GAMBARAN POLA MAKAN, ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DAN SERAT, GAYA HIDUP TERHADAP STATUS GIZI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RUMAH SINGGAH CISC

  

GAMBARAN POLA MAKAN, ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DAN SERAT, GAYA

HIDUP TERHADAP STATUS GIZI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RUMAH

SINGGAH CISC

  Diah Apriyani 1 , Widi Dwi Asiarini 2 1,2 Program Studi D3 Gizi Fakultas Kesehatan Universitas MH. Thamrin

  Alamat korespondensi: Prodi D3 Gizi Fakultas Kesehatan Universitas MH. Thamrin, Jln. Raya Pondok Gede No. 23 – 25 Kramat Jati Jakarta Timur 13550. Telp: 082377112122, email: diahapriyani244@gmail.com

  

ABSTRAK

  Kanker payudara merupakan penyebab utama kematian wanita di Indonesia karena kanker. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran pola makan, asupan zat gizi makro dan serat, gaya hidup terhadap status gizi pasien dengan penyakit kanker payudara pada wanita di rumah singgah kanker CISC Tahun 2015. Penelitian deskriptif ini dilakukan metode cross sectional di rumah singgah kanker CISC Slipi, Jakarta Barat pada bulan April sampai Juni 2015. Sampel sebanyak 9 responden. Hasil analisa menunjukkan bahwa (1) (77,8%) responden berumur 40

  • – 49 tahun dan (2) menarch e usia ≤ 12 tahun, (3) sebanyak (55,6%) dengan tingkat pendidikan SMA dan (44,4%) berpengetahuan baik, (4) sebanyak (88,9%) responden adalah Ibu Rumah Tangga, (5) responden dengan status gizi normal (55,6%) memiliki pola makan baik, asupan energi sedang (33,3%), protein kurang (55,6%), lemak lebih (22,2%), karbohidrat sedang (44,4%), serat kurang (55,6%), gaya hidup sedang (33,3%) tidak merokok dan minum alkohol (100%), kurang olahraga (44,4%). Kata Kunci : Kanker Payudara, Asupan Zat Gizi Makro, Status Gizi

  Kanker payudara merupakan salah satu penyebab utama kematian wanita karena kanker. Berdasarkan data Globocan tahun 2012, diketahui bahwa kanker payudara merupakan penyakit kanker dengan persentase kasus baru tertinggi, yaitu sebesar 43,3%, dan persentase kematian akibat kanker payudara sebesar 12,9% (Kemenkes RI, 2015).

  PENDAHULUAN

  Rumah Singgah Kanker CISC (Cancer

  Information and Support Center) Slipi, Jakarta Barat

  yang merupakan tempat tinggal pasien kanker dari luar daerah yang sedang melakukan kemoterapi dan radiasi di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Karena sampai saat ini belum semua daerah di Indonesia memiliki fasilitas layanan terapi kanker sehingga, banyak pasien dari luar Jabodetabek yang harus melakukan pengobatan di Jakarta. Sebagian besar pasien kanker melakukan terapi pembedahan, kemoterapi dan radiasi. Untuk pasien yang harus melakukan radiasi harus setiap hari selama paling sedikit 20 hari bahkan ada yang sampai 40 hari. Terutama untuk pasien yang rumahnya jauh dari rumah sakit yang memiliki alat untuk radiasi. Rumah sakit pastinya tidak menyediakan kamar rawat inap untuk pasien radiasi, karena proses radiasi itu sendiri hanya perlu waktu 5 menit. Sehingga para pasien Kanker tersebut memilih untuk tinggal di rumah singgah kanker

  CISC Slipi, karena letaknya berdekatan dengan Rumah Sakit Kanker Dharmais.

  Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa tertarik dengan bagaimana gambaran pola makan, asupan zat gizi makro dan serat, gaya hidup terhadap status gizi pasien dengan penyakit kanker payudara pada wanita di Rumah Singgah Kanker CISC Slipi, Jakarta Barat tahun 2015. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui gambaran pola makan, asupan energi dan zat gizi makro dan serat, gaya hidup terhadap status gizi pasien dengan penyakit kanker payudara pada wanita di Rumah Singgah Kanker CISC Slipi, Jakarta Barat.

