Tingkat kepatuhan para penghuni asrama tahun pertama dan tahun kedua terhadap peraturan asrama putra Van Lith Muntilan - USD Repository

  

TINGKAT KEPATUHAN PARA PENGHUNI ASRAMA TAHUN

PERTAMA DAN TAHUN KEDUA TERHADAP PERATURAN

ASRAMA PUTRA VAN LITH MUNTILAN

Skripsi

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Bimbingan dan Konseling

  

Disusun oleh:

Emereanus Prasetyo

991114006

  

Program Studi Bimbingan Dan Konseling

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

  

SKRIPSI

TINGKAT KEPATUHAN PARA PENGHUNI ASRAMA TAHUN

PERTAMA DAN TAHUN KEDUA TERHADAP PERATURAN

ASRAMA PUTRA VAN LITH MUNTILAN

Oleh :

Emereanus Prasetyo

  

NIM : 991114006

Telah disetujui oleh :

Pembimbing I Drs. Wens Tanlain. M,Pd. Tanggal 14 september 2007

  

SKRIPSI

TINGKAT KEPATUHAN PARA PENGHUNI ASRAMA TAHUN

PERTAMA DAN TAHUN KEDUA TERHADAP PERATURAN

ASRAMA PUTRA VAN LITH MUNTILAN

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Emereanus Prasetyo

  

NIM: 991114006

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

Pada tanggal 4 Oktober 2007

Dan dinyatakan memenuhi syarat

  

SUSUNAN PANITIA PENGUJI

Nama Lengkap Tanda tangan Ketua : Dr. MM. Sri Hastuti, M.Si. ……………………. Sekertaris : Fajar Santoadi, S.Pd. ……………………. Anggota : Drs. Wens Tanlain, M.Pd. ……………………. Anggota : Drs. H. Sigit Pawanta, M.A., SVD. ……………………. Anggota : A. Setyandari, S.Pd., Psi., M.A. ……………………. Yogyakarta, 4 Oktober 2007 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Dekan

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  

Langkah awal yang sangat diperlukan untuk

mendapatkan apa yang Anda inginkan dalam hidup ini adalah

memutuskan

apa yang Anda inginkan.

  • - Ben Stein-

  

Apa yang ada di belakang kita atau di depan kita adalah

persoalan kecil dibandingkan dengan apa yang ada di dalam

diri kita.

  • -Ralph Waldo Emerson-

  Skripsi ini kupersembahkah untuk: Almarhum kedua orang tuaku disurga Ibuku yang tercinta

  Adheku Antonius Prayogo Keluarga besar Sebagai ucapkan syukur dan terima kasih atas dukungan yang telah diberikan

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 4 Oktober 2007 Penulis

  Emereanus Prasetyo

  

ABSTRAK

TINGKAT KEPATUHAN PARA PENGHUNI ASRAMA TAHUN PERTAMA

DAN TAHUN KEDUA TERHADAP PERATURAN ASRAMA PUTRA VAN

LITH MUNTILAN

  Emereanus Prasetyo NIM: 991114006

  Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  2007 Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat kepatuhan para penghuni asrama tahun pertama dan tahun kedua terhadap peraturan asrama putra Van Lith Muntilan. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah: 1) Sejauh mana tingkat kepatuhan para penghuni asrama tahun pertama terhadap peraturan asrama putra Van Lith Muntilan? 2) Sejauh mana tingkat kepatuhan para penghuni asrama tahun kedua terhadap peraturan asrama putra Van Lith Muntilan?

  Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Sampel penelitian adalah penghuni asrama putra tahun pertama 71 orang dan tahun kedua 64 orang. Instrumen penelitian adalah kuesioner Tingkat Kepatuhan Para Penghuni Asrama Tahun Pertama Dan Tahun Kedua Terhadap Peraturan Asrama terdiri dari empat bidang, yaitu: Religiositas, Intelektualitas, Sosialitas, Humanitas.

  Hasil penelitian adalah jumlah penghuni asrama tahun pertama yang memiliki tingkat kepatuhan rendah terhadap peraturan asrama lebih banyak daripada jumlah penghuni asrama yang memiliki tingkat kepatuhan tinggi terhadap peraturan asrama dan jumlah penghuni asrama tahun kedua yang memiliki tingkat kepatuhan rendah terhadap peraturan asrama lebih banyak daripada jumlah penghuni asrama yang memiliki tingkat kepatuhan tinggi terhadap peraturan asrama.

  

ABSTRACT

THE OBEDIENCE LEVEL OF THE FIRST AND SECOND YEAR

DORMITORY DWELLERS TOWARD THE RULES OF VAN LITH

MALE DORMITORY IN MUNTILAN

  Emereanus Prasetyo NIM: 991114006

  Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  2007 This analysis aimed to find out the obedience level of the first and second year dormitory dwellers toward the rules of Van Lith male dormitory in Muntilan. The problems to discuss were: 1) What is the obedience level of the first year dormitory dwellers toward the rules of Van Lith male dormitory in Muntilan?, 2) What is the obedience level of the second year dormitory dwellers toward the rules of Van Lith male dormitory in Muntilan?

  This analysis was a descriptive analysis. The samples were 71 first year male dormitory dwellers and 64 dwellers of the second year. The instrument of this analysis was a questioner of The Obedience Level of the First and Second Year Dormitory Dwellers toward the Dormitory Rules that consisted of four areas: Religiosity, Intellectuality, Sociality, Humanity.

