RESPON TERHADAP STRES SISWA-SISWI KELAS II SLTP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20052006
RESPON TERHADAP STRES
SISWA-SISWI KELAS II SLTP STELLA DUCE 2
YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2005/2006
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan Dan Konseling
Oleh
Yohanes Nara Boleng Lamen
NIM : 001114044
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
RESPON TERHADAP STRES
SISWA-SISWI KELAS II SLTP STELLA DUCE 2
YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2005/2006
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan Dan Konseling
Oleh
Yohanes Nara Boleng Lamen
NIM : 001114044
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Akhir hidup yang mulia adalah bukan berapa banyak ilmu yang kamu miliki
tetapi berapa banyak kamu berbuat baik kepada orang lain”
Skripsi ini saya persembahkan untuk: Bapa, Mama, Adik dan teman-teman Band ku
ABSTRAK
RESPON TERHADAP STRES SISWA-SISWI KELAS II
SLTP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2005/2006
Yohanes Nara Boleng Lamen
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2007
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survey. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui respon-respon terhadap stres siswa-siswi kelas II
SLTP Stella Duce 2 Tahun Ajaran Yogyakarta 2005/2006, dan mengusulkan topik-
topik bimbingan yang tepat bagi siswa-siswi kelas II SLTP Stella Duce 2 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2005/2006. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah pertama,
bagaimanakah respon terhadap stres siswa-siswi kelas II SLTP Stella Duce 2
Yogyakarta Tahun Ajaran 2005/2006? Kedua, apakah topik bimbingan yang tepat
bagi siswa-siswi kelas II SLTP Stella 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2005/2006?Populasi penelitian adalah siswa-siswi kelas II SLTP Stella Duce 2
Yogyakarta Tahun Ajaran 2005/2006, yang berjumlah 106 orang. Instrumen yang
dipakai dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner Respon Terhadap Stres.
Kuesioner ini disusun sendiri oleh peneliti dan dibantu oleh dosen pembimbing.
Analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah pertama, memberikan skor
jawaban siswa sesuai dengan sifat item. Kedua, memasukkan skor jawaban siswa ke
dalam tabulasi data dengan bantuan komputer program Microsoft Excel versi XP
2001 for windows. Ketiga, menghitung skor setiap item yang terdapat pada item- item
yang memuat respon konstruktif/positip terhadap stres, dan menghitung besarnya
persentase pada item- item yang memuat respon konstruktif/positif tersebut. Keempat
menghitung skor item yang terdapat pada item- item yang memuat respon
destruktif/negatif terhadap stres, dan menghitung besarnya persentase pada item- item
yang memuat respon destruktif/negatif tersebut. Kelima skor terendah pada item- item
destruktif/negatif dipakai untuk mengusulkan topik bimbingan.Hasil penelitian yang diperoleh pada penelitian ini yakni, total skor pada item
yang memuat respon konstruktif/positif adalah 7657 atau 56,43%. Total skor pada
item yang memuat respon destruktif/negatif adalah 11763 atau 81,6%. Dari
persentase yang diperoleh oleh setiap siswa berdasarkan hasil penelitian ini, dapat
dikatakan bahwa sebagian besar siswa-siswi SLTP Stella Duce 2 Tahun Ajaran
konstruktif/positif, dan 18,4% siswa-siswi yang memilih melakukan apa yang
terdapat di dalam item- item yang memuat respon destruktif/negatif terhadap stres.
ABSTRACT
THE RESPONSES TOWARD STRESS OF THE SECOND GRADE
STUDENTS OF STELLA DUCE 2 JUNIOR HIGH SCOOL
YOGYAKARTA ACADEMIC YEAR OF 2005/2006.
Yohanes Nara Boleng Lamen
Sanata Dharma University
Yogyakarta 2007
This research was descriptive study which used survey method. This study
was to find out the responses toward stress of the second grade students of Stella
Duce 2 Junior High School Yogyakarta academic year 2005/2006; and to propose
appropriate guidance topics for the second grade students of Stella Duce 2 Junior
High School Yogyakarta academic year of 2005/2006. The problems formulated in
this study were: (1) What responses are the second grade students of Stella Duce 2
Junior High School Yogyakarta academic year of 2005/2006 have toward stress and
(2) What guidance topics are appropriate for the second grade students of Stella Duce
