DAMPAK FLUKTUASI HARGA BAHAN BAKAR MINYA

DAMPAK FLUKTUASI HARGA BAHAN BAKAR MINYAK TERHADAP SUPLAI SEMBILAN BAHAN POKOK DI PASAR TRADISIONAL

Abdul Latif

Abdullatif1003@gmail.com

Abstrak

Fluktuasi harga Bahan Bakar Minyak bukan saja memperbesar beban masyarakat pada umumnya tetapi juga bagi dunia usaha pada khususnya. Hal ini dikarenakan terjadi ketidak stabilan harga pada pos-pos biaya produksi sehingga meningkatkan biaya secara keseluruhan dan mengakibatkan ketidak stabilan biaya pokok produksi yang akhirnya akan menaikkan harga jual produk. Sebelum kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) suplai sembako di pasar tradisonal sangatlah lancar karena didukung oleh transportasi yang lancar, namun setelah adanya kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) suplai terhadap sembako dipasar tradisonal terhambat disebabkan angkutan barang dari pusat produksi banyak yang tidak beropeasi diakibatkan bahan bakarnya sangat mahal, sehingga para sopir banyak yang tidak mengoperasikan kendarannya, sehingga berdampak langsung pada naiknya harga sembilan bahan pokok di pasar tradisional, akibatnya para konsumen mengeluh karena mereka harus mengurangi jumlah pembelian terhadap bahan pokok.

Kata Kunci : Fluktuasi BBM, Suplai, Pasar Tradisional

A. LATAR BELAKANG

Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan faktor produksi penting bagi berbagai kegiatan sektor perekonomian tak terkecuali sektor perdagangan . BBM digunakan untuk mesin-mesin penggerak produktif seperti kendaraan bermotor angkutan umum, traktor, industri pengolahan dan generator pembangkit listrik. Mengingat peran yang amat strategis dari BBM terhadap perekonomian nasional, maka pemerintah mengendalikan penyaluran dan harga BBM. Namun demikian, dalam rangka mengurangi beban subsidi, pemerintah secara periodik melakukan penyesuaian harga BBM agar mendekati harga keseimbangannnya. Tema besar untuk dunia saat ini, banyak persoalan -

Abdul Latif

persoalan krusial yang melanda dan melintasi dimensi kemanusiaan. Jutaan masyarakat miskin seolah nasibnya digantungkan pada krisis global, seperti naiknya harga BBM dan masalah ketahanan pangan. Hal ini pun menjadi masalah serius Negara-negara di dunia, terutama Negara sedang berkembang seperti Indonesia. Dengan terjadinya krisis global saat ini, pemerintah menaikkan tarif bahan bakar minyak, tarif dasar listrik dan air. Dengan naiknya tarif - tarif tersebut maka harga - harga sembilan bahan pokok (sembako) ikut naik dan tidak stabil. Indonesia memiliki jumlah penduduk yang banyak dengan keadaan ekonomi yang berbeda-beda. Sehingga yang merasakan penderitaan ketidak stabilan harga - harga tersebut adalah rakyat kecil, misalnya pedagang.

Ketidak stabilan harga BBM memang cenderung akan menaikkan harga barang-barang lain atau inflasi. Para ahli pun sudah memprediksinya, meski dengan angka yang beragam. Pengamat ekonomi Aviliani, misalnya, menyatakan bahwa ketidak stabilan hargaharga BBM akan mengakibatkan tingkat inflasi nasional tahun ini menjadi 6,5%. “Apabila ketidak stabilan harga BBM berkisar Rp1.500 sampai Rp2.000 kemungkinan inflasi akan bertambah sekitar 1 hingga 2 persen sehingga inflasi nasional akan naik menjadi sekitar 6,5%,” ungkap Aviliani seperti dikutip Antaranews.com (25/2).

Peran Bahan Bakar Minyak (BBM) sangat penting dalam kehidupan masyarakat. BBM merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Desa maupun Kota baik sebagai rumah tangga maupun sebagai pengusaha, demikian juga BBM sangat penting bagi sektor industri maupun transportasi. Oleh karena begitu pentingnya BBM dalam kehidupan masyarakat maka BBM termasuk salah satu kebutuhan pokok masyarakat. Kondisi tersebut dapat tercermin dari peranan BBM sebagai faktor penting dalam menentukan perubahan harga-harga bahan pokok atau inflasi. Mengingat pentingnya peran BBM dalam kehidupan masyarakat maka pemerintah melakukan campur tangan dalam penentuan harga dan sekaligus menjamin ketersediaannya di pasar domestik.

Ketidak stabilan harga BBM akan memberikan dampak yang nyata secara multi sektoral dan bukannya tidak mungkin akan mengarah pada gejolak multi dimensi. Di bidang ekonomi, ketidak stabilan harga BBM secara pasti akan menaikkan biaya operasional sehari-hari. Pengaruh yang sangat terasa adalah ketidak stabilan harga biaya transportasi jalan raya, yang akan diikuti dengan ketidak stabilan harga biaya listrik dan air, ketidak stabilan harga tarif tol. Dan pada gilirannya akan berdampak pada ketidak stabilan harga sembako (sembilan bahan pokok).

Sudah bisa dipastikan, ketidak stabilan harga BBM akan merugikan masyarakat. Pengguna BBM seperti pengendara motor dan mobil akan langsung merasakannya. Transportasi umum juga sudah pasti akan menaikkan ongkos jasanya, sehingga pengguna transportasi umum juga akan segera merasakan dampaknya. Lalu, para pengguna transportasi umum kemungkinan akan beralih ke sepeda motor untuk berhemat, sehingga ketidak stabilan harga BBM pun

92 http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ab

Dampak Fluktuasi Harga Bahan Bakar Minyak terhadap Suplai Sembilan Bahan Pokok di Pasar Tradisional

akan membunuh transportasi umum. Semuanya akan kejepit. Tapi tidak hanya sektor transportasi yang akan terkena dampaknya. Dalam Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2012 Tentang Harga Jual Eceran dan Konsumen Pengguna Jenis Bahan Bakar Tertentu, disebutkan beberapa kategori pengguna BBM bersubsidi selain transportasi. Mereka adalah usaha perikanan yang terdiri dari nelayan dan pembudi daya ikan skala kecil; usaha pertanian kecil dengan luas maksimal 2 hektar; usaha mikro; dan pelayanan umum seperti krematorium. Semua pengguna ini akan terkena dampak ketidak stabilan harga BBM.

Logikanya mirip dengan dampak di sektor transportasi. Kita ambil contoh petani kecil tanaman pangan. Harga tanaman pangan para petani ini akan naik, karena ongkos produksi untuk memproduksi tanaman pangannya akan naik akibat ketidak stabilan harga BBM. Artinya, para pembeli tanaman pangan para petani ini akan terkena dampaknya. Lalu dengan lumayan banyaknya tanaman pangan impor, ada kemungkinan para pembeli tanaman pangan si petani akan beralih ke tanaman pangan impor. Akibatnya, ketidak stabilan hargaharga BBM pun akan membunuh usaha pertanian si petani kecil.