  The results of this analysis were: the total of the first year dormitory dwellers with low obedience level toward the dormitory rules was bigger than the total of dormitory dwellers with high obedience level, and the total of the second year dormitory dwellers with low obedience level toward the dormitory rules was greater than the total of dormitory dwellers with high obedience level.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur saya haturkan kepada Tuhan atas berkat dan rahmatNya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tingkat Kepatuhan Para Penghuni Asrama Tahun Pertama Dan Tahun Kedua Terhadap Peraturan Asrama Putra Van Lith Muntilan”. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan Strata 1 (S-1) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Dalam menyelesaikan skripsi ini saya mendapatkan banyak bantuan berupa dukungan, pikiran, tenaga, waktu dan semangat dari berbagai pihak. Saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

  1. Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si; Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

  2. Drs. Wens Tanlain.M.Pd; dosen pembimbing yang telah membimbing saya selama pelaksanaan skripsi ini.

  3. Seluruh dosen dan karyawan karyawati di Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling.

  4. Br. Albertus Suwarto, S.Pd., FIC; Rektor Asrama Putra Van Lith yang telah memberikan ijin dan kemudahan bagi palaksanaan penelitian ini.

  5. Br. F.Agus Sekti S.A., S.Pt., FIC; Kepala Asrama Putra Van Lith yang telah

  6. Yang terkasih seluruh warga penghuni asrama putra Van Lith Muntilan tahun pertama dan tahun kedua yang telah mengisi kuesioner.

  7. Bapak dan Ibu serta Adheku Antonius Prayogo yang telah memberikan bantuan baik moril maupun spiritual yang sangat saya butuhkan.

  8. Teman-teman angkatan 1999, 1998 dan 2000; teman-teman kontrakan maguwo, kontrakan Cepit serta semua sahabat dan kenalan yang telah memberikan dukungan, kebersamaan dan kerja samanya selama penulisan skripsi ini.

  9. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu saya.

  Penulis Emereanus Prasetyo

  DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL …………………………………………………... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………..... ii HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………. iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………………………. iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………………….. v ABSTRAK ……………………………………………………………... vi ABSTRACT ……………………………………………………………. vii KATA PENGANTAR …………………………………………………. viii DAFTAR ISI ………………………………………………………….... x DAFTAR TABEL ………………………………………………............ xiii DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………….... xiv BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………...

  1 A. Latar Belakang Masalah ……………………………………..

  1 B. Rumusan Masalah …………………………………………...

  2 C. Tujuan Penelitian …………………………………………….

  3 D. Manfaat Penelitian …………………………………………...

  3 E. Batasan Istilah Dan Batasan Variabel …………………………

  3

  BAB II KAJIAN TEORITIS ……………………………………….……

  5 A. Asrama ………………………………………………………

  5

  1. Pengertian Asrama ……………………………………………

  5

  2. Karaktaristik Asrama Putra Van Lith ……….………………

  6 3. Bidang-bidang Pendampingan Di Asrama Putra Van Lith ….

  7 4. Tuntutan Asrama ……………………………….................

  9 B. Kepatuhan Warga Asrama ………………………………..........

  17

  1. Pengertian Kepatuhan Warga Asrama ………………………

  17

  2. Perkembangan Kepatuhan Warga Asrama …………………

  18 C. Sanksi Bagi Pelanggaran Aturan ……………………….........

  28 BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………..

  32 A. Jenis Penelitian ……………………………………………….

  32 B. Alat Pengumpul Data ………………………………………..

  32 1. Kuesioner ……….………………………………………..

  32 2. Skoring …….……….……………………………………….

  34

  3. Realibilitas Kuesioner …………………………………….…

  34 4. Validitas Kuesioner ….……………………………………….

  34 C. Populasi Penelitian ….….………………………………………. 35

  D. Pengumpulan Data ….….………………………………………. 36

  E. Analisis Data ….……….……………………………………….. 36

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………. 38 A. Hasil Penelitian ………….……………………………………… 38

  1. Tingkat Kepatuhan Penghuni Asrama Tahun Pertama Terhadap Peraturan Asrama ...………………………………………..

  38

  2. Tingkat Kepatuhan Penghuni Asrama Tahun Kedua Terhadap Peraturan Asrama ...………………………………………..

  39 B. Pembahasan ….……….………………………………………..

  40

  1. Tingkat Kepatuhan Penghuni Asrama Tahun Pertama Terhadap Peraturan Asrama ...……………………………………….

  40

  2. Tingkat Kepatuhan Penghuni Asrama Tahun Kedua Terhadap Peraturan Asrama ...……………………………………….

  41 BAB V PENUTUP ………………..………………………..………….

  42 A. Ringkasan …………………………………………………….

  42 B. Kesimpulan …………………………………………………...

  43 C. Saran-Saran ……………………………………………...........

  43 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………

  44 LAMPIRAN ……………………………………………………………..

  46

  DAFTAR TABEL

  Tabel 1: Rincian kuesioner tingkat kepatuhan para penghuni asrama tahun pertama dan tahun kedua terhadap peraturan asrama dan sebaran item-item ……………………………………………………..…

  33 Tabel 2: Klasifikasi koefisien korelasi .………………………………..…

  35 Tabel 3: Tingkat kepatuhan para penghuni asrama tahun pertama terhadap peraturan asrama putra Van Lith Muntilan …………………..…

  39 Tabel 4: Tingkat kepatuhan para penghuni asrama tahun kedua terhadap peraturan asrama putra Van Lith Muntilan …………………..…

  39 Tabel 5: Skor Tingkat Kepatuhan Para Penghuni Asrama Tahun Pertama Dan Tahun Kedua Terhadap Peraturan Asrama Putra Van Lith Muntilan ....…….…………………………………...... …………

  53 Tabel 6: Hasil skor Tingkat Kepatuhan Para Penghuni Asrama Tahun Pertama Dan Tahun Kedua Asrama Putra Van Lith Muntilan ….………..

