ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA KONTEKS WAC (2)

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA KONTEKS WACANA PADA
TAJUK RENCANA DALAM SURAT KABAR
JAWA POS EDISI 24-27 MEI 2016

MAKALAH
Diajukan guna melengkapi tugas mata kuliah
Analisis Kesalahan Berbahasa A

disusun oleh:
Sofiatul Annisa

(130210402005)

Yuni Kartika

(130210402006)

Ivan Aditya Dharmawan

(130210402015)


Mukhammad Hafid

(130210402037)

Titis Ayu Agustin

(130210402049)

Nur Lailatul Fajariani

(130210402053)

Via Alfionita

(130210402076)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER

2016
1

BAB I
PENDAHULUAN

Sebagian masyarakat Indonesia merasa bahwa mereka telah memiliki
kemampuan berbahasa Indonesia yang baik. Keadaan ini disebabkan karena
bahasa Indonesia telah digunakan sejak mereka mampu berbicara. Hal ini
membuat masyarakat merasa tidak perlu untuk mempelajari bahasa Indonesia
secara lebih mendalam lagi. Hal inilah yang menyebabkan banyak terjadi
kesalahan berbahasa dalam masyarakat.
Kesalahan berbahasa dapat terjadi di mana saja karena bahasa pada hakikatnya
beraneka ragam. Penggunaan bahasa atau peristiwa berbahasa dikatakan benar
atau salah dapat dilihat pada paragraf suatu karangan atau tuturan bahasa lisan.
Sebuah wacana yang baik terdiri dari rangkaian kalimat yang memiliki saling
keterkaitan arti, antara satu kalimat bertaut makna dengan kalimat lainnya dari
awal hingga akhir. Dengan kata lain wacana adalah suatu kesatuan bahasa yang
lengkap yang mengandung suatu gagasan yang memiliki unsur kohesi dan
koherensi. Suatu wacana benar-benar kohesi bila terdapat kesesuaian bentuk

bahasa terhadap konteks.
Wacana dapat disampaikan secara lisan maupun tertulis. Tajuk rencana
termasuk salah satu karangan tertulis yang merupakan tanggung jawab redaksi
dan pendapat dari media massa itu dari suatu masalah. Tajuk rencana biasanya
berisi pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap
persoalan aktual, fenomenal, dan kontroversial yang berkembang dalam
masyarakat. Dalam tajuk rencana terdiri dari beberapa paragraf, dan tidak
disebutkan siapa pengarangnya. Dengan demikian, tajuk rencana dapat
digolongkan sebuah wacana. Sebagai sebuah wacana, tajuk rencana disampaikan
secara kohesi dan koherensi sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
Permasalahan yang timbul apakah tajuk rencana disampaikan sesuai dengan
kriteria sebuah wacana yang baik yaitu mengandung kalimat-kalimat yang kohesi
dan koherensi. Penulis tertarik untuk menganalisis tajuk rencana karena penulisan

2

tajuk rencana umumnya disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan masyarakat
pada saat diterbitkan.
Oleh karena itu tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
kualitas penulisan tajuk rencana dalam surat kabar Jawa Pos melalui analisis

kewacanaan.

3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Paragraf
Pengertian paragraf dapat dikemukakan dari dua segi: isi dan struktur. Jika
dilihat dari segi isi, paragraf adalah suatu pernyataan tentang suatu pokok pikiran
yang dikemukakan secara lengkap dan merupakan satu kesatuan. Jika dilihat dari
segi struktur, paragraf adalah sekelompok pernyataan kalimat yang saling
berhubungan, dirangkaikan dalam urutan yang teratur dan jelas kaitan-kaitannya.
Dalam pengembangan paragraf harus terpenuhi syarat-syarat tertentu yaitu.
a. Kesatuan
Sebuah paragraf dikatakan memenuhi syarat kesatuan jika seluruh kalimat
dalam paragraf itu hanya membicarakan satu gagasan utama. Semua kalimat
dalam paragraf itu harus merujuk ke gagasan utama tersebut. Jika dalam
sebuah paragraf terdapat kalimat yang tidak selaras dengan kalimat
utama/masalah yang dibicarakan, paragraf itu tidaklah memiliki sifat kesatuan

ini karena sudah mengandung beberapa tema.

b. Kepaduan
Sebuah paragraf dikatakan memiliki kepaduan jika kalimat-kalimat yang
mendukung paragraf itu terjalin apik dan harmonis. Perpindahan dari kalimat
satu ke kalimat berikutnya mengalir secara wajar dan lancar. Kehadiran
kalimat yang tidak mendukung secara langsung gagasan utama dalam
paragraf akan mengurangi bahkan merusak kepaduan. Kalimat demikian
disebut kalimat sumbang. Dengan demikian dalam paragraf harus dihindarkan
kalimat sumbang. Kepaduan paragraf ialah keterjalinan hubungan antar
kalimat dalam paragraf baik secara eksplisit maupun secara implisit.
Hubungan antar kalimat secara eksplisit disebut kekohesifan paragraf,
sedangkan

hubungan

antar

kalimat


yang

bersifat

implisit

disebut

kekoherensian paragraf.
Pada tajuk rencana Jawa Pos edisi Mei 2016 terdapat kalimat sumbang.
4

1) Rakyat seharusnya merasa tenteram dan aman ketika berada di dekat
TNI. Tetapi, yang terjadi di Stadion Tri Dharma Gresik pada Minggu,
22 Mei, lalu justru sebaliknya.
2) Senjata tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2016 yang ditandatangani
presiden kemarin. Itu menyempurnakan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
3) Yang ditunggu-tunggu masyarakat itu akhirnya dating juga.