Kebutuhan barang-barang pokok di Indonesia saat ini sedang mengalami krisis, dikarenakan harga barang-barang pokok yang melonjat naik akibat dari kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM). Sehingga masyarakat kesulitan memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Ini merupakan hal yang harus diatasi dan dicari jalan keluarnya. Apabila bahan-bahan dasar seperti kedelai, sagu, minyak tanah, minyak goreng dan lain-lain akan habis suatu saat nanti, itu akan berakibat buruk pada anak cucu kita. Mereka akan kesuliatan untuk bercocok tanam dan meningkatkan produksi pasar tradisional karena akan terus- menerus bergantung pada produk impor, dan tidak mau memanfaatkan sumber daya yang ada dalam negeri, dan itu akan menimbulkan rasa malas untuk bekerja keras.

Lamanya waktu penantian akan kepastian naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) telah berdampak pada terdistorsinya pasar. Rencana pemerintah untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mengakibatkan ekspektasi naiknya beberapa komoditas secara berlebihan. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) akan berdampak luas pada seluruh aktifitas perekonomian rakyat (kecil, menengah dan besar) dan dirasakan oleh lapisan masyarakat yang berada diposisi menengah kebawah. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) telah memicu kenaikan harga-harga bahan pokok, padahal sebelumnya bahan pokok telah melonjak harganya karena krisis pangan dunia. Demikian pula dengan situasi Industri nasional yang sangat tergantung pada pasokan bahan bakar Bahan Bakar Minyak (BBM), akan terpukul dan tergilas dengan badai krisis. Akibatnya adalah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal dan efisiensi. Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah dasar penentuan harga komoditi lain (price list). Jadi kalau Bahan Bakar Minyak (BBM) naik, maka

Jurnal Al- Buhuts Volume 11 Nomor 1 Juni 2015 ISSN 1907-0977 E ISSN 2442-823X

Abdul Latif

harga komoditi lainnya pun akan ikut naik. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) akan selalu di ikuti dengan kenaikan hargaharga bahan pokok yang kemudian dapat meningkatkan laju inflasi. Selain itu, kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) juga akan memicu para spekulan untuk melakukan penimbunan bahan pokok, hal ini dapat memunculkan keresahan karena kelangkaan barang dan melambungnya harga-harga bahan pokok.

Dengan demikian penulis tertarik untuk menulisdengan judul “ Dampak Fluktuasi Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Harga Sembilan Bahan Pokok di Pasar Tradisional Kota Gorontalo Tahun 2015

B. LANDASAN TEORI

1. Defiinisi Bahan Bakar Minyak (BBM)

Definisi bahan bakar minyak (BBM), Kata bahan bakar minyak, sebenanrya tidak asing lagi bagi kita. Menyebutkan bahan bakar minyak, setiap orang pasti mengaitkannya dengan mesin karena tanpa bahan bakar minyak, mesin tidak akan berfungsi, sehingga timbu langgapan bahwa yang berhubungan dengan bahan bakar minyak (BBM), selalu ada kaitannya dengan mesin. bahan bakar minyak (BBM) adalah energi yang terbentuk dari fosil dalam perut bumi yang dapat diperbaharui. Yang termasuk dari Komoditas BBM adalah 1) Avgas 2) Avlur 3) Bensin 4) Premium 5) Pertamax 6) Pertamax Plus 7) Minyak tanah 8) Minyak solar 9) Minyak diese 10) Minyak bakar 11) Biodiesel dan Pertamina DexDari. Sekian banyak bahan bakar minyak (BBM), bensin dan minyak solar merupakan BBM yang paling vitalfungsinya. Di zaman modern ini, mobilitas manusia sangat tinggi, sehingga vitalnya bensin bagi perekonomian suatu negara sama vitalnya dengan darah bagi tubuh manusia. Karena tanpa bensin dan minyak solar dunia yang kita tempati ini seperti akan berhenti berdenyut.

2. Definisi Sembako

Sembako adalah singkatan dari sembilan bahan pokok yang terdiri atas berbagai bahan-bahan makanan dan minuman yang secara umum sangat dibutuhkan masyarakat indonesia secara umum. Tanpa sembako kehidupan rakyat indonesia bisa terganggu karena sembako merupakan kebutuhan pokok utama sehari-hari yang wajib ada dijual bebas di pasar. Di bawah ini adalah daftar nama anggota bahan pokok sembako sesuai dengan keputusan Menteri Industri dan Perdagangan no. 115/mpp/kep/2/1998 tanggal 27 Februari 1998, yaitu antara lain :

• Beras Bahan makan ini sudah pasti masuk dalam kategori sembako, sekaligus menjadi bahan pokok urutan pertama. Alasannya juga pasti diketahui. Ya karena beras merupakan makanan pokok masyarakat indonesia. Ada semacam anectode yang mengatakan bahwa orangh indonesia kalau belum makan, padahal sudah menghabiskan beberapa makanan yang sifatnya

94 http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ab

Dampak Fluktuasi Harga Bahan Bakar Minyak terhadap Suplai Sembilan Bahan Pokok

di Pasar Tradisional

mengenyangkan. Maka dari itu beras, dikategorikan sebagai salah satu dari sembilan bahan pokok atau sembako. • Jagung dan mie Jagung atau mie sebenarnya memiliki kandungan yang sama dengan beras. Sama-sama mengandung karbohidrat produk mie instan bisa jadi paling akrab dikalangan masyarakat indonesia sebagai pengganti nasi. Dengan harga yang terjangkau, mie sudah bisa diandalkan untuk membat perut terisi. • Sayur-Sayuran dan Buah-Buahan Sayuran dan buah-buahan juga merupakan bahan penting yang wajar jika dikategorikan sebagai salah satu dari sembako. Kandungan gizi dan nutrisi yang secara alami dimiliki oleh sayuran dan buah-buahan, sangat dibutuhkan oleh tubuh dalam proses metabolismenya.pemenuhan serat zat penting lainnya bisa didapatkan salah satunya dengan mengonsumsi sayuran. Selain itu, harga sayuran dan buahan cenderung murah dan terjangkau. Makanan ini juga tergolong 4 sehat 5 sempurna. • Daging (Sapi dan Ayam) Bahan makanan yang satu ini adalah salah satu pemenuhan kebtuhan protein bagi tubuh. Harga dari salah satu sembako ini memang cenderung mahal. Untuk itu alternatif pun disediakan. Pilihan telur atau tempe dan tahu bisa menggantikan dagin ini. • Telur Bahan makanan ini tergolong dalam sembako, kandungan proteinnya sangat banyak, sehingga dapat memenuhi kebutuhan yng ada didalam tubuh. • Susu Minuman yang diproduksi sapi ini jga merupakan bahan-bahan yang tergolong dalam sembako. Kandungan kalsium yang banyak dalam susu dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Selain itu, susu berperan penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak-anak, dengan mengonsumsi susu, analk-anak indonesia diharapkan memiliki kecerdasan untuk bekal bersaing dengan lingkungan yang luas. • Gula Pasir Bahan makanan yang satu ini juga termasuk dalam sembako. Wajar, mengingat gula pasir menjadi satu-satunya asupan manis dalam tubuh. Gla juga mengandung cukup banyak energi yang bisa menyuplai cadangan energi untuk tubuh. • Garam yang Mengandung Yodium / Iodium Bahan makanan tini tergolong penting dan mendasar olahan masakan dari bahan- bahan sembako tent akan aneh jika tidak menggunakan garam sebagai bumbunya. • Minyak Tanah atau Gas Elpiji dan Minyak Goreng

