Pengalaman stres praktik klinik dan tingkat stres pada mahasiswa keperawatan tahun pertama dan tahun kedua praktik klinik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

(1)

i

PENGALAMAN STRES PRAKTIK KLINIK DAN TINGKAT

STRES PADA MAHASISWA KEPERAWATAN TAHUN

PERTAMA DAN TAHUN KEDUA PRAKTIK KLINIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S.Kep)

OLEH :

INAYATI SALSABILA NIM : 1111104000022

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH


(2)

(3)

iii FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

SCHOOL OF NURSING

SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF JAKARTA

Undergraduate Thesis, December 2015 Inayati Salsabila, NIM : 1111104000022

Perceived of Stress Clinical Practice and Level of Stress on the First Year and Second Year Nursing Student in Clinical Practice.

ABSTRACT

Clicinical Practice is the Important Part of nursing education. Clinical Practice makes it possible for students to have a chance at connecting theories with nursing clients. In giving treatments to the patients, Nursing students will often meet difficult environments and stress because direct contacts from disease, pain, illness, disability, and death. These things happens because new students are shocked with the new environment clinic for a first step of clinical practice in their first year. The aim of this study is to describe experience of stress and compare level of stress between first and second year nursing students in their clinical practice.These types of researches are quantitative on descriptive design comparison with cross sectional closer, research samples are 81 students of nursery of Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta 2012 class (second year students) and 2013 class (first Year Students) with the technique of Total Sampling. Collection the quantitive data is adopted from

Perceived Stress Scale with 29 questions, the results of the stress meter shows that 100% respondents is first year students and 91.7% second year students is at the medium stress level, and 8.3% respondents from second year students have high stress level. with the highest source of stress is 95.1 % from the instructor staff and nursery staff, 93.8% from take care of patients, and 88.9% from the lack of knowledge and skill. the result of stress level comparisons gives information that First Year students (mean = 2.05) have higher stress than the second year students (mean = 1.59) of the clinic practice, which have a higher level of stress from the 1st year student. Attention from lecturers to the student at clinical practice is important to have for improving and motivating the process of learning for students at the clinical practice environment in the hospital.


(4)

iv FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, Desember 2015

Inayati Salsabila, NIM : 1111104000022

Pengalaman Stres Praktik Klinik, dan Tingkat Stres pada Mahasiswa Keperawatan Tahun Pertama dan Tahun kedua Praktik Klinik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

ABSTRAK

Praktik klinik adalah bagian penting dari pendidikan Keperawatan. Praktik klinik ini memungkinkan mahasiswa memiliki kesempatan untuk menghubungkan teori dengan praktik merawat klien. Dalam memberikan perawatan kepada pasien, mahasiswa seringkali menghadapi situasi sulit, dan sering menimbulkan stres karena kontak langsung dengan penyakit, rasa sakit, penderitaan, kecacatan, dan kematian pasien. hal ini terjadi dikarenakan mahasiswa baru terpapar dengan lingkungan klinik sebagai tahap awal penempatan praktik klinik pada tahun pertama. Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran stres mahasiswa dan membandingkan tingkat stres pada mahasiswa tahun pertama dan tahun kedua praktik klinik. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain deskriptif komparasi menggunakan pendekatan cross sectional, sampel penelitian adalah 81 orang mahasiswa keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012 (Tahun kedua) dan Angkatan 2013 (Tahun pertama) dengan teknik Total Sampling. Pengambilan data kuantitatif diadopsi dari Perceived Stress Scale (PSS) sebanyak 29 pertanyaan. Hasil pengukuran tingkat stres menunjukan 100% responden dari angkatan 2012 dan 91.7% dari angkatan 2013 berada pada tingkat stres sedang, dan 8.3% responden dari angkatan 2013 berada pada tingkat stres berat. Adapun Sumber stres paling sering dirasakan adalah 95.1% dari staf pengajar dan staf keperawatan, 93.8% dari merawat pasien, dan 88.9% dari kurang pengetahuan dan skill. Mahasiswa tahun kedua memiliki tingkat stres yang lebih tinggi (mean= 2.05) dibandingkan dengan mahasiswa tahun pertama praktik klinik memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa tahun pertama praktik klinik (mean= 1.59). penelitian ini menyarankan ada nya perhatian dari pengajar kepada mahasiswa ketika menjalani praktik klinik adalah sangat dibutuhkan guna untuk membangun dan mendukung proses belajar mahasiswa dalam lingkungan praktik klinik di Rumah Sakit.


(5)

(6)

(7)

(8)

viii DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Inayati Salsabila

Tempat, tanggal Lahir : Serang, 29 Mei 1993

Alamat : Kp. Kroya Baru 007/002 Serang-Banten

Telepon : 081911027084

Email : Inayatis2905@gmail.com

Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 1 Kramatwatu [2000-2006]

2. SMP Negeri 1 Kramatwatu [2006-2008]

3. SMA Negeri 1 Kramatwatu [ 2008-2011]

Pengalaman Organisasi

1. Pramuka SMPN 1 Kramatwatu [2006-2007]

2. Seni Rupa SMAN 1 Kramatwatu [2009-2010]


(9)

ix KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah Subhanahuwata’ala, kita memuji, meminta pertolongan

dan memohon pengampunan kepada-nya, dan kita berlindung kepada Allah dari keburukan diri dan kejahatan amal perbuatan kita. Atas berkat rahmat, karunia, dan ridha-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengalaman Stres Praktik Klinik, dan Tingkat Stres pada Mahasiswa Keperawatan Tahun Pertama dan Tahun kedua Praktik Klinik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta”. Sholawat serta salam juga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Penulis telah berusaha untuk menyajikan suatu tulisan ilmiah yang rapi dan sistematik sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Penulis menyadari bahwa penyajian skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena ini, segala kritik dan saran yang berguna untuk menyempurnakan skripsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka dan rasa terima kasih.

Sesungguhnya banyak pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan yang tak terhingga nilainya hingga skripsi ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya. Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Saya, H. Makmun dan Ibu Saya Hj. Aryati yang telah mendidik, mencurahkan semua kasih sayang yang tiada tara, serta memberikan bantuan baik moril maupun materil kepada penulis selama proses menyelesaikan


(10)

x skripsi ini. tak lupa, Kakak Saya Insan Kamil Ahmad Panata Gama, Serta Adik saya Hurina Aini Sundus yang telah memberikan semangat tanpa pamrih.

2. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM., M.ke, selaku dekan fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc, selaku ketua Program Studi dan Ernawati, S.Kp, M.Kep, SP.KMB, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Maftuhah, M.Kep, Ph.D dan Ibu Uswatun Khasanah, S.kep. MNS selaku

dosen pembimbing, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah meluangkan waktu serta memberi arahan dan bimbingan dengan sabar kepada penulis selama proses pembuatan skripsi ini.

5. Ibu Nia Damiati, S.Kp, MSN, selaku dosen Pembimbing Akademik, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah membimbing dan memberi motivasi selama 4 tahun duduk di bangku kuliah.

6. Bapak/Ibu dosen program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negerti Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis serta seluruh staf dan karyawan di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Teman-teman PSIK 2011, yang telah berjuang bersama selama 4 tahun di bangku kuliah ini dan memotivasi dalam mencapai cita-cita.


(11)

xi Pada akhirnya penulis menyadari sepenuhnya tulisan ini masih jauh dari sempurna, namun penulis harapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Ciputat, 25 Desember 2015


(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... . i

Pernyataan Keaslian... ... . ii

Abstract ... . iii

Abstrak. ... . iv

Pernyataan Persetujuan ... . v

Lembar Pengesahan ... . vi

Daftar Riwayat Hidup ... . viii

Kata Pengantar ... . ix

Daftar Isi... xi

Daftar Singkatan... xv

Daftar Bagan... xvi

Daftar Tabel... xvii

Daftar Lampiran... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... ... 1

B. Rumusan Permasalahan ... 4

C. Pertanyaan Penelitian... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA


(13)

xiii

A. Definisi Stres ... 8

1. Pengertian Stres ... 8

2. Jenis Stres ... 9

a. Eustres b. Distres 3. Tahapan stres ... 9

4. Tingkat stres ... 10

5. Sumber-Sumber Stres dalam Kehidupan dan Pendidikan di Rumah Sakit ... 11

a. Sumber-Sumber Stres dalam Kehidupan b. Sumber –Sumber Stres dalam Pendidikan di Rumah Sakit 6. Perceived Stress Scale (PSS) ... .. 13

B. Definisi Praktik Klinik... .... 15

a. Pengertian Praktik Klinik ... 15

b. Pentingnya Penempatan Klinis ... 16

c. Reality Shock in Nursing Clinical Practice ... 16

1. Fase Bulan madu 2. Fase Shock 3. Fase pemulihan dan resolusi C. Kerangka Teori... 18

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep ... 19

B. Definisi Operasional ... 21

C. Hipotesis Penelitian ... 22

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 24


(14)

xiv a. Populasi

b. Sampel

C. Tempat dan Waktu Penelitian... ... 25

D. Instrumen Penelitian... ... 25

E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen... ... 27

a.Validitas b. Reliabilitas F. Langkah-Langkah Pengumpulan Data... 30

G. Pengolahan Data... ... 31

a. Analisis Data... ... 32

b. Analisa Univariat ... 32

c. Analisa Bivariat ... 32

H. Etika Penelitian ... 33

Bab V HASIL PENELITIAN A. Pelaksanaan Penelitian… ... 34

B. Hasil Uji Normalitas... 34

C. Hasil Penelitian Univariat ... 34

a. Karakteristik Responden ... 34

b. Tingkat stres ... 35

c. Sumber Stres Paling Sering dirasakan... 36

D. Hasil Analisis Bivariat ... 37

BAB VI PEMBAHASAN A. Usia Responden……. ... 39

B. Hasil Analisis Univariat ... 40

1. Gambaran Tingkat Stres Pada Mahasiswa 2. Gambaran Sumber Stres yang Paling Banyak dirasakan Mahasiswa C. Hasil Analisis Bivariat ……. ... 43


