Ekspektasi pengusaha kecil dan menengah di kabupaten Bantul terhadap pemulihan ekonomi tahun 2009 - USD Repository

EKSPEKTASI PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BANTUL TERHADAP PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2009 SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Ekonomi

  Oleh: Yuliana Bherta Lidyani NIM: 041324032 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

  

2010

SKRIPSI

EKSPEKTASI PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH DI

KABUPATEN BANTUL TERHADAP PEMULIHAN EKONOMI

TAHUN 2009

  

Oleh:

Yuliana Bherta Lidyani

NIM: 041324032

Telah disetujui oleh :

  Dosen Pembimbing I Yohanes Harsoyo, S.Pd, M.Si tanggal, 5 Maret 2010 Dosen Pembimbing II Indra Darmawan, S.E, M.Si tanggal, 24 Maret 2010

  

SKRIPSI

EKSPEKTASI PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH

DI KABUPATEN BANTUL TERHADAP PEMULIHAN EKONOMI

TAHUN 2009

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Yuliana Bherta Lidyani

  

NIM: 041324032

Telah di pertahankan di depan Panitia Penguji

Pada tanggal 20 Mei 2010

Dan dinyatakan memenuhi syarat

  

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan Ketua Yohanes Harsoyo, S.Pd, M.Si ..………………………… Sekretaris Indra Darmawan, S.E, M.Si ………………………….. Anggota Yohanes Harsoyo, S.Pd, M.Si ...………………………... Anggota Indra Darmawan, S.E, M.Si .......................................... Anggota Drs. P. A . Rubiyanto .......................................... Yogyakarta, 20 Mei 2010 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Dekan,

HALAMAN MOTTO

  • Pujilah Tuhan setiap waktu dan mohonlah daripada-Nya supaya jalan

  dan lorong-lorongmu terarah, dan rencana-rencanamu diatur dengan baik. (Tob 4:19a)

  • Allah itu perlindungan dan kekuatan kita, pertolongan-Nya terbukti

  dalam kesesakan kita.(Mz 46:1)

  • Karena itu hendaklah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya

  kamu ditinggikan pada waktunya. Serahkanlah segala kekuatiran kepada-Nya, sebab Ia memelihara kami (1 Pet : 6-7)

  • Berbahagialah orang yang takut akan Tuhan, yang hidup menurut

  jalan yang ditunjukan-Nya! Apabila engkau memakan jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu (Mz128 :1-3)

  • Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua

  (Aristoteles)

  • Kemenangan yang seindah- indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh

    direbut oleh manusia ialah menundukan diri sendiri (RA Kartini).

  • Jadilah kamu manusia yang pada saat kelahiranmu semua orang

  tertawa bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang menangis; dan pada saat kematianmu semua orang menagis sedih , tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum ( Mahatma Gandhi)

HALAMAN PERSEMBAHAN

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 20 Mei 2010 Penulis

  Yuliana Bherta Lidyani

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Yuliana Bherta Lidyani Nomor Mahasiswa : 041324032

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : EKSPEKTASI PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BANTUL TERHADAP PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2009 Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 20 Mei 2010 Yang menyatakan ( Yuliana Bherta Lidyani)

  

ABSTRAK

EKSPEKTASI PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN

BANTUL TERHADAP PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2009

Oleh

Yuliana Bherta Lidyani

  

Universitas Sanata DharmaYogyakarta

2010

  Penelitian ini bertujuan untuk mencari informasi serta memberikan gambaran mengenai ekspektasi para pengusaha kecil dan menengah di Kabupaten Bantul terhadap beberapa aspek perekonomian pada masa pemulihan ekonomi tahun 2009, yang meliputi: 1) Ekspektasi pengusaha kecil dan menengah di Kabupaten Bantul terhadap kondisi perekonomian internasional, 2) Ekspektasi pengusaha kecil dan menengah di Kabupaten Bantul terhadap kondisi perekonomian nasional, dan 3) Ekspektasi pengusaha kecil dan menengah di Kabupaten Bantul terhadap kondisi perekonomian lokal ( Kabupaten Bantul ).

  Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian diperoleh melalui proses wawancara, dokumentasi, serta observasi langsung ke tempat penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah 98 pengusaha kecil dan menengah di Kabupaten Bantul.

