KEBERMAKNAAN HIDUP TYAS PASIEN KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT TELOGO REJO SEMARANG

KEBERMAKNAAN HIDUP TYAS PASIEN KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT TELOGO REJO SEMARANG

  Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

  Oleh: Margaretha Nono

  NIM : 031114035

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKUTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

KEBERMAKNAAN HIDUP TYAS PASIEN KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT TELOGO REJO SEMARANG

  Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

  Oleh: Margaretha Nono

  NIM : 031114035

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKUTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  “

Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma,

karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma

  ” Matius 10 : 8

  “

Di mana ada kemauan di situ ada jalan

  ” Skripsi ini kupersembahkan untuk keluargaku

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana karya ilmiah.

  Yogyakarta, 13 April 2011 Penulis,

  Margaretha Nono

  

ABSTRAK

KEBERMAKNAAN HIDUP TYAS PASIEN KANKER PAYUDARA

DI RUMAH SAKIT TELOGO REJO SEMARANG

Margaretha Nono

Universitas Sanata Dharma

  

Yogyakarta

2011

  Kanker atau neoplasma ganas adalah penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus sel khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak terkendali. Salah satu jenis kanker yang banyak terjadi pada wanita adalah kanker payudara. Penderita kanker payudara seringkali merasa tidak berguna lagi baik bagi keluarga maupun masyarakat. Karena itu, penderita harus menjaga dirinya agar tidak menyerah, atau terlalu dini menerima suatu keadaan buruk sebagai takdir sehingga masih mampu memaknai kehidupannya.

  Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui gambaran penderitaan yang dialami pasien kanker payudara, mengetahui tahap-tahap penemuan dan pemenuhan makna hidup dalam penderitaan, serta memperoleh gambaran sejauh mana proses perjuangan penderita kanker payudara dalam memaknai hidupnya. Subjek penelitian ini adalah penderita kanker payudara. Adapun subjek yang dijadikan responden penelitian adalah Tyas (nama samaran), seorang penderita kanker payudara stadium 3B. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang diawali dari adanya fakta yang terjadi atau fenomena yang ditemukan oleh peneliti. Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden mengalami penderitaan secara fisik dan mental. Responden melalui berbagai tahap dalam penemuan makna hidup. Tahap pertama, penderitaan yang dilalui responden dengan perasaan hampa karena mengira Tuhan tidak adil kepada dirinya. Tahap kedua adalah tahap penerimaan yang dilalui responden dengan dukungan perhatian dan kasih sayang dari pihak keluarga. Selanjutnya pada tahap ketiga, responden melalui tahap penemuan makna hidup dengan melakukan kembali aktivitas di rumah, memberikan perhatian pada pendidikan anaknya, serta aktif dalam kegiatan bisnis sebagai realisasi nilai kreatif, memahami dan menghayati kasih sayang, perhatian, serta cinta kasih dari keluarga serta kerabatnya sebagai realisasi nilai penghayatan, dan melakukan berbagai kegiatan yang bermanfaat, seperti seminar, serta sharing mengenai pengalaman penderita sebagai realisasi makna. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa responden melalui proses yang cukup berat dalam menemukan makna hidupnya.

  Kata kunci: makna hidup, kebermaknaan hidup, kanker payudara

  

ABSTRACT

THE LIFE MEANINGFULNESS TYAS OF A BREAST CANCER PATIENT

AT TELOGO REJO SEMARANG HOSPITAL

Margaretha Nono

Sanata Dharma University

  

Yogyakarta

2011

  Cancer or malignant neoplasms is a disease characterized by typical cell cycle abnormalities that lead to the ability of cells to grow uncontrolled. A type of cancer which commonly occurs in women is breast cancer. Breast cancer patients often experience a feeling of hopeless to the family as well as to the society. Therefore, these patients have to prevent themselves from feeling hopeless in life or from accepting the hard situation as a bad luck and thereby is still able to find meaning of their lives.

  This study aimed to know the description of the sufferings experienced by a breast cancer patient, to know the stages to discover the meaning of life as well as its fulfillment, and to get a picture of the struggling process in her efforts to find the meaning of life. The respondent of the study was Tyas (not real name), a stage 3B breast cancer patient. This qualitative study was inspired by some facts noticed by the researcher. The data were collected through in-depth interviews, observations and documentations.

  The results showed that the respondent suffered physically and mentally. The respondent went through several stages in her efforts to find meaning of her life. In the first stage, the respondent suffered from an empty feeling and thinking that God was unfair to her. The second stage was the stage of acceptance which was passed with support, attention and affection from her family. In the third stage, the respondent acquired the meaning of life by doing activities at home, giving attention to her children’ education, and by active in her business activities as a realization of creative value. The respondent also acquired the meaning of life through understanding and giving appreciation of love and attention from family and relatives as a realization of appreciation value. The respondent was involved in various useful activities such as seminars and sharing of experiences as a realization of meaning. The result of study also showed that the respondent endured tough process in finding meaning of her life.

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa universitas Sanata Dharma Nama : Margaretha Nono Nim : 031114035

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

  

KEBERMAKNAAN HIDUP TYAS PASIEN KANKER PAYUDARA

DIRUMAH SAKIT TELOGO REJO SEMARANG

  Beserta perangkat yang diperlukan (jika ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 13 April 2011 Yang menyatakan (Margaretha Nono)

KATA PENGANTAR

  Hidup adalah anugerah terindah dari Sang Pemberi Kehidupan. Begitu pula pengalaman perjumpaan penulis dalam penelitian adalah anugerah penuh “rahmat” yang indah dan luar biasa. Karena itu penulis hanya mengucapkan syukur kepada Tuhan yang karena kehendak dan bimbinganNya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph. D. selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah berkenan mengesahkan skripsi ini.