(15)

xv D. Keterbatasan Penelitian ... 45

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ……. ... 46 B. Saran... ... 48 DAFTAR PUSTAKA


(16)

xvi DAFTAR SINGKATAN

UIN : Universitas Islam Negeri

FKIK : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

PSIK : Program Studi Ilmu Keperawatan


(17)

xvii DAFTAR BAGAN

Halaman

2.1 Kerangka Teori 18


(18)

xviii DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.2 : Definisi Operasional Variabel Penelitian 21

Tabel 5.1 : Distribusi Frekuensi usia Responden 35

Tabel 5.2 : Hasil Uji Normalitas Data 35

Tabel 5.3 : Distribusi Tingkat Stres Responden 35

Tabel 5.4 : Distribusi Sumber Stres Responden 36


(19)

xix DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Penjelasan Penelitian untuk Responden Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3 : Kuesioner Perceived Stress Scale (PSS)

Lampiran 4 : Hasil Uji Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas Tingkat Stres Lampiran 5 : Hasil Uji Analisis Univariat


(20)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Praktik klinik adalah bagian penting dari pendidikan Keperawatan. Praktik klinik ini memungkinkan mahasiswa memiliki kesempatan untuk menghubungkan teori dengan praktik merawat klien (Chapman, 2000). Praktik klinik juga dapat mengembangkan kompetensi siswa Keperawatan, dan praktik klinik memberikan wawasan yang lebih untuk mengembangkan strategi mengajar klinik yang efektif dalam pendidikan keperawatan. Tujuan dari praktik klinik adalah sebagai kunci pembentukan mahasiswa keperawatan karena dapat meningkatkan kemampuan siswa keperawatan secara komprehensif dan sistematis dalam menyelesaikan masalah perawatan klien, dengan memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan dalam perawatan (Yang, 2012).

Praktik klinik dikatakan sebagai kunci dalam pembentukan mahasiswa keperawatan karena mahasiswa dapat menerapkan teori pengetahuan dan mengembangkan keterampilan untuk memberikan perawatan kepada pasien mereka secara langsung. Dalam memberikan perawatan kepada pasien, mahasiswa praktik klinik seringkali menghadapi situasi sulit, dan sering menimbulkan stres karena kontak langsung dengan penyakit, rasa sakit, penderitaan, kecacatan, dan kematian pasien. hal ini terjadi dikarenakan mahasiswa baru terpapar dengan lingkungan klinik


(21)

2 sebagai tahap awal penempatan praktik klinik pada tahun pertama mereka (Nicholas,

et, al, 2013).

Tahap awal penempatan praktik klinik pada tahun pertama disebut sebagai fase observasi dan hal ini disebut juga sebagai masa transisi. masa transisi yaitu masa dari pendidikan dikelas menjadi pendidikan diklinik, dan ketika mahasiswa bergerak dari pengamat pasif ke peserta aktif. dalam masa transisi ini mahasiswa tahun pertama praktik klinik sering mengalami stres. Hal yang menyebabkan stres tersebut adalah akibat dari kurangnya pengetahuan dan keterampilan klinik, kekhawatiran merawat pasien dan takut membuat kesalahan. stres yang diwujudkan melalui kecemasan dan kesulitan dalam membuat keputusan (Brien, 2012).

Penempatan praktik klinik tahun pertama mahasiswa mungkin memiliki tingkat stres yang tinggi karena merasa asing dengan lingkungan institusi rumah sakit, kurang percaya diri, dan tidak memiliki pengalaman klinis sebelumnya dimana hal tersebut bisa menjadi sumber stres saat praktik klinik (Khater, Zaheya, 2012). Hal ini sejalan dengan penelitian Chan (2006) yang membandingkan tingkat stres mahasiswa keperawatan dalam menjalani praktik klinik, hasil menunjukan bahwa tingkat stres bervariasi tergantung pada tingkat semester, dan penempatan klinis. Dan menurut Kleehammer et al, (1990 dalam Chan, 2006) ditemukan bahwa mahasiswa tahun pertama menunjukan skor stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa tahun kedua.


(22)

3 Stres praktik klinik pada mahasiwa merupakan suatu reaksi adaptif yang bersifat sangat individual, sehingga stres pada seseorang belum tentu sama tanggapannya bagi orang lain. Hal ini sangat dipengaruhi oleh tingkat kematangan berpikir, tingkat pendidikan dan kemampuan adaptasi seseorang terhadap lingkungannya. (Hartono,2007).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Januari 2015, peneliti mengambil 10 orang mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, didapatkan hasil studi pendahuluan adalah, 10 mahasiswa mengatakan bahwa praktik klinik merupakan stresor bagi mereka, sumber-sumber stresor yang sering kali mahasiswa rasakan yaitu 10 mahasiswa merasakan stres dalam merawat pasien, 9 orang mahasiswa merasa stres dengan tugas-tugas dan beban kerja, 7 mahasiswa merasa takut jika tidak bisa menjawab pertanyaan pasien,10 mahasiswa merasa stres dengan sikap staf perawat dan pembimbing klinis, 8 mahasiswa merasa stres jika tidak dapat memberikan perawatan yang baik kepada pasien, 10 mahasiswa merasa takut jika membuat kesalahan, dan 7 mahasiswa merasa asing dengan profesional skill dalam keperawatan.

Hasil wawancara peneliti dengan Kepala Program Studi Ilmu Keperawatan, Waras Budi Utomo, mengatakan bahwa berdasarkan kurikulum 2012 mahasiswa keperawatan memulai praktik klinis sejak semester 3 dimana mahasiswa telah mempelajari konsep dan teori praktikum tindakan keperawatan dasar 1 dan 2. dalam praktik klinik ini juga untuk mengawali keterpaparan suasana klinis di Rumah Sakit agar mahasiswa tidak mengalami reality shock ketika mulai memasuki tahap profesi.


(23)

4 Kompetensi secara umum mahasiswa keperawatan semester 3 lebih mengarah pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia secara umum yang mana mereka baru menjalani tahun pertama praktik klinik, dan kompetensi secara umum mahasiswa keperawatan semester 5 adalah melaksanakan tindakan keperawatan pada kasus maternitas yang mana mereka sudah mendapatkan praktik klinik pada semester 3 dan 4 sebelum nya.

Lin (2006), melakukan penelitian Perceived Stress and Coping Strategies of baccalaureate Nursing Students in Clinical Practice untuk meneliti stres, kesehatan fisik dan koping strategi dalam menjalani praktik klinik, dengan desain penelitian deskriptif cross sectional, instrumen penilaian menggunakan survey demografi,

perceived stress scale (PSS) oleh Sheu et al 2002, Phsio-psycho respons scale

(PPRS), dan coping behavior inventory (CBI) oleh Sheu et al 2002, hasil menunjukan bahwa mahasiswa dengan tingkat stres sedang [mean (SD) = 2.10 (0.04)] memiliki kesehatan fisik yang baik [mean(SD) = 1.40 (0.065). stres yang paling sering dirasakan berasal dari kurang nya pengetahuan dan keterampilan profesional [mean (SD) = 2.34 (0.63), dan strategi koping yang paling sering mahasiswa gunakan adalah

tranference coping strategies (Pemindahan).

Penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya peneliti belum menemukan adanya penelitian untuk mengetahui sumber-sumber stres pada mahasiswa praktik klinik, karena peneliti berpikir bahwa mengetahui sumber-sumber yang dapat menyebabkan mahasiswa stres selama praktik klinik adalah penting untuk diteliti.


(24)

5 Melihat dari fenomena diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini guna mengetahui gambaran sumber-sumber yang menyebabkan stres saat praktik klinik yang kemudian akan di ukur serta membandingkan tingkat stres mahasiswa keperawatan di tahun pertama dan tahun kedua praktik klinik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil literatur mahasiswa keperawatan melaporkan bahwa praktik klinik merupakan stresor bagi mahasiswa, kebanyakan mahasiswa mengatakan bahwa merawat pasien, stres dari tugas dan beban kerja, kurang pengetahuan dan skill, dan stres dengan teman sebaya menjadi salah satu sumber stresor mahasiswa saat menjalani praktik klinik. Sumber stres tingkat stres pada tiap individu adalah berbeda-beda. Berdasarkan data diatas peneliti tertarik untuk mengetahui apakah sumber-sumber stres praktik klinik dan bagaiamana tingkat stres mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan tingkat stres mahasiswa keperawatan angkatan 2012 dan mahasiswa keperawatan angkatan 2013 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.


(25)

6 C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran rata-rata tingkat stres praktik klinik mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ?

2. Bagaimana gambaran sumber-sumber stres yang menyebabkan stres praktik klinik mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ?

3. Apakah terdapat perbedaan tingkat stres yang signifikan antara mahasiswa yang baru menjalani praktik klinik di tahun pertama, dengan mahasiswa yang telah menjalani praktik klinik sampai tahun kedua ?

D. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran sumber-sumber stres, dan tingkat stres, serta membandingkan tingkat stres mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun pertama praktik klinik dengan mahasiswa tahun kedua praktik klinik saat praktik klinik di Rumah Sakit.

b. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tingkat stres yang dirasakan oleh mahasiswa keperawatan UIN Jakarta selama Praktik klinik

2. Mengidentifikasi sumber-sumber stres yang dialami oleh mahasiswa keperawatan UIN Jakarta selama praktik klinik

3. Membandingkan tingkat stres mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berdasarkan tingkat semester : Semester 3 dan semester 5


(26)

7 E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi Perguruan Tinggi

a. Melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi dalam melaksanakan fungsi atau tugas perguruan tinggi sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian msyarakat.

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai evaluasi bagi PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam menerapkan metode praktik klinik agar memiliki tingkat stres yang rendah guna meningkatkan kualitas lulusan PSIK UIN Syrif Hidayatullah Jakarta.