Kemarin (25/5) Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi)
memberikan “senjata” kepada para penegak hokum. Senjata untuk
menghukum seberat-beratnya pelaku pemerkosaan dan pencabulan.
Termasuk hukuman kebiri sampai hukuman mati.
Pada data (1) dan (2) terdapat paragraf yang tidak padu karena ada kata
yang sumbang, dan tidak harmonis dapat dirangkaikan dengan kata yang lain.
Hal itu dapat dilihat pada data (1) lalu dan justru yang berdampingan dalam
satu kalimat. Pada data (2) terdapat kehadiran kata yang tidak mendukung
secara langsung gagasan utama dalam paragraf yang akan mengurangi bahkan
merusak kepaduan, sehingga kata tersebut dapat diganti dengan kata yang
dapat mendukung paragraf.

Sedangkan data (3) terdapat kalimat yang

membuat paragraf tersebut tidak padu. Perbaikan data (1), (2) dan (3)
paragraf tersebut agar terjalin apik, harmonis dan tidak sumbang sebagai
berikut.
(1a) Rakyat seharusnya merasa tenteram dan aman ketika berada di dekat
TNI. Tetapi, yang terjadi di Stadion Tri Dharma Gresik pada
Minggu, 22 Mei, justru sebaliknya.

(2a) Senjata tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2016 yang ditandatangani
presiden kemarin untuk menyempurnakan Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

5

(3a) Kemarin (25/5) Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi)
memberikan “senjata” kepada para penegak hokum. Senjata untuk
menghukum seberat-beratnya pelaku pemerkosaan dan pencabulan.
Termasuk hukuman kebiri sampai hukuman mati.

c. Kelengkapan
Sebuah paragraf dinyatakan lengkap apabila gagasan utama paragraf
dijelaskan secara memadai oleh sejumlah detail informasi penjelas. Dengan
kata lain, paragraf dikatakan lengkap jika berisi gagasan-gagasan penjelas
yang cukup untuk menunjang kejelasan gagasan utama. Sebaliknya, sebuah
paragraf dikatakan tidak lengkap jika gagasan utama dalam paragraf itu tidak
dikembangkan dengan gagasan-gagasan penjelas. Paragraf yang tidak lengkap
cenderung menjadi paragraf mini yang hanya terdiri atas satu atau dua

kalimat. Karena itu paragraf yang cukup lengkap sedikitnya terdiri atas lima
kalimat. Satu kalimat utama yang memuat gagasan utama dan empat kalimat
penjelas yang memuat detail-detail penjelas (Suwignyo dan santoso, 2008:46).

2.2 Kesalahan Peranti Kohesi
Kohesi merupakan hubungan perkaitan antarproposisi yang dinyatakan secara
eksplisit oleh unsur-unsur gramatikal dan semantik dalam kalimat-kalimat yang
membentuk wacana. Unsur-unsur kohesi wacana dapat dibagi menjadi dua jenis,
yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Unsur kohesi gramatikal terdiri atas
referensi, subtitusi, elipsis, dan konjungsi, sedangkan kohesi leksikal terdiri atas
repitisi dan kolokasi.
1. Kesalahan Konjungsi
a. Konjungsi Dan

Konjungsi dan merupakan konjungsi yang paling banyak digunakan.
Menurut KBBI (online) penghubung satuan bahasa (kata, frasa, klausa,
dan kalimat) yg setara, yg termasuk tipe yg sama serta memiliki fungsi
yang tidak berbeda: ayah -- ibu, bibi -- paman, serta para anak, cucu, --

6


kemenakan bersama-sama merayakan 50 tahun perkawinan nenek
mereka. Akan tetapi, penggunaannya masih banyak yang salah.

Kesalahan-kesalahan tersebut dapat dilihat pada data berikut.
4) Artinya, kita warga masyarakat mempunyai tugas dan berperan aktif
untuk melindungi dan menjaga keamanan keluarga, khususnya anakanak.
5) Kita harus mau dan mampu introspeksi, dan menjaga keamanan dan
kenyamanan keluarga sendiri, sebagaimana keamanan keluarga
sendiri, sebagaimana yang dianjurkan agama.
6) Memang, dengan diresmikannya Hari Santri Nasional oleh Presiden
Jokowi beberapa waktu lalu, seakan membangkitkan peran pesantren
dalam kancah pergaulan nasional maupun internasional. Dan itu wajar,
karena pesantren juga punya andil sejarah dalam perjuangan
kemerdekaan negeri ini.
7) Sebagian korban adalah anak-anak. Mereka mengalami luka akibat
pukulan, pentungan, dan bat. Dan yang membuat publik pantas marah
adalah pelakunya adalah anggota TNI.
Dengan demikian, pada data (4) dan (5) tersebut dapat diubah menjadi
kalimat yang benar dengan mengganti konjungsi dan pada kalimat,