  57

  DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran Kuesioner Tingkat Kepatuhan Para Penghuni Asrama Tahun Pertama Dan Tahun Kedua Terhadap Peraturan Asrama Putra Van Lith Muntilan ……... 46 Tabel 5: Skor Tingkat Kepatuhan Para Penghuni Asrama Tahun Pertama

  Dan Tahun Kedua Terhadap Peraturan Asrama Putra Van Lith Muntilan ....…….…………………………………...................

  53 Hasil perhitungan koefisien reliabilitas dan validitas kuesioner …..........

  55 Tabel 6: Hasil skor Tingkat Kepatuhan Para Penghuni Asrama Tahun Pertama Dan Tahun Kedua Asrama Putra Van Lith Muntilan ………….. 57 Surat Ijin Penelitian ……………………………………………………..

  61 Surat Telah Melakukan Penelitian ………....……………………...….....

  62

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak memerlukan bimbingan, agar dapat mengembangkan diri secara optimal. Anak adalah anggota masyarakat yang akan berperan kelak demi bangsa. Anak dalam perkembangannya berusaha untuk memahami siapa dirinya dan

  memahami apa perannya didalam masyarakat. Anak melalui perkembangan diri mencapai kedewasaan (Hurlock1991).

  Kenyataan saat ini perkembangan anak menuju kedewasaan tidak selalu berjalan lancar. Saat anak memasuki taraf kematangan sosial ia menghadapi harapan orang lain, masyarakat dan ia harus mengadakan penyesuaian diri dengan kehidupan sosial orang dewasa. Hal ini berarti anak menggunakan pola-pola tingkah laku sosial yang dilakukan orang dewasa dalam lingkungan kebudayaan masyarakat tempat tinggalnya (Willis 1991).

  Berkaitan dengan upaya penyesuaian diri ke arah dewasa anak membutuhkan pendidikan. Pendidikan merupakan suatu proses dimana anak didik memperoleh pola perilaku tertentu, kebiasaan-kebiasan tertentu dan membentuk diri dengan ciri-ciri tertentu (Sukadji, 1988). Pendidikan dalam keluarga atau lingkungan diartikan

  Setiap lingkungan hidup bersama seperti asrama pasti berusaha membimbing para penghuni asrama, dalam berperilaku yang dianggap baik. Penghuni asrama sebagai individu mematuhi peraturan yang telah disepakati bersama. Patuh terhadap aturan merupakan cara yang digunakan setiap penghuni asrama untuk menggembangkan diri, yang lambat laun berubah yaitu menjadi kepatuhan terhadap aturan atau otoritas berdasarkan kemampuan diri sendiri sebagai salah satu ciri kedewasaan diri individu (Sukadji, 1988). Kemampuan mendisiplinkan diri sendiri terwujud dalam bentuk pengakuan dan kepatuhan terhadap setiap ketentuan yang sudah ada dalam asrama yaitu peraturan, dan mau memikul tanggung jawab sosial. Hal inilah yang sesunguhnya menjadi inti dari disiplin.

  Timbul pertanyaan sejauh mana perkembangan kepatuhan ini nampak pada para penghuni asrama? Jawaban pertanyaan ini akan diperoleh melalui penelitian terhadap para penghuni asrama tahun pertama dan tahun kedua asrama Van Lith Muntilan.

B. Rumusan Masalah

  1. Sejauh mana tingkat kepatuhan para penghuni asrama tahun pertama terhadap peraturan asrama putra Van Lith Muntilan?

  2. Sejauh mana tingkat kepatuhan para penghuni asrama tahun kedua terhadap peraturan asrama putra Van Lith Muntilan?

  C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui tingkat kepatuhan para penghuni asrama tahun pertama dan tahun kedua terhadap peraturan asrama putra Van Lith Muntilan.

  D. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi tenaga pendidik dalam lingkungan asrama guna mendampingi para penghuni asrama mengenai pentingnya suatu peraturan sebagai proses pembentukan diri pribadi.

  E. Batasan Istilah dan Batasan Variabel.

  1. Istilah.

  a. Asrama Asrama adalah rumah pondokan atau disamakan dengan kos, tetapi sebuah asrama biasanya memiliki ciri khas yang berbeda dengan tempat kos (Slamento, 1990).

  b. Peraturan.

  Peraturan adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur kehidupan bersama dan sudah disepakati bersama. Peraturan dibuat guna terwujudnya lingkungan yang baik, sehingga dapat mempengaruhi seluruh aktivitas

  2. Variabel

  a. Tingkat kepatuhan para penghuni asrama adalah sejauh mana kecenderungan penghuni asrama melaksanakan peraturan asrama yang mengenai segi intelektualitas, religiositas, humanitas, dan sosialitas seperti diukur oleh kuesioner tingkat kepatuhan dan ditunjuk oleh skor yang diperoleh dalam kuesioner. Ada dua kategori tingkat kepatuhan yaitu kategori rendah dan kategori tinggi.

  b. Lama tinggal di asrama putra Van Lith merupakan waktu sejak masuk di asrama dan menetap di asrama yaitu tahun pertama dan tahun kedua ada kelompok penghuni tahun pertama dan kelompok penghuni tahun kedua.

