PENGEMBANGAN MATERI MEMBACA LEVEL BEGINNER BERBASIS INTERKULTURAL UNTUK PEMBELAJAR BIPA SKRIPSI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN MATERI MEMBACA LEVEL BEGINNER BERBASIS INTERKULTURAL UNTUK PEMBELAJAR BIPA

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Disusun oleh:

  

Efisien Dakhi

  071224026

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

  FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  SKRIPSI

  PENGEMBANGAN MATERI MEMBACA LEVEL BEGINNER BERBASIS INTERKULTURAL UNTUK PEMBELAJAR BIPA

  Oleh : Efisien Dakhi

  071224026 Telah diperiksa dan disetujui oleh :

  PEMBIMBING Setya Tri Nugraha, S.Pd., M.Pd.

  16 November 2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  MOTO ORA ET LABORA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yang Maha Esa

Keluargaku:

Mamaku, Sr.Yesika, I.Wolven, Yasniar, Literatur,

dan Ayahku yang tercinta yang telah dipanggil oleh

Tuhan

  

Kekasih hatiku Tanti Wydia Rani

dan keluarganya yang telah membantu saya dalam

menyelesaikan skripsi ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta,12 Desember 2011 Peneliti, Efisien Dakhi (071224026) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Efisien Dakhi Nomor Mahasiswa : 071224026 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

  Pengembangan Materi Membaca Level Beginner Berbasis Interkultural untuk Pembelajar BIPA

  beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 12 Desember 2011 Yang menyatakan Efisien Dakhi

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

  Dakhi, Efisien. 2011. Pengembangan Materi Membaca Level Beginner Berbasis

  Interkultural untuk Pembelajar BIPA . Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP, USD.

  Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan yang dimaksud adalah pengembangan materi membaca level beginner berbasis interkultural untuk pembelajar BIPA. Rumusan masalah yang diangkat adalah materi membaca seperti apakah yang sesuai dengan pembelajar BIPA level beginner? dan bagaimana pengembangan materi membaca untuk pembelajar BIPA level beginner berbasis interkultural?

  Penelitian ini diawali dengan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui gambaran umum tentang materi dan model pembelajaran yang diinginkan oleh pembelajar. Informasi itu diperoleh dari angket yang dibagikan kepada lima orang pembelajar asing yang sedang belajar Bahasa Indonesia di Wisma Bahasa. Selain itu, informasi juga diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan pengajar BIPA di Wisma Bahasa. Hasil analisis berupa angket dan wawancara itu berfungsi sebagai pendukung dalam penyusunan materi membaca level beginner berbasis interkultural untuk pembelajar BIPA.

  Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan Dick and Lou Carey. Prosedur pengembangan yang digunakan adalah prosedur penelitian dan pengembangan Borg and Gall. Untuk mengetahui kualitas silabus dan materi membaca level beginner berbasis interkultural ini, peneliti melakukan uji coba terbatas. Produk yang telah disusun oleh peneliti diuji atau dinilai kelayakannya oleh dua pengajar BIPA di Wisma Bahasa. Berdasarkan hasil penilaian itu, peneliti merevisi produk. Produk yang telah direvisi diuji kembali oleh satu dosen ahli dan dua pengajar BIPA di Wisma Bahasa. Produk revisi yang diuji itu menjadi produk yang siap digunakan.

  Produk yang dihasilkan adalah lima materi membaca level beginner untuk pembelajar BIPA. Kelima materi itu adalah (1) Salam dan Sapa, (2) Perkenalan, (3) Makan, (4) Arah dan Transportasi, dan (5) Berbelanja di Pasar Tradisional. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

  Dakhi, Efisien. 2011. The Development of Reading Materials with Beginner Level

  Based Intercultural for Learner BIPA

  . Thesis. Yogyakarta: PBSID, FKIP, USD. This research is a type of research development. The development in question is the development of beginner-level reading materials for learners based intercultural

  BIPA. The formulation of the issues raised is what kind of reading material in accor- dance with BIPA learners beginner level? and how the development of reading ma- terial for beginner level learners BIPA-based intercultural?

  This study begins with a needs analysis. Needs analysis conducted to deter- mine the general picture of the material and learning model desired by the learner. The information was obtained from questionnaires distributed to five foreign learners who are studying Indonesian in Wisma Bahasa. In addition, information was also ob- tained from direct interviews with teachers BIPA at Wisma Bahasa. Results of analy- sis of questionnaires and interviews it serves as a support in the preparation of begin-

  ner -level reading materials for learners based intercultural BIPA.

  Development model used in this study is to model the development of Dick and Lou Carry. The development procedure used was the procedure of research and development Borg and Gall.

  To know the quality of the syllabus and reading materials based intercultural

  

beginner level, the researchers conducted a limited trial. Products that have been

  compiled by researchers tested or assessed eligibility by two teachers at Wisma Bahasa BIPA. Based on assessment results, the researchers revised the product. The products have been tested again revised by a faculty of experts and two teachers at Wisma Bahasa BIPA. Revision of the tested products into products ready for use.