2. Manfaat bagi Mahasiswa Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi mahasiswa guna meningkatkan pengetahuan mengenai gambaran sumber stres dan tingkat stres mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam melaksanakan praktik klinik.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bertujuan untuk mengetahui sumber stres praktik klinik dan tingkat stres pada mahasiswa praktik klinik Program


(27)

8 Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi komparasi dan menggunakan pendekatan cross sectional. Metode pengambilan data dengan menyebarkan kuesioner Perceived Stress Scale (PSS) yang diadaptasi dari Sheu (1997). Subjek yang diteliti adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012 dan angkatan 2013. Waktu penelitian berkisar dari April-Mei 2015.


(28)

9 BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Stres 1. Pengertian Stres

Kata stres memiliki banyak arti dalam kehidupan modern saat ini. Wijono (2006), Stres adalah reaksi alami tubuh untuk mempertahankan diri dari tekanan secara psikis. Tubuh manusia dirancang khusus agar bisa merasakan dan merespon gangguan psikis ini. Tujuannya agar manusia tetap waspada dan siap untuk menghindari bahaya. Kondisi ini jika berlangsung lama akan menimbulkan perasaan takut dan tegang.

Stres adalah reaksi dari tubuh (respons) terhadap lingkungan yang dapat memproteksi diri kita yang juga merupakan bagian dari sistem pertahanan yang membuat kita tetap hidup, stres adalah kondisi yang tidak menyenangkan di mana manusia melihat adanya tuntutan dalam suatu situasi sebagai beban atau di luar batasan kemampuan mereka untuk memenuhi tuntutan tersebut ( Nasir, 2011).

Menurut (Durand,2006) Stres merupakan respon fisiologis tubuh terhadap stresor, yaitu kejadian atau perubahan apa pun yang membutuhkan adaptasi. Stres adalah suatu keadaan di mana beban yang dirasakan seseorang tidak sepadan dengan kemampuan untuk mengatasi beban ini ( Slamet, 2003).


(29)

10 Istilah stres atau ketegangan dikemukakan oleh Hans dan Selye yang mendefinisikan Stress sebagai respon yang tidak spesifik dari tubuh pada tiap tuntutan yang dikenakan padanya (Sehnert, 1981 dalam Prawitasari, 2011).

2. Jenis Stres

Menurut Kurniawati (2013) terdapat 2 jenis stres antara lain adalah :

a. Eustres

adalah stres positif yang terjadi ketika tingkatan stres cukup tinggi untuk memotivasi agar bertindak untuk mencapai sesuatu eustres adalah stres yang baik yang menguntungkan kesehatan seperti latihan fisik.

b. Distres

adalah stres negatif yang terjadi ketika tingkatan stres terlalu tinggi atau terlalu rendah dan tubuh mulai menanggapi stresor dengan negatif. Distres dilain pihak merupakan stres yang mengganggu kesehatan dan sering menyebabkan ketidakseimbangan antara tuntutan stres dan kemampuan untuk memenuhi tuntutan.


(30)

11 3. Tahapan Stres

Menurut (Amberg 1979 dalam Sunaryo, 2004), bahwa tahapan stres sebagai berikut :

a. Stres tahap pertama (paling ringan), yaitu stres yang disertai perasaan nafsu bekerja yang besar dan berlebihan, mampu menyelesaikan pekerjaan tanpa memperhitungkan tenaga yang dimiliki, dan penglihatan menjadi tajam.

b. Stres tahap kedua, yaitu stres yang disertai keluhan, seperti bangun pagi tidak segar atau letih, lekas capek pada saat menjelang sore, lekas lelah sesudah makan, tidak dapat rileks, lambung atau perut tidak nyaman (bowel discomfort), jantung berdebar, otot tengkuk, dan panggung tegang. Hal tersebut karena cadangan tenaga tidak memadai.

c. Stres tahap ketiga, yaitu tahapan stres dengan keluhan, seperti defekasi tidak teratur (kadang-kadang diare), otot semakin tegang, emosional, insomnia, mudah terjaga dan sulit tidur kembali (middle insomnia),

bangun terlalu pagi dan sulit tidur kembai (late insomnia), koordinasi tubuh terganggu, dan mau jatuh pingsan.

d. Stres tahap keempat, yaitu tahapan stres dengan keluhan, seperti tidak mampu bekerja sepanjang hari (loyo), aktivitas pekerjaan terasa sulit dan menjenuhkan, respon tidak adekuat, kegiatan rutin terganggu, gangguan pola tidur, sering menolak ajakan, konsentrasi daya ingat menurun, serta timbul ketakutan dan kecemasan.


(31)

12 e. Stres tahap kelima, yaitu tahapan stres yang ditandai dengan kelelahan fisik dan mental (physical and psychological exhaustion),

ketidakmampuan menyelesaikan pekerjaan yang sederhana dan ringan gangguan pencernaan berat meningkatnya rasa takut dan cemas, bingung, panik.

f. Stres tahap keenam (paling berat, yaitu tahapan stres dengan tanda-tanda, seperti jantung berdebar keras, sesak napas, badan gemetar, dingin dan banyak keluar keringat, loyo, serta pingsan atau collaps (Sunaryo, 2004). 4. Tingkat Stres

Menurut Rasmun (2004), Stres dibagi menjadi tiga tingkatan yang terdiri dari: 1. Stres ringan

Adalah stres yang tidak merusak aspek fisiologis dari seseorang. Stres ringan umumnya dirasakan oleh setiap orang contohnya, lupa, ketiduran dikritik, dan kemacetan. Stres ringan biasanya terjadi dalam beberapa menit atau beberapa jam, situasi ini tidak akan menimbulkan penyakit kecuali jika dihadapi terus menerus.

2. Stres sedang

Stres sedang terjadi lebih lama, dari beberapa jam hingga beberapa hari. Contoh dari stresor yang dapat menimbulkan stres sedang adalah kesepakatan yang belum selesai, beban kerja yang berlebihan, mengharapkan pekerjaan baru, dan anggota keluarga yang pergi dalam waktu lama.


(32)

13 3. Stres Berat

Adalah stres kronis yang terjadi beberapa minggu sampai beberapa tahun. Contoh dari stresor yang dapat menimbulkan stres berat adalah hubungan suami istri yang tidak harmonis, kesulitan finansial, dan penyakit fisik yang lama.

5. Sumber-Sumber Stres dalam Kehidupan dan Pendidikan di Rumah Sakit

a. Sumber-Sumber Stres dalam Kehidupan

Menurut Nasir, dkk (2011) Berikut ini adalah sumber-sumber stres yang biasa terjadi dalam kehidupan :

1. Sumber stres dari individu.

Terkadang sumber stres berasal dari individunya sendiri. Salah satu yang dapat menimbulkan stres dari pribadi sendiri adalah melalui penyakit yang diderita oleh seseorang. Menjadi menempatkan demands pada sistem biologis dan psikologis, dan tingkatan stres yang dihasilkan dari orang tersebut bergantung pada keseriusan penyakit dan usia dari orang tersebut. Hal lain yang dapat menimbulkan stres dari individu sendiri adalah melalui penilaian dari dorongan motivasi yang bertentangan, ketika terjadi konflik dalam diri seseorang dan biasanya orang tersebut berada dalam kondisi dimana dia harus menentukan pilihan, dan pilihan tersebut sama pentingnya.


(33)

14 2. Sumber stres dalam keluarga

Perilaku, kebutuhan, dan kepribadian dari tiap anggota keluarga yang mempunyai pengaruh dan beriteraksi dengan anggota keluarga lainnya, kadang menimbulkan gesekan, konflik interpersonal dapat timbul akibat dari masalah keuangan, inconsiderate behavior, atau tujuan yang bertolak belakang.

3. Sumber stres dalam komunitas dan lingkungan

Jika kita terlepas dari stres akibat pekerjaan, sangatlah penting untuk mengevaluasi gaya bekerja. Kepuasan kerja dan kecocokan kerja antara kita dengan atasan dan bawahan, serta organisasi. Mereka yang merasakan sedikit stres adalah mereka yang bekerja di lingkungan di mana mereka dapat berkembang dibandingkan dengan mereka yang bekerja di lingkungan yang sulit untuk berkembang. Hubungan yang dibuat seseorang di luar lingkungan keluarganya dapat menghasilkan banyak sumber stres. Salah satunya adalah bahwa hampir semua orang pada suatu saat dalam kehidupannya mengalami stres yang berhubungan dengan pekerjaanya. Hal ini disebabkan karena tuntutan pekerjaan yang dapat menghasilkan stres dalam dua cara.

1. Beban pekerjaan yang terlalu tinggi.

2. Beberapa macam aktivitas dapat menyebabkan stres lebih daripada yang lainnya, apabila pekerjaan yang dilakukan terus menerus dibawah kemampuannya.


(34)

15 Beberapa aspek dari pekerjaan dapat meningkatkan stres pada pekerja, diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Lingkungan kerja

2. Reliabilitas peralatan kerja

3. Hubungan interpersonal yang buruk

b. Sumber –Sumber Stres dalam Pendidikan di Rumah Sakit.

Sumber stres dalam praktik klinis di rumah sakit menurut Khater (2012) adalah :

1. Kurangnya pengalaman mahasiswa di area rumah sakit 2. Ketakutan dalam mebuat kesalahan

3. Kurangnya kepercayaan diri mahasiswa dalam memberikan perawatan kepada pasien

4. Mempertahankan hubungan yang baik dengan Clinical Instructor di rumah sakit.

5. kurang familiar dengan setting rumah sakit.

6. Stres dari tugas dan beban kerja selama menjalani praktik klinis. 6. Perceived Stress Scale (PSS)

Perceived stress scale (PSS) yang diadopsi dari Sheu et al (1997) yang bertujuan untuk mengukur sumber stres dan tingkat stres mahasiswa selama praktik klinik. 4 poin skala likert yang digunakan untuk menilai 29 item pertanyaan yang terdiri dari 6 kelompok faktor-faktor sumber stres. 6 faktor ini terdiri dari stres merawat pasien, stres dari pengajar dan staf perawat, stres


(35)

16 dari tugas-tugas dan beban kerja, stres dari teman sebaya dan kehidupan sehari-hari, stres dari kurang nya pengetahuan dan skill dan stres dari lingkungan klinis, total skor PSS adalah 0-116 semakin tinggi skor maka di indikasikan memiliki tingkat stres yang tinggi dan sebaliknya (Sheu et al,

2002).