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Asrama.

1. Pengertian Asrama.

  Dalam bahasa sansekerta asrama memiliki pengertian, yakni: ”asrama” atau ”Ashram”. Ada dua arti, pertama, sebuah villa, sebuah pertapaan, atau sebuah biara; sedangkan yang kedua berarti nama tingkatan hidup seorang Hindu dari kasta Brahmana. Kata ”Ashram” (bahasa sansekerta), yang sekarang menjadi kata ”Asrama” dalam bahasa Inggris disebut ”Boarding-

  house”,

  sedangkan dalam bahasa Belanda disebut ”internaat” (Schunacher, 1989).

  Asrama merupakan tempat tinggal bagi sekelompok individu dalam jangka waktu tertentu karena dituntut oleh kebutuhan pendidikan atau bekerja.

  Asrama memiliki tiga pengertian: 1) rumah pemondokan bagi para siswa, pegawai dan sebagainya; 2) rumah kediaman prajurit, misalnya rumah kediaman polisi, dan 3) rumah, kediaman para rahib atau pertapa (Poerwardarminta,1996:62).

  Asrama ialah sebuah rumah pondokan besar sehingga dapat menerima banyak anak atau orang yang sering berhubungan dengan suatu sekolah atau dikatakan sebagai suatu rumah pondokan besar yang memiliki tujuan tertentu (Aryatmi,1990).

  Anak yang diterima dalam asrama itu merupakan kelompok selektif yang memiliki ciri-ciri yang sama. Ciri-ciri tersebut ialah asrama menerima anak dari berbagai keluarga dan mereka akan menjadi penghuni asrama untuk suatu jarak waktu tertentu (Aryatmi,1990).

  Jadi dapat disimpulkan bahwa asrama adalah tempat tinggal sekelompok individu dalam waktu tertentu dengan tujuan untuk menempuh pendidikan atau bekerja dan ada tugas-tugas yang harus dilakukan serta tempat untuk bersosialisasi dan saling bekerjasama sebagai satu keluarga.

2. Karakteristik Asrama Putra Van Lith.

  a. Suasana asrama putra berfungsi sebagai sarana demi tercapainya tujuan pendidikan SMU Pangudi Luhur Van Lith. Suasana kehidupan asrama yang dipelihara dan dikembangkan adalah semangat persaudaraan yang mendorong warga asrama merasa aman, senang dan mau menetap di asrama. Suasana itu digunakan warga asrama untuk mengembangkan diri dalam segi intelektualitas, religiositas, humanitas, dan sosialitas.

  b. Pendampingan dalam kehidupan bersama di dalam asrama berbentuk komunikasi, dialog antar pribadi maupun forum bersama; ruang bagi warga asrama untuk mengungkapkan kreativitas; keterlibatan warga asrama dalam membuat ketentuan/kesepakatan dalam kegiatan dan hidup berasrama; pemberian motivasi warga asrama untuk maju, kreatif, dan bekerjasama; pemberian pujian dan hadiah atas keberhasilan; pemberian nasihat, teguran dan sanksi yang mendidik; evaluasi pribadi dan evaluasi unit; refleksi dalam doa dan renungan; sapaan, hiburan, gurauan, rekreasi yang meredakan ketegangan; menjadi orang tua sosial bagi warga asrama. Suasana kegiatan-kegiatan pendampingan dan

  .

  pelatihan ini terpadu dengan kegiatan sekolah 3. Bidang-Bidang Pendampingan di Asrama Putra Van Lith.

  a. Religiositas.

  Jenis pelatihan yaitu saling melayani sesama warga asrama; doa bersama per unit, per angkatan, rosario, ibadat sabda, renungan,

  completorium

  , dan lain-lain; merayakan ekaristi harian, mingguan baik di paroki maupun kampus sendiri; kegiatan legio maria, lektor, Pendampingan Iman Anak (katekese), Retret, Rekoleksi, Remaja Pencinta Kristus; Refleksi hidup.

  b. Intelektualitas.

  Jenis latihan yaitu belajar mandiri dan bersama secara teratur, tutorial organisasi pengurus asrama (self government), bahan bacaan dari media harian, mingguan dan majalah remaja; konsultasi dengan guru mata pelajaran secara bebas di sore hari.

  c. Sosialitas.

  Warga asrama menjadi pribadi yang berbudi pekerti luhur dan berhati sosial sehingga mampu bersosialisasi (berbaur/beradaptasi/bersahabat) dengan lingkungan hidupnya berkekurangan. Jenis pelatihan: Self government; menciptakan kehidupan unit yang aman, nyaman, tertib dan penuh kekeluargaan; menciptakan ruangan unit yang bersih, rapi dan indah; tugas dan tanggungjawab sebagai warga asrama; opera unit dan kampus; pelayanan penerimaan tamu dan telepon; solidaritas dengan mereka yang membutuhkan dengan sumbangan uang, pakaian, makanan dari hasil menyisihkan kebutuhan sendiri dan bersama; berbela rasa dengan warga sekitar yang terkena musibah.

  d. Humanitas.