Jurnal Al- Buhuts Volume 11 Nomor 1 Juni 2015 ISSN 1907-0977 E ISSN 2442-823X

Abdul Latif

Dua bahan ini adalah modal awal ata sarana dasar agar aneka masakan dapat tersaji dan kebutuhan masyarakat terhadap kebutuhan asupan gizi dapat terpenuhi. Dengan minyak goreng anda bisa menggoreng, sehingga bahan-bahan makanan lain yang tergolong sembako dapat tersaji sempurana.

Daftar tersebut masih berlaku hingga hari ini, 15 tahun setelah terbitnya keputusan menteri ini. Belum ada pembaharuan. Imbasnya, minyak tanah masih masuk kategori sembako padahal fungsinya sudah digantikan oleh gas ELPIJI. Bagaimana dengan jagung? Mestinya ada perubahan regulasi, ataukah sebenarnya tidak perlu? Bahan yang dikategori sembilan hal penting bagi kehidupan dasar ini dapat saja berubah sesuai kondisi. Suatu komoditas dikategorikan sebagai sembako yakni bahan-bahan yang betul-betul dasar dalam menopang perikehidupan rakyat. Yang dimasukkan sebagai sembako biasanya adalah dalam bentuk yang massal dengan harga yang memang termurah di pasar.

Suatu bahan pokok kehidupan dikategorikan sebagai Sembako oleh pemerintah, artinya pemerintah mengambil tanggungjawab langsung untuk tidak membiarkan stok barang dan harganya menjadi liar mengikuti mekanisme pasar. Apabila harga sembako tidak normal, maka kehidupan rakyat ikut menjadi tidak normal. Lihat saja akhir-akhir ini, bawang merah dan bawang putih serta sayur-mayur banyak yang memasukkannya sebagai sembako, lalu harganya naik, liar mengikuti selera pasar, tanpa campur tangan pemerintah. Paling solusinya hanyalah impor, impor, dan impor.

Dari sisi ekonomi permintaan barang-barang sembako bersifat inelastis, yaitu perubahan harga sembako tidak akan banyak mempengaruhi tingkat permintaan produk oleh konsumen selama tidak terlalu signifikan. Jika harga sembilan bahan pokok tersebut naik secara signifikan, maka sebagian konsumen akan beralih ke produk serupa pengganti (substitusi).

Sudah menjadi tugas dan tanggungjawab dari pemerintah untuk menjaga kestabilan dan keninambungan sembako karena berhubungan erat dengan hajat hidup orang banyak. Pemerintah bisa melakukan operasi pasar, impor, pematokan harga tertinggi atau terendah, serta penindakan hukum kepada pelaku kriminal yang terkait dengan kejahatan sembako.

3. Definisi Pasar Tradisional

Pasar tradisional adalah pasar yang dalam pelaksanaannya bersifat tradisional dan ditandai dengan pembeli serta penjual yang bertemu secara langsung. Proses jual-beli biasanya melalui proses tawar menawar harga, dan harga yang diberikan untuk suatu barang bukan merupakan harga tetap, dalam arti lain masih dapat ditawar, hal ini sangat berbeda dengan pasar modern. Umumnya, pasar tradisional menyediakan bahan-bahan pokok serta keeprluan rumah tangga. Lokasi pasar tradisional dapat berada ditempat yang terbuka atau bahkan dipingir jalan. Ciri khas pasar tradisional adalah adanya tenda-tenda

96 http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ab

Dampak Fluktuasi Harga Bahan Bakar Minyak terhadap Suplai Sembilan Bahan Pokok

di Pasar Tradisional

tempat penjual memasarkan dagangannya, serta pembeli yang berjalan hilir mudik untuk memilih dan menawar barang yang akan dibelinya. Ciri Ciri Pasar Tradisional Proses jual-beli melalui tawar menawar harga

• Barang yang disediakan umumnya barang keperluan dapur dan rumah tangga • Harga yang relatif lebih murah • Area yang terbuka dan tidak ber-AC

Dalam pasar tradisional terdapat banyak interaksi yang tidak ditemukan dalam pasar modern, dimana para pedagang pasar tradisional tidak membeli suatu barang dagangan yang akan mereka jajakan di tokonya dalam jumlah yang besar dari agen, hal ini disebabkan karena keterbatasan modal yang mereka miliki tidak mencukupi untuk membeli barang-barang dalam jumlah yang besar kemudian juga mereka tidak memiliki fasilitas yang lengkap untuk menyimpan barang dagangan terlalu banyak karena pedagang tidak memiliki lemari pendingin untuk menyegarkan barang dagangannya seperti yang terlihat pada pasar modern.

Demikian pula dalam masalah pembelian barang oleh pasar modern yang mana barang selalu di beli dalam jumlah yang besar, disamping mereka memiliki modal yang besar juga mempunyai perencanaan yang telah disusun terlebih dahulu dari sebelum pasar dibangun dengan kata lain telah terorganisir sedemikian rupa dan diolah oleh orang yang memiliki ilmu tinggi dibidangnya sehinga memudahkan dalam melakukan segala sesuatunya. Berbeda dengan pasar tradisional yang para pedagangnya tidak memiliki perencanaan yang benar-benar matang karena didorong oleh faktor pendidikan juga yang menyebabkan mereka berada pada titik yang standar.

Keunggulan dari pasar tradisional adalah dimana para pembeli dan penjual bertemu langsung untuk melakukan suatu transaksi jual beli. Didorong pula dengan defenisi dari pasar itu sendiri dimana pasar adalah suatu tempat bertemunya penjual dan pembeli dalam satu lokasi dan melakukan transaksi jual beli baik itu barang ataupun jasa. Sedangkan pada pasar modern tidak ditemukan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi jual beli secara langsung, yang ada hanyalah para pembeli melakukan pembelian suatu barang dengan hanya memperhatikan harga yang telah tertempel dalam kemasan atau label yang ada dari jenis barang yang telah ditentukan dan membawanya langsung ketempat pembayaran dan membayar harga seperti yang telah tertera pada kemasan, tidak ditemukan adanya proses tawar menawar dalam transaksi jual beli seperti pada pasar tradisional. Tindakan ini merupakan suatu nilai lebih untuk pasar tradisional dimana pembeli dan penjual dapat melakukan proses tawar menawar barang yang akan dibeli oleh pembeli, mutu dari barang yang akan dibeli dan yang terpenting menumbuhkan kesan akrab antara pembeli dan

Jurnal Al- Buhuts Volume 11 Nomor 1 Juni 2015 ISSN 1907-0977 E ISSN 2442-823X

Abdul Latif

penjual. Berbagai jenis etnis dalam suatu kegiatan usaha guna memajukan eksistensi pasar tradisional itu sendiri secara tidak langsung disamping dari pemenuhan kebutuhan masing-masing pedagang. Dalam kesehariannya masing- masing pedagang menjajakan barang dagangannya didalam toko yang telah mereka sewa dari PD (perusahan daerah) pasar yang mengelola Pasar padang bulan Medan. Toko yang mereka dapatkan bukan lah cuma-cuma tetapi mereka menyewanya dengan harga yang cukup besar, sebagian dari pedagang yang memiliki modal tinggi menyewa lebih dari satu pintu, ada yang dua bahkan tiga.

