HUBUNGAN PERAWATAN PALIATIF DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER DI RUMAH SAKIT MURNI TEGUH MEDAN TAHUN 2017

  Seriga Banjarnahor, J. Rosdiana Samosir, Hubungan Perawatan…

HUBUNGAN PERAWATAN PALIATIF DENGAN KUALITAS HIDUP

PASIEN KANKER DI RUMAH SAKIT MURNI TEGUH MEDAN

TAHUN 2017

  1

  2 Seriga Banjarnahor , J. Rosdiana Samosir

  1 STIKes Murni Teguh, S1 Ilmu Keperawatan

  2 Rumah Sakit Murni Teguh

ABSTRAK

  Kanker merupakan penyebab kematian nomor tujuh di Indonesia dengan persentase 5,7% dari seluruh penyebab kematian. Pasien datang ke rumah sakit pada umumnya sudah pada stadium lanjut dan banyak yang berakhir dengan kematian.Perawatan paliatif bukanlah merupakan alternatif metode pengobatan bagi penderita kanker tetapi sebaliknya metode perawatan yang dapat diberikan berdampingan dengan perawatan kuratif untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi penderita kanker.Perawatan paliatif diduga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien kanker.

  Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross

  

sectional (potong lintang). Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Murni Teguh

  Medan. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 998 orang sedangkan sampel diambil sebanyak 10% yaitu 99 orang yang digenapkan menjadi 100 orang. Data dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% ( = 0,05).

  Hasil penelitian sebagian besar responden menyatakan perawatan paliatif di Rumah Sakit Murni Teguh Medan dalam kategori baik (53,0%), cukup (35,0%), kurang (12,0%). Kualitas hidup sebagian besar responden dalam kategori tinggi (50,0%), kualitas hidup sedang (32,0%), sedangkan pasien dengan kualitas hidup rendah (18,0%). Perawatan paliatif berhubungan signifikan dengan kualitas hidup pasien kanker di Rumah Sakit Murni Teguh Medan tahun 2017, p-value = 0,000 < 0,05. Semakin baik perawatan paliatif yang diberikan oleh tenaga kesehatan semakin tinggi kualitas hidup pasien kanker.

  Disarankan kepada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Murni Teguh Medan untuk bekerjasama dan meningkatkan upaya perawatan paliatif pada pasien kanker sehingga kualitas hidup penderita kanker semakin tinggi dan lebih optimis menghadapi hidup.

  Kata Kunci : Perawatan Paliatif, Kualitas Hidup, Pasien Kanker.

  152

  Seriga Banjarnahor, J. Rosdiana Samosir, Hubungan Perawatan…

  153

  PENDAHULUAN

  Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya (Gale, 2010).

  Menurut American Cancer

  Society (2013) jenis kanker yang

  paling banyak diderita oleh orang dewasa adalah kanker paru-paru, payudara, kolorektal, prostat, dan kulit.Jenis kanker yang paling banyak diderita oleh anak-anak adalah kanker leukemia, neuroblastoma, lymphoma, osteosarcoma, wilm tumor, retinoblastoma dan adrenokortikal karsinoma.

  World Health Organization

  (2013) menyatakan bahwa insiden kanker meningkat dari 12,7 juta kasus tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus 2012. Sedangkan jumlah kematian meningkat dari 7,6 juta orang tahun 2008 menjadi 8,2 juta pada tahun 2012. kanker menjadi penyebab kematian nomor 2 di dunia sebesar 13% setelah penyakit kardiovaskuler. Diperkirakan pada tahun 2030 insiden kanker dapat mencapai 26 juta orang dan 17 juta diantaranya meninggal akibat kanker, terlebih untuk Negara miskin dan berkembang kejadiannya akan lebih cepat.

  Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2013), kanker menempati urutan ke-3 Sebagai penyakit tidak menular terbanyak di Indonesia. Prevalensi kanker nasional yaitu 1,4 per 1000 penduduk, dimana penderita kanker cenderung lebih banyak perempuan (2,2%) dari pada laki-laki (0,6%) di semua umur yang terdiagnosa kanker (Riskesdas, 2013).

  Penanganan penyakit kronis tidak hanya mengalami berbagai masalah fisik seperti nyeri, sesak nafas, penurunan berat badan, gangguan aktivitas tetapi juga mengalami gangguan psikososial dan spiritual yang mempengaruhi kualitas hidupnya.Maka kebutuhan pasien tidak hanya berfokus pada pengobatan gejala fisik, namun juga pentingnya dukungan terhadap kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual yang dilakukan dengan pendekatan interdisiplin yang dikenal sebagai perawatan paliatif (Kepmenkes, 2007).

