomunikasikan pesan-pesan sosial budaya yang
kompleks dengan cara sederhana (klasifikasi sosial, hubungan
hierarkis, negosiasi identitas, posisi dalam hubunganhubungan sosial).
Dalam kaitannya dengan ritual ngalab berkah di
Gunung Kemukus, aktivitas ritual terlihat sangat formal. Tata
cara ritual diatur sedemikian rupa, sampai dengan cara
bertutur kata diatur di dalam tradisi oral ritualnya. Penanda
ritual yang menarik terlihat dari karakteristik peziarah yang
tampak dalam gesturnya ketika berhadapan dengan Juru Kunci
dan ketika hendak memasuki ruang makam, maupun sendang.
Peziarah biasanya akan menunduk dan membungkukan
badannya seraya memberi hormat kepada Juru Kunci. Hal ini
juga akan dilakukan ketika hendak masuk ke Sendang
Ontrowulan, maupun ke Makam Pangeran Samudro. Gestur ini
menjadi penanda bahwa peziarah sangat menghormati Juru
27

Catherine Bell, Ritual Perspective Dimensions ... 139 - 162

162 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …

Kunci sebagai perantara antara peziarah dengan Pangeran
Samudro.
Dari gesture tersebut dapat dilihat hubungan hierarki
di antara peziarah dan Juru Kunci. Para peziarah sangat
menghormati Juru Kunci, karena merasa melalui beliaulah doa
dan permohonan mereka dapat dikabulkan. Hubungan ini
ditandai dengan pemberian pajak berupa uang sukarela,
dengan tujuan supaya dibantu menaikkan doa dan
permohonannya, sehingga dapat diterima dan dikabulkan oleh
Kanjeng Pangeran. Peziarah cenderung akan melakukan apa
saja perintah, petunjuk maupun petuah dari Juru Kunci terkait
dengan permohonan mereka. Hubungan hierarki antara Juru
Kunci dan para peziarah ini menjadi karakteristik tersendiri di
Gunung Kemukus.
Kedua, traditionalization. Karakteristik tradisional
mencirikan lokalitas tradisi dan budaya dari masyarakat. Ciri
tradisional sangat erat kaitannya dengan sejarah dan ingatan
masa lalu tentang suatu peristiwa, tokoh atau sesuatu yang
membekas dalam ingatan masyarakat setempat. Bentuk
tradisional
nampak
dalam
penggunaan
kostum,
tuturan/bahasa yang berfungsi menegakkan identitas dan
mempertahankan batas-batas dan otoritas masyarakat
tradisional. Daya tariknya ada pada tradisi atau adat kebiasaan
di mana orang mengulangi peristiwa historis dengan sangat
dekat.
Ciri tradisional akan sangat nampak dalam ritual larung
lanse, meskipun percikannya nampak pula dalam ritual ngalab
berkah di malam Jumat Pon. Sesaji dan doa yang diucapkan
oleh Juru Kunci menjadi ciri khas tradisi dan budaya setempat.
Sesaji yang disajikan oleh peziarah dikonstruksi sedemikian
rupa, untuk mengingatkan kembali akan sosok dari Pangeran
Samudro. Bunga Kenanga dan Melati menjadi bunga
primadona untuk dijadikan sesaji bagi Pangeran Samudro,
karena dipercaya menjadi bunga kesukaan bagi Kanjeng

Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik Penutupan… 163

Pangeran. Peziarah yang membawa bunga tersebut merasa
sangat dekat dengan Kanjeng Pangeran, karena merasa sudah
menyenangkan hati pujaannya. Bunga dijadikan sebagai
sebuah sarana untuk mencirikan sosok Pangeran Samudro dan
Dewi Ontrowulan.
Dalam ritual larung lanse, ciri yang menonjol adalah
adanya tarian prajuritan yang dikembangkan dalam rangkaian
upacara melarung lanse. Para pemuda dan pemudi yang dirias
bak prajurit keraton dimunculkan untuk menambah kedekatan
dan kelekatan akan aura kerajaan dari Pangeran Samudro.
Lanse yang dibawa kemudian dibumbui dengan beragam cerita
untuk menyuguhkan kekuatan magis dari lanse yang dibawa
untuk dicuci di air aliran kedunh ombo. Kekuatan dari lanse
inilah yang kemudian menjadi penanda sosok Pangeran
Samudro yang disakralkan.28 Ritual larung lanse menjadi
penanda tradisionalisasi dari Gunung Kemukus, terkait dengan
dilestarikannya tarian, cerita dan mitos yang dibawanya.
Ketiga, invarian. Dalam hal ini, dapat diamati bahwa
ritual yang berlangsung di masyarakat tidak mengalami
banyak varian. Ritual yang ada cenderung merupakan repetisi
dari format yang ada sebelumnya. Perbedaan karakteristik ini
dengan tradisional yaitu While traditionalism involves an
appeal to the authority of the past that subordinates the present,
invariance seems to be more concerned with ignoring the
passage of time in general. It appears to suppress the
significance of the personal and particular moment in favor of
the timeless authority of the group, its doctrine, or its practices.29
Karakteristik ini sangat personal, namun tetap mengarah
kepada doktrin untuk diimplementasikan dalam praksis
ritualnya. Dalam karakteristik ini, muncul kekaguman dan

28
29

Lihat kajian Larung Lanse di Bab II tulisan ini.
Catherine Bell, Ritual Perspective Dimensions ... 150

164 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …

sekaligus kegundahgulanaan dalam jiwa pribadi sang pelaku
ritual, yang selanjutnya berdampak pada laku ritualnya.
Dalam kaitannya dengan invarian, ritual ngalab berkah
di Gunung Kemukus tidak banyak mengalami variasi dalam
perkembangan ritualnya. Perkembangan ritual yang ada
merupakan modifikasi dari ritual yang telah ada. Pasca konflik
penutupan oleh pemerintah, ritual yang seolah mengalami
perkembangan tetap mengacu kepada doktrin bahwa segala
permintaan yang dimohonkan kepada Kanjeng Pangeran
Kemukus akan dikabulkan. Praksis ritual mulai dari nikah
mut ah sampai dengan mandi suci30, semuanya merupakan
sebuah repetisi dari ritual yang sudah ada sebelumnya. Hanya
praksis ritual yang dilakukan sangat personal, sehingga
nampak terjadi perkembangan. Namun, kesemuanya tersebut
tetap merujuk kepada ajaran Pangeran Samudro, untuk
mengagungkannya dan kuasanya untuk mengabulkan semua
permohonan para peziarah. Kebutuhan dan tekanan hidup
yang berbeda-beda dari para peziarah inilah yang kemudian
mewarnai kondisi jiwanya, sehingga praktik ritualnya terlihat
sangat bervariasi tergantung dengan ekspresi jiwa
personalnya.
Keempat, sangat menekankan aturan, tradisi, dan tabu
yang diritualisasikan, termasuk cara berpakaian, tuturan,
gesture. Penekanan kepada aturan diberlakukan untuk
menjaga harmoni sosial di dalam masyarakat, atau dilakukan
dalam konteks ketika ada kekacaubalauan atau penyimpangan
terhadap aturan umum di dalam masyarakat.
Pasca konflik penutupan pemerintah, ritual di Gunung
Kemukus dikembalikan kepada aturan dan tradisi tentang asal
muasal ritual ziarah itu ada. Aturan berkenaan dengan pakaian
mulai diperketat kembali. Sebelum adanya konflik, pakaian