  Hasil penelitian menggambarkan bahwa: 1) Ekspektasi pengusaha kecil dan menengah di Kabupaten Bantul terhadap kondisi perekonomian internasional, mayoritas adalah positif. Dari penelitian ini ditemukan bahwa 70% para pengusaha kecil dan menengah berpersepsi positif, sedangkan sisanya 30 % memiliki persepsi negatif. Hal ini menunjukkan bahwa pengusaha kecil dan menengah di Kabupaten Bantul menaruh harapan terhadap meningkatnya volume eksport-import dimasa yang akan datang dan harapan terhadap komitmen organisasi-organisasi internasional ditahun yang akan datang untuk meningkatkan peran UKM dalam mengikuti persaingan global, 2) Ekspektasi pengusaha kecil dan menengah di Kabupaten Bantul terhadap kondisi perekonomian nasional, mayoritas adalah positif. Dari penelitian ini ditemukan bahwa 75% para pengusaha kecil dan menengah berpersepsi positif, sedangkan sisanya 25 % memiliki persepsi negatif. Hal ini menunjukkan bahwa pengusaha kecil dan menengah di Kabupaten Bantul menaruh harapan kepada meningkatnya volume perdagangan dalam negeri dan harapan pengusaha terhadap komitmen organisasi nasional dalam bentuk perhatian dalam peningkatan pemberdayaan dan pengembangan UKM agar bisa ikut berperan dalam perekonomian nasional, dan 3) Ekspektasi pengusaha kecil dan menengah di Kabupaten Bantul terhadap kondisi perekonomian lokal, mayoritas adalah positif. Dari penelitian ini ditemukan bahwa 75% para pengusaha kecil dan menengah berpersepsi positif, sedangkan sisanya 25 % memiliki persepsi negatif. Hal ini menunjukkan bahwa pengusaha kecil dan menengah di Kabupaten Bantul menaruh harapan terhadap komitmen organisasi-organisasi lokal dan pemerintah Kabupaten Bantul di tahun yang akan datang untuk meningkatkan peran UKM dalam mengikuti persaingan

  

ABSTRACT

EXPECTATIONS OF SMALL AND MEDIUM ENTREPRENEURS IN

BANTUL REGENCY IN ECONOMIC RECOVERY IN 2009,

By

  

Yuliana Bherta Lidyani

Sanata Dharma University Yogyakarta

2010

  This study aims to seek information and give a description of expectations of small and medium entrepreneurs in Bantul regency with several economic aspects during the economic recovery in 2009, which include the expectations of small and medium entrepreneurs toward (1) international economic conditions, (2) the national economy, (3) local economic conditions in Bantul Regency.

  This study is a descriptive and qualitative research. the data collected by applying interview, documentation and direct observation. The respondent were 98 of small and medium entrepreneurs in Bantul regency. The results illustrate that 70 % of small and medium entrepreneurs in Bantul regency, in economic recovery in 2009 have positive expectation toward the international condition, the national economic and local economic condition, whereas 30 % of them have negative expectations toward them. The expect that the volume of export and import will increase in future. they hope that the international organizations will have high commitment in increasing, encouraging, and empowering the role of small and medium entrepreneurs in global competitions, national economic and survive in economic local competitions in the future. They hope that they can take a part actively either in global or local economic competitions.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul “EKSPEKTASI PENGUSAHA KECIL DAN

  

MENENGAH DI KABUPATEN BANTUL TERHADAP PEMULIHAN

EKONOMI TAHUN 2009” dengan baik dan lancar.

  Laporan penelitian ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai ekspektasi pengusaha kecil dan menengah di Kabupaten Bantul mengenai kondisi perekonomian pada masa pemulihan ekonomi tahun 2009. Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat terutama bagi pihak pemerintah sebagai pembuat kebijakan, selain itu juga bagi pengembangan penelitian lebih lanjut.

  Penulis menyadari dalam pelaksanaan penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan sebagaimana mestinya tanpa ada peran serta, dukungan, serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas segala dukungan, batuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis.

  Ucapan terima kasih tersebut penulis berikan sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

  1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan kemudahan dalam selama studi sampai pada penyelesaian penyusunan tugas

  2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial yang telah banyak memberikan bantuan berupa kemudahan administrasi bagi penulis.

  3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi, dan selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan kemudahan kepada penulis hingga terselesaikannya penyusunan tugas akhir ini. Tanpa bimbingan bapak saya bukanlah apa-apa.

  4. Bapak Indra Darmawan, S.E, M.Si selaku Dosen Pembimbing II, yang dengan sabar membimbing dan memberi masukan sehingga tersusunnya skripsi ini.

  5. Bapak Drs, P.A. Rubiyanto yang telah membimbing dan menjadi seorang bijaksana dalam membimbing mahasiswa.

  6. Bapak dan ibu dosen yang telah banyak membantu mahasiswa selama kuliah.

  7. Staf sekretariat, Mbak Titin, yang telah banyak membantu dan melayani penulis selama di bangku kuliah.

  8. Para pengusaha industri kecil dan menengah gerabah di Panjangrejo, Pundong, Bantul, pengusaha kulit di Pucung, Wukirsari, Imogiri, Bantul, dan pengusaha batik di Cengkehan, Imogiri, Bantul, yang telah berkenan memberikan informasi dan data kepada penulis.