  WHO (2010) menyatakan bahwa semua pasien kanker membutuhkan perawatan paliatif.Hal ini berarti bahwa perawatan paliatif diberikan sejak awal diagnosa ditegakkan tanpa mempedulikan stadium penyakit.Pendapat yang berbeda diungkapkan oleh Australian

  Palliative Care , yang menyatakan

  bahwa ketentuan perawatan paliatif tidak harus berdasarkan waktu, namun atas dasar kebutuhan fisik dan psikososial yang diidentifikasi dari pasien dan keluarga. Tidak semua orang dengan penyakit yang mengancam nyawa akan membutuhkan perawatan paliatif (Waller, 2011)

  Seriga Banjarnahor, J. Rosdiana Samosir, Hubungan Perawatan… Department of Health

  (2009) menyatakan bahwa penderita kanker yang memerlukan perawatan 153

  Seriga Banjarnahor, J. Rosdiana Samosir, Hubungan Perawatan…

  ISSN : 2460-4356 154 paliatif yaitu penderita kanker dengan kondisi hidupnya yang terbatas dimana tidak ada harapan yang rasional untuk dapat sembuh.Perawatan paliatif bukanlah merupakan alternatif metode pengobatan bagi penderita kanker tetapi sebaliknya metode perawatan yang dapat diberikan berdampingan dengan perawatan kuratif untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi penderita kanker. Perawatan paliatif berfokus pada penatalaksanaan gejala-gejala yang timbul selama proses pengobatan, kualitas hidup penderita dan keluarga serta dukungan keluarga (Crozier dan Hancock, 2012)

  Penatalaksanaan kanker telah berkembang dengan pesat.Walaupun demikian, angka kesembuhan dan angka harapan hidup pasien kanker belum seperti yang diharapkan. Sebagian besar pasien kanker akhirnya akan meninggal karena penyakitnya. Pada saat pengobatan kuratif belum mampu memberikan kesembuhan yang diharapkan dan usaha preventif baik primer maupun sekunder belum terlaksana dengan baik sehingga sebagian besar pasien ditemukan dalam stadium lanjut, pelayanan paliatif sudah semestinya menjadi satu satunya layanan fragmatis dan jawaban yang manusiawi bagi mereka yang menderita penyakit-penyakit tersebut (Kemenkes RI, 2013).

  Berbagai masalah fisik seperti nyeri, sesak nafas, penurunan berat badan, gangguan aktivitas tetapi juga mengalami gangguan psikososial dan spiritual yang mempengaruhi kualitas hidup pasien dan keluarganya.Perawatan paliatif merupakan bagian penting dalam perawatan pasien yang terminal yang dapat dilakukan secara sederhana sering kali prioritas utama adalah kualitas hidup dan bukan kesembuhan dari penyakit pasien.

  Tujuan perawatan paliatif adalah meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses normal, tidak mempercepat atau menunda kematian, menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang mengganggu, menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual, mengusahakan agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya dan mengusahakan membantu mengatasi suasana duka cita pada keluarga. Namun masih jarang terdapat perawatan paliatif di rumah sakit karena masih berfokus pada kuratif.Sedangkan perubahan secara fisik, sosial dan spiritual tidak bisa diintervensi seluruhnya dengan kuratif (Kemenkes RI, 2013).

  Pengobatan kanker pada stadium lanjut sangat sulit dan hasilnya kurang memuaskan (Manuaba, 2014).Pada stadium lanjut, pasien kanker tidak hanya mengalami berbagai masalah fisik, tetapi juga mengalami gangguan psikososial dan spiritual yang mempengaruhi kualitas hidup pasien. Dalam sebuah penelitian oleh Heydarnejad(2013), mengenai kualitas hidup penderita kanker pasca kemoterapi pada 200 pasien kanker, didapatkan sebanyak 22 (11%) pasien tingkat kualitas hidupnya baik, 132 (66%) pasien tingkat kualitas hidupnya sedang, dan 46 (23%) pasien tingkat kualitas hidupnya buruk. Oleh sebab itu, kebutuhan pasien tidak hanya pada pemenuhan atau pengobatan gejala

  Seriga Banjarnahor, J. Rosdiana Samosir, Hubungan Perawatan…

  ISSN : 2460-4356 155 fisik, namun juga pentingnya dukungan terhadap kebutuhan psikologis, sosial, dan spiritual yang dilakukan dengan pendekatan interdisiplin.Hal inilah yang dikenal sebagai perawatan paliatif.