sedangkan pada data (6) dan (7) konjungsi dan pada awal kalimat dapat
menjadi kalimat yang benar dengan melesapkan konjungsi dan di awal
kalimat. Sehingga terdapatlah data berikut.
(4a) Artinya, kita warga masyarakat mempunyai tugas dan berperan
aktif untuk melindungi serta menjaga keamanan keluarga,
khususnya anak-anak.
(5a) Kita harus mau dan mampu introspeksi, untuk menjaga keamanan
serta kenyamanan keluarga sendiri, sebagaimana keamanan
keluarga yang dianjurkan agama.
(6a) Memang, dengan diresmikannya Hari Santri Nasional oleh
Presiden Jokowi beberapa waktu lalu, seakan membangkitkan
peran pesantren dalam kancah pergaulan nasional maupun
7

internasional, karena pesantren juga punya andil sejarah dalam
perjuangan kemerdekaan negeri ini.
(7a) Sebagian korban adalah anak-anak. Mereka mengalami luka akibat
pukulan, pentungan, dan bat. Publik pantas marah karena
pelakunya adalah anggota TNI.
b. Dua konjungsi yang Semakna

Menurut syamsul (2015:176) pemakai bahasa sering menggunakan
dua konjungsi yang semakna dalam satu kalimat. Dua konjungsi itu
sebenarnya memiliki fungsi yang berbeda, tetapi maknanya sama yag
terdapat pada data berikut.
8)

Pihak DPRD pun juga siap mem-backup aspirasi mahasiswa
tersebut.

Kalimat pada data (8) menggunakan dua konjungsi yaitu pun dan
juga. Dua konjungsi ini pada kalimat data (8) memiliki makna yang
sama. Konjungsi pun dan juga pada kalimat (8) menyatakan makna
kesertaan. Konjungsi pun dan juga pada kalimat berfungsi sebagai
penghubung dalam kalimat sehingga konjungsi pun dan juga dapat
dilesapkan salah satu, sehinggan dalam kalimat tersebut tidak
mengalami pemborosan kata. Pembetulan pada data (1) sebagai
berikut.
(8a) Pihak DPRD pun siap mem-backup aspirasi mahasiswa
tersebut.
c. Konjungsi dari Kata Penuh

Dalam semantik, kata dibedakan atas dua macam: kata penuh (full
word) dan kata tugas (function word). Kata penuh memiliki makna

jelas (penuh) meskipun berdiri sendiri sehingga tergolong kata yang
bermakna leksikal. Sebaliknya, kata tugas memiliki makna sebelum
digabungkan dengan bentuk lain. kata ini baru bermakna jika sudah
digabungkan dengan bentuk lain sehingga tergolong kata yang
bermakna gramatikal. Konjungsi termasuk dalam jenis kata tugas ini.

8

Kedua macam kata tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Pada
tajuk rencana jawa pos tidak ditemukan konjungsi dari kata penuh.

2. Kesalahan Elipsis
Elipsis adalah pelesapan unsur bahasa yang dapat dimunculkan kembali
dalam pemahamannya. Dalam berbahasa Indonesia, ada elipsis yang benar dan
ada elipsis yang salah. Elipsis yang salah adalah elipsis yang melesapkam
unsur inti kalimat misalnya subjek, predikat, objek dan pelengkap. Elipsis
yang salah juga bisa berupa pelesapan konjungsi sebagai penanda klausa
subordinatif
9)

Pihak investor, termasuk PT Aneka Tambang-yang notabene
perusahaan

plat

merah-hendaknya

juga

paham

dan

tak

memaksakan diri untuk mewujudkan keinginannya. Bahwa mereka
beralasan sudah mengantongi izin penambangan dari pemerinatah
(provinsi maupun pusat), itu merupakan konsekuensi perusahaan.
Adakalanya beruntung, juga sebaliknya bisa bunting.
10)

Memang, secara ekonomis terkesan eman (sayang). ada potensi
kekayaan alam yang bisa dikelola dengan baik demi kesejahteraan
warga Jember. Namun, ketika elemen warga lain (terutama di
sekitar tambang pasir besi di Paseban dan emas di Silo),
menolaknya, sebaliknya pemerintah mendengarkan dengan bijak.
Dan, itu risiko hidup di Negara demokrasi yang penuh warnawarni.

