PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG US
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG USAHA PELESTARIAN
LINGKUNGAN MELALUI METODE CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR HILIR
KABUPATEN TANA TIDUNG
Puji Lestari
Guru Sekolah Dasar 001 Sesayap
[email protected]
Abstract: The purpose of this study was to determine how the application of methods
Contextual Teaching and Learning (CTL), to improve learning outcomes subjects of Natural
Sciences of Conservation Effort Lingkungan.Penelitian held in SDN 001 Sesayap Lower
Tana Tidung, with research subjects fifth grade students who amounted to 30 people. This
research is an action using a model Kemmis and McTaggart, conducted in two cycles. Each
cycle consists of planning, implementing action, observation, and reflection action. The
results showed an increase in student learning outcomes in subjects of Natural Sciences, in
particular concerning environmental conservation efforts, by applying the method of
Contextual Teaching and Learning (CTL). This is evidenced by the value of the test results
of students in the first cycle that 70% of students who completed, increased in the second
cycle to 100% of students who pass. Activities of teachers and students according to the
steps of this method reach 100% (mastery learning) at the end of the second cycle. The
conclusion of this study indicate that the application of the method of Contextual Teaching
and Learning (CTL), enables students to improve learning outcomes Natural Sciences and
can develop creativity and can cooperate well.
Keywords: Methods Contextual Teaching and Learning (CTL), Learning Outcomes IPA,
Enterprises Environmental Conservation, Action Research.
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara penerapan metode Contextual
Teaching and Learning (CTL), untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA tentang
Usaha Pelestarian Lingkungan.Penelitian dilaksanakan di SDN 001 Sesayap Hilir Tana
Tidung, dengan subjek penelitian siswa kelas V yang berjumlah 30 orang. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan dengan menggunakan model Kemmis dan McTaggart,
dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, implementasi
tindakan, pengamatan, dan refleksi tindakan. Hasil penelitian menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA, khususnya tentang usaha
pelestarian lingkungan, dengan menerapkan metode Contextual Teaching and Learning
(CTL). Hal ini dibuktikan dengan nilai tes hasil belajar siswa pada siklus I yaitu 70% siswa
yang tuntas, meningkat pada siklus II mencapai 100% siswa yang tuntas. Aktivitas guru dan
siswa sesuai langkah-langkah metode ini mencapai 100% (mastery learning) pada akhir
siklus II. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode Contextual
Teaching and Learning (CTL), membuat siswa dapat meningkatkan hasil belajar IPA serta
dapat mengembangkan kreativitas dan dapat bekerjasama dengan baik.
Kata kunci: Metode Contextual Teaching and Learning (CTL), Hasil Belajar IPA, Usaha
Pelestarian Lingkungan, Penelitian Tindakan.
68
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1 Mei 2015
Di dalam kurikulum telah ditegaskan bahwa
mengungkapkan ada empat pilar dalam
pembelajaran Sains harus menekankan pada
belajar (four pillars of education/learning),
penguasaan kompetensi melalui serangkaian
yaitu: (1) belajar untuk mengetahui (learning
proses ilmiah. Proses pembelajaran sains yang
to know), (2) belajar untuk bekerja (learning
diharapkan
dapat
to do), (3) belajar untuk hidup berdampingan
terhadap
dan berkembang bersama (learning to live
adalah
mengembangkan
kebesaran
yang
keyakinan
Tuhan
Yang
Maha
together), dan (4) belajar untuk menjadi
Esa,
manusia seutuhnya (learning to be).
pemahaman konsep, aplikasi konsep, sikap
ilmiah siswa yang mendasarkan pada kegiatan
Hasil belajar siswa adalah hasil yang
IPA terhadap isu-isu yang berkembang di
diperoleh dari evaluasi atau tes dan aspek-
masyarakat,
bekal
aspek lainnya yang dikuantitatifkan yang
pengetahuan konsep dan keterampilan sains
tercermin dari nilai raport yang diberikan oleh
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan
guru pada siswa setiap akhir masa belajar
kejenjang yang lebih tinggi.
semester. Sedangkan menurut Sudjana Hasil
untuk
memperoleh
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
Standar Kompetensi dalam kurikulum
pada Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah
dimilki
siswa
setelah
Ibtidaiyah (MI) merupakan standar minimum
pengalaman belajarnya.
ia
menerima
H.W. Flower yang dikutip oleh Ahmadi
yang secara nasional harus dicapai oleh siswa
dan menjadi acuan dalam pengembangan
dan
kurikulum
satuan
Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang
Dasar
sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan
di
pendidikan.Pencapaian
setiap
Kompetensi
Supatmo
(2000)
gejala-gejala
menyatakan
kebendaan
Ilmu
didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk
dengan
dan
membangun keterampilan, bekerja ilmiah,
didasarkan terutama atas pengamatan dan
dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh
induksi.
tersebut,
Selain dari hal tersebut di atas, Cains
diperlukan berbagai upaya sehingga proses
dan Evans dalam Syofyan (2012) juga
dan hasil pembelajaran IPA sesuai dengan
mengungkapkan tentang hasil belajar IPA dari
yang diharapkan.
segi proses, produk dan sikap. Dari segi
guru.
Untuk
mencapai
tujuan
Proses belajar dapat diartikan sebagai
produk, IPA berisi kumpulan pengetahuan
tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif,
yang meliputi fakta, konsep, prinsip, hukum,
psikomotorik yang terjadi dalam diri siswa.
dan teori yang merupakan hasil rekaan
Suyono
manusia
dan
Hariyanto
(2011)
69
dalam
rangka
memahami
dan
Peningkatan Hasil Belajar IPA
Puji Lestari
menjelaskan alam dengan berbagai fenomena
menjaga kelestarian lingkungan, dan usaha-
yang terjadi di dalamnya.
usaha pelestarian lingkungan, 2) siswa dapat
mendemonstrasikan penjernihan air secara
Berdasarkan hal-hal yang tersebut di
atas maka, Hasil Belajar
yang
didapat
siswa
ssederhana, 3) siswa dapat membuat kerajinan
IPA adalah skor
setelah
tangan
menjawab
yang
berasal
bahan-bahan
instrumen yag sengaja dibuat oleh peneliti
sampah.
untuk mengukur variabel hasil belajar IPA
diukur melalui indikator keterampilan proses
tentang usaha pelestarian lingkungan. Adapun
yaitu (1) mengamati (2) mengklasifikasikan
indikator yang dipergunakan untuk menyusun
(3) menginterpretasikan (4) meramalkan (4)
instrumen hasil belajar IPA dalam penelitian
merencanakan
ini
mengkomunikasikan.
adalah
Kemudian
dari
kemampuan
(6)
tersebut
menerapkan
(7)
menyebutkan,menyimpulkan,mendemonstrasi
Penelitian ini menggunakan metode
kan, melaksanakan, dan membuat.Setelah
Contextual Teaching and Learning (CTL).
mengaplikasikan indikator-indikator tersebut,
Hamdayama (2014) berpendapat Contextual
siswa diharapkan akan mampu menerapkan
Teaching and Learning adalah konsep belajar
dalam
sehari-hari,
dimana guru menghadirkan dunia nyata ke
sehingga siswa akan mampu menyelesaikan
dalam kelas dan mendorong siswa membuat
permasalahan yang dihadapinya dengan baik.