  Rumah Sakit Murni Teguh Medan merupakan rumah sakit swasta yang lebih dikhususkan untuk menangani penyakit kanker dan jantung. Data jumlah kunjungan pasien di unit onkologi Rumah Sakit Murni Teguh Medan sebanyak 7.166 kunjungan yaitu pada bulan Januari 2016 sebanyak 699 kunjungan, bulan Februari 2016 sebanyak 749 kunjungan, bulan Maret 2016 sebanyak 750 kunjungan, bulan April 2016 sebanyak 784 kunjungan, bulan Mei 2016 sebanyak 799 kunjungan, bulan Juni 2016 sebanyak 774 kunjungan, bulan Juli 2016 sebanyak 773 kunjungan, bulan Agustus 2016 sebanyak 916 kunjungan, bulan September 2016 sebanyak 922 kunjungan. Jumlah pasien yang rutin melakukan kunjungan ke Rumah Sakit Murni Teguh Medan sebanyak 796 orang.

  Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 2 Nopember 2016 diperoleh data bahwa pasien dengan penyakit kanker rawat inap pada bulan Oktober 2016 sebanyak 560 orang.Golongan penyakit kanker yang banyak dialami oleh pasien yaitu kanker payudara, kanker serviks, leukemia, kanker prostat, kanker paru, kanker hati, kanker kulit.Untuk menjelaskan fenomena berkaitan perawatan paliatif pada pasien kanker, peneliti melakukan survei pendahuluan dengan melakukan wawancara singkat pada pasien kanker di RS Murni Teguh sebanyak 15 orang responden.Dari hasil wawancara tersebut sebanyak 9 orang menyatakan bahwa perawatan paliatif sangat penting untuk pasien sehingga kualitas hidup pasien meningkat, terutama pada penanggulangan gejala yang sering muncul seperti nyeri, mual, sesak dan gejala psikologis. Sedangkan 6 orang mengatakan tidak penting karena dirinya merasa bahwa walaupun diberikan perawatan paliatif kualitas hidupnya akan tetap menurun, hal tersebut disebabkan sebagian pasien kehilangan semangat hidup.

  Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul: Hubungan Perawatan Paliatif dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker di Rumah Sakit Murni Teguh Medan tahun 2017.

  Metode

  Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross

  sectional (potong lintang) yang

  bertujuan untuk mengetahui hubungan perawatan paliatif dengan kualitas hidup pasien kanker di Rumah Sakit Murni Teguh Medan tahun 2017.Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Murni Teguh Medan yang beralamat di Jalan Jawa No. 2 Kecamatan Medan Timur Kota Medan. Alasan pemilihan tempat ini dengan pertimbangan, rumah sakit ini merupakan tempat perawatan pasien kanker dan di rumah sakit ini belum pernah dilakukan penelitian mengenai hubungan perawatan paliatif dengan kualitas hidup pasien kanker sehingga akan mudah didapatkan objek penelitian dan dapat dijangkau oleh peneliti.

  Seriga Banjarnahor, J. Rosdiana Samosir, Hubungan Perawatan…

  Peneliti juga menjelaskan bahwa partisipasi responden bersifat sukarela, apabila calon responden bersedia maka responden dipersilahkan untuk menandatangani surat persetujuan menjadi responden

  Karakteristik Responden BerdasarkanJenis Kelamin

  Umur responden dari 100 responden yang diteliti sebagian besar berumur 41-50 tahun sebanyak 42 orang (42,0%), sebagian kecil berumur 31-40 tahun sebanyak 12 orang (12,0%).

  Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

  Hubungan Perawatan Paliatif Dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Di Rumah Sakit Murni Teguh Medan Tahun 2017

  Hasil

  mempunyai hak untuk mengundurkan diri dari penelitian dan peneliti tidak memaksa dan menghormati hak responden.

  (informed consent) , responden juga

  1 Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara Medan dan mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada Direktur Rumah Sakit Murni Teguh Medan. Setelah mendapatkan persetujuan, kemudian peneliti menemui responden dan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian.

  156 Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan 15 Februari 2017 – 28 Februari 2017.

  Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapatkan izin dari bagian pendidikan Program Studi S-

  3. Bersedia menjadi responden.

  2. Dapat berkomunikasi dengan baik

  1. Pasien kanker di unit rawat inap/ jalan Rumah Sakit Murni Teguh Medan.

  pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2012). Kriteria sampel penelitian yang ditentukan adalah sebagai berikut :

  purposive Sampling yaitu didasarkan

  Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Hidayat, (2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien rawat inap kanker Rumah Sakit Murni Teguh Medan yang diketahui jumlahnya September - November 2016 dengan rata – rata sebanyak 998 orang. Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2013). Jumlah sampel dalam penelitian ini diambil dari 10% jumlah pasien kanker di Rumah Sakit Murni Teguh Medan. Dengan perhitungan sebesar 10% dari populasi maka jumlah sampel diperoleh sebanyak 10% x 998 = 99,8 atau digenapkan menjadi 100 orang. Penentuan jumlah sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan

  Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 57 orang (57,0%), sebagian kecil responden berjenis kelamin laki- laki sebanyak 43 orang (43,0%).