  2. Dr. M. M. Sri Hastuti, M.Si, selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menulis skripsi dengan jenis penelitian studi kasus.

  3. Drs. T. A. Prapancha Hary, M. Si, selaku pembimbing utama dalam penulisan skripsi ini, yang memungkinkan penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

  4. Semua dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah memberikan banyak pelajaran yang berharga bagi penulis.

  5. Mbak Tyas (nama samaran) yang telah bersedia menjadi subjek penelitian ini dan dengan terbuka membagikan pengalaman kepada penulis sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik.

  6. Mama tercinta, kakak-kakak dan adik tercinta yang dengan caranya masing-masing telah banyak mendukung, setia mendoakan dan memotivasi penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  7. Sr. Sisilia, CB dan para suster CB yang telah berjuang bersama penulis,, dan telah memberikan warna tersendiri dalam hidup penulis sehingga penulis dapat bertahan dalam studi.

  8. Mas Didi, Cipri Kaka, Mas Gugun, P. Yanto, P. Yono. Sr. Anuncita CB, Sr. Trisiani, CB, Sr. Aufrida CB, Sr. Mekthilde CB yang setia sebagai sahabat di saat susah dan senang dan menjadi sumber inspirasi bagi penulis dalam hidup.

  9. Teman-teman kos di gang Surya: Rose, Wicha, Retha, Bety yang telah banyak memberi dorongan pada penulis untuk menyelesaikan studi.

  10. Sr. Andayani CB dan para suster Panti Rapih, yang telah mendukung dan mendoakan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.

  11. Mbak Anna dan Yongki, Ci Keiza yang selalu memperhatikan dan mendorong penulis untuk menyelesaikan skripsi serta selalu mendorong penulis untuk menggapai impian-impian.

  12. Rm. Yosep PR, Kak Feri & Iis, Nini G. Gara dan Abe G. Gara, yang telah mendoakan, memotivasi dan setia mendampingi penulis agar menyelesaikan studi.

  13. Kak Anis dan Ibu Tina, Kak Heri dan Ina serta adik Neta yang secara menjadi tempat curahan hati bagi penulis sehingga penulis tetap sabar dan optimis dalam menyelesaikan kuliah.

  Yogyakarta, 13 April 2011 Penulis

  Margaretha Nono

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................. iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... v ABSTRAK ..................................................................................................... vi ABSTACT ..................................................................................................... vii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................... viii KATA PENGANTAR .................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................. xii I. PENDAHULUAN ...............................................................................

  1 A. Latar Belakang ................................................................................ 1

  B. Perumusan Masalah ........................................................................ 5

  C. Definisi Operasional ....................................................................... 6

  D. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6

  E. Kegunaan / Manfaat Penelitian ....................................................... 7 II. TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................

  9 A. Teori Makna Hidup ........................................................................ 9

  1. Landasan Filosofis Logoterapi ............................................... 9

  2. Penderita Kehilangan Makna ................................................. 15

  3. Sumber-Sumber Makna Hidup .............................................. 17

  B. Kanker ............................................................................................ 19

  1. Pandangan Umum tentang Kanker ........................................ 19

  2. Proses Terjadinya Kanker ...................................................... 19

  3. Pengertian Kanker atau Neoplasma Ganas ............................ 20

  4. Epidemologi Kanker di Indonesia .......................................... 21

  5. Faktor Penyebab Kanker ........................................................ 21

  C. Tinjauan Khusus Mengenai Kanker Payudara ............................. 25

  1. Pengertian Kanker Payudara .................................................. 26

  2. Epidemologi Kanker Payudara di Indonesia dan Dunia ........ 26

  3. Faktor Resiko Kanker Payudara ............................................ 27

  4. Gejala Kanker Payudara ......................................................... 28

  5. Lokasi atau Letak Kanker Payudara ...................................... 29

  6. Pencegahan ............................................................................. 30

  7. Pengobatan .............................................................................. 32

  8. Diagnostik .............................................................................. 33

  D. Pendekatan Konseling yang Relevan ........................................... 34

  1. Teori Konseling ...................................................................... 34

  2. Teknik yang Digunakan dalam Kasus Kebermaknaan Hidup 35 III METODOLOGI PENELITIAN .........................................................

