Perbandingan Bilangan Iodium Antara Crude Palm Oil dan Refined Bleached DeodorizedPalmOil Chapter III V
14
ikatan rangkap pada asam lemak tidak jenuh akan memudahkan terjadinya oksidasi di udara
atau jika ada air dan dipanaskan.
BAB III
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
III.1 Alat
a. Neraca Analitik Kern Abs
b. Gelas beaker
50 ml
c. Spatula
d. Labu ukur
250 ml
e. Labu ukur
500 ml
f. Botol aquades
g. Hot plate stirrer
h. Magnetic stirrer
i. Erlenmeyer
250 ml
j. Pipet volume
25 ml
k. Gelas ukur
50 ml
l. Buret
50 ml
m. Statif dan klem
n. Karet penghisap
o. Pipet tetes
III.2 Bahan
a. CPO yang berasal dari Belawan
Universitas Sumatera Utara
15
b. CPO yang berasal dari Palembang
c. CPO yang berasal dari Dumai
d. RBDP Oil yang berasal dari Belawan
e. RBDP Oil yang berasal dari Palembang
f. RBDP Oil yang berasal dari Dumai
g. Aquadest
h. Na2S2O3 0,1034 N
i. HCl (p)
j. KI 15%
k. Indikator Amilum
l. K2Cr2O7
m. Larutan wijs
n. Larutan sikloheksana
III.3 Prosedur
III.3.1. Prosedur Pembuatan Larutan Na2S2O3 0,1034 N
a) Ditimbang sebanyak 12,4107 gr kristal Na2S2O30,1034N ke dalam beaker gelas
b) Dilarutkan dengan aquadest
c) Dimasukkan ke dalam labu ukur 500 ml
d) Diencerkan dengan aquadest sampai garis batas
e) Dihomogenkan dengan magnetic stirrer
III.3.2. Prosedur Standarisasi Larutan Na2S2O30,1034 N
a) Ditimbang sebanyak 1,5819 gr K2Cr2O7 dalam beaker gelas
b) Dilarutkan dengan aquadest sampai 250 ml
c) Dihomogenkan dengan magnetic stirrer
d) Dipipetsebanyak 25 ml
e) Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml
f) Ditambahkan 20 ml KI 15% dengan menggunakan pipet volume
g) Ditambahkan 10 ml HCl (p) dengan menggunakan pipet volume
Universitas Sumatera Utara
16
h) Dihomogenkan
i) Didiamkan selama 5 menit dalam ruang gelap
j) Dititrasi dengan larutan standar Na2S2O30,1034 N hingga menjadi warna hijau tua
k) Ditambahkan 1 ml indikator amilum 1%
l) Dilanjutkan titrasi dengan Na2S2O3 0,1034 N hingga terjadi perubahan menjadi hijau muda
m) Dicatat volume Na2S2O30,1034 N yang digunakan
III.4 Prosedur Penentuan Bilangan Iodium
III.4.1 Prosedur Penentuan Bilangan Iodium pada Sampel CPO
a) Ditimbang sampel dalam erlenmeyer
Dari Belawan:
A1
: 0,2184 gram
A2
: 0,2467 gram
A3
: 0,2162 gram
Dari Palembang:
B1
: 0,2051 gram
B2
: 0,2078 gram
B3
: 0,2156 gram
Dari Dumai:
C1
: 0,2114 gram
C2
: 0,2060 gram
C3
: 0,2036 gram
b) Ditambahkan 20 ml sikloheksana dari atas sampel dan aduk untuk memastikan sampel
larut merata
c) Dipipet 25 ml larutan wijs ke dalam labu yang berisi sampel, tutup labu dan diaduk untuk
memastikan bercampur merata
Universitas Sumatera Utara
17
d) Ditutup labu dan aduk perlahan sehingga isinya tidak memercik ke dinding labu.