C. PEMBAHASAN

1. Dampak Fluktuasi Bahan Bakar Minyak (BBM)

Ketidak stabilan harga BBM berdampak pada ketidak stabilan harga yang terjadi disemua komoditas. Namun semua sektor akan menuju pada keseimbangan baru, karena pada dasarnya ekonomi tidak akan berhenti dan inflasi sudah pasti akan terjadi. Hanya membutuhkan waktu beberapa bulan saja untuk terbiasa dengan ketidak stabilan harga yang terjadi. Ada sedikit penggembira. Apabila harga naik pada bulan Juni, maka pedagang bisa sedikit tidak perlu khawatir karena pada bulan Juni-Desember adalah bulan belanja pemerintah. Artinya,ekonomi sudah pasti berjalan. Perlu diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat tergantung dari belanja pemerintah. Solusi bagi para pedagang adalah wajib bertahan sampai event-event Hari Raya, karena pada saat ini tidak ada lagi pengaruh ketidak stabilan hargaharga BBM. Bahan Bakar Minyak merupakan komoditas yang memegang peranan sangat vital dalam semua aktifitas ekonomi. Dampak langsung perubahan harga minyak ini adalah perubahan-perubahan biaya operasional yang mengakibatkan tingkat keuntungan kegiatan investasi langsung terkoreksi. Secara sederhana tujuan investasi adalah untuk maksimisasi kemakmuran melalui maksimisasi keuntungan, dan investor selalu berusaha mananamkan dana pada investasi portofolio yang efisien dan relatif aman.

Ketidak stabilan harga-harga bahan pokok sudah mulai terasa dari dulu, sebelum menjelang adanya ketidak stabilan harga. Banyak reaksi yang ditimbulkan konsumen saat mengetahui terjadi ketidak stabilan harga-harga, mereka cenderung komplen kepada pedagang tetapi tetap membeli walaupun sedikit. Selain itu, ketidak stabilan hargaharga dan tersendatnya suplai barang pun mempengaruhi jumlah penjualan, karena barang yang tersendat di jalan kualitasnya menjadi buruk sehingga sangat berpengaruh terhadap omzet pendapatan. Ketidak stabilan harga-harga BBM bukan saja memperbesar beban masyarakat pada umumnya tetapi juga bagi dunia usaha pada khususnya. Hal ini dikarenakan terjadi ketidak stabilan harga pada pos-pos biaya produksi sehingga meningkatkan biaya secara keseluruhan dan mengakibatkan ketidak stabilan harga-harga pokok produksi yang akhirnya akan menaikkan harga jual produk. Multiple efek dari ketidak stabilan harga BBM ini antara lain meningkatkan

98 http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ab

Dampak Fluktuasi Harga Bahan Bakar Minyak terhadap Suplai Sembilan Bahan Pokok

di Pasar Tradisional

biaya overhead pabrik karena naiknya biaya bahan baku, ongkos angkut ditambah pula tuntutan dari karyawan untuk menaikkan upah yang pada akhirnya keuntungan perusahaan menjadi semakin kecil. Di lain pihak dengan ketidak stabilan harga-harga Bahan Bakar Minyak tersebut akan memperberat beban hidup masyarakat yang pada akhirnya akan menurunkan daya beli masyarakat secara keseluruhan. Turunnya daya beli masyarakat mengakibatkan tidak terserapnya semua hasil produksi banyak perusahaan sehingga secara keseluruhan akan menurunkan penjualan yang pada akhirnya juga akan menurunkan laba perusahaan.

Walaupun dampak ketidak stabilan harga-harga BBM tersebut sulit dihitung dalam gerakan ketidak stabilan harga inflasi, tetapi dapat dirasakan dampak psikologisnya yang relatif kuat. Dampak ini dapat menimbulkan suatu ekspektasi inflasi dari masyarakat yang dapat mempengaruhi ketidak stabilan harga-harga berbagai jenis barang/jasa. Ekspektasi inflasi ini muncul karena pelaku pasar terutama pedagang eceran ikut terpengaruh dengan ketidak stabilan harga-harga BBM dengan cara menaikkan harga barang-barang dagangannya. Dan biasanya ketidak stabilan harga-harga barang-barang kebutuhan pokok masyarakat terjadi ketika isu ketidak stabilan hargaharga BBM mulai terdengar.

Perilaku ketidak stabilan harga-harga barang kebutuhan masyarakat setelah terjadi ketidak stabilan harga-harga beberapa jenis BBM seperti premium di SPBU, solar, dan minyak tanah dari waktu ke waktu relatif sama. Misalnya, dengan naiknya premium sebagai bahan bakar transportasi akan menyebabkan naiknya tarif angkutan. Dengan ketidak stabilan harga tarif angkutan tersebut maka akan mendorong ketidak stabilan hargaharga barang- barang yang banyak menggunakan jasa transportasi tersebut dalam distribusi barangnya ke pasar. Demikian pula dengan harga solar yang mengalami ketidak stabilan hargajuga akan menyebabkan ketidak stabilan hargaharga barang/jasa yang dalam proses produksinya menggunakan solar sebagai sumber energinya.