  37 A. Rancangan Penelitian ..................................................................... 37

  B. Subjek Penelitian ........................................................................... 38

  C. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 39

  1. Riwayat Hidup ......................................................................... 39

  2. Wawancara ............................................................................... 39

  3. Observasi .................................................................................. 41

  D. Lokasi dan Sasaran Penelitian ....................................................... 42

  E. Waktu Pelaksanaan ........................................................................ 42

  F. Langkah-Langkah/Tahap Penelitian .............................................. 42

  1. Tahap Pra-Lapangan ................................................................ 43

  2. Tahap Kegiatan Lapangan ........................................................ 44

  3. Tahap Analisis Intensif ............................................................ 44

  4. Tahap Penulisan Laporan ......................................................... 44

  G. Tahap Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................. 44

  1. Derajat Kepercayaan (Credibility) ........................................... 44

  2. Keteralihan (Transferability) .................................................... 45

  3. Kebergantungan (Dependability) .............................................. 46

  H. Teknik Analisis / Pengolahan Data ............................................... 47

  1. Tahap Derita ............................................................................. 64

  A. Kesimpulan ................................................................................... 73

  VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 73

  C. Gambaran Proses Perjuangan Penderita dalam Memaknai Hidup . 71

  5. Tahap Penghayatan Hidup Bermakna ...................................... 70

  4. Tahap Realisasi Makna ............................................................ 70

  3. Tahap Penemuan Makna Hidup ............................................... 66

  2. Tahap Penerimaan Diri ............................................................ 65

  B. Gambaran Tahap-Tahap Penemuan Makna Hidup ....................... 64

  IV PELAKSANAAN DAN DESKRIPSI HASIL PENELITIAN ............. 48

  A. Gambaran Penderitaan yang Disebabkan Kanker Payudara ......... 62

  V PELAKSANAAN DAN DESKRIPSI HASIL PENELITIAN ............. 62

  3. Wawancara Informasi dengan Suami Subjek Penelitian .......... 60

  2. Data Hasil Obserbasi Secara Umum ........................................ 60

  1. Riwayat Hidup ......................................................................... 49

  B. Ringkasan Hasil Penelitian ............................................................ 49

  A. Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 48

  B. Saran .............................................................................................. 75 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 77 LAMPIRAN ................................................................................................... .79

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan

  manusia. Kesehatan secara fisik akan turut mempengaruhi akal pikiran, dan kondisi kejiwaan manusia. Kondisi kesehatan fisik yang tidak baik seringkali dapat menimbulkan kecemasan psikologis sehingga manusia tidak dapat menjalani kehidupannya dengan normal. Kesehatan dapat diartikan sebagai keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Nafsiah, 2000: 41).

  Gangguan kesehatan disebut juga dengan penyakit. Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap organ yang dipengaruhinya. Salah satu jenis penyakit yang seringkali menimbulkan kecemasan pada pasien adalah kanker. Akhir-akhir ini, penyakit kanker di Indonesia semakin banyak ditemukan. Jumlah penderita kanker di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Menurut Menkes (Siswono, 2005), jumlah penderita kanker di Indonesia mencapai 6% dari populasi. Jumlah tersebut hampir sama dengan jumlah penderita kanker di negara-negara berkembang lainnya. Namun, kecenderungannya terus meningkat seiring globalisasi, gaya hidup dan kualitas pelayanan kesehatan.

  Kanker atau neoplasma ganas adalah penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus sel khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi batas normal), kemudian menyerang jaringan biologis di dekatnya, serta bermigrasi ke jaringan tubuh yang lain melalui sirkulasi darah atau sistem limfatik, atau disebut dengan metastasis. Ditinjau dari penyebabnya, kanker adalah penyakit yang 90-95% kasusnya disebabkan faktor lingkungan dan 5-10% karena faktor genetik (Anand, et al. 2008: 25). Faktor lingkungan yang biasanya mengarahkan kepada kematian akibat kanker adalah tembakau (25-30%), diet dan obesitas (30-35 %), infeksi (15-20%), radiasi, stres, kurangnya aktivitas fisik, dan polutan lingkungan.

  Faktor penyebab kanker seringkali dirasa begitu rumit dan kompleks, sehingga sulit dipastikan cara yang tepat untuk mencegahnya. Salah satu upaya pencegahan yang baik adalah menghindari faktor penyebabnya. Oleh sebab itu, strategi penanggulangan penyakit kanker lebih ditekankan pada upaya deteksi dini (Tambunan, 1991: 3). Jenis kanker yang paling umum diderita kaum perempuan adalah jenis kanker payudara. Payudara adalah organ tubuh yang letaknya di permukaan, sehingga apabila terjadi kelainan (tumor) akan mudah diketahui oleh si penderita sendiri ataupun dokter yang memeriksa. Namun demikian, karena kanker payudara pada fase awal tidak menimbulkan rasa sakit dan adanya benjolan kecil pada payudara yang tidak diperhatikan, maka kanker payudara biasanya diketahui setelah mencapai sangat sulit diobati. Hal ini disebabkan kanker telah menyebar ke bagian organ atau jaringan tubuh lainnya. Namun jika kanker payudara diketahui pada stadium awal atau dini, maka masih dapat disembuhkan.

  Kanker payudara merupakan jenis kanker umum yang terjadi pada perempuan. Hal ini berdasarkan penelitian di Amerika, yang menunjukan bahwa hampir sepertiga kanker yang didiagnosa pada perempuan adalah kanker payudara. Pada tahun 2000, diperkirakan lebih dari 180.000 perempuan di Amerika didiagnosa mengidap kanker payudara dan lebih dari 40.000 meninggal karena kanker payudara, walaupun kaum lelaki dapat juga terkena kanker payudara, tetapi kemungkinan terkena kanker payudara pada perempuan 100 kali lipat di bandingkan lelaki (Diananda, 2007: 66-67). Di Indonesia, kanker payudara berada pada posisi kedua sebagai penyebab kematian tertinggi pada perempuan setelah kanker rahim (Dalimartha, 2007: 19).