hubungan antara pengetahuan yang dimilki
kehidupan
mereka
dengan penerapan dalam kehidupan sehari-
Usaha Pelestarian Lingkungan sangat
IPA.
hari, siswa memperoleh pengetahuan dan
Pengertian hasil belajar IPA tentang Usaha
keterampilan dalam konteks yang terbatas
Pelestarian Lingkungan adalah perubahan
sedikit
perilaku yang diperoleh oleh siswa setelah
merekonstruksi sendiri, sebagai bekal dalam
mengalami
yang
memecahkan masalah kehidupannya sebagai
menyebabkan siswa memiliki kemampuan
anggota masyarakat. Berdasarkan pendapat
dalam
pelestarian
tersebut CTL merupakan suatu rancangan
lingkungan, sehingga siswa akan mampu
pembelajaran yang disiapkan oleh guru yang
menerapkan
pelestarian
mengaitkan dengan pengalaman-pengalaman
lingkungan dalam kehidupan sehari-hari yang
nyata para siswa, kemudian para siswa
ditandai dengan kemampuan siswa sebagai
menghubungkan
berikut:
menyebutkan
mereka tersebut dengan keadaan nyata siswa,
penyebab kerusakan lingkungan, akibat tidak
sehingga siswa akan mampu merekonstruksi
erat
kaitannya
dengan
proses
memahami
1)
pelajaran
pembelajaran
usaha
usaha-usaha
siswa
dapat
70
demi
sedikit,
dan
dari
proses
pengalaman-pengalaman
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1 Mei 2015
connection and consecuently,
discover new meaning.
sendiri, pada akhirnya siswa akan mampu
untuk
memecahkan
masalah
yang
Senada dengan hal tersebut di atas,
dihadapinya.
Sanjaya
Nurhadi yang dikutip oleh Rusman
(2012)
mengungkapkan
Contextual
merupakan
to
Teaching
konsep
belajar
strategi
Learning
yang
mengatakan
contextual
Teaching and Learning (CTL) adalah suatu
Pembelajaran
and
(2006)
pembelajaran
yang
menekankan
kepada proses keterlibatan siswa secara penuh
dapat
membantu guru mengaitkan antara materi
untuk
yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata
dipelajari dan menghubungkannya dengan
siswa
situasi kehidupan nyata sehingga mendorong
dan
mendorong
siswa
membuat
hubungan
antara
pengetahuan
yang
dimilikinya
dengan
penerapannya
dalam
dapat
menemukan
materi
yang
siswa untuk dapat menerapkannya dalam
kehidupan mereka
Berdasarkan penjelasan di atas, metode
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga
pembelajaran
dan masyarakat.
Contextual
Teaching
and
Learnng materi pelajaran disajikan melalui
Sejalan dengan hal di atas, Ngalimun
(2012) mengatakan pembelajaran Contextual
konteks
Teaching and Learning adalah pembelajaran
pembelajaran
yang dimulai dengan sajian atau hanya tanya
menyenangkan. Siswa akan bekerja keras
jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang
untuk mencapai tujuan pembelajaran, mereka
terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa
menggunakan pengalaman dan pengetahuan
(daily life modeling), sehingga akan terasa
sebelumnya untuk membangun pengetahuan
manfaat dari materi yang akan disajikan,
baru.
motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa
kembali pengetahuan dan kemampuannya itu
menjadi
menjadi
dalam berbagai konteks di luar sekolah untuk
menyenangkan.
menyelesaikan masalah dunia nyata yang
konkret,
kondusif,
Sedangkan
dan
nyaman
Johnson
suasana
dan
yang
dikutip
kehidupan
akan
Selanjutnya
siswa,
lebih
sehingga
berarti
siswa
dan
memanfaatkan
kompleks, baik secara mandiri maupun
oleh
dengan berkelompok.
Rusman (2012) mengatakan bahwa:
Contextual Teaching and Learning
enables studenst to connect the content
of academic subject with the immediate
context of their daily lives to discover
meaning. It enlarges their personal
context furthermore, by providing
students with fresh experience that
stimulate the brain to make new
Pemaduan materi pelajaran dengan
konteks
keseharian
pembelajaran
siswa
Contextual
di
Teaching
dalam
and
Learning jugaakan menghasilkan dasar-dasar
pengetahuan yang mendalam di mana siswa
71
Peningkatan Hasil Belajar IPA
Puji Lestari
kaya akan pemahaman masalah dan cara
Hubungan antara keempat tahap dalam sistem
untuk
ini dipandang sebagai satu siklus.
menyelesaikannya.
secara
independen
pengetahuannya
untuk
Siswa
mampu
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua
menggunakan
siklus,
menyelesaikan
masing-masing
siklus
3
kali
masalah-masalah baru yang belum pernah
peretemuan, waktu setiap kali pertemuan 2 x
dihadapi, dan juga siswa memiliki tanggung
35 menit, dan dilaksanakan sesuai dengan
jawab yang lebih terhadap pembelajaran
perubahan
seiring dengan peningkatan pengalaman dan
pengumpulan
pengetahuan mereka.
dibedakan
yang
ingin
data
atas
dicapai.
dalam
dua
Teknik
penelitian
jenis,
yaitu
ini
untuk
mengumpulkan data nilai tes digunakan
lembar penilaian hasil belajar berupa tes
METODE
Tujuan penelitian ini adalah untuk
obyektif, sedangkan untuk mengumpulkan
meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas,
data non tes dilakukan dengan cara (1)
dan
melalui
secara
khusus
bertujuan
untuk
observasi
langsung
dengan
mengetahui penerapan metode contextual
menggunakan lembar observasi aktivitas guru
teaching and learning dapat meningkatkan
dan siswa, yang mana observasi langsung ini
hasil belajar IPA pada siswa kelas V SDN
dilaksanakan
001 Sesayap Hilir Kabupaten Tana Tidung.
pembelajaran sampai akhir pembelajaran; (2)
sejak
awal
kegiatan
Penelitian ini merupakan Classroom
catatan lapangan untuk mencatat setiap
Action Research atau penelitian tindakan
tindakan atau aktivitas guru dan siswa; (3)
kelas yang dilakukan dalam bentuk siklus.
dokumentasi berupa rekaman atau foto-foto
Rancangan
selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
tindakan
penelitian
yang
Berdasarkan
digunakan dalam penelitian ini adalah model
data,
spiral. rancangan penelitian yang digunakan
ditetapkan
adalah suatu putaran kegiatan meliputi tahap-
instrumen hasil belajar yang menggunakan
tahap rancangan pada setiap putaran yaitu (1)
data kuantitatif, sehingga data ini berupa
perencanaan (planning); (2) tindakan (acting);
angka yang diperoleh dari hasil pengukuran.