  9. Bapak F.X. Dalwanto dan ibu yang tercinta telah memberikan kesempatan dalam menyelesaikan studi.

  10. Mbak Ani, mbak Iyul, simbah-simbah putri yang telah memberikan

  11. Mas Carolus makasih atas dukungannya dan pinjaman laptopnya.

  12. Teman-teman seperjuangan di PE angkatan 2004 (Yanti, Neni, Leni, Iis, Vrida, Kristin, Ina, Santi, Imel, Icak, Rico, Titus, dan teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu).

  13. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini yang penulis tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

  Besar harapan penulis semoga hasil penelitian ini dapat menambah khasanah wawasan dan pertimbangan para pelaku usaha kecil dan menengah khususnya di sentra industri gerabah Panjangrejo, sentra industri kulit Pucung, dan sentra industri batik Wukirsari, Kabupaten Bantul untuk lebih meningkatkan kualitas dan mutu industri pada masa yang akan datang.

  Penulis yakin dalam laporan penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangatlah terbuka terhadap adanya kritik dan saran dari siapapun demi kesempurnaan penulisan ini.

  Yogyakarta, Mei 2010 Penulis

  

DAFTAR GAMBAR

  Halaman Gambar 2.1: Model Ekonomi Makro dari Ekspektasi Rasional ................. 17 Gambar 3.1: Analisis Data ……………………………………………... 37

  

DAFTAR TABEL

  Halaman

  

Tabel 1: Kelompok Identitas Umur Responden ....................................... 39

Tabel 2: Kelompok Jenis Usaha Responden .............................................

  39 Tabel 3: Domisili Usaha Perajin Kulit ......................................................

  40 Tabel 4: Domisili Usaha Perajin Gerabah .................................................

  41 Tabel 5: Domisili Usaha Perajin Batik ......................................................

  42 Tabel 6: Data Penjualan Kelompok Usaha Kerajinan Kulit ” JAYA MATARAM”.................................................................

  44 Tabel 7: Data Penjualan Kelompok Usaha Kerajinan Gerabah “ MAKMUR”……………..............................................................

  45 Tabel 8: Data Penjualan Kelompok Usaha Kerajian Batik “SUKA MAJU”………………. ..................................................

  46 Tabel 9: Ekspektasi Pegusaha Terhadap Pemulihan Ekonomi Internasional..................................................................................

  48 Tabel 10: Ekspektasi Pengusaha Terhadap Pemulihan Ekonomi Nasional............................ ............................................................

  62 Tabel 11: Ekspektasi Pengusaha Terhadap Pemulihan Perekonomian Lokal (Kabupaten Bantul) ............................................................. 75

  

DAFTAR ISI

  Halaman

  HALAMAN JUDUL………………………………………………............ i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING…………………...............

  ii

  

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI………………………………… iii

MOTTO………………………………………………………................... iv

PERSEMBAHAN…...……………………………………………………. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………….. vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................................ vii

ABSTRAK………………………………………………………………... viii

ABSTRACT………………………………………………………………... ix

KATA PENGANTAR……………………………………………………. x

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………….... xiii

DAFTAR TABEL…….…………………………………………………..

  xiv

  

DAFTAR ISI……………………………………………………………... xv

  BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………

  1 A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………........ 1

  B. Perumusan Masalah....………………………………………………….... 6

  C. Tujuan Penelitian……………………………………………. 6

  D. Pembatasan Masalah…………………………………………………….... 7

  E. Manfaat Penelitian…………………………………………... 7

  

BAB II KAJIAN TEORI ….…………………………………………… 9

A. Krisis Ekonomi Tahun 2008……............................................ 9 B. Ekspektasi Rasional……………............................................. 11

  2. Asumsi Dasar Ekspektasi Rasional………………………. 14

  3. Implementasi Ekspektasi Rasional…………………….. 16

  C. Ekspektasi Dalam Perekonomian………………………….. 19

  D. Katagori Usaha Kecil dan Menengah……………………... 20

  1. Pengertian Pengusaha………………………………………………. 20

  2. Pengusaha Kecil dan Menengah………………………... 22

  E. Penelitian Terdahulu………………………………………... 27

  

BAB IV METODE PENELITIAN……………………………………. 31

A. Pendekatan Penelitian……………………………………….. 31 B. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………… 31 C. Subyek Penelitian…………………………………………... 32 D. Variabel Penelitian………………………………………….. 34 E. Metode Pengumpulan Data………………………………… 35 F. Analisis Data……………………………………………….. 36