  METODE

  Penelitian ini bersifat deskriptif yang dilakukan menggunakan desain studi Cross Sectional. Dengan jumlah sampel sebanyak 9 responden yang merupakan pasien kanker payudara di rumah singgah kanker CISC, Jakarta Barat pada bulan Januari sampai Juni 2015. Sebagai variabel independen adalah karakteristik responden (usia, usia menarche, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan), pola makan, asupan zat gizi makro (energi, protein, lemak, karbohidrat) dan serat, gaya hidup (kebiasaan minum alkohol, merokok dan kurang olahraga). Sedangkan variabel dependen adalah status gizi pasien kanker payudara. Penggumpulan data dilakukan dengan instrumen kuesioner dan wawancara secara langsung dengan responden.

  Lebih dari 30% dari kematian akibat kanker disebabkan oleh lima faktor risiko perilaku dan pola makan, yaitu : indeks massa tubuh tinggi, kurang konsumsi buah dan sayur, kurang aktivitas fisik, penggunaan rokok dan konsumsi alkohol berlebihan (Kemenkes RI, 2015). Pola makan yang kurang baik seperti terlalu sering mengkonsumsi makanan cepat saji yang mengandung lemak jenuh, pengawet, pewarna dan pemanis buatan dapat meningkatkan resiko kanker payudara.

a) Karakteristik Responden

  Status Gizi (IMT) Jumlah (n) Presentase (%) Kurus tingkat ringan (17,0 – 18,5 kg/m 2 ) 1 11,1

  Kurang ( < 75%) b.

  Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa lebih dari separuhnya yaitu 55,6% responden memiliki status gizi normal. Hasil penelitian ini sejalan dengan (Oktaviana et

  al, 2012) yang menyatakan separuh dari responden memiliki status gizi normal sebanyak 40 orang (50%).

  Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa sebanyak 77,8% responden memiliki gaya hidup sedang yaitu tidak minum alkohol dan tidak merokok (100%) namun memiliki kebiasaan olahraga yang kurang.

  Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Pola Makan dan Asupan Zat Gizi Makro dan Serat

  Kategori Frekuensi (n) Persentase (%) Pola Makan :  Baik (3 kali/hari 3-5 jenis bahan makanan) 9 100

  Asupan Energi : a.

  Kurang ( < 75%) b.

  Sedang (75-89%) c. Baik (90-109%)

  2

  6

  1 22,2 66,7 11,1

  Asupan Protein :

  Asupan Lemak : a.

  Lebih ( > 110%)

  Sedang (75-89%) c. Baik (90-109%) d.

  Hampir separuhnya responden memiliki tingkat pendidikan SMA (44,4%), hasil ini sesuai dengan (Iriana dkk, 2012) yang menyatakan bahwa penderita kanker payudara terbanyak adalah tamatan SMA (47,1%) dan (Hairi, 2013) yang menyebutkan mayoritas pasien penderita kanker payudara adalah lulusan SMA/sederajat yaitu 16 responden (41%). Sebanyak 44,4% responden memiliki tingkat pengetahuan baik, hal ini berlawanan dengan (Setiawan, 2012) yang menyebutkan sebanyak 32 orang (64%) responden mempunyai pengetahuan yang kurang mengenai penyakit kanker payudara. Hampir seluruhnya yaitu sebanyak 88,9 % responden merupakan ibu rumah tangga (IRT) dan sejalan dengan (Iriana, 2012) yang melaporkan bahwa kejadian kanker payudara lebih banyak terjadi pada ibu rumah tangga (53,8%).

  1

  3

  1

  4 11,1 33,3 11,1 44,4

  Asupan Karbohidrat : a.

  Sedang (75-89%) b.