  The resulting product is a five beginner level reading materials for learners BIPA. The fifth matter is (1) Greetings, (2) Introduction, (3) Eating (4) Directions and Transportation, and (5) Shopping in Traditional Markets.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis haturkan kepada Kristus Tuhan yang telah melimpahkan rahmat, dan karunia-Nya yang sangat besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan Materi Membaca Level

  Beginner

  Berbasis Interkultural untuk Pembelajar BIPA. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah. Banyak pihak yang telah membantu penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.

  Setya Tri Nugraha, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing tunggal yang dengan penuh kesabaran membimbing dan memberi semangat.

  2. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

  3. C. Tutyandari, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Sanata Dharma.

  4. Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku ketua Program Studi PBSID, Universitas Sanata Dharma.

  5. Para dosen PBSID yang dengan penuh semangat dan kesabaran telah mendidik penulis selama belajar di Program Studi PBSID.

  6. Agus Soehardjono, S.S., M.M., selaku Direktur Wisma Bahasa yang telah mengijinkan penulis melakukan penelitian di Wisma Bahasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7.

  Agung Siswanto, S.Pd., selaku pengajar dan manajer pendidikan yang dengan senang hati memberikan arahan dan selalu siap membantu penulis dalam menjalankan penelitian di Wisma Bahasa.

  8. Para guru di Wisma Bahasa yang telah membantu proses uji coba produk.

  9. Bapak saya, Eduard Dakhi yang telah dipanggil Tuhan pada tanggal 21 November 2010, Ibu Yohana Yatiba Sarumaha, Kakak Suster Yesika, Kakak

  I.Wolven, Adik Yasniar, Adik Literatur, dan semua keluarga saya yang telah mendukung saya, baik dari segi materi maupun non materi.

  10. Kekasih hatiku Tanti Wydia Rani yang dengan cintanya mendukung saya hingga skripsi ini selesai.

  11. Teman-teman sepenelitian, Rosalina Ayu, Hastri Eva Febrianti, Erni Dwi Widowati, Yakobus Lanang Prakosa, dan Almendro Thio Lindra, yang selalu bersama-sama dalam suka dan duka menyelesaikan penelitian ini.

  12. Teman-teman Prodi PBSID angkatan 2007, terutama Ria, Yayuk, Eli, Ocha, dan Kristin yang telah mendukung dan memberi semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  13. Kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebut namanya satu per satu.

  Terima kasih atas segala bentuk dukungan yang telah kalian berikan selama penyelesaian skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari sempurna, namun penulis berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi pembaca.

  Penulis

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL....................................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………ii HALAMAN

  PENGESAHAN………………………………………………………..iii HALAMA

  

  

  

  

  

  

  

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

  Halaman

Tabel 2.1 Tema-tema Alternatif.................................................................................14Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Produk Pengembangan..................................................34Tabel 3.2 Kriteria Revisi Komponen Materi Pembelajaran.......................................35Tabel 4.1 Hasil Analisis Kontak Bahasa....................................................................37Tabel 4.2 Persentase Analisis Kontak Bahasa............................................................38Tabel 4.3 Topik-Topik Pilihan...................................................................................39Tabel 4.4 Hasil Wawancara........................................................................................45Tabel 4.5 Hasil Penilaian Silabus Awal......................................................................47Tabel 4.6 Hasil Penilaian Materi Awal........................................................................48Tabel 4.7 Hasil Penilaian Silabus Revisi ....................................................................49Tabel 4.8 Hasil Penilaian Materi Revisi .....................................................................50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

BAGAN-BAGAN

  Halaman Bagan 1 Model Pengembangan Sistem Instruksional dari Dick dan Carey................27 Bagan 2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan........................................................31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Surat ijin penelitian 2. Surat ijin perpanjangan penelitian 3. Pertanyaan panduan wawancara 4. Kuesioner analisis kebutuhan 5. Hasil analisis kebutuhan kelima pembelajar BIPA di Wisma Bahasa

6. Hasil penilaian produk 7.

  Produk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Pengajaran bahasa adalah suatu tugas atau pekerjaan yang melibatkan aspek inteligensia, imaginasi, latihan pengetahuan bahasa, dan pengalaman, serta sejumlah pengalaman lainnya yang sangat berperan, bahkan mempunyai nilai yang sangat tinggi (Rombepajung, 1988 : 1-2). Maksudnya, pengajaran bahasa tidak dapat diajar- kan tanpa persiapan. Persiapan yang perlu dilakukan dapat berupa penyusunan mate- ri, persiapan media, dan mental serta berbagai pengetahuan dan pengalaman dalam berbagai bidang. Oleh karena itu, seorang pengajar bahasa Indonesia yang profesional harus memiliki banyak pengetahuan umum.