  Pemahaman dan pengertian terhadap kesehatan alat reproduksi pada kaum perempuan adalah hal yang sangat penting. Dengan memahami penyakit kanker payudara ini, kaum perempuan dapat mengetahui berbagai langkah dalam pencegahan secara dini sehingga tidak lengah dan cenderung mengikuti pola hidup yang tidak sehat. Ketika seseorang divonis menderita kenker payudara, tentunya berbagai perasaan muncul dalam dirinya. Perasaan tertekan, takut, cemas dan gelisah, serta merasa tidak berguna lagi akan semakin melemahkan semangat hidupnya. Perasaan-perasaan tersebut akan sangat mengganggu penderita, karena pada akhirnya dapat menimbulkan

  Sebagai makluk sosial, manusia senantiasa berada di dalam lingkungan dan hadir sebagai anggota masyarakat. Begitu pula dengan penderita kanker payudara, penderita adalah seorang individu yang tidak lepas dari keluarga ataupun masyarakat. Terkadang masalah yang dialami oleh penderita juga berpengaruh terhadap relasinya dengan keluarga ataupun dengan masyarakat. Penderita seringkali merasa tidak berguna lagi baik bagi keluarga maupun masyarakat. Karena itu, penderita sangat membutuhkan orang lain yang menjadi teman untuk berbagi suka dan duka, untuk memahami kondisi psikis dan fisiknya yang kurang baik. Dengan demikian, penting sekali adanya orang lain yang mau mendengarkan keluhan penderita.

  Dengan kehadiran orang lain yang mendengarkan dan memahami, diharapkan dapat mengurangi rasa takut, cemas, dan tidak merasa sendirian. Hal ini ditujukan agar penderita mampu mengembangkan sikap optimis dalam diri, membantu dalam proses penyembuhan, serta dapat menerima diri secara positif. Dapat dikatakan bahwa kehadiran orang lain akan membantu penderita agar merasa hidupnya lebih bermakna.

  Makna hidup adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang sehingga layak dijadikan tujuan dalam kehidupan. Makna hidup terdapat dalam kehidupan itu sendiri, dan dapat ditemukan dalam setiap keadaan, baik menyenangkan maupun tidak menyenangkan, dalam keadaan bahagia ataupun penderitaan, karena kehidupan manusia di dunia tidak selamanya dipenuhi dengan

  Menurut Frankl (Koeswara, 1992), selama manusia sadar ia dituntut bertanggungjawab merealisasikan nlai-nilai yang tidak saja ketika individu menghadapi penderitaan, tetapi juga ketika individu menghadapi maut yang menjemputnya. Frankl (2004) juga menyetakan bahwa kesakitan atau penderitaan dapat bertindak sebagai pemeliharaan keterjagaan. Pada taraf biologis, penderitaan berperan menjaga individu agar individu tetap sadar.

  Penderitaan berfungsi memelihara individu agar tidak terjatuh dalam sikap apatis atau menjalani kematian psikis (psychic rigor mortis). Karena itu, individu haruslah menjaga dirinya agar tidak menyerah, atau terlalu dini menerima suatu keadaan buruk sebagai takdir sehingga masih mampu mamaknai kehidupannya. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kebermaknaan hidup pasien kanker payudara.

B. Rumusan Masalah Penelitian

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang dirumuskan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

  1. Bagaimana gambaran penderitaan Tyas yang disebabkan oleh kanker payudara?

  2. Bagaimanakah tahap-tahap penemuan dan pemenuhan makna hidup oleh Tyas dalam penderitaannya?

  3. Sejauhmana proses perjuangan memaknai hidup yang dialami oleh Tyas

  C. Definisi Operasional

  Defenisi operasional variabel yang terdapat dalam fokus perumusan masalah di atas adalah sebagai berikut.

  1. Penderita kanker payudara adalah orang yang menderita, menanggung sesuatu yang tidak menyenangkan, sehubungan dengan penyakit yang diderita, dalam hal ini yaitu kanker payudara.

  2. Makna hidup adalah sesuatu yang berharga dan berarti, merasa bahagia dan adanya semangat hidup serta merasa berharga bagi diri sendiri dan orang lain.

  3. Yang menjadi subjek penelitian adalah Tyas (nama Samaran) yang sedang menjalani pemeriksaaan dan pengobatankanker payudara di rumah sakit Telogo Rejo Semarang.

  D. Tujuan Penenelitian

  Penelitian ini ditujukan untuk:

  1. Mengetahui gambaran penderitaan Tyas yang disebabkan oleh kanker payudara.

  2. Mengetahui tahap-tahap penemuan dan pemenuhan makna hidup Tyas dalam penderitaan.

  3. Memperoleh gambaran sejauh mana proses perjuangan Tyas penderita kanker payudara dalam memaknai hidupnya.

E. Kegunaan / Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan manfaat sebagai berikut.

  1. Manfaat Teoretik Secara teoretik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan pengetahuan bimbingan dan konseling, khusunya menyangkut perjuangan penderita kanker payudara memaknai hidupnya.

  2. Manfaat Praktis

  a. Bagi Kaum Perempuan 1) Hasil penelitan ini dapat memberikan masukan tentang pentingnya pemenuhan makna hidup bagi perempuan dengan memperhatikan segalah kebutuhan, baik kebutuhan fisik maupun psikologis. 2) Hasil penelitian ini menyadarkan bahwa memaknai hidup memiliki dampak yang positif bagi penderita kanker payudara, karena itu penelitian ini penting sebagai masukan agar kaum perempuan menyadari dan mengenali kesehatan organ tubuhnya dalam usaha mencegah dan mendeteksi secara dini adanya kanker pada payudara.

  b. Bagi Konselor Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan untuk bahan masukan dalam memahami kondisi psikologis para penderita kanker c. Bagi Penulis 1) Penelitian bermanfaat bagi penulis untuk mengenal dan memahami kondisi psikologis para penderita kanker payudara.

  2) Penelitian ini sangat bermanfaat sebagai bekal bagi penulis di masa mendatang dalam mendampingi kaum perempuan, baik yang belum atau yang sedang menderita kanker payudara maupun yang sudah mengalami kanker payudara.