Secepatnya masukkan masing-masing labu ke dalam tempat yang gelap selama 30 menit.
suhu 20-30˚C
e) Diambil labu dari tempat penyimpan dan tambahkan 20 ml larutan KI 15% dengan pipet
volume
f) Ditambahkan 50 ml aquadest dengan gelas ukur
g) Diaduk
h) Dititrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1034 N sampai membentuk larutan berwarna kuning
i) Ditambahkan ± 2 ml amilum 1% sampai berwarna kehitaman
j) Dilanjutkan titrasi dengan Na2S2O3 0,1034 N sampai membentuk larutan berwarna putih
k) Dicatat volume titik akhir titrasi
III.4.2 Prosedur Penentuan Bilangan Iodium pada Sampel RBDPO
a) Ditimbang sampel dalam erlenmeyer
Dari Belawan:
A1
: 0,2401 gram
A2
: 0,2405 gram
A3
: 0,2501 gram
Dari Palembang:
B1
: 0,2309 gram
B2
: 0,2381 gram
B3
: 0,2298 gram
Dari Dumai:
C1
: 0,2434 gram
C2
: 0,2149 gram
C3
: 0,2069 gram
b) Ditambahkan 20 ml sikloheksana dari atas sampel dan aduk untuk memastikan sampel
larut merata
Universitas Sumatera Utara
18
c) Dipipet 25 ml larutan wijs ke dalam labu yang berisi sampel, tutup labu dan diaduk untuk
memastikan bercampur merata
d) Ditutup labu dan aduk perlahan sehingga isinya tidak memercik ke dinding labu.
Secepatnya masukkan masing-masing labu ke dalam tempat yang gelap selama 30 menit.
suhu 20-30˚C
e) Diambil labu dari tempat penyimpan dan tambahkan 20 ml larutan KI 15% dengan pipet
volume
f) Ditambahkan 50 ml aquadest dengan gelas ukur
g) Diaduk
h) Dititrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1034 N sampai membentuk larutan berwarna kuning
i) Ditambahkan ± 2 ml amilum 1% sampai berwarna kehitaman
j) Dilanjutkan titrasi dengan Na2S2O3 0,1034 N sampai membentuk larutan berwarna putih
k) Dicatat volume titik akhir titrasi
Universitas Sumatera Utara
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
Hasil Perbandingan Bilangan Iodium Antara Crude Palm Oil(CPO) dan Refined Bleached
Deodorized Palm Oil(RBDPO).
Tabel IV.1. Bilangan Iodium dalam CPO dari Berbagai Daerah
Volume
Volume
Nama
Kode
Berat
Titrasi
Titrasi
Sampel
Sampel
Sampel
Blanko
Sampel
(ml)
(ml)
Normalitas
Na S O
RataIV
rata
(grI /100gr)
(IV)
(N)
A1
0,2184
35,80
27,40
0,1034
50,47
A2
0,2467
35,80
26,30
0,1034
50,53
A3
0,2162
35,80
27,50
0,1034
50,37
B1
0,2051
35,80
27,90
0,1034
50,54
B2
0,2078
35,80
27,80
0,1034
50,52
B3
0,2156
35,80
27,50
0,1034
50,51
50,46
CPO
50,52
Universitas Sumatera Utara
20
Keterangan
C1
0,2114
35,80
27,60
0,1034
50,90
C2
0,2060
35,80
27,80
0,1034
50,96
C3
0,2036
35,80
27,90
0,1034
50,91
50,92
:
A
: Sampel CPO dari Belawan
B
: Sampel CPO dari Palembang
C
: Sampel CPO dari Dumai
Tabel IV.2. Bilangan Iodium dalam RBDPO dari Berbagai Daerah
Volume
Volume
Nama
Kode
Berat
Titrasi
Titrasi
Sampel
Sampel
Sampel
Blanko
Sampel
RBDPO
Keterangan
(ml)
(ml)
Normalitas
Na S O
RataIV
rata
(grI /100gr)
(IV)
(N)
A1
0,2401
35,80
26,60
0,1034
50,28
A2
0,2405
35,80
26,60
0,1034
50,19
A3
0,2501
35,80
26,10
0,1034
50,89
B1
0,2309
35,80
26,90
0,1034
50,58
B2
0,2381
35,80
26,60
0,1034
50,70
B3
0,2298
35,80
26,90
0,1034
50,82
C1
0,2434
35,80
26,50
0,1034
50,14
C2
0,2149
35,80
27,60
0,1034
50,07
C3
0,2069
35,80
27,90
0,1034
50,10
50,45
50,70
50,10
:
A
: Sampel RBDPO dari Belawan
B
: Sampel RBDPO dari Palembang
Universitas Sumatera Utara
21
C
: Sampel RBDPO dari Dumai
IV.2 Perhitungan
Untuk menentukan Bilangan Iodium pada Crude Palm Oil (CPO) dan Refined Bleached
Deodorized Palm Oil (RBDPO) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Bilangan Iodium =
IV.3 Pembahasan
�
� � � ��
−�
�� �
� � �
�
�
�
� (� )
�
�2 2 3 � 12,69
Bilangan iodium menunjukkan besarnya tingkat ketidakjenuhan minyak atau lemak, bilangan
iodium yang tinggi menunjukkan ketidakjenuhan yang tinggi pula. Bilangan iodium
tergantung pada jumlah asam lemak tidak jenuh dalam minyak atau lemak.