  Seorang pengajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) harus memi- liki pengetahuan tentang Indonesia terutama tentang ragam budaya yang ada di Indo- nesia. Hal ini penting untuk mendukung penyusunan materi pembelajaran BIPA. Ma- teri pembelajaran BIPA sebaiknya dilandasi oleh pengetahuan dan pengalaman bu- daya penduduk asli (WNI) karena bahasa dan budaya merupakan satu ikatan yang

  holistik

  . Ini mengindikasikan bahwa materi bahasa Indonesia tidak hanya sekadar mengajarkan tata bahasa Indonesia dan penggunaan bahasa Indonesia, tetapi juga mengajarkan budaya Indonesia yang mana melandasi pembentukan Bahasa Indone- sia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Penyusunan materi merupakan unsur yang sangat penting yang harus dis- iapkan oleh guru. Seorang guru BIPA harus menyusun materi pembelajaran yang bervariasi. Tersedianya sejumlah materi yang bervariasi itu memungkinkan juga para pengajar mengadakan pilihan-pilihan yang dapat disajikan kepada pembelajar (Rom- bepajung, 1988 : 13). Materi yang bervariasi ini dilakukan juga semata-mata untuk penyediaan materi berdasarkan kebutuhan para pembelajar.

  Pada kenyataannya, materi BIPA masih sangat kurang. Penyusunan materi BIPA kebanyakan masih seputar gramatikal saja. Pengembangan materi BIPA berba- sis interkultural yang akan dikembangkan oleh peneliti dalam penelitian ini diha- rapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi kekurangan bahan pengaja- ran BIPA. Pengembangan materi BIPA berbasis interkultural ini juga dimaksudkan agar pembelajar asing dapat lebih memahami budayanya sendiri bersama dengan bu- daya yang sedang dipelajarinya (budaya-budaya yang ada di Indonesia).

  Pengenalan huruf, kata, dan kalimat-kalimat sederhana dapat dilakukan mela- lui empat keterampilan berbahasa, yakni: menyimak, berbicara, membaca, dan menu- lis. Karena membaca merupakan bagian dari pengajaran Bahasa Indonesia (Tarigan, Djago & Tarigan, H.G,1987 : 136), materi BIPA berbasis interkultural yang akan di- kembangkan dalam penelitian ini adalah materi membaca. Materi membaca berbasis interkultural ini akan diperuntukkan kepada pembelajar asing level beginner (tingkat pemula). Oleh karena itu, penyusunan materi membaca akan disusun dalam bentuk percakapan dan teks monolog yang sederhana. Percakapan yang sederhana ini meru- pakan rangkaian kata yang dapat menjadi awal pengenalan bahasa Indonesia bagi pe-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  nutur asing level beginner. Selain itu, pembelajar asing juga dapat lebih mudah me- mahami konteks budaya yang tersaji secara implisit dalam materi.

  Untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan aspek keterampilan membaca, ketiga keterampilan berbahasa lainnya tidak dapat dikesampingkan. Me- nyimak, berbicara, dan menulis memiliki hubungan yang sangat penting terhadap as- pek membaca pembelajar. Empat keterampilan berbahasa itu pada dasarnya merupa- kan satu kesatuan, merupakan catur tunggal (Dawson, [et al] 1963 : 27 via Tari- gan,1984 : 1). Keterampilan menyimak merupakan dasar atau faktor penting bagi suksesnya seseorang dalam belajar membaca secara efektif (Tarigan, 1984 : 2). Me- nemukan ide atau tahu maksud penulis bacaan melalui kegiatan membaca harus dida- sari oleh kegiatan menyimak bacaan dengan sungguh-sungguh.

  Kemampuan berbicara dan kemampuan membaca pembelajar memiliki hu- bungan yang saling melengkapi. Kemampuan berbicara pembelajar akan semakin baik bila kemampuan membacanya baik, dan kemampuan membaca pembelajar hen- daknya selalu diasah melalui kegiatan berdiskusi. Kegiatan berbicara berupa diskusi tentang kosa kata yang kurang dipahami oleh pembelajar akan membantu pembelajar untuk semakin mahir membaca.

  Kegiatan menulis adalah kegiatan yang dapat mengevaluasi apa yang telah di- baca oleh pembelajar. Untuk pembelajar level beginner, kegiatan menulis lebih dik- hususkan dalam menulis kembali isi bacaan, melengkapi, dan menulis apa yang dida- pat dari bahan bacaan. Keterampilan menulis ini dapat membuat para pembelajar be-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ginner lebih ingat huruf, kosa kata, dan kalimat-kalimat bahasa Indonesia yang seder-

hana dengan waktu yang cukup lama.

1.2 Rumusan Masalah Peneliti akan memecahkan persoalan-persoalan berikut.

1. Materi membaca seperti apakah yang sesuai dengan pembelajar BIPA level be-

  ginner ? 2.

  Bagaimana pengembangan materi membaca untuk pembelajar BIPA level be-

  ginner berbasis interkultural?

  1.3 Tujuan Penelitian

  Pengembangan materi ini bertujuan untuk: 1. mengetahui materi membaca yang sesuai dengan pembelajar BIPA level begin-

  ner , dan 2.

  mengembangkan materi pembelajaran membaca level beginner berbasis inter- kultural untuk pembelajar BIPA.