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………… 38

A. Deskripsi Umum Tentang Responden…………………... 38

  1. Identitas Respoden………………………………….... 38

  2. Kondisi Usaha Responden…………………………… 43

  B. Hasil Analisis Data dan Pembahasan…………………….. 48

  1. Ekspektasi Pengusaha Kecil dan Menengah terhadap Pemulih Perekonomian Internasional Untuk Meningkatkan Peran UKM dalam Perekonomian Global...................... 48

  Pemulihan Perekonomian Nasional untuk Menggairahkan UKM sebagai Pondasi Perekonomian........................... 62

  3. Ekspektasi Pengusaha Kecil dan Menengah terhadap Pemulihan Perekonomian Lokal (Kabupaten Bantul) agar UKM sebagai Tulang Punggung Perekonomian bisa Menunjukan Perannya Kembali............................

  75 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN…………………………….. 82

  A. Kesimpulan……………………………………………….. 82

  B. Saran………………………………………………………. 84

  

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 86

LAMPIRAN……………………………………………………...............

  88

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara-negara di dunia dapat mempertahankan dan mengembangkan

  perekonomian nasionalnya dengan adanya kegiatan sektor riil. Berbagai kegiatan usaha berjalan dengan kondisi dan potensi masing-masing perubahan dan bisa dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu perusahaan/bisnis skala besar atau raksasa, skala menengah, dan skala kecil. Pengelompokkan- pengelompokkan tersebut di negara yang satu berbeda dengan negara lain karena kelompok usaha tersebut bergerak di semua bidang kegiatan ekonomi (pertambangan, pertanian, perhotelan, perbankan, dan sebagainya juga manufaktur, perdagangan dan seterusnya). Perkembangan yang ideal ialah apabila unsur-unsur dalam kelompok kelompok tersebut saling menghidupi secara makro ekonomi serta terjaminnya lapangan kerja (Hasbulloh, 2009).

  Namun, krisis ekonomi global yang melanda dunia akhir-akhir ini menyebabkan berbagai ketimpangan dalam kegiatan ekonomi di berbagai negara, termasuk juga Indonesia. Tidak ada perkiraan yang tepat mengenai kapan krisis ini akan berakhir. Dalam laporan di situs resmi Kompas.com, yang diposting pada tanggal 24 Maret 2009, menyebutkan bahwa Dana Moneter Internasional (IMF) terpaksa berkali-kali menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi global, terakhir pada 0,5 persen untuk tahun 2009. Bank Dunia bahkan meramalkan ekonomi global akan mengalami kontraksi (pertumbuhan perekonomian tak lagi digerakkan oleh faktor-faktor fundamental, tetapi didominasi oleh faktor spekulatif. Hal itu menyebabkan resesi lebih cepat datang dan lebih dalam dari perkiraan. Namun, bisa saja terjadi apabila nanti perekonomian juga pulih lebih cepat dari dugaan, karena semua itu terjadi karena faktor spekulasi.

  Dampak krisis global pada perekonomian Indonesia makin terasa. Sektor- sektor industri yang terpukul karena mandeknya permintaan yang semakin hari semakin bertambah, akibatnya pemutusan hubungan kerja (PHK) menjadi tak terelakkan. Pertumbuhan industri kecil yang memegang peranan penting pada perekonomian negara pun mengalami keterpurukan. industri kecil pasca krisis di Yogyakarta khususnya Bantul mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan melonjaknya harga bahan haku dan harga bahan bakar. Kenaikan harga-harga tersebut tanpa diimbangi dengan harga jual produk. dengan demikian banyak pengusaha yang mengurangi jumlah produksi dan tenaga kerja, karena terus menerus merugi. Akibatnya semakin banyak pengangguran dan industri yang gulung tikar. Sebagai contoh nyata pada perajin gerabah modifikasi di Desa Panjangrejo, Pundong, Bantul, DI Yogyakarta, mulai terganggu oleh krisis ekonomi global. Sejumlah langganan mereka mulai menunda order, padahal pasar internasional menjadi andalan utama para perajin.

  Usaha mikro kecil menengah dan koperasi (UMKMK) sebenarnya telah cukup berjasa menjadi salah satu penyelamat ketika ekonomi Indonesia berada pada titik nadzir krisis akhir dekade lalu. Selama 2003, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) serta Koperasi menyumbang total Produk Domestik Bruto

  (PDB) sebesar 56,7 persen atau senilai Rp. 1,013 trilliun (TEMPO Interaktif 23/09/2004).

