Mengadakan Sumber Daya Teknologi .

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI

PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

Mengadakan Sumber Daya Teknologi

EKOJI999 Nomor

311, 16 Juli 2013

oleh Prof. Richardus Eko Indrajit - indrajit@post.harvard.edu

Artikel ini merupakan satu dari 999 bunga rampai pemikiran Prof. Richardus Eko Indrajit di bidang sistem dan
teknologi informasi. Untuk berlangganan, silahkan kirimkan permohonan anda melalui alamat email indrajit@rad.net.id.

HALAMAN 1 DARI 3



(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013


SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI

PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

Sumber daya teknologi informasi seperti  jaringan,  infrastruktur,  komputer,  perangkat  keras, 
aplikasi, maupun manusia yang dibutuhkan organisasi haruslah diadakan.  Artinya organisasi 
harus  memiliki  prosedur  baku  dalam  usahanya  untuk  mengadakan  seluruh  komponen 
kebutuhan  teknologi  informasi  tersebut,  mulai  dari  model  pengadaannya  hingga  pada 
penyusunan serta persetujuan kontraknya. Tentu saja itu semua dilakukan agar selain proses 
pengadaan berjalan secara efektif dan e�isien,  juga sesuai dengan standar pengendalian yang 
telah ditetapkan organisasi.
Ada  lima  aktivitas  yang  harus  dilakukan  untuk  melaksanakan  proses  ini,  masing‐masing 
adalah sebagai berikut:

1. Menyusun dan menetapkan kebijakan pengadaan barang dan jasa yang sesuai  dengan 
prinsip‐prinsip organisasi maupun peraturan perundang‐undangan yang berlaku.

2. Menyusun  daftar  pemasok  (supplier)  yang  bona�it  dan  terakreditasi,  baik  secara 
internal  oleh perusahaan maupun yang sudah memiliki reputasi di  industri  (biasanya 
telah mendapatkan pengakuan dari satu atau beberapa asosiasi terkait).


3. Mengevaluasi  dan  menyeleksi  pemasok  sesuai  dengan  dokumen  TOR  (Term  of 
Reference) atau RFP (Request For Proposal) yang disusun organisasi.
4. Menyusun dan mem�inalisasi  kontrak  untuk  melindungi  kepentingan organisasi  yang 
bertransaksi dengan pihak eksternal (para pemasok).
5. Melaksanakan  proses  pengadaan  sesuai  dengan  prosedur  yang  telah ditetapkan  dan 
disepakati bersama dalam kontrak yang ditandatangani kedua belah pihak.

Terdapat  paling  tidak  empat  hal  yang  harus  diperhatikan  secara  sungguh‐sungguh  untuk 
mengendalikan proses dan rangkaian aktivitas yang dijelaskan di atas, masing‐masing adalah 
sebagai berikut:








Prosedur  Operasional Standar untuk  Pengadaan Barang dan Jasa – yang  berisi aturan 

dan  mekanisme  yang  disepakati  organisasi  dalam  melakukan  proses  pengadaan 
barang atau jasa yang terkait dengan sumber daya teknologi informasi.

Standar  Manajemen  Kontrak  Pemasok  –  yang  berisi  elemen‐elemen  perjanjian  yang 
harus  tercantum  dalam  sebuah  kontrak  seperti  aspek  keuangan,  organisasi, 
dokumentasi, kinerja, hukum, hak dan kewajiban, dan lain sebagainya.
Prosedur  Seleksi  Pemasok  –  yang  berisi  tata  cara  pemilihan  pemasok  yang  adil, 
transparan,  dan  akuntabel,  sebagaimana  kerap  dilaksanakan  oleh  panitia  dalam 
berbagai tender pengadaan barang dan/atau jasa.
Model  Pengadaan  Sumber  Daya  –  yang  berisi  langkah‐langkah  serta  tata  cara 
pengendalian yang dilakukan oleh organisasi ketika sang pemasok mulai  mengadkaan 
sumber  daya  teknologi  yang  dibutuhkan  organisasi  sesuai  dengan  spesi�ikasi  yang 
diinginkan.

Cara mengukur  efektivitas  pelaksanaan  proses  pengadaan  ini  antara  lain  dilakukan  dengan 
menggunakan indikator seperti: (i) jumlah keberatan dari pemasok yang disampaikan dalam 
masa  sanggah;  (ii)  besarnya  biaya  yang  berhasil  dihemat  melalui  penetapan  pemasok 
HALAMAN 2 DARI 3




(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI

PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

pemenang;  (iii)  persentase  pemangku  kepentingan  yang  puas  dengan  barang/jasa  yang 
diadakan; dan lain sebagainya.

Biasanya  organisasi  yang  telah  maju  dalam  melaksanakan  proses  pengadaan  berani 
menerapkan konsep e‐procurement, atau model pengadaan automatis dengan memanfaatkan 
teknologi  informasi  dan  komunikasi.  Selain  dapat  mengurangi  biaya  proses  pengadaan 
dengan  sangat  signi�ikan,  e‐procurement  memberikan  banyak  manfaat  terutama  dalam 
membantu menyelenggarakan proses pengadaan yang efektif,  e�isien,  transparan,  akuntabel, 
dan  terkendali  dengan  baik.  Perlu  dicatat,  bahwa  trend  pengadaan  mengarah  pada 
terbentuknya  komunitas  pemasok  yang  kelak  akan  menjadi  mitra  strategis  perusaaan  – 
sehingga dapat memberikan kontribusi positif dan signi�ikan untuk horison jangka panjang.
‐‐‐ akhir dokumen ‐‐‐


HALAMAN 3 DARI 3



(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013