Crude Palm Oil (CPO) merupakan minyak kelapa sawit mentah yang berwarna
kemerah-merahan yangdiperoleh dari hasil ekstraksi atau dari proses pengempaan daging
buah kelapa sawit.Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) adalah minyak sawit
yang telah mengalami proses penyulingan untuk menghilangkan asam lemak bebas serta
penjernihan untuk menghilangkan warna dan penghilangan bau.
Bilangan iodium dari CPO yang berasal dari berbagai tempat adalah hampir sama
yaitu antara 50,46 – 50,92 (grI /100gr). Bilangan iodium dari RBDPO yang berasal dari
berbagai tempat adalah tidak sama yaitu antara 50,10 – 50,70 (grI /100gr). Proses bleached
Universitas Sumatera Utara
22
dan deodorized tidak menurunkan bilangan iodium secara nyata hanya berkisar antara 43% 71%.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
Dari data hasil penelitian bilangan iodium pada CPO dan RBDPO yaitu:
1) CPO yang berasal dari Belawan (50,46) lebih kecil daripada bilangan iodium pada
RBDP Oilyang berasal dari Belawan (50,45).
2) CPO yang berasal dari Palembang (50,52) lebih kecil daripada bilangan iodium pada
RBDP Oil yang berasal dari Palembang (50,70).
3) CPO yang berasal dari Dumai (50,92) lebih kecil daripada bilangan iodium pada
RBDP Oil yang berasal dari Dumai (50,10).
V.2. Saran
Universitas Sumatera Utara
23
a) Diharapkan kepada peneliti selanjutnya, agar meneliti Crude Palm Oil (CPO) dan
Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDP Oil) dengan parameter yang berbeda
seperti bilangan penyabunan, bilangan peroksida, ataupun asam lemak bebas.
b) Diharapkan kepada peneliti selanjutnya, agar meneliti bilangan iodium sampel Crude
Palm Oil (CPO) dan Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDP Oil) yang berasal
dari kota lain.
c) Diharapkan kepada peniliti selanjutnyaagar meneliti Crude Palm Olein (CP
Olein),Crude Palm Stearin (CPS),Refined Bleached Deodorized Palm Stearin
(RBDPS)dan Refined Bleached Deodorized Palm Olein (RBDP Olein).
DAFTAR PUSTAKA
-
-
-
Amang, B. 1996. Minyak Kelapa Sawit. Bank Bumi Daya. Jakarta
BasironY. 2005. Pahn Oil.JohnWiley & Sons, Inc. America
Berger, K.G. 1981. Food Uses Of Oil Palm. PalmOil Research Institute of Malaysia
(PORIM) Occational Paper. 2: 15-25
Eckey, S,W. 1955. Vegetable Fat And Oil. Reinhold Publishing Corporation.
New York
Fauzy, Y. 2003. Kelapa Sawit. Edisi Revisi. Penebar Swadaya.Jakarta
Fife, B. 1952. The Palm Oil Miracle. Piccadilly Books, Ltd. Canada
Geman, H. 2015. Agricultural Finance. Library of Congress Cataloging-inPublication
Data. India
Gunstone, F.D., J.L. Harwood, and F.B. Padley.1986. Occurrence and characteristics
of oils and fats. In: Gunstone F.D., J.L.Harwood, and F.B. Padly. The lipid
handbook, p. 49-170. Chapman and Himl. London
https://id.wikipedia.org/wiki/Bilangan_iodin
Universitas Sumatera Utara
ikatan rangkap pada asam lemak tidak jenuh akan memudahkan terjadinya oksidasi di udara
atau jika ada air dan dipanaskan.