(3) pengamatan (observing); (4) refleksi
Sedangkan data kualitatif berupa lembar
(reflecting)
ke
observasi kegiatan guru dan siswa, akan
perencanaan kembali (replanning) sebagai
diubah dalam bentuk data kuantitatif, untuk
dasar untuk strategi pemecahan masalah.
melihat
dilanjutkan
lagi
72
kisi-kisi
pengumpulan
dari Kemmis dan Taggart berupa suatu siklus
dan
maka
pedoman
dalam
persentase
instrumen
penelitian
ini,
pencapaian
yang
yaitu
tujuan
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1 Mei 2015
pembelajaran,
yaitu
sampai
mencapai
kentutasan belajar 100% (matery learning).
Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen Pilihan Ganda Hasil Belajar IPA Tentang Materi Usaha
Pelestarian Lingkungan
No
Indikator
Nomor Soal
Jumlah
1
Mengamati penyebab kerusakan lingkungan,
akibat tidak menjaga kelestarian lingkungan, dan
usaha-usaha pelestarian.
5,13,17
3
Mengklasifikasikan
penyebab
kerusakan
lingkungan, akibat tidak menjaga kelestarian
lingkungan, dan usaha-usaha pelestarian.
6,7,19
3
Menginterpretasikan
penyebab
kerusakan
lingkungan, akibat tidak menjaga kelestarian
lingkungan, dan usaha-usaha pelestarian.
11,12
2
Memprediksi penyebab kerusakan lingkungan,
akibat tidak menjaga kelestarian lingkungan, dan
usaha-usaha pelestarian.
1,4,9
3
Merencanakan penyebab kerusakan lingkungan,
akibat tidak menjaga kelestarian lingkungan, dan
usaha-usaha pelestarian.
16,18,20
3
Menerapkan penyebab kerusakan lingkungan,
akibat tidak menjaga kelestarian lingkungan, dan
usaha-usaha pelestarian.
2,3
2
Mengkomunikasikan
penyebab
kerusakan
lingkungan, akibat tidak menjaga kelestarian
lingkungan, dan usaha-usaha pelestarian.
8,10,14,15
4
2
3
4
5
6
7
Total
20
Table 2.Kisi-Kisi Instrumen Unjuk Kerja Hasil Belajar IPA Tentang Materi Usaha
Pelestarian Lingkungan
No
Indikator
Nomor Soal
Jumlah
1
Siswa mampu mendemonstrasikan penjernihan
air secara sederhana
1-6
6
2
Siswa mampu membuat kerajinan tangan yang
berasal dari bahan-bahan sampah
1-6
6
Total
12
73
Peningkatan Hasil Belajar IPA
Puji Lestari
Setelah melakukan analisis data,
pada
pertemuan
1
sebesar
75%,
langkah selanjutnya adalah interpretasi
peretemuan 2 sebesar 83%, pertemuan 3
hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti
sebesar 88,90%. Dengan demikian rata-rata
dan observer. Hasil analisis disajikan
persentase nilai aktivitas guru pada siklus I
dalam
berupa
adalah sebesar (75,00%+83,00%+88,90%)
diagram batang. Berdasarkan diagram yang
: 3 = 82,3%. Persentase nilai aktivitas guru
ditampilkan dapat dilihat hasil presentase
tersebut menunjukkan bahwa hasil yang
penilaian dan peningkatan yang diperoleh
dicapai belum memuaskan karena terdapat
dari setiap siklus. Apabila semua indikator
beberapa
keberhasilan
dilaksanakan
bentuk
tampilan
yang
data
ditetapkan
dalam
tindakan
yang
belum
oleh
guru
dalam
instrumen berhasil dicapai, maka dapat
pembelajaran dengan metode Contextual
diinterpretasikan
Teaching
and
pembelajaran melalui metode Contextual
melihat
sejauh
Teaching
peningkatan hasil belajar siswa pada mata
bahwa
and
kualitas
Learning
berhasil
ditingkatkan.
Learning
(CTL).Untuk
mana
terjadinya
pelajaran IPA tentang usaha pelestarian
lingkungan. Setelah data nilai siswa pada
HASIL
siklus I diolah (dapat dilihat pada lampiran
Dalam penelitian ini jumlah siswa
tes hasil belajar siklus I), maka daftar nilai
adalah 30 orang dengan jumlah butir soal
siswa disajikan dalam tabel berikut:
tes pilihan ganda 20 butir. Aktivitas guru
Tabel 3. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Usaha Pelestarian
Lingkungan (Siklus I)
No
Nama
Tes Unjuk Kerja
Tes Tertulis
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
AYN
AKL
ALA
DND
DFT
FTR
FAN
FZL
FZN
FBI
57
73
59
67
69
65
75
50
73
71
60
80
50
80
80
60
75
55
85
65
74
Nilai
Akhir
59
77
55
74
75
63
75
53
79
68
Keterangan
Tdk Tuntas
Tuntas
Tdk Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tdk Tuntas
Tuntas
Tdk Tuntas
Tuntas
Tuntas
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1 Mei 2015
No
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Nama
Tes Unjuk Kerja
GLG
GTA
HLD
IDY
ISM
JYN
KSN
MLA
LTF
NHT
RSA
OKT
SPR
SLS
SMN
SYH
TFK
TAR
YSN
YLN
Nilai Rata-rata
Nilai
Akhir
77
74
72
88
85
74
54
73
80
60
67
58
70
66
82
80
87
63
53
76
70,5
Tes Tertulis
69
73
69
80
80
73
58
75
79
59
69
61
69
71
73
75
79
65
56
71
85
75
75
95
90
75
50
70
80
60
65
55
70
60
90
85
95
60
50
80
Keterangan
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tdk Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tdk Tuntas
Tuntas
Tdk Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tdk Tuntas
Tdk Tuntas
Tuntas
Selanjutnya dapat dideskripsikan bahwa nilai
data hasil wawancara antara peneliti dengan
yang belum tuntas yaitu yang mendapat nilai
guru kelas. Walaupun sudah menunjukkan
kurang dari 65 sebanyak 9 siswa (30%),
peningkatan dengan nilai rata-rata 70,5, tetapi
sedangkan
(70%)
pencapaian ini belum mencapai standar
dikatakan sudah tuntas. Dengan demikian
minimal yaitu 80% dari keseluruhan siswa
dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil
yang mencapai KKM (65). Hal ini diperkuat
belajar pada siklus I mencapai 70%, dengan
dengan jumlah skor yang dicapai berdasarkan
jumlah siswa yang tuntas sebanyak 21 orang,
lembar observasi kegiatan guru dan siswa,
hal ini dikatakan meningkat dibandingkan
ternyata belum mencapai maksimal seperti
dengan hasil pada saat sebelum dilakukan
yang ditargetkan.
sebanyak
21
siswa
tindakan pembelajaran dengan menggunakan
Berdasarkan hasil analisis siklus II,
metode Contextual Teaching and Learning.
disimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan
Dimana ketuntasan hasil belajar sebelum
yang signifikan untuk hasil belajar siswa mata
dilaksanakan tindakan dengan menggunakan
pelajaran IPA tantang usaha pelestarian
metode Contextual Teaching and Learning
lingkungan
yaitu hanya 43%, dengan jumlah siswa yang
Teaching
tuntas 13 0rang. Hal tersebut sesuai dengan
pembelajaran yang dilakukan telah tuntas
75
melalui
and
metode
Learning
Contextual
(CTL).Tindakan
Peningkatan Hasil Belajar IPA
Puji Lestari
mencapai 100% (mastery learning), dimana
pelaksanaan pembelajaran dengan metode
kelemahan-kelemahan pada siklus I sudah
Contextual Teaching and Learning peneliti
teratasi.Pada siklus II ini persentase nilai
melaksanakan evaluasi. Skor dan nilai hasil
aktivitas guru dan siswa pada tiap pertemuan
belajar siswa mata pelajaran IPA tentang
semuanya telah mencapai 100%.