2 Junior High Scholl Yogyakarta academic year of 2005/2006.
The population of this study was 106 students, the second grade students of
Stella Duce 2 Junior High School Yogyakarta academic year 2005/2006. The
instrument employed in this study was a questionnaire on Responses toward Stress
which was developed by the writer with the guidance of the sponsors. The data
analysis implemented in this study were firstly, scoring the respondents answer based
on the items category; secondly, tabulating the data by using Microsoft Excel
program; thirdly, calculating the score of each item included in constructive/positive
responses toward stress category and calculating the percentage of the score; fourthly,
calculating the score of each item included in destructive/negative responses toward
stress category and calculating the percentage of the score; and lastly, the lowest
score in the destructive/negative responses category was used as the basis of
proposing guidance topics.The finding showed that, the total score of the constructive/positive responses
category was 7657 or 56.43% and the total score of the destructive/negative
responses category was 11763 or 81.6%. Based on the percentage of the score, it
could be stated that the second grade students of Stella Duce 2 Junior High school
Yogyakarta academic year of 2005/2006 have constructive/positive responses toward
stress. It was only 43.57% of the students did not choose to perform the
constructive/positive responses toward stress and 18.4% of the students who chose to
KATA PENGANTAR
Penulis mengucap syukur kepada Tuhan Yesus yang memberikan banyak karunia, kasih dan kelembutan-Nya selama penyelesaian skripsi ini.
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis menyadari banyak pihak yang
membantu sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis berterima kasih kepada
banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik dalam bentuk meteri maupun
dalam bentuk dukungan moral. Rasa syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya
ini saya persembahkan kepada:1. Dr. M.M Sri Hastuti, M.Si, Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling yang menyetujui penulis mengadakan penelitian ini.
2. Ibu Dra. M.J. Retno Priyani, M.Si, sebagai pembimbing I yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran, di sela-sela kesibukannya sehingga skripsi ini dapat dimulai dan diselesaikan.
3. Ibu Dra. Ign. Esti Sumarah, M.Hum, sebagai pembimbing II yang telah memberikan dorongan, perhatian, semangat dan kasih yang begitu besar sehingga penulis tetap bersemangat menyelesaikan skripsi ini.
4. Para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah mengajarkan banyak hal bagi pembentukan kepribadian dan perkembangan mental penulis selama masa perkuliahan.
5. Suster Cornelio CB, S.Pd, kepala sekolah SLTP Stella Duce 2 yang
memperkenankan penulis untuk mengadakan penelitian di sekolahnya.
6. Ibu Th. Marfuah, koordinator bimbingan dan konseling di SLTP Stella Duce
2, yang menyediakan waktu sehingga penelitian ini bisa berjalan.
7. Ibu Dra. Listyawati, staf bimbingan dan konseling di SLTP Stella Duce 2, atas
bantuan yang diberikan kepada penulis selama mengadakan penelitian.
8. Siswa-siswi kelas II SLTP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran
2005/2006.
9. Bapa Markus B. Lamen dan Ibu Yohana J.I. yang telah merawat dan
membesarkan serta tetap mengasihi dan mencintai, walau selalu dibuat pusing oleh penulis.10. Adik Sinta Lamen dan Tini Lamen atas dukungan dan doanya.
11. Bapa Dominikus O. R. dan Ibu Yohana Yohanes atas kasih sayang dan
cintanya.
12. Manajemen d’ Lamaholot band dan teman-temanku di d’ Lamaholot band.
Terima kasih atas semua perhatian dan dorongan kalian. Love you and Rock N Roll.
13. Teman-teman semua di Merpati 374 dan Mranggen, Sinduadi, Sleman
Yogyakarta.
14. “ Nyanyian Suci” yang selalu penulis nyanyikan ketika penulis menangis
karena duka, dan tertawa bahagia. Tetaplah menjadi nyanyian di dalam hati penulis. Diucapkan juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yangtelah memberikan bantuannya namun tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Tuhan Pengasih senantiasa memberikan rahmat berlimpah kepada
saudara semua.Disadari bahwa karya ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran-saran
yang membangun sangat diharapkan. Semoga karya sederhana ini berguna bagi
siapa saja yang membacanya. Semoga respon terhadap stres yang saudara dan
saya berikan, makin hari makin terkontrol dan terkendali.Penulis
DAFTAR ISI
HalamanHALAMAN JUDUL ………………………………………………………….… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………….………… ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………….... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………..……......... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………... v
ABSTRAK………………………………………………………………………. vi
ABSTRACT…………………………………………………………………..…. vii
KATA PENGANTAR…………………………………………..............…. ........ viii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL................................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1 B. Rumusan Masalah................................................................................ 7 C. Tujuan Penelitian................................................................................. 7 D. Manfaat Penelitian............................................................................... 8 E. Batasan Istilah…………………………………………………….…. 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Stres…………………………………………………….….. 10
