HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD "KANJURUHAN" KEPANJEN KABUPATEN MALANG

(1)

i

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN KUALITAS

HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD

"KANJURUHAN" KEPANJEN KABUPATEN MALANG

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

OLEH :

TRI WAHYUNI

09060164

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

(3)

(4)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Tri Wahyuni

NIM : 09060164

Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM

Judul Skripsi : Hubungan Antara Harga Diri dengan Kualitas Hidup Pasien

Diabetes Mellitus Tipe 2 Di RSUD "Kanjuruhan" Kepanjen Kabupaten Malang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 2 November 2013 Yang Membuat Pernyataan,

Tri Wahyuni NIM. 09060164


(5)

v

LEMBAR PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillah, ucapan tanpa batas untuk Yang Maha Kuasa, Allah SWT atas limpahan rahmad, hidayat, karunia dan rezekiNya. Shalawat serta salam bagi junjunganku Nabi besar Muhammad SAW atas keteladannya beliau.

Terima kasih banyak buat papa dan mama, A.Majid Abdullah dan Nurjanah, atas cinta, kasih sayang, dukungan dan doa tulus yang slalu dipanjatkan untuk kebaikan saya. Papa Mama segalanya buat saya, saya seperti ini karena Papa Mama.

Makasih juga buat adik saya Dyan Apriyani yang sudah menemani saya ditempat perantauan ini, suka duka dilalui bersama. Buat Kak Imanur Faudzan, Kak Aulya, Kak Surya Arman, Imam Haryadi, M.Khairil Azhari, Ahdini Safitri, Tante Nurmi, Nenek Umi Hadijah, dan keluarga besar lainnya di Bima, biarpun jauh mereka selalu memberikan doa dan dukungan buat saya.

My Lutfianto Cahya Rachmadan, kamu sgalanya buat saya disini sebagai pacar, orang tua, saudara, teman, sahabat, semua-muanya. Makasi doa, dukungan dan kesabarannya menemani saya.

Buat arek-arek jogang, Andya Nita Hanif, Ririn Febrianti dan

Rahmayatun Najah makasih guys atas dukungan, bimbingan,

kemauan saling berbagi, dan canda tawa yang tak terlupakan. Makasi juga Yayat, Intan dan Abim atas bantuan dan dukungannya selama ini.

Buat ibu-ibu dosen pembimbing saya, Ledy Martha A, S.Kep.Ns. M.Kes dan Erma Wahyu M. S.Kep, Ns. M.Si, terima kasih banyak buat bimbingan, dukungan, motivasi, bantuannya dan kesabarannya selama ini. Merasa beruntung mendapatkan pembimbing yang baik seperti beliau-beliau ini. Buat penguji-penguji saya, Dr. Ainur Rofieq M.Kes, Tutu April A., S.Kp, M.Kes, NNuurr AAiinnii,, SS..KKeepp,, NNss,, MM..KKeepp terima kasih banyak buat bimbingan dan masukannya yang sangat membangun.

Buat perawat-perawat di Poli Penyakit Dalam RRSSUUDD "Kanjuruhan" Kepanjen Kabupaten Malang, Bu Khusnul, Pak Mustofa dan Bu Mimin makasih banyak atas bantuannya selama penelitian berlangsung dan mohon maaf kalau selama penelitian sudah merepotkan. Makasi juga buat Pak Prima bagian Diklat RSUD "Kanjuruhan" Kepanjen Kabupaten Malang yang telah banyak membantu.

M

Maakkaassiihh jjuuggaa bbuuaatt tteemmaann--tteemmaann PPSSIIKK aannggaakkaattaann 22000099,, kkhhuussuussnnyyaa b

buuaatt PPSSIIKK CC 22000099 yyaanngg sseerriinngg jjaaddii ttrraannddiinngg ttooppiikk rruuaammgg ddoosseenn,, bbaannyyaakk p

peennggaallaammaannhhiidduuppyyaannggppeennuuhhwwaarrnnaabbeerrssaammaakkaalliiaann,,ssuukkaadduukkaaddaannccaannddaa t

taawwaaddiillaalluuiibbeerrssaammaa..BBuuaatttteemmaann--tteemmaannsseeppeerrjjuuaannggaannyyaannggwwiissuuddaappeerriiooddee I

IVV UUMMMM 22001133,, mmaakkaassiihh kkeerrjjaassaammaannyyaa nnuunngggguuiinn ddoosseenn ppeemmbbiimmbbiinngg,, n

nuunngggguuiinnttaannddaattaannggaannddeekkaannddaannkkaapprrooddii,,ddaannhhaall--hhaallllaaiinn.. T

Teerriimmaakkaassiihh bbuuaatt sseemmuuaa ppiihhaakk yyaanngg tteellaahh mmeenndduukkuunngg ddaann m

meemmbbaannttuu ssaayyaa yyaanngg ggaakk bbiissaa ssaayyaa sseebbuuttiinn ssaattuu ppeerrssaattuu ddiissiinnii.. SSeemmooggaa S


(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, rahmat dan bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Antara Harga Diri Dengan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di RSUD "Kanjuruhan" Kepanjen Kabupaten Malang”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S, Kep) pada Program Studi Imu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Bersamaan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar - besarnya dengan hati yang tulus kepada :

1. Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep, M.Kep, Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Nurul Aini, S.Kep.Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Ledy Martha Aridiana, S.Kep.Ns. M.Kes selaku Dosen pembimbing I yang senantiasa memberikan bimbingan, pengarahan kepada peneliti. 4. Erma Wahyu M. S.Kep, Ns. M.Si selaku Dosen pembimbing II yang

telah memberikan bimbingan hingga terselesaikannya skripsi ini.

5. Kedua orang tuaku, yang telah memberikan semangat, doa, dan bantuannya baik dalam moril, material, spiritual kepada anaknya selama menempuh pendidikan.

6. Pihak-pihak di RSUD "Kanjuruhan" Kepanjen Kabupaten Malang yang banyak membantu dalam penelitian skripsi ini khususnya buat


(7)

perawat-vii

perawat di Inst. Rawat Jalan (Poli Penyakit Dalam) RSUD "Kanjuruhan" Kepanjen Kabupaten Malang Chusnul Khotimah, Amd. Kep, Mimin Sri Utami,Amd. Kep, Mustofa, SST. Bagian diklat RSUD "Kanjuruhan" Kepanjen Kabupaten Malang Prima Yulliar I, SE, M.MKes.

7. Semua dosen PSIK UMM yang telah mengajar, mendidik dan membimbing selama masa belajar.

8. Teman-teman PSIK khususnya angkatan 2009.

9. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Dan semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. mohon maaf atas segala kesalahan dan ketidaksopanan yang mungkin telah saya perbuat. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua. Amin,

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Malang, 2 November 2013


(8)

viii ABSTRACT

The Relationship between Self-Esteem with Quality of Life of Patient with Diabetes Mellitus Type 2 in RSUD “Kanjuruhan” Kepanjen Malang Regency

Tri Wahyuni1, Ledy Martha A2, Erma Wahyu M3

Introduction: Recently, prevalence increasing of diabetes mellitus in Indonesia becomes the highlight issue. The increasing of per capita income and the alteration of life style cause the increasing of disease prevalence of diabetes mellitus. Remembering that diabetes mellitus is a disease that needs special treatment continuously, it will emerge the reaction that will influence patient’s self-esteem. It will affect to the individual ability in running their role and function, thus it will influence patient’s life quality itself. This research aimed for analyzing the relationship between self-esteem with quality of life of patients with diabetes mellitus type 2 in RSUD “Kanjuruhan” Kepanjen Malang.