usaha pelestarian lingkungan yang diperoleh
Untuk memperoleh data hasil belajar
berdasarkan tes sebagaimana tertera pada
IPA yang dicapai sebagai dampak dari
tabel
berikut:
Tabel 4. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Usaha Pelestarian
Lingkungan (Siklus II)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Nama
Tes Unjuk Kerja
AYN
AKL
ALA
DND
DFT
FTR
FAN
FZL
FZN
FBI
GLG
GTA
HLD
IDY
ISM
JYN
KSN
MLA
LTF
NHT
RSA
OKT
SPR
SLS
SMN
SYH
TFK
TAR
YSN
YLN
Nilai Rata-rata
Tes Tertulis
77
86
77
82
84
86
88
84
100
94
88
90
90
92
94
92
88
92
94
82
88
82
88
90
94
92
96
83
84
88
70
80
80
80
80
70
75
70
90
80
85
80
75
100
100
75
70
70
80
70
85
70
85
75
90
85
95
85
75
80
76
Nilai
Akhir
74
83
79
81
82
78
81
77
95
87
87
85
83
96
97
84
79
81
87
76
86
76
87
82
92
89
96
84
79
84
84,2
Keterangan
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Sesuai tabel 4, dapat dideskripsikan
mencapai 100% (mastery learning), dimana
bahwa seluruh siswa kelas V sebanyak 30 siswa
kelemahan-kelemahan pada siklus I sudah
(100%), dikategorikan sudah tuntas dan sudah
teratasi.Pada siklus II ini persentase nilai
menunjukkan peningkatan nilai rata-rata kelas
aktivitas guru dan siswa pada tiap pertemuan
yaitu 84,2. Dengan demikian pencapaian ini
semuanya telah mencapai 100%.
sudah mencapai standar minimal yaitu 80% dari
SIMPULAN
keseluruhan siswa yang mencapai KKM 65.Hal
Proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
ini diperkuat dengan data hasil observasi guru
(IPA), khususnya materi Usaha Pelestarian
dan siswa yang telah mencapai 100%.Oleh
Lingkungan
karena itu diputuskan tindakan tidak dilanjutkan
dengan
menggunakan
metode
Contextual Teaching and Learning, dapat
ke siklus berikutnya.
meningkatkan efisensi pembelajaran. sesuai
dengan hasil observasi aktifitas guru dan siswa,
PEMBAHASAN
Hasil penelitian
hasil catatan lapangan, hasil dokumentasi dan
yang diperoleh dalam
penelitian ini menunjukkan hasil belajar pada
wawancara,
siklus I mencapai 70%, dengan jumlah siswa
pembelajaran dengan menggunakan metode
yang tuntas sebanyak 21 orang, hal ini
Contextual
Teaching
dikatakan meningkat dibandingkan dengan hasil
diterapkan,
terus
pada
sehingga
saat
sebelum
dilakukan
tindakan
maka
pada
langkah-langkah
and
Learning
mengalami
akhir
yang
peningkatan,
siklus
II
proses
pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran telah berhasil dan tuntas yaitu
Contextual Teaching and Learning. Dimana
telah mencapai 100% (mastery learning).
ketuntasan hasil belajar sebelum dilaksanakan
Sendana dengan penelitian ini, Satriani (2011)
tindakan
metode
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil
Contextual Teaching and Learning yaitu hanya
belajar menulis dengan penggunaan metode
43%, dengan jumlah siswa yang tuntas 13
Contextual Teaching and Learning.
dengan
menggunakan
Proses
0rang.
pembelajaran
dengan
metode
Berdasarkan hasil analisis siklus II,
Contextual Teaching and Learning, khususnya
disimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan
materi Penjernihan air secara sederhana dan
yang signifikan untuk hasil belajar siswa mata
membuat kerajinan tangan berbahan dasar
pelajaran
pelestarian
sampah,
Contextual
demonstrasi.
lingkungan
IPA
tantang
melalui
usaha
metode
divariasikan
Metode
dengan
demonstrasi
metode
menjadi
(CTL).Tindakan
penunjang dalam proses pembelajaran, karena
pembelajaran yang dilakukan telah tuntas
sangat membantu dalam merangsang keaktifan
Teaching
and
Learning
68
Peningkatan Hasil Belajar IPA
Puji Lestari
Ngalimun.
siswa ketika sedang berlangsungnya proses
Pembelajaran.
pembelajaran.
Keberhasilan
pembelajaran
Hilir,
Pelestarian
khususnya
Lingkungan,
materi
ditandai
Strategi
dan
Yogyakarta:
Model
Aswaja
Presindo.
Ilmu
Rusman. 2012. Model-model pembelajaran:
Pengetahuan Alam (IPA) di kelas V SDN 001
Sesayap
2012.
Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Usaha
Jakarta: PT RajaGrafindo persada.
dengan
peningkatan pemahaman siswa dalam menjaga
Sanjaya Wina. 2006 Strategi Pembelajaran
kelestarian lingkungan terutama dengan tidak
Berorientasi standar Proses Pendidikan.
membuang sampah disembarang tempat dan
Jakarta: Kencana Prenadamedian group.
yang
tidak
Satriani, Intan, dkk. 2011. Contextual Teaching
tangan
yang
And Learning Approach To Teaching
memiliki nilai guna. Dilihat dari hasil evaluasi
Writing. Indonesian Journal of Applied
siklus I dan II, kemampuan menjawab soal
Linguistics, Vol. 2 No. 1, July 2012, pp.
siswa
10-22
memanfaatkan
beharga
sampah-sampah
menjadi
terus
kerajinan
mengalami
peningkatan.
Sudjana Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses
Peningkatan yang signifikan terjadi pada siklus
II dimana nilai rata-rata kelas telah melampaui
Belajar
Mengajar.Bandung:
KKM yaitu 84 (KKM = 65), dengan jumlah
Rosdakarya.
Remaja
Suyono dan Hariyanto 2011. Belajar dan
siswa yang tuntas sebanyak 30 siswa (100%
Pembelajaran.
dari jumlah keseluruhan siswa).
Bandung:
Remaja
Rosdakarya.
DAFTAR RUJUKAN
Syofyan Harlinda. 2012.Peningkatan Hasil
Ahmadi Abu dan Supatmo. 2000. Ilmu Alamiah
Belajar IPA siswa kelas V Melalui
Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Metode Resitasi pada Pokok Bahasan
Hamdayama Jumanta. 2014. Model dan Metode
Pembelajaran
Kreatif
Penyesuaian Makhluk Hidup Di SD Al
dan
Ahzar Syifa Budi Jakarta Selatan. Tesis,
Berkarakter.Bogor: Ghalia Indonesia.