2. Macam- macam Stres………………………………………..…… 13 a.
Eustress.................................................................................... 14 b. Distress…………………………………………..………….. 15
3. Penyebab Stres Umumnya………………………………...…….. 15
a. Peristiwa Traumatik………………………………….……… 16
b. Kecemasan……………………………………………..……. 16
c. Frustrasi……………………………………………….……... 17
d. Ketidakmampuan Mengendalikan Situasi…………………… 17
4. Perubahan Fisiologis Akibat Stres………………………………. 18 B. Siswa SLTP Sebagai Remaja………………………………………..
18
1. Karakteristik Remaja…………………………………………….. 19
a. Ketidakstabilan Perasaan dan Emosi………………………… 19
b. Sikap dan Moral Semakin Menonjol………………………… 20
c. Hal Kecerdasan atau Kemampuan Mental………………...… 20
d. Masa yang Kritis………………………………………….…. 20
2. Sumber-sumber Stres Pada Remaja……………………………… 21
a. Dari Dalam Diri……………………………………………… 21 1) Penyakit…………………………………………….……. 21
2) Konflik…………………………………………………… 22
b. Keluarga……………………………………………………… 23
c. Sekolah………………………………………………………. 24
d. Lingkungan Hidup…………………………………………… 24
C. Respon Terhadap Stres………………………………………………. 25
1. Respon Konstruktif………………………………………………. 26
a. Melakukan Olah Raga……………………………………….. 26
b. Melakukan Diskus i/Sharing dengan Orang Lain………….… 27 1) Teman Dekat………………………………………….…. 27
3) Anggota Keluarga yang Lain……………………………. 28
c. Berbicara dengan Konselor/Guru Pembimbing……………... 39
d. Berbicara dengan Guru yang Lain…………................……... 30
e. Mencari Informasi………………………………..............….. 30 1) Melalui Buku, Koran, Majalah/Surat Kabar...................... 30 2) Melalui Radio dan Televisi................................................ 31
f. Rekreasi.................................................................................... 32
g. Relaksasi…………………………………………….………. 32
h. Menangis………………………………………………….…. 33
2. Respon Destruktif…………………………………………….….
33
a. Menyerang Orang Lain…………………………………….... 34
b. Merusak Barang………………………………………….….. 34
c. Diam……………………………………………………….… 35
d. Menyendiri…………………………………………………... 35
e. Konsumsi Makanan Berlebihan……………………………... 36
f. Konsumsi Minuman Beralkohol…………………………….. 36
g. Proyeksi……………………………………………………… 37
h. Merokok……………………………………………………... 37 i. Membuat Keributan………………………………………….. 38 1) Menyanyi dan Berteriak Keras-keras……………………. 38 2) Menyetel Musik Keras-keras……………………………. 38
j. Melakukan Sesuatu Tanpa Tujuan………………………….
39 D. Bimbingan…………………………………………………………… 39
1. Pengertian Bimbingan……………………………………..…….. 39
2. Ragam Bimbingan………………………………………...……..
41
a. Bimbingan Karier……………………………………..……..
41
b. Bimbingan Akademik…………………………………..…… 41
3. Sifat-sifat Bimbingan……………………………………………. 42 a.
Bimbingan Perseveratif/Bimbingan Developmental………... 43
b. Bimbingan Preventif………………………………………… 43 c. Bimbingan Korektif………………………………………….