  1.4 Spesifikasi Produk Yang Diharapkan

  Produk yang dihasilkan adalah materi pembelajaran membaca level beginner berbasis Interkultural untuk pembelajar BIPA. Di dalam meteri pembelajaran membaca terda- pat enam bagian penting dalam penyusunannnya, yakni: (1) Topik-topik pembelaja-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  ran, (2) alokasi waktu, (3) tujuan pembelajaran, (4) kegiatan pembelajaran, (5) lati- han-latihan, (6) catatan budaya, dan (7) refleksi.

1.5 Pentingnya Pengembangan 1.

  Produk pengembangan ini digunakan sebagai salah satu contoh pengemban- gan materi membaca level beginner berbasis Interkultural untuk pembelajar BIPA.

  2. Menyediakan materi membaca level beginner berbasis Interkultural untuk pembelajar BIPA dengan komponen penting yang mendukung pembelajaran materi membaca.

3. Produk pengembangan materi membaca ini dapat menciptakan situasi belajar yang lebih aktif, menyenangkan, dan menarik bagi pembelajar BIPA.

  4. Produk pengembangan materi membaca ini diharapkan memberikan motivasi dan wawasan bagi pengajar BIPA untuk mengembangkan materi-materi ber- basis Interkultural yang lebih inovatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.6 Definisi Istilah 1.

  Pengembangan adalah suatu proses secara sistematis dan logis untuk mempe- lajari masalah-masalah agar mendapatkan pemecahan yang teruji validitasnya dan praktis bisa dilaksanakan (Elly melalui Gafur, 1980 : 21).

  2. Materi Pembelajaran Materi pembelajaran adalah isi yang diberikan kepada siswa pada saat ber- langsungnya proses belajar mengajar (Sudjana, 1989 : 67).

  3. Keterampilan Membaca Keterampilan membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks, yang rumit, yang mencakup atau melibatkan serangkaian keterampilan- keterampilan yang lebih kecil, yang terdiri dari 3 komponen, yakni: (1) pen- genalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca; (2) korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik yang formal; dan (3) hubung- an lebih lanjut dari A dan B dengan makna atau meaning (Tarigan, 1984: 10).

  4. Interkultural Interkultural adalah proses, sebuah aksi antar individu milik kelompok yang berbeda atau sama dan antara kelompok yang berbeda bertujuan untuk mem- promosikan fertilisasi silang di semua batas, antara "mayoritas" dan "minori- tas", "dominan" dan "sub-budaya", lokalitas, kelas, agama, disiplin dan genre, sebagai sumber budaya, sosial, kewarganegaraan dan ekonomi inovasi (Intercultural_ Methodolguide_final.pdf).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.7 Sistematika Penulisan

  Skripsi ini terdiri dari lima bab. Bab I adalah pendahuluan. Pendahuluan ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, spesefikasi produk yang diharapkan,pentingnya pengembangan, dan defenisi istilah.

  Bab II adalah kajian pustaka. Kajian pustaka ini berisi tentang kajian teori- teori terdahulu yang relevan, kajian hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan, dan desain pengembangan.

  Bab III adalah metodologi pengembangan. Metodologi pengembangan ini berisi tentang model pengembangan, prosedur pengembangan, uji coba produk, desain uji coba, jenis data, instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data.

  Bab IV adalah Hasil Pengembangan. Hasil pengembangan ini mengungkapkan paparan analisi kebutuhan melalui angket, penjabaran analisis kebutuhan melalui wawancara, paparan hasil uji coba produk pengembangan yang pertama dan kedua.

  Bab V adalah penutup. Bab ini berisi tentang kajian produk yang telah direvisi dan saran. Kajian produk yang dihasilkan berisi tentang jawaban atas permasalahan yang ada di rumusan masalah, dan kelebihan dan kelemahan produk. Saran berisikan tentang keperluan pemanfaatan produk, keperluan pengembangan lebih lanjut, dan saran untuk para penulis bahan pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Pengajaran BIPA

  Para ahli bahasa telah merumuskan pengertian, fungsi, dan tujuan pengajaran BIPA dalam GBPP. Hal ini menjadi patokan bagi setiap pengajar BIPA untuk melakukan pengajaran BIPA. Berikut perumusan pengertian, fungsi, dan tujuan pengajaran BIPA yang ada dalam GBPP.

  2.1.1 Pengertian BIPA BIPA adalah bentuk singkat dari Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing. Seja- lan dengan itu, pengajaran BIPA berarti pengajaran bahasa Indonesia yang dilakukan terhadap para penutur asing (GBPP, 2004). Penutur asing merupakan orang-orang yang bukan warga Negara Indonesia.

2.1.2 Fungsi BIPA

  Bahasa Indonesia merupakan materi utama yang diajarkan di dalam kursus- kursus BIPA ataupun di sekolah-sekolah yang pembelajarnya terdiri atas orang-orang asing. Dalam kaitan itu, bahasa Indonesia berfungsi sebagai sarana komunikasi dan sebagai alat untuk memahami berbagai aspek kehidupan dalam masyarakat Indonesia, baik aspek ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, maupun seni budaya Indonesia (GBPP, 2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1.3 Tujuan Pengajaran BIPA

  Tujuan pengajaran BIPA adalah agar pembelajar mampu berkomunikasi den- gan menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis, yang meliputi empat keterampilan. Keempat keterampilan yang dimaksud adalah berbicara, menyimak, membaca, dan menulis. Keterampilan dan kemampuan tersebut diharapkan dapat dicapai selama empat semester sesuai dengan jenjang kur- sus yang ditempuh (GBPP, 2004).