Universitas
78
Negeri
Jakarta
LINGKUNGAN MELALUI METODE CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR HILIR
KABUPATEN TANA TIDUNG
Puji Lestari
Guru Sekolah Dasar 001 Sesayap
[email protected]
Abstract: The purpose of this study was to determine how the application of methods
Contextual Teaching and Learning (CTL), to improve learning outcomes subjects of Natural
Sciences of Conservation Effort Lingkungan.Penelitian held in SDN 001 Sesayap Lower
Tana Tidung, with research subjects fifth grade students who amounted to 30 people. This
research is an action using a model Kemmis and McTaggart, conducted in two cycles. Each
cycle consists of planning, implementing action, observation, and reflection action. The
results showed an increase in student learning outcomes in subjects of Natural Sciences, in
particular concerning environmental conservation efforts, by applying the method of
Contextual Teaching and Learning (CTL). This is evidenced by the value of the test results
of students in the first cycle that 70% of students who completed, increased in the second
cycle to 100% of students who pass. Activities of teachers and students according to the
steps of this method reach 100% (mastery learning) at the end of the second cycle. The
conclusion of this study indicate that the application of the method of Contextual Teaching
and Learning (CTL), enables students to improve learning outcomes Natural Sciences and
can develop creativity and can cooperate well.
Keywords: Methods Contextual Teaching and Learning (CTL), Learning Outcomes IPA,
Enterprises Environmental Conservation, Action Research.
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara penerapan metode Contextual
Teaching and Learning (CTL), untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA tentang
Usaha Pelestarian Lingkungan.Penelitian dilaksanakan di SDN 001 Sesayap Hilir Tana
Tidung, dengan subjek penelitian siswa kelas V yang berjumlah 30 orang. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan dengan menggunakan model Kemmis dan McTaggart,
dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, implementasi
tindakan, pengamatan, dan refleksi tindakan. Hasil penelitian menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA, khususnya tentang usaha
pelestarian lingkungan, dengan menerapkan metode Contextual Teaching and Learning
(CTL). Hal ini dibuktikan dengan nilai tes hasil belajar siswa pada siklus I yaitu 70% siswa
yang tuntas, meningkat pada siklus II mencapai 100% siswa yang tuntas. Aktivitas guru dan
siswa sesuai langkah-langkah metode ini mencapai 100% (mastery learning) pada akhir
siklus II. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode Contextual
Teaching and Learning (CTL), membuat siswa dapat meningkatkan hasil belajar IPA serta
dapat mengembangkan kreativitas dan dapat bekerjasama dengan baik.
Kata kunci: Metode Contextual Teaching and Learning (CTL), Hasil Belajar IPA, Usaha
Pelestarian Lingkungan, Penelitian Tindakan.
68
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1 Mei 2015
Di dalam kurikulum telah ditegaskan bahwa
mengungkapkan ada empat pilar dalam
pembelajaran Sains harus menekankan pada
belajar (four pillars of education/learning),
penguasaan kompetensi melalui serangkaian
yaitu: (1) belajar untuk mengetahui (learning
proses ilmiah. Proses pembelajaran sains yang
to know), (2) belajar untuk bekerja (learning
diharapkan
dapat
to do), (3) belajar untuk hidup berdampingan
terhadap
dan berkembang bersama (learning to live
adalah
mengembangkan
kebesaran
yang
keyakinan
Tuhan
Yang
Maha
together), dan (4) belajar untuk menjadi
Esa,
manusia seutuhnya (learning to be).
pemahaman konsep, aplikasi konsep, sikap
ilmiah siswa yang mendasarkan pada kegiatan
Hasil belajar siswa adalah hasil yang
IPA terhadap isu-isu yang berkembang di
diperoleh dari evaluasi atau tes dan aspek-
masyarakat,
bekal
aspek lainnya yang dikuantitatifkan yang
pengetahuan konsep dan keterampilan sains
tercermin dari nilai raport yang diberikan oleh
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan
guru pada siswa setiap akhir masa belajar
kejenjang yang lebih tinggi.
semester. Sedangkan menurut Sudjana Hasil
untuk
memperoleh
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
Standar Kompetensi dalam kurikulum
pada Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah
dimilki
siswa
setelah
Ibtidaiyah (MI) merupakan standar minimum
pengalaman belajarnya.
ia
menerima
H.W. Flower yang dikutip oleh Ahmadi
yang secara nasional harus dicapai oleh siswa
dan menjadi acuan dalam pengembangan
dan
kurikulum
satuan
Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang
Dasar
sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan
di
pendidikan.Pencapaian
setiap
Kompetensi
Supatmo
(2000)
gejala-gejala
menyatakan
kebendaan
Ilmu
didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk
dengan
dan
membangun keterampilan, bekerja ilmiah,
didasarkan terutama atas pengamatan dan
dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh
induksi.
tersebut,
Selain dari hal tersebut di atas, Cains
diperlukan berbagai upaya sehingga proses
dan Evans dalam Syofyan (2012) juga
dan hasil pembelajaran IPA sesuai dengan
mengungkapkan tentang hasil belajar IPA dari
yang diharapkan.
segi proses, produk dan sikap. Dari segi
guru.
Untuk
mencapai
tujuan
Proses belajar dapat diartikan sebagai
produk, IPA berisi kumpulan pengetahuan
tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif,
yang meliputi fakta, konsep, prinsip, hukum,
psikomotorik yang terjadi dalam diri siswa.
dan teori yang merupakan hasil rekaan
Suyono
manusia
dan
Hariyanto
(2011)
69
dalam
rangka
memahami
dan
Peningkatan Hasil Belajar IPA
Puji Lestari
menjelaskan alam dengan berbagai fenomena
menjaga kelestarian lingkungan, dan usaha-
yang terjadi di dalamnya.
usaha pelestarian lingkungan, 2) siswa dapat
mendemonstrasikan penjernihan air secara
Berdasarkan hal-hal yang tersebut di
atas maka, Hasil Belajar
yang
didapat
siswa
ssederhana, 3) siswa dapat membuat kerajinan
IPA adalah skor
setelah
tangan
menjawab
yang
berasal
bahan-bahan
instrumen yag sengaja dibuat oleh peneliti
sampah.
untuk mengukur variabel hasil belajar IPA
diukur melalui indikator keterampilan proses
tentang usaha pelestarian lingkungan. Adapun
yaitu (1) mengamati (2) mengklasifikasikan
indikator yang dipergunakan untuk menyusun
(3) menginterpretasikan (4) meramalkan (4)
instrumen hasil belajar IPA dalam penelitian
merencanakan
ini
mengkomunikasikan.
adalah
Kemudian
dari
kemampuan
(6)
tersebut
menerapkan
(7)
menyebutkan,menyimpulkan,mendemonstrasi
Penelitian ini menggunakan metode
kan, melaksanakan, dan membuat.Setelah
Contextual Teaching and Learning (CTL).
mengaplikasikan indikator-indikator tersebut,
Hamdayama (2014) berpendapat Contextual
siswa diharapkan akan mampu menerapkan
Teaching and Learning adalah konsep belajar
dalam
sehari-hari,
dimana guru menghadirkan dunia nyata ke
sehingga siswa akan mampu menyelesaikan
dalam kelas dan mendorong siswa membuat
permasalahan yang dihadapinya dengan baik.