  3) Penelitan bermanfaat untuk memperkaya keterampilan penulis dalam memberikan layanan konseling, dengan memasukkan unsur- unsur penemuan makna hidup pada konseli yang didampingi.

BAB II KAJIAN TEORI A. Teori Makna Hidup Teori yang digunakan sebagai dasar penelitian adalah teori makna

  hidup Viktor Frankl, yang berpendapat bahwa setiap manusia mendambakan kehidupan yang bermakna dan akan selalu mencarinya. Selain itu, peneliti juga menggunakan teori penemuan makna hidup Bastaman, yang berpendapat bahwa seseorang akan mengalami beberapa tahap sebelum menemukan dan memenuhi makna hidupnya yaitu tahap derita, tahap penerimaan diri, tahap penemuan makna hidup, tahap realisasi makna, dan tahap penghayatan hidup bermakna. Makna hidup dapat ditemukan dalam berbagai situasi baik, penderitaan, maupun kematian. Manusia memiliki kebebasan dalam menemukan makna hidup. Karena itu manusia dalam perjuangan hidupnya akan selalu mencari dan selalu memberi arti bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain.

1. Landasan Filosofis Logoterapi

  Logoterapi memiliki tiga konsep yang menjadi landasan filosofisnya, yaitu kebebasan berkeinginan (freedom of will), keinginan akan makna (the will to meaning), dan makna hidup (the meaning of life). Menurut Koeswara (1992), dapat dilihat pada 3 konsep dasar tentang a. Kebebasan Berkeinginan (Freedom of Will) Menurut Frankl (Koeswara, 1992) kebebasan yang termasuk kebebasan berkeinginan adalah ciri yang unik dari kebahagian dalam pengalaman manusia. Tetapi Frankl juga mengakui bahwa kebebasan manusia sebagai makluk yang terbatas merupakan kebebasan yang berada dalam batas-batas. Manusia tidak bebas dari kondisi-kondisi biologis, psikologis, dan sosiologis. Akan tetapi, manusia berkebebasan untuk mengambil sikap dalam menangani kondisi-kondisi tersebut sehingga mampu untuk memasuki dimensi baru. Menurut Frankl (Koeswara, 1992) manusia tidak hanya sanggup mengambil sikap terhadap dunia tetapi juga sanggup dan bebas mengambil sikap terhadap diri sendiri. Pendek kata dengan memasuki noologis atau dimensi spiritual. Manusia meninggalkan martabatnya sebagai makluk yang hidup tidak semata-mata dikuasai oleh ketentuan biologis dan psikologis, namun karena terletak kebebasan berkeinginan dari manusia.

  Satu hal yang mendorong manusia untuk mendapatkan kebebasan adalah nilai-nilai spiritual yang dimilikinya. Hal ini disebabkan dorongan spiritual manusia akan memiliki keyakinan atau landasan untuk mengambil sikap sesuai dengan yang diyakininya sebagai suatu kebenaran. Konsep keiginan akan makna hidup menjadi motivasi utama kepribadian manusia. Konsep ini menunjukan bahwa untuk memenuhi kenyataan hidupnya. Konsep ini menawarkan ketegangan antara kenyataan diri sekarang dengan makna-makna yang harus dipenuhi. Koeswara (1992) menyatakan bahwa konfrontasi pada makna hidup merupakan perwujudan dari kemauan dan kemampuan manusia dalam memikul beban ketidakberdayaan dan menerima keterbatasannya yang merupakan prasyarat menjadi pribadi yang sehat.

  Orang yang tidak mampu atau tidak berani berkonfrontasi dengan makna hidupnya adalah orang yang melarikan diri dari keterbatasanya.

  Menurut Frankl (Gatot, 2003) konsep mengenai makna hidup adalah hal-hal yang memberikan arti khusus bagi seseorang yang apabila terpenuhi akan memberikan perasaan berharga dan berarti. Makna itu sendiri merupakan bagian kenyataan yang dijumpai disetiap segi kehidupan dan bisa berubah-ubah dari satu situasi ke situasi lain.

  Dan makna tidak dapat diberikan oleh orang lain tetapi harus ditemukan oleh dirinya sendiri.

  b. Keinginan akan Makna (Will to Meaning) Konsep kebabasan berkeinginan yang dimaksudkan adalah kebebasan yang bertanggungjawab. Sudarto dan Wirawan (2001) menyatakan bahwa seseorang harus menerima tanggungjawab terhadap pilihannya atas realisasi nilai-nilai dan pemenuhan makna bagi keberadaan dirinya.

  Dalam pandangan Frankl, konfrontasi dengan makna adalah manifestasi dari kemauan dan kemampuan manusia memikul beban merupakan prasyarat bagi mental yang sehat, sementara penghindaran dari ketidaklengkapan dan penolakan atas keterbatasan diri merupakan ciri dari kepribadian yang neurotik, yaitu orang yang tidak sanggup menanggung tegangan hidup yang wajar, baik tegangan fisik, psikis maupun moral. Oleh karena itu menurut Frankl konfrontasi dengan makna adalah sesuatu yang sehat dan memperkuat individu (Koeswara, 1992: 56).

  Frankl (Schulz, 1991) sangat menentang pendirian-pendirian yang memberi ciri pada kondisi manusia sebagai yang ditentukan oleh insting-insting biologis atau konflik-konflik masa kanak-kanak atau sesuatu kekuatan dari luar. Individu tidak hanya tunduk pada kondisi- kondisi dari luar yang mempengaruhi, tetapi individu bebas untuk memilih reaksi terhadap kondisi-kondisi yang dialami. Individu tidak dapat bertahan terhadap kekuatan-kekuatan dari luar, karena kekuatan- kekuatan tersebut dapat mengubah keadaan. Akan tetapi individu bebas dan mampu mengambil sikap terhadap dunia dan terhadap dirinya sendiri. Hal ini memberi individu kebebasan terakhir untuk mengatasi keadaan derita.

