Tanah dan Nutrisi Pada Tumbuhan

PRAKTIKUM KE-4
FISIOLOGI TUMBUHAN
Praktikum ke-4 Fisiologi Tumbuhan
Pelaksanaan Kegiatan Praktikum Judul:
Peristiwa Imbibisi pada Biji.
Hari : Senin, 02 Maret 2015
Waktu : 13:00 – 15:00 WIB
Tempat: Laboratorium Biologi FKIP Unpas
Bandung

TUJUAN











Mahasiswa dapat mengetahui apa yang
dimaksud dengan imbibisi
Mahasiswa dapat memahami apa yang
dimaksud dengan peristiwa imbibisi pada biji
Mahasiswa dapat menyebutkan golongan benda
yang dapat mengadakan imbibisi
Mahasiswa dapat membedakanfactor yang
mempengaruhi penyerapan air
Mahasiswa dapatmenjelaskan pengaruh
temperature dan potensial osmosis
larutanterhadap peristiwa imbibisi

DASAR TEORI


Imbibisi adalah penyerapan air (absorpsi) oleh benda-benda yang padat
(solid) atau agak padat (semi solid) karena benda-benda itu
mempunyai zat penyusun dari bahan yang berupa koloid (Yusuf, 2009).




Penyerapan air oleh biji ini (imbibisi) adalah merupakan proses
pematahan dormansi. Biji merupakan suatu organisasi yang teratur
rapi, mempunyai persediaan bahan makanan yang cukup untuk
melindungi serta memperpanjang kehidupannya. Proses ini merupakan
salah satu aktivitas yang  menunjang kelangsungan hidupnya.



Kadar air biji merupakan salah satu komponen yang harus diketahui
baik untuk tujuan pengolahan, maupun penyimpanan biji. Telah
diketahui bahwa kadar air memiliki dampak besar terhadap biji selama
perkecambahan. Penyerapan air oleh biji akan mempengaruhi proses
perkecambahan mula-mula air masuk ke dalam biji secara imbibisi dan
osmosis, kemudian terjadi pelunakan kulit biji, pengembangan embrio
dan endosperm, dan pada akhirnya kulit biji pecah dan terjadi
pengeluaran radikula.




Imbibisi oleh biji memiliki kemampuan atau batas penyerapan, ketika
biji tersebut mencapai titik jenuh maka air yang masuk tidak lagi
bertambah melainkan tetap pada keadaan semula. Penyerapan air oleh
biji dipengaruhi dari berbagai factor. Faktor inilah yang natinya juga
akan mempengaruhi biji untuk mencapai titik jenuh dalam penyerapan
air.



Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan
pengeluaran zat-zat ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.
Pada tumbuhan tingkat rendah (misal ganggang)
penyerapan air dan zat hara yang terlarut di dalamnya
dilakukan melalui seluruh bagian tubuh. Pada tumbuhan
tingkat tinggi (misal spermatophyta) proses pengangkutan
dilakukan pembuluh pengangkut yang terdiri dari xylem
dan phloem. (Wazza, 2010).




Tumbuhan memperoleh bahan dari lingkungan untuk hidup
berupa O2, CO2, air dan unsur hara. Kecuali gas O2 dan
CO2 zat diserap dalam bentuk larutan ion. Mekanisme
proses penyerapan dapat belangsung karena adanya
proses, difusi, osmosis, transpor aktif, dan imbibisi.
Imbibisi merupakan salah satu proses difusi yang terjadi
pada tanaman. Imbibisi merupakan masuknya air pada
ruang interseluler dari konsentrasi rendah ke konsentrasi
tinggi. Proses imbibisi tidak melibatkan membrane seperti
pada peristiwa osmosis. Imbibisi terjadi karena permukaanpermukaan struktur mikroskopik dalam sel tumbuhan,
seperti selulosa, butir pati, protein, dan bahan lainnya yang
dapat menarik dan memegang molekul-molekul air dengan