  Baik (90-109%) c. Lebih ( > 110%)

  4

  4

  1 44,4 44,4 11,1

  Asupan Serat :

  c) Status Gizi Responden

  Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi

  Berdasarkan tabel 2 di dapat hasil seluruh responden memiliki pola makan yang baik sebelum terkena kanker payudara, dengan asupan energi sedang (66,7%), hasil ini tidak sesuai dengan hasil penelitian (Sugita, 2012) dan (Hairi, 2013) yang menyatakan hampir seluruhnya (90%) dan (93%) penderita kanker payudara memiliki asupan energi kurang. Asupan lemak lebih (44,4%), asupan karbohidrat baik (44,4%) dan asupan protein serta serat yang kurang (100%).

  %). Usia menarche ≤ 12 tahun (55,6%), hasil ini sesuai dengan teori mengenai usia menarche sebagai faktor risiko kanker payudara (Rasdjidi,2010) dan (Riyanti, 2012) yang menyatakan bahwa usia menarche responden terbanyak yaitu > 12 tahun sebanyak 67 orang (33,5%).

  Normal (18,5

  SD b. SMP c. SMA d.

  HASIL PENELITIAN Analisa Univariat

  Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden

  Karakteristik Jumlah (n) Presentase (%) Umur : a.

  30-39 tahun b.

  40-49 tahun c. 50-59 tahun

  1

  7

  1 11,1 77,8 11,1

  Usia Menarche : a.

  ≤ 12 tahun b.

  > 12 tahun

  5

  4 55,6 44,4

  Tingkat Pendidikan : a.

  PT

  1

  2

  4

  2 11,1 22,2 44,4 22,2

  Tingkat Pengetahuan a.

  Sedang (nilai 60-80) b. Baik (nilai >80)

  5

  4 55,6 44,4

  Pekerjaan : a.

  Pegawai Negeri b.

  IRT

  1

  8 11,1 88,9

  Berdasarkan tabel 1 diatas, didapat hasil dari 9 responden sebanyak 7 responden (77,8%) berumur 40 – 49 tahun dan sejalan dengan (Iriana et al 2012) distribusi kelompok umur responden kanker payudara terbanyak ditemukan pada kelompok umur 40-49 tahun sebanyak 20 orang (55,6

  • Kurang ( < 75%) 9 100

  • Kurang ( < 75%) 9 100

b) Pola Makan dan Asupan Zat Gizi Makro dan Serat Responden

  • – 25,0 kg/m
  • 2 ) 5 55,6 Gemuk tingkat ringan
  • –27,0 kg/m
  • 2 ) 3 33,3 Total 9 100,0

      Data pola makan reponden diperoleh dari kuesioner FFQ, sedangkan hasil asupan zat gizi makanan diperoleh dari metode food recall yang kemudian dikategorikan dengan kategori lebih jika menunjukan hasil kurang (<75%), sedang (75-89%), baik (90-109%) dan lebih (>110%) (Waspadji, 2010).

      1 11,1 1 11,1 Total 1 11,1 5 55,6 3 33,3 9 100 Serat Kurang (<75%) 1 1,1 5 55,6 3 33,3 9 100 Total 1 11,1 5 55,6 3 33,3 9 100

      (17,0-18,5 kg/m 2

    )

    Normal (18,5-25,0 kg/m 2 ) Gemuk

      Ringan (25,1-27,0 kg/m 2 ) n % n % n % n % Baik (3 kali/ hari 3-5 jenis bahan makanan)

      1 11,1 5 55,6 3 33,3 9 100 Total 1 11,1 5 55,6 3 33,3 9 100

      b) Asupan Zat Gizi Makro dan Serat Terhadap Status Gizi Pasien Kanker Payudara

      Tabel 6. Tabulasi Silang Antara Asupan Zat Gizi Makro dan Serat Terhadap Status Gizi Pasien Kanker Payudara

      Tingkat Asupan Zat Gizi Makro Status Gizi Pasien Kanker Payudara

      Total Kurus Tingkat Ringan

      Tingkat Ringan (25,1-27,0 kg/m 2 ) n % n % n % n %

      Tabel 5. Tabulasi Silang Antara Pola Makan Terhadap Status Gizi Pasien Kanker Payudara

