SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PERFORMA BERMAIN SEPAK BOLA

  

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

  Program Studi Psikologi Disusun oleh:

  Fx Joko Krisdiyanto 009114140

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007

  

Success is not final, failure is not fatal, it is the courage to

continue that counts….

  

(Winston Churchill)

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya (Pengkotbah 3: 11)

  

Skripsi ini aku persembahkan untuk:

Ayah (alm) dan ibuku tercinta,

kedua adikku dan kekasihku tercinta,

serta semua orang yang mengenalku

  v Pernyataan Keaslian Karya Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 2007 Penulis

  Fx. Joko Krisdiyanto vi

  

ABSTRAK

Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Performa Bermain Sepak Bola.

  Oleh: Fx. Joko Krisdiyanto Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kecerdasan emosional dan performa bermain sepak bola. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara kecerdasan emosional dengan performa bermain sepak bola.

  Subyek penelitian ini adalah 53 pemain sepak bola yang bermain di divisi utama PSS Sleman. Variabel dalam penelitian ini adalah kecerdasan emosional sebagai variabel bebas dan performa bermain sepak bola sebagai variabel tergantung. Data yang diperoleh berasal dari skala kecerdasan emosional dan tabel penilaian performa bermain sepak bola yang disususn oleh peneliti. Koefisien reliabilitas skala kecerdasan emosional adalah sebesar 0.955. Validitas skala ditentukan berdasarkan penilaian ahli. Kualitas item ditentukan berdasarkan pada kriteria yang memiliki daya beda item

  ≥ 0.3. Hipotesis penelitian ini diuji dengan korelasi Pearson’s Product Moment. Hasil penelitian ini menunjukkan korelasi sebesar r = 0.443 dengan tingkat signifikansi p <

  0.01. Hipotesis penelitian ini diterima. Hal ini berarti ada hubungan positif antara kecerdasan emosional dan performa bermain sepak bola. vii

  

ABSTRACT

  Correlation Between Emotional Intelligence and Football Performance By: Fx Joko Krisdiyanto

  This research aims to find out the correlation between emotional intelligence and football performance. This was correlation research. The hypothesis of this research was “there is a positive correlation between emotional intelligence and football performance.

  The subjects of this research were 53 footballer that play in premiere division of PSS Sleman. The variable of this research are emotional intelligence as independent variable and football performance as dependent variable. The data are derived from emotional intelligence scale and form football performance which established by researcher. The reliability of emotional intelligence scale was 0.955. The validity were obtained by professional judgment. Item quality was obtained by criterion which had index discrimination ≥ 0.3.

  The hypothesis of this research was analyzed by using Pearson’s Product Moment Correlations. The result of this research shows the correlations r = 0.443 with the significant level p = 0.01. The hypothesis of this research was accepted. It means that there is a positive correlation between emotional intelligence and football performance. viii

  KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Bapa dan Yesus juru selamatku, atas kasih dan kekuatan yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  Penulisan skripsi ini dapat selesai tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

  2. Bapak Y. Agung Santoso, S.Psi, selaku dosen pembimbing, yang telah memberikan masukan, saran, waktu, dan kesabarannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  3. Ibu Sylvia Carolina dan bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi, M.Si, selaku dosen penguji.

4. Agnes Indar Etikawati, S.Psi., M.Si., Dra Tjipto Susana, M.Si., dan Drs. H.

  Wahyudi, M.Si selaku pembimbing akademik, terima kasih atas bimbingan dan kesabarannya.

  5. Ayahku (alm) Y.H. Samiyo dan ibuku TH Tatik S. tercinta yang telah sabar menungguku menyelesaikan skripsi ini, terimakasih juga untuk dana dan dukungan yang kalian berikan.

  6. Bapak Suparlan, selaku sekretaris PSSI cabang Sleman yang membantuku dalamurusan perijinan penelitian ini. ix

  7. Bapak Wahyu Riyanto pelatih timAngkasa Pura 1, bapak Bambang K.W dan Sugiarto selaku pelatih dan manajer tim PIM, pelatih tim BSA, dan Pelatih tim Argomulyo yang rela diganggu dengan penyebaran angket untuk penelitian ini.

  8. Mba Etta yang dengan sabar membantuku menyusun skripsi ini, dan semua dosen Psikologi yang telah memberikan ilmunya kepadaku.

  9. Betharia Meylani yang dengan setia dan selalu mendukungku untuk menyelesaikan skripsi ini.

  10. Kedua adikku Aryk dan Mandra yang selalu berbagi susah dan senang bersamaku melawan keterbatasan.

  11. Yessi, Dion, Heru, Agung, Wiwied, Ina, Ary dan semua teman-temanku angkatan 2000 terima kasih atas kebersamaan dan pengalaman hidup yang kita peroleh bersama-sama selama berada di Psikologi.

  12. Teman-teman yang psikologi yang telah bersamaku bermain sepakbola untuk tim psikologi, semuanya menyenangkan dan semoga tim psikologi bias menjadi tim yang kuat.

  13. Mas Muji, Mas Gandung, dan Mbak Naniek yang telah membantu di lab dan sekretariat Psikologi, terima kasih telah membantu urusan administrasi.