  Frankl (2004) seperti telah disinggung di muka berpendapat bahwa ia bisa bertahan hidup di kamp konsentrasi yang kejam karena ia berorientasi kepada makna serta mampu menemukan makna dari kegiatannya menulis, mambantu sesama tawanan dan dari penderitaan yang dialaminya. Hal ini diyakini oleh Frankl bahwa ia mempunyai seseorang (Koeswara 1992: 58). Sama halnya juga pada saat seseorang didiagnosa terserang kanker payudara, ia tidak dapat menolak dan menghindar dari kenyataan tersebut. Tetapi hal ini bukan akhir dari segala-galanya. Apabila masih dapat berdiri untuk melakukan segala sesuatu sendiri, masih bisa beraktivitas seperti sebelum diketahui menderita penyakit kanker payudara. Penderita memang tidak dapat melawan kanker payudara tetapi tidak boleh menyerah dengan diagnosa tersebut. Kebebasan masih dimiliki untuk memberi arti pada kehidupan, meskipun sedang menderita kanker payudara.

  c. Makna Hidup (Meaning of Life) Makna hidup merupakan sesuatu yang dianggap penting, benar dan didambakan serta memberikan nilai khusus bagi seseorang. Apabila makna hidup berhasil ditemukan dan dipenuhi akan menyebabkan kehidupan ini dirasakan demikian berarti dan berharga. pada akhirnya akan menimbulkan penghayatan bahagia (happiness).

  Menurut Frankl (2004) makna melampaui intelektual manusia. Karena itu makna tidak bisa dicapai hanya dengan proses akal atau usaha intelektual. Untuk mencapai makna, individu harus menunjukan tindakan komitmen yang muncul dari pusat kepribadiannya. Ini tepatnya ketika individu merealisaikan nilai-nilai kreatif atau konkretnya dalam bentuk aktivitas kerja. Menurut Frankl (2004), yang penting dalam aktivitas kerja adalah bagaimana seseorang bekerja Dengan kata lain setiap bentuk pekerjaan mengantarkan individu kepada makna apabila pekerjaan itu merupakan usaha memberikan sesuatu kepada hidup (kehidupan diri dan sesama). Dalam menghadapi penyakit yang diderita, pasien kanker payudara tidak saja meratapi ketidakberdayaannya tapi juga dapat melakukan berbagai aktivitas sesuai dengan kemampuannya yang bisa berarti bagi dirinya dan orang lain.

  Selain nilai-nilai kreatif, individu bisa menemukan makna dalam merealisaikan nilai eksperiensial atau penghayatan yaitu nilai-nilai yang direalisasikamn dengan mengambil sikap sebaliknya dari relasi kreatif (memberikan sesuatu kepada hidup yakni sikap menerima (reseptif) dari atau menyerahkan hidup kepada dunia (kehidupan) tepatnya melalui keindahan, kebenaran dan sesama (Koeswara, 1992: 63).

  Menurut Frankl (2004) bahkan dalam keadaan kehilangan pun baik kehilangan kreativitas maupun kehilangan penerimaan, manusia masih tetap bisa menemukan makna. Ketika menderita, manusia tetap bisa merealisasikan nilai yang menghantarnya kepada makna. Kesakitan atau penderitaan juga bertindak sebagai pemelihara keterjagaan pada taraf biologis penderitaan berperan sebagai menjaga agar individu tetap sadar. Pada taraf psikospiritual, penderitaan itu memiliki fungsi yang sama, yakni memelihara individu agar tidak terjatuh dalam sikap apatis atau kematian psikis. Nyatanya menurut Frankl (Koeswara, 1992)

  Bagaimanapun, individu seharusnya menjaga dirinya agar tidak menyerah dan putus asa atau terlalu dini untuk menerima sesuatu keadaan buruk sebagai takdir (Koeswara, 1992: 67). Hanya bila keadaan sungguh-sungguh tidak dapat dirubah dan tidak ada peluang lagi bagi individu untuk merealisasikan nilai kreatif maka individu secara iklas dan tawakal menyerahkan dirinya pada suatu keadaan yang tidak bisa dihindari (Koeswara, 1992: 67).

  Adanya nilai bersikap maka hidup atau keberadaan manusia tidak akan pernah secara intrinsik tak bermakna sampai nafasnya yang terakhir. Selama manusia masih sadar dia dituntut bertanggungjawab untuk merealisaikan nilai-nilai bahkan nila-nilai bersikap. Menurut Frankl (Koeswara, 1992), nilai bersikap tidak hanya ketika individu menghadapi penderitaan tetapi juga ketika individu menghadapi kematian yang menjemputnya.

2. Penderitaan: Kehilangan Makna

  Penderitaan tampaknya merupakan bagian integral dari kehidupan manusia, karena eksistensi manusia senantiasa berkisar antara senang dan susah, tawa dan airmata, derita dan bahagia (Bastaman, 1996: 118). Dengan demikian, setiap orang dalam hidupnya pasti pernah mengalami penderitaan dan pada suatu saat pun akan mengalaminya. Menurut Frankl (Koeswara 1992) masalah yang sangat menonjol pada masyarakat modern

  Penghayatan hidup tak bermakna ini menurut Frankl bersumber dari insting / naluri yang hampir tidak berfungsi lagi serta memudarnya nilai-nilai tradisi pada orang- orang moderen. Sebagimana yang dikatakan oleh Frankl (Zohar dan Marshal, 2002) pencarian kita akan makna hidup merupakan motivasi penting dalam hidup kita, apabila kebutuhan makna itu tidak terpenuhi, hidup menjadi terasa dangkal dan hampa. Kegagalan dalam mencari makna itulah yang disebut penderitaan. Suatu krisis yang mendasar yang banyak diderita oleh orang zaman sekarang.

