BAB III STRATEGI KOMUNIKASI 3.1 Analisis 3.1.1 Analisis Studi Literatur - 12.13.0044 Adeline Gabriella BAB III

BAB III STRATEGI KOMUNIKASI

3.1 Analisis

  3.1.1 Analisis Studi Literatur

  Berdasarkan studi literatur yang dilakukan oleh penulis, penulis mendapatkan beberapa data yang mendukung topik perancangan sebagai berikut : a) Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi membawa dampak yang positif dan negatif bagi semua orang khususnya bagi para remaja, dengan kemajuan teknologi segalanya menjadi mudah dan semakin mengarahkan sifat para remaja yang pada dasarnya masih mencari jati diri menjadi semakin individualis karena merasa tidak memerlukan orang lain.

  b) Remaja merupakan usia perubahan dari seorang anak

  • – anak menjadi dewasa dimana masa remaja harus di persiapkan dan diarahkan dengan tepat agar menjadi seseorang yang bertanggung jawab , peduli , dan memiliki tata perilaku yang baik di masa depan

  3.1.2 Analisis Hasil Kusioner

  Penulis telah menentukan responden sebagai perwakilan sebanyak 65 remaja di kota Semarang dengan mengambil sample dari sekolah dan universitas sebagai berikut:

   SMK N 7  SMK N 2  Universitas Stikubank  Universitas Dian Nuswantoro  IKIP PGRI

  Target sasaran berusia 15

  • – 22 tahun dengan SES B – C. Kuisioner ini bertujuan untuk menggali informasi mengenai pengetahuan remaja tentang penyandang disabilitas dan seberapa besar kepedulian remaja terhadap penyandang disabilitas.

  3.1.2.1 Target Sasaran

Gambar 3.1 Jenis Kelamin RespondenGambar 3.1 Jenis Kelamin Responden

  Berdasarkan data kuisioner jenis kelamin responden di dominasi oleh kaum wanita sebesar 43% atau 37 orang dari 65 jumlah responden.

  3.1.2.2 Usia

Gambar 3.2 Usia Responden

3.1.2.3 Fasilitas Umum

Gambar 3.3 Jumlah Responden Pengguna Fasilitas Umum

  Sebanyak 65 responden pernah menggunakan fasilitas umum bus , zebra cross, dan trotoar.

Gambar 3.4 Jumlah Penggunaan Responden terhadap Fasilitas Umum Sebanyak 42% responden menggunakan fasilitas umum 6

  • – 10 kali dalam seminggu , 32% lainnya menggunakan fasilitas umum sebanyak 1
  • – 5 kali dalam seminggu , dan sisanya sebesar 26% menggunakan fasilitas umum lebih dari 10 kali dalam seminggu.

3.1.2.4 Penyandang Disabilitas

Gambar 3.5 Jumlah Responden yang Mengetahui Istilah Penyandang Disabiltas

  Sebesar 69% dari total 65 jumlah respoden pernah mendengar istilah penyandang disabilitas dan 31% responden belum pernah mendengar istilah penyandang disabilitas.

Gambar 3.6 Gambar Golongan yang Termasuk Penyandang Disabilitas

  Berdasarkan dari data di atas sebesar 63% responden menjawab tuna netra , tuna daksa, dan tuna rungu, 6% menjawab wanita hamil, 23% lanjut usia dan hanya 8% yang menjawab semuanya. Hal ini menandakkan bahwa tidak sepenuhnya semua remaja mengetahui pengertian tentang penyandang disabilitas, sebagian besar hanya pernah mendengar namun tidak mengetahui siapakah yang termasuk ke dalam penyandang disabilitas.

3.1.2.5 Kepedulian Remaja

Gambar 3.7 Respon yang Dilakukan Para Remaja ketika Melihat Penyandang Disabilitas di Fasilitas UmumGambar 3.8 Respon yang Dilakukan Para Remaja terhadap Penyandang Disabilitas

3.1.2.6 Hasil Riset Desain

  Pada kuisioner penulis memberikan alternatif bentuk gambar sebagai berikut : Gambar 1 Gambar 2

Gambar 3.9 Alternatif DesainGambar 3.10 Hasil Kuisioner Pilihan Alternatif Desain

  Sebanyak 58% responden memilih gambar 1 dimana gambar 1 lebih cenderung menggunakan unsur gambar vector dibandingkan gambar 2 yang cenderung bergaya fotografi atau menggunakan objek asli.