Tabel

Original PSS by Sheu et, al.(1997)

Stress Factor/item Overall perceived stress

I. Stress from taking care of patients

Lack of experience and ability in providing nursing care and in making judgements Do not know how to help patients with physio-psycho-social problems

Unable to reach one’s expectations

Unable to provide appropriate respons to doctors, teachers, and patients questions Worry about not being trusted or accepted by

patience or patience’s family

Unable to provide patient with good nursing care

Do not know how to communicate with patientes

Experience difficulties in changing from the role of a student to that of a nurse

II. Stress from teachers and nursing staff Experience discrepancy between theory and

practice

Do not know how to discuss patients illness with teachers, and medical and nutrsing personnel

Feel stressed that teacher’s instruction is


(36)

17 Feel that teachers do not give fair evaluation

on students

Lack of care and guidance from teachers

III. Stress from assignments and workload Worry about bad grades

Experience pressure from nature and quality of clinical practice

Feel that one’s performance does not meet teachers’ expectations

Feel that the requirements of clinical practice

exceed one’s physical and emotional

endurance

Feel that dull and inflexible clinical practice

affects one’s family and social life

IV. Stress from peers and daily life Experience competition from peers in school and clinical practice

Feel pressure from teachers who evaluate

students’ performance by comparison Feel that clinical practice affects one’s

involvement in extracurricular activities Cannot get along with other peers in the group

V. Stress from lack of professional knowledge and skills

Unfamiliar with medical history and terms Unfamiliar with professional nursing skills

Unfamiliar with patients’ diagnoses and

treatments

VI. stress from the environment

Feel stressed in the hospital environment where clinical practice take place Unfamiliar with the ward facilities Feel stressed from the rapid change in


(37)

18 B. Definisi Praktik Klinik

a. Pengertian Praktik Klinik

Praktik klinik merupakan komponen penting dari sarjana program ilmu keperawatan. Praktik klinik memberikan siswa kesempatan untuk mencapai kompetensi dalam praktek kerja yang aman dan efektif serta berguna untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan, sikap, nilai-nilai, dan kemampuan sesuai dengan strandar kompetensi nasional untuk perawat.

Keperawatan adalah profesi yang berbasis praktik. Oleh karena itu clinical education merupakan bagian penting dalam kurikulum sarjana keperawatan. Kualitas pendidikan perawat tergantung pada kualitas pengalaman klinis siswa memerlukan penempatan klinis efektif untuk memungkinkan penerapan teori ke praktik (Elliot, 2002 dalam Nursing Times.net, 2006) pengalaman ini adalah pusat untuk memasuki dunia kerja sebagai praktisi yang kompeten dan independen (Penman, 2005; dalam Nursing Times.net, 2006).

b. Pentingnya Penempatan Klinis

Penempatan klinis memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengamati model peran, latihan, mengembangkan keterampilan dan kemampuan pemecahan masalah, dan merefleksikan apa yang mereka lihat, dengar dan lakukan (Landers, 2000; Theorell-Ekstrand dan Bjorvellm, 1995; dalam NursingTimes.net, 2006) ketika siswa berlatih dalam lingkungan klinis adalah


(38)

19 penting bagi mahasiswa keperawatan mengintegrasikan konten teoritis yang disediakan oleh lembaga pendidikan dengan realitas praktik keperawatan (Cope et al, 2000; Dunn dan Hansford, 1997; dalam Nusring Times.net, 2006).

c. Reality Shock in Nursing Clinical Practice

Reality shock adalah pengalaman mengejutkan seorang perawat ditahun pertama ketika menyadari bahwa situasi kerja di rumah sakit yang mereka sudah persiapkan tidak sesuai dengan ekspektasi dan ideal nya yang mereka bayangkan (Meleis, 2010).

Ketakutan dan kesuilitan khusus dalam beradaptasi dengan lingkungan kerja di klinis adalah hal yang umum dialami perawat baru dan menyebut ketakutan ini sebagai reality shock karena terjadi sebagai akibat konflik antara ekspektasi lulusan baru terhadap peran keperawatan dan kenyataan peran yang sesungguhnya (Kramer, 1947 dalam Saragih, 2011). transisi dari mahasiswa keperawatan yang kemudian menjadi perawat baru yang bertanggung jawab sepenuhnya diarea klinis merupakan masa dalam kecemasan dan ketidakpastian bagi mereka ditahun pertamanya (Palmer, 2000).

Schmalenberg & Kramer (1979) dalam Saragih (2011) menyatakan bahwa ada empat (4) fase transisi peran mahasiswa menjadi staf perawatan


(39)

20 yakni fase bulan madu, yang diikuti dengan fase syok, fase pemulihan dan resolusi.

1. Fase bulan madu

terjadi pada minggu pertama perawat baru mulai bekerja. Selama perawat permula diterima tulus di lingkngan kerjanya, perawat tersebut hanya sedikit mengalami kesulitan di fase bulan madu. Pada fase ini perawat akan menikmati suasana yang baru yaitu pertama kali mulai bekerja setelah peralihan dari dunia pendidikan.

2. Fase shock

Fase shock terjaid kira-kira setelah memamsuki dunia pekerjaan, pada fase ini terjadi shock terhadap realita, seringkali muncul konflik personil yang erat karena perwat menemukan banyak nilai di sekolah keperawatan tidak dihargai ditempat kerja. Konflik bathin terjadi antara harapan di dunia pendidikan dengan kenyataan dilapanagan kerja.

3. Fase pemulihan dan resolusi

Fase ini adalah fase terakhir yang akan dilalui oleh perawat baru, dimana mereka akan berusahan menyeimbangkan dunia pendidikan dengan dunia kerja. Pada fase ini perawat baru telah menemukan jati dirinya sebagai perawat. Perawat baru akan dapat mengatasi segala permasalahan yang


(40)

21 dihadapi dalam pekerjaan apabila oraganisasi dan atasannya menciptakan suasana yang kondusif terutama pada fase pemulihan dan resolusi.

C. Kerangka Teori

Bagan 2.1 Kerangka teori penelitian modifikasi teori Lazarus dan Folkman (1984)

Sumber : Hans, Selye 1981 (dalam Prawitasari 2011); Khater, 2012 ; Kramer, 1979 (dalam Saragih, 2011); Lazarus dan Folkman 1984 (dalam Wade, 2007)

Keterangan :

= Area yang diteliti

= Area yang tidak diteliti Stresor Sumber Stres dalam

pendidikan di Rumah sakit

Reality Shock

Tingkat Stres

1. Stres Ringan 2. Stres Sedang 3. Stres Berat


(41)

22 BAB 3

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, dan DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian ini disusun berdasarkan landasan teori yang dihubungkan dengan fenomena yang menjadi fokus penelitian. Kerangka konsep akan menjelaskan tentang variabel-variabel yang dapat diukur dalam penelitian ini. Variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut :

1. Variabel bebas (Independent variable )

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Praktik Klinik 2. Variabel terkait (dependent variable)

Variabel terikat pada penelitian ini adalah Stress : Stres ringan, stres sedang, dan stres berat.


(42)

23 Skema 3.1

Kerangka konsep penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian “Sumber Stres Praktik Klinik dan Tingkat Stres pada Mahasiswa Keperawatan Tahun Pertama dan Tahun Kedua Praktik Klinik

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”

Pada penelitian Sumber Stres Praktik Klinik dan Tingkat Stres pada Mahasiswa Keperawatan Tahun Pertama dan Tahun Kedua Praktik Klinik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta akan di identifikasi karakteristik dari responden berupa usia, dan tahun angkatan Penelitian ini akan melihat sumber-sumber yang menyebabkan stres selama praktik klinik dan tingkat stres mahasiswa tahun pertama dan kedua praktik klinik keperawatan UIN Jakarta saat menjalani praktik klinik di area klinis.

Praktik Klinik

Stres a. Stres ringan b. Stres sedang c. Stres berat


(43)

24 B. Definisi Operasional

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel Definisi Operasional

Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur Data Demogra fi Angkatan Kelas Pembagian kelas untuk mahasiswa baru

berdasarkan tahun pertama kali menduduki bangku

perkuliahan

Pengisian data diri pada kuesioner penelitian 1. Angkatan 2012 2. Angkatan 2013 Nominal

Usia lama waktu

hidup atau ada (sejak

dilahirkan atau diadakan)

Pengisian data diri pada kuesioner penelitian

1. 18 tahun 2. 19 tahun 3. 20 tahun 4. 21 tahun 5. 22 tahun

Nominal

Variabel Tingkat Stres

Keadaan stres dirasakan oleh individu yang terbagi dalam 3 rentang yakni stres ringan, sedang, berat

Kuesioner bagian 2 mengenai Perceived Stress Scale (PSS) Pengisian Kuesioner dengan 29 item pertanyaa n dengan

4 poin

likert total skor 1-116

1. Stres ringan Jika skor 1-39

2. Stres sedang Jika skor 40-77 3. Stres berat

Jika skor 78-116 (Sheu,et al,2002)


(44)

25 Sumber

Stres

Kondisi atau hal-hal yang membuat individu

merasakan atau berada dalam situasi stres. Terdapat enam sumber stres yang

dikembangkan

menjadi 29

pertanyaan mengenai sumber stress antara lain :

1. kemampuan

merawat pasien

2. pengajar dan staf kesehatan lainnya

3. tugas dan

beban kerja 4. teman sebaya

dalam kehidupan sehari-hari 5. kurang pengetahuan dan skill 6. lingkungan praktik (Sheu, et,al,2002) Kuesioner bagian 2 mengenai Perceived stress scale (PSS) Pengisian kuesioner 29 item pertanyaan dengan 4 poin skala likert,skor mean tertinggi pada masing-masing domain faktor stres merupakan sumber stres yang paling sering dirasakan oleh seorang mahasiswa . Berdasarkan

hasil yang

didapat pada

tabel distribusi frekuensi sumber

stres dalam

SPSS.