Method: Design that used in this research is descriptive analytic with study cross sectional approach. Sample in this research numbered by 131 outpatients in Outpatient Installation Room Poly of Internal Disease) “Kanjuruhan” Kepanjen Malang Regency. Sampling technique in this research is simple random sampling. Data analysis that used in this research is multiple correlation analysis.

Result: The result of statistic calculation for self-esteem obtained the average value 81.25. It shows that most of respondents in this research have high self-esteem. Quality of life in the domain 4 (environment condition) has the highest average for 4.48 and domain 3 (social relationship) has the lowest average for 2.62. This research result shows that most of respondents in this research feel that they have good quality of life and most of respondents feel satisfy for their health condition. Multiple correlation analysis (R) in this research is 0.69. The result of statistical test in advance can be concluded that probability value 0.00. Because of probability value < 0.05, then Ho rejected and H1 accepted.

Conclusion: There is relationship between self-esteem with quality of life of patient with diabetes mellitus type 2 in RSUD “Kanjuruhan” Kepanjen Malang Regency. Keywords: Self-Esteem, Quality of Life and Diabetes Mellitus

1. University Student in the Study Program of Nursing Science, Faculty of Health Science, University of Muhammadiyah Malang

2. Dean in the Faculty of Health Science, University of Muhammadiyah Malang. 3. Lecturer in the Study Program of Nursing Science, Faculty of Health Science,


(9)

ix INTISARI

Hubungan Antara Harga Diri dengan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di RSUD "Kanjuruhan" Kepanjen Kabupaten Malang.

Tri Wahyuni1, Ledy Martha A2, Erma Wahyu M3

Pendahuluan : Meningkatnya prevalensi diabetes mellitus di Indonesia akhir-akhir ini banyak disoroti. Peningkatan pendapatan perkapita dan perubahan gaya hidup menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit diabetes mellitus. Mengingat penyakit

diabetes mellitus adalah penyakit yang memerlukan perawatan khusus secara terus menerus, hal ini akan memunculkan reaksi yang akan mempengaruhi harga diri pasien. Hal ini akan berimbas pada kemampuan individu menjalankan peran dan fungsinya sehingga akan mempengaruhi kualitas hidup dari pasien itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara harga diri dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe 2 di RSUD "Kanjuruhan" Kepanjen Kabupaten Malang.

Metode : Desain penelitian ini adalah descriptive analytic dengan pendekatan study cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 131 pasien di Inst. Rawat Jalan (Poli Penyakit Dalam) RSUD "Kanjuruhan" Kepanjen Kabupaten Malang. Tekhnik sampling menggunakan simple random sampling. Analisa data yang digunakan adalah analisis korelasi ganda.

Hasil : Hasil perhitungan statistik harga diri didapatkan nilai rata-rata yaitu 81,25. Hal ini menunjukan sebagian besar pasien memiliki harga diri tinggi. Kualitas hidup domain 4 (kondisi lingkungan) memiliki rata-rata yang paling tinggi yaitu sebesar 3,48 dan domain 3 (hubungan sosial) memiliki rata-rata yang paling rendah yaitu 2,62. Analisis korelasi ganda (R) sebesar 0,69. Hasil uji statistik lebih lanjut disimpulkan nilai probabilitas yakni 0,00. Karena nilai probabilitas <0,05 maka Ho ditolak dan H1

diterima.

Kesimpulan : Ada hubungan antara harga diri dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe 2 di RSUD "Kanjuruhan" Kepanjen Kabupaten Malang.

Kata Kunci : Harga Diri, Kualitas Hidup dan Diabetes Mellitus.

1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.


(10)

x DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Lembar Pernyataan Keaslian Penelitian ... iv

Lembar Persembahan ... v

Kata Pengantar ... vii

Abstrak ... viii

Intisari ... ix

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Gambar ... xv

Daftar Lampiran ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian... 6

1.3.1 Tujuan Umum ... 6

1.3.2 Tujuan Khusus ... 6

1.4 Manfaat Penelitian... 6

1.4.1 Bagi peneliti ... 6

1.4.2 Bagi Penelitian... 6

1.4.3 Bagi Perawat ... 6

1.4.4 Bagi Masyarakat (Pasien Diabetes Melitus) ... 7

1.4.5 Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan ... 7

1.4.6 Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan ... 7

1.5 Keaslian Penelitian ... 7

1.6 Batasan Penelitian ... 8

1.7 Penegasan Istilah ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Konsep Diabetes Melitus ... 10

2.1.1 Pengertian Diabetes Melitus ... 10

2.1.2 Diagnosis Diabetes Melitus ... 11

2.1.2.1 Anamnesis dan Pemeriksaan Fisk ... 11

2.1.2.2 Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah ... 11

2.1.2.3 Pemeriksaan Glikosilat Hemoglobin (HbA1c) ... 11

2.1.3 Klasifikasi Diabetes Melitus ... 12

2.1.3.1 DM Tipe 1 ... 12


(11)

xi

2.1.3.3 DM Tipe Lain ... 12

2.1.3.4 DM Gestasional ... 13

2.1.4 Faktor resiko Diabetes Melitus ... 13

2.1.4.1 Faktor Usia ... 13

2.1.4.2 Faktor Keturunan (Genetik) ... 14

2.1.4.3 Faktor Kegemukan (Obesitas) ... 15

2.1.4.4 Faktor Demografi ... 15

2.1.4.5 Berkurangnya Penyakit Infeksi dan Kurang Gizi ... 15

2.1.5 Manifestasi Klinis ... 15

2.1.6 Manajemen Teraupetik ... 16

2.1.6.1 Terapi Non Farmakologis ... 17

2.1.6.2 Terapi Farmakologis ... 19

2.1.7 Komplikasi Diabetes Melitus ... 21

2.1.7.1 Komplikasi Akut ... 21

2.1.7.2 Komplikasi Vaskuler ... 22

2.1.8 Stres Emosional Pada Pasien Diabetes Mellitus ... 22

2.1.9 Rencana Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes Mellitus ... 25

2.2 Konsep Harga Diri ... 30

2.2.1 Pengertian Harga Diri ... 30

2.2.2 Aspek-aspek Harga Diri ... 31

2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Harga Diri ... 31

2.2.4 Karakteristik Harga Diri ... 33

2.2.5 Komponen Harga Diri ... 35

2.2.6 Pembentukan Harga Diri ... 36

2.2.7 Pengukuran Harga Diri ... 37

2.3 Konsep Kualitas Hidup ... 38

2.3.1 Pengertian Kualitas Hidup ... 38

2.3.2 Kualitas Hidup Pada Pasien Diabetes Melitus ... 39

2.3.3 Pengukuran Kualitas Hidup ... 39

2.3.3.1 Kesehatan Fisik (Domain 1) ... 40

2.3.3.2 Kondisi Psikologi (Domain 2) ... 40

2.3.3.3 Hubungan Sosial (Domain 3) ... 40

2.3.3.4 Kondisi Lingkungan (Domain 4) ... 40

2.3.4 Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melirus ... 41

2.3.4.1 Usia ... 41

2.3.4.2 Jenis Kelamin ... 41

2.3.4.3 Tingkat Pendidikan ... 42

2.3.4.4 Status Sosial Ekonomi ... 42

2.3.4.5 Lama Menderita Diabetes Melitus ... 42


(12)