2.2 Penyusunan Materi Membaca BIPA Berbasis Interkultural

  Materi Pembelajaran BIPA merupakan tugas utama setelah mengadakan anali- sis kebutuhan pembelajar yang harus dilaksanakan oleh pengajar BIPA. Penyusunan Materi membaca BIPA selalu berdasarkan analisis kebutuhan yang telah dilakukan terhadap pembelajar BIPA. Menurut Rombepajung, J.P (1988 : 13-14), penyusun ma- teri pengajaran umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

  1. Realistis : dapat digunakan oleh pengajar dan pembelajar serta mudah untuk mendapatkannya.

  2. Relevan : relevan terhadap kemajuan siswa, umur siswa, serta tujuan yang hendak dicapai.

  3. Menarik : bersifat variasi, mengandung hal-hal yang menarik perhatian siswa.

  4. Memiliki daya pendorong : memiliki kualitas yang menyebabkan siswa men- getahui bahwa apa yang dipelajarinya itu bermanfaat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5.

  Sesuai : adanya kesesuaian antara pendekatan yang digunakan serta dengan si- kap guru.

  Materi yang akan dikembangkan peneliti bersifat realistis karena materi mem- baca BIPA yang akan dikembangkan oleh peneliti berupa percakapan sederhana yang sering terjadi dalam percakapan orang-orang Indonesia pada umumnya. Gambaran budaya Indonesia yang otentik terimplisit dalam tuturan atau percakapan yang terjadi antara penutur dan mitra tutur.

  Materi yang akan dikembangkan ini juga relevan terhadap pembelajar karena materi disusun berdasarkan tingkat kemampuan pembelajar setelah mengadakan ana- lisis kebutuhan. Tarigan, Djago & Tarigan, H.G (1987 : 9) mengatakan “bahan pela- jaran harus pula sesuai dengan taraf perkembangan dan kemampuan pembelajar; me- narik dan merangsang serta berguna bagi pembelajar baik untuk pengembangan pen- getahuannya maupun untuk keperluan tugasnya di lapangan”. Selain melihat kemam- puan pembelajar, materi yang akan dikembangkan ini juga dilatarbelakangi oleh bu- daya-budaya Indonesia. Oleh karena itu topik yang disajikan akan sangat bervariasi. Topik yang bervariasi ini akan dapat membuat para pembelajar beginner dapat terta- rik untuk membaca teks-teks yang ada.

  Daya dorong yang dapat ditimbulkan oleh materi membaca berbasis interkul- tural ini sangat besar karena pembelajar dapat belajar bahasa Indonesia, sekaligus menyadari budayanya sendiri lewat pemahaman budaya Indonesia. Materi membaca berbasis interkultural yang akan dikembangkan oleh peneliti ini juga dapat diajarkan berdasarkan beberapa metode secara holistik sesuai dengan kemampuan pengajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.3 Prinsip-Prinsip Pengajaran Membaca

  Pengajaran materi ajar Bahasa Indonesia untuk penutur asing berbeda penutur asli. Penutur asli merupakan orang-orang yang menggunakan bahasa yang diajarkan, sedangkan penutur asing adalah pembelajar yang belajar bahasa yang bukan baha- sanya sendiri. Penutur asing memiliki bahasa dan budaya yang lain dari bahasa dan budaya sasaran yang akan dipelajari.

  Setiap pembelajar asing memiliki beragam tujuan untuk mempelajari bahasa Indonesia.. Ada pembelajar yang bertujuan hanya untuk berwisata, bekerja, studi di Indonesia, atau sebagai peneliti. Di samping itu, usia pembelajar yang beragam harus menjadi perhatian dalam pembelajaran BIPA. Pendekatan pembelajaran (learning

  

approach ) yang digunakan pengajar BIPA pada pembelajar asing berusia remaja ten-

  tu berbeda dengan yang berusia setengah baya. Perbedaan pendekatan ini pun akan berimbas pada metode, teknik, dan media yang digunakan.

  Tempat kegiatan pembelajaran juga sangat mempengaruhi keberhasilan pen- gajaran. Jika pembelajaran dilakukan di Indonesia, maka pembelajar asing dapat langsung mempraktikkan di luar kelas hal-hal yang telah dipelajarinya di dalam kelas. Pengajar juga dapat menggunakan metode langsung dengan membawa pembelajar asing ke tempat-tempat penting untuk pembelajaran (pasar, rumah sakit, apotik, dll).

  Hal ini tidak mungkin dilakukan di negara asing tempat pembelajar (Muliana, 2009).