Nominal

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang merupakan jawaban sementara atau kesimpulan sementara dari apa yang menjadi permasalahan, kebenarannya akan dibuktikan


(45)

26 dengan fakta empiris dari hasil penelitian yang dilakukan. hipotesis ini ditarik dari suatu rangkaian fakta yang diperoleh, sehubungan dengan permasalahan yang dilakukan penelitian (Imron & Munif. 2010 dalam Siswanto, 2013). Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan kerangka penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesa penelitian sebagai berikut :

“ada perbedaan tingkat stres antara mahasiswa tahun pertama dan tahun kedua

praktik klinik”


(46)

27 BAB 4

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan desain analisis deskriptif dengan pendekatan causal-comparative. Pendekatan causal-comparative bertujuan untuk meneliti hubungan sebab-akibat yang ada dan mencari kembali faktor-faktor yang mungkin terjadi penyebab dari akibat itu melalu pengumpulan data tertentu (Danim, 2002). Penelitian yang dimaksudkan untuk menilai tingkat stres mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta saat menjalani praktik klinik yang berkaitan dengan perbedaan semester Metode ini digunakan untuk mengetahui perbandingan tingkat stres praktik klink mahasiswa keperawatan angkatan 2012 dan 2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

B. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa angkatan 2012 dan angkatan 2013. Data statistik Jurusan Keperawatan UIN Jakarta (2015) menyatakan bahwa jumlah mahasiswa angkatan 2012 adalah 39 orang dan angkatan 2013 adalah 48 orang.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling, yaitu teknik


(47)

28 penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi sebagai responden atau sampel (Sugiono, 2005). Sampel yang digunakan adalah seluruh mahasiswa angkatan 2012 dan 2013.

Pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti dalam menentukan sampel dalam penelitian ini adalah berdasarkan kriteria inklusi, yaitu :

1. Mahasiswa Keperawatan UIN Jakarta angkatan 2012, dan 2013.

2. Mahasiswa keperawatan yang sudah mengikuti praktik klinik di area klinis pada tahun pertama dan tahun kedua praktik klinik.

3. Bersedia menjadi responden. C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta (FKIK UIN Jakarta). Peneliti memilih kampus FKIK UIN Jakarta karena sesuai dengan kriteria inklusi sampel yang akan diambil selain itu jumlah mahasiswanya memenuhi target yang telah ditetapkan sebelumnya. Proses penelitian akan dimulai pada bulan Februari – selesai 2015.

D. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah (Saryono, 2011).


(48)

29 Penelitian ini menggunakan self report questionaire, yang terdiri dari data demografi, perceived stress scale (PSS. Data demografi termasuk angkatan mahasiswa keperawatan UIN Jakarta saat ini.

Perceived stress scale (PSS) yang diadopsi dari Sheu et al (1997) untuk menilai tingkat stres dan sumber stres praktik klinik yang berisi 29 item pertanyaan

dari 4 point skala likert. 4 kemungkinan respon dengan rentang “Tidak pernah”, sampai ke “Selalu” dan scoring dari 1-4. Skala item dikelompokan dalam 6 domain yang berhubungan dengan sumber stres. 6 faktor tersebut termasuk stres dari merawat pasien (8 item), stres dari pengajar dan staf perawat (6 item), stres dari tugas dan beban kerja (5 item), stres dari teman sebaya dan kehidupan sehari-hari (4 item), stres dari kurang nya pengetahuan dan skill (3 item) dan stres dari lingkungan rumah sakit (3 item).

Skoring sumber stres di hitung berdasarkan penjumlahan total pada masing-masing domain pada kuesioner yang telah di isi dan sesuai dengan apa yang responden rasakan. Kemudian di hitung rata-rata dari total jumlah pada tiap domain. Dari rata-rata yang didapatkan Semakin tinggi skor (mean) pada suatu domain maka domain tersebut merupakan sumber stres utama yang dirasakan oleh responden.

Skoring tingkat stres di hitungan berdasarkan total skor mulai dari 0-116. Skor terendah (1-39) berarti tingkat stres yang rendah, (40-77) tingkat stres sedang, dan (78-116) tingkat stres berat. Reliabilitas dari instrumen diuji dengan

menggunakan Alpha Chronbach’s (Chan et al 2009;Sheu et al 2002;, Khater 2014), Skala likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena pendidikan. Ada dua bentuk pertanyaan positif untuk mengukur sikap positif, dan


(49)

30 bentuk pertanyaan negatif untuk mengukur sikap negatif. Pertanyaan positif diberi skor 4,3,2,dan 1; sedangkan bentuk pertanyaan pertanyaan negatif diberi skor 1,2,3, dan 4. Bentuk jawaban skala likert ialah sangat setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju (Djaali&Muljono, 2007)

Nilai -Z tabel

Nilai

α

= 5% maka nilai Z tabel dicari menggunakan tabel distribusi normal 2 sisi maka -Ztabel = 1-0.05/2 = 1-0.025 = 0.957 Nilai 0.957. pada tabel distribusi normal = -1.96

E. Validitas dan Reabilitas Instrumen a. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid memiliki validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah (Arikunto, 2010).

Sheu et, al. (2002) melakukan uji validitas perceived stress scale (PSS) pada 150 mahasiswa keperawatan di dapat konten validitas index nya adalah 0.94 yang selanjutnya didapat hasil validitas 50.7% dari total keenam variasi faktor tersebut. dan hasil uji validitas pada instrumen coping behavior inventory (CBI) adalah 38.2 % dari total varian yang dihitung dari keempat faktor tersebut.

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud (Arikunto, 2010).


(50)

31 metode yang peneliti lakukan untuk uji validitas adalah dengan mengukur korelasi antara butir-butir pertanyaan dengan skor pertanyaan secara keseluruhan. Tahap-tahap yang harus dilakukan untuk melakukan pengujian validitas menurut Siswanto (2013) adalah:

1. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur jadi untuk menguji validitas suatu konsep, tahap awal yang harus dilakukan adalah menjabarkan konsep dalam suatu definisi operasional.

2. Melakukan uji coba pada beberapa responden, uji coba minimal dilakukan terhadap 30 orang mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012 dan 2013.

3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.

4. Menghitung nilai korelasi antara masing-masing skor butir jawaban dengan skor total dan butir jawaban. Penghitungan ini dapat dilakukan dengan rumus korelasi pearson product moment.

r

= N

. ∑

X . Y -

∑X.∑Y

Keterangan :

r : koefisien korelasi antara variabel x dan y N : jumlah responden

X: Jumlah skor tiap butir Y : skor total seluruh butir


(51)

32 Dengan menggunakan rumus ini untuk uji validitas akan dilakukan dengan mengkorelasikan nilai masing-masing butir yang diperoleh responden dengan jumlah total nilai yang diperoleh oleh satu responden.

Pengujian instrumen penelitian dilakukan pada mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta semester 3 (angkatan 2013) dan semester 5 (angkatan 2012). Angkatan 2012 yang telah menjalani praktik klinik pertama kali pada semester 3 dan angkatan 2012 telah menjalani praktik klinik sejak dari semester 3. Jumlah respondenyang terlibat dalam uji instrumen ini sebanyak 30 orang mahasiswa.

Uji validitas yang telah dilakukan menggunakan aplikasi SPSS, sebanyak 29 item pertanyaan didapatkan hasil yang menunjukan 100% pertanyaan dinyatakan valid dengan nilai signifikasi <0.05.

Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Reliabilitas menunjukan pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya, dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Arikunto, 2010).

Sheu et, al. (2002) melakukan uji reliabilitas kuesioner perceived stress scale

(PSS) pada 150 mahasiswa keperawatan menggunakan uji alpha cronbach didapat nilai reliabilitas 0.60 (p<0.01) dan nilai alpha cronbach pada total skala dimensi adalah 0.89 dengan rentang 0.87-0.89 untuk subskala nya. dan hasil uji


(52)

33 reliabilitas instrumen coping behavior inventory (CBI) pada keempat faktor adalah 0.57, 0.57, 0.59, dan 0.55 (p<0.001). nilai alpha cronbach pada total skala adalah 0.80 dengan rentang dari 0.75-0.84 pada subskala nya.

Dari data didapatkan r alpha (0.937) lebih besar dibandingkan nilai Minimal r alpha (0.6) maka ke 29 pertanyaan tersebut dinyatakan Reliabel.

F. Langkah-langkah Pengumpulan Data

1. Peneliti telah melakukan uji validitas dan reabilitas instrumen kepada 30 mahasiswa yang aktif kuliah di FKIK setelah seminar proposal dilakukan untuk mengantisipasi kevalidan dan reliabelnya sebuah instrumen yang diterjemahkan langsung dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia.

2. setelah proposal penelitian disetujui oleh penguji, peneliti mengajukan permohonan ijin penelitian di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jawaban persetujuan izin penelitian disampaikan oleh kepala bagian tata usaha bidang akademik

4. Setelah ijin penelitian disetujui, peneliti menyeleksi calon responden yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

5. setelah instrumen dinyatakan valid dan reliabel, dan disetujui oleh penguji, jumlah item pertanyaan ketika dilakukan penelitian adalah 48 item.

6. dengan menggunakan teknik total sampling peneliti menentukan responden. 7. setelah mendapat calon responden sesuai dengan kriteria yang telah

ditentukan, peneliti melakukan informed consent terhadap calon responden. Jika calon responden bersedia menjadi responden, mereka dapat membaca lembar persetujuan kemudian menandatanganinya.


(53)

34 8. setelah responden menandatangani lembar persetujuan, responden selanjutnya diberikan penjelasan mengenai cara pengisian kuesioner dan responden dianjurkan bertanya apabila ada pertanyaan ataupun pernyataan yang kurang jelas.

9. waktu pengisian kuesioner selama kurang lebih 10 menit untuk masing-masing responden, sednagkan proses pengambilan data dilakukan selama 3 hari.