BAB III
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
III.1 Alat
a. Neraca Analitik Kern Abs
b. Gelas beaker
50 ml
c. Spatula
d. Labu ukur
250 ml
e. Labu ukur
500 ml
f. Botol aquades
g. Hot plate stirrer
h. Magnetic stirrer
i. Erlenmeyer
250 ml
j. Pipet volume
25 ml
k. Gelas ukur
50 ml
l. Buret
50 ml
m. Statif dan klem
n. Karet penghisap
o. Pipet tetes
III.2 Bahan
a. CPO yang berasal dari Belawan
Universitas Sumatera Utara
15
b. CPO yang berasal dari Palembang
c. CPO yang berasal dari Dumai
d. RBDP Oil yang berasal dari Belawan
e. RBDP Oil yang berasal dari Palembang
f. RBDP Oil yang berasal dari Dumai
g. Aquadest
h. Na2S2O3 0,1034 N
i. HCl (p)
j. KI 15%
k. Indikator Amilum
l. K2Cr2O7
m. Larutan wijs
n. Larutan sikloheksana
III.3 Prosedur
III.3.1. Prosedur Pembuatan Larutan Na2S2O3 0,1034 N
a) Ditimbang sebanyak 12,4107 gr kristal Na2S2O30,1034N ke dalam beaker gelas
b) Dilarutkan dengan aquadest
c) Dimasukkan ke dalam labu ukur 500 ml
d) Diencerkan dengan aquadest sampai garis batas
e) Dihomogenkan dengan magnetic stirrer
III.3.2. Prosedur Standarisasi Larutan Na2S2O30,1034 N
a) Ditimbang sebanyak 1,5819 gr K2Cr2O7 dalam beaker gelas
b) Dilarutkan dengan aquadest sampai 250 ml
c) Dihomogenkan dengan magnetic stirrer
d) Dipipetsebanyak 25 ml
e) Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml
f) Ditambahkan 20 ml KI 15% dengan menggunakan pipet volume
g) Ditambahkan 10 ml HCl (p) dengan menggunakan pipet volume
Universitas Sumatera Utara
16
h) Dihomogenkan
i) Didiamkan selama 5 menit dalam ruang gelap
j) Dititrasi dengan larutan standar Na2S2O30,1034 N hingga menjadi warna hijau tua
k) Ditambahkan 1 ml indikator amilum 1%
l) Dilanjutkan titrasi dengan Na2S2O3 0,1034 N hingga terjadi perubahan menjadi hijau muda
m) Dicatat volume Na2S2O30,1034 N yang digunakan
III.4 Prosedur Penentuan Bilangan Iodium
III.4.1 Prosedur Penentuan Bilangan Iodium pada Sampel CPO
a) Ditimbang sampel dalam erlenmeyer
Dari Belawan:
A1
: 0,2184 gram
A2
: 0,2467 gram
A3
: 0,2162 gram
Dari Palembang:
B1
: 0,2051 gram
B2
: 0,2078 gram
B3
: 0,2156 gram
Dari Dumai:
C1
: 0,2114 gram
C2
: 0,2060 gram
C3
: 0,2036 gram
b) Ditambahkan 20 ml sikloheksana dari atas sampel dan aduk untuk memastikan sampel
larut merata
c) Dipipet 25 ml larutan wijs ke dalam labu yang berisi sampel, tutup labu dan diaduk untuk
memastikan bercampur merata
Universitas Sumatera Utara
17
d) Ditutup labu dan aduk perlahan sehingga isinya tidak memercik ke dinding labu.