  Berdasarkan uraian di atas dapat disintesakan bahwa pengajaran BIPA meru- juk pada kegiatan pengajaran bahasa Indonesia bagi orang asing (yang bukan penutur bahasa Indonesia) dan memiliki latar belakang bahasa dan usia, profesi, kompetensi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dan tujuan belajar berbeda. Dalam penelitian ini, yang akan dibicarakan adalah hal- hal yang berkaitan dengan pengajaran membaca tingkat beginner. Sebagaimana pen- gajaran keterampilan lain, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengem- bangan materi membaca untuk pembelajar BIPA (Muliana, 2009): a) tujuan pembelajar BIPA belajar bahasa Indonesia,

  b) gradasi kesulitan materi,

  c) variasi materi,

  d) konteks materi, dan e) integrasi materi (materi berbahasa, kebahasaan, dan budaya).

  Prinsip pertama yang harus menjadi perhatian adalah tujuan pembelajar bela- jar BIPA. Materi membaca bagi pembelajar asing yang hanya tinggal sementara wak- tu, berbeda dengan pembelajar asing yang ingin tinggal menetap di Indonesia. Pem- belajar yang hanya tinggal sementara tidak perlu diajarkan seluruh aspek bahasa In- donesia yang terjadi dalam konteks masyarakat bahasa Indonesia. Pembelajar asing yang menetap, perlu diperkenalkan konteks-konteks kebahasaan yang lebih kom- pleks. Maksudnya, bahasa baku dan non baku perlu diperkenalkan kepada pembelajar asing yang ingin menetap.

  Pembelajar asing yang hanya bertujuan untuk berkomunikasi ketika berwisata di Indonesia, tentunya tidak membutuhkan materi membaca pemahaman puisi, cer- pen, atau drama. Yang dibutuhkan mereka adalah membaca petunjuk arah, membaca menu, membaca artikel tempat-tempat wisata, dan wacana lain yang relevan. Hal ter- sebut tentu berbeda dengan pembelajar BIPA yang bertujuan akan bekerja di Indone-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  sia. Untuk mereka, pengajar harus mempersiapkan wacana yang relevan dengan du- nia bekerja, misalnya, surat-surat resmi, pengumuman resmi, surat perjanjian kerja, dan sebagainya.

  Prinsip kedua, gradasi kesulitan materi. Tingkat kesulitan materi membaca untuk pembelajar BIPA level beginner akan berbeda dengan materi untuk level in-

  

termediate dan advance. Materi membaca yang digunakan untuk setiap level tentu

  saja berbeda. Untuk level advance, bacaan-bacaan yang disajikan memiliki kosa kata yang baku dan non baku yang lebih beragam. Untuk tingkat intermediate, bacaan- bacaan yang disajikan merupakan kosa kata yang baku dan non baku, tetapi dalam bentuk kalimat yang sederhana. Pembelajar level beginner disediakan teks yang memiliki kosa kata dan kalimat-kalimat yang lebih sederhana. Materi membaca untuk level beginner sebaiknya disajikan dalam bentuk percakapan dan teks monolog yang sederhana agar pembelajar dapat memahami konteksnya dengan lebih cepat. Perca- kapan dan teks monolog sederhana yang dimaksud adalah kalimat-kalimat sederhana yang terdiri dari maksimal lima kata. Untuk tingkat beginner, pengajar harus memili- ki pemahaman yang lebih mendalam tentang teks agar dalam pembelajaran, pembela- jar dapat memahami dan menerima konteks yang terdapat dalam teks.

  Prinsip ketiga adalah variatif. Materi yang tidak bervariasi akan menimbulkan kejenuhan. Variasi materi membaca untuk level beginner dapat dilakukan dengan menyajikan topik-topik tuturan yang sehari-hari terjadi dalam lingkungan masyarakat bahasa Indonesia. Topik-topik itu pula mengandung berbagai unsur budaya atau ke- biasaan yang terjadi dalam masyarakat Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Prinsip keempat, konteks materi. Materi yang dikembangkan harus dikaitkan dengan konteks agar lebih bermakna. Oleh karena itu, dalam pengembangan materi harus ada tema yang mengikat keseluruhan materi. Tema-tema pun harus disesuaikan dengan kompetensi pembelajar. Tema harus mulai dari yang konkret ke abstrak.

  Pemberian konteks memudahkan pengajar untuk mengintegrasikan berbagai materi. Konteks yang dimaksud dalam materi membaca berbasis interkultural ini adalah kon- teks budaya. Berikut ini adalah alternatif tema-tema yang dapat diberikan untuk ting- kat dasar, menengah, dan mahir. Perhatikan tingkat kekonkretan dan variasi tema ter- sebut (Muliana, 2009).

Tabel 2.1 Tema-tema Alternatif

  

Beginner Intermediate Advance

  Perkenalan Kesehatan Gaya hidup Keluarga Jenjang pendidikan Kesenian Indonesia Kegiatan sehari-hari Kegiatan ekonomi Sains dan Teknologi Kegemaran Imigrasi Biografi Transportasi Kegaiatan di kantor Perekonomian Profesi Bencana alam Politik dan Hukum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Dalam penelitian ini, peneliti akan menyajikan materi membaca berbasis in- terkultural untuk level beginner dengan topik-topik: perkenalan, keluarga, kegiatan sehari-hari, berbelanja di pasar tradisional, transpotasi, dan profesi.

