BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Puspita Eka Rini BAB I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu pembentukan kepribadian dan

  kemampuan untuk menciptakan keadaan atau situasi tertentu yang dikehendaki sebagai proses penyesuaian dengan lingkungan. Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai usaha pemberian informasi dan pembentukan keterampilan saja, namun diperluas sehingga mencakup usaha untuk mewujudkan keinginan, kebutuhan, dan kemampuan individu sehingga tercapai pola hidup pribadi dan sosial yang memuaskan.Hal ini sesuai dengan pendapatArifin (2016: 39) mengemukakan bahwa pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan kepribadian individu melalui proses atau keinginan tertentu (pengajaran, bimbingan atau latihan) serta interaksi individu dengan lingkungannya untuk mencapai manusia seutuhnya (insan kamil).

  Di era globalisasi dengan berbagai kemajuan, pendidikan sangat dianggap penting dalam kehidupan manusia, masyarakat maupun Negara.

  Negara Indonesia secara tertulis dalam Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 20 Pasal 1 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa:

  Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

  1 spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

  Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan sebuah proses perubahan yang meliputi berbagai aspek baik jasmani maupun rohani yang dimiliki oleh manusia dalam rangka pembentukan kemampuan dan kepribadian yang dianggap penting untuk melangsungkan kehidupan dirinya maupun kehidupan disekitarnya (sosial). Semua orang berhak dan membutuhkan pendidikan untuk membentuk manusia yang berkepribadianbaik, mudah bersosialisasi dan tanggap dengan segala tantangan dalam dunia modern yang semakin maju.

  Pendidikan di Indonesia masih harus dibenahi untuk mengefektifkan berjalannya pendidikan pada jalur formal khususnya bagi warga negara yang membutuhkan sebuah edukasi untuk kelangsungan kehidupannya. Bukan hanya untuk wacana saja, namun beberapa permasalahan pada pendidikan harus segera ditangani secara serius seperti proses belajar mengajar, output dari kegiatan pendidikan, serta masalah pendukung berjalannya sistem pendidikan di Indonesia seperti sarana dan prasarana.

  Uraian di atas menjelaskan bahwa rendahnya kualitas pendidikan yang ada di Indonesia cukup memprihatinkan. Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia tidak pernah berhenti dan harus sejalan dengan perbaikan mutu guru dan mutu pembelajaran di kelas. Selama ini proses pembelajaran masih belum menggunakan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Guru masih mendominasi pembelajaran dan siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Seperti hal nya kualitas pendidikan di sekolah dasar khususnya pada materi IPA.Siswa cenderung merasa bosan dengan pembelajaran yang hanya dilakukan guru dengan teknik ceramah.

  Susanto (2015: 167) mengemukakan bahwa Sains atau IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapat suatu kesimpulan. Modal awal pembelajaran IPA di SD seperti yang tercantum pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengarahkan pada siswa untuk memperoleh pengalaman langsung dalam mengembangkan kompetensi agar siswa dapat memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA mengarahkan kepada siswa untuk menumbuhkan keingin tahuan dan membantu siswa dalam memperoleh pemahaman mengenai alam sekitar. Guru sebagai pelaksana pembelajaran harus dapat membuat pembelajaran yang edukatif dan menyenangkan kepada siswa agar dapat meningkatkan sikap rasa ingin tahu dan prestasi belajar siswa.

  Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru kelas IV, diperoleh hasil bahwa pembelajaran IPA yang terjadi di SD Negeri 2 Pasir Kulon khususnya kelas IV dalam pelaksanaannya masih menunjukkan adanya permasalahan. Pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa terlihat kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran, siswa cenderung hanya mendengarkan saja ketika guru mengajukan pertanyaan dan siswa kurang mampu menjawab pertanyaan guru, dan apabila guru meminta siswa untuk mengajukan pertanyaan siswa sama sekali tidak bertanya. Hal ini membuktikan bahwa rasa ingin tahu siswa masih rendah terhadap pembelajaran IPA. Siswa lebih banyak terlihat diam dan hanya menunggu instruksi dari guru, sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.