hubungan antara pengetahuan yang dimilki
kehidupan
mereka
dengan penerapan dalam kehidupan sehari-
Usaha Pelestarian Lingkungan sangat
IPA.
hari, siswa memperoleh pengetahuan dan
Pengertian hasil belajar IPA tentang Usaha
keterampilan dalam konteks yang terbatas
Pelestarian Lingkungan adalah perubahan
sedikit
perilaku yang diperoleh oleh siswa setelah
merekonstruksi sendiri, sebagai bekal dalam
mengalami
yang
memecahkan masalah kehidupannya sebagai
menyebabkan siswa memiliki kemampuan
anggota masyarakat. Berdasarkan pendapat
dalam
pelestarian
tersebut CTL merupakan suatu rancangan
lingkungan, sehingga siswa akan mampu
pembelajaran yang disiapkan oleh guru yang
menerapkan
pelestarian
mengaitkan dengan pengalaman-pengalaman
lingkungan dalam kehidupan sehari-hari yang
nyata para siswa, kemudian para siswa
ditandai dengan kemampuan siswa sebagai
menghubungkan
berikut:
menyebutkan
mereka tersebut dengan keadaan nyata siswa,
penyebab kerusakan lingkungan, akibat tidak
sehingga siswa akan mampu merekonstruksi
erat
kaitannya
dengan
proses
memahami
1)
pelajaran
pembelajaran
usaha
usaha-usaha
siswa
dapat
70
demi
sedikit,
dan
dari
proses
pengalaman-pengalaman
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1 Mei 2015
connection and consecuently,
discover new meaning.
sendiri, pada akhirnya siswa akan mampu
untuk
memecahkan
masalah
yang
Senada dengan hal tersebut di atas,
dihadapinya.
Sanjaya
Nurhadi yang dikutip oleh Rusman
(2012)
mengungkapkan
Contextual
merupakan
to
Teaching
konsep
belajar
strategi
Learning
yang
mengatakan
contextual
Teaching and Learning (CTL) adalah suatu
Pembelajaran
and
(2006)
pembelajaran
yang
menekankan
kepada proses keterlibatan siswa secara penuh
dapat
membantu guru mengaitkan antara materi
untuk
yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata
dipelajari dan menghubungkannya dengan
siswa
situasi kehidupan nyata sehingga mendorong
dan
mendorong
siswa
membuat
hubungan
antara
pengetahuan
yang
dimilikinya
dengan
penerapannya
dalam
dapat
menemukan
materi
yang
siswa untuk dapat menerapkannya dalam
kehidupan mereka
Berdasarkan penjelasan di atas, metode
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga
pembelajaran
dan masyarakat.
Contextual
Teaching
and
Learnng materi pelajaran disajikan melalui
Sejalan dengan hal di atas, Ngalimun
(2012) mengatakan pembelajaran Contextual
konteks
Teaching and Learning adalah pembelajaran
pembelajaran
yang dimulai dengan sajian atau hanya tanya
menyenangkan. Siswa akan bekerja keras
jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang
untuk mencapai tujuan pembelajaran, mereka
terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa
menggunakan pengalaman dan pengetahuan
(daily life modeling), sehingga akan terasa
sebelumnya untuk membangun pengetahuan
manfaat dari materi yang akan disajikan,
baru.
motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa
kembali pengetahuan dan kemampuannya itu
menjadi
menjadi
dalam berbagai konteks di luar sekolah untuk
menyenangkan.
menyelesaikan masalah dunia nyata yang
konkret,
kondusif,
Sedangkan
dan
nyaman
Johnson
suasana
dan
yang
dikutip
kehidupan
akan
Selanjutnya
siswa,
lebih
sehingga
berarti
siswa
dan
memanfaatkan
kompleks, baik secara mandiri maupun
oleh
dengan berkelompok.
Rusman (2012) mengatakan bahwa:
Contextual Teaching and Learning
enables studenst to connect the content
of academic subject with the immediate
context of their daily lives to discover
meaning. It enlarges their personal
context furthermore, by providing
students with fresh experience that
stimulate the brain to make new
Pemaduan materi pelajaran dengan
konteks
keseharian
pembelajaran
siswa
Contextual
di
Teaching
dalam
and
Learning jugaakan menghasilkan dasar-dasar
pengetahuan yang mendalam di mana siswa
71
Peningkatan Hasil Belajar IPA
Puji Lestari
kaya akan pemahaman masalah dan cara
Hubungan antara keempat tahap dalam sistem
untuk
ini dipandang sebagai satu siklus.
menyelesaikannya.
secara
independen
pengetahuannya
untuk
Siswa
mampu
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua
menggunakan
siklus,
menyelesaikan
masing-masing
siklus
3
kali
masalah-masalah baru yang belum pernah
peretemuan, waktu setiap kali pertemuan 2 x
dihadapi, dan juga siswa memiliki tanggung
35 menit, dan dilaksanakan sesuai dengan
jawab yang lebih terhadap pembelajaran
perubahan
seiring dengan peningkatan pengalaman dan
pengumpulan
pengetahuan mereka.
dibedakan
yang
ingin
data
atas
dicapai.
dalam
dua
Teknik
penelitian
jenis,
yaitu
ini
untuk
mengumpulkan data nilai tes digunakan
lembar penilaian hasil belajar berupa tes
METODE
Tujuan penelitian ini adalah untuk
obyektif, sedangkan untuk mengumpulkan
meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas,
data non tes dilakukan dengan cara (1)
dan
melalui
secara
khusus
bertujuan
untuk
observasi
langsung
dengan
mengetahui penerapan metode contextual
menggunakan lembar observasi aktivitas guru
teaching and learning dapat meningkatkan
dan siswa, yang mana observasi langsung ini
hasil belajar IPA pada siswa kelas V SDN
dilaksanakan
001 Sesayap Hilir Kabupaten Tana Tidung.
pembelajaran sampai akhir pembelajaran; (2)
sejak
awal
kegiatan
Penelitian ini merupakan Classroom
catatan lapangan untuk mencatat setiap
Action Research atau penelitian tindakan
tindakan atau aktivitas guru dan siswa; (3)
kelas yang dilakukan dalam bentuk siklus.
dokumentasi berupa rekaman atau foto-foto
Rancangan
selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
tindakan
penelitian
yang
Berdasarkan
digunakan dalam penelitian ini adalah model
data,
spiral. rancangan penelitian yang digunakan
ditetapkan
adalah suatu putaran kegiatan meliputi tahap-
instrumen hasil belajar yang menggunakan
tahap rancangan pada setiap putaran yaitu (1)
data kuantitatif, sehingga data ini berupa
perencanaan (planning); (2) tindakan (acting);
angka yang diperoleh dari hasil pengukuran.