30 Lihat penjelasan pada Bab II pada bagian ritual pasca konflik penutupan dari
pemerintah.

Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik Penutupan… 165

yang dikenakan oleh para wanita cenderung terbuka. Namun,
pasca konflik aturan tentang kesakralan tempat ziarah
ditekankan kembali, sehingga pakaian yang dikenakanpun
perlu ditertibkan. Pakaian yang dikenakan oleh perempuan di
kawasan Gunung Kemukus diharuskan memakai pakaian yang
tertutup. Apabila sebelumnya banyak dijumpai memakai tank
top, pasca penutupan cenderung akan dijumpai para
perempuan berpakaian muslim. Di sisi lain, tuturan dan
gesture dari para peziarah juga diatur oleh pemerintah, melalui
himbauan dari pengeras suara, maupun dari reklame yang
dipampang di lokasi strategis. Peziarah mulai diatur
tuturannya untuk tidak mengucapkan kata-kata kotor,
berteriak dan makian. Pemerintah juga mengembalikan
kawasan makam menjadi lokasi yang wingit. Hal ini dilakukan
untuk mencegah terjadinya penyimpangan di lokasi tersebut,
baik untuk melakukan hubungan seks, maupun untuk buang
air sembarangan. Hal tabu, tuturan dan pakaian diatur untuk
menstabilkan kondisi pascakonflik di dalam masyarakat,
sehingga tercipta harmonisasi di dalamnya.
Kelima, sakralisasi simbol. Aktivitas ini merupakan
penekanan terhadap simbol-simbol sakral yang ditarik kepada
realitas supranatural. Symbols like the flag, which Ortnels calls
summarizing symbols, effectively merge many ideas and
emotions under one image. This type of totalization generates a
loose but encompassing set of ideas and emotions that readily
evoke a collective sense of we - as in our flag.31 Sakralisasi
simbol dikonstruksi dari kesepakatan ide dan emosi untuk
menekankan ekspresi yang berbeda antara sisi sacred and
profan. Perbedaan perlakuan muncul dalam aktivitas
memperlakukan simbol, baik agama maupun dunia sekuler,
sebagai ungkapan gagasan atau ide dan emosi (nilai, perasaan,
31 On totalization , see Richard P. Werbner (Ritual Passage Journey: The Process
and organization of religious movement [Washington D.C. : Smithsonian Institution
Press, 1989],p.13) in Catherine Bell, Ritual Perspective Dimensions ... 156

166 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …

sejarah, loyalitas) yang mengait erat dengan aspek kolektif dan
identitasnya. Dengan kata lain, benda sebagai simbol suci
bukan pada bendanya, tetapi pada cara mengekspresikan nilai
dan sikap terhadap benda tersebut, sehingga benda tersebut
memiliki nilai yang lebih besar, suci, mendalam, abstrak,
transenden dari yang lainnya. Simbol-simbol tersebut bisa
menunjuk pada tempat, bangunan, orang maupun sesuatu yang
dianggap punya daya magis.
Menilik ritual ngalab berkah di Gunung Kemukus, ada
beberapa simbol yang sangat disakralkan di kawasan tersebut.
Dimulai dari sendang Ontrowulan, makam Pangeran Samudro,
dan kain lanse sebagai penutup makam Pangeran Samudro.
Meskipun ada beberapa makam kecil-kecil di kawasan Gunung
Kemukus yang kerap kali diberikan sesaji, namun yang ketiga
obyek tersebut yang lebih disakralkan dan dipercaya
mempunyai daya magis yang paling kuat. Pasca konflik
penutupan Gunung Kemukus, ketiga obyek tersebut
direkonstruksi kesakralannya kembali oleh pemerintah dan
masyarakat. Sebelum terjadi konflik penutupan Gunung
Kemukus, di lokasi makam banyak dipakai untuk transaksi
PSK dan berhubungan seks dengan pasangannya. Pasca konflik
penutupan, pemerintah merekonstruksi kembali tentang
kesakralan makam Pangeran Samudro, bekerja sama dengan
masyarakat di kawasan Gunung Kemukus. Masyarakat mulai
membangun cerita bahwa apabila melakukan hubungan seks di
sekitar makam akan kena kualat dan bisa gantet.32
Simbol makam yang mulai disakralkan kembali oleh
pemerintah, didukung dengan dibangunkan tembok dan
beberapa aturan yang menyertainya. Simbol lain yang
disakralisasi adalah sendang dan airnya. Khasiat air sendang
32 Cerita ini didapat dari masyarakat di sekitar makam Pangeran Samudro.
Istilah gantet merupakan sebuah keadaan dimana ketika berhubungan seks, alat
kelamin laki-laki tidak dapat keluar dari alat kelamin wanita. Keadaan ini diceritakan
dan dipercaya sebagai kutukan dari Pangeran Samudro, karena tidak menghormati
persemayamannya.

Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik Penutupan… 167

mulai disimbolisasikan sebagai media yang dapat membawa
keberuntungan dan keberhasilan. Story telling dari masyarakat
membuat peziarah mulai mensakralkan kembali air sendang,
yang
dipercaya sebagai
air suci, sehingga rela
membawa/membeli air untuk dimanfaatkan di tempat asalnya.
Kain lanse juga dipercaya sebagai simbol kekuatan dari
Pangeran Samudro, sehingga orang berebut untuk
mendapatkan kain tersebut. Pasca konflik penutupan Gunung
Kemukus, ketiga simbol ini dipercaya sebagai perantara
kepada yang transenden, yaitu Pangeran Samudro, sehingga
terjadi perbedaan dan pembedaan dalam sikap dan
memperlakukannya. Sakralisasi simbol ini yang paling gencar
digulirkan pemerintah dalam mengembangkan kembali wisata
ziarah di Gunung Kemukus. Mengingat, hal inilah yang laik
untuk dijual di kalangan masyarakat.
Keenam berciri pertunjukan (performance), bersifat
dramatis, menekankan tindakan simbolis yang dilakukan
secara sadar di depan publik. Hal ini bertujuan
mengomunikasikan pesan berupa gambar visual, suara
(teriakan), bunyi, penciuman, dan lainnya untuk meyakinkan
orang sehingga orang menerima kebenaran aktivitas tersebut,
melalui simbol-simbol sakral sebagai cerminan dari
mikrokosmos dan makrokosmos . Oleh sebab itu, dalam
ritual akan sarat dengan pertunjukan teatrikal, dramatic
spestacles dan public events yang dapat melibatkan serta
mengundang kumpulan massa pada hari-hari sucinya.
Ciri pertunjukkan tidak dapat dilepaskan dari ritual di
Gunung Kemukus. Juru kunci acapkali menjadi aktor dan
pemeran utama dalam ritual tersebut. Tindakan dramatis
ketika mendoakan peziarah kerapkali akan terlihat di sana.
Aroma bunga dan kemenyan menjadi latar cerita mistis di
ruangan Juru Kunci. Ditambah lagi dengan gumaman dari Juru
Kunci menjadi latar musik yang membuat kesan mistis di
ruangan tersebut. Performance dari Juru Kunci membuat kesan

168 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …

sakral dari ritual ziarah di Gunung Kemukus. Di sisi lain,
pertunjukkan yang paling apik terkait dengan ritual larung
lanse.33 Pada ritual tersebut akan nampak perpaduan antara
budaya, tradisi dan mistisisme dari Gunung Kemukus.
Performance di ritual ini yang mampu menarik ribuan orang
datang ke Gunung Kemukus setiap tahunnya.
Bangunan ritual pasca konflik di Gunung Kemukus
memuat aspek dan karakteristik yang kemukakan oleh Bell.
Karakteristik dari ritual ngalap berkah mampu dimaksimalkan
oleh pemerintah dan masyarakat untuk kembali menarik
pengunjung berziarah di Gunung Kemukus. Karakteristik
tersebut difungsikan sebagai pondasi bangunan dari
Rekonstruksi ritual di Gunung Kemukus. Bangunan ritual yang
dibangun telah berhasil menarik kembali peziarah ke Gunung
Kemukus. Ini terlihat dari data di dinas pariwisata sebagai
pengelola Gunung Kemukus, pengunjung terus meningkat
sejak dan hampir di posisi normal, seperti sebelum terjadi
konflik. Pengunjung di malam Jumat Pon bulan Juli 2017,
didapati mencapai 3000 orang.34
D.

Kontribusi Teori Rekonstruksi Ritual
Ritual di dalam masyarakat mempunyai keunikan
tersendiri. Hampir tidak ada kesamaan antara praktik ritual
dari masyarakat satu dengan masyarakat yang lain. Dalam
paradigma masyarakat tradisional, ritual merupakan sebuah
formula untuk keluar dari sebuah keadaan yang tidak
diinginkan. Dalam hal ini, Bell menekankan bahwa ritual di
dalam masyarakat akan selalu mengalami perubahan,
bergantung dengan konteksnya. Konteks yang selalu dinamis di
dalam masyarakat merangsang pergerakkan dalam struktur,
33 Penjelasan ritual ini dapat dibaca di bab III terkait dengan larung lanse dan
satu suro.
34 Data didapat dari wawancara dengan Spn, dinas pariwisata Gunung Kemukus,
di Kantor, 6 Juli 2017, 21.10 WIB.

Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik Penutupan… 169

simbol, interpretasi dan aktivitas ritualnya. Perubahan di
dalam masyarakat yang menyebabkan terjadinya perubahan
ritualnya.
Dinamika ritual tersebut tidak terlepas dari tiga hal, yaitu
repudiating, returning dan romantis. Ketiga hal tersebut
menjadi dimensi ritual yang selalu dapat dilihat dalam
perkembangan ritual. Dalam rekonstruksi ritual, dimensi ini
selalu terlihat dan selalu memegang peranan di dalamnya.
Berkenaan dengan rekonstruksi ritual di Gunung Kemukus,
ketiga dimensi ini sangat nampak dalam dinamika ritualnya.
Repudiating
Pada bagian ini, Bell berpendapat dalam perubahan
ritual di dalam masyarakat, selalu ditandai dengan penolakan
terhadap tradisi ritualnya sendiri. Penolakan tersebut dapat
disebabkan karena evolusi, rasionalisasi maupun modernisasi.
Rekonstruksi ritual ngalab berkah di Gunung Kemukus, dimulai
dari penolakan praktek ritual yang dilakukan oleh para
peziarah. Masyarakat menolak praktik ritual, karena
melibatkan hubungan seks dengan para Pekerja Seks
Komersial. Penolakan tersebut dinilai atas dasar pelanggaran
norma agama dan berpotensi menularkan penyakit. Penolakan
tersebut berasal dari paradigma agama dan rasionalisasi yang
berkembang di masyarakat. Kesadaran dari masyarakat inilah
yang
kemudian
mendorong
masyarakat
melakukan
rekonstruksi ritual. Ziarah ke makam Pangeran Samudro tetap
ingin dilestarikan beserta dengan cerita dan mitosnya, namun
meninggalkan praktik ritual seksnya. Dimensi ritual ini yang
kemudian memicu proses rekonstruksi ritual di masyarakat.
Proses repudiating yang terjadi di masyarakat, telah
dibumbui oleh agamaisasi, rasionalisasi dan kepentingan
ekonomis, sehingga esensi ritual tertutupi oleh kepentingan
tersebut. Elemen rekonstruksi sosial yang dibangun
berdasarkan proses repudiating yang tidak tepat, menjadikan
konstruksi ritual lebih menitikberatkan ritual yang

170 Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik …

berparadigma agama dan berdasarkan rasionalisasi di dalam

Dokumen yang terkait

PERILAKU WISATA RITUAL GUNUNG KEMUKUS (Studi Diskriptif Tentang Perilaku Ritual Wisatawan Obyek Wisata Makam Pangeran Samodra “Gunung Kemukus” Di Sumber Lawang, Sragen, Jawa Tengah)

2 16 121

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ritual Ngalap Berkah Gunung Kemukus dalam Perspektif Kejawen T2 752014015 BAB I

0 1 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ritual Ngalap Berkah Gunung Kemukus dalam Perspektif Kejawen T2 752014015 BAB IV

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ritual Ngalap Berkah Gunung Kemukus dalam Perspektif Kejawen

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Reintegrasi Sosial Pasca Konflik Maluku D 902008102 BAB IV

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik di Obyek Wisata Religi Gunung Kemukus Kabupaten Sragen Jawa Tengah

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik di Obyek Wisata Religi Gunung Kemukus Kabupaten Sragen Jawa Tengah D 762013002 BAB V

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik di Obyek Wisata Religi Gunung Kemukus Kabupaten Sragen Jawa Tengah D 762013002 BAB III

0 1 76

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik di Obyek Wisata Religi Gunung Kemukus Kabupaten Sragen Jawa Tengah D 762013002 BAB II

0 0 38

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik di Obyek Wisata Religi Gunung Kemukus Kabupaten Sragen Jawa Tengah D 762013002 BAB I

0 0 28