Begitu seterusnya, ketidak stabilan harga-harga BBM terus mendongkrak biaya produksi dan operasional seluruh jenis barang yang menggunakan BBM sebagai salah satu input produksinya yang pada akhirnya beban produksi tersebut dialihkan ke harga produk yang dihasilkannya. Ketidak stabilan hargaharga beberapa jenis BBM ini akan menyebabkan ketidak stabilan hargaharga di berbagai level harga, seperti harga barang di tingkat produsen, distributor/pedagang besar sampai pada akhirnya di tingkat pedagang eceran. Gerakan ketidak stabilan harga-harga dari satu level harga ke level harga berikutnya dalam suatu saluran perdagangan (distribution channel) adakalanya memerlukan waktu. Tetapi, yang jelas muara dari akibat ketidak stabilan harga- harga BBM ini adalah konsumen akhir adalah berasal dari kebanyakan masyarakat ekonomi lemah yang membutuhkan barang-barang kebutuhan

Jurnal Al- Buhuts Volume 11 Nomor 1 Juni 2015 ISSN 1907-0977 E ISSN 2442-823X

Abdul Latif

pokok sehari-hari dengan membeli barang-barang kebutuhannya sebagian besar dari pedagang eceran. Dan biasanya ketidak stabilan hargaharga di tingkat eceran (retail price) ini lebih besar dibandingkan dengan ketidak stabilan hargaharga di tingkat harga produsen (producer price) maupun di tingkat pedagang besar. Berikut ini lima dampak dari Fluktuasi harga BBM :

Pertama : Fluktuasi BBM sudah pasti akan di ikuti melambungnya harga bahan kebutuhan pokok, akibatnya daya beli masyarakat berkurang, awalnya rakyat miskin hanya mampu makan sehari satu kali kini mereka jadi makan satu kali untuk tiga hari sebab mereka sudah tidak mampu lagi membeli bahan kebutuhan pokok yang harganya semakin mahal. Karena rutin mereka makan satu kali untuk tiga hari, lama-lama mereka mati kelaparan, akibatnya orang miskin jadi berkurang. Kedua: Fluktuasi BBM akan berdampak pada naiknya tarif angkutan umum, Rakyat miskin yang tadinya biasa naik angkutan umum, sekarang harus jalan kaki, karena dalam keadaan lapar dan haus serta pikiran stres akibat ketidak stabilan harga BBM hingga tidak konsentrasi di jalan, akibatnya sering ketabrak angkutan umum yang lagi ngebut karena ngejar setoran gara-gara BBM nya naik. Pejalan kakinya pun akhirnya mati, akibatnya orang miskin jadi berkurang. Ketiga: Fluktuasi BBM membuat rakyat miskin menjadi panik dan nekat, terdorong untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mereka akhirnya berani melakukan pencurian dan perampokan, aksi pencuriannya akhirnya ketahuan oleh warga dan ditangkap, lalu digebukin massa sampai mati, akibatnya orang miskin jadi berkurang. Keempat: Ketidak stabilan hargaharga BBM membuat ibu-ibu rumah tangga menjadi stress, beban hidup semakin berat. Sehingga membuat mereka frustasi tidak sanggup menanggung derita hidup yang berkepanjangan, akhirnya banyak yang kurang iman dan nekad melakukan bunuh diri, terkadang bunuh diri ini juga mengikutsertakan anak-anaknya agar terlepas juga dari penderitaan hidup didunia. Akibatnya orang miskin jadi berkurang. Kelima : Ketidak stabilan harga-harga BBM ini juga berdampak naiknya harga obat generik yang selama ini menjadi andalan masyarakat tidak mampu, karena harga obat tidak terjangkau, kondisi penyakit pun, sangat sulit untuk diharapkan bisa sembuh. Karena sakit tidak diobati, maka lama- lama mereka juga akan mati. Akibatnya orang miskin jadi berkurang.

Lima dampak Fluktuasi BBM ini tentunya membuat rakyat miskin yang menjadi korban, mereka akan mati secara perlahan-lahan karena menanggung beban hidup yang diperkirakan akan semakin sulit mereka hadapi. Matinya ribuan rakyat miskin ini bisa terkategorikan sebagai pembunuhan massal secara perlahan-lahan, apalagi pembunuhan massal ini seiring sejalan dengan perbuatan yang disengaja merampas nyawa orang lain sesuai bunyi pasal 338

http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ab

Dampak Fluktuasi Harga Bahan Bakar Minyak terhadap Suplai Sembilan Bahan Pokok di Pasar Tradisional

KUHP dan ini sesuai dengan angka 338 orang Anggota DPR yang dengan sengaja menerima ketidak stabilan hargaharga BBM dalam sidang Paripurna pengesahan APBN-P 2013 menjadi Undang-Undang. Fakta ini membuktikan dan bisa menjadi cerita tragis yang memilukan hati bahwa 338 orang anggota DPR itu terlibat dalam pembunuhan massal secara perlahan-lahan.

Pemerintah sudah selesai menyusun program kompensasi atas ketidak stabilan harga-harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang rencananya akan dimulai 1 April 2012 mendatang. Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, program kompensasi itu berupa Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM), pemberian beras raskin bulan ke-14, beasiswa untuk siswa miskin, dan subsidi kepada transportasi umum. Akan digelar pula pasar murah melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan-perusahaan BUMN. Di pasar murah itu dijual paket bahan makanan pokok yang harganya sangat terjangkau. Program pasar murah melalui CSR ini pernah dilakukan menjelang Hari Raya Idul Fitri tahun lalu, ketika harga sembako melambung tinggi.

Kenaikan harga BBM berdampak pada kenaikan harga yang terjadi disemua komoditas. Namun semua sektor akan menuju pada keseimbangan baru, karena pada dasarnya ekonomitidak akan berhenti dan inflasi sudah pasti akan terjadi. Hanya membutuhkan waktu beberapa bulan saja untuk terbiasa dengan kenaikan harga yang terjadi.Ada sedikit penggembira. Apabila harga naik pada bulan Juni, maka pedagang bisa sedikittidak perlu khawatir karena pada bulan Juni-Desember adalah bulan belanja pemerintah. Artinya,ekonomi sudah pasti berjalan. Perlu diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia sangattergantung dari belanja pemerintah.Solusi bagi para pedagang adalah wajib bertahan sampai event-event Hari Raya, karena pada saat ini tidak ada lagi pengaruh kenaikan harga BBM

Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang peranan sangat vital dalam semua aktifitas ekonomi. Dampak langsung perubahan harga minyak ini adalah perubahan-perubahan biaya operasional yang mengakibatkan tingkat keuntungan kegiatan investasi langsung terkoreksi. Secara sederhana tujuan investasi adalah untuk maksimisasi kemakmuran melalui maksimisasi keuntungan, dan investor selalu berusaha mananamkan dana pada investasi portofolio yang efisien dan relatif aman.

Kenaikan harga bahan pokok sudah mulai terasa dari dulu, sebelum menjelang adanya kenaikan . Banyak reaksi yang ditimbulkan konsumen saat mengetahui terjadi kenaikan harga, mereka cenderung komplen kepada pedagang tetapi tetap membeli walaupun sedikit. Selain itu, kenaikan harga dan tersendatnya suplai barang pun mempengaruhi jumlah penjualan, karena barang yang tersendat di jalan kualitasnya menjadi buruk sehingga sangat berpengaruh terhadap omzet pendapatan.