  Seriga Banjarnahor, J. Rosdiana Samosir, Hubungan Perawatan… Karakteristik Responden BerdasarkanPendidikan Terakhir

  156

  Seriga Banjarnahor, J. Rosdiana Samosir, Hubungan Perawatan…

  2

  17.0

  26.5

  53.0 % within perawatan paliatif

  3.8% 5.7% 90.6% 100.0% % of Total 2.0% 3.0% 48.0% 53.0% cukup Count

  9

  24

  35 Expected Count

  53 Expected Count

  6.3

  11.2

  17.5

  35.0 % within perawatan paliatif

  25.7% 68.6% 5.7% 100.0% % of Total 9.0% 24.0% 2.0% 35.0% kuran Count

  7

  5

  9.5

  48

  ISSN : 2460-4356 157

  Perawatan Paliatif

  Sebagian besar responden berpendidikan SMA sebanyak 53 orang (53,0%), sebagian kecil responden berpendidikan SD sebanyak 7 orang (7,0%).

  Jenis Kanker yang Diderita Responden

  Responden memiliki jenis kanker paru sebanyak 27 orang (27,0%), sebagian kecil responden memiliki jenis kanker serviks dan kanker rahim sebanyak 13 orang (13,0%).

  Stadium Kanker Diderita Responden

  Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar penyakit kanker yang diderita pasien pada stadium 2 sebanyak

  35 orang (35,0%), sebagian kecil penyakit kanker stadium 4 sebanyak 13 orang (13,0%).

  Responden menyatakan bahwa perawatan paliatif dalam kategori baik sebanyak 53 orang (53,0%), yang menyatakan cukup sebanyak 35 orang (35,0%), sedangkan yang menyatakan perawatan paliatif kurang sebanyak 12 orang (12,0%).

  3

  Kualitas Hidup

  Responden dalam kategori tinggi sebanyak 50 orang (50,0%), kualitas hidup sedang sebanyak 32 orang (32,0%), sedangkan pasien dengan kualitas hidup rendah sebanyak 18 orang (18,0%).

  Hubungan Perawatan Paliatif dengan Kualitas Hidup

  Hubungan perawatan paliatif dengan kualitas hidup di Rumah Sakit Murni Teguh Medan tahun 2017 dapat dilihat pada tabel berikut.

  perawatan paliatif * kualitas hidup Crosstabulation

  kualitas hidup Total kualitas hidup rendah kualitas hidup sedang kualitas hidup tinggi perawata n paliatif baik Count

  2

  12

  Seriga Banjarnahor, J. Rosdiana Samosir, Hubungan Perawatan…

  g Expected Count

  2.2

  3.8

  6.0

  12.0 % within perawatan 58.3% 41.7% .0% 100.0% paliatif % of Total 7.0% 5.0% .0% 12.0%

  Total Count

  18

  32 50 100 Expected Count

  18.0

  32.0 50.0 100.0 %within 18.0% 32.0% 50.0% 100.0% perawatanpaliatif % of Total 18.0% 32.0% 50.0% 100.0%

  Chi-Square Tests

  Asymp. Sig. (2- Value df sided)

  a

  Pearson Chi-Square 81.603 4 .000 Likelihood Ratio 93.814 4 .000 Linear-by-Linear 56.567 1 .000 Association N of Valid Cases 100

  a. 2 cells (22.2%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.16.

  

Tabel Silang Hubungan Perawatan Paliatif dengan Kualitas Hidup di

Rumah Sakit Murni Teguh Medan Tahun 2017 Kualitas Hidup p- Jumlah

  Perawatan value

  No Rendah Sedang Tinggi Paliatif f % f % f % f %

  1 Baik 2 3,8 3 5,7 48 90,6 53 100,0 0,000

  2 Cukup 9 25,7 24 68,6 2 5,7 35 100,0

  3 Kurang 7 58,3 5 41,7 0,0 12 100,0 Tabel di atas menunjukkan bahwa yang menyatakan perawatan paliatif dari 53 responden yang menyatakan kurang mayoritas kualitas hidupnya perawatan paliatif baik mayoritas rendah sebanyak 7 orang (58,3%). kualitas hidupnya tinggi sebanyak 48 Hasil uji bivariat menggunakan Chi- orang (90,6%). Dari 35 responden Square diperoleh p-value sebesar yang menyatakan perawatan paliatif 0,000 < 0,05 artinya terdapat cukup mayoritas kualitas hidupnya hubungan yang signifikan antara dalam kategori sedang sebanyak 24 perawatan paliatif dengan kualitas orang (68,6%). Dari 12 responden

