PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SD KANISIUS WIROBRAJAN YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 20092010 MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SD KANISIUS WIROBRAJAN YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

  SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

  Oleh: Caecilia Fani Sulistyaningrum

  081134183

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  2010  

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SD KANISIUS WIROBRAJAN YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

  SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

  Oleh: Caecilia Fani Sulistyaningrum

  081134183

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  2010  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PERSEMBAHAN

  Dengan penuh rasa syukur kupersembahkan karya ini untuk:

  1. Keluargaku yang selalu memberi kasih sayang, dukungan, doa dan harapan: a. Drs. Edy Supriyanto

  b. Kismilarsih

  c. Clara Lia Rahayuningrum

  d. Agustinus Wendy Hatmoko

  e. Denny Tersianto

  f. Nicodemus Yordan Adheyanto

  2. Sahabat-sahabatku, yang telah banyak memberikan motivasi :

  a. Suster Delima Laia (Sr. Ester)

  b. Suster Anjarsari (Sr. Stefani)

  c. Suster Hetti Saragih

  d. Suster Regina Nona

  e. Thomas Heri Supriyono

  f. Rike Artha Aprilia

  g. Ernawati 3. Teman-teman kuliah S1 PGSD angkatan 2008.

  4. Universitas Sanata Dharma. Dan biarlah semua ini hanya demi kemuliaan Tuhan Yesus Kristus. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI MOTTO ”Sesungguhnya berbahagialah manusia yang ditegur ALLAH: sebab itu janganlah engkau menolak didikan yang MAHAKUASA”. (Ayub 5 : 17) ”Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri”. (Amsal 3 : 5) ”Karena TUHANlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian”. (Amsal 2 : 6) ”Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan TUHANlah yang

terlaksana”. (Amsal 19: 21)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN

DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan

Tahun Pelajaran 2009-2010

  

Caecilia Fani Sulistyaningrum

Universitas Sanata Dharma

2010

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis

karangan deskripsi siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta Tahun

  

Pelajaran 2009/2010 melalui pendekatan kontekstual. Penelitian ini lebih

mempertegas pada kemampuan menulis karangan deskripsi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bersifat deskriptif

kuantitatif. Teknik analisis data dimulai dari pengumpulan data dan pengolahan

data hasil evaluasi karangan deskripsi setiap akhir siklus. Teknik analisis data

menggunakan rata-rata kelas setiap siklus. Rata-rata kelas pada kondisi awal

hanya 67,42. Rata-rata kelas untuk siklus pertama mencapai 76,03. Siklus kedua

mencapai 85,57. Selanjutnya untuk melihat perbedaan peningkatan kemampuan

menulis karangan deskripsi setiap siklus menggunakan uji T dengan program

SPSS. Dengan adanya pendekatan kontekstual maka anak menjadi mampu dalam

menulis karangan deskripsi. Anak dapat menggunakan tanda baca yang benar,

dapat memilih kata yang tepat dan dapat menuangkan gagasan yang menarik. Hal

ini disebabkan karena lebih menekankan pada prinsip konstruktivisme, bertanya,

menemukan, masyarakat belajar, pemodelan dan refleksi.

  Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa (sig.(2-tailed)=

10.366>t-tabel 2.038 terdapat perbedaan. Hasil pengujian hipotesis kedua

menunjukkan bahwa (sig.(2-tailed)=7.039>t-tabel 2.038 terdapat perbedaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Kasih-Nya

sehingga skripsi yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan

  

Deskripsi Siswa Kelas IV SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta Tahun

Pelajaran 2009/2010 Melalui Pendekatan Kontekstual dapat terselesaikan.

  Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

  Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak

pihak yang telah memberikan sumbangan baik dalam bentuk pikiran, waktu,

tenaga dan motivasi kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Drs. Puji Purnomo, M. Si., selaku Ketua Program Studi PGSD.

  

2. Dr. B. Widharyanto, M. Pd., selaku pembimbing yang dengan penuh

kesabaran membimbing penulis.

  

3. Drs. Puji Purnomo, M. Si., selaku pembimbing yang dengan penuh sabar

membimbing dan memotivasi penulis menyelesaikan skripsi.

  4. Bapak dan Ibu yang dengan sabar dan pengertian membimbing dan menjadi sahabat terbaik dan selalu mendoakan diriku.

  

5. Hr. Klidiatmoko, S. Pd. SD, selaku Kepala Sekolah SDK Wirobrajan yang

telah memberikan ijin penelitian di sekolah yang dipimpinnya.