  14. Maria, Diana, Feny, Nyun, dan Cordel yang setia menemaniku melepaskan penat.

  15. Oho, Eko, Acong, dan Adri Parto yang telah menemaniku menjalani hari-hari susah dan bahagia, senang bisa menimba ilmu dan pengalaman hidup bersama kalian. x

  16. Anak-anak KBT dari tahun 2000-2005 yang menyemangati dan menemaniku bercanda serta beristirahat sehabis kuliah dan menjelang kuliah.

  17. Teman-teman PS Rajawali yang bersamaku menyiksa badan untuk berlatih sepak bola, terima kasih untuk semua pelajaran fisik dan tehnik yang sangat melelahkan tapi sangat menyenangkan.

  18. TO Corp dan sekutunya Topig, Singgih “cookie”, Jatee, Kun, Gepenk, Misil, Alit, Pungkas, Bayu ubay, Rendra “bethet”, Sugarden, Ube, Bun, Feby, Danang, dan Adi yang selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. xi

  Daftar Isi Halaman Judul …………………………………………………………....... i Halaman Persetujuan ……………………………………………………… ii Halaman Pengesahan ……………………………………………………… iii Halaman motto …………………………………………………………….. iv Halaman Persembahan ……………………………………………………... v Halaman Keaslian Karya …………………………………………………… vi Abstrak ……………………………………………………………………… vii Abstrack ……………………………………………………………………. viii Kata Pengantar ……………………………………………………………… ix Daftar Isi …………………………………………………………………… xii Daftar Tabel ………………………………………………………………… xv Daftar Lampiran ……………………………………………………………. xvi

  Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah ………………………………………….......

  1 B. Rumusan Masalah …………………………………………………….

  5 C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………..

  5 D. Manfaat Penelitian ……………………………………………………

  5 Bab II Landasan Teori

  A. Performa Bermain Sepak Bola 1. Sepak Bola ………………………………………………………......

  7 xii

  2. Performa Pemain Sepak Bola ……………………………………….

  Bab III Metode Penelitian A. Jenis Penelitian ………………………………………………………..

  43

  1. Uji Coba Alat Ukur …………………………………………………

  A. Persiapan Penelitian

  42 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

  40 G. Metode Analisis Data …………………………………………………

  34 F. Validitas dan Reliabilitas …………………………………………......

  33 E. Metode dan Tehnuk Pengumpulan Data ………………………………

  32 D. Subyek Penelitian ……………………………………………………..

  32 C. Definisi Operasional ……………………………………………….....

  32 B. Variabel Penelitian ……………………………………………………

  D. Hipotesis……………………………………………………………… 31

  8

  Bola………………………………………………………………..... 25

  23 C. Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dengan Performa Bermain Sepak

  3. Aspek-aspek Kecerdasan Emosi ……………………………………

  22

  2. Pengertian Kecerdasan Emosi ………………………………………

  21

  1. Pengertian Emosi ……………………………………………………

  13 B. Kecerdasan Emosi

  11 4. Pengukuran Performa Pemain Sepak Bola …………………………

  3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Performa Pemain Sepak Bola …

  2. Hasil Uji Coba Alat Ukur xiii a. Indeks Daya Diskriminasi Alat Pengumpul Data …………..

  44

  b. Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpul Data ……………

  45 B.

  46 Pelaksanaan Penelitian ………………………………………………..

  C. Analisis Data Penelitian 1. Uji Asumsi ………………………………………………………….

  47 2. Uji Hipotesis ………………………………………………………..

  48 D. Kategorisasi Subyek Berdasarkan Skor Kecerdasan Emosional dan Performa Bermain Sepak Bola………………………………………

  49 E. Pembahasan ……………………………………………………………

  51 Bab V Kesimpulam dan Saran

  A. Kesimpulan ……………………………………………………………

  55 B. Saran 1.

  55 Bagi Klub Sepak Bola …………………………………………........

  2. Bagi Pemain Sepak Bola ………………………………………........

  55 3. Bagi Peneliti Lain …………………………………………………..

  56 Daftar Pustaka ………………………………………………………………

  57 xiv Daftar Tabel Tabel 1 Data Performa Pemain Sepak Bola

  16 Tabel

  45 Tabel 10 Spesifikasi Skala Kecerdasan Emosional Untuk Penelitian

  50 Tabel 16 Kategorisasi subyek Berdasarkan Model Distribusi Normal

  50 Tabel 15 Norma Kategorisasi Skor Performa Pemain Sepak Bola dan Skala Kecerdasan Emosional

  50 Tabel 14 Norma Kategorisasi Skor subyek

  13 Deskripsi Statistik Data Penelitian

  48 Tabel

  48 Tabel 12 Hasil Uji Coba Lineritas Hubungan

  11 Hasil Uji Normalitas Sebaran

  46 Tabel

  41 Tabel 9 Spesifikasi Skala Kecerdasan Emosional Setelah Uji Coba

  2 Performa Pemain Penyerang

  39 Tabel 8 Blue Print Kecerdasan Emosional Sebelum Uji Coba

  35 Tabel 7 Distribusi Item Skala Kecerdasan Emosional

  20 Tabel 6 Penilaian Performa Pemain Sepak Bola

  5 Pengukuran PerformaPemain Sepak Bola

  18 Tabel

  4 Performa Pemain Tengah

  18 Tabel

  3 Performa Pemain Belakang

  17 Tabel

  51 xv

  Daftar Lampiran

  Lampiran 1 Skala Uji Coba Lampiran 2 Data Skala Uji Coba Lampiran 3 Reliabibitas Data Skala Uji Coba Lampiran 4 Skala Penelitian Lampiran 5 Box Score Lampiran 6 Data Skala penelitian Lampiran 7 Reabilitas Data Skala Penelitian Lampiran 8 Uji Normalitas, Uji Linearitas, Uji Korelasi Lampiran 9 Surat-surat Penelitian xvi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah A. Sepak bola adalah sebuah olah raga yang sangat populer di kalangan