3.1.2.7 Hasil Riset Typography

  Sebagai pendukung data, penulis juga memberikan alternatif huruf yang paling disukai kepada para responden sebagai berikut : Huruf 1 Huruf 2

  Huruf 3 Huruf 4

Gambar 3.11 Alternatif Jenis HurufGambar 3.12 Hasil Riset Typography

  Berdasarkan dari hasil riset sebanyak 37% responden memilih jenis huruf 3 yaitu jenis huruf sans serif dibandingkan dengan jenis huruf 1 sebesar 29% , huruf 2 script sebesar 20% dan jenis huruf 4 huruf serif sebesar 14%

3.1.2.8 Hasil Riset Warna

  Menurut Klimcuk warna merupakan salah satu unsur utama dalam sebuah desain karena warna dapat mempengaruhi cara berpikir seseorang ( 2008 : 33), oleh sebab itu penulis juga memberikan alternatif warna kepada para responden untuk mendukung perancangan kampanye sosial yang akan dibuat.

Gambar 3.13 Alternatif WarnaGambar 3.14 Hasil Riset Alternatif Warna

  Berdasarkan dari hasil kuisioner sebanyak 43% responden memilih jenis golongan warna dingin, 32% responden memilih jenis golongan warna panas dan sisanya sebesar 25% memilih warna pastel.

Gambar 3.15 Hasil Riset Media Sosial

  Sebagai pendukung media kampanye untuk penggunaan media sosial seperti Facebook , Instagram atau Twitter oleh sebab itu penulis melakukan penelitian apakah remaja dengan SES B

  • – C memiliki media sosial. Berdasarkan hasil penelitian 86% target sasaran ternyata memiliki akun media sosial dan 14% tidak.

Gambar 3.16 Hasil Riset Media Sosial yang Dimiliki

  Berdasarkan hasil riset di atas sebanyak 56 target sasaran memiliki sosial media Facebook, 18 target sasaran juga memiliki Instagram dan hanya 4 target sasaran yang memiliki sosial media Twitter . Sehingga berdasarkan data diatas dapat disimpulkan lebih dari 50% target sasaran memiliki sosial media Facebook.

3.1.3 Analisis Hasil Wawancara

3.1.3.1 Hasil Wawancara dengan Rekan Penyandang Disabilitas

  1) Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Sidi seorang yang berprofesi sebagai tukang becak di kota Semarang dirinya kerap kali menggunakan bus untuk melakukan pulang pergi ke kampung halamannya. Selama menggukan bus umum dirinya juga beberapa kali mengalami dampak dari ketidakpedulian remaja , katan ya “ ya kalau yang baik peduli ya ngasi kalau ndak baik ya ada yang diem aja ”

  2) Hasil wawancara dengan Bapak Tri seorang petugas parkir di Jalan Pemuda dirinya sering menggunakan bus BRT untuk aktivitas pulang pergi berdasarkan pengalaman ada remaja yang tidak peduli dan semuanya berdasarkan dari pribadi dan didikan keluarga masing

  • – masing. 3) Hasil wawancara dengan Ibu Rosyiah dirinya pernah memiliki pengalaman ketika naik bus BRT waktu itu dirinya sedang hamil 3 bulan saat itu kondisi bus agak sedikit sesak karena bertepatan dengan jam pulang sekolah sedangkan dia ada janji untuk bertemu dokter kandungan sehingga dirinya tidak mendapatkan bangku . Kata Ibu Rosyiah “ waktu itu banyak anak – anak sekolah mba cuma ya mereka kayak nggak tau entah usia kandungan saya masi muda jadi mungkin gak terlalu keliatan atau mereka memang yang gak mau ngasi tempatnya cuma ya sudah untung saya gak terlalu jauh perginya mba ”

  4) Hasil wawancara dengan Ibu Retno, berdasarkan pengalamannya ketika waktu hamil dirinya pernah mengalami dampak dari ketidakpedulian remaja, karena dirinya ada sebuah urusan dan terpaksa harus menggunakan fasilitas umum karena tidak ada yang mengantar. Berdasarkan dari pengalamannya waktu itu ada anak sekolah salah seorang anak tertidur dan yang lainnya sedang mengobrol dan satu lagi sedang melihat namun tidak memberikan bangkunya

  . “padahal kan ibu hamil seharusnya mendapat prioritas ya , tapi

  • – untungnya ada petugas BRT yang cepet sadar terus minta ke anak anaknya tempat duduknya terus baru saya dikasi tempat duduk deh

  ” ujar Ibu Retno

3.1.3.2 Hasil Wawancara dengan Petugas Lapangan BRT

  Wawancara dilakukan pada tanggal 18 Oktober 2016 kepada beberapa petugas lapangan BRT di kota Semarang dengan hasil sebagai berikut :

  1. Bapak Deni Praminto yang telah bekerja sebagai petugas bus dan shelter selama dua tahun, menurut pengalaman Bapak Deni selama bekerja di BRT banyak remaja yang tidak peduli terhadap penyandang disabilitas, apabila ada penumpang disabilitas yang naik kerap kali dirinya harus berteriak untuk meminta tempat duduk kepada para remaja.