  6. Siswa-siswi SDK Wirobrajan yang telah bersedia menjadi subyek penelitian.

  7. Seluruh pihak lain yang telah membantu penulis, tetapi tidak dapat disebutkan satu persatu.

  Semoga skripsi ini dapat berguna bagi para pembaca dan dapat menambah

wawasan tentang perkembangan dunia pendidikan. Penulis menyadari bahwa

penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis dengan

senang hati menerima kritik dan saran dalam bentuk apapun demi kesempurnaan skripsi ini.

  Yogyakarta,

  29 Juni 2010

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIA KARYA........................................ vi

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................................... vii

HALAMAN ABSTRAK.................................................................................. viii HALAMAN ABSTRACT ............................................................................... ix HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................ x HALAMAN DAFTAR ISI .............................................................................. xi HALAMAN DAFTAR TABEL ...................................................................... xiii HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN .............................................................. xiv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah..........................................................

  1 B. Batasan Masalah Penelitian.....................................................

  4 C. Rumusan Masalah Penelitian ..................................................

  4 D. Batasan Pengertian ..................................................................

  5 E. Pemecahan Masalah ................................................................

  5 F. Tujuan Penelitian ....................................................................

  6 G. Manfaat Penelitian ..................................................................

  6 BAB II KAJIAN TEORI

  A. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Menurut KTSP 2006......................................................................................... 7

B. Tujuan Pembelajaran Menulis Pada Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia di SD Menurut KTSP 2006 ...................................

  8

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  D. Menulis.................................................................................... 11

  E. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pembelajaran Menulis Karangan ................................................................................. 12 F. Bentuk-Bentuk Karangan........................................................

  26 G. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Belajar Siswa..........................................

  28 H. Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia 30 I. Kerangka Berfikir....................................................................

  33 J. Hipotesis Tindakan..................................................................

  34 BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian.....................................................................

  35 B. Desain Penelitian.....................................................................

  36 C. Rencana Tindakan ...................................................................

  37 D. Pengumpulan Data ..................................................................

  43 E. Penyusunan Instrumen ............................................................

  43 F. Teknik Analisis Data ...............................................................

  45 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian........................................................................

  48 B. Pembahasan ............................................................................. 58

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................. 71 B. Saran........................................................................................ 72 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel no :

  1. Kriteria Keberhasilan (rata-rata kelas) ……………………………... 37

  2. Data Hasil Tes Siklus I ....................................................................... 49

  3. Aktivitas Siswa Pada Siklus I …………………………………………….. 51

  4. Keterampilan Cooperatif/Kerja Sama Siswa Pada Siklus I ………………. 52

  5. Data Hasil Tes Siklus II ...................................................................... 54

  6. Aktivitas Siswa Pada Siklus I …………………………………………….. 56

  7. Keterampilan Cooperatif/Kerja Sama Siswa Pada Siklus I ………………. 57

  8. Data Ketuntasan Siklus I ..................................................................... 60

  9. Data Ketuntasan Siklus II .................................................................... 64

  10. Peningkatan Prestasi dari Data Awal, Siklus I, Siklus II .................... 66

  11. Praid Sample Test …………………………………………………… 68

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

  1. Silabus

  2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

  a. RPP Siklus I

  b. RPP Siklus II

  3. Lembar Kerja Siswa Siklus I

  4. Lembar Evaluasi Siklus I

  5. Lembar Kerja Siswa Siklus II

  6. Lembar Evaluasi Siklus II

  7. Rubrik Penilaian

  8. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

  9. Lembar Observasi Keterampilan Cooperative/Bekerja Sama

  10. Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus I

  11. Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus II

   

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutu pendidikan selalu meningkat seiring dengan situasi dan kondisi lingkungan yang ada, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Beberapa komponen yang berpengaruh dalam meningkatkan mutu pendidikan

  di Sekolah Dasar antara lain siswa, guru, kurikulum, pengelola sekolah, sarana dan proses pembelajaran (Djauzak, 1993:9). Salah satu komponen yang dapat meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Dasar adalah proses pembelajaran. Proses pembelajaran dapat meliputi pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, teknik pembelajaran, dan model pembelajaran.