43
4. Peranan Bimbingan Untuk Mengarahkan Siswa Memberikan Respon Konstruktif Terhadap Stres……………………………... 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian………………………………...…………………….. 47 B. Populasi dan Sampel Penelitian……………………………………... 47 C. Alat Pengumpul Data………………………………………………… 48 D. Pengumpulan Data…………………………………………………… 56 E. Analisis Data…………………………………………………………. 57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA A. Hasil Penelitian………………………………………………………. 61 B. Pembahasan Hasil Penelitian………………………………………… 64
BAB V USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN UNTUK MENGARAHKAN
RESPON KONSTRUKTIF/POSITIF TERHADAP STRES SISWA- SISWI KELAS II SLTP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2005/2006 A. Pengendalian Diri…………………..………………………………….. 77 B. Pentingnya Konsentrasi……………………………………………….. 78 C. Bahaya Merokok………………………….………………..…………. 79 D. Kesehatan Tubuh……………………………………………………... 80 E. Tuhanku................................................................................................. 81 BAB VI RINGKASAN KESIMPULAN DAN SARAN A. Ringkasan ............................................................................................ 83 B. Kesimpulan.......................................................................................... 87DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
90 LAMPIRAN..........................................................................................................
92 DAFTAR TABEL Halaman
1. Tabel 1. Jumlah subyek penelitian di kelas II SLTP Stella Duce 2 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2005/2006…………………………………………..482. Tabel 2. Daftar Aspek Respon Terhadap Stres Siswa-siswi Kelas II SLTP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2005/2006………………50
3. Tabel 3. Daftar Pelaksanaan pengumpulan data penelitian siswa-siswi kelas
II SLTP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2005/2006……..56
4. Tabel 4. Usulan Topik-topik bimbingan untuk mengarahkan respon Konstruktif/positif terhadap stress siswa-siswi kelas II SLTP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2005/2006……………………..76
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuesioner respon terhadap stress
2. Perhitungan reliabilitas dan data hasil uji coba
3. Perhitungan taraf va liditas
4. Data item- item yang memuat respon konstruktif/positif terhadap stress
5. Data item- item yang memuat respon destruktif/negatif terhadap stress
6. Surat ijin uji coba alat dan ijin penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stres adalah reaksi yang dirasakan ketika seseorang mendapatkan tekanan dari luar (Swee dan Smith, 1991:3). Stres merupakan bagian dari kehidupan manusia. Selama manusia masih hidup dan berinteraksi dengan orang lain serta lingkungan,
pasti akan mengalami stres. Stres tidak memandang usia dan jenis kelamin. Siapa saja bisa terkena stres, kapan dan dimana saja. Stres tidak mungkin dihilangkan begitu saja dari kehidupannya manusia. Stres nyaris melekat pada kehidupan itu sendiri. Stres merupakan salah satu dinamika dalam kehidupan manusia.
Stres yang dialami setiap orang berbeda-beda dalam hal berat ringannya.
Ada yang mengalami stres berat, ada pula yang mengalami stres ringan. Berat
ringannya stres tergantung pada sumber stres (Stresor) dan kepribadian orang
yang mengalami stres. Bila sumber stres dapat diidentifikasi dan direspon
dengan cara-cara yang baik misalnya, berolahraga atau relaksasi, dan melakukan
kegiatan-kegiatan positif lainnya, maka stres itu menjadi lebih ringan.
Sebaliknya bila sumber stres tidak dapat diidentifikasi dan direspon dengan
cara-cara yang kurang baik misalnya, merokok, minuman keras, menyerang
orang lain, merusak barang, kebut-kebutan di jalan, narkoba, atau kegiatan-
kegiatan negatif lainnya, maka stres itu menjadi lebih berat.Stres yang dialami seseorang bisa menggejala melalui ketegangan fisik dan
psikologis. Gejala stres melalui ketegangan fisik antara lain: sakit kepala, susah
tidur, gatal-gatal pada kulit, tekanan darah tinggi, sakit punggung, dan lain
sebagainya. Gejala stres melalui ketegangan psikologis antara lain, cemas,
gugup, mudah tersinggung, cepat marah, gelisah, dan tidak tenang. Ketegangan
fisik dan psikologis tersebut harus segera ditangani sehingga ketegangannya jadi
berkurang. Bila ketegangan fisik dan psikologis tidak segera ditangani, dapat
menimbulkan respon yang kurang baik yang dapat merugikan diri sendiri dan
lingkungan.Ketegangan fisik dan psikologis berbeda antara orang yang satu dengan
orang yang lainnya karena stres merupakan pengalaman pribadi. Semua orang
mengalami stres tetapi tidak selalu mengalami gejala yang sama. Ada yang
mengalami gejala stres melalui ketegangan pada fisiknya saja atau pada
psikologinya saja, atau bahkan dua-duanya. Masing- masing orang mengalami
gejala- gejala tersebut dan memberikan respon sesuai dengan perkembangan
kepribadiannya. Orang yang memiliki kepribadian matang akan lebih mampu
mengatasi ketegangan-ketegangan tersebut dibandingkan orang yang
kepribadiannya belum matang.Stres yang merupakan bagian dari kehidupan manusia, dialami juga oleh
siswa-siswi SLTP. Siswa-siswi SLTP berada dalam usia 12-15 tahun memasuki
tahun-tahun awal masa remaja (Hurlock, 1996:184). Secara fisik, status siswa-
siswi SLTP pada usia ini bukan lagi seorang anak, tetapi belum juga sebagai
orang dewasa. Mereka dituntut oleh lingkungan masyarakat untuk berperan
seperti orang dewasa namun mereka belum mampu meninggalkan kebiasaan
seperti pada masa anak-anak. Tuntutan seperti ini membuat mereka serba sala h.