  Warga asrama menjadi pribadi yang bermoral dan berwatak, bersifat humanis dalam kehidupan bersama orang lain. jenis pelatihan: latihan sharing dan dialog yang terbuka dan jujur; menghargai orang lain dengan tegur sapa yang sopan; menciptakan sikap tahu berterimakasih dan bersyukur dan mau menerima pemberian orang lain; menghargai orang

4. Tuntutan Asrama

  Peraturan adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur kehidupan bersama dan sudah disepakati bersama. Peraturan dibuat guna terwujudnya lingkungan yang baik, sehingga dapat mempengaruhi seluruh aktivitas dalam kehidupan bersama. Ada 10 tuntutan-tuntutan dalam hidup asrama yang wajib diikuti tiap warga asrama baik perorangan atau kelompok (pedoman asrama putra Van Lith 2006-2007)

a. Ketentuan Perizinan

  1) Warga Asrama yang akan meninggalkan asrama pada saat jam asrama dan hanya dalam kota wajib meminta izin kepada Pamong, bila ke luar kota (menginap/tidak menginap) wajib meminta izin kepada Kepala Asrama disertai surat jalan.

  2) Warga Asrama yang meninggalkan Asrama di luar jam eksplorasi lingkungan harus sepengetahuan Satpam dengan menunjukkan surat izin dari Pamong. 3) Warga Asrama yang tidak dapat mengikuti kegiatan asrama/kegiatan sekolah karena sakit atau hal lain (dirawat di rumah sakit, menjadi duta sekolah, keperluan keluarga yang mendadak) wajib meminta izin secara tertulis kepada Pamong Asrama/Kepala Asrama (berupa blanko surat izin yang ditandatangani Pamong/Kepala Asrama dan berstempel

  4) Bila Warga Asrama hendak meninggalkan asrama karena keperluan keluarga (resepsi), (menginap/tidak menginap) wajib meminta izin kepada Kepala Asrama minimal 3 hari sebelumnya. Harus ada surat/informasi dari pihak keluarga.

b. Pemeliharaan Sarana Prasarana

  1) Sarana prasarana pribadi a. Semua barang milik pribadi wajib diberi nama inisial.

  b. Bila barang milik pribadi tersebut hilang harap segera lapor pada Seksi Keamanan Unit untuk segera diurus bersama-sama

  c. Barang-barang pribadi yang berada tidak pada tempatnya akan disita Pamong dan dapat dikembalikan lagi kepada pemiliknya dengan syarat tertentu berdasarkan kebijakan Pamong. 2) Sarana prasarana umum

  a. Seluruh Warga Asrama wajib memelihara sarana prasarana milik bersama.

  b. Sarana prasarana tersebut meliputi 12 ruang unit beserta sarananya, alat olah raga, rekreasi, UKS dan ruang belajar dengan sarananya.

  c. Bila terjadi kerusakan wajib segera melapor pada Pamong/Kepala Asrama atau pada Seksi Keamanan dan Perlengkapan KKPa untuk segera menggantinya/memperbaikinya. pada Seksi Keamanan dan Perlengkapan KKPa untuk segera diperbaiki/diganti oleh asrama.

  e. Kerusakan sarana prasarana dengan unsur kesengajaan wajib dilaporkan kepada Pamong/Kepala Asrama atau pada Seksi Keamanan dan Perlengkapan KKPa untuk segera diganti/diperbaiki oleh si perusak.

c. Larangan-larangan Warga Asrama

  Selama menjadi peserta didik SMA Pangudi Luhur van Lith Berasrama dimanapun dan kapanpun siswa dilarang keras: 1) Memberi tekanan baik berupa kata-kata maupun tindakan (intimidasi). 2) Memiliki, menyimpan dan atau menghisap rokok dan atau sejenisnya, serta memiliki atau minum minuman keras.

  3) Berkelahi/menyakiti sesama. 4) Memeras dalam rupa uang/bentuk lain. 5) Meninggalkan asrama tanpa izin Pamong. 6) Mencuri. 7) Membawa barang-barang terlarang antara lain: ganja, narkotika. 8) Berbuat asusila dengan sesama jenis maupun lawan jenis. 9) Membawa barang-barang: senjata tajam, buku/majalah porno, dan alat-alat asusila.

  d. Ketentuan di Ruang Belajar

  1) Setiap siswa wajib :

  a. Mengusahakan terciptanya

  5 K (Keamanan, Ketertiban, Kebersihan, Keindahan, dan Kekeluargaan).

  b. Hadir di ruang studi masing-masing tepat waktu.

  c. Studi pertama wajib studi di ruang studi masing-masing.

  d. Menciptakan suasana belajar yang kondusif. 2) Setiap siswa tidak diperkenankan :

  a. Makan/minum dalam bentuk apapun selama proses belajar berlangsung.

  b. Membawa dan atau mendengarkan tape yang mengganggu kepentingan umum.

  c. Membaca buku selain penunjang sarana belajar kecuali buku yang berhubungan dengan pendidikan dan tidak mengganggu suasana belajar.

  d. Tidur secara sengaja maupun tidak sengaja.

  e. Ketentuan di Unit

  1) Setiap siswa wajib :

  a. Melaksanakan piket harian (kebersihan, penguncian pintu, mematikan lampu/air kran KM/WC). d. Mengunci locker pada saat meninggalkan unit. 2) Setiap siswa tidak diperkenankan :

  a. Berada di unit selama kegiatan: sekolah, makan, doa bersama dan belajar.