xii

2.4 Hubungan Antara Harga Diri Dengan Kualitas Hidup

Pasien Diabetes Melitus ... 44

BAB III KERANGKA KONSEP ... 46

3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 46

3.2 Hipotesis Penelitian ... 47

BAB IV METODE PENELITIAN ... 48

4.1 Desain Penelitian ... 48

4.2 Kerangka Kerja (Frame Work) ... 48

4.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 49

4.3.1 Populasi ... 49

4.3.2 Teknik Sampling ... 49

4.3.3 Sample ... 49

4.4 Variabel Penelitian ... 50

4.5 Definisi Operasional ... 51

4.6 Waktu dan Tempat Penelitian ... 53

4.7 Instrumen Penelitian ... 54

4.7.1 Alat Ukur Harga Diri ... 54

4.7.2 Alat Ukur Kualitas Hidup ... 54

4.7.3 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 55

4.8 Prosedur Penelitian ... 55

4.8.1 Tahap Persiapan ... 55

4.8.2 Tahap Pelaksanaan ... 56

4.8.3 Tahap Pengumpulan Data ... 57

4.8.4 Tahap Pengelolaan Data ... 57

4.9 Pengolahan dan Analisis Data ... 57

4.9.1 Teknik Pengolahan Data ... 57

4.9.2 Analisa Data ... 59

4.10 Etika Penelitian ... 61

4.10.1 Informed Consent ... 61

4.10.2 Tanpa nama (Anonymity) ... 61

4.10.3 Kerahasiaan ... 62

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ... 63

5.1 Karakteristik Sampel ... 63

5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 63

5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 64

5.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 64

5.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 65

5.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menderita Diabetes Mellitus ... 65

5.1.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Komplikasi Diabetes Mellitus ... 66


(13)

xiii

5.1.8 Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus ... 67

5.2 Analisa Data ... 68

5.2.1 Uji Normalitas ... 68

5.2.2 Uji Korelasi Product Moment ... 68

5.2.3 Analisis Korelasi Ganda ... 71

BAB VI PEMBAHASAN ... 73

6.1 Hasil Analisis Deskriptif ... 73

6.1.1 Identifikasi Karakteristik Responden ... 73

6.1.2 Gambaran Harga Diri Pasien Diabetes Mellitus ... 85

6.1.3 Gambaran Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus ... 88

6.2 Hasil Analisis Analitik ... 91

6.2.1 Hubungan Antara Harga Diri Dengan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus ... 91

6.3 Keterbatasan Penelitian ... 94

6.4 Implikasi Keperawatan ... 96

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 97

7.1 Kesimpulan ... 98

7.2 Saran ... 98

7.2.1 Bagi Penderita diabetes mellitus ... 99

7.2.2 Bagi Keluarga dan Masyarakat ... 99

7.2.3 Bagi Pelayanan Keperawatan ... 99

7.2.4 Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan ... 100

7.2.5 Bagi Peneliti Selanjutnya ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 101

LAMPIRAN ... 105


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rencana Asuhan Keperawatan Pada pasien Diabetes

Mellitus ... 25

Tabel 4.1 Definisi Operasional ... 51

Tabel 4.2 Pembagian Domain Kualitas Hidup ... 54

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 63

Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Statistik Karakteristik Lama Menderita Diabetes Mellitus ... 65

Tabel 5.3 Hasil Perhitungan Statistik Harga Diri... 66

Tabel 5.4 Pembagian Harga Diri ... 66

Tabel 5.5 Hasil Perhitungan Statistik Kualitas Hidup ... 67

Tabel 5.6 Pembagian Kualitas Hidup dan Kondisi Kesehatan... 67

Tabel 5.7 Uji Normalitas ... 68

Tabel 5.8 Hubungan Harga Diri Dengan Kualitas Hidup Domain 1 (Kesehatan Fisik) Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di RSUD "Kanjuruhan" Kepanjen Kabupaten Malang Tahun 2013 ... 69

Tabel 5.9 Hubungan harga diri dengan kualitas hidup domain 2 (kondisi Psikologis) Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di RSUD "Kanjuruhan" Kepanjen Kabupaten Malang Tahun 2013 ... 69

Tabel 5.10 Hubungan harga diri dengan kualitas hidup domain 3 (hubungan sosial) Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di RSUD "Kanjuruhan" Kepanjen Kabupaten Malang Tahun 2013 ... 70

Tabel 5.11 Hubungan harga diri dengan kualitas hidup domain 4 (kondisi lingkungan) Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di RSUD "Kanjuruhan" Kepanjen Kabupaten Malang Tahun 2013 ... 71


(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skala Pengukuran Kualitas Hidup WHO ... 40

Gambar 3.1 Kerangka Penelitian ... 46

Gambar 4.1 Kerangka Kerja (Frame Work) Penelitian ... 48

Gambar 4.2 Uji Korelasi Ganda ... 61

Gambar 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 64

Gambar 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 64

Gambar 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 65

Gambar 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Komplikasi Diabetes Mellitus .... 66


(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Studi Pendahuluan & Penelitian Kepada

Bangkesbang. Pol ... 105

Lampiran 2 Surat Keterangan Izin Penelitian dari Bangkesbang. Pol ... 106

Lampiran 3 Surat Permohonan Studi Pendahuluan & Penelitian Kepada RSUD "Kanjuruhan" Kepanjen Kabupaten Malang ... 107

Lampiran 4 Nota Dinas Penghadapan Peserta Study Pendahuluan dan Penelitian Kepada Ka. IRJ (Poli Dalam) ... 108

Lampiran 5 Surat Permohonan Studi Pendahuluan & Penelitian Kepada Bangkesbang. Pol ... 109

Lampiran 6 Surat Permohonan Studi Pendahuluan & Penelitian Kepada RSUD "Kanjuruhan" Kepanjen Kabupaten Malang ... 110

Lampiran 7 Surat Keterangan Izin Penelitian dari Bangkesbang. Pol ... 111

Lampiran 8 Lembar Persetujuan Menjadi Responden... 112

Lampiran 9 Kuesioner Penelitian... 113

Lampiran 10 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Harga Diri ... 117

Lampiran 11 Hasil Kuesioner Karakteristik Responden ... 118

Lampiran 12 Hasil Kuesioner Harga Diri Dan Kualitas Hidup ... 122

Lampiran 13 Hasil Analisa Data ... 126

Lampiran 14 Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi ... 128


(17)

xvii

DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association. (2004). Diagnosis and clasification of diabetes mellitus. Diabetes Care, 27 (1), 55-60.

Azwar, Saifudin. (2003). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Baron, R. A., & Byrne, D. (2000). Social Psychology. (10th ). USA : Pearson Education

Inc.

Basuki, E. (2009). Tekhnik Penyuluhan Diabetes Melitus, dalam Sidartawan, S, Pradana, S., & Imam, S, Penatalaksanaan Diabetes Terpadu. Jakarta : Balai Penerbitan FKUI

Bernal, H., Woolley, S., Schensul, J., & Dickinson, J.K. (2000). Correlates of Self-efficacy in Diabetes Self-care Among Hispanic Adults with Diabetes. The Diabetes Educator, 26 (4), 673-683.