  158

  Seriga Banjarnahor, J. Rosdiana Samosir, Hubungan Perawatan…

  hidup pasien kanker di Rumah Sakit Murni Teguh Medan tahun 2017

  158

  Seriga Banjarnahor, J. Rosdiana Samosir, Hubungan Perawatan… Pembahasan

  Perawatan Paliatif Berdasarkan hasil penelitian tentang perawatan paliatif menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa perawatan paliatif dalam kategori baik sebanyak 53 orang (53,0%), yang menyatakan cukup sebanyak 35 orang (35,0%), sedangkan yang menyatakan perawatan paliatif kurang sebanyak 12 orang (12,0%).

  Berdasarkan jawaban responden per butir pada variabel perawatan paliatif menunjukkan bahwa pernyataan perawatan paliatif yang paling banyak dijawab “ya” adalah pernyataan nomor 9 yaitu tim perawatan paliatif mengintegrasikan aspek psikologis, sosial, dan spiritual dalam perawatan pasien dan keluargasebanyak 76 orang (76,0%). Sedangkan perawatan paliatif yang paling banyak dijawab “tidak” adalah pernyataannomor 12 yaitu tim perawatan paliatif memberikan dukungan kepada keluarga untuk selalu mensupport penderita kanker sebanyak 40 orang (40,0%). Hasil penelitian Pradana yang meneliti pasien kanker di RSUP Sanglah Denpasar menunjukkan bahwa sebagian besar responden kualitas hidupnya sedang (skor 501- 1000). Sedangkan setelah dilakukan pengukuran kebutuhan perawatan paliatif pada responden, diperoleh responden dengan kebutuhan perawatan paliatif rendah (skor ≤ 400) sebanyak 14 orang (16,5%), sedang (skor 401-900) sebanyak 65 orang (76,5%), dan tinggi (skor >900) sebanyak 6 orang (7,1%). Data ini menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki kebutuhan perawatan paliatif sedang. Perawatan paliatif merupakan perawatan yang aktif dan holistik dan diberikan sejalan dengan kemajuan penyakit. Perawatan paliatif diberikan dari awal penyakit didiagnosis, menjalani pengobatan, serta kematian dan proses berkabung. Perawatan paliatif mencakup bagaimana memanajemen gejala dan nyeri, memberikan dukungan sosial dan spiritual (Becker, 2009).Tujuan dari perawatan paliatif adalah untuk mencapai kualitas hidup yang baik bagi seseorang yang memiliki hambatan untuk terus hidup akibat suatu penyakit dan memberikan dukungan bagi keluarga (National Cancer Institute, 2010). Menurut peneliti, dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar pasien sudah merasakan perawatan paliatif dengan baik yang diberikan oleh tenaga medis.Perawatan paliatif tersebut sesuai dengan kebutuhan pasien kanker yang berobat di Rumah Sakit Murni Teguh Medan.Perawatan paliatif lebih berfokus pada dukungan dan motivasi ke penderita.Kemudian setiap keluhan yang timbul ditangani dengan pemberian obat untuk mengurangi rasa sakit.Perawatan paliatif ini bisa mengeksplorasi individu penderita dan keluarganya bagaimana memberikan perhatian khusus terhadap penderita, penanggulangannya serta kesiapan untuk menghadapi kematian. Perawatan paliatif dititikberatkan pada pengendalian gejala dan keluhan, serta bukan terhadap penyakit utamanya karena penyakit

  Seriga Banjarnahor, J. Rosdiana Samosir, Hubungan Perawatan… utamanya tidak dapat disembuhkan.

  Dengan begitu penderita terbebas dari penderitaan akibat keluhan dan bisa menjalani akhir hidupnya dengan nyaman. Perawatan paliatif diperlukan karena: Setiap orang berhak dirawat dan mati secara bermartabat, menghilangkan nyeri: fisik, emosional, spiritual dan sosial adalah hak asasi manusia, perawatan paliatif adalah kebutuhan mendesak seluruh dunia untuk orang yang hidup dengan kanker stadium lanjut.