Jurnal Al- Buhuts Volume 11 Nomor 1 Juni 2015 ISSN 1907-0977 E ISSN 2442-823X 101

Abdul Latif

Kenaikan harga BBM bukan saja memperbesar beban masyarakat pada umumnya tetapi juga bagi dunia usaha pada khususnya. Hal ini dikarenakan terjadi kenaikan pada pos-pos biaya produksi sehingga meningkatkan biaya secara keseluruhan dan mengakibatkan kenaikan harga pokok produksi yang akhirnya akan menaikkan harga jual produk. Multiple efek dari kenaikan BBM ini antara lain meningkatkan biaya overhead pabrik karena naiknya biaya bahan baku, ongkos angkut ditambah pula tuntutan dari karyawan untuk menaikkan upah yang pada akhirnya keuntungan perusahaan menjadi semakin kecil. Di lain pihak dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak tersebut akan memperberat beban hidup masyarakat yang pada akhirnya akan menurunkan daya beli masyarakat secara keseluruhan. Turunnya daya beli masyarakat mengakibatkan tidak terserapnya semua hasil produksi banyak perusahaan sehingga secara keseluruhan akan menurunkan penjualan yang pada akhirnya juga akan menurunkan laba perusahaan.

Walaupun dampak kenaikan harga BBM tersebut sulit dihitung dalam gerakan kenaikan inflasi, tetapi dapat dirasakan dampak psikologisnya yang relatif kuat. Dampak ini dapat menimbulkan suatu ekspektasi inflasi dari masyarakat yang dapat mempengaruhi kenaikan harga berbagai jenis barang/jasa. Ekspektasi inflasi ini muncul karena pelaku pasar terutama pedagang eceran ikut terpengaruh dengan kenaikan harga BBM dengan cara menaikkan harga barang-barang dagangannya. Dan biasanya kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok masyarakat terjadi ketika isu kenaikan harga BBM mulai terdengar.

Perilaku kenaikan harga barang-barang kebutuhan masyarakat setelah terjadi kenaikan harga beberapa jenis BBM seperti premium di SPBU, solar, dan minyak tanah dari waktu ke waktu relatif sama. Misalnya, dengan naiknya premium sebagai bahan bakar transportasi akan menyebabkan naiknya tarif angkutan. Dengan kenaikan tarif angkutan tersebut maka akan mendorong kenaikan harga barang-barang yang banyak menggunakan jasa transportasi tersebut dalam distribusi barangnya ke pasar. Demikian pula dengan harga solar yang mengalami kenaikan juga akan menyebabkan kenaikan harga barang/jasa yang dalam proses produksinya menggunakan solar sebagai sumber energinya.

Begitu seterusnya, kenaikan harga BBM terus mendongkrak biaya produksi dan operasional seluruh jenis barang yang menggunakan BBM sebagai salah satu input produksinya yang pada akhirnya beban produksi tersebut dialihkan ke harga produk yang dihasilkannya. Kenaikan harga beberapa jenis BBM ini akan menyebabkan kenaikan harga di berbagai level harga, seperti harga barang di tingkat produsen, distributor/pedagang besar sampai pada akhirnya di tingkat pedagang eceran. Gerakan kenaikan harga dari satu level harga ke level harga berikutnya dalam suatu saluran perdagangan (distribution channel) adakalanya memerlukan waktu. Tetapi, yang jelas muara dari akibat kenaikan harga BBM ini adalah konsumen akhir adalah berasal dari kebanyakan

http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ab

Dampak Fluktuasi Harga Bahan Bakar Minyak terhadap Suplai Sembilan Bahan Pokok

di Pasar Tradisional

masyarakat ekonomi lemah yang membutuhkan barang-barang kebutuhan pokok sehari-hari dengan membeli barang-barang kebutuhannya sebagian besar dari pedagang eceran. Dan biasanya kenaikan harga di tingkat eceran (retail price) ini lebih besar dibandingkan dengan kenaikan harga di tingkat harga produsen (producer price) maupun di tingkat pedagang besar.

Di Mojokerto, Jawa timur harga minyak goreng curah sudah naik dari Rp. 10.500 per kilogram menjadi Rp. 11.000 perkilogram. Harga kecap naik Rp. 500 sampai Rp. 1.000 perbotol. Harga Kecap cap Bandeng, misalnya sekarang Rp. 10.800 perbotol, padahal sebelumnya Rp. 9.800 perbotol.

Sementara itu harga gula pasir dari pabrik gula di Kediri naik dari Rp. 9.500 per kilogram menjadi Rp. 11.000 perkilogram. Sukro (51), pedagang sayuran , menjelaskan, harga sawi sudah naik dari Rp. 2.500 per 10 iket menjadi Rp. 3.500 per 10 iket.

Di Magelang, Jawa Tengah, harga bahan pokok yang ikut naik adalah minyak goreng curah, gula pasir, tepung terigu, dan harga obat tanaman. “Menurut pengepul, kenaikan harga bahan pokok terjadi mulai di tingkat produsen dan akan terus naik hingga saat kenaikan BBM mulai diberlakukan nanti”, ujar Aswanah pedagang di Pasar Borobudur Magelang, Senin (12/3).

Harga sembilan bahan pokok (sembako) di pasar tradisional Medan, terus melonjak naik. Bahkan kenaikan harga signifikan terjadi pada gula pasir, minyak goreng, cabai merah dan cabai rawit.

Ironisnya, kenaikan harga ini terjadi lebih cepat. Padahal pemerintah baru berencana akan menaikkan harga BBM pada 1 April mendatang. Seperti halnya yang terjadi di Pasar Sei Sikambing Medan. Di pasar ini, hampir seluruh bahan kebutuhan pokok rumah tangga, sejak kemarin terus merangkak naik.

Informasi di peroleh Waspada Online, sore ini di lapangan, mulai dari harga beras yang mengalami kenaikan antara Rp500,- hingga Rp1000,- perkilogram dari harga normal. Misalnya beras ir 64 naik Rp500,- dari sebelumnya Rp8000,- menjadi Rp8500,- rupiah perkilogram. Beras kuku balam dari Rp9000,- menjadi Rp10.000,- perkilo. Untuk harga gula pasir, dari Rp8000,- juga naik menjadi Rp10.000,- perkilonya. Begitu juga dengan harga minyak goreng curah juga mengalami kenaikan, dari harga Rp10.500,-perkilo/ menjadi Rp11.500.-

Kenaikan harga juga terjadi pada cabai merah dari Rp14.000,- perkilogram/ naik menjadi Rp18.000.- Cabai rawit pun tak ketinggalan, dari harga Rp28.000,- perkilogram/ melonjak hingga Rp34.000,- perkilogram. Begitu juga dengan harga sayur mayur, termasuk harga sawi yang sebelumnya masih tiga ribu rupiah kini menjadi lima ribu rupiah perkilogram. Tidak halnya dengan harga tomat yang relatif normal. Menurut Umar, salah satu pedagang, mengatakan, tidak hanya sayur mayur dan sembako naik, namun harga daging sapi potong juga diprediksi akan turut naik.”Bahkan diperkirakan, mulai pekan

Jurnal Al- Buhuts Volume 11 Nomor 1 Juni 2015 ISSN 1907-0977 E ISSN 2442-823X 103

Abdul Latif

depan kenaikan harga daging sapi akan terjadi, dari harga normal dari Rp72.000,- perkilogram/ menjadi Rp75.000.- .