Black, J.M., & Hawks, J.H. (2005). Medical surgical nursing. (7th ed). St louis: Elsevier

Saunders

Branden, N. (1981). How To Raise Your Self Esteem . Jakarta : Delapratasa Publishing. Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., Wagner, C. (2012). Nursing

Interventions Classification (NIC).(6th ed). Iowa : Elsevier Health Sciences

Coopersmith, S. (1967). The Antecedents of Self-Esteem. San Fransisco : W. H. Freeman. Fridah, Anna. (2010). Pengalaman Klien Hemodialisis Terhadap Kualitas Hidup Dalam

Konteks Asuhan Keperawatan Di RSUP Fatmawati Jakarta. Diakses dari

ontar.ui.ac.id/file?file=digital/137288-T-Anna%20Farida.pdf tanggal 20 Maret 2013 Fisher, D.M. (2005). Empowerment and Self-care Management Behaviors in type 2 Diabetes.

Diakses pada http://proquest.umi.com/pqdweb tanggal 15 Maret 2013

Frey, D., & Carlock, C. J. (1987). Enhancing Self Esteem. Indiana : Accelerated Development Inc.

Gautam, Y., Sharman, A.K., Agarwal, A.K., Bhatnagar, M.K., & Trehan, R.R (2009). A cross sectional study of QOL of diabetic patient at tertary care hospital in Delhi. Indian Journal of Community Medicine, 34(4), 346-350.

Goz, F., Karaoz Goz, M., Ekis, S., & Cetin, I. (2007). Effect of The Diabetic Patient's Perceived Social Support on Their Quality of Life. Journal of Clinical Nursing, 16, 1353-1360.

Hidayat, Alimul Aziz. (2003). Riset Keperawatan dan Tekhnik Penulisan Ilmaih. Jakarta: Salemba Medika.

Honas, R. (2004). On The and Therapy of Mental Disorders. New York: Brunner-Rouledge.


(18)

xviii

Illyas, E. I. (2009). Olahraga Bagi Diabetes Melitus, dalam Sidartawan, S, Pradana, S., & Imam, S, Penatalaksanaan Diabetes Terpadu. Jakarta : Balai Penerbitan FKUI Isa B.A., & Baiyewu, O. (2006). Quality of life patient with diabetes mellitus in a

Nigerian Teaching Hospital. Hongkong Journal Psychiatry, 16, 27-23.

Kanine, Esrom. (2011). Pengaruh Terapi Generalis Dan Logoterapi Individu Terhadap Respon Ketidakberdayaan Klien Diabetes Melitus Di Rumah Sakit Provinsi Sulawesi Utara. Diakses dari http:// lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20280823-T%20Esrom%20Kanine.pdf tanggal 20 Maret 2013

Kozier, B.b., & Erb, G. (1987). Fundamentals of Nursing : Concepts and Procedurs (3rd ed).

Massachussets : Eddison Wesley.

LeMone, P & Burke, R. (2008). Medical Surgical Nursing Critical Thinking in Client Care

(4th ed), Upper Sadle River-New Jersey, Pearson Prentice Hall.

Mahmudin, A. (2012). Evaluasi Managemen Mandiri Karyawan Penyandang Diabetes Melitus Tipe 2 Setelah Mendapat Edukasi Kesehatan Di PT Indocement Tunggal Prakarsa Plantsite Citereup. Di akses dari http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20311305...Evaluasi%20manajemen.pdf pada 20 Maret 2013.

Chapter 1Meneses, L.C., Blanes, L., Gomes, C.H., Ferreira, L.M (2011). Health-related quality of life and self-esteem in patients with diabetic foot ulcers: results of a cross-sectional comparative study. Diakses dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21422482 tanggal 15 September 2013.

Monks, F. J., Knoers, A.M.P., & Haditono, S. R.. (1999). Psikologi Perkembangan : pengantar dalam berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Moorhead, S. Johnson, Marion. Maas, M.L., Swanson, E. (2012). Nursing Outcomes

Classification (NOC) (5th ed). Iowa : Elsevier Health Sciences.

Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Kedua. Jakarta : Rineka Cipta

Novato, T.D.S., Grossi, S.A.A., & Kimura, M. (2008). Quality Of Life And Self-Esteem Of Adolescents With Diabetes Mellitus. Diakses dari http://www.scielo.br/scielo.php?pid tanggal 15 Maret 2013

Nursalam. (2001). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu KeperawatanPedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

PERKENI. (2006). Konsesus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta

_________. (2009). Konsesus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta

Polinsky, W. H. (2000). Understanding and Assesing Diabetes-specific Quality of life.


(19)

xix

Potter, P. A., & Perry, A. G. (2008). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses dan Praktek. Jakarat : ECG

Renaldi, Olly. (2012). Word Diabetes Day November 14th 2012. Diakses dari http://www.mitrakeluarga.com/bekasitimur/walk-diabetes-day-november-14th-2012/ tanggal 15 April 2013

Riley, McEmtee M.L., Gerson L., & Deninison C. R., (2009). Depression Asa Comorbidity to Diabetes : Implications for Management. Journal for Nursing Practitioner

Chapter 2Salome, G.M., Pelegrino, D.M.S., Blanes, L., Ferreira, L.M. (2011). Self-esteem in patients with diabetes mellitus and foot ulcers. Diakses dari http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0965206X10000793 tanggal 17 September 2013.

Santrock, J. W. (1998). Adolescence (11th ed). New York : McGraw Hill.

Satari, M.H., Wirakusumah, F.F. (2010). Konsistensi Penelitian Dalam Bidang Kesehatan.

Bandung: Refika aditama

Schteingart, D. E. (2006). Pangkreas: Metabolisme Glukosa dan Diabetes Melitus, dalam Sylvia, A.P., & Lorraine, M.W, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta : ECG

Sekarwiri, Edesia. (2008). Hubungan antara kualitas hidup dan sense of community pada warga DKI Jakarta yang tinggal di daerah rawan banjir. Diakses dari http://lontar.ui.ac.id pada 30 Maret 2013

Semiardji, G. (2009). Stres Emosional pada Penyandang Diabetes Melitus, dalam Sidartawan, S, Pradana, S., & Imam, S, Penatalaksanaan Diabetes Terpadu. Jakarta : Balai Penerbitan FKUI

Smeltzer, S., & Bare. (2008). Brunner & Suddarth's Textbook of Medical Surgical Nursing.

Philadelpia : Lippincott

Soegondo, S. (2009). Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus Terkini, dalam Sidartawan, S, Pradana, S., & Imam, S, Penatalaksanaan Diabetes Terpadu. Jakarta : Balai Penerbitan FKUI

__________. (2009). Prinsip Pengobatan Diabetes, Insulin dan Obat Hiperglikemik Oral, dalam Sidartawan, S, Pradana, S., & Imam, S, Penatalaksanaan Diabetes Terpadu. Jakarta : Balai Penerbitan FKUI

__________. (2009). Prinsip dan Strategi Edukasi Diabetes, dalam Sidartawan, S, Pradana, S., & Imam, S, Penatalaksanaan Diabetes Terpadu. Jakarta : Balai Penerbitan FKUI

Soewondo, P. (2009). Pemantauan Pengendalian Diabetes Melitus, Konsesus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta


(20)

xx

Solame, G.M., Pelegrino, D. M, Blanes, L., Ferreira, L.M. (2009). Self-esteem in Patients With Diabetes Mellitus and Foot Ulcers. Diakses dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed tanggal 10 April 2013

Stipanovic, A.R. (2002). The Effects ofDiabetes Education on Self-efficacy and Self Care.