      Energi Kurang(<75%) 2 22,2 2 22,2 Sedang (75-89%) 1 11,1 3 33,3 2 22,2 6 66,7 Baik(90-109%)

      1 11,1 1 11,1 Total 1 11,1 5 55,6 3 33,3 9 100 Protein Kurang (<75%) 1 11,1 5 55,6 3 33,3 9 100 Total 1 11,1 5 55,6 3 33,3 9 100 Lemak Kurang (<75%)

      1 11,1 1 11,1 Sedang (75-89%) 1 11,1 2 22,2 3 33,3 Baik (90-109%)

      1 11,1 1 11,1 Lebih (>110%) 2 22,2 2 22,2 4 44,4 Total

      1 11,1 5 55,6 3 33,3 9 100 Karbohi drat Sedang (75-89%)

      4 44,4 4 44,4 Baik (90-109%) 1 11,1 1 11,1 2 22,2 4 44,4 Lebih (>110%)

      Pola Makan Status Gizi Pasien Kanker Payudara Total Kurus Tingkat Ringan (17,0-18,5 kg/m 2 ) Normal (18,5-25,0 kg/m 2

    )

    Gemuk Tingkat

      Berdasarkan Tabel 5 di atas, menunjukan bahwa dari 5 orang (55,6%) responden dengan status gizi normal yang memiliki tingkat asupan energi dan karbohidrat dengan kategori sedang yaitu sebanyak 3 orang (33,3%), untuk asupan protein dan serat seluruh responden dengan status gizi normal berada dalam kategori kurang. Sebanyak 44,4% responden dengan status gizi normal memiliki asupan energi yang sedang dan 22,2% asupan lemak sedang dan lebih.

      Kebiasaan Minum Alkohol :

      d) Gaya Hidup Responden

      Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Gaya Hidup Responden

      Kategori Jumlah (n) Presentase (%) Gaya Hidup : a.

      Sedang b. Baik

      7

      2 77,8 22,2

    • Tidak Minum 9 100

      Kebiasaan Merokok :

      Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa pola makan baik terhadap status gizi pasien dengan penyakit kanker payudara lebih dari separuhnya berada dalam kategori gizi normal yaitu sebanyak 5 orang (55,6%).

      Kebiasaan Olahraga : a.

      Rutin b. Kurang

      2

      7 22,2 77,8

      Analisa Bivariat

      a) Pola Makan Terhadap Status Gizi Pasien Kanker Payudara

    • Tidak Merokok 9 100

    c) Gaya Hidup Terhadap Status Gizi Responden

      Tabel 12. Tabulasi Silang Antara Gaya Hidup Terhadap Status Gizi Pasien Kanker Payudara

      Gaya Hidup

    Status Gizi Pasien Kanker Payudara

    Total

      Kurus Tingkat Ringan (17,0-18,5 kg/m 2 ) Normal (18,5-

      25,0 kg/m

    2

    )

    Gemuk Tingkat Ringan (25,1-27,0 kg/m 2 ) n % n % n % n %

      Sedang 1 11,1 3 33,3 3 33,3 7 77,8 Baik 2 22,2 2 22,2 Total

      1 11,1 5 55,6 3 33,3 9 100

      Sebanyak 33,3% responden memiliki gaya hidup sedang. Kategori responden dengan gaya hidup yang sedang yaitu tidak merokok, tidak minum alkohol serta tidak pernah olahraga.

      PEMBAHASAN

      Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik dan lebih. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi. Status gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah berlebihan, sehingga menimbulkan efek toksik atau membahayakan (Supariasa, 2002). Asupan gizi dipengaruhi oleh asupan makan dan penyerapan gizi dalam tubuh, sedangkan kebutuhan gizi dipengaruhi oleh pertumbuhan tubuh, pemeliharaan tubuh, stress psikologis, dan penyakit infeksi maupun bukan infeksi (Almatsier, 2002). Asupan zat gizi yang optimal dapat memberikan manfaat seperti meningkatkan fungsi imun, memperbaiki sel massa tubuh, membangun jaringan tubuh, mengurangi resiko infeksi, memperbaiki kekuatan dan meningkatkan energi serta memperbaiki kualitas hidup bagi pasien kanker (Magee,2000).