  2. Saudari Marta yang betugas di bus BRT juga mengatakan banyak remaja yang tidak peduli dan harus diminta memberikan tempat duduknya apabila ada orang tua dan kepedulian tergantung dari pribadi masing – masing.

  3. Bapak Setyo Nugroho selaku petugas BRT yang telah bekerja selama 5 tahun mengakui bahwa kepedulian remaja di kota Semarang sangat kurang, kebanyakan dari para remaja tidak mau memberikan tempat duduknya kepada penyandang disabilitas dengan berpura

  • – pura tidur , bermain handphone atau mendengarkan musik.

  4. Saudari Umi Wahi yang pernah menjadi petugas di dalam BRT selama 1,5 tahun juga menceritakan bahwa dirinya pernah menjumpai remaja yang tidak mau memberikan tempat duduknya kepada penyandang disabilitas dengan alasan lelah.

  5. Saudari Utfah yang bekerja sebagai petugas BRT yang sekarang bertugas sebagai pengawas shelter juga mengatakan banyaknya anak remaja yang tidak peduli seperti ketika hendak memasuki bus mereka tidak mendahulukan orang yang lebih tua atau membutuhkan serta para petugas harus selalu berteriak untuk meminta para remaja untuk memberikan bangkunya.

3.1.4 Analisis Hasil Video Logging

Gambar 3.17 Remaja tidak Memberikan Tempat Duduk dan Sibuk Bermain HandphoneGambar 3.18 Remaja tidak Memberikan Tempat Duduk dan Sibuk Mengobrol dengan Teman – TemannyaGambar 3.19 Remaja yang Tidak Memberikan Bangku kepada Wanita yang Membawa

  

Anak Kecil

Gambar 3.20 Remaja Hanya Melihat dan Tidak Membantu Penyandang Disabilitas

  Bedasarkan dari hasil penelitian video logging didapati perilaku target sasaran yang cuek sehingga tidak menyadari kondisi di sekitar dan justru sibuk mengobrol dengan teman atau bermain gadget, adapula target yang memang menyadari keberadaan penyandang disabilitas namun tidak memperdulikan dan hanya melihat.

3.1.5 Analisis SWOT

  3.1.5.1 Strenght ( Kekuatan )

   Sudah banyak lembaga yang mendukung terhadap kepedulian terhadap penyandang disabilitas.

  3.1.5.2 Weakness ( Kelemahan )

   Kampanye lebih dapat menjangkau melalui media offline dibandingkan dengan media online yang lebih mudah viral.

  3.1.5.3 Opportunity ( Kesempatan )

   Kampanye menyampaikan gagasan yang kurang baik dari sifat individualisme dalam diri remaja. Setelah menyadari masalah yang ada remaja yang baik akan mengubah pandangan dan tindakan.

  3.1.5.4 Threat ( Ancaman )

   Target kampanye dengan SES B – C yang lebih suka aktifitas diluar dibandingkan mengikuti kegiatan edukasi.

3.2 Sasaran Khalayak

3.2.1 Target Primer

  Target sasaran dalam kampanye sosial ini ditujukan bagi para remaja di Indonesia dengan batasan wilayah Ibu kota Jawa Tengah. Target sasaran berusia 15

  • – 22 tahun yang berstatus sebagai pelajar atau mahasiswa. Menurut Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa pada usia berikut merupakan masa persiapan dalam mencari jati diri sehingga sangat tepat untuk diarahkan agar menjadi pribadi yang baik di masa depan. Target sasaran adalah remaja yang sering menggunakan fasilitas umum seperti bus, trotoar, dan zebra

  cross oleh sebab itu dipilih remaja dengan SES B – C.