Peristiwa imbibisi juga bisa dikatakan sebagai suatu proses
penyusupan atau peresapan air ke dalam ruangan antar
dinding sel, sehingga dinding selnya akan mengembang.
Misalnya masuknya air pada biji saat berkecambah dan biji
kacang yang direndam dalam air beberapa jam. Perbedaan

antara osmosis dan imbibisi yaitu pada imbibisi terdapat
adsorban. Ada dua kondisi yang diperlukan untuk terjadinya
imbibisi adalah adanya gradient potensial air antara
permukaan adsorban dengan senyawa yang diimbibisi dan
adanya afinitas antara komponen adsorban dengan senyawa
yang diimbibisi. Imbibisi dipengaruhi oleh dua factor, yaitu
temperature dan potensial osmosis senyawa yang diimbibisi.
Temperatur tidak mempengaruhi kecapatan imbibisi,
sedangkan potensial osmosis dapat mempengaruhi keduaduanya.(Wazza, 2010).



Dinding sel hidup selalu rembes dan kadangkadang dikelilingi oleh larutan cair yang
sinambung dari satu sel ke sel lainnya,
sehingga membentuk suatu jalinan pada
seluruh tumbuhan.Dipandang dari sudut
hubungannya dengan larutan ini, sebuah sel
tumbuhan biasanya dapat dibandingkan
dengan sistem osmosis tipe tertutup.Kedua
selaput sitoplasma, yaitu plasmalema di

sebelah luar dan tonoplas di sebelah dalam,
kedua-duanya sangat permeabel terhadap
air, tetapi relatif tak permeabel terhadap
bahan terlarut, sehingga untuk mudahnya
seluruh lapisan sitoplasma itu dapat
dianggap sebagai membran sinambung dan
semi-permeabel.(Yusuf, 2009).








Faktor dalam terdiri dari:
Kecepatan transpirasi : semakin cepat
transpirasi makin cepat penyerapan.
Sistem perakaran : tumbuhan yang
mempunyai system perakaran

berkembang baik, akan mampu
mengadakan penyerapan lebih kuat
karena jumlah bulu akar semakin
banyak.
Kecepatan metabolisme : karena
penyerapan memerlukan energi, maka
semakin cepat metabolismem (terutama
respirasi) akan mempercepat
penyerapan. (Yusuf, 2009)



Faktor lingkungan terdiri dari:
 Ketersediaan air tanah : tumbuhan dapat menyerap
air bila air tersedia antara kapasitas lapang dan
konsentrasi layu tetap. Bila air melebihi kapasitas
lapang penyerapan terhambat karena akan berada
dalam lingkungan anaerob.
 Konsentrasi air tanah : air tanah bukan air murni,
tetapi larutan yang berisi berbagai ion dan molekul.

Semakin pekat larutan tanah semakin sulit
penyerapan.
 Temperatur tanah : temperatur mempengaruhi
kecepatan metabolism. Ada temperatur optimum
untuk metabolisme dan tentu saja ada temperatur
optimum untuk penyerapan.
 Aerasi tanah: yang dimaksud dengan aerasi adalah
pertukaran udara, yaitu maksudnya oksigen dan
lepasnya CO2 dari lingkungan. Aerasi mempengaruhi
proses respirasi aerob, kalau tidak baik akan
menyebabkan terjadinya kenaikan kadar CO2 yang
selanjutnya menurunkan pH. Penurunan pH ini