  Proses pembelajaran yang dialami siswa selama menuntut ilmu tidak dapat terpisahkan dari kegiatan menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Keterampilan menulis sangat penting dimiliki oleh siswa dalam kehidupan pendidikan dan masyarakat. Sehingga keterampilan menulis perlu dilatihkan kepada siswa sejak kelas rendah. Hal ini disebabkan karena menulis merupakan keterampilan yang sukar dan kompleks (Puji Santosa, 2007:3.21). Dikatakan sukar dan kompleks karena, menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan secara tidak langsung. Selain itu, menulis juga berkaitan dengan keterampilan berbahasa lainnya seperti berbicara, membaca dan menyimak. Menulis juga perlu memperhatikan penggunaan judul, isi gagasan yang dikemukakan, pilihan kosakata, serta penggunaan ejaan yang benar. Dengan latihan menulis secara terus menerus, maka siswa tidak akan merasa bahwa menulis itu sukar dan kompleks. Siswa akan merasa lebih mudah untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan pendapat yang dimilikinya. Selain itu, dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa dalam menulis.

  Pada kesempatan ini, penulis membahas tentang kemampuan menulis khususnya menulis karangan deskripsi. Dalam menulis karangan dibutuhkan adanya kepaduan, keruntutan, dan kelogisan antar kalimat dan antar paragraf, sehingga akan membentuk sebuah karangan yang baik dan utuh. Menulis karangan deskripsi adalah sebuah keterampilan dalam bentuk tulisan yang memberikan perincian/melukiskan dari objek yang sedang dibicarakan, sehingga objek itu seolah-olah berada di depan pembaca (Groys Keraf, 1982:93).

  Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, kemampuan menulis karangan deskripsi siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan pada nilai rata- rata kelas saat kondisi awal mencapai 67,42. Hal ini disebabkan karena siswa kurang mampu menggunakan ejaan dengan tepat, kurang mampu memilih kata dengan tepat, kurang mampu mendeskripsikan suatu isi gagasan yang sesuai dan kurang mampu menentukan judul karangan. Selain itu, siswa juga kurang mendapat kesempatan untuk latihan menulis karangan. Hal ini dikarenakan pembelajaran masih berpusat pada guru seperti, guru lebih banyak menyampaikan teori daripada melatih keterampilannya. Selain itu guru masih menggunakan pendekatan yang kurang bervariasi, sehingga siswa tidak mampu menulis dengan kreatif dalam menuangkan pikiran dan perasaannya. Akar permasalahan yang lainnya seperti kurang tersedianya sarana atau media pembelajaran yang menarik, guru kurang memberi motivasi pada siswa, dan perbendaharaan kosakata siswa masih kurang.

  Dengan keadaan seperti di atas, maka tidak ada lagi suasana yang menyenangkan, selain itu siswa tidak diberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Agar tidak terjadi hal demikian, seharusnya guru dapat mengatur, mengarahkan, dan menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan. Dengan demikian, guru perlu mencari upaya yang dapat membuat siswa tertarik agar siswa dapat menulis dengan baik. Secara tidak langsung guru dituntut untuk lebih profesional, inovatif, dan proaktif dalam melaksanakan proses pembelajaran.

  Melalui penelitian ini, penulis melakukan satu pembaharuan dan memilih solusi yang tepat untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi menggunakan pembelajaran kontekstual. Dengan pembelajaran kontekstual dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Masnur, 2009:41). Selain itu, dengan pembelajaran kontekstual siswa dapat mengerti makna belajar dan manfaat belajar. Mereka akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari akan berguna bagi hidupnya nanti. Dengan pembelajaran kontekstual diharapkan kemampuan menulis karangan deskripsi siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan akan meningkat.

  Berdasarkan paparan tersebut di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas IV SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 Melalui Pendekatan Kontekstual“.

  B. Batasan Masalah Penelitian

  Tidak mungkin mengatasi masalah dalam waktu yang singkat dengan materi yang banyak. Dalam penelitian ini, penulis membatasi pada materi KD

  8.1 Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dan lain-lain) pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV B SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta. Dengan demikian diharapkan adanya peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi pada kompetensi dasar menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dan lain-lain) melalui pendekatan kontekstual.

  C. Rumusan Masalah Penelitian

  Melihat dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi pada kompetensi dasar menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dan lain-lain) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 ? D.

   Batasan Pengertian 1.