10.responden diharapkan menjawab seluruh pernyataan didalam kuesioner, setelah selesai lembar kuesioner dikembalikan kepada peneliti.

11.Peneliti menyeleksi kembali kuesioner yang tidak terisi dengan lengkap, dan hanya mengambil kuesioner yang lengkap diisi.

12.kuesioner yang telah diisi selanjutnya diolah dan dianalisa oleh peneliti. G. Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan prosesyang sangat penting dalam penelitian, oleh karena itu, harus dilakukan dengan baik dan benar. Kegiatan dalam proses pengolahan data adalah : editing, coding, dan tabulating (Budiarto, 2001).

1. Pemeriksaan Data (Editing)

Proses editing adalah memeriksa data yang telahdikumpulkan baik berupa daftar pertanyaan, kartu, atau buku register. Yang dilakukan pada kegiatan memeriksa data adalah (1) Menjumlahkan dan (2) melakukan koreksi.

2. Pemberian Kode (Coding)

Untuk mempermudah pengolahan, sebaiknya semua variabel diberi kode terutama data klasifikasi. Pemberian kode dapat dilakukan sebelum atau sesudah


(54)

35 pengumpulan data dilaksanakan. Dalam pengolahan selanjutnya kode-kode tersebut di kembalikan lagi pada variabel aslinya.

3. Penyusunan Data (Tabulasi)

Penyusunan data merupakan penorganisasian data sedemikian rupa agar dengan mudah dapat dijumlahkan, disusun, dan ditata untuk disajikan dan dianalisis. H. Analisis Data

a. Analisa Univariat

Analisis univariat bertujuan mendeskripsikan karakteristik masing-maisng variabel yang diteliti. Analisis univariat dalam penelitian ini menggambarkan karakteristik responden (Angkatan) dan sumber stres sebagai analisan variabel data penellitian. b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat untuk mengetahui perbedaan tingkat stres mahasiswa tahun pertama praktik klinik (Angkatan 2013) dan mahasiswa tahun kedua praktik klinik (Angkatan 2012). dilakukan melalui uji statistik, uji statistik yang digunakan adalah uji mann whitney U test yang digunakan untuk menguji perbedaan pada dua kelompok yang independen. karena pada data penelitian berskala ordinal maka uji statistik yang digunakan adalah mann whitney U test (Siswanto, 2013) Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen jika datanya berbentuk ordinal (Siswanto, 2013). dan yang akan diuji adalah perbedaan tingkat stres antara mahasiswa keperawatan tahun pertama (angkatan 2013) dan mahasiswa keperawatan tahun kedua praktik klinik (angkatan 2012).

I. Etika Penelitian

Prinsip dasar etika penelitian menurut (Flick et al 2004 dalam Siswanto, 2013) yang perlu diperhatikan oleh peneliti sebagai berikut :


(55)

36 1. Memperlakukan partisipan secara terhormat

Sebagaimana proses penelitian menyangkut orang dan kehidupannya. Bagi beberapa orang, menjadi partisipan penelitian suatu yang menyenangkan, sebaliknya, ada orang yang tidak suka terlibat dalam penelitian, baik sebagai responden maupun informan. Ada juga yang terlibat karena terpaksa. Apapun bentuk keterlibatan orang lain, penelitian tidak boleh mengganggu kepentingan mereka sedikitpun.

2. Menjaga kerahasiaan identitas dan informasi dari partisipan

Peneliti wajib menjaga kerahasiaan partisipan penelitian dan informasi yang diperoleh.

3. Menentukan apakah penelitian dilakukan secara terbuka (overt research) atau rahasia (Covert Research). Pada penelitian ini merupakan penelitian overt research. Overt research yang artinya penelitian yang dilakukan secara terbuka untuk umum dan semua orang tahu siapa kita dan apa yang kita lakukan.


(56)

37 BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan pengambilan data penelitian tentang “Pengalaman Stres Praktik

Klinik Mahasiswa Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” dilakukan pada 4 Mei 2015 di FKIK UIN Jakarta. Pengambilan data dilakukan melalui pengisian kuesioner oleh responden yaitu mahasiswa Keperawatan UIN Jakarta angkatan 2012 dan angkatan 2013 yang telah melaksanakan praktik klinik pada tahun pertama dan pada tahun kedua. Kuesioner yang berhasil dikumpulkan sebanyak 81 kuesioner dari 85 kuesioner yang tidak lengkap sehingga tidak dapat digunakan.

B. Hasil Uji Normalitas

Sebelum dilakukan analisis univariat maupun bivariat, kenormalan data terlebih dahulu diuji. Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah data berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai Kolmogorov Smirnov <0.05 maka data diasumsikan tidak berdistribusi normal, begitu juga sebaliknya.

Tabel 5.1 berikut ini adalah hasil uji normalitas pada variabel penelitian : Tabel 5.1 Hasil Uji Normalitas Data

Variabel Kolmogorov Smirnov

(KS)

Distribusi Data


(57)

38 Dari tabel 5.1 diatas, data dari variabel tingkat stres diasumsikan tidak berdistribusi normal karena KS<0.005 sehingga analisis selanjutnya menggunakan uji statistik non parametrik. Pada penelitian ini, variabel yang dibandingkan adalah variabel tingkat stres pada kedua sampel independen sehingga uji nonparametrik yang digunakan untuk analisis bivariat adalah uji Mann Whitney U Test.

C. Hasil Analisis Univariat

Hasil analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan variabel-variabel karakteristik individu secara teliti. Data ini merupakan data primer yang dikumpulkan melalui pengisian kuesioner yang disebar sebanyak 85 kuesioner, namun dikarenakan terdapat kuesioner yang tidak lengkap maka analisis penelitian ini hanya dilakukan pada 81 orang responden. Data univariat ini terdiri dari umur, angkatan, sumber sebagai pemicu stres, dan frekuensi tingkat stres responden

a. Karakteristik Responden

Pada penelitian ini responden yang berpartisipasi adalah mahasiswa Keperawatan UIN Jakarta angkatan 2012 dan angkatan 2013 yang telah melaksanakan praktik klinik pada tahun pertama dan kedua. Karakteristik responden pada penelitian ini terdiri dari usia dan tahun angkatan. Distribusi karakteristik responden ditampilkan dalam tabel 5.2


(58)

39 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Karakteristik usia pada Mahasiswa Keperawatan UIN Jakarta Angkatan 2012 dan Angkatan 2013

Usia Angkatan 2012 Angkatan 2013

N % N %

18 1 3 2 4.2

19 6 18.2 26 54.2

20 16 48.5 18 37.5

21 9 27.3 2 4.2

22 1 3 - -

Jumlah 33 100 48 100

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi responden rata-rata usia terbanyak pada angkatan 2012 adalah usia 20 tahun yaitu 48.5% dan rata-rata usia terbanyak pada angkatan 2013 adalah usia 19 tahun yaitu sebanyak 54.2% .

b. Tingkat Stres

Tabel 5.3 Distribusi tingkat stres mahasiswa keperawatan angkatan 2012 dan 2013 dalam menjalani praktik klinik.

Tingkat stress

Angkatan 2012 Angkatan 2013 Total

N %

N % N %

Ringan - - - -

Sedang 33 100 44 91.7 77 95.4

Berat - - 4 8.3 4 4.9

Distribusi frekuensi tingkat stres responden yang disajikan pada gambar 5.2. didapatkan hasil yang cukup signifikan. Tidak ditemukan mahasiswa mengalami tingkat stres rendah pada saat menjalani praktik klinik, tetapi didapat sebanyak 77 orang responden


(59)

40 (95.1 %) berada pada tingkat stres sedang, dan 4 responden lainnya (4.9 %) mengalami stres berat.

c. Sumber Stres Paling Sering Dirasakan

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi Domain sumber yang dianggap sebagai pemicu stres mahasiswa keperawatan angkatan 2012 dan 2013 dalam penjalani praktik klinik

Sumber Stres

Tingkat Stres

Rendah Sedang Berat Total

N % N % N % N %

Stres merawat pasien 2 2.5 76 93.8 3 3.7 81 100

Stres dari pengajar dan staf keperawatan

1 1.2 77 95.1 3 3.7 81 100

Stres dari tugas dan beban kerja

1 1.2 61 75.3 19 23.5 81 100

Stres dari teman sebaya dan kehidupan sehari-hari

11 13.6 65 80.2 5 6.2 81 100

Stres karena kurang pengetahuan dan skil

9 11.1 72 88.9 - - 81 100

Stres karena lingkungan Rumah Sakit


(60)

41 Distribusi frekuensi stresor yang dirasakan oleh mahasiswa PSIK UIN Jakarta angkatan 2012 dan 2013 saat menjalani praktik klinik disajikan pada tabel 5.2. pada tabel tersebut bisa dilihat hasil bahwa, stresor yang paling banyak dianggap sebagai sumber stres yaitu stres dari pengajar dan staf keperawatan sebanyak 77 orang mahasiswa (95.1%), kemudian disusul oleh sumber stres dari merawat pasien sebanyak 76 orang mahasiswa (93.8%), dan sumber stres dari teman sebaya dan kehidupan sehari-hari sebanyak 65 orang mahasiswa (80.2%).

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Sumber Stres yang Paling Banyak dirasakan oleh mahasiswa tahun kedua berdasarkan peritem pertanyaaan.

No Pertanya-an

Pertanyaan Angkatan 2012 (tahun

Kedua)

Sering Selalu

P9 merasa bahwa terdapat ketidaksesuaian antara teori dan praktek

16 48.5 - -

P11 merasa stres saat instruksi dari pengajar berbeda dari harapannya

12 36.4 3 9.1

P14 merasa staf kesehatan lainnya kurang empati dan tidak mau membantu mahasiswa

10 30.3 2 6.1

P15 takut mendapat nilai yang buruk 13 39.4 6 18.2

P16 merasa tertekan dengan lingkungan sekitar dan kualitas praktik klinik yang buruk

12 36,4 3 9.1

P27 merasa stres dengan lingkungan rumah sakit di tempat saya pratek klinik


(61)

42 Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Sumber Stres yang Paling Banyak dirasakan oleh mahasiswa tahun pertama berdasarkan peritem pertanyaaan.