Mereka belum mampu berperan seperti orang dewasa karena belum mempelajari
peran-peran baru yang harus dilakukan. Mereka masih memiliki peran-peran
lama yang diperolehnya pada masa anak-anak. Keadaan ini membuat mereka
mengalami kebingungan dan keteganga n-ketegangan yang dapat menimbulkan
stres.Selain tuntutan berperan dari lingkungan masyarakat yang dapat
menimbulkan stres, perannya sebagai siswa-siswi SLTP juga dapat menimbulkan
stres. Misalnya: tugas sekolah yang banyak, peraturan sekolah dan sanksi-
sanksinya, tuntutan kurikulum, suasana kelas, kondisi fisik sekolah, dan
hubungan antara guru dan murid yang kurang baik. Hal- hal lain yang dapat
menyebabkan remaja mengalami stres yaitu, kondisi lingkungan masyarakat
yang tidak nyaman, dan keadaan keluarga yang tidak harmonis. Fenomena
sekarang menunjukkan banyak kasus bunuh diri di kalangan remaja bahkan
anak-anak, yang dipicu oleh masalah besar yang dihadapinya seperti keluarga
berantakan, perselisihan dengan teman, dan biaya pendidikan yang mahal.
Fenomena lain yang lebih menyedihkan adalah masalah tersebut muncul karena
hal yang sepele seperti, berebut makanan dan mainan.Keringnya kasih sayang untuk remaja adalah penyebab utama terjerumusnya
remaja ke dalam perilaku negatif. Kecanggihan teknologi telah mengubah
hubungan antar manusia seperti hubungan orang tua-anak, guru-murid, dan
teman-teman sebaya, diganti dengan televisi, handphone, film, musik, games,
dan sejenisnya sebagai teman dan sahabatnya. Kondisi demikian membuat
remaja tenggelam dalam dunianya sendiri dengan sarana-sarana tersebut. Dengan
demikian, bila ia mengalami masalah, ia akan mencari solusi dengan mendengar
dan meniru apa yang didengar dan dilihatnya tanpa melihat baik atau buruknya.Remaja yang masih labil, sering terjerumus ke hal- hal yang negatif ketika
mengalami masalah. Misalnya, merokok, minuman keras, perilaku seks
menyimpang, narkoba, perkelahian, dan lain- lainnya. Masalah- masalah tersebut
berujung pada rasa jengkel dan stres yang mendalam. Stres tersebut harus segera
ditangani dengan memberikan pengetahuan dan pemahaman yang tepat
bagaimana memberikan respon yang baik terhadap stres.Remaja yang mengalami stres, berusaha memberikan respon sesuai dengan
cara dan kemampuannya sendiri-sendiri. Ada yang memberikan respon
konstruktif dan ada pula yang memberikan respon destruktif. Respon konstruktif
yang dimaksud adalah reaksi terhadap stres dengan cara-cara yang baik seperti,
olah raga, relaksasi, atau rileks, rekreasi, yang dapat menstimulasi kreativitas
yang mendorong kesuksesan. Sedangkan respon destruktif yang dimaksud adalah
reaksi yang buruk seperti, merokok, minuman keras, narkoba dan perilaku
menyimpang lain yang membuat remaja kehilangan keseimbangan hidup, dan
dapat menimbulkan kematian. Respon yang buruk terhadap stres yang sedang
dihadapi dapat menimbulkan persoalan baru, yang bisa menjadi penyebab stres
yang lebih berat.Remaja yang sedang stres, diharapkan dapat memberikan respon
konstruktif sehingga kehidupannya menjadi lebih baik. Mereka mampu menata
kehidupannya denga n lebih baik tanpa terpuruk dalam stres yang
berkepanjangan. Tetapi kenyataannnya, kebanyakan remaja memberikan respon
destruktif terhadap stres yang sedang dialaminya. Respon yang sering dilakukan