Hasil wawancara kami pada Kamis, 14 April 2015 kami melakukan wawancara dengan pedagang sembako disalah satu pasar tradisional di Kelurahan bugis kecamatan dumbo raya. Yang ada digorontalo. Kami mewawancarai mereka mengenai dampak dari kenaikan harga BBM terhadap suplai bahan pokok. Selain itu kami juga meminta pendapat mereka mengenai masalah ini dan bagaimana masalah ini berlangsung di tempat kerja mereka. Berikut data yang kami peroleh:

• Suplai terhadap beras Dari penuturan ibu Suri selaku pedagang beras di pasar kamis Kelurahan bugis kecamatan dumbo raya. harga beras sebelum dan sesudah kenaikan BBM ternyata tetap yaitu antara Rp.8.000,00/kg-Rp.9.000,00/kg, namun kata ibu suri harga di pengaruhi oleh suplai beras. Jika suplai beras terhambat maka pasokan beras naik atau melonjak naik dan harga beras akan naik dan sebaliknya jika suplai beras lancar maka pasokan beras kurrang maka harga akan cenderung turun. Dan ketika suplai beras terhambat maka pendapatan akan berkurang begitu juga sebaliknya. • Suplai terhadap mie instan dan jagung Menurut ko Ahong selaku pedagang mie yang berjualan dipasar kamis ia mengatakan bahwa suplai terhadap mie instan adalah seperti biasa tidak mengalami perubahan dengan adanya kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), hanya saja berpengaruh kepada harganya. Menurut ibu salimah selaku pedagang jagung ia mengatakan bahwa suplai terhadap jagung tidak mengalami perubahan sama seperti mie instan. Sebab ibu salimah mengatakan jagung yang ia jual betasal dari kebunnya sendiri jadi untuk suplai terhadap jagungnya tidak mengalami masaalah. Harga dari jagung yang dijual oleh ibu salimah adalah 10.000/5 buah, kemudian Pendapatan yang didapat oleh ibu salimah adalah kurang lebih Rp.370.000/hari. • Suplai terhadap sayuran dan buah-buahan Menurut penuturan ibu Oca selaku pedagang sayuran dan buah-buahan ia mengatakan bahwa dengan adanya kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) sayur-sayuran dari ibu Oca mengalami kenaikan harga dari Rp. 2.500 menjadi Rp.3.500. dan suplai terhadap sayurannya tidak berpengaruh terhadap kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) sama seperti biasanya. Dan untuk buah-buahan juga sama seperti suplai dari sayur-sayuran, suplai terhadap sayu-sayuran dan buah-buahan ini berjalan dengan lancar. Kemudian untuk pendapatan sayur dan buah yang didapatkan oleh ibu Oca dalam sehari adalah kurang lebih Rp. 800.000, • Suplai terhadap daging sapi dan ayam

http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ab

Dampak Fluktuasi Harga Bahan Bakar Minyak terhadap Suplai Sembilan Bahan Pokok

di Pasar Tradisional

Menurut penuturan Bpk. Samuel selaku pedagang daging sapi ia mengatakan bahwa Harga daging sapi sebelum kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah Rp. 55.000 /kg dan sesudah kenaikan BBM terjadi kenaikan sebesar Rp.75.000/kg. Dan untuk daging ayam adalah Rp. 17.000, dan setelah kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah Rp. 20.000, Suplai dari daging ini sangat terhambat karena menurut Bpk. Samuel daging yang dijualnya berasal dari luar daerah dan dengan adanya kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) maka proses jual beli daging terhambat. Dan untuk penghasilan yang didapat oleh Bpk. Samuel sebelum kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk daging sapi dalam sehari kurang lebih Rp. 3.250.000. dan sesudah kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) penghasilan Bpk. Samuel adalah Rp. 4.000.000, dan untuk penghasilan sehari untuk daging ayam sebelum kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah Rp. 1.200.000 dan setelah kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) penghasilan seharinya kurang lebih Rp. 2.000.000, • Suplai terhadap susu Menurut ibu Hilda selaku pedagang susu kaleng ia mengatakan bahwa suplai terhadapa susu kaleng berjalan dengan lancar dan tidak ada pengaruh terhadap adanya kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) . yang sangat berpengaruh dengan adanya Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah harga dari susu kaleng yang tadi sebelum kenaikan harganya adalah Rp. 7.500 setelah kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) harganya adalah Rp. 10.000. • Suplai terhadap Telur Menurut Bpk. Ridwan selaku pedagang telur ia mengatakan bahwa suplai terhadap telur terhambat dengan adanya kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) karena proses produksi terhadap telur sangat lambat singga menimbulkan masaalah suplai terhadap telur, akibat dari kurang suplai terhadap telur pendapat Bpk. Ridwan mengalami penurunan, sebelum kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) pendapatan Bpk. Ridwan adalah Rp. 980.000/hari tetapi dengan adanya keterlambtan suplai terhadap telur maka pendapatan Bpk ridwan berkurang menjadi Rp. 650.000/hari. • Suplai terhadap Gula pasir Menurut ibu desi selaku pedagang gula pasir ia mengatakan untuk suplai gula pasir berjalan sesuai dengan yang duharapkan, Walaupun sekarang sedang mengalami kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), dan untuk harga gula pasir sebelum kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah Rp.9.000/kg dan setelah kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) harganya adalah Rp. 11.000/kg. • Suplai terhadap Minyak tanah dan minyak kelapa

Jurnal Al- Buhuts Volume 11 Nomor 1 Juni 2015 ISSN 1907-0977 E ISSN 2442-823X 105

Abdul Latif

Menurut ibu rosidah selaku pedagang minyak tanah ia mengatakan bahwa suplai terhadap minyak tanah sama seperti biasa tidak mengalami perubahan dengan adanya kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), sebelum kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) harga minyak tanah memang sudah naik dari harga Rp. 12.000/liter sekarang sudah naik menjadi Rp.15.000. Menurut ibu niar selaku pedagang minyak kelapa suplai terhadap minyak kelapa juga tidak mengalami perubahan, sma seperti minyak tanah, tetapi dengan adanya kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) minyak kelpa mengalami kenaikan harga dari Rp. 12.500/kg menjadi Rp.14.000/kg. Untuk pendapatan ibu niar sebelum kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah Rp.500.000/ hari, setelah kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) pendapat ibu niar menjadi Rp.700.000/hari. • Suplai terhadap garam beryodium Menurut ibu dian selaku pedagang bahan-bahan dapur salah satunya adalah garam beryodium suplai untuk garam berjalan dengan lancar dan untuk pendapatan ibu dian terhadap garam kurang labih Rp. 100.000 kebawah, tetapi itu hanya untuk garam jika ditambah dengan yang lain menjadi Rp. 1.000.000/hari.