  Kemampuan menulis adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang yang memerlukan wawasan atau pengetahuan serta keterampilan dalam menulis.

  2. Karangan deskripsi adalah sebuah bentuk tulisan yang memberikan perincian dari objek yang sedang dibicarakan, sehingga objek itu seolah- olah berada di depan pembaca.

  3. Pendekatan kontekstual adalah pendekatan yang dilakukan oleh seseorang untuk membantu mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi kehidupan sehari-hari siswa.

E. Pemecahan Masalah

  Dengan menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi pada siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010”.

  F. Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk “Mengetahui apakah pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi pada siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010”.

  G. Manfaat Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah penelitian dan tujuan penelitian yang dikemukakan di atas, hasil penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut:

  1. Bagi Sekolah Sebagai bahan pertimbangan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan sekolah dengan menggunakan pendekatan kontekstual.

  2. Bagi Guru Sebagai bahan pertimbangan guru dalam menerapkan pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan pendekatan kontekstual, agar dapat menciptakan pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan tidak membosankan.

  3. Bagi Siswa Agar dapat meningkatkan kemampuan menulis pada umumnya dan menulis karangan deskripsi pada khususnya. Selain itu, agar dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam berpikir.

BAB II KAJIAN TEORI A. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Menurut KTSP 2006 Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis (Tarigan, 1984:1). Untuk mencapai tujuan agar siswa terampil berbahasa Indonesia, maka siswa

  harus mempunyai kemampuan dalam berbahasa. Dalam KTSP 2006 tentang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 guru harus memfasilitasi siswa SD, agar mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia. Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai berikut:

  1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.

  2. Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

  3. Menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emocional sosial.

  4. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budipekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

  5. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

  B.

  

Tujuan Pembelajaran Menulis Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di

SD Menurut KTSP 2006

  Menulis pada pelajaran Bahasa Indonesia mempunyai tujuan yang tercantum dalam KTSP Nomor 22 Tahun 2006 tentang Stándar Isi dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Stándar Kompetensi Lulusan serta Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 khususnya dalam aspek menulis, yaitu untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaannya melalui karangan dari pikiran sendiri atau pengalamannya, serta menulis karangan berdasarkan topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan.

  Bentuk latihan menulis karangan dalam KTSP Nomor 22 Tahun 2006 tentang Stándar Isi dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Stándar Kompetensi Lulusan serta Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 untuk Sekolah Dasar, sudah tertuang dalam buku paket Bahasa Indonesia untuk kelas IV terbitan Kanisius yang disajikan pada semester dua (Praptanti, 2006). Dengan Stándar Kompetensi, yaitu mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman, dan pantun anak. Kompetensi dasar, yaitu menyusun karangan tentang topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma). Dalam kompetensi dasar tersebut siswa diharapkan dapat menulis karangan dengan memperhatikan penggunaan judul yang sesuai dengan topik dan isi, mengembangkan gagasan dalam kalimat dan satuan paragraf yang runtut, serta memperhatikan penggunaan ejaan yang benar.

C. Hubungan Menulis dengan Keterampilan Berbahasa yang lain

  Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis (Tarigan, 1984:1).

  Ke empat keterampilan berbahasa itu saling berkaitan. Agar mendapatkan gambaran yang jelas mengenai hubungan antar keempat keterampilan berbahasa tersebut dapat dilihat dari tabel berikut (Tarigan, 1984:2):

  Keterampilan Lisan dan Tertulis dan Tidak

Berbahasa Langsung Langsung

  Reseptif Menyimak Membaca

  (menerima pesan) Produktif

  Berbicara Menulis (menyampaikan pesan)

Tabel 2.1 Hubungan Empat Keterampilan Berbahasa

  1. Hubungan antara menulis dan membaca Bila kita menuliskan sesuatu, pada prinsipnya kita ingin agar tulisan itu dibaca oleh orang lain. Dengan kata lain kegiatan menulis dan membaca termasuk pesan yang disampaikan penulis dan diterima pembaca melalui simbol-simbol bahasa yang dituliskan.

  2. Hubungan antara menulis dan berbicara Menulis dan berbicara keduanya sama-sama keterampilan berbahasa yang produktif, artinya penulis dan pembicara berperan sebagai penyampai pesan.