      Intake lemak yang berlebih didapat dari kebiasaan responden sering mengkonsumsi telur ayam sebagai lauk hewani dan pengolahan makanan yang digoreng. Telur ayam yang disukai responden karena harganya relatif terjangkau dan dapat diolah dengan cara praktis (biasanya di dadar dan di ceplok), ternyata menyumbang 254,4 mg kolesterol atau 84,5% kecukupan kolesterol harian. Sedangkan kecukupan kolesterol dalam sehari yaitu 300 mg. Rata

    • –rata asupan lemak dalam sehari sebanyak ± 30 – 44 gram/ hari atau 20% dari total kebutuhan energi responden. Namun ada 2 responden yang memiliki asupan lemak > 25% total energi dalam sehari. Jenis lemak yang sering dikonsumsi responden yaitu asam lemak jenuh (saturated acid) sebanyak 24,21 gr dalam sehari serta 183 gr rata – rata asupan kolesterol dalam sehari.
    • – sel kanker. Hormon esterogen berperan sekitar 75% dari semua penyebab kanker payudara, dan 27-
    • – sel kanker pada tubuh manusia. Hal ini dikarenakan oleh asupan karbohidrat yang tinggi dapat meningkatkan kadar glutamin dan glukosa dalam darah. Selain itu konsumsi makanan tinggi karbohidrat secara langsung menghasilkan kadar hormon insulin dan insulin-like
    • – rata asupan karbohidrat ± 243 gram dalam sehari atau 50 – 60% dari kebutuhan total energi responden.
    • – rata asupan protein responden pada penelitian ini adalah 48,5 gram/hari atau 0,1 gr/hari (10%). Jumlah ini sangat kurang bila dibandingkan dengan kebutuhan protein responden dalam 1 hari yaitu sebesar 1,5 gr/hari. Asupan protein responden berasal dari protein nabati sebanyak 27,16 gr dan 21,5 gr berasal dari protein hewani.
    • – sayuran juga buah – buahan dalam sehari. Kebiasaan makan pasien di rumah singgah yang hanya seadanya, mereka
    • – rata asupan serat dalam sehari adalah 6 gram dalam sehari (24%) dibandingkan kebutuhan serat responden dalam sehari.

      Kurangnya asupan protein disebabkan intake protein dalam makanan yang dikonsumsi responden dalam sehari kurang. Beberapa pasien di rumah singgah kanker CISC memiliki kebiasaan makan lauk satu jenis saja, apabila sudah mengkonsumsi lauk hewani maka tidak dilengkapi dengan lauk nabati. Berdasarkan hasil

      Dari hasil wawancara recall 24 jam selama 2 hari berselang, diketahui bahwa asupan energi responden yang sedang disebabkan adanya rasa mual, ingin muntah saat makan, mulut kering, lidah terasa pahit dan kadang tenggorokan sakit karena pada 2 hari sebelumnya pasien mendapat terapi dari Rumah Sakit Kanker Dharmais berupa kemoterapi dan sinar. Beberapa keluhan responden tersebut mengakibatkan berkurangnya nafsu makan responden sehingga asupan energi responden juga rendah. Rata – rata asupan energi responden yaitu ± 1400 kkal/hari atau 30 kkal/kg BBI. Pada 2 orang responden dengan tingkat asupan energi yang kurang (< 75%) memiliki rata – rata asupan energi sebesar 1300 kkal/ hari atau ± 22 kkal/kg BBI.