  masyarakat Indonesia bahkan di dunia. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa kompetisi yang berjenjang seperti kompetisi divisi II sampai Divisi utama, atau juga kompetisi yang mempertemukan beberapa klub amatir yang memperebutkan piala dan sejumlah hadiah. Kompetisi-kompetisi tersebut menyiratkan betapa tinggi antusiasme masyarakat Indonesia terhadap sepak bola.

  Kompetisi-kompetisi yang ada pada akhirnya akan memunculkan sebuah tim sebagai juara. Posisi sebagai juara adalah posisi yang ingin dicapai oleh setiap tim ketika bertanding dalam sebuah kompetisi. Sebuah kompetisi tentu hanya akan memunculkan satu tim sebagai juara karena tidak semua tim dapat secara bersama- sama menjadi juara dalam satu kompetisi. Hasil yang dicapai sebuah tim dalam suatu kompetisi adalah prestasi tim tersebut. Departemen Pemuda dan Olahraga (1990) mendefinisikan prestasi sebagai hasil yang telah dicapai.

  Prestasi adalah sebuah tolak ukur yang mutlak untuk seorang olahragawan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa prestasi seorang olahragawan ditentukan oleh performanya dalam pertandingan (Gunarsa, dkk., 2000). Pele mencapai performa puncak pada akhir 1970-an bersama Brasil ia menjuarai 3 kali juara dunia. Diego Armando Maradona mencapai performa puncak pada tahun1986- 1990 ia berhasil menjuari piala dunia bersama Argentina dan merajai kompetisi Serie A Itali bersama klubnya Napoli. Pada awal 1990-an Frank Rijkaard, Marco Van Basten, Franco Baresi, dan Paolo Maldini bersama-sama di AC Milan mencapai performa puncak dan berhasil merajai Eropa dengan menjuarai piala Champion

  Dewazien (2001) mengungkapkan bahwa penguasaan tehnik, stamina yang prima, tingkat IQ, faktor strategi, relasi sosial pemain sepak bola, dan tekanan media akan mempengaruhi performa seorang pemain sepak bola di lapangan. Secara garis besar performa seorang pemain sepak bola ditentukan 4 faktor yaitu faktor kognitif (IQ, kemampuan tehnik, dan strategi), faktor fisik (stamina, postur tubuh, dan kecepatan berlari), faktor psikis (motivasi, kepercayaaan diri, dan emosi), dan faktor sosial (relasi sosial pemain sepak bola dan tekanan media, hubungan dengan manajemen klub, gaji dan bonus).

  Kemampuan-kemampuan tersebut saling mendukung dan menentukan performa seorang pemain sepak bola. Kemampuan tehnik dan IQ (faktor kognitif) didukung dengan kemampuan fisik seperti daya tahan tubuh, kelenturan tubuh,

  postur tubuh dan kecepatan berlari (faktor fisik) serta dengan pemilihan strategi

  yang tepat untuk menghadapi lawan secara nyata menentukan performa pemain sepak bola di lapangan. Faktor psikis (seperti motivasi, percaya diri, dan emosi) juga berpengaruh terhadap performa seorang pemain sepak bola karena adanya beberapa kondisi di lapangan yang akan mempengaruhi kondisi psikis seorang pemain sepak bola.

  Beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi kondisi psikis di lapangan antara lain adalah teriakan penonton baik yang bersifat mendukung ataupun menghina, hinaan dari pemain lawan, tertinggal atau membuat angka lebih dahulu, dan benturan-benturan fisik dengan pemain lawan seperti tackle-tackle keras dari lawan, siku yang mengenai wajah ketika berebut bola diudara, dan tabrakan keras yang bisa mengakibatkan cidera. Kondisi-kondisi tersebut secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi keadaan emosi seorang pemain sepak bola. Baars (1979) berpendapat bahwa ketika kita mengenali sesuatu sebagai hal yang baik dan menyenangkan bagi diri sendiri hal itu akan merangsang emosi dasar dan kita akan merasakan suatu pengalaman emosi kegembiraaan. Perlakuan-perlakuan yang menyenangkan seperti dukungan penonton, membuat angka lebih dahulu, pujian dari teman karena umpan atau pergerakan yang baik akan menimbulkan kondisi emosi yang menyenangkan.