  3. Hubungan antara menulis dan menyimak Dalam menulis seseorang membutuhkan suatu ide atau gagasan untuk tulisannya. Hal tersebut dapat diperoleh dari pengetahuan. Pengetahuan dapat dicari dari banyak membaca, diskusi, melihat, mengamati dan mendengar. Sumber informasi atau pengetahuan yang didapat dengan cara mendengar diperoleh dengan cara menyimak.

  Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa ke empat keterampilan berbahasa merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, tetapi hanya dapat dibedakan. Dikatakan bahwa keterampilan berbahasa merupakan satu kesatuan, karena keterampilan berbahasa yang satu, terkait dengan ketiga keterampilan berbahasa lainnya.

  Kegiatan menulis di Sekolah Dasar lebih menekankan pada proses, bukan hasilnya. Dikatakan sebagai proses, apabila seorang guru memberi tugas pada siswa untuk membuat karangan dengan judul tertentu dengan disertai petunjuk-petunjuk praktis cara menulisnya. Menulis karangan itu tidak harus sekali jadi, tetapi membutuhkan proses yang cukup lama agar dapat menulis dengan baik. Sehingga hasil karangan yang didapat akan lebih baik. Dengan kata lain pembelajaran menulis adalah mengajak siswa menulis, bukan mengajarkan menulis. Dengan menggunakan kata kunci seperti itu, siswa dapat kita bawa dalam situasi yang menyenangkan yang dapat membuat siswa mulai menulis.

D. Menulis

  Menurut pendapat beberapa penulis, menulis memiliki pengertian yang berbeda-beda, tetapi memiliki satu kesamaan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan berikut : a.

  Menurut Guntur Tarigan (1984:3-4) Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.

  b. Menurut Muchlisoh (1993:254) menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang.

  c. Menurut Bobbi DePorter (2006:179) menulis adalah aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan (emosional) dan belahan otak kiri (logika).

  d. Menurut Kartono (2009:17) menulis adalah sebuah aktivitas yang kompleks, bukan hanya sekedar mengguratkan kalimat-kalimat, tetapi lebih daripada itu. Menulis adalah proses menuangkan pikiran dan menyampaikannya kepada khalayak/orang banyak.

  Dari pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa, kemampuan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Caranya dapat dilakukan dengan menuangkan ide-ide, pikiran, dan perasaan secara logis dan sistematis dalam bentuk tertulis sehingga pesan tersebut dapat dipahami oleh para pembaca. Agar dapat menghasilkan tulisan yang baik, maka penulis harus memiliki banyak pengetahuan, keterampilan menulis, dan kemauan. Pengetahuan menulis seseorang bisa didapat dari banyak membaca, banyak berdiskusi, banyak melihat, mengamati dan mendengar. Sedangkan keterampilan menulis didapat dari penggabungan antara daya otak dan daya tangan. Selain itu harus di dasari kemauan yang keras, karena tanpa adanya kemauan, maka seseorang tidak akan menulis. Kemauan dalam menulis sangat dibutuhkan oleh penulis, karena dengan membiasakan diri untuk terus menulis, dengan sendirinya kemampuan menulis akan terasah dengan baik.

E. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pembelajaran Menulis Karangan

  Menurut The liang Gie (2002:3), menulis ialah membuat huruf, angka, nama, dan sesuatu tanda kebahasaan dengan sesuatu alat tulis pada suatu halaman tertentu. Selain pengertian di atas, menulis juga dapat diartikan seperti mengarang.

  Mengarang adalah suatu proses kegiatan pikiran manusia yang hendak mengungkapkan kandungan jiwanya kepada orang lain, atau kepada diri sendiri, dalam tulisan (Widyamartaya, 1978 : 9).

  Mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikan melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami (The Liang Gie, 2002:3).

  Kegiatan mengarang meliputi rangkaian perbuatan dari mengolah gagasan sampai menyusun kalimat, berbagai pengalaman dari pikiran yang cerah atau perasaan yang gembira atau kesal, dan sebuah naskah yang bisa bagus atau jelek (The Liang Gie, 1992 : 1).

  Dilihat dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa mengarang merupakan suatu proses kegiatan manusia dengan cara mengungkapkan pikiran, gagasan, dan perasaannya dalam bentuk tulisan. Dalam menulis karangan harus jelas, karena kejelasan sangat penting diperlukan agar mudah dipahami oleh pembaca.

  Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan mengungkapkan gagasan melalui bahasa tulis dalam menulis karangan atau mengarang meliputi 4 unsur sebagai berikut :

  1. Gagasan Gagasan ini dapat berupa pendapat, pengalaman, atau pengetahuan melalui bahasa pikiran seseorang.

  2. Tuturan Tuturan ialah bentuk pengungkapan gagasan sehingga dapat dipahami pembaca. Bentuk pengungkapan tersebut dibedakan menjadi empat sebagai berikut: (a) penceritaan, bentuk pengungkapan yang menyampaikan sesuatu peristiwa /pengalaman dalam kerangka urutan waktu kepada pembaca. (b) pelukisan, bentuk pengungkapan yang menggambarkan suatu objek yang sedang dibicarakan, sehingga objek itu seolah-olah berada di depan pembaca. Objek yang dimaksudkan di sini seperti mendeskripsikan tempat, watak, suasana, benda dan sebagainya. (c) pemaparan, bentuk pengungkapan yang menyajikan fakta-fakta secara teratur, logis, dan terpadu dengan maksud memberi penjelasan kepada pembaca mengenai sesuatu ide, persoalan, dan proses. (d) perbincangan, bentuk pengungkapan dengan maksud meyakinkan pembaca agar mengubah pikiran, pendapat, atau sikapnya sesuai dengan yang diharapkan oleh pengarang.

  3. Tatanan Tatanan ialah tertib pengaturan dan penyusunan gagasan dengan mengindahkan berbagai asas, aturan, dan teknik sampai merencanakan kerangka karangan.

  4. Wahana Wahana ialah sarana penghantar gagasan berupa bahasa tulis yang terutama menyangkut kosa kata.

  Keempat   unsur  itu  saling  terkait,  dan  bersama‐sama  mewujudkan  sesuatu  karangan  (The Liang Gie, 2002: 4‐7). Dalam proses karang-mengarang diperlukan bahasa tulis untuk menuangkan gagasan dari pikiran seseorang kepada pembaca. Setiap ide atau gagasan dapat dituangkan ke dalam kata; kemudian kata-kata tersebut dirangkai menjadi ungkapan; beberapa ungkapan tersebut digabungkan menjadi anak kalimat; sejumlah anak kalimat dapat membentuk sebuah kalimat; kemudian serangkaian kalimat tersebut dapat dirangkai membentuk alinea; alinea-alinea tersebut akhirnya dapat mewujudkan sebuah karangan. Penulisan dari sesuatu karangan ialah berupa kalimat. Tetapi, penulisan dari pikiran dalam karangan ialah alinea. Dengan kata lain, seorang penulis atau pengarang berpikir dalam kerangka alinea, tetapi menuliskan gagasan dalam susunan kalimat-kalimat. Proses gagasan menjadi karangan.

  Dari pernyataan di atas mengenai unsur-unsur mengarang dan proses gagasan menjadi sebuah karangan, maka hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran menulis karangan dapat dijelaskan sebagai berikut :

  1. Pemilihan judul Dalam karangan formal, judul karangan harus tepat menunjukkan topiknya. Penentuan judul harus sesuai dengan persyaratan sebagai berikut

  (Sabarti, 1989: 10):

  a. Harus sesuai dengan topik atau isi karangan

  b. Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frase benda

  c. Judul karangan diusahakan singkat

  d. Judul harus dinyatakan secara jelas dan tidak mengandung arti ganda

  2. Penentuan pikiran utama Salah satu ciri utama tulisan yang baik adalah adanya kesatuan gagasan antarparagrafnya (Mustakim, 1994:112). Dalam sebuah paragraf hendaknya hanya mengandung satu gagasan utama, dan diikuti oleh beberapa gagasan pengembang atau penjelas. Hal tersebut perlu dilakukan agar sebuah tulisan menjadi jelas jika mempunyai kesatuan, dengan maksud agar tidak menyimpang dari pikiran utama.

  Seperti dikemukakan oleh Vero Sudiati (1995:12), pikiran utama adalah pernyataan tentang suatu dari gagasan pokok atau pernyataan tentang pokok pangkal pembicaraan.

3. Penggunaan kata

  Menurut Widyamartaya (1990), kata adalah kesatuan makna dengan bunyi. Kata mempunyai peranan yang penting dalam upaya memahami sebuah bacaan. Penguasaan kata seseorang akan mempengaruhi pemahamannya terhadap bacaan.