(3) pengamatan (observing); (4) refleksi
Sedangkan data kualitatif berupa lembar
(reflecting)
ke
observasi kegiatan guru dan siswa, akan
perencanaan kembali (replanning) sebagai
diubah dalam bentuk data kuantitatif, untuk
dasar untuk strategi pemecahan masalah.
melihat
dilanjutkan
lagi
72
kisi-kisi
pengumpulan
dari Kemmis dan Taggart berupa suatu siklus
dan
maka
pedoman
dalam
persentase
instrumen
penelitian
ini,
pencapaian
yang
yaitu
tujuan
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1 Mei 2015
pembelajaran,
yaitu
sampai
mencapai
kentutasan belajar 100% (matery learning).
Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen Pilihan Ganda Hasil Belajar IPA Tentang Materi Usaha
Pelestarian Lingkungan
No
Indikator
Nomor Soal
Jumlah
1
Mengamati penyebab kerusakan lingkungan,
akibat tidak menjaga kelestarian lingkungan, dan
usaha-usaha pelestarian.
5,13,17
3
Mengklasifikasikan
penyebab
kerusakan
lingkungan, akibat tidak menjaga kelestarian
lingkungan, dan usaha-usaha pelestarian.
6,7,19
3
Menginterpretasikan
penyebab
kerusakan
lingkungan, akibat tidak menjaga kelestarian
lingkungan, dan usaha-usaha pelestarian.
11,12
2
Memprediksi penyebab kerusakan lingkungan,
akibat tidak menjaga kelestarian lingkungan, dan
usaha-usaha pelestarian.
1,4,9
3
Merencanakan penyebab kerusakan lingkungan,
akibat tidak menjaga kelestarian lingkungan, dan
usaha-usaha pelestarian.
16,18,20
3
Menerapkan penyebab kerusakan lingkungan,
akibat tidak menjaga kelestarian lingkungan, dan
usaha-usaha pelestarian.
2,3
2
Mengkomunikasikan
penyebab
kerusakan
lingkungan, akibat tidak menjaga kelestarian
lingkungan, dan usaha-usaha pelestarian.
8,10,14,15
4
2
3
4
5
6
7
Total
20
Table 2.Kisi-Kisi Instrumen Unjuk Kerja Hasil Belajar IPA Tentang Materi Usaha
Pelestarian Lingkungan
No
Indikator
Nomor Soal
Jumlah
1
Siswa mampu mendemonstrasikan penjernihan
air secara sederhana
1-6
6
2
Siswa mampu membuat kerajinan tangan yang
berasal dari bahan-bahan sampah
1-6
6
Total
12
73
Peningkatan Hasil Belajar IPA
Puji Lestari
Setelah melakukan analisis data,
pada
pertemuan
1
sebesar
75%,
langkah selanjutnya adalah interpretasi
peretemuan 2 sebesar 83%, pertemuan 3
hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti
sebesar 88,90%. Dengan demikian rata-rata
dan observer. Hasil analisis disajikan
persentase nilai aktivitas guru pada siklus I
dalam
berupa
adalah sebesar (75,00%+83,00%+88,90%)
diagram batang. Berdasarkan diagram yang
: 3 = 82,3%. Persentase nilai aktivitas guru
ditampilkan dapat dilihat hasil presentase
tersebut menunjukkan bahwa hasil yang
penilaian dan peningkatan yang diperoleh
dicapai belum memuaskan karena terdapat
dari setiap siklus. Apabila semua indikator
beberapa
keberhasilan
dilaksanakan
bentuk
tampilan
yang
data
ditetapkan
dalam
tindakan
yang
belum
oleh
guru
dalam
instrumen berhasil dicapai, maka dapat
pembelajaran dengan metode Contextual
diinterpretasikan
Teaching
and
pembelajaran melalui metode Contextual
melihat
sejauh
Teaching
peningkatan hasil belajar siswa pada mata
bahwa
and
kualitas
Learning
berhasil
ditingkatkan.
Learning
(CTL).Untuk
mana
terjadinya
pelajaran IPA tentang usaha pelestarian
lingkungan. Setelah data nilai siswa pada
HASIL
siklus I diolah (dapat dilihat pada lampiran
Dalam penelitian ini jumlah siswa
tes hasil belajar siklus I), maka daftar nilai
adalah 30 orang dengan jumlah butir soal
siswa disajikan dalam tabel berikut:
tes pilihan ganda 20 butir. Aktivitas guru
Tabel 3. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Usaha Pelestarian
Lingkungan (Siklus I)
No
Nama
Tes Unjuk Kerja
Tes Tertulis
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
AYN
AKL
ALA
DND
DFT
FTR
FAN
FZL
FZN
FBI
57
73
59
67
69
65
75
50
73
71
60
80
50
80
80
60
75
55
85
65
74
Nilai
Akhir
59
77
55
74
75
63
75
53
79
68
Keterangan
Tdk Tuntas
Tuntas
Tdk Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tdk Tuntas
Tuntas
Tdk Tuntas
Tuntas
Tuntas
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 1 Mei 2015
No
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Nama
Tes Unjuk Kerja
GLG
GTA
HLD
IDY
ISM
JYN
KSN
MLA
LTF
NHT
RSA
OKT
SPR
SLS
SMN
SYH
TFK
TAR
YSN
YLN
Nilai Rata-rata
Nilai
Akhir
77
74
72
88
85
74
54
73
80
60
67
58
70
66
82
80
87
63
53
76
70,5
Tes Tertulis
69
73
69
80
80
73
58
75
79
59
69
61
69
71
73
75
79
65
56
71
85
75
75
95
90
75
50
70
80
60
65
55
70
60
90
85
95
60
50
80
Keterangan
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tdk Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tdk Tuntas
Tuntas
Tdk Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tdk Tuntas
Tdk Tuntas
Tuntas
Selanjutnya dapat dideskripsikan bahwa nilai
data hasil wawancara antara peneliti dengan
yang belum tuntas yaitu yang mendapat nilai
guru kelas. Walaupun sudah menunjukkan
kurang dari 65 sebanyak 9 siswa (30%),
peningkatan dengan nilai rata-rata 70,5, tetapi
sedangkan
(70%)
pencapaian ini belum mencapai standar
dikatakan sudah tuntas. Dengan demikian
minimal yaitu 80% dari keseluruhan siswa
dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil
yang mencapai KKM (65). Hal ini diperkuat
belajar pada siklus I mencapai 70%, dengan
dengan jumlah skor yang dicapai berdasarkan
jumlah siswa yang tuntas sebanyak 21 orang,
lembar observasi kegiatan guru dan siswa,
hal ini dikatakan meningkat dibandingkan
ternyata belum mencapai maksimal seperti
dengan hasil pada saat sebelum dilakukan
yang ditargetkan.
sebanyak
21
siswa
tindakan pembelajaran dengan menggunakan
Berdasarkan hasil analisis siklus II,
metode Contextual Teaching and Learning.
disimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan
Dimana ketuntasan hasil belajar sebelum
yang signifikan untuk hasil belajar siswa mata
dilaksanakan tindakan dengan menggunakan
pelajaran IPA tantang usaha pelestarian
metode Contextual Teaching and Learning
lingkungan
yaitu hanya 43%, dengan jumlah siswa yang
Teaching
tuntas 13 0rang. Hal tersebut sesuai dengan
pembelajaran yang dilakukan telah tuntas
75
melalui
and
metode
Learning
Contextual
(CTL).Tindakan
Peningkatan Hasil Belajar IPA
Puji Lestari
mencapai 100% (mastery learning), dimana
pelaksanaan pembelajaran dengan metode
kelemahan-kelemahan pada siklus I sudah
Contextual Teaching and Learning peneliti
teratasi.Pada siklus II ini persentase nilai
melaksanakan evaluasi. Skor dan nilai hasil
aktivitas guru dan siswa pada tiap pertemuan
belajar siswa mata pelajaran IPA tentang
semuanya telah mencapai 100%.