  Kualitas Hidup Pasien Kanker

  Berdasarkan hasil penelitian tentang kualitas hidup pasien kanker menunjukkan bahwa sebagian besar kualitas hidup responden dalam kategori tinggi sebanyak 50 orang (50,0%), kualitas hidup sedang sebanyak

  32 orang (32,0%), sedangkan pasien dengan kualitas hidup rendah sebanyak 18 orang (18,0%). Berdasarkan jawaban per butir pada variabel kualitas hidup pasien kanker menunjukkan bahwa pernyataan kualitas hidup yang paling banyak dijawab “tidak pernah” adalah pernyataan nomor 14 saya yakin bahwa kepercayaan saya akan membuat saya bahagia menjalani hidupsebanyak 40 orang (40,0%). Pertanyaan yang paling banyak dijawab “jarang” adalah pernyataan nomor 10 yaitu saya dilibatkan dalam pengambilan keputusan di dalam keluarga saya sebanyak

  32 orang (32,0%). Pertanyaan yang paling banyak dijawab sering adalah pernyataan nomor 3 yaitu saya menjaga penampilan fisik saya seperti berpakaian dengan rapi. Sedangkan pernyataan yang paling banyak dijawab “sangat sering” adalah pernyataan nomor 24 yaitu saya merasa puas dengan pekerjaan saya sekarangsebanyak 25 orang (25,0%).

  Hasil penelitian Zega (2013) yang meneliti kualitas hidup penderita kanker payudara di RSUP Adam Malik Medan mendapatkan hasil bahwa responden dengan kualitas hidup baik sebanyak 42,4% dan responden dengan kualitas hidup cukup sebanyak 57,6%. Penelitian yang dilakukan oleh Heydarnejad(2013), mengenai kualitas hidup penderita kanker pasca kemoterapi pada 200 pasien kanker, didapatkan sebanyak 22 (11%) pasien tingkat kualitas hidupnya baik, 132 (66%) pasien tingkat kualitas hidupnya sedang, dan 46 (23%) pasien tingkat kualitas hidupnya buruk. Penelitian Pratiwi (2012) dengan judul kualitas hidup penderita kanker, menjelaskan bahwa penyakit kanker memberikan perubahan signifikan secara fisik maupun psikis individu, antara lain: kesedihan, kekhawatiran dan ketakutan akan masa depan dan kematian. Kualitas hidup penderita kanker dipengaruhi pemahaman individu terhadap penyakitnya sehingga seseorang tahu cara menjaga kesehatan, serta faktor ekonomi dimana hal ini menjadi kekhawatiran khusus terhadap biaya pengobatan. Menurut WHOQOL (dalam Power, 2013) kualitas hidup didefinisikan sebagai persepsi individu mengenai posisi individu hidup dalam konteks budaya dan system nilai dimana individu hidup dan hubungannya dengan tujuan, harapan, standar yang ditetapkan dan perhatian seseorang.Dalam defenisi ini WHO

  Seriga Banjarnahor, J. Rosdiana Samosir, Hubungan Perawatan…

  juga mempertimbangkan adanya konteks sosial dan konteks lingkungan dalam mengukur kualitas hidup selain kesehatan fisik dan psikologis.Dalam hal ini peneliti menyimpulkan bahwa kualitas hidup adalah persepsi individu mengenai kondisi kehidupannya saat ini yang mencakup aspek kesehatan fisik, kesejahteraan psikologis, hubungan sosial dan lingkungan. Menurut peneliti, dari hasil penelitian ini bahwa kualitas hidup pasien kanker di Rumah Sakit Murni Teguh Medan kategori tinggi hal ini dikarenakan perawatan paliatif yang dilakukan tim medis Rumah Sakit Murni Teguh Medan berjalan dengan baik dan mampu membuat pasien lebih percaya diri dan optimis menghadapi hidup. Aspek dominan pembentukan kualitas hidup penderita kanker adalah aspek psikologis, meliputi spiritualitas, dukungan sosial dan kesejahteraan.Faktanya, aspek psikologis sangat menentukan kualitas hidup, penderita mendapatkan kekuatan dan merasa lebih sehat tanpa obat, hal ini disebabkan karena sugesti dalam diri individu tersebut untuk tetap sehat.Kecerdasan spiritualitas menuntun penderita memiliki penerimaan diri terhadap penyakitnya.Penderita mengalami peningkatan spiritual dibanding sebelum menderita kanker.Penderita merasa lebih dekat dengan Tuhan dan tidak menyalahkan Tuhan, melainkan menganggap sebagai sebuah anugerah Tuhan.Rasa cinta dan nyaman dari dukungan sosial memberi motivasi untuk sembuh dan kuat menjalani hidup.Akhirnya memberikan kesejahteraan yang menentukan kualitas hidup penderita.