      Asupan lemak yang tinggi dapat menyebabkan tingginya pula asupan kolesterol responden. Hasil metabolisme kolesterol yaitu 27HC, yang meniru hormon estrogen secara independen mendorong pertumbuhan sel

      hydroxycholesterol atau 27HC memiliki efek yang sama

      dengan hormon esterogen (Nelson et al,2013). Menurut

      Canadian Cancer Registries Epidemiologi Research Group asupan kolesterol berlebih positif dapat

      meningkatkan risiko terkena kanker kolon, rektum, pankreas, ginjal, prostat dan payudara (Hu J,et al, 2012).

      Asupan karbohidrat juga dapat mempengaruhi sel

      growth factor (IGF)-1 yang tinggi dan dapat merangsang

      pertambahan dan pertumbuhan sel tumor dan kanker (M Lojous et al, 2008). Rata

      Penyebab kurangnya asupan serat pada responden adalah kurangnya porsi konsumsi sayur

      recall 24 jam diketahui bahwa rata

    • – zat yang bersifat karsiogen dan lemak, kemudian membawanya keluar dari tubuh melalui feses atau proses defekasi (Santoso, 2009).

      Gramedia Pustaka Utama. Cheryl L et al. 2012. Nutrition and Physical Actifity

      index, Glikemic Load and Risk of Postmenopousal Breast Cancer in a Prospective Study of French Women . American Journal Clinical Nutrition.

      Universitas Padjajaran Bandung. M Lojous et al. 2008. Carbohydrate Intake, Glykemic

      Kanker Payudara Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Sumedang . Jurnal Fakultas Ilmu Keperawatan

      Jakarta. Bhuana Ilmu Populer. Manik, dkk. 2012. Riwayat Gaya Hidup Penderita

      Stikes Nani Hasanuddin Makassar. (KEMENKESRI). 2015. Pusat Data Dan Informasi. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Magee, Elaine. 2000. Cegah Dini Kanker Payudara.

      Iriana, dkk. 2012. Analisis Faktor

      Oxford University Press on Behalf of The European Society For Medical Onkologi. Indrati, Rini. 2005. Faktor

      IPB. Bogor. Hu J,et al. 2012. Dietary Colesterol Intake and Cancer.

      Hairi, S, 2013. Faktor

      Guidelenes For Cancer Survivors. American Cancer Society. USA.

      Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. Almatsier, S. 2002. Prinsip Ilmu Gizi Dasar. Jakarta.

      DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S, Dkk. 2013. Penuntun Diet Edisi Baru.

      5. Sebanyak (55,6%) responden dengan status gizi normal memiliki pola makan baik, dengan asupan energi sedang (33,3%), protein kurang (55,6%), lemak lebih (22,2%), karbohidrat sedang (44,4%), serat kurang (55,6%), serta gaya hidup sedang (33,3%) yaitu tidak merokok dan minum alkohol (100%) dan (44,4%) tidak pernah olahraga.

      4. Setelah responden menderita penyakit kanker payudara dan mendapat terapi dari Rumah Sakit berupa kemoterapi dan sinar lebih dari separuhnya (66,7%) memiliki asupan energi sedang, asupan lemak yang hampir separuhnya lebih (44,4%), sebanyak 44,4% memiliki asupan karbohidrat baik serta 100% memiliki asupan serat dan protein yang kurang.

    • – 50% (Gloria et al, 2011 dalam Manik dkk, 2012). Menurut (Rasdjidi, 2010) olahraga yang dilakukan secara rutin dapat mengurangi kadar beberapa hormon diantaranya hormon esterogen, testosteron dalam tubuh manusia. Jika kadar hormon tersebut semakin tinggi maka seseorang akan rentan terkena kanker.

      2. Hampir separuhnya (44,4%) responden adalah lulusan SMA dan memiliki tingkat pengetahuan yang baik.

      Sebagian besar (77,8%) responden berumur 40 – 49 tahun dan mengalami menarche pada usia ≤ 12 tahun (55,6%), serta (88,9%) merupakan ibu rumah tangga

      KESIMPULAN 1.