  Variasi topik di atas, selain membantu pembelajar memahami materi juga da- pat membantu pembelajar asing memahami realitas kehidupan masyarakat Indonesia. pembelajar asing yang belajar di Indonesia tentunya akan melakukan kegiatan berke- nalan, bertetangga, aktivitas di lingkungannya, bepergian dengan alat transportasi di Indonesia, dan sebagainya. Melalui topik-topik tersebut, pembelajar dapat memahami apa yang harus diucapkannya jika berkenalan, jika bertemu dengan tetangga, jika pergi berbelanja, dan sebagainya. Oleh karena itu, berbagai budaya masyarakat Indo- nesia dalam bergaul atau menjalin relasi pun akan dimasukkan dalam materi-materi membaca.

  Prinsip terakhir yang wajib diperhatikan adalah integrasi materi. Penyajian materi yang hanya bersifat gramatikal dapat menimbulkan kejenuhan terutama bagi pembelajar beginner. Oleh karena itu, materi membaca untuk pembelajar asing lebih variatif agar pembelajar tidak bosan. Menurut Kramsch (2001: 34) mengatakan bah- wa pedagogi bahasa asing telah menambahkan kesadaran akan kebutuhan pengajaran bahasa. Konteks yang dimaksud adalah konteks budaya, tempat pembelajar belajar bahasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Di samping itu, materi pengajaran yang baik menurut Breen and Candlin ada- lah materi yang bermanfaat bagi pembelajar. Ciri-ciri materi yang baik mengandung hal-hal berikut (Muliana, 2009).

  a) Sesuai tujuan (instruksional, kurikuler, dst.).

  b) Ada tugas yang dikerjakan pembelajar .

  c) Memperhatikan minat pembelajar.

  d) Memperhatikan pengembangan kegiatan komunikasi.

  e) Memperhatikan cara belajar dan konsep siswa tentang bahasa.

  f) Mengandung keleluasaan menentukan pilihan.

  g) Jelas apa yang telah dan akan dipelajari .

  h) Memperhatikan cara penyajian. i) Menggunakan sumber-sumber belajar lain di dalam kelas. j) Menggambarkan situasi belajar-mengajar di dalam kelas. k) Mengandung evaluasi terhadap prosedur dan isi pelajaran.

2.4 Pendekatan Interkultural

  Belajar antar budaya adalah daerah penelitian, pengkajian dan penerapan pen- getahuan tentang budaya yang berbeda, perbedaan dan persamaan mereka di akses tanggal 23 Februari 2011.). Maksudnya, pem- belajar diajarkan tentang berbagai latar budaya sasaran (Indonesia) melalui teks-teks bacaan yang disajikan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu pengajar harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  benar-benar mengetahui latar budaya Indonesia. Pengajaran budaya sasaran diajarkan secara bertahap dengan memperhatikan latar budaya pembelajar. Pengajar tidak boleh mengharuskan pembelajar melakukan berbagai kebiasaan yang ada di negara sasaran tanpa terlebih dahulu memberi pengertian yang jelas kepada pembelajar.

  Secara rinci yang lebih besar, keterampilan, nilai, dan sikap yang merupakan kompetensi antar budaya termasuk diakses tanggal 23 Februari 2011).

1. Intercultural attitudes (like openness, curiosity, readiness)

  Sikap antarbudaya (seperti keterbukaan, kesiapan, rasa ingin tahu,) harus di- perhatikan dalam penyajian materi bacaan. Suatu kebiasaan negara sasaran ti- dak dapat dipaksakan kepada pembelajar. Pengajar hanya menyampaikan dan menjelaskan beberapa budaya negara sasaran kepada pembelajar melalui teks- teks bacaan yang disajikan.

  2. General knowledge (of the theoretical aspects of how social groups/products/practices work and interact)

  Pengetahuan umum (aspek teoritis tentang bagaimana kelompok-kelompok sosial / produk / praktek kerja dan berinteraksi) tentang negara sasaran harus disampaikan lewat teks-teks bacaan. Contoh : WNI : Rambut kamu bagus sekali.

  Orang Amerika : Ouw…terus mengapa?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Kebiasaan memuji ini, bagi orang Indonesia merupakan bentuk sikap yang akrab, tapi bagi orang Amerika, itu merupakan bentuk sikap yang aneh. Orang Amerika itu berpikir, „kalau rambut saya bagus, urusanmu apa?‟. Tugas pen- gajar adalah menjelaskan kebiasaan yang belum diketahui oleh pembelajar agar pembelajar akhirnya bisa menerima kebiasaan orang Indonesia itu den- gan baik.

  3. Skills of interpreting and relating (a document of another culture to one's own culture)

  Interpretasi dan keterampilan yang berkaitan (dokumen dari budaya lain untuk budaya sendiri) merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh pengajar da- lam menyusun dan menyajikan materi. Budaya-budaya dari pembelajar se- baiknya dipahami secara baik agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam proses pembelajaran.