Dari beberapa orang yang kami wawancara, rata – rata dari mereka menjawab dengan jawaban yang relatif sama. Mereka mengeluhkan masalah ini, karena dengan adanya kenaikan BBM ini, sangat berdampak pada suplai bahan pokok yang mereka jual. Hal itu sangat memberatkan masyarakat, terutama masyarakat menengah kebawah. Mereka harus pintar membagi penghasilan mereka agar bisa membeli kebutuhan pokok.

Hal tersebut dapat diatasi dengan cara kesadaran masyarakat agar dapat memanfaatkan kebutuhan produksi dalam negeri yang masih dapat dijangkau dari segi ekonomi. Dari segi pertanian sebenarnya kualitas dalam negeri jauh lebih baik karena Negara kita yang berada pada iklim tropis yang cocok ditanami apa saja. Tapi langkanya sumber daya alam di Indonesia karena masyarakatnya sendiri yang tidak dapat memanfaatkan dengan baik. Seandainya petani sukses dengan hasil taninya dan masyarakat tengah atas tidak menggunakan sumber daya alam luar negeri, mungkin Indonesia sekarang ini akan lebih makmur dan harga pasar masih relatif normal dan terjangkau oleh masyarakat bawah.

Kenaikan ini juga berakibat pada kesejahteraan rumah tangga yang sebelumnya dapat memenuhi hampir semua kebutuhannya, tapi setelah langkanya bahan-bahan pokok mereka mulai membatasinya. Dan itu sangat mengganggu ketentraman rumah tangganya. Seharusnya masyarakat dapat mengesampingkan kebutuhan sekunder dan tersier dan harus lebih mengutamakan kebutuhan primer yang berperan dalam kehidupan sehari-hari. Ini merupakan suatu cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat.

http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ab

Dampak Fluktuasi Harga Bahan Bakar Minyak terhadap Suplai Sembilan Bahan Pokok di Pasar Tradisional

Dampak ini juga berlaku bagi pekerja industri. Banyak perindustrian yang memangkas anggaran pembelian sehingga banyak pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja atau PHK. Banyaknya pengangguran akibat kenaikan barang-barang pokok menambah ketentraman Negara Indonesia semakin sulit terwujud.

Menurut survey yang kami lakukan di pasar-pasar tradisional, kenaikan ini drastis sekali sehingga sangat merugikan bagi para produsen dan konsumen. Dapat diperkirakan kenaikan harga barang-barang pokok mencapai 50% pertahunnya. Bahkan mungkin bisa melewati lebih dari perkiraan. Angka ini akan terus meningkat dan semakin menyulitkan masyarakat Indonesia untuk mengomsumsi hasil pribumi.

Padahal, sembako adalah kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi setiap hari. “Kalau Bahan Bakar Minyak (BBM) sudah naik, pasti beras naik, minyak goreng naik, gula naik, dan barang-barang lainnya juga naik,”. kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang akan dilakukan karena seolah-olah pemerintah tak punya opsi lain. Padahal, jika pemerintah mau serius, masih ada opsi lain yang bisa ditempuh agar harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak terus naik. Kesimpulannya, manajemen energi Indonesia memang butuh banyak pembenahan. Opsi yang seharusnya dilakukan pemerintah sejak dulu, adalah mengolah minyak hasil dalam negeri sendiri, terutama untuk minyak tanah dan premium. Sudah saatnya mengolah minyak tanah sendiri. Indonesia harus punya banyak mesin pengolahan minyak. APBN kita yang sebesar 1.435 Triliun cukup untuk itu. Ini untuk kepentingan jangka panjang.

Sejumlah kebutuhan pokok khususnya pangan di berbagai daerah sejak ditundanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pekan ini mulai menunjukkan kenaikan. Kebutuhan pangan, seperti cabai, beras, bawang merah dan putih, daging dan telur ayam, gula pasir, naik sekitar 30-75% bahkan bisa mencapai dua kali lipat dengan kalau dilihat dari faktor musim dan yang meningkat tajam adalah cabai keriting dan cabai merah dengan lonjakan harga hingga mencapai dua kali lipat.

Prakteknya dalam ilmu-ilmu Ekonomi, harga merupakan salah satu faktor utama-meskipun bukan faktor satu-satunya yang mempengaruhi pilihan pembeli. Harga menjadi faktor utama pilihan pembeli semakin terlihat di antara kelompok-kelompok miskin. Namun, harga bukan menjadi faktor utama pilihan pembeli bagi masyarakat yang mampu/kaya. Namun, teori ini hanya berlaku bagi produk-produk di luar kebutuhan bahan pangan. Untuk kebutuhan bahan pangan yang termasuk kebutuhan primer, akan memiliki dampak garis lurus dengan turunnya pembelian pada kebutuhan sekunder dan pertumbuhan ekonomi.

Singkat kata kita bisa lihat dari situasi pasar dan kondisi pasar yang begini beberapa gambaran. Pertama, Jika harga barang primer meningkat,

Jurnal Al- Buhuts Volume 11 Nomor 1 Juni 2015 ISSN 1907-0977 E ISSN 2442-823X 107

Abdul Latif

sementara pendapatan tetap, akan menyebabkan harga barang sekunder pun akan meningkat. Kedua, Pembelian terhadap barang sekunder pun akan menurun. Ketiga, Perubahan harga barang konsumsi menyebabkan tingkat substitusi (pergantian) terhadap barang konsumsi akan berubah pula.

Dari 3 gambaran yang sudah dijelaskan, dapat dilihat kasusnya di masyarakat, di mana pada saat cabai rawit harganya meningkat maka pedagang makanan yang banyak menggunakan cabai akan menggantikannya dengan cabai oplosan atau mengurangi kadar cabainya.

Dengan demikian, dari penjelasan di atas, maka harga kebutuhan primer harus dikendalikan oleh pemerintah. Jika tidak, maka akan terjadi kelesuan ekonomi negara, yang berimbas pada penurunan daya saing produk lokal dan penurunan pertumbuhan ekonomi.

Bahan Bakar Minyak (BBM) sangat penting dan berpengaruh terhadap kestabilan perekonomian di masyarakat. Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang peranan sangat vital dalam semua aktifitas ekonomi. Di Indonesia, masalah Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi masalah besar yang hingga kini menjadi topik utama. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang baru-baru ini terjadi membawa banyak dampak, mulai dari kemarahan rakyat sampai kenaikan harga bahan pokok (sembako). Gejolak harga minyak dunia sebenarnya sudah mulai terlihat sejak tahun 2000. Tiga tahun berikutnya harga terus naik seiring dengan menurunnya kapasitas cadangan. Ada sejumlah faktor penyebab terjadinya gejolak ini, salah satunya adalah persepsi terhadap rendahnya kapasitas cadangan harga minyak yang ada saat ini, yang kedua adalah naiknya permintaan (demand) dan di sisi lain terhadap kekhawatiran atas ketidakmampuan negara-negara produsen untuk meningkatkan produksi, sedangkan masalah tingkat utilisasi kilang di beberapa negara dan menurunnya persediaan bensin di Amerika Serikat juga turut berpengaruh terhadap posisi harga minyak yang terus meninggi.