Secepatnya masukkan masing-masing labu ke dalam tempat yang gelap selama 30 menit.
suhu 20-30˚C
e) Diambil labu dari tempat penyimpan dan tambahkan 20 ml larutan KI 15% dengan pipet
volume
f) Ditambahkan 50 ml aquadest dengan gelas ukur
g) Diaduk
h) Dititrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1034 N sampai membentuk larutan berwarna kuning
i) Ditambahkan ± 2 ml amilum 1% sampai berwarna kehitaman
j) Dilanjutkan titrasi dengan Na2S2O3 0,1034 N sampai membentuk larutan berwarna putih
k) Dicatat volume titik akhir titrasi
III.4.2 Prosedur Penentuan Bilangan Iodium pada Sampel RBDPO
a) Ditimbang sampel dalam erlenmeyer
Dari Belawan:
A1
: 0,2401 gram
A2
: 0,2405 gram
A3
: 0,2501 gram
Dari Palembang:
B1
: 0,2309 gram
B2
: 0,2381 gram
B3
: 0,2298 gram
Dari Dumai:
C1
: 0,2434 gram
C2
: 0,2149 gram
C3
: 0,2069 gram
b) Ditambahkan 20 ml sikloheksana dari atas sampel dan aduk untuk memastikan sampel
larut merata
Universitas Sumatera Utara
18
c) Dipipet 25 ml larutan wijs ke dalam labu yang berisi sampel, tutup labu dan diaduk untuk
memastikan bercampur merata
d) Ditutup labu dan aduk perlahan sehingga isinya tidak memercik ke dinding labu.
Secepatnya masukkan masing-masing labu ke dalam tempat yang gelap selama 30 menit.
suhu 20-30˚C
e) Diambil labu dari tempat penyimpan dan tambahkan 20 ml larutan KI 15% dengan pipet
volume
f) Ditambahkan 50 ml aquadest dengan gelas ukur
g) Diaduk
h) Dititrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1034 N sampai membentuk larutan berwarna kuning
i) Ditambahkan ± 2 ml amilum 1% sampai berwarna kehitaman
j) Dilanjutkan titrasi dengan Na2S2O3 0,1034 N sampai membentuk larutan berwarna putih
k) Dicatat volume titik akhir titrasi
Universitas Sumatera Utara
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
Hasil Perbandingan Bilangan Iodium Antara Crude Palm Oil(CPO) dan Refined Bleached
Deodorized Palm Oil(RBDPO).
Tabel IV.1. Bilangan Iodium dalam CPO dari Berbagai Daerah
Volume
Volume
Nama
Kode
Berat
Titrasi
Titrasi
Sampel
Sampel
Sampel
Blanko
Sampel
(ml)
(ml)
Normalitas
Na S O
RataIV
rata
(grI /100gr)
(IV)
(N)
A1
0,2184
35,80
27,40
0,1034
50,47
A2
0,2467
35,80
26,30
0,1034
50,53
A3
0,2162
35,80
27,50
0,1034
50,37
B1
0,2051
35,80
27,90
0,1034
50,54
B2
0,2078
35,80
27,80
0,1034
50,52
B3
0,2156
35,80
27,50
0,1034
50,51
50,46
CPO
50,52
Universitas Sumatera Utara
20
Keterangan
C1
0,2114
35,80
27,60
0,1034
50,90
C2
0,2060
35,80
27,80
0,1034
50,96
C3
0,2036
35,80
27,90
0,1034
50,91
50,92
:
A
: Sampel CPO dari Belawan
B
: Sampel CPO dari Palembang
C
: Sampel CPO dari Dumai
Tabel IV.2. Bilangan Iodium dalam RBDPO dari Berbagai Daerah
Volume
Volume
Nama
Kode
Berat
Titrasi
Titrasi
Sampel
Sampel
Sampel
Blanko
Sampel
RBDPO
Keterangan
(ml)
(ml)
Normalitas
Na S O
RataIV
rata
(grI /100gr)
(IV)
(N)
A1
0,2401
35,80
26,60
0,1034
50,28
A2
0,2405
35,80
26,60
0,1034
50,19
A3
0,2501
35,80
26,10
0,1034
50,89
B1
0,2309
35,80
26,90
0,1034
50,58
B2
0,2381
35,80
26,60
0,1034
50,70
B3
0,2298
35,80
26,90
0,1034
50,82
C1
0,2434
35,80
26,50
0,1034
50,14
C2
0,2149
35,80
27,60
0,1034
50,07
C3
0,2069
35,80
27,90
0,1034
50,10
50,45
50,70
50,10
:
A
: Sampel RBDPO dari Belawan
B
: Sampel RBDPO dari Palembang
Universitas Sumatera Utara
21
C
: Sampel RBDPO dari Dumai
IV.2 Perhitungan
Untuk menentukan Bilangan Iodium pada Crude Palm Oil (CPO) dan Refined Bleached
Deodorized Palm Oil (RBDPO) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Bilangan Iodium =
IV.3 Pembahasan
�
� � � ��
−�
�� �
� � �
�
�
�
� (� )
�
�2 2 3 � 12,69
Bilangan iodium menunjukkan besarnya tingkat ketidakjenuhan minyak atau lemak, bilangan
iodium yang tinggi menunjukkan ketidakjenuhan yang tinggi pula. Bilangan iodium
tergantung pada jumlah asam lemak tidak jenuh dalam minyak atau lemak.