  Menurut Widyamartaya (1990), kata dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu : a. Kata yang menimbulkan kemudahan

  1. Menurut jenis Contoh kata-kata yang sudah dikuasai oleh murid kelas IV berdasarkan jenisnya itu dikelompokkan menjadi: a.1.1 Kata benda:

  alam, alat, andil, batas, atlas, baterai, jiwa, beruang, elang, belalai, dagu, dahi, jati, kacang, kapas, gergaji, dan sebagainya.

  a.1.2 Kata kerja: ambil, anggap, desak, bakar, bergaul, dirawat, dan sebagainya. a.1.3 Kata sifat: aneh, beku, bengkak, biru, dan sebagainya. a.1.4 Kata bilangan:

dua, sepuluh, lima belas, seratus, dan sebagainya.

a.1.5 Kata depan:

di, ke, pada, dari, antara, seperti, dan sebagainya.

a.1.6 Kata keterangan: benar, baik.

2. Menurut bentuk

  Contoh kata-kata yang sudah dikuasai oleh murid kelas IV berdasarkan bentuknya dikelompokkan menjadi: a.2.1 Kata dasar: bakar, alat, bengkak, ambil, anggap, busa, dan sebagainya. a.2.2 Kata berimbuhan: dengan ber- : bergaul, berdusta, berekor; dengan me- : mendaki, membalut; dengan di- : dirawat, dibeli; dengan ter : terikat, terjebak, tertimpa; dengan pe- : pejuang, petani; dengan me- dan per- : mempertajam, memperbanyak; dengan –kan : andaikan; dengan me- dan –kan : melainkan, membandingkan; dengan di- dan –i : disenangi; dengan di- dan –kan : dipergunakan, dirahasiakan; dengan me-, per-, dan –kan : memperkenalkan; dengan ber- dan –an : berjatuhan, berceceran; dengan per- dan –an : permainan, permulaan; dengan ke- dan –an : kedinginan, ketahuan; dengan pe- dan –an : penjelasan, penegasan.

3. Menurut makna

  Contoh kata-kata yang sudah dikuasai oleh murid kelas IV berdasarkan maknanya dikelompokkan menjadi:

  alat, baterai, dagu, hati, garpu, busa, suling, dan sebagainya.

  b. Kata yang menimbulkan kesukaran

  1. Menurut jenis Contoh kata-kata yang sudah dikuasai oleh murid kelas IV berdasarkan jenisnya itu dikelompokkan menjadi: b.1.1 Kata sambung: padahal, melainkan, sekalipun, dan sebagainya. b.1.2 Kata Ganti: anda, beliau. b.1.3 Kata keterangan: semata-mata, seolah-olah, seakan-akan.

  2. Menurut bentuk Contoh kata-kata yang sudah dikuasai oleh murid kelas IV berdasarkan bentuk kata berimbuhan dikelompokkan menjadi: b.2.1 akhiran -i : lalui, lengkapi, selidiki. b.2.2 akhiran dan “akhiran semu” yang berasal dari bahasa asing:

  • -wan, -wati, -al, -isme, -isasi, misalnya: sukarelawan, seniwati, material, nasionalisme, globalisasi.

  b.2.3 dua awalan, di- dengan per-: seperdua, seperempat, seperenam. b.2.4 dua awalan dan akhiran:

memperjuangkan, memperhatikan, memperingatkan.

4. Menurut makna

  Contoh kata-kata yang sudah dikuasai oleh murid kelas IV berdasarkan makna yang merujuk pada suatu yang jauh dari lingkungan murid dikelompokkan menjadi:

antena,ganggang, tajuk, gema, baku, dan sebagainya.

  4. Penulisan kalimat Kalimat dalam karangan harus jelas dan mudah dipahami, agar orang lain yang membacanya tidak kesulitan menangkap maksud kalimat tersebut. Setiap kalimat pada suatu karangan pada dasarnya disusun oleh kata-kata. Susunan kata-kata tersebut mempunyai bagian-bagian yang berupa subyek, predikat, obyek, dan keterangan. Bagian-bagian kalimat tersebut akan dijelaskan seperti di bawah ini: a. Subjek

  Subjek kalimat sangat menentukan kejelasan makna sebuah kalimat. Jabatan atau fungsi subyek dalam kalimat biasanya dapat diketahui dengan jalan mengajukan pertanyaan apa, atau siapa yang dibicarakan dalam karangan (Yohanes, 1991:6). Berikut ini adalah beberapa contoh subjek: - Berhitung tidak mudah.