Pada data (9) menunjukkan adanya penggunaan elipsis yang salah. Katakata yang ditulis dalam kurung dengan huruf tebal merupakan kata-kata yang
dilesapkan (dielipsis), padahal kata-kata tersebut merupakan unsur inti kalimat
atau konjungsi penanda klausa subordinatif. Agar tercipta kalimat yang benar,
kata-kata tersebut harus ditulis secara eksplisit dan tidak dilesapkan.
Sedangkan pada data (10) menunjukkan adanya penggunaan elipsis yang
salah. Kata-kata yang ditulis dalam kurung dengan huruf tebal merupakan
kata-kata yang dilesapkan (dielipsis), padahal kata-kata tersebut merupakan
9

unsur inti kalimat atau konjungsi penanda klausa subordinatif. Agar tercipta
kalimat yang benar, kata-kata tersebut harus ditulis secara eksplisit dan tidak
dilesapkan. Oleh karena itu pembetulannya yaitu sebagai berikut.
(9a) Pihak investor, termasuk PT Aneka Tambang-yang notabene
perusahaan plat merah-hendaknya juga paham dan tak memaksakan
diri untuk mewujudkan keinginannya. Bahwa mereka beralasan
sudah mengantongi izin penambangan dari pemerintah provinsi
maupun pusat, itu merupakan konsekuensi perusahaan. Adakalanya
beruntung, juga sebaliknya bisa bunting.
(10a) Memang, secara ekonomis terkesan eman (sayang). ada potensi
kekayaan alam yang bisa dikelola dengan baik demi kesejahteraan
warga Jember. Namun, ketika elemen warga lain terutama di sekitar
tambang pasir besi di Paseban dan emas di Silo, menolaknya,
sebaliknya pemerintah mendengarkan dengan bijak. Dan, itu risiko
hidup di Negara demokrasi yang penuh warna-warni.

3. Kesalahan Substitusi
Substitusi adalah penggantian suatu unsur bahasa dengan unsur bahasa
lain. Substitusi ini bisa berupa penggunaan kata ganti. Salah satu fungsi
adanya substitusi ini adalah menghindari adanya repetisi (pengulangan) unsur
yang dapat menimbulkan kebosanan pada diri pembaca. Kesalahan
penggunaan substitusi dapat berupa kesalahan pemilihan pronominal.
11)

Memang, dengan diresmikannya Hari Santri Nasional oleh
Presiden Jokowi beberapa waktu lalu, seakan membangkitkan
peran pesantren dalam kancah pergaulan nasional maupun
internasional. Dan itu wajar, karena warga pesantren juga punya
andil sejarah dalam perjuangan kemerdekaan negeri ini. Termasuk
kesertaannya

dalam

mempertahankan

NKRI,

sekaligus

mengisinya dalam berbagai kegiatan sosial keagamaan.
Pada data (11) terdapat pronomina persona-nya. Persona tersebut
menunjuk antiseden pesantren. Karena itu harus dipilih pronomina persona
10

yang sesuai dengan antisedennya. Pada data diatas antisedennya warga
pesantren bermakna jamak, pronomina persona yang dipilih haruslah yang

bermakna jamak. Yang termasuk pronomina persona ketiga jamak adalah
mereka. Jadi, pronomina persona ketiga tunggal nya harus diganti dengan
mereka seperti berikut.

(11a) Memang, dengan diresmikannya Hari Santri Nasional oleh Presiden
Jokowi beberapa waktu lalu, seakan membangkitkan peran
pesantren dalam kancah pergaulan nasional maupun internasional.
Dan itu wajar, karena warga pesantren juga punya andil sejarah
dalam perjuangan kemerdekaan negeri ini. Termasuk kesertaan
mereka dalam mempertahankan NKRI, sekaligus mengisinya dalam
berbagai kegiatan sosial keagamaan

4. Kesalahan Referensi
Referensi (penunjukan) diartikan sebagai suatu bentuk yang merujuk ke
bentuk lainnya. Referensi berkaitan dengan penggunaan kata atau kelompok
kata untuk menunjuk kata atau kelompok kata atau satuan gramatikal lainnya.
Pada tajuk rencana jawa pos tidak ditemukan kesalahan referensi.

5. Kesalahan Repitisi
Repetisi terjadi jika terdapat unsur bahasa yang diulang penyebutannya
pada klausa/kalimat. Bagian klausa/kalimat yang diulang bisa berupa kata atau
frasa yang berfungsi sebagai subjek, objek atau keterangan. Akan tetapi,
repetisi tidak boleh digunakan secara terus menerus karena penggunanya akan
menimbulkan kebosanan pada diri pembaca. Untuk itu, perlu adanya subtitusi.
12)

Kemudian, anggota TNI juga tidak sekali-kali merugikan rakyat,
tidak sekali-kali menakuti dan menyakiti hati rakyat, serta menjadi
contoh dan memelopori usaha-usaha untuk mengatasi kesulitan
sekelilingnya.

13)

Dan yang membuat publik pantas marah adalah pelakunya adalah
anggota TNI.
11

14)

Kita juga harus mendidik keluarga kita agar bertanggungjawab
pada individu masing-masing, termasuk berani melapor kepada
pihak berwenang jika terjadi kekerasan pada anak dan perempuan
di lingkungan kita.