  Hubungan Perawatan Paliatif dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker

  Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan perawatan paliatif dengan kualitas hidup pasien kanker di Rumah Sakit Murni Teguh Medan tahun 2017, p = 0,000 < 0,05. Dari 53 responden yang menyatakan perawatan paliatif baik mayoritas kualitas hidupnya tinggi sebanyak 48 orang (90,6%). Dari 35 responden yang menyatakan perawatan paliatif cukup mayoritas kualitas hidupnya dalam kategori sedang sebanyak 24 orang (68,6%). Dari 12 responden yang menyatakan perawatan paliatif kurang mayoritas kualitas hidupnya rendah sebanyak 7 orang (58,3%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pradana (2012) di Rumah Sakit Sanglah Denpasar, mendapatkan hasil bahwa perawatan paliatif yang diberikan pada pasien berhubungan signifikan dengan kualitas hidup pasien kanker (p-value = 0,003 < 0,05). Penelitian Zega (2013) di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan mendapatkan hasil bahwa perawatan paliatif berhubungan signifikan dengan kualitas hidup pasien kanker (p-value = 0,013 < 0,05). Semakin baik perawatan paliatif yang diterima oleh pasien kanker maka semakin meningkat kualitas hidupnya. Perawatan paliatif merupakan bagian penting dalam perawatan pasien yang terminal yang dapat dilakukan secara sederhana sering kali prioritas utama adalah kualitas hidup dan bukan

  Seriga Banjarnahor, J. Rosdiana Samosir, Hubungan Perawatan… kesembuhan dari penyakit pasien.

  Tujuan perawatan paliatif adalah meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses normal, tidak mempercepat/menunda kematian, menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang mengganggu, menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual, mengusahakan agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya dan mengusahakan membantu mengatasi suasana duka cita pada keluarga. Namun masih jarang terdapat perawatan paliatif di rumah sakit karena masih berfokus pada kuratif.Sedangkan perubahan secara fisik, sosial dan spiritual tidak bisa diintervensi seluruhnya dengan kuratif (Kemenkes RI, 2013). Perubahan pada penderita kanker menyebabkan perubahan kualitas hidup.Kualitas hidup terdiri dari dimensi fisik, psikologis, hubungan sosial dan lingkungan, keseluruhan dimensi kehidupan tidak hanya dapat ditangani secara kuratif, tetapi perlu pendekatan yang lebih personal berupa perawatan paliatif.Perawatan paliatif diberikan sejak diagnosa ditegakkan sampai akhir hayat.Perawatan paliatif tidak berhenti setelah penderita meninggal, tetapi masih diteruskan dengan memberikan dukungan kepada anggota keluarga yang berduka. Perawatan paliatif mencakup pelayanan terintegrasi antara dokter, perawat, pekerja sosial, psikolog, konselor spiritual, relawan, apoteker dan profesi lain yang diperlukan. Perawatan paliatif adalah semua tindakan aktif guna meringankan beban penderita, terutama yang tak mungkin disembuhkan.

  Menurut peneliti semakin baik perawatan paliatif maka semakin tinggi kualitas hidup pasien, sebaliknya semakin kurang baik perawatan paliatif menurut responden semakin rendah kualitas hidup pasien kanker. Rendahnya kualitas hidup pasien berhubungan dengan tingkat isolasi sosial yang tinggi dan distres emosional, yang juga berhubungan dengan rendahnya fungsi fisik dan adanya ketidakmampuan, serta gejala-gejala fisik. Hal ini menyebabkan dibutuhkan perawatan kesehatan dan sosial yang lebih tinggi dimana perawatan paliatif diharapkan bisa menjadi pilihan terbaik untuk memenuhi kebutuhan pasien kanker.

  Kesimpulan

  Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan disajikan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut: Perawatan paliatif menurut sebagian besar responden di Rumah Sakit Murni Teguh Medan dalam kategori baik (53,0%), yang menyatakan cukup (35,0%), sedangkan yang menyatakan perawatan paliatif kurang sebanyak(12,0%). Kualitas hidup sebagian besar responden dalam kategori tinggi (50,0%), kualitas hidup sedang (32,0%), sedangkan pasien dengan kualitas hidup rendah (18,0%). Perawatan paliatif berhubungan signifikan dengan kualitas hidup pasien kanker di Rumah Sakit Murni Teguh Medan tahun 2017, p-value = 0,000 < 0,05. Semakin baik perawatan paliatif yang diberikan oleh tenaga kesehatan semakin tinggi kualitas hidup pasien kanker.