  Menurut Bastaman (1996) ada beberapa unsur dalam penderitaan, yakni: a. Perasaan yang tidak menyenangkan. Unsur emosi ini tidak terpisahkan dari penderitaan dan dihayati secara unik oleh masing-masing penderita dengan intensitas yang berbeda-beda.

  b. Reaksi atas penderitaan yang dialami. Bahwa reaksi seseorang terhadap penderitaan sifatnya individual dan unik serta terungkap dalam berbagai perilaku “berontak” dan “menerima”. Adapun reaksi tersebut adalah: pertama, orang yang menolak penderitaan. Mereka seakan-akan mempertanyakan mengapa nasib buruk menimpa mereka dan tidak terjadi pada orang lain reaksi tidak menerima ini terungkap dalam bentuk marah, megasihani diri sendiri, apatis dan mencari-cari kesalahan pada orang lain. Kedua, reaksi menerima dengan penuh kesabaran penderitaan yang sedang dialami. Ketiga, kesediaan untuk mengambil alih dan mengalami sendiri penderitaan yang menimpa c. Penderitaan itu tidak hanya dirasakan oleh penderita tetapi apa yang menimpa penderita menimpa orang-orang yang dikasihi akan dirasakan pula sebagai penderitaan oleh orang yang dicintainya. Seperti halnya yang dialami oleh penderita kanker payudara penderitan yang dialami juga menjadi penderitaan yang dialami oleh seluruh keluarganya.

  d. Kesulitan-kesulitan yang menimbulkan penderitaan seperti penyakit badani, ganguan dan penyakit jiwa, keterpisahan (cerai, lari, mati, terkucil menyendiri). Frankl menyebutnya hal-hal yang menimbulkan penderitaan itu sebagai tiga ragam penderitaan yang sering ditemukan manusia dalam kehidupan manusia, yaitu sakit, salah dan kematian.

  Sakit secara komprehensip dirumuskan sebagai “suatu keadaan mental atau fisik yang kurang baik atau kegelisaan mental dan fisik.

  Brandon (Bastaman, 1996), mengatakan bahwa sakit merupakan“a

  warning system ” pada dimensi biologis, yakni rasa sakit menunjukan tanda

  adanya gangguan tertentu pada tubuh. Sebaliknya ketidakmampuan mengalami rasa sakit justru merupakan gejala sakit dan bukan gejala sehat, dan hal itu tidak hanya berlaku pada dimensi biologis tetapi juga berlaku pada dimensi kejiwaan.

3. Sumber-Sumber Makna Hidup

  Sumber-sumber makna hidup dapat ditemukan dalam tiga nilai hidup yakni: a. Pendalaman nilai-nilai kreatif, yakni memberikan sesuatu yang membantu orang untuk lebih mencintai dan menekuni pekerjaan yang dihadapi atau melakukannya dengan penuh kesungguhan.Contoh :merakai bunga dari cangkang telur ayam. Mengumpulkan bahan – bahan yang akan di gunakan ketika merangkai termasuk cangkang telur ayam. Kemudian merangkai satu persatu dalam suatu vas hingga rankain itu selesai di rangkai menjadi suatu rangkain yang indah. Atau contoh lain adalah membuat menuh dalam varasi yang bermacam – macam tapi dari bahan yang sama.

  b. Pendalaman nilai-nilai penghayatan, yakni suatu nilai yang mengambil sesuatu yang berharga dari lingkungan luar untuk mendalaminya melalui jalan keindahan, kebenaran, kebajikan, keimanan, cinta kasih, bila dilaksanakan akan memberikan rasa bahgia, kepuasan, ketentraman serta merasa bermakna. Contoh : ketika subjek penelitian menderita sakit, orang- orang terdekat seperti suami, anak – anak dan ibunya sangat memperhatikan dan menyayangi subjek ehingga subjek sungguh mengalami kebahagiaan.

  c. Pendalaman nilai-nilai bersikap, dengan penghayatan nilai-nilai ini memberi kesempatan kepada seseorang untuk mengambil sikap yang tepat terhadap kondisi dan peristiwa tragis yang telah terjadi dan tidak dapat dihindari lagi, yang dapat diubah adalah sikap bukan peristiwa tragisnya. Dengan mengambil sikap yang tepat, maka beban pengalaman tragis dapat memberikan pelajaran berharga dan menimbulkan makna tertentu atau hikmah. Contoh: ketika subjek

B. Kanker 1. Pandangan Umum Tentang Kanker/ Neoplasma Ganas

  Neoplasma ganas adalah pertumbuhan sel yang tidak normal dari suatu bagian tubuh yang tidak dapat dikendalikan oleh tubuh itu sendiri.

  Neoplasma atau tumor ganas dapat dibedakan menjadi dua yaitu neoplasama jinak dan neoplasma ganas (Purwoastuti, 2008: 8) a. Neoplasma jinak dengan ciri-ciri: tumbuh lambat dan terbatas, tidak berakar sehingga mudah digerakan, biasanya tidak atau jarang menimbulkan kematian.

  b. Neoplasama ganas dengan ciri- ciri: tumbuh cepat, berakar sehingga sulit digerakkan, bila terlambat diketahui dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh, sering menimbulkan kematian terutama bila terlambat diketemukan atau diobati.