Pada data (12), (13) dan (14) terdapat pengulangan (repetisi) unsur bahasa
yang menimbulkan kebosanan pada diri pembaca. Hal tersebut ditandai oleh
adanya kata sekali-kali, kata adalah dan kata kita yang diulang sebanyak dua
kali. Seharusnya kata tersebut dimunculkan satu kali saja sehingga
pembetulannya sebagai berikut:
(12a)Kemudian, anggota TNI juga tidak sekali-kali merugikan rakyat,
menakuti dan menyakiti hati rakyat, serta menjadi contoh dan
memelopori usaha-usaha untuk mengatasi kesulitan sekelilingnya
(13a) Dan yang membuat publik pantas marah, pelakunya adalah anggota
TNI.
(14a) Keluarga kita juga harus dididik agar bertanggung jawab pada
individu masing-masing, termasuk berani melapor kepada pihak
berwenang jika terjadi kekerasan pada anak dan perempuan di
lingkungan kita.

2.3 Kesalahan Pengembangan Topik
Dalam pengembangan paragraf masih sering ditemukan adanya kesalahan
pengembangan topik. Kesalahan-kesalahan tersebut sebagai berikut. Kesalahankesalahn yang dimaksud meliputi kesalahan tidak adanya pengembangan topik,
adanya beberapa topik dalam satu paragraf, dan terpisahnya kalimat penjelas pada
dua paragraf. Namun dalam Tajuk Rencana Jawa Pos Edisi 2016 tidak ditemukan
kesalahan, tidak adanya pengembangan topik dan terpisahnya kalimat penjelas
pada dua penjelas.
1. Adanya Beberapa Topik dalam Satu Paragraf
Tujuan utama dibentuknya paragraf-paragraf dalam sebuah karangan
adalah untuk memudahkan pemahaman pembaca dengan cara memisahkan
topik satu dari topik yang lain. Karena itu, paragraf yang baik mensyaratkan
12

adanya kesatuan. Hal ini berarti bahwa setiap paragraf hanya mengandung
satu topik. Jika ada topik-topik lain, topik-topik itu harus dipisahkan menjadi
paragraf yang lain.
15)

Ketika perppu itu masih dibahas, muncul segelintir orang yang
menentang. Terima kasih kepada Bapak Presiden. Bapak tetap
teguh untuk memberikan efek jera kepada para penjahat kelamin.
Tidak mendengarkan teriakan segelintir orang itu. Merehabilitasi
korban

pemerkosaan

menghukum

memang

seberat-beratnya

harus,
para

kewajiban.

pelaku

adalah

Namun,
bentuk

pencegahan.
Paragraf-paragraf tersebut bukanlah paragraf yang baik karena tidak
memiliki syarat kesatuan. Selain itu, topik-topik yang terdapat dalam paragraf
tersebut juga tidak dikembangkan dengan kalimat-kalimat penjelas. Karena
itu, paragraf-paragraf tersebut tidak memiliki satu pun dari tiga syarat paragraf
yang baik: kesatuan, kepaduan dan kelengkapan. Agar menjadi paragraf yang
baik, sebaiknya disusun seperti berikut.
(15a) Ketika perppu itu masih dibahas, muncul segelintir orang yang
menentang. Namun, Bapak Presiden tidak mendengarkan teriakan
segelintir orang itu dan memberikan hukuman seberat-beratnya
pada para pelaku sebagai bentuk pencegahan serta mewajibkan
tindak rehabilitasi pada korban pemerkosaan. Terima kasih kepada
Bapak Presiden.

13

BAB III
PENUTUP

Dari 5 data Tajuk Rencana Jawa Pos Edisi 24-27Mei 2016 ditemukan beberapa
kesalahan sebagai berikut berikut:
1. Kesalahan pada paragraf kalimat tidak padu ditemukan pada kutipan
sebanyak 3.
2. Kesalahan-kesalahan yang ditemukan peranti kohesi
a) Kesalahan konjungsi dan ditemukan pada 4 kutipan data yang
meliputi konjungsi dan diawal kalimat, dan konjungsi dan yang tidak
menyatakan penambahan.
b) Kesalahan (Dua Konjungsi Semakna) ditemukan pada 1 kutipan data
yaitu penggunaan konjungsi (pun-juga)
c) Kesalahan Elipsi, ditemukan pada 2 kutipan data yaitu pelesapan pada
kalimat.
d) Kesalahan Subtitusi, ditemukan pada 1 kutipan data yaitu peletakan
persona-nya.
e) Kesalahan Repetisi ditemukan pada 3 kutipan data, yaitu pengulangan
kata yang berulang-ulang sehingga menimbulkan kebosanan.
3. Kesalahan pengembangan topik meliputi sebagai berikut.
a) Adanya beberapa topik dalam satu paragraf ditemukan pada 1 kutipan
data.