ALAT
No Nama
Alat

foto

spesifikas manfaat

i

jumla
h

1

Tabung reaksi

Terbuat dari kaca
berbentuk
panjang

Sebagai alat
untuk bahan
yang di uji

9

2


Timbangan

Terbuat dari besi
dan almunium

Untuk mengukur
berat bahan

1

3

Kaki Tiga

Terbuat dari besi

Untuk
menunjang beker
glass


1

4

Beker glass

Terbuat dari
kaca

Untuk
menyimpan
cairan

1

5

Petri dist

Terbuat dari
kaca berbentuk
bulat

Untuk
menyimpan
bahan yg di uji

1

6

capit

Terbuat dari kaya
dan kawat

untuk menjepit
bahan yg di uji

4

7

spirtus

BAHAN
No

Nama
bahan

foto

spesifik manfaa
asi
t

jumlah

1

Kacang
ijo

Berbrntu
k bulat
berwarn
a ijo

Sebagai
bahan
makana
n

2

Sukrosa

cair

Sebagai
bahan
praktiku
m

1

3

aquades
t

cair

Sebagai
bahan
praktiku
m

1

LANGKAH KERJA
Sediakan 9
buah tabung
reaksi.
buatlah
menjadi 3
kelompok.
Masingmasing 3
tabung reaksi

Biarkan biji yg
terendam 3o
menit dan
kemudian
timbang
seluruh
kelompok biji.

Kelompok
pertama diisi 5ml
aquades,
kelompok kedua
diisu 5ml
larutansukrosa
10%, kelompok
ketiga 5ml larutan
sukrosa 25%

Timbang biji kacang
hijau seberat 3 gr dan
catat datanya.
Kemudian masukan
biji tadi pada tabung
reaksi dan lakukan hal
yang sama pada
tabung reaksi lainnya

Dan setiap
kelompok
tabung
 
reaksi tempatkan
satu pada suhu
kamar, satu
tabung reaksi
pada suhu 40 C
dan satu tabung
reaksi pada suhu
60 C

HASIL PENGAMATAN
Larutan

Aquadest

Sukrosa 25 %

Sukrosa 10 %

Suhu

Berat Awal

Berat Akhir

Kamar

3 gram

3 gram

Suhu 40

3 gram

3 gram

Suhu 60

3 gram

3,5 gram

Kamar

3 gram

3 gram

Suhu 40

3 gram

2 gram

Suhu 60

3 gram

3,2 gram

Kamar

3 gram

2,4 gram

Suhu 40

3 gram

3,2 gram

Suhu 60

3 gram

3 gram

PEMBAHASAN


Percobaan Imbibisi pada biji kacang hijau yang direndam pada berbagai macam
larutan dengan konsentrasi dan suhu yang berbeda antara lain : larutan Sukrosa 0,5
M; larutan Sukrosa 1 M dan aquadest yang seluruhnya diberi tempatkan pada suhu
kamar, suhu 40 dan suhu 60OC. Setelat seluruh berat awal ditimbang dan dicatat
teramati seluruhnya mengalami penambahan berat dari berat semula. Penambahan
hingga hampir mencapai ± 2gr ini menunjukkan terjadinya proses imbibisi.
Dalam praktikum ini digunakan biji sebagai bahan karena biji merupakan cikal
bakal pertumbuhan yang membutuhkan air.



Imbibisi adalah peristiwa penyerapan air oleh permukaan zat-zat yang hidrofilik,
seperti protein, pati, selulosa, gelatin, dan lainnya yang menyebabkan zat tersebut
dapat mengembang setelah menyerap air. Kemampuan untuk menyerap air
misalnya pada biji biasa disebut dengan potensial imbibisi dan prosesnya disebut
dengan imbibisi. (Wahab, 2013).



Berdasarkan data yang didapat dari setiap kelompok pada percobaan imbibisi kali
ini,. Setelah dilakukan perendaman selama 30 menit dapat diketahui besar
kecepatan imbibisi dan selisih berat awal dan berat akhir setelah biji menyerap air
sebagai kemampuan biji dalam potensial imbibisi. Selisih terendah sebesar
0,018gr terjadi pada biji kacang hijau yang direndam di dalam larutan Sukrosa
0,5 M pada suhu kamar. Dan selisih tertinggi sebesar 1,905gr terjadi pada biji
kacang kedelai yang direndam di dalam larutan NaCl 1 M pada suhu kamar.