  Di Kabupaten Bantul terdapat banyak pengusaha kecil dan menengah yang berkembang pesat dari tahun ke tahun. Para pengusaha, terutama usaha kecil dan menengah (UKM) tentunya pemulihan ekonomi tahun 2009 akan segera tercapai. Meski demikian, kecemasan-kecemasan terhadap harapan tersebut tetap ada dan ini tentunya sangat logis terutama dikaitkan pemulihan ekonomi tahun 2009. Oleh karena itu, para pelaku usaha kecil maupun menengah pada berbagai bidang usaha di Kabupaten Bantul tentunya memiliki ekspektasi yang berbeda terhadap prospek ekonomi pada masa-masa tersebut. Industri dimana usaha kecil menengah berada secara langsung mempengaruhi masa depannya, bahkan saham yang paling baik pun dapat menghasilkan pengembalian yang pas-pasan jika mereka berada dalam industri yang sedang lesu.

  Tahun 2008 merupakan masa krisis, dalam ukuran waktu triwulan pertama telah banyak frame cerita yang membuat publik banyak menahan napasnya.

  Bayangan akan adanya sebuah krisis lanjutan menjadi momok yang terus bergelayut dalam benak sebagai konsekuensi dari rentetan peristiwa negatif yang terus mengakrabi dunia. Krisis subprime mortgage (paket kredit kepemilikan rumah yang ditujukan untuk orang-orang miskin Amerika) di Amerika Serikat yang kemudian dilengkapi dengan krisis minyak dan beberapa komoditas utama dunia telah bertindak sebagai katalis pembentuk kelimbungan. Dengan fakta yang demikian, sebuah gambaran suram yang bertajukkan krisis ekonomi tentu sangat berpotensi membentuk ekspektasi menghasilkan ekspektasi yang terbentuk. Gerakan sigap dari pemerintah merupakan sebuah syarat untuk mengatasi kelimbungan. Sebuah peranan institusional yang kemudian dicukupkan dengan komunikasi dan kerja sama yang efektif dengan para stakeholder lainnya, seperti Bank Indonesia, DPR, dan juga pelaku pasar (Hastiadi, 2008).

  Dengan kondisi tersebut, maka diperlukan adanya berbagai kebijakan baik fiskal maupun moneter dari pemerintah. Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah serta perpajakan yang secara langsung mempengaruhi permintaan total dan dengan demikian akan mempengaruhi harga dapat dicegah melalui penurunan permintaan total. Kebijakan fiskal yang berupa pengurangan pengeluaran pemerintah serta peningkatan pajak akan dapat mengurangi permintaan total sehingga laju inflasi dapat ditekan. Sementara itu, kebijaksanaan moneter merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi. Sasaran kebijakan moneter dicapai melalui pengaturan jumlah uang yang beredar. Dengan adanya pengaturan jumlah uang beredar secara efektif diharapkan laju inflasi dapat ditekan. Selain itu, juga diperlukan ekspektasi positif dari masyarakat. Sebab ekspektasi yang positif dari masyarakat akan mendukung kebijakan-kebijakan pemerintah, yang tentunya diharapkan dapat menstabilkan kondisi perekonomian Negara.

  Adanya inflasi yang rendah bermanfaat bagi kesejahteraan ekonomi. Ini jelas, mengingat inflasi yang rendah berarti daya beli masyarakat akan tinggi.

  Selain itu, keberadaan inflasi yang tinggi dapat menyebabkan kebingungan

  1972; Briault, 1995; Shafir, Diamond, and Tversky, 1997), seperti diungkapkan juga oleh Mishkin (2008). Kenapa bisa begitu? Inflasi yang tinggi akan lebih menimbulkan ketidakpastian akan harga di mata masyarakat dan ketidakpastian ini akan mendistorsi keputusan masyarakat. Misal: seharusnya A akan optimal ketika melakukan investasi di misalkan sektor C, tapi A akhirnya memilih untuk berdiam diri dulu karena tingginya angka inflasi. Akibatnya terjadi realokasi sumber daya yang tidak efisien. Lebih jauh, keberadaan inflasi bisa mempengaruhi kegiatan produksi. Dalam sebuah penelitiannya Briault (1995) menunjukkan adanya pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan produktivitas di UK dan US. Ketika inflasi meningkat, produktivitas akan menurun.