Diakses dari http://proquest.umi.com/pqdweb pada tanggal 15 Maret 2013. Sukardji, K. (2009). Penatalaksanaan Gizi Pada Diabetes Melitus, dalam Sidartawan,

S, Pradana, S., & Imam, S, Penatalaksanaan Diabetes Terpadu. Jakarta : Balai Penerbitan FKUI

Suryabrata, S, (1993). Psikologi Kepribadian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sustrani, L., Alam, S., & Hadibroto, I. (2010). Diabetes: Informasi Lengkap Untuk Penderita dan Keluarganya. Jakarta: Balai Penerbitan FKUI.

Suyono, S. (2009). Kecenderungan Peningkatan Jumlah Penyandang Diabetes, dalam Sidartawan, S, Pradana, S., & Imam, S, Penatalaksanaan Diabetes Terpadu. Jakarta : Balai Penerbitan FKUI.

________. (2009). Patofisiologis Diabetes Melitus, dalam Sidartawan, S, Pradana, S., & Imam, S, Penatalaksanaan Diabetes Terpadu. Jakarta : Balai Penerbitan FKUI. Waspadji, S. (2009). Diabetes Melitus : Mekanisme Dasar dan Pengelolaannya yang

Rasional, dalam Sidartawan, S, Pradana, S., & Imam, S, Penatalaksanaan Diabetes Terpadu. Jakarta : Balai Penerbitan FKUI.

WHO. (2006). Definition and Diagnosis of Diabetes Mellitus and Intermediate Hyperglikemia.

WHO Library Catalaguing in Publication Data.

_____. (2004). Introducing the WHOQOL Instruments. Diakses dari http://dept.washington. edi/yqol/docs/whoqol_infopdf tanggal 13 Maret 2013.

_____. (2004). The World Health Organization Quality Of Life (WHOQOL) –Bref .

Diakses dari

http://www.who.int/substance_abuse/research_tools/en/english_whoqol.pdf. pada tanggal 13 Maret 2013.

Wu, S.F.V., Courtney< M., Edward, H., McDowell, J., Shortridge-Baggett, L.M., & Chang, P.J. (2006). Self-efficacy, Outcome Expectation and Sefl Care Behavior in People with Type Diabetes in Taiwan. Diakses http://web.ebscohost.com pada tanggal 14 Maret 2013.

Yunir., & Soebardi. (2006). Terapi non Farmakologis Pada Diabetes Melitus. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Yusra, A. (2011). Hubngan Antara Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitu Tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta. Diakses pada http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20280162-T%20Aini%20Yusra.pdf 20 Maret 2013.


(21)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Menurut American Diabetes Association (ADA) 2005, Diabet melitus (diabetes mellitus) merupakan suatu penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia (kenaikan kadar glukosa serum) yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-keduanya. Diabetes mellitus disebabkan oleh hiposekresi dan hipoaktivasi dari insulin. Saat aktivasi insulin tidak ada atau berkurang, kadar gula darah akan meningkat karena glukosa tidak dapat masuk kedalam sel jaringan (Black & Hawk, 2005). Terdapat 2 jenis tipe diabetes mellitus yang paling umum yaitu tipe 1 dan 2. Diabetes mellitus tipe 1 adalah penyakit autoimun dimana tubuh tidak dapat menghasilkan insulin dan lebih sering terjadi pada anak-anak dan remaja (ADA, 2004). Sedangkan diabetes mellitus tipe 2 adalah gangguan metabolisme, dimana produksi insulin ada tetapi jumlahnya tidak adekuat atau reseptor insulin tidak dapat berespon terhadap insulin dan lebih sering terjadi pada dewasa dan lansia. Tipe 2 paling umum dan insidennya mencapai 90-95 % dari semua diabetes mellitus (Lewis, 2004).

Data statistik International Diabetes Federation tahun 2010 menunjukan angka morbiditas pasien diabetes mellitus pada usia 20-79 tahun di Indonesia sebanyak 6.963.500 orang (Kanine, 2011). Sedangkan pada tahun 2011 diabetes mellitus di Indonesia pada usia 20-79 tahun yaitu sebanyak 7,3 juta orang (Renaldi, 2012).


(22)

2

Meningkatnya prevalensi diabetes mellitus di Indonesia akibat peningkatan kemakmuran di Indonesia, akhir-akhir ini banyak disoroti. Peningkatan pendapatan perkapita dan perubahan gaya hidup terutama di kota-kota besar, menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung koroner (PJK), hipertensi, hiperlipidemia, diabetes dan lain-lain (Suyono, 2009).

Penyandang diabetes mellitus memang dituntut untuk melaksanakan berbagai rutinitas yang berkaitan dengan pengaturan makan, peningkatan aktifitas fisik, pengontrolan glukosa darah, regimen pengobatan yang tepat, kontrol medis serta perawatan rutin komplikasi diabetes mellitus yang dialami. Maka, bila seseorang telah menyandang diabetes mellitus akan terjadi perubahan-perubahan pada rutinitis kehidupannya, apalagi sudah dialami dalam waktu cukup lama, biasanya perubahan-perubahan tersebut akan lebih dirasakan. Dalam menghadapi perubahan-perubahan tersebut, setiap individu akan berespon dan mempunyai persepsi yang berbeda-beda tergantung pada kepribadian dan ketahanan diri terhadap stress serta penghayatan terhadap menjalani penyakit tersebut, misalnya ada yang merasa marah karena merasa tidak beruntung sehingga cenderung menyalahkan hal-hal atau orang lain disekitarnya atau menyesali nasibnya mengalami diabetes mellitus, adapula yang merasa bersalah pada diri sendiri, sehingga merasa sedih dan merasa masa depannya suram. Respon-respon tersebut merupakan beberapa ciri dari seseorang yang memiliki penilaian terhadap diri sendiri yang buruk, pengembangan harga diri pun menjadi negatif. Pengembangan harga diri adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup, dan berkaitan dengan interaksi individu dengan keluarga mereka dan orang-orang yang ada disekitar mereka yang mempengaruhi hidup mereka (Yusra, 2011). Mengingat penyakit diabetes mellitus adalah penyakit yang memerlukan perawatan khusus secara terus menerus, hal ini akan memunculkan reaksi yang akan mempengaruhi harga diri.


(23)

3

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Palegrino et al (2011) terhadap 50 responden pasein diabetes mellitus yang memiliki luka ganggren (kelompok studi) dan 50 responden pasien yang tidak memiliki luka ganggren (kelompok kontrol) untuk mengetahui harga diri pasien menggunakan skala harga diri Rosenberg. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 27 responden (54%) dari kelompol kontrol dan 31 responden (62%) kelompok studi memiliki status sosial ekonomi rendah. Hipertensi meyertai 31 responden (62%) dari kelompok study dan 33 responden (66%) dari kelompok kontrol. Dari pasien dalam kelompok study 33 respomdem (66%) telah didiagnosa dengan penyakit jantung dan 23 responden (46%) pada kelompok kontrol. Sedangkan skala harga diri pada pasien diabetes mellitus dengan menggunakan skala harga diri Rosenberg, pada kelompok studi diamatai 30 responden (60%) mendapatkan skor yang tinggi (21-30) sedangkan 33 (66%) dari kelompok control mendapatkan skor yang rendah (0-10).