Kenaikan berat ini disebabkan penyerapan air pada biji kacang hijau. Kemampuan
dinding dan plasma sel biji untuk menyerap air dari luar sel. Absorbsi air oleh
senyawa pembentuk protoplasma dan dinding sel, khususnya senyawa yang
berukuran makromolekul seperti protein. Polisakarida, dan lainnya. Molekulmolekul air terikat diantara molekul dinding sel/plasma sel. Sehingga plasma sel
mengembang dan penyerapan air oleh imbibian. Sedangkan kecepatan imbibisi
yaitu 0,16 x 10-4 pada NaCl 1 M suhu kamar hingga mencapai 5,25 x 10 -4 pada
aquadest pada suhu 60OC.

Penyerapan air oleh biji kering menyebabkan terjadinya peristiwa imbibisi karena air
masuk ke biji melalui membrane sel, juga ditarik oleh senyawa di dalam biji sifatnya
higroskopik. Senyawa higroskopik yang dimaksud adalah Kristal Karbohidrat
(amilum) dan protein kering yang terdapat di dalam biji. Ada dua kondisi yang
diperlukan untuk terjadinya imbibisi adalah adanya gradient potensial air antara
permukaan adsorban dengan senyawa yang diimbibisi, dan adanya afinitas antara
komponen adsorban dengan senyawa yang diimbibisi. Imbibisi dipengaruhi oleh dua
faktor, yaitu temperature (suhu) dan potensial osmosis senyawa yang diimbibisi
terhadap larutan. (Diana, Siska. 2011). Dapat dilihat di tabel hasil pengamatan bahwa
terjadinya perbedaan berat yang signifikan pada perbedaan faktor temperatur dan
larutannya.

KESIMPULAN


Imbibisi adalah penyerapan air (absorpsi) oleh benda-benda yang
padat (solid) atau agak padat (semi solid) karena benda-benda itu
mempunyai zat penyusun dari bahan yang berupa koloid



Peristiwa imbibisi pada biji



Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran
zat-zat ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Pada tumbuhan tingkat
rendah (misal ganggang) penyerapan air dan zat hara yang terlarut di
dalamnya dilakukan melalui seluruh bagian tubuh. Pada tumbuhan
tingkat tinggi (misal spermatophyta) proses pengangkutan dilakukan
pembuluh pengangkut yang terdiri dari xylem dan phloem.



Benda yang dapat mengadakan imbibisi dibedakanmenjadi dua
golongan berikut:



Benda yang pada waktu imibibisi mengembang dengan terbatas



Benda yang pada waktu imbibisi mengembang dengan tidakterbatas



- Faktor dalam : Kecepatan transpirasi, Sistem perakaran, Kecepatan
metabolism



- Faktor luar: Ketersediaan air tanah, Konsentrasi air tanah,
Temperatur, Aerasi tanah



Temparatur tidakmempengaruhi kecepatan imbibisi, sedangkan
potensial osmosis dapatmempengaruhi kedua-duanya. Potensial air
sebagai sesuatu yang sama dengan potensial kimia air yang dalam
suatu sistem dibandingkan dengan potensial kimia air murni pada

DAFTAR PUSAKA












Dahlia. 2001.
 Kimia dan Fisilogi Tumbuhan.
 Malang: Universitas Negeri MalangDiana, Siska. 2011.
Peristiwa Imbibisi Pada Biji. . [Online].
Tersedia:http://dianases.blogspot.com/20110/laporanpraktikum-peristiwa-imbibisi.html{28September 2014]Ratih.
2013.
 Imbibisi Biji.
[Online].
Tersedia:http://siidaneeibiologi.blogspot.com/2013/11/imbibisi
-biji.html [22September 2014]Tim dosen upi. 2014.
 Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan.
Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia.Wahab. 2013.
 Imbibisi. .
[Online]. Tersedia:http://wahabhadada.blogspot.com/2013/05/
imbibisi.html[22 September2014]

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45