  Karena gagal mengatasi krisis moneter dalam jangka waktu yang pendek, bahkan cenderung berlarut-larut, menyebabkan kenaikan tingkat harga terjadi secara umum dan semakin berlarut-larut. Akibatnya, angka inflasi nasional melonjak cukup tajam. Lonjakan yang cukup tajam terhadap angka inflasi nasional yang tanpa diimbangi oleh peningkatan pendapatan nominal masyarakat, telah menyebabkan pendapatan riil rakyat semakin merosot. Juga, pendapatan per kapita penduduk merosot relatif sangat cepat, yang mengakibatkan Indonesia kembali masuk dalam golongan negara miskin. Hal ini telah menyebabkan semakin beratnya beban hidup masyarakat, khususnya pada masyarakat strata ekonomi bawah. Jika melihat begitu dasyatnya pengaruh lonjakan angka inflasi di Indonesia (akibat dari imported inflation yang dipicu oleh terdepresiasinya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing) terhadap perekonomian nasional, maka dirasa perlu untuk memberikan teori-teori yang membahas tentang inflasi. Dampak ekspektasi bagi masyarakat adalah sangat penting karena dengan adanya ekspektasi maka masyarakat tahu tentang informasi masa lalu ataupun yang baru dan akan dilakukan.

  Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “EKSPEKTASI PENGUSAHA

  KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BANTUL TERHADAP PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2009”. Dalam penelitian ini, peneliti

  berusaha untuk memberikan gambaran mengenai ekspektasi para pengusaha kecil dan menengah di Kabupaten Bantul terhadap beberapa aspek perekonomian pada masa pemulihan ekonomi tahun 2009.

  B. Perumusan Masalah

  Dari uraian latar belakang diatas, penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

  1. Bagaimana ekspektasi pengusaha kecil dan menengah di Kabupaten Bantul terhadap kondisi perekonomian internasional?

  2. Bagaimana ekspektasi pengusaha kecil dan menengah di Kabupaten Bantul terhadap kondisi perekonomian nasional?

  3. Bagaimana ekspektasi pengusaha kecil dan menengah di Kabupaten Bantul terhadap kondisi perekonomian lokal (Kabupaten Bantul )?

  C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari pengusaha kecil dan menengah di Kabupaten Bantul mengenai kondisi perekonomian pada masa pemulihan ekonomi tahun 2009. Dalam hal ini, aspek yang ditinjau yaitu ekspektasi terhadap kondisi perekonomian Internasional, ekspektasi terhadap kondisi perekonomian Nasional, dan ekspektasi terhadap kondisi perekonomian lokal ( Kabupaten Bantul).

  D. Pembatasan Masalah

  Dalam melakukan penelitian, suatu batasan penelitian perlu ditentukan agar penelitian lebih terarah pada tujuan penelitian. Adapun batasan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Mengenai variabel yang digunakan yaitu 3 bentuk ekspektasi para pengusaha kecil dan ekspektasi para pengusaha menengah terhadap pemulihan ekonomi tahun 2009.

  2. Mengenai setting waktu penelitian, yaitu pada bulan Agustus sampai dengan September tahun 2009.

  3. Mengenai obyek penelitian, yaitu para pengusaha kecil dan menengah di Kabupaten Bantul.

  E. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat terutama bagi pihak pemerintah sebagai pembuat kebijakan, selain itu juga bagi pengembangan penelitian lebih lanjut.

  1. Bagi pembuat kebijakan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran ekspektasi para pengusaha, khususnya pengusaha kecil dan menengah di Kabupaten Bantul terhadap pemulihan ekonomi tahun 2009.

  2. Memberikan pengalaman penelitian dan sebagai bahan informasi tertulis kepada mahasiswa, khususnya mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

BAB II KAJIAN TEORI A. Krisis Ekonomi Tahun 2008 Pada tahun 2008, kemungkinan krisis ekonomi disebabkan oleh beberapa

  indikator penting penurunan ekonomi di seluruh dunia. Indikator tersebut adalah tingginya harga minyak dunia, yang menyebabkan krisis pangan dunia (karena ketergantungan produksi makanan terhadap minyak, dan juga penggunaan makanan sebagai alternatif minyak bumi), inflasi tinggi, krisis kredit macet yang menyebabkan bankrutnya beberapa bank besar, meningkatnya pengangguran dan kemungkinan resesi global (http//:wikipedia.co.id/krisisglobal2008).

  Dampak krisis global pada perekonomian Indonesia makin terasa. Pertama, krisis likuiditas (credit crunch) sektor perbankan makin terasa tingkat kegawatannya. Meski pada bulan maret 2009 BI Rate sudah diturunkan ke level 7,75 persen, bunga kredit masih pada kisaran 14-16 persen. Memang benar pada saat krisis instrumen suku bunga tak akan efektif. Bank ketakutan menyalurkan kredit karena tidak yakin terhadap kondisi keuangan para peminjam. Bahkan, pasar uang antarbank (PUAB) juga seret sehingga memerlukan jaminan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). (http//:cetak,kompas.com/read/xml/2009).