  4. Skills of discovery and interaction (like the ability to discover information about another culture and the ability to communicate in real-time interaction)

  keterampilan penemuan dan interaksi (seperti kemampuan untuk menemukan informasi tentang budaya lain dan kemampuan untuk berkomunikasi dalam interaksi real-time) menjadi isi yang sebaiknya terdapat dalam materi pembe- lajaran. Teks-teks bacaan disusun dan disajikan untuk membuka wawasan pembelajar tentang budaya negara sasaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5.

   Critical cultural awareness (that there are different cultures next to one's own)

  Melalui teks-teks bacaan yang disusun, pembelajar diarahkan untuk dapat menghormati dan menerima budaya Negara sasaran. Maksudnya, pengajar memberi pengertian kepada pembelajar untuk tidak menganggap perbedaan budaya yang ada sebagai pemisah, melainkan sebagai suatu kekayaan yang harus dimiliki.

2.5 Kompetensi dan Performansi

  Dalam “second-generation transformational grammar” (G-2) istilah kompe- tensi mengandung makna sebagai berikut: “pengetahuan pembicara-pendengar asli secara tidak sadar, diam-diam, tidak diucapkan, intrinsik/hakiki, implisit, intuitif, dan tidak terbatas terhadap bahasanya...” (Chomsky 1965, 1966, 1968; Palmetier 1972: 25 via Tarigan, 1990: 21-22). Bila hal ini dihubungkan dengan pembelajaran bahasa Indonesia, pembelajar asli akan jauh lebih memiliki pengetahuan yang cukup untuk mempelajari bahasa Indonesia daripada penutur asing yang memiliki latar bahasa, dan budaya yang berbeda.

  Performansi adalah teori penggunaan bahasa; penggunaan aktual baha- sa.(Chomsky, 1965 via Tarigan, 1990: 23). Suatu perbedaan dibuat antara pengeta- huan seseorang mengenai bahasa (kompetensi) dan bagaimana seseorang mengguna- kan pengetahuan itu dalam upaya menghasilkan dan memahami kalimat-kalimat (per- formansi) (Tarigan, 1990: 23). Berkaitan dengan hal itu pengetahuan akan bahasa dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  budaya bahasa Indonesia dalam teks-teks bacaan untuk level begginer seharusnya ditanamkan secara baik dan benar agar dalam praktiknya menjadi baik dan benar.

  Materi-materi membaca yang akan dikembangkan oleh peneliti bertujuan un- tuk mengembangkan kompetensi dan performansi pembelajar karena pembelajar akan memperoleh pengetahuan tentang struktur tuturan bahasa Indonesia, budaya Indone- sia, dan mempraktikan bahasa tuturan dalam masyarakat bahasa Indonesia. Hal ini sejalan dengan pendapat Canale dan Swain (1980: 27-31) via Eva Alcón Soler dan Maria Pilar Safont Jordà (2007 : 60-61) mengusulkan bahwa kompetensi komunikatif adalah minimal terdiri dari:

  1. Grammatical competence includes the knowledge of lexical items and

  rules of morphology, syntax, sentence grammar semantics, and pho- nology (Kompetensi gramatikal meliputi pengetahuan unsur leksikal

  dan aturan morfologi, sintaksis, semantik kalimat tata bahasa, dan fo- nologi).

  2. Sociolinguistic competence is made up of two different sets of rules:

  sociocultural and discourse. The former focuses on the extent to which certain propositions and communicative functions are appropriate within a given sociocultural context, and the extent to which appropri- ate attitude and register or style are conveyed by a particular gram- matical form within a given sociocultural context. Rules of discourse are concerned with cohesion and coherence of groups of utterances

  (Kompetensi sosiolinguistik terdiri dari dua peraturan yang berbeda: sosial budaya dan wacana. Yang pertama berfokus pada sejauh mana proposisi tertentu dan fungsi komunikatif sesuai dalam konteks sosial budaya tertentu, dan sejauh mana sikap yang tepat dan mendaftar atau gaya yang disampaikan oleh bentuk gramatikal tertentu dalam konteks sosial budaya tertentu. Aturan wacana berhubungan dengan kohesi dan koherensi kelompok tuturan).

  3. Finally, strategic competence is made up of verbal and nonverbal

  communication strategies that the speaker may resort to whenbreak- downs in communication take place due to performance variables or to insufficient competence. These strategies may relate to grammatical competence (how to paraphrase, how to simplify, etc.) or to sociolin- guistic competence (for instance, how to address strangers when un-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  sure of their social status) (Akhirnya, kompetensi strategis terdiri dari

  strategi komunikasi verbal dan nonverbal bahwa pembicara dapat be- rusaha ketika kesalahan dalam komunikasi terjadi karena variabel per- formansi atau kompetensi mencukupi. Strategi ini mungkin berhubun- gan dengan kompetensi gramatikal (bagaimana parafrase, bagaimana untuk menyederhanakan, dll) atau untuk kompetensi sosiolinguistik (misalnya, bagaimana menempatkan orang asing ketika tidak yakin dengan status sosial mereka)).