Penyakit yang diderita dan pengobatan yang dijalani dapat mempengaruhi kapasitas fungsional, psikologi dan kesehatan sosial serta kesejahteraan penderita

diabetes mellitus didefinisikan sebagai kualitas hidup. Menurut WHO kualitas hidup adalah persepsi individu terhadap posisi mereka dan dalam hubungannya dengan tujuan individu, harapan, standar dan perhatian (WHO, 2004). Kualitas hidup mempengaruhi kesehatan fisik, kondisi psikologis, tingkat ketergantungan, hubungan sosial dan hubungan pasien dengan lingkungan sekitarnya (Skevington S.M et al dalam Isa & Baiyewu, 2006).

Lebih lanjut disampaikan pada penelitian yang dilakukan oleh Isa & Baiyewu (2006) terhadap 215 responden, bertujuan untuk mengkaji kualitas hidup pasien


(24)

4

dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 52 pasien (20,7%) dengan score kualitas hidup yang baik, 164 (65,4%) dengan score cukup baik dan 35 (13,9%) dengan score kualitas hidup yang rendah. Mereka menyimpulkan dalam penelitiannya menunjukan bahwa pada umumnya pasien diabetes mellitus menunjukan kualitas hidup yang cukup baik berdasarkan kuesioner WHO tentang kualitas hidup (SF-36). SF-36 adalah sebuah kuesioner survei kesehatan untuk menilai kualitas hidup. Kualitas hidup yang rendah dibandingkan dengan berbagai komplikasi dari diabetes mellitus seperti hipertensi, ganggren, katarak, obesitas, penurunan berat badan, dan perubahan fungsi seksual. Selain itu pendapatan yang rendah, tingkat pendidikan yang kurang dan tipe diabetes mellitus juga berhubungan secara bermakna dengan kuaitas hidup penderita diabetes mellitus.

Dari hasil penelitian yang dilakukan Gautam et al (2009) diyakini bahwa diabetes mellitus memberikan efek yang kurang baik terhadap kualitas hidup. Kualitas hidup yang rendah juga signifikan berhubungan dengan sosial ekonomi yang rendah, tingkat pendidikan yang rendah dan kebiasaan aktifitas fisik kurang baik. Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Novato et al (2008) pada penderita diabetes mellitus

tentang kualitas hidup dan harga diri pada pasien diabetes mellitus tipe 1 usia 12 sampai 18 tahun mendapatkan hasil bahwa semakin tinggi harga diri pasien semakin bagus juga kualitas hidup pasien tersebut.

RSUD "Kanjuruhan" Kepanjen Kabupaten Malang merupakan rumah sakit umum daerah kabupaten Malang tipe B non pendidikan. Berdasarkan data yang didapatkan bahwa diabetes mellitus tipe 2 merupakan penyakit dengan kunjungan yang paling banyak di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD "Kanjuruhan" Kepanjen


(25)

5

Kabupaten Malang dengan jumlah pengunjung dari bulan Mei 2012 hingga April 2013 yaitu sebanyak 5881 kunjungan termaksud kunjungan pasien lama dan pasien baru. Komplikasi yang sering terjadi adalah gangguan pada mata (retinopati diabetik), ginjal (CKD), saraf (neuropati diabetik), jantung serta paru-paru. Hasil study pendahuluan oleh peneliti saat wawancara dengan 5 pasien diabetes mellitus tipe 2 didapatkan bahwa 3 pasien (60%) merasa cemas dengan penyakit yang diderita sekarang, 4 pasien (80%) merasa takut dengan penyakit yang dirasakan sekarang, 2 pasien (40%) menyangkal dengan diabetes mellitus yang diderita, 1 pasien (20%) merasa terpuruk dengan keadaan diabetes mellitus yang diderita. Selanjutnya 3 pasien (60%) mengatakan kualitas hidup menurun setelah menderita diabetes mellitus, 3 pasien (60%) mengatakan aktifitas berkurang sejak menderita diabetes mellitus, 4 pasien (80%) mengatakan setelah menderita diabetes mellitus pasien merasa mudah lemas sehingga membutuhkan energi yang lebih untuk beraktifitas, 3 pasien (60%) menderita diabetes mellitus tipe 2 disertai komplikasi.

Adanya perubahan gaya hidup yang terjadi dalam diri pasien diabetes mellitus akan menyebabkan pasien merasa stres dan depresi karena mengingat penyakitnya tidak kunjung sembuh, kondisi ini secara tidak langsung akan mempengaruhi harga diri pasien karena pasien merasa tidak mapu menjalankan perannya serta merasa malu dengan penyakit yang diderita. Hal ini akan berimbas pada kemampuan individu menjalankan peran dan fungsinya sehingga akan mempengaruhi kualitas hidup dari pasien itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan antara harga diri dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe 2 di RSUD "Kanjuruhan" Kepanjen Kabupaten Malang.


(26)

6

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas : Bagaimana hubungan antara harga diri dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe 2 di RSUD "Kanjuruhan" Kepanjen Kabupaten Malang ?

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Menganalisis hubungan antara harga diri dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe 2 di RSUD "Kanjuruhan" Kepanjen Kabupaten Malang.

1.3.2. Tujuan khusus

1. Mendeskripsikan harga diri pasien diabetes mellitus tipe 2. 2. Mendeskripsikan kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe 2.

3. Menganalisis hubungan antara harga harga diri dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe 2.

1.4.Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tentang penelitian serta menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama menempuh pendidikan.

1.4.2. Bagi Penelitian

Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar bagi penelitian selanjutnya yang berfokus pada perawatan diri pasien diabetes mellitus tipe 2 yang berhubungan dengan harga diri dan kualitas hidup.

1.4.3. Bagi Perawat

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan dan dasar bagi perawat dalam menyusun program pengontrolan diabetes mellitus tipe 2


(27)

7

yang sangat bermanfaat bagi pasien untuk mempertahankan harga diri sehingga dapat beradaptasi dengan penyakit diabetes mellitus yang bersifat kronis dan mempengaruhi kualitas hidup.

1.4.4. Bagi Masyarakat (Penderita Diabetes Mellitus)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kesehatan masyarakat, terutama bagi penderita diabetes mellitus

tipe 2 tentang hubungan antara harga diri dengan kualitas hidup sehingga penderita dapat mempertahankan harga diri yang tinggi dan kualitas hidup yang baik.

1.4.5. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan

Hasil penelitian diharapkan mampu menambah dan memperkaya referensi konsep atau teori dalam bidang ilmu keperawatan tentang hubungan harga diri dan kualitas hidup pada pasien diabetes mellitus.

1.4.6. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar dalam memberikan pelayanan keperawatan, khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien

diabetes mellitus secara komperehensif dan berkualitas, tidak hanya menangani masalah fisik akan tetapi masalah psikologis juga harus lebih diperhatikan terutama hubungan antara harga diri dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus.

1.5.Keaslian Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan replikasi dari penelitian yang telah ada sebelumnya. Menurut penelitian Khairani (2007) mengenai Prevalensi diabetes mellitus

dan hubungannya dengan kualitas hidup lanjut usia di masyarakat dengan menggunakan metode cross sectional dengan random sampling lansia dengan umur ≥


(28)

8

lebih dari 60 tahun dengan kesimpulan hasil Kadar gula darah yang tinggi menurunkan kualitas hidup lansia. Intervensi pada lansia yang mengalami diabetes mellitus harus direncanakan untuk memperbaiki kualitas hidup lansia.

Menurut Faridah (2010) pada penelitian tentang Pengalaman klien hemodialisis terhadap kualitas dihup dalam konteks asuhan keperawatan di RSUP Fatmawati Jakartapenelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan fenomenal. Data didapatkan dengan wawancara mendalam dengan pasien. Kesimpulan dari penelitian tersebut bahwa klien hemodialisis mengalami perubahan terhadap kondisi fisik, psikologi, sosial, ekonomi dan spiritual. Namun sebagian besar klien sudah dapat beradaptasi dengan kondisi yang dihadapi.