14

DAFTAR PUSTAKA

Ghufron, Syamsul. 2015. Kesalahan Berbahasa: Teori dan Aplikasinya.
Yogjakarta: Penerbit Ombak
Hanafiah, Wardah. 2014. Analisis Kohesi Dan Koherensi Pada Wacana Buletin
Jumat. Epigram Vol.11 No.2 Hal. 135-152
Jawa Pos, 24 Mei 2016, h.2
Jawa Pos, 25 Mei 2016, h.2
Jawa Pos, 26 Mei 2016, h.2.
Jawa Pos, 27 Mei 2016, h.2

15

Pemerkosa Memang Layak Dihukum Mati

Yang ditunggu-tunggu masyarakat itu akhirnya dating juga. Kemarin
(25/5) Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) memberikan “senjata”
kepada para penegak hokum. Senjata untuk menghukum seberat-beratnya pelaku
pemerkosaan dan pencabulan. Termasuk hukuman kebiri sampai hukuman mati.
Senjata tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2016 yang ditandatangani presiden kemarin. Itu
menyempurnakan Undnag-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak.
Perppu tersebut pasti membuat para penjahat kelamin bergidik. Dulu
hukuman untuk mereka sangat ringan. Paling berat dihukum 15tahun penjara.
Minimal 5 tahun bui. Karena pemerkosaan tidak termasuk kejahatan luar biasa
seperti kasus korupsi atau narkoba, para pemerkosa bisa mendapatkan remisi.
Membandingkan dengan korban pemerkosaan, hukuman itu tentu saja ringan
sekali. Korban akan merana sepanjang hidupnya. Yang belum bersuami, bisa saja
mereka merasa atau dicap kotor sepanjang hidupnya. Takut berkeluarga. Bagi
korban yang sudah bersuami, bisa hancur rumah tangganya. Semua korban
pemerkosaan akan merasakan penderitaan sepanjang hidupnya.
Dalam kasus Yuyun, akibatnya lebih parah lagi. Bocah belasan tahun asal
Bengkulu itu tewas di hutan karena diperkosa 14 orang. Bahwa beberapa pelaku
pemerkosaan tersebut adalah anak-anak, publik tetap sulit menerima saat mereka
hanya dihukum kurang dari 10 tahun. Terlalu ringan.
Nah, perppu yang ditandatangani Presiden Jokowi kemarin memberikan
jawaban atas harapan publik. Dengan perppu itu, hukuman untuk pemerkosa
dilipatgandakan. Pemerkosa kini bisa dihukum penjara seumur hidup atau bahkan
dihukum mati.
Bukan hanya itu, perppu tersebut juga mengatur adanya hukuman tambahan.
Mulai publikasi identitas pemerkosa, pemasangan chip untuk melacak keberadaan
mereka, sampai kebiri kimia.

16

Ketika perppu itu masih dibahas, muncul segelintir orang yang menentang.
Terima kasih kepada Bapak Presiden. Bapak tetap teguh untuk memberikan
efek jera kepada para penjahat kelamin. Tidak mendengarkan teriakan segelintir
orang itu. Merehabilitasi korban pemerkosaan memang harus, kewajiban. Namun,
menghukum seberat-beratnya para pelaku adalah bentuk pencegahan.
Kini, setelah perppu disahkan. Pemerintah harus getol menyosialisasikan.
Salah satu caranya, setiap ada kasus pemerkosaan, pelaku harus dituntut dan
divonis seberat-beratnya.

17

Mewaspadai Kekerasan terhadap Anak

Kekerasan terhadap anak masih selalu terjadi di masyarakat. Bahkan jumlah
kekerasan terus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data dari Pusat
Pelayanan Terpadu (PPT), sampai kemarin (23/5) jumlah kekerasan anak
mencapai 40 kasus. (Radar Jember, 24/5).
Secara nasional, kekerasan pada anak, khususnya terkait kekerasan seks,
nyaris tak dapat dihentikan. Hampir setiap hari kita disuguhi berita tentang
kekerasan seks pada anak dengan segala bentuk sadismenya. Itu baru yang
terungkap di permukaan (diberitakan di media massa). Sedangkan yang belum
terungkap pasti jauh lebih banyak.
Mengapa itu bias terjadi? Tak mudah menjawabnya. Namun banyak faktor
yang mempengartuhi, mulai soal moralitas, rendahnya tingkat pendidikan, korban
keluarga, hingga pengaruh pornografi. Semua itu menjadi tantangan dan “PR”
besar bagi kita semua, tanpa menjagakan para aparat hokum.
Artinya, kita warga masyarakat mempunyai tugas dan berperan aktif untuk
melindungi dan menjaga dan keamanan keluarga, khususnya anak-anak. Sebab,
tugas utana menjaga keamanan dan kenyamanan anak sebenarnya di dalam rumah
tangga sendiri. Sedangkan lembaga lain, termasuk sekolah, hanya terbatas pada
jam-jam sekolah saja.
Banyak pihak “menyalahkan” teknologi komuniasi yang menyebabkan
kekerasan seksual, termasuk kenakalan pada anak-anak kita. Padahal, teknonolgi
sebenarnya banyak membantu memudahkan kita dalam berbagai urusan. Jika
kemudian dampak teknologi berakibat buruk pada perilaku kita, sebenarnya
tergantung dapa penggunaannya.
Kita tidak boleh (hanya) menyalahkan kemajuan teknologi, menyalahkan
lingkungan, menyalahkan pendidikan, termasuk menyalahkan aparat. Kita harus
mau dan mampu interospekasi, dan wajib menjaga keamanan dan kenyamanan
keluarga sendiri, sebagaimana yang dianjurkan agama.
Kita juga harus mendidik keluarga kita agar bertanggungjawab pada
individu masing-masing, termasuk berani melapor kepada pihak berwenang jika
18

terjadi kekerasan pada anak dan perempuan di lingkungan kita. Demikian pula
aparat penegak hokum, hendaknya tanggap dan proaktif, ketika ada laporan warga
adanya kekerasan pada siapa pun, tanpa melihat latar belakangnya.