  • Merah adalah warna dasar.

  b.

  Predikat Predikat kalimat sangat menentukan kejelasan makna sebuah kalimat. Ciri-ciri umum predikat terletak di belakang subyek serta berbentuk kata kerja (Yohanes, 1991). Berikut ini adalah beberapa contoh predikat:

  • Ibu sedang makan di dapur.
  • Gempa Minggu lalu keras sekali.
  • Ayah saya lurah desa Kajen.

  c. Obyek Kehadiran obyek dalam kalimat tergantung pada jenis predikat kalimat serta ciri khas obyek itu sendiri. Obyek pada umumnya berbentuk kata benda, atau di belakang kata tugas “oleh” dalam kalimat pasif (Yohanes, 1991). Contoh dari objek adalah :

  • Santi memanggil orang lain.

  d. Keterangan Keterangan tidak wajib ada dalam sebuah kalimat. Bagian keterangan dalam kalimat bahasa Indonesia menyatakan banyak makna, tetapi sering ditemukan dalam pemakaian bahasa sehari-hari, seperti keterangan waktu, keterangan tempat, keterangan tujuan (Yohanes, 1991). Berikut ini adalah beberapa contoh keterangan :

  Kemarin ada ulangan IPS. -

  Dia memotong rambut di kamar. - Susi memotong kertas dengan gunting. - 5.

  Pembentukan paragraf Paragraf pada dasarnya merupakan istilah lain dari alinea. Menurut

  Mustakim (1994:112), paragraf adalah suatu bentuk pengungkapan gagasan yang terjalin dalam rangkaian beberapa kalimat.

  Syarat-syarat paragraf yang baik menurut Mustakim (1994:115) hendaknya dapat memenuhi dua kriteria atau persyaratan, sebagai berikut: kesatuan dan kepaduan. Kesatuan, menyangkut keeratan hubungan makna antargagasan dalam sebuah paragraf. Paragraf bisa tersusun dari beberapa buah kalimat yang saling berhubungan sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh untuk menyampaikan suatu maksud. Dengan demikian, untuk membuat suatu paragraf yang baik, kalimat-kalimat yang disusun hendaknya berhubungan, sehingga arti atau maksud tersebut menjadi jelas.

  Kepaduan, menyangkut keeratan hubungan antarkalimat dalam paragraf dari segi bentuk atau strukturnya, logis, dan mudah dipahami. Kepaduan dapat dilihat dari kalimat-kalimatnya yang terangkai dengan baik.

  Menurut Mustakim (1994:113), ada tiga penanda yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi sebuah paragraf. Pertama, paragraf ditandai dengan permulaan kalimat yang menjorok ke dalam, Kedua, perenggangan, yaitu dengan memberi jarak tertentu antara paragraf yang satu dan yang lain, Ketiga, penanda yang dilakukan dengan cara mencampurkan atau menggabungkan penanda pertama dan penanda kedua. Penanda paragraf gabungan ini dimulai dengan kalimat pertama menjorok ke dalam dan pada akhir paragraf diberi jarak yang lebih renggang daripada jarak spasi yang digunakan pada karya tulisan yang bersangkutan. Sebagai contoh, perhatikan gambar berikut:

  …………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………

    ………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………..…………………………………………………………………… ……………………….....................................................................................................  

Gambar 2.1 Paragraf menjorok ke dalam

  ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………

  ………   ………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………..……………………………………………………………………

Gambar 2.2 Paragraf merenggang

  …………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………  

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 2 63

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERIKEPATIHAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 5 17

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

0 4 47

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA SD NEGERI 2 DLINGO TAHUN 2009

0 3 113

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS IV SD KRISTEN MANAHAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009 2010

1 6 92

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL SISWA KELAS VII MTs NEGERI PLUPUH TAHUN AJARAN 2009/2010.

0 1 10

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI TEKNIK INQUIRY DENGAN PENDEKATAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI TEKNIK INQUIRY DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS X SMA NEGE

0 0 19

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN LANGSUNG MELALUI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN LANGSUNG MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS X KEPERAWATAN SMK

0 0 17

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS X ADMINISTRASI SMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 15

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN MELALUI PENDEKATAN CTL PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 20092010

0 0 155