  Kedua, sektor-sektor industri yang terpukul karena mandeknya permintaan semakin hari semakin banyak. Pemutusan hubungan kerja (PHK) menjadi tak terelakkan. Pertumbuhan ekonomi pun diperkirakan tak akan melampaui 3,5 persen. Sementara tambahan dana stimulus juga mengundang persoalan, siapa yang berhak mendapatkan talangan dan dengan cara apa. Sudah jamak di negeri ini, setiap pengucuran dana disertai “kutipan” dalam persentase tertentu. Jika begitu, muara pada politik uang terkait pemilu tak terhindarkan.

  Malaysia dan Korea Selatan mengalami guncangan lebih besar karena perekonomian mereka sangat bergantung pada pasar ekspor. Kita masih beruntung karena dua hal, perekonomian lebih ditopang permintaan domestik dan pasar finansial belum terlalu maju. Namun, kita juga punya resiko lebih besar karena krisis sangat mungkin akan berlangsung lebih lama. Ada kekhawatiran, Indonesia bersama Filipina, Pakistan, dan negara-negara Eropa Timur akan mengalami fase krisis lebih lama dari yang lain.

  Secara umum, negara maju akan mengalami fase krisis cukup panjang sebelum akhirnya bangkit (U-shape). Namun, besar kemungkinan begitu situasinya tenang, lebih mudah bagi negara maju untuk bangkit karena ditopang faktor spekulasi para investor di pasar finansial. Tak lama lagi, Pemerintah AS akan mengeluarkan surat utang negara sebesar lebih kurang 2 triliun dolar AS. Maka, minat para investor global akan tersedot pada instrumen tersebut, sementara untuk mempertahankan peminat, pemerintah kita harus mematok bunga obligasi hingga kisaran 15 persen. Itulah salah satu sebab mengapa AS cenderung enggan meregulasi secara ketat sistem finansialnya. Hidup matinya perekonomian AS masih akan bergantung pada pasar finansial. Justru negara sedang berkembang seperti kita, risiko jebakan krisis akan semakin menguat (Prasetyantoko, 2009).

  Menurut Wahid (2009) yang dikutip dalam Tempo interaktif 2009, menyatakan bahwa Indonesia sudah mengalami resesi ekonomi memasuki kuartal pertama 2009 ini. Chief Economist Danareksa Research Institute, Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai menurun sejak Juni 2008 lalu. Indonesia sudah memasuki resesi ekonomi.

  Namun kedalamannya masih bisa dicegah. Menurutnya, sejak Juni 2008,

  coincident economic index (CEI) cenderung menurun. Hal ini mengindikasikan

  adanya perlambatan dalam pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi global diprediksikan akan mengalami penurunan pada kuartal ketiga nanti.

  Menurut Yudhi, jika Indonesia tidak bisa memperbaiki, maka ekonomi Indonesia akan ikut anjlok juga. Namun ada peluang pertumbuhan ekonomi Indonesia akan membaik.

  Data dari Danareksa Reserach Institut, Leading Economic Index (LEI) turun dari Februari hingga April 2008 lalu. Namun, LEI naik pada November dan Desember 2008. Ini menunjukkan ada peluang perbaikan ekonomi Indonesia menjelang akhir 2009. Peluang tersebut dapat diperoleh dengan penggunaan produk domestik, bunga bank yang diturunkan, kebijakan fiskal dan moneter yang mendukung pertumbuhan ekonomi.

B. Ekspektasi Rasional

1. Konsep Dasar Ekspektasi Rasional

  Menurut Michael Carter (1984 dalam Soesanta, 2002), ekspektasi rasional adalah upaya meramal secara esensial masa depan variabel-variabel variabel-variabel yang relevan, namun penuh dengan ketidakpastian, harus diperhitungkan secara cermat. Ekspektasi rasional pada mulanya diperkenalkan oleh John Muth pada tahun 1961 melalui paper klasiknya yang berjudul “Rational Expectations Hypothesis”. Namun demikian keberadaan ekspektasi rasional ini semakin berkembang dengan adanya studi oleh Lucas (1973) dan dua paper seri dari Barro (1977a,1978b).

  Landasan dari ekspektasi rasional adalah asumsi bahwa perilaku individu sebagai pelaku ekonomi akan melakukan hal yang terbaik dengan menggunakan apa yang mereka miliki. Prinsip ini merupakan dasar bagi teori konsumsi, teori produksi dan teori sumber daya manusia. Pada dasarnya, para ekonom Ekspektasi Rasional berpendapat bahwa asumsi tersebut juga berlaku dalam membuat ekspektasi. Sehingga ekspektasi rasional dapat didefinisikan sebagai perilaku yang menggunakan prinsip rasional dalam menyerap dan memproses informasi dan dalam membuat ekspektasi. Pelaku ekonomi individu mengumpulkan dan menggunakan informasi secara efisien, sehingga biaya marginal dalam mengumpulkan dan menggunakan informasi akan sama dengan keuntungan marginalnya.