3.3 Strategi Komunikasi

3.3.1 Creative Brief

  Pada perancangan kampanye sosial peduli penyandang disabilitas di fasilitas umum penulis menggunakan Harol D. Lasswell 5W ( What, When, Where, Who, Why ) + 1H ( How ) sebagai berikut :

  3.3.1.1 What

  Kampanye peduli penyandang disabilitas di fasilitas umum diciptakan dengan harapan dapat menyadarkan dan membuat para remaja peduli terhadap penyandang disabilitas khususnya dalam penggunaan fasilitas umum. Selain itu mengurangi rasa individualisme di dalam kepribadian para remaja sehingga dapat membawa dampak positif kepada semua orang di dalam berbagai aspek kehidupan.

  3.3.1.2 When

  Kampanye sosial ini dibuat dalam jangka waktu 6 bulan dimulai dari bulan Desember 2016 – Mei 2017 sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan.

  3.3.1.3 Where

  Kampanye sosial peduli penyandang disabilitas di fasilitas umum akan direalisasikan ke dalam bentuk visual yang berisi mengenai nilai positif dalam memberikan kepedulian terhadap penyadang disabilitas, media ini akan membantu proses meluasnya informasi ke ruang publik. Selain dalam bentuk visual nantinya akan diadakan sebuah acara di kota Semarang untuk mendukung proses kampanye yang telah berjalan.

  3.3.1.4 Who

  Kampanye sosial ini ditujukan kepada para remaja berusia 15

  • – 22 tahun di kota Semarang dan di dukung oleh lembaga Indonesia Disable Care Community, DISHUBKOMINFO Provinsi Jawa Tengah serta komunitas 234 SC Semarang.

  3.3.1.5 Why

  Kampanye sosial peduli penyandang disabilitas di fasilitas umum dirancang oleh penulis berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan mengacu pada tingginya rasa individualisme pada remaja yang berdampak pada ketidakpekaan di lingkungan sekitar dan minimnya rasa kepedulian terhadap sesama manusia terutama bagi penyandang disabilitas.

  3.3.1.6 How

  Kampanye sosial ini akan memberikan informasi mengenai penyandang disabilitas dan hak

  • – haknya dengan cara membawa materi yang akan menggelitik sisi emosional dari
taret sasaran dan didukung dengan kegiatan agar para remaja dapat berinteraksi secara langsung. Kampanye sosial ini akan menggunakan perpaduan media ATL, BTL dan TTL untuk mendukung penyebarluasan informasi.

3.3.2 Strategi Penyampain Pesan Sosial

  Perancangan kampanye sosial harus mempersiapkan strategi yang sesuai dan tepat, oleh sebab itu penulis telah menyiapkan strategi sebagai berikut :

  3.3.2.1 Tahapan Awaraness & Interest

  Periode Pelaksanaan : Desember 2016 Menyebarkan informasi mengenai penyandang disailitas dan isu

  • – isu mengenai pentingnya rasa kepedulian terhadap penyandang disabilitas di sekolah dengan SES B – C seperti SMKN 5, SMKN6, SMKN 7, SMKN4 , Universitas STIKUBANK, IKIP PGRI , UDINUS, USM serta media promosi di badan bus dan bangku bus BRT di Kota Semarang.

  3.3.2.2 Tahapan Search

  Periode Pelaksanaan : Januari 2017 Target Sasaran yang mulai tertarik akan mulai mencari informasi mengenai kampanye sosial melalui permainan interkatif yang diletakkan di sekolah dan universitas seperti SMKN 5, SMKN6, SMKN 7, SMKN4 , SMKN 8, Universitas STIKUBANK, IKIP PGRI , UDINUS, USM dan shelter bus di Kota Semarang.

3.3.2.3 Tahapan Action

  Periode Pelaksanaan :1 Februari 2017

  • – 30 Mei 2017 Pada tahap ini akan diadakan seminar untuk mendukung kampanye sebanyak 4 kali di 2 sekolah SMK N 7, SMKN 5, STIKUBANK, dan Universitas Semarang . Seminar akan diadakan setiap bulan satu kali dimulai dari bulan Februari 2017 hingga 13 Mei 2017. Peletakkan Baliho di sekitar jalan Simpang Lima, Pemuda, Pandanara, Majapahit, Tugu Muda, dan Dr. Cipto serta didukung oleh penggunaan media sosial website, facebook dan instagram untuk menyebarkan poster undangan.