No Pertanya-an

Pertanyaan Angkatan 2012 (tahun Kedua)

Sering Selalu

P1 merasa kurang memiliki pengalaman,

kemampuan menyediakan perawatan dan membuat keputusan

18 37.5 9 18.8

P14 merasa staf kesehatan lainnya kurang empati dan tidak mau membantu mahasiswa

32 66.7 1 2.1

P13 merasa kurangnya mendapat perhatian dan bimbingan dari pengajar

26 54.2 1 2.1

P15 takut mendapat nilai yang buruk 20 41.7 5 10.4

P21 merasa tertekan dengan pengajar yang

menilai kinerja mahasiswa dengan cara membandingkan dengan mahasiswa lainnya

8 16.7 4 8.3

Berdasarkan tabel 5.5 dan tabel 5.6 distribusi frekuensi sumber stres yang dilihat peritem pertanyaan, didapatkan hasil bahwa sumber stres yang paling banyak dirasakan oleh mahasiswa tahun kedua praktik klinik (angkatan 2012) adalah

sebagai berikut : kuantitas “sering” pada skala likert yaitu 16 responden

mendapatkan stresor pada item P9, 13 responden mendapatkan stresor pada item P15, dan 12 responden mendapatkan stresor pada item P11, P16, P27.. Sedangkan

pada kuantitas “selalu” pada skala likert yaitu 6 responden merasakan stresor pada item P15, 3 responden merasakan stresor pada item P11, P16, dan P27. dan 2 responden merasakan stresor pada item P14.

Sedangkan pada mahasiswa tahun pertama praktik klinik (angkatan 2013) memiliki

sumber stresor yang paling banyak dirasakan pada kuantitas “Sering” menurut skala likert yaitu pada item-item pertanyaan sebagai berikut : 20 responden merasakan stresor pada item P15, dan 32 responden merasakan stresor pada item P14, dan 26


(62)

43 responden merasakan stresor pada item P13. Dan pada kuantitas “Selalu” pada skala

likert yaitu 9 responden merasakan stresor pada item P1, 5 responden merasakan stresor pada item P15, dan 4 responden merasakan stresor pada item P21.

D. Hasil Analisis Bivariat Uji Mann Whitney U-Test

Angkatan N Mean Sd

Perbandingan tingkat stres

2012 33 2.05 0.218

2013 48 1.59 0.494

Terdapat perbedaan statistik yang signifikan antara mahasiswa tahun kedua praktik klinik dan mahasiswa tahun pertama praktik klinik pada perbandingan tingkat stres, dimana mahasiswa tahun kedua memiliki mean lebih besar dari mahasiswa tahun pertama praktik klinik.


(63)

44 Uji Statistik

Tingkat Stres

Mann-Whitney U 726.000

Wilcoxon W 1287.000

Z -1.690

Asymp. Sig. (2-tailed) .091

a. Grouping Variable: angkatan

Berdasarkan uji statistik Mann Whitney U test dimana uji ini digunakan untuk menganalisis komparatif pada dua sampel yang independent dengan data berjenis ordinal. Didapatkan hasil nilai Zhitung 1.690) dibandingkan dengan -Z tabel (-1.96), sehingga Zhitung (-1.690) < -Ztabel (-(-1.96), dengan nilai Signifikansi (0.091) yang artinya P>0.05 yang berarti Ho diterima, dengan kesimpulan tidak ada perbedaan rata-rata tingkat stres yang signifikan antara mahasiswa yang menjalani praktik klinik pada tahun pertama dengan mahasiswa yang mahasiswa yang menjalani praktik klinik sampai pada tahun kedua.


(64)

45 BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan menjelaskan pembahasan dari hasil penelitian yang telah diperoleh Pembahasan dalam bab ini adalah analisa dari hasil penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Dari pemabahsan ini akan membandingkan hasil penelitian peneliti dengan hasil penelitian yang ada atau telah dilakukan sebelumnya dengan konsep atau teori pada tinjauan pustaka.

A. Karakteristik Responden 1. Usia Responden

Menurut kamus besar bahasa indonesia usia adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan). Dari hasil penelitian univariat yang dilakukan peneliti, pada data demografi berdasarkan karakteristik usia responden, usia terbanyak responden pada angkatan 2012 adalah usia 20 tahun, dan usia terbanyak responden pada angkatan 2013 adalah usia 19 tahun. Pada saat mulai menginjak usia 19 sampai 20-an pada kategori usia produktif ini, semakin banyak orang yang mengalami stres berat, karena usia tersebut merupakan masa dimana seseorang sudah mulai memikirkan masa depan, dan yang menjadi permasalahan utama adalah tekanan pekerjaan, dan kurang nya porsi tidur (Vemale.com, 2013)


(65)

46 B. Hasil Analisis Univariat

1. Gambaran Tingkat Stres Pada Mahasiswa Angkatan 2012 dan Angkatan 2013 dalam Menjalani Praktik Klinik di Rumah Sakit

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, didapatkan bahwa tingkat stres mahasiswa keperawatan angkatan 2012 dan 2013 dalam menjalani praktik klinik berada pada tingkat stres sedang. Angkatan 2012 33 orang mahasiswa (100%) berada pada tingkat stres sedang, dan angkatan 2013, 44 orang mahasiswa (91.7%) berada pada tingkat sedang.

Hasil penelitian lain mengatakan berbeda mengenai tingkat stres antara mahasiswa tahun pertama praktik klinik dengan mahasiswa tahun kedua praktik klinik, (Kleehammer, Hart & Keck, 1990 dalam Lin, 2006) mengatakan bahwa mahasiswa tahun pertama memiliki tingkat stres yang tinggi, dan mahasiswa tahun kedua praktik klinik memiliki tingkat stres sedang. Perbedaan ini terjadi karena perbedaan usia, pengalaman, dan keterpaparan mahasiswa dengan lingkungan rumah sakit,

2. Gambaran Sumber Stres yang Paling Banyak di Rasakan oleh Mahasiswa Angkatan 2012 dan 2013 dalam Menjalani Praktik Klinik di Rumah Sakit.

Sebanyak 77 orang responden (95.1 %) merasakan stres sedang yang bersumber dari pengajar dan staf keperawatan yang menjadi peringkat pertama paling banyak dirasakan oleh mahasiswa selama menjalani praktik klinik dan hal yang menjadi penyebab utamanya adalah karena mahasiswa merasa kurangnya mendapat perhatian dan bimbingan dari pengajar, merasa stres saat instruksi dari pengajar berbeda dari harapannya, dan merasa bahwa terdapat ketidaksesuaian antara teori dan praktek, serta merasa bahwa staf kesehatan lainnya kurang


(66)

47 empati dan tidak mau membantu mahasiswa ketika menjalani praktik klinik di Rumah Sakit.

Peringkat kedua sumber stres yang paling banyak di rasakan sebanyak 76 orang responden (93.8 %) yaitu merasakan stres sedang yang bersumber dari merawat pasien, hal ini terjadi karena mahasiswa merasa kurang memiliki pengalaman, serta kurangnya kemampuan dalam menyediakan perawatan dan membuat keputusan pada suatu tindakan, dan juga hal yang menjadi penyebab timbulnya stres pada kategori ini adalah ketidakmampuan mahasiswa dalam memberikan jawaban yang sesuai untuk pertanyaan yang diberikan oleh dokter, pengajar, dan pasien.

Sebanyak 72 orang responden (88.9 %) merasakan stres sedang karena kurangnya pengetahuan dan skill ketika menjalani praktik klinik dan menjadi peringkat ketiga sebagai sumber stres yang paling banyak dirasakan dalam stresor ini mahasiswa seringkali merasa asing dengan diagnosa pasien dan cara menanganinya, kemudian alasan lain yang menjadi penyebab stresor ini adalah mahasiswa merasa asing dengan kemampuan merawat secara professional.

Hasil dari penelitian lain mengatakan berbeda dengan penelitian yang dilakukan peneliti, penelitian yang dilakukan oleh Khateer, 2014 mengatakan bahwa sumber stres utama yang menjadi nomer satu adalah sumber stres yang berasal dari tugas dan beban kerja. Kekhawatiran mahasiswa mendapatkan nilai yang buruk, terlalu banyak tekanan atau tugas yang diberikan selama praktik klinik, mahasiswa merasa bahwa penampilan yang ditunjukan tidak sesuai dengan ekspektasi pengajar, merasa bosan dan tidak fleksibel saat praktik klinik


(67)

48 berdampak pada hubungan keluarga dan bersosialisasi, dan merasa tidak sanggup memenuhi tuntutan praktik klinik yang melebihi daya tahan fisik dan emosi.

Sumber stres paling banyak dirasakan pada peringkat kedua berdasarkan penelitian Khateer, 2014 yaitu stres dengan teman sebaya dan kehidupan sehari-hari. Dimana mahasiswa keperawatan Universitas Jordania tahun pertama dan tahun kedua praktik klinik merasa bahwa adanya kompetisi dengan teman sebaya baik di kampus maupun di lingkungan praktik klinik, merasa tertekan terhadap evaluasi yang dilakukan oleh pengajar karena membandingkan dengan mahasiswa lain, tidak mampu bergaul dengan kelompok sebaya saat praktik klinik, dan merasa bahwa praktik klinik berdampak pada kegiatan diluar mereka. Sumber stres paling banyak dirasakan peringkat ketiga pada penelitian Khateer, 2014, yaitu stres disebabkan oleh pengajar dan staf keperawatan ketika mahasiswa sedang menjalani praktik klinik.