      Pada saat penelitian ditemukan hanya 2 responden (22,2%) memiliki status gizi normal dan gaya hidup yang baik. Kedua responden ini memiliki kebiasaan untuk menjaga gaya hidup mereka yang meliputi tidak merokok, tidak minum alkohol, olahraga teratur serta pola makan (diet) yang baik. Kedua responden ini memiliki riwayat tumor payudara jinak dan riwayat keturunan menderita kanker payudara dan telah berada usia diatas 40 tahun sehingga kemungkinan mereka terkena kanker payudara dikarenakan faktor risiko tersebut.

      Gaya hidup sehat meliputi kebiasaan tidur, makan, pengendalian berat badan, tidak merokok dan alkohol, olahraga teratur dan terampil mengelola stres yang dialami (Lisnawati, 2001 dalam Puspita, 2009). Seluruh responden penderita kanker payudara yang diteliti memiliki gaya hidup sedang, tidak merokok, tidak minum alkohol serta jarang olahraga. Menurut NBOCC tahun 2009, hubungan antara kebiasaan merokok dan kanker payudara dilihat dari faktor lamanya merokok dan intensitas merokok. Wanita yang merokok akan memiliki tingkat metabolisme esterogen lebih tinggi dibandingkan wanita yang tidak merokok (Indrati, 2005). Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat mengganggu fungsi hati dalam memetabolisme esterogen, sehingga kadar esterogen tetap tinggi dalam darah yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara. Wanita yang mengkonsumsi alkohol sebanyak 3 gelas perhari akan meningkan risiko kanker payudara pada wanita sebesar 40

      Sebagian peneliti yakin bahwa serat dapat menghambat pertumbuhan tumor payudara stadium dini dengan mengikat esterogen di usus, yang mempengaruhi metabolisme esterogen dalam tubuh dan menurunkan jumlah esterogen yang berlebih dalam darah. Serat akan menyerap zat

      mengkonsumsi sayuran saat makan siang dan malam hari dengan jumlah yang sangat sedikit. Rata

    • – Faktor Yang Berkaitan Dengan Asupan Energi Dan Zat Gizi Pasien Kanker Di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta.
    • – Faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Kanker Payudara Wanita. Jurnal Epidemiologi Universitas Diponegoro.
    • – Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Karsinoma Mammae di RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar .

    3. Seluruh responden yang diteliti memiliki pola makan yang baik (100%) sebelum sakit.

      Nelson E.R et al. 2013. Hydroxycholesterol Links

      Hypercholesterolimia and Breast Cancer Pathophysiology . Science

      Oktaviana, D. dkk. 2012. Faktor Risiko Kanker

      Payudara pada Pasien Wanita di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta . Artikel Penelitian RS

      Kanker Dharmais. Jakarta. Puspita, RW. 2009. Gaya Hidup Pada Mahasiswa

      Penderita Hipertensi . UMS. Surakarta

      Rasjidi, I. 2010. 100 Questioners And Answers Kanker Pada Wanita . Jakarta. Alex Media Komputido. Riyanti, dkk. 2012. Faktor

    • – Faktor Yang Berhubungan Dengan Resiko Kanker Payudara Wanita. Jurenal Health Quality Vol 3. Jakarta.

      Santoso,S.B. 2009. Buku pintar kanker. Yogyakarta: Power books (ihdina). Setiawan,2013. Hubungan Pengetahuan Dan Deteksi

      Dini (SADARI) Dengan Keterlambatan Penderita Kanker Payudara Melakukan Pemeriksaan Di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan. STIKES PEKAJANGAN.

      Sugita, L. 2012. Tingkat Kecukupan Energi dan Protein,

      Tingkat Pengetahuan Gizi, Jenis Terapi Kanker, dan Status Gizi Pasien Kanker Rawat Inap di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Skripsi IPB. Bogor.

      Supariasa. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Waspadji, S, dkk.2010. Pengkajian Status Gizi: Studi

      Epidemiologi dan Penelitian Di Rumah Sakit Edisi Kedua . Jakarta. Balai Penerbit FKUI.