  Seriga Banjarnahor, J. Rosdiana Samosir, Hubungan Perawatan…

  Berdasarkan kesimpulan penelitian ini maka disarankan kepada beberapa pihak sebagai berikut: Tempat penelitian (Rumah Sakit Murni Teguh Medan), disarankan kepada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Murni Teguh Medan untuk bekerjasama dan meningkatkan upaya perawatan paliatif pada pasien kanker sehingga kualitas hidup penderita kanker semakin tinggi dan lebih optimis menghadapi hidup. Responden (Penderita Kanker), disarankan kepada penderita kanker untuk lebih percaya diri dan optimis menatap masa depan dengan saling berbagai dengan sesama penderita kanker ataupun meminta dukungan dari orang-orang terdekat serta kooperatif dengan tenaga kesehatan dalam perawatan paliatif sehingga kualitas hidupnya semakin tinggi. Institusi Pendidikan STIKes Murni Teguh, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan referensi untuk mahasiswa yang ada di program studi Ilmu Keperawatan berkaitan dengan perawatan paliatif dan kualitas hidup penderita kanker. Peneliti selanjutnya, disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan tentang kualitas hidup penderita kanker dengan menggunakan variabel lainnya seperti dukungan orang-orang terdekat, pendekatan religius (agama) sebagai terapi, dan lain-lain untuk melengkapi hasil penelitian yang telah ada.

  Daftar pustaka

  Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Cetakan II, Edisi 4.

  Jakarta: Rineka Cipta.

  American Cancer Society USA.

  2013. Cancer fact and figure. Diperoleh darihttp://www.carcer.org.dia kses pada tanggal tanggal 29 Nopember 2016.

  Association with Specialist Palliative Care Units. 2010. Advice on clinical management.

  Diperoleh dari http://www.ruh.nhs.uk.com.D iakses pada tanggal

  29 Nopember 2016. Bakitas, et al. 2010.Developing successful models of cancer palliative care services.Semil oncology nurse, 26(4), 266- 284. Beck, C.T. 2013.Routledge

  International Handbook of Qualitative Nursing Research. New York: Routledge.

  Becker, R. 2009. Principles of palliative care nursing and end of life care. Nursing time, 105(13), 14-16. Brook, L &Hain, R. 2008.Predicting death in cancer. Arch dischild, 93(12), 1067. Brunelli, T. 2005. A concept analysis: the grieving process for nurses. Nursing forum, 14(4), 123-128. Cancer Research UK. 2014. Cancer statistics key facts .diakses dari http://www.cancerresearchuk. org. Pada tanggal 10 Oktober 2014. Heydarnejad et. al. 2013. Factors

  Affecting Quality of Life in Cancer Patients Undergoing Chemotherapy.

  Hidayat.A.A.A. 2013. Metode Penelitian Keperawatan dan

  Seriga Banjarnahor, J. Rosdiana Samosir, Hubungan Perawatan…

  Nofitri. 2013. Literatur gambaran kualitas hidup. Tersedia dari: http://www.lontar.ui.ac.id- digital-NOF-Gambaran- kualitas-Literatur.pdf Diakses tanggal 23 Nopember 2016. Pradana.2012. Hubungan Kualitas

  Zega, S. 2013. Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara Yang Menjalani Kemoterapi Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

  WHO. 2010. Cancer. (online), (http://www.who.int/cancer/e n/, diakses 7 Januari 2017).

  Palliative Care Needs Assessment Tool (PC-NAT) for Use by Multi-Disciplinary Health Professionals. Centre For Health Research & Psycho-Oncology.

  Wartonah.2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi keempat.Jakarta : Salemba Medika. Waller et al. 2011. Development of a

  Pratiwi, TF. 2012. Kualitas Hidup penderita Kanker, Developmental and Clinical Psychology. Vol 1 , No 1. Sekarwiri, Edesia. 2013. Hubungan antara Kualitas Hidup dengan sense of community pada Warga DKI Jakarta yang Tinggal di Daerah Rawan Banjir. Tarwoto &

  Pasien Kanker Di RSUP Sanglah Denpasar. Denpasar: Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

  Hidup Dengan Kebutuhan Perawatan Paliatif Pada

  Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

  Tekhnik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika

  Manuaba, T.W. 2008. Masalah Penanganan Kanker di Indonesia. Orasi Ilmiah.

  Kepmenkes. 2007. Kebijakan Perawatan Paliatif. Keputusan Menteri Kesehatan RI. No 812 Tahun 2007.

  Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

  Kemenkes RI. 2014. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2014.

  Kemenkes RI. 2013. Pedoman Teknis Pelayanan Paliatif Kanker. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

  Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

  Jakarta: Rineka cipta Nursalam. 2013. Konsep dan

  Notoatmodjo. S. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Cetakan Pertama.

  Medan: Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.