antara lain, malas sekolah, nakal, masa bodoh, kebut-kebut an di jalan, tawuran,
merusak barang, merokok, minuman keras, narkoba, dan kegiatan negatif
lainnya. Respon seperti ini tentu sangat berbahaya bagi perkembangan
kepribadian remaja dan keamanan lingkungan. Remaja dapat berkembang
menjadi pribadi yang tidak utuh karena tidak mampu memberikan respon yang
baik untuk keluar dari stres yang sedang di alami. Mereka tetap dalam keadaan
stres karena respon yang diberikan tidak mampu membantu dirinya untuk keluar
dari situasi stres. Remaja yang memberikan respon yang tidak baik berpengaruh
terhadap keamanan lingkungan. Misalnya, perkelahian, pencurian, kebut-
kebutan, mabuk-mabukan dan keributan lain yang mengganggu kenyamanan
lingkungan. Jika hal ini dibiarkan akan menjadi satu penyakit masyarakat yang
sangat kompleks. Padahal sesungguhnya, masalah tersebut dapat dikendalikan
bila remaja dibantu untuk membekali dirinya dengan pengetahuan praktis
bagaimana memberikan respon yang baik terhadap stres.Remaja sebagai siswa-siswi di SLTP, merupakan bagian dari sekolah dan
menjadi tanggung jawab sekolah. Segala persoalan yang dialami oleh mereka,
menjadi tanggung jawab sekolah untuk membantu mengatasinya. Sekolah
memberikan bantuan kepada remaja melalui tenaga pendidik yang ada. Tenaga
pendidik itu antara lain, guru pengajar, guru pelatih dan guru pembimbing.Remaja yang sedang stres, menjadi tanggung jawab guru pembimbing
untuk dibantu dicarikan jalan keluar atau mengarahkan mereka agar dapat
memberikan respon yang baik. Remaja dibantu untuk melihat hal- hal apa yang
akan terjadi bila mereka memberikan respon yang buruk terhadap stres yang
sedang dialami. Jika yang terjadi adalah hal yang merugikan diri sendiri, remaja
dituntun untuk berusaha memberikan respon yang baik atau positif, sehingga
tidak merugikan diri sendiri.Kenyataan yang ditemui di SLTP Stella Duce 2 Yogyakarta, malah agak
memprihatinkan. Guru pembimbing kesulitan memberikan bantuan yang tepat
karena remaja malu mengungkapkan persoalan yang sedang dihadapi. Mereka
cenderung menutup diri bila sedang mengalami persoalan. Hal ini kalau
dibiarkan akan membuat remaja jatuh dalam persoalan yang lebih besar yang
dapat menimbulkan stres yang lebih berat pula. Bila stres berat dialami oleh
remaja dikhawatirkan akan mengarah pada respon yang buruk atas stres tersebut. Keadaan seperti ini butuh peran proaktif dari guru pembimbing. Guru pembimbing diharapkan lebih tanggap terhadap setiap sikap dan tingkah laku remaja yang menunjukan gejala, mereka sedang bermasalah atau tidak. Peran proaktif guru pembimbing harus dibantu dengan mengumpulkan data-data melalui sebuah penelitian sehingga guru pembimbing tahu pasti siapa saja yang sedang bermasalah dan mengalami stres, dan harus segera dibantu. Bantuan ini diharapkan dapat membuat remaja keluar dari situasi stres dengan melakukan respon yang baik. Respon yang baik, akan membantu remaja termotivasi kembali untuk memperbaiki hidupnya dan meraih sukses. Mereka dapat hidup lebih baik dan tidak melakukan tindakan yang membahayakan dirinya dan lingkungan hidupnya.
B. Rumusan Masalah Masalah- masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah respon terhadap stres pada siswa-siswi kelas II SLTP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2005/2006?