19

Menanti Sikap Kesatria TNI

Miris melihat puluhan korban bentrokan suporter pada pertandingan
Indonesia Soccer Championship (ISC) A antara Persegres Gresik United dan PS
TNI. Sebagian korban adalah anak-anak. Mereka mengalami luka akibat pukulan,
pentungan, dan bat. Dan yang membuat publik pantas marah adalah pelakunya
adalah anggota TNI.
Rakyat seharusnya merasa tenteram dan aman ketika berada di dekat TNI.
Tetapi, yang terjadi di Stadion Tri Dharma Gresik pada Minggu, 22 Mei, lalu
justru sebaliknya. Rakyat justru ketakutan oleh TNI. Setelah pencabutan
dwifungsi, TNI seharusnya sudah berubah. Ternyata belum. Setiap kita melintas
di depan kompleks militer disambut tulisan “Hati-Hati Anda Memasuki Kompleks
Militer”. Seakan-akan militer itu sesuatu yang menakutkan sehingga kita harus
waspada.
Kembali ke insiden Gresik, mana Saptamarga, Sumpah Prajurit, dan Delapan
Wajib TNI yang dijunjung anggota TNI selama ini?
Delapan Wajib TNI itu sudah sangat gamblang mengatur bahwa anggota TNI
harus bersikap ramah tamah terhadap rakyat, bersikap sopan terhadap rakyat,
menjunjung tinggi kehormatan wanita, menjaga kehormatan diri di muka umum,
serta senantiasa menjadi contoh dalam sikap dan kesedrhanaannya. Kemudian,
anggota TNI juga tidak sekali-kali merugikan rakyat, tidak sekali-kali menakuti
dan menyakiti hati rakyat, serta menjadi contoh dan mempelopori usaha-usaha
untuk mengatasi kesulitan rakyat sekelilingnya.
Hampir semua poin di atas dilanggar. Sore itu ratusan anggota TNI tidak
ramah, tidak sopan, tidak menjaga kehormatan diri, menakuti, dan menyakiti hati
rakyat. Celakanya, pernyataan Kapuspen TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman
menunjukkan TNI sama sekali tidak mau disalahkan. Mereka malah menyalahkan
Ultrasmania-sebutan suporter Persegres yang telah memprovokasi anggota TNI.
Kapuspen juga menyatakan tidak ada sanksi bagi anggota TNI yag terlibat karena
dianggap murni bentrokan. Sungguh sikap yang tidak kesatria.

20

Beruntung

Pangkostrad

Letjen

TNI

Edy

Rahmayadi

berinisiatif

mengeluarkan pernyataan permintaan maaf kepada para korban dan menjamin
inseden serupa tidak akan terulang. Sayangnya, Pangkostrad yang juga presiden
direktur PS TNI masih mengaitkan insiden Gresik sebagai ulah pihak ketiga yang
tidak menghendaki diadakannya kongres luar biasa (KLB) PSSI.
Sebaiknya insiden Gresik tidak dibawa terlalu jauh ke urusan politik di PSSI.
TNI, bersikaplah kesatria. Lawan TNI bukan rakyat, apalagi anak-anak. Beri
sanksi tegas anggota TNI yang sudah berbuat tercela di Gresik. Kalau ada
Ultrasmania yang bersalah, mereka pun harus diberi tindakan. Penyelenggara juga
harus tegas dalam menegakkan aturan.

21

Mendengar Suara Mahasiswa

Potensi tambang di Kecamatan Silo Jember mendapat perhatian penuh dari
beberapa kalangan. Salah satunya para mahasiswa yang bergabung dalam
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Jember. Pihak DPRD pun
juga siap mem-backup aspirasi mahasiswa tersebut.
Penolakan warga Jember, khususnya kalangan mahasiswa, sebenarnya bukan
kali ini saja terjadi. Bahkan Bupat MZA. Djalal sempat dibuat pusing gara-gara
kasus tambang tersebut, lantaran harus bersikap bijak antara memenuhi keinginan
rakyat dengan kepentingan investor.
Dengan suara bulat berbagai elemen masyarakat menolak tambang emas dan
pasir besi Selalu lalu, berarti sudah final soal kedua tambang tersebut. Artinya,
para elite tak perlu lagi repot-repot membahas soal potensi sumberdaya alam di
kedua kecamatan itu. Sebab, ujung-ujungnya juga akan ditolak warga.
Pihak investor, termasuk PT Aneka Tambang-yang notabene perusahaan plat
merah-hendaknya juga paham dan tak memaksakan diri untuk mewujudkan
keinginannya. Bahwa mereka beralasan sudah mengantongi izin penambangan
dari pemerinatah (provinsi maupun pusat), itu merupakan konsekuensi
perusahaan. Adakalanya beruntung, juga sebaliknya bisa bunting.
Semua pihak, termasuk pemkab maupun pemprov hendaknya bisa memahami
keinginan rakyatnya. Jangan memaksakan diri karena merasa sebagai penguasa
dengan segala kemampuannya., sehingga mengusik kepentingan rakyat. Negara
sebaiknya melihat rakyat tenang dan senang, daripada gelisah dan menangis
disuruh menyaksikan ambisi pemerintahnya.
Memang, secara ekonomis terkesan eman (saying). ada potensi kekayaan
alam yang bisa dikelola dengan baik demi kesejahteraan warga Jember. Namun,
ketika elemen warga lain (terutama di sekitar tambang pasir besi di Paseban
dan emas di Silo), menolaknya, sebaliknya pemerintah mendengarkan dengan
bijak. Dan, itu risiko hidup di Negara demokrasi yang penuh warna-warni.