  Tetapi dalam ekspektasi rasional informasi yang digunakan adalah informasi yang tersedia dan yang perlu. Pada ekonomi teoritis mengabaikan biaya dalam memperoleh informasi untuk membuat ekspektasi. Perlu dibedakan antara ekspektasi rasional sebagai prinsip dan efisiensi informasi dengan ekspektasi rasional yang terdapat dalam literatur ekonomi makro. Contoh nyata penggunaan ekspektasi rasional bagi individu adalah menentukan lama bekerja dalam satu periode, pekerja akan mempertimbangkan atau berekspektasi tentang upah masa depan dan bukan hanya mempertimbangkan upah saat ini saja. Secara umum dapat dikatakan bahwa lama bekerja pada suatu periode, atau disebut penawaran tenaga kerja, akan tergantung bukan hanya dari upah riil saat ini, tetapi juga ekspektasi tentang upah riil pada masa datang. Ekspektasi rasional dari upah riil akan mempertimbangkan semua informasi yang tersedia termasuk dampak adanya kebijakan pemerintah.

  Dalam artikel tersebut konsep tentang ekspektasi adaptif belum disinggung sama sekali. Dengan mengetahui perbedaan dasar konsep antara ekspektasi adaptif dan ekspektasi rasional maka akan lebih mudah untuk memahami ide pemikiran Ekspektasi Rasional. Suatu ekspektasi disebut adaptif bila berdasarkan keadaan atau pengalaman pada masa lalu. Dalam analisis ekonomi makro, teori Friedman mengenai reaksi pekerja akibat kenaikan permintaan agregat dinamakan ekspektasi adaptif. Sedangkan konsep ekspektasi rasional setingkat lebih maju dari konsep ekspektasi adaptif. Secara ringkas ekspektasi rasional mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: Ekspektasi berdasarkan informasi yang relatif lengkap mengenai sesuatu persoalan. Ekspektasi tidak hanya berdasarkan pengalaman masa lalu saja tetapi juga berdasarkan pada keyakinannya tentang kemungkinan yang terjadi di masa depan.

  Berdasarkan informasi yang dimiliki tersebut, pelaku ekonomi bertindak secara rasional, yaitu melakukan tindakan yang memberikan dengan biaya yang paling rendah. Perilaku rasional ini sesuai dengan perilaku konsumen dan produsen dalam analisis ekonomi mikro. Sehingga dapat dikatakan bahwa teori Ekspektasi Rasional berlandaskan pada teori ekonomi mikro untuk membangun teori ekonomi makro. Pelaku ekonomi mengetahui dengan baik implikasi dari berbagai kebijakan yang akan dijalankan oleh pemerintah. Pengetahuan ini terutama didapat dari pengalaman di masa lalu. Dari pengalaman ini mereka dapat mengestimasi akibat yang akan terjadi dari adanya kebijakan pemerintah. Sebagai contoh apabila pemerintah melakukan ekspansi moneter untuk meningkatkan permintaan agregat, maka diestimasi akan timbul inflasi.

  Sehingga ketika kebijakan itu diberlakukan, para pelaku ekonomi akan bertindak melindungi kepentingan mereka. Para pekerja akan secepatnya menuntut kenaikan upah untuk mempertahankan pendapatan riil. Para pengusaha akan secepatnya menaikkan harga barang yang dijualnya.

  Dengan demikian inflasi dan kenaikan upah nominal yang akan menjamin upah riil tidak akan merosot, akan berjalan secara serentak.

  Teori ekspektasi rasional menganggap bahwa pada umumnya pelaku ekonomi mengetahui efek yang akan timbul sebagai akibat adanya kebijakan pemerintah. Kemampuan untuk menduga dan mengantisipasi ini memungkinkan mereka dapat melindungi efek buruk dari kebijakan pemerintah.(Snowdon, 2005:43)

2. Asumsi Dasar Ekspektasi Rasional

  Asumsi dasar bagi bekerjanya model ekspektasi rasional ini dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Ekspektasi ini didasarkan kepada informasi yang lengkap yang dimiliki oleh semua pelaku ekonomi, baik itu konsumen, produsen (simetris).

  Informasi yang lengkap ini bukan hanya meliputi informasi masa lalu, atau yang baru dialami tetapi juga informasi tentang masa yang akan datang.