3.3.2.4 Tahapan Share

  Search Permainan interaktif yang

  4 Bulan

  Media Acara Seminar : Poster A3 dibagikan ke

  Action Seminar

  1 Bulan

  shelter bus di kota Semarang.

  akan diletakkan di sekolah, univesitas, dan

  Periode Pelaksanaan : 31 Mei 2017 Pada tahap ini event yang telah berlangsung akan diunggah ke dalam media Sosial serta merchandise yang telah dibagikan menjadi salah satu faktor pendukung untuk penyebarluasan kampanye dan seminar.

  3.3.3 Tema Kampanye

  Poster A3 Interaktif yang akan di bagikan di beberapa sekolah dan universitas di Semarang serta media sosial. Pemasangan iklan pada badan bus , jok kursi bus, dan kursi halte

  Tahapan Media Periode Waktu Attention dan Interest

  Kampanye sosial akan berlangsung sesuai dengan waktu yang telah ditentukan yaitu 6 bulan . Berikut adalah media kampanye yang telah dirancang oleh penulis :

  3.3.5 Media Kampanye

  Judul kampanye sosial yang diangkat adalah “ Peduli itu Keren Cuek itu Cemen ”

  3.3.4 Judul Kampanye

  Tema kampanye sosial yang diangkat oleh penulis adalah kepedulian terhadap penyandang disabilitas di fasilitas umum

  1 Bulan sekolah dan universitas di kota Semarang. Baliho yang dipasang di jalan

  • – jalan seperti Simpang Lima, Pemuda, Pahlawan, Majapahit, Tugu Muda, dan Dr. Cipto. Media Sosial.

  Share

  Mengunggah kegiatan

  31 Mei 2016 dan Seminar yang telah berlangsung di media sosial Facebook dan Website Merchandise berupa topi, canvas bag, botol minum, notes dapat digunakan untuk media share.

Tabel 3.1 Media Kampanye

3.3.6 Strategi Media

  3.3.6.1 Objektif Media

  Penanaman rasa kepedulian kepada para remaja dengan cara menggungah emosional namun masih bersifat rasional sehingga dapat menciptakan keharmonisan di dalam aspek kehidupan serta meminimalkan sifat individualisme di kepribadian para remaja.

  3.3.6.2 Pendekatan Media

a) Media Utama

  Media utama menggunakan media Below the Line seperti poster A3 dan Baliho, MMT

  b) Media Pendukung

  Seminar yang diadakan sebanyak 4 kali di Sekolah dan Universitas di Kota Semarang.

  c) Above the Line

  Website Pemasangan Baliho Pemasangan Desain pada Badan Bis Pemasangan Desain Pada Bangku Bis

  d) Below the Line

  Poster A3 Baliho Stiker Bangku Merchandise

  X Banner Media Sosial LCD

  Soundsystem

3.3.7 Strategi Anggaran

3.3.7.1 Tahap Awaraness dan Interest Desember 2017

  

No Media Jumlah Harga Total

  1 Poster A3 200 3.500 700.000

  2 Pemasangan Iklan Badan 15 6.500.000 97.500.000 Bis

  3 Pemasangan Iklan 15 3.000.000 45.000.000 Bangku Bis

  TOTAL 700.000

Tabel 3.2 Anggaran Dana Awaraness dan Interest

  3.3.7.2 Tahap Search Januari 2017

No Media Jumlah Harga Total

  5 Pembicara 12 500.000 6.000.000

  TOTAL 256.100.000

  13 Sewa lokasi 4 2.500.000 10.000.000

  12 Hadian Undian 22 150.000.000 150.000.000

  11 Makan Siang 1100 25.000 27.500.000

  10 Cetak Name Tag + Gelang Panitia 40 5000 200.000

  9 Kaos Panitia 40 70.000 2.800.000

  8 Pemasangan Baliho 6 1.500.000 9.000.000

  7 Sewa LCD 4 250.000 1.000.000

  6 Panitia 40 100.000 4.000.000

  4 Merchandise 1000 40.000 40.000.000

  1 Kotak Permainan 15 5.000.000 75.000.000

  3 X Banner 8 75.000 600.000

  2 Cetak Baliho 6 750.000 4.500.000

  1 Poster A3 100 5.000 500.000

  3.3.7.3 Tahap Action Seminar Februari 2017 - Mei 2017

No Media Jumlah Harga Total

Tabel 3.3 Anggaran Dana Search

  TOTAL 213.825.000

  5 Papan Informasi 15 75.000 1.125.000

  4 Bendera 30 2.500 1.125.000

  3 Tiket Hadiah 2250 700 1.575.000

  2 Boothstand 15 9.000.000 135.000.000