  Perlakuan-perlakuan menyenangkan yang dirasakan oleh jiwa akan dirasakan oleh raga kita, begitu juga sebaliknya pengaruh yang dirasakan oleh raga kita akan dirasakan oleh jiwa kita. Gunarsa, dkk (1996) berpendapat bahwa manusia merupakan suatu kesatuan psikosomatis (psychosomatic unity), manusia adalah kesatuan jiwa dan raga, yang satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi. Ketika berada dalam sebuah pertandingan seorang pemain sepak bola akan merasakan perubahan emosi yang disebabkan oleh kondisi fisik yang dihadapinya. Untuk bisa menguasai kondisi emosi dan mengarahkan emosi agar dapat mendukung performanya maka seorang pemain sepak bola harus memiliki kecerdasan emosional yang cukup baik.

  Goleman (2002) berpendapat bahwa kecerdasan emosi terbagi dalam 5 aspek yaitu; mengenali emosi sendiri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan. Seorang pemain sepak bola dapat mengendalikan dan mengarahkan emosinya dengan mengenali perasaan yang ia rasakan sendiri terlebih dahulu. Cara seorang pemain sepak bola mengelola emosi berguna agar tidak berpengaruh buruk terhadap performanya di dalam pertandingan. Seorang pemain sepak bola yang berhasil mengelola emosinya kemudian dapat memotivasi dirinya sendiri dan mampu meningkatkan performanya. Kemampuan seorang pemain sepak bola untuk mengenali emosi orang lain juga dapat berguna karena seorang pemain sepak bola dapat menebak reaksi yang akan dilakukan oleh orang lain tersebut. Sepak bola adalah permainan beregu yang membutuhkan kekompakan antar individu-individu yang berada dalam sebuah tim sepak bola, kemampuan menjalin hubungan dan koordinasi menjadi sangat bermanfaat untuk membuat kekompakan dalam sebuah tim sepak bola dapat terbentuk.

  Darmawan (2006) menyatakan bahwa kecerdasan emosional merupakan komponen penting dalam sepak bola. Darmawan yang melatih klub Persija di tahun 2006 melihat arti penting kecerdasan emosi sehingga ia bekerja sama dengan sebuah biro pengembangan sumber daya manusia untuk meningkatkan kecerdasan emosi para pemainnya. Kecerdasan emosional mampu menentukan kemampuan seseorang dalam pengendalian emosi, dengan mengenali gejolak emosinya sendiri, mengelola emosinya sendiri, memotivasi dirinya sendiri, mengenali emosi orang lain dan dapat menjalin hubungan dengan orang lain maka ia akan dengan mudah mengelola situasi yang terjadi didalam lapangan, terutama situasi-situasi yang dapat membuat keadaan emosi seseorang tidak stabil. Kemampuan mengelola situasi yang terjadi di lapangan membuat seorang pemain sepak bola dapat lebih memainkan sepak bola dengan lebih terfokus dan benar-benar diatur oleh pikiran bukan oleh emosi- emosi negatif yang cendrung destruktif dan membuat permainan sepak bola tidak berkembang.

  Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berkaitan dengan kecerdasan emosional seorang pemain sepak bola dengan performa seorang pemain sepak bola dalam suatu pertandingan.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka peneliti merumuskan sebuah masalah yaitu “apakah ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan performa pemain sepak bola”.

  C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan latar belakang dan rumusan permasalahan yang telah diuraikan maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan performa pemain sepak bola.

  D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat teoritis Memberikan sumbangan kepada psikologi khususnya psikologi olah raga berkaitan dengan peran kecerdasan emosional dalam olah raga khususnya olahraga sepak bola.

  2. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan mampu mengungkap apakah Kecerdasan

  Emosional mempunyai peranan yang cukup penting dalam olah raga sehingga bisa menjadi bahan pertimbangan penggunaaan nilai kecerdasan emosional sebagai aspek yang perlu untuk dikembangkan dalam pengembangan atlet-atlet olahraga khususnya pemain sepak bola.

BAB II. LANDASAN TEORI A. Performa Bermain Sepak Bola.

1. Sepak Bola.

  Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia sepak bola diartikan sebagai permainan beregu yang menggunakan bola sepak dari dua regu yang masing-masing terdiri atas sebelas pemain. Dua tim yang terdiri atas sebelas orang tersebut bertarung untuk memasukkan sebuah bola bundar ke gawang lawan atau disebut juga mencetak gol. Tim yang mencetak lebih banyak gol dalam waktu 2 x 45 menit adalah tim pemenang.

  FIFA (2005) sebagai organisasi tertinggi sepak bola mengeluarkan peraturan-peraturan mengenai pertandingan sepak bola, diantaranya adalah: a. Bola dengan berat 700-800 gram

  b. Lapangan dengan ukuran 75-90 m x 90-120 m

  c. Gawang dengan ukuran tinggi x panjang : 2,7 m x 7,30 m d. Sepatu bola dan pelindung tulang kering.

  e.

  Lama pertandingan untuk waktu normal adalah 2x45 menit dengan perpanjangan waktu 2x15 menit.

  f. Pertandingan sepak bola dipimpin oleh seorang wasit dan dibantu 2 asisten wasit.

  Setiap tim maksimal memiliki sebelas pemain, salah satunya adalah penjaga gawang. Penjaga gawang diperbolehkan untuk mengambil bola dengan tangan atau lengannya di dalam kotak penalti di depan gawangnya. Pemain lainnya dalam kedua tim dilarang untuk memegang bola dengan tangan atau lengan mereka ketika bola masih dalam permainan, namun boleh menggunakan bagian tubuh lainnya. Pengecualian terhadap peraturan ini berlaku ketika bola ditendang keluar melewati garis dan lemparan dalam dilakukan untuk mengembalikan bola ke dalam permainan.