2. Apakah topik bimbingan yang tepat bagi siswa-siswi kelas II SLTP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran Tahun 2005/2006? C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui respon-respon terhadap stres pada siswa-siswi kelas II
SLTP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2005/2006
2. Mengusulkan topik-topik bimbingan yang tepat bagi siswa-siswi kelas
II SLTP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2005/2006
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini antara lain:
1. Bagi penulis:
a). Mampu mengungkapkan secara empiris-faktual data-data mengenai respon terhadap stres yang dilakukan oleh siswa- siswi kelas II SLTP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2005/2006 b). Mampu mengusulkan topik-topik bimbingan yang tepat bagi siswa-siswi kelas II SLTP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun
Ajaran 2005/2006 yang sedang mengalami stres.
2. Bagi Siswa-siswi kelas II SLTP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2005/2006: a) Lebih mampu memahami stres yang sedang dialami dengan memahami gejala- gejala yang muncul pada dirinya.
b) Mampu memberikan respon yang baik terhadap stres yang sedang dialaminya.
3. Bagi guru pembimbing:
a) Memperoleh data-data siswa-siswi yang sedang mengalami stres b) Mampu memberikan bimbingan yang tepat bagi siswa-siswi yang sedang mengalami stres.
c) Membantu siswa-siswi mengarahkan respon yang baik terhadap stres yang sedang dialami.
E. Batasan Istilah
1. Stres adalah respon jiwa dan raga terhadap tekanan mental dan beban kehidupan yang tidak dapat ditanggung oleh seseorang.
2. Respon adalah reaksi kompleks yang diberikan oleh seseorang, berupa tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan ketika mengalami stres.
3. Topik bimbingan adalah tema-tema bimbingan yang berisi mengenai respon-respon yang konstruktif/positif ketika mengalami stres.
BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas tentang hakekat stres, siswa SLTP sebagai
remaja, respon terhadap stres, dan peranan bimbingan dalam mengarahkan respon yang baik terhadap stres.
A. Hakekat Stres
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat sekarang ini membawa banyak perubahan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Manusia dituntut untuk dapat beradaptasi dengan semua perubahan itu. Ada yang dapat beradaptasi, namun ada pula yang tidak dapat beradaptasi dengan semua perubahan tersebut (Mahsun, 2004:11). Akibatnya, banyak orang mengalami stres. Ada yang mengalami stres ringan dan mudah diatasi, tetapi ada yang mengalami stres berat dan sulit diatasi.
Untuk lebih memahami apa itu stres, bagaimana menyikapinya denga n berbagai penyebab pada umumnya serta perubahan fisiologis yang dirasakan, akan dibahas lebih lanjut pada bagian di bawah ini.
1. Pengertian Stres
Banyak ahli yang memberikan definisi tentang stres, diantaranya adalah Swee dan Smith (1991:3) mengatakan bahwa, stres sebagai reaksi
yang dirasakan ketika mendapatkan tekanan dari luar. Reaksi yang dirasakan
merupakan bentuk pertahanan diri terhadap besarnya tekanan dan kekuatan
dari luar.Tyrer (1984:6) mengartikan stres sebagai reaksi jiwa dan raga
terhadap perubahan yang terjadi dalam kehidupan. Perubahan-perubahan
tersebut disebabkan oleh berbagai peristiwa kehidupan yang dialami oleh
seseorang. Semakin banyak atau semakin kurang perubahan yang dialami
oleh seseorang, berpengaruh pada tingkat stres yang diala mi. Ada orang yang
mampu bertahan ketika mengalami banyak perubahan dalam hidupnya,
namun ada pula yang tidak mampu bertahan pada sedikit perubahan yang di
alami dalam kehidupannya. Semakin tinggi kemampuan untuk bertahan pada
berbagai perubahan dalam kehidupan, semakin rendah tingkat stres yang
dialami. Semakin rendah kemampuan untuk bertahan pada berbagai
perubahan kehidupan, semakin tinggi tingkat stres yang dialami.Menurut Hans Selye (Hawari, 2001:17) stres adalah respon tubuh
yang sifatnya non spesifik terhadap setiap tuntutan beban yang dialami oleh
seseorang. Misalnya, respon tubuh pada saat seseorang mengalami beban
pekerjaan yang berat. Bila seseorang menerima beban pekerjaan sebagai
suatu tugas yang harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, orang
tersebut tidak mengalami ketegangan-ketegangan yang nampak dalam fungsi
organ tubuhnya. Artinya, orang tersebut tidak mengalami stres. Sebaliknya,