  b. Menempel gambar-gambar/aksesoris lain di tembok/locker.

f. Ketentuan di Refter

  1) Setiap siswa wajib : a. Mengenakan baju/kaos berkrah.

  b. Mengenakan celana panjang pada saat makan.

  c. Menjaga ketenangan, ketertiban, keamanan, dan kebersihan refter.

  d. Menaati jadwal makan di refter.

  e. Menyerahkan pengumuman kepada Seksi Refter KKPa atau menulis pengumuman pada buku refter untuk segera diumumkan setelah makan oleh Seksi Refter KKPa.

  f. Mengambilkan makan dan minum bagi anggota kelompok mejanya yang sakit, sekaligus mencuci peralatan makannya.

  g. Melaporkan kepada Seksi Refter KKPa jika ada peralatan makan/refter yang rusak.

  h. Mengganti peralatan makan yang dirusak. 2) Setiap siswa tidak diperkenankan : b. Meninggalkan meja makan sebelum doa penutup makan.

  c. Makan di luar refter.

  d. Membunyikan tape dengan volume yang keras pada saat makan di refter.

  e. Pindah dari tempat duduk yang sudah ditetapkan oleh Seksi Refter KKPa (pergantian tempat duduk dilaksakan setiap enam bulan sekali).

  g. Ketentuan di Kamar Mandi, WC, dan Tempat Mencuci

  1) Setiap siswa wajib : a. Menjaga kebersihan kamar mandi,WC, dan tempat mencuci.

  b. Menjaga ketenangan.

  c. Mandi dengan cepat demi teman yang lain.

  d. Mematikan kran air dan listrik jika tidak diperlukan. 2) Setiap siswa tidak diperkenakan: merendam pakaian lebih dari 2 hari.

  h. Ketentuan Pembatasan Barang Mewah

  Setiap siswa tidak diperkenankan : 1) Membawa kendaraan bermotor/sepeda di lingkungan asrama.

  2) Membawa barang elektronik (playstation, laptop, tape recorder) a. Untuk Kelas X tidak diperkenankan membawa Handphone.

  b. Untuk Kelas XI dan Kelas XII Handphone dapat diambil pada :

  III. Hari Libur Nasional.

  c. Untuk Kelas XII semester II dibebaskan membawa Handphone.

  Di luar ketentuan di atas, Handphone harus dititipkan pada Pamong. Kecuali pada keadaan tertentu, warga asrama boleh membawa handphone dalam jangka waktu tertentu dengan persetujuan KKPa dan Kepala Asrama dalam bentuk surat tertulis. 3) Membawa uang saku (non uang sekolah/iuran kegiatan asrama) lebih dari Rp. 50.000,- rupiah perbulannya, selebihnya wajib dititipkan ke

  Bruder Ekonom. 4) Membawa sepatu lebih dari 2 macam.

i. Ketentuan Tugas Jaga Malam ASPA I

  Selama menjadi warga asrama, setiap siswa ASPA 1 diwajibkan jaga malam dimulai jam 22.30 WIB sampai 03.00 WIB sesuai kelompok yang ditentukan. Setiap kelompok berjumlah 5-6 orang. Adapun kewajiban petugas jaga malam : 1) Mengontrol dan menutup pintu dan jendela. 2) Mengisi bak kamar mandi dan WC. 3) Mematikan lampu dan mesin pompa air yang sudah tidak diperlukan. 4) Tidur di luar unit selama jaga malam. 5) Menjaga ketenangan selama berjaga malam.

  j. Ketentuan Kunjungan, Penerimaan Tamu, dan Telepon Asrama

  1) Waktu berkunjung

  a. Hari Kamis: pukul 13.00 s.d. 17.00 WIB

  b. Hari Sabtu : pukul 14.00 s.d. 17.00 WIB

  c. Hari Minggu : pukul 12.30 s.d. 16.00 WIB 2) Setiap siswa yang mendapat kunjungan diluar jam berkunjung wajib melapor kepada Pamong Asrama/Kepala Asrama.

  3) Setiap siswa dilarang membawa tamu masuk ke lingkungan asrama kecuali saat OPEN HOUSE (pada saat pertemuan orang tua/wali kelas I)

  4) Para tamu hendaknya diterima di tempat yang disediakan, di dekat pos satpam.

  5) Waktu menerima telepon

  a. Hari Senin, Selasa, Rabu, dan Jumat: Pukul 17.00-17.45 WIB dan 19.30-20.00 WIB

  b. Hari Kamis: Pukul 14.00-17.00 WIB dan 19.30-20.00 WIB

  c. Hari Sabtu: Pukul 15.30-16.00 WIB dan 21.00-23.00 WIB

  d. Hari Minggu: Pukul 10.00-12.00 WIB dan 17.00-17.30 WIB

B. Kepatuhan Warga Asrama.

1. Pengertian Kepatuhan Warga Asrama.

  Kepatuhan terjadi dalam situasi dimana seseorang bersunggguh-sungguh menghendaki orang lain agar berperilaku dalam berbagai cara (Baron dan Byrnei, 1974). Kepatuhan dalam dimensi pendidikan adalah kerelaan dalam tindakan terhadap perintah-perintah dan keinginan dari kewibawaan, seperti dari orang tua atau guru (Good, 1973).