  Sejumlah pemain dapat digantikan oleh pemain cadangan pada masa permainan. Alasan umum digantikannya seorang pemain termasuk cedera, keletihan, kekurang-efektifan, perubahan taktik, atau untuk membuang sedikit waktu pada akhir sebuah pertandingan. Dalam pertandingan resmi, sebuah tim terdiri atas 11 orang pemain inti dan maksimal 6 orang cadangan tetapi maksimal 3 orang yang bisa dimainkan menggantikan pemain inti.

  Pertandingan tidak akan terlaksana bila salah satu tim jumlah pemainnya kurang dari tujuh orang. Pemain yang telah diganti dan mendapatkan kartu merah tidak boleh kembali bermain dalam pertandingan tersebut.

  Sepak bola secara umum dapat diartikan sebagai permainan olahraga beregu yang setiap regunya terdiri dari 11 orang, 2 regu yang bertanding berusaha memasukkan bola kegawang lawan dalam sebuah area permainan yang berbentuk persegi panjang, dalam waktu 2x45 menit.

2. Performa Pemain Sepak Bola.

  Performa dalam kamus terjemahan bahasa Inggris-Indonesia diartikan sebagai sebuah kata kerja yang menunjukkan aktifitas atau kegiatan. Setyobroto (2001) mendefinisikan performa sebagai kegiatan seorang individu untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan cara-cara tertentu pula.

  Tingkah laku yang membuahkan hasil berarti terdapat gerak (motor) yang sebagian besar dipengaruhi oleh kognitif dan skill (Review Jurnal Psikologi, 1990). Gerak atau motor dibagi menjadi 3 kemampuan gerak dasar, yaitu :

  a. Kemampuan Lokomotor Kemampuan lokomotor digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau untuk mengangkat tubuh ke atas seperti lompat dan loncat, kemampuan gerak lain yang masuk kedalam kategori ini adalah berjalan, berlari, melompat, meluncur, dan berlari seperti kuda berlari (gallop)

  b. Kemampuan Non-lokomotor Kemampuan Non-lokomotor dilakukan di tempat, tanpa adanya ruang gerak yang cukup. Kemampuan Non-lokomotor terdiri menekuk, menegang, mendorong dan menarik, mengangkat dan menurunkan, melipat dan memutar, mengocok, melingkar, melambungkan, dan lain sebagainya.

  c.

  Kemampuan Manipulatif Kemampuan manipulaif dikembangkan ketika seseorang tengah menguasai macam-macam obyek. Kemampuan manipulatif lebih banyak melibatkan organ tangan dan kaki, tetapi bagian tubuh lain juga dapat digunakan. Manipulasi obyek jauh lebih unggul dari pada koordinasi mata-kaki dan tangan-mata. Gerakan manipulaif dapat di lihat dari beberapa gerakan seperti; 1)

  Gerakan mendorong, misalnya melempar, memukul, menendang.

  2) Gerakan menerima obyek. 3) Gerakan menggiring obyek, seperti mendrible bola

  Schimdt (1991) mengungkapkan bahwa Skill atau keterampilan merupakan kemampuan untuk membuat hasil akhir dengan kepastian yang maksimum dan pengeluaran energi serta waktu yang minimum. Singer (1980) menyatakan bahwa keterampilan adalah derajat keberhasilan yang konsisten dalam mencapai suatu tujuan dengan efisien dan efektif.

  Domain (ranah) gerak (motor) dipengaruhi oleh emosi dan faktor situasi. Emosi adalah reaksi kompleks yang mengait satu tingkat kegiatan dan perubahan-perubahan yang disertai keadaan perasaan atau afektif. Seseorang membutuhkan kemampuan untuk mengarahkan dan mengontrol perasaan secara tepat sebelum dan saat melaksanakan tugas agar dapat menguasai gerak. Faktor situasional adalah keadaan lingkungan di sekitar individu melakukan interaksi untuk mendukungnya dalam belajar secara maksimal agar keterampilan yang diinginkan dapat tercapai.

  Secara umum performa dapat diartikan sebagai keterampilan gerak dasar manusia yang dilandasi emosi, interaksi sosial, dan kognitif. Gerakan tersebut dapat dilihat secara nyata dan harus memenuhi syarat-syarat seperti lari, menendang, melompat, menguasai obyek, dan unsur-unsur gerak dalam aspek olahraga.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Performa Pemain Sepak Bola

  Dewazien (2001) mengungkapkan performa pemain sepak bola dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu; faktor kognitif (IQ dan strategi), faktor fisik (stamina, postur tubuh, kecepatan berlari, skill, dan kemampuan teknik), faktor psikologis (motivasi, kepercayaan diri, dan emosi), dan faktor sosial (relasi sosial pemain sepak bola dan tekanan media hubungan dengan manajemen klub, gaji dan bonus).