Mahasiswa keperawatan menggambarkan perasaan mereka yang

berhubungan dengan tuntutan tugas-tugas dan beban kerja ketika mereka menjalani praktik klinik (Chan, So, & Fong, 2009). Sebuah studi yang dilakukan oleh Nolan & Ryan, (2008) dikemukakan bahwa mahasiswa keperawatan yang sedang menjalani praktik klinik dengan waktu kerja yang padat dianggap sebagai sumber stres bagi mahasiswa keperawatan. Mahasiswa merasa kelelahan pada hari-hari libur mereka dan memiliki kesulitan menemukan waktu untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka. Mahasiswa keperawatan juga telah melaporkan bahwa mempersiapkan tugas-tugas selama menjalani praktik klinik adalah sebagai stres (Shipton, 2002).


(68)

49 Selain itu beban kerja, sedikitnya waktu mahasiswa untuk mengerjakan tugas-tugas, tuntutan untuk memenuhi harapan profesionalitas sebagai perawat, dan merasa dibawah kendali staf perawat merupakan stres bagi mahasiswa keperawatan ketika menjalani praktik klinik di Rumah Sakit (Nolan & Ryan, 2008).

Penelitian menunjukkan bahwa praktek klinis pada dasarnya adalah stres bagi mahasiswa keperawatan, dan dosen/pengajar tampaknya telah menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap stres mahasiswa (Kleehammer et al,. 1990 dalam Oermann & Gaberson, 1998). Dalam poin ini dibutuhkan pengajar untuk memperhatikan pengalaman stres selama praktik klinik ini untuk membangun dan mendukung proses belajar mahasiswa dalam lingkungan praktik klinik di Rumah Sakit, membangun hubungan kepercayaan dengan mahasiswa, dan memperhatikan perilaku dan tindakan mahasiswa yang dapat menambah stres (Oermann & Gaberson, 1998).

C. HASIL ANALISIS BIVARIAT

1. Perbandingan Tingkat Stres Angkatan 2012 dan Angkatan 2013 dalam Menjalani Praktik Klinik di Rumah Sakit

Berdasarkan hasil tes statistik dengan menggunakan uji Mann Whitney u test, di dapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat stres yang signifikan antara mahasiswa tahun pertama (2013) dan tahun kedua praktik klinik (2012) dengan hasil uji statistik nilai Zhitung (-1.690) dibandingkan dengan -Z tabel (-1.96), sehingga Zhitung (-1.690) < -Ztabel (-1.96) dan nilai signifikansi P>0.05. adapun hasil menunjukan mahasiswa tahun kedua mean (2.05) SD (0.218) memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa tahun pertama


(69)

50 mean (1.59) SD (0.494). Yang mana hal tersebut disebabkan karena mahasiswa tahun kedua praktik klinik (angkatan 2012) telah menjalankan praktik klinik lebih lama maka frekuensi mereka untuk mengalami stres pun akan lebih banyak daripada mahasiswa tahun pertama praktik klinik (angkatan 2013) yang baru menjalankan praktik klinik pertama mereka.

Selain itu alasan lain yang memungkinkan mahasiswa tahun kedua memiliki tingkat stres lebih tinggi adalah kewajiban profesionalitas mahasiswa ketika menjalani praktik klinik di rumah sakit lebih besar, karena teman sejawat atau staf keperawatan lainnya beranggapan bahwa mahasiswa yang telah menjalani praktik klinik sampai pada tahun kedua memiliki pengetahuan dan skil yang lebih banyak mengenai asuhan keperawatan dan merawat pasien. Terbebaninya dengan tugas-tugas laporan dan asuhan keperawatan yang semakin banyak untuk dikerjakan merupakan bagian dari penyebab stres yang lebih tinggi pada mahasiswa tahun kedua praktik klinik. Selain itu adapula tanggung jawab serta beban kerja yang besar ketika praktik di Rumah Sakit yang diberikan pada mahasiswa tahun kedua praktik klinik lebih besar sedangkan mereka merasa harus mampu mengembani tanggung jawab tersebut.

Dan beberapa studi mengatakan bahwa mahasiswa tahun pertama hanya menunjukan tingkat kecemasan yang tinggi saja dari pada mahasiswa tahun kedua praktik klinik yang menunjukan tingkat stres lebih tinggi dari pada mahasiswa tahun pertama praktik klinik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chiang, Vico (2012) di Politeknik Ilmu Keperawatan Hongkong, bahwa mahasiswa Keperawatan tahun kedua praktik klinik lebih memiliki tingkat stres yang tinggi dibandingkan


(1)

62

A. Data demografi

1. Usia

15 tahun 19 tahun 23 tahun 16 tahun 20 tahun 24 tahun 17 tahun 21 tahun 25 tahun 18 tahun 22 tahun

B. Kuesioner Stres

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang menunjukan stresor yang mungkin dihadapi saat menjalani praktik klinik.

Pilihlah kategori jawaban berikut :

No Hal-hal yang menjadi pemicu stress TP K S SS

Stress dalam merawat pasien

1 Saya merasa kurangnya pengalaman, kurangnya kemampuan dalam menyediakan perawatan dan membuat keputusan dalam suatu tindakan

2 Saya tidak mengetahui cara membantu pasien dengan masalah fisio-psiko-sosial

3 Saya merasa tidak mampu untuk mencapai harapan seseorang

4 Saya tidak mampu untuk memberikan jawaban yang sesuai untuk pertanyaan yang diberikan oleh dokter, pengajar, dan pasien

5 Saya takut untuk tidak dipercayai atau diterima oleh pasien atau keluarga pasien

6 Saya merasa tidak mampu untuk merawat pasien dengan perawatan yang baik.

TP  Tidak pernah K  Kadang-kadang S  Sering SS  Selalu


(2)

63

7 Saya tidak tahu cara berkomunikasi dengan pasien 8 Saya kesulitan dalam perubahan peran dari seorang siswa

menjadi perawat

Stress yang didapat dari pengajar dan staf keperawatan

9 Saya merasa bahwa terdapat ketidaksesuaian antara teori dan praktek

10 Saya tidak tahu cara mendiskusikan keadaan sakitnya pasien dengan pengajar, dan anggota perawat lainnya. 11 Saya merasa stres saat instruksi dari pengajar berbeda

dari harapannya

12 Saya merasa bahwa pengajar tidak memberikan penilaian yang adil terhadap mahasiswa nya

13 Saya merasa kurangnya mendapat perhatian dan bimbingan dari pengajar

14 Saya merasa staf kesehatan lainnya kurang empati dan tidak mau membantu mahasiswa

Stres karena tugas-tugas dan beban kerja

15 Saya takut mendapat nilai yang buruk

16 Saya merasa tertekan dengan lingkungan sekitar dan kualitas praktik klinik yang buruk

17 Saya merasa bahwa syarat-syarat untuk praktek melewati batas ketahanan fisik dan emosi saya

18 Saya merasa bahwa praktek klinik yang membosankan bisa mempengaruhi kehidupan keluarga dan sosial saya 19 Saya merasa bahwa performa saya tidak sesuai dengan

harapan pengajar

Stres dari rekan sebaya dan kehidupan sehari-hari

20 Saya mengalami kompetisi dengan rekan sebaya di kampus dan di tempat praktek klinik

21 Saya merasa tertekan dengan pengajar yang menilai kinerja mahasiswa dengan cara membandingkan dengan mahasiswa lainnya

22 Saya merasa bahwa praktek klinik mempengaruhi keterlibatannya dalam aktifitas ekstrakurikuler saya 23 Saya tidak dapat nyaman dengan teman-teman yang lain

dalam suatu kelompok

Stres karena kurangnya kemampuan dan skil

24 Saya merasa asing dengan sejarah dan istilah-istilah medis

25 Saya merasa asing dengan kemampuan merawat secara professional

26 Saya merasa asing dengan diagnosa pasien dan cara menanganinya

Stres karena lingkungan

27 Saya merasa stres dengan lingkungan rumah sakit di tempat saya pratek klinik


(3)

64

28 Saya merasa asing dengan fasilitas ruangan rumah sakit 29 Merasa stres karena kondisi pasien berubah dengan cepat


(4)

65

Lampiran 2

&[PageTitle]

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Tingkat Stres

N 81

Normal Parameters a Mean 2.05

Std. Deviation .218

Most Extreme Differences Absolute .540

Positive .540

Negative -.410

Kolmogorov-Smirnov Z 4.862

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal.

&[PageTitle]

Reliability

[DataSet3] D:\Inayati Salsabila\SKRIPSI\New folder\Data Mentah Validitas.sav

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 96.8

Excludeda 1 3.2

Total 31 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(5)

66

Frequency Table

stresmerawatpasien

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid rendah 2 2.5 2.5 2.5

sedang 76 93.8 93.8 96.3

tinggi 3 3.7 3.7 100.0

Total 81 100.0 100.0

Strespengajardanstaf

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid rendah 1 1.2 1.2 1.2

sedang 77 95.1 95.1 96.3

berat 3 3.7 3.7 100.0

Total 81 100.0 100.0

Kurangpengetahuanskill

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid rendah 1 1.2 1.2 1.2

sedang 61 75.3 75.3 76.5

berat 19 23.5 23.5 100.0

Total 81 100.0 100.0

Lingkunganklinis

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid rendah 11 13.6 13.6 13.6

sedang 65 80.2 80.2 93.8

berat 5 6.2 6.2 100.0

Total 81 100.0 100.0

Strestemansebaya

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid rendah 9 11.1 11.1 11.1

sedang 72 88.9 88.9 100.0

Total 81 100.0 100.0

Stresstafrumahsakit

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid rendah 5 6.2 6.2 6.2


(6)

67

stresstafrumahsakit

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid berat 9 11.1 11.1 100.0

Total 81 100.0 100.0

NPar Tests

[DataSet3] D:\Inayati Salsabila\SKRIPSI\New folder\Data Tingkat STres.sav Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Tingkat Stres 81 2.05 .218 2 3

angkatan 81 1.59 .494 1 2

Mann-Whitney Test

Ranks

an… N Mean Rank Sum of Ranks

Tingkat Stres 2012 33 39.00 1287.00

2013 48 42.38 2034.00

Total 81

Test Statisticsa

Tingkat Stres

Mann-Whitney U 726.000

Wilcoxon W 1287.000

Z -1.690

Asymp. Sig. (2-tailed) .091