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Faridah (2010) yaitu penelitian kualitas hidup pada pasien yang melakukan hemodialisis sedangkan pada penelitian ini berbeda subjek yang digunakan, dimana penelitian ini menggunakan penderita diabetes mellitus. Selain itu pada penelitian Faridah (2010) mengumpulan datanya dengan wawancara sedangkan penelitian ini menggunakan kuesioner. Penelitian yang dilakukan Khairani (2007) yaitu prevalensi diabetes mellitus dan hubungannya dengan kualitas hidup pasein diabetes mellitus pada lansia, pada penelitian ini Khairani (2007) menggunakan variable prevalesi diabetes mellitus dan kualitas hidup sedangkan pada penelitian ini menggunakan variable penelitian harga diri dan kualitas hidup.

1.6.Batasan Penelitian

Lingkup penelitian ini meliputi :

1. Responden penelitian ini adalah pasien diabetes mellitus tipe 2 yang bersedia menjadi responden dan sudah menandatangani persetujuan (inform consent). 2. Obyek penelitian ini adalah di Inst. Rawat Jalan (Poli Penyalit Dalam) RSUD


(29)

9

3. Penelitian ini adalah hubungan antara harga diri dengan kualitas hidup pasien

diabetes mellitus tipe 2. 1.7.Penegasan Istilah

Untuk menghindari salah pengertian mengenai judul skripsi ini, maka beberapa istilah yang terdapat pada judul perlu dijelaskan. Adapun istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut :

1. Harga diri merupakan penilaian yang dibuat oleh setiap individu yang mengarah pada dimensi negatif dan positif (Baron dan Byrne, 2000)

2. Kualitas hidup adalah persepsi individu terhadap posisi mereka dalam kehidupan dalam kontek budaya dan nilai dimana mereka hidup dan dalam hubungannya dengan tujuan hidup, harapan, standar dan perhatian. Hal ini merupakan konsep yang luas yang mempengaruhi kesehaan fisik seseorang, keadaan psikologis, tingkat ketergantungan, hubungan sosial, keyakinan personal dan hubungannya dengan keinginan di masa yang akan datang terhadap keinginannya mereka (WHO, 2006).

3. Diabetes mellitus tipe 2 atau dikenal dengan istilah Non insulin dependent diabetes

mellitus (NIDDM). Diabetes mellitus tipe 2 merupakan jenis penyakit diabetes mellitus

dimana individu mengalami penurunan sensitivitas terhadap insulin atau yang lebih dikenal dengan resistensi insulin dan kegagalan fungsi sel beta yang mengakibatkan penurunan produksi insulin. Diabetes mellitus tipe 2 ini mengenai 90-95% pasien dengan diabetes mellitus. Insiden ini terjadi lebih umum usia >30 tahun, dan obesitas (Smeltzer & Bare, 2008).


(1)

dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 52 pasien (20,7%) dengan score kualitas hidup yang baik, 164 (65,4%) dengan score cukup baik dan 35 (13,9%) dengan score kualitas hidup yang rendah. Mereka menyimpulkan dalam penelitiannya menunjukan bahwa pada umumnya pasien diabetes mellitus menunjukan kualitas hidup yang cukup baik berdasarkan kuesioner WHO tentang kualitas hidup (SF-36). SF-36 adalah sebuah kuesioner survei kesehatan untuk menilai kualitas hidup. Kualitas hidup yang rendah dibandingkan dengan berbagai komplikasi dari diabetes mellitus seperti hipertensi, ganggren, katarak, obesitas, penurunan berat badan, dan perubahan fungsi seksual. Selain itu pendapatan yang rendah, tingkat pendidikan yang kurang dan tipe diabetes mellitus juga berhubungan secara bermakna dengan kuaitas hidup penderita diabetes mellitus.

Dari hasil penelitian yang dilakukan Gautam et al (2009) diyakini bahwa diabetes mellitus memberikan efek yang kurang baik terhadap kualitas hidup. Kualitas hidup yang rendah juga signifikan berhubungan dengan sosial ekonomi yang rendah, tingkat pendidikan yang rendah dan kebiasaan aktifitas fisik kurang baik. Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Novato et al (2008) pada penderita diabetes mellitus tentang kualitas hidup dan harga diri pada pasien diabetes mellitus tipe 1 usia 12 sampai 18 tahun mendapatkan hasil bahwa semakin tinggi harga diri pasien semakin bagus juga kualitas hidup pasien tersebut.

RSUD "Kanjuruhan" Kepanjen Kabupaten Malang merupakan rumah sakit umum daerah kabupaten Malang tipe B non pendidikan. Berdasarkan data yang didapatkan bahwa diabetes mellitus tipe 2 merupakan penyakit dengan kunjungan yang paling banyak di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD "Kanjuruhan" Kepanjen


(2)

Kabupaten Malang dengan jumlah pengunjung dari bulan Mei 2012 hingga April 2013 yaitu sebanyak 5881 kunjungan termaksud kunjungan pasien lama dan pasien baru. Komplikasi yang sering terjadi adalah gangguan pada mata (retinopati diabetik), ginjal (CKD), saraf (neuropati diabetik), jantung serta paru-paru. Hasil study pendahuluan oleh peneliti saat wawancara dengan 5 pasien diabetes mellitus tipe 2 didapatkan bahwa 3 pasien (60%) merasa cemas dengan penyakit yang diderita sekarang, 4 pasien (80%) merasa takut dengan penyakit yang dirasakan sekarang, 2 pasien (40%) menyangkal dengan diabetes mellitus yang diderita, 1 pasien (20%) merasa terpuruk dengan keadaan diabetes mellitus yang diderita. Selanjutnya 3 pasien (60%) mengatakan kualitas hidup menurun setelah menderita diabetes mellitus, 3 pasien (60%) mengatakan aktifitas berkurang sejak menderita diabetes mellitus, 4 pasien (80%) mengatakan setelah menderita diabetes mellitus pasien merasa mudah lemas sehingga membutuhkan energi yang lebih untuk beraktifitas, 3 pasien (60%) menderita diabetes mellitus tipe 2 disertai komplikasi.

Adanya perubahan gaya hidup yang terjadi dalam diri pasien diabetes mellitus akan menyebabkan pasien merasa stres dan depresi karena mengingat penyakitnya tidak kunjung sembuh, kondisi ini secara tidak langsung akan mempengaruhi harga diri pasien karena pasien merasa tidak mapu menjalankan perannya serta merasa malu dengan penyakit yang diderita. Hal ini akan berimbas pada kemampuan individu menjalankan peran dan fungsinya sehingga akan mempengaruhi kualitas hidup dari pasien itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan antara harga diri dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe 2 di RSUD "Kanjuruhan" Kepanjen Kabupaten Malang.


(3)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas : Bagaimana hubungan antara harga diri dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe 2 di RSUD "Kanjuruhan" Kepanjen Kabupaten Malang ?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Menganalisis hubungan antara harga diri dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe 2 di RSUD "Kanjuruhan" Kepanjen Kabupaten Malang.

1.3.2. Tujuan khusus

1. Mendeskripsikan harga diri pasien diabetes mellitus tipe 2. 2. Mendeskripsikan kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe 2.