Crude Palm Oil (CPO) merupakan minyak kelapa sawit mentah yang berwarna
kemerah-merahan yangdiperoleh dari hasil ekstraksi atau dari proses pengempaan daging
buah kelapa sawit.Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) adalah minyak sawit
yang telah mengalami proses penyulingan untuk menghilangkan asam lemak bebas serta
penjernihan untuk menghilangkan warna dan penghilangan bau.
Bilangan iodium dari CPO yang berasal dari berbagai tempat adalah hampir sama
yaitu antara 50,46 – 50,92 (grI /100gr). Bilangan iodium dari RBDPO yang berasal dari
berbagai tempat adalah tidak sama yaitu antara 50,10 – 50,70 (grI /100gr). Proses bleached
Universitas Sumatera Utara
22
dan deodorized tidak menurunkan bilangan iodium secara nyata hanya berkisar antara 43% 71%.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
Dari data hasil penelitian bilangan iodium pada CPO dan RBDPO yaitu:
1) CPO yang berasal dari Belawan (50,46) lebih kecil daripada bilangan iodium pada
RBDP Oilyang berasal dari Belawan (50,45).
2) CPO yang berasal dari Palembang (50,52) lebih kecil daripada bilangan iodium pada
RBDP Oil yang berasal dari Palembang (50,70).
3) CPO yang berasal dari Dumai (50,92) lebih kecil daripada bilangan iodium pada
RBDP Oil yang berasal dari Dumai (50,10).
V.2. Saran
Universitas Sumatera Utara
23
a) Diharapkan kepada peneliti selanjutnya, agar meneliti Crude Palm Oil (CPO) dan
Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDP Oil) dengan parameter yang berbeda
seperti bilangan penyabunan, bilangan peroksida, ataupun asam lemak bebas.
b) Diharapkan kepada peneliti selanjutnya, agar meneliti bilangan iodium sampel Crude
Palm Oil (CPO) dan Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDP Oil) yang berasal
dari kota lain.
c) Diharapkan kepada peniliti selanjutnyaagar meneliti Crude Palm Olein (CP
Olein),Crude Palm Stearin (CPS),Refined Bleached Deodorized Palm Stearin
(RBDPS)dan Refined Bleached Deodorized Palm Olein (RBDP Olein).
DAFTAR PUSTAKA
-
-
-
Amang, B. 1996. Minyak Kelapa Sawit. Bank Bumi Daya. Jakarta
BasironY. 2005. Pahn Oil.JohnWiley & Sons, Inc. America
Berger, K.G. 1981. Food Uses Of Oil Palm. PalmOil Research Institute of Malaysia
(PORIM) Occational Paper. 2: 15-25
Eckey, S,W. 1955. Vegetable Fat And Oil. Reinhold Publishing Corporation.
New York
Fauzy, Y. 2003. Kelapa Sawit. Edisi Revisi. Penebar Swadaya.Jakarta
Fife, B. 1952. The Palm Oil Miracle. Piccadilly Books, Ltd. Canada
Geman, H. 2015. Agricultural Finance. Library of Congress Cataloging-inPublication
Data. India
Gunstone, F.D., J.L. Harwood, and F.B. Padley.1986. Occurrence and characteristics
of oils and fats. In: Gunstone F.D., J.L.Harwood, and F.B. Padly. The lipid
handbook, p. 49-170. Chapman and Himl. London
https://id.wikipedia.org/wiki/Bilangan_iodin
Universitas Sumatera Utara