22

Dengan diambilalihnya ijin penambangan oleh pemerinatah provinsi, berarti
pemerintah daerah harus pandai-pandai menempatkan diri, menjaga kondusivitas
warga masyarakatnya. Sebab, tidak menutup kemungkinan banyak pemodal
“main tembak” atas, tanpa mempedulikan kondisi daerah. Jika itu yang terjadi,
maka konflik sosial akan kerap terjadi, terutama jika menyangkut kepentingan
masyarakat itu sendiri.
Jember memang bukan Lumajang, yang memilik potensi tambang pasir
sangat besar. Di lumajang “konflik pasir” diprediksi akan kerap terjadi, sepanjang
Gunung Semeru masih aktif. Sebab, kebutuhan pasir bangunan akan terus
dimainkan oleh para “mafia” karena dibutuhkan banyak pihak.
Meski demikian, aktivis lingkungan Jember juga akan terus “berteriak”
manakala ada pihak-pihak yang mencoba “memainkan” tambang yang
mengancam kehidupan warga sekitarnya. Itu artinya, pemerintah harus pandaipandai memantau dan mencermati potensi alam yang bisa dieksploitasi untuk
kepentingan bersama.

23

Selamat Tim PP Nuris
PRESTASI mas kembali ditunjukkan oleh tim sepak bola PP Nurul Islam
(Nuris) Antirogo Jember. Tampil perdana di event internasional bertajuk
“Malindo Cup 2016” di malaysia, tim yang dilatih dan dimenejeri Sutikno itu
berhasil menggondol juara pertama. Mereka menang tipis atas tuan rumah, tim
sepak bola Sutan Tungku Mahkota Ismail, 2-1 (0-1). (Radar jember, 23/5)
Sebagai warga Jember, kita patut berbangga atas prestasi yang ditorehkan
kesebelasan PP Nuris tersebut. Betapa tidak, selama ini tim sepak bola Jember
nyaris tak pernah mampu berbicara di tingkat nasional, apalagi tingkat
internasional.
Keberhasilan tim PP Nuris seakan membangkitkan kesadaran warga
Jember, bahwa putra daerah pun mampu “unjuk gigi” dikancah internasional.
Paling tidak, kita, warga Jember semakin percaya diri bahwqa peluang untuk
bermain bola di tingkat internasional masih ada sekalipun itu kejuaraan antar
pesantren atau klub sesama muslim.
Kita juga patut berterima kasih kepada Menpora Imam Nachrowi yang
berani membuat “terobosan” menggelar kejuaraan sepak bola antar pesantren.
Selama ini dunia pesantren terkesan hanya dikenal sebagai kumpulan orang-orang
“sarungan” yang kerap dipandang sebelah mata.
Memang, dengan diresmikannya Hari Santri Nasional oleh Presiden
Jokowi beberapa waktu lalu, seakan membangkitkan peran pesantren dalam
kancah pergaulan nasional maupun internasional. Dan itu wajar, karena
pesantren juga punya andil sejarah dalam perjuangan kemerdekaan negeri ini.
Termasuk kesertaannya dalam mempertahankan NKRI, sekaligus mengisinya
dalam berbagai kegiatan sosial keagamaan.
Ponpes Nuris, asuhan KH. Muhyidin Abdusomad sendiri, sebenarnya
termasuk pesantren muda di Jember. Namun dalam kurun waktu yang relatif
muda itu, justru mampu mengembangkan diri menjadi pesantren modern. Salah
satunya, ditunjukkan dalam kegiatan tim sepak bola yang cukup membanggakan.
Tentu saja, kitra warga Jember tak cukup mengucapkan selamat kepada
tim sepak bola PP Nuris. Support warga Jember, khususnya pemerintah daerah,
24

sangat diharapkan untuk lebih meningkatkan prestasi anak-anak Nuris. Yakni,
berupa penghargaan yang layak, sekalogus kewajiban untuk melahirkan tim
Nuris-Nuris yang lain. Selamat berprestasi.

25