3. Menganalisis hubungan antara harga harga diri dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe 2.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tentang penelitian serta menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama menempuh pendidikan.

1.4.2. Bagi Penelitian

Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar bagi penelitian selanjutnya yang berfokus pada perawatan diri pasien diabetes mellitus tipe 2 yang berhubungan dengan harga diri dan kualitas hidup.

1.4.3. Bagi Perawat

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan dan dasar bagi perawat dalam menyusun program pengontrolan diabetes mellitus tipe 2


(4)

yang sangat bermanfaat bagi pasien untuk mempertahankan harga diri sehingga dapat beradaptasi dengan penyakit diabetes mellitus yang bersifat kronis dan mempengaruhi kualitas hidup.

1.4.4. Bagi Masyarakat (Penderita Diabetes Mellitus)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kesehatan masyarakat, terutama bagi penderita diabetes mellitus tipe 2 tentang hubungan antara harga diri dengan kualitas hidup sehingga penderita dapat mempertahankan harga diri yang tinggi dan kualitas hidup yang baik.

1.4.5. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan

Hasil penelitian diharapkan mampu menambah dan memperkaya referensi konsep atau teori dalam bidang ilmu keperawatan tentang hubungan harga diri dan kualitas hidup pada pasien diabetes mellitus.

1.4.6. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar dalam memberikan pelayanan keperawatan, khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus secara komperehensif dan berkualitas, tidak hanya menangani masalah fisik akan tetapi masalah psikologis juga harus lebih diperhatikan terutama hubungan antara harga diri dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus.

1.5. Keaslian Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan replikasi dari penelitian yang telah ada sebelumnya. Menurut penelitian Khairani (2007) mengenai Prevalensi diabetes mellitus dan hubungannya dengan kualitas hidup lanjut usia di masyarakat dengan menggunakan metode cross sectional dengan random sampling lansia dengan umur ≥


(5)

lebih dari 60 tahun dengan kesimpulan hasil Kadar gula darah yang tinggi menurunkan kualitas hidup lansia. Intervensi pada lansia yang mengalami diabetes mellitus harus direncanakan untuk memperbaiki kualitas hidup lansia.

Menurut Faridah (2010) pada penelitian tentang Pengalaman klien hemodialisis terhadap kualitas dihup dalam konteks asuhan keperawatan di RSUP Fatmawati Jakarta penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan fenomenal. Data didapatkan dengan wawancara mendalam dengan pasien. Kesimpulan dari penelitian tersebut bahwa klien hemodialisis mengalami perubahan terhadap kondisi fisik, psikologi, sosial, ekonomi dan spiritual. Namun sebagian besar klien sudah dapat beradaptasi dengan kondisi yang dihadapi.

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Faridah (2010) yaitu penelitian kualitas hidup pada pasien yang melakukan hemodialisis sedangkan pada penelitian ini berbeda subjek yang digunakan, dimana penelitian ini menggunakan penderita diabetes mellitus. Selain itu pada penelitian Faridah (2010) mengumpulan datanya dengan wawancara sedangkan penelitian ini menggunakan kuesioner. Penelitian yang dilakukan Khairani (2007) yaitu prevalensi diabetes mellitus dan hubungannya dengan kualitas hidup pasein diabetes mellitus pada lansia, pada penelitian ini Khairani (2007) menggunakan variable prevalesi diabetes mellitus dan kualitas hidup sedangkan pada penelitian ini menggunakan variable penelitian harga diri dan kualitas hidup.

1.6. Batasan Penelitian

Lingkup penelitian ini meliputi :

1. Responden penelitian ini adalah pasien diabetes mellitus tipe 2 yang bersedia menjadi responden dan sudah menandatangani persetujuan (inform consent). 2. Obyek penelitian ini adalah di Inst. Rawat Jalan (Poli Penyalit Dalam) RSUD


(6)

3. Penelitian ini adalah hubungan antara harga diri dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe 2.

1.7. Penegasan Istilah

Untuk menghindari salah pengertian mengenai judul skripsi ini, maka beberapa istilah yang terdapat pada judul perlu dijelaskan. Adapun istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut :

1. Harga diri merupakan penilaian yang dibuat oleh setiap individu yang mengarah pada dimensi negatif dan positif (Baron dan Byrne, 2000)

2. Kualitas hidup adalah persepsi individu terhadap posisi mereka dalam kehidupan dalam kontek budaya dan nilai dimana mereka hidup dan dalam hubungannya dengan tujuan hidup, harapan, standar dan perhatian. Hal ini merupakan konsep yang luas yang mempengaruhi kesehaan fisik seseorang, keadaan psikologis, tingkat ketergantungan, hubungan sosial, keyakinan personal dan hubungannya dengan keinginan di masa yang akan datang terhadap keinginannya mereka (WHO, 2006).

3. Diabetes mellitus tipe 2 atau dikenal dengan istilah Non insulin dependent diabetes mellitus (NIDDM). Diabetes mellitus tipe 2 merupakan jenis penyakit diabetes mellitus dimana individu mengalami penurunan sensitivitas terhadap insulin atau yang lebih dikenal dengan resistensi insulin dan kegagalan fungsi sel beta yang mengakibatkan penurunan produksi insulin. Diabetes mellitus tipe 2 ini mengenai 90-95% pasien dengan diabetes mellitus. Insiden ini terjadi lebih umum usia >30 tahun, dan obesitas (Smeltzer & Bare, 2008).


Dokumen yang terkait

Efektifitas Edukasi Diabetes Terpadu untuk Meningkatkan Efikasi Diri Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2

17 128 175

Perbandingan Mean Platelet Volume ( MPV ) Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Yang Terkontrol Dan Tidak Terkontrol

3 95 95

Hubungan Antara Periodontitis Dengan Diabetes Melitus Tipe 2 Ditinjau Dari Aspek Destruksi Periodontal

5 54 54

Peran Konseling Farmasis Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Ditinjau dari Analisis Biaya Terapi di RSUD dr. Djoelham Binjai

1 40 104

Hubungan Antara Periodontitis Dengan Diabetes Melitus Tipe 2 Ditinjau Dari Aspek Keparahan Inflamasi Gingiva

9 88 55

HUBUNGAN DISFUNGSI SEKSUAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN BPH (BENIGNA PROSTAT HYPERPLASIA ) di POLI BEDAH RSUD ‟KANJURUHAN‟ KEPANJEN KAB. MALANG

11 56 28

HUBUNGAN SELF-CARE ASSISTANCE DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN PENYAKIT KARDIOVASKULAR DI RUANG RAWAT INAP RSUD “KANJURUHAN” KEPANJEN KABUPATEN MALANG

2 40 30

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN PENGETAHUAN PASIEN MENGENAI DIABETES MELLITUS DENGAN KEJADIAN Hubungan Antara Gaya Hidup Dan Pengetahuan Pasien Mengenai Diabetes Mellitus Dengan Kejadian Penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Rsud Dr.Moewardi.

0 1 17

PENDAHULUAN Hubungan Antara Gaya Hidup Dan Pengetahuan Pasien Mengenai Diabetes Mellitus Dengan Kejadian Penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Rsud Dr.Moewardi.

0 1 7

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN PENGETAHUAN PASIEN MENGENAI DIABETES MELLITUS DENGAN KEJADIAN Hubungan Antara Gaya Hidup Dan Pengetahuan Pasien Mengenai Diabetes Mellitus Dengan Kejadian Penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Rsud Dr.Moewardi.

0 1 15