  Faktor kognitif (IQ dan strategi) berperan dalam pertandingan sepak bola ketika seorang pemain sepak bola melakukan strategi yang telah dipilih untuk sebuah pertandingan. Coerver (1985) menyatakan bahwa sepak bola yang baik tergantung pada ide-ide, improvisasi, dan kreativitas seorang pemain sepak bola. Kreatifitas, ide, dan improvisasi pemain sepak bola bermanfaat untuk menghadapi situasi yang muncul dalam sebuah pertandingan, dengan kreatifitas, ide, dan improvisasi para pemain sepak bola dapat keluar dari sebuah situasi tertekan dan menerapkan strategi yang telah di pilih untuk menghadapi sebuah pertandingan.

  Faktor fisik (stamina, postur tubuh, kecepatan berlari, skill, dan kemampuan tehnik) dengan nyata terlihat dalam sebuah pertandingan sepak bola. Stamina yang baik bagi seorang pemain sepak bola akan mendukung untuk bermain selama 2x45 menit. Selama rentang waktu tersebut seorang pemain sepak bola akan berlari mengolah bola dan mencetak gol. Postur tubuh dan kemampuan teknik yang bagus akan bermanfaat untuk mengungguli lawan dan memenangi pertandingan dengan cara yang baik pula.

  Carling (2001) menyatakan bahwa beberapa faktor seperti tekanan keluarga, teman, penggemar, atau media memberikan dampak negatif pada permainan sepak bola seorang pemain sepakbola. Faktor sosial seperti hubungan dengan keluarga, media, hubungan dengan masyarakat atau penonton dapat berupa tekanan dan semangat yang diberikan oleh media dan penonton dalam sebuah pertandingan. Baik tekanan dan dorongan semangat akan berpengaruh bagi seorang pemain sepak bola. Tekanan yang diberikan terlalu besar membuat seorang pemain sepak bola tidak bisa mengeluarkan kemampuannya sepenuhnya dalam sebuah pertandingan, sedang semangat membantu seorang pemain sepak bola untuk menampilkan kemampuannya dengan lebih baik.

  Faktor psikis (seperti motivasi, percaya diri, dan emosi) juga berpengaruh terhadap performa seorang pemain sepak bola karena adanya beberapa kondisi di lapangan yang akan mempengaruhi kondisi psikis seorang pemain sepak bola. Kondisi seperti kontak fisik yang keras, unggul atau tertinggal dengan selisih gol yang cukup, ejekan atau dukungan penonton perpengaruh terhadap motivasi, kepercayaan diri dan emosi seorang pemain sepak bola. Emosi yang tidak terkendali membuat seorang pemain sepak bola cenderung mudah terpancing untuk membalas ejekan atau tindakan kasar yang diterimanya, perilaku di lapangan menjadi mudah terpengaruh dan mengarah kepelanggaran-pelanggaran yang dapat berbuah kartu kuning atau kartu merah, umpan dan tembakan menjadi tidak akurat dan performa secara keseluruhan menjadi buruk.

  Kemampuan-kemampuan tersebut saling mendukung dan menentukan performa seorang pemain sepak bola. Kemampuan teknik dan IQ (faktor kognitif) di dukung dengan kemampuan fisik seperti daya tahan tubuh, kelenturan tubuh, postur tubuh dan kecepatan berlari (faktor fisik) kemampuan mengelola faktor psikis dan faktor sosial serta dengan pemilihan strategi yang tepat untuk menghadapi lawan menentukan performa pemain sepak bola di lapangan.

4. Pengukuran Performa Pemain Sepak Bola

  Pengukuran performa pemain sepak bola adalah penilaian statistik terhadap performa pemain sepak bola dalam sebuah pertandingan. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan menilai permainan pemain sepak bola itu sendiri. Permainan sepak bola menampilkan beberapa tehnik yang secara garis besar dapat dikelompokkan kedalam 2 bagian yaitu tehnik dengan bola dan tehnik tanpa bola. Tehnik dengan bola meliputi beberapa tehnik khusus yaitu:

  a. Kontrol bola Kontrol bola adalah teknik untuk menghentikan bola, menguasai bola yang mengarah/datang kearah seorang pemain baik bola umpan dari teman ataupun bola dari lawan. b. Mengumpan (passing) Mengumpan adalah teknik untuk memberikan bola kepada teman, mengoper bola dapat menggunakan kaki lutut, paha, dada, dan kepala.

  c. Menembak (shooting) Menembak adalah teknik menendang kearah gawang untuk mencetak gol.

  d.

  Menggiring (drible) Menggiring adalah teknik mengendalikan bola yang di giring maju agar tetap dalam penguasaan seorang pemain. Menggiring bola dapat menggunakan kaki, paha, dada, dan kepala.

  e. Mentakel (tackling) Mentakel adalah teknik menghentikan bola yang dikuasai lawan dengan menggunakan kaki.

  Teknik tanpa bola meliputi beberapa teknik khusus yaitu berlari sprint, membelokkan arah lari, akslerasi yang baik, menghentikan lari secara cepat, dan keseimbangan yang bagus ketika terjadi benturan bahu.

  Permainan sepak bola juga didukung beberapa kemampuan lain yang dapat memudahkan pemain sepak bola untuk memainkan permainan sepak bola, yaitu;

  a. Kerjasama team, yaitu kekompakan dalam sebuah team, dalam sebuah team harus terbentuk komunikasi dan pengertian antara tiap pemain, sangat penting mengetahui karakter tiap pemain dalam team kita agar kerjasama dapat tercipta antara sesama pemain dalam satu team.

  b.