  Hal ini ditunjukkan pada perolehan nilai Ulangan Tengan Semester (UTS) mata pelajara IPA kelas IV semester I tahun pelajaran 2016/2017 yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1.1 Nilai Ulangan Tengah Semester Gasal No. Ketuntasan Nilai Jumlah Siswa Persentase(%)

  1. 16 48,5% ≥ 70

  2. < 70 17 51,5% Rata-rata

  63 Hasil Ulangan Tengah Semester (UTS) mata pelajaran IPA kelas IV semester I dengan jumlah 33 siswa, 16 siswa atau 48,5% mendapatkan nilai tuntas diatas KKM dan 17 siswa atau 51,5% masih belum tuntas KKM. Rata- rata secara keseluruhan dalam satu kelas adalah 63 masih dibawah nilai ketuntasan. Permasalahan pada pembelajaran IPA terjadi karena siswa cenderung pasif dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Hasil dari wawancara guru kelas IV mengatakan bahwa kemauan siswa untuk menggali informasi melalui berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan dari guru masih kurang.

  Berdasarkan data yang peneliti peroleh, dapat disimpulkan bahwa rasa ingin tahu siswa dan prestasi belajar IPA kelas IV SD Negeri 2 Pasir Kulonmasih rendah dan perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, perlu diadakan perbaikan untuk mengatasi masalah tersebut. Metode yang digunakan harus mampu menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap kegiatan belajar sehubungan dengan kegiatan pembelajaran sesuai dengan materi IPA yang akan diajarkan. Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IV untuk menerapkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif menggunakan metode eksperimen berbantuan media barang habis pakai pada pelajaran IPA materiperubahan lingkungan fisik bumi. Inovasi dari penelitian ini adalah dengan diterapkannya metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau menguji coba sendiri, siswa lebih bisa berpikir ilmiah dengan uji coba dan pengamatan yang dilakukan, mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan tentang suatu objek, dan hasil belajar akan tahan lama serta internalisasi.

  Penggunaan metode ekperimen ini diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi siswa dalam belajar terutama yang perlu ditingkatkan adalah rasa ingin tahu dan prestasi belajar siswa.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latarbelakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana peningkatan rasa ingin tahu dan prestasi belajar IPA materi perubahan lingkungan fisik bumi menggunakan metode eksperimen berbantuan media barang habis pakai di kelas IVSDN 2 Pasir K ulon?”. Dari rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

  1. Apakah penggunaan metode eksperimen berbantuan media barang habis pakai dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa pada mata pelajaran IPA materi perubahan lingkungan fisik bumidi kelas IV SD N 2 Pasir Kulon? 2. Apakah penggunaan metode eksperimen berbantuan media barang habis pakai dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi perubahan lingkungan fisik bumi di kelas IV SD N 2 Pasir Kulon? C.

   Tujuan Penelitian

  Penelitian Tindakan Kelas di SD Negeri 2 Pasir Kulon ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan penelitian sebagai berikut:

  1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah.

  2. Tujuan Khusus a.

  Untuk meningkatkan rasa ingin tahu siswa pada materi perubahan lingkungan fisik bumi di kelas IV SD N 2 Pasir Kulon.

  b. Untuk meningkatkan prestasi siswa pada materi pokok perubahan lingkungan fisik bumi di kelas IV SD N 2 Pasir Kulon.

D. Manfaat Penelitian

  Penelitian Tindakan Kelas di SD Negeri 2 Pasir Kulon ini memiliki beberapa manfaat. Adapun manfaat penelitian sebagai berikut:

  1. Manfaat Teoretis

  a. Dapat meningkatkan rasa ingin tahu dan prestasi belajar IPA di kelas IV SD N 2 Pasir Kulon.

  b.

  Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang pendidikan.

  c.

  Sebagai dasar pemikiran penelitian selanjutnya, baik oleh peneliti sendiri maupun peneliti lain.

  2. Manfaat Praktis a.

  Bagi Siswa 1)

  Meningkatkan rasa ingin tahu siswa dalam kegiatan pembelajaran.

  2) Meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada materi pokok perubahan lingkungan fisik bumi.

  3) Menambah motivasi dalam belajar dengan teknik pembelajaran yang bervariasi.

  b.

  Bagi Guru 1) Memberikan wawasan dan pengalaman guru dengan memilih teknik dalam pembelajaran yang variatif.

  2) Guru jadi terinspirasi untuk menerapkan metode eksperimen dalam pembelajaran yang lain.