2. Proses Terjadinya Kanker

  Salah satu faktor terbentuknya kanker adalah karena ada sel epitel yang terus berkembang (berproliperasi). Saat berproliperasi, genetik sel bisa berubah akibat adanya pengaruh agen karsinogen yang menyebabkan hilangnya penekanan (supresi) terhadap proses proliferasi sel. Perubahan sel menjadi ganas juga melibatkan gen-gen yang mengatur pertumbuhan sel. Akibatnya sel berkembang tidak terkendali. Dalimartha (2007) menguraikan perkembangan sel normal menjadi sel kanker melalui tiga tahap, yaitu tahap inisiasi, promosi dan progresif yang dijelaskan sebagai a. Tahap 1 (tahap inisiasi) Pada tahap ini terjadi perubahan genetik yang menetap akibat rangsangan bahan atau agen inisiator yang menimbulkan proses inisiasi. Perubahan yang terjadi adalah irreversible.

  b. Tahap 2 (tahap promosi) Dalam tahap ini terjadi perubahan ke arah pra kanker akibat bahan-bahan prometer. Perubahan yang terjadi akibat pengaruh prometer yang berulang-ulang dan dalam jangka waktu yang lama. Tahap ini reversible, artinya resiko timbulnya kanker akan hilang bila prometernya di hilangkan.

  c. Tahap 3 (tahap progresif) Telah terjadi pertumbuhan kanker, sudah meluas (invasive) dan beranak sebar ke tempat yang jauh (metastesas).

3. Pengertian Kanker Atau Neoplasma Ganas

  Kanker adalah penyakit pertumbuhan sel karena di dalam organ tubuh timbul dan berkembang biak sel-sel baru yang tumbuh abnormal, cepat, dan tidak terkendali dengan bentuk, sifat dan gerakan yang berbeda dari sel asalnya. Sel kanker akan terus membelah diri karena lepas dari pengendalian pertumbuhan dan tidak lagi mengindahkan hukum-hukum pembiakan. Bila pertumbuhan ini tidak cepat dikendalikan maka sel kanker akan berkembang menjadi besar. Selanjutnya sel kanker akan menyusup (invasive) ke jaringan sekitarnya, lalu membuat anak sebar pembuluh getah bening. Dalimartha (2007) menyatakan bahwa di tempat yang baru anak sebar akan tumbuh menjadi kanker baru yang mempunyai sifat yang sama dengan kanker induknya, sampai akhirnya menyebabkan kematian penderitanya.

  4. Epidemologi Kanker di Indonesia

  Di Indonesia, kanker merupakan penyebab kematian nomor 6, dan diperkirakan terdapat 100 penderita kanker baru untuk setiap 100.000 penduduk per tahunnya (Depkes, 2003). Dengan demikian, masalah penyakit kanker mengalami lonjakan yang luar biasa. Dalam jangkah waktu 10 tahun terlihat bahwa peringkat kanker sebagai penyebab kematian naik dari peringkat 12 menjadi 6. Setiap tahunnya diperkirakan terdapat 190.000 penderita baru dan seperlimanya akan meninggal akibat penyakit kanker. Namun angka kematian ini bisa 3-35 % asalkan dilakukan tindakan deteksi dini. Di Indonesia diperkirakan 20.000 kasus kanker servix setiap tahun di Rumah Sakit Dharmais pada tahun 1993 / 1994 ada 710 kasus baru (Diananda, 2007: 20).

  5. Faktor Penyebab Kanker

  Telah diketahui bahwa faktor genetik dan lingkungan dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker. Menurut Diananda (2007: 22), faktor-faktor yang dapat meningkatkan resiko tersebut adalah:

  a. Riwayat Keluarga Riwayat keluarga merupakan salah satu faktor yang paling

  Misalkan resiko perempuan untuk menderita kanker payudara meningkat 1,5 - 3 kali jika ibunya atau saudara perempuannya menderita kanker payudara. Beberapa kanker payudara berhubungan dengan suatu mutasi genetik yang khas, yang lebih sering ditemukan pada beberapa kelompok etnik dan kelurga. Perempuan dengan mutasi gen ini memiliki peluang sebesar 80 - 90 % untuk menderita kanker payudara dan 40 - 50 % untuk menderita kanker indung telur.

  b. Usia Semakin tua seseorang, maka semakin meningkat resiko terjadinya kanker. Umumnya kanker mulai muncul pada usia 65 tahun.

  Namun tidak tertutup kemungkinan terjadi pada anak dan remaja.

  c. Faktor Lingkungan Salah satu faktor lingkungan yang dapat menyebabkan resiko kanker adalah merokok. Merokok dapat meningkatkan resiko kanker paru-paru, mulut, pita suara dan kandung kemih. Selain itu, faktor lingkungan lain seperti pemaparan yang berlebihan dari sinar matahari, dapat menyebabkan kanker kulit. Radiasi ionisasi yang digunakan dalam sinar X dihasilkan dari pembangkit listrik dan tenaga nuklir dan ledakan bom atom. Pemaparan uranium pada pekerja tambang juga meningkatkan resiko terjadinya kanker paru-paru.

  d. Makanan Misalnya makan makanan yang banyak mengandung makanan resiko kanker lambung. Peminum alkohol juga memiliki resiko yang lebih tinggi terhadap terjadinya kanker kerongkongan.