  Fisik dan stamina, sepak bola juga merupakan sebuah olah raga yang menuntut kemampuan fisik dan stamina yang kuat, seorang pemain bola harus dapat memainkan permainan ini sepanjang 90 menit dan permainan ini dimainkan dalam sebuah lapangan yang sangat lebar. Fisik dan stamina prima seorang pemain bola dapat bermain secara optimal dalam permainan ini.

  c. Kreativitas dalam bermain, kreativitas seorang pemain sepak bola juga diperlukan kecerdasan intelegensi dapat membantu seseorang untuk menyusun pertahanan dan penyerangan secara cepat. Ide-ide untuk menahan gempuran-gempuran lawan, dan trik-trik dalam membongkar pertahanan lawan akan sangat membutuhkan kreativitas seorang pemain bola.

  d. Pergerakan tanpa bola, dalam permainan bola seorang pemain harus bergerak dinamis. Pemain sepak bola tidak hanya bergerak ketika menguasai atau akan merebut bola, tetapi kita juga harus bergerak untuk mencari tempat kosong sehingga sebuah tim dapat mulai menyusun pertahanan dan penyerangan. Perolehan performa seorang pemain sepak bola di dapat dari hasil data penilaian statistik permainan sepak bola yang ditunjukkan pemain sepak bola dalam sebuah pertandingan. Seorang pemain sepak bola yang bemain lebih dari 15 menit dalam sebuah pertandingan mendapat skor performa. Skor performa yang diperoleh seorang pemain sepak bola di peroleh dari permainan yang ia tampilkan dalam pertandingan tersebut. Skor performa pemain sepak bola dapat dilihat dari contoh dibawah ini.

  Tabel 1 Data Performa Pemain Sepak Bola (Bola, 27 September 2005)

  Inter Fiorentina 1 0 Minggu (25 september) Skuad (4-4-2) Skuad (4-4-2)

  Julio cesar 6 Frey 8 Cordoba 6.5 Materazzi 6 Samuel 6.5 Favalli 6 Ujfalusi 5.5

  Di Loreto 6 Gamberini 6.5 Pancaro 6 (46” Pasqual 5)

  Figo 7 Cambiaso 6.5 Veron 7 Stankovic 6.5

  Fiore 5.5 (69’ Montolivo 5) Donadel 5.5 Brocchi 6 Jorgensen 6 Adriano 6.5

  Martins 7 (90’ Cruz) Pelatih : Mancini 6.5 Cadangan : Toldo, Ze Maria, Wome, Pizarro, Solari, Recoba

  Bojinov 5 (60’ Pazinni 5.5) Toni 6 Pelatih : Prandelli 6 Cadangan : Cejas, Dainelli, Pazienza, Guigou

  • Wasit : Farina (Novi Ligure) 5
  • Penonton : 56.207 (Giuseppe Meazza)
  • Gol : 1-0 martin 7’
  • Sepak Pojok : 6-3
  • Waktu Ekstra : 1’ dan 5’
  • Kartu Merah : -
  • Kartu Kuning : Veron, Jorgensen, Gamberini,

    Materazzi, Donadel

  Angka-angka dibelakang nama-nama pemain sepak bola adalah nilai dari performa yang mereka tunjukan selama pertandingan, semakin tinggi nilai yang diperoleh seorang pemain sepak bola maka semakin tinggi pula performa yang ia tunjukkan dalam pertandingan tersebut.

  Pemain sepak bola dikelompokkan dalam 3 posisi dasar yaitu pemain bertahan (belakang), pemain tengah dan pemain penyerang (depan). Pemain di setiap posisi mempunyai tugas yang berbeda-beda, pemain belakang bertugas menjaga gawang dari serangan musuh yang akan mencetak gol, pemain tengah berfungsi untuk menyeimbangkan pertahanan dan penyerangan, sedang pemain depan berfungsi untuk mencetak gol. Performa pemain sepak bola dapat dilihat dari beberapa contoh pengukuran performa pemain sepak bola dibawah ini;

  Tabel 2 Performa Pemain Penyerang (http://www.soccerperformance.org/)

  Berlari tanpa bola

  3 Tabel di atas adalah contoh analisa performa seorang pemain dengan posisi sebagai penyerang bernama Heaskey. Heskey berdasarkan tabel diatas berperan sebagai pemain pernyerang yang berfungsi sebagai pertahanan didaerah depan dengan tackle dan tekanan yang ia berikan kepada lawan.

  2 Mengamankan daerah pertahanan

  7

  1 Tackle 4 1 Menggagalkan serangan musuh

  4

  2 Menekan musuh

  kontrol 2 2

  Kategori berhasil gagal Tembakan ke gawang

  2

  10 Drible 9 2 Dilanggar/melanggar 0

  17

  3 Sundulan

  2 Umpan 16

  2 Umpan silang

  1

  Heskey berhasil membuat tendangan yang membuat timnya keluar dari tekanan sebanyak 3 kali dan beberapa kali menahan serangan yang dilakukan pemain musuh. Serangan yang dibangun oleh tim berhasil ketika Heskey berhasil memenangkan pertarungan diudara, dan beberapa umpan yang berhasil mencapai rekan satu tim. Secara keseluruhan Heskey memberikan andil yang besar dalam bertahan dan menyerang bagi timnya.