usaha pelestarian lingkungan yang diperoleh
Untuk memperoleh data hasil belajar
berdasarkan tes sebagaimana tertera pada
IPA yang dicapai sebagai dampak dari
tabel
berikut:
Tabel 4. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Usaha Pelestarian
Lingkungan (Siklus II)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Nama
Tes Unjuk Kerja
AYN
AKL
ALA
DND
DFT
FTR
FAN
FZL
FZN
FBI
GLG
GTA
HLD
IDY
ISM
JYN
KSN
MLA
LTF
NHT
RSA
OKT
SPR
SLS
SMN
SYH
TFK
TAR
YSN
YLN
Nilai Rata-rata
Tes Tertulis
77
86
77
82
84
86
88
84
100
94
88
90
90
92
94
92
88
92
94
82
88
82
88
90
94
92
96
83
84
88
70
80
80
80
80
70
75
70
90
80
85
80
75
100
100
75
70
70
80
70
85
70
85
75
90
85
95
85
75
80
76
Nilai
Akhir
74
83
79
81
82
78
81
77
95
87
87
85
83
96
97
84
79
81
87
76
86
76
87
82
92
89
96
84
79
84
84,2
Keterangan
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Sesuai tabel 4, dapat dideskripsikan
mencapai 100% (mastery learning), dimana
bahwa seluruh siswa kelas V sebanyak 30 siswa
kelemahan-kelemahan pada siklus I sudah
(100%), dikategorikan sudah tuntas dan sudah
teratasi.Pada siklus II ini persentase nilai
menunjukkan peningkatan nilai rata-rata kelas
aktivitas guru dan siswa pada tiap pertemuan
yaitu 84,2. Dengan demikian pencapaian ini
semuanya telah mencapai 100%.
sudah mencapai standar minimal yaitu 80% dari
SIMPULAN
keseluruhan siswa yang mencapai KKM 65.Hal
Proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
ini diperkuat dengan data hasil observasi guru
(IPA), khususnya materi Usaha Pelestarian
dan siswa yang telah mencapai 100%.Oleh
Lingkungan
karena itu diputuskan tindakan tidak dilanjutkan
dengan
menggunakan
metode
Contextual Teaching and Learning, dapat
ke siklus berikutnya.
meningkatkan efisensi pembelajaran. sesuai
dengan hasil observasi aktifitas guru dan siswa,
PEMBAHASAN
Hasil penelitian
hasil catatan lapangan, hasil dokumentasi dan
yang diperoleh dalam
penelitian ini menunjukkan hasil belajar pada
wawancara,
siklus I mencapai 70%, dengan jumlah siswa
pembelajaran dengan menggunakan metode
yang tuntas sebanyak 21 orang, hal ini
Contextual
Teaching
dikatakan meningkat dibandingkan dengan hasil
diterapkan,
terus
pada
sehingga
saat
sebelum
dilakukan
tindakan
maka
pada
langkah-langkah
and
Learning
mengalami
akhir
yang
peningkatan,
siklus
II
proses
pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran telah berhasil dan tuntas yaitu
Contextual Teaching and Learning. Dimana
telah mencapai 100% (mastery learning).
ketuntasan hasil belajar sebelum dilaksanakan
Sendana dengan penelitian ini, Satriani (2011)
tindakan
metode
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil
Contextual Teaching and Learning yaitu hanya
belajar menulis dengan penggunaan metode
43%, dengan jumlah siswa yang tuntas 13
Contextual Teaching and Learning.
dengan
menggunakan
Proses
0rang.
pembelajaran
dengan
metode
Berdasarkan hasil analisis siklus II,
Contextual Teaching and Learning, khususnya
disimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan
materi Penjernihan air secara sederhana dan
yang signifikan untuk hasil belajar siswa mata
membuat kerajinan tangan berbahan dasar
pelajaran
pelestarian
sampah,
Contextual
demonstrasi.
lingkungan
IPA
tantang
melalui
usaha
metode
divariasikan
Metode
dengan
demonstrasi
metode
menjadi
(CTL).Tindakan
penunjang dalam proses pembelajaran, karena
pembelajaran yang dilakukan telah tuntas
sangat membantu dalam merangsang keaktifan
Teaching
and
Learning
68
Peningkatan Hasil Belajar IPA
Puji Lestari
Ngalimun.
siswa ketika sedang berlangsungnya proses
Pembelajaran.
pembelajaran.
Keberhasilan
pembelajaran
Hilir,
Pelestarian
khususnya
Lingkungan,
materi
ditandai
Strategi
dan
Yogyakarta:
Model
Aswaja
Presindo.
Ilmu
Rusman. 2012. Model-model pembelajaran:
Pengetahuan Alam (IPA) di kelas V SDN 001
Sesayap
2012.
Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Usaha
Jakarta: PT RajaGrafindo persada.
dengan
peningkatan pemahaman siswa dalam menjaga
Sanjaya Wina. 2006 Strategi Pembelajaran
kelestarian lingkungan terutama dengan tidak
Berorientasi standar Proses Pendidikan.
membuang sampah disembarang tempat dan
Jakarta: Kencana Prenadamedian group.
yang
tidak
Satriani, Intan, dkk. 2011. Contextual Teaching
tangan
yang
And Learning Approach To Teaching
memiliki nilai guna. Dilihat dari hasil evaluasi
Writing. Indonesian Journal of Applied
siklus I dan II, kemampuan menjawab soal
Linguistics, Vol. 2 No. 1, July 2012, pp.
siswa
10-22
memanfaatkan
beharga
sampah-sampah
menjadi
terus
kerajinan
mengalami
peningkatan.
Sudjana Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses
Peningkatan yang signifikan terjadi pada siklus
II dimana nilai rata-rata kelas telah melampaui
Belajar
Mengajar.Bandung:
KKM yaitu 84 (KKM = 65), dengan jumlah
Rosdakarya.
Remaja
Suyono dan Hariyanto 2011. Belajar dan
siswa yang tuntas sebanyak 30 siswa (100%
Pembelajaran.
dari jumlah keseluruhan siswa).
Bandung:
Remaja
Rosdakarya.
DAFTAR RUJUKAN
Syofyan Harlinda. 2012.Peningkatan Hasil
Ahmadi Abu dan Supatmo. 2000. Ilmu Alamiah
Belajar IPA siswa kelas V Melalui
Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Metode Resitasi pada Pokok Bahasan
Hamdayama Jumanta. 2014. Model dan Metode
Pembelajaran
Kreatif
Penyesuaian Makhluk Hidup Di SD Al
dan
Ahzar Syifa Budi Jakarta Selatan. Tesis,
Berkarakter.Bogor: Ghalia Indonesia.
Universitas
78
Negeri
Jakarta