  Tingkat kepatuhan para penghuni asrama adalah sejauh mana kecenderungan penghuni asrama melaksanakan peraturan asrama. Menurut Kholberg (1995) perkembangan moral sebagai dasar dari kepatuhan yaitu pada tingkat konvesional, pada tingkat ini individu memandang bahwa memenuhi harapan-harapan keluarga dan kelompok dianggap sebagai sesuatu yang sangat berharga pada dirinya sendiri, tidak peduli apapun akibat-akibat langsung dan kelihatan. Sikap ini bukan mau menyesuaikan diri dengan harapan-harapan orang- orang tertentu, masyarakat atau dengan ketertiban sosial, sikap ingin loyal, ingin menjaga dan memberi pembenaran pada ketertiban, sikap ingin mengindentifikasikan diri dengan orang-orang atau kelompok yang ada didalamnya. Ini artinya individu memandang kebaikan indentik dengan harapan sosial serta aturan-aturan dalam masyarakat. Pertimbangan baik atau buruk didasari sudut pandang orang lain, terutama yang dekat dengan dirinya,

2. Perkembangan Kepatuhan Warga Asrama.

  Menurut Prijodarminto (1994) kepatuhan secara umum berkembang berdasarkan dua proses. Pertama, proses sosial yang berasal dari luar individu meliputi (nilai lingkungan, pembiasaan formal) dan keadaan ekonomi. Kedua, proses internal yaitu proses yang berasal dari dalam individu, meliputi sikap dan kesadaran individu (keduanya mencerminkan penalaran dan nurani). Proses internal (psikologis) dapat terbentuk melalui mekanisme imitasi, identifikasi dan kondisioning sebagai proses pembentukan manusia pada individu.

  Pendidikan kepatuhan merupakan suatu proses pembentukan pola perilaku tertentu, kebiasaan-kebiasaan tertentu, terutama untuk meningkatkan kualitas mental dan moral (Sukadji, 1988). Pendampingan sistem asrama semakin diyakini membawa pengaruh yang positif.

  Para Bruder FIC tetap menyakini kebenaran ini, maka asrama-asrama yang telah ada dipertahankan dan ditingkatkan dan kalau mendesak dan sangat dibutuhkan akan didirikan asrama baru. Lama Pendidikan di SMA Pangudi Luhur Van Lith adalah 3 tahun. Semua warga asrama diwajibkan untuk tinggal di asrama dan mentaati peraturan yang berlaku. Pada tahun pertama warga asrama baru dikenalkan lingkungan asrama melalui berbagai kegiatan yang dilaksanakan setiap tahunnya yaitu:

  1) Kegiatan tahunan

   Memperkenalkan hidup berasrama dan sikap-sikap dasar yang diperlukan dalam asrama  Mengajak siswa baru untuk beradaptasi dari kehidupan di luar asrama ke dalam hidup berasrama.

   Latihan membangun hidup berasrama yang saling mengembangkan

  b) MOS  MOS merupakan kegiatan yang mempunyai peran penting dalam usaha sekolah untuk memperkenalkan diri pada siswa baru tentang proses pembelajaran di sekolah.

   Siswa baru diajak untuk mengenal lingkungan sekolah  Pengenalan program sekolah dan KOKAS

c) Kesehatan Mental  Meningkatkan penampilan segar, hangat secara psikis.

   Mengatasi secara positif atas rasa jenuh, stress dan ketegangan diri yang diakibatkan oleh masalah yang muncul di asrama maupun sekolah.

   Adanya pelatihan bagaimana membangun kehidupan mental sehat, baik secara psikologi dan iman.

   Mengembangkan diri secara sehat dan kemudian mampu bersikap d) Narkotika  Mengantisipasi perkembangan hidup siswa secara benar dengan akibat adanya bahaya narkotika dan psikotropika di kalangan kaum muda.

  e) Tour Pendek  Membangun kerjasama dengan pihak-pihak terkait yang berkaitan erat dengan pengembangan siswa di SMA van Lith.

   Mengenal budaya dan pemerintahan setempat  Membuka wawasan siswa terhadap perkembangan dunia luar

  f) Rekoleksi Membangun Hidup Bersama  Merupakan sarana kesempatan siswa untuk merefleksikan diri setelah kurang lebih 4 bulan hidup di asrama.

   Meningkatkan suasana dan sikap hidup yang kondusif untuk hidup berasrama di dalam asrama  Penegasan kembali aturan asrama, ketegasan dan kedisiplinan.

  g) Homestay  Mengenal Rm. Van Lith yang memperjuangkan, mencintai, memperhatikan dan memperjuangkan nasib orang desa.

   Menyelami dan belajar dari orang desa  Belajar menjadi pewarta Kristus di tengah-tengah orang-orang h) Rekoleksi Visi – Misi dan Napak Tilas Van Lith  Didalami tentang Visi-Misi Van Lith, serta bagaimana SMA Van Lith mencoba untuk mewarisi dan menghayati visi dan misinya.

   Kesiapan para siswa untuk memutuskan diri dalam pengembangan dirinya sebagai siswa siswi Van Lith. i) Kreativitas Liturgi

   Pengenalan dan kesadaran akan makna berliturgi beserta pengembangannya. j) Seksualitas

   pembahasan perihal seksualitas yang merupakan anugerah Tuhan (dipandang secara theologis) dan tanggungjawab manusia untuk dimekarkan sesuai kehendaknya.