  Tabel 3 Performa Pemain Belakang (http://www.soccerperformance.org/)

  Kategori Berhasil gagal Tackles 3

  1 Sundulan 1 Menekan musuh

  1 Mengagalkan serangan musuh

  19

  1 Mengamankan daerah pertahanan

  7

  1 Dilanggar/melanggar 0

  1 Tabel di atas adalah analisa performa bermain sepak bola dari Laurent Blanc yang berposisi sebagai pemain belakang. Secara keseluruhan Blanc melakukan tugasnya dengan cukup baik sebagai pemain belakang, tackle dan tendangan yang membuat timnya keluar dari tekanan mempunyai prosentase keberhasilan yang cukup tinggi dan hanya 1 kali melakukan pelanggaran.

  Tabel 4 Performa Pemain Tengah (http://www.soccerperformance.org/)

  Action/Time 1st Half 2nd Half Total Tackles 3

  5

  8 Interceptions/blocks 9

  7

  16 Pressing (menekan pemain lawan)

  2

  1

  3 Headers (sundulan)

  2

  1

  3 Clearances (menyapu bersih bola yang 7 3 10 mengancam pertahanan)

  Fouls Conceded (pelanggaran yang dibuat)

  4

  1

  5 Passes (umpan)

  18

  16

  34 Crosses (umpan silang) Shots (tembakan ke gawang)

  1

  1 Dribbles

  3

  4

  7 Headers (sundulan) Fouls Won (dilanggar pemain lawan)

  2

  2

  4 Tabel di atas adalah analisa dari performa bermain Patrick Viera yang berposisi sebagai pemain tengah. Viera dalam pertandingan tersebut terlihat bahwa ia adalah pemain yang cukup konsisten dalam membantu pertahanan maupun penyerangan yang dilakukan oleh timnya.

  Sky Sport sebuah stasiun televisi terkenal di Eropa membuat standar

  yang digunakan untuk menilai performa seorang pemain sepak bola, standar itu adalah; a.

  Nilai 10, performa yang sangat luar biasa (jarang digunakan)

  b. Nilai 9, baik sekali-permainan kelas tinggi, kemungkinan adalah pemenang pertandingan.

  c. Nilai 8, sangat bagus, permainan yang menonjol, sangat berperan dalam permainan tim.

  d.

  Nilai 7, mengesankan, permainan yang diperlihatkan enak untuk ditonton.

  e. Nilai 6, rata-rata, tidak terlalu banyak kesalahan yang dibuat, tetapi tidak melebihi performa yang mengesankan.

  f. Nilai 5, dibawah rata-rata, beberapa kesalahan yang dilakukan.

  g.

  Nilai 4, sangat buruk, terlalu banyak kesalahan, dan sangat mudah untuk dikritik.

  Berdasarkan beberapa contoh standard pengukuran performa pemain sepak bola yang telah diuraikan diatas, terdapat beberapa gerakan yang selalu dicatat untuk mengetahui performa seorang pemain sepak bola dalam sebuah pertandingan. Umpan, sundulan, interception, drible, tackling, shooting, assist atau umpan yang menjadi gol, pelanggaran, dan gol adalah beberapa gerakan yang selalu diskor, dari hal tersebut peneliti memperoleh standard pengukuran performa pemain sepak bola yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

  Tabel 5 Pengukuran Performa Pemain Sepak Bola (, diakses bulan Februari 2005)

  Kategori/nama pemain zanetti kovac cambiaso emerson martin piero Total umpan

  56

  26

  28

  34

  30

  35 Umpan berhasil

  35

  24

  21

  27

  23

  28 Total tackle

  6

  1

  9

  1

  1 Tackle berhasil

  5

  8

  1

  1 Total sundulan

  9

  8

  3

  6

  20

  11 Sundulan berhasil

  5

  6

  4

  8

  4 Mengagalkan serangan musuh

  16

  8

  5

  1

  1 Drible melewati musuh

  2

  1

  2

  3 Offside 0

  1 Pelanggaran dilakukan

  1

  3

  1

  4

  1 Dilanggar 0

  

1

  3

  2 Assist 0

  1

  1 Total tembakan

  1

  5

  1 Tembakan mengarah ke gawang

  1

  3

  1 Gol 0

  1

  1 Kartu kuning Kartu merah 5 4.5 3 6 6 7

  Rating

  Standard diatas mencatat gerakan-gerakan dalam permainan sepak bola seperti umpan, sundulan, interception, drible, tackling, shooting, assist atau umpan yang menjadi gol, pelanggaran, dan gol yang berhasil dibuat oleh seorang pemain sepak bola dalam suatu pertandingan. Setiap aspek atau gerakan yang berhasil dibandingkan dengan total suatu gerakan dilakukan, kemudian diprosentasekan dan dimasukkan dalam rating 1-10, rating yang didapat dari setiap aspek kemudian dijumlahkan untuk kemudian daimbil rata- ratanya, rata-rata ini adalah skor performa pemain sepak bola dalam pertandingan yang bersangkutan.