   Mensikapi pubertas mereka secara benar. k) Sopan Santun  Sebagai orang timur budaya sopan santun kiranya menjadi bagian dalam diri siswa-siswi.

   Belajar menghargai orang lain melalui sikap saling menghargai.  Membangun sikap dewasa yang saling mengembangkan. 2) Kegiatan mingguan

  a) Wawasan Kebangsaan

  Kegiatan ini merupakan pelatihan kemampuan untuk melakukan analisis sosial, diperkenalkan pula di sini berbagai macam ilmu analisis sosial dengan pengamatan situasi masyarakat sekitar secara mikro dan makro.

  Masalah yang dibahas : IPOLEKSOSBUDHANKAM

  b) Kristianitas Mempelajari dokumen-dokumen Gereja, terutama warisan dari

  Konsili Vatikan II yakni Lumen Gentium (peran Gereja dalam Dunia Nyata) dan Apostolicam Actuositatem (Kerasulan Awam)

  c) Sidang Akademi Semakin mengembangkan keberanian wicara di depan umum.Mempelajari kemampuan wicara di depan umum terutama yang bersifat dialogis (dua arah) misalnya diskusi, seminar, simposium, sarasehan, debat.

   Mempelajari teknik persuasif yang tidak konfrontatif dan agitatif serta mengembangkan kemampuan negosiasi.

d) Remaja Pecinta Kristus  Mengembangkan komunitas basis.

   Harapan : suasana persaudaraan sejati dapat berkembang  Saling membantu jika ada permasalahan yang menimpa sesama

   Saling koreksi dalam semangat persaudaraan jika ada teman yang melakukan kesalahan (correctio fraterna)  Dalam semangat persaudaraan pula, teman-teman diharapkan makin mencintai Kristus sebagai pokok anggur sejati, pokok iman Kristiani  Kegiatannya berupa sharing, input dari sesama teman dan pendamping, serta dinamika kelompok

  e) Legio Maria  Meningkatkan kerjasama dalam iman kristiani  Membangun kepekaan iman siswa  Melatih siswa dalam berorganisasi dan belajar bertanggungjawab  Mencintai sesama melalui kegiatan perutusan  Semakin mengenal Yesus dalan peran Ibu Maria di dunia saat ini

  f) Jurnalistik  Memperkenalkan dunia tulis-menulis  Meningkatkan kemampuan berbahasa secara baik dan benar dalam bentuk tulisan  Melatih diri dalam tugas kerasulan melalui dunia tulis-menulis  Belajar mengamati dan menganalisa situasi sekitar dan

   Meningkatkan kerjasama dengan pihak-pihak luar (lembaga terkait)  Membangun kemampuan “berperang tanpa senjata”, terutama di media massa untuk membangun opini publik demi terciptanya transformasi sosial.

  g) PIA (membina sekolah minggu)  Siswa belajar untuk bertanggung jawab terhadap perkembangan Gereja.

   Siswa belajar pula untuk menjadi rasul yang siap sedia menanggapi kebutuhan-kebutuhan Gereja dan masyarakat.

   Kegiatan ini dapat pula menjadi sarana belajar komunikasi antar pribadi dalam beragam level.

   Siswa belajar pula mengkomunikasikan pengalaman imannya kepada anak (makhluk yang masih memerlukan bimbingan untuk berkembang)

  h) Humaniora  Meningkatkan kemampuan bakat siswa  Penyaluran hobi siswa secara benar  Persiapan diri dalam menghadapi tugas atau lomba-lomba yang dipercayakannya.

  3) acara harian asrama putra:

  Acara harian ASPA X dan XI Hari Senin, Selasa, Rabu

  04.30 – 05.00 Bangun pagi, Mandi, Keperluan pribadi 05.00 – 06.00 Belajar, Perayaan Ekaristi 06.00 – 06.15 Makan pagi 06.15 – 06.45 Cuci piring, Piket unit harian, Persiapan sekolah 06.45 – 13.30 Kegiatan sekolah 13.30 – 14.00 Makan siang, Cuci piring 14.00 – 15.00 Istirahat siang 15.00 – 15.30 Mandi & keperluan pribadi 15.30 – 17.00 Kegiatan sore 17.00 – 17.30 Pengembangan pribadi, Keperluan pribadi 17.30 – 17.45 Persiapan belajar 17.45 – 19.15 Belajar I ( wajib ) 19.15 – 19.30 Makan malam 19.30 – 20.00 Cuci piring, Keperluan pribadi 20.00 – 21.00 Belajar II ( wajib ) 21.00 – 21.30 Doa malam angkatan 21.30 – 04.30 Istirahat malam

  Hari Kamis

  04.30 – 05.00 Bangun pagi, Mandi, Keperluan pribadi 05.00 – 06.00 Belajar, Perayaan Ekaristi 06.00 – 06.15 Makan pagi 06.15 – 06.45 Cuci piring, Piket unit harian, Persiapan sekolah 06.45 – 11.45 Kegiatan sekolah

  17.00 – 17.30 Mandi , Keperluan pribadi 17.30 – 17.45 Persiapan belajar 17.45 – 19.15 Belajar I ( wajib ) 19.15 – 19.30 Makan malam 19.30 – 20.00 Cuci piring, Keperluan pribadi 20.00 – 21.00 Belajar II (wajib ) 21.00 – 21.30 Doa malam angkatan 21.30 – 04.30 Istirahat malam

  Hari Jumat